perbaikan sistem kerja untuk meningkatkan produktivitas di ... · peta kerja dibagi 2, yaitu peta...

20
Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin Farhan Mutaqin Institut Teknologi Bandung Catatan Penulis Farhan Mutaqin, Program Studi Teknik Industri. Institut Teknologi Bandung Korespondensi mengenai penelitian ini harus diajukan kepada Farhan Mutaqin Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganeca No. 10, Bandung. 081286363000. Email : [email protected]

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

25 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di Warung Sadikin

Farhan Mutaqin

Institut Teknologi Bandung

Catatan Penulis

Farhan Mutaqin, Program Studi Teknik Industri. Institut Teknologi Bandung

Korespondensi mengenai penelitian ini harus diajukan kepada Farhan Mutaqin Program Studi

Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganeca No. 10, Bandung.

081286363000. Email : [email protected]

Page 2: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

2

ABSTRAK

Perancangan sistem kerja adalah ilmu yang berisi teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk

mendapatkan rancangan sistem kerja yang terbaik. Penerapan teknik dan prinsip kerja tersebut

digunakan untuk mengatur komponen pada sistem kerja agar mencapai kondisi EASNE, yaitu

Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien.

Pada penelitian ini, sistem kerja yang penulis pilih adalah sistem kerja pada Warung Sadikin.

Warung Sadikin merupakan warung yang terletak di Jalan Cisitu Lama no 8 Dago Bandung,

dekat gerbang Cisitu Permai. Warung ini menjual makanan dan minuman seperti mie instan,

roti bakar, bubur, susu, kopi, dan sebagainya. Warung ini beroperasi 24 jam dengan 2 pekerja

masing-masing bekerja 12 jam. Pergantian kerja dilakukan pada jam 06.00 dan 18.00. Sistem

kerja pada Warung Sadikin memiliki beberapa kelemahan seperti sistem kerja yang belum

efisien, terdapat beberapa waste yang dilakukan pekerja, kondisi lingkungan kerja yang kurang

baik. dan peletakkan bahan dan peralatan yang kurang sesuai. Pada penelitian ini, penulis akan

lebih memfokuskan pada bahasan perubahan sistem kerja yang kurang efisien serta peletakkan

bahan dan peralatan yang kurang sesuai sehingga masih bisa diperbaiki lagi. Proses kerja yang

dimaksud adalah proses pembuatan 1 buah mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine.

Hasil pada penelitian ini didapat bahwa ternyata terdapat waktu menunggu yang lama pada

konsumen yang disebabkan terdapat waktu delay yang cukup signifikan pada pekerja dalam

melakukan pekerjaannya serta layout Warung Sadikin yang masih bisa diubah untuk

meminimasi transportasi. Peneliti juga mencantumkan rekomendasi sistem kerja usulan yang

telah dibuat untuk meningkatkan produktivitas pada Warung Sadikin.

Kata Kunci : Flow Process Chart, waktu tunggu, Flow Diagram, layout, produktivitas

Page 3: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

3

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Perancangan Sistem Kerja ialah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik

untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Ilmi ini merupakan salah satu

ilmu didalam disipilin teknik industri, bahkan dilihat dari sejarahnya. Perancangan Sistem Kerja

merupakan cikal bakal disiplin ini.1 Penerapan teknik dan prinsip kerja tersebut digunakan

untuk mengatur komponen pada sistem kerja agar mencapai kondisi EASNE, yaitu Efektif,

Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien.

Pada penelitian ini, proses perancangan sistem kerja yang ingin diubah adalah sistem kerja yang

terdapat pada Warung Sadikin. Warung Sadikin merupakan warung yang terletak di Jalan Cisitu

Lama no 8 Dago Bandung. Warung ini menjual makanan dan minuman seperti mie instan, roti

bakar, bubur, susu, kopi, dan sebagainya. Warung ini beroperasi 24 jam Pergantian kerja

dilakukan pada jam 06.00 dan 18.00. Penelitian ini memfokuskan pada proses kerja pembuatan

mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine.

Warung Sadikin memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sistem kerja yang belum efisien,

terdapat beberapa waste yang dilakukan pekerja, kondisi lingkungan kerja yang kurang baik.

dan peletakkan bahan dan peralatan yang kurang sesuai. Kelemahan ini menyebabkan terdapat

beberapa pengunjung kurang nyaman dan memiliki waktu tunggu yang lama. Oleh karena itu,

pada Warung Sadikin perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitasnya dan

meningkatkan service level pada konsumen.

Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Menentukan sistem kerja yang sesuai pada Warung Sadikin

Menentukan layout yang tepat pada Warung Sadikin

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada Warung Sadikin sebagai

berikut :

1 Iftikar Z. Sutalaksana , et al., Teknik Perancangan Sistem Kerja (Bandung:Penerbit ITB, 2006), hlm. 1

Page 4: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

4

Warung Sadikin dapat mengurangi waktu tunggu yang terjadi pada pekerja dan

konsumennya

Warung Sadikin dapat meningkatkan produktivitasnya

Dengan peningkatan produktivitas, Warung Sadikin diharapkan dapat meningkatkan

profitnya juga

Kajian Pustaka

Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-

prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan.Teknik-

teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja

yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, peralatan kerja, bahan, serta

lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi

bagi perusahaan serta aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja. Tujuan perancangan sistem kerja

yang demikian itu disingkat EASNE, yaitu Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien.2

Pada penelitian ini, perancangan sistem kerja dilakukan menggunakan peta-peta kerja.

Peta kerja merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi

yang diperlukan untuk memperbaiki suatu sistem kerja secara sistematis dan jelas. Peta kerja

dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 2 peta kerja keseluruhan, yaitu flow process chart dan diagram aliran.

Flow process chart atau FPC menggambarkan aliran material, pekerja, atau informasi

dalam suatu kegiatan produksi. Tujuan pemetaan dengan FPC adalah untuk mengetahui aliran

material atau pekerja dan memberikan informasi jumlah operasi yang dikerjakan dan waktu

operasinya.

Dalam mengidentifikasi masalah, informasi yang dianalisis didapat dari 7 waste, yaitu

over production, idle time, transportation, production process, inventory, non-value added

motions, dan defects. Waste atau pemborosan merupakan hal-hal yang tidak memberikan nilai

tambah yang harus direduksi atau dihilangkan.

2 Ibid, hlm. 6

Page 5: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

5

Sedangkan dalam merancang sistem kerja dengan gerakan kerja ekonomis diperlukan

penerapan prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan aspek tubuh manusia dan

gerakannya, pengaturan tata letak tempat kerja, dan perancangan peralatan.

Page 6: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

6

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan langsung /

observasi pada pekerja Warung Sadikin. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data-data

yang bersifat tidak umum seperti jam buka, jumlah karyawan, dan sebagainya. Sedangkan

metode pengamatan langsung dilakukan untuk pengumpulan data yang langsung dapat dilihat,

seperti urutan pekerjaan dan waktu pekerjaan.

Subjek Penilitian

Subjek pada penelitian ini adalah salah satu pekerja yang saat itu sedang melaksanakan

pekerjaannya di Warung Sadikin saat peneliti melakukan observasi, yaitu Bapak Agni.

Data Penelitian

Data pada penelitian ini berisikan tentang waktu-waktu pekerjaan saat pengukuran serta gambar

kondisi layout eksisting yang akan dicantumkan pada lampiran.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data, yaitu waktu pekerja melakukan pekerjaannya pada penelitian ini

menggunakan metode pengukuran waktu jam henti. Pengukuran waktu menggunakan jam henti

seringkali digunakan karena merupakan cara yang paling banyak dikenal. Selain itu, alasan

lainnya pengukuran waktu menggunakan jam henti juga sering digunakan karena

kesederhanaan aturan-aturan pengukuran yang dipakai.3 Pengukuran jam henti digunakan pada

penelitian ini karena caranya yang praktis sehingga peneliti dapat mengumpulkan data dengan

mudah.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Flow Process Chart (Peta

Aliran Proses) dan Flow Diagram (Diagram Aliran). Metode Peta Aliran Proses digunakan

untuk mengetahui dan menghilangkan aktivitas yang tidak perlu, mengubah tempat kerja,

mengubah waktu atau urutan kerja, serta menyederhanakan atau memperbaiki metode kerja.

Sedangkan Diagram aliran berfungsi untuk melengkapi Peta Aliran Proses. Penganalisisan

suatu proses kerja akan lebih sempurna apabila kita mengetahui lokasi tempat mesin, tempat

3 Ibid, hlm. 133

Page 7: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

7

kerja, daerah kerja, dan arah gerakan dari bahan, perlengkapan, atau orang selama proses

tersebut berlangsung.4

4 Ibid., hlm. 43

Page 8: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

8

Hipotesis

Hipotesa awal peneliti pada saat melakukan penilitian adalah sebagai berikut :

Proses menunggu yang lama pada konsumen disebabkan banyaknya transportasi yang

terjadi pada pekerja.

Banyaknya transportasi yang terjadi dikarenakan tata letak Warung Sadikin masih

belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan.

Selain transportasi, proses menunggu pada konsumen juga disebabkan karena urutan

pengerjaan yang masih kurang efisien sehingga terdapat delay pada pekerja.

Page 9: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

9

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil-Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian didapat urutan proses kerja, jumlah operasi, pemeriksaan,

transportasi, menuggu penyimpanan, beserta waktunya direpresentasikan dalam flow process

chart sebagai berikut :

Lampiran Gambar 1

Berdasarkan flow process chart eksisting diatas, terdapat 35 jumlah operasi dengan

jumlah waktu 111,32 detik, 13 transportasi dengan jumlah waktu 46,32 detik, proses menunggu

/ delay sebanyak 3 selama 238,2 detik, dan tidak ada proses pemeriksaan dan penyimpanan.

Sedangkan untuk urutan aliran material dari awal pembuatan mie, pembuatan telur

dadar, pembuatan ovaltine, hingga pemberian kepada pelanggan direpresentasikan pada

diagram aliran proses sebagai berikut :

Lampiran Gambar 3

Pembahasan

Pada flow process chart eksisting, terdapat 35 jenis operasi yang memiliki waktu total

sebesar 111,32 detik, 13 jenis transportasi yang memiliki waktu total sebesar 46,32 detik, dan

proses menunggu / delay sebanyak 3 dengan waktu total sebesar 238,2 detik. Waktu operasi ini

meliputi proses pembuatan mie, telur, dan minuman ovaltine dari awal persiapan hingga

pemberian ke pelanggan. Jarak total transportasi yang dilakukan oleh operator sebesar 36,92m,

yaitu meliputi transportasi ke tempat perebusan mie, ke tempat peralatan, ke tempat

penggorengan telur, ke tempat penyimpanan bahan, ke tempat penyimpanan air, ke tempat

penyimpanan es, dan ke transportasi ke pembeli. Proses yang dilakukan pada kondisi eksisting

adalah mengambil mie dari penyimpanan mie, transportasi ke tempat pembuatan mie, menaruh

panci diatas kompor 1, membuka bungkus mie dan bumbunya, mengambil telur, transportasi

ke tempat peralatan, mengambil alat pengadukan, memecahkan dan memasukkan telur ke

pengadukan, membuang kulit telur, mengaduk telur, transportasi ke tempat penggorengan telur,

menyalakan kompor 3, memasukkan telur ke wajan, menunggu telur sampai matang,

transportasi ke tempat peralatan, mengambil piring, transportasi ke tempat penggorengan telur,

mematikan kompor 3, menaruh telur ke dalam piring, transportasi ke tempat peralatan,

Page 10: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

10

mengambil mangkok, transportasi ke tempat perebusan mie, memasukkan bumbu mie ke dalam

mangkok, menunggu mie matang, mematikan kompor 1, mengangkat panci, mengeringkan dan

menuangkan mie ke mangkok, menaruh telur ke mangkok, transportasi mie ke pembeli,

memberikan pesanan ke pembeli, transportasi kembali ke tempat peralatan, mengambil gelas

dan sendok, menuangkan susu kental manis, menunggu penuangan susu kental manis,

menggunting minuman sachet, menuangkan sachet minuman ke gelas, transportasi ke tempat

penyimpanan, memberikan gula kedalam gelas, transportasi ke tempat penyimpanan,

memberikan gula kedalam gelas, menuangkan air, mengaduk minuman, transportasi ke tempat

pengambilan es batu, mengambil es batu, menuangkan es batu, mengambil sedotan,

mengantarkan minuman ke pembeli dan terakhir memberikan minuman ke pembeli. Kompor 1

merupakan kompor perebusan mie, kompor 2 merupakan kompor perebusan air, dan kompor 3

merupakan kompor untuk menggoreng telur dadar. Pada proses eksisting, dapat dilihat banyak

sekali pemborosan seperti transportasi yang banyak, proses menunggu yang seharusnya bisa

dilakukan untuk hal lain, serta proses yang redundant. Pemborosan disini disebabkan karena

tata letak pabrik dan peralatan yang masih belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan.

Proses menunggu / delay¸ terjadi 3x pada flow process chart eksisting, yaitu menunggu

telur sampai matang, menunggu mie sampai matang, dan menunggu penuangan susu kental

manis. Tidak ada proses pemeriksaan / inspeksi dan penyimpanan pada proses pembuatan mie

goreng telur dadar dan minuman ovaltine di peta aliran proses tersebut. Sehingga waktu total

dari seluruh kegiatan pembuatan mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine adalah 395,84

detik.

Sedangkan pada diagram aliran eksisting, terlihat bahwa banyak ketidakefisienan

terutama dalam tata letak perancangan stasiun kerja. Di mana peletakan tersebut mengakibatkan

seringnya pekerja melakukan transportasi dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain

dengan jarak tempuh yang lumayan besar. Selain masalah transportasi, ketinggian kompor juga

harus dirancang untuk memenuhi kondisi ideal bagi pekerja. Sehingga dibutuhkan perbaikan

tata letak stasiun kerja dan pendekatan antropometri untuk mengoptimalkan proses pembuatan

mie goreng telur dan minuman ovaltine sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan.

Rekomendasi yang Diajukan

Peneliti mengajukan urutan proses kerja dengan flow process chart sebagai berikut :

Lampiran Gambar 2

Page 11: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

11

Pada flow process chart eksisting, proses yang terlihat berbeda signifikan dengan flow

process chart usulan adalah proses transportasi. Proses transportasi yang terjadi pada flow

process chart eksisting dilakukan sebanyak 13 kali sehingga menyebabkan waktu yang

diperlukan oleh operator menyelesaikan pekerjaannya lebih lama dan energi yang dikeluarkan

lebih besar. Sedangkan pada kondisi usulan, terdapat perubahan layout pada warung sadikin

sehingga tempat penyimpanan bahan, tempat penggorengan telur dadar, tempat peralatan,

tempat perebusan mie, serta tempat perebusan air ditempatkan pada bagian yang berdekatan

satu sama lain sehingga operator tidak melakukan banyak perpindahan dalam melakukan

pekerjaannya. Selain itu, terdapat juga perubahan dengan menghilangkan meja menjadi ruang

kosong sehingga operator tidak perlu memutar dalam mengantarkan pesanan ke pelanggan.

Perbedaan proses transportasi waktu pada transportasi antara kondisi eksisting dan usulan

mencapai 40,32 detik sehingga pada kondisi usulan, proses transportasi yang dilakukan

operator dalam membuat mie goreng telur dadar dan minuman ovaltine hanyalah 6 detik.

Perbedaan operasi antara flow process chart eksisting dan usulan adalah perbedaan

urutan pengerjaan yang dilakukan operator. Pada kondisi eksisting, proses pembuangan antara

bungkus mie, sachet minuman, dan kulit telur dilakukan secara terpisah. Hal ini merupakan

gerakan pemborosan, sehingga pada kondisi usulan, ketiga sampah tersebut dibuang secara

bersamaan. Proses operasi yang lain yang berbeda adalah pada saat kondisi eksisting, urutan

hal yang dilakukan operator adalah membuat mie terlebih dahulu, lalu membuat telur,

selanjutnya mengantarkan mie dan telur kepada pelanggan, membuat minuman ovaltine, dan

terakhir mengantarkan minuman kepada pelanggan. Sedangkan pada kondisi usulan, urutan hal

yang dilakukan operator adalah membuat mie terlebih dahulu, selanjutnya sambil menunggu

mie matang, operator membuat minuman dan telur terlebih dahulu, dan terakhir

mengantarkannya ke pelanggan. Dengan kondisi usulan ini, operator akan meningkatkan

tingkat efisiensi pekerjaannya dan mengurangi jumlah transportasi yang terjadi.

Perbedaan proses menunggu / delay pada kondisi existing dan kondisi usulan adalah

pada kondisi eksisting, proses menunggu terjadi pada pembuatan telur hingga matang, lalu

proses menunggu pembuatan mie hingga matang, dan setelah itu dilakukan pembuatan ovaltine

dan proses menunggu saat menuangkan susu kental manis. Sedangkan pada kondisi usulan,

proses yang terjadi adalah pembuatan mie terlebih dahulu, selanjutnya dilanjutkan pembuatan

minum, dan terakhir pembuatan telur, sehingga proses menunggu yang terjadi pada pembuatan

mie hingga matang hanyalah sedikit karena tertutup oleh pekerjaan – pekerjaan yang lain.

Berkurangnya proses menunggu / delay ini akan mengurangi waktu menganggur pada operator

sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien.

Page 12: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

12

Sedangkan untuk flow diagram usulan yang peneliti sarankan adalah sebagai berikut:

Lampiran Gambar 4

Pada kondisi eksisting, terdapat beberapa aspek yang dipertimbangkan untuk diubah,

yakni tata letak stasiun kerja berupa penempatan setiap stasiun kerja agar penempatan tersebut

optimal bagi pekerja untuk menjangkau segala alat dan bahan dalam proses pembuatan mie

goreng dan minuman ovaltine.

Dapat dilihat dari flow diagram usulan, terjadi beberapa perubahan stasiun kerja. Yang

pertama adalah pemindahan tempat penyimpanan bahan yang semula berada pada etalase

warung dipindah menjadi di atas tempat perebusan mie, perebusan air, dan penggorengan telur.

Peletakan meja tempat penggorengan pada kondisi usulan juga diubah, di mana susunan

dari kanan ke kirinya yaitu tempat perebusan air, tempat perebusan mie, tempat penggorengan

telur, dan tempat peralatan. Usulan ini memungkinkan pekerja untuk meminimasi transportasi

dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lain. Dengan kondisi usulan tersebut, diharapkan pekerja

dapat melakukan aktivitas tanpa harus berpindah dan berjalan, tapi hanya membutuhkan

pergerakan posisi badan dalam proses pembuatan mie. Perubahan peletakan meja tempat

penggorengan juga sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan

tata letak tempat kerja, yaitu meletakkan material dan peralatan di tempat yang mudah dan cepat

untuk dijangkau dan menentukan urutan peletakkan bahan dan material sesuai dengan urutan

prosesnya.

Sedangkan dalam proses pembuatan minuman ovaltine, usulan yang diberikan adalah

dengan menaruh minuman saset pada bagian kanan tempat penyimpanan sehingga pekerja

dapat tetap dengan mudah menjangkau minuman saset. Selain itu, letak tempat es batu juga

dipindahkan dari yang semula ditaruh pada meja di sebrang tempat perebusan mie menjadi di

bawah tempat penggorengan telur. Dengan memosisikan tempat es batu di bawah tempat

penggorengan telur, pekerja dapat meminimasi perputaran badan untuk pengambilan es pada

kondisi eksisting walaupun terjadi keterbatasan ruang peletakan tempat es batu.

Dengan dipindahkannya beberapa stasiun kerja yang telah disebutkan, secara otomatis

tempat penggorengan ketan hitam dan kacang hijau akan berubah. Tempat penggorengan

kacang hijau dan ketan hitam disarankan untuk ditaruh pada meja sebrang tempat perebusan

mie dikarenakan sedikitnya permintaan kacang hijau dan ketan hitam oleh pelanggan Warung

Sadikin. Sehingga ketika ada pemesanan kacang hijau dan ketan hitam, hal yang dilakukan oleh

pekerja Warung Sadikin antara lain adalah memindahkan panci penggorengan telur ke meja

Page 13: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

13

sebrang tempat perebusan air dan memindahkan wajan penggorengan kacang hijau atau ketan

hitam (sesuai dengan permintaan pelanggan) pada tungku tempat penggorengan telur

sebelumnya. Hal ini juga untuk meminimasi penggunaan alat penggorengan yang semula pada

kondisi eksisting berjumlah lima menjadi tiga pada kondisi usulan.

Pengalihfungsian meja tempat penyimpanan bahan dijadikan tempat nampan untuk

menaruh makanan dan minuman yang dipesan oleh pelanggan. Tempat nampan juga diletakkan

pada letak meja tempat penyimpanan bahan sebelumnya karena pada kondisi usulan ini

dilakukan penghilangan meja yang tidak begitu penting dalam keberjalanan bisnis Warung

Sadikin. Usulan tersebut menghasilkan ruang kosong tempat pekerja menghidangkan

pemesanan pelanggan kepada tempat makan sesuai dengan tata letak sebelumnya.

Dengan kondisi ini, tingkat produktivitas pekerja Warung Sadikin meningkat seiring

dengan berkurangnya jumlah transportasi yang berhubungan dengan jarak pindah dari satu

stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Serta kondisi ini mendukung sistem kerja dalam

meminimasi musculoskeletal disorder (MSD) yang diakibatkan oleh tinggi tempat

penggorengan telur pada kondisi sebelumnya. Dari penjelasan di atas, didapatkan kondisi

optimal dalam peletakan stasiun kerja untuk pekerja dalam proses pembuatan mie goreng telur

dan minuman ovaltine. Untuk memudahkan, layout pada Warung Sadikin pada kondisi

eksisting dan usulan digambarkan sebagai berikut :

Lampiran Gambar 5

Lampiran Gambar 6

Page 14: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

14

Penutup

Kesimpulan

Perancangan Sistem Kerja ialah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan

teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Perancangan

sistem kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perancangan ssistem kerja Warung

Sadikin dengan identifikasi masalah dari 7 waste, perbaikan sistem kerja menggunakan peta

kerja flow process chart dan flow diagram, serta perancangan sistem kerja yang dilakukan

berdasarkan prinsip ekonomi gerakan.

Dari FPC eksisting, dapat dilihat banyak sekali pemborosan seperti transportasi yang

banyak, proses menunggu yang seharusnya bisa dilakukan untuk hal lain, serta proses yang

redundant. Pemborosan disini disebabkan karena tata letak pabrik dan peralatan yang masih

belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Sedangkan pada diagram aliran eksisting,

terlihat bahwa banyak ketidakefisienan terutama dalam tata letak perancangan stasiun kerja. Di

mana peletakan tersebut mengakibatkan seringnya pekerja melakukan transportasi dari satu

stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dengan jarak tempuh yang lumayan besar.

Sehingga pada kondisi usulan, peneliti menyarankan untuk mengubah urutan proses

kerja yang dilakukan pekerja Warung Sadikin serta melakukan perubahan layout. Perubahan

urutan proses sistem kerja dan perubahan layout dijelaskan pada FPC usulan dan Diagram

Aliran usulan yang terdapat pada lampiran.

Rekomendasi Penelitian Berikutnya

Peneliti menyarankan untuk penelitian berikutnya lebih diperdalam lagi bukan hanya

tentang sistem kerjanya, tapi postur tubuh saat bekerja, lingkungan kerja yang masih belum

baik, serta visual display dari menu. Karena selain sistem kerja, beberapa hal yang disebutkan

diatas juga mempengaruhi produktivitas dari Warung Sadikin.

Page 15: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

15

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Dr.Ir. Iftikar Zahedi Sutalaksana yang

telah mengajari peneliti ilmu-ilmu tentang teknik dan perancangan sistem kerja selama 1

semester terakhir ini. Selain itu peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Orang Tua

peneliti karena kedua Orang Tua sangat mendukung dan membantu sehingga penelitian ini

dapat selesai. Peneliti juga berterimakasih kepada Yasser Apriliano karena telah mengajarkan

cara-cara untuk merapihkan laporan serta membantu dalam proses pembuatan flow diagram

dan layout.

Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman peneliti seperti Aditya

Binowo, Welly Sijabat, Demetrius Bagas, Davin Kurnia karena telah membantu dan

menyemangati pembuatan penelitian ini hingga penelitian ini dapat selesai. Selain itu, tak lupa

peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada asisten LRSKE karena berkat modul-modul

PPST yang diberikan membuat peneliti lebih mengerti bagaimana cara merancang sistem kerja

yang baik, terutama pada modul 2.

Page 16: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

16

Pustaka Acuan

Asisten Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II. (2016). Modul 2 Pemetaan Kondisi

Eksisting dan Analisis Metode Kerja, Bandung: ITB

Asisten Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II. (2016). Modul 4 Standardisasi Sistem

Kerja, Bandung: ITB

Hidayat, W. N. (2014). Jenis-Jenis Metode Penelitian Beserta Contohnya. Retrieved from

website : http://penjual-mimpi.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-metode-penelitian-

beserta.html

Mahasiswa Teknik Industri Telkom. (2014). Analisis Perancangan Kerja. Retrieved from

website: http://industrialengineeringtelkom.blogspot.co.id/2014/05/perancangan-

sistem-kerja.html

Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Perancangan

Sistem Kerja, Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Page 17: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

17

Menunggu telur sampai

matang● 1 150,7

Transportasi ke tempat

peralatan● 0,7 1 1,4

Mengambil piring ● 1 2,1

Transportasi ke tempat

penggorengan telur● 0,7 1 1,6

Mematikan kompor 3 ● 1 1,3

Menaruh telur ke dalam

piring● 1 4,3

Transportasi ke tempat

peralatan● 0,7 1 2,3

Mengambil mangkok ● 1 2,32

Transportasi ke

perebusan mie● 1,13 1 2,22

Memasukkan bumbu

mie ke dalam mangkok● 1 3,3

Menunggu mie matang ● 1 80,3

Mematikan kompor 1 ● 1 1,3

Mengangkat panci ● 1 3,6

Mengeringkan dan

menuangkan mie ke

mangkok

● 1 13,5

Menaruh telur ke

mangkok● 1 2,3

Transportasi mie ke

pembeli● 9 1 10,2

Memberikan pesanan ke

pembeli● 1 2,1

Transportasi kembali ke

tempat peralatan● 10,13 1 9,5

Mengambil gelas dan

sendok● 1 4,5

Menuangkan susu kental

manis● 1 1,7

Menunggu penuangan

susu kental manis● 1 7,2

Menggunting minuman

sachet● 1 2,6

Menuangkan sachet

minuman ke gelas● 1 2,3

Transportasi ke tempat

penyimpanan● 0,8 1 1,3

Memberikan gula

kedalam gelas● 1 2

Transportasi ke tempat

penyimpanan air● 0,8 1 1,2

Menuangkain air ● 1 1,4

Mengaduk minuman ● 1 14,3

Transportasi ke tempat

pengambilan es batu● 0,9 1 1,5

Mengambil es batu ● 1 1,3

Menuangkan es batu ● 1 3,6

Mengambil sedotan ● 1 1,5

Mengantarkan minuman

ke pembeli● 9 1 10,3

Memberikan minuman

ke pembeli● 1 2,1

Gambar 1 FPC Eksisting

Lampiran

Page 18: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

18

Mengambil sedotan ● 1 1,5

Mengambil telur ● 1 2,2

Mengambil alat

pengadukan● 1 2,3

Memecahkan dan

memasukkan telur ke

pengadukan

● 1 3,2

Membuang kulit telur,

bungkus mie dan bumbu

mie, dan sachet

minuman

● 1 2,1

Mengaduk telur ● 1 6,5

Menyalakan kompor 3 ● 1 1,3

Memasukkan telur ke

wajan● 1 2,3

Mengambil piring ● 1 2,1

Menunggu telur matang ● 1 148,6

Mematikan kompor 3 ● 1 1,3

Menaruh telur ke dalam

piring● 1 4,3

Mengambil mangkok ● 1 2,32

Memasukkan bumbu

mie ke dalam mangkok● 1 3,3

Menyalakan kompor 2 ● 1 1,3

Menunggu mie matang ● 1 5,48

Mematikan kompor 1 ● 1 1,3

Mengangkat panci ● 1 3,6

Mengeringkan dan

menuangkan mie ke

mangkok

● 1 13,5

Menaruh telur ke

mangkok● 1 2,3

Transportasi mie, telur,

dan minuman ke pembeli● 5 1 6

Memberikan pesanan ke

pembeli● 1 2,1

Gambar 2 FPC Usulan

Page 19: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

19

Gambar 3 Diagram Aliran Eksisting Gambar 4 Diagram Aliran Usulan

Page 20: Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas di ... · Peta kerja dibagi 2, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Peta kerja yang digunakan dalam penelitian

20

Gambar 5 Layout Eksisting

Gambar 6 Layout Usulan