perbaikan kualitas belanja bidang pendidikan dalam … pendidikan... · perbaikan kualitas belanja...
TRANSCRIPT
Perbaikan Kualitas Belanja
Bidang Pendidikan Dalam
Rangka Meningkatkan
Kualitas SDM
Jakarta, 28 November 2017
oleh
Direktur Penyusunan APBN
Seminar Hasil Kajian Pendidikan“Upaya Bersama Untuk Meningkatkan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan bagi
Peningkatan Kualitas SDM”
KEMENTERIAN KEUANGAN 2
Dasar Hukum dan Definisi Anggaran Pendidikan
UUD RI Tahun 1945 Amandemen IV
Pasal 31 ayat (4): “Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN serta dari APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.”
UU 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Pasal 49 Ayat 1“Dana Pendidikan selain gaji pendidik dan
biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari APBN pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari APBD.”
Putusan Mahkamah Konstitusi
No 024/PUU-V/ 2007 tgl 20-02-2008“Dana Pendidikan selain gaji pendidik dan
biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari APBN pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari APBD.”
UU 18/2016 tentang APBN Tahun
Anggaran 2017, Pasal 1 angka 39
dan 4039. Anggaran Pendidikan adalah alokasi
anggaran pada fungsi pendidikan yang
dianggarkan melalui kementerian
negara/lembaga, alokasi anggaran
pendidikan melalui transfer ke daerah
dan dana desa, dan alokasi anggaran
pendidikan melalui pengeluaran
pembiayaan, termasuk gaji pendidik,
tetapi tidak termasuk anggaran
pendidikan kedinasan, untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah.
40. Persentase Anggaran Pendidikan adalah
perbandingan alokasi anggaran
pendidikan terhadap total anggaran
belanja negara.
KEMENTERIAN KEUANGAN 3
Perhitungan Anggaran Pendidikanmenggunakan metode pada saat putusan MK tahun 2008 yang menetapkananggaran pendidikan dalam APBNP 2008 (15,6% thd APBN) inkonstitusional, dan dalam APBN 2009 harus dialokasikan anggaran pendidikan 20% dari APBN
Komponen Penjelasan
Belanja K/L K/L dengan fungsi pendidikan, tidak termasuk subfungsi pendidikan kedinasan Kemendikbud, Kemenag, Kemristekdikti dan 18 K/L lainnya (a.l
Kemenkeu, Kementan, dan Kemenhub)
BA BUN Untuk alokasi cadangan anggaran pendidikan pada BA BUN
Transfer ke Daerah
a. DBH UU 33/2004 tentang PKPD pasal 20 ayat (1) “DBH migas sebesar 0,5%
untuk menambah anggaran pendidikan dasar” berlaku s.d. 2015
b. DAU yang
diperkirakan
untuk
pendidikan
1. Perkiraan DAU untuk gaji guru PNSD (asumsi DAU utamanya digunakan
untuk pembayaran gaji PNSD)
2. Perkiraan DAU untuk bidang pendidikan di luar gaji guru PNSD
(memperhatikan data historis)
c. DAK Pendidikan 1. DAK Fisik bidang pendidikan
2. DAK Non Fisik Pendidikan (a.l. TPG PNSD, Tambahan Penghasilan Guru
PNSD, BOS, Tunjangan Guru PNSD di Daerah Khusus)
d. Perkiraan Otsus
untuk
Pendidikan
1. Pasal 36 ayat (2) UU No 21/2001 ttg Otsus Papua “Sekurang-kurang
nya 30% penerimaan otsus dialokasikan untuk biaya pendidikan ...“2. Pasal 182 ayat (3) UU No 11/2006 ttg Pemerintahan Aceh “Paling
sedikit 30% pendapatan otsus dialokasikan untuk membiayai pendidikan
di Aceh”
Pengeluaran
Pembiayaan
Investasi Pemerintah pada Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi
berikutnya
1
3
2
4
KEMENTERIAN KEUANGAN 4
Anggaran Pendidikan, yang sebagian besar dialokasikan melalui
transfer ke daerah, meningkat seiring dengan peningkatan volume
belanja negara
78,5
123,0 142,2 154,2
208,3 225,2
266,9
310,8 345,3
375,4 408,5 416,6 427,1
13,9
17,6 18,9
15,6
20,8 20,0 20,2 20,1 20,0 20,0 20,6 20,0 20,0
0
5
10
15
20
25
0
100
200
300
400
500
600
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
%Rp triliun
Belanja K/L Non K/L TKDD
Komposisi APBNP 2017:
- Belanja K/L Rp141,4 T
- Belanja Non K/L Rp7,2 T
- Transfer ke Daerah
Rp267,7 T
- Pembiayaan Rp10,5 T
Beberapa Pemanfaatan/Program Strategis Pendidikan (menjadi fokus kajian):1. Gaji dan Tunjangan Guru2. Program Indonesia Pintar3. Bidik Misi4. Bantuan Operasional Sekolah5. Sarana dan Prasarana
KEMENTERIAN KEUANGAN
Anggaran dan jumlah guru terus meningkat, namun kinerja dinilai
belum optimal, dan terdapat isu distribusi
5
Analisis DEA atas Belanja untuk Pendidikan Dasar Menengah dengan Nilai PISA menunjukkan belum efektif
0 10 20 30 40 50
Low income
Lower middle income
Middle income
Upper middle income
Indonesia
High income
Rasio guru siswa sekolah dasar (2014)
menunjukkan perbaikan
Alokasi TPG cenderung meningkat seiring dengan peningkatan guru tersertifikasi
Rasio guru siswa yang semakin kecil (meningkat) tidak diikuti oleh kualitas siswa (dilihat dari nilai Matematika)
Sumber: PER Worldbank UNESCO Institute of Statistics
(Pupil-teacher ratio in primary education- headcount basis)
KEMENTERIAN KEUANGAN 6
Usulan Perbaikan terkait Guru (Gaji, Tunjangan, dan Distribusi)
Temuan Rekomendasi Langkah konkret
Kenaikan
Anggaran TPG belumberdampaksignifikanterhadap
kualitasPelayanan
pendidikan
Pemberian TPG berbasiscapaian kinerja
Contoh Tunjangan KinerjaDaerah/TKD untuk guru di DKI Jakarta memperhitungkan alokasi dasar 70% (tergantung kehadiran), dan komponen variabel 30% (variabel kinerja
lain)
i. Kemendikbud dan Kemenag mengidentifikasi opsi link tunjangan vs
kinerjaii. Kemendikbud, Kemenag, Kemenkeu,
KemenPAN RB, Kemendagri
menetapkan sistem performance yang telah disusun
iii. Revisi PP 74/2008 tentang sertifikasi guru dan mengakomodir sistem pembayaran tunjangan berbasis kinerja termasuk peraturan lainnya
Distribusiguru yang
belummerataantardaerah
Pengaturan distribusi/re-distribusi guru antardaerahdengan memperhatikankebutuhan jumlah guru dan
pemenuhan kualitas layananpendidikan
Pengaturan dan pengendalianpengangkatan guru berdasarkan data kebutuhanper daerah danmemperhatikan jaminankualitas
Mendorong kebijakan pengelolaanguru sebagai tanggung jawabPemerintah Pusat : Peta Kebutuhan Guru, kuota rekruitmen guru, MutasiGuru antar Propinsi dan antar kabupaten/kota
Tidak ada Penambahan GuruHonorer, kekurangan guru di suatu sekolah diisi oleh pusat
Pengelolaan Guru perlu direform(Diperlukan perubahan kebijakan danpenyiapan landasan hukum yang memadai)
KEMENTERIAN KEUANGAN
Alokasi Bantuan Operasional Sekolah meningkat, namun pungutan biaya di sekolah masih terjadi dan pemanfaatannya perlu disempurnakan
Alokasi BOS meningkat sejalan peningkatan jumlah siswa yang di-cover, namun pemanfaatannya sebagian untuk guru honorer
22,5 22,5 23,3
31,1
43,9 45,1
4,0 4,6 5,4
7,4
3,8 8,2 36,6 36,5 37,7
36,3
45,5 46,2
6,2 7,5 7,8 7,9 4,1
8,4
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
2012 2013 2014 2015 2016 2017APBN
BOS (Dikbud) BOS (Agama) Jumlah Siswa (Dikbud) Jumlah Siswa (Agama)
Juta SiswaRp Triliun
SD
SMP
Aliyah (Kemenag)
SMA (Kemendikbud)
200
600
1000
1400
1800
2012 2013 2014 2015 2016 2017
SD SMP Aliyah (Kemenag) SMA (Kemendikbud)
Ribu Rupiah
Perpustakaan; 5%
Kegiatan Siswa; 30%
Operasional Sekolah; 34%
Honorarium Guru Honorer dan Tenaga Kependidikan; 19% Pengembangan Profesi Guru; 3%
Siswa Miskin; 2%
Pembiayaan Pengelolaan BOS; 2%
Lainnya; 4%SMP
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase Rumah Tangga yang Melaporkan Bebas Biaya Pendidikan
SD SMP
Sisw
a ya
ng
dib
ebas
kan
(%
)
Desil Pengeluaran
Satuan Biaya BOS (Rp800rb – 1,4 juta) masih dibawah kebutuhan dasar (kajian Kemendikbud sekitar Rp4 juta)
Dari siswa SD yang termiskin, hanya 75 % yang dilaporkan
bebas dari biaya SPP, sedangkan SMP hanya 59,5 %.
KEMENTERIAN KEUANGAN 8
Usulan Perbaikan terkait Bantuan Operasional Sekolah
(Pengalokasian, Pemanfaatan, dan Pelaporan)
Temuan Rekomendasi Langkah konkret
BOS belum
berdampak
signifikan untuk
menghilangkan
pungutan sekolah
hanya berdasar
pada jumlah
siswa
Mengkaitkan BOS dengan
capaian indikator kinerja
dan kondisi geografis
sekolah
Contoh Bantuan Op Pendidikan di DKI Jakarta memperhitungkan alokasi dasar (jumlah siswa), equity (lokasi sekolah) dan kinerja (peningkatan nilai UN)
Optimalisasi pemanfaatan
BOS
Penyiapan sistem BOS berbasis kinerja dan
afirmasi:
Kemendikbud dan Kemenag
mengidentifikasi opsi link BOS, kondisi
geografis, dan kinerja sekolah
Kemendikbud, Kemenag, Kemenkeu,
Kemendagri menetapkan sistem kinerja
sekolah
Penggunaan BOS Hanya untuk operasional
sekolah (diluar Honorarium guru dan tenaga
pendidik tidak tetap)
Pelaporan
pemanfaatan
BOS belum
optimal
Mendorong pelaporan
pemanfaatan BOS oleh
sekolah meningkatkan
monitoring atas
pemanfaatan BOS dalam
rangka transparansi dan
akuntabilitas
Memperluas aplikasi rencana kerja dan
anggaran sekolah (e-RKAS) untuk level nasional
i. Revisi Permendikbud no 8/2017 tentang juknis
BOS
ii. Menyiapkan sistem pelaporan (alokasi,
pemanfaatan, dan kinerja sekolah.
iii. Melakukan training secara periodik kepada
sekolah dan komunitas untuk melakukan
evaluasi dan penyusunan rencana kerja dan
anggaran sekolah
iv. Persetujuan atas kinerja antara Pemda dan
sekolah,
v. Penyiapan laporan sekolah, untuk dapat
dipublikasikan
KEMENTERIAN KEUANGAN 9
Alokasi dan penerima BSM/PIP 2010-2017 meningkat, namun analisis incidence menunjukkan masih terdapat keluarga mampu yang menerima PIP (36% non miskin, desil 5-10 menerima PIP)
2,43,6 3,9
11,6
6,6
8,8
10,8 10,35,2 5,1
7,1
15,411,9
21,0 19,7 19,7
0
5
10
15
20
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Alokasi Peserta
Alokasi Program Indonesia Pintar dan Bidik Misi meningkat, namun masih kurang tepat sasaran, dan hasil Bidik Misi belum dievaluasi secara optimal
0%
5%
10%
15%
20%
25%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2013 2016
385,8
843,4
1.449,2
2.111,2
2.623,9
3.128,2 3.512,9
46,1
87,0
149,9
210,9
254,7
312,0
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
-
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
3.500,0
4.000,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Anggaran (Miliar) Peserta (Ribuan)
385,8
843,4
1.449,2
2.111,2
2.623,9
3.128,2 3.512,9
46,1
87,0
149,9
210,9
254,7
312,0
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
-
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
3.500,0
4.000,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Anggaran (Miliar) Peserta (Ribuan)
385,8
843,4
1.449,2
2.111,2
2.623,9
3.128,2 3.512,9
46,1
87,0
149,9
210,9
254,7
312,0
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
-
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
3.500,0
4.000,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Anggaran (Miliar) Peserta (Ribuan)
Anggaran & Peserta Beasiswa Bidik Misi, namun belum ada analisis atas evaluasi lulusan penerima
(misalnya, program studi sesuai kebutuhan kerja)
Manfaat yang diterima atas PIP
KEMENTERIAN KEUANGAN 10
Usulan Perbaikan terkait PIP dan Bidik Misi
(Pemanfaatan dan Pelaporan)
Temuan Rekomendasi Langkah konkret
PIP belum tepat sasaran
Pemutakhiran basis data dan sinkronisasi dengandatabase K/L terkait danprogram kemiskinan lain, seperti PKH
• Meningkatkan koordinasi antar kementerian terkait (termasuk TNP2K, BPS, Pemda untuk akurasi data)
• Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi secara terkoordinir.
• Untuk jangka menengah melakukan integrasi PIP dengan
PKH dan penguatan institusi (Kemendikbud, Kemenag, Kemensos)
Penguatan dan
penyempurnaan sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi dapatmengetahui pemanfaatanKIP dan ketepatan sasaranKIP
Pelaporan terkait hasil studi dan lulusan penerima Bidik misi oleh Perguruan Tinggi Penerima belum
tercatat dengan baik
Penguatan dan penyempurnaan sistem pelaporan, montoring dan evaluasi dapatmengetahui pemanfaatanbidik misi
• Kemenristekdikti dan Kemenag
melakukan pemantauan kinerja penerima bidik misi serta mengkaji kesesuaian program
studi penerima dan kebutuhan pasar
• membuat tracer study terhadap seluruh lulusan penerima beasiswa bidikmisi.
• Diprioritaskan pada program study yang dibutuhkan pasar kerja
KEMENTERIAN KEUANGAN 11
Alokasi untuk sarana dan prasarana, perlu ditingkatkan dengan memperkuat kebijakan afirmasi dan sinkronisasi Pusat Daerah
17,4
15,5
15,2
15,1
14,3
12,8
12,7
12,2
11,0
10,9
10,7
10,2
9,8
9,3
9,1
9,0
8,9
8,9
8,9
8,9
7,7
7,2
7,0
7,0
6,9
6,5
6,4
6,3
5,6
4,0
3,9
3,7
3,0
2,5
2,2
NT
T
SU
LB
AR
SU
LT
RA
MA
LU
T
PA
PU
A B
AR
AT
PA
PU
A
SU
LT
EN
G
LA
MP
UN
G
NT
B
MA
LU
KU
KA
LB
AR
AC
EH
JA
MB
I
SU
MS
EL
BE
NG
KU
LU
GO
RO
NT
AL
O
RA
TA
2 N
AS
JA
BA
R
SU
LU
T
SU
LS
EL
JA
TIM
KA
LT
EN
G
RIA
U
SU
MU
T
BA
NT
EN
JA
TE
NG
KA
LS
EL
KA
LT
AR
A
SU
MB
AR
BA
BE
L
KA
LT
IM
KE
P R
IAU
DK
I J
KT
BA
LI
DIY
% DISTRIBUSI RUANG KELAS RUSAK BERAT
DAN TOTAL THD JUMLAH RUANG KELAS
9,7 9,4
2,2
8,19,1
0
5
10
15
20
2014 2015 2016 2017 2018
DAK Fisik
20%
sekolah
dalam
kondisi
rusak
70% ruang
kelas
dalam
kondisi
rusak
Telah dialokasikan anggaran untuk bangun/rehab ruang kelas (melalui K/L dan DAK Fisik), namun tingkat
kerusakan sekolah/ruang kelas masih tinggi
0
5000
10000
15000
20000
25000
DA
K F
isik
Pendid
ikan,
SD
, m
illio
n I
DR
, 2017
0 500 1000 1500 2000 2500Total damaged classroooms, SD, 2016
Sumatera Java
Bali & Nusa Tenggara Kalimantan
Sulawesi Maluku & Papua
Fitted values
Alokasi DAK Tahun 2017 pada tingkat tertentu berkorelasi dengan kondisi fisik infrastruktur pendidikan
diperlukan penguatan kebijakan afirmasi
KEMENTERIAN KEUANGAN 12
Usulan Perbaikan terkait Sarpras Pendidikan
(Pengalokasian dan Peningkatan Koordinasi Pusat Daerah)
Temuan Rekomendasi Langkah konkret
Masih belum meratanya distribusi Sarpras sekolah dan kurangnya peran serta
Pemda dalam mengalokasikan dana untuk pemeliharaan/perawatan Sarpras sekolah;
Alokasi anggaran untuk program Sarpras perlu mendapat prioritas.
Anggaran Sarpras juga perlu lebih diarahkan ke daerah-
daerah terpencil dan daerah perbatasan;
Agar Pemda meningkatkanalokasi biaya pemeliharaan/perawatanSarpras sekolah;
• Kemendikbud, Kemenag dan Pemda mempertajam
koordinasi untuk distribusi alokasi Sarpras pendidikan.
• Persetujuan Kemendagri atas APBD harus memperhatikan
peningkatan anggaranpendidikan dari APBD murni, khususnya untukmeningkatkan kualitaslayanan pendidikan.
Masih adanya potensi
tumpang tindih (overlapping) pembiayaan antara RKB dan Rehabilitasi (DAK bidang pendidikan) dengan RKB dan Rehabilitasi (Kemendikbud)
Peningkatan koordinasi antara K/L, Pemprov, dan Pemkab/Pemkot untuk pemenuhan Sarpras dan menghindari terjadinya tumpang tindih (overlapping) pembiayaan;
Realokasi anggaran Sarpras di Kemendikbud ke DAK bidang pendidikan.
Jangka pendek:• Koordinasi antara
Kemendikbud dengan Bappenas, Kemendagri dan Kemenkeu untuk mencegah overlapping pendanaan.
Jangka menengah:• Kemendikbud fokus pada
regulasi standardisasi kualitas layanan sekolahdan pengelolaan guru.
KEMENTERIAN KEUANGAN 13
Penutup
Pembentukan Forum Koordinasi antar Stakeholder bidang Pendidikan (Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri, KSP, Kemenko PMK, K/L Teknis): Koordinasi untuk perencanaan, penganggaran, dan
pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan Monitoring dan Evaluasi atas capaian pembangunan
pendidikan secara komprehentif dan terkoordinasi
Penyiapan tools monitoring (budget map, dashboard, dll) yang akan diarahkan pengelolaannya secara sinergi dalam Forum Koordinasi sehingga lebih efektif --> melalui optimalisasi Teknologi Informasi
KEMENTERIAN KEUANGAN 14
TERIMA KASIH