perbaikan disertasi 17-8-06
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan
spiritual dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram tertib
dan dinamis. Untuk itu segala usaha yang dilaksanakan dalam kegiatan
pembangunan harus dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan bagi
pengembangan tiap warga sebagai manusia yang utuh.
Salah satu masalah pokok yang dihadapi Indonesia dalam
melaksanakan pembangunannya adalah kepadatan penduduk, di mana
59 persen penduduk tinggal di pulau Jawa. Dari jumlah tersebut 17 persen
penduduk tinggal di Provinsi Jawa Barat, 15 persen di Jawa Tengah dan
17 persen di Jawa Timur. Sementara luas pulau Jwa secara keseluruhan
hanya sekitar 7 persen dari seluruh wilayah daratan Indonesia (BPS,
Jakarta Indonesia 2002 ; hal 32).
Dilain pihak pembangunan pertanian dan non pertanian di luar pulau Jawa
terhambat karena kekurangan sumber daya manusia (Nitisastro dan
Keyfitz, 1954; Muthalib 1980 dalam Saleh 1982 hal 1).
Untuk mengatasi masalah tersebut telah ditempuh sistem
transmigrasi, yang pada prinsipnya sudah berlangsung sejak zaman
Hindia Belanda sampai zaman Indonesia merdeka. Program perpindahan
1
penduduk di Indonesia secara resmi dimulai sejak tahun 1905, oleh
pemerintah kolonial Belanda. Ketika itu sebanyak 155 KK penduduk dari
daerah Karanganyar, Kebumen, Purworejo, Karesidenan Kedu Jawa
Tengah dipindahkan Ke Gedong Tataan Lampung. Kegiatan pemindahan
penduduk yang ketika itu disebut “kolonisasi” merupakan salah satu
keputusan politik “balas budi” Belanda terhadap jajahannya yang dikenal
sebagai Politik Etis (Edukasi, Irigasi dan Emigrasi) Dalam catatan sejarah,
program pemindahan penduduk tersebut selain untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja atas proyek-proyek pemerintah Belanda di luar
Jawa juga berkembang kecemasan tentang kelebihan penduduk pulau
Jawa, lebih-lebih setelah sering terjadi bahaya kelaparan di beberapa
daerah misalnya di Grobogan. Jadi secara historis, ketidak seimbangan
penduduk Jawa – luar Jawa telah menjadi dikotomi yang menjadi bahan
pertimbangan pemerintah kolonial. Mulai saat itu penduduk pulau Jawa
mulai disebar kewilayah lain di Indonesia secara parsiel sampai awal
tahun menjelang kemerdekaan.
Lima tahun setelah Indonesia merdeka , tepatnya taggal 12 Desember
1950, sebanyak 23 KK (77 Jiwa ) warga desa Bagelen Kresidenan Kedu
Jawa Tengah diberangkatkan menuju Sukadana Lampung Selatan,
sebutan untuk program ini berubah menjadi “Transmigrasi” istilah ini
diambil setelah melalui tukar pendapat dari berbagai kalangan (Anonim
1998 ; 6).
2
Proses pelaksanaan transmigrasi terus berlangsung dari tahun ke
tahun dan dalam tahun 1972 telah ditetapkan kebijaksanaan baru tentang
transmigrasi yang tertuang dalam Undang-Undang nomer 3 tahun 1972
dan diperkuat dengan Peraturan pemerintah No.2 Tahun 1999 Tentang
penyelenggaraan Transmigrasi dengan tujuan :
1. Untuk meningkatkan Kesejahteraan transmigran dan masyarakat
sekitarnya, diwujudkan melalui penyediaan kesempatan kerja dan
peluang usaha, pemberian hak milik atas tanah, pemberian
bantuan permodalan dan atau prasarana/sarana produksi,
menfasilitasi pengurusan administrasi dengan badan usaha,
peningkatan pendapatan, pendidikan dan pelatihan, pelayanan
kesehatan, pemantapan ideologi, mental spiritual, sosial dan
budaya.
2. Pemerataan dan pembangunan daerah diwujudkan melalui
pembangunan pusat pertumbuhan wilayah baru atau mendukung
pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang
berkembang.
3. Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, diwujudkan melalui
pengelolaan temu budaya, tata nilai dan perilaku transmigran dan
masyarakat sekitarnya untuk pemantapan rasa kebangsaan dan
cinta tanah air. (Anonim 1999 No. 2).
Untuk menanggulangi persebaran penduduk yang tidak merata ini
3
dalam upaya meningkatkan pendapatan dan tingkat
kesejahteraan, maka pemerintah telah memprogramkan perpindahan
penduduk dari daerah yang padat ataupun yang kurang subur di Jawa,
Bali, dan N. T. B. Ke luar daerah yang masih kurang penduduknya dan
mempunyai tanah yang subur. Dengan adanya perpindahan penduduk
atas bantuan pemerintah, maka diharapkan sedikit demi sedikit akan
dapat dicapai persebaran penduduk yang merata antar daerah.
Transmigrasi adalah bentuk pembangunan demokratis yang
menempatkan HAM sebagai landasan pelaksanaannya. Sedangkan
dalam operasionalisasinya, transmigrasi adalah pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pengembangan
dan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara optimal. Oleh karena
itu ada beberapa issu penting sebagai nilai dasar operasional untuk
mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan
transmirasi yaitu :
Asas kepeloporan, bahwa penyelenggaraan transmigrasi harus
didasarkan pada jiwa kepeloporan, keperintisan, dan semangat juang para
penyelenggara, pelaksana, transmigran, dan semua pihak terkait.
Asas kesukarelaan, bahwa penyelenggaraan transmigrasi harus
didasarkan pada jiwa dan semangat demokrasi dalam arti bahwa
keputusan seseorang untuk ikut serta dalam proses transmigrasi harus
dilandasi oleh kesadaran hati nurani tanpa adanya unsur pemaksaan dari
pihak manapun.
4
Asas kemandirian, bahwa para penyelenggara dan transmigran harus
mempertebal komitmen pada upaya pemberdayaan dan pengembangan
diri tanpa menggantungkan bantuan dari pihak lain.
Asas kekeluargaan, bahwa dalam melaksanakan kegiatan usaha dan
kehidupan masyarakat harus didasarkan pada semangat dan jiwa
kebersamaan dan gotong royong.
Asas keterpaduan, bahwa penyelenggaraan transmigrasi harus
didasarkan pada semangat dan jiwa keterpaduan, sehingga semua
kegiatan diberbagai tingkatan harus dilaksanakan secara terkordinasi,
terintegrasi mengarah pada singkronisasi antar sektor pembangunan,
instansi, swasta, dan masyarakat.
Asas wawasan lingkungan, bahwa penyelenggaraan trnsmigrasi harus
didasarkan pada wawasan lingkungan dengan mempertimbangkan aspek
pendayagunaan dan kelestarian fungsi lingkungan (Anonim; 1998).
Sulawesi tengah yang merupakan salah satu Provinsi penerima
transmigran, telah merasakan dampak positifnya. Tanah yang subur telah
mulai dimanfaatkan untuk pencetakan sawah-sawah baru yang hasilnya
telah dapat mencukupi kebutuhan pangan daerah sekitarnya. Dengan
makin baiknya sarana perhubungan darat telah membuka daerah-daerah
yang selama ini masih terisolir.
Sebagai salah satu daerah transmigrasi yang sangat potensial di
Sulawesi Tengah, Daerah Kabupaten Parigi Moutong telah menempatkan
sebanyak 15.288 Kepala Keluarga (KK) atau 63. 836 jiwa transmigran
5
sejak pra Pelita sampai Pelita VI. Jumlah tersebut terdiri dari 8.067 KK
(32.740 Jiwa) transmigran umum dan 7.211 KK (31.060 Jiwa) transmigran
swakarsa (Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka .2002 ; 67).
Jenis-jenis transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam peraturan
pemerintah Nomor 42 Tahun 1973 pada Bab III, Pasal 4, terdapat dua
jenis transmigrasi yaitu :
1. Transmigrasi Umum, adalah Transmigrasi yang biaya
pelaksanaannya ditanggung oleh pemerintah. Yang termasuk
transmigrasi umum adalah apabila transmigrasi itu sejak mulai dari
kegiatan persiapan dan penyiapan lokasi pemukiman, pengerahan
dan penempatan serta pembinaan dan pengembangan
transmigran sampai pada tahap terakhir yaitu penyerahan lokasi
pemukiman transmigran kepada Departemen dalam negeri dimana
biaya keseluruhannya menjadi beban pemerintah.
2. Transmigrasi Swakarsa, adalah transmigrasi yang biaya
pelaksanaannya ditanggung oleh transmigran yang bersangkutan
atau pihak lain bukan pemerintah (Anonim;1985 ; 18).
Standar pemerintah mengenai transmigrasi setelah 5 tahun di
lokasi transmigran, karena pada saat tersebut transmigran dapat
menunjukkan kesungguhannya dalam mengusahakan tanah dan modal
yang diberikan untuk dimanfaatkan menjadi transmigran mandiri.
Setelah reformasi dan berlaku Otonomi daerah yang
mengharuskan pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya sendiri,
6
menyebabkan pemerintah daerah enggan menerima transmigran, dengan
anggapan bahwa transmigrasi umum merupakan beban daerah. Yang
diinginkan pemerintah adalah transmigrasi swakarsa yang biaya
pelaksanaannya ditanggung oleh transmigran atau badan usaha lain yang
menanggungnya.
Selama berada di daerah transmigran diarahkan dengan harapan dapat
meningkatkan pendapatan yang dipengaruhi oleh perilaku transmigran itu
sendiri di dalam hal berproduksi, berkonsumsi dan memasarkan hasil
produksi yang dihasilkannya.
Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi dapat diartikan sebagai
usaha dalam menentukan berbagai jenis kebutuhan dan cara untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Perilaku ekonomi yang menyangkut
pemenuhan kebutuhan dengan menghasilkan barang dan jasa yang dapat
mendatangkan daya guna adalah merupakan suatu kegiatan produktif,
yakni kegiatan yang dilakukan masyarakat transmigrasi dalam fungsinya
sebagai produsen, sedangkan perilaku ekonomi yang menyangkut
penggunaan berbagai jenis barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan
konsumsi adalah kegiatan konsumtif yang merupakan kegiatan
masyarakat transmigrasi dalam fungsinya sebagai konsumen. Selain
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perorangan maupun kebutuhan
keluarga, dan ada pula kegiatan yang bersifat kemasyarakatan ialah
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bersama dilaksanakan secara
bersama-sama atau gotong royong.
7
Kegiatan produksi masyarakat transmigrasi pada umumnya dalam
bentuk usaha tani keluarga. Keberhasilan mereka adalah merupakan
tanggung jawab semua anggota keluarga. Perilaku ekonomi masyarakat
transmigrasi sebagai pengelola dan penggerak sumber daya lainnya
dalam proses kegiatan produksi. Keterbatasan sumber daya akan
dijadikan sebagai faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Keterbatasan inilah yang
mengharuskan masyarakat transmigrasi baik sebagai produsen maupun
sebagai konsumen untuk mengambil keputusan, diantara berbagai pilihan
yang ada untuk memperoleh manfaat, dengan senantiasa memperhatikan
keadaan dan kelestarian lingkungan. Keterbatasan dapat membawa
masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat berhasil guna dan
berdaya guna, serta kegiatan yang mendatangkan kesejahteraan bagi
keluarganya.
Penggunaan sumber daya secara efisien dalam kegiatan ekonomi
rumah tangga akan memberikan hasil yang optimal bagi rumah tangga
dan masyarakat transmigrasi. Output yang dihasilkan dapat ditingkatkan
melaluli perluasan pasar baik pasar faktor produksi maupun pasar barang
dan jasa, karena hal itu dapat menyebabkan perluasan pasar dan akan
meningkatkan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
transmigrasi.
Kesejahteraan kehidupan ekonomi merupakan sasaran akhir dari
perilaku ekonomi masyarakat yang tidak saja ditentukan oleh pendapatan
8
yang diperoleh sekarang, tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
kepala rumah tangga, kekayaan yang dimiliki dan keadaan kesehatan
anggota rumah tangga.
Ketiga kompenen tersebut saling terkait sehubungan dengan itu disertasi
ini mengangkat “Perilaku Ekonomi Masyarakat Transmigrasi di Kabupaten
Parigi Moutong” Provinsi Sulawesi Tengah.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari tujuan utama transmigrasi yaitu peningkatan
pendapatan masyarakat transmigrasi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor :
1. Apakah tingkat efisiensi penggunan faktor-faktor produksi oleh
masyarakat transmigrasi sudah efisien.
2. Apakah terdapat perbedaan besarnya proporsi pengeluaran untuk
konsumsi rumah tangga transmigrasi asal bali dan Jawa
3. Apakah masyarakat transmigrasi dalam mengalokasikan
pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bagi
keperluan makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan dan
kebutuhan lainnya dapat terpenuhi.
4. Faktor - Faktor apa yang mempengaruhi kesejahteraan kehidupan
ekonomi masyarakat transmigrasi asal Bali dan Jawa di Kabupaten
Parigi Moutong.
9
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perilaku
ekonomi masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Sulawesi Tengah, baik dia selaku produsen maupun konsumen, dan untuk
mengetahui tingkat pendapatan rumah tangga transmigran. Dari tujuan
tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunan faktor-faktor
produksi oleh masyarakat transmigrasi.
2. Untuk mengetahui perbedaan besarnya porsi pengeluaran untuk
konsumsi rumah tangga transmigrasi bali dan Jawa
3. Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat transmigrasi dan
perubahan konsumsi apabila terjadi perubahan pendapatan.
4. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat
transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Kabupaten Parigi
Moutong Provinsi Sulawesi Tengah maupun pemerintah pusat yang
berkaitan dengan pelaksanaan transmigrasi agar pelaksanaannya
menjadi lebih baik, bukan menjadi beban daerah tujuan, malah
menjadi kebutuhan untuk pengembangan wilayah.
10
2. Diharapkan pula dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama
masalah penyebaran penduduk yang pada gilirannya dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat yang bertransmigrasi dan
masyarakat sekitarnya.
3. Diharapkan pula dapat bermanfaat bahwa teori yang dikemukakan
juga dapat diterapkan terutama mengenai penggunaan faktor-faktor
produksi yang efisien dan perilaku konsumen untuk melihat
bagaimana masyarakat transmigrasi melakukan konsumsi apabila
pendapatannya meningkat.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Ekonomi dan Kegiatan Produksi
Ilmu ekonomi (economics) pada dasarnya adalah studi tentang
bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu
terbatas atau langka. Disebagian masyarakat sumber-sumber daya bukan
dialokasikan oleh sebuah pelaku perencana tunggal, melainkan oleh
jutaan unit atau pelaku ekonomi yang terdiri dari sekian banyak rumah
tangga dan perusahaan. (Mankiw,1998;3).
Menurut Samuelson (1985 :5) Ilmu ekonomi merupakan suatu studi
tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan
sumber daya yang langka dan yang memiliki beberapa alternatif
penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk
kemudian menyalurkannya – baik saat ini maupun di masa depan kepada
berbagai individu dan berbagai kelompok yang ada dalam suatu
masyarakat. Dengan demikian para ekonom mempelajari bagaimana
orang membuat keputusan, mulai dari seberapa banyak harus bekerja
untuk mencukupi kebutuhannya, apa saja yang mereka harus beli ,
bagaimana mereka dapat menabung dan seberapa banyak tabungan
yang harus disisihkan untuk investasi serta bagaimana mereka harus
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Ide teori ekonomi perilaku (behavioural economics) sebagian besar
datang dari Daniel Kahneman dalam Hamid (2003 :2), psikolog yang
12
tahun lalu memperoleh Nobel dalam bidang ekonomi. Berbeda dengan
ajaran Neo-Klasik, ekonomi perilaku ini menganggap bahwa manusia
tidak selalu bertindak rasional. Orang mengabaikan risiko, dan
mengambil langkah untung-untungan. Manusia mungkin tidak tahu
bagaimana mengalokasikan uangnya untuk mencapai kepuasan
maksimum. Lebih dari itu manusia tidak melulu mementingkan diri sendiri
atau serakah (selfish). Orang tua rela berkorban untuk anaknya dan orang
menyumbang untuk kegiatan sosial atau keagamaan tanpa
mengharapkan keuntungan apapun.
Anggapan manusia yang “selfish” telah menjadikan ilmu ekonomi
mengajarkan manusia untuk selalu “berperang” (kompetisi) satu dengan
lainnya mengajarkan “keserakahan” yang diperhalus dengan kata
kemakmuran. Kenyataannya manusia tidak selalu demikian. Manusia bisa
bekerja sama (co-operation) untuk memenuhi kebutuhannya,
mengedepankan keadilan ketimbang efisiensi, atau memasukkan
pertimbangan moral dan etika dalam mengambil keputusan ekonomi.
Karenanya ilmu ekonomi pun seharusnya bisa mengajarkan tentang
konsep kerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama bukan
keserakahan individual.
Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi diidentifikasi melalui
perilaku ekonomi rumah tangga yang termasuk anggota transmigrasi.
Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi adalah totalitas dari perilaku
ekonomi rumah tangga yang ada pada kelompok transmigrasi tersebut.
13
Perilaku ekonomi rumah tangga dibedakan menurut fungsinya , yaitu
sebagai produsen dan sebagai konsumen. Sebagai produsen mereka
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dan sebagai konsumen
mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa.
Schumacher (1979 : 48) mengemukakan pandangannya mengenai
perilaku ekonomi dalam kegiatan produksi bahwa manusia itu sebenarnya
bukanlah produsen, melainkan hanya perubah wujud. Schumacher
membedakan antara barang karunia Tuhan dan barang buatan manusia.
Barang pertama dibagi atas barang yang tidak dapat dipulihkan (non-
renewable) dan barang yang dapat dipulihkan (renewable). Barang kedua
dibagi atas barang buatan pabrik dan jasa. Bertambahnya kecakapan
manusia untuk menghasilkan barang ke-dua tidak ada gunanya kalau
tidak didahului kecakapan manusia untuk menggali barang pertama dari
bumi dia memerlukan barang pertama setiap kali membuat barang ke-
dua.
Randall (1981 ; 24) dalam hubungan perilaku ekonomi dan
produksi yang banyak memperhatikan ekonomi sumber daya, lebih
menekankan pengertian produksi dan konsumsi sebagai kegiatan dalam
bentuk transformasi dan pada penciptaan dan penguasaan atau
penghancuran pada pemakaian barang. Sedangkan konsep ekonomi
untuk konsumsi dianggap cukup luas untuk mencakup penggunaan
barang-barang, jasa-jasa dan kesenangan atau kenikmatan (aminities).
Yang dimaksud kenikmatan konsumsi disini ialah daya guna atau manfaat
14
yang diperoleh dari keadaan alam atau lingkungan yang indah dan lestari,
umpamanya kesenangan atau ketenangan yang diperoleh pada suatu
tempat peristirahatan ditepi danau yang indah di daerah pegunungan.
Barang ini digolongkan ke dalam barang-barang yang pemakaiannya tidak
dapat dibagi-bagi (indivisible goods) dan dikonsumsi tanpa bersaingan.
Keputusan yang telah diberikan kepada seseorang tidak mengurangi
kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada orang lain. Hal ini
erat hubungannya dengan manfaat lingkungan hidup di pedesaan yang
aman, dan tenteram, indah dan nyaman, yang dapat mendatangkan
kesenangan bagi semua orang.
Menurut Veblen perilaku pengusaha Amerika dimasanya telah
banyak mengalami perubahan. Dahulu para pengusaha menghasilkan
barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja
keras. Investasi ke dalam apa yang disebutnya production for use. Tetapi
pada masa sekarang laba dan keuntungan sebagian tidak lagi diperoleh
melalui kerja keras dengan menciptakan barang-barang yang disukai
konsumen, tetapi lewat “trik-trik bisnis” Produksi seperti ini disebutnya
production for profit (Veblen, 1997 ;134)
B. Kegiatan usaha tani keluarga
Perilaku ekonomi yang khas dari rumah tangga di pedesaan yang
berorientasi pada kemampuan merupakan akibat dari kenyataan bahwa,
berbeda dari satu perusahaan kapitalis, ia sekaligus merupakan satu unit
konsumsi dan unit produksi. Agar bisa bertahan sebagai satu unit, maka
15
keluarga itu pertama-tama harus memenuhi kebutuhannya sebagai
konsumen yang boleh dikatakan tak dapat dikurangi lagi dan tergantung
kepada besar kecilnya keluarga itu. Memilih kebutuhan-kebutuhan
manusiawi yang minimum itu dengan cara yang dapat diandalkan dan
mantap merupakan kriterium sentral yang menjalin soal-soal seperti
memilih bibit, teknik bercocok tanam, penentuan waktu dan rotasi tanam.
Bagi mereka yang hidup dekat dengan batas untuk pemenuhan
kebutuhan hidup, akibat dari suatu kegagalan adalah begitu rupa ,
sehingga mereka lebih mengutamakan apa yang dianggap aman dan
dapat diandalkan dari pada keuntungan yang dapat diperoleh dalam
jangka panjang. Banyak hal yang kelihatannya ganjil dalam perilaku
ekonomi petani bersumber pada kenyataan bahwa perjuangan untuk
memperoleh hasil yeng minimum bagi masyarakat berlangsung dalam
kekurangan tanah, modal, dan lapangan kerja di luar. Sebagaimana yang
ditunjukkan oleh A. V. Chayanov dalam Scott (1989:19) dalam studinya
yang klasik tentang petani-petani kecil di Rusia, konteks yang terbatas itu
kadang-kadang memaksa petani untuk melakukan pilihan yang tak masuk
akal jika dilihat dari segi ketentuan-ketentuan pembukuan yang lazim
Keluarga-keluarga petani yang harus hidup dari hasil lahan-lahan yang
kecil di daerah-daerah yang terlalu padat penduduknya akan bekerja
keras dan lama secara tak terbayangkan untuk memperoleh tambahan
yang bagaimanapun kecilnya dari produksi mereka – jauh melampaui titik
di mana seorang kapitalis yang hati-hati tidak akan bersedia melangkah
16
lehih lanjut. Chayanov menamakan hal itu “self-exploitation” atau swa-
pacal.
Oleh karena tenaga kerja sering kali merupakan satu-satunya
faktor produksi yang dimiliki petani secara relatif melimpah, maka ia akan
terpaksa melakukan kegiatan-kegiatan yang melakukan banyak kerja
dengan hasil yang sangat kecil, sampai kebutuhan-kebutuhan
subsistensinya terpenuhi. Hal itu bisa berupa perubahan tanaman atau
teknik atau pemanfaatan waktu senggang dengan membuat barang-
barang kerajian tangan, menjadi tukang, atau berjualan di pasar, yang
mendatangkan hasil yang kecil sekali, akan tetapi boleh dikatakan hanya
dengan cara cara itulah mereka dapat memanfaatkan kelebihan tenaga
kerja.
Ghayanov dalam Scott (1989 : 20) menunjukkan bagaimana, pada
satu keluarga yang jumlah anggotanya tidak berubah, proporsi waktu
dalam satu tahun yang digunakan untuk membuat barang-barang
kerajinan tangan dan untuk bekerja sebagai tukang semakin besar,
apabila lahan yang tersedia untuk keluarga itu semakin berkurang.
Kuatnya peranan tradisional dari pekerjaan kerajian tangan dan
pertukangan di daerah-daerah yang kekurangan tanah seperti Burma
Hulu, Annam, dan Tonkin, serta adanya pola berjualan secara kecil-
kecilan dikalangan petani Jawa, adalah sesuai dengan tata hubungan itu.
Untuk menjamin bagi diri mereka satu subsistensi pokok, satu
orientasi yang harus memusatkan segenap perhatian terhadap kebutuhan
17
hari ini saja tanpa memikirkan hari esok, maka petani kadang-kadang
terpaksa harus menggadaikan masa depannya sendiri, satu panen yang
gagal dapat memaksa mereka untuk menjual seluruh atau sebagian dari
tanah mereka yang sudah kecil itu atau hewan penarik bajak mereka.
Apabila kegagalan mereka itu meliputi daerah yang luas, mereka harus
menjual dalam suasana panik dan dengan harga yang sangat rendah.
Akibatnya bisa tragis dan sekaligus tak masuk akal.
Studi Moerman dalam Scott (1999, 34) tentang pertanian pedesaan
disebuah desa di Muanthai Utara memberikan salah satu bukti yang
paling meyakinkan bahwa petani lebih mengutamakan subsistensi
daripada keuntungan. Penduduk desa Ban Ping merupakan semacam
kasus dari buku pelajaran, oleh karena kehidupan mereka untuk sebagian
besar terbagi antara dua bidang sawah, yang satu untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan subsistensi, sedangkan yang satu lagi “didominasi
oleh hasrat memperoleh keuntungan.” Sawah besar dekat desa khusus
ditanami padi untuk dimakan. Beras ketan yang disukai penduduk desa
disebut “beras pangan” dan disawa besar itu tiap keluarga mendapat jatah
sebidang lahan yang dalam keadaan normal menghasilkan padi yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sepanjang tahun. Di sawah
besar hanya digunakan teknik membajak yang tradisional dan ini berarti
biaya tanam cukup rendah untuk dapat dipikul oleh tiap keluarga.
Menurut Chayanov,(1991 ; 22) agaknya sekitar lima puluh tahun
yang lalu sifat-sifat khas dari perilaku ekonomi petani itu telah membantah
18
kebenaran asumsi-asumsi ilmu ekonomi klasik tentang perilaku rasional.
Namun sekarang, perilaku ekonomi petani yang sedemikian itu telah
dapat dipahami secara lebih baik sebagai satu kasus khusus dari apa
yang dapat diramalkan oleh teori mikroekonomi yang baku. Bahwa orang
tetap menggunakan tenaga kerjanya di bidang pertanian dan kerajinan
tangan , umpamanya merupakan akibat dari opportunity cost atau tingkat
kesempatan tenaga kerja yang rendah bagi petani (artinya sedikit sekali
kesempatan kerja di luar) dan marginal utility atau guna batas yang tinggi
dari penghasilan bagi orang-orang yang hidup dekat tingkat batas
subsistensi.
C. Kegiatan Produksi
Produsen adalah orang yang melakukan produksi, oleh karena itu
ada beberapa hal yang harus diputuskan oleh seorang produsen.
Pertama-tama produsen harus memutuskan berapa jumlah output yang
akan di produksi. Akibatnya dia juga harus memutuskan berapa jumlah
input yang akan dipakai dan bagaimana kombinasi input yang
dipergunakan dalam berproduksi.
Tujuan seseorang pengusaha memproduksi output ada bermacam-
macam. Mungkin ada seseorang yang memproduksi sesuatu dengan
tujuan untuk memberi pekerjaan pada tetangga-tetangganya. Namun
tujuan pengusaha yang dibahas adalah dengan anggapan untuk
memaksimumkan keuntungan.
19
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output
sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang
atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah
barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi
produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang yang berujud
menjadi barang lain, seperti halnya suatu pabrik. Jadi jasa pengangkutan
atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh
dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang
melakukan fungsi ini dinamakan produsen. Pada umumnya seorang
produsen akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimum, meskipun tidak semua produsen akan berusaha mendapatkan
keuntungan maksimum. Misalkan ada seorang pengusaha yang
mendirikan perusahaan hanya untuk prestise, jadi dia kurang
memperhatikan masalah efisiensi. Atau seorang jutawan yang ingin
beramal dengan jalan mendirikan perusahaan untuk memberikan
lapangan pekerjaan bagi tetangganya (Adiningsih, 1999 ; 3-4).
Dalam pembahasan ini kita mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan produksi yang berkaitan dengan perilaku produsen, karena
produsen harus membuat banyak keputusan. Di antaranya keputusan
tentang berapa jumlah output yang akan diproduksi dan berapa jumlah
input yang dan bagaimana kombinasi input yang akan dipakai.
Hal pertama yang kita harus perhatikan apabila kita ingin
mempelajari perilaku produsen adalah mengetahui apa saja keterbatasan-
20
keterbatasan yang ada pada seorang produsen. Seperti halnya jenis dan
jumlah input yang tersedia di pasar, teknik produksi yang fisibel, peraturan
pemerintah dan lain-lain.
Menurut Adiningsih (1999 : 5) input suatu proses produksi dapat
terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan material. Jadi input adalah
barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan suatu proses
produksi. Sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari
suatu proses produksi. Output dari suatu pabrik pada umumnya berujud
barang namun output dari suatu cold storage beujud jasa.
Ekonom menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan
hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa
banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah
input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi. Jadi Fungsi
produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat
output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini merupakan
landasan teknis dari suatu proses produksi, landasan teknis karena hanya
menunjukkan hubungan fisik antara input dan output yang dapat dituliskan
sebagai berikut :
Ymax = f (input)
Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya output tergantung pada besar
kecilnya input. Bentuk umum fungsi produksi apabila menggunakan n
input adalah sebagai berikut :
Ymax = f (input)
21
Ymax = f (x1 , x2 , x3 .......... , xn ) (2. 1)
Dimana Xn adalah jumlah input yang digunakan oleh tiap jenis input.
Dari hasil penelitian empiris Sulham (2003), Aidawati (2004) dan
Madukallang (1999) telah menggunakan model fungsi Produksi cobb-
Douglas dibangun atas asumsi bahwa parameter (elastisitas produksi)
bersikap tetap (constant elasticity), teknologi yang digunakan adalah sama
dalam proses produksi, interaksi antara faktor produksi yang digunakan
dan tidak adanya pengaruh waktu serta berlaku untuk kelompok usahatani
yang sama.
D. Perilaku Ekonomi dan Pola Konsumsi
Perilaku Konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai
studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa,
pengalaman serta ide-ide. Definisi yang sederhana ini mengandung
sejumlah konsep penting.
Deliarnov (1997; 131-133) menjelaskan pola perilaku orang terikat
dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya berusaha
ikut menunjang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha
menghindari perbuatan yang akan merugikan orang banyak. Tetapi apa
yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis finansil di Amerika
ialah orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri saja, dan tiidak
terlalu tertarik dengan kepentingan masyarakat banyak.
22
Berarti hal yang diperhatikan sekarang hanya uang, orang tidak
peduli apakah perilaku ekonominya merugikan orang lain atau tidak.
Orang berlomba-lomba mencari dan memperebutkan harta tanpa peduli
akan cara. Hal ini disebabkan anggapan bahwa hanya harta yang mampu
menaikkan status, harga diri atau gensi seseorang dalam masyarakat.
Jika harta telah terkumpul, orang yang punya banyak waktu untuk
bersenang-senang (leisure). Dengan demikian pada masa sekarang
kemampuan untuk hidup bersenang-senang juga dijadikan sebagai alat
untuk memperlihatkan derajat atau status seseorang. Makin mampu ia
tidak bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan produktif (leisure), makin tinggi
derajat dalam masyarakat. Penyakit seperti ini banyak menghinggapi
kaum wanita, dimana mereka memakai gaun mode mutakhir hanya
sekedar untuk mengumumkan pada orang-orang bahwa ia absen dari
pekerjaan produktif.
Penyakit suka pamer ini menurut Veblen cepat berjangkit dalam
masyarakat. Dalam hal ini ia memberi contoh, kalau seorang boss berlibur
selama sebulan menggunakan yacht pribadi ke Bermuda, maka
sekertarisnya dengan segala upaya (mungkin dengan menghabiskan
seluruh tabungannya selama setahun) berusaha agar dapat berlayar
selama seminggu ke Karibia. Kecendrungan perilaku konsumsi seperti ini
disebut Veblen dengan istilah Conspicious consumption, yaitu konsumsi
barang-barang dan jasa-jasa yang bersifat ostentatious (pamer, melagak),
yang dimaksudkan membuat orang kagum. Sebagaimana diungkapkan
23
oleh Veblen : “Conspicious consumption of value goods is a means of
reputability to the gentlement of leisure”.
Yang jadi incaran konsumsi bagi masyarakat leisure ini terutama
barang-barang sangat mahal, tidak peduli apakah barang itu tidak
berguna bagi kehidupan sehari-hari atau tidak. Manfaat yang diperoleh
dari pengkonsumsian barang-barang mahal tersebut memang tidak
diperoleh dari barang itu sendiri, tetapi lewat dampaknya melalui orang
lain. Apa yang dikatakan Veblen tentang perilaku konsumsi bermewah-
mewahan di atas, yang faedahnya tidak diperoleh langsung dari konsumsi
barang itu sendiri, melainkan dari dampaknya terhadap orang lain,
Duesenberry mengembangkan lebih lanjut yang dikenal dengan istilah
demonstrations effects.
Bagi Veblen gambaran di atas sungguh terbalik dengan tesis kaum
Klasik dan Neo-Klasik yang mengatakan bahwa orang akan selalu
memilih alternatif konsumsi terbaik untuk memperoleh kepuasan sebesar-
besarnya.. Perilaku tersebut juga bertentangan dengan anggapan kaum
Klasik bahwa tiap keputusan konsumen didasarkan pada rasio, bukan
emosi.
Menurut pandangan Veblen orang yang membeli sesuatu barang
yang melebihi proporsi yang wajar jelas tidak rasional, dan yang lebih para
lagi, kadang-kadang tingkah laku konsumsi mereka seperti orang “norak”
Hal seperti ini sering terjadi pada golongan nouve riche, atau di Indonesia
dikenal dengan istilah Orang Kaya Baru (OKB). Golongan ini umumnya
24
berasal dari orang miskin yang kemudian berhasil meningkatkan status
finansilnya, karena kurang terbiasa dengan pola hidup orang-orang kaya,
maka perilaku konsumsinya menjadi seperti tidak wajar.
Veblen melihat bahwa perilaku conspicous consumption, dan
pecuniary emulation semakin menggejala dalam masyarakat kapitalis
finansil liberal Amerika.
Aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam
memahami perilaku konsumen menurut Engel, Blackwell dan Miniard
(1995 ;3) sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku
konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang karena pelbagai
alasan, berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk
mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan dan
perlindungan konsumen, serta kebijaksanaan umum.
Schiffman dan Kanuk (1994 ; 7) “The term consumer behavior
refers to the behavior that consumers display in searching for,
purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that
they expect will satisfy their needs”.
Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
25
Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1993 ; 4)
mengartikannya sebagai “We define consumer behavior as those
activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing, of
products and services, including the decision processes that precede and
follow these action”.” Kami mendifinisikan perilaku konsumen sebagai
suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.”
Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why
consumers do what they do”. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan, proses membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan yang mengevaluasi.
Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana
seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya
yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi).
Secara sederhana , studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai
berikut: Apa yang dibeli konsumen ?(what they buy ?), mengapa
konsumen membelinya? (why they buy it ?), kapan mereka membelinya?
(when they buy it ?), di mana mereka membelinya ? (where they buy it ?),
berapa sering mereka membelinya ? (how aften they buy it?), dan berapa
sering mereka menggunakannya ? (how often they use it ?).
Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi
produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu ; (a)
26
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya,
(b) faktor perbedaan individu konsumen (c) faktor lingkungan konsumen.
Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif pembelian, dan
keputusan konsumen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan
kepada pemasar bagaimana menyusun strategi dan komunikasi
pemasaran yang lebih baik (Sumarwan. 2003 ; 32 –33).
Ketika anda lapar atau haus, maka anda akan segera mencari
makanan atau minuman untuk menghilangkan rasa lapar dan haus
tersebut. Rasa lapar dan haus mendorong seseorang untuk mencari
makanan dan minuman. Dorongan tersebut disebut motivasi.
Schifman dan Kanut (2000 ;63) mendefinisak motivasi “Motivation can be described as driving force within individuals that impels them to action. This driving force is produced by state of tension, which exists as tehe rresult of an unfulfilled needs”
Solomon (1999 ; 104) mendefinisikan “Mitivation refers to the processes that cause people to behave as they do, It occurs whwn a need is aroused that the consumer wishes to satisfy. Once a need has been activated, a state of tension exists that drives the consumer to attempt to reduce or elminate the need”.
Mowen dan Minor (1998 ; 160) mendifinisikan “Motivation refers to an activated statate within a person that leads to goal-directed behavior, It consists of the drives, urges, wishes, or desires that initeate the sequence of events leading to a behavior”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.
Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidak
27
nyamanan (state of tension), antara yang seharusnya dirasakan dan yang
sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut,
inilan yang disebut motivasi (Sumarwan 2000 ; 35)
Bagaimana motivasi terbentuk bisa dilihat pada gambarr 1.
Stimulus atau ransangan (misalnya rasa lapar) akan menyebabkan
pengenalan kebutuhan (need recognation). Ransangan tersebut bisa
datang dari dalam diri seseorang (kondisi fisiologis). Ransangan terjadi
karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang
seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya
pengenalan kebutuhan akan makanan dan minuman (need recornation :
unfulfilled needs, wants, and desires).
28
Belajar
Dan k terpenuhi
Gambar : 2. 1 Model Motivasi Shiffman dan Kanuk
Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension)
kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state)
untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal-directed behavior).
Tindakan tersebut bisa berbagai macam. Pertama, konsumen akan
mencari informasi mengenai produk, merek atau toko. Kedua konsumen
mungkin akan berbicara kepada teman atau saudara atau mendatangi
toko. Ketiga konsumen mungkin membeli produk, atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Tindakan tersebut akan menyebabkan
tercapainya tujuan konsumen atau terpenuhinyakebutuhan konsumen
(goal or fulfillent) atau konsumen memperoleh insentif (incentive objects
atau consumer incentives). Insentif bisa berbentuk produk, jasa, informasi
29
Kebutuhan dan Keinginan yang tidak Terpenuhi
Tekanan Dorongan Perilaku
TujuanMemenuhiKebutuhan
ProsesKohnitif
TekananBerkurang
yang dipandang bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Gambar 1
memperliharkan bagaimana proses motivasi terjadi.
Kebutuhan yang dirasakan konsumen (felt need) bisa dimunculkan
oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar, haus.
Kebutuhan juga bisa dimunculkan oleh faktor luar konsumen, misalnya
aroma makanan yang datang dari restoran sehingga konsumen teransang
ingin makan. Iklan dan komunikasi pemmasaran lainnya bisa
membangkitkan kebutuhan yang dirasakan konsumen. Kebutuhan yang
datang dari diri seseorang disebut sebagai kebutuhan fisiologis atau
biologis. Misalnya kebutuhan akan makanan air, udara, pakaian rumah.
Kebutuhan tersebut biasa disebut kebutuhan primer. Produk tersebut
dibutuhkan konsumen untuk mempertahankan hidupnya.
Selain kebutuhan primer ada juga kebutuhan sekunder. Kebutuhan
sekunder diciptakan adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi
konsumen terhadap lingkungan dan budayanya. Kebutuhan tersebut
biasanya bersifat fsiologis karena berasal dari lingkungan konsumen .
Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan kepada
manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.
Pertama adalah kebutuhan ultilitarian (ultilitarian needs), yang mendorong
konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik
objektif dari produk tersebut. Kedua adalah kebutuhan ekspresive atau
hedonik (expressive needs atau hedonic needs), yaitu kebutuhan yang
bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan
30
subjektif lainnya. Kebutuhan ini sering kali muncul untuk memenuhi
kebutuhan sosial dan estetika. Seorang konsumen selalu memakai dasi
ketika berada di kantor. Dasi mungkin tidak memberikan manfaat
fungsional bagi tubuh konsumen. Dasi memberikan manfaat estetika dan
tuntutan sosial.
Perilaku (tindakan) adalah berorientasi tujuan (goal-oriented
behavior). Artinya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang konsumen
harus memiliki tujuan akan tindakannya. Tujuan adalah suatu cara untuk
memenuhi kebutuhan.
Tujuan ada karena adanya kebutuhan. Tujuan dibedakan kedalam tujuan
generik (generic goals), yaitu kategori umum dari tujuan yang dipandang
sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan.
Seorang konsumen mengatakan bahwa ia ingin memiliki rumah,
maka ia telah manyatakan tujuan generiknya. Rumah akan memberikan
perlindungan fisik dan khusus phikis kepada konsumen, yaitu kebutuhan
akan rasa aman. Kedua tujuan produk khusus (spesific produc goals),
yaitu produk atau jasa dengan merek tertentu yang dipilih oleh konsumen
sebagai tujuannya. Ketika konsumen menyatakan ingin membeli rumahdi
komplek Villa Duta Bogor, maka konsumen telah menyatakan spesific
product goals. Para pemasar harus memahami tujuan generik dari
seorang konsumen, kemudian mengarahkannya ke spesific product goals.
Misalnya konsumen haus ia mencari minuman (tujuan generik), maka
produk minuman harus mengarahkan konsumen dengan mengatakan jika
31
anda haus, maka minumlah teh sosro. Dengan pernyataan seperti ini,
maka pemasar telah mengarahkan konsumen kepada product sfesific
goals (Sumarwan, 2003 ;37 –38).
Maslow dalam Sumarwan mengemukakan lima kebutuhan manusia
berdasarkan tingkat kepentigannya mulai dari yang paling rendah, yaitu
kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs) sampai paling tinggi
yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut teori Maslow
manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih
dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Konsumen yang
telah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan lainnya yang
lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah seterusnya. Model hirarki
kebutuhn Maslow dapat dilihat pada gambar 2 berikut ;
32
Aktualisasi diri (sukses,Kuasa)
Kebutuhan Ego (Status, Percaya Diri, Harga)
Kebutuhan Sosial (Dihormati, Berteman, Rasa Memiliki)
Kebutuhan Rasa aman dan Keamanan Perlindungan, Peraturan, dan Undang-Undang
Kebutuhan Fisiologis(Makanan, Air, Udara, Sex)
Gambar : 2.2 Model Hirarki Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu
kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan
tersebut meliputi makanan,air, udara, rumah, pakaian, dan seks. Seorang
ekonom yang bernama Engel membuat suatu teori yang terkenal dengan
teori Engel, yang menyatakan bahwa semakin sejahtera seseorang maka
semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli makanan.
33
Dari data survei susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional, 1999)
diketahui bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita sebulan
untuk makanan adalah 63 %, sedangkan untuk bukan makanan adalah 37
%. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia masih bergelut
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu makanan. Pengeluaran bukan
makananpun sebenarnya sebagian untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
manusia. Jika angka untuk pengeluaran pakaian dan rumah dijumlahkan
kepada pengeluaran makanan, maka angka persentasenya semakin
besar. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen Indonesia
masih belum sejahtera.
2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat kedua setelah
kebutuhan dasar. Ini merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik
manusia. Manusia membutuhkan perlindungan dari gangguan kriminalitas,
sehingga ia bisa hidup dengan aman dan nyaman ketika berada di rumah
maupun ketika bepergian. Keamanan secara fisik akan menyebabkan
diperolehnya rasa aman secara psikis, karena konsumen tidak merasa
was-was dan khawatir serta terancam jiwanya di mana saja dia berada.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi, manusia membutuhkan
rasa cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh
34
orang-orang sekelilingnya. Inilah kebutuhan tIngkat ketiga dari Maslow,
yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan tersebut berdasarkan kepada perlunya
manusia berhubungan satu dengan yang lainnya. Pernikahan dan
keluarga adalah cermin kebutuhan sosial yang diperaktikkan oleh
manusia. Keluarga adalah lembaga sosial yang mengikat anggota-
anggotanya secara fisik dan emosional. Sesama anggota saling
membutuhkan, saling menyayangi, saling melindungi, dan saling
mendukung. Keluarga yang satu akan berhubungan dengan keluarga lain
sehingga membentuk hubungan sosial yang lebih luas, karena sesama
keluarga saling membutuhkan agar bisa diterima dan berkomunikasi.
Sesama individu juga saling membutuhkan untuk berhubungan karena
karena mereka perlu berteman dan bersahabat.
4. Kebutuhan Ego (Egoistic or Esteem Needs)
Kebutuhan ego atau esteem adalah kebutuhan tingkat keempat,
yaitu kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih
tinggi dari yang lainnya. Manusia tidak hanya puas dengan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman dan sosial. Manusia memiliki
ego yang kuat untuk bisa mencapai prestasi kerja dan karier yang lebih
baik untuk dirinya maupun lebih baik dari orang lain. Manusia berusaha
mencapai prestis, reputasi dan status yang lebih baik. Bahkan seorang
individu ingin dikenal sebagai orang yang berprestasi maupun sukses.
35
5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Needs for Self-Actualization)
Derajat tertinggi dari kebutuhan adalah keinginan dari seorang
individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Seorang individu yang
ingin mengekspressikan dirinya dalam suatu aktivitas untuk membuktikan
dirinya bahwa ia mampu melakukan hal tersebut. Seorang yang berbakat
menjadi olah ragawan akan terdorong untuk meraih prestasi tertinggi
dalam bidang olah raga, untuk menjadi juara pada berbagai pesta olah
raga yang bergensi seperti kejuaraan nasional, olimpiade. Kebutuhan
aktualisasi diri juga menggambarkan keinginan seseorang untuk
mengetahui, memahami dan membentuk suatu sistem nilai, sehingga ia
bisa mempengaruhi orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri adalah
keinginan untuk bisa menyampaikan ide, gagasam dan sistem nilai yang
diyakininya kepada orang lain.
6. Teori Motivasi McClelland
David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut
sebagai McClelland’s Theory of learned Needs. Teori ini menyatakan
bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk
berperilaku, yaitu (1) Kebutuhan untuk sukses (Needs for Achivement), (2)
kebutuhan untuk afiliasi (Needs for Affiliations), dan (3) kebutuhan
kekuasaan (Needs for Power).
Kebutuhan Sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai
prestasi, reputasi, dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki
36
kebutuhan sukses akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk mencapai
cita-cita yang diinginkannya. Ia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
mampu menghadapi segala tantangan dan masalah demi mewujudkan
cita-citanya. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan
ego dan kebutuhan aktualisasi diri dari teori Maslow.
Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina
hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya,
ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-
orang yang bisa menerimanya. Seseorang yang memiliki kebutuhan
afiliasi akan terlibat aktif dalam kegiatan sosial, maupun kegiatan yang
melibatkan banyak orang. Ia akan memilih produk dan jasa yang
disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Kebutuhan
afiliasi memiliki kesamaan dengan kebutuhan sosial dari Maslow.
Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa
mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang
disekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi,
mengarahkan, dan mengatur orang lain (Sumarwan, 2003 ; 34 – 42).
Budaya menurut Syafar (2001 : 99-100) merupakan suatu pola
kepercayaan dan harapan yang dimiliki bersama oleh para anggota
organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan peraturan
tentang perilaku normal yang secara kuat membentuk perilaku peribadi
dan kelompok organisasi.
37
Definisi tersebut dapat dilihat bahwa budaya pada dasarnya
membentuk perilaku seseorang baik dalam pergaulan masyarakat
maupun dalam kelompok yang lebih kecil (organisasi). Budaya juga
merupakan motivator yang menggerakkan seseorang atau kelompok
tertentu untuk berkarya atau bekerja bersungguh-sungguh menciptakan
sesuatu (teknologi). Karena itu karsa dan karya manusia merupakan
salah satu wujud kebudayaan. Selanjutnya Koentjaraningrat (1985 : 99-
104) dalam Syafar membagi wujud kebudayaan dalam tiga dimensi yaitu
(a) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia,
(b) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas, dan (c) wujud sebagai benda.
Dimensi wujud pertama bersifat abstrak karena ia berada dalam
alam pikiran penganutnya. Model kebudayaan ini disebut oleh para
antropolog dan sosiolog sebagai sistem budaya (culture system). Sebagai
sistem budaya, ia mengatur dan mengendalikan perilaku penganutnya.
Karena itu konsep dalam wujud ini bermakna bahwa perilaku seseorang
merupakan pengejawantahan nilai budaya yang dianutnya.
Wujud kedua, kebudayaan sebagai kompleks aktivitas yang
bersifat lebih kongkrit dalam mana kebudayaan dapat diamati melalui
interaksi manusia. Dimensi ini disebut oleh para pakar antropologi dan
sosiologi sistem sosial (social system). Sebagai suatu sistem sosial,
maka interaksi manusia tidak muncul begitu saja, akan tetapi merupakan
kegiatan yang lahir dan dikendalikan oleh gagasan atau ide-ide. Interaksi
38
ini memungkinkan munculnya ide-ide baru yang sebagian dari itu
berproses menjadi akar budaya dari sistem yang bersangkutan.
Kebudayaan fisik yang berwujud sebagai benda-benda, pada
dasarnya merupakan hasil kegiatan interaksi antar manusia di dalam
suatu sistem budaya tertentu. Karena ini menghasilkan suatu karya nyata
berupa benda-benda, maka kebudayaan model ini sangat konkrit dan
sering disebut sebagai “material culture”.
Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa ketiga wujud
kebudayaan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Ide sebagai konsep yang abstrak akan melahirkan karya
dalam bentuk benda-benda melalui interaksi manusia dalam suatu sistem
sosial tertentu.
Sistem nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat telah menjadi
pedoman ideal dalam menyikapi obyek tertentu, tidak terkecuali terhadap
pembangunan ekonomi, pembangunan politik, sebagaimana Koencara
ningrat (1991) mengatakan bahwa nilai budaya menentukan sikap
seseorang trhadap objek tertentu. Dimana sistem nilai budaya terdiri dari
konsep-konsep yang hidup dalam pikiran mayoritas warga masyarakat.
Berarti sistem nilai budaya dalam masyarakat merupakan ciri khas serta
menjadi aturan sakral bagi perilaku setip orang dalam masyarakat yang
menyebabkan nilai budaya tersebut melekat serta sangat sukar
mengalami perubahan
39
Sayogyo (1992) menguraikan pandangan umumnya tentang nilai budaya
bahwa faktor-faktor mental itu adalah pengetahuan mengenai sistem nilai
budaya atar cultural value sistem dan mengenai sikap atau attitudes.
Kedua hal itu menyebebkan timbulnya pola-pola cara berfikir tertentu pada
warga suatu masyarakat dan sebaliknya pola-pola cara berfikir cara inilah
yang mempengaruhi tindakan-tindakan dan kelakuan mereka maupun
dalam hal membuat keputusan-keputusan yang penting dalam hidup.
Sejalan dengan pengertian tersebut, maka sistem nilai budaya
bukan hanya berfungsi sebagai pedoman, tetapi juga sebagai pendorong
kelakuan manusia dalam melakukan aktivitas hidup termasuk dalam
melakukan suatu kegiatan usaha, serta berfungsi sebagai sistem tata
kelakuan yang tertinggi antara lain, seperti hukum, hukum adat, aturan
sopan santun dan sebagainya. Oleh karena itu, meskipun nilai budaya
merupakan konsepsi abstrak namun dapat mempengaruhi tindakan
manusia secara langsung dan menyebabkan timbulnya pola cara berfikir
tertentu pada individu yang bersangkutan.
Misalnya, ada nilai budaya yang menganggap penting suatu konsepsi
bahwa dalam kehidupan masyarakat itu orang yang sangat tergantung
terhadap sesamanya. Nilai budaya seperti itu menyebabkan bahwa
dalam tindakan-tindakan ia selalu memberi kunjungan makan kepada
tetangga atau kenalan-kenalannya, kalau dia mempunyai hajat atau selalu
memberi oleh-oleh kepada mereka kalau dia kembali dari suatu
perjalanan jauh. Tindakan seperti itu meskipun kadang-kadang dilakukan
40
dengan pengeluaran-pengeluaran tambahan yang sebenarnya di luar
batas kemampuannya, toh dirasionalisasikan sebagai suatu cara berfikir
yang menganggap bahwa apa yang telah dikeluarkan itu merupakan
suatu harapan bahwa suatu saat mereka mendapat balasan berupa
kemauan baik dari orang yang diberikan, seperti pertolongan mereka
mendapat balasan berupa kemauan baik dari orang yang diberikan,
seperti pertolongan mereka berada dalam kesusahan. Hal ini dipertegas
oleh Sayogyo (1992) dengan menggambarkan bahwa baik nilai budaya
maupun sikap dapat mempengaruhi tindakan manusia.
Secara historis gagasan mengenai Utility (kepuasan) di dalam ilmu
ekonomi, pertama kali di perkenalkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832).
Sumbangan utama Bentham adalah mengembangkan gagasan kepuasan
dan membawa pertimbangan vaksinasi kepuasan ke dalam analisis
ekonomi. Kemudian Bentham mendefinisikan prinsip kepuasan sebagai
suatu prinsip moral untuk memaksimalkan kesenangan atau kesenangan
total minus kesedihan total. Bentham berpendapat bahwa semua
kesenangan adalah sama, terlepas dari sember-sumbernya. Kesenangan
yang diperoleh orang miskin adalah sama dengan kesenangan yang
dinikmati oleh orang yang sangat kaya. Walaupun doktrin Utiilitarianisme
ini keraguan sebagai petunjuk moral dan alat kebijaksanaan, namun
menimbulkan pula masalah-masalah yang akan membingunkan banyak
ahli ekonomi generasi selanjutnya, yaitu :
41
Pertama, meskipun Bentham berjuang untuk mewujudkan gagasan
kepuasan secara konkret, tetap tidak jelas bagaimana
seseorang dalam praktik, dapat mengulur gagasan yang sulit di
pahami ini. Juga tidak jelas bagaimana kita dapat, dalam praktik,
membandingkan atau menjumlahkan kesenangan dan kesedihan
yang dialami oleh orang yang berbeda-beda.
Kedua, banyak orang telah mengkritik Utilitarianisme yang menjadi
doktrin yang tak bermoral, karna mengabaikan pandangan keadilan
atau kejujuran dalam menilai tindakan pemerintah dan individu.
Misalnya, dibawah Utilitarianisme, diskriminasi akan dibenarkan jika
bisa menghasilkan kebahagiaan maksimum dalam negara.
Terakhir, ada dugaan terjadi komplik antara pandangan Bentham tentang
Sifat manusia dengan pandanganya tentang moralitas.
Terlepas dari kelemahan-kelemahan teorinya ini namun Bentham di juluki
sebagai bapak Utilitarianisme dan juga menjadi pemandu Filosofis bagi
banyak generasi ahli ekonomi yang mengikutinya.(Pressman .2000 : 37 –
42).
Leon Walras (1834-1910) bersama dengan William Stanley Jevons (1835-
1882), Carl Menger (1840-1921) dan Jonh Bates Clark (1847-1938)
adalah beberapa penemuan independen dari gagasan kepuasan marginal
(marginal utility).
William Stanley Jevons terkenal karena usahanya untuk membawa
analisis kepuasan ke dalam ilmu ekonomi. Jevons, JB. Clark dan Menger
42
secara terpisah, menemukan gagasan kepuasan subyektif dan prinsip,dari
kepuasan marginal yang menurun (diminishing marginal utility).
Penemuan prinsip kepuasan marginal yang menurun tampaknya telah
terjadi pada akhir 1850 an ketika Jevons sedang bekerja di Australia. Dan
beberapa tahun kemudian Jevons (1871) mengemukakan dengan lebih
tepat perbedaan penting antara kepuasan total dan kepuasan marginal.
Perbedaan ini menghasilkan perkembangan dari teori perilaku konsumen
modern. Jevons mengatakan bahwa ketika orang-orang mengkonsumsi
barang yang semakin lama semakin banyak, kepuasan total yang mereka
peroleh dari konsumsi barang tersebut pada umumnya meningkat. Tetapi
ketika konsumsi orang-orang bertambah banyak, kepuasan yang mereka
dapatkan dari sertiap kuantitas tambahan dari barang tersebut akan
menurun, Jevons melangkah lebih jauh lagi dengan mengatakan bahwa
setiap konsumen berada dalam keseimbangan apabila penambahan
dalam pengeluaranya tidak dapat meningkatkan kepuasan
totalnya.selanjunya, Jevons menerapkan gagasan kepuasan kepada
tenaga kerja. Dengan penerapan ini, dia membantu menunjukkan
begaimana upah ditentukan dan bagaimana para tenaga kerja beroperasi.
Jevons mengasumsikan bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan dan
karenanya para buruh mengalami kepuasan negatif atau ketidak puasan.
Di pihak lain pekerjaan juga memberikan kepuasan positif karena para
buruh dibayar untuk pekerjaan mereka dan buruh dapat menggunakan
pendapatannya ini untuk memberi barang. Karena itu individu-individu ini
43
terus mengembangkan antara ketidak puasan dalam pekerjaan dengan
kepuasan dari penggunaan barang yang dapat mereka beli dengan uang
hasil kerjanya tersebut. Sepanjang kepuasan konsumsi melebihi ketidak
puasan bekerja, maka orang-orang akan terus bekerja. Pada titik dimana
ketidak puasan kerja melebihi kepuasan konsumsi orang-orang akan
berhenti bekerja dan menikmati waktu luangnya. Aplikasi analisis
kepuasan untuk pasar tenaga kerja ini mempunyai beberapa konsekwansi
penting, antara lain :
Pertama, perbedaan antara tenaga kerja yang produktif dan tidak, yang
pertama kali dikemukakan Francoisonesnay (1694-1774),
tampak menjadi tidak tepat. Semua tenaga kerja adalah produktif
dalam pengertian bahwa pekerjaan ini menghasilkan kepuasan
bagi para individu pekrja, yang dapat mengambil cek
pembayaran mereka dan membeli barang dengan uang tersebut.
Kedua, dengan masuknya teori kepuasan kedalam studi tenaga kerja
menimbulkan keragu-raguan terhadap teori upah klasik, manusia
tidak berada dalam kenyamanan dengan upah subsistensi ;
penawaran tenaga kerja tergantung kepada upah yang berlaku.
Jika upah telalau rendah, pekerja akan mengundurkan diri dari
pasar dan menikmati kesenangan.
Ketiga, bertentangan dengan David Ricardo (1772-1823) dan Karl Marx
(1818-1883), bagi Javons tidak ada pertentangan antara tenaga
kerja dan modal. Tenaga kerja membuat keputusanya sendiri
44
apakah ia mau bekerja atau tidak, dengan cermat
menyeimbangkan keuntungan dan kerugian dari pekerjaan.
Kapitalis juga membuat keputusan serupa ketika memutuskan
apakah ia akan berinvestasi dan mempekerjakan lebih banyak
pekerja atau tidak. (Pressman. 2000 : 82 – 87).
CarlL Menger (1840-1921) adalah salah seorang dari ahli ekonomi
pertama yang menemukan teori keputusan marginal dari nilai dan perinsip
kepuasan marginal yang semakin berkurang. Bertentangan dengan ahli
ekonomi klasik Inggeris, Menger berpendapat bahwa nilai lebih ditentukan
oleh factor subyektif (kepuasan atau permintaan) ketimbang factor
obyektif (biaya produksi atau persediaan). Menurut Menger, nilai berasal
dari kepuasan kebutuhan manusia. Manusia perlu menciptakan
permintaan akan barang-barang, mereka menjadi kekuatan penggerak
dari pertukaran ekonomi dan membantu menentukan harga. Lebih jauh
Menger berpendapat , karena kebutuhan manusia lebih besar dari pada
barang yang tersedia untuk memuaskan kebutuhan ini orang-orang akan
memilih secara rasional diantara semua barang alternatif yang tersedia
untuk mereka. Menger juga mengakui bahwa ketika semakin banyak
jumlah barang yang dibeli seseorang, setiap urutan kuantitas yang dibeli
akan mengurangi kepuasan konsumen. Yaitu, orang akan mengalami
kepuasan marginal yang menurun ketika mereka semakin banyak
mengkonsumsi barang. Sayangnya Menger hanya memberikan sedikit
contoh dari barang-barang konsumsi tersebut, dan juga tidak
45
menjelaskanmengenai apa yang sebenarnya yang diukur (keinginan atau
kepuasan relatif yang diterima dari konsumsi barang-barang) (Pressman,
2000; 87-92).
Pendekatan kedua untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam
upaya mencapai maksimisasi kepuasan (utility maximization) adalah
pendekatan ordinal atau pendekatan kurve indiferens. Pendekatan kurve
indiferens ini pertama kali ditemukan oleh Francis Ysidro Edgeworth.
Sumbangan penting dari Francis Ysidro Edgworth (1845 – 1926) adalah
gagasan tentang kepuasan yang semakin bertambah. Edgeworth
memindahkan focus perhatian ahli ekonomi dari kepuasan pokok
(cardinal) menuju kepada kepuasan ordinal, yang menyangkut pengurutan
preferensi konsumen berdasarkan kepuasan yang diperoleh dari masing-
masing barang. Kepuasan ordinal tidak terlalu sulit dibandingkan dengan
kepuasan cardinal, karena kepuasan ordinal mensyaratkan konsumen
cukup mengetahui bahwa mereka lebih menyukai barang A dari pada
barang B, atau sebaliknya, atau bahwa mereka tidak tertarik dengan
kedua barang tersebut. Edgeworth kemudian menggunakan pandangan
kepuasan ordinal untuk mengembangkan gagasankurve indiferens. Kurve
ini adalah serangkaian titik yang merepresentasikan kombinasi dari dua
barang yang memberi jumlah yang sama dari kepuasan untuk individu
tertentu. Edgeworth mengasumsikan bahwa kurve indiferens tidak akan
berbentuk garis lurus namun berbentuk garis cekung dari titik origin. Hal
ini disebabkab adanya kepuasan marginal yang menurun (diminishing
46
marginal utility) Edgeworth kemudian mengaplikasikan alat jurve
indiferens ini untuk menganalisis pertukaran antara dua orang (batter),
dan kemudian dikembangkan lagi oleh para ahli ekonomi kontenporer
untuk menganalisis perdagangan antar dua negara (Pressman, 2000; 99 –
105).
Senada dengan Edgeworth, Vilredo Pareto (1848 – 1923) juga
mengubah focus ahli-ahli ekonomi dari kepuasan kardinal (pokok) menjadi
kepuasan ordinal. Pareto berpendapat bahwa kepuasan ordinal
seharusnya membentuk basis analisis ekonomi ketimbang kepuasan
pokok. Dengan mengukur dalam konteks kepuasan ordinal, konsumen
individudiasumsikan mengetahui bahwa barang A lebih disukai ketimbang
barang B, dan juga mengetahui berapa banyak barang A yang lebih
disukai ketimbang barang B . Karena itu menurut Pareto, dengan
memindahkan focus kepada kepuasan ordinal dapat menggunakan ilmu
ekonomi lebih realistis dalam menggambarkan perilaku manusia. Dan juga
dengan memindahkan kepuasan ordinal kita tidak perlu lagi risau tentang
bagaimana kepuasan diukur atau bagaimana agar dapat membandingkan
kepuasan dari orang yang berbeda (Pressmann,2000;111-116).
Hasil penelitian Saleh (1984; 374) bahwa proporsi pendapatan
rumah tangga yang dikonsumsi makin mengecil searah dengan makin
sempitnya tanah sawah yang dimiliki oleh rumah tangga tersebut. Dan
sebaliknya rata-rata pengeluaran konsumsi perkapita makin membesar
searah dengan makin luasnya sawah yang dimiliki oleh rumah tangga.
47
Selain itu ada kecendrungan pada setiap rumah tangga desa
bahwa proporsi pengeluaran perkapita untuk beras makin mengecil, dan
dilain pihak pengeluaran perkapita untuk makanan non beras makin
membesar dengan makin besarnya jumlah pengeluaran rumah tangga
perbulan.
Bentuk dan kondisi rumah di pedesaan tampaknya semakin
membaik. Perubahan bentuk dan kondisi rumah terjadi terutama pada
golongan petani bertanah luas dan golongan pedagang atau pengusaha.
Di desa-desa contoh terlihat adanya hubungan positif antara pemilik
sepeda motor, mobil, dan televisi dengan rata-rata pendapatan perkapita.
Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah tangga miskin
sebagian besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda hanya dengan
rumah tangga yang tergolong kaya. Hal ini juga berlaku baik rumah
tangga besar maupun rumah tangga kecil untuk tingkat pengeluaran yang
yang sama. Hal ini menandakan bahwa besarnya proporsi yang
dikeluarkan untuk makanan dapat dijadikan indikator indikator tidak
langsung terhadap kesejahteraan. Dengan demikian, maka dua rumah
tangga yang mempunyai proporsi pengeluaran yang sama besar untuk
makanan seharusnya mempunyai pendapatan riel yang sama pula tanpa
menghiraukan banyaknya anggota keluarga (Deaton,1983 :193) dan
(Philips, 1974 : 100 – 105).
E. Pendapatan Rumah Tangga
48
Melalui berbagai kebijakan, setiap pemerintah menginginkan
peningkatan pendapatan yang lebih tinggi bagi seluruh penduduknya,
sekaligus menghendaki agar distribusi pendapatan yang diperoleh lebih
merata atau lebih adil. Sebagian kebijakan pemerintah, seperti pengadaan
sistem kesejahteraan (negara berperan langsung membantu
penduduknya yang kurang beruntung) dan asuransi pengangguran,
secara khusus ditujukan untuk memperbaiki keseimbangan dengan
secara langsung membantu penduduk yang kurang mampu (Mankiw,
2000; 5).
F. Kesejahteraan Kehidupan Ekonomi
Tujuan dari perilaku ekonomi Rumah Tangga masyarakat Transmigrasi
adalah bagaimana mencapai kesejahteraan kehidupan ekonomi.
Kesejahteraan kehidupan ekonomi bersifat subyektif yang ditentukan oleh
berbagai variabel. Dalam penelitian ini Variabel-variabel yang mempunyai
hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan kesejahteraan
kehidupan ekonomi, dapat dibatasi mulai dari variabel pendapatan rumah
tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga,
keadaan kesehatan seluruh anggota rumah tangga.
1. Variabel pendapatan rumah tangga mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah
tangga. Pendapatan mempunyai hubungan langsung dengan
kesejahteraan ekonomi rumah tangga.
49
2. Variabel kekayaan rumah tangga mempunyai hubungan tidak
langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga
melalui variabel pendapatan.
3. Variabel tingkat pendidikan kepala rumah tangga mempunyai
hubungan langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi
rumah tangga, diduga pula mempunyai hubungan tidak langsung
dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga melalui
variabel pendapatan rumah tangga.
4. Variabel kesehatan anggota rumah tangga mempunyai hubungan
langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga
dan juga mempunyai hubungan tidak langsung dengan
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga melalui variabel
pendapatan.
Hubungan kausal tersebut dapat dijelaskan dengan
menggunakan model analisis jalur (path analysis) seperti pada gambar
berikut :
50
X1
X2
X3
Y1
Y2
E1
E2
1
1
Gambar 2. 13 Model analisis jalur kesejahteraan kehidupan ekonomi
rumah tangga Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
Penjelasan :
X1 = Tingkat pendidikan formal kepala rumah tangga (skor)
X2 = Kekayaan rumah tangga (Rp.)
X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)
Y1 = Pendapatan rumah tangga dalam waktu 1 tahun (Rp.)
51
Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga.
Variabel X1, X2, X3, adalah peubah eksogen yang variabilitasnya
diasumsikan terjadi disebabkan karena peubah-peubah diluar model
kausal. Oleh sebab itu tidak ada tujuan untuk menjelaskan variablitas
peubah eksogen tersebut.
Variabel-variabel Y1 dan Y2 adalah peubah endogenus yang variasinya
dapat dijelaskan oleh peubah eksogenus ataupun peubah endogenus
dalam sistem yang ada. Variabel Y1 merupakan peubah tidak bebas dari
variabel-variabel X1, X2 dan X3, selanjutnya merupakan variabel bebas dari
variabel Y2. Variabel Y2 merupakan variabel tidak bebas dari variabel-
varibel X1, X2 , X3 dan Y1.
Model ini merupakan model rekusif, karena arus kausal dalam
model bersifat empat arah, oleh karena tidak mungkin mendapatkan
semua peubah untuk variabel-variabel Y1 (pendapatan rumah tangga
transmigrasi) dan Y1 (kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga),
variabel-variabel tersebut dilengkapi dengan peubah residual, yaitu
masing-masing e1 untuk variabel Y1, e2 untuk variabel Y2. Peubah residual
ini merupakan efek dari peubah-peubah yang tidak termasuk dalam
model.
Asumsi yang melandasi analisis path adalah :
1. Di dalam model analisis path,hubungan antar variabel adalah linier
dan aditif.
52
2. Hanya model rekursif yang dapat dipertimbangkan, yaitu hanya
sistem aliran causal kesatu arah, sedangkan pada model yang
mengandung causal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis path.
3. Variabel endogen miimal dalam skala interval.
4. Observasi variabel diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran
valid dan reliabel).
5. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi dengan benar
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan (Solimun
2002 ; 53).
Pada gambar 13 dapat dilihat koefisien-koefisien jalur
Koefisien – koefisien jalur dapat dihitung kalau dinyatakan dalam koefisien
korelasi rx1 xj (di sederhanakan menjadi rij), di mana berlaku rumus :
rij = 1/n Zi Zj
Koefisien jalur dari peubah residual e1, e2 adalah :
E1 = (1 – R2y1x1x2x3)
E2 = (1 – R2y2x1x2x3y1)
dimana R2 xn xi . . . xn-1 adalah koefisien determinasi multipel dari variabel
endogenus xn dengan semua variabel yang mempengaruhinya. Dari
koefisien-koefisien jalur tersebut dapat dihitung besarnya efek langsung
dan efek tidak langsung antar variabel, demikian juga efek langsung dan
efek tidak langsung yang mempengaruhi kesejahteraan kehidupan
ekonomi rumah tangga masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong.
H. Penelitian Terdahulu
53
Hasil penelitian Nurland (1993; 151) menjelaskan mengenai
alokasi waktu dan pengeluaran rumah tangga etnis Bugis, Makassar dan
Mandar dalam masyarakat nelayan di Sulawesi Selatan, bahwa perilaku
konsumen tiap keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya
pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, banyaknya anggota
keluarga yang mencari nafkah, tingkat pendidikan, siapa yang
menentukan dalam melaksanakan pekerjaan, status rumah tangga dan
etnis.
Hasil penelitian Levang (2003; 156-157) di Tolai pengembangan
UPT pada tahun 1970 bertepatan waktunya dengan Revolusi Hijau.
Dengan memiliki 2,5 hektare lahan subur, orang Bali di Tolai mengerjakan
sawa tidak seintensif di Untoro. Taraf penggunaan sarana produksi masih
rendah, jarang melebihi 100 kg pupuk perhektare dibanding 56 kg di
Untoro. Pada tahun 1984 meskipun mengalami kerusakan besar yang
disebabkan oleh tikus, pada sampel yang diteliti seluruhnya
berpenghasilan rata-rata 3.390 kg padi perhektare. Penghasilan rata-rata
sebuah keluarga di Tolai 2,5 kali lebih tinggi dari pada sebuah keluarga di
Untoro.
Kegunaan surplus agak berbeda dari desa lain terutama karena usia UPT
yang masih muda. Kedatangan sejumlah besar transmigran belum lama
ini telah mengakibatkan harga tanah meningkat. Penduduk setempat yang
memiliki cadangan tanah dalam jumlah besar sangat tergoda untuk
memecah-mecah petak lahan yang tidak dapat dibudidayakan secara
54
teratur. Harga lahan wanabera atau lahan terbuka masih sangat menarik
bagi orang Bali. Investasi jelas menguntungkan sebab mengubal lahan
tersebut menjadi sawah dapat melipatgandakan harga tanah. Di Tolai 36
% dari transmigran membeli tanah bagi dirinya sendiri atau bagi anggota
keluarganya. Lima belas tahun setelah kedatangannya, transmigran rata-
rata memiliki 3,2 hektare.
Sejumlah besar uang digunakan untuk perbaikan tempat tinggal (100 %
dari rumah mereka terbuat dari tembok atau setengah tembok), untuk
pendidikan (20 % dari keluarga itu yang tidak menyekolahkan seorang
anaknya di ibu kota propinsi); untuk kebutuhan konsumsi (17 % untuk
televisi, dan 34 % untuk sepeda motor),dan untuk bepergian (60 %
keluarga, satu atau lebih anggota keluarga naik pesawat udara untuk
menengok keluarganya yang tinggal di Bali. Keluarga di Tolai sangat maju
bila dibanding dengan keluarga Indonesia ditempat lain. Sebesar 86 %
dari keluarga tersebut menggunakan jasa pengemudi traktor untuk
menggarap sawahnya. Sebanyak 30 % dari keluarga petani memiliki
traktor kecil sebagai milik pribadi atau milik bersama.
Hasil penelitian Madukallang (1999; 200) menjelaskan temuan-temuan
utama sebagai berikut :
1. Alokasi penggunaan sumberdaya usaha tani baik di Desa Dombu
maupun di Desa Maranata belum efisien, kecuali penggunaan
lahan usaha tani di Desa Maranata sudah efisien. Penggunaan
lahan usaha tani di Desa Dombu belum efisien karena rasio nilai
55
produksi marginal dengan “opportunity cost” lahan usaha tani
mempunyai uji statistik yang berbeda nyata dengan satu (1.6729)
atau lebih besar dari satu (sig. = 0.01). Ini berarti bahwa usaha tani
di Desa Dombu masih kurang, sehingga masih perlu diadakan
penambahan lahan usaha tani. Hal yang sama juga terjadi untuk
faktor modal, baik di Desa Dombu maupun di Desa Maranata.
Rasio nilai produk marginal dengan “opportunity cost” modal usaha
tani mempunyai uji statistik yang berbeda nyata dengan satu atau
lebih besar dari satu (sig. =0.01). Ini memberi gambaran mengenai
perlunya penambahan modal untuk usaha tani pada kedua desa.
Keadaan berbeda terjadi pada penyediaan tenaga kerja. Rasio nilai
produk mariginal dengan “oppourtunity cost” tenaga kerja pada
kedua desa jauh lebih kecil dari satu (sig.=0.01). Ini berarti
penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usaha tani sudah
berlebihan.
Menurut hasil perhitungan Efisiensi teknik usaha tani Desa
Maranata = 0.64, efisiensi ekonomi = 0.45 dan efisiensi harga =
0.70. diperkirakan bahwa keadaan yang hampir sama juga terjadi di
Desa Dombu
2. pola konsumsi Desa Dombu: pengeluaran untuk bahan makanan
dengan elastisitas yang lebih besar dari satu (1.0908) dengan uji t
yang sangat nyata (sig.=0.0000) menandakan bahwa bahan
makanan bagi masyarakat Desa Dombu merupakan barang
56
superior. Pengeluaran untuk pakaian dengan elastisitas 0.7276
(sig.=0.0000) dan kesehatan dengan elastisitas 0.5935
(sig.=0.0004), keduanya merupakan barang normal bagi
masyarakat Desa Dombu.
Pola konsumsi Desa Maranata : pengeluaran bahan makanan
dengan elastisitas 0.6972(sig. = 0.0000) menandakan bahwa
bahan makanan bagi masyrakat Desa Maranata merupakan barang
normal. Pengeluaran untuk pakaian dengan elastisitas 0.6787
(sig.= 0.0015), perumahan dengan elastisitas 0.8358 (sig.=0.0244),
dan kesehatan dengan elastisitas 0.6405 (sig.=0.0274), ketiganya
adalah pengeluaran untuk barang normal bagi masyarakat Desa
Dombu. Pengeluaran untuk pendidikan dengan elastisitas 1.1208
(sig.= 0.0065) dan pengeluaran lainnya dengan elastisitas1.5342
(sig.=0.0000) merupakan pengeluaran untuk barang superior bagi
masyarakat Desa Maranata.
3. Variabel-variabel pendidikan kepala rumah tangga, kekayaan
rumah tangga, kesehatan anggota rumah tangga, pendapatan
rumah tangga dan harapan kehidupan ekonomi rumah tangga yang
lebih baik, yang diduga mempunyai hubungan dengan
kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat Desa Dombu,
semuanya mempunyai hubungan baik secara langsung ataupun
tidak langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah
tangga, dengan pengertian (bi SEi ). Tetapi yang mempunyai
57
hubungan nyata secara statistik ialah: variabel pendidikan kepala
rumah tangga dan variabel kekayaan terhadap variabel pendapatan
masing-masing (sig.=0.07) dan (0.00), variabel pendapatan
terhadap variabel harapan hidup yang lebih baik (sig.=0.01), dan
variabel harapan hidup yang lebih baik terhadap variabel
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (sig.=0.00).
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa secara nyata
peningkatan pendidikan kepala rumah tangga dan kekayaan rumah
tangga akan menyebabkan peningkatan pendapatan. Peningkatan
pendapatan akan meningkatkan harapan untuk memperoleh
kehidupan ekonomi yang lebih baik dan selanjutnya harapan untuk
memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik akan
meningkatkan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga.
Hasil penelitian Aidawati (2004; 246), menjelaskan mengenai Optimalisasi
Pemanfaatan Sumberdaya Ekonomi Transmigrasi Lokal di Sulawesi
Selatan.
1. pemanfaatan sumberdaya ekonomi yang dimiliki transmigrasi lokal
seperti lahan, belum optimal. Hasil pendugaan produksi
menunjukkan adanya pengaruh positif yang sangat nyata dari
sumberdaya tersebut terhadap tingkat produksi usahatani
transmigran lokal dengan skala produksi keempat UPT local berada
pada kenaikan hasil yang berkurang. Dengan demikian adanya
kemungkinan untuk menerapkan prinsip ekonomi agar mendapatkan
58
keuntungan maksimum dengan tingkat penggunaan sumberdaya
yang optimum sehingga perlu mempertimbangkan konsep efisiensi
ekonomi. Penggunaan sumberdaya yang dominan belum optimal
(efisien) untuk usahatani padi,jagung,kacang tanah,jambu mente,dan
kakao di UPT lokal adalah pupuk urea,pupuk TSP,pupuk
KCI,pestisida,benih, dan peralatan.
2. Untuk usahatani tanaman pertanian dan perkebunan akan optimum
pada kondisi optimal (1) apabila menggunakan 0,33 Ha tanaman
Padi, 0,51 Ha tanaman jagung dan 0,72 Ha tanaman kakao pada
UPT Lombok I,II,III dengan keuntungan maksimum sejumlah Rp
1.585.197. Dengan adanya peningkatan harga output dalam batas
AI-OCR (optimal (2)) yang tidak merubah solusi optimum, luas lahan
dan nilai slack tidak merubah namun akan meningkat keuntungan
transmigran sejumlah Rp 3.093.784. keuntungan ini meningkatkan 95
% dari kondisi sekarang (optimal(1)). Selanjutnya apabila dinaikkan
harga input dan output masing-masing 15 % tanpa memperhatikan
batas-batas AI-OCR dan tidak merubah solusi optimum maka
diperoleh keuntungan sejumlah Rp 1.822.976 meningkat 14,9 %.
3. untuk usahatani tanaman pertanian dan perkebunan akan optimum
pada kondisi optimal (1) apabila menggunakan 0,04 Ha tanaman
padi, 0,05 Ha tanaman kacang tanah dan 1,47 Ha tanaman kakao
pada UPT Bulukatoang dengan keuntungan maksimum sejumlah Rp
1.490.885. Dengan adanya peningkatan harga output dalam batas
59
AI-COR (optimal(2)) yang tidak merubah solusi optimum, luas lahan
dan nilai slack tidak berubah namun akan meningkatkan keuntungan
transmigran sejumlah Rp 1.826.591. Keuntungan ini meningkat 22,5
% dari kondisi sekarang (optimal(1)). Selanjutnya apabila dinaikkan
harga input dan output masing-masing 15 % tanpa memperhatikan
batasan AI-COR dan tidak merubah solusi optimum maka diperoleh
keuntungan sejumlah Rp 1.714.517 meningkat 15 %.
4. usahatani tanaman pertanian dan perkebunan yang optimum
(optimal(1)) pada UPT Timusu jika menggunakan 0,47 Ha tanaman
padi,0,45 Ha tanaman kacang tanah dan 0,85 Ha tanaman kakao
dengan keuntungan maksimum sejumlah Rp 1.503.897. Dengan
adanya peningkatan harga output dalam batas AI-OCR (optimal(2))
yang tidak merubah solusi optimum, luas lahan dan nilai slack tidak
berubah namun akan meningkatkan keuntungan transmigran
sejumlah Rp 2.927.318. Keuntungan ini meningkat 94,6% dari
kondisi sekarang (optimal(1)). Selanjutnya apabila dinaikkan harga
input dan output masing-masing 15% tanpa memperhatikan batasan
AI-COR dan tidak merubah solusi optimum maka diperoleh
keuntungan sejumlah Rp 1.792.928 naik 19,2%.
5. faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (pendapatan) usahatani
tanaman pertanian dan perkebunan pada UPT Lombok I,II,III adalah
pendidikan, jumlah keluarga, perkembangan harga sarana
produksi,perkembangan harga hasil produksi, penyuluhan lapangan,
60
ongkos angkutan dan modal, dengan korelasinya sebesar 90,05%,
nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 81,1%,
sehingga faktor yang dominan mempengaruhi pendapatan
transmigran di UPT Lombok I,II,III adalah modal, penyuluhan
lapangan,dan perkembangan harga hasil produksi.
Khusus studi di Sulsel yang terkait dengan pemanfaatan waktu luang
rumah tangga (petani) dengan menggunakan dasar model household
dilakukan oleh Halide (1979) pada petani di DAS Jeneberang. Halide
(1979) mengungkapkan bahwa petani belum menunjukkan kurva supply
tenaga kerja yang backward bending,sejak anggota keluarga petani (usia
kerja) selalu ikut bekerja pada kegiatan produktif untuk memperoleh
pendapatan tambahan bagi keluarga, dimana ditemukan bahwa tingkat
waktu kerja di desa hulu adalah hanya 0,26 dan desa bawah sebesar
0,46.
61
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual
Merujuk pada tinjauan pustaka dan hasil-hasil penelitian
sebelumnya seperti yang diuraikan pada bab terdahulu, maka
dibangunlah suatu kerangka pemikiran yang akan menjadi acuan guna
mengkaji dan memberikan solusi tentang permasalahan yang diajukan
pada penelitian ini. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh perilaku
ekonomi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat transmigran di
Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
Penelitian ini mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh
Shiffman dan Kanuk (2000 : 63) yang mengatakan bagaimana motivasi
terbentuk dari stimulus atau ransangan (misalnya rasa lapar) akan
menyebabkan pengenalan kebutuhan (need recornation). Ransangan
tersebut bisa datang dari dalam diri seseorang (kondisi fisiologis).
Ransangan terjadi karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan
apa yang seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya
pengenalan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud selain kebutuhan
primer ada juga kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder muncul
sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya.
Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan kepada
manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.
62
Perilaku (tindakan) berorientasi tujuan (goal orientied behavior)i.
Artinya untuk memenuhi kebutuhannya seseorang harus memiliki tujuan
akan tindakannya. Tujuan tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan.
Dipadukan dengan teori Maslow yang mengemukakan lima kebutuhan
manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling
rendah, yaitu kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs) sampai
paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut
teori Maslow manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya
terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Konsumen yang bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan
lainnya yang lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah seterusnya.
David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang
disebut sebagai McClelland’s Theory of learned Needs. Teori ini
menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang
individu untuk berperilaku, yaitu (1) Kebutuhan untuk sukses (Needs for
Achivement), (2) kebutuhan untuk afiliasi (Needs for Affiliations), dan (3)
kebutuhan kekuasaan (Needs for Power).
Kebutuhan Sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai
prestasi, reputasi, dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki
kebutuhan sukses akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk mencapai
cita-cita yang diinginkannya. Ia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
mampu menghadapi segala tantangan dan masalah demi mewujudkan
63
cita-citanya. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan
ego dan kebutuhan aktualisasi diri dari teori Maslow.
Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina
hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya,
ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-
orang yang bisa menerimanya. Seseorang yang memiliki kebutuhan
afiliasi akan terlibat aktif dalam kegiatan sosial, maupun kegiatan yang
melibatkan banyak orang. Ia akan memilih produk dan jasa yang
disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Kebutuhan
afiliasi memiliki kesamaan dengan kebutuhan sosial dari Maslow.
Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa
mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang
disekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi,
mengarahkan, dan mengatur orang lain (Sumarwan, 2003 ; 34 – 42).
Tujuan seseorang pengusaha memproduksi output ada bermacam-
macam. Mungkin ada seseorang yang memproduksi sesuatu dengan
tujuan untuk memberi pekerjaan pada tetangga-tetangganya. Namun
tujuan pengusaha yang dibahas adalah dengan anggapan untuk
memaksimumkan keuntungan.
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output
sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang
atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah
barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi
64
produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang yang berujud
menjadi barang lain, seperti halnya suatu pabrik. Jadi jasa pengangkutan
atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh
dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang
melakukan fungsi ini dinamakan produsen. Pada umumnya seorang
produsen akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimu,
meskipun tidak semua produsen akan berusaha mendapatkan
keuntungan maksimum. Misalkan ada seorang pengusaha yang
mendirikan perusahaan hanya untuk prestise, jadi dia kurang
memperhatikan masalah efisiensi. Atau seorang jutawan yang ingin
beramal dengan jalan mendirikan perusahaan untuk memberikan
lapangan pekerjaan bagi tetangganya (Adiningsih, 1999 ; 3-4).
Dalam pembahasan ini kita mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan produksi yang berkaitan dengan perilaku produsen, karena
produsen harus membuat banyak keputusan. Di antaranya keputusan
tentang berapa jumlah output yang akan diproduksi dan berapa jumlah
input yang dan bagaimana kombinasi input yang akan dipakai.
Hal pertama yang kita harus perhatikan apabila kita ingin
mempelajari prilaku produsen adalah mengetahui apa saja keterbatasan-
keterbatasan yang ada pada seorang produsen. Seperti halnya jenis dan
jumlah input yang tersedia di pasar, teknik produksi yang fisibel, peraturan
pemerintah dan lain-lain.
65
Menurut Adiningsih (1999 : 5) input suatu proses produksi dapat
terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan material. Jadi input adalah
barang atau jasa yang digunakan sebagaimasukan suatu proses produksi.
Sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu
proses produksi. Output dari suatu pabrik pada umumnya berujud barang
namun output dari suatu cold storage beujud jasa.
Ekonom menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan
hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa
banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah
input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi. Jadi Fungsi
produksi adalah suatu fungsi yang yang menunjukkan hubungan antara
tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini merupakan
landasan teknis dari suatu proses produksi, landasan teknis karena hanya
menunjukkan hubungan fisik antara input dan output yang dapat dituliskan
sebagai berikut :
Ymax = f (input)
Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya output tergantung pada besar
kecilnya input. Bentuk umum fungsi produksi apabila menggunakan n
input adalah sebagai berikut :
Ymax = f (input)
Ymax = f (x1 , x2 , x3 .......... , xn )
Dimana Xn adalah jumlah input yang digunakan oleh tiap jenis input.
66
Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah tangga miskin sebagian
besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda halnya dengan rumah
tangga yang tergolong kaya. Hal ini juga berlaku baik rumah tangga besar
maupun rumah tangga kecil untuk tingkat pengeluaran yang sama. Hal ini
menandakan bahwa besarnya proporsi yang dikeluarkan untuk makanan
dapat dijadikan indikator tidak langsung terhadap kesejahteraan. Dengan
demikian, maka dua rumah tangga yang mempunyai proporsi pengeluaran
yang sama besar untuk makanan seharusnya mempunyai pendapatan riel
yang sama pula tanpa menghiraukan banyaknya anggota keluarga
(Deaton,1983 :193) dan (Philips, 1974 : 100 – 105).
67
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis
68
A. FUNGSI PRODUKSI
LUAS LAHAN TENAGA KERJA MODAL
B. POLA KONSUMSI
PENDAPATAN JUMLAH
ANGGOTA RT. KONSUMSI RT.
1.Makanan 2. Pakaian 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Pengeluaran lainnya
PENDAPATAN MASYARAKAT
TRANSMIGRASI
KONDISI AWAL TRANS
LUAS LAHAN LATA BELAKANG
PENDIDIKAN BUDAYA INTERAKSI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
U.U. KETRANSMIGRASIAN
MASYARAKAT TRANSMIGRASI MANDIRI
KesejahteraanMasyarakat
Transmigrasi
Mengacu pada tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan tujuan
penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disusunlah
hipotesis sebagai berikut :
1. Penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia
untuk usaha tani masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong belum dimanfaatkan secara efisien.
2. Ada perbedaan besarnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi rumah
tangga transmigrasi asal Bali dengan Jawa.
3. Perubahan pendapatan menyebabkan perubahan pola konsumsi
rumah tangga. Rumah tangga yang tingkat pendapatannya rendah
mengkonsumsi bahan makanan dalam proporsi yang lebih besar dari
allokasi pendapatan, dibanding dengan rumah tangga transmigrasi
tingkat pendapatannya lebih tinggi.
4. Faktor- Faktor yang mempengaruhi hubungan kausal antara tingkat
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga transmigran dengan
tingkat pendidikan kepala rumah tangga, besarnya kekayaan yang
dimiliki, keadaan kesehatan anggota rumah tangga dan tingkat
pendapatan masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong.
69
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Sulawesi Tengah, yaitu dipilih secara purposif dua Kecamatan yang
mempunyai penduduk masyarakat transmigran yang lamanya tinggal di
wilayah di Kecamatan tersebut paling rendah lima tahun.
B. Jenis, Sumber dan Metode Penarikan Sampel
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder,
data primer diperoleh langsung dari transmigran dan data sekunder
bersumber dari instansi terkait. Untuk penarikan sampel dari Kabupaten,
kecamatan, desa dan tingkat rumah tangga transmigran. Data tingkat
Kabupaten, kecamatan dan desa meliputi : Keadaan penduduk, wilayah
dan keadaan lembaga sosial ekonomi masyarakat transmigran.
Data rumah tangga meliputi : kegiatan ekonomi menyangkut
kegiatan produksi dan pemasaran hasil produksi rumah tangga , kegiatan
ekonomi meliputi konsumsi, konsumsi rumah tangga transmigran dan
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga transmigran.
C. Penarikan Sampel
Untuk mengetahui perilaku ekonomi masyarakat Transmigrasi,
maka perlu digunakan bantuan metode statistik. Metode statistika sangat
membantu dalam pengambilan sampel, pengumpulan data, penyajian
70
data, sampai pada pengambilan keputusan yang disebabkan karena telah
mempunyai aturan-aturan yang sudah baku dan telah berlaku umum.
Namun demikian perlu disadari bahwa penggunaan metode
statistik yang tidak pada tempatnya dapat menghasilkan kesimpulan yang
tidak tepat dan demikian pula pengambilan keputusan yang kemungkinan
kurang bermanfaat, bahkan dapat menimbulkan banyak kerugian. Oleh
sebab itu model-model statistik yang digunakan dalam penelitian ini
peneliti berusaha untuk dapat mengemukakan dengan jelas baik asumsi-
asumsi, maupun kecocokannya.
Rencana penelitian ini berdasarkan metode statistik inferensial,
sedangkan metode statistik diskreptif yang dimulai dari keadaan yang
bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan pada metode deskriptif tidak diragukan
kebenarannya. Berbeda halnya dengan metode inferensial masih
diragukan kebenarannya, disebabkan keadaan populasi didekati melalui
generalisasi keadaan sampel yang berarti bahwa metode inferensial
banyak dipakai dalam penelitian, karena dapat dipergunakan untuk
meneliti populasi yang relatif besar dengan penggunaan biaya, tenaga
dan waktu yang relatif sedikit, dibanding dengan penelitian yang
menyeluruh dari suatu keadaan populasi.
Metode statistik imprensial memberikan petunjuk yang berlaku
umum untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode tersebut,
mulai dari cara penarikan sampel yang representatif mewakili populasi,
71
hingga pada penentuan tingkat kepercayaan (comfidence interval) yang
dapat diberikan pada penarikan suatu kesimpulan.
Penentuan sampel dilakukan secara random sampling, yang berarti
semua populasi mempunyai peluang yang sama mewakili sampel lainnya.
Dari enam kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, hanya dua
kecamatan yang mempunyai transmigran Umum yang berasal dari Bali
dan Pulau Jawa. Maka penentuan sampel dilakukan secara purposive
pada Kecamatan Moutong. Pengambilan sampel dilakukan secara
random sampling dan proporsional 5 % dari populasi yang ada di
Kecamatan tersebut. Penentuan sampel menurut Suparmoko (1995 ; 42),
apabila sama sekali tidak ada pengetahuan tentang besarnya variance
dari populasi. Cara terbaik adalah cukup dengan mengambil persentase
tertentu, 5 %, 10 % atau 50 % dari seluruh jumlah populasi. Beberapa hal
yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan besarnya
persentase yaitu :
1. Bila populasi N besar, persentase yang kecil saja sudah dapat
2. Besarnya sampel hendaknya jangan kurang dari 30.
3. Sampel sayogyanya sebesar mungkin selama dana dan waktu
masih dapat menjangkau.
Untuk pengambilan sampel di kecamatan yang terpilih adalah dari
2922 KK x 5 % = 146 KK terdiri dari masing – masing :
Desa Petuna Sugi 711 KK x 5 % = 36 KK
Desa Margapura 2211 KK x 5 % = 110 KK
Jumlah sampel adalah = 146 KK
72
PETA WILAYAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Keterangan
Kec. Tinombo
Kecamatan Moutong
Kec. Tomini
Kec. Parigi / Ampibabo
Kec. Sausu
73
D. Metode Analisis
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisis Cobb-douglas
Jawaban yang diperoleh dari responden sesuai dengan nilai variabel yang
telah ditetapkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Analisis
diskreptif diikuti analisis produksi dengan Fungsi produksi Cobb-Douglas.
Untuk membuktikan hipotesis penelitian pertama digunakan
analisis fungsi produksi cobb-Douglas yaitu suatu fungsi atau persamaan
yang melibatkan dua atau lebih variabel; vriabel yang satu disebut variabel
dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain variabel independen, yang
menjelaskan, (X). Penjelasan hubungan antara Y dan X biasanya dengan
cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X.
Dengan demikian, kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam
penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Secara matematik fungsi produksi,
fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut:
b1 b2 bi bn Y = a X1 X2 . . . Xi . . . . Xn еu
bi u = a Π Xi e
Bila fungsi produksi Cobb-Douglas dinyatakan oleh hubungan Y
dan X, maka:
Y = f ( X1, X2, . . . . Xi , . . . Xn )
74
Y = variabel yang dijelaskan,
X = variabel yang menjelaskan,
a,b = besaran yang akan diduga,
U = kesalahan (disturbance term), dan
e = logaritma natural, e = 2,718.
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan tersebut diubah
menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan
tersebut menjadi:
Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + v;
Di mana:
Y* = log Y
X* = log X
v* = log v
a* = log a (Soekartawi; 1990; 160 -161)
Ada tiga alasan pokok fungsi Cobb-Douglas digunakan, yaitu :
1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah
dibandingkan dengan fungsi yang lain, misalnya pada fungsi
kuadratik, maka fungsi cobb-Douglas dengan mudah ditransfer
kebentuk linear.
2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan
menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan
elastisitas. Jadi besaran b dari variabel masukan produksi yang
bersangkutan.
75
3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat
besaran return to scale.
1. Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Kegiatan ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang semakin baik, maka
usaha tersebut tidak terlepas dari efisiensi penggunaan sumber daya
yang ada. Masyarakat memiliki sumber daya yang terbatas sebagai
faktor produksi, hal ini menyebakan sumber daya yang digunakan
harus secara efisien. Efisiensi diartikan sebagai penggunaan sumber
daya yang paling baik dari apa yang tersedia untuk mencapai hasil
yang memuaskan. Definisi yang lengkap mengenai efisiensi berasal
dari Vilfredo Pareto (1848-1923). Pareto melihat efisiensi secara
global, yang dikenal sebagai Pareto Optimality yaitu apabila suatu
keadaan terjadi pada organisasi sosial di mana tidak ada perubahan
yang dapat dilakukan untuk membuat seseorang lebih baik tanpa
membuat orang lain menjadi lebih buruk keadaannya.
Efisiensi yang dibahas dalam penelitian ini seperti efisiensi yang
dikemukakan pada hipotesis pertama ialah efisiensi penggunaan
faktor produksi, luas lahan, tenaga kerja dan modal dengan
mempergunakan metode analisis Average production function (APF)
dan Frontier production function (FPF) dari fungsi produksi Cobb-
Douglas.
76
a. Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dengan APF
Untuk mengetahui pengalokasian faktor-faktor produksi yang
digunakan transmigrasi sudah efisien dapat didekati dengan
membandingkan antara produk marginal dan faktor biaya. Model yang
digunakan untuk mengestimasi produk marginal adalah fungsi
produksi Cobb-Douglas seperti berikut :
^ b1 b2 bn
Y = b0 X1 X2 . . . . . . . . Xn
^ Dimana : Y = produksi
Xi = faktor-faktor produksi sampel i
b0 = intercept
bn = elastisitas produksi terhadap faktor produksi i
Produk marginal dari faktor produksi X1 adalah :
Ù ¶Y b1 – 1 b2 bn
= b0 b1 X1 X2j . . . Xn
¶x1
^ b1 b2 bn
¶Y b1 ( b0 X1 X2 . . . Xn ) =
¶X1 X1
^ ¶Y1 b1 ( Y ) = ¶X1 X1
. .
^ ¶Yj b1 ( Y*) = ¶X1 X*
77
dan seterusnya untuk faktor produksi lainnya.
Y* adalah produksi rata-rata geometrik dan X*1 adalah rata-rata
geometrik dari jumlah faktor produksi i (Fattah M, 199 ;52 – 53).
Penggunaan faktor produksi tersebut dikatakan efisien
bilamana nilai produk marginal sama dengan harga faktor
produksi. Secara matematik dapat ditulis :
p( bi Y* / X*i ) = Ci
Di mana p adalah harga produksi perunit dan Ci adalah harga faktor
produksi i per unit.
bi Y* / Xi* = Ci /p atau
(bi Y* / X*i) ( p/Ci ) = 1
Untuk menguji apakah secara statistik nilai (bi Y* / X*i)(p/Ci) = 1
Digunakan uji t
(bi Y* / X*i)(p/Cj) - 1 thit. = {Var (bi)(Y* / Xi*)2(P/Cj)2}0,5
b. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi FPF
Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi yang dipakai
untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap
posisi prontiernya. Karena fungsi produksi adalah hubungan fisik
antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi prontier
adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada prontier yang
posisisinya terletak pada garis isokuan. Garis isokuan ini adalah
78
tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan titik kombinasi
penggunaan masukan produksi yang optimal;
lihat gambar 1 (Soekartawi, 1990; 215 – 222 ).
X2/Y U’ Efisiensi teknik (ET) = OB/OC ≤ 1
P’ .C Efisiensi ekonomi (EE) = OA/OC ≤ 1
.B . . Efisiensi harga (EH)= OA/OB A . . . .
·D . . . U
0 P X1/Y
Gambar 3.2 Ukuran Efisiensi Menurut Farrel
Garis lengkung UU’ adalah garis isokuan yang menggambarkan
tempat kedudukan titik-titik kombinasi penggunaan input X1 dan X2
terhadap produksi Y. Titik C dan titik-tik lain yang posisinya dibagian luar
dari garis UU’ adalah tingkat teknologi dari masing-masing individu
pengamatan.
Konsep berikutnya adalah stochastic frontier. Dikatakan
demikian karena nilai variabel X (dan mungkin juga nilai Y) adalah
berubah-ubah yang disebabkan karena faktor lain yang
mempengaruhinya. Secara matematik hal ini dapat dituliskan seperti
persamaan.
Y = f(X) exp (v-u)
Di mana f(X) exp (V) adalah stochastic production frontier.
Menurut Forsun, dkk., (1980) v harus menyebar mengikuti sebaran atau
79
distribusi yang simetrik sehingga dapat “menangkap” kesalahan (error)
dan variabel lain yang ikut mempengaruhi nilai Y dan X. Sedangkan nilai
exp (u) adalah menunjukkan technical in-effisiency, di mana u > 0.
a. Garis UU’ adalah garis isokuan dan berbagai kombinasi input X1
dan X2 untuk mendapatkan sejumlah Y tertentu yang oftimal.
Garis ini sekaligus menunjukkan garis frontier dari fungsi
produksi Cobb-Douglas.
b. Garis PP’ adalah garis biaya yang merupakan tempat
kedudukan titik-titik kombinasi dari biaya berapa dapat
dialokasikan untuk mendapatkan sejumlah input X1 dan X2
sehingga mendapatkan biaya yang optimal.
c. Gris OC yang menggambarkan “jarak” sampai seberapa
teknologi dari suatu usaha pertanian atau non-pertanian.
Karena UU’ adalah garis isokuan, maka semua titik yang terletak di
garis tersebut adalah titik yang menunjukkan bahwa di titik tersebut
terdapat produksi yang maksimum. Dengan demikian, bila titik tersebut
berada di bagian luar dari garis isokuan, misalnya di titik C, maka dapat
dikatakan bahwa teknologi produksi belum mencapai titik maksimum yang
ada di garis isokuan. Di lain pihak karena garis PP’ adalah garis biaya,
maka setiap titik yang berada di garis tersebut adalah menunjukkan biaya
optimal yang dapat digunakan untuk membeli input X1 dan X2 untuk
mendapatkan produksi yang optimum.
80
Kalau produksi dikalikan dengan harga dan dikurangi dengan
biaya-biaya, maka akan diperoleh besarnya keuntungan. Berarti dengan
demikian besarnya efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi harga
sudah dapat dihitung.
Untuk menghitung Produksi maksimum digunakan formulasi
berikut :^ b1 b2 b3
Maksimukan: Y = b0 X1 X2 X3
Dengan kendala : B = P1X1 + P2X2 + P3X3
Dengan cara lagrangian: L = ( B – P1 X1 – P2 X2 – P3 X3)
^ ¶L ¶Y 1. = - λ P1 = 0
¶x1 ¶x1
Ù ¶L b1 – 1 b2 b3
= b0 b1 x1 x2 x3 - λ P1 = 0…(1)
¶x1
^ ¶L ¶Y 2. = - λ P2 = 0
¶x2 ¶x2
¶Lj b1 b2-1 b3 = b0 b2 x1 x2 x3 - λ P2= 0… (2)
¶x2
^ ¶L ¶Y 3. = - λ P3 = 0
¶x3 ¶x3
¶L b1 b2 b3-1
= b0 b3 x1 x2 x3 - λ P1 = 0 …(3)
¶x3
81
¶L 4. = B - P1X1 – P2X2 – P3X3 = 0
¶λ
Ù ¶L b1 – 1 b2 b3
= b0 b1 x1 x2 x3 - λ P1 = 0…(4)
¶x1
Dari persamaan (1) diperoleh:
b1 – 1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 - λ P1 = 0
b1-1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 λ = ….. (5) P1
Dari persamaan (2) diperoleh:
b1 b2-1 b3 b0 b2 x1 x2 x3 - λ P2 = 0
b1 b2 -1 b3
b0 b2 x1 x2 x3 λ = …… (6) P2
Dari persamaan (3) diperoleh:
b1 b2 b3-1
b0 b3 x1 x2 x3 - λ P1 = 0
b1 b2 b3 -1
b0 b3 x1 x2 x3 λ = …… (7) P3
Subtitusikan persmaan (5) ke (6) diperoleh:
b1-1 b2 b3 b1 b2 -1 b3
b0 b1 x1 x2 x3 = b0 b2 x1 x2 x3 P1 P2
b1-1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 P1
= b1 b2 -1 b3 P2
b0 b2 x1 x2 x3
82
-1b1x1 P1
= -1 P2 b2x2
1b1 x1 P1
= 1 P2 b2 x2
b1x2 P1
=b2x1 P2
x1 b2 P1
x2 = . . . . . . . . . . . .(8) b1 P2
Subtitusi persamaan (5) ke (7) diperolreh:
b1-1 b2 b3 b1 b2 b3 -1
b0 b1 x1 x2 x3 b0 b3 x1 x2 x3
= P1 P3
b1-1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 P1
= b1 b2 b3 -1 P3
b0 b3 x1 x2 x3
b1x1-1 P1
=b3x3
-1 P3 1b1 x1 P1
= 1 P3 b3 x3
b1x3 P1
=b3x1 P3
x1 b3 P1
83
x3 = . . . . . . . . . . (9) b1 P3
Subtitusi persamaan (8) dan (9) ke persamaan (4) diperoleh:
B - P1X1 – P2X2 – P3X3 = 0
X1b2 P1 X1b3 P1
B - P1X1 – P2 - P3 = 0 b1 P2 b1 P3
X1b2 P1 X1b3 P1
B - P1X1 – - = 0 b1 b1
X1b2 P1 X1b2 P1
P1X1 + - = B b1 b1
b2 P1 b3 P1
X1 P1 + + = B b1 b1
b1 P1 + b2P1+b3 P1
X1 = B b1
BX1 = b1 P1 + b2P1+b3 P1
b1
b1 BX1 = b1 P1 + b2P1+b3 P1
Jadi b1 B X1 =
P1 (b1 + b2 + b3 )
84
Dari persamaan (8) diperoleh:
X1b2P1
X2 = b1P2 b1 B P1(b1+b2+b3 b2P1 X2 = b1P2
b2 BJadi X2 = P2 (b1+b2+b3)
Dari persamaan (9) diperoleh:
X1 b3 P1
X3 = b1P3 b1 B P1(b1+b2+b3) b3P1 X3 = b1P3
b3 BJadi X3 = P3 (b1+b2+b3) dapat diperoleh:
b1-1 b2 b3 b1 b2 -1 b3 b1 b2 b3 -1
b0 b1 x1 x2 x3 b0b2 x1 x2 x3 b0 b3 x1 x2 x3
λ = = = P1 P2 P3
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diukur nilai efisiensi
berikut :
a. efisiensi teknik (ET);
b. efisiensi ekonomi (EE); dan
c. efisiensi harga (EH);
85
Efisiensi teknik adalah besaran yang menunjukkan perbandingan
antara produksi sebenarnya dengan produksi maksimum.
Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara
keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum. Secara
matematik hubungan antara ET, EE dan EH adalah sebagai berikut :
EE = ET - EH
Besaran ET £ 1 ; EE £ 1; dan besaran EH tidak selalu harus
kurang atau sama dengan satu. Selanjutnya garis isokuan UU’ diduga
dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan mengestimasi FPF yang
dipelopori oleh Farrel M.J. terus dikembangkan oleh Timmer (1970,1971
dengan menggunakan teknik a probabilistic frontier Cobb-Douglas
Production Function.
2. Pendapatan dan Pola Konsumsi Rumah Tangga
Untuk menguji hipotesis dua digunakan analisis regresi linear
dalam teori ekonomi ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan terhadap barang konsumsi ialah harga barang itu sendiri,
harga barang lain, selera konsumen, tingkat pendapatan keluarga, jumlah
anggota keluarga, umur anggota keluarga, pendapatan sekarang dan
pendapatan yang diperkirakan pada masa yang akan datang. Namun
yang paling besar pengaruhnya adalah pendapatan yang diperoleh
keluarga. Pola pengeluaran untuk konsumsi yang bersifat umum dapat
86
dibuat. Hukum inilah yang dikenal dengan hukum Engel, sesuai dengan
nama penemunya yaitu Christian Lorenz Ernst Engel seorang statistisian
jerman abad 19 yang mencoba melihat hubungan antara tingkat
pendapatan dengan tingkat konsumsi rumah tangga.
Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah tangga miskin sebagian
besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda halnya dengan rumah
tangga yang tergolong kaya. Hal ini menandakan bahwa besarnya porsi
yang dikeluarkan untuk makanan dapat menjadi indikator terhadap tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat.
Hipotesis Pendapatan Absolut dikembangkan oleh Keynes yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang apriori antara konsumsi dan
pendapatan.Untuk itu Keynes mengemukakan tiga proposisi pokok yaitu :
1. Konsumsi riil adalah merupakan fungsi dari pendapatan riil
2. Marginal propensiti to consume (MPC) bersifat positif tetapi nilainya
lebih rendah dari satu.
0 MPC 1
3. Marginal propensity to consume lebih kecil dari average propensity to
consume (APC) yang bermakna bahwa APC menurun waktu
pendapatan (Y) naik tetapi MPC tetap tidak berubah apabila
pendapatan naik.
C
C = a + bY
87
O Y
Gambar 3.3 Fungsi Konsumsi
C = a + bY
CAPC =
Y
a = + b
Y
dAPC a = - 0 dY Y2
APC berbanding terbalik dengan tingkat pendapatan
dCMPC = = b dY
Sebagai illustrasi baiklah dikemukakan contoh fungsi konsumsi dan
perubahan-perubahannya.
Misalnya mula-mula fungsi konsumsi adalah :
C = 100 + 0,8 Y
MPC = 0,8
Jika Y = 600, maka C = 580, APC = 0,97, MPC = 0,8
Jika Y = 700, maka C = 660, APC = 0,94, MPC = 0,8
Jika Y = 800, maka C = 740, APC = 0,92, MPC = 0,8
Kesimpulan : Pada waktu Y naik, APC menurun dan MPC tidak berubah.
88
3. Untuk menguji Hipotesis tiga digunakan analisis cross tabulations
antara proporsi konsumsi masyarakat transmigrasi dengan
pendapatan masyarakat transmigrasi.
4. Untuk menguji hipotesis empat digunakan analisis path (path Analysis)
E. Definisi Operasional
Batasan-batasan operasional yang digunakan dalam penelitian
mencakup pengertian-pengertian untuk menjelaskan beberapa istilah
yang digunakan sebagai berikut :
1. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela, untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah
pengembangan transmigrasi, atau lokasi pemukiman transmigrasi.
2. Transmigrasi umum adalah Transmigrasi yang biaya
pelaksanaannya ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. dengan
petunjuk, bimbingan dari pemerintah.
3. Budaya adalah norma-norma dan nilai-nilai budaya yang dimiliki
dan mempengaruhi perilaku masyarakat transmigran dalam
kegiatan produksi dan konsumsi.
4. Motivasi adalah dorongan seorang individu untuk berperilaku.
5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang ditammatkan melalui
institusi formal.
6. Latihan adalah kegiatan yang dilakukan transmigran melalui
kursus-kursus
89
7. Perilaku ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan transmigran
melalui usaha produksi dan konsumsi rumah tangga transmigran di
Kabupaten Parigi Moutong.
8. Pemukiman Transmigrasi dengan Usaha Pokok Tanaman Pangan
Adalah pemukiman transmigrasi yang sejak awal dirancang untuk
sebagian besar transmigrannya berusaha dan memperoleh
pendapatan usahatani tanaman pangan secara bekesinambungan.
9. Tanaman Pangan adalah tanaman yang terdiri dari padi-padian,
palawija, dan tanaman hortikultura.
10.Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produksi
usaha tani rumah tangga transmigran dinilai dengan rupiah.
11. Input yang digunakan dalam produksi usaha tani dikelompokkan
ke dalam tiga bagian yaitu lahan pertanian, Tenaga kerja, dan
modal dalam mengelola usaha tani.
12. Lahan pertanian yang merupakan input kegiatan produksi dihitung
menurut luasnya dalam Ha.
13. Tenaga kerja yang merupakan input dalan kegiatan produksi
dihitung dalam satuan hari Orang kerja (HOK), tenaga kerja
wanita, anak-anak dan hewan pekerja dikompersi kedalam hari
kerja orang dewasa.
14. Modal dalam usaha tani adalah sarana produksi dan biaya-biaya
yang terlibat dalam proses-proses produksi dalam satu musim
tanam.
90
15.Tingkat pendidikan Kepala rumah tangga adalah variabel kualitatif
yang dapat dikuantifikasi dengan memberikan skor berdasarkan
tingkat pendidikannya.
16.Tingkat pendapatan rumah tangga dinyatakan dalam rupiah untuk
jangka waktu satu tahun.
17.Jumlah anggota rumah tangga adalah termasuk semua orang yang
menetap dalam sebuah rumah tangga dimana kehidupan
ekonominya diatur oleh kepala rumah tangga.
18.Jenis pekerjaan pokok kepala rumah tangga yakni pekerjaan yang
pendapatan bersihnya paling besar dan merupakan pekerjaan
pokok. Terdiri dari :
- pekerjaan pertanian
- usaha dagang dan
- usaha jasa
19. Pengeluaran untuk konsumsi adalah jumlah uang yang merupakan
bagian pendapatan rumah tangga untuk membeli barang-barang
konsumsi keperluan rumah tangga.
20.Kekayaan rumah tangga transmigran dinyatakan dalam rupiah
dengan perhitungan seluruh barang-barang tidak bergerak yang
dimiliki kepala rumah tangga, termasuk di dalamnya uang, rumah,
lahan pertanian, dan barang-barang bergerak termasuk kendaraan
dan peralatan produksi dan sejumlah surat-surat berharga yang
telah dimiliki oleh kepala rumah tangga.
91
21.Kesejahteran kehidupan ekonomi rumah tangga adalah kepuasan
yang diperoleh dari berbagai hasil kegiatan ekonomi yang telah
dilaksanakan oleh rumah tangga. Kesejahteraan kehidupan
ekonomi bersifat sangat subyektif. Walaupun faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah
tangga dapat diperkirakan, seperti pendapatan rumah tangga,
kekayaan rumah tangga, kesehatan rumah tangga, pendidikan
kepala rumah tangga, keadaan lingkungan yang memberikan
harapan untuk memperoleh kesempatan untuk hidup lebih baik
pada masa yang akan datang, tetapi yang paling berhak
memberikan penilaian mengenai kesejahteraan kehidupan ekonomi
rumah tangga ialah kepala rumah tangga itu sendiri. Dengan
demikian, maka kepala rumah tangga sendiri yang akan diberi
kesempatan untuk memberikan skor mengenai keadaan
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangganya.
Penentuan skor dengan “gambar tangga” dimulai dengan
menyediakan gambar tangga seperti pada gambar berikut :
10 10
9 9
8 8
7 7
6 6
5 5
92
4 4
3 3
2 2
1 1
Gambar 3. 4 Gambar Tangga
Gambar tangga mempunyai sepuluh jenjang yang diberi nomor
mulai dari bawah ke atas dari angka 1 sampai dengan angka 10. Gambar
tangga ini dimuat pada daftar pernyataan penelitian, dan diperlihatkan
kepada responden waktu diadakan wawancara.
Pertama-tama dijelaskan kepada responden bahwa ini adalah
“gambar tangga”dengan 10 buah anak tangga yang diberi nomor dimulai
dari paling bawah nomor 1,di atas nomor 2, diatasnya lagi nomor 3,
sampai dengan nomor 10.
“Kalau sekiranya kemungkinan kesejahteraan kehidupan ekonomi
rumah tangga bapak yang paling jelek berada pada anak tangga paling
bawah, dan kemungkinan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah
tangga bapak yang paling baik berada pada anak tangga paling atas
(sambil menunjuk gambar) , kira-kira dijenjang manakah keadaan
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga bapak sekarang ini?”
Kalau responden masih ragu-ragu memberikan jawaban,maka
perlu diberikan penjelasan lebih banyak lagi mengenai hal ini. Kalau
responden menunjuk anak tangga ke 6, maka skor keejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga tersebut diberi skor dengan angka 6.
Kemudian dilanjutkan.
93
“Keadaan kesejahteraan kehidupan ekoomi rumah tangga pada
waktu yang akan datang memang sulit diperkirakan, bisa lebih baik tetapi
bisa pula menjadi lebih jelek atau tetap saja bila dibandingkan dengan
keadaan sekarang. Menurut perkiraan bapak kira-kira dijenjang mana
(Apakah lebih baik, lebih jelek atau saa saja) kesejahteraan kehidupan
ekonomi rumah tangga bapak dua tahun yang akan datang?”
Kalau responden masih ragu-ragu memberikan jawaban, maka
perlu diberikan penjelasan lebih banyak lagi mengenai hal ini. Kalau
responden menunjuk anak tangga ke 7, maka skor peluang kehidupan
ekonomi pada masa yang akan datang diberi skor dengan angka 7.
Kesehatan anggota rumah tangga dalam hubungannya dengan
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga akan dinilai dengan
angka skor. Karena tanggung jawab terhadap kesejahteraan rumah
tangga berbeda, Bapak sebagai kepala rumah tangga yang keadaan
kesehatannya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan kehidupan
rumah tangga diberi bobot 5, isteri kepala rumah tangga diberi bobot 2
dan masing-masing anggota rumah tangga lainnya diberi bobot 1. Jenis
penyakit juga diberi bobot. Penyakit yang dianggap keras atau sampai
menyebabkan kematian diberi bobot 10, penyakit sedang diberi bobot 5
dan penyakit ringan deberi bobot 1. Skor kesehatan rumah tangga
dihitung dengan rumus {100 – Σ(Ri x Pj)}, Ri adalah bobot anggota rumah
tangga ke-i,Pj adalah keadaan penyakit ke-j. Dengan demikian maka
rumah tangga yang tidak pernah mengalami gangguan kesehatan selama
94
penelitian diberi skor 100, dari {100 – (0 x 0)}. Kalau kepala rumah tangga
sakit keras, isteri kepala rumah tangga sakit sedang dan seorang anak
sakit ringan, maka skor untuk kesehatan rumah tangga adalah {100 – (5 x
10) – (2 x 5) – (1x1)} = 39. Penentuan penyakit berat, sedang dan ringan
di samping memperhatikan jenis penyakit, juga mempertimbangkan
lamanya penyakit tersebut diderita oleh anggota rumah tangga
(Fattah;2000;).
BAB V
GAMBARAN UMUM DAERAH PANELITIAN
Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah 6.231,85
kilometer persegi, Batas wilayah administrasi Kabupaten Parigi Moutong,
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Kabupaten Toli – Toli
dan Propinsi Gorontalo. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Poso dan Propinsi Sulawesi Selatan. Sebelah barat berbatasan dengan
Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta sebelah timur berbatasan
dengan Teluk Tomini.
Keadaan Geologi Kabupaten Parigi Moutong secara umum tidak
sama untuk setiap kecamatan yang terdiri dari batuan gunung berapi dan
95
batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous intrusiverooks). Selain itu
pula batu-batuan metamorfosis sedimen. Dataran-dataran yang
diperkirakan cocok untuk pertanian intensif adalah :
Dataran Tomini-Moutong, tekstur tanah kemungkinan sedang yang
diselingi tekstur kasar dengan drainase yang umumnya baik.
Topograpi dataran ini adalah datar sampai berombak-ombak
dengan sedikit bagian yang berbukit. Luas dataran ini terbagi
menjadi 3 bagian yaitu dua buah dtaran rendah yang dipisahkan
oleh dataran tinggi.
Dataran Parigi, seperti halnya dilembah Palu maka dataran Parigi
juga terdiri dari metamorfosis yang telah membeku. Tanahnya rata-
rata bertekstur sedang dengan drainase yang agak baik. Topograpi
mulai dari datar sampai berombak lembut.
Dataran Ampibabo-Donggulu, mempunyai geologi tanah yang
berasal dari alluvial dan sedimen laut yang lebih tua, tanahnya
bertekstur sedang dengan drainase yang agak baik. Topograpi
mulai dari datar sampai berombak.
Dataran Tambarana terbagi dua daerah yaitu dataran yang
termasuk daerah administratif Kabupaten Parigi Moutong seluas
dua pertiga bagian dan yang lainnya di Kabupaten Poso. Tanahnya
bertekstur sedang dengan drainase mulai dari lambat sampai agak
baik, topografi datar sampai berombak kasar.
A. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
96
Tabel 1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabuapaten Parigi Moutong Menurut Kecamatan Tahun 2003.
KecamatanLuas
Wilayah(km2)
JumlahPenduduk
(jiwa)
Kepadatan(Jiwa/km2)
Jumlah RumahTangga
(RT)1. Sausu
2. Parigi
3. Ampibabo
4. Tinombo
5. Tomini
6. Moutong
1.060,73
565,06
895,68
984,02
995,56
1.730,80
49.789
56.788
55.962
50.293
52.932
85.200
47
101
62
51
53
49
10.784
11.947
15.276
11.022
12.958
17.638
6.231,85 350.964 56 79.625
Jarak antara ibu kota Kabupaten Parigi Moutong dengan ibu kota
kecamatan dapat ditempuh melalui jalan darat: adalah sebagai berikut :
Parigi – Sausu jaraknya 52 km,
Parigi – Ampibabo jaraknya 15 km.
Parigi – Tinombo jaraknya 132 km.
Parigi – Tomini jaraknya 149 km.
Parigi – Moutong jaraknya 258 km.
Masyarakat transmigrasi yang menjadi obyek penelitian di
Kecamatang Moutong ditempuh perjalanan kurang lebih 8 jam.
B. Iklim
1. Suhu dan Kelembaman Udara
97
Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten
Parigi Moutong memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
Musim panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim
hujan terjadi pada bulan Oktober – Maret.
Hasil pencatatan suhu udara pada stasium udara Mutiara Palu
Tahun 2003 bahwa suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan
Oktober (35,9oC)dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada bulan
Juni (31,1oC). Sementara itu suhu udara minimum tertinggi juga terjadi
pada bulan Oktober 24,3o C, sedang suhu udara minimum terendah terjadi
pada bulan April dan Mei yang mencapai 22,6o C.
Kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar
antara 66 – 82 persen. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada
bulan juni yang mencapai 82 persen, sedangkan kelembaban udara rata-
rata terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 66 persen.
2. Curah Hujan dan Keadaan Angin
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu
Tahun 2003 terjadi pada bulan April yaitu 125 mm3, dan diikuti pada bulan
Nopember 115 mm3, sedang curah hujan terendah terjadi pada bulan juli
dan Oktober yaitu 2mm3.
Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5 – 7 knots
dan kecepatan angin maksimum mencapai 15 hingga 21 knots. Arah
angin terbanyak pada tahun 2003 berada pada posisi 315o.
98
C. Karakteristik Responden
Usahatani merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian
besar masyarakat transmigran di Kabupaten Parigi Moutong. Dalam
pelaksanaannya, usahatani yang dijalankan beragam mengikuti kondisi
wilayah, musim tanam dan latar belakang individu masyarakat
transmigran. Kondisi wilayah dan musin tanam menentukan pola tanam
dan pemilihan komoditas, sedangkan latar belakang masyarakat
transmigran terkait dengan aspek pengelolaan usahatani yang sedang
dilakukan.
Karakteristik masyarakat transmigran yang terkait dengan kegiatan
usahatani antara lain meliputi produksi, Luas lahan, tenaga kerja dan
penggunaan modal yang digunakan petani dan tingkat umur petani,
pengalaman berusaha tani kepala keluarga, jumlah tanggungan keluarga.
Kegiatan Ekonomi Rumah Tangga masyarakat transmigrasi
Barang dan Jasa Barang dan Jasa Pasar
Brang dan Jasa
99
Lingkungan luar transmigran
UANG UANG
Gambar 5.1 Alur kegiatan ekonomi rumah tangga transigrasi dan
masyarakat sekitar
Alur bagian atasmemperlihatkan aliran barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, dari alur tersebut dapat dilihat bahwa konsumen dapat
mempergunakan produksi yang dihasilkan oleh rumah tangganya sendiri
atau membeli dari pasarbarang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangganya. Pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli
konsumen di pasar barang dan jasa, maka dengan demikian terjadilah
aliran uang dari konsumen ke pada produsen.
Ada dua kegiatan yang terjadi pada perilaku ekonomi menurut
gambar di atas yaitu proses kegiatan produksi dan proses kegitan
konsumsi. Kedua kegiatan tersebut dihubungkan oleh aliran faktor-faktor
PasarFactor Produksi
Masyarakat transmigrasi
sebagai produsen
UANG UANG
FAKTOR PRODUKSI FAKTOR PRODUKSI
100
Lingkungan luar transmigran
Masyarakat transmigrasi
sebagai Konsumen
produksi dari konsumen sebagai pemilik sumberdaya kepada produsen,
diimbangi dengan aliran barang-barang dan jasa-jasa dari prodysen
kepada konsumen. Aliran faktor-faktor produksi maupun aliran barang-
barang dan jasa-jasa tersebut diimbangi dengan aliran balik dalam bentuk
uang sebagai balas jasa dari faktor produksi dan harga dari barang dan
jasa. Dengan adanya hubungan kepasar, maka terbukalah jalan bagi
rumah tangga transmigrasi untuk memanfaatkan kesempatan spesialisasi
dan efisiensi.
Terbukanya masyarakat transmigrasi terhadap dunia luar
menyebabkan terbukanya kesempatan masyarakat berusaha lebih giat
untuk memenuhi kebutuhannya yang semakin meningkat karena
perubahan pola konsumsi yang disebabkan oleh masuknya barang-
barang dan jasa-jasa dari luar masyarakat transmigrasi. Dalam keadaan
yang demikian, masyarakat transmigrasi telah mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan ekonominya.
Kalau perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi dilihat dari
kegiatan produksi, maka dapat dilihat bahwa pada kegiatan produksi ini
terjadi suatu proses dimana faktor-faktor produksi yang berasal dari
sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumber daya modal diolah
untuk menghasilkan berbagai jenis barang-barang dan jasa-jasa. Jumlah
dan mutu sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi juga
menentukan jumlah dan kualitas barang-barang dan jasa-jasa yang di
produksi. Kalau sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi
101
sudah tertentu jumlahnya, maka partisipasi tenaga kerja yneg lebih besar
dan alokasi sumberdaya yang lebih baik sangat menentukan jumlah
produksi yang dihasilkan.
Dari 146 responden luas lahan yang digunakan minimal 0,75 ha
dan maksimal 5 ha. Tenaga kerja minimal 60 Hok dan maksimum 330
Hok. Modal usaha tani minimal Rp. 3.262.000,- dan maksimum Rp.
16.254.500,- . Sedangkan produksi yang paling rendah adalah sebesar
Rp. 3.400.000,- dan paling tinggi sebesar Rp. 34.400.000,- setiap
tahunnya.
Untuk penggunaan modal rata-rata sejumlah Rp. 8.142.017,- yang
paling rendah Rp. 3.262.000,- sedangkan yang paling banyak
penggunaan modalnya adalah sejumlah Rp. 16.254,.500,-
Karakteristik konsumsi rumah tangga transmigrasi di kabupaten
Parigi Moutong dari 146 rumah tangga konsumsi untuk makanan paling
rendah antara Rp.1.620.000,- sampai Rp. 2.988.000,- sebanyak 18 rumah
tangga atau 12,3 persen dan kategori sedang antara Rp. 3.000.000,-
sampai 5.000.000,- sebanyak 71 atau 48,6 persen, termasuk kategori
pengeluaran untuk makanan tinggi antara Rp. 5.016.000,-sampai Rp.
9.900.000,- sebanyak 57 rumah tangga atau 39 persen. Untuk jelasnya
dapat dilihat pada kurva berikut :
102
Gambar 5. 1. Kategori Pengeluaran Makanan Transmigrasi
Pengeluaran untuk pakaian dari 146 rumah tangga yang paling rendah
Rp. 34.000,- sampai Rp. 490.000,- sebanyak 109 rumah tagga atau 74,7
persen dan termasuk kategori sedang antara Rp. 491.000,- sampai Rp.
789.000,- sebanyak 32 rumah tangga atau 21,9 persen, pengeluaran
untuk pakaian kategori paling tinggi Rp. 790.000,- sampai Rp. 4.000.000.-
sebanyak 5 rumah tangga atau 3,4 persen. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada kurva berikut :
103
Gambar 5. 2 Kategori Pengeluaran untuk pakaian
Pengeluaran untuk pendidikan dari 146 rumah tangga transmigrasi,
pengeluaran untuk biaya pendidikan kategori paling rendah adalah antara
Rp. 30.000 sampai Rp. 946.000,- sebanyak 56 rumah tangga atau 38,4
persen, termasuk kategori biaya pendidikan sedang antara Rp. 947.000,-
sampai 5.000.000,- sebanyak 86 rumah tangga dan yang termasuk
kategori pengeluaran pendidikan paling tinggi adalah sebesar Rp.
5.100.000,- sampai Rp.10.560.000,- sebanyak 4 rumah tangga atau 2,7
persen. Untuk mengetahui dengan jelas dapat dilihat pada kurva berikut :
104
Gambar 5, 3 Kategori Pengeluaran untuk Pendidikan
Pengeluaran untuk biaya kesehatan rumah tangga transmigrasi
dari 146 rumah tangga yang biaya kesehatannya termasuk kategori
rendah adalah sebesar Rp. 64.000,- sampai Rp. 300.000,- sebanyak 33
rumah tangga atau 22,6 persen, dan pengeluaran kesehatan kategori
sedang adalah antara Rp. 310.000,- sampai Rp. 1.190.000,- sebanyak
102 rumah tangga atau 69,9 persen, yang termasuk kategori pengeluaran
kesehatan tinggi antara Rp. 1.200.000,- sampai Rp. 2.400.000,-
sebanyak 11 rumah tangga atau 7,5 persen. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada kurva berikut :
105
Gambar 5. 4 Kategori Pengeluaran untuk kesehatan
Untuk pengeluaran lainnya dari 146 rumah tangga pengeluaran yang
termasuk kategori rendah adalah Rp. 90.000,- sampai Rp. 300.000,-
sebanyak 17 rumah tangga atau 11,6 persen, dan pengeluaran lainnya
yang termasuk kategori sedang antara Rp. 310.000,- sampai Rp.
1.000.000,-sebanyak 37 rumah tangga atau 25,3 persen, dan yang
termasuk kategori pengeluaran tinggi antara Rp.1.040.000.- sampai Rp.
3.624.000,- sebanyak 92. rumah tangga atau 63 persen. Dari jumlah
tersebut dapat dilihat pada kurva berikut :
106
Gambar 5.5 Kategori Pengeluaran Lainnya
Dari 146 rumah tangga trnsmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
pengeluaran untuk konsumsi secara keseluruhan yang termasuk kategori
rendah antara Rp. 2.995.000,- sampai Rp. 4.900.000,- sebanyak 19
rumah tangga atau 13 persen, dan termasuk kategori pengeluaran sedang
atara Rp. 4.901.000,- sampai Rp. 7.000.000,- sebanyak 66 rumah tangga
atau 45,2 persen, yang termasuk kategori pengeluaran tinggi adalah
antara Rp. 7.010.000,- sampai 19. 175.000,- sebanyak 105 atau 71, 9
persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :
107
Gambar 5. 6. Kategori Pengeluaran untuk konsumsi
Untuk pendapatan Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dari
146 rumah tangga transmigran dibedakan menjadi tiga kategori
pendapatan selama 1 tahun yaitu; (1). kategori pendapatan rendah dari
Rp. 4.000.000,- sampai Rp. 8.000.000 sebanyak 35 rumah tangga atau 24
persen, (2). Kategori pendapatan sedang lebih dari Rp. 8.000.000,-
sampai Rp. 12.000.000.- sebanyak 81 rumah tangga atau 55,5 persen, (3)
Kategori pendapatan tinggi lebih dari Rp. 12.000.000,- sebanyak 30
rumah tangga atau 20,5 persen. Dari kategori tersebut dapat dijelaskan
melalui kurva berikut :
108
Gambar 5. 7. Kategori Pendapatan Transmigrasi
Dari 146 rumah tangga transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong, tiap
rumah tangga mempunyai anggota rumah tangga dari jumlah tersebut
juga dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu: (1) kategori sedikit terdiri dari 1 –
3 anggota keluarga, bapak, ibu dan 1 orang anak sebanyak 64 rumah
tangga atau 43,8 persen, (2) kategori sedang jumlah anggota rumah
tangganya adalah antara 4 – 5, terdiri dari Bapak, Ibu dan 3 (tiga) orang
anak sebanyak 44 rumah tangga atau 30,1 persen, (3) kategori banyak
antara 6 – 8 orang anggota rumah tangganya sebanyak 38 rumah tangga
atau 26 persen. Untuk jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :
109
Gambar 5. 8. Kategori Jumlah anggota Rumah Tangga
Mengenai pendidikan masyarakat transmigrasi dari 146 rumah tangga
dikategorikan menjadi tiga yaitu: (1) Sekolah dasar dari kelas 1 sampai
kelas enam dikategorikan pendidikan rendah sebanyak 100 rumah tangga
atau 66,5 persen, (2) Sekolah Menengah Pertama dari kelas 1 sampai
kelas tiga kategori pendidikan sedang sebanyak 31 rumah tangga atau
21,2 persen, (3) Sekolah Menengah atas sampai sarjana Muda kategori
pendidikan tinggi, sebanyak 15 rumah tangga atau 10,3 persen. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam kurva berikut :’
110
Gambar 5 .9. Kategori pendidikan formal Transmigrasi
Berdasarkan Kategori pendidikan formal tersebut menunjukkan bahwa
transmigrasi asal bali 46 responden berpendidikan hanya sampai pada
tingkat sekolah dasar, 18 responden berpendidikan sekolah menengah
pertama, dan 9 responden berpendidikan sekolah lanjutan atas hingga
sarjana muda. Sedangkan transmigrasi asal Jawa 54 responden
perpendidikan rendah yaitu tingkat sekolah dasar, 13 responden
berpendidikan sedang setingkat sekolah lanjutan pertama, dan 16
responden berpendidikan sekolah lanjutan atas hingga sarjana Muda.
111
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
6.1. EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHA TANI
Efisiensi mempunyai pengertian yang berbagai macam, mulai dari
pengertian yang sempit dimana efisiensi diartikan “sekedar mengerjakan
sesuatu dengan baik”, sampai kepengertian yang sangat luas yaitu
“efisiensi global” atau “Efisiensi - Pareto”. Efisiensi yang akan dibahas
pada kesempatan ini dibatasi pada efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi usaha tani seperti lahan pertanian, tenaga kerja dan peralatan
modal dengan mempergunakan metode analisis “average production
function (APF)” dan “frontier production function (FPF)” dari fungsi
produksi Cobb-Douglas.
Metode analisis APF akan dipergunakan untuk menganalisis
efisiensi alokatif, untuk melihat apakah suatu usaha sudah efisien dalam
mengalokasikan faktor-faktor dengan faktor biaya sedangkan metode
analisis FPF akan dipergunakan untuk menganalisis efisiensi kegunaan
faktor-faktor produksi dengan melihatnya dari tiga sudut pandang, yaitu :
a. Efisiensi teknik, yaitu efisiensi yang menghubungkan antara
produksi yang sebenarnya dengan produksi maksimum.
b. Efisiensi ekonomi, yaitu efisiensi yang menghubungkan antara
keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum.
c. Efisiensi harga, yaitu efisiensi yang menghubungkan antara
keuntungan optimal dengan alokasi penggunaan sumber daya.
112
Pembahasan akan dimulai dari tinjauan mengenai keadaan sumber daya
dan tingkat produksi usaha tani di Kabupaten Parigi Moutong , disusul
dengan pembahasan mengenai efisiensi alokatif, baru kemudian
pembahasan mengenai efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi
harga.
A. Tingkat Produksi Padi Usaha Tani Transmigrasi asal Jawa
Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi dapat
dijelaskan dengan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas berikut ini
(lihat lampiran 1.1)
1. Model fungsi produksi usaha tani:
Ù 0.5445 0.2548 0.6585 Y = 6,6085. 1031 X1 X2 X3
Tabel 6.1.Hasil analisis fungsi produksi padi petani transmigrasi asal Jawa
VariabelKoefisien Regresi
Std. ErrorSignifi-kansi
Koefisien Korelasi
Koefisien Deter-minasi
Collinearity Statistics
(VIF)
(Constant) 73.2685 1.2399 0.0009
Lahan 0.5445 0.0645 0.0000 0.7127 0.5079 1.3230
TenagaKerja 0.2548 0.0460 0.0000 0.5550 0.3080 1.9179
Modal 0.6585 0.0875 0.0000 0.6715 0.4509 2.0379
R Squared = 0,8873 Std. Error of the Estimate = 0.1194
R = 0,9420 ; n = 73 Durbin-Watson Test = 2.0968
Sumber: Hasil analisis data
113
2. Interpretasi Hasil Analisis
Untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha tani transmigrasi
asal jawa, maka perlu dilihat jumlah koefisien regresi (b1+b2 + b3 = 0,5445
+ 0,2548 + 0,6548) = 1,4541 dinyatakan dalam “increasing return to
scale“, yang berarti bahwa penambahan faktor produksi akan
menghasilkan tambahan produksi yang porsinya sedikit lebih besar. Bila
penambahan faktor produksi 10 persen, akan menyebabkan pertambahan
produksi rata-rata sekitar 14,54 persen.
Hasil analisis pengaruh faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja
(X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi padi (Y) sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 6.1, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R
Squared = R2) = 0,8873. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan dapat mejelaskan
88,73% variasi tinggi rendahnya hasil produksi padi (Y) transmigrasi asal
jawa, selebihnya (11,27%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
tercakup dalam model fungsi produksi yang digunakan. Hubungan
simultan penggunaan luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3)
dengan hasil produksi (Y) seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi
(Multiple R) = 0,9420, mengindikasikan tingkat hubungan yang sangat
kuat.
114
Tabel 6. 2. Hasil analisis varians
Sources Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 7.7530 3 2.5843181.1452 0.0000
Residual 0.9844 69 0.0143
Total 8.7374 72
Sumber: Hasil analisis data
Untuk menguji signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan terhadap hasil produksi
padi (Y), dilakukan uji-Fisher (uji-F). Hasil analisis sebagaimana disajikan
pada Tabel 6. 2 memberikan nilai FHitung = 181,14 dengan signifikansi
sebesar 0,0000. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X1), tenaga
kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap hasil produksi padi (Y) transmigrasi asal jawa.
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan
(X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi secara
parsial, dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji Student (uji-t).
Pengaruh lahan (X1) terhadap hasil produksi dari hasil analisis
fungsi produksi pada Tabel 6.1, memperlihatkan koefesien regresi faktor
produksi luas lahan (X1) sebesar 0,5445 dengan signifikansi 0,000. Ini
menjelaskan bahwa faktor produksi luas lahan (X1) berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut
menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi lahan
115
(X1) sebesar 10 persen akan meningkatkan hasil produksi padi (Y)
sebesar 5,445 persen sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor
produksi luas lahan (X1) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil
produksi padi (Y) sebesar 5,445 persen pada taraf signifikansi 0,0000,
dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi
(Y) dianggap konstan.
Koefisien determinasi (ry1.232) sebesar 0,5079, menjelaskan
bahwa kontribusi faktor produksi luas lahan (X1) terhadap variasi tinggi
rendahnya hasil produksi sebesar 50,79 persen, selebihnya (49,21%)
ditentukan oleh variabel lainnya.
Pengaruh tenaga kerja (X2) terhadap hasil produksi dari hasil
analisis fungsi produksi pada Tabel 6. 1, memperlihatkan koefesien
regresi faktor produksi tenaga kerja (X2) sebesar 0,2548 dengan
signifikansi 0,0000. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi tenaga kerja
(X2) berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien
regresi tersebut menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor
produksi tenaga kerja (X2) 10persen, akan meningkatkan hasil produksi
padi (Y) sebesar 2,548 persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan
faktor produksi tenaga kerja (X2) sebesar 10 persen, akan menurunkan
hasil produksi padi (Y) sebesar 2,548 persen; pada taraf signifikansi
0,0000, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil
produksi padi (Y) dianggap konstan.
116
Koefisien determinasi (ry2.132) sebesar 0,3080, menunjukkan
bahwa kontribusi faktor produksi tenaga kerja (X2) terhadap variasi tinggi
rendahnya hasil produksi padi sebesar 30,80 persen, selebihnya (69,20
persen) ditentukan oleh variabel lainnya.
Pengaruh modal (X3) terhadap hasil produksi dari hasil analisis
fungsi produksi pada Tabel 6.1, memperlihatkan koefesien regresi faktor
produksi Penggunaan modal (X3) sebesar 0,6585 dengan signifikansi
0,0000. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi modal (X3) berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut
menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi modal
(X3) 10 persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar
6,585persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi
modal (X3) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil produksi padi (Y)
sebesar 6,585 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi
faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap
konstan.
Koefisien determinasi (ry3.122) sebesar 0,4509, menjelaskan
bahwa kontribusi faktor produksi Penggunan modal (X3) terhadap variasi
tinggi rendahnya hasil produksi padi sebesar 45,09 persen, selebihnya
(54,91 persen) ditentukan oleh variabel lainnya.
117
B. Tingkat Produksi padi Transmigrasi asal Bali
Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi dapat
dijelaskan dengan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas berikut ini
(lihat lampiran 2.1)
1. Model fungsi produksi usaha tani:
Ù 0.5087 0.4833 0.4488 Y = 684.028 X1 X2 X3
Tabel 6.3.Hasil analisis fungsi produksi padi transmigrasi asal Bali
VariabelKoefisien Regresi
Std. ErrorSignifi-kansi
Koefisien Korelasi
Koefisien Deter-minasi
Collinearity Statistics
(VIF)
(Constant) 6.5280 0.9188 0.0000
Lahan 0.5087 0.0732 0.0000 0.6416 0.4117 1.2673
TenagaKerja 0.4833 0.0631 0.0000 0.6780 0.4597 1.6607
Modal 0.4488 0.0688 0.0000 0.6177 0.3815 1.9281
R Squared = 0.8704 Std. Error of the Estimate = 0.1637
R = 0.9330; n = 73 Durbin-Watson Test = 2.2345
Sumber: Hasil analisis data
2. Interpretasi Hasil Analisis
Untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha tani transmigrasi
asal bali, maka perlu dilihat jumlah koefisien regresi (b1+b2 + b3 = 0,5087
+ 0,4833 + 0,4488) = 1,4408 dinyatakan dalam “increasing return to
scale“, yang berarti bahwa penambahan faktor produksi akan
118
menghasilkan tambahan produksi yang porsinya sedikit lebih besar. Bila
penambahan faktor produksi 10 persen, akan menyebabkan pertambahan
produksi rata-rata sekitar 14, 408 persen.
Hasil analisis pengaruh faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja
(X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi padi(Y) sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 6.3, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R
Squared = R2) = 0,8704. Ini berarti bahwa faktor produksi lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan dapat menjelaskan
87,04 persen variasi tinggi rendahnya hasil produksi padi (Y) transmigrasi
asal bali, selebihnya (12,96 persen) dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak tercakup dalam model fungsi produksi yang digunakan. Hubungan
simultan luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) dengan hasil
produksi padi (Y) seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi (Multiple R) =
0,9330, mengindikasikan tingkat hubungan yang sangat kuat.
Tabel 6. 4.Hasil analisis varians
Sources Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 12.4182 3 4.1394154.4814 0.0000
Residual 1.8489 69 0.0268
Total 14.2670 72
Sumber: Hasil analisis data
Untuk menguji signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan terhadap hasil produksi
119
padi (Y) transmigrasi asal bali, dilakukan uji-Fisher (uji-F). Hasil analisis
sebagaimana disajikan pada Tabel 6.4 memberikan nilai FHitung = 154,48
dengan signifikansi sebesar 0,0000. Ini berarti bahwa faktor produksi luas
lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi padi (Y).
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi secara parsial,
dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji Student (uji-t). Pengaruh
luas lahan (X1) terhadap hasil produksi dari hasil analisis fungsi produksi
pada Tabel 6. 3, memperlihatkan koefesien regresi faktor produksi luas
lahan (X1) sebesar 0,5087 dengan signifikansi 0,0000. Ini menjelaskan
bahwa faktor produksi luas lahan (X1) berpengaruh signifikan terhadap
hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut menunjukan bahwa
setiap kenaikan penggunaan faktor produksi lahan (X1) sebesar 10
persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar 5,087 persen;
sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi luas lahan (X1)
sebesar 10 peren, akan menurunkan hasil produksi padi (Y) sebesar
5,087 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi faktor-faktor
lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap konstan.
Koefisien determinasi (ry1.232) sebesar 0,4172, mengindikasikan
bahwa kontribusi faktor produksi lahan (X1) terhadap variasi tinggi
rendahnya hasil produksi sebesar 41,72 persen, selebihnya (58,83
persen) ditentukan oleh variabel lainnya.
120
Pengaruh tenaga kerja (X2) terhadap hasil produksi dari hasil
analisis fungsi produksi pada Tabel 6. 3, memperlihatkan koefesien
regresi faktor produksi tenaga kerja (X2) sebesar 0,4833 dengan
signifikansi 0,00. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi tenaga kerja (X2)
berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi (Y). Koefisien regresi
tersebut menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi
tenaga kerja (X2) 10 %, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y)
sebesar 4,833 %; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor
produksi tenaga kerja (X2) sebesar 10 %, akan menurunkan hasil produksi
(Y) sebesar 4,833%; pada taraf signifikansi 0,00, dengan asumsi faktor-
faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap konstan.
Koefisien determinasi (ry2.132) sebesar 0,4597, mengindikasikan
bahwa kontribusi faktor produksi tenaga kerja (X2) terhadap variasi tinggi
rendahnya hasil produksi sebesar 45,97%, selebihnya (54,03%)
ditentukan oleh variabel lainnya.
Pengaruh modal (X3) terhadap hasil produksi. Hasil analisis fungsi
produksi pada Tabel 6. 1, memperlihatkan koefesien regresi faktor
produksi modal (X3) sebesar 0,4488 dengan signifikansi 0,00. Ini
menjelaskan bahwa faktor produksi modal (X3) berpengaruh signifikan
terhadap hasil produksi (Y). Koefisien regresi tersebut menunjukan
bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi penggunaan modal
(X3) 10 %, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar 4,48 %;
sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi modal(X3)
121
sebesar 10 %, akan menurunkan hasil produksi padi (Y) sebesar 4,488%;
pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap konstan.
Koefisien determinasi (ry3.122) sebesar 0,3815, mengindikasikan
bahwa kontribusi faktor produksi modal (X3) terhadap variasi tinggi
rendahnya hasil produksi padi sebesar 38,15%, selebihnya (61,85%)
ditentukan oleh variabel lainnya.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan produksi padi usaha tani
transmigrasi asal Bali, maka perlu dilihat jumlah koefisien regresi dari
semua faktor yang ikut dalam proses prosduksi. Koefisien regresi (b1+ b2 +
b3 = 0,5087 + 0,4833 + 0,4488) = 1,4408 dinyatakan dalam keadaan
increasing return to scale yang berarti bahwa proporsi peningkatan
produksi padi lebih besar dari pada proporsi penambahan faktor produksi.
Bila penambahan faktor produksi sebesar 10%, menyebabkan
peningkatan produksi padi sebesar 14,408 %.
C. Tingkat Produksi Padi Usaha Tani Transmigrasi di Kabupaten
Parigi Moutong
1. Model fungsi produksi:
Ù 0.5051 0.3536 0.5390 Y = 307,969 X1 X2 X3
122
Tabel 6.5.Hasil analisis fungsi produksi padi di Kabupaten Parigi Moutong
VariabelKoefisien Regresi
Std. ErrorSignifi-kansi
Koefisien Korelasi
Koefisien Deter-minasi
Collinearity Statistics
(VIF)
(Constant) 5.7304 0.7085 0.0000
Lahan 0.5051 0.0501 0.0000 0.6459 0.4172 1.2800
TenagaKerja 0.3536 0.0371 0.0000 0.6250 0.3907 1.6097
Modal 0.5390 0.0508 0.0000 0.6650 0.4422 1.7577
R Squared = 0.8673 Std. Error of the Estimate = 0.1470
R = 0.9313; n = 146 Durbin-Watson Test = 2.0816
Sumber: Hasil analisis data
2. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil analisis pengaruh faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja
(X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi padi (Y) sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 6. 5, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R
Squared = R2) = 0,8673. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan dapat mejelaskan 86,73
persen variasi tinggi rendahnya hasil produksi padi (Y) di kabupaten Parigi
Moutong, selebihnya (13,27%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
tercakup dalam model fungsi produksi yang digunakan. Hubungan
simultan lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) dengan hasil
produksi padi (Y) seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi (Multiple R) =
0,9313, mengindikasikan tingkat hubungan yang sangat kuat.
123
Tabel 6.6 Hasil analisis varians
Sources Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 20.0479 3 6.6826309.2745 0.0000
Residual 3.0683 142 0.0216
Total 23.1162 145
Sumber: Hasil analisis data
Untuk menguji signifikansi pengaruh faktor produksi lahan (X1),
tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan terhadap hasil produksi
(Y), dilakukan uji-Fisher (uji-F). Hasil analisis sebagaimana disajikan pada
Tabel 6. 6 menunjukkan nilai FHitung = 309,27 dengan signifikansi sebesar
0,0000. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja (X2),
dan modal (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap hasil
produksi padi (Y) di Kabupaten Parigi Moutong.
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan
(X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi secara
parsial, dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji Student (uji-t).
Pengaruh luas lahan (X1) terhadap hasil produksi. Hasil analisis
fungsi produksi pada Tabel 6. 5, memperlihatkan koefesien regresi faktor
produksi luas lahan (X1) sebesar 0,5051 dengan signifikansi 0,0000. Ini
menjelaskan bahwa faktor produksi luas lahan (X1) berpengaruh signifikan
terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut menunjukan
bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi luas lahan (X1)
sebesar 10 persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar
124
5,051 persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi
lahan (X1) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil produksipadi (Y)
sebesar 5,051 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi
faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap
konstan.
Koefisien determinasi (ry1.232) sebesar 0,4172, mengindikasikan
bahwa kontribusi faktor produksi luas lahan (X1) terhadap variasi tinggi
rendahnya hasil produksi padi sebesar 41,72 %, selebihnya (58,28 %)
ditentukan oleh variabel lainnya.
Pengaruh tenaga kerja (X2) terhadap hasil produksi. Hasil analisis
fungsi produksi pada Tabel 6. 5 memperlihatkan koefesien regresi faktor
produksi tenaga kerja (X2) sebesar 0,3536 dengan signifikansi 0,0000. Ini
menjelaskan bahwa faktor produksi tenaga kerja (X2) berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut
menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi tenaga
kerja (X2) sebesar 10 persen akan meningkatkan hasil produksi padi (Y)
sebesar 3,536 persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor
produksi tenaga kerja (X2) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil
produksi (Y) sebesar 3,536 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan
asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi (Y) dianggap
konstan.
Koefisien determinasi (ry2.132) sebesar 0,3907, mengindikasikan
bahwa kontribusi faktor produksi tenaga kerja (X2) terhadap variasi tinggi
125
rendahnya hasil produksi padi sebesar 39,07 persen, selebihnya (60,93
persen) ditentukan oleh variabel lainnya.
Penggunaan modal (X3) terhadap hasil produksi. Hasil analisis
fungsi produksi pada Tabel 6. 5, memperlihatkan koefesien regresi faktor
produksi penggunaan modal (X3) sebesar 0,5390 dengan signifikansi
0,0000. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi modal (X3) berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut
menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi modal
(X3) 10 persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar 5,390
persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi
penggunaan modal(X3) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil
produksi padi (Y) sebesar 5,390 persen; pada taraf signifikansi 0,0000,
dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi (Y)
dianggap konstan.
Koefisien determinasi (ry3.122) sebesar 0,4422, mengindikasikan
bahwa kontribusi faktor produksi penggunaan modal (X3) terhadap variasi
tinggi rendahnya hasil produksi sebesar 44,22 persen, selebihnya (55,78
persen) ditentukan oleh variabel lainnya.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan produksi padi usaha tani
transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong, maka perlu dilihat jumlah
koefisien regresi dari semua faktor produksi yang ikut dalam proses
prosduksi. Koefisien regresi (b1+ b2 + b3 = 0,5051 + 0,3536 + 0,5390) =
1,3977 dinyatakan dalam keadaan increasing return to scale yang berarti
126
bahwa proporsi peningkatan produksi padi di Kabupaten Parigi Moutong
lebih besar dari pada proporsi penambahan faktor produksi. Bila
penambahan faktor produksi sebesar 10 persen, akan menyebabkan
peningkatan produksi padi di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 13,977
persen.
D. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usaha Tani
Untuk menguji hipotesis satu digunakan perhitungan efisiensi
pemanfaatan sumber daya usaha tani dengan menggunakan analisis
average production function (APF) dari fungsi produksi Cobb-Douglas.
Untuk mengetahui efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi harga
dipergunakan prontier production function (FPF).
Fungsi produksi prontier adalah fungsi produksi yang digunakan
untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi
prontiernya yang terletak pada garis isoquan. Berdasarkan hasil
perhitungan pada lampiran 2.1 menunjukkan bahwa:
Fungsi produksi usaha tani masyarakat transmigrasi asal Jawa, jumlah
koefisien regresi 1,4541 dinyatakan dalam keadaan increasing retun to
scale. Artinya proporsi peningkatan produksi masih lebih besar bila
dibandingkan dengan proporsi penambahan faktor produksi.
Fungsi produksi usaha tani masyarakat transmigrasi asal Bali, jumlah
koefisien regresi 1,4408 menunjukkan berada dalam keadaan increasing
127
return to scale, berarti usaha tani yang dikelola masih dapat
dikembangkan.
Fungsi produksi usaha tani masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong mempunyai jumlah koefisien regresi sebesar 1,398 dalam
keadaan increasing return to scale artinya proporsi peningkatan produksi
usaha tani di Kabupaten Parigi Moutong masih lebih besar bila
dibandingkan dengan proporsi penambahan faktor produksi dengan uji F
(sig = 0,000) sangat signifikan , jadi untuk pengembangan usaha tani
masih memungkinkan di masa mendatang.
Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan produksi
adalah modal dengan koefisien (Beta = 0,430) sig = 0,000 kemudin
tenaga kerja dengan koefisien (Beta = 0,370) sig = 0,000 diikuti luas lahan
dengan koefisien (Beta = 0,349) sig = 0,000 berarti sangat signifikan.
Penyelesaian “frontier regression” adalah sebagai berikut:
Coefficients Standard Error
t Stat P-value Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept 5.69597975 0.70796 8.04568 3.0844E-13 4.29649 7.09547 4.2965 7.095
X Variable 1 0.5075138 0.05037 10.0762 2.3889E-18 0.40795 0.60708 0.4079 0.607X Variable 2 0.35304153 0.03708 9.52154 6.3145E-17 0.27974 0.42634 0.2797 0.426
X Variable 3 0.54119107 0.05076 10.661 7.3482E-20 0.44084 0.64154 0.4408 0.642
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.93
R Square 0.87
Adjusted R Square 0.86
Standard Error 0.15
Observations 146.00
128
ANOVA
df SS MS FSignificance
F
Regression 3.00 20.08 6.69 309.43 0.00
Residual 142.00 3.07 0.02
Total 145.00 23.15
Persamaan regresi dalam bentuk persamaan linier :
Ln Y = ln 5,6959 + ln 0,5075 + ln 0,3530 + ln 0,5411
Dikembalikan ke bentuk semula :
0,5075 0,3530 0,5412Y = 297,5 X1 X2 X3
Untuk menghitung biaya produksi:
B = Sewa Lahan (LL)+ Gaji (HOK) + Bunga (Modal)
Jenis biaya Biaya/unit
1. Sewa lahan Rp. 1500.000,- Rp. 3.000.000,-
2. Gaji Rp. 8.000,- Rp. 1.072.000,-
3. Bunga 0,4 Rp. 3.138.400,-
Biaya Total (B) Rp. 7.210.400,-
b1 * BLuas Lahan (X1) = = 1,74 P1(b1+b2+b3)
b2 * BTenaga Kerja (X2) = = 227 P2(b1+b2+b3)
b3 * BModal (X3) = = 6.955.825 P3(b1+b2+b3)
Konstanta = Anti ln a = 297,50
129
Persamaan Produksi Frontier :
Y = 297,50 * LL ^ 0,508 * TK ^0,353 * Mdl^0,541
Dari hasil perhitungan efisiensi tehnik, efisiensi ekonomi dan efisiensi
harga (lampiran 6) sebagai dasar perhitungan pada responden 1 asal
Jawa untuk mencapai produksi maksimum petani harus mengolah lahan
seluas 1,74 ha, tenaga kerja 227,42 Hok dan modal sejumlah Rp.
6.955.825,- baru dapat mencapai efisiensi teknik (ET = 1,09); efisiensi
ekonomi ( EE = 1,07 ), dan efisiensi harga (EH = 0,98). Untuk efisiensi
rata-rata yang dapat dicapai petani transmigrasi asal Jawa dan Bali di
Kabupaten Parigi Moutong adalah efisiensi teknik (ET) = 1,01 efisiensi
ekonomi (EE) = 0,90 dan efisiensi harga (EH) = 0,86. Ternyata usaha tani
transmigrasi jawa dan Bali di Kabupaten Parigi Moutong masih
mempunyai peluang untuk meningkatkan efisiensi pengolahan usaha
taninya. Pengolahan lahan yang diperoleh dari pemerintah telah
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga hasil yang diperoleh dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat transmigrasi di kabupaten Parigi
Moutong, bahkan dapat dijual di Kabupaten Lainnya seperti di Palu.
Berbeda halnya dengan temuan Madukallang Fattah (2000; 117) bahwa
Desa Maranata yang menjadi obyek penelitian memperoleh Efisiensi
Teknik = 0,64; Efisiensi Ekonomi (EE) = 0,44 dan Efisiensi Harga (EH) =
0,63. dan salah satu faktor produksi tidak signifikan yaitu faktor produksi
tenaga kerja, yang menyebabkan di dalam perhitungan produksi frontier
faktor tenaga kerja tidak dilibatkan.
130
Tingkat produksi dari hubungan antara pemakaian luas lahan dan modal
dapat dinyatakan dengan isokuant dari fungsi produksi frontier yaitu
masing-masing I1 = Rp. 1 000.000,- ; I2 = Rp. 2.000.000,- I3 = Rp.
3.000.000,- dan I4 = Rp. 4.000.000,-. Untuk menentukan satu titik pada
isokuant I1 = Rp. 1. 000.000,- maka terlebih dahulu ditentukan luas
lahannya atau besar modalnya, kalau luas lahan 0,5 ha, maka diperoleh
persamaan produksi frontier :
1000.000 = 297,50 * 0,5 ^0,508 * X3 ^0,541
X3 = 6.326.740
Dengan cara perhitungan yang sama, diperoleh empat titik lainnya ( luas
lahan 1,0 ha, 1,5 ha, 2,0 ha, 2,5 ha dan 3,0 ha untuk membuat isokuant
I1= 1.000.000,- isokuant I2 = 2.000.000,- I3 = 3.000.000,- dan I4=
4.000.000,- dapat dibuat dengan perhitungan berikut :
I1 = 1.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 6.326.740
X1 = 1,0 X3 = 3.299.987
X1 = 1,5 X3 = 2.255.081
X1 = 2,0 X3 = 1.721.252
X1= 2,5 X3 = 1.395.873
X1= 3,0 X3 = 1.176.236
Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :
131
Gambar 6.1 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !1 = 1000.000
I2 = 2.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 22.783.082
X1 = 1,0 X3 = 11.883.511
X1 = 1,5 X3 = 8.120.724
X1 = 2,0 X3 = 6.198.363
X1= 2,5 X3 = 5.026.674
X1= 3,0 X3 = 4.235.718
Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :
132
1000000
0.5, 6,326,740
1, 3,299,987
1.5, 2,255,081
2, 1,721,252
2.5, 1,395,873
3, 1,176,236
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Isoquant 200000
0.5, 22,783,082
1, 11,883,511
1.5, 8,120,724
2, 6,198,363
2.5, 5,026,6473, 4,235,718
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Gambar 6.2 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !2 = 2000.000
I3 = 3.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 48.206.394
X1 = 1,0 X3 = 25.144.148
X1 = 1,5 X3 = 17.182.522
X1 = 2,0 X3 = 13.115.027
X1= 2,5 X3 = 10.635.809
X1= 3,0 X3 = 8.962.2948
Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :
133
Isoquant 300000
0.5, 48,206,394
1, 25,144,148
1.5, 17,182,522
2, 13,115,027
2.5, 10,635,809
3, 8,962,294
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Gambar 6.3 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !3 = 3000.000
I4 =4.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 82.043.656
X1 = 1,0 X3 = 42.793.448
X1 = 1,5 X3 = 29.243.360
X1 = 2,0 X3 = 22.320.790
X1= 2,5 X3 = 18.101.346
X1= 3,0 X3 = 15.253.150
Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :
134
Isoquant 4000000
0.5, 82043656.2
1, 42793448.33
1.5, 29243359.68
2, 22320789.99
2.5, 18101346.423, 15253150.09
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
70000000
80000000
90000000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Gambar 6.4 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !4 = 4000.000
Tiap isokuant menggambarkan tempat kedudukan titik-titik kombinasi
penggunaan luas lahan dan modal untuk tingkat produksi tertentu. Lereng
dari isokuant mencerminkan Laju substitusi teknik marginal atau “marginal
rate of technical substitution (MRS)”. Substitusi marginal antara lahan
usaha tani dan modal adalah produk marginal lahan (MPL) di bagi dengan
produk marginal modal (PMM). Makin produktif faktor modal, makin besar
kemampuannya untuk mengantikan lahan. Demikian pula sebaliknya,
makin produktif lahan, makin besar kemampuannya untuk menggantikan
modal.
135
Menurut Dillon dan Goldstein (1984:290), kalau terjadi heteroscedastisity
akan menimbulkan konsekwensi berikut :
“1. Thougth the usual OLS estimators are still unbiased and consistent, they are no longer minimum variance estimators.
2. Statistical tests of the significance of individual regression confficience are less powerfull.
3. The usual OLS estimator of s is biased.4. In general, because of the adverse effect on t-values and confidence
in tervals, misleading conclusions are likely unless correction methods are untilized.”
Untuk hal itu perlu ditelusuri kemungkinan terjadinya heteroscedastisity
pada kedua model tersebut dengan mempergunakan nilai absolut dari
residualEi, sesuai dengan test dari Park-Glejser (Pindyck, 1981:151).
^E i= a + b X i + w i
Bukan itu saja ada lagi beberapa kelemahan lain yang perlu diwaspadai
pada penelitian ini, khususnya dalam pemakaian fungsi produksi Cobb-
Douglas pada pengelolaan usaha tani.
a. Terjadinya salah spesifikasi, karena diduga selain dari
variabel luas lahan pemakaian tenaga kerja dan penggunaan modal
masih ada beberapa variabel lain lagi yang dapat mempengaruhi
tingkat produksi tetapi belum dimasukkan sebagai variabel bebas. Hal
ini dapat dilihat dari nilai R square atau koefisien determinasi R2 =
0,8673 dan R2 = 0,864.Ini berarti bahwa untuk Transmigrasi ,variasi
dari variabel produksi padi di kabupaten Parigi Moutong hanya dapat
dijelaskan oleh variabel luas lahan tenaga kerja dan modal sebesar
136
86,4 persen, sisanya (13,6 %) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model.
b. Adanya faktor ketidak pastian (uncertainty) dan risiko. Ini
berarti bahwa semua pendugaan yang dilakukan pada kegiatan usaha
tani selalu dibayang-bayangi oleh ketidak pastian karena adanya risiko
umpamanya karena iklim atau hama penyakit.
c. Kemungkinan terjadinya bias pada penentuan harga atau
nilai suatu barang. Karena pasar yang terbatas, maka penentuan
harga yang dilakukan berdasarkan “opportunity cost” berbeda dengan
harga yang sebenarnya.
d. Pendugaan menunjukkan gambaran rata-rata dari
pengamatan, jadi hanya dapat mendekati keadaan yang sebenarnya.
e. Adanya perbedaan teknologi yang dipergunakan oleh
responden dalam kegiatan produksi, sehingga tidak memenuhi
persyaratan bahwa teknologi harus netral. Ini merupakan suatu hal
yang sangat penting tetapi biasa diabaikan dalam penelitian. Pada
analisis data ”time series” hal ini tidak menimbulkan persoalan, karena
dapat langsung dihitung berapa peningkatan produksi akibat
penambahan satu orang tenaga kerja musim tanam ini dibandingkan
dengan musim tanam yang lalu (ceteris paribus). Pada analisis data
“cross section” yang dibandingkan adalah keadaan responden. Kalau
responden Z menggunakan 2 ha lahan, 2 orang tenaga kerja dengan
produksi 6 ton padi, dibandingkan dengan responden W menggunakan
137
2 ha lahan 3 orang tenaga kerja dengan produksi 8 ton padi (ceteris
paribus), maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tenaga kerja
meningkatkan produksi.Tetapi kalau resdonden W tidak menghasilkan
8 ton tetapi hanya 4 ton (karena perbedaan teknologi yang
dipergunakan oleh responden Z dengan responden W) maka akan
menghasilkan tingkat produksi yang lebih rendah (ceteris paribus).
Keadaan yang demikian ini dapat menyebabkan koefisien regresi
tenaga kerja menjadi negatif.
Dapat dikatakan bahwa jarang sekali suatu penelitian yang
menggunakan analisis regresi maupun prosedur statistik lainnya yang
sama sekali tidak melanggar asumsi. Namun demikian tidaklah
dibenarkan jika menyampingkan sama sekali asumsi-asumsi yang dapat
menimbulkan pelanggaran yang serius karena dapat menghasilkan
interpretasi yang salah dalam pengambilan keputusan.
Tanpa mengabaikan kelemahan-kelemahannya, maka sudah dapat
ditarik kesimpulan bahwa model analisis yang telah dikemukakan yaitu
model persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas diaggab Valid, kuat dan
sah untuk menganalisis hubungan antara input dan output usaha tani
Masyarakat Transmigrasi Di Kabupaten Parigi Moutong, karena telah
memenuhi hampir semua asumsi yang diperlukan oleh suatu penaksir
para meter yang baik, “best linear unbiased estimator (BLUE)”, sehingga
untuk itu tidak perlu diadakan penyesuaian model lagi.
138
6.2, Pola Konsumsi Masyarakat Transmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong
Untuk menguji hipotesis dua dan tiga digunakan analisis regresi
double logaritmic dan analisis persentase. Pola konsumsi rumah tangga
berhubungan erat dengan besarnya pendapatan yang dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang maupun jasa. Dari pola
konsumsi masyarakat dapat diperkirakan keterlibatannya dalam kegiatan
pasar. Rumah tangga dengan pendapatan rendah, pertama-tama
berusaha memenuhi kebutuhan primernya, seperti kebutuhan perumahan,
kebutuhan bahan makanan, kebutuhan pakaian, sesudah itu baru
berusaha memenuhi kebutuhan sekunder dan kebutuhan lainnya. Seperti
yang dikemukakan oleh Maslow yaitu kebutuhan fisiologis (Physiological
needs) adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup,
kebutuhan tersebut meliputi makanan, air, udara, rumah pakaian dan
seks. Seorang ekonom yang bernama Engel membuat suatu teori yang
terkenal dengan teori Engel yang menyatakan bahwa semakin sejahtera
seseorang maka semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli
makanan. Diperkirakan bahwa untuk rumah tangga Transmigrasi di
Kabupaten Parigi Moutong, sebagian besar dari pengeluarannya adalah
untuk bahan makanan. Sebaliknnya dengan rumah tangga kaya, sebagian
besar pendapatannya dibelanjakan untuk membeli berbagai jenis barang
mewah.
139
Pendapatan 146 rumah tangga Masyarakat Transmigrasi di
Kabupaten Parigi Moutong adalah sebesar Rp. 1 525. 011 000, terdiri dari
73 responden asal Bali dengan jumlah anggota rumah tangga 326 orang
dan 73 responden asal Jawa dengan jumlah anggota rumah tangga 369
orang. Jumlah pendapatan untuk transmigrasi asal Bali adalah Rp.
758.042.000,. Dengan demikian, maka untuk transmigrasi asal Bali, rata-
rata anggota keluarga untuk setiap rumah tangga 4,47 = 4 orang, rata-rata
pendapatan rumah tangga Rp. 10.384.137,- dan pendapatan perkapita
Rp 2.325.282,21. Sedangkan untuk Transmigrasi asal Jawa pendapatan
73 rumah tangga responden yang terdiri dari 369 orang, maka rata-rata
jumlah anggota rumah tangga setiap kepala keluarga 5,05 = 5 orang,
jumlah pendapatan transmigrasi asal Jawa adalah Rp. 766.969.000,-.
Dengan demikian untuk pendapatan rumah tangga Rp. 10.506.424,66 dan
pendapatan perkapita Rp. 2.078.506,78
Sebagai pembanding, Pendapatan domestik Bruto (PDB) per kapita
Sulawesi Tengah Tahun 2004 menurut harga berlaku sebesar Rp.
5.893.679,- dan harga konstan sebesar Rp. 1.289.679,- Kalau pendapatan
perkapita Transmigrasi asal Bali dan Jawa di daerah penelitian, maka
pendapatan perkapita asal Bali 2,53 kali baru sama dengan pendapatan
perkapita masyarakat Sulawesi Tengah berdasarkan harga berlaku, tetapi
jika dibandingkan dengan pendapatan perkapita Sulawesi Tengah
berdasarkan harga kontan tahun 1993 yaitu sebesar Rp. 1.289.679,-
berarti transmigrasi asal bali pendapatan perkapitanya lebih tinggi sebesar
140
1,8 kali, sedangkan pendapatan perkapita Transmigrasi asal Jawa 2,83
kali baru dapat menyamai pendapatan perkapita Sulawesi Tengah
berdasarkan harga berlaku tahun 2004. Jika dibandingkan dengan
pendapatan perkapita sulawesi Tengah berdasarkan harga konstan, maka
pendapatan perkapita transmigrasi asal Jawa lebih tinggi sebanyak 1,61
kali pendapatan perkpita Sulawesi Tengah.
Dengan harga beras rata-rata Rp. 2.500,- per kg pada waktu
diadakan penelitian, maka konversi beras atas pendapatan rumah tangga
transmigrasi asal Bali 4.153,65 kg dan pendapatan perkapita 930,11 kg
beras. Demikian juga Transmigrasi asal Jawa, dengan harga beras rata-
rata Rp. 2500 per kg, maka konversi beras atas pendapatan rumah
tangga 4.202,57 kg, dan pendapatan perkapita 831,40 kg beras.
Kalau dibanding dengan garis kemiskinan Sajogyo untuk desa 240
kg ekuivalen nilai tukar beras/orang/tahun dan untuk kota 360 kg
beras/orang/tahun, maka pendapatan masyarakat Transmigrasi asal Bali
dan asal Jawa sudah berada di atas garis kemiskinan (Sajogyo,
1990:189). Namun demikian angka perkapita dalam bentuk rata-rata
pendapatan, perlu diwaspadai, sebab biasanya diatasnya dalam jumlah
yang sedikit, tetapi lebih banyak lagi yang berada di bawahnya.
Untuk mengetahui hubungan antara perubahan tingkat pendapatan
dengan pola konsumsi rumah tangga, dipergunakan pendekatan yang
bertolak dari kurva Engel yang diteruskan oleh Prais dan Houthakker
dengan mempergunakan fungsi non linier “double-logarithmic.” Dengan
141
model ini dihitung besarnya elastistisitas pengeluaran untuk makanan,
pakaian, pendidikan, kesehatan dan pengeluaran lainnya terhadap
perubahan pendapatan atau pengeluaran secara keseluruhan (Lampiran .
4.1).
Hasil perhitungan besarnya elastisitas pengeluaran untuk bahan
makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran lainnya
terhadap perubahan pendapatan atau pengeluaran rumah tangga secara
keseluruhan (Y) dengan mempergunakan fungsi non linier “double-
logarithmic”, adalah sebagai berikut (Lampiran 4.1)
Log Y = log a + log 0,676 X1 + log 0.006 D
0.676 0,006 (1) Makanan Y = 93,325 X1 D
R2 = 0,571; F = 95,039 ; Sig=0,000
t1 = 13,746 Sig = 0,000; td = 0,423; sig = 0,673
0,490 0,022(2) Pakaian Y = 174,984 X2 D
R2 = 0.088; F = 6,894; Sig = 0,001
t2 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577 ; Sig = 0,565
2,735 - 0,114(3) Pendidikan Y = 1,300. 10-13 X3 D
R2 = 0.516; F = 76,081; Sig=0,000
t3 = 0,12,271; Sig = 0,000; td = - 1,825; Sig = 0,07
0,490 0,022(4) Kesehatan Y = 0,350 X4 D
R2 = 0.088; F = 6,894; Sig = 0,001
142
t4 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577; Sig = 0,565
1,506 - 0,016(5) Peng. Lainnya Y = 4,425 X5 D
R2=0.305; F = 31,430; Sig = 0,000
t5 = 7,928; Sig = 0,000; td = - 0,310; Sig = 0,757
Persamaan-persamaan tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas,
mengenai pola konsumsi masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong. Proporsi pengeluaran yang paling besar ialah untuk makanan
(53,41 %) elastisitas 0,676 + 0,006 = 0,682; t 1= 13,746; Sig = 0,000
td = 0,423; Sig = 0,673; R2 = 0,571. Berarti bahwa pengeluaran untuk
bahan makananmempunyai hubungan yang sangat nyata dengan tingkat
pendapatan (Sig = 0,000). Dengan demikian bahan makanan untuk
transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong adalah barang normal. Kalau
pendapatan (pengeluaran) bertambah, maka pengeluaran untuk bahan
makanan juga bertambah tetapi dengan proporsi yang lebih kecil. Kalau
digunakan variabel dummy , ternyata tidak signifikan berarti pola konsumsi
masyarakat transmigrasi asal Jawa dan Bali tidak berbeda secara
signifikan.
Pengeluaran yang porsinya lebih kecil adalah pengeluaran lainnya
(17,69 %) elastisitas 1,506 – 0.016 = 1,490 ; t5 = 7,928; Sig =0,000; td = -
0,310; Sig = 0,757. Kemudian menyusul pengeluaran untuk pendidikan
(17,6 %) dengan elastisitas 2,735 – 0,114 = 2,621; t3 = 0,12,271; Sig =
0,000; td = - 1,825; Sig = 0,07 . Berati pengeluaran untuk pendidikan dan
pengeluaran lainnya merupakan barang superior bagi masyarakat
143
transmigrasi di kabupaten Parigi Moutong baik transmigrasi asal Jawa
maupun Bali, karena elastisitasnya lebih besar dari satu yang
menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan pendapatan, akan
menyebabkan perubahan pengeluaran untuk pendidikan dan pengeluaran
lainnya proporsinya lebih besar dari proporsi peningkatan pendapatan.
Pengeluaran untuk kesehatan (5,9 %) elastisitas 0,490 + 0,022 =
0,512; t4 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577; Sig = 0,565 yang terakhir adalah
pengeluaran untuk pakaian (5,4 %) elastisitas 0,490 + 0,022 = 0,512;
t4 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577; Sig = 0,565 berarti pengeluaran untuk
kesehatan dan pakaian meupakan barang normal bagi masyarakat
transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong baik transmigrasi asal Jawa
maupun transmigrasi Bali, karena dengan menggunakan variabel dummy
perbedaannya tidak signifikan.
Barang normal (normal good) menurut Mankiw adalah sebuah
barang yang jika pendapatan meningkat akan mendorong peningkatan
tehadap permintaan barang tersebut, dengan menganggap hal lainnya
tetap. (Mankiw.1998;79).
Fungsi konsumsi Masyarakat Transmigrasi asal Jawa, ditunjukkan
oleh persamaan yang dikemukakan oleh Keynes C = a + bY
C = 248846,04 + 0,817 Y dimana MPC = 0,817
MPS = 1 – MPC = 1 – 0,817 = 0,183
Misalkan : Pendapatan responden 1 Rp. 8.500.000 pertahun
C = 248846,04 + 0,817 (8.500.000 ) = 248846,04 +6.944.500
144
C = 7.193.346,04
C C = 248846,04 + 0,817 Y
0 Y
Gambar 6.5 Fungsi konsumsi Transmigrasi asal Jawa
Fungsi konsumsi Masyarakat transmigrasi asal bali, ditunjukkan
oleh persamaan yang dikemukakan oleh Keynes C = a + bY
C = 1155422 + 0,712 Y dimana MPC = 0,712
MPS = 1 – MPC = 1 – 0,712 = 0,288
Misalkan : Pendapatan responden 1 Rp. 6.800.000 pertahun
C = 1155422 + 0,712 Y (6.800.000 ) = 1155422 + 4.841.600
C = 5.997.022
C
C =1155422 + 0,712 Y
0 Y
Gambar 6.6 Fungsi konsumsi Transmigrasi asal Bali
145
Fungsi konsumsi Masyarakat Transmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong ditunjukkan oleh persamaan yang dikemukakan oleh Keynes
C = a + bY
C = 678445,4 + 0,767 Y dimana MPC = 0,767
MPS = 1 – MPC = 1 – 0,767 = 0,233
Misalkan : Pendapatan responden 1 Rp. 7.200.000 pertahun
C = 678445,4 + 0,767 (7.200.000 ) = 678445,4 + 5522400
C = 6.200.845,40
C C = 678.445,40 + 0,767 Y
0 Y
Gambar 6.3 Fungsi konsumsi Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
6.3. Kesejahteraan Kehidupan Ekonomi
Untuk menguji hipotesis empat digunakan analisis jalur ( path
Analysis). Setelah selesai membahas masalah produksi yang
menyangkut, efisiensi penggunaan sumber daya, masalah konsumsi yang
menyangkut pola konsumsi masyarakat tramsmigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong, akhirnya akan dibahas masalah kesejahteraan kehidupan
ekonomi rumah tangga masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi
146
Moutong. Masalah ini dianggap sangat penting, karena kesejahteraan
kehidupan ekonomi dianggap sebagai motivator yang menggerakkan
perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi. Mereka melakukan kegiatan
produksi dan kegiatan konsumsi menuju suatu tujuan utama, yaitu
kesejahteraan kehidupan ekonomi keluarga.
Menurut Spencer dalam Madukallang (1977:515):
“The concept cannot be precisely defined, and therefore it is impossible to measure. As a result, we cannot assert objectively that any particular economic situation represents higher or lower welfare for society than another. One of the main reasons for this difficulty is that we cannot make interpersonal comparisons of utility or satisfactions; that is, the welfare of one person cannot be compared with that of another”.
Dengan demikian maka sudah jelas bahwa tidak semuda itu untuk
menentukan tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat. Yang
paling representatif dan paling berhak menentukannya ialah masyarakat
itu sendiri. Kalau anggota masyarakat sudah dapat menentukan tingkat
kesejahteraan (yang diperkirakan akan bervariasi antara satu dengan
lainnya), maka secara teoritis variabel – variabel yang menentukan tingkat
kesejahteraan tersebut dapat diidentifikasi. Untuk menentukan indikator –
indikator yang secara umum mempengaruhi tingkat kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat.
Secara teoritis dikemukakan bahwa ada hubungan kausal antara
tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga dengan:
a. tingkat pendidikan kepala rumah tangga,
b. besarnya kekayaan rumah tangga,
c. keadaan kesehatan anggota rumah tangga,
147
d. besarnya pendapatan rumah tangga,
Menyangkut kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat
transmigrasi, tidak terkandung maksud untuk mengelompokkan
masyarakat transmigrasi dalam suatu kondisi “sejahtera” atau “pra –
sejahtera” atau istilah lainnya, berdasarkan suatu kriteria tertentu. Tingkat
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga ditentukan sendiri oleh
responden berdasarkan keadaan kehidupan ekonominya dalam bentuk
skor yang berjenjang antara 1 sampai dengan 10.
Variabel ini langsung ditanyakan kepada responden karena
merekalah yang dianggap paling mengetahui mengenai masalah –
masalah eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perilaku
ekonominya. Memang disadari bahwa ukuran variabel untuk
menggunakan jenjang tangga bukanlah ukuran yang baku yang nilainya
dan kualitasnya sama untuk semua keluarga. Namun demikian,
pengakuan langsung dari responden mengenai posisi dan keadaan
kehidupan ekonomi keluarganya kalau didekati dengan baik boleh
dikatakan sangat realistis, bahkan mungkin lebih realistis bila
dibandingkan dengan penilaian berdasarkan ukuran baku yang mungkin
belum sesuai dengan keadaan kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
Variabel “pendapatan rumah tangga” diperoleh dari hasil
perhitungan besarnya produksi dikurangi biaya usaha rumah tangga, di
tambah dengan pendapatan lainnya. Variabel lain yang dianggap dapat
mempengaruhi kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga baik
148
secara langsung maupun tidak langsung ialah “pendidikan kepala rumah
tangga”, besarnya kekayaan rumah tangga dan keadaan kesehatan
anggota rumah tangga. Semua variabel yang telah disebutkan telah
dikumpulkan dalam bentuk data, baik untuk transmigrasi yang berasal dari
jawa maupun transmigrasi yang berasal dari bali.
1. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Kehidupan
Ekonomi Rumah Tangga Transmigrasi asal Jawa
Bentuk hubungan antara variabel independent Pendidikan (X1),
Kekayaan (X2) dan Kesehatan (X3) dengan variabel dependent
Pendapatan (Y1) dan Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga
transmigrasi asal Jawa (Y2), seperti yang digambarkan pada diagram jalur
(path diagram) sebagai berikut:
149
X1
X2
X3
Y1
Y2
PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KAB. PARIMO DI SUL-TENG
E11
E21
Gambar 7.3 Diagram Jalur (path Diagram)
Penjelasan :
X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (skor)
X2 = Kekayaan rumah tangga (rupiah)
X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)
Y1 = Pendapatan rumah tangga (rupiah)
Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (skor).
Variabel – variabel X1, X2, dan X3 adalah peubah eksogen yang
variabilitasnya diasumsikan terjadi oleh karena peubah – peubah di luar
model kausal. Oleh karena itu maka tidak ada maksud untuk menjelaskan
variabilitas peubah eksogen tersebut.
150
Variabel – variabel Y1, dan Y2 adalah peubah endogenus yaitu
peubah yang variasinya dijelaskan oleh peubah eksogenus ataupun
peubah endogenus dalam sistem. Variabel Y1 merupakan peubah tidak
bebas dari variabel – variabel X1, X2, dan X3, selanjutnya merupakan
peubah bebas dari variabel Y2. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas
dari variabel – variabel X1, X2, X3, dan Y1. Model ini merupakan model
analisis jalur, karena arus kausal dalam model bersifat searah. Oleh
karena tidak mendapatkan semua peubah untuk variabel-variabel Y1
(pendapatan), Y2 (kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga)
peubah residual, yaitu masing-masing e1 untuk variabel Y1, e2 untuk
variabel Y2 peubah-peubah yang tidak termasuk dalam model.
Asumsi yang diperlukan untuk analisis jalur ialah:
1. Hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linier, aditif
dan kausal.
2. Peubah-peubah residual tidak berkorelasi dengan peubah-peubah
yang mendahuluinya dan tidak pula berkorelasi satu sama lain.
3. Dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah.
4. Peubah-peubah diukur oleh skala interval.
Berdasar pada diagram jalur tersebut, maka disusun Model
Persamaan Struktural sebagai berikut:
Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1
Y2 = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y1 + e2
151
Adapun perhitungan Koefisien Struktural dapat dilakukan sebagai
berikut:
Pengaruh langsung (Direct Effects):
Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b1X1
Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b2X2
Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b3X3
Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga Transmigrasi asal Bali (Y2)
(Y2) = b4X1
Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi (Y2): Y2 = b5X2 + e2
Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi (Y2) adalah; Y2 = b6X3
Pengaruh langsung Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi(Y2) adalah; Y2 = b7Y1
Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effects):
Pengaruh tidak langsung Pendidikan (X1) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b1X1 * b7Y1
Pengaruh tidak langsung Kekayaan (X2) ) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b2X2 * b7Y1
152
Pengaruh tidak langsung Kesehatan (X3) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b3X3 * b7Y1
Dengan demikian Total Pengaruh (Total Effects) adalah sebagai
berikut:
Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3
Y2 = {(b1X1 * b7Y1) + b4X1} + {(b2X2 * b7Y1) + b5X2} +
{( b3X3 * b7Y1) + b6X3} + b7Y1
Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga mesyarakat
Transmigrasi asal Jawa sebagaimana yang telah dikemukakan, maka
perlu diadakan perhitungan dengan path analysis untuk mengetahui
besarnya koefisien jalur dari variabel-variabel bebas terhadap
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat transmigrasi
asal Jawa.
153
X1
X2
X3
.07
Y1
.17
Y2
.17
.15
-.01 -.02
.42
-.04
.02
.37
.15
.10
E1
E2
Gambar 7.4 . Diagram Analysis jalur kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga yang berasal dari Jawa.
Apakah model ini telah memenuhi asumsi dan ketentuan – ketentuan
yang diperlukan supaya dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan?
Asumsi mengenai hubungan antara variabel-variabel yang linier, aditif dan
154
kausal, rupanya sudah dipenuhi, karena modelnya memang sudah dibuat
demikian. Mengenai residual variabe-variabel yang tidak berkorelasi
antara satu sama lain, juga dianggap sudah dipenuhi.. Mengenai
persyaratan bahwa dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah,
kiranya juga sudah dipenuhi, dengan anggapan bahwa tingkat pendidikan,
kekayaan dan kesehatan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan
selanjutnya mempengaruhi tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi
rumah tangga, dan bukan arus pengaruh sebaliknya.
Hasil perhitungan yang menggunakan path analisis (lampiran 7.)
menunjukkan bahwa:
- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap pendapatan (Y1)
Transmigrasi asal Jawa sebesar 0,166 tidak signifikan dengan nilai
t = 1,342. dan (P.Velue = 0.179), hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan masyarakat transmigrasi Jawa kecil sekali pengaruhnya
terhadap pendapatan disebabkan karena tingkat pendidikan yang
tidak disertai dengan penyediaan kesempatan kerja tidak akan
banyak manfaatnya bagi transmigrasi asal Jawa.
- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap pendapatan (Y1)
sebesar 0,149 tidak signifikan dengan nilai t = 1,213. dan (P.Velue
= 0.225), artinya ada pengaruh langsung kekayaan terhadap
pendapatan masyarakat transmigrasi asal Jawa dan pengaruhnya
tidak signifikan.
155
- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap pendapatan (Y1)
transmigrasi asal Jawa sebesar -0,006 tidak signifikan dengan nilai
t = -0,049. (P.Velue = 0.961), artinya kesehatan masyarakat
transmigrasi asal Jawa berpengaruh langsung terhadap
pendapatan walaupun sangat kecil dan negatif, tetapi tidak
signifikan.
- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) sebesar -0,016 tidak
signifikan dengan nilai t = -0,135. (P.Velue = 0.893), artinya ada
pengaruh langsung pendidikan terhadap kesejahteraan kehidupan
ekonomi masyarakat transmigrasi asal Jawa, namun pengaruh itu
sangat kecil dan tidak signifikan.
- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi
asal Jawai sebesar 0,421 dengan nilai t = 3,612 signifikan dan
(P.Velue = 0.000). artinya kekayaan yang dimiliki disertai dengan
pembukaan kesempatan kerja berpengaruh langsung terhadap
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat
Transmigrasi asal Jawa dan sangat signifikan.
- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi
asal Jawa sebesar -0,038 dengan nilai t = -0,349 (P.Velue = 0.727),
artinya ada pengaruh langsung kesehatan terhadap kesejahteraan
156
kehidupan ekonomi, namun pengaruhnya sangat kecil dan tidak
signifikan. Hal ini disebabkan karena mereka lebih mengutamakan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari daripada harus berobat ke
puskesmas.
- Pengaruh langsung pendapatan (Y1) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) transmigrasi asal Jawa
sebesar 0,019 dengan nilai t = 0,172 dan tidak signifikan. dengan
(P.Velue = 0.863), artinya pendapatan berpengaruh langsung
terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga
masyarakat transmigrasi asal Jawa, namun pengaruhnya sangat
kecil dan tidak signifikan.
- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1) terhadap
kesehatan (X2) sebesar 0,373. besarnya keeratan hubungan
antara pendidikan masyarakat transmigrasi asal Jawa terhadap
kekayaan, nilai t = 2,964 dan P value = 0,003. artinya makin kaya
seseorang makin besar peluang untuk meningkatkan
pendidikannya dan sangat signifikan.
- Hubungan (korelasi) timbal balik pendidikan (X1) terhadap
kesehatan responden (X3) sebesar 0,148 dengan nilai t = 1,246
P value = 0,0213. Artinya ada hubungan timbal balik antara
pendidikan responden dan kesehatan responden dan keeratan
hubungan itu adalah signifikan.
157
- Hubungan (korelasi) timbal balik kekayaan (X2) terhadap
kesehatan (X3) sebesar 0,098 dengan nilai t = 0,825 P value =
- ,409. Artinya ada hubungan timbal balik antara kekayaan dengan
kesehatan masyarakat transmigrasi asal Jawa dan hubungan itu
adalah negatif dan tidak signifikan.
2. Tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga
masyarakat Transmigrasi yang berasal dari Bali
Bentuk hubungan antara variabel independent Pendidikan (X1),
Kekayaan (X2) dan Kesehatan (X3) dengan veriabel dependent
Pendapatan (Y1) dan Kesejahteraan kehidupan ekonomi (Y2), seperti
yang digambarkan pada diagram jalur (path diagram) sebagai berikut:
X1
X2
X3
Y1
Y2
PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KAB. PARIMO DI SUL-TENG
E11
E21
158
Gambar 7.1 Diagram Jalur (path Diagram) Transmigrasi asal Bali
Penjelasan :
X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (skor)
X2 = Kekayaan rumah tangga (rupiah)
X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)
Y1 = Pendapatan rumah tangga (rupiah)
Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (skor).
Variabel – variabel X1, X2, dan X3 adalah peubah eksogen yang
variabilitasnya diasumsikan terjadi oleh karena peubah – peubah di luar
model kausal. Oleh karena itu maka tidak ada maksud untuk menjelaskan
variabilitas peubah eksogen tersebut.
Variabel – variabel Y1, dan Y2 adalah peubah endogen yaitu
peubah yang variasinya dijelaskan oleh peubah eksogen ataupun peubah
endogen dalam sistem. Variabel Y1 merupakan peubah tidak bebas dari
variabel – variabel X1, X2, dan X3, merupakan peubah bebas dari variabel
Y1. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas dari variabel – variabel X1,
X2, X3, dan Y1.
Model ini merupakan model analisis jalur, karena arus kausal dalam
model bersifat searah. Oleh karena tidak mendapatkan semua peubah
untuk variabel-variabel Y1 (pendapatan), Y2 (kesejahteraan kehidupan
ekonomi rumah tangga) peubah residual, yaitu masing-masing e1 untuk
variabel Y1, e2 untuk variabel Y2 peubah-peubah yang tidak termasuk
dalam model.
159
Asumsi yang diperlukan untuk analisis jalur ini ialah:
(1) Hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linier,
aditif dan kausal.
(2) Peubah-peubah residual tidak berkolerasi dengan peubah-
peubah yang mendahuluinya dan tidak pula berkolerasi satu
sama lain.
(3) Dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah.
(4) Peubah-peubah diukur oleh skala interval.
Dillon dan Goldstein (1984:444-447) menyatakan bahwa ada empat
macam efek yang dihasilkan oleh korelasi antara variabel ,(1) “direct
effects “= D, adalah efek langsung yang dinyatakan dengan koefisien jalur,
(2) “indirect e ffects”=I,adalah efek tidak langsung yang menyatakan
keadaan dimana variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas
melalui variabel ketiga, yang selanjutnya secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi variabel tidak bebas, (3) ”spurious effects”= S,
adalah efek palsu yang timbul dari korelasi dua variabel yang mendahului
variabel lainnya, (4) “unanalyzed effets” = U, mengenai komponen yang
timbul dari korelasi antara variabel-variabel eksogen.
Berdasar pada diagram jalur tersebut, maka disusun Model
Persamaan Struktural sebagai berikut:
Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1
Y2 = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y1 + e2
160
Adapun perhitungan Koefisien Struktural dapat dilakukan sebagai
berikut:
Pengaruh langsung (Direct Effects):
Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b1X1
Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b2X2
Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b3X3
Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga Transmigrasi asal Bali (Y2)
(Y2) = b4X1
Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi (Y2): Y2 = b5X2 + e2
Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b6X3
Pengaruh langsung Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b7Y1
Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effects):
Pengaruh tidak langsung Pendidikan (X1) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b1X1 * b7Y1
Pengaruh tidak langsung Kekayaan (X2) ) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b2X2 * b7Y1
161
Pengaruh tidak langsung Kesehatan (X3) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b3X3 * b7Y1
Dengan demikian Total Pengaruh (Total Effects) adalah sebagai
berikut:
Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3
Y2 = {(b1X1 * b7Y1) + b4X1} + {(b2X2 * b7Y1) + b5X2} +
{( b3X3 * b7Y1) + b6X3} + b7Y1
X1
X2
X3
.21
Y1
.28
Y2
.07
PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KAB. PARIMO DI SUL-TENG
E1
E2
-.03
.44
.17
-.05
.15
.09
.40
.19.01
Gambar 7. 2. Diagram Analisis Jalur (path Analysis) Transmigrasi asal Bali
Hasil perhitungan yang menggunakan path analisis (lampiran 12. 5)
menunjukkan bahwa:
162
- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap pendapatan (Y1)
Transmigrasi asal Bali sebesar 0,075 tidak signifikan dengan nilai t
= 0,883. dan (P.Velue = 0.377), hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan masyarakat transmigrasi asal Bali kecil sekali
pengaruhnya terhadap pendapatan disebabkan karena tingkat
pendidikan yang tidak diikuti dengan penyediaan kesempatan kerja,
tidak akan banyak artinya bagi masyarakat transmigrasi asal Bali.
- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap pendapatan (Y1)
sebesar 0,701 signifikan dengan nilai t = 8,176. dan (P.Velue =
0.000), artinya ada pengaruh langsung kekayaan terhadap
pendapatan masyarakat transmigrasi asal Bali dan pengaruhnya
sangat signifikan berarti kekayaan yang dimiliki diarahkan untuk
peningkatan pendapatan.
- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap pendapatan (Y1)
transmigrasi asal Bali sebesar 0,006 tidak signifikan dengan nilai t =
0,074. (P.Velue = 0.941), artinya kesehatan anggota rumah tagga
masyarakat transmigrasi asal Bali tidak berpengaruh langsung
terhadap pendapatan, dan tidak signifikan.
- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga transmigrasi asal Bali (Y2)
sebesar 0,005 tidak signifikan dengan nilai t = 0,062. (P.Velue =
0.950), artinya ada pengaruh langsung pendidikan terhadap
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat
163
transmigrasi asal bali, namun pengaruh itu sangat kecil dan tidak
signifikan.
- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi
asal Bali sebesar 0,170 dengan nilai t = 1,387 tidak signifikan dan
(P.Velue = 0.165). artinya kekayaan yang dimiliki berpengaruh
langsung sangat kecil terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi
rumah tangga masyarakat Transmigrasi asal Bali dan tidak
signifikan.
- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi
asal Bali sebesar 0,138 dengan nilai t = 1,554 (P.Velue = 0.120),
artinya ada pengaruh langsung kesehatan keluarga transmigrasi
terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga, namun
pengaruhnya sangat kecil dan tidak signifikan karena mereka mau
berobat jika penyakit yang dideritanya menyebabkan mereka tidak
dapat bekerja.
- Pengaruh langsung pendapatan (Y1) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) transmigrasi asal Bali
sebesar 0,551 dengan nilai t = 4,531 signifikan. dengan (P.Velue =
0.000), artinya pendapatan berpengaruh langsung dan signifikan
terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga
masyarakat transmigrasi asal Bali dan sangat signifikan.
164
- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1) terhadap
kesehatan (X2) sebesar -0,056. kecil sekali keeratan hubungan
antara pendidikan asyarakat transmigrasi asal Bali terhadap
kekayaan dan hubungannya negatif, nilai t = -0,472 dan P value =
0,637. dan tidak signifikan.
- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1) terhadap
kesehatan (X3) masyarakat transmigrasi asal Bali sebesar 0,123
dengan nilai t = 1,035 dan P value = 0,301. Artinya ada hubungan
timbal balik antara pendidikan dan kesehatan transmigrasi dan
keeratan hubungan itu tidak signifikan.
- Hubungan (korelasi) timbal balik kekayaan (X2) terhadap
kesehatan (X3) sebesar -0,186 dengan nilai t = -1,551 dan P value
= - 0,121. Artinya ada hubungan timbal balik antara kekayaan
dengan kesehatan masyarakat transmigrasi dan hubungan itu
adalah negatif dan tidak signifikan.
3. Tingkat Kesejahteraan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga
Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
Bentuk hubungan antara variabel-variabel independent Pendidikan
(X1), Kekayaan (X2) dan Kesehatan (X3) dengan veriabel dependent
Pendapatan (Y1) dan Kesejahteraan (Y2), seperti yang digambarkan pada
diagram jalur (path diagram) sebagai berikut:
165
X1
X2
X3
Y1
Y2
E1
E2
1
1
Gambar 7.5 Diagram Jalur (path Diagram) Masyarakat Transmigrasi diKabupaten Parigi Moutong.
Penjelasan :
X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (skor)
X2 = Kekayaan rumah tangga (rupiah)
X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)
Y1 = Pendapatan rumah tangga (rupiah)
166
Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (skor).
Variabel – variabel X1, X2, dan X3 adalah peubah eksogen yang
variabilitasnya diasumsikan terjadi oleh karena peubah – peubah di luar
model kausal. Oleh karena itu maka tidak ada maksud untuk menjelaskan
variabilitas peubah oksigen tersebut.
Variabel – variabel Y1, dan Y2 adalah peubah endogenus yaitu
peubah yang variasinya dijelaskan oleh peubah eksogenus ataupun
peubah endogenus dalam sistem. Variabel Y1 merupakan peubah tidak
bebas dari variabel – variabel X1, X2, dan X3, selanjutnya merupakan
peubah bebas dari variabel Y1. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas
dari variabel – variabel X1, X2, X3, dan Y1, selanjutnya merupakan peubah
bebas dari variabel Y2. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas dari
variabel – variabel X1, X2, X3, dan Y1.
Model ini merupakan model analisis jalur, karena arus kausal
dalam model bersifat searah. Oleh karena tidak mendapatkan semua
peubah untuk variabel-variabel Y1 (pendapatan), Y2 (kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga) peubah residual, yaitu masing-masing
e1 untuk variabel Y1, e2 untuk variabel Y2 peubah-peubah yang tidak
termasuk dalam model.
Asumsi yang diperlukan untuk analisis jalur ini ialah:
(1) Hubungan antara peubah-peubah dalam model
adalah linier, aditif dan kausal.
167
(2) Peubah-peubah residual tidak berkolerasi dengan
peubah-peubah yang mendahuluinya dan tidak pula
berkolerasi satu sama lain.
(3) Dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah.
(4) Peubah-peubah diukur oleh skala interval.
Berdasar pada diagram jalur tersebut, maka disusun Model
Persamaan Struktural sebagai berikut:
Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1
Y2 = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y1 + e2
Adapun perhitungan Koefisien Struktural dapat dilakukan sebagai
berikut:
Pengaruh langsung (Direct Effects):
Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b1X1
Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b2X2
Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Pendapatan (Y1)
adalah; b3X3
Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga Transmigrasi asal Bali (Y2)
(Y2) = b4X1
Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi (Y2): Y2 = b2X2 + e2
168
Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b6X3
Pengaruh langsung Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b7Y1
Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effects):
Pengaruh tidak langsung Pendidikan (X1) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b1X1 * b7Y1
Pengaruh tidak langsung Kekayaan (X2) ) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b2X2 * b7Y1
Pengaruh tidak langsung Kesehatan (X3) melalui Pendapatan
(Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 = b3X3 * b7Y1
Dengan demikian Total Pengaruh (Total Effects) adalah sebagai
berikut:
Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3
Y2 = {(b1X1 * b7Y1) + b4X1} + {(b2X2 * b7Y1) + b5X2} +
{( b3X3 * b7Y1) + b6X3} + b7Y1
169
X1
X2
X3
.21
Y1
.28
Y2
.07
.44
-.03 .01
.40
.09
.19
.15
.17
-.05
E1
E2
Gambar 7.6. Diagram Jalur Kesjahteraan kehidupan ekonomi rumah
tangga masyarakat Transmigrasi di Kab. Parigi Moutong
Hasil perhitungan yang menggunakan path analisis menunjukkan bahwa:
- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap pendapatan (Y1)
Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 0,074 tidak
170
signifikan dengan nilai t = 0,973. dan (P.Velue = 0.331), hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan masyarakat transmigrasi di
Kabupaten ParigiMoutong kecil sekali pengaruhnya terhadap
pendapatan disebabkan karena tingkat pendidikan tanpa diikuti
penyediaan kesempatan kerja tidak banyak artinya bagi
Kesejahteraan ekonomi rumah tangga di Kabupaten Parigi
Moutong.
- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap pendapatan (Y1)
sebesar 0,438 signifikan dengan nilai t = 5,836. dan (P.Velue =
0.000), artinya kekayaan yang diarahkan untuk peningkatan
pendapatan mempunyai pengaruh langsung terhadap pendapatan
masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dan
pengaruhnya sangat signifikan.
- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap pendapatan (Y1)
transmigrasi di Kabuapten Parigi Moutong sebesar -0,027 tidak
signifikan dengan nilai t = -0,363. (P.Velue = 0.716), artinya
kesehatan masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
berpengaruh langsung terhadap pendapatan walaupun sangat kecil
dan negatif, tetapi tidak signifikan.
- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) sebesar 0,015 tidak
signifikan dengan nilai t = 0,201. (P.Velue = 0.841), artinya ada
pengaruh langsung pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat
171
transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong, namun pengruh itu
sangat kecil dan tidak signifikan.
- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi
sebesar 0,404 dengan nilai t = 5,068 signifikan dan (P.Velue =
0.000). artinya kekayaan yang dimiliki berpengaruh langsung
terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat
Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dan sangat signifikan.
- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi di
Kabupaten Parigi Moutong sebesar 0,086 dengan nilai t = 1,191
(P.Velue = 0.234), artinya ada pengaruh langsung kesehatan
terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi, namun pengaruhnya
sangat kecil dan tidak signifikan, karena mereka mau berobat jika
penyakit yang dideritanya menyebabkan mereka tidak dapat
bekerja atau pergi sekolah.
- Pengaruh langsung pendapatan (Y1) terhadap kesejahteraan
kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) transmigrasi di Kabupaten
Parigi Moutong sebesar 0,193 dengan nilai t = 2,425 signifikan.
dengan (P.Velue = 0.015), artinya pendapatan berpengaruh
langsung terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah
tangga masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dan
pengaruhnya signifikan.
172
- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1) terhadap
kesehatan (X2) sebesar 0,149. kecil sekali keeratan hubungan
antara pendidikan responden terhadap kekayaan, nilai t = 1,772
dan P value = 0,076. artinya tidak signifikan pada 5 %, tetapi
signifikan pada 10 %.
- Hubungan (korelasi) timbal balik pendidikan (X1) terhadap
kesehatan (X3) masyarakat transigrasi di Kabupaten Parigi
Moutong sebesar 0,165 dengan nilai t = 1,963 P value = 0,0550.
Artinya ada hubungan timbal balik antara pendidikan masyarakat
transmigrasi dan kesehatan masyarakat transmigrasi dan keeratan
hubungan itu adalah signifikan.
- Hubungan (korelasi) timbal balik kekayaan (X2) terhadap
kesehatan (X3) sebesar -0,049 dengan nilai t = -0,588 P value =
0,557. Artinya ada hubungan timbal balik antara kekayaan dengan
kesehatan transmigrasi dan hubungan itu adalah negatif dan tidak
signifikan.
173
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan efisiensi tehnik, efisiensi ekonomi dan efisiensi
harga, ternyata pengelolaan usaha tani efisien untuk efisiensi teknik
namun belum efisiensi untuk efisiensi ekonomi dan efisiensi harga,
berarti Masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong masih
mempunyai peluang untuk meningkatkan efisiensi usaha taninya,
karena elastisitas fungsi produksi masih dalam keadaan increasing
return to scale, baik transmigrasi asal Jawa maupun asal Bali.
2. Terdapat perbedaan proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan
bagi masyarakat transmigrasi asal Jawa dan Bali di Kabupaten Parigi
Moutong sebesar 53,41 %,untuk pakaian 5,4%, untuk pendidikan
17,6%, untuk kesehatan 5,9% dan pengeluaran lainnya 17,69%.
3. MPC Transmigrasi asal Jawa lebih besar yaitu 0,817 dibanding MPC
transmigrasi asal Bali 0,712 sehingga kemampuan untuk menabung
juga berbeda.
4. Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga trnsmigrasi asal
Jawa dan Bali dipengaruhi oleh variabel pendidikan kepala rumah
tangga, kekayaan, kesehatan dan pendapatan anggota rumah
tangga. Dari ke empat variabel tersebut di atas yang mempunyai
174
pengaruh signifikan adalah kekayaan rumah tangga, artinya secara
signifikan kekayaan rumah tangga apabila disrtai dengan penyediaan
lapangan kerja, akan menyebabkan peningkatan pendapatan rumah
tangga sehingga mempunyai pengaruh langsung dengan
kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat
transmigrasi di kabupten Parigi Moutong.
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan seperti yang terlihat di atas, maka berikut
ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Transmigrasi asal Jawa dan bali masih mempunyai peluang
untuk melakukan efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi
harga melalui penggunaan faktor-faktor produksi secara optial yang
dibarengi dengan bimbingan berusaha tani.
2. Transmigrasi Jawa dan Bali perlu melakukan penghematan
sehingga peluang untuk menabung menjadi lebih besar.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan Rumah Tangga masyarakat
transmigrasi asal Jawa dan Bali perlu membelanjakan
pendapatannya untuk asset yang dapat menambah kekayaan
mereka, sehingga menjadi modal untuk meningkatkan pendapatan
Rumah Tangga.
175
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih Sri. 1999. Ekonomi Mikro. Penerbit BPFE Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Anonim, 1991. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi. Penerbit Departemen Transmigrasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi Jakarta.
..........., 1996. Strategi Pembinaan Usha Ekonomi Daerah Transmigrasi Melalui Kerja sama Dunia Usaha Dalam Rangka Peningktan Kesejahteraan Transmigran. Penerbit Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Jakarta.
.........., 1996. Pembangunan Keluarga Sejahtera Dalam Rangka Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Jakarta.
Arbuckle, J, L., 1999. Amos Users’ Guide, Version 3. 6. Chicago : Smallwaters Corporation.
Arief Sritua, 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Basri, Hasan. 1999. Pembangunan Ekonomi Rakyat di Pedesaan Sebagai Strategi Penanggulangan Kemiskinan. Penerbit Bina Rena Pariwara.Jakarta.
Banoewidjojo Moeljadi. 1983. Pembangunan Pertanian. Penerbit Usaha Nasional Surabaya.
Beattie Bruce R. & Robert Taylor. 1996. Ekonomi Produksi (Terjemaha). Penerbit Gajah Mada University Press. Yogyakarta
BPS. 2000. Sulawesi Tengah Dalam Angka.Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengan.
...........2002. Sulawesi Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.
...........2004, Sulawesi Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.
176
...........2002. Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.
.......,2004. Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.
........2004 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kota Menurut lapangan Usaha di Sulawesi tengah. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.
Deliarnov,1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Edisi Revisi. Penerbit Raja Grapindo Persada.Jakarta.
Departemen Transmigrasi dan PPH. 1997. Proyek Dukungan Teknis Perencanaan Pemukiman dan Prasarana Transmigrasi Pusat. Laporan akhir. PT. Saran Widya Sempurna. Jakarta.
Engel James F. Blackwell Roger D. Miniard Paul W. 1994. Perilaku Konsumen jilid I (Terjemahan). Penerbit Binarupa Aksara Jakarta.
Deaton A. J. Muellbaner. 1984. Economics and Consumer Behaviour. Cambridge University Press, London.
Nurland, F., 1993. Alokasi Waktu dan Pengeluaran Rumah Tangga Etnit Bugis, Makassar dan Mandar dalam Masyarakat Nelayan di Sulawesi Selatan. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.
Fattah, M.. 1999. Perilaku Ekonomi Masyarakat Pedesaan Studi kasus Dua Tipe Desa Masyarakat Suku Tolare Di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Disertasi S3 pada Fakultas Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
Fatmawati, 1998. Perilaku Petani dalam pemanfaatan Lahan Sawah,
Suatu analisis Antropologis di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Universitas Hasanuddin, Tesis tidak dipublikasikan.
Ferdinand, Augusty, 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen :Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, BP UNDIP Semarang.
177
Gujarati Damodar. 1993. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hamid Edy Suandi. 2003. Asumsi Homo Ekonomikus dan Manusia Rasional Dipertanyakan Sumber utama tulisan ini dari “Biviourist at the gates” dalam the Economict. Penerbit Pusat Studi ekonomi Pancasila Universitas Gajah mada.
Hanson.A.J. 1981. Transmigrasi dan Pengembangan Wilayah Marginal.Yayasan Obor Indonesia. Gramedia Jakarta.
Hair, J.F. Anderson, R. E. Tatham, R. L. And Black W. C. 1992. Multivariate Data Analisys. New York: McMillan Publishing Company.
Hartono, Jogiyanto. 1999. Teori Ekonomi Mikro Analisis Matematis. Penerbit Andi Yogyakarta.
Hayami Yujiro dan Kikuchi Masao, 1987. Dilema Ekonomi Desa Suatu Pendekatan Ekonomi Terhadap Perbahan Kelembagaan di Asia. Penerbit Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
Ibrahim Indrawijaya,1989. Perilaku Organisasi. Penerbit Sinar Baru
Bandung.
Jogianto Hartono. 1999. Teori Ekonomi Mikro, Analisis Matematis. Edisi pertama Yogyakarta.
Kasryno. Faisal. 1984. Prospek Pembanguna Ekonomi Pedesaan Indonesia. Penerbit Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
Kerlinger, Fred N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Koentjaraningrat, 1991. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
_____________, 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2002. Pedoman Komite Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Komite penanggulangan Kemiskinan Jakarta.
178
Koutsoyiannis A. 1979. Modern Microeconomics second edition. Macmillan Education ltd, Printed in Hongkong.
Levang Patrice. 2003. Ayo Ketanah Sabrang Transmigrasi di Indonesia (Terjemahan). Penerbit Gramedia Jakarta.
Madukallang,1999. Perilaku Ekonomi Masyarakat Pedesaan (Studi kasus pada du tipe desa Masyarakat suku Tolare) di Kabupaten Donggala. Disertasi S3 pada Fakultas Pascasarjana Unhas, Makassar.
Mankiw, N. Gregory.2000.. Principles of economics (terjemahan). Penerbit Erlangga.
Meier Gerald M. 1976. Leading Issues in Economic Development third edition. Penerbit On Ford University Press. New York.
Mowen, John C. / Minor Michael. 2001. Perilaku Konsumen (Terjemahan). Penerbit Erlangga.
Nangoi Ronald. 1993. Transmigrasi IndusriDimensi baru Berpotensi. PT. Rajgrafindo Persada. Jakarta.
Philips, L. 1974. Applied Consumption Analysis. North-Holland Publishing Company, Amsterdam-Oxford.
Pressman, Steven. 2000. Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia. Penerbit Raja grapindo Persada. Jakarta.
P. Robins Stephen, 2001. Perilaku Organisasi jilid 1 Edisi Kedelapan. Penerbit Prenhallindo Jakarta.
Pusat Pembinaan Sumberdaya Manusia. 1980. Pemantapan Usaha Pembangunan di Daerah Transmigrasi. Penerbit YTKI friedrich Eberto Stiftung. Jakarta Selatan
Saleh, Chaerul. 1984. Pola Pengeluaran Rumah Tangga dan Penguasaan Modal bukan Tanah, hal. 357-376. Dalam Kasryno F. ed. ”Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia”. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Saleh, A. Karim. 1982. Peranan Transmigrasi dalam Pembangunan Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan (Studi kasus penggunaan model input-output). Disertasi S3 pada Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
179
Sajogyo, 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Penerbit Yayasan Obor Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.
Saefudin AM. 1983. Pengkajian pemasaran komoditi pertanian. Pascasarjana IPB. Bogor.
Schumacher E.F. 1979. Kecil Itu Indah Ilmu ekonomi yang mementingkan rakyat kecil. Penerbit LP3ES. Jakarta.
Scott. James C. 1989. Moral Ekonomi Petani (Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara). Penerbit LP3ES.
S. Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Penerbit PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta.
Suparmoko M. 1996. Metode Penelitian Praktis Edisi ke-3. Penerbit BPFE Universitas Gajah mada Yogyakarta.
Supranto J. 1984. Ekonometrik buku dua. Penerbit Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
............... 2001. Statistik Teori dan Aplikasi jilid 2 edisi keenam. Penerbit. Erlangga Jakarta.
Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Penerbit Rajagrapindo Persada Jakarta.
Soekartawi, A.Soeharjo, John L. Dillon, J. Brian Hardaker, 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit. Universitas Indonesia.
…………1995. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia UI Press Jakarta.
………..1987. Perinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta.
Soemitro Remi Sutyastie dan Tjiptoherianto Prijono. 2002 Kemiskinan dan Ketidak merataan di Indonesia. Edisi Indonesia Inggeris. Penerbit Rineka Cipta Jakarta.
Syafar Abdul Wahid, 1995. Studi Empirik Faktor-Faktor Kultural Dalam
Gaya Kepemimpinan Dikalangan Ponggawa-Sawi Bugis Makassar, Disertasi Doktor Institut Teknologi Bandung.
180
............................., 2001. Kepemimpinan Teori, Gaya dan Analisis Perspektif Budaya. Universitas Tadulako Press. Palu.
Saragih Bungaran. 2001. Suara Dari Bogor Membangun Sistim Agribisnis. Penerbit Pustaka Wirausaha Muda (Edisi kedua).
Swasono Sri-Edi, Dan Singarimbun Masri, 1985, Sepuluh Windu Transmigrasi di Indonesia. Penerbit Universitas Indonesia.
Sumarwan Ujang. 2003. Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran). Penerbit Ghalia Indonesia.
Sumodiningrat Gunawan. 2000. Pembangunan EkonomiMelalui Pengembangan Pertanian, Penerbit PT. Bina Rena pariwara. Jakarta.
……….. 2001 Menuju Swasembada Pangan Revolusi Hijau II Introduksi Manajemen dalam Pertanian. Penerbit RBI Jakarta.
Tjiptoherianto, Prijono. 1997. Prospek Perekonomian Indonesia Dalam Rangka Globalisasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Winardi. 1991. Marketing Dan Perilaku Konsumen. Penerbit Mandar Maju Bandung.
Yudohusodo Siswono. 1998. Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Penerbit Aksara Grafika Jakarta.
181
Lampiran 1.Data Produksi Padi Transmigrasi asal Jawa
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 13,900,000 2.00 134 7,846,000 16.45 0.69 4.90 15.882 14,650,000 2.00 164 8,908,500 16.50 0.69 5.10 16.003 6,750,000 1.25 95 6,277,500 15.73 0.22 4.55 15.654 16,886,000 2.40 261 8,884,000 16.64 0.88 5.56 16.005 15,843,750 2.00 257 8,891,000 16.58 0.69 5.55 16.006 15,800,000 2.25 250 8,209,000 16.58 0.81 5.52 15.927 16,860,000 2.25 284 8,209,000 16.64 0.81 5.65 15.928 27,600,000 5.00 200 9,938,000 17.13 1.61 5.30 16.119 11,420,000 2.00 146 6,296,500 16.25 0.69 4.98 15.66
10 15,625,000 2.25 249 9,013,000 16.56 0.81 5.52 16.0111 24,650,000 2.45 293 8,152,500 17.02 0.90 5.68 15.9112 12,700,000 2.25 108 7,455,500 16.36 0.81 4.68 15.8213 17,382,500 2.25 291 8,734,500 16.67 0.81 5.67 15.9814 13,475,000 2.50 113 6,494,500 16.42 0.92 4.73 15.6915 18,675,000 2.50 276 9,841,000 16.74 0.92 5.62 16.1016 13,680,000 2.00 121 6,702,500 16.43 0.69 4.80 15.7217 11,800,000 2.00 148 6,296,500 16.28 0.69 5.00 15.6618 7,800,000 1.63 84 3,952,000 15.87 0.49 4.43 15.1919 25,150,000 5.00 225 9,929,000 17.04 1.61 5.42 16.1120 15,340,000 2.25 223 8,977,500 16.55 0.81 5.41 16.0121 4,800,000 1.25 86 3,884,500 15.38 0.22 4.45 15.1722 8,800,000 2.00 92 5,229,000 15.99 0.69 4.52 15.4723 18,000,000 2.50 227 8,209,000 16.71 0.92 5.42 15.9224 14,237,500 2.50 81 8,413,000 16.47 0.92 4.39 15.9525 14,490,000 2.25 119 7,472,000 16.49 0.81 4.78 15.8326 15,440,000 2.50 210 8,837,500 16.55 0.92 5.35 15.9927 22,780,000 3.00 307 10,096,000 16.94 1.10 5.73 16.1328 10,200,000 2.00 117 6,443,500 16.14 0.69 4.76 15.6829 9,040,000 2.95 102 3,262,000 16.02 1.08 4.62 15.0030 9,950,000 2.00 113 5,982,000 16.11 0.69 4.73 15.6031 8,000,000 2.00 97 6,362,500 15.89 0.69 4.57 15.6732 21,175,000 3.00 297 9,249,000 16.87 1.10 5.69 16.0433 12,200,000 2.00 143 6,604,000 16.32 0.69 4.96 15.7034 14,850,000 2.00 131 8,547,500 16.51 0.69 4.88 15.9635 15,585,000 2.50 223 8,494,500 16.56 0.92 5.41 15.9536 14,900,000 3.00 104 6,955,000 16.52 1.10 4.64 15.7537 10,000,000 1.75 140 6,492,000 16.12 0.56 4.94 15.6938 16,031,250 2.00 271 9,350,000 16.59 0.69 5.60 16.05
182
39 17,111,000 2.40 266 8,180,500 16.66 0.88 5.58 15.9240 9,100,000 1.75 140 6,080,500 16.02 0.56 4.94 15.6241 17,062,500 2.25 277 8,127,000 16.65 0.81 5.62 15.9142 13,725,000 2.00 117 8,254,500 16.43 0.69 4.76 15.9343 23,900,000 3.00 320 9,117,000 16.99 1.10 5.77 16.0344 14,615,000 2.50 115 6,897,500 16.50 0.92 4.74 15.7545 20,317,500 2.50 296 8,471,000 16.83 0.92 5.69 15.9546 18,517,500 2.70 217 6,771,000 16.73 0.99 5.38 15.7347 19,250,000 4.25 150 8,664,500 16.77 1.45 5.01 15.9748 20,175,000 2.50 296 9,856,000 16.82 0.92 5.69 16.1049 34,400,000 3.00 325 12,405,000 17.35 1.10 5.78 16.3350 17,515,000 2.50 256 8,597,000 16.68 0.92 5.55 15.9751 12,300,000 2.00 120 7,405,500 16.33 0.69 4.79 15.8252 17,580,000 2.50 235 8,365,500 16.68 0.92 5.46 15.9453 15,000,000 4.25 175 8,180,500 16.52 1.45 5.16 15.9254 9,800,000 2.25 103 5,237,000 16.10 0.81 4.63 15.4755 20,400,000 2.00 294 8,894,000 16.83 0.69 5.68 16.0056 16,531,250 2.25 287 8,221,000 16.62 0.81 5.66 15.9257 17,350,000 3.25 267 8,240,500 16.67 1.18 5.59 15.9258 16,480,000 2.25 266 9,883,500 16.62 0.81 5.58 16.1159 15,450,000 2.50 217 8,035,500 16.55 0.92 5.38 15.9060 13,565,000 2.00 112 8,030,000 16.42 0.69 4.72 15.9061 14,950,000 2.50 130 8,630,500 16.52 0.92 4.87 15.9762 13,740,000 2.00 126 8,098,500 16.44 0.69 4.84 15.9163 11,950,000 2.00 128 6,815,500 16.30 0.69 4.85 15.7364 12,400,000 2.00 160 6,767,500 16.33 0.69 5.08 15.7365 18,112,500 2.50 268 8,334,000 16.71 0.92 5.59 15.9466 20,500,000 3.00 248 9,650,500 16.84 1.10 5.51 16.0867 32,400,000 3.00 272 11,955,000 17.29 1.10 5.61 16.3068 16,450,000 2.25 238 8,082,500 16.62 0.81 5.47 15.9169 17,368,000 2.45 290 6,702,500 16.67 0.90 5.67 15.7270 11,000,000 2.00 136 6,199,500 16.21 0.69 4.91 15.6471 18,975,000 2.50 121 8,666,000 16.76 0.92 4.80 15.9772 11,400,000 2.00 131 8,424,000 16.25 0.69 4.88 15.9573 28,900,000 4.00 300 9,064,000 17.18 1.39 5.70 16.02
Min 4,800,000 1.25 81 3,262,000 15.38 0.22 4.39 15.00Max 34,400,000 5.00 325 12,405,000 17.35 1.61 5.78 16.33Rata 15,955,565 2.44 194 7,920,486 16.53 0.86 5.18 15.86
Lampiran 1.1. Hasil Perhitungan Regresi Produksi Padi Transmigrasi asal Jawa
183
Regression : Fungsi Produksi - Jawa
Descriptive Statistics
MeanStd.
DeviationN
Produksi 16.5275 0.3484 73Lahan 0.8599 0.2509 73TenagaKerja 5.1842 0.4239 73Modal 15.8612 0.2297 73
Correlations
Produksi Lahan TenagaKerja Modal
Pearson Correlation
Produksi 1.0000 0.7298 0.7722 0.8327
Lahan 0.7298 1.0000 0.4220 0.4759
TenagaKerja 0.7722 0.4220 1.0000 0.6830
Modal 0.8327 0.4759 0.6830 1.0000Sig. (1-tailed) Produksi . 0.0000 0.0000 0.0000 Lahan 0.0000. 0.0001 0.0000
TenagaKerja 0.0000 0.0001. 0.0000
Modal 0.0000 0.0000 0.0000.N Produksi 73 73 73 73 Lahan 73 73 73 73 TenagaKerja 73 73 73 73
Modal 73 73 73 73
Variables Entered/Removed(b)
184
ModelVariables Entered
Variables Removed
Method
1Modal, Lahan, TenagaKerja(a) . Enter
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 0.9420 0.8873 0.8824 0.1194 2.0968aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
ANOVA(b)
Model Sum of
Squaresdf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 7.7530 3 2.5843 181.1452 0.0000
Residual 0.9844 69 0.0143 Total 8.7374 72
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
ANOVA(b)
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
0.7298 0.7127 0.3410 0.7559 1.3230
0.7722 0.5550 0.2239 0.5214 1.9179
0.8327 0.6715 0.3042 0.4907 2.0379
Collinearity Diagnostics(a)
185
Model Dimension EigenvalueCondition
IndexVariance
Proportions
(Constant) Lahan TenagaKerja Modal
1 1 3.9420 1.0000 0.0000 0.0036 0.0002 0.0000 2 0.0544 8.5131 0.0003 0.8078 0.0028 0.0002 3 0.0035 33.5564 0.0071 0.1048 0.6812 0.0029 4 0.0001 264.3194 0.9926 0.0838 0.3158 0.9969
aDependent Variable: Produksi
Casewise Diagnostics(a)
Case Number Std. Residual Produksi
53 -3.0257 16.52a.Dependent Variable: Produksi
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum MeanStd.
DeviationN
Predicted Value 15.5368 17.1599 16.5275 0.3281 73
Residual -0.3614 0.3122 0.0000 0.1169 73Std. Predicted Value
-3.0191 1.9271 0.0000 1.0000 73
Std. Residual -3.0257 2.6135 0.0000 0.9789 73aDependent Variable: Produksi
Regression: Heteroskedastisitas Kelompok I
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables Removed
Method
186
1Modal, Lahan, TenagaKerja(a) . Enter
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 0.9057 0.8203 0.8034 0.1176aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
ANOVA(b)
Model Sum of
Squaresdf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 2.0197 3 0.6732 48.6850 0.0000
Residual 0.4425 32 0.0138 Total 2.4622 35
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.6155 1.3973 3.3031 0.0024
Lahan 0.5579 0.0965 0.4562 5.7818 0.0000
TenagaKerja 0.1025 0.1030 0.0898 0.9948 0.3273
Modal 0.6836 0.1015 0.6081 6.7357 0.0000aDependent Variable: Produksi
Regression: Heteroskedastisitas Kelompok II
187
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables Removed
Method
1Modal, Tenaga Kerja, Lahan(a) . Enter
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 0.8217 0.6752 0.6448 0.1238
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squaresdf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 1.0202 3 0.3401 22.1750 0.0000
Residual 0.4907 32 0.0153 Total 1.5109 35
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, LahanbDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
188
1 (Constant) 3.5678 2.8944 1.2326 0.2267 Lahan 0.5218 0.1019 0.5787 5.1215 0.0000
TenagaKerja 0.2668 0.1157 0.2510 2.3066 0.0277
Modal 0.7018 0.1901 0.4089 3.6920 0.0008aDependent Variable: Produksi
VariabelKoefisien Regresi
Std. Error
Signifi-kansi
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
Collinearity Statistics
(VIF)
(Constant) 73.2685 1.2399 0.0009 Lahan 0.5445 0.0645 0.0000 0.7127 0.5079 1.3230TenagaKerja 0.2548 0.0460 0.0000 0.5550 0.3080 1.9179Modal 0.6585 0.0875 0.0000 0.6715 0.4509 2.0379
R Squared = 0.8873 Std. Error of the Estimate = 0.1194
R = 0.9420 Durbin-Watson Test = 2.0968
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.2941 1.2399 3.4633 0.0009
Lahan 0.5445 0.0645 0.3922 8.4387 0.0000
TenagaKerja 0.2548 0.0460 0.3101 5.5421 0.0000
Modal 0.6585 0.0875 0.4342 7.5279 0.0000aDependent Variable: Produksi
Lampiran 2.Data Produksi Padi Transmigrasi asal Bali
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 15,820,000 2.00 225 9,832,000 16.58 0.69 5.42 16.10
189
2 14,400,000 2.75 146 8,866,000 16.48 1.01 4.98 16.003 27,200,000 4.00 310 12,883,500 17.12 1.39 5.74 16.374 27,787,500 4.50 227 10,664,500 17.14 1.50 5.42 16.185 15,900,000 2.00 172 8,824,500 16.58 0.69 5.15 15.996 10,150,000 2.00 103 4,636,500 16.13 0.69 4.63 15.357 18,700,000 2.25 128 11,073,000 16.74 0.81 4.85 16.228 14,500,000 2.00 187 8,941,500 16.49 0.69 5.23 16.019 12,800,000 1.63 131 5,035,500 16.36 0.49 4.88 15.43
10 11,825,000 2.00 116 8,322,000 16.29 0.69 4.75 15.9311 30,400,000 5.00 240 12,180,500 17.23 1.61 5.48 16.3212 7,400,000 1.25 60 3,552,000 15.82 0.22 4.09 15.0813 11,900,000 2.00 132 6,204,000 16.29 0.69 4.88 15.6414 13,250,000 2.00 121 8,863,000 16.40 0.69 4.80 16.0015 18,150,000 2.75 106 9,815,500 16.71 1.01 4.66 16.1016 21,200,000 3.60 325 9,821,000 16.87 1.28 5.78 16.1017 24,750,000 4.00 220 10,838,000 17.02 1.39 5.39 16.2018 16,580,000 2.50 126 9,954,500 16.62 0.92 4.84 16.1119 4,400,000 0.75 172 3,862,000 15.30 -0.29 5.15 15.1720 28,050,000 1.75 272 14,955,000 17.15 0.56 5.61 16.5221 12,400,000 2.23 113 7,530,000 16.33 0.80 4.73 15.8322 12,580,000 2.50 106 8,887,500 16.35 0.92 4.66 16.0023 16,400,000 2.00 150 10,298,500 16.61 0.69 5.01 16.1524 11,800,000 2.00 186 6,008,000 16.28 0.69 5.23 15.6125 14,250,000 2.00 160 8,508,500 16.47 0.69 5.08 15.9626 14,840,000 2.25 131 8,864,500 16.51 0.81 4.88 16.0027 3,400,000 1.25 64 5,816,000 15.04 0.22 4.16 15.5828 10,400,000 2.00 113 4,829,000 16.16 0.69 4.73 15.3929 26,400,000 2.00 320 10,199,500 17.09 0.69 5.77 16.1430 9,600,000 2.00 136 4,106,500 16.08 0.69 4.91 15.2331 20,000,000 2.00 244 8,494,000 16.81 0.69 5.50 15.9532 11,400,000 2.00 104 7,524,000 16.25 0.69 4.64 15.8333 25,800,000 2.00 300 13,462,000 17.07 0.69 5.70 16.4234 11,800,000 2.00 139 5,005,500 16.28 0.69 4.93 15.4335 15,200,000 1.25 240 10,406,500 16.54 0.22 5.48 16.1636 13,750,000 2.00 130 8,732,000 16.44 0.69 4.87 15.9837 12,400,000 1.75 121 7,284,000 16.33 0.56 4.80 15.8038 7,400,000 2.00 96 4,818,000 15.82 0.69 4.56 15.3939 33,000,000 2.00 300 15,096,000 17.31 0.69 5.70 16.5340 9,300,000 2.95 75 4,243,500 16.05 1.08 4.32 15.2641 28,600,000 4.00 204 13,750,000 17.17 1.39 5.32 16.4442 11,400,000 2.00 164 5,896,500 16.25 0.69 5.10 15.59
190
43 32,725,000 2.50 246 16,254,500 17.30 0.92 5.51 16.6044 9,000,000 2.00 107 5,231,000 16.01 0.69 4.67 15.4745 10,000,000 2.00 120 7,141,500 16.12 0.69 4.79 15.7846 9,000,000 2.00 110 3,763,500 16.01 0.69 4.70 15.1447 12,000,000 2.00 106 8,359,000 16.30 0.69 4.66 15.9448 12,400,000 2.00 140 6,705,000 16.33 0.69 4.94 15.7249 15,500,000 2.00 123 10,157,500 16.56 0.69 4.81 16.1350 10,000,000 2.50 112 6,864,000 16.12 0.92 4.72 15.7451 8,640,000 2.00 98 5,877,500 15.97 0.69 4.58 15.5952 10,400,000 2.00 132 4,326,500 16.16 0.69 4.88 15.2853 19,000,000 2.00 280 9,905,000 16.76 0.69 5.63 16.1154 11,400,000 2.00 166 5,258,500 16.25 0.69 5.11 15.4855 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.7256 13,700,000 2.00 103 8,019,500 16.43 0.69 4.63 15.9057 11,000,000 2.50 112 4,111,500 16.21 0.92 4.72 15.2358 16,400,000 3.00 140 7,142,000 16.61 1.10 4.94 15.7859 24,500,000 3.00 232 13,520,000 17.01 1.10 5.45 16.4260 10,400,000 2.25 89 4,737,000 16.16 0.81 4.49 15.3761 27,500,000 3.25 224 14,362,000 17.13 1.18 5.41 16.4862 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.7263 13,450,000 3.00 98 8,405,000 16.41 1.10 4.58 15.9464 16,750,000 2.50 150 9,209,000 16.63 0.92 5.01 16.0465 8,000,000 2.00 98 5,328,000 15.89 0.69 4.58 15.4966 26,400,000 3.50 178 8,492,000 17.09 1.25 5.18 15.9567 10,400,000 2.00 122 4,577,500 16.16 0.69 4.80 15.3468 14,200,000 2.50 116 8,080,500 16.47 0.92 4.75 15.9069 29,500,000 2.50 330 9,125,500 17.20 0.92 5.80 16.0370 13,150,000 1.75 199 8,916,500 16.39 0.56 5.29 16.0071 21,700,000 3.00 184 12,846,000 16.89 1.10 5.21 16.3772 9,800,000 2.00 138 5,535,000 16.10 0.69 4.93 15.5373 14,920,000 2.50 119 15,982,000 16.52 0.92 4.78 16.59
Min 3,400,000 1 60 3,552,000 15 0 4 15Max 33,000,000 5 330 16,254,500 17 2 6 17Rata 15,681,062 2 161 8,363,548 16 1 5 16
Regression: Fungsi Produksi - Bali
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
191
Produksi 16.4722 0.4451 73
Lahan 0.7955 0.2967 73
TenagaKerja 5.0033 0.3942 73
Modal 15.8667 0.3894 73
Correlations
Produksi LahanTenaga Kerja
Modal
Pearson Correlation
Produksi 1.0000 0.6432 0.7737 0.8182
Lahan 0.6432 1.0000 0.2896 0.4593
Tenaga Kerja 0.7737 0.2896 1.0000 0.6307
Modal 0.8182 0.4593 0.6307 1.0000
Sig. (1-tailed) Produksi . 0.0000 0.0000 0.0000
Lahan 0.0000. 0.0065 0.0000
Tenaga Kerja 0.0000 0.0065. 0.0000
Modal 0.0000 0.0000 0.0000.N Produksi 73 73 73 73 Lahan 73 73 73 73
Tenaga Kerja 73 73 73 73
Modal 73 73 73 73
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariables Removed
Method
1Modal, Lahan, Tenaga Kerja(a) . Enter
aAll requested variables entered.
192
bDependent Variable: Produksi
Model Summary(b)
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
EstimateDurbin-Watson
1 0.9330 0.8704 0.8648 0.1637 2.2345aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, Tenaga KerjabDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
BStd. Error
Beta
1 (Constant) 6.5280 0.9188 7.1050 0.0000
Lahan 0.5087 0.0732 0.3390 6.9484 0.0000 Tenaga Kerja 0.4833 0.0631 0.4279 7.6625 0.0000 Modal 0.4488 0.0688 0.3926 6.5243 0.0000
aDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
0.6432 0.6416 0.3011 0.7891 1.26730.7737 0.6780 0.3321 0.6022 1.66070.8182 0.6177 0.2827 0.5186 1.9281
Collinearity Diagnostics(a)
ModelDimensionEigenvalueCondition
IndexVariance
Proportions
(Constant) Lahan TenagaKerja Modal
1 1 3.9088 1.0000 0.00000.0058 0.00020.0000 2 0.0877 6.6778 0.00050.8252 0.00270.0003
193
3 0.0033 34.2367 0.03210.0289 0.73420.0078 4 0.0002146.8852 0.96740.1401 0.26290.9919
aDependent Variable: Produksi
Casewise Diagnostics(a)
Case NumberStd.
ResidualProduksi
27 -3.6851 15.04
aDependent Variable: Produksi
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 15.3850 17.3565 16.4722 0.4153 73
Residual -0.6032 0.4350 0.0000 0.1602 73Std. Predicted Value
-2.6179 2.1294 0.0000 1.0000 73
Std. Residual -3.6851 2.6576 0.0000 0.9789 73
aDependent Variable: Produksi
Regression: Heteroskedastisitas Kelompok I
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables Removed Method
1Modal, Lahan, TenagaKerja(a) . Enter
194
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 0.8234 0.6780 0.6478 0.1690aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squaresdf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 1.9235 3 0.641222.4565 0.0000
Residual 0.9136 32 0.0286 Total 2.8371 35
a Predictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, LahanbDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.6556 1.7235 5.6022 0.0000
Lahan 0.7672 0.1313 0.6080 5.8451 0.0000 TenagaKerja 0.4669 0.1139 0.4262 4.0985 0.0003 Modal 0.2405 0.1157 0.2221 2.0793 0.0457
aDependent Variable: Produksi
Regression: Heteroskedastisitas Kelompok II
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariables Removed
Method
1Modal, TenagaKerja, Lahan(a) . Enter
195
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 0.8893 0.7908 0.7712 0.1399aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
ANOVA(b)
Model Sum of
Squaresdf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 2.3674 3 0.7891 40.3236 0.0000
Residual 0.6263 32 0.0196 Total 2.9937 35
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.6936 1.8132 3.6915 0.0008
Lahan 0.3415 0.0792 0.3545 4.3135 0.0001
TenagaKerja 0.4515 0.0724 0.5532 6.2373 0.0000
Modal 0.4598 0.1200 0.3429 3.8315 0.0006aDependent Variable: Produksi
VariabelKoefisien Regresi
Std. Error
Signifi-kansi
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
Collinearity Statistics
(VIF)
(Constant) 6.5280 0.91880.0000
Lahan 0.5087 0.07320.0000 0.6416 0.4117 1.2673
Tenaga Kerja 0.4833 0.06310.0000 0.6780 0.4597 1.6607
Modal 0.4488 0.06880.0000 0.6177 0.3815 1.9281
196
R Squared = 0.8704 Std. Error of the Estimate = 0.1637
R = 0.9330 Durbin-Watson Test = 2.2345
Lampiran 3.Data Produksi padi Transmigrasi Jawa-Bali
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 13,900,000 2.00 134 7,846,000 16.45 0.69 4.90 15.882 14,650,000 2.00 164 8,908,500 16.50 0.69 5.10 16.003 6,750,000 1.25 95 6,277,500 15.73 0.22 4.55 15.654 16,886,000 2.40 261 8,884,000 16.64 0.88 5.56 16.005 15,843,750 2.00 257 8,891,000 16.58 0.69 5.55 16.006 15,800,000 2.25 250 8,209,000 16.58 0.81 5.52 15.92
197
7 16,860,000 2.25 284 8,209,000 16.64 0.81 5.65 15.928 27,600,000 5.00 200 9,938,000 17.13 1.61 5.30 16.119 11,420,000 2.00 146 6,296,500 16.25 0.69 4.98 15.66
10 15,625,000 2.25 249 9,013,000 16.56 0.81 5.52 16.0111 24,650,000 2.45 293 8,152,500 17.02 0.90 5.68 15.9112 12,700,000 2.25 108 7,455,500 16.36 0.81 4.68 15.8213 17,382,500 2.25 291 8,734,500 16.67 0.81 5.67 15.9814 13,475,000 2.50 113 6,494,500 16.42 0.92 4.73 15.6915 18,675,000 2.50 276 9,841,000 16.74 0.92 5.62 16.1016 13,680,000 2.00 121 6,702,500 16.43 0.69 4.80 15.7217 11,800,000 2.00 148 6,296,500 16.28 0.69 5.00 15.6618 7,800,000 1.63 84 3,952,000 15.87 0.49 4.43 15.1919 25,150,000 5.00 225 9,929,000 17.04 1.61 5.42 16.1120 15,340,000 2.25 223 8,977,500 16.55 0.81 5.41 16.0121 4,800,000 1.25 86 3,884,500 15.38 0.22 4.45 15.1722 8,800,000 2.00 92 5,229,000 15.99 0.69 4.52 15.4723 18,000,000 2.50 227 8,209,000 16.71 0.92 5.42 15.9224 14,237,500 2.50 81 8,413,000 16.47 0.92 4.39 15.9525 14,490,000 2.25 119 7,472,000 16.49 0.81 4.78 15.8326 15,440,000 2.50 210 8,837,500 16.55 0.92 5.35 15.9927 22,780,000 3.00 307 10,096,000 16.94 1.10 5.73 16.1328 10,200,000 2.00 117 6,443,500 16.14 0.69 4.76 15.6829 9,040,000 2.95 102 3,262,000 16.02 1.08 4.62 15.0030 9,950,000 2.00 113 5,982,000 16.11 0.69 4.73 15.6031 8,000,000 2.00 97 6,362,500 15.89 0.69 4.57 15.6732 21,175,000 3.00 297 9,249,000 16.87 1.10 5.69 16.0433 12,200,000 2.00 143 6,604,000 16.32 0.69 4.96 15.7034 14,850,000 2.00 131 8,547,500 16.51 0.69 4.88 15.9635 15,585,000 2.50 223 8,494,500 16.56 0.92 5.41 15.9536 14,900,000 3.00 104 6,955,000 16.52 1.10 4.64 15.7537 10,000,000 1.75 140 6,492,000 16.12 0.56 4.94 15.6938 16,031,250 2.00 271 9,350,000 16.59 0.69 5.60 16.0539 17,111,000 2.40 266 8,180,500 16.66 0.88 5.58 15.9240 9,100,000 1.75 140 6,080,500 16.02 0.56 4.94 15.6241 17,062,500 2.25 277 8,127,000 16.65 0.81 5.62 15.9142 13,725,000 2.00 117 8,254,500 16.43 0.69 4.76 15.9343 23,900,000 3.00 320 9,117,000 16.99 1.10 5.77 16.0344 14,615,000 2.50 115 6,897,500 16.50 0.92 4.74 15.7545 20,317,500 2.50 296 8,471,000 16.83 0.92 5.69 15.9546 18,517,500 2.70 217 6,771,000 16.73 0.99 5.38 15.7347 19,250,000 4.25 150 8,664,500 16.77 1.45 5.01 15.97
198
48 20,175,000 2.50 296 9,856,000 16.82 0.92 5.69 16.1049 34,400,000 3.00 325 12,405,000 17.35 1.10 5.78 16.3350 17,515,000 2.50 256 8,597,000 16.68 0.92 5.55 15.9751 12,300,000 2.00 120 7,405,500 16.33 0.69 4.79 15.8252 17,580,000 2.50 235 8,365,500 16.68 0.92 5.46 15.9453 15,000,000 4.25 175 8,180,500 16.52 1.45 5.16 15.9254 9,800,000 2.25 103 5,237,000 16.10 0.81 4.63 15.4755 20,400,000 2.00 294 8,894,000 16.83 0.69 5.68 16.0056 16,531,250 2.25 287 8,221,000 16.62 0.81 5.66 15.9257 17,350,000 3.25 267 8,240,500 16.67 1.18 5.59 15.9258 16,480,000 2.25 266 9,883,500 16.62 0.81 5.58 16.1159 15,450,000 2.50 217 8,035,500 16.55 0.92 5.38 15.9060 13,565,000 2.00 112 8,030,000 16.42 0.69 4.72 15.9061 14,950,000 2.50 130 8,630,500 16.52 0.92 4.87 15.9762 13,740,000 2.00 126 8,098,500 16.44 0.69 4.84 15.9163 11,950,000 2.00 128 6,815,500 16.30 0.69 4.85 15.7364 12,400,000 2.00 160 6,767,500 16.33 0.69 5.08 15.7365 18,112,500 2.50 268 8,334,000 16.71 0.92 5.59 15.9466 20,500,000 3.00 248 9,650,500 16.84 1.10 5.51 16.0867 32,400,000 3.00 272 11,955,000 17.29 1.10 5.61 16.3068 16,450,000 2.25 238 8,082,500 16.62 0.81 5.47 15.9169 17,368,000 2.45 290 6,702,500 16.67 0.90 5.67 15.7270 11,000,000 2.00 136 6,199,500 16.21 0.69 4.91 15.6471 18,975,000 2.50 121 8,666,000 16.76 0.92 4.80 15.9772 11,400,000 2.00 131 8,424,000 16.25 0.69 4.88 15.9573 28,900,000 4.00 300 9,064,000 17.18 1.39 5.70 16.02
74 15,820,000 2.00 225 9,832,000 16.58 0.69 5.42 16.1075 14,400,000 2.75 146 8,866,000 16.48 1.01 4.98 16.0076 27,200,000 4.00 310 12,883,500 17.12 1.39 5.74 16.3777 27,787,500 4.50 227 10,664,500 17.14 1.50 5.42 16.1878 15,900,000 2.00 172 8,824,500 16.58 0.69 5.15 15.9979 10,150,000 2.00 103 4,636,500 16.13 0.69 4.63 15.3580 18,700,000 2.25 128 11,073,000 16.74 0.81 4.85 16.2281 14,500,000 2.00 187 8,941,500 16.49 0.69 5.23 16.0182 12,800,000 1.63 131 5,035,500 16.36 0.49 4.88 15.43
199
83 11,825,000 2.00 116 8,322,000 16.29 0.69 4.75 15.9384 30,400,000 5.00 240 12,180,500 17.23 1.61 5.48 16.3285 7,400,000 1.25 60 3,552,000 15.82 0.22 4.09 15.0886 11,900,000 2.00 132 6,204,000 16.29 0.69 4.88 15.6487 13,250,000 2.00 121 8,863,000 16.40 0.69 4.80 16.0088 18,150,000 2.75 106 9,815,500 16.71 1.01 4.66 16.1089 21,200,000 3.60 325 9,821,000 16.87 1.28 5.78 16.1090 24,750,000 4.00 220 10,838,000 17.02 1.39 5.39 16.2091 16,580,000 2.50 126 9,954,500 16.62 0.92 4.84 16.1192 4,400,000 0.75 172 3,862,000 15.30 -0.29 5.15 15.1793 28,050,000 1.75 272 14,955,000 17.15 0.56 5.61 16.5294 12,400,000 2.23 113 7,530,000 16.33 0.80 4.73 15.8395 12,580,000 2.50 106 8,887,500 16.35 0.92 4.66 16.0096 16,400,000 2.00 150 10,298,500 16.61 0.69 5.01 16.1597 11,800,000 2.00 186 6,008,000 16.28 0.69 5.23 15.6198 14,250,000 2.00 160 8,508,500 16.47 0.69 5.08 15.9699 14,840,000 2.25 131 8,864,500 16.51 0.81 4.88 16.00
100 3,400,000 1.25 64 5,816,000 15.04 0.22 4.16 15.58101 10,400,000 2.00 113 4,829,000 16.16 0.69 4.73 15.39102 26,400,000 2.00 320 10,199,500 17.09 0.69 5.77 16.14103 9,600,000 2.00 136 4,106,500 16.08 0.69 4.91 15.23104 20,000,000 2.00 244 8,494,000 16.81 0.69 5.50 15.95105 11,400,000 2.00 104 7,524,000 16.25 0.69 4.64 15.83106 25,800,000 2.00 300 13,462,000 17.07 0.69 5.70 16.42107 11,800,000 2.00 139 5,005,500 16.28 0.69 4.93 15.43108 15,200,000 1.25 240 10,406,500 16.54 0.22 5.48 16.16109 13,750,000 2.00 130 8,732,000 16.44 0.69 4.87 15.98110 12,400,000 1.75 121 7,284,000 16.33 0.56 4.80 15.80111 7,400,000 2.00 96 4,818,000 15.82 0.69 4.56 15.39112 33,000,000 2.00 300 15,096,000 17.31 0.69 5.70 16.53113 9,300,000 2.95 75 4,243,500 16.05 1.08 4.32 15.26114 28,600,000 4.00 204 13,750,000 17.17 1.39 5.32 16.44115 11,400,000 2.00 164 5,896,500 16.25 0.69 5.10 15.59116 32,725,000 2.50 246 16,254,500 17.30 0.92 5.51 16.60117 9,000,000 2.00 107 5,231,000 16.01 0.69 4.67 15.47118 10,000,000 2.00 120 7,141,500 16.12 0.69 4.79 15.78119 9,000,000 2.00 110 3,763,500 16.01 0.69 4.70 15.14120 12,000,000 2.00 106 8,359,000 16.30 0.69 4.66 15.94121 12,400,000 2.00 140 6,705,000 16.33 0.69 4.94 15.72122 15,500,000 2.00 123 10,157,500 16.56 0.69 4.81 16.13123 10,000,000 2.50 112 6,864,000 16.12 0.92 4.72 15.74124 8,640,000 2.00 98 5,877,500 15.97 0.69 4.58 15.59
200
125 10,400,000 2.00 132 4,326,500 16.16 0.69 4.88 15.28126 19,000,000 2.00 280 9,905,000 16.76 0.69 5.63 16.11127 11,400,000 2.00 166 5,258,500 16.25 0.69 5.11 15.48128 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72129 13,700,000 2.00 103 8,019,500 16.43 0.69 4.63 15.90130 11,000,000 2.50 112 4,111,500 16.21 0.92 4.72 15.23131 16,400,000 3.00 140 7,142,000 16.61 1.10 4.94 15.78132 24,500,000 3.00 232 13,520,000 17.01 1.10 5.45 16.42133 10,400,000 2.25 89 4,737,000 16.16 0.81 4.49 15.37134 27,500,000 3.25 224 14,362,000 17.13 1.18 5.41 16.48135 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72136 13,450,000 3.00 98 8,405,000 16.41 1.10 4.58 15.94137 16,750,000 2.50 150 9,209,000 16.63 0.92 5.01 16.04138 8,000,000 2.00 98 5,328,000 15.89 0.69 4.58 15.49139 26,400,000 3.50 178 8,492,000 17.09 1.25 5.18 15.95140 10,400,000 2.00 122 4,577,500 16.16 0.69 4.80 15.34141 14,200,000 2.50 116 8,080,500 16.47 0.92 4.75 15.90142 29,500,000 2.50 330 9,125,500 17.20 0.92 5.80 16.03143 13,150,000 1.75 199 8,916,500 16.39 0.56 5.29 16.00144 21,700,000 3.00 184 12,846,000 16.89 1.10 5.21 16.37145 9,800,000 2.00 138 5,535,000 16.10 0.69 4.93 15.53146 14,920,000 2.50 119 15,982,000 16.52 0.92 4.78 16.59
Lampiran 3.1
Regression : Fungsi Produksi - Jawa-Bali
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Produksi 16.4999 0.3993 146Lahan 0.8277 0.2757 146Tenaga Kerja 5.0938 0.4179 146Modal 15.8640 0.3186 146
201
Descriptive Statistics
MeanStd.
DeviationN
Produksi 16.4999 0.3993 146Lahan 0.8277 0.2757 146TenagaKerja 5.0938 0.4179 146Modal 15.8640 0.3186 146
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables Removed
Method
1Modal, Lahan, TenagaKerja(a) . Enter
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
EstimateDurbin-Watson
1 0.9313 0.8673 0.8645 0.1470 2.0816aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
ANOVA(b)
Model Sum of
SquaresDf Mean Square F Sig.
1Regression 20.0479 3 6.6826 309.27450.0000 Residual 3.0683 142 0.0216 Total 23.1162 145
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
202
BStd. Error
Beta
1 (Constant) 5.7304 0.7085 8.08790.0000 Lahan 0.5051 0.0501 0.3488 10.08310.0000 Tenaga Kerja 0.3536 0.0371 0.3701 9.54130.0000 Modal 0.5390 0.0508 0.4301 10.60970.0000
aDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
0.6791 0.6459 0.3083 0.7813 1.28000.7585 0.6250 0.2917 0.6212 1.60970.8131 0.6650 0.3244 0.5689 1.7577
Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension EigenvalueCondition
IndexVariance
Proportions
(Constant) Lahan TenagaKerja Modal1 1 3.9254 1.0000 0.0000 0.0048 0.0003 0.0000
2 0.0708 7.4457 0.0004 0.8276 0.0032 0.0003 3 0.0036 32.8968 0.0173 0.0650 0.7799 0.0062 4 0.0001 174.3880 0.9822 0.1027 0.2167 0.9935
aDependent Variable: Produksi
Casewise Diagnostics(a)
Case Number Std. Residual Produksi100 -4.5557 15.04
A Dependent Variable: Produksi
Residuals Statistics(a)
MinimumMaximum MeanStd.
DeviationN
Predicted Value
15.4154 17.2852 16.4999 0.3718 146
Residual -0.6697 0.4046 0.0000 0.1455 146Std. Predicted
-2.9164 2.1119 0.0000 1.0000 146
203
ValueStd. Residual
-4.5557 2.7523 0.0000 0.9896 146
aDependent Variable: Produksi
Regression : Heteroskedastisitas Kelompok I
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables Removed
Method
1Modal, Lahan, TenagaKerja(a) . Enter
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate1 0.8638 0.7462 0.7351 0.1418
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
ANOVA(b)
Model Sum of
SquaresDf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 4.0757 3 1.3586 67.6081 0.0000 Residual 1.3865 69 0.0201 Total 5.4622 72
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerjabDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. ErrorBeta
204
1 (Constant) 7.5432 1.0156 7.4275 0.0000 Lahan 0.7311 0.0855 0.5424 8.5468 0.0000 TenagaKerja 0.4096 0.0773 0.3418 5.2967 0.0000 Modal 0.3958 0.0700 0.3792 5.6537 0.0000
aDependent Variable: Produksi
Regression : Heteroskedastisitas Kelompok II
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariables Removed
Method
1Modal, TenagaKerja, Lahan(a) . Enter
aAll requested variables entered.bDependent Variable: Produksi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 0.8246 0.6799 0.6660 0.1420aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan
ANOVA(b)
Model Sum of
SquaresDf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 2.9546 3 0.9849 48.8572 0.0000 Residual 1.3909 69 0.0202 Total 4.3455 72
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, LahanbDependent Variable: Produksi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. ErrorBeta 1 (Constant) 4.1408 1.3670 3.0291 0.0034
Lahan 0.3811 0.0625 0.4172 6.0958 0.0000 TenagaKerja 0.3199 0.0538 0.4065 5.9459 0.0000
205
Modal 0.6568 0.0847 0.5317 7.7531 0.0000aDependent Variable: Produksi
VariabelKoefisien Regresi
Std. Error
Signifi-kansi
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
Collinearity Statistics
(VIF)(Constant) 5.7304 0.7085 0.0000 Lahan 0.5051 0.0501 0.0000 0.6459 0.4172 1.2800TenagaKerja 0.3536 0.0371 0.0000 0.6250 0.3907 1.6097Modal 0.5390 0.0508 0.0000 0.6650 0.4422 1.7577
R Squared = 0.8673 Std. Error of the Estimate=0.1470
R = 0.9313Durbin-Watson Test = 2.0816
Lampiran 4 Data Produksi padi Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 13,900,000 2.00 134 7,846,000 16.45 0.69 4.90 15.882 14,650,000 2.00 164 8,908,500 16.50 0.69 5.10 16.003 6,750,000 1.25 95 6,277,500 15.73 0.22 4.55 15.654 16,886,000 2.40 261 8,884,000 16.64 0.88 5.56 16.005 15,843,750 2.00 257 8,891,000 16.58 0.69 5.55 16.006 15,800,000 2.25 250 8,209,000 16.58 0.81 5.52 15.927 16,860,000 2.25 284 8,209,000 16.64 0.81 5.65 15.928 27,600,000 5.00 200 9,938,000 17.13 1.61 5.30 16.119 11,420,000 2.00 146 6,296,500 16.25 0.69 4.98 15.66
10 15,625,000 2.25 249 9,013,000 16.56 0.81 5.52 16.0111 24,650,000 2.45 293 8,152,500 17.02 0.90 5.68 15.9112 12,700,000 2.25 108 7,455,500 16.36 0.81 4.68 15.8213 17,382,500 2.25 291 8,734,500 16.67 0.81 5.67 15.9814 13,475,000 2.50 113 6,494,500 16.42 0.92 4.73 15.6915 18,675,000 2.50 276 9,841,000 16.74 0.92 5.62 16.1016 13,680,000 2.00 121 6,702,500 16.43 0.69 4.80 15.72
206
17 11,800,000 2.00 148 6,296,500 16.28 0.69 5.00 15.6618 7,800,000 1.63 84 3,952,000 15.87 0.49 4.43 15.1919 25,150,000 5.00 225 9,929,000 17.04 1.61 5.42 16.1120 15,340,000 2.25 223 8,977,500 16.55 0.81 5.41 16.0121 4,800,000 1.25 86 3,884,500 15.38 0.22 4.45 15.1722 8,800,000 2.00 92 5,229,000 15.99 0.69 4.52 15.4723 18,000,000 2.50 227 8,209,000 16.71 0.92 5.42 15.9224 14,237,500 2.50 81 8,413,000 16.47 0.92 4.39 15.9525 14,490,000 2.25 119 7,472,000 16.49 0.81 4.78 15.8326 15,440,000 2.50 210 8,837,500 16.55 0.92 5.35 15.9927 22,780,000 3.00 307 10,096,000 16.94 1.10 5.73 16.1328 10,200,000 2.00 117 6,443,500 16.14 0.69 4.76 15.6829 9,040,000 2.95 102 3,262,000 16.02 1.08 4.62 15.0030 9,950,000 2.00 113 5,982,000 16.11 0.69 4.73 15.6031 8,000,000 2.00 97 6,362,500 15.89 0.69 4.57 15.6732 21,175,000 3.00 297 9,249,000 16.87 1.10 5.69 16.0433 12,200,000 2.00 143 6,604,000 16.32 0.69 4.96 15.7034 14,850,000 2.00 131 8,547,500 16.51 0.69 4.88 15.9635 15,585,000 2.50 223 8,494,500 16.56 0.92 5.41 15.9536 14,900,000 3.00 104 6,955,000 16.52 1.10 4.64 15.7537 10,000,000 1.75 140 6,492,000 16.12 0.56 4.94 15.6938 16,031,250 2.00 271 9,350,000 16.59 0.69 5.60 16.0539 17,111,000 2.40 266 8,180,500 16.66 0.88 5.58 15.9240 9,100,000 1.75 140 6,080,500 16.02 0.56 4.94 15.6241 17,062,500 2.25 277 8,127,000 16.65 0.81 5.62 15.9142 13,725,000 2.00 117 8,254,500 16.43 0.69 4.76 15.9343 23,900,000 3.00 320 9,117,000 16.99 1.10 5.77 16.0344 14,615,000 2.50 115 6,897,500 16.50 0.92 4.74 15.7545 20,317,500 2.50 296 8,471,000 16.83 0.92 5.69 15.9546 18,517,500 2.70 217 6,771,000 16.73 0.99 5.38 15.7347 19,250,000 4.25 150 8,664,500 16.77 1.45 5.01 15.9748 20,175,000 2.50 296 9,856,000 16.82 0.92 5.69 16.1049 34,400,000 3.00 325 12,405,000 17.35 1.10 5.78 16.3350 17,515,000 2.50 256 8,597,000 16.68 0.92 5.55 15.9751 12,300,000 2.00 120 7,405,500 16.33 0.69 4.79 15.8252 17,580,000 2.50 235 8,365,500 16.68 0.92 5.46 15.9453 15,000,000 4.25 175 8,180,500 16.52 1.45 5.16 15.9254 9,800,000 2.25 103 5,237,000 16.10 0.81 4.63 15.4755 20,400,000 2.00 294 8,894,000 16.83 0.69 5.68 16.0056 16,531,250 2.25 287 8,221,000 16.62 0.81 5.66 15.9257 17,350,000 3.25 267 8,240,500 16.67 1.18 5.59 15.92
207
58 16,480,000 2.25 266 9,883,500 16.62 0.81 5.58 16.1159 15,450,000 2.50 217 8,035,500 16.55 0.92 5.38 15.9060 13,565,000 2.00 112 8,030,000 16.42 0.69 4.72 15.9061 14,950,000 2.50 130 8,630,500 16.52 0.92 4.87 15.9762 13,740,000 2.00 126 8,098,500 16.44 0.69 4.84 15.9163 11,950,000 2.00 128 6,815,500 16.30 0.69 4.85 15.7364 12,400,000 2.00 160 6,767,500 16.33 0.69 5.08 15.7365 18,112,500 2.50 268 8,334,000 16.71 0.92 5.59 15.9466 20,500,000 3.00 248 9,650,500 16.84 1.10 5.51 16.0867 32,400,000 3.00 272 11,955,000 17.29 1.10 5.61 16.3068 16,450,000 2.25 238 8,082,500 16.62 0.81 5.47 15.9169 17,368,000 2.45 290 6,702,500 16.67 0.90 5.67 15.7270 11,000,000 2.00 136 6,199,500 16.21 0.69 4.91 15.6471 18,975,000 2.50 121 8,666,000 16.76 0.92 4.80 15.9772 11,400,000 2.00 131 8,424,000 16.25 0.69 4.88 15.9573 28,900,000 4.00 300 9,064,000 17.18 1.39 5.70 16.0274 15,820,000 2.00 225 9,832,000 16.58 0.69 5.42 16.1075 14,400,000 2.75 146 8,866,000 16.48 1.01 4.98 16.0076 27,200,000 4.00 310 12,883,500 17.12 1.39 5.74 16.3777 27,787,500 4.50 227 10,664,500 17.14 1.50 5.42 16.1878 15,900,000 2.00 172 8,824,500 16.58 0.69 5.15 15.9979 10,150,000 2.00 103 4,636,500 16.13 0.69 4.63 15.3580 18,700,000 2.25 128 11,073,000 16.74 0.81 4.85 16.2281 14,500,000 2.00 187 8,941,500 16.49 0.69 5.23 16.0182 12,800,000 1.63 131 5,035,500 16.36 0.49 4.88 15.4383 11,825,000 2.00 116 8,322,000 16.29 0.69 4.75 15.9384 30,400,000 5.00 240 12,180,500 17.23 1.61 5.48 16.3285 7,400,000 1.25 60 3,552,000 15.82 0.22 4.09 15.0886 11,900,000 2.00 132 6,204,000 16.29 0.69 4.88 15.6487 13,250,000 2.00 121 8,863,000 16.40 0.69 4.80 16.0088 18,150,000 2.75 106 9,815,500 16.71 1.01 4.66 16.1089 21,200,000 3.60 325 9,821,000 16.87 1.28 5.78 16.1090 24,750,000 4.00 220 10,838,000 17.02 1.39 5.39 16.2091 16,580,000 2.50 126 9,954,500 16.62 0.92 4.84 16.1192 4,400,000 0.75 172 3,862,000 15.30 -0.29 5.15 15.1793 28,050,000 1.75 272 14,955,000 17.15 0.56 5.61 16.5294 12,400,000 2.23 113 7,530,000 16.33 0.80 4.73 15.8395 12,580,000 2.50 106 8,887,500 16.35 0.92 4.66 16.0096 16,400,000 2.00 150 10,298,500 16.61 0.69 5.01 16.1597 11,800,000 2.00 186 6,008,000 16.28 0.69 5.23 15.6198 14,250,000 2.00 160 8,508,500 16.47 0.69 5.08 15.9699 14,840,000 2.25 131 8,864,500 16.51 0.81 4.88 16.00
208
100 3,400,000 1.25 64 5,816,000 15.04 0.22 4.16 15.58101 10,400,000 2.00 113 4,829,000 16.16 0.69 4.73 15.39102 26,400,000 2.00 320 10,199,500 17.09 0.69 5.77 16.14103 9,600,000 2.00 136 4,106,500 16.08 0.69 4.91 15.23104 20,000,000 2.00 244 8,494,000 16.81 0.69 5.50 15.95105 11,400,000 2.00 104 7,524,000 16.25 0.69 4.64 15.83106 25,800,000 2.00 300 13,462,000 17.07 0.69 5.70 16.42107 11,800,000 2.00 139 5,005,500 16.28 0.69 4.93 15.43108 15,200,000 1.25 240 10,406,500 16.54 0.22 5.48 16.16109 13,750,000 2.00 130 8,732,000 16.44 0.69 4.87 15.98110 12,400,000 1.75 121 7,284,000 16.33 0.56 4.80 15.80111 7,400,000 2.00 96 4,818,000 15.82 0.69 4.56 15.39112 33,000,000 2.00 300 15,096,000 17.31 0.69 5.70 16.53113 9,300,000 2.95 75 4,243,500 16.05 1.08 4.32 15.26114 28,600,000 4.00 204 13,750,000 17.17 1.39 5.32 16.44115 11,400,000 2.00 164 5,896,500 16.25 0.69 5.10 15.59116 32,725,000 2.50 246 16,254,500 17.30 0.92 5.51 16.60117 9,000,000 2.00 107 5,231,000 16.01 0.69 4.67 15.47118 10,000,000 2.00 120 7,141,500 16.12 0.69 4.79 15.78119 9,000,000 2.00 110 3,763,500 16.01 0.69 4.70 15.14120 12,000,000 2.00 106 8,359,000 16.30 0.69 4.66 15.94121 12,400,000 2.00 140 6,705,000 16.33 0.69 4.94 15.72122 15,500,000 2.00 123 10,157,500 16.56 0.69 4.81 16.13123 10,000,000 2.50 112 6,864,000 16.12 0.92 4.72 15.74124 8,640,000 2.00 98 5,877,500 15.97 0.69 4.58 15.59125 10,400,000 2.00 132 4,326,500 16.16 0.69 4.88 15.28126 19,000,000 2.00 280 9,905,000 16.76 0.69 5.63 16.11127 11,400,000 2.00 166 5,258,500 16.25 0.69 5.11 15.48128 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72129 13,700,000 2.00 103 8,019,500 16.43 0.69 4.63 15.90130 11,000,000 2.50 112 4,111,500 16.21 0.92 4.72 15.23131 16,400,000 3.00 140 7,142,000 16.61 1.10 4.94 15.78132 24,500,000 3.00 232 13,520,000 17.01 1.10 5.45 16.42133 10,400,000 2.25 89 4,737,000 16.16 0.81 4.49 15.37134 27,500,000 3.25 224 14,362,000 17.13 1.18 5.41 16.48135 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72136 13,450,000 3.00 98 8,405,000 16.41 1.10 4.58 15.94137 16,750,000 2.50 150 9,209,000 16.63 0.92 5.01 16.04138 8,000,000 2.00 98 5,328,000 15.89 0.69 4.58 15.49139 26,400,000 3.50 178 8,492,000 17.09 1.25 5.18 15.95140 10,400,000 2.00 122 4,577,500 16.16 0.69 4.80 15.34141 14,200,000 2.50 116 8,080,500 16.47 0.92 4.75 15.90
209
142 29,500,000 2.50 330 9,125,500 17.20 0.92 5.80 16.03143 13,150,000 1.75 199 8,916,500 16.39 0.56 5.29 16.00144 21,700,000 3.00 184 12,846,000 16.89 1.10 5.21 16.37145 9,800,000 2.00 138 5,535,000 16.10 0.69 4.93 15.53146 14,920,000 2.50 119 15,982,000 16.52 0.92 4.78 16.59
Min 3,400,000 0.75 60 3,262,000 15.04 -0.29 4.09 15.00Max 34,400,000 5.00 330 16,254,500 17.35 1.61 5.80 16.60Rata 15,818,313 2.38 178 8,142,017 16.50 0.83 5.09 15.86
Lampiran 4.1 Produksi Frontier
No Y(Produksi Observasi)
Y (Produksi Frontier)
X1 X2 X3
1 13900000 12,802,089 1.74 227 6,955,8252 14650000 14,726,254 1.90 248 7,597,3463 6750000 7,915,060 1.24 162 4,964,3124 16886000 19,006,560 2.23 291 8,915,3105 15843750 17,238,394 2.08 271 8,308,3256 15800000 17,357,911 2.09 273 8,352,8937 16860000 18,157,080 2.16 281 8,615,2908 27600000 26,690,947 3.16 412 12,613,5589 11420000 11,714,867 1.62 210 6,450,518
10 15625000 18,232,083 2.17 282 8,655,42111 24650000 19,098,262 2.24 292 8,952,35412 12700000 12,251,863 1.74 227 6,966,24313 17382500 18,939,025 2.22 289 8,872,09114 13475000 12,188,839 1.75 228 6,995,76315 18675000 20,917,681 2.39 311 9,545,06116 13680000 11,340,324 1.61 209 6,414,24617 11800000 11,771,266 1.62 211 6,465,95318 7800000 6,751,880 1.13 148 4,531,93619 25150000 27,810,446 3.21 418 12,803,02420 15340000 17,498,559 2.11 275 8,441,066
210
21 4800000 5,894,180 0.99 130 3,971,44922 8800000 9,000,978 1.41 183 5,621,84723 18000000 17,698,912 2.14 279 8,537,15024 14237500 12,466,141 1.88 244 7,489,10725 14490000 12,693,782 1.77 230 7,057,50326 15440000 17,920,331 2.17 282 8,648,47527 22780000 24,158,342 2.66 346 10,606,22428 10200000 10,970,152 1.57 205 6,283,43329 9040000 8,810,187 1.58 206 6,314,68930 9950000 10,409,233 1.52 198 6,074,48131 8000000 10,197,675 1.53 199 6,097,82632 21175000 22,772,084 2.55 333 10,202,21033 12200000 11,933,212 1.64 214 6,546,02334 14850000 13,302,395 1.80 235 7,203,36535 15585000 17,916,517 2.16 281 8,616,44836 14900000 13,475,907 1.96 255 7,827,52137 10000000 10,965,493 1.53 200 6,117,89238 16031250 18,049,092 2.15 280 8,593,48839 17111000 18,299,082 2.17 283 8,682,43340 9100000 10,583,823 1.49 194 5,959,10341 17062500 17,900,338 2.14 278 8,529,62542 13725000 12,543,174 1.75 228 6,982,25743 23900000 23,198,523 2.59 337 10,328,77844 14615000 12,670,593 1.79 234 7,166,70645 20317500 19,770,472 2.30 299 9,170,76046 18517500 16,321,916 2.05 267 8,194,49147 19250000 20,615,122 2.67 347 10,650,98648 20175000 21,458,356 2.43 317 9,705,20049 34400000 27,554,539 2.91 380 11,636,13150 17515000 18,933,408 2.23 291 8,910,67951 12300000 11,934,055 1.67 218 6,677,80052 17580000 18,100,621 2.17 283 8,659,28053 15000000 21,101,474 2.67 348 10,657,16054 9800000 9,952,881 1.52 198 6,071,58755 20400000 18,079,910 2.15 280 8,595,03156 16531250 18,238,963 2.16 282 8,643,07357 17350000 21,459,074 2.49 324 9,943,28758 16480000 19,616,591 2.28 298 9,122,52659 15450000 17,219,505 2.10 274 8,393,02560 13565000 12,168,392 1.72 224 6,857,04061 14950000 14,936,741 1.99 259 7,951,19562 13740000 12,743,414 1.75 228 6,991,51863 11950000 11,672,812 1.63 212 6,511,87364 12400000 12,581,261 1.69 220 6,740,31265 18112500 18,921,333 2.23 290 8,901,80466 20500000 21,864,793 2.50 326 9,978,98067 32400000 25,364,110 2.77 361 11,053,45668 16450000 16,916,383 2.06 268 8,211,46969 17368000 17,115,984 2.10 273 8,369,67970 11000000 11,329,541 1.59 207 6,335,913
211
71 18975000 14,595,586 1.98 258 7,895,43672 11400000 13,198,067 1.79 233 7,155,70973 28900000 26,161,656 2.90 378 11,601,01674 15820000 17,367,920 2.11 275 8,424,47475 14400000 16,573,077 2.14 278 8,527,31076 27200000 32,011,819 3.29 429 13,152,05077 27787500 27,485,888 3.10 404 12,378,75178 15900000 14,899,374 1.91 249 7,626,67279 10150000 8,777,050 1.37 179 5,478,10780 18700000 16,113,365 2.13 278 8,516,50581 14500000 15,455,435 1.95 254 7,787,58382 12800000 9,004,881 1.33 173 5,312,75983 11825000 12,560,444 1.75 228 7,000,58684 30400000 31,777,596 3.45 450 13,787,59085 7400000 4,932,062 0.91 119 3,638,93986 11900000 11,215,178 1.58 206 6,306,77987 13250000 13,190,843 1.81 236 7,247,93488 18150000 15,639,522 2.15 280 8,584,99989 21200000 26,640,208 2.88 375 11,507,24890 24750000 25,829,384 2.92 381 11,668,15891 16580000 15,958,708 2.11 275 8,431,22692 4400000 5,789,259 0.98 127 3,902,95693 28050000 21,772,610 2.60 339 10,402,28894 12400000 12,459,670 1.75 229 7,004,63895 12580000 14,120,860 1.97 257 7,865,14496 16400000 15,434,020 2.01 262 8,025,66997 11800000 12,440,536 1.66 217 6,647,89498 14250000 14,240,097 1.86 242 7,412,12499 14840000 14,403,609 1.92 251 7,687,448
100 3400000 6,606,303 1.14 148 4,546,985101 10400000 9,270,679 1.41 184 5,629,564102 26400000 20,061,677 2.33 303 9,299,450103 9600000 9,066,415 1.38 180 5,528,271104 20000000 16,512,258 2.02 263 8,054,803105 11400000 11,444,048 1.65 215 6,600,046106 25800000 22,786,636 2.61 339 10,404,024107 11800000 10,169,355 1.48 192 5,898,328108 15200000 14,430,839 1.92 250 7,676,643109 13750000 13,420,622 1.82 237 7,266,842110 12400000 11,084,436 1.57 205 6,276,873111 7400000 8,741,396 1.38 179 5,494,121112 33000000 24,243,549 2.76 360 11,034,548113 9300000 9,112,759 1.62 212 6,485,054114 28600000 28,605,699 3.17 413 12,668,352115 11400000 11,779,843 1.61 210 6,435,083116 32725000 26,349,673 2.95 385 11,788,359117 9000000 9,495,874 1.44 187 5,738,382118 10000000 11,701,976 1.65 215 6,575,928119 9000000 8,024,444 1.30 169 5,195,259120 12000000 12,196,257 1.74 226 6,937,688
212
121 12400000 11,941,890 1.64 214 6,561,844122 15500000 14,282,897 1.94 253 7,762,887123 10000000 12,519,895 1.79 233 7,130,627124 8640000 9,804,922 1.48 193 5,918,393125 10400000 9,228,278 1.40 182 5,582,294126 19000000 18,837,019 2.22 290 8,877,108127 11400000 11,119,687 1.55 202 6,204,328128 12800000 11,947,670 1.64 214 6,564,159129 13700000 11,805,472 1.70 221 6,783,530130 11000000 9,488,259 1.52 198 6,068,500131 16400000 15,183,161 2.05 267 8,177,512132 24500000 25,629,382 2.84 370 11,348,652133 10400000 8,953,145 1.44 188 5,770,602134 27500000 27,240,335 3.00 391 11,973,580135 12800000 11,947,670 1.64 214 6,564,159136 13450000 14,619,758 2.09 272 8,340,738137 16750000 16,271,874 2.09 272 8,328,776138 8000000 9,297,842 1.43 186 5,706,354139 26400000 19,627,460 2.43 317 9,715,233140 10400000 9,253,224 1.40 183 5,601,974141 14200000 13,845,740 1.91 249 7,630,917142 29500000 21,388,124 2.43 316 9,685,714143 13150000 14,740,035 1.88 245 7,508,787144 21700000 22,971,355 2.68 350 10,718,128145 9800000 10,710,557 1.53 199 6,094,932146 14920000 20,205,561 2.68 349 10,703,079
15,818,313 15,617,985 2 260 7,956,467
213
Y (Produksi Maksimum) Est Anggaran Π Semula Π Maksimum ET EE EH13,466,247 7,210,400 6,689,600 6,255,847 1.09 1.07 0.9815,239,186 7,875,400 6,774,600 7,363,786 0.99 0.92 0.92
8,392,052 5,146,000 1,604,000 3,246,052 0.85 0.49 0.5819,070,631 9,241,600 7,644,400 9,829,031 0.89 0.78 0.8817,275,541 8,612,400 7,231,350 8,663,141 0.92 0.83 0.9117,405,608 8,658,600 7,141,400 8,747,008 0.91 0.82 0.9018,177,000 8,930,600 7,929,400 9,246,400 0.93 0.86 0.9231,020,452 13,075,200 14,524,800 17,945,252 1.03 0.81 0.7812,115,056 6,686,600 4,733,400 5,428,456 0.97 0.87 0.8918,295,819 8,972,200 6,652,800 9,323,619 0.86 0.71 0.8319,181,820 9,280,000 15,370,000 9,901,820 1.29 1.55 1.2013,494,534 7,221,200 5,478,800 6,273,334 1.04 0.87 0.8418,941,146 9,196,800 8,185,700 9,744,346 0.92 0.84 0.9213,574,773 7,251,800 6,223,200 6,322,973 1.11 0.98 0.8920,985,705 9,894,400 8,780,600 11,091,305 0.89 0.79 0.8912,019,653 6,649,000 7,031,000 5,370,653 1.21 1.31 1.0912,155,719 6,702,600 5,097,400 5,453,119 1.00 0.93 0.93
7,385,564 4,697,800 3,102,200 2,687,764 1.16 1.15 1.0031,675,683 13,271,600 11,878,400 18,404,083 0.90 0.65 0.7117,663,747 8,750,000 6,590,000 8,913,747 0.88 0.74 0.84
6,137,625 4,116,800 683,200 2,020,825 0.81 0.34 0.429,990,889 5,827,600 2,972,400 4,163,289 0.98 0.71 0.73
17,946,282 8,849,600 9,150,400 9,096,682 1.02 1.01 0.9914,935,670 7,763,200 6,474,300 7,172,470 1.14 0.90 0.7913,743,034 7,315,800 7,174,200 6,427,234 1.14 1.12 0.98
214
18,275,239 8,965,000 6,475,000 9,310,239 0.86 0.70 0.8124,328,203 10,994,400 11,785,600 13,333,803 0.94 0.88 0.9411,677,396 6,513,400 3,686,600 5,163,996 0.93 0.71 0.7711,758,916 6,545,800 2,494,200 5,213,116 1.03 0.48 0.4711,136,626 6,296,800 3,653,200 4,839,826 0.96 0.75 0.7911,196,679 6,321,000 1,679,000 4,875,679 0.78 0.34 0.4423,038,976 10,575,600 10,599,400 12,463,376 0.93 0.85 0.9112,367,282 6,785,600 5,414,400 5,581,682 1.02 0.97 0.9514,142,899 7,467,000 7,383,000 6,675,899 1.12 1.11 0.9918,180,424 8,931,800 6,653,200 9,248,624 0.87 0.72 0.8315,890,407 8,114,000 6,786,000 7,776,407 1.11 0.87 0.7911,248,368 6,341,800 3,658,200 4,906,568 0.91 0.75 0.8218,112,542 8,908,000 7,123,250 9,204,542 0.89 0.77 0.8718,375,919 9,000,200 8,110,800 9,375,719 0.94 0.87 0.9310,841,202 6,177,200 2,922,800 4,664,002 0.86 0.63 0.7317,924,109 8,841,800 8,220,700 9,082,309 0.95 0.91 0.9513,538,045 7,237,800 6,487,200 6,300,245 1.09 1.03 0.9423,440,692 10,706,800 13,193,200 12,733,892 1.03 1.04 1.0114,042,095 7,429,000 7,186,000 6,613,095 1.15 1.09 0.9419,841,116 9,506,400 10,811,100 10,334,716 1.03 1.05 1.0216,944,611 8,494,400 10,023,100 8,450,211 1.13 1.19 1.0524,472,273 11,040,800 8,209,200 13,431,473 0.93 0.61 0.6521,480,982 10,060,400 10,114,600 11,420,582 0.94 0.89 0.9427,703,678 12,062,000 22,338,000 15,641,678 1.25 1.43 1.1419,056,746 9,236,800 8,278,200 9,819,946 0.93 0.84 0.9112,717,737 6,922,200 5,377,800 5,795,537 1.03 0.93 0.9018,307,256 8,976,200 8,603,800 9,331,056 0.97 0.92 0.9524,492,164 11,047,200 3,952,800 13,444,964 0.71 0.29 0.4111,129,188 6,293,800 3,506,200 4,835,388 0.98 0.73 0.7418,117,103 8,909,600 11,490,400 9,207,503 1.13 1.25 1.1118,259,236 8,959,400 7,571,850 9,299,836 0.91 0.81 0.9022,223,416 10,307,200 7,042,800 11,916,216 0.81 0.59 0.7319,694,963 9,456,400 7,023,600 10,238,563 0.84 0.69 0.8217,522,963 8,700,200 6,749,800 8,822,763 0.90 0.77 0.8513,198,890 7,108,000 6,457,000 6,090,890 1.11 1.06 0.9516,243,516 8,242,200 6,707,800 8,001,316 1.00 0.84 0.8413,563,227 7,247,400 6,492,600 6,315,827 1.08 1.03 0.9512,276,921 6,750,200 5,199,800 5,526,721 1.02 0.94 0.9212,884,963 6,987,000 5,413,000 5,897,963 0.99 0.92 0.9319,030,140 9,227,600 8,884,900 9,802,540 0.96 0.91 0.9522,335,342 10,344,200 10,155,800 11,991,142 0.94 0.85 0.9025,778,527 11,458,000 20,942,000 14,320,527 1.28 1.46 1.1416,993,853 8,512,000 7,938,000 8,481,853 0.97 0.94 0.9617,454,666 8,676,000 8,692,000 8,778,666 1.01 0.99 0.9811,814,362 6,567,800 4,432,200 5,246,562 0.97 0.84 0.8716,084,038 8,184,400 10,790,600 7,899,638 1.30 1.37 1.0514,011,894 7,417,600 3,982,400 6,594,294 0.86 0.60 0.7027,586,539 12,025,600 16,874,400 15,560,939 1.10 1.08 0.9817,615,086 8,732,800 7,087,200 8,882,286 0.91 0.80 0.8817,917,289 8,839,400 5,560,600 9,077,889 0.87 0.61 0.70
215
32,892,933 13,633,400 13,566,600 19,259,533 0.85 0.70 0.8330,213,896 12,831,800 14,955,700 17,382,096 1.01 0.86 0.8515,321,722 7,905,800 7,994,200 7,415,922 1.07 1.08 1.01
9,634,603 5,678,600 4,471,400 3,956,003 1.16 1.13 0.9817,885,468 8,828,200 9,871,800 9,057,268 1.16 1.09 0.9415,776,853 8,072,600 6,427,400 7,704,253 0.94 0.83 0.89
9,229,381 5,507,200 7,292,800 3,722,181 1.42 1.96 1.3813,587,897 7,256,800 4,568,200 6,331,097 0.94 0.72 0.7735,142,808 14,292,200 16,107,800 20,850,608 0.96 0.77 0.81
5,429,507 3,772,120 3,627,880 1,657,387 1.50 2.19 1.4611,738,269 6,537,600 5,362,400 5,200,669 1.06 1.03 0.9714,265,734 7,513,200 5,736,800 6,752,534 1.00 0.85 0.8518,087,461 8,899,200 9,250,800 9,188,261 1.16 1.01 0.8727,274,436 11,928,400 9,271,600 15,346,036 0.80 0.60 0.7627,810,644 12,095,200 12,654,800 15,715,444 0.96 0.81 0.8417,634,885 8,739,800 7,840,200 8,895,085 1.04 0.88 0.85
5,989,737 4,045,800 354,200 1,943,937 0.76 0.18 0.2423,674,917 10,783,000 17,267,000 12,891,917 1.29 1.34 1.0413,598,924 7,261,000 5,139,000 6,337,924 1.00 0.81 0.8115,997,591 8,153,000 4,427,000 7,844,591 0.89 0.56 0.6316,457,222 8,319,400 8,080,600 8,137,822 1.06 0.99 0.9312,637,959 6,891,200 4,908,800 5,746,759 0.95 0.85 0.9014,720,870 7,683,400 6,566,600 7,037,470 1.00 0.93 0.9315,493,175 7,968,800 6,871,200 7,524,375 1.03 0.91 0.89
7,419,971 4,713,400 -1,313,400 2,706,571 0.51 -0.49 -0.9410,010,123 5,835,600 4,564,400 4,174,523 1.12 1.09 0.9720,232,563 9,639,800 16,760,200 10,592,763 1.32 1.58 1.20
9,758,523 5,730,600 3,869,400 4,027,923 1.06 0.96 0.9116,541,040 8,349,600 11,650,400 8,191,440 1.21 1.42 1.1712,510,614 6,841,600 4,558,400 5,669,014 1.00 0.80 0.8123,680,458 10,784,800 15,015,200 12,895,658 1.13 1.16 1.0310,686,506 6,114,200 5,685,800 4,572,306 1.16 1.24 1.0715,462,655 7,957,600 7,242,400 7,505,055 1.05 0.97 0.9214,317,938 7,532,800 6,217,200 6,785,138 1.02 0.92 0.8911,660,307 6,506,600 5,893,400 5,153,707 1.12 1.14 1.02
9,674,112 5,695,200 1,704,800 3,978,912 0.85 0.43 0.5125,716,725 11,438,400 21,561,600 14,278,325 1.36 1.51 1.1112,206,093 6,722,400 2,577,600 5,483,693 1.02 0.47 0.4631,209,544 13,132,000 15,468,000 18,077,544 1.00 0.86 0.8612,074,433 6,670,600 4,729,400 5,403,833 0.97 0.88 0.9028,213,139 12,219,800 20,505,200 15,993,339 1.24 1.28 1.0310,282,449 5,948,400 3,051,600 4,334,049 0.95 0.70 0.7412,446,568 6,816,600 3,183,400 5,629,968 0.85 0.57 0.66
8,944,481 5,385,400 3,614,600 3,559,081 1.12 1.02 0.9113,417,047 7,191,600 4,808,400 6,225,447 0.98 0.77 0.7912,409,209 6,802,000 5,598,000 5,607,209 1.04 1.00 0.9615,706,753 8,047,000 7,453,000 7,659,753 1.09 0.97 0.9013,943,084 7,391,600 2,608,400 6,551,484 0.80 0.40 0.5010,737,510 6,135,000 2,505,000 4,602,510 0.88 0.54 0.62
9,892,481 5,786,600 4,613,400 4,105,881 1.13 1.12 1.00
216
18,956,163 9,202,000 9,798,000 9,754,163 1.01 1.00 1.0011,471,808 6,431,400 4,968,600 5,040,408 1.03 0.99 0.9612,415,348 6,804,400 5,995,600 5,610,948 1.07 1.07 1.0013,000,941 7,031,800 6,668,200 5,969,141 1.16 1.12 0.9611,121,256 6,290,600 4,709,400 4,830,656 1.16 0.97 0.8416,895,409 8,476,800 7,923,200 8,418,609 1.08 0.94 0.8726,748,884 11,764,000 12,736,000 14,984,884 0.96 0.85 0.8910,363,486 5,981,800 4,418,200 4,381,686 1.16 1.01 0.8728,836,589 12,411,800 15,088,200 16,424,789 1.01 0.92 0.9112,415,348 6,804,400 5,995,600 5,610,948 1.07 1.07 1.0017,370,107 8,646,000 4,804,000 8,724,107 0.92 0.55 0.6017,335,191 8,633,600 8,116,400 8,701,591 1.03 0.93 0.9110,202,079 5,915,200 2,084,800 4,286,879 0.86 0.49 0.5721,512,121 10,070,800 16,329,200 11,441,321 1.35 1.43 1.06
9,941,410 5,807,000 4,593,000 4,134,410 1.12 1.11 0.9915,333,679 7,910,200 6,289,800 7,423,479 1.03 0.85 0.8321,420,536 10,040,200 19,459,800 11,380,336 1.38 1.71 1.2414,990,724 7,783,600 5,366,400 7,207,124 0.89 0.74 0.8324,688,834 11,110,400 10,589,600 13,578,434 0.94 0.78 0.8311,189,229 6,318,000 3,482,000 4,871,229 0.91 0.71 0.7824,640,247 11,094,800 3,825,200 13,545,447 0.74 0.28 0.3816,555,197 8,247,665 7,570,648 8,307,532 1.01 0.90 0.86
Lampiran 5Data Konsumsi Transmigrasi di Kabupaten Parigi MoutongX1= Makanan; X2= Pakaian; X3= Pendidikan; X4=Kesehatan; X5 =Pengeluaran lain
No. X1 X2 X3 X4 X5
1. 4176000 430000 540000 440000 460000 2. 5490000 460000 1176000 600000 3600003. 5580000 415000 420000 620000 3500 4. 4086000 325000 1704000 420000 90000 5. 4608000 355000 360000 64000 180000 6. 5130000 340000 864000 484000 180000 7. 5130000 445000 372000 600000 144000 8. 4680000 370000 660000 360000 1980000 9. 5040000 390000 1080000 360000 1980000 10. 4590000 270000 420000 360000 180000 11. 5532000 360000 240000 1200000 900000 12. 3480000 335000 624000 360000 384000 13. 3384000 390000 60000 300000 300000 14. 5388000 450000 1504000 450000 240000 15. 4230000 330000 1980000 140000 480000 16. 3924000 395000 1140000 480000 300000 17. 7800000 590000 2400000 480000 36000018. 5040000 450000 10560000 720000 240500019. 5112000 550000 2424000 670000 186000020. 8736000 730000 1950000 620000 306000021. 5040000 395000 1200000 2400000 695000 22. 4968000 395000 1740000 620000 2315000
217
23. 2510000 530000 3600000 720000 2510000 24. 5040000 450000 1056000 620000 810000 25. 3252000 470000 1680000 670000 770000 26. 4896000 405000 744000 520000 76500027. 5040000 470000 3108000 620000 710000 28. 4860000 460000 744000 520000 700000 29. 5040000 390000 1368000 620000 1920000 30. 5400000 580000 3420000 460000 256000031. 4662000 460000 2484000 560000 238000032. 5040000 460000 1860000 340000 2260000 33. 2880000 260000 60000 520000 1580000 34. 3060000 390000 744000 310000 2130000 35. 3060000 350000 1740000 670000 2870000 36. 4932000 400000 744000 620000 2380000 37. 5562000 610000 2484000 560000 297000038. 4788000 440000 1368000 340000 680000 39. 4788000 540000 2484000 300000 1040000 40. 3510000 440000 1368000 440000 1690000 41. 2808000 380000 744000 290000 620000 42. 2760000 320000 804000 420000 1340000 43. 4410000 450000 1860000 620000 1650000 44. 2988000 320000 804000 420000 1155000 45. 2808000 320000 768000 400000 570000 46. 2988000 380000 2484000 440000 1430000 47. 3888000 390000 1368000 500000 1440000 48. 4410000 380000 1360000 600000 2060000 49. 4788000 440000 1368000 520000 800000 50. 3960000 330000 760000 340000 2010000 51. 3636000 550000 2052000 420000 1660000 52. 4788000 450000 1992000 340000 1560000 53. 4860000 460000 60000 340000 1660000 54. 4338000 390000 60000 240000 780000 55. 4338000 380000 60000 340000 620000 56. 4410000 380000 2676000 340000 224000057. 4860000 440000 1860000 340000 2180000 58. 4865000 450000 1860000 320000 2370000 59. 2808000 320000 804000 220000 2180000 60. 3438000 380000 744000 420000 1050000 61. 3864000 390000 2400000 300000 362400062. 5640000 360000 2172000 420000 312000063. 6660000 455000 1200000 500000 224000064. 5064000 970000 3108000 300000 218000065. 4758000 570000 1380000 420000 2660000 66. 5478000 410000 1740000 210000 304000067. 5460000 465000 120000 420000 2660000 68. 4860000 4000000 2484000 210000 302000069. 3060000 335000 744000 420000 2320000 70. 7524000 520000 1560000 500000 278000071. 3438000 380000 744000 420000 1050000 72. 2808000 320000 804000 220000 2180000 73. 6828000 400000 1860000 320000 230000074. 3528000 815000 120000 480000 2070000 75. 4932000 450000 1200000 500000 2360000 76. 4608000 375000 624000 480000 510000 77. 1620000 425000 96000 480000 2280000
218
78. 2340000 285000 30000 300000 300000 79. 2340000 125000 30000 200000 300000 80. 2728000 435000 120000 500000 360000 81. 4328000 725000 480000 350000 1740000 82. 4350000 520000 900000 600000 2316000 83. 3408000 670000 684000 195000 420000 84. 5040000 335000 2400000 200000 560000 85. 5833000 570000 1950000 560000 264000086. 3060000 290000 120000 360000 186000087. 5580000 790000 3420000 560000 190000088. 3060000 420000 1860000 480000 126000089. 4164000 415000 7680000 360000 24500090. 4920000 460000 1128000 148000 24000091. 3672000 565000 1200000 250000 148000092. 4680000 610000 120000 400000 182000093. 2900000 435000 1080000 410000 186000094. 5720000 905000 2202000 1200000 97000095. 5400000 510000 1740000 400000 36000096. 4608000 580000 60000 300000 60000097. 5328000 550000 2220000 200000 180000098. 2692000 270000 30000 320000 120000099. 3528000 335000 1260000 200000 360000 100. 5016000 295000 1116000 300000 240000 101. 9900000 570000 5100000 750000 2660000102. 4848000 605000 120000 200000 2160000103. 5352000 645000 1200000 1000000 1260000104. 5328000 735000 480000 100000 1440000105. 3636000 435000 720000 300000 1200000106. 3888000 335000 1740000 780000 1800000107. 3888000 560000 1860000 480000 2080000108. 4500000 515000 1680000 660000 300000109. 4608000 455000 1608000 720000 600000 110. 4884000 635000 1800000 600000 790000 111. 5532000 585000 2916000 2000000 3600000112. 2880000 470000 360000 420000 120000 113. 3780000 345000 946000 560000 1920000 114. 4224000 375000 2364000 600000 360000 115. 3480000 415000 1080000 200000 1980000 116. 6120000 480000 1440000 840000 300000 117. 4470000 550000 2400000 600000 420000 118. 4320000 295000 30000 720000 240000 119. 6096000 450000 6816000 2040000 2460000120. 4488000 565000 120000 1440000 2040000 121. 5280000 330000 2160000 420000 360000 122. 2736000 285000 1620000 1200000 1980000 123. 6768000 435000 792000 720000 480000124. 5760000 680000 700000 500000 2790000125. 3660000 285000 1740000 420000 1860000 126. 2700000 205000 30000 1200000 480000127. 5580000 485000 1080000 1200000 1935000128. 5280000 390000 1080000 1200000 630000 129. 5160000 355000 1800000 1200000 1260000 130. 5280000 425000 3900000 540000 785000131. 7650000 475000 3250000 480000 2520000132. 5760000 34000 900000 300000 1860000
219
133. 5964000 490000 2280000 540000 560000134. 3864000 390000 2400000 300000 3384000135. 5640000 360000 2172000 420000 3120000136. 6660000 455000 1200000 500000 2240000137. 5064000 470000 3108000 300000 2180000138. 4758000 570000 3180000 420000 2660000139. 5478000 410000 1740000 210000 2820000140. 5460000 465000 120000 210000 2660000141. 4860000 400000 2484000 210000 3020000142. 3060000 335000 744000 420000 2320000143. 7524000 520000 1560000 500000 2780000144. 5640000 455000 2172000 500000 3120000145. 6660000 470000 3108000 360000 2108000146. 6828000 400000 120000 180000 2300000
Lampiran 5.1.Hubungan antara Pengeluaran Makanan dgn Total Pengeluaran Rumah Tangga
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method1 Wilayah Penelitan,
Log Total Konsumsi(a)
. Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .755(a) .571 .565 .08313 1.859
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regressio
n1.313 2 .657 95.039 .000(a)
Residual .988 143 .007
220
Total 2.302 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd. Error Beta
1 (Constant) 1.970 .340 5.796 .000 Log Total
Konsumsi .676 .049 .754 13.746 .000
Wilayah Penelitan
.006 .014 .023 .423 .673
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan
Lampiran 5.2.Hubungan antara Pengeluaran Pakaian dgn Total Konsumsi Rt
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method1
Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi(a)
. Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .297(a) .088 .075 .22773 1.500
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression .715 2 .358 6.894 .001(a) Residual 7.416 143 .052 Total 8.131 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
221
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.243 .931 2.410 .017 Log Total
Konsumsi.490 .135 .291 3.638 .000
Wilayah Penelitan
.022 .038 .046 .577 .565
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
Lampiran 5.3Hubungan antara Pengeluaran Pendidikan dgn Total Pengeluaran Rt
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariables Removed Method
1 Wilayah Penelitan, Log Total
Konsumsi(a). Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .718(a) .516 .509 .37673 1.801
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regressio
n21.596 2 10.798 76.081 .000(a)
Residual 20.295 143 .142
Total 41.891 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan
Coefficients(a)
222
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) -12.886 1.540 -8.367 .000 Log Total
Konsumsi2.735 .223 .715 12.271 .000
Wilayah Penelitan
-.114 .062 -.106 -1.825 .070
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan
Lampiran 5.4Hubungan antara Pengeluaran Kesehatan dgn Total Konsumsi Rt
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method1 Wilayah Penelitan,
Log Total Konsumsi(a)
. Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .297(a) .088 .075 .22773 1.500
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regressio
n.715 2 .358 6.894 .001(a)
Residual 7.416 143 .052
Total 8.131 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
Coefficients(a)
223
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd. Error Beta
1 (Constant) 2.243 .931 2.410 .017 Log Total
Konsumsi.490 .135 .291 3.638 .000
Wilayah Penelitan
.022 .038 .046 .577 .565
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
Lampiran 5.5Hubungan antara Pengeluaran Lainnya dgn Total Konsumsi Rt
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariables Removed Method
1Wilayah Penelitan,
Log Total Konsumsi(a). Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .553(a) .305 .296 .32121 1.349
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regressio
n6.486 2 3.243 31.430 .000(a)
Residual 14.754 143 .103
Total 21.240 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsib Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya
Coefficients(a)
224
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd. Error Beta
1 (Constant) -4.354 1.313 -3.316 .001 Log Total
Konsumsi1.506 .190 .553 7.928 .000
Wilayah Penelitan
-.016 .053 -.022 -.310 .757
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N PercentKategori Proporsi Pengeluaran Makanan * Kategori Pendapatan
146 100.0% 0 .0% 146 100.0%
Kategori Proporsi Pengeluaran Makanan * Kategori Pendapatan Crosstabulation
Kategori Pendapatan Total
Pendapatan
RendahPendapatan Sedang
Pendapatan Tinggi
Kategori Proporsi Pengeluaran Makanan
<0.50 Count21 57 23 101
Expected Count 24.2 56.0 20.8 101.0 % within Kategori Proporsi
Pengeluaran Makanan20.8% 56.4% 22.8% 100.0%
% within Kategori Pendapatan 60.0% 70.4% 76.7% 69.2%
>=0.50 Count 14 24 7 45 Expected Count 10.8 25.0 9.2 45.0 % within Kategori Proporsi
Pengeluaran Makanan31.1% 53.3% 15.6% 100.0%
225
% within Kategori Pendapatan 40.0% 29.6% 23.3% 30.8%
Total Count 35 81 30 146 Expected Count 35.0 81.0 30.0 146.0 % within Kategori Proporsi
Pengeluaran Makanan24.0% 55.5% 20.5% 100.0%
% within Kategori Pendapatan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Pearson Chi-Square 2.226(a) 2 .329Likelihood Ratio 2.206 2 .332Linear-by-Linear Association
2.141 1 .143
N of Valid Cases146
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.25.
226
Lampiran 6.1Regression fungsi konsumsi Masyarakat transmigrasi asal Jawa
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables
Removed Method
1 Pendapatan(a) . Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Total Konsumsi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 .994(a) .989 .988 320202.958
a Predictors: (Constant), Pendapatan
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.1 Regressio
n633025655685633.0
001
633025655685633.000
6174.057 .000(a)
Residual 7279625328065.240 71 102529934198.102 Total 640305281013698.0
0072
a Predictors: (Constant), Pendapatanb Dependent Variable: Total Konsumsi
Coefficients(a)
227
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 248846.04
1115480.579 2.155 .035
Pendapatan .817 .010 .994 78.575 .000
a Dependent Variable: Total Konsumsi
Lampiran 6.2.Regression fungsi konsumsi Masyarakat transmigrasi asal Bali
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariables Entered
Variables Removed Method
1 Pendapatan(a) . Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Total Konsumsi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 .940(a) .883 .882 908600.430
a Predictors: (Constant), Pendapatan
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 443771553541
571.0001
443771553541571.000
537.543 .000(a)
Residual 58614386677607.200
71825554741938.1
30 Total 502385940219
178.00072
a Predictors: (Constant), Pendapatanb Dependent Variable: Total Konsumsi
Coefficients(a)
Model Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
228
1 (Constant) 1155422.434 336260.717 3.436 .001 Pendapatan .712 .031 .940 23.185 .000
a Dependent Variable: Total Konsumsi
Lampiran 6.4Hubungan pengeluaran rumah tangga dan pendapatan rumah tanggaMasyarakat transmigrasi asal bali
Model Summaryb
.940a .883 .882 908600.430 2.184Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Pendapatana.
Dependent Variable: Total Konsumsib.
ANOVAb
4.44E+14 1 4.4E+14 537.54 .000a
5.86E+13 71 8.3E+11
5.02E+14 72
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Predictors: (Constant), Pendapatana.
Dependent Variable: Total Konsumsib.
229
Variables Entered/Removedb
Pendapatana . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Total Konsumsib.
Coefficientsa
1155422 336260.7 3.436 .001
.712 .031 .940 23.185 .000
(Constant)
Pendapatan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Total Konsumsia.
Lampiran 7.Path Anlysis Transmigrasi asal Bali di kabupaten parigi Moutong
230
X1
X2
X3
.49
Y1
.46
Y2
.07
.70
.01 .01
.17
.14
.55
-.06
.12
-.19
E1
E2
Lampiran 8Path Analysis Transmigrasi asal Bali di Kabupaten Parigi Moutong
231
Regression WeightsEstimate S.E. C.R. P LabelY1 <-- X1 0.269 0.304 0.883 0.377 par-1Y1 <-- X2 0.151 0.018 8.176 0.000 par-2Y1 <-- X3 0.004 0.054 0.074 0.941 par-3Y2 <-- X1 0.003 0.049 0.062 0.950 par-4Y2 <-- X2 0.006 0.004 1.387 0.165 par-5Y2 <-- X3 0.013 0.009 1.554 0.120 par-6Y2 <-- Y1 0.085 0.019 4.531 0.000 par-7
Standardized Regression WeightsEstimate
Y1 <-- X1 0.075Y1 <-- X2 0.701Y1 <-- X3 0.006Y2 <-- X1 0.005Y2 <-- X2 0.170Y2 <-- X3 0.138Y2 <-- Y1 0.551
CovariancesEstimate S.E. C.R. P Label
X1 <--> X2 -4.948 10.483 -0.472 0.637 par-8X1 <--> X3 3.724 3.599 1.035 0.301 par-9X2 <--> X3 -93.959 60.569 -1.551 0.121 par-10
CorrelationsEstimate
X1 <--> X2 -0.056X1 <--> X3 0.123X2 <--> X3 -0.186
VariancesEstimate S.E. C.R. P Label
X1 5.327 0.888 6.000 0.000 par-11X2 1480.728 246.788 6.000 0.000 par-12X3 172.424 28.737 6.000 0.000 par-13E1 34.904 5.817 6.000 0.000 par-14E2 0.888 0.148 6.000 0.000 par-15
Squared Multiple CorrelationsEstimate
Y1 0.490Y2 0.456
232
X1
X2
X3
.07
Y1
.17
Y2
.17
.15
-.01 -.02
.42
-.04
.02
.37
.15
.10
E1
E2
Lampiran 9.Path Analysis Transmigrasi asal Jawa di Kabupaten Parigi MoutongRegression Weights
233
Estimate S.E. C.R. P LabelY1 <-- X1 0.675 0.503 1.342 0.179 par-1Y1 <-- X2 0.047 0.039 1.213 0.225 par-2Y1 <-- X3 -0.004 0.091 -0.049 0.961 par-3Y2 <-- X1 -0.007 0.049 -0.135 0.893 par-4Y2 <-- X2 0.014 0.004 3.612 0.000 par-5Y2 <-- X3 -0.003 0.009 -0.349 0.727 par-6Y2 <-- Y1 0.002 0.011 0.172 0.863 par-7
Standardized Regression WeightsEstimate
Y1 <-- X1 0.166Y1 <-- X2 0.149Y1 <-- X3 -0.006Y2 <-- X1 -0.016Y2 <-- X2 0.421Y2 <-- X3 -0.038Y2 <-- Y1 0.019Covariances
Estimate S.E. C.R. P LabelX1 <--> X2 27.521 9.286 2.964 0.003 par-8X1 <--> X3 4.403 3.534 1.246 0.213 par-9X2 <--> X3 37.293 45.213 0.825 0.409 par-10
CorrelationsEstimate
X1 <--> X2 0.373X1 <--> X3 0.148X2 <--> X3 0.098
VariancesEstimate S.E. C.R. P Label
X1 5.735 0.956 6.000 0.000 par-11X2 950.504 158.417 6.000 0.000 par-12X3 153.382 25.564 6.000 0.000 par-13E1 88.656 14.776 6.000 0.000 par-14E2 0.829 0.138 6.000 0.000 par-15
Squared Multiple CorrelationsEstimate
Y1 0.068Y2 0.175
234
X1
X2
X3
.21
Y1
.28
Y2
.07
.44
-.03 .01
.40
.09
.19
.15
.17
-.05
E1
E2
Lampiran 10
235
Path Analysis Transmigrasi di kabupaten Parigi MoutongRegression Weights
Estimate S.E. C.R. P LabelY1 <-- X1 0.279 0.287 0.973 0.331 par-1Y1 <-- X2 0.113 0.019 5.836 0.000 par-2Y1 <-- X3 -0.019 0.052 -0.363 0.716 par-3Y2 <-- X1 0.007 0.036 0.201 0.841 par-4Y2 <-- X2 0.014 0.003 5.068 0.000 par-5Y2 <-- X3 0.008 0.006 1.191 0.234 par-6Y2 <-- Y1 0.025 0.010 2.425 0.015 par-7
Standardized Regression WeightsEstimate
Y1 <-- X1 0.074Y1 <-- X2 0.438Y1 <-- X3 -0.027Y2 <-- X1 0.015Y2 <-- X2 0.404Y2 <-- X3 0.086Y2 <-- Y1 0.193
CovariancesEstimate S.E. C.R. P Label
X1 <--> X2 12.458 7.030 1.772 0.076 par-8X1 <--> X3 5.138 2.617 1.963 0.050 par-9X2 <--> X3 -22.172 37.739 -0.588 0.557 par-10Correlations
EstimateX1 <--> X2 0.149X1 <--> X3 0.165X2 <--> X3 -0.049
VariancesEstimate S.E. C.R. P Label
X1 5.735 0.674 8.515 0.000 par-11X2 1222.334 143.556 8.515 0.000 par-12X3 168.552 19.795 8.515 0.000 par-13E1 64.760 7.606 8.515 0.000 par-14E2 0.995 0.117 8.515 0.000 par-15
Squared Multiple CorrelationsEstimate
Y1 0.208Y2 0.276
236
237