perawatan diastem
TRANSCRIPT
Perawatan Ruang Berlebih (Diastem) Antara Gigi Insisivus Sentral Rahang Atas Pada
Anak
1. Dibiarkan Saja
Pada anak yang berada di tahap mixed dentition, sebaiknya jangan mengambil
keputusan apakah pasien harus dilakukan frenektomi, atau menggunakan alat ortodonti
dengan terlalu cepat. Karena, ada tahap yang disebut dengan ugly duck face, dan selama
periode mixed dentition masih berlangsung, gigi insisivus bisa terbawa merapat ke garis
median seiring dengan makin sempurnanya pertumbuhan akar dan angulasinya,
kemudian frenulum yang berlebih akan atrofi. Namun jika gigi insisivus tidak merapat
setelah periode ini selesai, atau kembali merenggang setelah sempat merapat, maka ada
kemungkinan masalah terdapat pada frenulum labialisnya.
2. Frenektomi
Jika etiologi dari terbentuknya diastem antara dua gigi insisivus sentral rahang atas
anak merupakan frenulum labialis yang terlalu rendah, maka frenektomi dapat menjadi
pertimbangan untuk perawatan.
Frenektomi adalah suatu tindakan bedah untuk mengubah ikatan frenulum baik
frenulumm labialis, buccalis, atau frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan
mukosa yang terletak pada vestibulum mukosa bibir, pipi, dan lidah.
Frenulum labialis terdiri dari jaringan fibrosa yang dilapisi oleh mukosa yang berjalan
dari bibir dan pipi ke periosteum tulang alveolar. Ketinggian frenulum labialis bervariasi
pada setiap individu, yang dapat menyebabkan beberapa masalah dalam pembuatan gigi
tiruan.
Frenulum labialis superior dan inferior tidak memberikan peranan fungsional kecuali
untuk membatasi gerak bibir. Frenulum labialis superior adalah yang paling sering
menimbulkan masalah. Hal ini dapat dilakukan eksisi dengan insisi elips disekitarnya.
Indikasi
1) Menghilangkan ketegangan pada margin gingival
2) Perawatan orthodontic
3) Memfasilitasi Home Care
Teknik frenektomi labialis
Peralatan yang digunakan untuk melakukan tindakan frenektomi adalah peralatan
dasar bedah dan mosquito hemostat.
Metode pembedahan secara umum cukup efektif dalam mengeksisi perlekatan
frenulum labial. Eksisi yang sederahana dan Z-plasty merupakan metode yang efektif
untuk perlekatan frenulum yang sempit.
Gambar . eksisi frenulum sederhana
Gambar . eksisi frenulum dengan insisi Z-plasty
Anestesi lokal secara infiltrasi dapat dilakukan sebelum dilakukan pembedahan.
Setelah dilakukan anestesi, bibir bagian atas dibuka ke atas, sehingga dalam keadaan
tegang. Kemudian, frenulum dijepit dengan menggunakan dua jepitan hemostat yang
diletakkan pada margin inferior dan superior frenulum labial. Kemudian dibuat 2 insisi
yang paralel dari belakang hemostat inferior dan superior menggunakan pisau scalpel.
Insisi berada di sekeliling permukaan luar kedua hemostat, sampai hemostat terlepas
dengan jaringan frenulum yang berada di tengahnya.
Tepi daerah operasi dilakukan undermine dengan gunting bedah. Kemudian dilakukan
penjahitan pada bagian yang bergerak dari tepi luka. Kompres dengan kasa steril yang
diletakkan antara gigi insisif, selama 2 jam. Periodontal pack biasanya tidak perlu
dilakukan karena tulang akan tertutup jaringan granulasi dengan cepat.
Langkah terpenting lain yang tidak boleh terlupakan adalah menginstruksikan pasien
tetap menjaga kebersihan dengan obat kumur, dan satu minggu kemudian jahitan dapat
dibuka. Edema labial bisa dikontrol dengan baik dengan aplikasi es, pembalut eksternal
dengan penekanan, atau keduanya.
3. Ortodonti
Beberapa metode ortodonti dapat dilakukan untuk merapatkan dua gigi insisivus.
Diastema dengan ukuran yang kecil (<2 mm) bukan merupakan indikasi untuk dilakukan
perawatan ortodonsi. Jarak akan menutup secara spontan ketika gigi kaninus erupsi dan
akar serta mahkota insisif berubah posisi. Tetapi bila distema kecil (<2 mm) sangat
menggangu dari segi estetik dan diperlukan koreksi lebih cepat maka dapat
menggunakan alat ortodonsi lepasan yang dilengkapi dengan claps dan fingerspring
untuk menggerakkan gigi secara tipping (Purnomo, 2007).
Pada distema yang lebar (>2mm), penggunaan alat ortodonsi cekat sangat penting karena
diperlukan pergerakan gigi secara bodily. Bracket dengan slot kecil dipasang pada gigi
insisif sentral maksila yang dilengkapi dengan arch wire 16×22 mm SS dan dibantu karet
elastik. (Purnomo, 2007).
4. Meninggalkan Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk seperti menggigit jari dan mendorong lidah (tongue thrust) pada
anak dapat memicu terjadinya diastem antara dua gigi insisivus sentral rahang atas
disertai dengan open bite.
Untuk kebiasaan buruk mengisap jari, jempol anak dibalut perban atau mengoleskan
sesuatu yang memiliki rasa yang tidak enak. Cara ini merupakan cara yang
direkomendasikan oleh dokter anak untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol.
Penanganan kebiasaan buruk tongue thrust dapat diatasi dengan cara mekanik berupa
alat-alat khusus yang diberikan dokter gigi untuk dipakai anak, meski tetap ada
kemungkinan gagal. Cara kedua adalah dengan myotherapy. Myoterapi ini adalah latihan
otot-otot lidah dan mulut untuk meletakkan lidah pada waktu menelan dan istirahat pada
posisi yang benar. Latihan menelan ini dilakukan setelah penyebab-penyebab terjadinya
tongue thrust dihilangkan. Terdapat penurunan jumlah tongue thrust pada anak di atas
usia 8 tahun yang menunjukkan bahwa kebiasaan tongue thrust dapat hilang dengan
sendirinya.