perawatan pulpcapping

34
PERAWATAN PULPCAPPING, PULPEKTOMI (ENDO INTRAKANAL) PENDAHULUAN Perawatan endodontic adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap tindakan pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam soket. Karena itu sebaiknya seorang klinisi (Dokter Gigi), harus mengtahui prinsip-prinsip ilmu endodontic secara benar yaitu pengetahuan mendiagnosis, cara merestorasi jaringan gigi yang hilang dan mempertahankan sisa jaringan, sehingga gigi tersebut dapat bertahan selama mungkin di dalam mulut dan menghindari tindakan pencabutan agar gigi dapat bertahan di dalam soketnya, sehingga dapat memperlambat resorpsi tulang alveolar gigi terkait. Keuntungan secara psikologis yang diperoleh adalah dapat mempertahankan gigi dalam keadaan vital, pasien tetap memiliki gigi asli dalam keadaan sehat, karena gigi dapat berfungsi seperti semula, dan gigi dapat dipakai sebagai tumpuan gigi tiruan lepasan. Mempertahankan gigi dalam keadaan vital adalah usaha perawatan yang dilakukan untuk melindungi pulpa yang terluka dari peradangan dan kerusakan lebih lanjut. Secara mendasar pulpa memeberi rangsangan bqakteri, kemis, toksin, dan termis serta hal lain, dengan mengadakan peradangan local. Selama perawatan, semua jaringan pulpa harus dikeluarkan, saluran akar dibersihkan dan diirigasi, permukaan saluran disterilkan sebagai yang ditentukan oleh pemeriksaan bakteriologik, dan saluran diobturasi dengan baik untuk mencegah kemungkinan infeksi kembali.

Upload: willyandre-alex-nps

Post on 31-Jul-2015

804 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAWATAN PULPCAPPING

PERAWATAN PULPCAPPING, PULPEKTOMI (ENDO INTRAKANAL)

PENDAHULUAN

Perawatan endodontic adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap

tindakan pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam soket. Karena itu sebaiknya

seorang klinisi (Dokter Gigi), harus mengtahui prinsip-prinsip ilmu endodontic secara

benar yaitu pengetahuan mendiagnosis, cara merestorasi jaringan gigi yang hilang dan

mempertahankan sisa jaringan, sehingga gigi tersebut dapat bertahan selama mungkin

di dalam mulut dan menghindari tindakan pencabutan agar gigi dapat bertahan di dalam

soketnya, sehingga dapat memperlambat resorpsi tulang alveolar gigi terkait.

Keuntungan secara psikologis yang diperoleh adalah dapat mempertahankan gigi

dalam keadaan vital, pasien tetap memiliki gigi asli dalam keadaan sehat, karena gigi

dapat berfungsi seperti semula, dan gigi dapat dipakai sebagai tumpuan gigi tiruan

lepasan. Mempertahankan gigi dalam keadaan vital adalah usaha perawatan yang

dilakukan untuk melindungi pulpa yang terluka dari peradangan dan kerusakan lebih

lanjut. Secara mendasar pulpa memeberi rangsangan bqakteri, kemis, toksin, dan

termis serta hal lain, dengan mengadakan peradangan local. Selama perawatan,

semua jaringan pulpa harus dikeluarkan, saluran akar dibersihkan dan diirigasi,

permukaan saluran disterilkan sebagai yang ditentukan oleh pemeriksaan bakteriologik,

dan saluran diobturasi dengan baik untuk mencegah kemungkinan infeksi kembali.

Adapun salah satu perawatan yang akan kita bahas adalah perawatan

Pulcaping, Pulpektomi (Endodontik Intakanal)..

PEMBAHASAN

I. PULPCAPPING (Kaping Pulpa Indirek)

Page 2: PERAWATAN PULPCAPPING

Tujuan Pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan

melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya.

Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindari. Bahan yang biasa

digunakan untuk pulp capping adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang

pembentukkan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain.

Teknik Pulp Capping ada dua:

· Indirect Pulp Capping

Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis sekali, yaitu

pada karies profunda. Tekniknya meliputi pembuangan semua jaringan karies dari tepi

kavitas dengan bor bundar kecepatan rendah. Lalu lakukan ekskavasi sampai dasar

pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Basis

pelindung pulpa yang biasanya dipakai adalah Zinc Okside Eugenol atau dapat juga

dipakai kalsium hidroksida yang diletakkan didasar kavitas. Apabila pulpa tidak lagi

mendapat iritasi dari lesi karis diharapkan jaringan pulpa akan berekasi secara fisiologis

terhadap lapisan pelindung dengan membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini

berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa

akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini terjadi maka tindakan

selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi

yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).

· Direct Pulp Capping

Direct Pulp Capping juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang

mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi.

Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa

Bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh

terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan

selapis semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan

Page 3: PERAWATAN PULPCAPPING

biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi

direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika

membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah

terbuka harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.

Langkah-Langkah Pulp Capping:

1. Siapkan peralatan dan bahan. Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.2. Isolasi gigi: Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas

dan saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.3. Preparasi kavitas.: Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5

mm (yaitu kira-kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan dengan hentikan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.

4. Ekskavasi karies yang dalam: Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.

5. Berikan kalsium hidroksida.: Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.

Page 4: PERAWATAN PULPCAPPING

II. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar

dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah

mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan

jaringan keras yang luas. Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan

lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil

perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran

diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang

baik pula

Indikasi:

1. Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.

2. Saluran akar dapat dimasuki instrument.3. nan jaringan periapeks dalam gambaran radiografis kurang dari sepertiga apikal.4. Ruang pulpa kering5. endarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak berhasil6. Sakit spontan tanpa stimulasiKeterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan tulang

penyangga7. Tanda-tanda/gejala terus menerus setelah perawatan pulpotomiPembengkakan bagian

bukal

Kontra Indikasi

1. Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif2. Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar3. Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi4. Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek5. Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang karena infeksi6. Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah sakit tidak mungkin

dilakukan

Page 5: PERAWATAN PULPCAPPING

Pulpektomi VitalPulpektomi vital sering dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang sudah meluas kearah pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :

1. Pembuatan foto Rontgen.Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.

2. Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.3. Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi bakteri dan

saliva.4. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang dengan

menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur steril.5. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar atau bor bundar

kecepatan rendah.6. Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan dengan

menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.

7. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan headstrom file.

8. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 5 menit.

9. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan , menggunakan jarum lentulo.

10. Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .11. kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida eugenol atau

seng fosfat.12. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.

Page 6: PERAWATAN PULPCAPPING

B. Pulpektomi Devital

Pulpektomi devital sering dilakukan pada gigi posterior yang telah mengalami pulpitis

atau dapat juga pada gigi anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi.

Pemilihan kasus untuk perawatan secara pulpektomi devital ini harus benar-benar

dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontaindikasinya. Perawatan ini sekarang

sudah jarang dilakukan pada gigi tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan

pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior. Pulpektomi devital masih sering

dilakukan hanya pada gigi sulung, dengan mempergunakan bahan devitalisasi

paraformaldehid, seperti Toxavit, dan lain-lain. Bahan dengan komposisi As2O3 sama

sekali tidak digunakan lagi.

C. Pulpektomi Nonvital (Endo Intrakanal)

Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai saluran

akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada gigi posterior dengan saluan akar

lebih dari satu.

Page 7: PERAWATAN PULPCAPPING

Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi dengan gangrene pulpa atau

nekrosis.

Indikasi:

Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan).

Gigi tidak goyang dan periodontal normal.Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical, tidak ada granuloma pada gigi sulung.

Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.

Kontra indikasi:

Gigi tidak dapat direstorasi lagi. Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical. Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti Diabetes Melitus, TBC, dan

lain-lainTerdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan ataui sukar dilakukan tindak bedah endodonti.

Langkah-langkah perawatan pulpektomi non vital :Kunjungan pertama :

1. Lakukan foto rontgen.2. Isolasi gigi dengan rubber dam.3. Buang semua jaringan karies dengan ekskavator, selesaikan preparasi dan desinfeksi

kavitas.4. Buka atap kamar pulpa selebar mungkin.5. Jaringan pulpa dibuang dengan ekskavator sampai muara saluran akar terlihat.6. Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan membersihkan debris.7. Letakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol formalin pada kamar pulpa.8. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.9. Instruksikan pasien untuk kembali 2 hari kemudian.

Kunjungan kedua :

1. Isolasi gigi dengan rubber dam.

2. Buang tambalan sementara.

3. Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling, dan

irigasi.

4. Berikan Beechwood creosote. Celupkan cotton pellet dalam beechwood

creosote, buang kelebihannya, lalu letakkan dalam kamar pulpa.

Page 8: PERAWATAN PULPCAPPING

5. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.

6. Instruksikan pasien untuk kembali 3 sampai dengan 4 hari kemudian.

Kunjungan ketiga :

1. Isolasi gigi dengan rubber dam.

2. Buang tambalan sementara.

3. Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang berfungsi sebagai

stopper masukkan pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai apeks.

4. Letakkan semen zinc fosfat.

5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.

Teknik Pulpektomi

I.

1. Anestesi (bila perlu) dan isolasi gigi2. Karies dibersihkan3. Outline form diperbaiki4. Atap pulpa dibuka sepenuhnya5. Preparasi biomekanis : pulpa yang mengering dibersihkan sampai sepanjang saluran akar,

dan kira-kira mencapai k-file nomor 356. Irigasi sebanyak-banyaknya dengan air aquades agar serpihan-serpihan dentin keluar dari

saluran , lalu kemudian dikeringkan.7. Beri cotton pelet dengan bahan obar sterilisasi (rotation of medication) seperti CHKM,

CMCP, Creosote, Cresophene dll yang ditaruh di kamar pulpa lalu tutup dengan tmpatan sementara

II.8. Setelah 3 hari cek apakah ada keluhan dari pasien atau tidak (kontrol gejala) meliputi perkusi, druksasi, mobilitas, warna,dan perabaan. Serta dicek dengan K-file nomor terakhir (pada waktu preparasi preparasi biomekanis) apakah ada ada pus yang keluar dari saluran akar atau tidak

9. Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication). Ditutup kembali

dengan tumpatan sementara.

III.

Page 9: PERAWATAN PULPCAPPING

10. Setelah 3 hari, kontrol gejala kembali. Jika tidak ada keluhan dari pasien

maupun gigi yang sedang dirawat, maka bisa memulai dengan pengisian

saluran akar dengan bahan ZnOE.

11. Isolasi terlebih dahulu.

12. Irigasi terlebih dahulu, kemudian keringkan.

13. Siapkan bahan lalu aduk dengan konsistensi kental.

14. Ambil bahan sedikit(dengan alat dycal), taruh di bagian orifice saluran akar.

Dorong bahan tersebut dengan cotton pelet (kecil saja) yang dijepit dengan

pinset agar masuk. Lakukan berulang-ulang sampai saluran akar tersebut

penuh.

15. Jika sudah penuh, maka bersihkan kamar pulpa dari ZnOE . Tutup bagian

orifice dengan Zinc Pospat setinggi kira-kira 1mm.

IV.

16. Jika kontrol gejala juga tidak menunjukkan kelhan setelah pengisian, maka

bisa dilakukan tumpat tetap dengan GIC IX. Gigi tersebut dibangun

selayaknya gigi sehat.

17. Cek oklusi.

18. Restorasi bila perlu.

Seperti halnya seluruh perawatan gigi, penggabungan beberapa factor mempengaruhi

hasil suatu perawatan endodontik. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan

kegagalan perawatan saluran akar adalah faktor patologi, factor penderita, faktor

anatomi, faktor perawatan dan kecelakaan prosedur perawatan

Faktor Patologis

Page 10: PERAWATAN PULPCAPPING

Keberadaan lesi di jaringan pulpa dan lesi di periapikal mempengaruhi tingkat

keberhasilan perawatan saluran akar. Beberapa penelitian menunjukan bahwa tidak

mungkin menentukan secara klinis besarnya jaringan vital yang tersisa dalam saluran

akar dan derajat keterlibatan jaringan peripikal. Faktor patologi yang dapat

mempengaruhi hasil perawatan saluran akar adalah :

1. Keadaan patologis jaringan pulpa.

Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam keberhasilan

atau kegagalan perawatan saluran akar yang melibatkan jaringan pulpa vital dengan

pulpa nekrosis. Peneliti lain menemukan bahwa kasus dengan pulpa nekrosis memiliki

prognosis yang lebih baik bila tidak terdapat lesi periapikal.

2. Keadaan patologis periapikal

Adanya granuloma atau kista di periapikal dapat mempengaruhi hasil perawatan

saluran akar. Secara umum dipercaya bahwa kista apikalis menghasilkan prognosis

yang lebih buruk dibandingkan dengan lesi granulomatosa. Teori ini belum dapat

dibuktikan karena secara radiografis belum dapat dibedakan dengan jelas ke dua lesi

ini dan pemeriksaan histologi kista periapikal sulit dilakukan.

3. Keadaan periodontal

Kerusakan jaringan periodontal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prognosis

perawatan saluran akar. Bila ada hubungan antara rongga mulut dengan daerah

periapikal melalui suatu poket periodontal, akan mencegah terjadinya proses

penyembuhan jaringan lunak di periapikal. Toksin yang dihasilkan oleh plak

dentobakterial dapat menambah bertahannya reaksi inflamasi.

4. Resorpsi internal dan eksternal

Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung pada kemampuan menghentikan

perkembangan resorpsi. Resorpsi internal sebagian besar prognosisnya buruk karena

sulit menentukan gambaran radiografis, apakah resorpsi internal telah menyebabkan

Page 11: PERAWATAN PULPCAPPING

perforasi. Bermacam-macam cara pengisian saluran akar yang teresorpsi agar

mendapatkan pengisian yang hermetis.

Faktor Penderita

Faktor penderita yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu

perawatan saluran akar adalah sebagai berikut :

1. Motivasi Penderita

Pasien yang merasa kurang penting memelihara kesehatan mulut dan melalaikannya,

mempunyai risiko perawatan yang buruk. Ketidaksenangan yang mungkin timbul

selama perawatan akan menyebabkan mereka memilih untuk diekstraksi.

2. Usia Penderita

Usia penderita tidak merupakan faktor yang berarti bagi kemungkinan keberhasilan

atau kegagalan perawatan saluran akar. Pasien yang lebih tua usianya mengalami

penyembuhan yang sama cepatnya dengan pasien yang muda. Tetapi penting

diketahui bahwa perawatan lebih sulit dilakukan pada orang tua karena giginya telah

banyak mengalami kalsifikasi. Hali ini mengakibatkan prognosis yang buruk, tingkat

perawatan bergantung pada kasusnya.

3. Keadaan kesehatan umum

Pasien yang memiliki kesehatan umum buruk secara umum memiliki risiko yang buruk

terhadap perawatan saluran akar, ketahanan terhadap infeksi di bawah normal. Oleh

karena itu keadaan penyakit sistemik, misalnya penyakit jantung, diabetes atau

hepatitis, dapat menjelaskan kegagalan perawatan saluran akar di luar kontrol ahli

endodontis.

Faktor Perawatan

Page 12: PERAWATAN PULPCAPPING

Faktor perawatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu

perawatan saluran akar bergantung kepada :

1. Perbedaan operator

Dalam perawatan saluran akar dibutuhkan pengetahuan dan aplikasi ilmu biologi serta

pelatihan, kecakapan dan kemampuan dalam manipulasi dan menggunakan instrumen-

instrumen yang dirancang khusus. Prosedur-prosedur khusus dalam perawatan saluran

akar digunakan untuk memperoleh keberhasilan perawatan. Menjadi kewajiban bagi

dokter gigi untuk menganalisa pengetahuan serta kemampuan dalam merawat gigi

secara benar dan efektif.

2. Teknik-teknik perawatan

Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia bagi dokter gigi,

namun keuntungan klinis secara individual dari masing-masing ukuran keberhasilan

secara umum belum dapat ditetapkan. Suatu penelitian menunjukan bahwa teknik yang

menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan menghasilkan prognosis yang buruk

pula.

3. Perluasan preparasi atau pengisian saluran akar.

Belum ada penetapan panjang kerja dan tingkat pengisian saluran akar yang ideal dan

pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0,5 mm, 1 mm atau 1-2 mm lebih pendek dari akar

radiografis dan disesuaikan dengan usia penderita. Tingkat keberhasilan yang rendah

biasanya berhubungan dengan pengisian yang berlebih, mungkin disebabkan iritasi

oleh bahan-bahan dan penutupan apikal yang buruk. Dengan tetap melakukan

pengisian saluran akar yang lebih pendek dari apeks radiografis, akan mengurangi

kemungkinan kerusakan jaringan periapikal yang lebih jauh.

Faktor Anatomi Gigi

Faktor anatomi gigi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu perawatan

saluran akar dengan mempertimbangkan :

Page 13: PERAWATAN PULPCAPPING

1. Bentuk saluran akar

Adanya pengbengkokan, penyumbatan,saluran akar yang sempit, atau bentuk

abnormal lainnya akan berpengaruh terhadap derajat kesulitan perawatan saluran akar

yang dilakukan yang memberi efek langsung terhadap prognosis.

2. Kelompok gigi

Ada yang berpendapat bahwa perawatan saluran akar pada gigi tunggal mempunyai

hasil yang lebih baik dari pada yang berakar jamak. Hal ini disebabkan karena ada

hubungannya dengan interpretasi dan visualisasi daerah apikal pada gambaran

radiografi. Tulang kortikal gigi-gigi anterior lebih tipis dibandingkan dengan gigi-gigi

posterior sehingga lesi resorpsi pada apeks gigi anterior terlihat lebih jelas. Selain itu,

superimposisi struktur radioopak daerah periapikal untuk gigi-gigi anterior terjadi lebih

sedikit, sehingga interpretasi radiografinya mudah dilakukan. Radiografi standar lebih

mudah didapat pada gigi anterior, sehingga perubahan periapikal lebih mudah

diobservasi dibandingkan dengan gambaran radiologi gigi posterior.

3. Saluran lateral atau saluran tambahan

Hubungan pulpa dengan ligamen periodontal tidak terbatas melalui bagian apikal saja,

tetapi juga melalui saluran tambahan yang dapat ditemukan pada setiap permukaan

akar. Sebagian besar ditemukan pada setengah apikal akar dan daerah percabangan

akar gigi molar yang umumnya berjalan langsung dari saluran akar ke ligamen

periodontal.

Preparasi dan pengisian saluran akar tanpa memperhitungkan adanya saluran

tambahan, sering menimbulkan rasa sakit yang hebat sesudah perawatan dan

menjurus ke arah kegagalan perawatan akhir.

Kecelakaan Prosedural

Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada hasil akhir perawatan

saluran akar, misalnya :

Page 14: PERAWATAN PULPCAPPING

1. Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.

Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada permukaan dinding

saluran akar yang merintangi penempatan instrumen untuk mencapai ujung saluran .

Birai terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalu besar, tidak sesuai dengan

urutan; penempatan instrument yang kurang dari panjang kerja atau penggunaan

instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di dalam saluran akar yang bengkok.

Birai dan ferforasi lateral dapat memberikan pengaruh yang merugikan pada prognosis

selama kejadian ini menghalangi pembersihan, pembentukan dan pengisian saluran

akar yang memadai.

2. Instrumen patah

Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan saluran akar akan

mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan perawatan. Prognosisnya bergantung pada

seberapa banyak saluran sebelah apikal patahan yang masih belum dibersihkan dan belum

diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang baik jika patahan instrumen yang

besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih

buruk jika saluran akar belum dibersihkan dan patahannya terjadi dekat apeks atau diluar

foramen apikalis pada tahap awal preparasi.

3. Fraktur akar vertikal

Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi yang

berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan pasak.

Adanya fraktur akar vertikal memiliki prognosis yang buruk terhadap hasil perawatan

karena menyebabkan iritasi terhadap ligamen periodontal.

Page 15: PERAWATAN PULPCAPPING

PERAWATAN SALURAN AKAR

PENDAHULUAN

Masyarakat yng semakin maju dan taraf hidup yang semakin meningkat membuat masyarakat mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan terutama kesehatan gigi. Gigi berlubang besar dapat terjadi pada setiap orang. Masyarakat sekarang bila mengalami gigi yang berlubang tidak harus dilakukan pencabutan tapi dapat dipertahankan selama mungkin didalam rongga mulut dengan dilakukan perawatan saluran akar.Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada gigi sulung maupun gigi permanent. Perawatan saluran akar adalah melakukan pembersihan dan preparasi saluran akar yang kemudian diberi bahan pengisi saluran akar.

PEMBAHASANPulpitis irreversible: keradangan pulpa yang disebabkan oleh adanya iritasi dengan atau tanpa gejala.Tanda - tanda :- Nyeri spontan- Karies profunda, perforasi Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi, biasanya disebabkan oleh infeksi bacterial dalam karies gigi, fraktur gigi, atau kondisi lain yang mengakibtakan pajanan pulpa terhadap invasi bakteri.Tanda tanda : - Nyeri spontan- ProfundaFactor-faktor yang dapat menyebabkan pupitis adalah iritan kimiawi, factor termis, dan perubahan hiperemik.Gangren pulpa: kematian jaringan pulpa akibat invasi kuman kedalam ruang pulpa (dan saluran akar) Tanda - tanda :- Gigi non-Vital- Terdapat Fistula (rongga anatomis yang berisi pus)- Karies profunda, perforasi

2. Rencana Perawatan

Perawatan Saluran AkarGigi PermanenFase-fase Perawatan Endodontik :Preparasi Akses:

Fase yang paling penting dari aspek teknik perawatan akar. Merupakan kunci untuk membuka pintu bagi keberhasilan tahap

pembersihan, pembentukan dan obturasi saluran akarnya.

Page 16: PERAWATAN PULPCAPPING

Tujuan: - Membuat akses yang lurus.- Menghemat preparasi jaringan gigi.- Membuka atap ruang pulpa.

Teknik Akses Preparasi Cavity Entrance- Outline Form Cavity Entrance

Proyeksi R.Pulpa ke permukaan gigi di bagian cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk gigi posterior.

Tujuan: Untuk membuat akses yang lurus, menghemat preparasi jaringan gigi, membuka atap R.Pulpa.

Saluran Akar Tunggal

Preparasi dimulai dengan round bur no 2 atau 4 atau tapered fissure diamond bur dengan arah tegak lurus pada permukaan enamel samapimenembus jaringan dentin dan diteruskan sampai atap pulpa terbukan dengan kedalaman 3mm.

Setelah itu arah bur diubah menjadi sejajar sumbu gigi sampai menembus R.Pulpa sehingga ditemukan lubang saluran akar yang terletak pada dasar R.pulpa yang disebut orifice.

Gunakan tapered fissure no 2 atau 4 untuk membentuk dinding cavity entrance divergen ke arah oklusal atau insisal samapi jarum miller dapat masuk dengan lurus, setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan jarum miller.

- Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan menarik keluar kavitas sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.Masukkan jarum ektirpasi, diputar searah jarum jam dan ditarik keluar, diulang lagi sampai jaringan pulpa dicabut.

Saluran Akar Ganda

Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau tapered fissure diamond bur pada tengah fossa di bagian oklusal atau endo access.

Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin, preparasi dilanjutkan menggunakan fissure diamond bur sampai ditemukan orifice ke 3 saluran akar.

Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari orifice yang paling besar terlebih dahulu, kemudian atap pulpa diangkat dengan bur sesuai letak orifice.

Page 17: PERAWATAN PULPCAPPING

Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.

Penentuan Panjang Kerja.Panjang Kerja: Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran akar.

Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi sebenarnya, untuk menghindari:- Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran akar di apical).- Perforasi ke apical.

Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang diberi stopper dengan guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata (lihat tabel) dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto Rö.

Pembersihan dan Pembentukan Saluran Akar.Pembersihan:

Debridement: Pembuangan Iritan dari sistem saluran akar. Tujuan: Membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam kenyataan

praktisnya hanyalah sebatas pengurangan yang signifikan saja. Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris

organik, darah dan kontaminan lain.

Pembentukan Saluran Akar:- Membentuk saluran akar melebar secar kontinyu dari apeks ke arah korona.- Pelebaran:Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang baik dan dapat memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan meterial obturasi dengan baik tapi tidak sampai melemahkan gigi serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur.

- KetirusanKetirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak dan pemampat gutta perca dapat berpenetrasi cukup dalam.

- KriteriaSaluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral maupun vertikal, saluran akar harus berbentuk corong ke arah korona dan dalam ukuran cukup besar sehingga instrument pemampat dan penguak dapar masuk cukup dalam.

Page 18: PERAWATAN PULPCAPPING

Ekstirpasi PulpaMenggunakan jarum ekstirpasi, reamer ataupun miller.

Gigi sulungTujuan perawatan- Gigi bertahan dalam mulut dengan keadaan non patologis- Gigi dapat berfungsi kembali- Mencegah tanggal premature- Menghilangkan rasa sakit- Fungsi normal (kunyah, waktu tanggal yang normal)- Menciprakan lingkungan RM yang sehat- Menghilangkan keluhan pasien

Hal yang harus dipahami- Morfologi gigi sulung- Cara pemeriksaan yang baik : rontgen foto- Mecam – macam kelainan pulpa- Pengetahuan tentang bahan dan obat – obatan- Pertimbangan kesehatan umum penderita

Tahap – tahap perawatan endotektomi- Membuat foto untuk diagnose dan rencana perawatan- Menyiapkan file, paper point- Melakukan devitalisasi untuk gigi yang masih fital- Untuk gigi non vital dilakukan pre sterilisasi- Open bur, mengambil atap pulpa, mencari orifice- DWF ; tentukan panjang kerja- Preaparasi saluran akar dengan file, irigasi, foto preparasi- Sterilisasi memakai paper point, obat, kapas steril, tumpatan sementara. Sterilisasi ulang, sampai paper point kering dan tidak berbau- Pengisian pasta Zn Oxide Eugenol- Foto pengisian- Basis Zn PO4- Control 2 minggu kemudian, apabila tidak ada keluhan, dapat ditumpat tetap.

Indikasi :- Saluran akar lurus, tidak bengkok- Tidak ada obliterasi saluran akar- Saluran akar jelas- Kerusakan belum mengenai bifurkasi- Resorbsi < ⅓ panjang akar gigi → Pulpektomi - Resorbsi > ⅓ panjang akar gigi → Pulpotomi.

TEKNIK PERAWATAN SALURAN AKARGigi Permanen

Page 19: PERAWATAN PULPCAPPING

Teknik Konvensional:

1. Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah tumbuh sempurna.

2. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K3. Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik. Sebelum

preparasi stopper file terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan panjang kerja gigi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi puncak tertinggi bidang insisal. Stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran akar.

4. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.

5. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan aquadest steril, bahan irigasi tyerakhir yang dipakai adalah aquadest steril.

6. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila masih ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde (pilih salah satu).

7. Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari dentin yang ter infeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.

Teknik Step Backa. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal.b. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion, dan tidak dapat dengan gerakan berputar.c. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih fleksibel atau lentur.d. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil:No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerjaFile No. 25 : Master Apical File (MAF)No. 30 = panjang kerja – 1 mm MAFNo. 35 = panjang kerja – 2 mm MAFNo. 40 = panjang kerja – 3 mm MAFNo. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst

Page 20: PERAWATAN PULPCAPPING

e. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja dengan file no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran akar karena serbuk dentin yang terasah.f. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk dilakukan pengisian.

Teknik Balance Forcea. Menggunakan alat preparasi file tipe R- Flex atau NiTi Flexb. Menggunakan file no. 10 dengan gerakan steam wending, yaitu file diputar searah jarum jam diikuti gerakan setengah putaran berlawanan jarum jam.c. Preparasi sampai dengan no. 35 sesuai panjang kerja.d. Pada 2/3 koronal dilakukan preparasi dengan Gates Glidden Drill (GGD)- GGD #2 = sepanjang 3 mm dari foramen apical- GGD #3 = sepanjang GGD #2 – 2 mm- GGD #4 = sepanjang GGD #3 – 2 mm- GGD #5 = sepanjang GGD #4 – 2 mm- GGD #6 = sepanjang GGD #5 – 2 mme. Preparasi dilanjutkan dengan file no. 40 s/d no.45f. Dilakukan irigasig. Keuntungan balance force :Hasil preparasi dapat mempertahankan bentuk semulaMencegah terjadinya ledge dan perforasiMencegah pecahnya dinding saluran akarMencegah terdorongnya kotoran keluar apeks

Teknik Crown Down Presurelessa. Teknik disebut juga dengan teknik step down, merupakan modifikasi dari teknik step back.b. Menghasilkan hasil yang serupa yakni seperti corong yang lebar dengan apeks yang kecil (tirus).c. Bermanfaat pada saluran akar yang kecil dan bengkok di molar RA dan RB.d. Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum instrument ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan terjadinya ekstruksi dentin ke jaringan periapeks dapat dikurangi.e. Menggunakan instrument nikel-titanium, baik yang genggam maupun digerakkan mesin.

Teknik Step Down

Gigi SulungTeknik KonvensionalProsedur Teknik Konvensional pada Gigi Sulung sama seperti Tehnik Konvensional pada Gigi Permanen.

Page 21: PERAWATAN PULPCAPPING

Irigasi Saluran AkarTujuanUntuk mengeluarkan sisa jaringan nekrotik, serbuk dentin, dan kotoran-kotoran lain yang terdapat di saluran

Irigasi dilakukan setiap :- Pergantian file pada saat preparasi saluran akar- Pada saat akan melakukan perbenihan- Sterilisasi saluran akar

Bahan irigasi yang digunakan- H2O2 3%- Aquadest steril- NaOCl

Alat irigasi yang digunakan :- Spuit 2,5 cc dengan jarum yg dibengkokan dan ujungnya ditumpulkan- Alat irigasi yang dipakai harus diberi tanda untuk membedakan isi cairan irigasi yang dipakai- Alat irigasi disimpan dalam botol tertutup berisi alkohol 70% agar tetap terjaga sterilisasinya

Cara irigasi :

Jarum irigasi dimasukkan kedalam saluran akar. Jarum irigasi yang masuk kedalam saluran akar tidak boleh terlalu besar sehingga membuntu saluran akar yang akan mengakibatan cairan irigasi yang disemprotkan tidak mengalir keluar.

Bahan irigasi disemprotkan secara perlahan-lahan ke dalam saluran akar

Bahan irigasi digunakan secara bergantian. Bahan irigasi yang terakhir disemprotkan ke dalam saluran akar harus aquadest steril.

Menghisap cairan irigasi yang keluar dengan cotton roll atau saliva ejector atau section. Tidak boleh terkontaminasi dengan saliva.

Setelah irigasi, saluran akar dikeringkan dengan menggunakan paper point. Tidak boleh pakai hembusan udara

Bahan dan Obat-obatan SterilisasiObat-obatan Sterilisasi Perawatan Saluran Akar

ChKM ( Chlorophenol Kamfer Menthol ) sebagai desinfektan , antibakteri dengan spectrum luas.

Cresophene Cresatin Formokresol TKF ( Tri Kresol Formalin )

Page 22: PERAWATAN PULPCAPPING

Eugenol ( sebagai sedative . digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang dikombinasikan pada saat dilakukan devitalisasi .

Preparat poliantibiotik :Grossman :- Penisilin ( efektif terhadap gram (+)- Streptomysin ( efektif terhadap gram (–)- Sodium kapsilat ( efektif terhadap jamur )

Kombinasi antibiotik kortikosteroid :- Kortikosteroid ( mengurangi keradangan periapikal .)- Antibiotik ( membunuh bakteri ex : septomixine dan ledermix .)

Bahan devitalisasi- Arsen ( As2O3 ) ( digunakan pada gigi permanen.)- Caustinerf Pedodontique / forte ( digunakan pada gigi sulung.)- TKF ( Tri Kresol Formalin )

Medikamen Intrakanal yang biasa digunakan :Golongan Fenol :- Eugenol- CMCP ( Camphorated Monoparachlorophenol )- Parachlorophenol ( PCP )- Camphorated parachlorophenol ( CPC )- Metakresilasetat ( cresatin )- Kresol- Creosote ( beechwood )- Timol

Aldehid :- Formokresol- Glutaraldehid

Halida :- Natrium hipoklorit- Iodine kalium iodida

SteroidHidroksida kalsiumAntibiotikKombinasi

PerbenihanProsedur perbenihan

Page 23: PERAWATAN PULPCAPPING

Pasien dikontrol lebih dulu: Siapkan papper point (minta di perawat) acotton pellet. Masukkan

papper point dan cotton pellet ke dalam Glassbead sterilisator dan ditutup, nyalakan, biarkan sampai lampu pada glassbead sterilisator menjadi hijau (Ready). Papper point dan cotton pellet siap digunakan. Buka alat glassbead sterilisator.

Hasil Perbenihan negatif, saluran akar dapat diisi dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

Tidak ada keluhan pasien Tidak ada gejala klinik Tidak ada eksudat dalam saluran akar (cek dari papper point yang

terdapat dalam saluran akar caranya ulaskan papper point pada glass lab. Bila tidak berbekas, berarti bisa dilakukan pengisian), papper point diulaskan di glass lab.

Tumpatan sementara masih baik

Hasil pembenihan positif, maka dilakukan sterilisasi ulang sampai hasil pembenihan negatif.

Bahan Pengisian Saluran AkarGigi Sulung• Zinc oxide eugenol paste• Iodoform paste• Calcium hydroxide

Gigi PermanenSiller berbasis OSE• Keuntungan :Riwayat keberhasilan berlangsung lama; kualitas positif mengalahkan aspek negatifnya (mewarnai gigi, waktu pengerasan sangat lambat, tidak adhesive, larut).

Formula GrossmanBubuk :- ZnO (badan semen) 42 bagian- Resin stabelit (konsistensi dan waktu pengerasan) 27 bagian- Bismuth subkarbonat 15 bagian- BaSO4 (keradiopakkan) 15 bagian- Na-barat 1 bagian

Cairan : Eugenol

Masalah yang ada pada formula ini adalah waktu pengerasan sangat lambat, > 2 bulan.

Page 24: PERAWATAN PULPCAPPING

Plastik

Epoksi tersedia dalam formula bubuk cairan (AH26). Sifat yang dimiliki : antimikroba, adhesi, waktu kerja yang lama,

mudah mengaduknya, dan kerapatan yang sangat baik. Kekurangannya : mewarnai gigi, relative tidak larut dalam pelarut,

agak sedikit toksik jika belum mengeras dan agak larut pada cairan mulut.

Hidroksida kalsium (CaOH)2

Siller Ca(OH)2 yang telah diperkenalkan adalah siller yang Ca(OH)2 nya diinkoporasikan ke dalam basis OSE atau basis plastiknya.

Ionomer Kaca

Material ini memiliki keuntungan bisa beradhesi ke dentin sehingga diharapkan bisa mencapai kerapatan yang baik di apeks dan korona dan biokompatibel. Tapi, kekerasan dan ketidaklarutannya menyukarkan perawatan ulang jika diperlukan dan menyukarkan pembuatan pasak.

SYARAT – SYARAT BAHAN PENGISI SALURAN AKAR

1. Bahan harus dapat dengan mudah dimasukkan ke saluran akar.2. Harus menutup saluran kea rah lateral dan apical.3. Harus tidak mengerut setelah dimasukkan.4. Harus kedap terhadap cairan.5. Harus bakterisidal atau paling tidak harus menghalangi pertumbuhan

bakteri.6. Harus radiopak.7. Tidak menodai struktur gigi.8. Tidak mengiritasi jaringan periapikal atau mempengaruhi struktur gigi.9. Harus steril atau dapat segera disterilkan dengan cepat sebelum

dimasukkan.10. Bila perlu dapat dikeluarkan dengan mudah dari saluran akar.

PENYEBAB UTAMA KEGAGALAN a. Hilangnya kerapatan apeks (Apical Seal)

Sisa iritan di dalam saluran akar Perkolasi

b. Hilangnya kerapatan korona (Coronal Seal)

Page 25: PERAWATAN PULPCAPPING

Iritan dari rongga mulut Restorasi

c. Hilangnya kerapatan laterald. Panjang obturasi

Obturasi berlebih Restorasi Obturasi terlalu pendek

e. Saluran akar lateralf. Fraktur akar verticalg. Pembersihan yang tidak memadaih. Adanya penyakit pulpai. Saluran akar yang tidak diobati

Tehnik Pengisian Saluran AkarGigi SulungTeknik single coneTeknik pengisian saluran akar untuk teknik preparasi secara konvensionTahapan :

Pencampuran pasta saluran akar petunjuk pabrik Pasta diulaskan pada jarum lentulo dan guttap point untuk kemudian

dimasukan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi jarum lentulo sesuai panjang kerja dan diputar berlawanan jarum jam.

Guttap point ( trial foto disterilkan dengan alcohol 70% dan dikeringkan

Kering ( diulas dengan pasta ) masuk ke dalam saluran akar. Guttap point di potong 1-2mm dibawah orifice dengan ekskavator yang

ujungnya telah di panaskan dengan Bunsen burner hingga membara.

Gigi PermanenTeknik Kondensasi LateralDengan teknik preparasi saluran akar secara step backSering digunakan hampir semua keadaan kecuali pada saluran akar yang sangat bengkok / abnormalTahapan :

Pencampuran pasta Guttap point ( trial foto disterilkan 70% alcohol dan dikeringkan Guttap point nomor 25 (MAF) diulasi dengan pasta ke saluran akar

sesuai dengan tanda yang telah dibuat dan ditekan kea rah lateral menggunakan spreader.

Page 26: PERAWATAN PULPCAPPING

Ke dalam saluran akar diberi guttap tambahan, setiap memasukan guttap di tekan ke arah lateral sampai saluran akar penuh dan spreader tidak dapat masuk dalam saluran akar

Guttap point dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan eskavator yang telah dipanasi

Teknik Kondensasi Vertical (Gutta perca panas)Untuk pengisian saluran akar dengan teknik step back.Menggunakan pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada guttap perca yang telah dilunakan dengan panas kearah vertical dan dengan demikian menyebabkan guttap perca mengalir dan mengisi seluruh lumen saluran akarTahapan :

Suatu kerucut guttap perca utama sesuai dengan instrument terakhir yang digunakan dipaskah pada saluran dengan cara step back

Dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen Kerucut disemen Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrument panas Pembawa panas segera didorong ke dalam 1/3 koronal guttap perca.

Sebagian terbakar oleh plugel bila diambil dari saluran akar. Condenser vertical dengan ukuran yang sesuai dimasukan dan

tekanan vertical dikenakan pada guttap perca yang telah dipanasi untuk mendorong guttap perca yang menjadi plastis ke arah apikal

Apikalis panas berganti oleh pembawa panas dan condenser diulangi sampai guttap perca plastis menutup saluran aksesori besar dan mengisi luman saluran dalam 3 dimensi – foramen apikal. Bagian sisa saluran diisi dengan potongan tambahan guttap perca panas.

Metode seksional (teknik plugger)Dapat digunakan untuk mengisi saluran kea rah apikal dan lateralTeknik menggunakan suatu bagian kerucut guttap perca untuk mengisi suatu bagian 1/3 saluran akar / ujung apikalTahapan :

Dinding saluran akar dilapisi semen Pluger saluran dimasukan sampai 3-4mm dari apeks dipanaskan dalam

sterilitator garam panas (1011) Kerucut guttap perca dipotong beberapa bagian sesuai dengan ukuran

saluran yang telah dipreparasi dengan panjang 3-4mm Potong apikal ditempelkan pada pluger yang telah dipanasi, dimasukan

ke dalam saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur dan ditekan kea rah vertical

Pluger dilepas dengan hati-hati untuk mencegah ke luarnya bagian guttap perca yang dimasukan

Page 27: PERAWATAN PULPCAPPING

Dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian yang dikondensasi

Bagian berikutnya dimasukan kedalam eukaliptol, dipanaskan tinggi diatas nyala api dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertical untuk memampatkan pengisi

Metode kompaksi

Menggunakan panas untuk mengurangi viskositas guttap perca dan menaikan plastisitasnya

Digunakan untuk pengisi saluran yang lurus Menggunakan metode step back

Metode Inverted cone

Digunakan terbatas pada gigi dengan saluran kecil, berkelok-kelok, yang tidak dapat diisi dengan kerucut guttap perca secara lepas

Metode Role Gutta perca

Untuk mengisi saluran kecil bahan tersebut yang bengkok