perawat profesional

18
1. Apakah yang di maksud dengan profesi ? SCHEIN, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat HUGHES, E.C (1963) Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya DANIEL BELL (1973) Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat PAUL F. COMENISCH (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu K. BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama SITI NAFSIAH Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab

Upload: made-aryawa-putra

Post on 11-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

zz

TRANSCRIPT

Page 1: Perawat Profesional

1.Apakah yang di maksud dengan profesi ? SCHEIN, E.H (1962)Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat HUGHES, E.C (1963)Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya DANIEL BELL (1973)Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat PAUL F. COMENISCH (1983)Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama KAMUS BESAR BAHASA INDONESIAProfesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu K. BERTENSProfesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama SITI NAFSIAHProfesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab DONI KOESOEMA AProfesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat Maka Kesimpulannya pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. 

Page 2: Perawat Profesional

2. karakteristik sebuah profesi ?Karakteristik Profesi1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik professional sebagai berikut :a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahanb. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritisc. Kemampuan menyelesaikan masalahd. Pengembangan diri secara berkesinambungane. Pendidikan formalf. System pengesahan terhadap kompetensig. Penguatan secara legal terhadap standart professionalh. Praktik berdasarkan etiki. Hukum terhadap malpraktikj. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakatk. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktik yang otonom.

Menurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah:

1. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber

penghasilan utama;

2. Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan

karier profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap

kariernya;

3. `Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus yang

diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama;

4. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip

dan teori-teori;

5. Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan

khusus klien;

6. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif klien;

7. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri.

Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya;

8. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,

standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan

batasan peraturan untuk profesi;

9. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan

pengetahuan mereka dianggap khusus;

10. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan

mengadakan advertensi atau mencari klien.

Page 3: Perawat Profesional

3.Mengapa Keperawatan disebut profesi ?Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai berikut : 

1. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu pengetahuan keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu keperawatan klinik, ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan komunitas , cabang ilmu penunjang.

2. Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi salah satunya mempunyai kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan pada tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya, dan di negara Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang telah ditetapkan pada musyawarah nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.

3. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat sebagai profesi karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan keperawatan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai dari jenjang D III Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.

4. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi. Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian asuhan keperawatan (askep) dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.

5. Mempunyai perhimpunan Organisasi Profesi. Perawat dikatakan sebagai profesi karena keperawatan memiliki organisasi profesi sendiri yaitu PPNI. Profesi perawat diakui karena memang keperawatan harus memiliki organisasi profesi yakni yang disebut dengan PPNI. organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.

6. Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai sebuah profesi karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.

7. Otonomi. Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 ).

4. Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1.    Memiliki body of knowledge

Page 4: Perawat Profesional

Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori yang spesifik dan sistematis yang dikembangan melalui penelitian. Penelitian keperawatan yang dilakukan pada tahun 1940, merupakan titik awal perkembangan keperawatan. Pada tahun 1950 dengan semakin berkembangnya penelitian yang dilakukan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam dunia pendidikan keperawatan dan pada tahun 1960 penelitian lebih banyak dilakukan pada praktik keperawatan. Sejak tahun 1970, penelitian keperawatan lebih banyak dilakukan dengan memfokuskan diri pada praktik yang dihubungkan dengan isu-isu yang ada pada saat itu.

Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan diri sebagai profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan keperawatan telah dikembangkan melalui teori-teori keperawatan. Model teori memberikan kerangka kerja bagi kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori keperawatan mendorong ke arah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik keperawatan.

2.    Berhubungan dengan nilai-nilai sosial

Kategori ini mendorong profesi untuk mendapatkan penghargaan yang cukup baik dari masyarakat. Keperawatan telah diberi kepercayaan untuk menolong dan melayani orang lain/klien. Pada awalnya perawat diharapkan dapat menyisihkan sebagian besar waktunya untuk melayani, tetapi dengan semakin berkembangnya ilmu keperawatan tuntutan tersebut telah bergeser, perawat juga mengharapkan kompensasi dan mempunyai kehidupan yang lain disamping perannya sebagai perawat.

Karakteristik keperawatan merupakan suatu bentuk yang relevan dengan nilai-nilai masyarakat, seperti pentingnya kesehatan, kesembuhan dan keperawatan.

Masyarakat pada umumnya mengakui bahwa perawat mempunyai tugas untuk melawan klien dan juga melakukan upaya-upaya dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit tetapi masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui bahwa perawat adalah sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya usaha dari perawat itu sendiri agar dapat meyakinkan masyarakat guna mendapatkan pengakuan sesuai dengan yang diinginkannya.

3.    Masa pendidikan

Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme yang dituju serta tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan praktik. Menurut Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan dua area penting yaitu teori dan praktik yang sampai saat ini masih dianut. Perkembangan pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan bidang ilmu yang lain, yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan perubahan yang sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan keperawatan secara bertahap keperawatan beralih dari yang semulai berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus pada asuhan keperawatan yang efektif serta menggunakan pendekatan holisitik dan proses keperawatan.

4.    Motivasi

Motivasi untuk bekerja merupakan kategori keempat dari Pavalko. Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam kelompok. Motivasi diartikan sebagai suatu

Page 5: Perawat Profesional

perhatian yang mengutamakan pelayanan kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat bahwa saat ini anak-anak muda menginginkan menempuh pendidikan tinggi agar dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik seperti mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak diasosiasikan dengan profesi keperawatan, walaupun demikian banyak perawat yang melakukan pelayanannya dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan baik.

5.    Otonomi

Kategori kelima Pavalko adalah kebebasan untuk mengontrol dan mengatur dirinya sendiri. Profesi mempunyai otonomi untuk regulasi dan membuat standar bagi anggotanya. Hak mengurus diri sendiri merupakan salah satu tujuan dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti keperawatan mempunyai status dan dapat mengontrol seluruh kegiatan praktik anggotanya. Otonomi juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam bekerja dan pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang dilakukannya.

6.    Komitmen

Kategori keenam adalah komitmen untuk bekerja. Manusia yang komitmen untuk bekerja menunjukkan adanya suatu keunggulan, untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya kemangkiran, menekuni pekerjaannya seumur hidup atau dalam periode waktu yang lama. Komitmen perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi karena kebanyakan dari perawat adalah wanita, yang harus membagi perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering mengalami konflik yang berkepanjangan dan kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.

Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen, karena dengan adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.

7.    Kesadaran bermasyarakat

Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai anggota kelompok yang ikut mengambil bagian dalam persamaan pedoman, nasib serta memiliki kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-simbol yang dikenal masyarakat sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti seragam putih, pin dan cap. Walaupun akhir-akhir ini banyak yang mengubah identitas tersebut, tetapi perawat telah memiliki perasaan yang kuat untuk tetap bersatu dalam kelompoknya.

8.    Kode etik

Eksistensi kode etik merupakan kategori terakhir dari Pavalko. Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang membimbing perawat dalam praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.

Etika keperawatan ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu, selain itu juga menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara suka rela diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat yang mempengaruhi kehidupan dari pasien dan keluarganya. Ciri dari praktik profesional adalah

Page 6: Perawat Profesional

adanya komitmen yang kuat terhadap kepedulian individu, khususnya kekuatan fisik, kesejahteraan dan kebebasan pribadi, sehingga dalam praktik selalu melibatkan hubungan yang bermakna. Oleh karena itu seorang profesional harus memiliki orientasi pelayanan, standar praktik dan kode etik untuk melindungi masyarakat serta memajukan profesi.

Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi yang harus disertai dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang disebut dengan profesionalisasi (Kelly dan Joel, 1995). Karakteristik profesi yaitu: 1. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan (body of knowledge) melalui penelitian. 2. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain. 3. Pendidikan yang memenuhi standar. 4. Terdapat pengendalian terhadap praktik. 5. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountable) terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan. 6. Merupakan karier seumur hidup. 7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

4. Menurut analisa daa karakteristik/profesi manakah dalam kep. Yang belum optimal ?

5. Jelaskan ttg ilmu dan kiat-kiat kep. Beserta contoh?

Kiat Keperawatan (Nursing Arts)Nursing arts (kiat keperawatan) :1. Nursing is caringMemberikan asuhan keperawatan tanpa membeda-bedakan klien2. Nursing is sharingSelalu melakukan diskusi dengan perawat lain, anggotatim kesehatan maupun klien3. Nursing is laughingSenyum merupakan salah satu kiat untuk memberikan rasa nyaman kepada klien4. Nursing is cryingMenerima respon emosional baik dari klien maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun duka5. Nursing is touchingMenggunakan sentuhan untuk menciptakan rasa nyaman6. Nursing is helpingAsuhan keperawatan dilakukan untuk menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya7. Nursing is believing in othersMeyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya8. Nursing is trustingMenjaga kepercayaan orang lain/klien dengan menjaga mutu asuhan keperawatan9. Nursing is believing in self

Page 7: Perawat Profesional

Meyakini bahwa dirinya memiliki pengetahuan dan mampu menolong orang lain dalam memelihara kesehatannya10. Nursing is learningSelalu belajar dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan profesional11. Nursing is respectingMemperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain/klien dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien12. Nursing is listeningMau menjadi pendengar yang baik saat klien mengeluh13. Nursing is doingMelakukan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan pengetahuannya14. Nursing is feelingDapat menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi, dan rasa puas klien15. Nursing is acceptingDapat menerima diri sendiri sebelum dapat menerima orang lain(Gaffar, 1999)

6. Jelaskan tentang prinsip pelayanan kep. Profesional?

 Macam-macam Prinsip etika keperawatan/pelayanan kep.Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari: Autonomy (Otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Beneficience (Berbuat Baik)

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi. Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan . Non Maleficience (tidak merugiakan)

Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik. Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

Page 8: Perawat Profesional

Fidelity (loyalty/ketaatan)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan. Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah. Akuntabilitas (accountability) 

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar  pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. Moral Right

a. AdvokasiAdvokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak – hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat dalam mempraktekan keperawatan profesionalb. Responsibilitas ( tanggung jawab )Eksekusi terhadap tugas – tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan memberikannya dengan aman dan benar.c. LoyalitasSuatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Nilai ( Value )

Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang.Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatanNilai dalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang.Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah :1. kejujuran2. Lemah Lembut3. Ketepatan4. Menghargai Orang lain

SIKAP  MELINDUNGI  PASIEN  (ADVOCACY)       Sikap melindungi pasien (advocacy) mempunyai pemahaman kemampuan seseorang (perawat) untuk memberikan suatu pernyataan/pembelaan untuk kepentingan pasien. Advocacy merupakan kamampuan untuk bisa melakukan suatu kegiatan ataupun berbicara untuk kepentingan orang lain dengan tujuan memberikan perlindungan hak pada orang tersebut .

Page 9: Perawat Profesional

           Advocacy sering digunakan dalam konteks hukum yang berkaitan dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri. Arti advocacy menurut Ikatan Perawat Amerika/ANA (1985) adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.      Perawat sebagai advokat pasien berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasien, membela kepentingan pasien dan membantu pasien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Peran advocacy sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh pasien. Perawat juga harus melindungi dan memfasilitasi keluarga/masyarakat dalam pelayanan keperawatan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS        Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan salah satu persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan profesional. Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang mempengaruhi seperti nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawatan dan prinsip- prinsip etik.        Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat keputusan etis antara lain faktor agama dan adat istiadat, sosial, ilmu pengetahuan/teknologi, legalisasi/keputusan juridis, dana/keuangan, pekerjaan/posisi pasien maupun perawat, kode etik keperawatan dan hak-hak pasien.1. Faktor agama dan adat istiadat.

Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianutnya.1. Faktor  sosial.

Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan.

2.      Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang.Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.

Page 10: Perawat Profesional

3.      Faktor legislasi dan keputusan juridis.Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik.Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan.

4.      Faktor dana/keuangan.Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.

5.      Faktor pekerjaan.Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.

6.      Kode etik keperawatan.Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan etis.

7.      Hak-hak pasien.Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.

Kompetensinya :

-     menggunakan ilmu penetahuan yang diperolehnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan

-     melakukan tindakan/keterampilan keperawatn untuk memenuhi untuk memenuhi kebutuhan klien

Page 11: Perawat Profesional

-     memberikan perawatan terhadap klien yang mengalami gangguan fungsi sistim tubuh

-     memberikan perawatan terhadap klien yang mengalami gangguan mental

-     memberikan perawatan kebidanan terhadap klien yang memerlukannya

-     memberikan perawatan terhadap anak yang mengalami masalah kesehatan tertentu

-     memberikan perawatan terhadap klien usia lanjut

-     memberikan perawatann terhadap klien dalam keadaan terminal dan sakaratul maut

-     memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesehatan tertentu

-     memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenang, tanggung jawab dan etika profesiFungsi No. 4 yaitu Melaksanakan dokumentasi keperawatanKompetensinya :

-     Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

-     Mengidentifikasi perubahan yang perlu diadakan dalam rencana perawatan

-     Mendokumentasikan tindakan perawatan

Fungsi No. 5 yaitu Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya

Kompetensinya :

-     Menciptakan komunikasi yang efektif dengan teman sejawat dan petugas lain

-     Menerapkan keterampilan manajemen

PERAN PERAWAT

Perawat mempunyai peran penting terhadap klien, berikut beberapa peran perawat yaitu :

1. Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien

Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang

diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya.

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang

sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat

adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan

mampu membela hak-hak klien seperti hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi

tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaian.

Peran ini dilakukan untuk :

Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi

kesehatannya.

Page 12: Perawat Profesional

Memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien

2. Peran Sebagai Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan

kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta

sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Peran Sebagai Kolaborator

Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari

dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan

keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk

pelayanan selanjutnya.

4. Peran Sebagai Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan

yang tepat untuk diberikan. 

5. Peran Sebagai Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,

perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan

keperawatan.

6. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

Perawat bertugas menjaga dan memperhatikan kondisi klien.