bab i pendahuluan -...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan. Peran sentral rumah sakit yaitu: menyediakan pelayanan paripurna, penyembuhan penyakit dan pencegahan penyakit kepada masyarakat (World Health Organization, 2015). Sedangkan menurut Undang-Undang Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa, dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna rumah sakit menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebagai penyedia pelayanan kesehatan, rumah sakit bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, rumah sakit yang mampu bertahan dalam persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan pasien. Kepuasan pasien dapat dicapai dengan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan). Memberikan pelayanan pada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, mempunyai peranan besar terhadap pencapaian efisiensi, mutu dan citra rumah sakit (Nursalam, 2014). Keperawatan sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit, wajib memberikan pelayanan keperawatan yang prima, efisien, efektif, dan

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Rumah sakit memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan. Peran

    sentral rumah sakit yaitu: menyediakan pelayanan paripurna, penyembuhan penyakit

    dan pencegahan penyakit kepada masyarakat (World Health Organization, 2015).

    Sedangkan menurut Undang-Undang Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 44

    Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa, dalam menyelenggarakan

    pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna rumah sakit menyediakan

    pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebagai penyedia pelayanan

    kesehatan, rumah sakit bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

    berkualitas, rumah sakit yang mampu bertahan dalam persaingan adalah rumah sakit

    yang berorientasi pada kepuasan pasien.

    Kepuasan pasien dapat dicapai dengan pelayanan keperawatan yang

    berkualitas. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

    merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan

    kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,

    baik sehat maupun sakit (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

    2014 Tentang Keperawatan). Memberikan pelayanan pada individu, keluarga,

    kelompok, atau masyarakat, mempunyai peranan besar terhadap pencapaian efisiensi,

    mutu dan citra rumah sakit (Nursalam, 2014).

    Keperawatan sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan di rumah

    sakit, wajib memberikan pelayanan keperawatan yang prima, efisien, efektif, dan

  • 2

    produktif kepada masyarakat. Huber (2006, dalam Sugiharto, et al. 2012)

    mengemukakan di rumah sakit perawat memiliki peran fundamental yang luas selama

    24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, dan berdampak pada kualitas, efisiensi, dan

    efektivitas layanan kesehatan. Thomson, et al. (2007, dalam Sugiharto, et al. 2012)

    mengatakan bahwa perawat merupakan kelompok pemberi jasa layanan kesehatan

    terbesar di rumah sakit yang jumlahnya mencapai 40% - 60%, mengerjakan hampir

    90% layanan kesehatan rumah sakit melalui asuhan keperawatan dan sangat

    berpengaruh pada hasil akhir (outcomes) pasien.

    Profesionalisme keperawatan menekankan pada peningkatan mutu

    pelayanan sebagai suatu kewajiban moral profesi untuk melindungi masyarakat

    terhadap praktik yang tidak profesional. Pelayanan keperawatan profesional dapat

    diwujudkan dengan cara pengembangan model praktik keperawatan profesional

    (Keliat, 2006). Menurut hasil penelitian Hoffart & Woods (1996, dalam Sitorus, 2006)

    mengemukakan bahwa dengan pengembangan model praktik keperawatan

    profesional dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

    Berkembangnya sistem informasi dan teknologi dalam menghadapi era

    globalisasi memberikan dampak positif bagi pola pikir masyarakat, terutama pada

    bidang kesehatan. Fenomena ini dapat dilihat dari semakin tinginya tuntutan

    masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas (Kompasiana, 2014).

    Tingginya tuntutan masyarakat tersebut dalam sistem pelayanan keperawatan perlu

    adanya perubahan. Salah satu pelaksanaan perubahan adalah memberikan asuhan

    keperawatan yang berkualitas dengan manajerial keperawatan yang andal (Nursalam,

    2014).

    Model metode asuhan keperawatan profesional adalah suatu model yang

    digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien (Sitorus, 2006).

  • 3

    Nursalam (2014) menyatakan sistem model metode asuhan keperawatan profesional

    (MAKP) merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat standar, proses

    keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Empat unsur tersebut

    digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan model metode asuhan

    keperawatan profesional (Nursalam, 2014).

    Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan,

    oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu

    pelayanan asuhan keperawatan. Memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan

    keperawatan yang berkualitas, rumah sakit perlu mengembangkan suatu model

    metode asuhan keperawatan profesional yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan

    pasien (Suarli, 2011). Hasil penelitian Megaliyana (2011) dalam penelitiannya

    mengemukakan bahwa dengan penggunanaan model metode asuhan keperawatan

    tim memiliki kepuasan pasien yang lebih tinggi daripada penggunaan fungsional.

    Terdapat empat jenis model metode asuhan keperawatan yang sudah ada

    dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan

    keperawatan. Empat diantaranya adalah metode asuhan keperawatan fungsional

    (bukan model MAKP), metode asuhan keperawatan profesional kasus, metode

    asuhan keperawatan profesional tim dan model asuhan keperawatan profesional

    primer Houston, et al. (1998 dalam Nursalam, 2014). Penerapan model metode

    asuhan keperawatan profesional di rumah sakit, perawat dapat memahami tugas serta

    tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap pasien dan keluarga sejak masuk hingga

    keluar rumah sakit sehingga memfasilitasi pemberian asuhan keperawatan yang

    didasarkan pada nilai-nilai profesional (Sitorus, 2006).

    Pengembangan model praktik keperawatan profesional telah dikembangkan

    di berbagai Negara termasuk rumah sakit di Indonesia. Di Indonesia rumah sakit

  • 4

    yang mengembangkan model praktik asuhan keperawatan profesional salah satunya

    adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Model praktik asuhan

    keperawatan profesional di RSCM mengembangkan model yang didasarkan dari

    berbagai model di luar negeri (Sitorus, 2006). Model yang dikembangkan oleh Sitorus

    di RSCM merupakan penataan struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan

    pada tingkat ruang rawat sehingga memungkinkan pemberian asuhan keperawatan

    yang profesional.

    Analisis tentang struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan yang

    ada di rumah sakit Indonesia saat ini sulit untuk menerapkan proses seperti yang

    dilakukan di luar negeri. Dilihat dari struktur, mayoritas tenaga yang bekerja di rumah

    sakit mayoritas lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan DIII keperawatan

    sedangkan S1 Keperawatan jumlahnya sangat sedikit (Sitorus, 2006). Jumlah yang

    sangat sedikit dapat dilihat dari alokasi CPNS Pemerintah kabupaten Blitar tahun

    2014 untuk lulusan DIII keperawatan sebanyak 8 orang, dan 2 orang untuk lulusan

    S1 keperawatan+NERS (Seleksi CPNS Kabupaten Blitar, 2014, ¶ 1,

    www.blitarkab.go.id, diperoleh tanggal 10 Oktober 2015). Jumlah tenaga keperawatan

    di ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo untuk lulusan DIII keperawatan sebanyak 11

    orang, dan 3 orang untuk lulusan S1 Keperawatan+NERS.

    Penelitian tentang penerapan Model Metode Asuhan keperawatan

    Profesional telah dilakukan sebelumnya oleh Andriani, Armanu, dan Kuswantoro

    pada tahun 2012 tentang kepuasan kerja perawat pada aplikasi metode tim primer

    dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan di rumah sakit Dr. Saiful Anwar

    Malang. Tujuan penelitian Andriani, Armanu, dan Kuswantoro adalah untuk

    mengetahui perbedaan kepuasan perawat sebelum dan sesudah pemberian intervensi

    metode tim primer. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh aplikasi metode tim

    http://www.blitarkab.go.id/

  • 5

    primer terhadap kepuasan kerja perawat digunakan indikator yang terdiri dari

    kepuasan, pekerjaan itu sendiri, promosi, supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja.

    Hasil penelitian setelah intervensi penerapan metode tim primer diperoleh hasil

    bahwa kondisi kerja sangat mempengaruhi kepuasan kerja.

    Penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

    Asuhan Keperawatan di ruang interna telah dilakukan oleh Yusuf pada tahun 2013,

    menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pengetahuan, motivasi,

    dan beban kerja terhadap penerapan asuhan keperawatan. Pengetahuan sangat

    berpengaruh dalam menerapkan asuhan keperawatan, untuk itu perawat dituntut agar

    selalu mengembangkan ilmunya sehingga pelayanan keperawatan dapat terlaksana

    dengan baik.

    Faktor lain yang mempengaruhi penerapan Asuhan Keperawatan

    Profesional yaitu motivasi kerja. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah

    komponen upah gaji, pekerjaan, pengawasan, promosi karir, kelompok kerja dan

    kondisi (Yusuf, 2013). Selain faktor tersebut untuk meningkatkan motivasi kerja,

    rumah sakit perlu memberikan insentif kepada tenaga perawat yang berprestasi

    sehingga dalam penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional dapat berjalan

    dengan baik (Apriyanti, 2008).

    Faktor beban kerja yang tinggi pada perawat dapat menyebabkan penerapan

    asuhan keperawatan yang tidak optimal. Mengatasi beban kerja perawat yang tinggi

    jumlah perawat harus sebanding dengan jumlah pasien yang ada disetiap ruang rawat

    inap, agar pelaksanaan kerja dapat terstruktur dengan baik (Yusuf, 2013). Akan tetapi,

    dalam penelitian ini faktor pengetahuan, motivasi dan beban kerja mungkin menjadi

    salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan Metode Asuhan Keperawatan

    Profesional atau ditemukan faktor lain. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ingin

  • 6

    meneliti lebih dalam tentang Penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional

    dengan melakukan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013).

    Hasil wawancara dengan ketua tim perawat di Ruang Dahlia 1 Rumah Sakit

    Ngudi Waluyo Wlingi, sebagai berikut.

    Di ruang dahlia 1 ini digunakan untuk pasien apa dan menggunakan model metode apa pak dalam memberikan asuhan keperawatan? Ruang Dahlia 1 untuk penyakit dalam kelas 1 dan 2 mas, ruang ini menggunakan model metode asuhan keperawatan profesional tim modifikasi. Bagaimana penerapan model metode keperawatan profesional di ruang Dahlia 1 ini pak? faktor apa yang memperlambat dan memperlancar penerapan model metode asuhan keperawatan profesional? Selama ini ya lancar saja mas tapi dalam penerapan metode tim modifikasi yang memperlambat itu karena kurang jumlah perawat. Yang memperlancar penerapannya menurut saya mungkin penambahan jumlah perawat tapi tergantung pemerintah juga mas untuk penetapan jumlah perawat di ruang ini mas, bisa juga dengan pengoptimalan perawat yang sudah bekerja disini dengan dikuliahkan lagi (Santoso, wawancara, 15 Juli 2014).

    Hasil wawancara ditemukan kurang terpenuhinya jumlah perawat di Ruang

    Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang diyakini menyebabkan mutu penerapan

    Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional kurang optimal. Hasil studi

    dokumen menunjukkan bahwa BOR di ruang dahlia 1 pada bulan November tahun

    2015 berjumlah 92,12%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator BOR yang ada

    bisa dikatakan tidak efisien dikarenakan standar nilai BOR menurut Depkes adalah

    BOR = 60 – 85%. Perawat yang bertugas di ruang dahlia 1 berjumlah 12 orang, rata-

    rata jumlah perawat pelaksana yang bertugas per sif 3 orang dan jumlah pasien 22,

    rata-rata 1 perawat memegang 4 pasien. Sebagian besar perawat mengatakan bahwa

    di ruang dahlia 1 jumlah tenaga perawatnya kurang.

    Permasalahan kurangnya jumlah perawat atau beban kerja perawat maka

    perlu mencari penyebab kendala penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan

    Profesional, kemudian setelah itu dibutuhkan kelompok perawat untuk mengadakan

    curah pendapat untuk menemukan akar penyebab masalah sehingga memudahkan

  • 7

    pencarian solusi pemecahan masalahnya. Perangkat yang digunakan untuk mencari

    penyebab masalah mutu adalah diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan atau

    disebut juga diagram ishikawa (Pohan, 2006).

    Berdasarkan latar belakang terdapat tingginya tuntutan masyarakat akan

    pelayanan kesehatan yang berkualitas. Perawat yang merupakan ujung tombak dalam

    pelayanan kesehatan perlu melakukan perubahan dengan memberikan pelayanan

    keperawatan dalam bentuk model metode asuhan keperawatan profesional. Akan

    tetapi dari hasil wawancara dengan ketua tim kendala dalam penerapan model

    metode asuhan keperawatan yaitu kurangnya jumlah perawat, maka dalam penelitian

    ini perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam tentang kendala dalam

    penerapan model metode asuhan keperawatan dengan judul “Penerapan Model

    Metode Asuhan Keperawatan Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

    Kabupaten Blitar”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

    sebagai berikut. “Bagaimana mutu Penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan

    Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar?”

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut.

    1. Tujuan Umum

    Mendiskripsikan mutu Penerapan Model Metode Asuhan

    Keperawatan Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

  • 8

    2. Tujuan Khusus

    a. Mendeskripsikan Penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan

    Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

    b. Mendiskripsikan kendala Penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan

    Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

    c. Merumuskan strategi untuk mengatasi kendala Penerapan Model Metode

    Asuhan Keperawatan Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

    Kabupaten Blitar.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan yang

    hendak dicapai, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    1. Bagi Profesi Keperawatan

    Memberikan informasi tentang bagaimana Penerapan Model Metode

    Asuhan Keperawatan Profesional dan kendala penerapannya, serta

    penyusunan strategi untuk mencari solusi masalah yang terjadi, sehingga bisa

    menambah ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya pada bidang

    manajemen keperawatan.

    2. Bagi Peneliti

    Sarana pembelajaran yang nyata tentang bagaimana Penerapan Model

    Metode Asuhan Keperawatan Profesional pada rumah sakit sehingga

    diharapkan mampu mengetahui kendala penerapan model metode asuhan

    keperawatan profesional serta dapat merumuskan strategi untuk

    mengatasinya.

  • 9

    3. Bagi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

    Memberikan masukan tentang rencana strategi untuk mengatasi

    kendala Penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional sehingga

    dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di

    ruang rawat inap rumah sakit.

    1.5 Definisi Istilah

    Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul skripsi

    “Penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional di RSUD Ngudi

    Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar” yang berimplikasi pada pemahaman isi skripsi,

    perlu memberikan penegasan istilah sebagai berikut.

    1. Penerapan

    Penerapan adalah menerapkan, mempraktekkan, memasangkan

    (http://kamusbesar.com, diperoleh tanggal 19 Agustus 2015). Sedangkan

    menurut Badudu dan Zain (1996, dalam Maria 2012) Penerapan adalah hal,

    cara atau hasil. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

    penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu

    maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah

    dirumuskan.

    2. Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional

    Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

    merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat standar, proses

    keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP, dalam menentukan

    suatu model keempat hal tersebut harus menjadi pertimbangan (Nursalam

    2014). Keuntungan dalam menggunakan MAKP, perawat memiliki hak dan

    http://kamusbesar.com/

  • 10

    tanggung jawab untuk mengambil keputusan secara independen dalam

    pemberian asuhan keperawatan agar tujuan pelayanan keperawatan dalam

    memenuhi kepuasan pasien dapat terwujud. Jika perawat tidak memiliki nilai-

    nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan, maka tujuan pelayanan

    keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.

    1.6 Keaslian Penelitian

    Penelitian dengan judul “Penerapan Model Metode Asuhan Keperawatan

    Profesional di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar” belum pernah

    dilakukan. Penelitian yang memiliki kesamaan variabel adalah sebagai berikut.

    Pada penelitian Megaliyana (2011), dalam penelitiannya tentang “Studi

    Komparatif Penggunaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim dan

    Fungsional Terhadap Kepuasan Klien di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten

    Blitar”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu Model

    Asuhan Keperawatan Profesional tim dan fungsional sedangkan kepuasan klien di

    RSUD Ngudiwaluyo Wlingi Kabupaten Blitar sebagai variabel dependen. Subjek

    penelitian pada penelitian ini pasien rawat inap di Ruang Penyakit Dalam Dahlia 1

    dan 2. Jenis penelitian analitik komparatif, dengan menggunakan sampel 40 dari

    populasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan MAKP Tim memiliki

    tingkat kepuasan klien yang lebih tinggi daripada penggunaan Fungsional di RSUD

    Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

    Persamaan pada penelitian Megaliyana dengan penelitian yang akan saya

    lakukan adalah sama-sama mengangkat masalah MAKP, dan tempat penelitian yang

    sama yaitu RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar. Perbedaan pada penelitian

    Megaliyana dengan penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah subjek

  • 11

    penelitian dan jenis penelitian. Subjek penelitian yang saya gunakan dalam penelitian

    ini adalah perawat di Ruang Penyakit Dalam Dahlia 1. Jenis penelitian yang saya

    gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

    Penelitian kedua Andriani, Armanu, dan Kuswantoro (2012), dalam

    penelitiannya tentang “Kepuasan Kerja Perawat pada Aplikasi Metode Tim Primer

    dalam Pelaksanaan Tindakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar

    Malang”. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang 21

    sebanyak 14 orang. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

    Experimental Design, dengan Static Group Comparison. Tujuan penelitian Andriani,

    Armanu, dan Kuswantoro adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan perawat

    sebelum dan sesudah pemberian intervensi metode tim primer. Untuk mengetahui

    apakah terdapat pengaruh aplikasi metode tim primer terhadap kepuasan kerja

    perawat digunakan indikator yang terdiri dari kepuasan, pekerjaan itu sendiri,

    promosi, supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja. Hasil penelitian setelah

    intervensi penerapan metode tim primer diperoleh hasil bahwa kondisi kerja sangat

    mempengaruhi kepuasan kerja.

    Persamaan pada penelitian Andriani, Armanu, dan Kuswantoro dengan

    penelitian yang akan saya lakukan dalam penelitian ini adalah sama-sama mengangkat

    permasalahan Metode Asuhan Keperawatan Profesional dan subjek penelitian yang

    sama yaitu perawat. Sedangkan Perbedaan pada penelitian Andriani, Armanu, dan

    Kuswantoro dengan penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah jenis

    penelitian, dan tempat penelitian. Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian

    ini adalah deskriptif kualitatif. Tempat penelitian yang saya gunakan dalam penelitian

    ini adalah Ruang Penyakit Dalam Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten

    Blitar.

  • 12

    Penelitian selanjutnya oleh Yusuf (2013), dalam penelitiannya yang berjudul

    “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Asuhan Keperawatan di

    Ruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Prof. H. Alori Saboe Kota Gorontalo”.

    Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu perawat yang bekerja di ruang interna.

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis observasi dengan

    pendekatan Cross Sectional. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

    pengaruh yang signifikan dari pengetahuan, motivasi, dan beban kerja terhadap

    penerapan asuhan keperawatan.

    Persamaan pada penelitian Yusuf dengan penelitian yang akan saya lakukan

    dalam penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu perawat kemudian sama-sama

    mengangkat permasalahan tentang asuhan keperawatan. Sedangkan perbedaan

    penelitian Yusuf dengan penelitian yang akan saya lakukan terdapat pada jenis

    penelitian dan tempat penelitian. Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian

    ini adalah deskriptif kualitatif. Tempat penelitian yang saya gunakan dalam penelitian

    ini adalah Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.