peraturan walikota semarang nomor...

590
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014

Upload: lamxuyen

Post on 07-Jul-2019

281 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2014

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KOTA SEMARANG TAHUN 2015

    PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014

  • 1

    PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

    NOMOR 18 TAHUN 2014

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KOTA SEMARANG TAHUN 2015

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA SEMARANG,

    Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyusunan rencana

    pembangunan Kota Semarang Tahun 2015 dan agar pelaksanaannya dapat terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan serta guna memberi pedoman dalam

    penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2015, maka perlu ditetapkan

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015;

    b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas,

    maka perlu dibentuk Peraturan Walikota Semarang tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

    Kota Semarang Tahun 2015.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

    Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

    Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3851);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  • 2

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );

    5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

    6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

    telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

    Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

    Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

    11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang

    Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976

    Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);

  • 3

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang

    Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan

    di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

    Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan

    Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4585);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 82) ;

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;

    18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

    Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang

    Hibah Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5272);

    21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    Tahun 2010 2014;

  • 4

    22. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang

    Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 101);

    23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

    tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah;

    24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

    tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial

    yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 450), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

    Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber

    dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

    26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014

    tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;

    27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah Tahun 2015;

    28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

    29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);

    30. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi

    Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);

  • 5

    31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007

    tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran

    Daerah Kota Semarang Nomor 13);

    32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan

    Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);

    33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor

    12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);

    34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2031 (Lembaran Daerah Kota

    Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);

    35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2013

    tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kota

    Semarang Tahun 2013 Nomor 12);

    36. Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 ( Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 41), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

    Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota

    Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kota

    Semarang Tahun 2014 Nomor 19).

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

    Pasal 1

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015 merupakan dokumen Perencanaan Tahunan yang berisi penjabaran visi, misi dan kebijakan Walikota Semarang yang penyusunannya berpedoman pada

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Dokumen Perencanaan

    Pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

  • 6

    Pasal 2

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015

    disusun dengan Sistematika sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    BAB VI PENUTUP

    Pasal 3

    Isi beserta uraian Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang

    Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

    Pasal 4

    Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.

    Ditetapkan di Semarang pada tanggal 30 Mei 2014

    WALIKOTA SEMARANG

    ttd

    HENDRAR PRIHADI

    Diundangkan di Semarang

    pada tanggal 30 Mei 2014

    SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG

    ttd

    ADI TRI HANANTO

    BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2014 NOMOR 18

  • 7

    LAMPIRAN

    PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 18 TENTANG

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN 2015

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KOTA SEMARANGTAHUN 2015

    PEMERINTAH KOTA SEMARANG

    TAHUN 2014

  • i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------- i

    DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------- iii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------ I.1

    1.2 Dasar Hukum Penyusunan ---------------------------------------------- I.2

    1.3 Hubungan Antar Dokumen ---------------------------------------------- I.4

    1.4 Maksud dan Tujuan ------------------------------------------------------ I.5

    BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ----------------------------------- II.1

    2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi -------------------------------- II.1

    2.1.1.1 Aspek Geografis -------------------------------------- II.1

    2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ------------------ II.4

    2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana --------------------------- II.8

    2.1.1.4 Demografi --------------------------------------------- II.9

    2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ---------------------------- II.11

    2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.11

    2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ------------------------ II.14

    2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ----------------- II.17

    2.1.3 Aspek Pelayanan Umum --------------------------------------- II.17

    2.1.3.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib ------------------- II.17

    2.1.3.2 Fokus Pelayanan Urusan Pilihan ----------------- II.30

    2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ------------------------------------- II.29

    2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ------------ II.31

    2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur ---------- II.33

    2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi --------------------------- II.35

    2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia --------------------- II.37

    2.2 Evaluasi Pelaksanaan RKPD 2013 Kota Semarang --------------- II.37

    2.2.1 Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang

    Tahun 2013 --------------------------------------------------- II.37

    2.2.2 Capaian Kinerja Program Masing-masing Urusan -------- II.39

    2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ------------------------------- II.79

    2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

    Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah -------------- II.79

    2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

    Pemerintahan Daerah ----------------------------------------- II.87

    BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

    KEUANGAN DAERAH

    3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ------------------------------------- III.1

    3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan

    Tahun 2014 ----------------------------------------------------- III.1

    3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

    2015 --------------------------------------------------------------- III.3

    3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daearh ----------------------------------- III.4

    3.2.1 Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan

    Daerah RKPD Tahun 2013 . III.5

    3.2.2 Neraca Daerah -------------------------------------------------- III.8

    3.2.3 Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2015 -------- III.11

    3.2.4 Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah ------------------ III.14

  • ii

    3.2.5 Pengeluaran Derah --------------------------------------------- III.17

    3.2.5.1 Belanja Daerah Tahun 2015 ----------------------- III.17

    3.2.5.2 Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2015 ----------- III.17

    BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan --------------------------------- IV.1

    4.2 Prioritas Pembangunan ------------------------------------------------ IV.11

    4.2.1 Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan tahun

    2015 yang Dimunculkan . IV.11

    BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ------------------ V.1

    5.2 Rencana Kerja Tahun 2015 ------------------------------------------- V.3

    BAB VI. PENUTUP

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Semarang II.1

    Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun

    2013

    II.9

    Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Kelamin

    Tahun 2013

    II.10

    Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur Tahun

    2012-2013

    II.10

    Tabel 2.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan th 2012-2013 II.11

    Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku th 2012-2013 II.12

    Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor

    Pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-

    2013

    II.12

    Tabel 2.8 Indeks Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.13

    Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang Tahun

    2011-2013

    II.14

    Tabel 2.10 IPM Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.14

    Tabel 2.11 Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang

    Tahun 2011-2013

    II.14

    Tabel 2.12 Nilai TPAK-TPT Kota Semarang Tahun 2011-2013 II.14

    Tabel 2.13 Kondisi Jalan Kota Semarang Kota Semarang Tahun 2012-

    2013

    II.18

    Tabel 2.14 Kondisi Jalan Kota Semarang Kota Semarang Tahun 203 per

    Wilayah Kecamatan

    II.18

    Tabel 2.15 Profil Pompa dan Polder Pengendali Banjir Tahun 2012-2013 II.19

    Tabel 2.16 Kondisi PJU Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.19

    Tabel 2.17 Perumahan Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.19

    Tabel 2.18 Luas RTH Kota Semarang Tahun 2013 II.20

    Tabel 2.19 Titik Reklame Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.20

    Tabel 2.20 Urusan Perhubungan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.21

    Tabel 2.21 Urusan Perhubungan (titik parkir) di Kota Semarang Tahun

    2012-2013

    II.22

    Tabel 2.22 Urusan Perhubungan (kendaraan) di Kota Semarang Tahun

    2012-2013

    II.22

    Tabel 2.23 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang

    Tahun 2013

    II.23

  • iv

    Tabel 2.24 Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak di Kota

    Semarang Tahun 2013

    II.24

    Tabel 2.25 Urusan Sosial di Kota Semarang Tahun 2013 II.25

    Tabel 2.26 Urusan Koperasi dan UMKM di Kota Semarang Tahun 2012-

    2013

    II.25

    Tabel 2.27 Urusan Penanaman Modal di Kota Semarang Tahun 2012-

    2013

    II.26

    Tabel 2.28 Urusan Kearsipan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.29

    Tabel 2.29 Urusan Komunikasi dan Informatika di Kota Semarang

    Tahun 2012-2013

    II.29

    Tabel 2.30 Urusan Perpustakaan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.30

    Tabel 2.31 Urusan Pertanian di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.30

    Tabel 2.32 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2013 II.33

    Tabel 2.33 Jumlah Perijinan di Kota Semarang Tahun 2012-2013 II.36

    Tabel 2.34 Data Jumlah Wajib Pajak Daerah dan Jumlah Penerimaan

    Pajak Daerah Tahun 2012-2013

    II.36

    Tabel 2.35 Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pada Masing-masing

    Urusan Tahun Anggaran 2013

    II.37

    Tabel 2.36 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target

    RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pendidikan

    II.39

    Tabel 2.37 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kesehatan

    II.42

    Tabel 2.38 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pekerjaan Umum

    II.44

    Tabel 2.39 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perumahan

    II.46

    Tabel 2.40 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target

    RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Penataan Ruang

    II.47

    Tabel 2.41 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perencanaan Pembangunan

    II.48

    Tabel 2.42 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perhubungan

    II.49

    Tabel 2.43 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Lingkungan Hidup

    II.50

    Tabel 2.44 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pertanahan

    II.52

    Tabel 2.45 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

    II.52

    Tabel 2.46 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    II.53

    Tabel 2.47 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

    II.54

  • v

    Tabel 2.48 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Sosial

    II.55

    Tabel 2.49 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Ketenagakerjaan

    II.57

    Tabel 2.50 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Koperasi dan UKM

    II.58

    Tabel 2.51 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Penanaman Modal

    II.59

    Tabel 2.52 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kebudayaan

    II.59

    Tabel 2.53 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemuda Dan Olahraga

    II.60

    Tabel 2.54 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kesbangpol Dalam Negeri

    II.62

    Tabel 2.55 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepagawaian dan Persandian

    II.63

    Tabel 2.56 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Ketahanan Pangan

    II.67

    Tabel 2.57 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat

    II.68

    Tabel 2.58 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Statistik

    II.70

    Tabel 2.59 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kearsipan

    II.70

    Tabel 2.60 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Komunikasi dan Informatika

    II.71

    Tabel 2.61 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perpustakaan

    II.72

    Tabel 2.62 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pertanian

    II.72

    Tabel 2.63 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kehutanan

    II.75

    Tabel 2.64 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan ESDM

    II.74

    Tabel 2.65 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Pariwisata

    II.75

    Tabel 2.66 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Kelautan dan Perikanan

    II.76

    Tabel 2.67 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perdagangan

    II.77

    Tabel 2.68 Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2013 dan Pencapaian Target RPJMD Tahun 2010-2015 pada Urusan Perindustrian

    II.78

    Tabel 2.69 Permasalahan Tahun 2015 Terkait dengan RPJMD II.79

    Tabel 3.1 Indikator Ekonomi Daerah Kota Semarang Tahun 2011 s/d

    2014

    III.1

  • vi

    Tabel 3.2 Proyeksi Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2015 III.2

    Tabel 3.3 Evaluasi Kapasitas Keuangan Daerah Tahun 2015 Kota

    Semarang

    III.6

    Tabel 3.4 Proyeksi Kapasitas Keuangan Daerah RPJMD Kota Semarang Tahun 2011-2015

    III.6

    Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang

    III.7

    Tabel 3.6 Realisasi Belanja Daerah Kota Semarang

    III.8

    Tabel 3.7 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang

    Tahun 2010, 2011 dan proyeksi 2012 - 2013

    III.8

    Tabel 3.8 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kota SemarangTahun 2011 dan proyeksi 2012-2013

    III.11

    Tabel 3.9 Prosentase Sumber Pendapatan Daerah Kota Semarang 2012 s/d 2014

    III.12

    Tabel 3.10 Prosentase Pertumbuhan Pendapatan DaerahKota Semarang 2012 s/d 2014

    III.13

    Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan DaerahKota Semarang Tahun 2015

    III.14

    Tabel 3.12 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2012 2014 dan Proyeksi 2015

    III.15

    Tabel 3.13 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKota Semarang Tahun 2015

    III.15

    Tabel 3.14 Perhitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Yang Mengikat RKPD Kota Semarang Tahun 2015

    III.18

    Tabel 3.15 Penggunaan Pembiayaan Pembangunan Tahun 2015 III.19

    Tabel 4.1 Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    serta kesesuaian dengan Sapta Program

    IV.3

    Tabel 4.2 Keselarasan Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD

    2010-2015 dengan Program Prioritas Pembangunan Daerah

    dalam RKPD

    IV.16

    Tabel 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun 2014

    IV.20

    Tabel 5.1 Rekapitulasi Pagu/ Indikatif Rencana Program/ Kegiatan

    Tahun 2015 Berdasarkan Urusan Kewenangan

    Pemerintahan serta SKPD Kewenangan

    V.1

    Tabel 5.2 Pagu Indikatif Rerncana Program/ Kegiatan Tahun 2015

    Urusan Wajib

    V.4

    Urusan Pendidikan V.4

    Urusan Kesehatan V.21

    Urusan Pekerjaan Umum V.41

    Urusan Perumahan V.66

    Urusan Penataan Ruang V.76

  • vii

    Urusan Perencanaan Pembangunan V.84

    Urusan Perhubungan V.91

    Urusan Lingkungan Hidup V.99

    Urusan Pertanahan V.116

    Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil V.117

    Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak V.121

    Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera V.124

    Urusan Sosial V.125

    Urusan Ketenagakerjaan V.133

    Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah V.137

    Urusan Penanaman Modal Daerah V.141

    Urusan Kebudayaan V.146

    Urusan Pemuda dan Olahraga V.151

    Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri V.154

    Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm. Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian

    V.167

    Urusan Ketahanan Pangan V.255

    Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa V.258

    Urusan Statistik V.395

    Urusan Kearsipan V.396

    Urusan Komunikasi dan Informatika V.397

    Urusan Perpustakaan V.400

    Tabel 5.3 Pagu Indikatif Rerncana Program/ Kegiatan Tahun 2015 Urusan Pilihan

    V.404

    Urusan Pertanian V.404

    Urusan Kehutanan V.409

    Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral V.410

    Urusan Pariwisata V.411

    Urusan Kelautan dan Perikanan V.413

    Urusan Perdagangan V.417

    Urusan Perindustrian V.423

    Tabel 5.4 Kegiatan Yang Diusulkan Melalui Sumber Dana DAK dan

    BANKEU PROVINSI Tahun 2015

    V.426

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang

    Nomor 12 Tahun 2008 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan

    pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional.

    Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara

    sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan.

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana

    Pembangunan Tahunan Daerah merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan

    jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

    RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down

    dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

    54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD,

    penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan

    Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD.

    Rancangan Awal RKPD merupakan arahan dan panduan bagi SKPD untuk

    menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun perencanaan.

    Rancangan Awal RKPD memuat antara lain evaluasi pelaksanaan RKPD tahun

    sebelumnya (n-1), rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan,

    prioritas dan sasaran pembangunan; dan rencana program prioritas daerah.

    1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

    Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

    daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,

    Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

    yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

    Negera Republik Indonesia Nomor 3851);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );

    5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan

    dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4410);

    6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.2

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

    diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

    2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4438);

    9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    10. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

    dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

    Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

    11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

    Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya

    Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    3079);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan

    Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga,

    Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah

    Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah

    Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

    Nomor 89);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

    dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4585);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

    Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 82) ;

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;

    18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang

    Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4815);

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.3

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara

    Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah,

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

    21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;

    22. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja

    Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

    Nomor 101);

    23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

    terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

    tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006

    tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

    Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

    Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri

    Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan

    Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

    Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

    Tahun 2012 Nomor 540);

    26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan

    Daerah Tahun 2015;

    27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015;

    28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-

    2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E,

    Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

    29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah

    Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014

    Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);

    30. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana

    Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita

    Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.4

    31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara

    Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran

    Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah

    Kota Semarang Nomor 13);

    32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-

    2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan

    Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);

    33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun

    2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011Nomor 12,

    Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);

    34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2031 (Lembaran

    Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah

    Kota Semarang Nomor 61);

    35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014

    (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 12);

    36. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara

    Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan

    Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang

    Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana

    telah diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013

    tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun

    2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan,

    Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah

    dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 20);

    37. Peraturan Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran

    2014 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 41), sebagaimana

    telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota Semarang

    Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota

    Semarang Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah

    Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 19).

    1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

    Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD,

    RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling

    berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran

    pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah

    pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan

    ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD

    sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan berjalan dalam

    satu benang merah yang saling terkait.

    Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan

    Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 I.5

    penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota

    Semarang.

    Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 memperhatikan beberapa unsur

    pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaran-sasaran dan prioritas

    untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang

    akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakan-kebijakan untuk

    melaksanakannya; serta (v) SKPD yang mempunyai kewenangan dalam

    pelaksanaannya.

    1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

    Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 dimaksudkan sebagai upaya

    memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana pembangunan tahunan daerah

    untuk Tahun 2015, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku

    kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah Kota Semarang dalam pelaksanaan

    pembangunan daerah Tahun 2015.

    RKPD Kota Semarang Tahun 2015 merupakan penjabaran RPJMD Kota Semarang

    Tahun 2010-2015 yang memuat kebijakan dan strategi untuk mendukung terwujudnya

    Visi Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju

    Masyarakat Sejahtera. Tema RKPD Kota Semarang 2015 Pengembangan Pencapaian

    Sapta Program dalam kerangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang

    Tahun 2010-2015.

    Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 juga dimaksudkan untuk

    memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan

    pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang

    dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2015. Selain itu penyusunan RKPD

    Tahun 2015 ini juga dimaksudkan untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam

    proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kota

    Semarang.

    Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2015

    adalah sebagai berikut:

    1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2015 yang sesuai

    dengan RJMD Kota Semarang 2010-2015;

    2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang Tahun 2015;

    3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran

    (KUA) Kota Semarang Tahun 2015 serta Prioritas dan Plafon Anggaran

    Sementara (PPAS) Kota Semarang Tahun 2015; dan

    4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (RAPBD) Tahun 2015.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.1

    BAB II

    EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

    CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    Kondisi umum daerah Kota Semarang dapat dilihat dari 3 (tiga) Aspek pencapaian

    sebagai ukuran keberhasilan penyelenggaran pemerintah daerah. Ketiga aspek tersbeut

    yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing

    daerah. Gambaran kondisi masing-masing aspek pencapaian pada tahun 2013 adalah

    sebagai berikut :

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Analisis pada aspek geografi di Kota Semarang dilakukan untuk memperoleh

    gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah,

    dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi,

    antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat

    secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kota Semarang.

    2.1.1.1. Aspek Geografis

    Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas dan batas

    wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi, hidrologi,

    klimatologi dan penggunaan lahan di Kota Semarang.

    a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

    Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15%

    dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat

    adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan

    dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan

    panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Secara administrasi Kota Semarang

    terbagi atas 16 Kecamatan, secara rinci luas masing-masing kecamatan adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1.

    Luas Wilayah Kota Semarang

    No Kecamatan Jml

    Kelurahan

    Luas

    (km2)

    1 Mijen 14 57,55

    2 Gunungpati 16 54,11

    3 Banyumanik 11 25,69

    4 Gajahmungkur 8 9,07

    5 Semarang Selatan 10 5,93

    6 Candisari 7 6,54

    7 Tembalang 12 44,20

    8 Pedurungan 12 20,72

    9 Genuk 13 27,39

    10 Gayamsari 7 6,18

    11 Semarang Timur 10 7,70

    12 Semarang Utara 9 10,97

    13 Semarang Tengah 15 6,14

    14 Semarang Barat 16 21,74

    15 Tugu 7 31,78

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.2

    No Kecamatan Jml

    Kelurahan

    Luas

    (km2)

    16 Ngaliyan 10 37,99

    TOTAL 177 373,70

    Sumber: Semarang Dalam Angka 2012, BPS Kota Semarang

    b. Letak dan Kondisi Geografis

    Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau

    Jawa yang terletak antara garis 60 50 70 10 Lintang Selatan dan garis 1090 35 1100

    50 Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur

    lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah

    yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor

    Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang

    dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten

    Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal.

    Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan

    terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan

    jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional

    Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah

    pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai

    pusat wilayah nasional bagian tengah.

    c. Topografi

    Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah

    dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya

    berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran

    dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan

    kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis

    kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari,

    Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan

    Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang

    Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng

    III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan

    Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian

    wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (>

    50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan

    sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali

    Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.

    Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu

    kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah

    dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya

    berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian antara

    0,75 348,00 mdpl.

    d. Geologi

    Kondisi Geologi Kota Semarang berdasarkan struktur geologinya terdiri atas tiga

    bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah patahan tanah

    bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang

    diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada

    daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan patahan Kali Garang, yang membujur

    arah utara sampai selatan, di sepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit

    Gombel. Daerah patahan lainnya adalah Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya,

    dengan arah patahan melintas dari utara ke selatan.

    Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis

    tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam. Jenis Tanah di

    Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan,

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.3

    asosiasi alluvial kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan

    Komplek Regosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25% wilayah Kota Semarang

    memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30% lainnya

    memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah Kota

    Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu dan alluvial coklat kelabu

    dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh luas Kota Semarang. Sisanya

    merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan grumosol kelabu tua.

    e. Hidrologi

    Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai - sungai

    yang mengalir di Kota Semarang yang terbagi kedalam 4 sistem besar drainase yaitu:

    1. Sistem Drainase Mangkang sebagaimana terdiri atas 2 (dua) sub sistem

    meliputi :Sub Sistem Sungai Mangkang (Sungai Mangkang Kulon, Mangkang

    Wetan dan Plumbon); danSub Sistem Sungai Bringin (Sungai Bringin, Sungai

    Randugarut, Sungai Karanganyar dan Sungai Tapak).

    2. Sistem Drainase Semarang Barat terdiri dari 4 (empat) sub sistem meliputi:

    Sub Sistem Sungai Tugurejo (Sungai Jumbleng, Sungai Buntu, Sungai

    Tambak Harjo dan Sungai Tugurejo);Sub Sistem Sungai Silandak;Sub Sistem

    Sungai Siangker (meliputi saluran Madukoro, Sungai Tawang, Sungai

    Karangayu, Sungai Ronggolawe dan Sungai Siangker); danSub Sistem Bandar

    Udara Ahmad Yani (Saluran Lingkar Selatan Barat yang meliputi Sungai

    Selinga, Sungai Simangu, Sungai Tawang dan Sungai Banteng)

    3. Sistem Drainase Semarang Tengah terdiri dari 8 (delapan) sub sistem

    meliputi:Sub Sistem Sungai Banjir Kanal Barat (Sungai Kripik, Sungai Kreo

    dan Sungai Garang),Sub Sistem Sungai Bulu (Saluran Jl. Hasanudin, Saluran

    Jl. Brotojoyo, Saluran Panggung Kidul dan Saluran Bulu Lor),Sub Sistem

    Sungai Semarang, Sub Sistem Sungai Simpang Lima, Sub Sistem Sungai

    Banger, Sub Sistem Sungai Bandarharjo, Sub Sistem Sungai Asin, Sub Sistem

    Sungai Baru.

    4. Sistem Drainase Semarang Timur terdiri dari 5 (lima) sub sistem meliputi:Sub

    Sistem Banjir Kanal Timur (Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai

    Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Tenggang, Sub

    Sistem Sungai Sringin, Sub Sistem Sungai Babon (Sungai Gede, Sungai

    Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro), Sub Sistem Sungai Pedurungan.

    f. Klimatologi

    Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia,

    mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan muson

    timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW)

    menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat periode

    ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan berawan. Lebih

    dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga Oktober

    angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau, karena

    membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan,

    kelembaban lebih rendah, dan jarang berawan.

    Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang

    tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini menunjukkan

    curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang mengikuti pola angin

    muson SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun

    Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 C pada September ke 24,6 C pada

    bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 C ke 32,9 C.

    Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan

    September ke maksimum 83% pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata

    di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus

    sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.4

    rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46%

    pada bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus.

    g. Penggunaan Lahan

    Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah, lahan

    non sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan sawah terdiri dari irigasi teknis (198

    Km2), setengah teknis (530 Km2), irigasi sederhana/irigasi desa/non PU (45 Km2), tadah

    hujan (2,031 Km2), dan yang tidak diusahakan (267 Km2). Penggunaan lahan sawah

    dan lahan non sawah meliputi lahan pekarangan (38%), ladang (21%), tegalan (14%),

    lainnya (11%), perkebunan (5%), tambak dan kayu-kayuan (4%), padang rumput (2%),

    tidak diusahakan (1%). Sedangkan lahan kering meliputi pekarangan dan bangunan

    (42%), padang gembala (5%), tambak/rawa, tegalan dan kebun (27%), tambak/kolam,

    lainnya/tanah kering (26%).

    Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota

    Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pola

    pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang ditetapkan dengan

    fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya

    alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya yakni kawasan yang ditetapkan

    dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber

    daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

    2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

    Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang

    memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,

    pertanian, pariwasata dan industrydan lain-lain dengan berpedoman pada rencana

    tata ruang wilayah.

    a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa

    Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi

    pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa pelayanan.

    Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan

    Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala regional dan

    nasional.

    Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian wilayah

    Kota (BWK) terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi kepadatan dan

    beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan dan

    jasa adalah sebagai berikut:

    1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala regional,

    nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan, Tawang dan

    Siliwangi;

    2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan jasa

    dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan jasa dengan

    perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar Johar

    merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di pusat kota,

    selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota Semarang. Kawasan

    perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah Pasar Agro yang

    direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk memasarkan produk-

    produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan daerah-daerah yang ada di

    sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan regional,

    sehingga diperlukan dukungan jalan sekurang-kurang kolektor sekunder.

    3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah kota

    sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan memperhatikan daya

    dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanannya;

    4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat

    berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang-

    kurangnya jalan lokal sekunder.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.5

    5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan

    sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor

    perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang sejenis lainnya;

    6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan terpadu,

    pelaksana pembangunan/ pengembang wajib menyediakan prasarana

    lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial

    dengan dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan

    dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah;

    7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan kebutuhan

    luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia,

    kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju

    lokasi.

    b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

    Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini harus

    diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang. Hal ini bertujuan

    untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik antar kegiatan kawasan,

    antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan ekonomi tidak terjadi.

    Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan jasa adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

    dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD) Peterongan

    Tawang Siliwangi;

    2. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan Peterongan Tawang Siliwangi

    bertujuan untuk mendukung terwujudnya kawasan Peterongan Tawang

    Siliwangi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/

    nasional/ internasional;

    3. Pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di kawasan

    Peterongan Tawang Siliwangi tetap mempertahankan Kampung Heritage

    sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;

    4. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara vertikal

    dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.

    c. Rencana Kawasan Pendidikan

    Dalam hal pendidikan, Kota Semarang diharapkan dapat berperan sebagai pusat

    pendidikan khususnya pendidikan tinggi di wilayah Jawa Tengah. Mempertimbangkan

    hal tersebut, maka rencana pengembangan kawasan pendidikan tinggi di Kota

    Semarang dilakukan sebagai berikut :

    1. Mengarahkan pengembangan pendidikan tinggi/akademi dengan skala regional

    nasional yang berada di kawasan Tembalang, Pedurungan, Sekaran, dan Mijen.

    Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi skala pelayanan regional/ nasional

    perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung yang

    memadai.

    2. Kawasan Pendidikan Bendan perlu ada pembatasan pengembangan karena

    kondisi fisiknya yang rawan bencana alam dan kegiatan pendidikannya yang

    kurang berkembang. Kawasan ini akan dialihkan sebagai kawasan jasa pelayanan

    untuk penginapan, rapat, pertemuan, seminar, dan sebagainya.

    3. Pembangunan fasilitas pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di pusat kota

    diarahkan pada lokasi atau kawasan atau ruas jalan yang memadai serta tidak

    menimbulkan gangguan pada lingkungan.

    4. Pembangunan fasilitas pendidikan ditepi ruas jalan utama harus

    mempertimbangkan kelancaran pergerakan pada ruas jalan tersebut.

    5. Untuk pendidikan dasar dan menengah diarahkan sebagai fasilitas pelayanan

    lokal, jadi fasilitas ini akan dikembangkan disetiap BWK sebagai bagian dari

    fasilitas lingkungan dan bagian wilayah kota.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.6

    d. Rencana Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran

    Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan

    ruangnya untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat,

    regional Provinsi, maupun Pemerintah kota. Rencana kawasan pemerintahan dan

    perkantoran dalam RTRW Kota Semarang ini adalah :

    1. Kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi

    Kawasan perkantoran utama Pemerintah Provinsi direncanakan berada di Jalan

    Pahlawan dan Jalan Madukoro. Lokasi pengembangan kantor Pemerintah Provinsi

    dapat dilakukan dilokasi lain dengan tetap mempertimbangkan kemudahan

    jangkauan pelayanan bagi pengguna dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah.

    2. Kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang

    Kawasan Pemerintah Kota Semarang direncanakan di Jalan Pemuda dan Jalan

    Soekarno-Hatta (di dekat kawasan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah). Kawasan

    perkantoran yang ada di Jalan Pemuda direncanakan untuk Kantor Walikota dan

    DPRD KotaSemarang, kawasan ini sekaligus berfungsi sebagai balaikota.

    Sedangkan kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang yang ada di Jalan

    Soekarno-Hatta diperuntukkan untuk pelayanan pemerintahan.

    3. Kawasan Perkantoran Swasta

    Kawasan perkantoran menengah dan besar diarahkan pada kawasan

    perdagangan dan jasa, sedangkan kawasan perkantoran kecil lokasinya dapat di

    kawasan permukiman dengan memperhatikan akses pelayanan.

    e. Rencana Kawasan Industri

    Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya

    untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan pergudangan. Dalam

    RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan industri lebih dibatasi, hal

    ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih mengedepankan pengembangan

    sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai penopang utama perekonomian kota.

    Kawasan industri direncanakan di BWK III (Kawasan industri dan pergudangan

    Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X (Kawasan Industri Tugu dan Mijen). Kegiatan

    industri diprioritaskan untuk pengembangan industri modern dengan kadar polusi

    rendah.

    Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut:

    1. Kawasan Industri Genuk

    2. Kawasan Industri Tugu

    3. Kawasan Industri Candi

    4. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas

    5. Kawasan Industri Mijen

    6. Kawasan Industri Pedurungan

    f. Rencana Kawasan Olah Raga

    Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan olahraga, maka selain

    lapangan olahraga yang resmi dan dikelola oleh Pemerintah, diperlukan areal terbuka,

    yang dapat difungsikan sebagai lapangan olah raga yang ada di lingkungan

    masyarakat. Lapangan olah raga yang ada di Kota Semarang antara lain stadion

    olahraga GOR Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur yang berskala regional/nasional,

    stadion yang berskala kota Stadion Citarum dan Stadion Diponegoro.

    g. Rencana Kawasan Wisata / Rekreasi

    Kawasan Wisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya

    untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, fasilitas

    rekreasi Kota Semarang direncanakan meliputi:

    1. Wisata bahari/pantai ditetapkan pada BWK III (Kawasan Marina) dan BWK X

    (direncanakan di kawasan pantai di Kecamatan Tugu) dimana pembangunannya

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.7

    harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistem di wilayah

    pantai/pesisir;

    2. Wisata satwa berada pada di BWK X, yaitu di Kawasan Kebun Binatang yang

    ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan lingkungan alam di dalamnya;

    3. Wisata pertanian (agrowisata) berada pada BWK VI (Kecamatan tembalang), BWK

    VIII (Kecamatan Gunungpati), dan BWK IX (Kecamatan Mijen) juga berfungsi

    sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian perkotaan dan budidaya

    pertanian.

    4. Lokasi yang ditetapkan dan rencana pengembangan kawasan wisata Religi dan

    Religi:

    BWK III : Kawasan Gereja Blenduk dan Kuil Sam Po Kong

    BWK V : Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah

    BWK VII : Kawasan Vihara Watugong

    5. Wisata alam dan cagar budaya

    BWK I : Kampung Pecinan dan Kampung Melayu

    BWK III : Museum Ronggowarsito, kawasan Maerokoco, kawasan Kota Lama

    Semarang

    BWK VII : Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo

    BWK VIII : Gua Kreo, Waduk Jatibarang, Lembah Sungai Garang.

    BWK X : Taman lele

    6. Wisata belanja dikembangkan di Kawasan Johar, Simpang Lima dan koridor Jalan

    Pandanaran.

    7. Wisata Mainan Anak berada di Kecamatan Candisari , WaterPark (BWK IX dan

    BWK III)

    Pengembangan kawasan wisata ini direncanakan untuk dapat mendukung fungsi

    kotaSemarang sebagai Kawasan Perkotaan dengan skala regional/ nasional/

    internasional.

    h. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman

    Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang pemanfaatannya

    untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai tempat tinggal atau

    lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

    Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun oleh penduduk sendiri

    dibangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan dibangun oleh pemerintah.

    i. Rencana Kawasan Pemakaman Umum

    Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dalam rangka peningkatan

    pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan tempat pemakaman umum

    di KotaSemarang. Kawasan Tempat Pemakaman Umum dapat menjadi bagian dari

    Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya dilakukan sebagai berikut :

    1. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan

    makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan

    didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;

    2. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum skala kota berada di Bergota yang

    termasuk di BWK I dan Pemakaman di Kecamatan Gayamsari yang termasuk di

    BWK V;

    3. Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan

    dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan

    optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan

    kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya;

    4. Untuk mendukung penyediaan tempat pemakaman umum setiap perusahaan

    pembangunan perumahan yang melaksanakan pembangunan perumahan,

    diwajibkan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 2% (dua persen) dari

    keseluruhan luas lahan;

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.8

    5. Penyediaan tempat pemakaman umum dapat dilakukan dengan penyediaan lahan

    pemakaman di sekitar lokasi pembangunan atau berpartisipasi dengan

    menyerahkan uang yang akan digunakan untuk pengembangan makam Kepada

    Pemerintah Kota Semarang senilai harga tanah seluas 2% (dua persen) dari

    keseluruhan luas lahan.

    j. Rencana Kawasan Khusus

    Kawasan Khusus, merupakan kawasan dengan kondisi dan karakteristik yang

    bersifat khusus karena jenis kegiatan yang diwadahi memiliki kondisi dan perlakuan

    tertentu. Dalam Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, kawasan yang ditetapkan

    sebagai kawasan khusus adalah kawasan militer dan kawasan pelabuhan.

    Kawasan militer berada di BWK III (Kawasan Bandara Militer A Yani) dan BWK VII

    (Kawasan Kodam). Kawasan Pelabuhan berada di wilayah BWK III yaitu di Kawasan

    Pelabuhan Laut Tanjung Emas. Pelaksanaan pembangunan di kawasan khusus harus

    tetap memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya.

    k. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

    Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah adalah ruang terbuka di bagian wilayah

    perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH), berupa

    lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan

    tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.

    2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana

    Kota Semarang dengan karakteristik wilayah tersebut berpotensi terhadap

    terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana banjir, rob dan tanah longsor. Bila

    ditelaah lebih jauh, ketiga macam bencana di Semarang ini saling terkait, dengan

    sebab baik karena kondisi awal alamnya maupun karena dampak pembangunan.

    Banjir sering terjadi di sekitar aliran sungai dan di bagian utara kota yang

    morfologinya berupa dataran pantai. Kawasan potensi bencana banjir secara umum

    diklasifikasikan menjadi:

    a. Kawasan Pesisir/ Pantai

    Merupakan salah satu kawasan rawan banjir karena kawasan tersebut

    merupakan dataran rendah dimana ketinggian muka tanahnya lebih rendah atau

    sama dengan ketinggian muka air laut pasang rata-rata (Mean Sea Level, MSL),

    dan menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai. Di samping itu, kawasan

    pesisir/pantai dapat menerima dampak dari gelombang pasang yang tinggi,

    sebagai akibat dari badai angin topan atau gempa yang menyebabkan tsunami.

    b. Kawasan Dataran Banjir (Flood Plain Area)

    Adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang kemiringan

    muka tanahnya sangat landai dan relatif datar. Aliran air dari kawasan tersebut

    menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan potensi banjir menjadi lebih

    besar, baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal. Kawasan ini

    umumnya terbentuk dari endapan sedimen yang sangat subur, dan terdapat di

    bagian hilir sungai. Seringkali kawasan ini merupakan daerah pengembangan

    kota, seperti permukiman, pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan

    lain sebagainya.

    Kawasan ini bila dilalui oleh sungai yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS)

    cukup besar, seperti Kali Garang/ Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur di

    Kota Semarang, memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar juga, karena

    debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai tersebut. Potensi

    bencana banjir akan lebih besar lagi apabila terjadi hujan cukup besar di daerah

    hulu dan hujan lokal di daerah tersebut, disertai pasang air laut.

    c. Kawasan Sempadan Sungai

    Merupakan daerah rawan bencana banjir yang disebabkan pola pemanfaatan

    ruang budidaya untuk hunian dan kegiatan tertentu.

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.9

    d. Kawasan Cekungan

    Merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di daerah dataran rendah

    maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah rawan bencana banjir.

    Pengelolaan bantaran sungai harus benar-benar dibudidayakan secara optimal,

    sehingga bencana dan masalah banjir dapat dihindarkan.

    Potensi banjir di Kota Semarang sebagian besar berada di daerah pesisir/pantai

    dan daerah sempadan sungai, berdasarkan aspek penyebabnya, jenis banjir yang

    ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: banjir limpasan

    sungai/banjir kiriman; banjir lokal; dan banjir pasang (rob).

    Banjir pasang (rob) terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi daripada

    ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi pada kawasan di

    sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal, yaitu eksploitasi air

    tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen (yang terdiri dari batuan

    muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan di atasnya serta pengaruh

    gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat dilihat adanya luasan genangan

    rob yang semakin besar.

    Selain banjir, bencana yang berkaitan dengan musim hujan adalah longsor. Kota

    Semarang pada beberapa wilayah menunjukkan potensi bencana longsor yang

    mengancam masyarakat yang juga perlu mendapatkan perhatian.

    Perubahan iklim global berpengaruh terhadap kondisi iklim di Kota Semarang,

    musim kemarau menjadi lebih panjang daripada musim hujan sehingga

    menyebabkan kekeringan di daerah dengan cadangan air tanah yang minimum.

    Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan terdapat di Semarang atas.

    Berdasarkan data yang ada pada Buku Rencana Aksi Nasional 2010-2014, potensi

    bencana yang ada di Kota Semarang adalah banjir, kekeringan, longsor,

    kebakaran hutan, erosi, kebakaran gedung dan permukiman dan risiko cuaca

    ekstrim.

    2.1.1.4. Demografi

    Jumlah penduduk berdasarkan data BPS Kota Semarang pada tahun 2013

    sebesar 1.572.105 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,83 % dibanding tahun

    2012 yang tercatat sebesar 1.559.198 jiwa. Persebaran penduduk jika dilihat dari

    jumlah penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan mengalami kepadatan

    penduduk yang tidak merata. Meskipun dalam setahun terakhir ini banyak perumahan

    baru yang bermunculan di kawasan pinggiran, namun secara statistik kependudukan

    tidak berpengaruh banyak terhadap data statistik kepadatan penduduk. Kepadatan

    penduduk tinggi masih berada pada wilayah perkotaan dibanding diwilayah pinggiran

    yang merupakan wilayah pertanian, tegalan.

    Tabel 2.2

    Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2013

    No Kecamatan Luas

    (Km2)

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    Kepada

    tan(Jiwa/

    Km2)

    Juml.

    Pend.

    Lahir

    Juml.

    Pend.

    Mati

    Juml.

    Pend.

    Datang

    Juml.

    Pend.

    Pindah

    1 Mijen 57,55 57.887 1.006 775 251 1.604 824

    2 Gunung Pati 54,11 75.885 1.402 1.338 591 1.600 1.056

    3 Banyumanik 25,69 130.494 5.080 2.328 1004 2.505 2.505

    4 Gajahmungkur 9,07 63.599 7.012 724 402 769 931

    5 Semarang

    Selatan

    5,93 82.293 13.877 925 550 1.166 1.612

    6 Candisari 6,54 79.706 12.187 1.222 726 1.191 1.669

    7 Tembalang 44,2 147.564 3.339 2.924 716 4.359 1.950

    8 Pedurungan 20,72 177.143 8.549 2.650 943 3.415 3.777

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.10

    No Kecamatan Luas

    (Km2)

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    Kepada

    tan(Jiwa/

    Km2)

    Juml.

    Pend.

    Lahir

    Juml.

    Pend.

    Mati

    Juml.

    Pend.

    Datang

    Juml.

    Pend.

    Pindah

    9 Genuk 27,39 93.439 3.411 1.439 402 2.534 1.639

    10 Gayamsari 6,18 73.745 11.933 1.174 450 1.444 1.648

    11 Semarang Timur 7,7 78.622 10.211 1.130 708 1.095 1.847

    12 Semarang Utara 10,97 128.026 11.671 1.775 1.027 2.131 3.278

    13 Semarang

    Tengah

    6,14 71.200 11.596 816 593 846 1.519

    14 Semarang Barat 21,74 158.668 7.298 2.188 1.042 2.523 3.756

    15 Tugu 31,79 31.279 984 508 177 512 399

    16 Ngaliyan 37,99 122.555 3.226 1.849 667 2.666 2.062

    Total 373,70 373,7 1.572.105 112.783 23.765 10.249 30.360

    Sumber: Profil Kependudukan Kota Semarang 2013, BPS Kota Semarang BPS.

    Peningkatan jumlah penduduk Kota Semarang tahun 2013 sangat dipengaruhi

    proses alami yaitu kelahiran dikurangi kematian penduduk, selain itu juga faktor

    migrasi penduduk dari daerah sekitar Kota Semarang yang merupakan imbas dari

    daya tarik Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah yang merupakan

    pusat perekonomian dan pusat pendidikan serta peran Kota Semarang sebagai pintu

    gerbang ke kota lain di Jawa Tengah (posisi Bandar Udara dan Pelabuhan).

    Sedangkan jika dilihat dari komposisi jumlah penduduk berdasarkan gender di

    Kota Semarang 2 tahun terakhir ini masih didominasi oleh penduduk perempuan

    meskipun mengalami sedikit penurunan proporsi, terlihat dari tabel dibawah ini

    Tabel 2.3

    Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Kelamin

    Tahun 2012-2013

    Org (%) Org (%)

    1 Laki-laki 775.793 49,76 781.176 49,69

    2 Perempuan 783.405 50,24 790.929 50,31

    Total 1.559.198 100 1.572.105 100

    2013Th. 2012 Juml. PendudukNo

    Sumber Profil Kependudukan Kota Semarang, BPS Th. 2013

    Hal ini haruslah menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Semarang dalam

    mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih responsif terhadap kepentingan dan

    partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan daerah.

    Tabel 2.4

    Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur

    Tahun 2012-2013

    Org (%)

    rasio

    ketergan

    tungan

    Org (%)

    rasio

    ketergan

    tungan

    1 64 442.719 28,39 446.190 28,38

    2 15-64 1.116.479 71,61 1.125.915 71,62

    Total 1.559.198 100 1.572.105 100

    39,63

    Th. 2012 2013 *)

    Juml. Penduduk

    (usia)No

    39,65

    Sumber BPS Kota Semarang

    *) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.11

    Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Semarang

    berdasarkan kelompok usia menunjukkan Rasio Ketergantungan Total (perbandingan

    antara penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia produktif) di Kota

    Semarang pada tahun 2013 sedikit menunjukkan perbaikan dari tahun sebelumnya.

    Dengan turunnya rasio ketergantungan, Pemerintah Kota perlu menjaga dan

    memperbanyak lapangan pekerjaan di Kota Semarang secara kuantitas maupun

    kualitas sebagai bentuk antisipasi dari jumlah Penduduk usia produktif yang semakin

    meningkat.

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan

    pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan

    masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek

    kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek

    kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada

    Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat

    sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

    2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator

    utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan

    indeks gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja indikator-indikator tersebut sampai

    dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

    a. Pertumbuhan PDRB

    Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu

    daerah dapat digambarkan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Besaran

    PDRB dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja perekonomian suatu

    wilayah pada suatu periode tertentu, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan

    suatu wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. PDRB juga dapat

    digunakan untuk mengetahui nilai produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor

    produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu

    periode di suatu daerah tertentu.

    Tabel 2.5

    PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2013

    No Lapangan Usaha 2012 *)

    (dalam jutaan) %

    2013 **)

    (dalam jutaan) %

    1. Pertanian 246.649,51 1,02 248.028,30 0,97

    2. Pertambangan dan Penggalian 33.799,64 0,14 34.222,00 0,13

    3. Industri dan Pengolahan 6.432.298,02 26,58 6.750.992,29 26,36

    4. Listrik Gas, dan Air Bersih 294.792,96 1,22 305.343,85 1,19

    5. Bangunan 3.747.765,85 15,49 3.986.401,22 15,57

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restoran

    7.522.659,90 31,09 8.015.473,75 31,30

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.314.801,61 9,57 2.440.468,17 9,53

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan

    661.403,13 2,73 702.266,69 2,74

    9. Jasa-jasa 2.942.317,15 12,16 3.125.332,87 12,20

    Jumlah 24.196.487,78 100 25.608.529,15 100

    *) Sumber PDRB Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang

    **) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.12

    Tabel 2.6

    PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2013

    No Lapangan Usaha 2012 *)

    (dalam jutaan) %

    2013 **)

    (dalam jutaan) %

    1. Pertanian 588.074,44 1,08 627.301,59 1,02

    2. Pertambangan dan Penggalian 81.153,57 0,15 86.553,32 0,14

    3. Industri dan Pengolahan 13.396.296,80 24,63 15.121.999,80 24,66

    4. Listrik Gas, dan Air Bersih 776.041,22 1,43 860.675,61 1,40

    5. Bangunan 10.562.309,17 19,42 11.797.229,92 19,24

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restoran

    15.460.952,20 28,43 17.614.828,33 28,73

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.091.566,72 9,36 5.703.089,07 9,30

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan

    1.452.004,58 2,67 1.634.369,03 2,67

    9. Jasa-jasa 6.976.255,85 12,83 7.870.954,19 12,84

    Jumlah 54.384.654,53 100 61.317.000,86 100

    *) Sumber PDRB Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang

    **) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

    Hotel dan Restoran tetap menjadi sektor yang paling dominan disusul dengan

    sektor Industri dan Pengolahan serta sektor Bangunan. Kondisi ini semakin

    menegaskan posisi Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa.

    Tabel 2.7

    Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor Pembentuk PDRB

    Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013

    No Lapangan Usaha 2010

    (dalam %)

    2011

    (dalam %)

    2012 *)

    (dalam %)

    2013 **)

    (dalam %)

    1. Pertanian 2,78 1,74 0,54 0,56

    2. Pertambangan dan Penggalian 2,83 2,33 1,96 1,25

    3. Industri dan Pengolahan 4,90 5,50 6,36 4,95

    4. Listrik Gas, dan Air Bersih 4,16 4,78 3,76 3,58

    5. Bangunan 7,17 7,04 6,03 6,37

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restoran

    5,93 6,67 7,08 6,55

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,87 6,06 5,61 5,43

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan

    3,19 5,56 7,44 6,18

    9. Jasa-jasa 7,46 8,15 6,67 6,22

    Jumlah 5,87 6,41 6,42 5,84

    *) Sumber PDRB Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang

    **) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

    Seiring dengan kondisi makro ekonomi secara nasional, kondisi perekonomian

    Kota Semarang di tahun 2013 mengalami tekanan, meskipun masih tumbuh dibanding

    tahun 2012. Meskipun mengalami penurunan dibanding tahun 2012, di tahun 2013

    perekonomian Kota Semarang (berdasarkan PDRB ADHK) masih dapat tumbuh sebesar

    5,84%. Di tengah situasi perekonomian yang mengalami tekanan sepanjang triwulan II

    karena kenaikan harga BBM dan pengetatan moneter oleh Bank Sentral. Kecuali sektor

    Bangunan, seluruh sektor pembentuk PDRB mengalami penurunan pertumbuhan,

    termasuk sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor utama pembentuk PDRB

    Kota Semarang

  • RKPD Kota Semarang Tahun 2015 II.13

    b. Laju Inflasi

    Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya harga

    dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan dengan

    mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks Harga

    Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu), deflektor

    Produk Domestik Bruto (menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang

    baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan. Inflasi dapat

    disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di

    pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat adanya ketidaklancaran

    suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak terkendali, inflasi akan

    mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.

    Perkembangan inflasi di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh kebijakan makro

    ekonomi dari Pusat yang memengaruhi kenaikan harga-harga. Inflasi Kota Semarang di

    tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 8,19% dibandingkan tahun 2012 yang tercatat

    sebesar 4,85%. Angka inflasi Kota Semarang ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa

    Tengah yang tercatat sebesar 7,98%, namun masih lebih rendah dibandingkan inflasi

    nasional yang sebesar 8,38%.

    Kenaikan inflasi di tahun 2013 dipengaruhi oleh gejolak harga pangan domestik

    yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong kenaikan

    harga-harga, baik itu yang terdampak langsung maupun yang terdampak lanjutan.

    Selama 2013, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Agustus, bulan-bulan awal

    pasca kenaikan harga BBM, yang juga bersamaan dengan Idul Fitri dan tahun baru

    ajaran sekolah yang biasanya juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi, meskipun

    kemudian di bulan Oktober s/d Desember 2013, inflasi sudah bergerak pada kisaran

    angka normal.

    c. PDRB per Kapita

    Ditinjau dari jumlah PDRB Perkapita (atas dasar harga berlaku) pada tahun 2011-

    2013, Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2013. Jika di tahun 2012,

    nilainya sebesar Rp. 34.787.877,69, di tahun 2013 nilainya meningkat menjadi Rp.

    39.124.435,42. Peningkatan nilai PDRB per kapita ini secara umum menandakan

    adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik, sejalan dengan pertumbuhan

    ekonomi Kota Semarang.

    d. Indeks Gini

    Dari data BPS tahun 2012, indeks Gini Ratio Kota Semarang mencapai angka

    (0,3518) sedangkan berdasarkan asumsi prediksi Bappeda, indeks gini Kota Semarang

    tahun 2013 meningkat menjadi 0,3836 yang berarti kesenjangan pemerataan

    penduduk di Kota Semarang mencapai level sedang.

    Tabel 2.8

    Indek Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013

    No Uraian 2011 2012 2013*)

    1 Gini Ratio (Kota Semarang) 0,3545 0,3518 0,3836

    2 Gini Ratio (Nasional) 0,41 0,41 0,413

    Sumber BPS Kota Semarang

    *) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

    Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan distribus