peraturan perundang slide

16
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN NASIONAL DELLA ANDINI @ dellandini Bisnis Internasional Universitas Brawijaya 1

Upload: della-andini

Post on 13-Jul-2015

286 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

PERATURAN PERUNDANG

– UNDANGAN NASIONAL

DELLA ANDINI

@dellandini

Bisnis Internasional

Universitas Brawijaya

1

HAKIKAT PERATURAN

PERUNDANGAN

Menurut S.J. Fockema Andreae istilah

Peraturan Perundang – undangan (legislation

wetgeving atau gesetzgebung) memiliki dua

pengertian :

– Peraturan Perundang – undangan

merupakan proses pembentukan atau

proses membentuk Peraturan Perundang –

undangan negara baik tingkat pusat

maupun daerah.

– Perundang – undangan adalah segala

peraturan negara yang merupakan hasil

pembentukan peratuan – peraturan di

tingkat pusat maupun di tingkat daerah.2

HAKIKAT PERATURAN

PERUNDANGAN

Dalam pasal 1 Ayat (2) UU RI

no.10 tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan

Perundang – undangan

didefinisikan sebagai peraturan

tertulis yang disusun oleh

lembaga negara atau pejabat

yang berwenang dan mengikat

secara umum.

3

LANDASAN BERLAKUNYA PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGAN Menurut para ahli minimal ada tiga alasan Peraturan

Perundang – undangan yang baik antara lain:

• Landasan filosofis

Bagaimana Peraturan Perundang – undangan disusun dan dilaksanakan harus sesuai dan berkaitan dengan dasar ideologi negara.

• Landasan Sosiologis

Peraturan Perundang – undangan harus berkaitan dengan kondisi atau kenyataan hidup dalam masyarakat. Rumusan Peraturan Perundang –undangan harus mampu mengayomi masyarakat dan sasuai dengan keyakinan umum.

• Landasan yuridis

Peraturan Perundang – undangan haruslah memilikilandasan hukum sehingga ada kesuaian antara jenisdan materi Peraturan Perundang – undangandengan hukum atau peraturan sebelumnya.

4

ASAS PERATURAN PERUNDANG

– UNDANGANMenurut Purnadi dan Soerjono Soekanto ada

beberapa asas dalam Peraturan Perundang –

undangan antara lain :

• Undang – undang yang dibuat oleh penguasa yang

lebih tinggi memiliki kekuatan atau kedudukan

yang lebih tinggi pula.

• Undang – undang yang bersifat khusus

mengesampingkan Undang – undang yang bersifat

umum (lex specialis derogate lex generalis)

• Undang – undang tidak dapat diganggu gugat

Sebagai sarana untuk semaksimal mungkin dapat

mencapai kesejahteraan spiritual dan materiil bagi

masyarakat maupun individu melalui

pembaharuan atau pelestarian.

5

ASAS PERATURAN PERUNDANG

– UNDANGANSementara menurut UU RI No. 10 Tahun 2004 pasal

5 menjelaskan beberapa asas dalam pembentukan

Peraturan Perundang - undangan antara lain:

• Memiliki kejelasan tujuan

• Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat

atau yang berwenang

• Kesesuaian antara jenis dan materi muatan

• Dapat dilaksanakan berdasarkan perhitungan

efektivitasnya dalam kehidupan masyarakat baik

filosofis, yuridis, maupun sosiologis.

• Kedayaguanaan dan kehasilgunaanya

• Kejelasan rumusan yang harus memenuhi aspek

teknis penyusunanya,

• Keterbukaan dalam prosesnya.

6

MATERI MUATAN PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGAN• Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945

• Diperintahkan oleh suatu undang – undang

untuk diatur dengan UU

• Materi Perpu dama dengan materi UU

• Materi muatan peraturan pemerintah berisi

materi untuk menjalankan UU

• Materi peraturan presiden berisi materi yang

diperintahkan oleh UU untuk melaksanakan

peraturan pemerintah

• Peraturan daerah memuat materi dalam

rangka penyelenggaraan otonomi dearah dan

tugas pemerintah

• Peraturan desa memuat materi dalam rangka

penyelenggaraan urusan desa7

MATERI MUATAN PERATURAN

PERUNDANG – UNDANGANPasal 6 ayat (1) No. 10 tahun 2004 menjelaskan materi mautan

Peraturan Perundang – undangan harus mengandung asas

berikut ini

• Pengayoman

• Kekeluargaan

• Kenusantaraan

• Bhineka Tunggal Ika

• Kemanusiaan

• Kebangsaan

• Keadilan

• Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah

• Ketertiban dan kepastian hukum

• Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

8

JENIS DAN HIERARKI PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGANTata urutan Peraturan Perundang – undangan

merupakan pedoman dalam pembuatan peraturanhukum di bawahnya. Di Indonesia telah terjadibeberapa kali perubahan tata urutan PeraturanPerundang – undangan dan yang terakhir berdasarkanUU No. 10 tahun 2004 sebagai berikut:

- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesaitahun 1945

- Undang – Undang / Peraturan Pemerintah PenggantiUU

- Peraturan Pemerintah (PP)

- Peraturan Presiden (Perpres)

- Peraturan Daerah (Perda)

9

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesai tahun 1945

UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi. Miriam Budiarjomengatakan bahwa UUD 1945 memiliki kedudukan yang istimewa karena

– UUD dibentuk menurut suatu cara yang berbedadengan pembentukan UU biasa

– UUD dibuat secara istimewa, untuk itu dianggap suatuyang luhur

– UUD merupakan piagam yang menyatakan cita – citabangsa Indonesia dan merupakan dasar organisasikenegaraan suatu bangsa

– UUD memuat garis besar tentang dasar dan tujuannegara

10

Undang – Undang / Peraturan Pemerintah

Pengganti UUUndang – Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti UU

(Perpu) merupakan peraturan perundang – undangan

untuk melaksanakan UUD 1945. Perpu ini dibentuk dengan

alasan

– Atas perintah UUD 1945

– Atas perintah Tap MPR

– Atas perintah UU terdahulu

– Dalam rangka mencabut, mengubah, dan menambah

UU yang sudah ada

– Berkaitan dengan kewajiban atau kepentingan orang

banyak

Perpu ini dibentuk oleh presiden tanpa harus mendapat

persetujuan DPR sebelumnya atau dalam situasi “darurat”

dalam arti persoalan tersebut muncul dan harus segera

ditindaklanjuti.11

• Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan Pemerintah dibuat untuk melaksanakan

UU

• Peraturan Presiden (Perpres)

Peraturan presiden dibuat untuk melaksanakan UU

• Peraturan Daerah (Perda)

Peraturan daerah merupakan peraturan yang

dibuat oleh pemerintah daerah baik tingkat

provinsi maupun kabupaten/kota yang dibuat

untuk melaksanakan peraturan perundang –

undangan yang lebih tinggi sesuai dengan

kebutuhan daerah

12

PROSES PEMBENTUKAN PERUNDANG –

UNDANGAN

Pembentukn peraturan perundang – undangan

adalah suatu proses pembuatan peraturan

perundang – undangan yang pada dasarnya

dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik

penyusunan, perumusan, pembahasan,

pengundangan, dan penyebarluasan yang diatur

dalam UU No. 10 tahun 2004

13

Undang – Undang

Perencanaan penyusunan ini dilakukan dalam suatu program legislasi

nasional yang dikoordinasikan oleh DPR melalui alat kelengkapan

khusus dalam bidang legislasi. Proses pembentukan undang – undang

dilakukan bersama antara DPR dan Presiden. Sedangkan pihak –

pihak yang memiliki hak untuk mengajukan Rancangan Undang –

Undang (RUU) antara lain DPR, Presiden, dan DPD (DPD memiliki

hak untuk mengajukan RUU terkait dengan otonomi dan hubungan

pusat dengan daerah).

• Perencanaan Penyusunan RUU dari Presiden

Prakarsa pembentukan RUU ini dapat berasal dari setiap departemen

yang kemudian rancangan tersebut diajukan kepada presiden. Setelah

diuji dan dipertimbangkan, presiden dapat mengambil keputusan

perlu tidaknya RUU tersebut diteruskan. Jika diteruskan maka DPR

mulai membahas RUU tersebut dalam janga waktu paling lama 60

hari sejak disampaikan. Apabila pembahasan telah selesai RUU

disetujuai oleh DPR dan Presiden paling lambat 7 hari kerja

disampaikan oleh pimpinan DPR presiden untuk disahkan.14

• Proses Penyusunan RUU dari DPR

Dalam pasal 20 A ayat (1) UUD 1945 dijelaskan bahwa DPR

memiliki fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan. RUU

yang diajukan oleh DPR harus disampaikan dengan surat

pimpinan dewan kepada presiden dan waktu pembahasan

tidak kurang dari 60 hari setelah disampaikan.

• Proses Pembentukan Peraturan Pemerintah (PP)

- Tahap Penyiapan rancangan

Tahap prakarsa dilakukan oleh departemen untuk

mendapatkan persetujuan dari presiden

- Tahap Pembahasan

Rancangan peraturan ini akan diedarkan kepada

menteri terkait, menteri kehakiman dan HAM untuk

mendapatkan tanggapan dari segi hukum.

Rancangan yang disetujui akan dikirim ke secretariat negara

untuk disampaikan kepada presiden guna ditandatangani dan

ditetapkan

15

T E R I M A K A S I H

Materi diatas bersumber dari buku “Kewarganegaraan” untuk

kelas VIII SMP yang ditulis oleh Samidi dan W. Vidyaningtyas;

diterbitkan oleh PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo 2012

16