peraturan perundang-undangan

29
BAB III KETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Upload: yosua-s-l

Post on 28-Nov-2014

1.347 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PKN SMP Kelas 8 By Hope

TRANSCRIPT

Page 1: Peraturan perundang-undangan

BAB IIIKETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Page 2: Peraturan perundang-undangan

Ubi Societas ibi ius dimana ada masyarakat disitu ada hukum.

Fungsi Hukum :1. Fungsi utama : menciptakan ketertiban2. Menyelesaikan konflik3. Menciptakan keadilan

Page 3: Peraturan perundang-undangan

Menurut bentuknya hukum dibagi menjadi 2 :1. Hukum tidak tertulis, antara lain : konvensi, adat istiadat, kebiasaan, tata kelakuan2. Hukum tertulis, yang disebut peraturan

Perundang-undangan

Page 4: Peraturan perundang-undangan

Ciri-ciri peraturan tertulis

1. Dibuat/ dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang

2. Isinya mengikat secara umum/ berlaku umum3. Bersifat abstrak ( mengatur yang belum

terjadi)

Page 5: Peraturan perundang-undangan

Prinsip peraturan Per-UU-an1. Ada dasar hukum sebelumnya, adanya peraturan perundang-

undangan lain.2. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu yang dapat dijadikan

dasar yuridis ( yang sederajat/ yang lebih tinggi)3. Hanya dapat dihapus, dicabut atau diubah oleh peraturan yang

sederajat atau yang lebih tinggi4. Peraturan perundang-undangan yang baru mengesampingkan

peraturan perundang-undangan lama5. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan

peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.6. Peraturan perundang-undangan yang lebih khusus mengesampingkan

peraturan perundang undangan yang lebih umum7. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda

Page 6: Peraturan perundang-undangan

Tata urutan Peraturan

Perundang-undangan RI

Proses sejarah.Dasar Hukum :1. Tap MPRS No XX/MPRS/19662. Tap MPR No.III/MPR/20003. UU RI No 10 Tahun 20044. UU RI No. 12 tahun 2011

Page 7: Peraturan perundang-undangan

Landasan berlakunya peraturan Per-UU-an

1. Landasan Filosofis2. Landasan Sosiologis3. Landasan Yuridis

Page 8: Peraturan perundang-undangan

Tap MPRS No.XX/MPRS/1966

1. UUD 19452. Tap MPR

3. UU/Perpu4. PP

5. Keppres6. Peraturan Menteri7. Instruksi Menteri

Page 9: Peraturan perundang-undangan

Tap MPR No III/MPR/2000

1. UUD 19452. Tap MPR3. UU4. Perpu5. PP6. Kepres7. Perda

Page 10: Peraturan perundang-undangan

UU RI No. 10 Tahun2004

1. UUD 19452. UU/Perpu3. PP4. Peraturan Presiden5. Perda

Page 11: Peraturan perundang-undangan

UU No.12 Tahun 2011

1. UUD 19452. Ketetapan MPR3. UU/Perpu4. PP5. Peraturan Presiden6. Peraturan Daerah Provinsi7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Page 12: Peraturan perundang-undangan

UUD 1945

Dibuat/dirumuskan oleh BPUPKIDitetapkan/disahkan oleh PPKIMerupakan hukum tertinggi negaraYang berwenang melakukan perubahan terhadap UUD 1945 = MPRSudah mengalami 4 kali perubahan (amandemen)

Page 13: Peraturan perundang-undangan

UU

Adalah peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan UUD 1945Yang berwenang membuat UU adalah DPR bersama dengan Presiden Usulan RUU dapat berasal dari DPR,DPD dan PresidenDPD hanya boleh mengajukan RUU yang berkaitan dengan Urusan daerah.

Page 14: Peraturan perundang-undangan

Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti UU)

Adalah peraturan yang dibuat oleh presiden tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan DPRDibuat dalam keadaan darurat atau mendesak karena permasalahan yang yang harus segera ditindaklanjutiSetelah diberlakukan perpu tersebut dapat diajukan menjadi UU

Page 15: Peraturan perundang-undangan

PP

Peraturan yang dibuat untuk melaksanakan UU. Dibuat oleh Pelaksana UU yaitu pemerintah (Presiden)Syarat Pembentukan PP :1. Tidak dapat dibentuk tanpa adanya UU induk2. Tidak dapat mencantumkan sanksi pidana3. Tidak memperluas/mengurangi ketentuan UU

induk.4. Dapat dibentuk meskipun UU ini tidak

menyebutkan secara tegas pembentukannya

Page 16: Peraturan perundang-undangan

Peraturan Presiden

Peraturan yang dibuat dalam rangka menyelenggaran pemerintahan negara, yang merupakan mengaturan lebih lanjut perintah UU atau PP.Contoh : • Kepres• Inpres

Page 17: Peraturan perundang-undangan

Perda

Peraturan yang dibuat oleh Pemerintahan daerah (Provinsi maupun Kabupaten/kota)Isinya : 1. Melaksanakan peraturan perundang-

undangan yeng lebih tinggi.2. Melaksanakan kebutuhan daerah3. Penyelenggaraan Otonomi daerah dan tugas

pembantuan

Page 18: Peraturan perundang-undangan

Macam-macam Perda

1. Perda Propinsidibuat oleh DPRD Propinsi bersama sama dengan

kepala daerah propinsi (gubernur)2. Perda Kabupaten

dibuat oleh DPRD Kabupaten bersama- sama dengan kepala daerah kabupaten (Bupati)

3. Perda KotaDibuat oleh DPRD Kota bersama-sama dengan

kepala daerah kota (walikota)

Page 19: Peraturan perundang-undangan

Proses Pembuatan UU

Usulan dapat berasal dari :1. DPR diajukan ke Presiden2. Presiden diajukan ke DPR3. DPD (khusus berkaitan dengan urusan

daerah) diajukan ke DPR

Page 20: Peraturan perundang-undangan

Pembahasan RUU usulan Pemerintah

- RUU dan Penjelasan disampaikan secara tertulis kepada ketua DPR

- Pimpinan DPR memberitahukan dan membagikan RUU Kepada seluruh anggota

- RUU dibahas dalam 2 tingkat pembahasan

Page 21: Peraturan perundang-undangan

Pembahasan RUU dari DPR- RUU dan penjelasannya disampaikan kepada Presiden- Presiden memberitahukan dan membagikan kepada seluruh

kabinet- RUU yang sudah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden,

paling lambat 7 hari kerja disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan

- Bila dalam 7 hari tidak ada tanggapan, maka pimpinan DPR membuat mengirim surat untuk meminta penjelasan

- Bila dalam 30 hari RUU yang sudah disetujui belum disahkan oleh Presiden, maka sejak RUU tersebut disetujui, RUU tersebut sah menjadi UU

Page 22: Peraturan perundang-undangan

Pembahasan RUU dari DPD- RUU dan penjelasannya disampaikan ke pimpinan DPR- Pimpinan DPR bersurat kepada pimpinan DPD tentang

tanggal pengumuman RUU- Ditunjuk komisi atau badan legislatif untuk membahas RUU

(30 hari kerja)- Membahas RUU hasil pembahasan komisi dalam rapat

paripurna- RUU yang sudah dibahas disampaikan ke presiden agar

ditunjuk menteri yang mewakili presiden dalam pembahasan RUU dgn DPR dan DPD

- Tingkat Pembicaraan RUU (2 Tingkat)

Page 23: Peraturan perundang-undangan

Korupsi dan upaya pemberantasannya di Indonesia

Pengertian Tindak Pidana Korupsi :Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara

Page 24: Peraturan perundang-undangan

Tindakan yang dikategorikan sebagai Tipikor

1. Memperkaya diri sendiri, orang lain, koorporasi dengan merugikan negara

2. Merugikan keuangan negara3. Melakukan percobaan, pembantuan, atau

permufakatan jahat untuk melakukan tipikor4. Menyuap hakim5. Pegawai negeri menerima hadiah yang

berhubungan dengan jabatan6. Menyuap advokat/pengacara

Page 25: Peraturan perundang-undangan

Akibat Korupsi

1. Negara menjadi miskin2. Menghabiskan atau memakan harta kekayaan

negara untuk kepentingan pribadi3. Memperkaya sekelompok orang yang dekat

dengan koruptor4. Menimbulkan ketidakadilan dalam pendapat

dan kekayaan5. Merugikan negara karena negara memiliki

banyak utang untuk menutupi anggaran negara

Page 26: Peraturan perundang-undangan

Pengertian Anti Korupsi

PengertianTindakan yang tidak menyetujui/menentang terhadap berbagai tindakan korupsi.

Sikap ini adalah sikap positif untuk menghindarkan peluang melakukan korupsi

Page 27: Peraturan perundang-undangan

Bentuk-bentuk sikap antikorupsi

1. Membangun kejujuran dalam diri sendiri2. Rasa Bersyukur atas segala sesuatu yang

dimiliki3. Menjauhi sikap rakus dan tamak4. Bekerja keras5. Menjauhi segala bentuk penyuapan

Page 28: Peraturan perundang-undangan

Instrumen Anti Korupsi

1. Peraturan Perundang-undangan antikorupsiUU No 31 Tahun1999 tentang

pemberantasan tindak pidana Korupsi2. Pembentukan KPK

Dasar hukum pembentukan : UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.Berkedudukan di Ibu Kota, wilayahnya meliputi seluruh wilayah Indonesia

Page 29: Peraturan perundang-undangan

Tugas dan Wewenang KPK

1. Berkoordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor

2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tipikor

4. Melakukan tindakan pencegahan tipikor5. Melakukan monitoring terhadap

penyelenggaraan pemerintahan negara