peraturan pengelolaan air limbah

70
KONSULTASI PUBLIK KONSULTASI PUBLIK MUATAN PENGATURAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH MUATAN PENGATURAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DALAM RANGKA DALAM RANGKA PENYUSUNAN DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN AIR PENYUSUNAN DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH LIMBAH Jakarta, September 2010 Jakarta, September 2010 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Jakarta, September 2010

Upload: solusi-limbah

Post on 18-Jul-2015

195 views

Category:

Environment


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN pengelolaan air limbah

KONSULTASI PUBLIKKONSULTASI PUBLIKMUATAN PENGATURAN PENGELOLAAN AIR LIMBAHMUATAN PENGATURAN PENGELOLAAN AIR LIMBAHDALAM RANGKADALAM RANGKAPENYUSUNAN DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN AIR PENYUSUNAN DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAHLIMBAH

Jakarta, September 2010Jakarta, September 2010

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Jakarta, September 2010

Page 2: PERATURAN pengelolaan air limbah

LATAR BELAKANG PEKERJAANLATAR BELAKANG PEKERJAAN

Amanat UUD 45 pasal 28 H (ayat 1) dan pasal 28 J (ayat 2) : Bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk hidup sejahtera &

mendapat LH yang baik sekaligus wajib tunduk pada batasan yang diatur.

Komitment Internasional MDGs (Millenium Development Goals) yaitu meningkatkan pelayanan

bidang sanitasi

Percepatan peningkatan kinerja dalam pengelolaan air limbah dan pelaksanaan tugas dan wewenang pemerintah dalam

pengelolaan air limbah

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK (RUU) PENGELOLAAN AIR LIMBAH

PENYUSUNAN DRAFT RUU AIR LIMBAH

PENYUSUNAN DRAFT RUU AIR LIMBAH

PROSES LEGALISASI LEBIH LANJUT

PROSES LEGALISASI LEBIH LANJUT

Diskusi PakarKonsultasi Publik

KonsinyasiDiseminasi

Diskusi PakarKonsultasi Publik

KonsinyasiDiseminasi

Page 3: PERATURAN pengelolaan air limbah

KONSULTASI PUBLIKKONSULTASI PUBLIK

Kegiatan konsultasi publik di daerah dilakukan untuk proses sosialisasi, pemberian masukan dan penyepakatan dengan pemangku kepentingan di daerah. Kegiatan konsultasi publik dilakukan di 6 (enam) propinsi untuk kegiatan berikut:•Perumusan tanggung jawab dan wewenang daerah dalam pengelolaan air limbah sesuai dengan potensi yang ada di daerah•Perumusan hak, kewajiban, dan larangan masyarakat dalam pengelolaan air limbah beserta kemungkinan sanksi yang bisa diterapkan sesuai dengan karakter masyarakat yang ada di daerah

Kegiatan konsultasi publik di daerah dilakukan untuk proses sosialisasi, pemberian masukan dan penyepakatan dengan pemangku kepentingan di daerah. Kegiatan konsultasi publik dilakukan di 6 (enam) propinsi untuk kegiatan berikut:•Perumusan tanggung jawab dan wewenang daerah dalam pengelolaan air limbah sesuai dengan potensi yang ada di daerah•Perumusan hak, kewajiban, dan larangan masyarakat dalam pengelolaan air limbah beserta kemungkinan sanksi yang bisa diterapkan sesuai dengan karakter masyarakat yang ada di daerah

Page 4: PERATURAN pengelolaan air limbah

Pencemaran Teluk Buyat oleh PT Newmont pada pertengahan tahun 2004 yang, menghadirkan 477 pasien menderita berbagai jenis penyakit seperti, tumor, neurologi, infeksi saluran pernafasan bahkan pendarahan

Hasil survei pada 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare pada semua usia di Indonesia adalah 423 dari tiap 1.000 orang, dan terjadi 1-2 kali per tahun pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Bahkan studi klinis rumah sakit menunjukkan bahwa angka penderita tipus adalah 500 per 100.000 orang penduduk, dan laju kematiannya adalah 0,6-5 persen.

Page 5: PERATURAN pengelolaan air limbah

Studi Bank Dunia, angka kerugian akibat sanitasi di Indonesia mencapai angka Rp. 58 triliun (Hasil Studi Economic Impacts of sanitation in Southeast Asia-WSP-EAP,

November 2007).

Page 6: PERATURAN pengelolaan air limbah

PERLUKAH PENGELOLAAN PERLUKAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH DIATUR DENGAN AIR LIMBAH DIATUR DENGAN

UU?UU?• Pengelolaan air limbah diatur secara parsial dan sektoral dan tidak cukup

komprehensif, seperti dalam UU kesehatan, permukiman, dan UU perindustrian. Demikian pula pada beberapa aturan di daerah; seperti Peraturan Walikota No. 16 tahun 2006 tentang Tarif Jasa Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Kota .

• Pengelolaan air limbah menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha, sehingga memerlukan pengaturan yang dapat memberikan pembebanan hak dan kewajiban pada masyarakat;

• Sifat lintas sektor dan bidang dari pengelolaan air limbah menyebabkan timbulnya keterkaitan dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi wewenang Pusat, misalnya tentang standar kesehatan, baku mutu, lalu lintas, tata ruang, standar konstruksi, pendanaan (termasuk dari LN), tenaga kerja, investasi

Page 7: PERATURAN pengelolaan air limbah

• Dalam hal-hal tertentu masalah air limbah dapat menimbulkan dampak yang hebat terhadap lingkungan dan ruang, baik nasional maupun internasional, sehingga perlu ada pengaturan yang lintas sektor dan bidang dari hulu hingga hilir;

• Muatan suatu Undang-undang adalah mengatur lebih lanjut apa yang tercantum dalam UUD’ 45 terkait dengan HAM dan pengelolaan air limbah berdasarkan rakyat atas lingkungan hidp yang bersih dan sehat (pasal 28 H ayat 1).

• Dalam pengelolaan air limbah akan meliputi berbagai jenis kaidah/norma, antara lain:

a. kewenangan: sumber, alokassi, kelembagaan

b. perilaku: perintah, kewajiban, larangan

c. izin: pengawasan, prosedur, penegakan

Lanjutan………

Page 8: PERATURAN pengelolaan air limbah

MATRIK PERATURAN PERUNDANGAN

Page 9: PERATURAN pengelolaan air limbah

KAJIAN REGULASI NEGARA LAIN

NEGARA NAMA PENGATURAN MUATAN

Malaysia Sewerage Service Act 1993 Teknologi: Spesifikasi dan standar sistem penyaluran air buangan dan drainase.Kelembagaan dan Pengawasan: Dirjen.Hukum: Denda

Singapura Sewerage and Drainage Act (Chapter 294) Teknologi: Tata cara dan ketentuan dalam sistem air buangan dan drainase.Kelembagaan dam Pengawasan: Dewan sistem Pelayanan Air Buangan dan Drainase.Hukum: Denda

Tasmania Sewerage & Drains Act 1954 Teknologi: Tata cara dan ketentuan dalam sistem air buangan dan air buangan industri.Kelembagaan dan Pengawasan: Pemerintah daerah dan Gubernur.Hukum: denda dan kurungan

Australia Sewerage Act 1929 Teknologi: Spesifikasi, standar, dan prosedur sistem penyaluran air buangan dan drainase.Kelembagaan dan Pengawasan: Corporation dan Gubernur.Hukum: denda

Page 10: PERATURAN pengelolaan air limbah

NEGARA NAMA PENGATURAN MUATAN

Australia Water and Sewerage Act 2000 Teknologi: Perizinan dan ketentuan pembangunan sistem perpipaan air buangan, drainase, dan air bersih.Kelembagaan dan Pengawasan: Construction occupations registrar.Hukum: denda

India The Bangalore Water Supply & Sewerage Act 1964

Teknologi: Ketentuan dalam sistem penyaluran air buangan, drainase, dan air bersih.Kelembagaan dan Pengawasan: Dewan.Hukum: denda

Filipina President Decree No. 856, Code on Sanitation Chapter XVII

Teknologi: Sistem penyaluran terpisah untuk air buangan dan drainase serta ketentuan fasilitas sanitasi.Kelembagaan dan Pengawasan: Pemerintah.

Domestic Wastewater Disposal IRR of 1981 Teknologi: Ketentuan teknis dan kriteria desain teknologi pengolahan.Kelembagaan dan Pengawasan: CommisionHukum: Peraturan lain yang mendukung.

KAJIAN REGULASI NEGARA LAIN

Page 11: PERATURAN pengelolaan air limbah

LANDASAN FILOSOFISLANDASAN FILOSOFIS

THE RIGHT TO DEVELOPMENTTHE RIGHT TO DEVELOPMENT

NEGARA MENGUASAI SDA UNTUK KESEJAHTERAAN

RAKYAT{ PS. 33 AYAT (3 &4) UUD’45}

NEGARA MENGUASAI SDA UNTUK KESEJAHTERAAN

RAKYAT{ PS. 33 AYAT (3 &4) UUD’45}

BAB II POIN I UU NO. 7 / 2007 TTG. RPJP 2005 -2025 SDA & LH PUNYA 2 FUNGSI :MODAL PEMBANGUNAN & PENOPANG SISTEM KEHIDUPAN

BAB II POIN I UU NO. 7 / 2007 TTG. RPJP 2005 -2025 SDA & LH PUNYA 2 FUNGSI :MODAL PEMBANGUNAN & PENOPANG SISTEM KEHIDUPAN

TERCERMITERCERMINN

MDGs : (Pertimbangan)TINGKATKAN JUMLAJH PENDUDUK UTK AKSES

ATAS SANITASI

MDGs : (Pertimbangan)TINGKATKAN JUMLAJH PENDUDUK UTK AKSES

ATAS SANITASI

DEGRADASI LH

KARENA AIR LIMBAH

Page 12: PERATURAN pengelolaan air limbah

LANDASAN YURIDISLANDASAN YURIDIS

kebijakankebijakan

UU No. 17 tahun 2007 ttg. RPJP Tahun 2005 – 2025,

Bab II poin I

UU No. 17 tahun 2007 ttg. RPJP Tahun 2005 – 2025,

Bab II poin I

Landasan konstitusional

Landasan konstitusional

Pembukaan UUD 1945,Alinea IV

Pembukaan UUD 1945,Alinea IV

•Ps. 28 H ayat(1) jo. Ps. 28 J (2) :hak untuk hidup sejahtera & mendapat LH yang baik sekaligus wajib tunduk pada batasan yang diatur.

•Ps. 28 H ayat(1) jo. Ps. 28 J (2) :hak untuk hidup sejahtera & mendapat LH yang baik sekaligus wajib tunduk pada batasan yang diatur.

Page 13: PERATURAN pengelolaan air limbah

1. asas

Tanggung jawab negara, manfaat, Tanggung jawab negara, manfaat, keserasian & keseimbangankelestarian keserasian & keseimbangankelestarian & berkelanjutan, Keterpaduan, kehati-& berkelanjutan, Keterpaduan, kehati-hatian, keadilan, ekoregion, hatian, keadilan, ekoregion, keanekaragaman hayati, pencemar keanekaragaman hayati, pencemar membayar, partisipatif, kearifan lokal, membayar, partisipatif, kearifan lokal, tata kelola pemerintahan yang baik, tata kelola pemerintahan yang baik, otonomi daerahotonomi daerah

Tanggung jawab negara, manfaat, Tanggung jawab negara, manfaat, keserasian & keseimbangankelestarian keserasian & keseimbangankelestarian & berkelanjutan, Keterpaduan, kehati-& berkelanjutan, Keterpaduan, kehati-hatian, keadilan, ekoregion, hatian, keadilan, ekoregion, keanekaragaman hayati, pencemar keanekaragaman hayati, pencemar membayar, partisipatif, kearifan lokal, membayar, partisipatif, kearifan lokal, tata kelola pemerintahan yang baik, tata kelola pemerintahan yang baik, otonomi daerahotonomi daerah

•Kepastian hukum• keterbukaan• perlindungan hukum• kepentingan umum

•Kepastian hukum• keterbukaan• perlindungan hukum• kepentingan umum

UU No. 7 tahun 2004, ps.2

UU No. 32 tahun 2004, ps. 20(1)

UU PPLH No 32 tahun 2009, ps. 2

UU No. 7 tahun 2004, ps.2

UU No. 32 tahun 2004, ps. 20(1)

UU PPLH No 32 tahun 2009, ps. 2

UU No. 26 tahun 2007,Ps. 2

UU No. 26 tahun 2007,Ps. 2

LAN

DA

SAN

YU

RID

ISLA

ND

ASA

N Y

URI

DIS

UU No 18, tahun 2008 ps. 3UU No 18, tahun 2008 ps. 3

Tanggung jawab, keberlanjutan, manfaat, Keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan, nilai ekonomi

Tanggung jawab, keberlanjutan, manfaat, Keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan, nilai ekonomi

Page 14: PERATURAN pengelolaan air limbah

2. Hak & kewajiban2. Hak &

kewajiban

Pemerintah (regulator)Kebijakan nasional mengatur & mengembangkan kebijaksanaan PLH (SDA, kesehatan)

Pemerintah (regulator)Kebijakan nasional mengatur & mengembangkan kebijaksanaan PLH (SDA, kesehatan)

Khusus pengendalian LH dilimpahkan ke Kab./Kota (ps.

14 UU 32/2004)

Aturan setelah perubahan sistem

pemerintahan, mengatur pembagian kewenangan antara

Pem. dan Pemda(UU 7/2004, UU 32/2004,

UU 26/2007, UU PPLH 32/ 2009)

Aturan setelah perubahan sistem

pemerintahan, mengatur pembagian kewenangan antara

Pem. dan Pemda(UU 7/2004, UU 32/2004,

UU 26/2007, UU PPLH 32/ 2009)

HAKatas LH yang sehat;atas informasi LHberperan dalam pengelolaan

KEWAJIBANMemelihara kelestarian fungsi LHmemberi informasi (bagi badan usaha)

KHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUS

Misal: UU no. 4/1992Individu mengikuti syarat teknis (ps. 7)

Badan usaha sarana lingkungan,

penghijauan lingkungan, utilitas

umum (ps.24)

Misal: UU no. 4/1992Individu mengikuti syarat teknis (ps. 7)

Badan usaha sarana lingkungan,

penghijauan lingkungan, utilitas

umum (ps.24)

LANDASAN YURIDISLANDASAN YURIDIS

Masyarakat (incl. badan

usaha)

PEMERINTAH DAN

PEMDA

Page 15: PERATURAN pengelolaan air limbah

LANDASANLANDASAN SOSIOLOGIS SOSIOLOGIS

MANUSIA MENGELUARKAN

AIR LIMBAH SETIAP WAKTU

MANUSIA MEMERLUKAN LINGKUNGAN

SEHAT

AIR LIMBAH

LINGKUNGLINGKUNGANAN

POTENSI POTENSI PENCEMAPENCEMA

RANRAN

Pengumpulan Penyaluran Pengolahan Pemanfaatan

Page 16: PERATURAN pengelolaan air limbah

LANDASANLANDASAN SOSIOLOGIS SOSIOLOGIS

Pengel AL Pengel AL skala skala

Individu/ Individu/ KelompokKelompok

Kemampuan Pembiayaan

Pemahaman Masyarakat akan

kesehatan

Hak Asasi atas Hak Asasi atas KesehatanKesehatan

Hak Asasi atas Hak Asasi atas KesehatanKesehatan

Dengan Aturan/Sanksi

Pola Kebiasaan

Masyarakat

Dukungan Masyarakat setempat,

pemerintah, LSM

Pemahaman Masyarakat akan

teknologi

Pengel AL Skala Pengel AL Skala Lingkungan Lingkungan KomunitasKomunitas

Kemampuan pembiayaan komunitas

Dukungan Komunitas, pemerintah,

LSM

Sarana prasarana tepat guna

Kemampuan mengelola

Sarana prasarana

Aturan & sanksi

Pengel. AL Pengel. AL Skala Kota Skala Kota

Teknologi tepat

Dukungan MasyarakatKemampuan

Pemerintah mengelola Sarana

prasana

Aturan & Sanksi

Kemampuan pembiayaan Pemerintah

Page 17: PERATURAN pengelolaan air limbah

KEBUTUHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGANPENGEMBANGAN ASPEK ASPEK HUKUM HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAHPENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 18: PERATURAN pengelolaan air limbah

MATERI MUATAN PENGATURAN DALAM MATERI MUATAN PENGATURAN DALAM RENCANA DRAFT RUU PENGELOLAAN AIR RENCANA DRAFT RUU PENGELOLAAN AIR

LIMBAHLIMBAH

MATERI MUATAN PENGATURAN DALAM MATERI MUATAN PENGATURAN DALAM RENCANA DRAFT RUU PENGELOLAAN AIR RENCANA DRAFT RUU PENGELOLAAN AIR

LIMBAHLIMBAH1. Tugas & wewenang Pemerintah dan Pemda2. Hak & kewajiban individu dan badan hukum3. Aspek teknik sistem pengelolaan air limbah4. Kelembagaan5. Pembiayaan6. Kerjasama dan Kemitraan7. Pembinaan dan Pengawasan8. Peran masyarakat9. Insentif & disinsentif serta kompensasi10. Sanksi Administratif11. Penyelesaian Sengketa12. Penyidikan13. Ketentuan Pidana14. Ketentuan Peralihan15. Ketentuan Penutup

1. Tugas & wewenang Pemerintah dan Pemda2. Hak & kewajiban individu dan badan hukum3. Aspek teknik sistem pengelolaan air limbah4. Kelembagaan5. Pembiayaan6. Kerjasama dan Kemitraan7. Pembinaan dan Pengawasan8. Peran masyarakat9. Insentif & disinsentif serta kompensasi10. Sanksi Administratif11. Penyelesaian Sengketa12. Penyidikan13. Ketentuan Pidana14. Ketentuan Peralihan15. Ketentuan Penutup

Page 19: PERATURAN pengelolaan air limbah

DASAR PEMIKIRAN• Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU 32/2009)• Air limbah (wastewater) adalah kombinasi dari air atau limbah

yang dibawa air yang berasal dari rumah tinggal, institusi, dan komersial dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin tercampur (MetCalf, 2004)

• Sewage atau air limbah adalah kombinasi dari limbah berbentuk cair yang berasal dari rumah tinggal, komersial, dan industri, bergabung bersama dengan air tanah atau permukaan yang mungkin masuk ke dalam saluran (Ehler, 1958).

• Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair (PP Nomor 82 Tahun 2001).

• Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU 32/2009)• Air limbah (wastewater) adalah kombinasi dari air atau limbah

yang dibawa air yang berasal dari rumah tinggal, institusi, dan komersial dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin tercampur (MetCalf, 2004)

• Sewage atau air limbah adalah kombinasi dari limbah berbentuk cair yang berasal dari rumah tinggal, komersial, dan industri, bergabung bersama dengan air tanah atau permukaan yang mungkin masuk ke dalam saluran (Ehler, 1958).

• Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair (PP Nomor 82 Tahun 2001).

PENGERTIAN AIR LIMBAHPENGERTIAN AIR LIMBAH

Page 20: PERATURAN pengelolaan air limbah

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH YANG ADASISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH YANG ADA

Jenis sistem Sumber Limbah

Onsite sistem Individual Black water Cubluk/TSGrey water drainase

Komunal Black water TS komunalGrey water TS kom / drainase

Offsite sistem Terpisah Black water + grey water sal kotaLimpasan air hujan sal drainase

Tercampur Black water + grey water + limpasan air hujan saluran kota

Limpasan hujan merupakan bagian air limbah yang dikelola dalam sistem offsite jika tercampur dengan air limbah lainnya

Page 21: PERATURAN pengelolaan air limbah

PENGERTIAN AIR LIMBAHPENGERTIAN AIR LIMBAHPENGERTIAN AIR LIMBAHPENGERTIAN AIR LIMBAH

AIR LIMBAH

NON RUMAH TINGGALRUMAH TINGGAL

FASILITAS UMUM INDUSTRI

BLACK WATER GREY WATER

BLACK WATER

GREY WATER

B3NON B3 NON-B3

DIKELOLA KHUSUS

Air Limpasan

Infiltrasi/Inflow Air hujan

B3

BLACK WATER

GREY WATER

Limbah industri (IPAL)

Air Limbah ini adalah : sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair, meliputi air limbah dari kegiatan rumah tangga (domestik), kegiatan non rumah tangga (non domestik) dan limpasan air hujan yang mungkin tercampur dalam satu saluran

RUMAH TANGGA NON RUMAH TANGGA AIR LIMPASAN

FASILITAS UMUM INDUSTRI

Page 22: PERATURAN pengelolaan air limbah

RUANG LINGKUP AIR LIMBAHRUANG LINGKUP AIR LIMBAHRUANG LINGKUP AIR LIMBAHRUANG LINGKUP AIR LIMBAH

Page 23: PERATURAN pengelolaan air limbah

ASAS PENGELOLAAN AIR LIMBAHASAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH

(i) Tanggung jawab negara, (vii) Partisipatif

(ii) Kelestarian & keberlanjutan, (viii) Kesadaran

(iii) Keterpaduan, (ix) Manfaat

(iv) Keadilan, (x) Pencemar Membayar

(v) Ekoregion, (xi) Otonomi Daerah

(vi) Kehati-hatian, (xii) Good Govermance

Page 24: PERATURAN pengelolaan air limbah

Tujuan dari Pengelolaan Air Limbah adalah :a.pengendalian kualitas air limbah yang dibuang secara langsung ke lingkungan b.perlindungan dan pelestarian sumber air, c.pengendalian kualitas lingkungand.peningkatan kesehatan masyarakat e.menjadikan air limbah sebagai sumber daya

Tujuan dari Pengelolaan Air Limbah adalah :a.pengendalian kualitas air limbah yang dibuang secara langsung ke lingkungan b.perlindungan dan pelestarian sumber air, c.pengendalian kualitas lingkungand.peningkatan kesehatan masyarakat e.menjadikan air limbah sebagai sumber daya

TUJUAN PENGELOLAAN AIR TUJUAN PENGELOLAAN AIR LIMBAHLIMBAH

TUJUAN PENGELOLAAN AIR TUJUAN PENGELOLAAN AIR LIMBAHLIMBAH

Page 25: PERATURAN pengelolaan air limbah

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan air limbah adalah:– Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat

akan kebersihan dan kesehatan– Peningkatan peran berbagai pihak (pemerintah,

masyarakat, dan pelaku usaha) dalam pengelolaan air limbah

– Pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan

– Peningkatan penyelenggaraan pengelolaan air limbah – Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan air limbah adalah:– Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat

akan kebersihan dan kesehatan– Peningkatan peran berbagai pihak (pemerintah,

masyarakat, dan pelaku usaha) dalam pengelolaan air limbah

– Pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan

– Peningkatan penyelenggaraan pengelolaan air limbah – Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

SASARAN PENGELOLAAN AIR LIMBAHSASARAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 26: PERATURAN pengelolaan air limbah

SASARAN ANTARA (1)SASARAN ANTARA (1)SASARAN ANTARA (1)SASARAN ANTARA (1)

Tahap I : Peningkatan kesadaran dan kepemilikan PS dasar/individu, dan pemeliharaan PS yang sudah ada

• Sasaran antara untuk air limbah domestik:– Stop BAB sembarangan– Peningkatan kepemilikan unit pengolah air limbah skala

individu/komunal yang sesuai dengan criteria– Peningkatan kinerja pengolahan IPAL dan IPLT skala kota yang sudah

ada• Sasaran antara untuk air limbah industri/B3:

– Peningkatan kepemilikan IPAL industri dan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 di sumber sesuai criteria

– Peningkatan operasionalisasi IPAL sesuai SOP dan pelaksanaan tahapan pengelolaan limbah B3 sesuai peraturan yang berlaku

• Sasaran antara untuk pengelolaan air limpasan:– Peningkatan kesadaran pemeliharaan prasarana dan sarana drainase

yang ada agar tidak tercampur dengan air limbah domestik atau industri

Tahap I : Peningkatan kesadaran dan kepemilikan PS dasar/individu, dan pemeliharaan PS yang sudah ada

• Sasaran antara untuk air limbah domestik:– Stop BAB sembarangan– Peningkatan kepemilikan unit pengolah air limbah skala

individu/komunal yang sesuai dengan criteria– Peningkatan kinerja pengolahan IPAL dan IPLT skala kota yang sudah

ada• Sasaran antara untuk air limbah industri/B3:

– Peningkatan kepemilikan IPAL industri dan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 di sumber sesuai criteria

– Peningkatan operasionalisasi IPAL sesuai SOP dan pelaksanaan tahapan pengelolaan limbah B3 sesuai peraturan yang berlaku

• Sasaran antara untuk pengelolaan air limpasan:– Peningkatan kesadaran pemeliharaan prasarana dan sarana drainase

yang ada agar tidak tercampur dengan air limbah domestik atau industri

Page 27: PERATURAN pengelolaan air limbah

Tahap II : Peningkatan ketersediaan PS skala lingkungan dan kota• Sasaran antara untuk air limbah domestik:

– Pengolahan sederhana di hilir saluran drainase yang masih menampung air limbah domestik sebelum masuk ke badan air/sungai

– Pembuatan jaringan air limbah skala lingkungan atau kota dilengkapi dengan IPAL

• Sasaran antara untuk air limbah industri /B3– Peningkatan pemanfaatan kembali air limbah industri/B3 hasil olahan

IPAL • Sasaran antara untuk pengelolaan air limpasan hujan

– Pengembangan pengolahan sederhana di hilir saluran drainase yang menampung hasil olahan air limbah domestik dan industri

Tahap II : Peningkatan ketersediaan PS skala lingkungan dan kota• Sasaran antara untuk air limbah domestik:

– Pengolahan sederhana di hilir saluran drainase yang masih menampung air limbah domestik sebelum masuk ke badan air/sungai

– Pembuatan jaringan air limbah skala lingkungan atau kota dilengkapi dengan IPAL

• Sasaran antara untuk air limbah industri /B3– Peningkatan pemanfaatan kembali air limbah industri/B3 hasil olahan

IPAL • Sasaran antara untuk pengelolaan air limpasan hujan

– Pengembangan pengolahan sederhana di hilir saluran drainase yang menampung hasil olahan air limbah domestik dan industri

SASARAN ANTARA (2)SASARAN ANTARA (2)SASARAN ANTARA (2)SASARAN ANTARA (2)

Page 28: PERATURAN pengelolaan air limbah

SAAT INI SASARAN TUJUANSU

MBE

RPE

NG

UM

PULA

N/

PEN

GO

LAH

AN

AW

AL

Jamban tanpa leher angsa

BAB Sembarangan

Perdesaan :

Perkotaan :

TS tidak sempurna

Cubluk Cemplung

BAB Sembarangan

SASARAN ANTARA

Men

ingk

atka

n Ku

alit

as A

ir L

imba

h ya

ng

dibu

ang

ke L

ingk

unga

n

Jamban dengan Leher

Angsa

Jamban tanpa Leher Angsa + Cubluk

cemplung

Jamban dengan Leher Angsa +

Cubluk cemplung

Jamban dengan Leher Angsa + TS + resapan

Drainase (Grey water)

Catatan : Jarak thd Sb. Air memenuhi syaratKontruksi TS memenuhi syarat

TS + resapan

Leher Angsa ke Sal. Kota

TS ke Salur. Kota

Page 29: PERATURAN pengelolaan air limbah

Black WaterGrey WaterEffl. Tangki Septik

Pengangkutan Truk Tinja tidak terkontrol

Tangki Septik tidak sempurna

IPAL tidak beroperasi baik

IPLT tidak beroperasi baik

Pemanfaatan Belum Optimal

menjadikan air limbah sebagai sumber daya

meningkatkan perlindungan dan pelestarian sumber air,

meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan kesehatan masyarakat

Pemanfaatan :1.Gas2.Pupuk3.Daur Ulang Air

Tangki Septik Sempurna

IPAL Beroperasi baik

IPLT beroperasi baik

Perdesaan :Black water : Cubluk Grey water : pengol. sederhana

Perkotaan :

Black water : TS + resGrey Water : Sal. KotaBlack + Grey water : Sal kotaLumpur Tinja : IPLT

DrainaseDrainase/ Sungai/ Sungai

DrainaseDrainase/ Sungai/ Sungai

Black Water

Black Water

Grey Water

Cubluk

TS + Resapan

Grey Water

drain Penglohandi hilir saluran

Saringan sederhana

sal. drainase

SAAT INI SASARAN TUJUANSASARAN ANTARA

Page 30: PERATURAN pengelolaan air limbah

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

(PP 38/2007, PSL 7.1&2)

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

(PP 38/2007, PSL 7.1&2)

• Urusan Wajib

1. Lingkungan Hidup

2. Pekerjaan Umum

3. Penataan Ruang

4.Perencanaan Pembangunan• Urusan Pilihan

1.

2.

Dst…. Dst…

• Urusan Wajib

1. Lingkungan Hidup

2. Pekerjaan Umum

3. Penataan Ruang

4.Perencanaan Pembangunan• Urusan Pilihan

1.

2.

Dst…. Dst…

Page 31: PERATURAN pengelolaan air limbah

TUGAS PEMERINTAH DAN PEMDATUGAS PEMERINTAH DAN PEMDA

1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dan lingkungan bersih

2. Melakukan penelitian dan pengembangan teknologi pengendalian, penanganan dan pemanfaatan air limbah.

3. Mendorong, memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengendalian, penanganan, dan pemanfaatan air limbah (pelaksanaan penanganan terkait sanksi pidana)

4. Melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan air limbah.

1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dan lingkungan bersih

2. Melakukan penelitian dan pengembangan teknologi pengendalian, penanganan dan pemanfaatan air limbah.

3. Mendorong, memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengendalian, penanganan, dan pemanfaatan air limbah (pelaksanaan penanganan terkait sanksi pidana)

4. Melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan air limbah.

Page 32: PERATURAN pengelolaan air limbah

WEWENANG PEMERINTAHWEWENANG PEMERINTAHWEWENANG PEMERINTAHWEWENANG PEMERINTAH

1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan air limbah tingkat nasional

2. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan air limbah;

3. Menetapkan standar kompetisi teknis bagi SDM yang ahli dan terampil dalam pengelolaan air limbah;

4. Memfasilitasi dan memberi izin pengelolaan air limbah lintas provinsi;

5. Memfasilitasi dan mengembangkan kelembagaan, kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan air limbah;

6. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah serta pengendalian atas pelaksanaan NSPK; dan

7. Menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam pengelolaan air limbah

1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan air limbah tingkat nasional

2. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan air limbah;

3. Menetapkan standar kompetisi teknis bagi SDM yang ahli dan terampil dalam pengelolaan air limbah;

4. Memfasilitasi dan memberi izin pengelolaan air limbah lintas provinsi;

5. Memfasilitasi dan mengembangkan kelembagaan, kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan air limbah;

6. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan air limbah serta pengendalian atas pelaksanaan NSPK; dan

7. Menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam pengelolaan air limbah

Page 33: PERATURAN pengelolaan air limbah

WEWENANG PEMPROVWEWENANG PEMPROVWEWENANG PEMPROVWEWENANG PEMPROV1. menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan air limbah

tingkat provinsi sesuai dengan kebijakan Pemerintah;2. memfasilitasi perizinan dan rekomendasi dalam penyelenggaraan

pengelolaan air limbah tingkat provinsi; khusus B3 hanya izin pengumpulan

3. memfasilitasi pengembangan kelembagaan daerah, kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan air limbah;

4. membantu pengembangan teknis pengelolaan air limbah;5. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja

kabupaten/kota dalam pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh pihak lain;

6. memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan air limbah antarkabupaten/ antarkota dalam 1 (satu) provinsi.

7. menyelenggarakan pengelolaan air limbah lintas kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah

1. menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan air limbah tingkat provinsi sesuai dengan kebijakan Pemerintah;

2. memfasilitasi perizinan dan rekomendasi dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah tingkat provinsi; khusus B3 hanya izin pengumpulan

3. memfasilitasi pengembangan kelembagaan daerah, kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan air limbah;

4. membantu pengembangan teknis pengelolaan air limbah;5. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja

kabupaten/kota dalam pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh pihak lain;

6. memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan air limbah antarkabupaten/ antarkota dalam 1 (satu) provinsi.

7. menyelenggarakan pengelolaan air limbah lintas kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah

Page 34: PERATURAN pengelolaan air limbah

WEWENANG PEMKAB/KOTWEWENANG PEMKAB/KOTWEWENANG PEMKAB/KOTWEWENANG PEMKAB/KOT1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan air limbah tingkat

kabupaten/kota berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;2. Menyelenggarakan pengelolaan air limbah skala kabupaten/kota

sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;

3. Menyelenggarakan pengelolaan air limbah untuk kawasan masyarakat berpenghasilan rendah

4. Memberi izin dan rekomendasi dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah, kecuali limbah B3 hanya izin pengumpulan, penyimpanan sementara, dan lokasi pengolahan

5. Melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh pihak lain

6. Melaksanakan pengembangan kelembagaan daerah, kerjasama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan air limbah; dan

7. Menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan air limbah sesuai dengan kewenangannya.

1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan air limbah tingkat kabupaten/kota berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

2. Menyelenggarakan pengelolaan air limbah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;

3. Menyelenggarakan pengelolaan air limbah untuk kawasan masyarakat berpenghasilan rendah

4. Memberi izin dan rekomendasi dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah, kecuali limbah B3 hanya izin pengumpulan, penyimpanan sementara, dan lokasi pengolahan

5. Melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh pihak lain

6. Melaksanakan pengembangan kelembagaan daerah, kerjasama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan air limbah; dan

7. Menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan air limbah sesuai dengan kewenangannya.

Page 35: PERATURAN pengelolaan air limbah

HAKHAK DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAHHAKHAK DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 36: PERATURAN pengelolaan air limbah

1. Setiap orang dan/atau badan usaha wajib berusaha melakukan penghematan penggunaan air dalam rangka mereduksi kuantitas air limbah

2. Setiap orang dan/atau badan usaha wajib mengelola air limbah yang dihasilkannya sesuai dengan kriteria yang berlaku.

1. Setiap orang dan/atau badan usaha wajib berusaha melakukan penghematan penggunaan air dalam rangka mereduksi kuantitas air limbah

2. Setiap orang dan/atau badan usaha wajib mengelola air limbah yang dihasilkannya sesuai dengan kriteria yang berlaku.

KEWAJIBAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KEWAJIBAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Setiap orang dan/atau badan usaha yang tinggal di kota atau kawasan yang sudah memiliki sarana prasarana terpusat (offsite sistem), wajib memanfaatkan sarana prasarana tersebut

Setiap orang dan/atau badan usaha yang tinggal di kota atau kawasan yang sudah memiliki sarana prasarana terpusat (offsite sistem), wajib memanfaatkan sarana prasarana tersebut

Page 37: PERATURAN pengelolaan air limbah

Larangan dalam Pengelolaan Air LimbahLarangan dalam Pengelolaan Air Limbah

Setiap orang dilarang:1.Membuang air limbah yang tidak dikelola sesuai dengan

kriteria; • Menggunakan teknologi yang tidak tepat sesuai

dengan karakteristik air limbah, dan kondisi fisik, sosial, ekonomi, dan budaya setempat

• Mengencerkan air limbah domestik dan/atau industri untuk kemudian dibuang langsung ke badan air maupun lingkungan

• Membuang air limbah domestik dan/atau industri ke dalam saluran drainase

2.Memasukkan air limbah ke dalam wilayah NKRI;3.Mengimpor air limbah;

Setiap orang dilarang:1.Membuang air limbah yang tidak dikelola sesuai dengan

kriteria; • Menggunakan teknologi yang tidak tepat sesuai

dengan karakteristik air limbah, dan kondisi fisik, sosial, ekonomi, dan budaya setempat

• Mengencerkan air limbah domestik dan/atau industri untuk kemudian dibuang langsung ke badan air maupun lingkungan

• Membuang air limbah domestik dan/atau industri ke dalam saluran drainase

2.Memasukkan air limbah ke dalam wilayah NKRI;3.Mengimpor air limbah;

Page 38: PERATURAN pengelolaan air limbah

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN

AIR LIMBAH DOMESTIK

Page 39: PERATURAN pengelolaan air limbah

DIAGRAM ALIR PENYELENGGARA

AN PENGELOLAAN

AIR LIMBAH

DIAGRAM ALIR PENYELENGGARA

AN PENGELOLAAN

AIR LIMBAH

Page 40: PERATURAN pengelolaan air limbah

PEMBAGIAN PENANGGUNGJAWAB PEMBAGIAN PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH PELAKSANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH

DOMESTIKDOMESTIK

Page 41: PERATURAN pengelolaan air limbah

PENGATURAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PENGATURAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

Tugas dan wewenang pengaturan, pembinaan, dan pengawasan mengacu pada tugas dan kewenangan antar pemerintah

Tugas dan wewenang pengaturan, pembinaan, dan pengawasan mengacu pada tugas dan kewenangan antar pemerintah

Page 42: PERATURAN pengelolaan air limbah

DIAGRAM TEKNIS SISTEM AIR LIMBAH (sumber: Manual Buku Putih, ISSDP, 2010)DIAGRAM TEKNIS SISTEM AIR LIMBAH (sumber: Manual Buku Putih, ISSDP, 2010)

Page 43: PERATURAN pengelolaan air limbah

ASPEK YANG BERPERAN DALAM PILIHAN ASPEK YANG BERPERAN DALAM PILIHAN SISTEM DAN PILIHAN TEKNOLOGISISTEM DAN PILIHAN TEKNOLOGI

Page 44: PERATURAN pengelolaan air limbah

DIAGRAM PEMILIHAN DAN PENTAHAPAN UNTUK SISTEM SANITASI TERPUSAT ATAU SETEMPAT

DIAGRAM PEMILIHAN DAN PENTAHAPAN UNTUK SISTEM SANITASI TERPUSAT ATAU SETEMPAT

Page 45: PERATURAN pengelolaan air limbah

PEMILIHAN TEKNOLOGI SANITASI DI INDONESIAPEMILIHAN TEKNOLOGI SANITASI DI INDONESIA

Page 46: PERATURAN pengelolaan air limbah

1. BOT (Build, Operate, Transfer) swasta membangun dan mengoperasikan, kemudian menyerahkannya kepada pemerintah pada suatu waktu

2. BOO (Build, Operate, Own) swasta membangun, mengoperasikan, dan menjadi pemilik

3. Konsesi swasta membangun, dan mendapat monopoli keuntungan dalam jangka waktu tertentu

4. Management Delegate Pemda/swasta menjadi pengawas dan menjadi pemilik atas investasi pemerintah

5. Hibah penerimaan daerah dari negara /lembaga asing, internasional, badan/lembaga dalam negeri berupa uang, barang, atau jasa

6. Leasing pemerintah merupakan pemilik dan bertanggung jawab dalam pembiayaan pengembangan sistem, swasta berperan dalam pengoperasian sistem pelayanan publik yang bersangkutan selama jangka waktu tertentu

7. OBA (Output Based Aid) Subsidi bantuan pembangunan dari pemerintah ke pemda

1. BOT (Build, Operate, Transfer) swasta membangun dan mengoperasikan, kemudian menyerahkannya kepada pemerintah pada suatu waktu

2. BOO (Build, Operate, Own) swasta membangun, mengoperasikan, dan menjadi pemilik

3. Konsesi swasta membangun, dan mendapat monopoli keuntungan dalam jangka waktu tertentu

4. Management Delegate Pemda/swasta menjadi pengawas dan menjadi pemilik atas investasi pemerintah

5. Hibah penerimaan daerah dari negara /lembaga asing, internasional, badan/lembaga dalam negeri berupa uang, barang, atau jasa

6. Leasing pemerintah merupakan pemilik dan bertanggung jawab dalam pembiayaan pengembangan sistem, swasta berperan dalam pengoperasian sistem pelayanan publik yang bersangkutan selama jangka waktu tertentu

7. OBA (Output Based Aid) Subsidi bantuan pembangunan dari pemerintah ke pemda

POLA PEMBIAYAAN DAN INVESTASIPOLA PEMBIAYAAN DAN INVESTASI PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

POLA PEMBIAYAAN DAN INVESTASIPOLA PEMBIAYAAN DAN INVESTASI PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 47: PERATURAN pengelolaan air limbah

PEMBIAYAAN OPERASIONAL DAN PERAWATAN PEMBIAYAAN OPERASIONAL DAN PERAWATAN PS AIR LIMBAHPS AIR LIMBAH

PEMBIAYAAN OPERASIONAL DAN PERAWATAN PEMBIAYAAN OPERASIONAL DAN PERAWATAN PS AIR LIMBAHPS AIR LIMBAH

• Pajak : kontribusi wajib dari orang pribadi/ badan yang bersifat memaksa tanpa imbalan secara langsung Setiap orang pasti mengeluarkan air limbah dan

berpotensi mencemari lingkungan pajak lingkungan/air limbah(?)….bukan jenis pajak dalam UU 28/2009

• Retribusi : pungutan daerah atas pembayaran jasa atau pemberian ijin yg khusus disediakan Pemda untuk pribadi/badan

bagaimana dengan orang /badan yang melakukan sistem onsite individual?

• Pajak : kontribusi wajib dari orang pribadi/ badan yang bersifat memaksa tanpa imbalan secara langsung Setiap orang pasti mengeluarkan air limbah dan

berpotensi mencemari lingkungan pajak lingkungan/air limbah(?)….bukan jenis pajak dalam UU 28/2009

• Retribusi : pungutan daerah atas pembayaran jasa atau pemberian ijin yg khusus disediakan Pemda untuk pribadi/badan

bagaimana dengan orang /badan yang melakukan sistem onsite individual?

Page 48: PERATURAN pengelolaan air limbah

IDENTIFIKASI SUMBERIDENTIFIKASI SUMBER PEMBIAYAANPEMBIAYAAN

IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI PERMASALAHANPERMASALAHAN

SOSIALISASI SOSIALISASI PROMOSIPROMOSI

PERENCANAAN :PERENCANAAN :1.TEKNIS &OPERASIONAL2.PEMBIAYAAN3.KELEMBAGAAN4.KETERLIBATAN MASYARAKAT5.LEGALITAS

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN BARUBARU

OPERASIONAL & OPERASIONAL & PERAWATANPERAWATAN

PEMANFAATAN & PEMANFAATAN & EVALUASIEVALUASI

REHABILITASI REHABILITASI KONSTRUKSIKONSTRUKSI

POTENSI DAUR ULANGPOTENSI DAUR ULANG

PENYIAPAN PENYIAPAN MASYARAKAMASYARAKA

TT

PERENCANAPERENCANAANAN

PEMBANGUNPEMBANGUNANAN

PENGELOLAPENGELOLAANAN

1.1. PEMDA KAB/KOTAPEMDA KAB/KOTA2.2. PEMERINTAH & PEMERINTAH &

PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH PROVINSI (STIMULUS)(STIMULUS)

3.3. SWASTA/ LUAR NEGERISWASTA/ LUAR NEGERI

1.1. MASYARAKAT MASYARAKAT (RETRIBUSI/PAJAK ?)(RETRIBUSI/PAJAK ?)

2.2. PEMDA KAB/ KOTAPEMDA KAB/ KOTA

1.1. PEMDA KAB/KOTAPEMDA KAB/KOTA2.2. PEMERINTAH & PEMERINTAH &

PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH PROVINSI (STIMULUS)(STIMULUS)

3.3. SWASTA/ LUAR NEGERISWASTA/ LUAR NEGERI

1.1. PEMDA KAB/KOTAPEMDA KAB/KOTA2.2. PEMERINTAH & PEMERINTAH &

PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH PROVINSI (STIMULUS)(STIMULUS)

3.3. SWASTA/ LUAR NEGERISWASTA/ LUAR NEGERI

SUMBER PEMBIAYAANSUMBER PEMBIAYAANKEGIATANKEGIATAN

Page 49: PERATURAN pengelolaan air limbah

POLA PEMBAGIAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POLA PEMBAGIAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPATAIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT

SUMBER PENGOLAHAN AWAL PENYEDOTAN/ PENGANGKUTA

N

PENGOLAHAN

SwadayaSwadaya

APBD Prov.APBD Prov.

APBD Kota/KabAPBD Kota/Kab

APBNAPBNCatatan :1.Pendanaan pembangunan pengolahan awal secara individu sepenuhnya dibiayai dari swadaya.2.APBD Kota/ Kab bisa mendanai untuk pembangunan pengolahan awal skala komunal.3.APBD Provinsi bisa mendanai sepenuhnya jika skala pengolahan yang dilayani lintas Kota/ Kab (regional).4.Pendanaan untuk SR sifatnya bisa sepenuhnya didanai dari APBD Kota/ Kab atau didanai sendiri secara swadaya oleh masyarakat.5.Pendanaan APBN bisa mendanai sepenuhnya untuk kegiatan penyaluran/ pengangkutan dan pengolahan atau pendanaan bersama dengan APBD Prov/ APBD Kota/ Kab.

Page 50: PERATURAN pengelolaan air limbah

SUMBER SAMBUNGAN RUMAH

PENYALURAN/ PENGANGKUTA

N

PENGOLAHAN

SwadayaSwadaya

APBD Prov.APBD Prov.

APBD Kota/KabAPBD Kota/Kab

APBNAPBN

POLA PEMBAGIAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POLA PEMBAGIAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSATAIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT

Catatan :1.Pendanaan untuk Sambungan Rumah bisa sepenuhnya didanai dari APBD Kota/ Kab atau didanai sendiri secara swadaya oleh masyarakat.2.Pendanaan bersama antara APBD Provinsi dengan APDB Kota/ Kab. Jika skala yang dikelola adalah Skala kota/Kab.3.Pendanaan APBD Provinsi bisa mendanai sepenuhnya jika skala yang dilayani lintas Kota/ Kab (regional).4.Skema pendanaan APBN bisa mendanai sepenuhnya untuk kegiatan penyaluran/ pengangkutan dan pengolahan atau pendanaan bersama dengan APBD Prov/ APBD Kota/ Kab.

Page 51: PERATURAN pengelolaan air limbah

PERAN MASYARAKATPERAN MASYARAKATIDENTIFIKASI IDENTIFIKASI

PERMASALAHANPERMASALAHAN

SOSIALISASI SOSIALISASI PROMOSIPROMOSI

PERENCANAAN :PERENCANAAN :1.TEKNIS &OPERASIONAL2.PEMBIAYAAN3.KELEMBAGAAN4.KETERLIBATAN MASYARAKAT5.LEGALITAS

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN BARUBARU

OPERASIONAL & OPERASIONAL & PERAWATANPERAWATAN

PEMANFAATAN & PEMANFAATAN & EVALUASIEVALUASI

REHABILITASI REHABILITASI KONSTRUKSIKONSTRUKSI

POTENSI DAUR ULANGPOTENSI DAUR ULANG

PENYIAPAN PENYIAPAN MASYARAKAMASYARAKA

TT

PERENCANAPERENCANAANAN

PEMBANGUNPEMBANGUNANAN

PENGELOLAPENGELOLAANAN

MASYARAKAT SEBAGAI MASYARAKAT SEBAGAI SUBJEK SEKALIGUS SUBJEK SEKALIGUS OBJEKOBJEK

MASYARAKAT MASYARAKAT MENGETAHUI DENGAN MENGETAHUI DENGAN JELAS PERMASALAHAN JELAS PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF SOLUSI DAN ALTERNATIF SOLUSI YANG ADAYANG ADA

SUMBER PEMBIAYAANSUMBER PEMBIAYAANKEGIATANKEGIATAN

MASYARAKAT MENGETAHUI MASYARAKAT MENGETAHUI TEKNIS OPERASIONAL, TEKNIS OPERASIONAL, TRANSPARANSI TRANSPARANSI PEMBIAYAAN, POLA PEMBIAYAAN, POLA KELEMBAGAAN, KEKUATAN KELEMBAGAAN, KEKUATAN LEGALITAS, DAN LEGALITAS, DAN MEKANISME KETERLIBATAN MEKANISME KETERLIBATAN DALAM SISTEN YANG AKAN DALAM SISTEN YANG AKAN DIBUATDIBUATPELIBATAN MASYARAKAT PELIBATAN MASYARAKAT SEBAGAI TENAGA KERJA, SEBAGAI TENAGA KERJA, ATAU PENDUKUNG PROSES ATAU PENDUKUNG PROSES PEMBANGUNANPEMBANGUNAN

MASYARAKAT MENGETAHUI MASYARAKAT MENGETAHUI SISTEM OP, HASIL SISTEM OP, HASIL PEMANTAUN DAN POTENSI PEMANTAUN DAN POTENSI PEMANFAATAN YANG ADA, PEMANFAATAN YANG ADA, TRANSPARASI PEMBIAYAAN TRANSPARASI PEMBIAYAAN DALAM PENENTUAN DALAM PENENTUAN RETRIBUSI PAJAK?, IKUT RETRIBUSI PAJAK?, IKUT MEMELIHARA PSMEMELIHARA PS

Page 52: PERATURAN pengelolaan air limbah

Bentuk-bentuk kelembagaan:Bentuk-bentuk kelembagaan:1.1. Kelembagaan Publik;Kelembagaan Publik;2.2. Kelembagaan Semi Publik;Kelembagaan Semi Publik;3.3. Kelembagaan Tim/ Komisi;Kelembagaan Tim/ Komisi;4.4. Kelembagaan Otorita;Kelembagaan Otorita;5.5. Kelembagaan Pengelolaan Bersama.Kelembagaan Pengelolaan Bersama.

Bentuk-bentuk kelembagaan:Bentuk-bentuk kelembagaan:1.1. Kelembagaan Publik;Kelembagaan Publik;2.2. Kelembagaan Semi Publik;Kelembagaan Semi Publik;3.3. Kelembagaan Tim/ Komisi;Kelembagaan Tim/ Komisi;4.4. Kelembagaan Otorita;Kelembagaan Otorita;5.5. Kelembagaan Pengelolaan Bersama.Kelembagaan Pengelolaan Bersama.

ASPEK-ASPEK YANG HARUS ASPEK-ASPEK YANG HARUS DIPERHATIKAN:DIPERHATIKAN:

1. Tugas & Wewenang tumpang tindih, bias atau tidak;2. Komitmen pengelola;3. Kapasitas/ kemampuan (organisasi, SDM, pembiayaan);4. Sistem penunjang (supporting/ organizational system) , e.g. TI

1. Tugas & Wewenang tumpang tindih, bias atau tidak;2. Komitmen pengelola;3. Kapasitas/ kemampuan (organisasi, SDM, pembiayaan);4. Sistem penunjang (supporting/ organizational system) , e.g. TI

Struktur organisasi berdasarkan PP no, 41 tahun 2007, bisa terdiri dari Inspektorat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah/ Bappeda, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah

Struktur organisasi berdasarkan PP no, 41 tahun 2007, bisa terdir i dari Inspektorat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah/ Bappeda, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah

Page 53: PERATURAN pengelolaan air limbah

BENTUK-BENTUK LBENTUK-BENTUK LEMBAGAEMBAGAPerusahaan Daerah

Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum

Dinas atau Unit Pelayanan Teknis

DaerahKelebihan - Pengelolaan didasarkan

pada prinsip perusahaan yang (seharusnya) mandiri.- Kekayaan PD terpisah dari kekayaan daerah, sehingga pengelolaannya pun terpisah.- Pengelola adalah Direksi yang dapat dipilih dari profesional (Non-PNS).

- Lebih professional dan mandiri karena dimungkinkan keterlibatan para professional (non-PNS).- Kekayaan dikelola secara professional , akuntabilitas dan transparansi.- Pengelola gabungan antara PNS dan Non-PNS (professional).

- prosedur pengangkatan pengelola lebih mudah dan hanya boleh PNS.

Kelemahan -Prosedur pengangkatan dan pemberhentian lama karena harus mendapat persetujuan DPRD.- mencari keuntungan, padahal pengelolaan limbah air termasuk dalam pelayanan publik (yang tidak boleh mencari keuntungan) dikhawatirkan masyarakat tidak sanggup membayar tarif retribusi.

- Prosedur pembentukan lama karena harus memenuhi persyaratan substantif, administratif dan teknis (BLU Penuh), sedangkan BLU Bertahap cukup memenuhi persyaratan administratif dan substantif (periode maks. 3 tahun).

-SDM yang kurang mampu untuk mengelola atau kurangnya jumlah SDM yang ada.- Pengelolaan kurang professional.

Page 54: PERATURAN pengelolaan air limbah

Perusahaan Swasta KOPERASI

Kelebihan Pengelolaan didasarkan pada prinsip perusahaan yang mandiri.Kekayaan milik sendiriKaryawan dipilih dari profesional

Peran masyrakat tinggi dalam finansial dan SDMPerasaan memiliki tinggi sehingga rasa tanggung jawab besar

Kelemahan Pengontrolan hanya sebatas izin Profitable padahal ini merupakan pelayanan publik

Keterbatasan kualitas SDMKeterbatasan finansial

BENTUK-BENTUK LBENTUK-BENTUK LEMBAGAEMBAGA

Page 55: PERATURAN pengelolaan air limbah

KATEGORI KELEMBAGAAN (PRIVATIZATION IN THE DEVELOPING WORLD)

KATEGORI KELEMBAGAAN (PRIVATIZATION IN THE DEVELOPING WORLD)

1. Lembaga/Badan pengelola yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah dan dioperasikan oleh pegawai pemerintah (Service provider - public service oriented)

2. Lembaga/Badan Pengelola yang sebagian dimiliki Pemerintah dan sebagian dimiliki oleh Investor Private (parastatals) (Service provider - public service oriented)

3. Lembaga/badan Pengelola dimiliki oleh Pemerintah tetapi dioperasikan oleh manager profesional dari luar kalangan pemerintahan (Service provider - public service oriented)

4. Lembaga/badan Pengelola yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh sektor private (Corporate / enteprisess - profit oriented)

1. Lembaga/Badan pengelola yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah dan dioperasikan oleh pegawai pemerintah (Service provider - public service oriented)

2. Lembaga/Badan Pengelola yang sebagian dimiliki Pemerintah dan sebagian dimiliki oleh Investor Private (parastatals) (Service provider - public service oriented)

3. Lembaga/badan Pengelola dimiliki oleh Pemerintah tetapi dioperasikan oleh manager profesional dari luar kalangan pemerintahan (Service provider - public service oriented)

4. Lembaga/badan Pengelola yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh sektor private (Corporate / enteprisess - profit oriented)

Page 56: PERATURAN pengelolaan air limbah

KERJASAMA ANTAR DAERAH KERJASAMA ANTAR DAERAH

Asas: efisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, it ikad baik dan mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, equal, transparansi, keadilan (ps. 2 PP no. 50/ 2007)

BENTUK: BENTUK:

PERJANJIAN KERJASAMAPERJANJIAN KERJASAMABENTUK: BENTUK:

PERJANJIAN KERJASAMAPERJANJIAN KERJASAMA

KEPASTIAN KEPASTIAN HUKUMHUKUM

SUBYEK:SUBYEK:GUBERNUR, BUPATI/ WALIKOTA, GUBERNUR, BUPATI/ WALIKOTA,

PIHAK 3PIHAK 3

SUBYEK:SUBYEK:GUBERNUR, BUPATI/ WALIKOTA, GUBERNUR, BUPATI/ WALIKOTA,

PIHAK 3PIHAK 3

Dsr. Hukum: ps 195 & 196 UU no. 32/ Dsr. Hukum: ps 195 & 196 UU no. 32/ 20042004

OBYEK:OBYEK:KEGIATAN KEGIATAN

PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK

OBYEK:OBYEK:KEGIATAN KEGIATAN

PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK

Page 57: PERATURAN pengelolaan air limbah

• Intergovernmental service contract; Jenis kerjasama yang pertama dilakukan bila suatu daerah membayar daerah yang lain untuk melaksanakan jenis pelayanan tertentu

• Joint service agreement, biasanya dilakukan untuk menjalankan fungsi perencanaan, anggaran dan pemberian pelayanan tertentu kepada masyarakat daerah yang terlibat

• Intergovernmental service transfer, merupakan transfer permanen suatu tanggung jawab dari satu dearah ke daerah lain

• Intergovernmental service contract; Jenis kerjasama yang pertama dilakukan bila suatu daerah membayar daerah yang lain untuk melaksanakan jenis pelayanan tertentu

• Joint service agreement, biasanya dilakukan untuk menjalankan fungsi perencanaan, anggaran dan pemberian pelayanan tertentu kepada masyarakat daerah yang terlibat

• Intergovernmental service transfer, merupakan transfer permanen suatu tanggung jawab dari satu dearah ke daerah lain

BENTUK-BENTUK KERJASAMA ATAU KEMITRAAN

BENTUK-BENTUK KERJASAMA ATAU KEMITRAAN

Page 58: PERATURAN pengelolaan air limbah

INSENTIF DAN DISINSENTIFINSENTIF DAN DISINSENTIFINSENTIF DAN DISINSENTIFINSENTIF DAN DISINSENTIF

Diberikan kepada siapa pun (individu atau Pelaku Usaha) yang patuh pada ketentuan perundang-undangan atau izin yang telah diberikan.

Diberikan kepada siapa pun (individu atau Pelaku Usaha) yang patuh pada ketentuan perundang-undangan atau izin yang telah diberikan.

INSENTIF INSENTIF

Pengurangan pajak (koordinasi dengan departemen keuangan), Pelayanan administrasi (bagi pelaku usaha), Pelayanan penyedotan tinja gratis atau dengan potongan

Pengurangan pajak (koordinasi dengan departemen keuangan), Pelayanan administrasi (bagi pelaku usaha), Pelayanan penyedotan tinja gratis atau dengan potongan

DISINSENTIF DISINSENTIF

Diberikan bagi siapapun yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau ketentuan dalam izin.

Diberikan bagi siapapun yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau ketentuan dalam izin.

Pajak ditingkatkan, tidak memberi pelayanan administrasi

Pajak ditingkatkan, tidak memberi pelayanan administrasi

Page 59: PERATURAN pengelolaan air limbah

Terkait dengan air limbah:1.Pembangunan IPAL komunal atau kota yang tidak sesuai pencemaran air tanah;2.Pengoperasian IPAL yang tidak sesuai dengan SOP efek bau & gangguang estetika;3.Pembangunan pemasangan perpipaan yang tidak sempurna timbul kebocoran pipa/ sambungan pipa pencemaran lingkungan tanah dan air tanah.

Terkait dengan air limbah:1.Pembangunan IPAL komunal atau kota yang tidak sesuai pencemaran air tanah;2.Pengoperasian IPAL yang tidak sesuai dengan SOP efek bau & gangguang estetika;3.Pembangunan pemasangan perpipaan yang tidak sempurna timbul kebocoran pipa/ sambungan pipa pencemaran lingkungan tanah dan air tanah.

Bentuk materi atau non materi, misalnya relokasi, pemulihan lingkungan, biaya kesehatan dan pengobatan, biaya sosial, dan lain-lain

Bentuk materi atau non materi, misalnya relokasi, pemulihan lingkungan, biaya kesehatan dan pengobatan, biaya sosial, dan lain-lain

KOMPENSASIKOMPENSASIKOMPENSASIKOMPENSASIPemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pengelolaan air limbah

Pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pengelolaan air limbah

Page 60: PERATURAN pengelolaan air limbah

SANKSI ADMINISTRASISANKSI ADMINISTRASISANKSI ADMINISTRASISANKSI ADMINISTRASI

upaya preventif maupun represif terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan pada lingkungan hidup

upaya preventif maupun represif terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan pada lingkungan hidup

Sanksi administrasi digunakan apabila terdapat pelanggaran atas izin-izin yang diterbitkan untuk suatu kegiatan atau larangan tindakan tanpa izin

Sanksi administrasi digunakan apabila terdapat pelanggaran atas izin-izin yang diterbitkan untuk suatu kegiatan atau larangan tindakan tanpa izin

* * BagiBagi perbuatan yang tanpa izin bisa dikenakan teguran perbuatan yang tanpa izin bisa dikenakan teguran tertulis atau denda administratertulis atau denda administrasi.si.Mis. Individu/ kelompok yang melakukan pelanggaran terhadap Mis. Individu/ kelompok yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dalam draft RUU AL atau masyarakat yang tidak kewajiban dalam draft RUU AL atau masyarakat yang tidak memanfaatkan PS sistem offsite yang sudah tersediamemanfaatkan PS sistem offsite yang sudah tersedia

* P* Pelanggaran terhadap izin usaha terkait dengan pengelolaan elanggaran terhadap izin usaha terkait dengan pengelolaan air limbah bisa dikenakan paksaan pemerintah/ uang paksa, air limbah bisa dikenakan paksaan pemerintah/ uang paksa, pembekuan/ pencabutan izin pembekuan/ pencabutan izin

* * BagiBagi perbuatan yang tanpa izin bisa dikenakan teguran perbuatan yang tanpa izin bisa dikenakan teguran tertulis atau denda administratertulis atau denda administrasi.si.Mis. Individu/ kelompok yang melakukan pelanggaran terhadap Mis. Individu/ kelompok yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dalam draft RUU AL atau masyarakat yang tidak kewajiban dalam draft RUU AL atau masyarakat yang tidak memanfaatkan PS sistem offsite yang sudah tersediamemanfaatkan PS sistem offsite yang sudah tersedia

* P* Pelanggaran terhadap izin usaha terkait dengan pengelolaan elanggaran terhadap izin usaha terkait dengan pengelolaan air limbah bisa dikenakan paksaan pemerintah/ uang paksa, air limbah bisa dikenakan paksaan pemerintah/ uang paksa, pembekuan/ pencabutan izin pembekuan/ pencabutan izin

Page 61: PERATURAN pengelolaan air limbah

MELAUI PROSES GUGATAN

MELAUI PROSES GUGATAN

a. Tanggung jawab berdasarkan kesalahan (based on Fault);

b. Tanggung jawab mutlak (tidak berdasarkan kesalahan/ based without Fault)

a. Tanggung jawab berdasarkan kesalahan (based on Fault);

b. Tanggung jawab mutlak (tidak berdasarkan kesalahan/ based without Fault)

Bentuk tanggung jawab : Ganti rugi atau

pemulihan keadaan

Bentuk tanggung jawab : Ganti rugi atau

pemulihan keadaan

DI LUAR PENGADILANDI LUAR PENGADILANDI LUAR PENGADILANDI LUAR PENGADILAN

PROSES ADRPROSES ADRPROSES ADRPROSES ADR

MELALUI PENGADILANMELALUI PENGADILANMELALUI PENGADILANMELALUI PENGADILAN

PENYELESAIAN KONFLIK PENYELESAIAN KONFLIK PENYELESAIAN KONFLIK PENYELESAIAN KONFLIK

Page 62: PERATURAN pengelolaan air limbah

KETENTUAN PIDANA KETENTUAN PIDANA SANKSI PIDANA SANKSI PIDANAKETENTUAN PIDANA KETENTUAN PIDANA SANKSI PIDANA SANKSI PIDANA

ultimum remedium (upaya terakhir) ancaman sanksinya ultimum remedium (upaya terakhir) ancaman sanksinya yang keras (berupa pembatasan kebebasan) dan yang keras (berupa pembatasan kebebasan) dan bersifat represifbersifat represif

ultimum remedium (upaya terakhir) ancaman sanksinya ultimum remedium (upaya terakhir) ancaman sanksinya yang keras (berupa pembatasan kebebasan) dan yang keras (berupa pembatasan kebebasan) dan bersifat represifbersifat represif

Bentuk sanksi : penjara/ kurungan, denda pidana,dll

harus ditegaskan apakah sanksinyaharus ditegaskan apakah sanksinya kumulatif kumulatif atau alternatif;atau alternatif;

sebaiknya tentukan sanksi minimumsebaiknya tentukan sanksi minimum dan dan maksimummaksimum

harus ditegaskan apakah sanksinyaharus ditegaskan apakah sanksinya kumulatif kumulatif atau alternatif;atau alternatif;

sebaiknya tentukan sanksi minimumsebaiknya tentukan sanksi minimum dan dan maksimummaksimum

KETENTUAN KETENTUAN PIDANA PIDANA

KETENTUAN KETENTUAN PIDANA PIDANA

Page 63: PERATURAN pengelolaan air limbah

Membuang air limbah yang tidak dikelola sesuai dengan kriteria

Membuang air limbah yang tidak dikelola sesuai dengan kriteria

Individu/pokmas Hukuman denda tidak kurang dari Rp. 50.000 - Rp. 1.000.000 atau diganti dengan melakukan pelayanan masyarakat

Individu/pokmas Hukuman denda tidak kurang dari Rp. 50.000 - Rp. 1.000.000 atau diganti dengan melakukan pelayanan masyarakat

Memasukkan air limbah ke dalam wilayah NKRI

Memasukkan air limbah ke dalam wilayah NKRI

Mengimpor air limbahMengimpor air limbah

Hukum denda tidak kurang Rp. 200.000.000 (dua ratus juta)-Rp. 2.000.000.000 (dua miliar) atau hukuman penjara 3 tahun s.d 10 tahun atau mendapatkan hukuman keduanya.

Hukum denda tidak kurang Rp. 200.000.000 (dua ratus juta)-Rp. 2.000.000.000 (dua miliar) atau hukuman penjara 3 tahun s.d 10 tahun atau mendapatkan hukuman keduanya.

Badan usaha Hukuman denda tidak kurang Rp. 100.000.000 (seratus juta) - Rp 1.000.000.000 (satu miliar) atau Hukuman penjara 6 bulan s.d 5 tahun

Badan usaha Hukuman denda tidak kurang Rp. 100.000.000 (seratus juta) - Rp 1.000.000.000 (satu miliar) atau Hukuman penjara 6 bulan s.d 5 tahun

USULAN UNTUK KETENTUAN PIDANAUSULAN UNTUK KETENTUAN PIDANA

BENTUK BENTUK PELANGGARANPELANGGARAN

BENTUK BENTUK SANKSISANKSI

Catatan: sanksi bagi larangan serupa terkait dengan air limbah B3 bisa merujuk ketentuan dalam UU PPLH.

Page 64: PERATURAN pengelolaan air limbah

Ketentuan PenutupKetentuan PenutupKetentuan PenutupKetentuan Penutup

Ketentuan PeralihanKetentuan PeralihanKetentuan PeralihanKetentuan Peralihan1. Digunakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekosongan

hukum/ kekosongan peraturan perundang-undangan2. menjamin kepastian hukum3. memberi jaminan perlindungan hukum kepada subyek hukum

tertentu akibat ditetapkannya ketetentuan pengelolaan air limbah ini.

1. Digunakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekosongan hukum/ kekosongan peraturan perundang-undangan

2. menjamin kepastian hukum3. memberi jaminan perlindungan hukum kepada subyek hukum

tertentu akibat ditetapkannya ketetentuan pengelolaan air limbah ini.

1. Ketentuan yang menegaskan pemberlakuan ketentuan dan pengundangannya dalam Lembaran Negara

2. Peraturan Pelaksana berupa PP, Permen, dan Perda yang dibuat dalam waktu selambat-lambatnya 1 tahun setelah pengelolaan air limbah ditetapkan

1. Ketentuan yang menegaskan pemberlakuan ketentuan dan pengundangannya dalam Lembaran Negara

2. Peraturan Pelaksana berupa PP, Permen, dan Perda yang dibuat dalam waktu selambat-lambatnya 1 tahun setelah pengelolaan air limbah ditetapkan

KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUPKETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUPKETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUPKETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Page 65: PERATURAN pengelolaan air limbah

TERIMAKASIHTERIMAKASIH

Page 66: PERATURAN pengelolaan air limbah

PENGERTIAN ASAS1. Asas tanggung jawab negara:• negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan.

• negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

• negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

2. Asas kelestarian dan keberlanjutan:

bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pengelolaan air limbah sebagai bagian dari upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas hidup lingkungan.

1. Asas tanggung jawab negara:• negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan.

• negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

• negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

2. Asas kelestarian dan keberlanjutan:

bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pengelolaan air limbah sebagai bagian dari upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas hidup lingkungan.

Page 67: PERATURAN pengelolaan air limbah

3. Asas keterpaduan:pengelolaan air limbah dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.

4. Asas keadilan:pengelolaan air limbah harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas generasi, maupun gender.

5. Asas ekoregion:pengelolaan air limbah harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal

3. Asas keterpaduan:pengelolaan air limbah dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.

4. Asas keadilan:pengelolaan air limbah harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas generasi, maupun gender.

5. Asas ekoregion:pengelolaan air limbah harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal

Page 68: PERATURAN pengelolaan air limbah

6. Asas kehati-hatian:Pengelolaan air limbah harus mengantisipasi ketidakpastian mengenai dampak suatu kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

7. Asas partisipatif:setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pengelolaan air limbah dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

6. Asas kehati-hatian:Pengelolaan air limbah harus mengantisipasi ketidakpastian mengenai dampak suatu kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

7. Asas partisipatif:setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pengelolaan air limbah dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 69: PERATURAN pengelolaan air limbah

8. Asas kesadaran:

dalam pengelolaan air limbah, Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memiliki sikap, kepedulian, dan kesadaran untuk menangani air limbah yang dihasilkannya.

9. Asas pencemar membayar:

setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.

8. Asas kesadaran:

dalam pengelolaan air limbah, Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memiliki sikap, kepedulian, dan kesadaran untuk menangani air limbah yang dihasilkannya.

9. Asas pencemar membayar:

setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.

Page 70: PERATURAN pengelolaan air limbah

10. Asas manfaat:pengelolaan air limbah perlu menggunakan pendekatan yang menganggap air limbah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan punya nilai ekonomi.

11. Asas otonomi daerah:Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang pengelolaan air limbah dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

12. Asas tata kelola pemerintahan yang baik:pengelolaan air limbah dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.

10. Asas manfaat:pengelolaan air limbah perlu menggunakan pendekatan yang menganggap air limbah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan punya nilai ekonomi.

11. Asas otonomi daerah:Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang pengelolaan air limbah dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

12. Asas tata kelola pemerintahan yang baik:pengelolaan air limbah dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.