penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
TRANSCRIPT
MODUL 04PENYUSUNAN PERENCANAAN
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
• PERENCANAAN MASTER PLAN
• PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• PERENCANAAN TEKNIS
PERENCANAAN MASTER PLAN
Pengelolaan air limbah memerlukan prasarana dan sarana penyaluran dan pengolahan.
Saat ini sistem pengelolaan air limbah terpusat hanya berada di Indonesia hanya 11 kota saja
dengan cakupan pelayanan yang masih rendah.
Diperlukan pedoman untuk penyusunan rencana induk (Master Plan) sistem Prasarana
dan Sarana air limbah.
3
PENDAHULUAN
• Rencana Induk atau Master Plan bidang air limbah merupakan suatudokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenaipengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk periode 20(dua puluh) tahun. Di dalamnya termasuk: Gambaran arahpengembangan, Strategi penembangan dan Prioritas-prioritaspengembangan sarana dan prasarana air limbah.
• Rencana induk air limbah tersebut selanjutnya digunakan sebagaiacuan oleh instansi yang berwenang dalam penyusunan programpembangunan 5 (lima) tahun bidang air limbah atau Renstra DinasPengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah.
PERENCANAAN MASTER PLAN
• Rencana Induk atau Master Plan bidang Air Limbah merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sistem Prasarana dan Sarana (P/S) Air Limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
5
PERENCANAAN MASTER PLAN
PENDAHULUAN
• Merupakan penjabaran rencana induk mengenai 6 jenis programpengembangan, yaitu:
– Pengembangan Prasarana
– Pengembangan Kelembagaan
– Pengembangan Pengaturan
– Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat
– Pengembangan Peran Serta Masyarakat
– Pengembangan Public Campaign
• Disamping itu , rencana induk air limbah juga digunakan sebagai acuandalam memadukan program-program yang terkait dengan bidang air limbahseperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), bidang persampahan,drainase dan sebagainya.
PERENCANAAN MASTER PLAN
MAKSUD• Memberi pedoman bagi pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun rencanainduk Sarana dan Prasarana bidang air limbah,agar proses dan produk perencanaan yangdihasilkan menjadi: efektiff, efisien, terpadudan berwawasan lingkungan.
PERENCANAAN MASTER PLAN
MAKSUD PENYUSUNAN MASTER PLAN
Perencanaan yang efektif
Proses dan produk perencanaan prasarana dansarana bidang Air Limbah menjadi efektif karenapilihan prioritasnya tepat sasaran, didukung olehkelembagaan (Operator dan Regulator) yangefektif dan mendapat dukungan partisipasimasyarakat.
8
Perencanaan yang efisien
Proses dan produk perencanaanPrasarana dan Sarana bidang Air Limbahmenjadi efisien karena pilihanteknologinya tepat guna dan terjangkausesuai dengan kondisi daerah setempat.
9
MAKSUD PENYUSUNAN MASTER PLAN
Perencanaan yang terpadu
Agar produk perencanaan air limbah telahdipadukan (Integrated) dengan perencanaansektor-sektor terkait, baik dari aspekketerpaduan pemanfaatan ruang,keterpaduan program dan keterpaduanpengaturan.
10
MAKSUD PENYUSUNAN MASTER PLAN
Perencanaan yang berwawasan lingkungan
Agar produk perencanaan air limbahmerupakan hasil pilihan perencanaan yangtelah mempertimbangkan faktor keamananlokasi, keamanan lingkungan dan keamananteknologi terutama yang berkaitan denganresiko kesehatan dan pelestarian sumber air.
11
MAKSUD PENYUSUNAN MASTER PLAN
Perencanaan yang berkelanjutan
Agar produk perencanaan air limbah ini dapatmendukung untuk keberlanjutan program-program yang lain sesuai dengan prinsip pengembangan wilayah.
12
MAKSUD PENYUSUNAN MASTER PLAN
Tujuan pedoman rencana indukSarana dan Prasarana bidang airlimbah adalah setiap Kabupaten/Kotamemiliki Rencana Induk Air Limbahdengankualitas perencanaan yangmemenuhi standar nasional
13
TUJUAN PENYUSUNAN MASTER PLAN
14
Agar setiap Kabupaten/Kota memilikiRencana Induk pengembangan prasaranadan sarana air limbah yang sitematis,terarah, terpadu dan tanggap terhadapkebutuhan sesuai karakteristik lingkungandan sosial ekonomi daerah, serta tanggapterhadap kebutuhan stakeholder(pemerintah, investor dan masyarakat).
SASARAN PENYUSUNAN MASTER PLAN
1. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumenperencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
2. Kota Metropolitan atau kota kota yang memiliki kepadatanpenduduk yang tinggi diwajibkan memiliki Rencana IndukSistem Penyediaan Air Minum yang terpadu denganpembuangan Air Limbah secara terpusat.
3. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduanpengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum(SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun2005, tentang Pengembangan SPAM)
ACUAN NORMATIF• Norma
15
4. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harusmemperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budayamasyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga(PP No. 16 Tahun 2005).
5. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang PeruntukanBadan Air.
16
ACUAN NORMATIF• Norma
Kriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi yang dapat diacu adalah:
• Tata cara pemilihan lokasi Instalasi PengolahanLumpur Tinja (IPLT)
• Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan AirLimbah (IPAL)
17
ACUAN NORMATIF• Norma
STANDARD NASIONAL INDONESIA
18
SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah, Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong.
SNI 03-6379-2000 tentang Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan PerangkapBau
SNI 19-6409-2000 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Limbah tanpaPemadatan dari Truk
SNI 19-6410-2000 tentang Tata Cara Penimbunan Tanah Bidang Resapan padaPengolahan Air Limbah Rumah Tangga
SNI 19-6447-2000 tentang Metode Pengujian Lumpur Aktif.
19
SNI 19-6466-2000 tentang Tata Cara Evaluasi Lapangan untukSistem Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
SNI 03-2398–2002 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
SNI 03-2399-2002 tentang Tata Cara Perencanaan BangunanUmum MCK
SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Perencanaan LingkunganPerumahan di perkotaan
STANDARD NASIONAL INDONESIA
STANDARD TEKNIS
20
Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98
Tata Cara Pembangunan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98
Tata Cara Pengoperasian IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Op-TC/003/98
Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan Oxidation Ditch, CT/AL/Re-TC/004/98
Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), CT/AL-D/Re-TC/005/98
21
Tata Cara Survey Perencanaan dan Pembangunan SaranaSanitasi Umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98
Tata Cara Pembuatan Bangunan Atas Jamban Jamak, CT/AL-D/Ba-TC/007/98
Tata Cara Pembuatan Bangunan Jamban Keluarga danSekolah, CT/AL-D/Ba-TC/009/98
Pedoman Pengelolaan Air Limbah Perkotaan, dep. PU 2003.
STANDARD TEKNIS
KETENTUAN RENCANA INDUKUmum
Jangka Waktu Perencanaan• Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air limbah harus
direncanakan untuk periode perencanaan 20 tahun.
Evaluasi Rencana Induk• Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana harus dievaluasi
setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dandisesuaikan dengan perubahan rencana induk bidang sanitasi lainnya,tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan strategi dibidang lingkungan (Local Environment Strategy). Ataupun
• Hasilrekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan airlimbah pemukiman.
Kedudukan Rencana Induka) Penyusunan rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air
limbah wajib mengacu pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RJPD)dan rencana tata ruang (Gambar 1).
b) Penyusunan program 5 tahunan bidang pengembangan sarana danprasarana air limbah atau rencana Renstra Dinas, wajib mengacupada rencana induk Air Limbah.
c) Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang dimasing-masing Kabupaten/Kota dengan melibatkan Stakeholders danhasilnya disosialisasikan pada masyarakat luas (termasuk melaluiinternet dengan domain khusus dari instansi pengelola lingkungandaerah). Pengesahan rencana induk SPAL ditetapkan melalui Perda.
KETENTUAN RENCANA INDUKUmum
Kedudukan Master PlanGambar 1
Pola Pikir Perencanaan Jangka Panjang
• Rencana Induk Air Limbah pada dasarnyaadalah perencanaan jangka panjang mengenaipengembangan sarana dan prasarana airlimbah (Gambar 2).
• Berdasarkan sifat perencanaan yang berjangkapanjang tersebut, maka tahapan perumusanperencanaan sekurang-kurangnya harusmengikuti pola pikir sebagai berikut:
KETENTUAN RENCANA INDUKUmum
POLA PIKIR PERENCANAANGambar 2
Pengertian Air Limbah
• Semua air buangan yang berasal dari kamarmandi, dapur, cuci dan kakus serta air limbah
• Industri rumah tangga yang karakteristik airlimbahnya tidak jauh berbeda dengan airlimbah rumah tangga serta tidak mengandungBahan Beracun dan Berbahaya (B3).
KETENTUAN RENCANA INDUKKlasifikasi Sumber Air Limbah
Klasifikasi Asal Sumber Air Limbah
• Rencana induk disusun berdasarkan analisisidentifikasi asal sumber air Limbah yangdibedakan minimal sebagai berikut:
a. Air Limbah dari permukiman
b. Air Limbah dari daerah komersil dan institusional
c. Air Limbah dari bangunan bertingkat tinggi (highrise building)
KETENTUAN RENCANA INDUKKlasifikasi Sumber Air Limbah
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan
a) Langkah pertama sebelum menentukan arah danstrategi pengembangan sarana dan prasarana air limbah,terlebih dahulu harus disepakati mengenaipermasalahan pencemaran air limbah, baik pada areaskala Kelurahan, Kecamatan maupun kota.
b) Identifikasi permasalahan pencemaran air limbahterhadap air tanah dan badan air harus difomulasikanberdasarkan data-data yang lengkap (primer dansekunder) yang didukung oleh survey dan penyelidikan(lapangan dan laboratorium) yang memadai sertadilengkapi dengan peta-peta identifikasi permasalahan.
c) Peta dasar dan peta identifikasi permasalahan yang diperlukanmeliputi:– Peta tata guna lahan saat ini– Peta kepadatan penduduk– Peta kualitas air tanah/sumur penduduk dengan parameter E. coli– Peta kualitas air sungai dengan parameter E. coli dan BOD– Peta kualitas air drainase (pembungan grey water) dengan
parameter E. coli dan BOD– Peta water borne disease– Peta pelayanan PDAM– Peta fasilitas Sanitasi dan tingkat pelayanan sanitasi (on-site dan
offsite)
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan
d) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah saat inidilakukan dengan membandingkan tingkat pencemarandengan standard lingkungan atau standar kesehatanyang berlaku.
e) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah di masamendatang (20 tahun proyeksi) dilakukan denganmemproyeksikan pencemaran air limbah yang akanterjadi dengan skenario DO SOMETHING.
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pilihan Arah Pengembangan• Sebelum menetapkan rencana induknya, setiap Kabupaten/Kota harus terlebih
dahulu menetapkan pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana airlimbah untuk masa 20 (dua puluh) tahun mendatang, denganmempertimbangkan antara lain:a. Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalanb. Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentuc. Mengembangkan sistem off-site skala kotad. Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju
• Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah,minimal harus dianalisis dengan metode SWOT (Strength, Weakness,Opportunities, Threats)
Pembagian Zona PerencanaanDaerah perencanaan pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah(SPAL) pada daerah terbangun dibagi atas zona-zona perencanaan danpengembangan sarana dan prasarana air limbah, berdasarkan:– Keseragaman tingkat kepadatan penduduk– Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan– Keseragaman tingkat kepadatan bangunan– Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air tanah dan
permukaan.– Kesamaan badan air penerima– Pertimbangan batas administrasi
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Analisis SWOT Arah Pengembangan Sarana & Prasarana Air Limbah
• Analisis SWOT merupakan alat bantu perencanaan strategis yang dapat membantuperencanaan dan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kondisi sistem penyediaan air minum;b. Kondisi tingkat pencemaran air tanah;c. Kondisi tingkat pencemaran badan air `penerima (air baku);d. Kondisi sosial ekonomi masyarakat;e. Kondisi kesehatan masyarakat;f. Tingkat kesediaan membayar retribusi (willingness to pay)g. Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan, drainase, dan
sebagainya);h. Proyeksi kapasitas pendanaan investasi dari APB
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Berdasarkan SWOT,pengembangan saranadan prasarana air limbahdigambarkan atas 4kuadran. Posisi kuadranuntuk menggambarkan:• Posisi pengembangan
sarana dan prasaranapada saat ini;
• Posisi potensipengembangan saranadan prasarana padamasa mendatang (20tahun mendatang).
Gambar 3
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah PengembanganPenetapan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah dapat ditetapkan berdasarkan posisi kuadran hasil analisis SWOT:
Gambar 4
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran I : Optimasi sistem on-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:• Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun• Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:• Peningkatan kapasitas armada• Peningkatan kapasitas IPLT• Pengembangan program SANIMAS
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah PengembanganGrand strategi kuadran II : Pengembangan selektif sistem off-site– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
• Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun• Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:
• Peningkatan kapasitas armada• Peningkatan kapasitas IPLT• Pengembangan program SANIMAS• Pengembangan sistem terpusat skala kawasan pada daerah-
daerah prioritas.– Pada strategi ini transformasi dari sistem setempat menjadi sistem
terpusat akan dimulai secara kawasan demi kawasan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran III : Pengembangan agresif sistemoff-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
• Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbahterpusat skala kota. Strategi ini berarti sistem on-siteakan ditinggalkan secara masif.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran IV : Pengembangan dengan teknologi maju
– Arah pengembangan strategi ini merupakan strategipengembangan tingkat advance (lanjutan). Arah pengembanganini merupakan gambaran kondisi permasalahan pencemaran airlimbah telah demikian serius, sementara hambatan untukmengembangkan sarana prasarana konvensionil sudah tidakmemungkinkan dan tidak efektif.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Stategi Transformasi Sistem Setempat menjadi Sistem Terpusat• Perubahan (transformasi) prasarana sistem setempat menjadi sistem
terpusat memberi dampak adanya kebutuhan lembaga untuk mengelolaprasarana yang akan dibangun (Gambar 5).
• Penetapan arah pengembangan prasarana sistem terpusat pada daerahpermukiman terbangun memerlukan perencanaan strategis dengandukungan masyarakat dan mewujudkan lembaga yang sesuai.Perencanaan strategis tersebut meliputi:a. Rencana public campaign;b. Rencana penyusunan Peraturan Daerah (Perda) dan sosialisasi Perda;c. Rencana pembentukan lembaga pengelola.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Gambar 5
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Zona Prioritas Pengembangan Sistem Terpusat
a. Zona Prioritas adalah zona perencanaan yang mendapatpenilaian utama untuk diprioritaskan dibangun terlebihdahulu dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.
b. Perencanaan sarana dan prasarana air limbah di zonaprioritas dapat dibagi atas cluster-cluster untukmendukung perencanaan pembangunan secara bertahapdalam kurun waktu 20 tahun mendatang
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Zona Prioritasa. Penetapan zona prioritas ditetapkan berdasarkan pertimbangan:
– Tingkat permasalahan pencamaran air limbah terhadap air tanahdan badan air penerima
– Tingkat kemudahan pelaksanaan– Tingkat kelayakan ekonomi– Tingkat kelayakan keuangan– Kelayakan lingkungan– Kelayakan kelembagaan
b. Perencanaan studi kelayakan pada zona prioritas wajib mengacu padapedoman studi kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkunganpengembangan sarana dan prasarana air limbah.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pilihan Arah Pengembangan• Pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah pada
daerah permukiman baru adalah sebagai berikut:a. Mengembangkan sistem setempat (on-site)b. Mengembangkan sistem terpusat skala kawasan tersendiric. Mengintegrasikan dengan sistem terpusat yang sudah terbangun
Penetapan Arah Pengembangana. Permukiman baru yang akan dan sedang dikembangkan oleh
developer wajib memiliki rencana induk air limbah tersendiri.b. Rencana induk air limbah kawasan permukiman baru tersebut
harus mengacu pada rencana induk air limbah Kota.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Indikasi Rencana Investasi Programa. Seluruh program pengembangan dalam rencana induk harus
dikelompokan atas 4 (empat) tahapan pengembangan 5 tahun.b. Seluruh program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 harus dihitung nilai
investasinya dengan standar harga saat ini (current price).c. Rencana biaya investasi program dari rencana induk harus
dibandingkan dengan rencana penduduk terlayani sehinggadapat diketahui nilai biaya investasi perkapita atau nilai biayainvestasi per rumah tangga dari penduduk yang mendapatmanfaat langsung.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Indikasi Rencana Investasi Programd. Nilai biaya investasi perkapita tersebut harus dibandingkan
dengan income perkapita pertahun dari kota yang bersangkutan,sebagai lapisan awal (screening) sebelum dilakukan studikelayakan ekonomi dan keuangan proyek.
e. Kelayakan proyek program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 dapatdilakukan kemudian sesuai tahapan pembangunan.
f. Program pengembangan sarana dan prasarana 5 tahun ke 1(pertama) harus dihitung kelayakan proyeknya dengan mengacupada pedoman studi kelayakan.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah terdiri atas 8 bab.Gambaran sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah adalah:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
SINGKATAN DAN PENGERTIAN
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Landasan Hukum
1.5 Hubungan Rencana Induk air Limbah dengan Rencana Induk lainnya
Bab 2 Visi, Misi dan Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota
2.1 Visi
2.2 Misi
2.3 Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Bab 4 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Sanitasi dan Lingkungan Daerah
4.1 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Air Limbah
4.2 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Persampahan
4.3 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Drainase
4.4 Kondisi Lingkungan Perairan (Air Baku)
Bab 5 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Kelembagaan PengelolaanSarana dan Prasarana Air Limbah Daerah
5.1 Bentuk Kelembagaan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Bab 5 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Kelembagaan PengelolaanSarana dan Prasarana Air Limbah Daerah
5.2 Peran dan Tanggung Jawab Kelembagaan
5.3 Kinerja Operasional Sarana dan Prasarana
Bab 6 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah
6.1 Pembagian Zona Perencanaan
6.2 Analisis SWOT
6.3 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Bab 7 Rencana Induk Air Limbah
7.1 Daerah Perencanaan
7.2 Rencana Umum Zona Prioritas
7.3 Proyeksi Air Limbah
7.4 Pemilihan Zona Prioritas
7.5 Pemilihan Zona Setempat (on-site) dan Terpusat (off-site)
7.6 Rencana Fasilitas IPLT
7.7 Rencana Pengembangan Jaringan Sistem Perpipaan Air Limbah
7.8 Rencana Pengembangan Fasilitas IPAL
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Bab 8 Perencanaan Indikasi Program-program Pengembangan
8.1 Indikasi Program 5 Tahun Pertama
8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana
8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan
8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan
8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat
8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat
8.2.6 Program Public Campign
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
8.2 Indikasi Program 5 Tahun Pertama
8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana
8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan
8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan
8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat
8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat
8.2.6 Program Public Campign
Lampiran : Daftar Partisipan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penampilan Produk Laporan Studi Rencana Induk Air LimbahLaporan Utamaa. Laporan utama rencana induk Air Limbah dibuat dalam format
kertas A3b. Peta-peta dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam
format kertas A3c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan
istilah mengacu pada pedoman penulisan Standar NasionalIndonesia (Pedoman 8-2000).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Laporan Eksekutifa. Laporan eksekutif rencana induk air limbah dibuat dalam format
kertas A4 (210 mm x 297 mm)b. Peta-peta yang menyertai laporan eksekutif dibuat dengan skala
1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan
istilah mengacu pada pedoman penulisan Standar NasionalIndonesia (Pedoman 8-2000).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
PENDAHULUANDokumen studi kelayakan bidang air limbah, merupakan suatu dokumenkelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan dari program-programpengembangan sarana dan prasarana air limbah yang terdapat dalamsuatu rencana induk, terdiri atas 3 dokumen kelayakan proyek yaitu:
· Dokumen kelayakan ekonomi· Dokumen kelayakan keuangan· Dokumen kelayakan lingkungan
Hasil studi kelayakan ekonomi akan memberi gambaran mengenaimanfaat/benefit baik yang bersifat tangible maupun intangible. Dari suatuinvestasi prasarana air limbah yang direncanakan.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN
• Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi gambaranmengenai besaran tarif/retribusi yang akan dibebankan kepadapelanggan yang mendapat pelayanan (wajarkah dibanding pendapatan(income) para pelanggannya?).
• Sementara dari sisi pengelola, hasil studi kelayakan keuangan tersebut,akan memberi gambaran apakah pendapatan operasional dari retribusipelayanan Air Limbah tersebut dapat menutup biaya O/M (OpEx) danbiaya pengembalian modal (CapEx) serta apakah menghasilkan laba?
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN
• Selanjutnya informasi studi kelayakan keuangan ini merupakan suatuinformasi penting tentang bagaimana bentuk kelembagaan pengelolayang sesuai, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasismasyarakat untuk mengelola sarana dan prasara terbangun tersebut.
• Sedangkan hasil studi kelayakan lingkungan akan memberi gambaranmengenai bagaimana mengendalikan dampak negatif dari suatu rencanapembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) atau InstalasiPengolahan Air Limbah Terpusat (IPAL) termasuk konsekuensi biaya yangditimbulkan dari upaya pengendalian dampak tersebut.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• MAKSUDMemberi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kotadalam menyusun studi kelayakan bidangpengembangan sarana dan prasarana air limbah, agarkeputusan investasi dan operasi didasari pada dokumenkelayakan yang akurat.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• TUJUANTujuan pedoman penyusunan studi kelayakan airlimbah adalah agar setiap Kabupaten/Kotamemiliki dokumen studi kelayakan proyek yanglengkap dan memadai sebagai acuan standarddalam pengambilan keputusan investasi danoperasi pengembangan sarana dan prasarana airlimbah.
• SASARANSasaran dari adanya pedoman ini adalah agarsarana dan prasarana air Limbah yangdirencanakan layak secara ekonomi, keuangan,lingkungan dan kelembagaan sehingga dapatberfungsi secara berkelanjutan dan bermanfaatoptimal.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
ACUAN NORMATIFNorma Kelayakan Ekonomi dan KeuanganPada saat ini belum tersedianya Norma tertulis baik berupa undang-undang, peraturan maupun keputusan yang berkaitan dengan studikelayakan ekonomi dan keuangan dalam pengembangan sarana danprasarana Air Limbah. Norma-norma yang diacu dalam penyusunanpedoman ini adalah:a. Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SPAL)
meliputi:• Rencana Induk• Studi Kelayakan• Perencanaan Teknis Terperinci
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
ACUAN NORMATIFNorma Kelayakan Ekonomi dan Keuanganb. Studi Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Air Limbah (SP AL) disusun berdasarkan:• Rencana induk yang telah ditetapkan• Hasil kajian kelayakan teknis• Hasil kajian kelayakan lingkungan• Kajian sumber pembiayaan investasi
c. Studi kelayakan pengembangan SP AL disusun oleh penyelenggarapengembangan SPAL
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Standard Perhitungan Ekonomi dan Keuangan
a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan SPALmenggunakan metode: - Internal Rate of Return (IRR)• Net Present Value (NPV)
b. Perubahan nilai uang terhadap waktu (Time value of money)dihitung berdasarkan Discount Factor (DF)
c. Discount Factor (%) dihitung berdasarkan rata-rata tingkat inflasiselama tahun proyeksi ditambah perkiraan faktor resikoinvestasi.
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Norma dan Standard Teknis Kelayakan Lingkungan
Terdapat beberapa Norma, Kriteria Teknis dan Standard Teknisbidang Air Limbah yang terkait dengan studi kelayakan lingkunganatau AMDAL. Substansi Norma, Kriteria dan Standard yang diacudalam penyusunan kelayakan ekonomi atau studi AMDAL adalah:
Norma
a. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumenperencanaan periode 20 (duapuluh) tahun (UU No. 25 Tahun2004);
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Standard Teknis Studi AMDAL
a. Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai DampakLingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.69/PRT/1995); Pedoman Penyusunan Kerangka Acauan Analisis MengenaiDampak Lingkungan (Lampiran I Permen LH no. 16 Tahun 2012)
b. Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan DepartemenPekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995); PedomanPenyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(Lampiran I Permen LH no. 16 Tahun 2012)
c. Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan UpayaPemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan MenteriPU No. 296/KPTS/1996); Pedoman Penyusunan Kerangka Acauan AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (Lampiran I Permen LH no. 16 Tahun 2012)
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Standard Teknis Studi AMDAL
d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya PemantauanLingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.377/KPTS/1996); Pedoman Penyusunan Kerangka Acauan Analisis MengenaiDampak Lingkungan (Lampiran I Permen LH no. 16 Tahun 2012)
e. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan RencanaPemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan MenteriPU No. 148/KPTS/1995); Pedoman Penyusunan Kerangka Acauan AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (Lampiran I Permen LH no. 16 Tahun 2012)
f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006. Pedoman Penyusunan Kerangka AcauanAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lampiran I Permen LH no. 16 Tahun2012)
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Norma
b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan pendudukyang tinggi diwajibkan memiliki rencana induk Sistem Penyediaan AirMinum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat;
c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturanpengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Saranadan Prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005);
d. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah harus memperhatikanaspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat sertadilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIALUmumPenentuan Tahun Proyeksia. Jumlah atau lamanya tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan
finansial ditetapkan sejak tahun pertama investasi pelaksanaanproyek dimulai (misal untuk biaya perencanaan ataupembebasan lahan) sampai tahun berakhirnya manfaat dariinvestasi;
b. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyeksistem air Limbah terpusat adalah 40 (empat puluh) tahun;
c. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyekIPLT adalah 20 (dua puluh) tahun.
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyeka. Proyek dikatakan layak keuangan apabila pendapatan tarif/retribusi Air
Limbah lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupabiaya operasional maupun biaya pengembalian modal.
b. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode FinancialEconomic Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV);
c. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) lebihbesar dari discount factor, maka pendanaan investasi proyek dapat dibiayaidari pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran Pendapatan BelanjaDaerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok dan bunganya. Bahkanproyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar nilai NPV-nya (NPVpositif);
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyekd. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase
(%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil dari discout faktor,maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayaidari sumber pendanaan APBD atau sumber dana lain yang tidakmengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilanpokok.
e. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biayaoperasional (deficit O/M), maka proyek ditolak. Proyek ini perludirevisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biayaO/M-nya dapat menjadi lebih rendah
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
JENIS BIAYA INVESTASI PROYEK AIR LIMBAHa. Investasi sarana dan prasarana Air Limbah meliputi:
- Investasi untuk pembangunan sistem setempat (on-site)- Investasi untuk pembangunan sistem air limbah terpusat dalam
berbagai skala pengembangan (off-site)b. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus
memperhitungkan perbedaan karakteristik biaya yang timbul antaraproyek-proyek sebagai berikut:- Perluasan prasarana yang sudah ada- Rehabilitas prasarana yang sudah ada- Pengembangan prasarana pada daerah baru
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PROSES PERHITUNGAN KELAYAKAN EKONOMI DANKEUANGAN• Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan
proyek Air Limbah harus memperkirakan seluruh biayayang timbul dan manfaat yang timbul dari kegiataninvestasi dan operasi serta memperkirakan selisih ataumembandingkan antara biaya dan manfaat selamatahun proyeksi. Skematik biaya dan manfaat yang harusdihitung tersebut dapat digambarkan pada Gambarsebagai berikut:
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
PERKIRAAN BIAYA INVESTASI DAN PENGENDALIAN MODAL
a. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek AirLimbah harus diperkirakan baik berupa investasi awalmaupun investasi lanjutan yang diperlukan sesuai tahapanpengembangan proyek termasuk investasi penggantian(replacement) aset yang sudah usang;
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PERKIRAAN BIAYA INVESTASI DAN PENGENDALIAN MODAL
b. Seluruh biaya pengembalian modal investasi harusdiperkirakan berdasarkan perhitungan depresiasi(penyusutan) terhadap prasarana terbangun. Perhitungandepresiasi masing-masing komponen prasarana terbangundihitung bedasarkan standard usia/umur manfaat prasarana;
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PERKIRAAN BIAYA INVESTASI DAN PENGENDALIAN MODAL
c. Tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biayabunga pinjaman harus diperhitungkan dalam komponenpengembalian modal.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PERKIRAAN BIAYA OPERASIONAL
a. Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O & M) yang diperlukanuntuk mengoperasikan sarana dan prasarana terbangun sesuaiStandard Operation Procedure (SOP) harus diperkirakan dalam satuanRp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi denganmemperhitungkan perkiraan tingkat inflasi;
b. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untukmembiayai operasi lembaga pengelola harus diperkirakan dalamRp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi denganmemperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan pengembangankapasitas lembaga pengelola.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PERKIRAAN MANFAAT EKONOMI
a. Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek Air Limbahharus diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang(Tangible) maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible);
b. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang dapat diukur dengan nilai uang(Tangible) baik berupa manfaat langsung (Direct) maupun manfaat tidaklangsung (Indirect) harus dikonversikan dengan standard konversi yang dapatdipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang dihitung dalamsatuan Rp/Thn;
c. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang tidak dapat diukur dengan nilai uang(Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data statistik yangrelevan.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PERKIRAAN MANFAAT KEUANGAN (PENDAPATAN RETRIBUSI)
a. Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh lembaga pengelolasebagai akibat dari pelayanan Air Limbah harus diperkirakanberdasarkan perkiraan jumlah pelanggan dan perkiraan tarif retribusirata-rata setiap tahun.
b. Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan Air Limbah harus dihitungberdasarkan skenario peningkatan jumlah pelanggan hinggatercapainya kapasitas optimum (Full Capacity) sesuai dengan rencanateknis proyek;
c. Proyeksi kenaikan tarif Air Limbah yang diperhitungkan dalam proyeksipendapatan tarif tidak boleh melampaui tingkat inflasi.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA INVESTASI
KOMPONEN BIAYA INVESTASI SISTEM SETEMPAT
a. Komponen Biaya EngineeringMerupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), DetailedDesign, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur(SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biayaEngineering ini berkisar antara 5- 10% dari total biaya investasi (capitalcost);
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA INVESTASI
KOMPONEN BIAYA INVESTASI SISTEM SETEMPAT
b. Komponen Biaya Pembebasan LahanPembebasan lahan untuk IPLT meliputi:– Pembebasan lahan untuk IPLT termasuk lahan untuk buffer zone– Pembebasan lahan untuk jalan akses IPLT
Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah,bangunan dan biaya administrasi yang berkisar antara 20-30% dari totalbiaya investasi.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA INVESTASIKOMPONEN BIAYA INVESTASI SISTEM SETEMPATc. Komponen Biaya Konstruksi
Merupakan biaya konstruksi IPLT termasuk jalan akses yangmeliputi:– Biaya perataan tanah IPLT dan buffer zone– Biaya pekerjaan civil IPLT dan buffer zone– Biaya pekerjaan M/E IPLT– Biaya pekerjaan landscape– Biaya pekerjaan jalan akses
d. Komponen Biaya Pengadaan truk Tinja
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA INVESTASI SISTEM TERPUSAT
a. Komponen Biaya EngineeringMerupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), DetailedDesign, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP)dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering iniberkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital cost);
b. Komponen Biaya Pembebasan LahanPembebasan lahan untuk sistem terpusat meliputi:– Pembebasan lahan untuk IPAL termasuk lahan untuk buffer zone– Pembebasan lahan untuk jalan akses IPAL– Pembebasan lahan untuk pipa induk (Main Trunk)Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah danbangunan yang nilai biayanya berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA INVESTASI SISTEM TERPUSAT
c. Komponen Biaya KonstruksiMerupakan komponen biaya konstruksi Sistem Air Limbah Terpusatyang meliputi:• Biaya konstruksi jaringan perpipaan yang meliputi:
– Pipa persil– Pipa retikulasi– Pipa induk– Bangunan pelengkap pada sistem jaringan– Perbaikan prasarana eksisting yang terkena dampak
pembangunan perpipaan
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA INVESTASI SISTEM TERPUSAT
c. Komponen Biaya KonstruksiMerupakan komponen biaya konstruksi Sistem Air Limbah Terpusatyang meliputi:• Biaya konstruksi IPAL yang meliputi:
– Biaya tanah IPAL dan buffer zone– Biaya pekerjaan civil IPAL dan buffer zone– Biaya pekerjaan M/E IPAL– Biaya pekerjaan landscape– Biaya pekerjaan jalan akses
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA OPERASIONAL TAHUNAN
Biaya operasional adalah biaya yang timbul untukmengoperasikan prasarana terbangun agar mampumemberi manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya secaraberkelanjutan dan berdaya guna sesuai umur rencananya.Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung dalam Rp/Thn.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA OPERASI TAHUNAN SISTEM SETEMPAT
KOMPONEN BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENYEDOTAN DANPENGANGKUTANa. Biaya Operasi
– Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator– Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya)– Biaya peralatan operasi
b. Biaya Pemeliharaan– Pemeliharaan rutin truk tinja (ganti olie, dan sebagainya)– Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA OPERASI TAHUNAN SISTEM SETEMPAT
KOMPONEN BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN IPLT
a. Biaya Operasi IPLT– Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja operator– Biaya material habis pakai (Listrik, BBM, dan sebagainya)– Biaya peralatan operasional
b. Biaya Pemeliharaan– Pemeliharaan rutin instalasi– Pemeliharaan berkala instalasi– Pemeliharaan bangunan penunjang
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
a. Biaya gaji staf dan manajemenb. Biaya material habis pakai (ATK, Telpon, Listrik, dan sebagainya)c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan
sebagainya)d. Dan lain-lain.
BIAYA PENYUSUTAN TRUK TINJAa. Biaya penyusutan IPLTb. Biaya penyusutan kantor umum dan administrasi
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA OPERASIONAL SISTEM TERPUSAT
KOMPONEN BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN PERPIPAAN
a. Biaya Operasi– Biaya gaji tenaga kerja operator– Biaya material habis pakai– Biaya peralatan operasi
b. Biaya Pemeliharaan– Pemeliharaan rutin sistem perpipaan– Pemeliharaan berkala sistem perpipaan
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN IPAL
a. Biaya Operasi• Biaya gaji• Biaya material• Biaya peralatan
b. Biaya Pemeliharaan• Pemeliharaan rutin IPAL• Pemeliharaan berkala IPAL
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
a. Biaya gaji staf dan manajemenb. Biaya material habis pakai (ATK, Telkomunikasi, Listrik)c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan
Operasional, dan sebagainya)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA PENYUSUTAN
a. Biaya penyusutan jaringan perpipaan– Penyusutan pipa persil– Penyusutan pipa retikulasi– Penyusutan pipa induk
b. Biaya penyusutan IPAL– Penyusutan bangunan instalasi– Penyusutan M/E– Penyusutan bangunan penunjang
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN BIAYA PENYUSUTAN
c. Biaya penyusutan kantor administrasi– Penyusutan bangunan kantor– Penyusutan peralatan kantor– Penyusutan lain-lain
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Manfaat Ekonomi ProyekManfaat ekonomi proyek pengembangan sarana dan prasaran Air Limbah adalah manfaat proyek yang dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) dan manfaat proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Intangible).
Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbahManfaat yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible)
Manfaat Tangible proyek dapat dibedakan sebagai manfaat langsung (direct) dan manfaat tidak langsung (indirect). Secara umum manfaat Tangible proyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah adalah sebagai berikut:
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
a. Manfaat Langsung- Pengurangan biaya pengolahan (Penjernihan) air baku- Peningkatan biaya akibat sumur penduduk tidak dapat
digunakan karena telah tercemar air limbah- Peningkatan nilai harga properti
b. Manfaat tidak Langsung- Manfaat ekonomi berupa peningkatan produktifitas penduduk
akibat peningkatan derajat kesehatan- Manfaat lingkungan berupa pengurangan derajat pencemaran
Air Limbah dan terjaganya kelestarian sumber daya air- Manfaat sosial berupa penurunan derajat konflik yang
disebabkan oleh pencemaran Air Limbah
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Jenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur dengan nilai uang(Intangible)– Penurunan tingkat kematian bayi– Penurunan rasio penyakit infeksi
Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Air LimbahMengingat pelanggan Air Limbah berasal dari berbagai tingkat dan golonganmasyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/daya belinya, makaperkiraan pendapatan tarif retribusi Air Limbah harus memperhitungkan:a. Perkiraan tarif per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan;b. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per jenis
pelayanan.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PERHITUNGAN PERKIRAAN TARIF PELAYANAN AIR LIMBAH
a. Perkiraan perhitungan tarif pelayanan Air Limbah harusmemperhitungkan:• Biaya depresiasi atau amortisasi• Biaya bunga pinjaman• Biaya umum dan administrasi
b. Perkiraan tarif per golongan pelanggan harus direncanakansebagai tarif terdeferensiasi untuk penerapan subsidi silangkepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PERHITUNGAN PERKIRAAN TARIF PELAYANAN AIR LIMBAH
c. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang bersifatrehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus memperhatikantingkat tarif yang sudah berlaku.
d. Perkiraan perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarifdan penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedomanpenetapan tarif Air Limbah yang berlaku.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KOMPONEN PENERIMAAN RETRIBUSI
Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi AirLimbah, maka komponen penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkanperkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan sebagai berikut:a. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam
Rp/Thn.b. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah komersial atau
institusional dalam Rp/Thn.c. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan high rise building dalam
Rp/Thn.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PERHITUNGAN KELAYAKAN EKONOMI DAN KEUANGAN
a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan sekurang-kurangnya disajikandalam perhitungan spread sheet, sehingga data-data perhitungan dan proyeksiperhitungan dapat disajikan secara jelas.
b. Data-data yang harus disajikan untuk mendukung hasil perhitungan IRR danNPV sekurang-kurangnya meliputi:– Jadwal konstruksi dan jadwal investasi– Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi– Asumsi-asumsi biaya O/M, umum dan administrasi– Asumsi tarif retribusi– Proyeksi Net Cash– Analisis Sensitifitas– Proyeksi rugi/laba
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PELAPORAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Sistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan finansial terdiridari atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan studi kelayakanekonomi dan finansial adalah sebagai berikut:
DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARSINGKATAN DAN PENGERTIAN
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PELAPORAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Bab I Pendahuluan1.1 Latar Belakang1.2 Gambaran Singkat Proyek1.3 Maksud dan Tujuan
Bab II Perkiraan Biaya Investasi2.1 Biaya Pembebasan2.2 Biaya Engineering2.3 Biaya Konstruksi Pekerjaan Civil2.4 Biaya Pengadaan dan Instalasi M & E
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PELAPORAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Bab III Perkiraan Biaya Operasional3.1 Biaya O/M3.2 Biaya Depresiasi3.3 Biaya Umum dan Administrasi
Bab IV Perkiraan Manfaat Ekonomi4.1 Proyeksi Perkiraan Manfaat Tangible (Tangible Benefit)4.2 Proyeksi Perkiraan Manfaat Intangible (Intangible Benefit)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PELAPORAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Bab V Perhitungan Kelayakan Ekonomi5.1 Perhitungan EIRR5.2 Perhitungan NPV
Bab VI Perkiraan Pendapatan Tarif (Revenue)6.1 Proyeksi Perkiraan Besaran Tarif Air Limbah6.2 Proyeksi Pendapatan Tarif
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
PELAPORAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Bab VII Perhitungan Kelayakan Keuangan7.1 Proyeksi Perhitungan rugi/laba7.2 Perhitungan FIRR dan NPV7.3 Perhitungan Ratio-ratio Operasional
Bab VIII Rekomendasi8.1 Rekomendasi Pendanaan Investasi8.2 Rekomendasi Pendanaan Operasional8.3 Rekomendasi Bentuk Kelembagaan Pengelola
Lampiran : Daftar Partisipan
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
DOKUMEN KELAYAKAN LINGKUNGAN
Pada prinsipnya dokumen kelayakan lingkungan proyek air Limbahadalah studi AMDAL yang terdiri atas 4 dokumen yaitu:a. Dokumen Kerangka Acuanb. Dokumen Studi ANDALc. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dokumen
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)d. Dokumen ringkasan eksekutif
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
PROYEK YANG PERLU KELAYAKAN LINGKUNGAN
Proyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah yang wajibmelakukan studi AMDAL (berdasarkan KEPMEN Lingkungan HidupNo. 17 Tahun 2001) adalah:
a. Proyek Pembangunan IPLTb. Proyek Pembangunan Sistem Terpusat
KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN PROYEK AIR LIMBAH
a. Proyek dikatakan layak lingkungan apabila seluruh biaya yang timbul dankapasitas kelembagaan yang dibutuhkan sesuai rekomendasi RKL dan RPL dapatdipenuhi oleh lembaga pengelola yang bertanggung jawab.
b. Setiap usulan lokasi proyek Air Limbah, seperti:– IPLT– IPAL
Sebelum dilaksanakan studi AMDAL, terlebih dahulu harus memenuhi kriteriapemilihan lokasi sesuai dengan tata cara yang berlaku.
c. Kapasitas kelembagaan pengelolaan proyek harus memadai untuk menjalankanrekomendasi RKL dan RPL baik pada masa pra konstruksi, konstruksi, operasi danpasca operasi
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
RUANG LINGKUP STUDI AMDAL
Ruang lingkup studi AMDAL proyek air Limbah minimum meliputi:
a. Identifikasi rona lingkungan awal
b. Identifikasi kegiatan proyek
c. Identifikasi kegiatan proyek yang menimbulkan dampak
d. Analisis dan assesment besaran dampak negatif
e. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
f. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
RUANG LINGKUP STUDI AMDAL
Identifikasi dan analisis dampak negatif serta rencana pengelolaandan pemantauan lingkungan diuraikan berdasarkan kegiatan proyekyang meliputi:
a. Periode Pra konstruksi
b. Periode Konstruksi
c. Periode Operasi
d. Periode Pasca Operasi
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Ruang Lingkup Studi Amdal
Tata Cara Pelaksanaan Studi
Tata cara pelaksanaan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib mengacupada standar teknis studi AMDAL.
Sistematika Pelaporan
Sitematika pelaporan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib mengacupada standard teknis studi AMDAL.
Penampilan Dokumen Laporan Studi AMDAL
Penampilan dokumen laporan studi AMDAL proyek Air Limbah meliputiformat laporan dan lain-lain, wajib mengacu pada standard teknis studiAMDAL.
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
PERENCANAAN TEKNIS
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem danteknologi pengolahan air limbah adalah :
1. Kepadatan Penduduk2. Penyediaan Air Bersih3. Kemiringan Tanah4. Kedalaman Air Tanah5. Permeabilitas Tanah6. Kemampuan Membangun7. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem danteknologi pengolahan air limbah adalah :
1. Kepadatan PendudukTingkat kepadatan penduduk yang biasa digunakan dalamperencanaan sistem pembuangan air limbah adalah :• Kepadatan sangat tinggi >500 jiwa/ha• Kepadatan tinggi 300-500 jiwa /ha• Kepadatan sedang 150-300 jiwa /ha• Kepadatan rendah < 150 jiwa /ha
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem danteknologi pengolahan air limbah adalah :
Kepadatan penduduk ini juga berkaitan dengan ketersediaan lahanyang ada untuk diterapkannya sistem setempat. Berdasarkan kriteriarumah sederhana sehat (Permenpera No.403/2002) disebutkansuatu rumah sehat memiliki luas bangunan minimal 28,8 m2 untuk 4orang penghuni dengan luas lahan minimal 60 m2.
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem danteknologi pengolahan air limbah adalah :
2. Penyediaan Air Bersih
Tingkat penyediaan air bersih berdasarkan atas besarnya tingkatpelayanan dari PDAM terhadap masyarakat, berdasarkan haltesebut maka tingkat pelayanan di klasifikasikan sebagai berikut :
• Tingkat pelayanan tinggi ( >60%)
• Tingkat pelayanan sedang ( 30-60%)
• Tingkat pelayanan rendah ( <30%)
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem danteknologi pengolahan air limbah adalah :
3. Kemiringan Tanah
Penggunaan sistem sewerage convensional akan sangat mahal jikakemiringan tanah kurang dari 2%, hal ini akan memerlukan banyakpompa dalam pengalirannya, sedangkan untuk penggunaan sistemshallow sewer sangat baik digunakan pada daerah yangmempunyai kemiringan dari 2%, karena sistem ini mempunyaibeban yang relatif kecil sehingga air dapat berjalan dengan lancar
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem dan teknologipengolahan air limbah adalah :
4. Kedalaman Air TanahUntuk penggunaan sistem on-site, pada daerah yang muka air tanahnyatinggi kemungkinan akan terjadi pencemaran terhadap air tanah.
5. Permeabilitas TanahPermeabilitas tanah sangat mempengaruhi penentuan sistempenanganan air buangan domestik khususnya untuk penerapan sistemsetempat (cubluk maupun septik tank dengan bidang resapan). Kisaranpermeabilitas yang efektif adalah 2,7.10-4 – 4,2.10-3 l/m2/det.
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem dan teknologi pengolahanair limbah adalah :
6. Kemampuan Membangun
Faktor ini tergantung pada kemampuan setiap daerah untuk membangunteknologi yang dipilih. Ada kemungkinan teknologi yang telah dipilih tidak dapatditerapkan karena ketidak mampuan tenaga kerja setempat untuk membangun
7. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Faktor ini tidak dapat diabaikan dan cukup penting dalam suatu pemilihansistem adalah faktor sosial masyarakat untuk menerimanya, karena biaya yangdi perlukan untuk setiap teknologi yang terpilih relatif mahal dengan alternatiflain.
PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH SETEMPAT
• Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem setempatminimal 60%.
• Debit Air Limbah:a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher angsa
1. Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/0rg/hr2. Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/0rg/hr
b. Waktu detensi minimal 1 hari• Kloset
a. Individu (rumah tangga) = 1 kloset/5 orgb. MCK atau kakus umum = 1 kloset/25 org
a. Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan desain debit air limbah sebagaiberikut:– Asumsi laju spesifik, q = 0.5 Liter/org/hari– Debit rata-rata, Qr (m3/hr) = q x penduduk dilayani pada periode proyeksi– Debit harian maksimum, Qmd (m3/hr) = fmd x Qr– Debit jam maksimum, Qp (m3/hr) = fp x Qr
b. Proyeksi debit perencanaan– Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan debit harian maksimum (Qmd)– Proyeksi debit harus dihitung untuk periode 5 tahun dan 10 tahun, untuk
tahapan pengembangan kapasitas IPLT.c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen
– Debit rata-rata : hanya pada unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi)– Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer– Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
PERENCANAAN LOKASI IPLT
Lokasi IPLT harus dipilih sesuai dengan ketentuan tata ruang Lokasi IPLT harus dipilih pada daerah bebas banjir untuk periode ulang 20 (dua
puluh) tahun, bebas longsor dan gempa. Lokasi IPLT harus dipilih tidak jauh dari jalan kota yang ada, dekat dengan
prasarana listrik dan badan air. Lokasi IPLT harus merupakan daerah yang mempunyai sarana jalan
penghubung dari dan ke lokasi IPLT tersebut Lokasi harus berada dekat dengan badan air penerima Lokasi haruslah merupakan daerah yang terletak pada lahan terbuka dengan
intensitas penyinaran matahari yang baik agar dapat membantu mempercepatproses pengeringan endapan lumpur
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
PERENCANAAN LOKASI IPLT
Lokasi harus berada pada lahan terbuka yang tidak produktif dengannilai ekonomi tanah yang serendah mungkin
Jarak lokasi IPLT yang direncanakan terhadap pusat pelayanan agarmemenuhi kriteria sebagai berikut:• Kota kecil dan sedang : Kurang dari 2 km• Kota besar : Kurang dari 5 km• Kota Metro : Kurang dari 10 km
Badan air penerima pembuangan efluen dari IPLT harus memilikikapasitas minimal 8 kali kapasitas Air Limbah yang akan dibuang,atau konsentrasi BOD efluen maksimal 50 mg/L
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
KEBUTUHAN LAHAN IPLT
a. Kebutuhan lahan untuk IPLT terdiri dari:– Lahan untuk instalasi bangunan utama dan bangunan penunjang– Lahan untuk buffer zone
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi bangunan utama dihitung berdasarkan proyeksidebit harian maksimum 20 tahun untuk penerapan IPLT berbasis teknologi prosesalamiah atau proses biologi yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik;
c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harusdipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk instalasi;
d. Perkiraan kebutuhan lahan IPLT untuk sistem kolam sampai akhir periode desaindihitung berdasarkan BOD influen 5000 mg/l (Lumpur tinja sudah diencerkanketika penyedotan dan di inlet awal IPLT)
e. Bila kebutuhan lahan minimal tersebut tidak terpenuhi, maka lahan yang tersediasebagai calon lokasi harus dikaji terhadap penerapan alternatife sistempengolahan lain dengan kinerja yang masih memadai.
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TERPUSAT (IPAL)
Sistem Pembuangan Air Limbah Permukiman Terpusatterdiri dari:
• Unit pelayanan (Sambungan Rumah);
• Unit pengumpulan;
• Unit pengolahan; dan
• Unit pembuangan akhir
• Perencanaan debit air limbah untuk perhitungan dimensi jaringanperpipaan dan
• Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah :
a. Debit Spesifik Air Limbah (q) dihitung berdasarkan 80%konsumsi air bersih perkapita atau sebesar 100-200 L/org/hr.
b. Debit Rata-Rata Air Limbah tanpa infiltrasi (Qr) dihitungberdasarkan q dikali dengan penduduk yang dilayani pada tahunproyeksi atau Q = q x penduduk dilayani (m3/hr).
c. Debit Harian Maksimum Air Limbah tanpa infiltrasi (Qmd)dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktormaksimum harian atau : Qmd = fmd x Qr (m3/hr).
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TERPUSAT (IPAL)
d. Debit Jam Puncak tanpa infiltrasi (Qp) dihitung berdasarkandebit rata-rata harian dikali faktor jam puncak atau : (Qp) = fp xQr (m3/hr).
e. Debit Jam Minimum tanpa infiltrasi (Qmin) dihitung berdasarkandebit rata-rata harian dikali faktor jam minimum atau : Qmin =fmin x Qr (m3/hr).
f. Faktor-faktor Debit Air Limbah seperti faktor harian maksimum,faktor jam puncak dan faktornya minimum harus sesuai denganstandar dan kriteria teknis yang berlaku yang disesuaikandengan kondisi daerah perencanaan.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH TERPUSAT (IPAL)
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PELAYANAN
Unit pengumpulan terdiri dari sambungan rumah dan lubanginspeksi (Inspection Chamber/IC). Sambungan rumah terdiri dari:• Pipa dari kloset (black water)• Pipa dari non tinja (grey water)• Perangkap pasir/lemak• Bak kontrol pekarangan (Private Boxes/PB)• Pipa persil• Bak kontrol akhir (House Inlet/HI)
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan suaturancangan sistem pengumpulan air limbah menyangkut antara lain:1. Studi tentang kebutuhan sarana tersebut yang dilengkapi dengan
sebuah laporan awal dan perkiraan biaya yang dibutuhkan2. Rekomendasi yang menyangkut metode pembiayaan yang diusulan
untuk proyek yang diusulkan.3. Publikasi proyek kepada masyarakat guna memastikan adanya
dukungan masyarakat4. Investigasi kerekayasaan sebelum menyusun rencana akhir5. Rencana itu sendiri yang diikuti oleh kontrak dan penyelesaian
pekerjaan
Publikasi harus memasukkan beberapa informasi berikut:
1. Uraian tentang kondisi yang tidak diinginkan pada suatu wilayahyang belum mempunyai fasilitas tersebut
2. Uraian tentang kondisi daerah hilir dengan penjelasan tentangbahaya kerusakan yang akan dihadapi
3. Diskusi sebelum dan sesudahnya tentang apa yang dilakukanwilayah tetangga
4. Himbauan untuk meningkatkan kebanggaan masyarakat
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Daerah dan Tingkat Pelayanan
1. Daerah pelayanan harus ditunjukkan dengan jelas dalam petahingga mencakup skala kelurahan termasuk jalur pipa utamayang melewatinya.
2. Daerah pelayanan setiap jalur (seksi) pipa harus ditandaidengan jelas berupa blok-blok pelayanan, dengan aliran airlimbah yang masuk ke manhole hulu di seksi pipa yangmenerimanya.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Daerah dan Tingkat Pelayanan
3. Daerah pelayanan pada daerah komersil akan memberikanpercepatan cost recovery O & M.
4. Tingkat pelayanan dinyatakan dengan persentase jumlahpenduduk ekivalen atau jumlah sambungan rumah yangdilayani oleh suatu jalur (seksi) pipa.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
1. Lay out sistem jaringan pipa harus diplot pada zona off-site dengankarakteristik fisik minimal:
– Pada zona dengan kepadatan penduduk tinggi. Kepadatan penduduk untukdiharuskan adanya IPAL > 300 jiwa/ha
– Pada zona di mana air bersih tersedia dengan kapasitas yang memadaiuntuk penggelontoran kloset
– Pada zona di mana elevasi muka air tanah tinggi
– Pada zona di mana air tanah dan sungai mempunyai beban pencemarantinggi melebihi beban maksimal sesuai peruntukannya.
– Pada zona di mana calon konsumennya mampu dan mau membayar tariff
– Diprioritaskan pada zona komersil dan perkantoran
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
2. Setiap pembuatan DED perlu mereview rencana lay-out jaringan pipa (bila ada)atas pertimbangan potensi pengembangan daerah pelayanan, kemudahanpelaksanaan atau biaya.
3. Alternatif lokasi IPAL potensial sudah ditetapkan. Di mana kapasitas dantopografinya cukup memadai dan mudah dibebaskan.
4. Untuk pekerjaan pengembangan, pada ujung pipa lama yang akan diadop harusselalu diukur kembali diameter dan elevasi invertnya meskipun sudah ada as-builddrawingnya.
5. Paket pekerjaan prioritas harus merupakan paket fungsional baru dan/atauperbaikan seksi pipa yang bermasalah.
6. Paket pekerjaan prioritas mencakup suatu zona pelayanan dengan karak-terisikkonsumen yang relatif sama, yang diprioritaskan untuk didesain dandiimplementasikan.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Perancangan sistem jaringan perpipaan air limbah harusmencantumkan:
1. Peta umum sistem pengumpulan air limbah yang menunjukkandistrik atau wilayah sistem pengumpulan dan penyaluran airlimbah utama beserta distrik-distrik pelengkapnya
2. Perencanaan dan profil tiap sistem pengumpulan air limbah
3. Detail peralatan pelengkapnya
4. Laporan lengkap proposal pembangunan sistem
5. Spesifikasi
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
DESAIN AKTUAL1. Desain kapasitas pada setiap seksi pipa dengan awal manhole yang mendapat
tambahan debit, di buat khusus dalam lembar perhitungan, seperti debitrata-rata, debit minimal dan debit puncak dari domestik, industri daninfilltrasi. Data debit ini digunakan lebih lanjut dalam lembar perhitungandesain hidrolika.
2. Desain hidrolika dibuat dalam lembar perhitungan tersendiri, denganberbagai keluaran seperti diameter, kemiringan, kecepatan, elevasi invertsaluran dan manhole.
3. Desain struktur perlu memperhatikan kualitas media kontak (cairan yang akandialirkan, kualitas tanah dan tinggi muka air tanah), beban, keamanan pekerjadan umur ekonomis struktur.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Pemetaan harus menunjukkan beberapa informasi berikut ini:
1. Elevasi dari lahan atau persil dan ruang-ruang bawah tanah.
2. Karakteristik wilayah yang telah terbangun apabila tidak melaluibangunan-bangunan dengan atap datar, pabrik-pabrik, dll
3. Garis batas kepemilikan
4. Lebar jalan diantara garis kepemilikan dan idantara garis kelokan
5. Lebar dan tipe jalan untuk pejalan kaki dan yang diaspal
6. Jalur jalan kendaraan mobil dan jalan kereta api
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Pemetaan harus menunjukkan beberapa informasi berikut ini:
7. Struktur bawah tanah eksisting, seperti saluran pengumpul air limbah,pipa air minum, dan kabel telepon
8. Lokasi-lokasi struktur yang dapat memberikan hambatan dalam desainsaluran seperti jembatan, terowongan kereta api, penggalian yangdalam, dan gorong-gorong
9. Lokasi outlet saluran yang memungkinkan
10. Lokasi instalasi pengolahan air limbah
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Survei Bawah Tanah
• Untuk memperoleh informasi tentang bangunan-bangunan, kesulitanpenggalian saluran, serta kondisi-kondisi lainnya yang mungkin akan dijumpaidalam pelaksanaan pekerjaan, perlu melakukan survey-survei bawah tanahdisepanjang jalur saluran yang direncanakan
Penempatan/Letak Saluran
• Penempatan saluran dilakukan berdasarkan pada pertimbangan kemudahandalam pemeliharaan dan pemeriksaan saluran. Untuk jalan-jalan di wilayahyang belum terbangun yang hanya akan dipasang satu jalur pipa (baik cabangmaupun sub induk) saja, saluran seringkali diletakkan di tengah jalan
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN PIPA PERSIL
a. Pipa persil adalah saluran dari bangunan rumah tangga,bangunan kantor, bangunan umum dan sebagainya yangmenyalurkan air limbah ke pipa retikulasi.
b. Perencanaan pipa persil Air Limbah meliputi: letak pipa, diameterminimum, kemiringan minimum, bak kontrol dan dimensi pipaharus mengacu pada kriteria dan tatacara perencanaan teknisyang berlaku.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN SISTEM JARINGANPERPIPAAN
PERENCANAAN PIPA PERSIL
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN
PERENCANAAN PIPA RETIKULASI
a. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk disalurkan ke pipa utama; yangterdiri dari pipa servis dan pipa lateral;
b. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari beberapa bangunan (blok bangunan)ke pipa lateral;
c. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis ke pipa induk;
d. Perencanaan pipa retikulasi air limbah meliputi: letak pipa, diameter dan bahan pipa,metode konstruksi (open trench atau pipe jacking), kemiringan minimum, manhole;
e. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) pada masing-masing seksi pipa lateral harusmemperhitungkan luas daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik airlimbah yang dilayani (m3/hr/ha).
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN
PERENCANAAN PIPA RETIKULASI
f. Perencanaan dimensi pipa retikulasi harus memperhitungkan:
• Debit rata-rata (tanpa infiltrasi)
• Debit jam maksimum/puncak (dengan infiltrasi)
• Debit jam minimum - (tanpa infiltrasi)
g. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jammaksimum dan debit jam minimum untuk perencanaan penggelontoran dibeberapa bagian pipa.
h. Perencanaan pipa retikulasi harus mengacu pada kriteria dan tata caraperencanaan teknis yang berlaku.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Pipa Retikulasi
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN PIPA INDUK (MAIN/TRUNK SEWER)
a. Pipa induk adalah saluran yang menyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi) menujuinstalasi pengolahan air limbah; dapat dilengkapi dengan pipa cabang yang berfungsimenyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi)
b. Perencanaan pipa induk air limbah meliputi: letak pipa, dimensi dan bahan pipa, metodekonstruksi (open trench atau pipe jacking), stasiun pompa dan bangunan pelengkap.
c. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) harus memperhitungkan seluruh daerah tangkapan(ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha).
d. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum(dengan infiltrasi) dan debit jam minimum (tanpa infiltrasi) untuk perencanaanpenggelontoran pipa induk.
e. Perencanaan teknis pipa induk harus mengacu pada standard teknis dan tata caraperhitungan perencanaan teknis pipa induk Air Limbah yang berlaku
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Pipa Induk (Main/trunk sewer)
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP PADA SISTEM JARINGAN
a. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan adalah semua bangunan yangdiperlukan untuk menunjang kelancaran penyaluran air limbah dan untukmenunjang kemudahan pemeliharaan sistem jaringan air limbah;
b. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah meliputi: manhole,drop manhole, ventilasi udara, terminal clean out, bangunan penggelontor,syphone rumah pompa;
c. Perencanaan bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah yangmeliputi: letak, dimensi minimum dan kebutuhan lahan untuk mengacupada standar teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis yangberlaku.
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringan
PERENCANAAN TEKNIS UNIT PENGUMPULAN (JARINGAN PERPIPAAN)
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PERENCANAAN KAPASISTAS IPAL
a. Perencanaan debit IPAL
Kapasitas rencana IPAL dihitung berdasarkan desain debit air limbah sebagaiberikut:
– Debit rata-rata harian (dengan infiltrasi)
– Debit harian maksimum (dengan infiltrasi)
– Debit jam minimum (dengan infiltrasi)
Desain debit tersebut, adalah debit air limbah pada ujung akhir pipa indukyang menuju ke IPAL.
b. Proyeksi debit perencanaan
Kapasitas rencana IPAL di atas diproyeksikan untuk debit perencanaan 20(dua puluh) tahun sesuai periode perencanaan rencana induk.
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PERENCANAAN KAPASISTAS IPAL
c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen
– Debit rata-rata : hanya pada unit-unit pengolahan kimia dansekunder (biologi)
– Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahanprimer
– Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unitpengolahan
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PERENCANAAN LOKASI IPAL
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi IPAL adalah sebagaiberikut:
1. Lokasi IPAL harus sesuai dengan ketentuan tata ruang;
2. Pemilihan lokasi IPAL diujung muara pipa induk harus mempertimbangkan aspekhidrolis dan aspek pembebasan lahan;
3. Lokasi IPAL harus dipilih pada daerah bebas banjir untuk periode ulang 20 (dua puluh)tahun, bebas longsor dan gempa.
4. Lokasi IPAL harus dipilih tidak jauh dari jalan kota yang ada, dekat dengan prasaranalistrik dan badan air.
5. Lokasi IPAL harus merupakan daerah yang mempunyai sarana jalan penghubung daridan ke lokasi IPLT tersebut
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PERENCANAAN LOKASI IPAL
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi IPAL adalah sebagaiberikut:
6. Lokasi harus berada dekat dengan badan air penerima
7. Lokasi haruslah merupakan daerah yang terletak pada lahan terbuka dengan intensitaspenyinaran matahari yang baik agar dapat membantu mempercepat prosespengeringan endapan lumpur
8. Lokasi harus berada pada lahan terbuka yang tidak produktif dengan nilai ekonomitanah yang serendah mungkin
9. Badan air penerima pembuangan efluen dari IPAL harus memiliki kapasitas minimal 8kali kapasitas Air Limbah yang akan dibuang, atau konsentrasi BOD efluen maksimal 50mg/L.
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
KEBUTUHAN LAHAN
a. Kebutuhan lahan untuk IPAL terdiri dari:
– Lahan untuk instalasi dan bangunan penunjang
– Lahan untuk buffer zone
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi dihitung berdasarkan debit harianmaksimum yang diproyeksikan 20 tahun untuk penerapan IPAL berbasisteknologi proses alamiah atau proses biologis yang efisien dalam kebutuhankonsumsi listrik;
c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harusdipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk instalasi;
TERIMA KASIH