peraturan kepala badan pusat statistik pedoman … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada...

25
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 108 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu disusun Pedoman Teknis Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Teknis Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014 dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); 3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; 4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;

Upload: truonglien

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 108 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA

KOMODITI 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola

Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu

disusun Pedoman Teknis Survei Pola Distribusi

Perdagangan Beberapa Komoditi 2014;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Teknis Survei

Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor

39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3683);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan

Pusat Statistik;

4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun

2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;

Page 2: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 2 -

5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121

Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan

Badan Pusat Statistik di Daerah;

6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat

Statistik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG

PEDOMAN TEKNIS SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN

BEBERAPA KOMODITI 2014.

Pasal 1

Pedoman Teknis Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa

Komoditi 2014 merupakan acuan dan panduan pelaksanaan

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014 di

seluruh Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik Provinsi,

dan Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota.

Pasal 2

Pedoman Teknis Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa

Komoditi 2014 sebagaimana tersebut dalam Lampiran

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Pasal 3

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 April 2014

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SURYAMIN

Page 3: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 108 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS SURVEI POLA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014

BAB I

PENDAHULUAN

Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu

barang mulai dari produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran

penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain merupakan

penghubung antara produsen dengan konsumen jugadapat memberikan nilai

tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu menggerakkan

suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-

rendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan

harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di

dalamnya.

Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih

bermasalah. Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan

masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu,

rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha

perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi masalah dalam

distribusi barang.

Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk

dilakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi. Pada tahun

2014 Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi

(Survei Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditi. Kegiatan ini sangat penting

dilakukan karena hasilnya bisa digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan

gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun

sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat diperoleh

margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditi yang diteliti.

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota

SBH (70 kabupaten/kota). Secara keseluruhan survei ini mencakup 133

Page 4: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 2 -

kabupaten/kota terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 100 kabupaten/kota

potensi komoditi terpilih.

Hasil Survei Poldis Perdagangan 2014 di 33 provinsi diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk

komoditi-komoditi terpilih dan sekaligus dapat digunakan sebagai masukan

untuk penyempurnaan Survei Pola Distribusi Perdagangan pada masa yang

akan datang.

Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota dalam

kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2014 merupakan pedoman bagi Kepala

BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan dengan

benar sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

1. Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014 adalah:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Statistik;

c. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;

d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

2. Tujuan

Survei PoldisPerdagangan 2014 di 33 provinsimempunyai tujuan, yaitu:

a. Mendapatkan Pola Penjualan Produksi;

b. Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan;

c. Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi;

d. Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan;

e. Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai

tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.

1) Cakupan Komoditi

Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu

komoditi-komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Komoditi yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi

masyarakat.

Page 5: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 3 -

b. Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.

c. Komoditi yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

mempunyai kontribusi cukup besar.

d. Komoditi yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan

masyarakat.

Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 4 komoditi dengan

jenis/kualitas komoditi seperti pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Jenis Komoditi Terpilih

Komoditi Jenis Komoditi

(1) (2)

1. Minyak Goreng

2. Tepung Terigu

3. Garam 1. Garam Bata

2. Garam Halus

4. Susu Bubuk

2) Cakupan Wilayah

Cakupan wilayah survei meliputi 133 kabupaten/kota di 33 provinsi

dengan jumlah sampel sebanyak 3.500 perusahaan/usaha perdagangan dan

produsen. Untuk selengkapnya mengenai alokasi sampel menurut wilayah

dapat dilihat pada lampiran 3.

3) Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014 adalah:

Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Minggu III Maret 2014

Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu IV April2014

Pelaksanaan Lapangan Minggu II Mei – Minggu II Juni2014

Pemeriksaan oleh Daerah Minggu II Mei – Minggu II Juni2014

Revisit oleh Daerah Minggu III Mei – Minggu II Juni 2014

Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu I – IV Juni 2014

Pengolahan di BPS RI Minggu II Juni – Minggu IV Juli2014

Persiapan Penyusunan Laporan Minggu I –IV Agustus2014

Penyusunan Laporan Minggu I – II September 2014

Penggandaan Laporan Minggu III –IV September 2014

Page 6: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 4 -

4) Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman)

a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi:

No Jenis

Daftar/Kuesioner Kegunaan

(1) (2) (3) 1. VPDP14-

DSP.PEDAGANG

VPDP14-

DSP.PRODUSEN

(Daftar Sampel

Perusahaan)

Petunjuk bagi petugas untuk

mengetahui nama dan alamat

perusahaan/usaha perdagangan dan

produsen yang akan dicacah

2. VPDP-14.PEDAGANG Kuesioner untuk mencacah

perusahaan/usaha perdagangan

3. VPDP-14.PRODUSEN Kuesioner untuk mencacah

perusahaan/usaha industri

pengolahan

b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi:

No Buku Pedoman Kegunaan

(1) (2) (3)

1. Buku 1 Pedoman Teknis BPS

Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Buku 2 Pedoman Pencacah

3. Buku 3 Pedoman Pengolahan

Page 7: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 5 -

5) Arus Dokumen

BPS-RI

BPS Provinsi

BPS Kab/Kota

Pencacah/Peme

riksa

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 1

- Buku 2

- Buku 3

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 1

- Buku 2

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 1

- Buku 2

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 2

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- VPDP14-DSP

Page 8: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 6 -

BAB II

ORGANISASI LAPANGAN

A. Organisasi Lapangan

Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei

Poldis Perdagangan 2014 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat

pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan. Untuk memberikan

gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada bagan

organisasi berikut ini:

Gambar 2.1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014

B. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei

Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan

2014 dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai

berikut:

BPS-RI

BPS PROVINSI

PENGAWAS

PENCACAH

BPS

KAB/KOTA

A

BPS

KAB/KOTA

A

BPS

KAB/KOTA

A

PENCACAH PENCACAH

Page 9: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 7 -

Tabel 2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi

Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

No. Petugas Tugas dan Tanggung Jawab

(1) (2) (3)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

BPS-RI

Tim VPDP14

BPS Provinsi

BPS Kabupaten/

Kota

Pengawas/Pemeriksa

Pencacah

Mengoordinasikan seluruh kegiatan baik di

pusat maupun di daerah

Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2014 tingkat Nasional

Menyiapkan materi yang berkenaan dengan

Survei Poldis Perdagangan 2014

Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi

dan Kabupaten/Kota

Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2014 tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Mengoordinasikan seluruh kegiatan di

Kabupaten/Kota

Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2014 tingkat Kabupaten/Kota

Mengoordinasikan seluruh kegiatan di

Kabupaten/Kota/ Provinsi

Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan

Survei Poldis Perdagangan 2014

Bertanggung jawab melakukan pencacahan

Survei Poldis Perdagangan 2014

C. Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)

1. Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan

2014.

2. Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta

Page 10: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 8 -

jenis dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan

pencacahan.

3. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat

perkantoran, pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat

perkantoran/pusat perbelanjaan.

4. Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada

BPS Kabupaten/Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu

segera diselesaikan.

5. Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi, kemudian membuat laporan tentang berbagai

permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara mengatasinya ke BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi.

6. Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala

kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.

7. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan

cermat dan teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi.

8. Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-14.PEDAGANG

berdasarkan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha.

9. Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014.

D. Petugas Pencacah (PCS)

1. Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2014.

2. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan

VPDP14-DSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau

ganda cacah.

3. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di

pusat gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah,

RW dan RT sebelum melakukan pencacahanpada wilayah tersebut.

4. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam

VPDP14-DSP yang terdapat pada wilayah kerjanya.

5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai

temuan/masalah di lapangan dan cara mengatasinya.

6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai

pengawas.

Page 11: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 9 -

7. Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas

keberadaan perusahaan yang tercatat dalam VPDP14-DSP, namun tidak

ditemui di lapangan, atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan,

namun tidak memperdagangkan salah satu dari 4 jenis komoditi yang

dicakup.

8. Menepati jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditentukan.

Page 12: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 10 -

Page 13: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 11 -

BAB III

METODOLOGI

A. Ruang Lingkup

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota

SBH (70 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.

Secara keseluruhan survei ini mencakup 133 kabupaten/kota terdiri dari 33

ibukota provinsi dan 100 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan

menengah, besar, dan kecil baik sebagai distributor, subdistributor, agen,

subagen, pedagang grosir, eksportir, importir, maupun pengecer.

Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 5 jenis, yaitu:

minyak goreng, tepung terigu, garam bata, garam halus dan susu bubuk.

Produsen komoditi yang diteliti didekati melalui industri skala besar dan

sedang.

Usaha yang dicakup dalam survei ini mengalami penyesuaian kode KBLI,

karena terjadi perubahan kode KBLI 2005 ke KBLI 2009. Secara lengkap,

perusahaan yang dicakup berdasarkan pengelompokkan KBLI-nya adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi

2014 Menurut Perubahan KBLI 2009

No Jenis Komoditi KBLI

2009

KBLI

2005 Uraian KBLI 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Minyak Goreng 10423 15143 Industri minyak goreng kelapa

10432 15144 Industri minyak goreng kelapa sawit

46315

51220 Perdagangan besar minyak dan

lemak nabati 53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

Page 14: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 12 -

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

(tradisional)

2 Tepung Terigu 10617 15321 Industri tepung terigu

46339

51220 Perdagangan besar makanan dan

minuman lainnya

53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

(tradisional)

3 Garam 10774 15499 Industri pengolahan garam

46339 51220 Perdagangan besar makanan dan

minuman lainnya

53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

Page 15: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 13 -

(tradisional)

4 Susu Bubuk 10520 15201 Industri pengolahan susu bubuk

dan susu kental

46326 51220 Perdagangan besar susu dan produk

susu

53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

(tradisional)

B. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang dibentuk ada dua, yaitu kerangka sampel

pedagang dan kerangka sampel produsen. Untuk produsen, kerangka sampel

berasal dari SE06-UMB kategori D (industri) dan direktori industri skala besar

dan sedang. Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang berasal dari

berbagai macam sumber, yaitu dari:

1) SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan

besar hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Tahapan penggunaan

data SE06-UMB adalah:

a. Menentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai

distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, eksportir,

importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-

UMB kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi

Blok II.2 Rincian 6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut

penjualan barang). Sedangkan untuk perusahaan SE06-UMB yang

nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan fungsi kelembagaan

perusahaan/usaha.

Page 16: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 14 -

Tabel 3.2. Matriks Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam

Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB

No.

Asal barang

Penjualan

Luar

negeri

Produse

n

Pedagan

g

lainnya

Pemerin

tah

/swasta

Rumah

tangga/

peroran

gan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Melalui Importir 1 1 1 8

2 Impor Sendiri 7 7 7 8

3 Produsen non

pertanian 6 1 1 1 8

4 Distributor/penyal

ur/agen 6 2 4 4 8

5 Supermarket/swala

yan 6 4 8 8 8

6 Pedagang lainnya 6 4 8 8 8

*) Kode fungsi

kelembagaan:

1. Distributor

2. Subdistributor

3. Agen

4. Subagen

5. Pedagang Grosir

6. Eksportir

7. Importir

8. Pengecer

2) Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan

perdagangan.

3) Daftar nama perusahaan/usaha perdagangan eksportir.

4) Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus

Sampel yaitu SE06-UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah.

5) Sumber lain: berasal dari internet.

Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan

fungsi kelembagaan perusahaan dan komoditi yang diperdagangkan. Fungsi

kelembagaan yang bersumber dari SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan

perusahaan dari sumber lain berdasarkan pengakuan responden.

Page 17: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 15 -

Gambar 3.1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang

Gambar 3.2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen

*) Unique = tidak ganda

Tidak

Ya

SE06-UMB.G

Drop out perusahaan

Perusahaan unique?

Perusahaan

Perdagangan dari Asosiasi

Responden eksportir

Sumber lainnya

SE06-UMK, omset >

500 jt

4 Komoditi terpilih

Kerangka Sampel Pedagang

Proxy fungsi kelembagaan perusahaan Gabung

Ya

Tidak

SE06-UMB.D

4 Komoditi terpilih

Drop out perusahaan

Perusahaan unique?

Kerangka Sampel Produsen

Gabung

Direktori Industri Skala Besar dan

Sedang

Sumber lainnya

Page 18: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 16 -

C. Jumlah Sampel

Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan

menengah dan besar serta produsen secara keseluruhan sebanyak 3.500

perusahaan. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.3. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

1 (11) Aceh (1110) Bireuen, (1118) Pidie Jaya,

(1171) Banda Aceh 50

2 (12) Sumatera Utara (1208) Asahan, (1212) Deli Serdang,

(1219) Batu Bara, (1272) Tanjung Balai,

(1273) Pematang Siantar, (1274) Tebing

Tinggi, (1275) Medan, (1276) Binjai

125

3 (13) Sumatera Barat (1371) Padang, (1375) Bukittinggi 75

4 (14) Riau (1403) Indragiri Hilir, (1471) Pekanbaru,

(1473) Dumai 65

5 (15) Jambi (1502) Merangin, (1505) Muaro Jambi,

(1571) Jambi 45

6 (16) Sumatera

Selatan

(1607) Banyuasin, (1671) Palembang,

(1674) Lubuklinggau 75

7 (17) Bengkulu (1771) Bengkulu 50

8 (18) Lampung (1871) Bandar Lampung, (1872) Metro 70

9 (19) Kep. Bangka

Belitung

(1902) Belitung, (1971) Pangkal Pinang 40

10 (21) Kep. Riau (2171) Batam, (2172) Tanjung Pinang 40

11 (31) DKI Jakarta (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta

Timur,

(3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta

Barat,

(3175) Jakarta Utara

500

12 (32) Jawa Barat (3201) Bogor, (3202) Sukabumi, (3203) 450

Page 19: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 17 -

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

Cianjur, (3205) Garut, (3209) Cirebon,

(3211) Sumedang, (3212) Indramayu,

(3215) Karawang, (3216) Bekasi, (3272)

Sukabumi, (3273) Bandung,

(3275) Bekasi

13 (33) Jawa Tengah (3301) Cilacap, (3310) Klaten, (3313)

Karanganyar, (3317) Rembang, (3318)

Pati, (3321) Demak, (3329)

Brebes,(3374) Semarang

280

14 (34) DI Yogyakarta (3471) Yogyakarta 50

15 (35) Jawa Timur (3506) Kediri, (3514) Pasuruan, (3515)

Sidoarjo, (3517) Jombang, (3523)

Tuban, (3525) Gresik, (3526)

Bangkalan, (3527) Sampang, (3528)

Pamekasan, (3529) Sumenep, (3575)

Pasuruan, (3578) Surabaya

450

16 (36) Banten (3601) Pandeglang, (3603) Tangerang,

(3671) Tangerang, (3672) Cilegon,

(3673) Serang

125

17 (51) Bali (5108) Buleleng, (5171) Denpasar 100

18 (52) Nusa Tenggara

Barat

(5202) Lombok Tengah, (5203) Lombok

Timur, (5206) Bima,(5271) Mataram 55

19 (53) Nusa Tenggara

Timur

(5311) Ende, (5318) Nagekeo,(5371)

Kupang 40

20 (61) Kalimantan

Barat

(6112) Kubu Raya, (6171) Pontianak 70

21 (62) Kalimantan

Tengah

(6202) Kotawaringin Timur,(6271)

Palangkaraya 50

22 (63) Kalimantan

Selatan

(6309) Tabalong,(6371) Banjarmasin,

(6372) Banjar Baru 65

23 (64) Kalimantan

Timur

(6471) Balikpapan, (6472) Samarinda,

(6473) Tarakan 100

Page 20: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 18 -

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

24 (71) Sulawesi Utara (7171) Manado, (7172) Bitung 65

25 (72) Sulawesi Tengah (7208) Parigi Moutong, (7271) Palu 45

26 (73) Sulawesi Selatan (7304) Jeneponto, (7306) Gowa, (7325)

Luwu Timur, (7371) Makassar, (7373)

Palopo

120

27 (74) Sulawesi

Tenggara

(7471) Kendari, (7472) Bau-Bau 50

28 (75) Gorontalo (7502) Gorontalo, (7571) Gorontalo 40

29 (76) Sulawesi Barat (7603) Mamasa, (7604) Mamuju 50

30 (81) Maluku (8171) Ambon, (8172) Tual 35

31 (82) Maluku Utara (8271) Ternate, (8272) Tidore

Kepulauan 45

32 (91) Papua Barat (9105) Manokwari, (9171) Sorong 40

33 (94) Papua (9401) Merauke, (9471) Jayapura 40

Jumlah 3.500

*) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi

a. Alokasi Sampel Per Komoditi Menurut Kabupaten/Kota

Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang

besar dan eceran sudah dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka

sampel. Yang termasuk dalam kategori pedagang besar adalah fungsi

kelembagaan perdagangan sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen,

pedagang grosir, eksportir dan importir. Sedangkan kategori pengecer adalah

sisanya.

Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari

fungsikelembagaan dan jenis komoditi dalam satu provinsi. Sehingga secara

umum semua komoditi bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan.

Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditi tertentu, sudah

dapat ditentukan pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang

besar dan eceran yang menjual komoditi spesifik maupun yang

memperdagangkan bermacam-macam komoditi yang akan dicacah. Oleh

Page 21: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 19 -

karena itu, untuk menjaga agar sampel komoditi di pengecer tersebar secara

proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa

jumlah perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditi.Tahapan

pengalokasian sampel menurut komoditi untuk pengecer adalah sebagai

berikut:

Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang

memperdagangkan komoditi tertentu.

Kemudian di alokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam

satu provinsi.

b. Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditi

utama yang diperdagangkan berdasarkan 4 komoditi terpilih. Untuk

perusahaan yang bersumber dari SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai

perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih secara sistematik pada setiap

komoditi. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak

mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah.

Sedangkan sampel industri pengolahan dipilih dari kerangka sampel

industri pengolahan secara systematic sampling.

c. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih

dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden.

Untuk perusahaan-perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data mungkin

lebih dari satu kali kunjungan.

Page 22: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 20 -

Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari

pedagang ke produsen maka pengawas harus mencari

perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dan fungsi

kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti

secara purposive.

Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari

produsen ke pedagang maka pengawas harus mencari

perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk

dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

Jika pada saat pencacahan, komoditi dengan yang diperdagangkan

bukan merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar

VPDP14-DSP.PEDAGANG, maka pengawas

a. Jika perusahaan/usaha merupakan pedagang besar, harus

mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi

dengan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai

sampel pengganti secara purposive,

b. Jika Perusahaan/usaha merupakan pengecer, pengawas harus

memeriksa terlebih dahulu keterwakilan komoditi dalam satu

provinsi, bila sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditi

sesuai dengan yang dijual oleh pedagang (harus termasuk dalam

5 komoditi). Jika belum ada keterwakilan komoditi dengan

kualitas/merk/jenis seperti yang tercantum pada Daftar VPDP14-

DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari

perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dengan

fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel

pengganti secara purposive.

Jika pada saat pencacahan, komoditi yang diproduksi bukan

merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar VPDP14-

DSP.PRODUSEN, maka pengawas harus mencari

perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk

dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000

untuk setiap kabupaten/kota.

Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive

nomor urutnya dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.

Page 23: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 21 -

ALUR PENCACAHAN PEDAGANG

Ya

VPDP14-DSPU.PEDAGANG

KETEMU? PEDAGANG?

PENGAWAS MENGGANTI

SECARA PURPOSIVE

CACAH

KOMODITI

PEDAGANG BESAR?

CACAH

CACAH

PENGAWAS MENGGANTI

SECARA PURPOSIVE

PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITI

DALAM 1 PROVINSI

SUDAH TERWAKILI?

DICACAH SESUAI KOMODITI DARI YANG PEDAGANG JUAL

PENGAWAS MENGANTI SECARA PURPOSIVE

Tidak

YaYa

Ya

Ya

TidakTidak

Tidak

Tidak

ALUR PENCACAHAN PRODUSEN

VPDP14-DSPU.PRODUSEN

YaKETEMU? PRODUSEN?

PENGAWAS MENGGANTI

SECARA PURPOSIVE

KOMODITI SESUAI?

Tidak

YaYa

TidakTidak

CACAH

d. Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG dan VPDP14-DSP.PRODUSEN

Daftar VPDP14-DSP adalah daftar yang memuat nama

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun

produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan

pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya.

Page 24: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 22 -

Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG dan

VPDP14-DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut:

Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama

provinsi.

Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan

namakabupaten/kota.

Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama

kecamatan

Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.

Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah

nomor urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel

dalam suatu kabupaten/kota.

Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom

ini adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai

sampel.

Kolom (4) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari

perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3).

Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan

utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.

Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan

KBLI dari kegiatan utama.

Kolom (7) : Jenis komoditi yang diperdagangkan/dihasilkan

Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame

Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil

pencacahan perusahaan/usaha, yaitu:

1 = Ditemukan, dan jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi

sesuai dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP14-

DSP.PRODUSEN

2 = Ditemukan, namun jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi

tidak sesuai dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG atau daftar

VPDP14-PRODUSEN

3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP14-

DSP.PEDAGANG) atau

Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP14-

DSP.PRODUSEN)

4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri

Page 25: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN … fileharga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat

- 23 -

5 = Tutup

6 = Tidak Ditemukan

7 = Ganda/double

e. Penentuan nomor urut perusahaan pedagang

Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan

sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha

dari SE06-UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari

fungsi kelembagaan perusahaan perdagangan sebagai distributor,

setelah selesai memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”,

kemudian dilanjutkan untuk subdistributor, agen, subagen, dan

seterusnya sampai pengecer.

2) Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor

urut perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.

Contoh :

Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu

kabupaten ada 129 perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari

sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti dibawah ini:

Sumber

Fungsi kelembagaan

perusahaan

perdagangan

Banyak

perusahaa

n

Nomor urut

SE06-UMB-

G

1.Distributor 8 1 8

2. Subdistributor 13 9 21

3. Agen 20 22 41

4. Subagen 39 42 80

5. Pedagang Grosir 13 81 93

6. Eksportir 11 94 104

7. Importir 4 105 108

8. Pengecer 21 109 129

Sumber lain 79 130 337

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SURYAMIN