peraturan daerah kabupaten purworejo tentang...

52
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa ancaman bahaya kebakaran merupakan masalah serius dan bahaya yang dapat membawa bencana besar dengan akibat yang luas, baik terhadap keselamatan jiwa maupun harta benda yang secara langsung akan menghambat kelancaran pembangunan, khususnya di Kabupaten Purworejo oleh karena itu perlu dicegah dan ditanggulangi secara lebih berdaya guna dan terus-menerus; b. bahwa perkembangan pembangunan di Kabupaten Purworejo menuntut Pemerintah Daerah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan peran pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, merupakan kebutuhan mendasar untuk keselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat; c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purworejo Nomor 8 Tahun 1994 tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Purworejo, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan, sehingga perlu diganti dengan menerbitkan Peraturan Daerah yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu 1

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJONOMOR 7 TAHUN 2019

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO,

Menimbang: a. bahwa ancaman bahaya kebakaran merupakanmasalah serius dan bahaya yang dapat membawabencana besar dengan akibat yang luas, baikterhadap keselamatan jiwa maupun harta bendayang secara langsung akan menghambat kelancaranpembangunan, khususnya di Kabupaten Purworejooleh karena itu perlu dicegah dan ditanggulangisecara lebih berdaya guna dan terus-menerus;

b. bahwa perkembangan pembangunan di KabupatenPurworejo menuntut Pemerintah Daerah untukmengembangkan dan mengoptimalkan peranpencegahan dan penanggulangan bahayakebakaran, merupakan kebutuhan mendasar untukkeselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat;

c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah TingkatII Purworejo Nomor 8 Tahun 1994 tentangPenanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayahKabupaten Daerah Tingkat II Purworejo, sudahtidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaandan kebutuhan, sehingga perlu diganti denganmenerbitkan Peraturan Daerah yang baru;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu

1

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

menetapkan Peraturan Daerah tentang Pencegahandan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

2

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerah Kabupaten DalamLingkungan Propinsi Jawa Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentangBangunan Gedung (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 134, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),sebagaimana telah di ubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4723);

6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11Tahun 2009 tentang PenyelenggaraanPenanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun2009 Nomor 11);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 5Tahun 2015 tentang Sistem PenanggulanganBencana di Daerah (Lembaran Daerah KabupatenPurworejo Tahun 2015 Nomor 5);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO

danBUPATI PURWOREJO

MEMUTUSKAN:

3

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DANPENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian KesatuPengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Purworejo.2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Purworejo.4. Perangkat Daerah adalah unsur Pembantu Bupati dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

5. Dinas adalah Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah KabupatenPurworejo

6. Instansi Pemadam Kebakaran, yang selanjutnya disingkat IPK,adalah satuan unit kerja Pemerintah Daerah yang mempunyaitugas pokok dan fungsi dalam pencegahan dan penanggulangankebakaran.

7. Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnyadisingkat RISPK, adalah Segala hal yang berkaitan denganperencanaan tentang sistem pencegahan dan penanggulangankebakaran dalam lingkup kota, lingkungan dan bangunan.

8. Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran, yang selanjutnyadisingkat RSCK, adalah bagian rencana induk sistem ProteksiKebakaran yang merupakan rencana kegiatan untukmengantisipasi sebelum kebakaran terjadi.

9. Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran, yang selanjutnyadisingkat RSPK, adalah bagian dari Rencana Induk SistemProteksi Kebakaran yang merupakan rencana kegiatan untukmengantisipasi sesaat bencana kebakaran yang terjadi.

10. Personil adalah Anggota dan Petugas Pemadam KebakaranKabupaten Purworejo.

4

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

11. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan hukum atauusaha dan lembaga atau organisasi yang kegiatannya di bidangbangunan gedung, termasuk masyarakat hukum adat danmasyarakat ahli, yang berkepentingan dengan penyelenggaraanbangunan gedung

12. Pengawasan adalah pemantauan terhadap pelaksanaanpenerapan peraturan perundang-undangan bidang bangunangedung dan upaya penegakan hukum.

13. Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yangberlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertaidengan timbulnya api/penyalaan.

14. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaankonstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalamtanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusiamelakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,maupun kegiatan khusus.

15. Bangunan Perumahan adalah bangunan gedung yangperuntukannya untuk tempat tinggal orang dalam lingkunganpermukiman baik yang tertata maupun tidak tertata.

16. Kendaraan Bermotor Umum adalah moda angkutanpenumpang yang diperuntukkan untuk melayani masyarakatumum.

17. Kendaraan Bermotor Khusus adalah moda angkutan yangkhusus diperuntukkan untuk mengangkut Bahan Berbahaya.

18. Bahan Berbahaya adalah setiap zat/elemen, ikatan ataucampurannya bersifat mudah menyala/terbakar, korosif danlain-lain karena penanganan, penyimpanan, pengolahan, ataupengemasannya dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia,peralatan, dan lingkungan.

19. Bahan Mudah Terbakar adalah bahan yang apabila terkenapanas/jilatan api mudah terbakar dan cepat merambatkan api.

20. Pencegahan Kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalamrangka mencegah terjadinya kebakaran.

21. Penanggulangan Kebakaran adalah upaya yang dilakukandalam rangka memadamkan kebakaran.

22. Bahaya Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan olehadanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran apisejak dari awal terjadi percikan api hingga penjalaran api sertaasap dan gas yang ditimbulkannya.

23. Potensi Bahaya Kebakaran adalah tingkat kondisi/keadaanbahaya kebakaran yang terdapat pada obyek tertentu tempatmanusia beraktivitas.

5

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

24. Bahaya Kebakaran Ringan adalah ancaman bahaya kebakaranyang mempunyai nilai dan kemudahan terbakar rendah, apabilakebakaran melepaskan panas rendah, sehingga penjalaran apilambat.

25. Bahaya Kebakaran Sedang I adalah ancaman bahayakebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakarsedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggitidak lebih dari 2,5 (dua setengah) meter dan apabila terjadikebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran apisedang.

26. Bahaya Kebakaran Sedang II adalah ancaman bahayakebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakarsedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggitidak lebih dari 4 (empat) meter dan apabila terjadi kebakaranmelepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang.

27. Bahaya Kebakaran Sedang III adalah ancaman bahayakebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakaragak tinggi, menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaranapi agak cepat apabila terjadi kebakaran.

28. Bahaya Kebakaran Berat I adalah ancaman bahaya kebakaranyang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi,menimbulkan panas tinggi serta penjalaran api cepat apabilaterjadi kebakaran.

29. Bahaya Kebakaran Berat II adalah ancaman bahaya kebakaranyang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi,menimbulkan panas sangat tinggi serta penjalaran api sangatcepat apabila terjadi kebakaran.

30. Sarana Penyelamatan Jiwa adalah sarana yang terdapat padabangunan gedung yang digunakan untuk menyelamatkan jiwadari kebakaran dan bencana lain.

31. Akses Pemadam Kebakaran adalah akses/jalan atau saranalain yang terdapat pada bangunan gedung yang khususdisediakan untuk masuk petugas dan unit pemadam ke dalambangunan gedung.

32. Proteksi Kebakaran adalah peralatan sistem perlindungan/pengamanan bangunan gedung dari kebakaran yang di pasangpada bangunan gedung.

33. Sistem Proteksi Kebakaran adalah sistem yang terdiri atasperalatan, perlengkapan, dan sarana, baik yang terpasangmaupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuktujuan sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan

6

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannyaterhadap bahaya kebakaran.

34. Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan adalah suatumekanisme untuk mendayagunakan seluruh komponenmasyarakat, sarana, dan prasarana secara mandiri atausukarela dalam rangka pencegahan dan penanggulangankebakaran lingkungan.

35. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung, yang selanjutnyadisingkat MKKG, adalah bagian dari manajemen gedung untukmewujudkan keselamatan penghuni bangunan gedung darikebakaran dengan mengupayakan kesiapan instalasi proteksikebakaran agar kinerjanya selalu baik dan siap pakai.

36. Alat Pemadam Api Ringan, yang selanjutnya disingkat APAR,adalah alat untuk memadamkan kebakaran yang mencakupalat pemadam api ringan dan alat pemadam api berat (APAB)yang menggunakan roda.

37. Sistem Alarm Kebakaran adalah suatu alat untukmemberitahukan kebakaran tingkat awal yang mencakup alarmkebakaran manual dan/atau alarm kebakaran otomatis.

38. Sistem Pipa Tegak dan Selang Kebakaran adalah sistempemadam kebakaran yang berada dalam bangunan gedung,dengan kopling pengeluaran 2,5 (dua setengah) inci, 1,5 (satusetengah) inci dan kombinasi.

39. Hidran Halaman adalah hidran yang berada di luar bangunangedung, dengan kopling pengeluaran ukuran 2,5 (dua setengah)inci.

40. Sistem Sprinkler Otomatis adalah suatu sistem pemancar airyang bekerja secara otomatis bilamana temperatur ruanganmencapai suhu tertentu.

41. Sistem Pengendalian Asap adalah suatu sistem alami ataumekanis yang berfungsi untuk mengeluarkan asap daribangunan gedung atau bagian bangunan gedung sampai batasaman pada saat kebakaran terjadi.

42. Bencana Lain adalah kejadian yang dapat merugikan jiwadan/atau harta benda, selain kebakaran, antara lain gedungruntuh, banjir, kecelakaan transportasi, dan Bahan Berbahaya.

43. Pemilik Bangunan Gedung adalah orang, badan hukum,kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sahsebagai pemilik bangunan gedung.

44. Pengguna Bangunan Gedung adalah pemilik bangunan gedungdan/atau bukan pemilik bangunan gedung berdasarkankesepakatan dengan pemilik bangunan gedung, yangmenggunakan dan/atau mengelola bangunan gedung ataubagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.

7

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

45. Pengelola Bangunan Gedung adalah orang, badan hukum,kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sahmengelola bangunan gedung.

Bagian KeduaMaksud Tujuan dan Ruang Lingkup

Pasal 2

(1) Maksud disusunnya Peraturan Daerah ini adalah:a. sebagai pedoman dalam memberikan perlindungan terhadap

masyarakat dari resiko bahaya kebakaran;b. sebagai pedoman teknis penyusunan RISPK dalam rangka

mewujudkan keselamatan dan keamanan terhadap bahayakebakaran melalui analisis resiko kebakaran;

c. sebagai pedoman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)huruf b bertujuan untuk terwujudnya kesiapan dankeberdayaan masyarakat, pengelola bangunan, serta dinasterkait dalam mencegah dan menanggulangi bahayakebakaran, serta bencana lainnya.

(2) Tujuan disusunnya Peraturan Daerah ini adalah:a. kebersamaan di dalam kesiapsiagaan dan keberdayaan

masyarakat, pengelola Bangunan Gedung serta instansiterkait dalam mencegah dan menanggulangi BahayaKebakaran;

b. terwujudnya kepastian hukum dalam penyelenggaraan,pencegahan, dan penanggulangan Kebakaran;

c. terwujudnya penyelenggaraan penanggulangan BahayaKebakaran yang antisipatif, efektif, dan ramah lingkungan;

d. terwujudnya penyelenggaraan pencegahan BahayaKebakaran secara tertib, aman, dan selamat;

e. prioritas terhadap penyelamatan diutamakan penyelamatanjiwa dengan meminimalkan Bahaya Kebakaran dandampaknya.

Pasal 3

Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputiseluruh ketentuan fungsi pencegahan dan penanggulangan BahayaKebakaran yang mencakup:a. RISPK;b. objek dan potensi Bahaya Kebakaran;c. Pencegahan Kebakaran;d. Penanggulangan Kebakaran; e. Bencana Lain;f. perizinan;

8

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

g. Pengendalian Keselamatan Kebakaranh. peran serta masyarakat;i. pembinaan dan pengawasan;j. penyidikan; dank. ketentuan pidana.

BAB II

RISPK

Bagian KesatuUmum

Pasal 4

(1) Dalam rangka menyelenggarakan Pencegahan danPenanggulangan Bahaya Kebakaran, Pemerintah Daerahmenyusun RISPK.

(2) RISPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusunberdasarkan:a. rekomendasi teknis dari IPK;b. Rencana Tata Ruang Wilayah pada bidang pencegahan dan

penanggulangan kebakaran; danc. analisis risiko kebakaran yang pernah terjadi.

(3) RISPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi sebagaipedoman untuk penanganan masalah kebakaran.

(4) RISPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun denganmemperhatikan keterpaduan antara pelaksanaan dengan saranadan prasarana lainnya.

Pasal 5

(1) RISPK meliputi:a. RSCK; danb. RSPK.

(2) RISPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun untukjangka waktu 10 (sepuluh) tahun, dan dapat dilakukanpeninjauan kembali sesuai dengan keperluan.

Pasal 6 9

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(1) Proses penyusunan RISPK meliputi:a. komitmen Pemerintah Daerah;b. pelibatan pemangku kepentingan;c. penetapan peta dasar yang digunakan;d. penaksiran risiko kebakaran dan penempatan stasiun/pos

kebakaran;e. kajian dan analisis IPK;f. analisis peraturan;g. penyusunan pembiayaan;h. pengesahan RISPK; dani. rencana implementasi RISPK.

(2) Pedoman teknis penyusunan RISPK sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian KeduaRencana Sistem Pencegahan Kebakaran

Pasal 7

(1) RSCK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a,memuat layanan pemeriksaan keandalan bangunan gedung danlingkungan terhadap:a. kebakaran;b. pemberdayaan masyarakat; danc. penegakan Peraturan Daerah.

(2) Penyusunan RSCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), palingsedikit memuat:a. kriteria RSCK;b. lingkup kegiatan RSCK;c. identifikasi risiko kebakaran;d. analisis permasalahan; dane. rekomendasi pencegahan kebakaran.

(3) Penyusunan RSCK sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

(1) Kriteria RSCK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)huruf a, meliputi:

10

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

a. penentuan dan pemenuhan persyaratan Sistem ProteksiKebakaran; dan

b. manajemen penanganan kebakaran.

(2) Lingkup kegiatan RSCK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ayat (2) huruf b, meliputi:a. pemeriksaan keandalan perkotaan, lingkungan bangunan,

dan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran;b. pemberdayaan masyarakat; dan c. penegakan hukum.

(3) Identifikasi risiko kebakaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (2) huruf c, dilaksanakan untuk mendapatkan datadan informasi yang diperlukan melalui survei dan observasilapangan.

(4) Analisis permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ayat (2) huruf d, merupakan analisis terhadap kumpulan datadan informasi guna menentukan permasalahan PencegahanKebakaran yang saat ini sudah ada untuk digunakan sebagaibahan rekomendasi kegiatan Pencegahan Kebakaran yangdiperlukan.

(5) Rekomendasi Pencegahan Kebakaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 ayat (2) huruf e, memuat:a. penyempurnaan kebijakan Pencegahan Kebakaran dan

pelaksanaannya;b. usulan kebutuhan IPK bidang Pencegahan Kebakaran;c. pemantapan kompetensi sumber daya manusia dalam

penegakan hukum;d. sarana dan prasarana Pencegahan Kebakaran; dane. penyempurnaan standar operasional prosedur termasuk

kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Bagian KetigaRencana Sistem Penanggulangan Kebakaran

Pasal 9

(1) Kebijakan RSPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)huruf b, terdiri atas:a. pengembangan sumber daya manusia;b. pengadaan sarana dan prasarana RSPK; danc. penyusunan standar operasional prosedur RSPK.

11

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(2) Penyusunan RSPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), palingsedikit memuat:a. kriteria RSPK;b. lingkup kegiatan RSPK;c. identifikasi risiko kebakaran;d. analisis permasalahan; dane. rekomendasi penanggulangan kebakaran.

(3) Teknis penyusunan RSPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

OBYEK DAN POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

Bagian KesatuObjek

Pasal 10

Objek pencegahan dan penanggulangan kebakaran meliputi:a. bangunan gedung;b. bangunan perumahan di lingkungan permukiman; c. kendaraan bermotor;d. bahan berbahaya; dane. areal lahan.

Bagian KeduaPotensi

Paragraf 1Bangunan Gedung

Pasal 11

(1) Potensi bahaya kebakaran pada bangunan gedung didasarkanpada:a. ketinggian;b. fungsi;

12

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

c. luas bangunan gedung; dand. isi bangunan gedung.

(2) Klasifikasi potensi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1), terdiri dari:a. bahaya kebakaran ringan;b. bahaya kebakaran sedang; danc. bahaya kebakaran berat.

(3) Bahaya kebakaran sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b, terdiri dari:

a. sedang I;b. sedang II; danc. sedang III.

(4) Bahaya kebakaran berat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c, terdiri dari:a. berat I; danb. berat II.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria klasifikasi potensibahaya kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diaturdalam Peraturan Bupati.

Paragraf 2 Bangunan Perumahan

Pasal 12

(1) Bangunan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10huruf b, di lingkungan Permukiman yang tertata mempunyaipotensi kebakaran ringan.

(2) Bangunan Perumahan di lingkungan Permukiman yang tidaktertata mempunyai potensi kebakaran sedang III.

Paragraf 3 Kendaraan Bermotor

Pasal 13

(1) Kendaraan bermotor yang diatur dalam pencegahan danpenanggulangan bahaya kebakaran terdiri dari:

a. Kendaraan Bermotor Umum; b. Kendaraan Bermotor Khusus; dan

13

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

c. Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) atau lebih.

(2) Kendaraan Bermotor Umum sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a, mempunyai potensi bahaya kebakaran sedang I.

(3) Kendaraan Bermotor Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b, mempunyai potensi bahaya kebakaran berat II.

(4) Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) atau lebih sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, mempunyai potensi bahayakebakaran ringan.

Paragraf 4Bahan Berbahaya

Pasal 14

(1) Bahan Berbahaya terdiri dari:a. bahan berbahaya mudah meledak;b. bahan gas bertekanan;c. bahan cair mudah menyala;d. bahan padat mudah menyala dan/atau mudah terbakar jika

basah;e. bahan oksidator, peroksida organik;f. bahan beracun;g. bahan radio aktif;h. bahan perusak; dani. bahan berbahaya lain.

(2) Bahan Berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai potensi bahaya kebakaran berat II.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis pencegahandan penanganan insiden Bahan Berbahaya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 5Areal Lahan

Pasal 15

Areal Lahan, terdiri dari:a.Lahan Pertanian;b. Lahan Perkebunan;c.Lahan Hutan; dan

14

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

d. Lahan kosong.

BAB IV

PENCEGAHAN KEBAKARAN

Bagian KesatuBangunan Gedung

Paragraf 1Kewajiban Pemilik, Pengguna dan/atau Pengelola

Pasal 16

(1) Setiap pemilik, dan/atau pengelola bangunan gedung danlingkungan gedung yang mempunyai potensi bahaya kebakaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), wajib berperanaktif dalam mencegah kebakaran.

(2) Untuk mencegah kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) pemilik dan/atau pengelola bangunan gedung yangberkategori sedang dan berat wajib menyediakan:a. sarana penyelamatan jiwa;b. akses pemadam kebakaran;c. proteksi kebakaran; dand. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung.

(3) Pemilik dan/atau pengelola bangunan gedung yang tidakmelaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan/atau ayat (2), dikenakan sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;b. menunda atau tidak mengeluarkan persetujuan atau

rekomendasi; danc. memerintahkan menutup atau melarang penggunaan

bangunan gedung seluruhnya atau sebagian.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dalam PeraturanBupati.

Paragraf 2Sarana Penyelamatan Jiwa

Pasal 17

15

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(1) Pemilik dan/atau pengelola bangunan gedung wajib melengkapibangunan gedung dengan sarana penyelamatan jiwa.

(2) Sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),terdiri dari:a. sarana jalan ke luar;b. pencahayaan darurat tanda jalan ke luar;c. petunjuk arah jalan ke luar;d. komunikasi darurat; e. pengendali asap; danf. tempat berhimpun sementara (titik kumpul).

(3) Sarana jalan ke luar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufa, terdiri dari:a. tangga kebakaran;b. ramp;c. koridor;d. pintu;e. jalan/pintu penghubung;f. balkon; dang. jalur lintas menuju jalan ke luar.

(4) Sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

(5) Sarana penyelamatan jiwa yang disediakan pada setiapbangunan gedung, jumlah, ukuran, jarak tempuh, dankonstruksi sarana jalan keluar sebagaimana dimaksud padaayat (2), harus didasarkan pada luas lantai, fungsi bangunan,ketinggian bangunan gedung, jumlah penghuni, danketersediaan sistem springkle otomatis.

(6) Tempat berhimpun sementara (titik kumpul) sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf f, harus memenuhi persyaratandan dapat disediakan pada suatu lantai pada bangunan yangkarena ketinggiannya menuntut lebih dari satu tempatberhimpun sementara.

(5) Pemilik dan/atau pengelola bangunan gedung yang tidakmelaksanakan kewajiban melengkapi sarana penyelamatan jiwasebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksiadministratif berupa:a. peringatan tertulis;b. menunda atau tidak mengeluarkan persetujuan atau

rekomendasi; dan

16

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

c. memerintahkan menutup atau melarang penggunaanbangunan gedung seluruhnya atau sebagian.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (5), diatur dalam PeraturanBupati.

Pasal 18

Pada bangunan gedung berderet bertingkat paling tinggi 4 (empat)lantai harus diberi jalan ke luar yang menghubungkan antar unitbangunan gedung yang satu dengan unit bangunan gedung yanglain.

Paragraf 3Akses Pemadam Kebakaran

Pasal 19

(1) Akses pemadam kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal16 ayat (2) huruf b, meliputi:a. akses mencapai bangunan gedung;b. akses masuk kedalam bangunan gedung; danc. area operasional.

(2) Akses mencapai bangunan gedung sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, terdiri dari:a. akses ke lokasi bangunan gedung; danb. jalan masuk dalam lingkungan bangunan gedung.

(3) Akses masuk ke dalam bangunan gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri dari:a. pintu masuk ke dalam bangunan gedung melalui lantai

dasar;b. pintu masuk melalui bukaan dinding luar; danc. pintu masuk ke ruang bawah tanah.

(5) Area operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,terdiri dari:a. lebar dan sudut belokan dapat dilalui mobil pemadam

kebakaran; danb. perkerasan mampu menahan beban mobil pemadam

kebakaran.

17

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis aksespemadam kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 4Proteksi Kebakaran

Pasal 20

(1) Proteksi kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(2) huruf c, terdiri dari:a. proteksi pasif; danb. proteksi aktif.

(2) Proteksi pasif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,meliputi:a. bahan bangunan gedung;b. konstruksi bangunan gedung ; danc. kompartemenisasi dan pemisahan.

(3) Proteksi aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,meliputi:a. alat pemadam api ringan;b. sistem deteksi dan alarm kebakaran;c. sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran

halaman;d. sistem springkler otomatis;e. sistem pengendali asap;f. pencahayaan darurat;g. penunjuk arah darurat;h. sistem pasokan daya listrik darurat;i. pusat pengendali kebakaran; danj. instalasi pemadam khusus.

Pasal 21

(1) Bahan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal20 ayat (2) huruf a, yang digunakan pada konstruksi bangunangedung harus memperhitungkan sifat bahan terhadap api.

(2) Sifat bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi sifatbakar, sifat penjalaran, dan sifat penyalaan bahan.

18

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(3) Untuk meningkatkan mutu sifat bahan terhadap api digunakanbahan penghambat api.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sifat bahanbangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danpemakaian bahan bangunan gedung diatur dalam PeraturanBupati.

Pasal 22

(1) Konstruksi bangunan gedung dikaitkan dengan ketahanan apisebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b, terdiridari:a. tipe A;b. tipe B; danc. tipe C.

(2) Tingkat ketahanan api sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi ketahanan terhadap keruntuhan struktur, penembusanapi, dan asap serta mampu menahan peningkatan panas kepermukaan sebelah.

Pasal 23

Kompartemenisasi dan pemisah sebagaimana dimaksud dalam Pasal20 ayat (2) huruf c, diupayakan dari konstruksi tahan api dandisesuaikan dengan fungsi ruangan.

Pasal 24

(1) APAR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a,harus selalu dalam keadaan siap pakai dan dilengkapi denganpetunjuk penggunaan yang memuat urutan singkat dan jelastentang cara penggunaannya, ditempatkan pada tempat yangmudah dilihat dan dijangkau.

(2) Penentuan jenis, daya padam dan penempatan APAR yangdisediakan untuk pemadaman, harus disesuaikan denganklasifikasi bahaya kebakaran.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penentuan jenis,daya padam, jumlah dan penempatan alat pemadam api

19

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dalam PeraturanBupati.

Pasal 25

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum dilarang memproduksidan/atau memperdagangkan dan/atau menggunakan alatpemadam api yang berisi bahan yang membahayakankesehatan, keselamatan jiwa dan lingkungan hidup.

(2) Sistem deteksi dan alarm kebakaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (3) huruf b, harus disesuaikan denganklarifikasi potensi bahaya kebakaran, dan harus selalu dalamkondisi baik serta siap pakai.

Pasal 26

(1) Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halamansebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf c, terdiridari pipa tegak, slang kebakaran, hidran halaman, penyediaanair, dan pompa kebakaran.

(2) Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halamansebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus didasarkan padaklasifikasi potensi bahaya kebakaran.

(3) Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halamansebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus selalu dalamkondisi baik dan siap pakai.

(4) Ruangan pompa harus ditempatkan di lantai dasar ataubasemen satu bangunan gedung dengan memperhatikan aksesdan ventilasi serta pemeliharaan.

(5) Untuk bangunan gedung yang karena ketinggiannya menuntutpenempatan pompa kebakaran tambahan pada lantai yang lebihtinggi ruangan pompa dapat ditempatkan pada lantai yangsesuai dengan memperhatikan akses dan ventilasi sertapemeliharaan.

Pasal 27

20

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(1) Sistem springkler otomatis sebagaimana dimaksud dalam Pasal20 ayat (3) huruf d, terdiri dari instalasi pemipaan, penyediaanair, dan pompa kebakaran.

(2) Sistem springkler otomatis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus didasarkan pada klasifikasi potensi bahaya kebakaranterberat.

(3) Ruangan pompa harus ditempatkan di lantai dasar ataubasemen satu bangunan gedung dengan memperhatikan aksesdan ventilasi serta pemeliharaan.

(4) Sistem springkler otomatis sebagaimana dimaksud pada ayat (1,harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

(5) Untuk bangunan gedung yang karena ketinggiannya menuntutpenempatan pompa kebakaran tambahan pada lantai yang lebihtinggi ruangan pompa dapat ditempatkan pada lantai yangsesuai dengan memperhatikan akses dan ventilasi sertapemeliharaan.

Pasal 28

(1) Sistem pengendali asap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20ayat (3) huruf e, harus didasarkan pada klasifikasi potensibahaya kebakaran.

(2) Sistem pengendali asap sebagaimana dimaksud pada ayat (1,harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

Pasal 29

(1) Pencahayaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20ayat (3) huruf f, harus dipasang pada sarana jalan ke luar,tangga kebakaran, dan ruang khusus.

(2) Pencahayaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

Pasal 30

(1) Penunjuk arah darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20ayat (3) huruf g, harus dipasang pada sarana jalan ke luar dantangga kebakaran.

21

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(2) Penunjuk arah darurat harus mengarah pada pintu tanggakebakaran dan pintu keluar.

(3) Penunjuk arah darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

Pasal 31

(1) Sistem pasokan daya listrik darurat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (3) huruf h, berasal dari sumber dayautama dan darurat.

(2) Sistem pasokan daya listrik darurat sebagaimana dimaksudpada ayat (1), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. mampu mengoperasikan sistem pencahayaan darurat;b. mampu memasok daya untuk sistem penunjuk arah

darurat;c. mampu mengoperasikan sarana proteksi aktif; dand. sumber daya listrik darurat mampu bekerja secara otomatis

tanpa terputus.

(3) Sistem pasokan daya listrik darurat sebagaimana dimaksudpada ayat (2), harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

(4) Kabel listrik untuk Sistem pasokan daya listrik darurat kesarana proteksi aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danayat (3), harus menggunakan kabel tahan api, tahan air danbenturan.

Pasal 32

(1) Bangunan gedung dengan potensi bahaya kebakaran sedang danberat harus dilengkapi dengan pusat pengendali kebakaran.

(2) Beberapa bangunan gedung yang karena luas dan jumlah massabangunannya menuntut dilengkapi pusat pengendali kebakaranutama harus ditempatkan pada bangunan dengan potensibahaya kebakaran terberat.

(3) Pusat pengendali kebakaran dan pusat pengendali kebakaranutama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), harusmempunyai ketahanan api dan ditempatkan pada lantai dasar.

22

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(4) Pusat pengendali kebakaran dan pusat pengendali kebakaranutama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), harusselalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

Pasal 33

(1) Setiap ruangan atau bagian bangunan gedung yang berisibarang dan peralatan khusus harus dilindungi dengan instalasipemadam khusus.

(2) Instalasi pemadam khusus sebagaimana dimaksud pada ayat(1), terdiri dari:a. sistem pemadaman menyeluruh; danb. sistem pemadaman setempat.

(3) Instalasi pemadam khusus sebagaimana dimaksud pada ayat(1), harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

Paragraf 5Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung dan Areal Industri

Pasal 34

(1) Pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dan industri yangmengelola bangunan gedung dan industri yang mempunyaipotensi bahaya kebakaran sedang dan berat wajib membentukmanajemen keselamatan kebakaran gedung dan areal industri.

(2) Manajemen keselamatan kebakaran gedung dan industrisebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh kepala danwakil kepala manajemen keselamatan kebakaran gedung danareal industri.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen keselamatankebakaran gedung dan areal industri diatur dalam PeraturanBupati

Paragraf 6Manajemen Keselamatan Areal Lahan

Pasal 35

23

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(1) Untuk usaha di bidang perkebunan dan/atau pertanian wajibmemiliki tendon air atau sumber air yang dapat dipergunakanuntuk kebutuhan pemadam kebakaran.

(2) Usaha bidang perkebunan dan/atau pertanian yangmengusahakan lahan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektarwajib menyediakan sarana pemadam kebakaran yang mudahdipindahkan dan alat penanggulangan lainnya.

(3) Alat penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat(2), disesuaikan dengan kondisi dan usaha perkebunandan/atau pertanian.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen keselamatan areallahan diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian KeduaBangunan Perumahan di Lingkungan Pemukiman

Pasal 36

(1) Bangunan perumahan yang berada di lingkungan pemukimanyang tertata harus dilengkapi dengan prasarana dan saranapencegahan dan penanggulangan kebakaran.

(2) Kelengkapan prasarana dan sarana pencegahan danpenanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1), menjadi tanggung jawab pengembang dan/atau PemerintahDaerah.

(3) Bangunan perumahan yang berada di lingkungan pemukimanyang tidak tertata dan padat hunian harus dilengkapi prasaranadan sarana serta kesiapan masyarakat dalam upaya pencegahandan penanggulangan kebakaran.

(4) Kelengkapan prasarana dan sarana pencegahan danpenanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat(3), menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah sesuai dengankemampuan Daerah.

Bagian KetigaKendaraan Bermotor

Pasal 37

(1) Setiap pemilik dan/atau pengelola Kendaraan Bermotor Umumdan Kendaraan Bermotor Khusus, wajib menyediakan APARsesuai dengan potensi bahaya kebakaran.

24

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kendaraan Bermotor Umumdan Kendaraan Bermotor Khusus yang wajib menyediakan APARsebagimana dimaksud pada ayat (1) dan standar alat pemadamapi pada Kendaraan Bermotor Umum dan Kendaraan BermotorKhusus diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 38

Pemilik, pengguna dan/atau pengelola bangunan gedung, pemilikdan/atau pengelola kendaraan bermotor khusus dan orang ataubadan usaha yang menyimpan dan/atau memproduksi bahanberbahaya, wajib melaksanakan kesiapan penanggulanganpemadaman kebakaran yang dikoordinasikan oleh IPK.

Bagian KeempatBahan Berbahaya

Pasal 39

(1) Setiap orang atau badan usaha yang menyimpan dan/ataumemproduksi Bahan Berbahaya wajib:a. menyediakan alat isolasi tumpahan;b. menyediakan sarana penyelamatan jiwa, proteksi pasif,

proteksi aktif, dan manajemen keselamatan kebakarangedung;

c. menginformasikan daftar bahan berbahaya yang disimpandan/atau diproduksi; dan

d. memasang plakat dan/atau label penanggulangan danpenanganan bencana bahan berbahaya.

(2) Setiap pemilik dan/atau pengelola kendaraan khusus yangmengangkut Bahan Berbahaya wajib:a. menyediakan APAR dan alat perlindungan awak kendaraan

sesuai dengan potensi bahaya kebakaran;b. memasang plakat penanggulangan dan penanganan bencana

Bahan Berbahaya; danc. menginformasikan jalan yang akan dilalui kepada IPK.

BAB V

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Bagian KesatuKesiapan Penanggulangan

Pasal 40

25

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(1) Dalam upaya menanggulangi kebakaran dan bencana lainnyadibentuk sektor pemadam kebakaran yang disebut WilayahManajemen Kebakaran.

(2) Wilayah Manajemen Kebakaran sebagaimana dimaksud padaayat (1), terdiri dari minimal 5 (lima) Wilayah ManajemenKebakaran yaitu:a. Sektor Wilayah Purworejo;b. Sektor Wilayah Kutoarjo;c. Sektor Wilayah Purwodadi;d. Sektor Wilayah Kemiri; dane. Sektor Wilayah Loano;

(3) Pada setiap sektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dilengkapi dengan sarana dan prasarana PenanggulanganKebakaran.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Wilayah ManajemenKebakaran, sarana dan prasarana Penanggulangan Kebakarandiatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian KeduaPada Saat Terjadi Kebakaran

Paragraf 1Bangunan Gedung

Pasal 41

Dalam hal terjadi kebakaran bangunan gedung, pemilik, pengguna,dan/atau pengelola bangunan gedung wajib:a. melakukan tindakan awal penyelamatan jiwa dan harta benda

dengan cara:1. evakuasi dengan memanfaatkan sarana jalan keluar yang

telah tersedia, antara lain:a) tangga kebakaran;b) ramp;c) koridor;d) pintu;e) jalan/pintu penghubung;f) balkon; dang) jalur lintas menuju jalan ke luar.

2. memperhatikan pencahayaan darurat tanda jalan ke luar;3. memperhatikan petunjuk arah jalan ke luar;4. mengupayakan komunikasi darurat dengan alat komunikasi

yang tersedia;5. melakukan upaya pengendalian asap; dan

26

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

6. mengumpulkan penghuni gedung pada tempat berhimpunsementara (titik kumpul).

b. melakukan upaya pemadaman api dengan menggunakan alatyang tersedia seperti APAR dan/atau sistem pipa tegak dan slangkebakaran serta hidran halaman;

c. melakukan pengamanan harta benda dan lokasi bangunangedung;

d. melakukan pertolongan darurat pada korban kebakaran;e. menginformasikan kepada IPK dan instansi terkait; danf. membuka akses jalan bagi kendaraan pemadam kebakaran

menuju lokasi kebakaran.

Paragraf 2Bangunan Perumahan di Lingkungan Pemukiman

Pasal 42

Dalam hal terjadi kebakaran pada bangunan perumahan dilingkungan pemukiman, penghuni bangunan dan masyarakat sekitarlokasi kebakaran wajib:a. melakukan tindakan awal penyelamatan jiwa dan harta benda

dengan cara:1. evakuasi dengan memanfaatkan sarana yang tersedia;2. mengupayakan komunikasi darurat dengan alat komunikasi

yang tersedia;3. melakukan upaya pengendalian asap; dan 4. mengumpulkan penghuni bangunan perumahan di

lingkungan pemukiman pada tempat berhimpun sementara(titik kumpul).

b. melakukan upaya pemadaman api dengan menggunakan alatyang tersedia seperti APAR dan/ atau alat pemadam kebakarantradisional;

c. melakukan pengamanan lokasi kebakaran;d. memberikan pertolongan darurat pada korban kebakaran;e. menginformasikan kepada IPK dan instansi terkait; danf. membuka akses jalan bagi kendaraan pemadam kebakaran

menuju lokasi kebakaran.Paragraf 3

Kendaraan Bermotor

Pasal 43

Dalam hal terjadi kebakaran pada kendaraan bermotor, pengemudi,awak kendaraan, dan penumpang wajib:a. melakukan tindakan darurat penyelamatan jiwa, harta benda,

dan barang muatan;

27

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

b. melakukan upaya pemadaman api dengan menggunakan APARdan/atau alat lainnya yang tersedia atau ditemukan di sekitarlokasi kebakaran;

c. memberikan pertolongan darurat pada korban kebakaran;d. menginformasikan kepada IPK dan polisi lalu lintas dan/atau

instansi terkait; dane. membuka akses jalan bagi kendaraan pemadam kebakaran

menuju lokasi kebakaran dan memberikan akses lalu lintasuntuk menghindari kemacetan lalu lintas.

Paragraf 4Bahan Berbahaya

Pasal 44

Dalam hal terjadi kebakaran pada Bahan Berbahaya, pemilik,pengelola atau penanggung jawab bahan berbahaya wajib:a. melakukan tindakan darurat penyelamatan jiwa dan harta benda

pada lokasi dan sekitar lokasi kebakaran;b. melakukan upaya pemadaman api dengan menggunakan alat

pemadam api untuk tindakan pemadaman kebakaran bahanberbahaya;

c. memberikan pertolongan darurat pada korban kebakaran;d. mencegah penyebaran bahan berbahaya yang dapat

membahayakan masyarakat sekitar;e. menginformasikan kepada IPK atau instansi terkait; danf. membuka akses jalan bagi kendaraan pemadam kebakaran

menuju lokasi kebakaran.

Paragraf 5Areal Lahan

Pasal 45

Dalam hal terjadi kebakaran pada areal lahan, pemilik lahan,pengelola atau penanggung jawab lahan dan masyarakat sekitarwajib:a. melakukan tindakan darurat penyelamatan jiwa dan harta benda

pada lokasi dan sekitar lokasi kebakaran;b. melakukan upaya pemadaman dan penyebarluasan api dengan

menggunakan alat atau bahan pemadam api yang ada di sekitarlokasi kebakaran;

c. memberikan pertolongan darurat pada korban kebakaran;d. menginformasikan kepada IPK atau instansi terkait; dane. membuka akses jalan bagi kendaraan pemadam kebakaran

menuju lokasi kebakaran.Pasal 46

Dalam mencegah menjalarnya kebakaran, pemilik, penggunadan/atau pengelola bangunan gedung/pekarangan untuk mencegah

28

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

menjalarnya kebakaran harus memberikan izin kepada petugaspemadam kebakaran untuk:a. memasuki bangunan gedung/pekarangan;b. membantu memindahkan barang/bahan yang mudah terbakar;c. memanfaatkan air dari kolam renang dan hidran halaman yang

berada dalam daerah kebakaran;d. merusak/merobohkan sebagian atau seluruh bangunan gedung;

dane. melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam operasi

pemadaman dan penyelamatan.

Pasal 47

(1) Bupati melalui IPK dapat membantu penanggulangankebakaran yang terjadi di luar wilayah Kabupaten Purworejo.

(2) Penanggulangan kebakaran yang terjadi di wilayah KabupatenPurworejo, IPK dapat meminta bantuan kepada InstansiPemadam Kebakaran daerah lain.

Pasal 48

Sebelum petugas Pemadam Kebakaran tiba di tempat terjadinyakebakaran, pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW),Barisan Sukarelawan Kebakaran, Lurah/Kepala Desa, Camat, daninstansi terkait segera melakukan tindakan penanggulangan danpengamanan sesuai tugas dan fungsinya.

Pasal 49

Setiap orang yang berada di tempat terjadinya kebakaran harusmentaati petunjuk dan/atau perintah yang diberikan oleh petugaspemadam kebakaran.

Bagian KetigaPemeriksaan Sebab Kebakaran

Pasal 50

Pemeriksaan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kebakaran,dilakukan oleh pihak Kepolisian.

29

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

BAB VI

BENCANA LAIN

Pasal 51

(1) Dalam hal terjadi bencana lain, IPK melakukan tindakanpenyelamatan jiwa dan harta benda.

(2) Dalam melakukan tindakan penyelamatan jiwa dan harta bendadari bencana, pemilik, pengguna dan/atau pengelola bangunangedung/pekarangan harus memberikan izin kepada petugaspemadam kebakaran untuk:a. memasuki dan/atau mengosongkan lokasi bangunan

gedung/pekarangan/jalan raya;b. membantu memindahkan barang dan/atau bahan

berbahaya;c. merusak/memotong alat transportasi; dand. melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam operasi

penyelamatan.

(3) Dalam melakukan tindakan penyelamatan jiwa dan harta bendasebagaimana dimaksud pada ayat (1), IPK dapat berkoordinasidengan instansi terkait.

BAB VII

PERIZINAN

Pasal 52

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi ataumengimpor bahan/komponen proteksi pasif dan aktif, danperalatan penanggulangan kebakaran di Daerah wajibmemperoleh izin dari Bupati.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara

memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam Peraturan Bupati.

30

Page 31: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(3) Orang dan/atau badan hukum yang tidak melaksanakankewajiban melengkapi sarana penyelamatan jiwa sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan; danc. penutupan kegiatan usaha.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi administratifsebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dalam PeraturanBupati.

BAB VIII

PENGENDALIAN KESELAMATAN KEBAKARAN

Bagian KesatuBangunan Gedung Baru

Pasal 53

IPK bersama instansi terkait memberikan masukan pada tahapperencanaan dan melakukan pemeriksaan pada tahap perancangan,pelaksanaan, dan penggunaan bangunan gedung baru.

Pasal 54

Pada tahap perencanaan pembangunan gedung baru sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53, IPK memberikan masukan teknis mengenaiakses mobil pemadam, sumber air untuk pemadaman, pos pemadamkebakaran untuk dijadikan acuan pemberian izin.

Pasal 55

Pada tahap perancangan pembangunan gedung baru sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53, IPK memberikan masukan melaluikeanggotaannya pada Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) mengenaihal-hal sebagai berikut: a. sarana penyelamatan;b. akses pemadam;c. konsep proteksi pasif dan aktif; dand. konsep manajemen penyelamatan.

Pasal 56

Pada tahap pelaksanaan pembangunan gedung baru sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53, IPK melaksanakan pengawasan berkalasesuai tugas pokok dan fungsi dan/atau pengawasan bersamaPerangkat Daerah yang tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab

31

Page 32: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

dalam bidang penataan dan pengawasan bangunan dan/atau TimAhli Bangunan Gedung (TABG) untuk memeriksa kesesuaian antaragambar-gambar instalasi bangunan yang merupakan lampiran IzinMendirikan Bangunan (IMB) dengan pelaksanaan di lapangan.

Pasal 57

(1) Apabila berdasarkan pemeriksaan di lapangan, kinerja sistemproteksi kebakaran terpasang, akses pemadam kebakaran, dansarana penyelamatan jiwa sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan, maka IPK memberikan SertifikatKeselamatan Kebakaran.

(2) Sertifikat Keselamatan Kebakaran sebagaimana dimaksud padaayat (1), merupakan salah satu persyaratan dalam perpanjanganSertifikat Laik Fungsi.

(3) Apabila berdasarkan pemeriksaan di lapangan, kinerja sistemproteksi kebakaran terpasang, akses pemadam kebakaran, dansarana penyelamatan jiwa tidak sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan, diberikan peringatan tertulisdengan memasang papan peringatan yang bertuliskan"BANGUNAN INI TIDAK MEMENUHI KESELAMATANKEBAKARAN" dan dapat diumumkan kepada masyarakatmelalui media cetak dan/atau elektronik.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi dan kewenanganpenerbitan Sertifikat Keselamatan Kebakatan diatur dalamPeraturan Bupati.

Pasal 58

(1) Pada saat bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 57 akan digunakan, dilakukan pemeriksaan terhadapkinerja sistem proteksi kebakaran terpasang, akses pemadamkebakaran, dan sarana penyelamatan jiwa.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) memenuhi persyaratan, IPK memberikanpersetujuan berupa surat persetujuan sebagai dasar untukpenerbitan Sertifikat Laik Fungsi.

Bagian KeduaBangunan Gedung Eksisting

Pasal 59

(1) Pemilik, pengguna dan/atau pengelola bangunan gedung harusmelakukan pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui

32

Page 33: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

kondisi keselamatan kebakaran pada bangunan gedungeksisting dengan menunjuk pengkaji teknis.

(2) Hasil pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh pengkaji teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan oleh pemilik,pangguna dan/atau pengelola bangunan gedung kepadapemadam kebakaran daerah setiap tahun.

(3) Apabila diperlukan, berdasarkan laporan pemilik, penggunadan/atau pengelola bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat(2), IPK dapat melakukan pemeriksaan ke lapangan.

Pasal 60

(1) Pemilik, pengguna dan/atau pengelola bangunan gedung yangakan mengubah fungsi bangunan gedung atau bagianbangunan gedung tertentu sehingga menimbulkan potensibahaya kebakaran lebih tinggi wajib melaporkan kepadaperangkat daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(2) Bangunan gedung atau bagian bangunan gedung tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilengkapi denganproteksi kebakaran, akses pemadam kebakaran dan saranapenyelamatan jiwa sesuai dengan potensi bahaya kebakaran.

(3) Dalam hal bangunan yang sudah dilengkapi dengan proteksikebakaran, akses pemadam kebakaran, dan saranapenyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), IPKmemberikan persetujuan berupa rekomendasi atas perubahanfungsi.

Bagian KetigaBangunan Perumahan di Lingkungan Permukiman

Pasal 61

Perseorangan atau badan yang merencanakan pembangunanperumahan di lingkungan pemukiman harus memperhatikan ruangyang cukup untuk akses kendaraan pemadam kebakaran berupajalan masuk, ruang untuk manuver, dan jalur untuk pengisian atausuplai air kendaraan pemadam kebakaran.

Pasal 62

Pemilik, pengguna atau pengelola perumahan di lingkunganpemukiman harus mengupayakan penyediaan APAR atau alat danbahan pemadam api tradisional sesuai kondisi dan situasi setempat.

33

Page 34: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Pasal 63

Pemilik, pengguna atau pengelola perumahan di lingkunganpermukiman harus menjaga agar penyediaan APAR atau alat danbahan pemadam api tradisional selalu dalam kondisi baik dan dapatdigunakan setiap saat sesuai kebutuhan.

Bagian KeempatKendaraan Bermotor

Pasal 64

Pengemudi, awak kendaraan dan/atau pemilik kendaraan bermotorumum dan kendaraan bermotor khusus harus memasang APARpada kendaraan tersebut.

Pasal 65

Pengemudi, awak kendaraan, dan atau pemilik kendaraan bermotorumum dan kendaraan bermotor khusus harus melakukanpemeliharaan dan peneraan atau pengujian secara berkala terhadapAPAR yang dipasang pada kendaraannya.

Bagian KelimaBahan Berbahaya

Pasal 66

Pemilik atau pengelola bahan berbahaya harus menyediakan alatpemadam api untuk tindakan pemadaman kebakaran bahanberbahaya yang bersangkutan.

Pasal 67

Pemilik atau pengelola bahan berbahaya harus melakukanpemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala terhadap alatpemadam api untuk tindakan pemadaman kebakaran bahanberbahaya yang bersangkutan.

Bagian KeenamAreal Lahan

Pasal 6834

Page 35: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Setiap orang dan/atau badan hukum dilarang:a. melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar;b. menggunakan cara pembakaran untuk mempermudah proses

pemanenan; danc. membakar limbah pertanian pada areal lahan.

Pasal 69

Pemilik, pengelola atau penggarap areal lahan harus mengupayakanakses berupa jalan bagi kendaraan atau sarana pemadam kebakaranlahan.

Pasal 70

Pemilik, pengelola, dan masyarakat sekitar areal lahan yang rawankebakaran harus mengupayakan penyediaan jalur menuju sumberair atau tandon air untuk pengisian kendaraan pemadam kebakaran.

Bagian KetujuhSertifikat Keahlian Keselamatan Kebakaran

dan Rekomendasi

Pasal 71

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang bergerak di bidangperencanaan, pengawasan, pengkaji teknis, pemeliharaan atauperawatan di bidang keselamatan kebakaran wajib mendapatsertifikat keahlian keselamatan kebakaran dari Asosiasi Profesiyang terakreditasi dan harus terdaftar pada IPK.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata caramendapatkan sertifikat keahlian keselamatan kebakaransebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan PeraturanBupati.

Pasal 72

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi,memasang, mendistribusikan, memperdagangkan ataumengedarkan segala jenis alat pencegah dan pemadamkebakaran, wajib mendapat rekomendasi dari IPK.

35

Page 36: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata caramemperoleh rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 73

Masyarakat berperan serta dalam:a. melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dini di

lingkungannya;b. membantu melakukan pengawasan, menjaga, dan memelihara

prasarana dan sarana pemadam kebakaran di lingkungannya;c. melaporkan terjadinya kebakaran; dand. melaporkan kegiatan yang menimbulkan ancaman kebakaran.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 74

Bupati melalui IPK melakukan pembinaan dalam melakukanpencegahan dan penanggulangan kebakaran kepada:a. pemilik, pengguna dan pengelola bangunan gedung;b. pemilik, pengguna dan pengelola kendaraan bermotor khusus;c. penyimpan bahan berbahaya;d. pengkaji teknis di bidang pencegahan dan penanggulangan

kebakaran;e. kontraktor instalasi proteksi kebakaran;f. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung;g. forum komunikasi kebakaran; danh. masyarakat.

Pasal 75

(1) Bupati melalui IPK melakukan pengawasan terhadap saranaproteksi kebakaran, akses pemadam kebakaran pada bangunangedung, sarana penyelamatan jiwa pada tahap perencanaan,

36

Page 37: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

pelaksanaan, dan penggunaan bangunan gedung serta unitManajemen Keselamatan Kebakaran Gedung.

(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1), IPK berkoordinasi dengan instansi terkait di tingkatpusat dan perangkat daerah lainnya.

BAB XI

PENYIDIKAN

Pasal 76

(1) Selain pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesiayang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah inidapat dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo yangpengangkatannya ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-udangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para Pejabat PPNSsebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang:a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang

adanya tindak pidana;b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat

kejadian dan melakukan pemeriksaan;c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda

pengenal diri tersangka;d. melakukan penyitaan benda dan/atau surat;e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam

hubungannya dengan pemeriksaan perkara;h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat

petunjuk bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwatersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnyamemberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum,tersangka atau keluarganya; dan

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapatdipertanggungjawabkan.

37

Page 38: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

(3) PPNS membuat berita acara setiap tindakan tentang:a. pemeriksaan tersangka;b. pemasukan rumah;c. penyitaan barang;d. pemeriksaan surat;e. pemeriksaan saksi;f. pemeriksaan di tempat kejadian; dan g. mengirimkan berkasnya kepada Penuntut Umum melalui

Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BAB XII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 77

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melanggar larangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) atau Pasal 68diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau dendapaling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

(2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),terhadap pelanggaran larangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 ayat (1) atau Pasal 68 dapat dibebani biaya paksaanpenegakan hukum seluruhnya atau sebagian.

(3) Besarnya biaya paksaan penegakan hukum sebagaimanadimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan keputusan Bupati.

(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalahpelanggaran.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 78

38

Page 39: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua peraturanpelaksanaan dari Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat IIPurworejo Nomor 8 Tahun 1994 tentang Penanggulangan BahayaKebakaran dalam Wilayah Kabupaten Daerah tingkat II Purworejo(Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purworejo Nomor 2seri C Nomor 2), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 79

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan DaerahKabupaten Daerah Tingkat II Purworejo Nomor 8 Tahun 1994tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam WilayahKabupaten Daerah tingkat II Purworejo (Lembaran DaerahKabupaten Daerah Tingkat II Purworejo Nomor 2 seri C Nomor 2),dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 80

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam LembaranDaerah Kabupaten Purworejo.

Ditetapkan di Purworejopada tanggal 1 Agustus 2019

BUPATI PURWOREJO,

ttd

AGUS BASTIANDiundangkan di Purworejo pada tanggal 1 Agustus 2019

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO,

ttd39

Page 40: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

SAID ROMADHON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2019 NOMOR 7 SERI E NOMOR 5

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATENPURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH: 7-184/2019

40

Page 41: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJONOMOR 7 TAHUN 2019

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

1. UMUM.

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawahkekuasaannya serta berhak atas rasa aman. Berdasarkan haltersebut maka negara wajib melindungi dan berupaya mencegahakan adanya bahaya yang dapat mengancam hak asasi setiaporang sebagaimana termaktub dalam Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

Pertumbuhan Kabupaten Purworejo yang cukup pesat,yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah pendudukdan bertambahnya wilayah permukiman, hunian, selainmenimbulkan dampak positif juga di sisi lain dapat menimbulkandampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian jiwa danharta benda sebagai akibat bahaya kebakaran.

Penyebab timbulnya bahaya kebakaran dimaksud, dilatarbelakangi oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,sehingga mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat yanghidup di wilayah perkotaan, terutama bagi mereka yang kurangpaham atau kurang peduli terhadap berbagai aktivitas yangdilakukan dikarenakan ketidaktahuan atau ketidakpedulian yangbersangkutan, demikian juga bagi masyarakat di wilayahpedesaan perlu memahami akan bahaya pemakaian api danbenda lainnya yang mudah terbakar, sehingga suatu perbuatanyang seharusnya dalam pelaksanaannya harus memerlukanprosedur keselamatan yang standar tapi diabaikan yangberakibat timbulnya bahaya kebakaran yang tidak dapatdihindarkan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah meningkatkanperan serta masyarakat untuk ikut berpartisipasi bersama-samapetugas Pemadam Kebakaran dalam penanggulangan bahayakebakaran yang terjadi di wilayahnya karena tanpa peran serta

41

Page 42: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

masyarakat tersebut sulit bagi petugas IPK dapat secara optimalmelaksanakan tugasnya untuk memadamkan api, mengingatbanyak indikator yang perlu di perhatikan.

Diharapkan dengan ditetapkannya Peraturan Daerahtentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakarannantinya dapat memperlihatkan peran yang lebih besar daripetugas Pemadam Kebakaran dalam melaksanakan tugasnyadalam kegiatan pencegahan, penanggulangan bahaya kebakarandan penanganan bencana lain, pengendalian keselamatan, danlain sebagainya terkait hal ini bagi Pemerintah Daerah bertujuanuntuk memberikan kepastian hukum dan memberi payunghukum dalam upaya-upaya melindungi masyarakat dari bahayakebakaran, sehingga Pemerintah Daerah perlu membentukPeraturan Daerah tentang Pencegahan dan PenanggulanganBahaya Kebakaran di Kabupaten Purworejo.

II. PASAL DEMI PASALPasal 1

Cukup jelas.Pasal 2

Ayat (1)Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Proses penyusunan RISPK diharapkan dapatmengadopsi semua kebutuhan lokal danspesifikasi kabupaten, lingkungan bangunan,dan bangunan gedung serta perbedaankebutuhan pemangku kepentingan berkenaandengan perubahan kondisi yang terjadi dalammewujudkan keselamatan dan keamananterhadap bahaya kebakaran.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

42

Page 43: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Pasal 6Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan “bangunan gedung yangdiklasifikasikan dalam bahaya kebakaranringan” antara lain tempat ibadah, perkantoran,pendidikan, ruang makan, ruang rawat inap,penginapan, hotel, museum, penjara, danperumahan.

Huruf bCukup jelas,

Huruf cCukup jelas.

Ayat (3)Huruf a

Yang dimaksud dengan “bangunan gedung yangdiklasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedangI”, antara lain tempat penjualan danpenampungan susu, restoran, pabrikgelas/kaca, pabrik asbestos, pabrik balok beton,pabrik es, pabrik kaca/cermin, pabrik garam,restoran/kafe, penyepuhan, pabrik pengalenganikan, daging, buah-buahan, dan tempatpembuatan perhiasan.

Huruf bYang dimaksud dengan “bangunan gedung yangdiklasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedangII”, antara lain penggilingan produk biji-bijian,pabrik roti/kue, pabrik minuman, pabrikpermen, pabrik destilasi/penyulingan minyakatsiri, pabrik makanan ternak, pabrikpengolahan bahan kulit, pabrik mesin, pabrik

43

Page 44: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

baterai, pabrik bir, pabrik susu kental manis,konveksi, pabrik bohlam dan neon, pabrikfilm/fotografi, pabrik kertas ampelas, laundrydan dry cleaning, penggilingan danpemanggangan kopi, tempat parkir mobil danmotor, bengkel mobil, pabrik mobil dan motor,pabrik teh, toko bir/anggur dan spiritus,perdagangan retail, pelabuhan, kantor pos,tempat penerbitan dan percetakan, pabrik ban,pabrik rokok, pabrik perakitan kayu, teater danauditorium, tempat hiburan /diskotik, karaoke,sauna, dan klab malam.

Huruf cYang dimaksud dengan “bangunan gedung yangdiklasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedangIII”, antara lain pabrik yang membuat barangdari karet, pabrik yang membuat barang dariplastik, pabrik karung, pabrik pesawat terbang,pabrik peleburan metal, pabrik sabun, pabrikgula, pabrik lilin, pabrik pakaian, toko denganpramuniaga lebih dari 50 orang, pabrik tepungterigu, pabrik kertas, pabrik semir sepatu,pabrik sepatu, pabrik karpet, pabrik minyakikan, pabrik dan perakitan elektronik, pabrikkayu lapis dan papan partikel, serta tempatpenggergajian kayu.

Ayat (4)Huruf a

Yang dimaksud dengan “bangunan gedung yangdiklasifikasikan dalam bahaya kebakaran beratI”, antara lain bangunan bawah tanah ataubasemen, subway, hanggar pesawat terbang,pabrik korek api gas, pabrik pengelasan, pabrikfoam plastik, pabrik foam karet, pabrik resin danterpentin, kilang minyak, pabrik wool kayu,tempat yang menggunakan fluida hidrolik yangmudah terbakar, pabrik pengecoran logam,pabrik yang menggunakan bahan baku yangmempunyai titik nyala 37,9°C (100°F), pabriktekstil, pabrik benang, pabrik yang

44

Page 45: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

menggunakan bahan pelapis dengan foamplastic (upholstering with plastic foams).

Huruf bYang dimaksud dengan “bangunan gedung yangdiklasifikasikan dalam bahaya kebakaran beratII” antara lain pabrik selulosa nitrat, pabrik yangmenggunakan dan/atau menyimpan bahanberbahaya.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan “Kendaraan BermotorUmum” adalah kendaraan bermotor yangdipergunakan untuk angkutan umum orangatau barang dengan dipungut bayaran, sepertipesawat terbang, kereta api, bus, truk, taksi,dan angkutan perdesaan.

Huruf bYang dimaksud dengan “Kendaraan BermotorKhusus” adalah kendaraan yang khususmengangkut bahan berbahaya.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 14Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “bahan berbahaya”, antara lainbahan padat mudah menyala secara spontan, selulosa,bensin, gas LPG, korek api, bahan peledak,asphalt/residu, kembang api, dan bahan cair mudahterbakar.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

45

Page 46: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Yang dimaksud “jalan keluar pada bangunan berderetbertingkat paling tinggi 4 (empat) lantai” adalah jalan yangditempatkan pada bagian atap atau belakang bangunanberderet.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan “proteksi pasif” adalahsistem perlindungan terhadap kebakaran yangdilaksanakan dengan melakukan pengaturankomponen bangunan gedung dari aspekarsitektur dan struktur sedemikian rupasehingga dapat melindungi penghuni dan bendadari kerusakan fisik saat terjadi kebakaranmeliputi antara lain bahan bangunan gedung,konstruksi bangunan gedung, kompartementasi,pintu tahan api, penghenti api (firestop), pelapistahan api (fire retardant), dan lain-lain yangberfungsi untuk mencegah dan membatasipenyebaran kebakaran, asap dan keruntuhansehingga penghuni bangunan mempunyai cukupwaktu untuk melakukan evakuasi secara amantanpa dihalangi oleh penyebaran api dan asapkebakaran serta memberikan kesempatan bagipetugas pemadam kebakaran beroperasi.

Huruf bYang dimaksud dengan “proteksi aktif” adalahsistem perlindungan terhadap kebakaran yangdilaksanakan dengan mempergunakan peralatanyang dapat bekerja secara otomatis maupunmanual, digunakan oleh penghuni atau petugaspemadam kebakaran dalam melaksanakanoperasi pemadaman, selain itu sistem itudigunakan dalam melaksanakanpenanggulangan awal kebakaran, meliputi

46

Page 47: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

sistem pipa tegak dan selang, sprinkler otomatis,pencahayaan darurat, sarana komunikasidarurat, lift kebakaran, sistem deteksi, danalarm kebakaran, alat pengendali asap, ventilasi,pintu tahan api otomatik, serta pusat pengendalikebakaran

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud “tipe A” adalah konstruksi yangunsur struktur pembentuknya tahan api danmampu menahan secara struktural terhadapbeban bangunan. Pada konstruksi ini terdapatkomponen pemisah pembentuk kompartemenuntuk mencegah penjalaran api ke dan dariruangan bersebelahan dan dinding yang mampumencegah penjalaran panas pada dindingbangunan yang bersebelahan sekurang-kurangnya 3 (tiga) jam.

Huruf bYang dimaksud “tipe B” adalah konstruksi yangelemen struktur pembentuk kompartemenpenahan api yang mampu mencegah penjalarankebakaran ke ruang-ruang bersebelahan didalam bangunan, dan dinding luar mampumencegah penjalaran kebakaran dari luarbangunan sekurang-kurangnya 2 (dua) jam.

Huruf cYang dimaksud “tipe C” adalah konstruksi yangkomponen struktur bangunannya dari bahanyang tahan api sekurang-kurangnya ½(setengah) jam serta tidak dimaksudkan untukmampu menahan secara struktural terhadapkebakaran.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 2347

Page 48: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Yang dimaksud dengan “kompartemenisasi” adalah usahauntuk mencegah penjalaran api dengan membuatpembatas dinding, lantai, kolom, balok yang tahanterhadap api untuk waktu yang sesuai dengan potensibahaya kebakaran yang dilindungi.

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “ruangan atau bagianbangunan yang berisi barang dan peralatan khusus”antara lain ruang arsip, ruang komputer, instalasilistrik, panel listrik, ruang generator, gas turbin,instalasi pembangkit tenaga listrik, ruang dengansistem keamanan berlapis (ruang khasanah), danbahan kimia.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “sistem pemadamanmenyeluruh” (total flooding) adalah sistempemadaman yang dirancang untuk melepaskanbahan pemadam gas ke ruang tertutup sehinggamampu menghasilkan konsentrasi cukup untukmemadamkan api seluruh volume ruang.

Huruf bYang dimaksud dengan “sistem pemadamansetempat” (local application) adalah sistempemadaman yang dirancang untuk melepaskan

48

Page 49: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

bahan pemadam gas langsung terhadapkebakaran yang terjadi di suatu area tertentuyang tidak memiliki penutup ruang atau hanyasebagian tertutup, dan tidak perlu menghasilkankonsentrasi pemadam untuk seluruh volumeruang yang terbakar.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup Jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 41Cukup Jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 44Cukup jelas.

Pasal 45Cukup jelas.

Pasal 46Cukup Jelas.

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Yang dimaksud dengan “instansi terkait” adalah seluruhlembaga pemerintah dan non pemerintah yang menjadibagian utama dari bencana kebakaran dan bencanalainnya.

Pasal 49Cukup jelas.

Pasal 5049

Page 50: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Cukup jelas.

Pasal 51Cukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53Cukup jelas

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “Sertifikat Laik Fungsi” adalahyang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah untukmenyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedungbaik secara administratif maupun secara teknis,sebelum pemanfaatannya.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 58Cukup jelas.

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Cukup jelas.

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Cukup jelas

Pasal 64Cukup jelas.

Pasal 65Cukup jelas.

Pasal 6650

Page 51: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

Cukup jelas.Pasal 67

Cukup jelas.Pasal 68

Cukup jelas.Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 71Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”Sertifikat KeahlianKeselamatan Kebakaran” adalah Sertifikat yangditerbitkan oleh Asosiasi Profesi Ahli KeselamatanKebakaran yang terakreditasi, yang diberikan kepadaseseorang yang dinyatakan telah memenuhipersyaratan keahlian keselamatan kebakaranberdasarkan hasil pengujian.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 72Cukup jelas.

Pasal 73Cukup jelas

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal 77Cukup jelas.

Pasal 78Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas.

Pasal 80Cukup jelas.

51

Page 52: PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TENTANG …jdih.purworejokab.go.id/ildis/www/storage/document/NOMOR 7 TAH… · kebakaran. 7.Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, yang selanjutnya

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJONOMOR: 7

52