peraturan anggota dewan gubernur rasio … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan...

86
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 21/22/PADG/2019 TENTANG RASIO INTERMEDIASI MAKROPRUDENSIAL DAN PENYANGGA LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL, BANK UMUM SYARIAH, DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Bank Indonesia mengenai rasio intermediasi makroprudensial dan penyangga likuiditas makroprudensial bagi bank umum konvensional, bank umum syariah, dan unit usaha syariah, perlu didukung dengan peraturan pelaksanaan yang mengatur mengenai mekanisme pelaksanaan dan hal teknis terkait rasio intermediasi makroprudensial dan penyangga likuiditas makroprudensial bagi bank umum konvensional, bank umum syariah, dan unit usaha syariah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah; Mengingat : Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/4/PBI/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas

Upload: others

Post on 25-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

2

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR 21/22/PADG/2019

TENTANG

RASIO INTERMEDIASI MAKROPRUDENSIAL DAN PENYANGGA LIKUIDITAS

MAKROPRUDENSIAL BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL,

BANK UMUM SYARIAH, DAN UNIT USAHA SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Bank Indonesia mengenai rasio

intermediasi makroprudensial dan penyangga likuiditas

makroprudensial bagi bank umum konvensional, bank

umum syariah, dan unit usaha syariah, perlu didukung

dengan peraturan pelaksanaan yang mengatur mengenai

mekanisme pelaksanaan dan hal teknis terkait rasio

intermediasi makroprudensial dan penyangga likuiditas

makroprudensial bagi bank umum konvensional, bank

umum syariah, dan unit usaha syariah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Anggota

Dewan Gubernur tentang Rasio Intermediasi

Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas

Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank

Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah;

Mengingat : Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/4/PBI/2018 tentang

Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas

Page 2: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

2

Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum

Syariah, dan Unit Usaha Syariah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6194) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/12/PBI/2019

tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

20/4/PBI/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial

dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum

Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 226,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6422);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR TENTANG RASIO

INTERMEDIASI MAKROPRUDENSIAL DAN PENYANGGA

LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL BAGI BANK UMUM

KONVENSIONAL, BANK UMUM SYARIAH, DAN UNIT USAHA

SYARIAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini yang dimaksud

dengan:

1. Bank Umum Konvensional yang selanjutnya disingkat

BUK adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang mengenai perbankan, termasuk kantor

cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri.

2. Bank Umum Syariah yang selanjutnya disingkat BUS

adalah bank umum yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang mengenai perbankan syariah.

3. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disingkat UUS

adalah unit usaha syariah sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang mengenai perbankan syariah.

Page 3: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

3

4. Bank adalah BUK, BUS, dan UUS.

5. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK

adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang mengenai Otoritas Jasa Keuangan.

6. Dana Pihak Ketiga yang selanjutnya disingkat DPK adalah

kewajiban Bank kepada penduduk dan bukan penduduk

dalam rupiah dan/atau valuta asing.

7. Rekening Giro dalam Rupiah yang selanjutnya disebut

Rekening Giro Rupiah adalah rekening giro dalam mata

uang rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

Bank Indonesia mengenai rekening giro di Bank Indonesia.

8. Pembiayaan adalah pembiayaan sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang mengenai perbankan syariah.

9. Rasio Intermediasi Makroprudensial yang selanjutnya

disingkat RIM adalah rasio hasil perbandingan antara:

a. kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing;

dan

b. surat berharga korporasi dalam rupiah dan valuta

asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang

dimiliki BUK,

terhadap:

a. DPK BUK dalam bentuk giro, tabungan, dan

simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan

valuta asing, tidak termasuk dana antarbank;

b. surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang

memenuhi persyaratan tertentu, yang diterbitkan oleh

BUK untuk memperoleh sumber pendanaan; dan

c. pinjaman yang diterima dalam rupiah dan valuta

asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang

diterima oleh BUK untuk memperoleh sumber

pendanaan.

10. Rasio Intermediasi Makroprudensial Syariah yang

selanjutnya disebut RIM Syariah adalah rasio hasil

perbandingan antara:

a. Pembiayaan yang diberikan dalam rupiah dan valuta

asing; dan

Page 4: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

4

b. surat berharga syariah korporasi dalam rupiah dan

valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu,

yang dimiliki BUS atau UUS,

terhadap:

a. DPK BUS atau DPK UUS dalam bentuk dana

simpanan wadiah dan dana investasi tidak terikat

dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana

antarbank;

b. surat berharga syariah dalam rupiah dan valuta asing

yang memenuhi persyaratan tertentu, yang

diterbitkan oleh BUS atau UUS untuk memperoleh

sumber pendanaan; dan

c. pembiayaan yang diterima dalam rupiah dan valuta

asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang

diterima oleh BUS atau UUS untuk memperoleh

sumber pendanaan.

11. Giro atas pemenuhan RIM yang selanjutnya disebut Giro

RIM adalah saldo giro dalam Rekening Giro Rupiah di

Bank Indonesia yang wajib dipelihara oleh BUK untuk

pemenuhan RIM.

12. Giro atas pemenuhan RIM Syariah yang selanjutnya

disebut Giro RIM Syariah adalah saldo giro dalam

Rekening Giro Rupiah di Bank Indonesia yang wajib

dipelihara oleh BUS atau UUS untuk pemenuhan RIM

Syariah.

13. Target RIM adalah kisaran RIM yang dibatasi oleh batas

bawah dan batas atas yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia untuk perhitungan Giro RIM.

14. Target RIM Syariah adalah kisaran RIM Syariah yang

dibatasi oleh batas bawah dan batas atas yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia untuk perhitungan Giro RIM Syariah.

15. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang

selanjutnya disebut KPMM adalah rasio hasil

perbandingan antara modal terhadap aset tertimbang

menurut risiko sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

OJK mengenai kewajiban penyediaan modal minimum

bank umum konvensional dan bank umum syariah.

Page 5: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

5

16. KPMM Insentif adalah KPMM yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia untuk perhitungan RIM atau RIM Syariah.

17. Parameter Disinsentif Bawah adalah parameter pengali

yang digunakan dalam pemenuhan:

a. Giro RIM bagi BUK yang memiliki RIM kurang dari

batas bawah Target RIM; atau

b. Giro RIM Syariah bagi BUS dan UUS yang memiliki

RIM Syariah kurang dari batas bawah Target RIM

Syariah.

18. Parameter Disinsentif Atas adalah parameter pengali yang

digunakan dalam pemenuhan:

a. Giro RIM bagi BUK yang memiliki RIM lebih dari batas

atas Target RIM; atau

b. Giro RIM Syariah bagi BUS dan UUS yang memiliki

RIM Syariah lebih dari batas atas Target RIM Syariah.

19. Penyangga Likuiditas Makroprudensial yang selanjutnya

disingkat PLM adalah cadangan likuiditas minimum dalam

rupiah yang wajib dipelihara oleh BUK dalam bentuk surat

berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang

besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar

persentase tertentu dari DPK BUK dalam rupiah.

20. Penyangga Likuiditas Makroprudensial Syariah yang

selanjutnya disebut PLM Syariah adalah cadangan

likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara

oleh BUS dalam bentuk surat berharga syariah yang

memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya

ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase

tertentu dari DPK BUS dalam rupiah.

21. Indonesia Overnight Index Average yang selanjutnya

disebut IndONIA adalah Indonesia Overnight Index Average

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai Indonesia Overnight Index Average dan Jakarta

Interbank Offered Rate.

22. Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SBI

adalah Sertifikat Bank Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai operasi

moneter.

Page 6: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

6

23. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya

disingkat SBIS adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai operasi moneter.

24. Sertifikat Deposito Bank Indonesia yang selanjutnya

disingkat SDBI adalah Sertifikat Deposito Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai operasi moneter.

25. Sukuk Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SukBI

adalah Sukuk Bank Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai operasi

moneter, dalam mata uang rupiah.

26. Surat Berharga Negara yang selanjutnya disingkat SBN

adalah surat berharga yang terdiri atas surat utang negara

dalam mata uang rupiah dan surat berharga syariah

negara dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh

Pemerintah Republik Indonesia.

27. Surat Utang Negara yang selanjutnya disingkat SUN

adalah surat utang negara sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang mengenai surat utang negara, dalam

mata uang rupiah.

28. Surat Berharga Syariah Negara yang selanjutnya disingkat

SBSN adalah surat berharga syariah negara atau sukuk

negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

mengenai surat berharga syariah negara, dalam mata

uang rupiah.

29. Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah yang

selanjutnya disebut PUAS adalah pasar uang antarbank

berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pasar uang

antarbank berdasarkan prinsip syariah.

30. Sertifikat Investasi Mudarabah Antarbank yang

selanjutnya disingkat SIMA adalah sertifikat investasi

mudarabah antarbank sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan Bank Indonesia mengenai sertifikat investasi

mudarabah antarbank.

Page 7: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

7

31. Tingkat Indikasi Imbalan SIMA adalah rata-rata

tertimbang tingkat indikasi imbalan SIMA dalam rupiah

yang terjadi di PUAS pada pasar perdana.

32. Laporan Bulanan Bank Umum yang selanjutnya disebut

LBU adalah laporan bulanan bank umum sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

laporan bulanan bank umum.

33. Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang

selanjutnya disebut LSMK BUS UUS adalah laporan

stabilitas moneter dan sistem keuangan bulanan bank

umum syariah dan unit usaha syariah sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

laporan stabilitas moneter dan sistem keuangan bulanan

bank umum syariah dan unit usaha syariah.

34. Laporan Berkala Bank Umum yang selanjutnya disingkat

LBBU adalah laporan berkala bank umum sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

laporan berkala bank umum.

35. Laporan Berkala Bank Umum bagi BUS dan UUS yang

selanjutnya disebut LBBUS adalah laporan berkala bank

umum bagi BUS dan UUS sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan berkala bank

umum.

36. Laporan Harian Bank Umum yang selanjutnya disingkat

LHBU adalah laporan harian bank umum sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

laporan harian bank umum.

37. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System

yang selanjutnya disingkat BI-SSSS adalah Bank

Indonesia-Scripless Securities Settlement System

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai penyelenggaraan penatausahaan surat berharga

melalui BI-SSSS.

Page 8: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

8

BAB II

KEWAJIBAN GIRO RIM DAN GIRO RIM SYARIAH

Pasal 2

(1) BUK wajib memenuhi Giro RIM yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

(2) BUS dan UUS wajib memenuhi Giro RIM Syariah yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(3) BUK yang menerima pinjaman likuiditas jangka pendek

tetap wajib memenuhi Giro RIM.

(4) BUS yang menerima pembiayaan likuiditas jangka pendek

syariah tetap wajib memenuhi Giro RIM Syariah.

Bagian Kesatu

Tata Cara Pemenuhan Kewajiban Giro RIM

Paragraf 1

Besaran dan Parameter Giro RIM

Pasal 3

(1) Giro RIM ditetapkan sebesar hasil perkalian antara

Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif

Atas, selisih antara RIM dan Target RIM, serta DPK BUK

dalam rupiah.

(2) Dalam hal RIM lebih besar dari batas atas Target RIM,

pemenuhan Giro RIM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memperhatikan KPMM BUK dan KPMM Insentif.

(3) Dalam hal RIM lebih kecil dari batas bawah Target RIM,

pemenuhan Giro RIM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memperhatikan KPMM BUK, KPMM Insentif, dan rasio

kredit bermasalah BUK secara bruto.

(4) Penghitungan rasio kredit bermasalah BUK secara bruto

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan

persentase dari hasil penjumlahan kredit kepada pihak

ketiga bukan bank dengan kualitas kurang lancar,

diragukan, dan macet, dibandingkan dengan total kredit

kepada pihak ketiga bukan bank.

Page 9: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

9

(5) Giro RIM dipenuhi dengan membandingkan posisi saldo

Rekening Giro Rupiah BUK di Bank Indonesia setiap akhir

hari selama 2 (dua) periode laporan terhadap Giro RIM

yang dihitung menggunakan rata-rata harian jumlah DPK

BUK dalam rupiah selama 2 (dua) periode laporan pada 4

(empat) periode laporan sebelumnya.

(6) Pemenuhan Giro RIM didasarkan pada DPK BUK dalam

rupiah dengan periode laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) diatur sebagai berikut:

a. Giro RIM untuk tanggal 1 sampai dengan tanggal 15

menggunakan rata-rata harian jumlah DPK BUK

dalam rupiah dalam periode laporan sejak tanggal 1

sampai dengan tanggal 7 dan periode laporan sejak

tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan

sebelumnya; dan

b. Giro RIM untuk tanggal 16 sampai dengan tanggal

akhir bulan menggunakan rata-rata harian jumlah

DPK BUK dalam rupiah dalam periode laporan sejak

tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 dan periode

laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir

bulan sebelumnya.

Pasal 4

Besaran dan parameter yang digunakan dalam pemenuhan

Giro RIM ditetapkan sebagai berikut:

a. batas bawah Target RIM sebesar 84% (delapan puluh

empat persen);

b. batas atas Target RIM sebesar 94% (sembilan puluh empat

persen);

c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen);

d. Parameter Disinsentif Bawah ditetapkan sebagai berikut:

1. sebesar 0 (nol), jika Bank memiliki:

a) rasio kredit bermasalah secara bruto lebih besar

dari atau sama dengan 5% (lima persen); atau

b) KPMM lebih kecil dari atau sama dengan KPMM

Insentif;

Page 10: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

10

2. sebesar 0,1 (nol koma satu), jika Bank memiliki:

a) rasio kredit bermasalah secara bruto lebih kecil

dari 5% (lima persen); dan

b) KPMM lebih besar dari KPMM Insentif dan lebih

kecil dari atau sama dengan 19% (sembilan belas

persen); dan

3. sebesar 0,15 (nol koma satu lima), jika Bank memiliki:

a) rasio kredit bermasalah secara bruto lebih kecil

dari 5% (lima persen); dan

b) KPMM lebih besar dari 19% (sembilan belas

persen); dan

e. Parameter Disinsentif Atas ditetapkan sebagai berikut:

1. sebesar 0 (nol), jika Bank memiliki KPMM lebih besar

dari atau sama dengan KPMM Insentif; atau

2. sebesar 0,2 (nol koma dua), jika Bank memiliki KPMM

lebih kecil dari KPMM Insentif.

Paragraf 2

Sumber Data dan Nilai yang Digunakan

Pasal 5

(1) Perhitungan RIM menggunakan sumber data dan nilai

sebagai berikut:

a. kredit;

b. DPK BUK;

c. surat berharga korporasi yang dimiliki BUK;

d. surat berharga yang diterbitkan oleh BUK; dan

e. pinjaman yang diterima oleh BUK,

dalam rupiah dan valuta asing.

(2) Data kredit dalam rupiah dan valuta asing sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a diperoleh dari pos kredit

yang diberikan kepada pihak ketiga bukan bank dalam

Formulir 2 Neraca Mingguan Pada Tanggal Akhir Periode

Data Laporan pada 4 (empat) periode laporan sebelumnya

dalam LBBU.

(3) Data DPK BUK dalam rupiah dan valuta asing

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diperoleh

Page 11: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

11

dari pos giro, pos tabungan, dan pos simpanan berjangka

dalam Formulir 2 Neraca Mingguan Pada Tanggal Akhir

Periode Data Laporan pada 4 (empat) periode laporan

sebelumnya dalam LBBU.

(4) Data surat berharga korporasi yang dimiliki BUK dalam

rupiah dan valuta asing sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c dan data surat berharga yang diterbitkan oleh

BUK dalam rupiah dan valuta asing sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d diperoleh dari:

a. saldo total harga perolehan surat berharga korporasi

yang dimiliki BUK dan saldo total nilai nominal surat

berharga yang diterbitkan oleh BUK dalam laporan

surat berharga sebagaimana format yang tercantum

dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur

ini, posisi 2 (dua) periode laporan sebelumnya yang

disampaikan BUK kepada Bank Indonesia secara

bulanan; atau

b. saldo total harga perolehan surat berharga korporasi

yang dimiliki dan saldo total nilai nominal surat

berharga yang diterbitkan dalam laporan surat

berharga BUK yang diperoleh dari laporan bulanan

bank umum atau sistem aplikasi laporan lainnya,

dalam hal Bank Indonesia telah menginformasikan

kepada BUK mengenai penghentian kewajiban

penyampaian laporan surat berharga melalui surat

dan/atau penyempurnaan Peraturan Anggota Dewan

Gubernur ini.

(5) Data pinjaman yang diterima oleh BUK dalam rupiah dan

valuta asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

diatur sebagai berikut:

a. bagi BUK, diperoleh dari saldo total jumlah bulan

laporan pinjaman yang diterima dalam Formulir 32

Daftar Rincian Pinjaman yang Diterima, posisi 2 (dua)

periode laporan sebelumnya dalam LBU; dan

b. bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di

luar negeri, diperoleh dari:

Page 12: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

12

1. saldo total jumlah bulan laporan pinjaman yang

diterima sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

dan

2. saldo total jumlah bulan laporan yang diperoleh

dari laporan pinjaman yang diterima dari kantor

pusat dan/atau kantor cabang bank yang sama

yang melakukan kegiatan operasional di luar

negeri, sebagaimana format yang tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan

Gubernur ini, posisi 2 (dua) periode laporan

sebelumnya yang disampaikan kantor cabang dari

bank yang berkedudukan di luar negeri kepada

Bank Indonesia secara bulanan.

(6) Saldo total jumlah bulan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) huruf b angka 2) diperoleh dari LBU atau

sistem aplikasi laporan lainnya, dalam hal Bank Indonesia

telah menginformasikan kepada BUK mengenai

penghentian kewajiban penyampaian laporan pinjaman

yang diterima melalui surat dan/atau penyempurnaan

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

(7) Rincian sumber data untuk pinjaman yang diterima

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Pasal 6

(1) Untuk pemenuhan Giro RIM, data DPK BUK dalam rupiah

diperoleh dari rata-rata DPK BUK dalam rupiah untuk

seluruh kantor dari BUK yang bersangkutan di Indonesia

dalam Formulir 1 Laporan Dana Pihak Ketiga Rupiah dan

Valuta Asing dalam LBBU.

(2) DPK BUK dalam rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga

bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan

penduduk, yang terdiri atas:

Page 13: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

13

a. giro;

b. tabungan;

c. simpanan berjangka/deposito; dan

d. kewajiban lainnya.

Pasal 7

(1) Untuk pemenuhan Giro RIM, penghitungan rasio kredit

bermasalah secara bruto menggunakan nilai kredit

bermasalah dan nilai total kredit dalam Formulir 11 Daftar

Rincian Kredit yang Diberikan posisi 2 (dua) periode

laporan sebelumnya dalam LBU.

(2) Bagi BUK yang memiliki UUS, penghitungan rasio kredit

bermasalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan secara terpisah dengan penghitungan rasio

pembiayaan bermasalah bagi UUS.

(3) Rincian sumber data untuk penghitungan rasio kredit

bermasalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan

Gubernur ini.

Pasal 8

(1) Data KPMM dalam pemenuhan Giro RIM diatur sebagai

berikut:

a. KPMM yang digunakan yaitu KPMM triwulanan dari

BUK yang bersangkutan; dan

b. KPMM triwulanan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a menggunakan posisi akhir bulan Maret, Juni,

September, dan Desember dengan rincian sebagai

berikut:

1. KPMM pada posisi akhir bulan Maret digunakan

untuk pemenuhan Giro RIM untuk bulan Juni,

Juli, dan Agustus pada tahun yang sama;

2. KPMM pada posisi akhir bulan Juni digunakan

untuk pemenuhan Giro RIM untuk bulan

September, Oktober, dan November pada tahun

yang sama;

Page 14: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

14

3. KPMM pada posisi akhir bulan September

digunakan untuk pemenuhan Giro RIM untuk

bulan Desember pada tahun yang sama serta

bulan Januari dan Februari pada tahun

berikutnya; dan

4. KPMM pada posisi akhir bulan Desember

digunakan untuk pemenuhan Giro RIM untuk

bulan Maret, April, dan Mei pada tahun

berikutnya.

(2) KPMM BUK untuk pemenuhan Giro RIM sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) yaitu KPMM triwulanan hasil

olahan sistem aplikasi yang diterima Bank Indonesia dari

OJK.

(3) Dalam hal terdapat perbedaan antara hasil perhitungan

KPMM yang diterima Bank Indonesia dari OJK

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan hasil

perhitungan KPMM yang dilakukan oleh BUK maka yang

berlaku yaitu KPMM yang diterima Bank Indonesia dari

OJK.

Paragraf 3

Kriteria dan Batas Maksimum Surat Berharga

Pasal 9

(1) Kriteria surat berharga korporasi yang dimiliki BUK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c,

yang digunakan sebagai dasar perhitungan RIM diatur

sebagai berikut:

a. surat berharga korporasi dalam bentuk obligasi

korporasi dan/atau sukuk korporasi;

b. surat berharga korporasi diterbitkan oleh korporasi

bukan Bank dan oleh penduduk;

c. surat berharga korporasi ditawarkan kepada publik

melalui penawaran umum;

d. surat berharga korporasi memiliki peringkat yang

diterbitkan lembaga pemeringkat dengan peringkat

paling rendah setara dengan peringkat investasi; dan

Page 15: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

15

e. surat berharga korporasi ditatausahakan di lembaga

yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek.

(2) Dalam hal peringkat surat berharga korporasi yang

dimiliki oleh BUK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d memiliki lebih dari satu peringkat untuk jenis

mata uang yang sama maka peringkat yang diakui yaitu

yang berasal dari lembaga pemeringkat yang memberikan

peringkat paling rendah setara dengan peringkat investasi.

(3) Lembaga pemeringkat dan peringkat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu lembaga pemeringkat

dan peringkat yang diakui oleh OJK sesuai dengan

ketentuan OJK.

(4) Bank Indonesia menetapkan batas maksimum surat

berharga korporasi yang dimiliki BUK dalam rupiah dan

valuta asing yang digunakan dalam perhitungan RIM.

(5) Dalam menetapkan batas maksimum surat berharga

korporasi yang dimiliki BUK sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Bank Indonesia mempertimbangkan paling sedikit

jumlah kredit yang diberikan BUK dan ketersediaan surat

berharga korporasi.

(6) Batas maksimum surat berharga korporasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) ditetapkan sebesar 100% (seratus

persen) dari surat berharga korporasi yang dimiliki BUK

dalam rupiah dan valuta asing.

Pasal 10

(1) Kriteria surat berharga yang diterbitkan oleh BUK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d,

yang digunakan sebagai dasar perhitungan RIM diatur

sebagai berikut:

a. surat berharga dalam bentuk medium term notes

(MTN), floating rate notes (FRN), dan/atau obligasi

selain obligasi subordinasi;

b. surat berharga dimiliki bukan Bank baik penduduk

dan bukan penduduk;

Page 16: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

16

c. surat berharga ditawarkan kepada publik melalui

penawaran umum;

d. surat berharga memiliki peringkat yang diterbitkan

lembaga pemeringkat dengan peringkat paling rendah

setara dengan peringkat investasi; dan

e. surat berharga ditatausahakan di lembaga yang

berwenang memberikan layanan jasa penyimpanan

dan penyelesaian transaksi efek.

(2) Dalam hal peringkat surat berharga korporasi yang

diterbitkan oleh BUK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d memiliki lebih dari satu peringkat untuk jenis

mata uang yang sama maka peringkat yang diakui yaitu

yang berasal dari lembaga pemeringkat yang memberikan

peringkat paling rendah setara dengan peringkat investasi.

(3) Lembaga pemeringkat dan peringkat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu lembaga pemeringkat

dan peringkat yang diakui oleh OJK sesuai dengan

ketentuan OJK.

Pasal 11

(1) Kriteria pinjaman yang diterima BUK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf e, yang digunakan

sebagai dasar perhitungan RIM diatur sebagai berikut:

a. pinjaman yang diterima berbentuk pinjaman bilateral

dan/atau pinjaman sindikasi;

b. pinjaman yang diterima tidak berupa pinjaman

subordinasi, dana kelolaan, kewajiban sewa

pembiayaan , dan/atau giro bersaldo kredit;

c. pinjaman yang diterima tidak termasuk pinjaman

dari Bank dalam negeri;

d. pinjaman yang diterima memiliki sisa jangka waktu

paling singkat 1 (satu) tahun; dan

e. pinjaman yang diterima dilakukan berdasarkan

perjanjian.

(2) Bagi BUK yang merupakan kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri, kriteria pinjaman yang

diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk

Page 17: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

17

pinjaman yang diterima dari kantor pusat dan/atau

kantor cabang dari bank yang sama yang melakukan

kegiatan operasional di luar negeri.

(3) Pinjaman yang diterima dari kantor pusat dan/atau

kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan

operasional di luar negeri sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) tidak berupa pinjaman yang diterima sebagai

komponen modal.

Paragraf 4

Perhitungan RIM dan Pemenuhan Giro RIM

Pasal 12

(1) RIM merupakan persentase yang dihitung dari

perbandingan antara penjumlahan kredit dalam rupiah

dan valuta asing dan surat berharga korporasi yang

dimiliki BUK dalam rupiah dan valuta asing terhadap

penjumlahan DPK BUK dalam rupiah dan valuta asing,

surat berharga yang diterbitkan oleh BUK dalam rupiah

dan valuta asing, dan pinjaman yang diterima oleh BUK

dalam rupiah dan valuta asing.

(2) Dalam hal RIM berada dalam kisaran Target RIM maka

Giro RIM ditetapkan sebesar 0% (nol persen) dari DPK BUK

dalam rupiah.

(3) Dalam hal RIM tidak berada dalam kisaran Target RIM

maka Giro RIM ditetapkan sebagai berikut:

a. dalam hal RIM lebih kecil dari batas bawah Target RIM

maka Giro RIM ditetapkan sebesar hasil perkalian

antara Parameter Disinsentif Bawah, selisih antara

batas bawah Target RIM dan RIM, serta DPK BUK

dalam rupiah; atau

b. dalam hal RIM lebih besar dari batas atas Target RIM

maka Giro RIM ditetapkan sebesar hasil perkalian

antara Parameter Disinsentif Atas, selisih antara RIM

dan batas atas Target RIM, serta DPK BUK dalam

rupiah.

Page 18: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

18

(4) Contoh pemenuhan Giro RIM tercantum dalam Lampiran

V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Bagian Kedua

Tata Cara Pemenuhan Kewajiban Giro RIM Syariah

Paragraf 1

Besaran dan Parameter Giro RIM Syariah

Pasal 13

(1) Giro RIM Syariah ditetapkan sebesar hasil perkalian

antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter

Disinsentif Atas, selisih antara RIM Syariah dan Target RIM

Syariah, serta DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS

dalam rupiah.

(2) Dalam hal RIM Syariah lebih besar dari batas atas Target

RIM Syariah, pemenuhan Giro RIM Syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) memperhatikan KPMM BUS atau

KPMM BUK yang menjadi induk UUS, dan KPMM Insentif.

(3) Dalam hal RIM Syariah lebih kecil dari batas bawah Target

RIM Syariah, pemenuhan Giro RIM Syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) memperhatikan KPMM BUS atau

KPMM BUK yang menjadi induk UUS, KPMM Insentif, dan

rasio Pembiayaan bermasalah BUS secara bruto atau rasio

Pembiayaan bermasalah UUS secara bruto.

(4) Penghitungan rasio Pembiayaan bermasalah BUS secara

bruto atau rasio Pembiayaan bermasalah UUS secara

bruto sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan

persentase dari hasil penjumlahan Pembiayaan kepada

pihak ketiga bukan bank dengan kualitas kurang lancar,

diragukan, dan macet, dibandingkan dengan total

Pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank.

(5) Giro RIM Syariah dipenuhi dengan membandingkan posisi

saldo Rekening Giro Rupiah BUS atau saldo Rekening Giro

Rupiah UUS di Bank Indonesia setiap akhir hari selama 2

(dua) periode laporan terhadap Giro RIM Syariah yang

Page 19: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

19

dihitung menggunakan rata-rata harian jumlah DPK BUS

dalam rupiah atau DPK UUS dalam rupiah selama 2 (dua)

periode laporan pada 4 (empat) periode laporan

sebelumnya.

(6) Pemenuhan Giro RIM Syariah didasarkan pada DPK BUS

dalam rupiah atau DPK UUS dalam rupiah dengan periode

laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur

sebagai berikut:

a. Giro RIM Syariah untuk tanggal 1 sampai dengan

tanggal 15 menggunakan rata-rata harian jumlah DPK

BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam rupiah,

dalam periode laporan sejak tanggal 1 sampai dengan

tanggal 7 dan periode laporan sejak tanggal 8 sampai

dengan tanggal 15 bulan sebelumnya; dan

b. Giro RIM Syariah untuk tanggal 16 sampai dengan

tanggal akhir bulan menggunakan rata-rata harian

jumlah DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam

rupiah, dalam periode laporan sejak tanggal 16

sampai dengan tanggal 23 dan periode laporan sejak

tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan

sebelumnya.

Pasal 14

Besaran dan parameter yang digunakan dalam pemenuhan

Giro RIM Syariah ditetapkan sebagai berikut:

a. batas bawah Target RIM Syariah sebesar 84% (delapan

puluh empat persen);

b. batas atas Target RIM Syariah sebesar 94% (sembilan

puluh empat persen);

c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen);

d. Parameter Disinsentif Bawah ditetapkan sebagai berikut:

1. sebesar 0 (nol), jika Bank memiliki:

a) rasio Pembiayaan bermasalah secara bruto lebih

besar dari atau sama dengan 5% (lima persen);

atau

b) KPMM lebih kecil dari atau sama dengan KPMM

Insentif;

Page 20: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

20

2. sebesar 0,1 (nol koma satu), jika Bank memiliki:

a) rasio Pembiayaan bermasalah secara bruto lebih

kecil dari 5% (lima persen); dan

b) KPMM lebih besar dari KPMM Insentif dan lebih

kecil dari atau sama dengan 19% (sembilan belas

persen); dan

3. sebesar 0,15 (nol koma satu lima), jika Bank memiliki:

a) rasio Pembiayaan bermasalah secara bruto lebih

kecil dari 5% (lima persen); dan

b) KPMM lebih besar dari 19% (sembilan belas

persen); dan

e. Parameter Disinsentif Atas ditetapkan sebagai berikut:

1. sebesar 0 (nol), jika Bank memiliki KPMM lebih besar

dari atau sama dengan KPMM Insentif; atau

2. sebesar 0,2 (nol koma dua), jika Bank memiliki KPMM

lebih kecil dari KPMM Insentif.

Paragraf 2

Sumber Data dan Nilai yang Digunakan

Pasal 15

(1) Perhitungan RIM Syariah menggunakan sumber data dan

nilai sebagai berikut:

a. Pembiayaan;

b. DPK BUS atau DPK UUS;

c. surat berharga syariah korporasi yang dimiliki BUS

atau UUS;

d. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh BUS

atau UUS; dan

e. pembiayaan yang diterima oleh BUS atau UUS,

dalam rupiah dan valuta asing.

(2) Data Pembiayaan dalam rupiah dan valuta asing

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diperoleh

dari pos piutang, pos pembiayaan, dan pos ijarah dalam

Formulir 2 Neraca Mingguan Pada Tanggal Akhir Periode

Data Laporan pada 4 (empat) periode laporan sebelumnya

dalam LBBUS.

Page 21: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

21

(3) Data DPK BUS atau DPK UUS dalam rupiah dan valuta

asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

diperoleh dari pos dana simpanan wadiah dan pos dana

investasi tidak terikat dalam Formulir 2 Neraca Mingguan

Pada Tanggal Akhir Periode Data Laporan pada 4 (empat)

periode laporan sebelumnya dalam LBBUS.

(4) Data surat berharga syariah korporasi yang dimiliki BUS

atau surat berharga syariah korporasi yang dimiliki UUS

dalam rupiah dan valuta asing sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c dan data surat berharga syariah yang

diterbitkan oleh BUS atau surat berharga syariah yang

diterbitkan oleh UUS dalam rupiah dan valuta asing

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diperoleh

dari:

a. saldo total harga perolehan surat berharga syariah

korporasi yang dimiliki BUS atau surat berharga

syariah korporasi yang dimiliki UUS dan saldo total

nilai nominal surat berharga syariah yang diterbitkan

oleh BUS atau surat berharga syariah yang

diterbitkan oleh UUS dalam laporan surat berharga

sebagaimana format yang tercantum dalam Lampiran

I posisi 2 (dua) periode laporan sebelumnya yang

disampaikan BUS atau UUS kepada Bank Indonesia

secara bulanan; atau

b. saldo total harga perolehan surat berharga syariah

korporasi yang dimiliki dan saldo total nilai nominal

surat berharga syariah yang diterbitkan dalam

laporan surat berharga BUS atau UUS yang diperoleh

dari laporan stabilitas moneter dan sistem keuangan

atau sistem aplikasi laporan lainnya, dalam hal Bank

Indonesia telah menginformasikan kepada BUS dan

UUS mengenai penghentian kewajiban penyampaian

laporan surat berharga melalui surat dan/atau

penyempurnaan Peraturan Anggota Dewan Gubernur

ini.

Page 22: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

22

(5) Data pembiayaan yang diterima oleh BUS atau UUS dalam

rupiah dan valuta asing sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf e diperoleh dari:

a. bagi BUS atau UUS, diperoleh dari saldo total jumlah

bulan laporan pembiayaan yang diterima dalam

Formulir 36 Daftar Rincian Pembiayaan Diterima

posisi 2 (dua) periode sebelumnya dalam LSMK BUS

UUS; dan

b. bagi UUS dari kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri, diperoleh dari:

1. saldo total jumlah bulan laporan pembiayaan

yang diterima sebagaimana dimaksud dalam

huruf a; dan

2. saldo total jumlah bulan laporan yang diperoleh

dari laporan pembiayaan yang diterima dari

kantor pusat dan/atau kantor cabang bank yang

sama yang melakukan kegiatan operasional di

luar negeri, untuk data pembiayaan yang diterima

bagi UUS dari kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri, sebagaimana format

yang tercantum dalam Lampiran II posisi 2 (dua)

periode laporan sebelumnya yang disampaikan

UUS dari kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri kepada Bank

Indonesia secara bulanan.

(6) Saldo total jumlah bulan laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) huruf b angka 2) diperoleh dari LSMK BUS

UUS atau sistem aplikasi laporan lainnya, dalam hal Bank

Indonesia telah menginformasikan kepada UUS dari

kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri

mengenai penghentian kewajiban penyampaian laporan

pembiayaan yang diterima dari kantor pusat dan/atau

kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan

operasional di luar negeri melalui surat dan/atau

penyempurnaan Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Page 23: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

23

(7) Rincian sumber data untuk pembiayaan yang diterima

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam

Lampiran III.

Pasal 16

(1) Untuk pemenuhan Giro RIM Syariah, data DPK BUS dalam

rupiah atau data DPK UUS dalam rupiah diperoleh dari

rata-rata DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam

rupiah untuk seluruh kantor dari BUS dan UUS yang

bersangkutan di Indonesia dalam Formulir 1 Laporan

Dana Pihak Ketiga Rupiah dan Valuta Asing dalam LBBUS.

(2) DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam rupiah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kewajiban

dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik

kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri

atas:

a. dana simpanan wadiah;

b. dana investasi tidak terikat; dan

c. kewajiban lainnya.

Pasal 17

(1) Untuk pemenuhan Giro RIM Syariah, penghitungan rasio

Pembiayaan bermasalah secara bruto menggunakan nilai

Pembiayaan bermasalah dan nilai total Pembiayaan

diperoleh dari LSMK BUS UUS dalam:

a. Formulir 10 Rincian Piutang Murabahah;

b. Formulir 11 Rincian Piutang Istishna’;

c. Formulir 12 Rincian Piutang Qardh;

d. Formulir 13 Rincian Pembiayaan Bagi Hasil; dan

e. Formulir 14 Rincian Pembiayaan Sewa,

posisi 2 (dua) periode laporan sebelumnya.

(2) Rincian sumber data untuk penghitungan rasio

Pembiayaan bermasalah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tercantum dalam Lampiran IV.

Page 24: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

24

Pasal 18

(1) Data KPMM dalam pemenuhan Giro RIM Syariah diatur

sebagai berikut:

a. KPMM yang digunakan yaitu KPMM triwulanan dari

BUS atau KPMM triwulanan dari BUK yang menjadi

induk UUS yang bersangkutan; dan

b. KPMM triwulanan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a menggunakan posisi akhir bulan Maret, Juni,

September, dan Desember dengan rincian sebagai

berikut:

1. KPMM pada posisi akhir bulan Maret digunakan

untuk pemenuhan Giro RIM Syariah untuk

bulan Juni, Juli, dan Agustus pada tahun yang

sama;

2. KPMM pada posisi akhir bulan Juni digunakan

untuk pemenuhan Giro RIM Syariah untuk

bulan September, Oktober, dan November pada

tahun yang sama;

3. KPMM pada posisi akhir bulan September

digunakan untuk pemenuhan Giro RIM Syariah

untuk bulan Desember pada tahun yang sama

serta bulan Januari dan Februari pada tahun

berikutnya; dan

4. KPMM pada posisi akhir bulan Desember

digunakan untuk pemenuhan Giro RIM Syariah

untuk bulan Maret, April, dan Mei pada tahun

berikutnya.

(2) KPMM BUS atau KPMM BUK yang menjadi induk UUS

untuk pemenuhan Giro RIM Syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) yaitu KPMM triwulanan hasil

olahan sistem aplikasi yang diterima Bank Indonesia dari

OJK.

(3) Dalam hal terdapat perbedaan antara hasil perhitungan

KPMM yang diterima Bank Indonesia dari OJK

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan hasil

perhitungan KPMM yang dilakukan oleh BUS atau BUK

Page 25: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

25

yang menjadi induk UUS maka yang berlaku yaitu KPMM

yang diterima Bank Indonesia dari OJK.

Paragraf 3

Kriteria dan Batas Maksimum Surat Berharga Syariah

Pasal 19

(1) Kriteria surat berharga syariah korporasi yang dimiliki

BUS atau surat berharga syariah korporasi yang dimiliki

UUS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf

c, yang digunakan sebagai dasar perhitungan RIM Syariah

diatur sebagai berikut:

a. surat berharga syariah korporasi dalam bentuk sukuk

korporasi;

b. surat berharga syariah korporasi diterbitkan oleh

korporasi bukan Bank dan oleh penduduk;

c. surat berharga syariah korporasi ditawarkan kepada

publik melalui penawaran umum;

d. surat berharga syariah korporasi memiliki peringkat

yang diterbitkan lembaga pemeringkat dengan

peringkat paling rendah setara dengan peringkat

investasi; dan

e. surat berharga syariah korporasi ditatausahakan di

lembaga yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek.

(2) Dalam hal peringkat surat berharga syariah korporasi yang

dimiliki oleh BUS atau UUS sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d memiliki lebih dari satu peringkat untuk

jenis mata uang yang sama maka peringkat yang diakui

yaitu yang berasal dari lembaga pemeringkat yang

memberikan peringkat paling rendah setara dengan

peringkat investasi.

(3) Lembaga pemeringkat dan peringkat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu lembaga pemeringkat

dan peringkat yang diakui oleh OJK sesuai dengan

ketentuan OJK.

Page 26: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

26

(4) Bank Indonesia menetapkan batas maksimum surat

berharga syariah korporasi yang dimiliki BUS dalam

rupiah dan valuta asing atau surat berharga syariah

korporasi yang dimiliki UUS dalam rupiah dan valuta asing

yang digunakan dalam perhitungan RIM Syariah.

(5) Dalam menetapkan batas maksimum surat berharga

syariah korporasi yang dimiliki BUS atau UUS

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bank Indonesia

mempertimbangkan paling sedikit jumlah pembiayaan

yang diberikan BUS atau UUS dan ketersediaan surat

berharga syariah korporasi.

(6) Batas maksimum surat berharga syariah korporasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan sebesar

100% (seratus persen) dari surat berharga syariah

korporasi yang dimiliki BUS dalam rupiah dan valuta asing

atau surat berharga syariah korporasi yang dimiliki UUS

dalam rupiah dan valuta asing.

Pasal 20

(1) Kriteria surat berharga syariah yang diterbitkan oleh BUS

dalam rupiah dan valuta asing atau surat berharga syariah

yang diterbitkan oleh UUS dalam rupiah dan valuta asing

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf d,

yang digunakan sebagai dasar perhitungan RIM Syariah

diatur berikut:

a. surat berharga syariah dalam bentuk medium term

notes (MTN) syariah dan/atau sukuk selain sukuk

subordinasi;

b. surat berharga syariah dimiliki bukan Bank baik

penduduk dan bukan penduduk;

c. surat berharga syariah ditawarkan kepada publik

melalui penawaran umum ;

d. surat berharga syariah memiliki peringkat yang

diterbitkan lembaga pemeringkat dengan peringkat

paling rendah setara dengan peringkat investasi; dan

Page 27: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

27

e. surat berharga syariah ditatausahakan di lembaga

yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek.

(2) Dalam hal peringkat surat berharga syariah yang

diterbitkan oleh BUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d memiliki lebih dari satu peringkat untuk jenis

mata uang yang sama maka peringkat yang diakui yaitu

yang berasal dari lembaga pemeringkat yang memberikan

peringkat paling rendah setara dengan peringkat investasi.

(3) Lembaga pemeringkat dan peringkat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu lembaga pemeringkat

dan peringkat yang diakui oleh OJK sesuai dengan

ketentuan OJK.

Pasal 21

(1) Kriteria pembiayaan yang diterima oleh BUS atau UUS

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf e,

yang digunakan sebagai dasar perhitungan RIM Syariah

diatur sebagai berikut:

a. pembiayaan yang diterima berbentuk pembiayaan

bilateral dan/atau pembiayaan sindikasi;

b. pembiayaan yang diterima tidak berupa pembiayaan

subordinasi dan/atau dana kelolaan;

c. pembiayaan yang diterima tidak termasuk

pembiayaan dari Bank dalam negeri;

d. pembiayaan yang diterima memiliki sisa jangka

waktu paling singkat 1 (satu) tahun; dan

e. pembiayaan yang diterima dilakukan berdasarkan

perjanjian.

(2) Bagi UUS dari kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri, kriteria pembiayaan yang

diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk

pembiayaan yang diterima dari kantor pusat dan/atau

kantor cabang dari bank yang sama yang melakukan

kegiatan operasional di luar negeri.

(3) Pembiayaan yang diterima dari kantor pusat dan/atau

kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan

Page 28: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

28

operasional di luar negeri sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) tidak berupa pembiayaan yang diterima sebagai

komponen modal.

Paragraf 4

Perhitungan RIM Syariah dan Pemenuhan Giro RIM Syariah

Pasal 22

(1) RIM Syariah bagi BUS dan UUS merupakan persentase

yang dihitung dari:

a. bagi BUS, perbandingan antara penjumlahan

Pembiayaan dalam rupiah dan valuta asing dan surat

berharga syariah korporasi yang dimiliki BUS dalam

rupiah dan valuta asing terhadap penjumlahan DPK

BUS dalam rupiah dan valuta asing, surat berharga

syariah yang diterbitkan oleh BUS dalam rupiah dan

valuta asing, dan pembiayaan yang diterima oleh BUS

dalam rupiah dan valuta asing; dan

b. bagi UUS, perbandingan antara penjumlahan

Pembiayaan dalam rupiah dan valuta asing dan surat

berharga syariah korporasi yang dimiliki UUS dalam

rupiah dan valuta asing terhadap penjumlahan DPK

UUS dalam rupiah dan valuta asing, surat berharga

syariah yang diterbitkan oleh UUS dalam rupiah dan

valuta asing, dan pembiayaan yang diterima oleh UUS

dalam rupiah dan valuta asing.

(2) Dalam hal RIM Syariah berada dalam kisaran Target RIM

Syariah maka Giro RIM Syariah ditetapkan sebesar 0% (nol

persen) dari DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam

rupiah.

(3) Dalam hal RIM Syariah tidak berada dalam kisaran Target

RIM Syariah maka Giro RIM Syariah ditetapkan sebagai

berikut:

a. dalam hal RIM Syariah lebih kecil dari batas bawah

Target RIM Syariah maka Giro RIM Syariah ditetapkan

sebesar hasil perkalian antara Parameter Disinsentif

Bawah, selisih antara batas bawah Target RIM Syariah

Page 29: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

29

dan RIM Syariah, serta DPK BUS dalam rupiah atau

DPK UUS dalam rupiah; atau

b. dalam hal RIM Syariah lebih besar dari batas atas

Target RIM Syariah maka Giro RIM Syariah ditetapkan

sebesar hasil perkalian antara Parameter Disinsentif

Atas, selisih antara RIM Syariah dan batas atas Target

RIM Syariah, serta DPK BUS dalam rupiah atau DPK

UUS dalam rupiah.

(4) Contoh pemenuhan Giro RIM Syariah tercantum dalam

Lampiran V.

Bagian Ketiga

Pemberian Kelonggaran atas Pemenuhan Giro RIM atau Giro

RIM Syariah

Pasal 23

(1) Bank Indonesia dapat memberikan kelonggaran atas

pemenuhan ketentuan Giro RIM sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 atau Giro RIM Syariah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14 terhadap:

a. BUK yang sedang dikenakan pembatasan kegiatan

usaha oleh OJK terkait dengan penyaluran kredit dan

penghimpunan dana; dan

b. BUS atau UUS yang sedang dikenakan pembatasan

kegiatan usaha oleh OJK terkait dengan penyaluran

Pembiayaan dan penghimpunan dana.

(2) Pemberian kelonggaran atas pemenuhan ketentuan Giro

RIM atau Giro RIM Syariah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berupa kelonggaran atas perubahan Target RIM

atau Target RIM Syariah.

(3) Pemberian kelonggaran atas pemenuhan ketentuan Giro

RIM atau Giro RIM Syariah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan atas permintaan Bank secara tertulis

kepada Bank Indonesia.

(4) Penyampaian permintaan pemberian kelonggaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan

bersamaan dengan permintaan rekomendasi kepada OJK.

Page 30: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

30

(5) Penyampaian permintaan pemberian kelonggaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada

Bank Indonesia dengan disertai dokumen pendukung

berupa:

a. fotokopi surat atau keputusan pembatasan kegiatan

usaha oleh OJK terkait dengan penyaluran kredit dan

penghimpunan dana bagi BUK atau penyaluran

Pembiayaan dan penghimpunan dana bagi BUS dan

UUS; dan

b. fotokopi surat permohonan rekomendasi kepada OJK.

(6) Bank menyampaikan kepada Bank Indonesia atas hasil

rekomendasi OJK mengenai pemberian kelonggaran atas

perubahan Target RIM atau Target RIM Syariah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(7) Persetujuan atau penolakan atas permintaan kelonggaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan setelah

dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat

(6) diterima oleh Bank Indonesia.

(8) Permintaan kelonggaran sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) disampaikan Bank kepada Bank Indonesia dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja

kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Surveilans Sistem Keuangan, Jalan M.H.

Thamrin No. 2, Jakarta 10350; atau

b. bagi Bank yang berkantor pusat selain di wilayah

kerja kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Surveilans Sistem Keuangan, Jalan M.H.

Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dengan tembusan

kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat.

Bagian Keempat

Tata Cara Penyampaian Laporan Surat Berharga

Pasal 24

(1) BUK wajib menyampaikan laporan surat berharga

korporasi yang dimiliki BUK yang memenuhi kriteria

Page 31: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

31

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan surat berharga

yang diterbitkan oleh BUK yang memenuhi kriteria

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 kepada Bank

Indonesia setiap bulan.

(2) BUS dan UUS wajib menyampaikan laporan surat

berharga syariah korporasi yang dimiliki BUS dan surat

berharga syariah korporasi yang dimiliki UUS yang

memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

serta surat berharga syariah yang diterbitkan oleh BUS

dan surat berharga syariah yang diterbitkan oleh UUS

yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20 kepada Bank Indonesia setiap bulan.

(3) Penyampaian laporan surat berharga sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menggunakan format

laporan surat berharga sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I.

(4) Bank tetap diwajibkan menyampaikan laporan surat

berharga, dalam hal:

a. Bank tidak memiliki surat berharga korporasi atau

memiliki surat berharga korporasi namun tidak

memenuhi kriteria; atau

b. Bank tidak menerbitkan surat berharga atau

menerbitkan surat berharga namun tidak memenuhi

kriteria,

dengan menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran I dengan isi laporan nihil.

Pasal 25

(1) BUK yang merupakan kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri wajib menyampaikan laporan

pinjaman yang diterima dari kantor pusat dan/atau kantor

cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan

operasional di luar negeri yang memenuhi kriteria

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 kepada Bank

Indonesia setiap bulan.

(2) UUS dari kantor cabang dari bank yang berkedudukan di

luar negeri wajib menyampaikan laporan pembiayaan yang

Page 32: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

32

diterima dari kantor pusat dan/atau kantor cabang bank

yang sama yang melakukan kegiatan operasional di luar

negeri yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 kepada Bank Indonesia setiap bulan.

(3) Penyampaian laporan pinjaman yang diterima

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan

pembiayaan yang diterima sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran II.

(4) Kewajiban penyampaian laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2), tetap berlaku bagi BUK yang

merupakan kantor cabang dari bank yang berkedudukan

di luar negeri dan UUS dari kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri yang:

a. tidak memperoleh pinjaman yang diterima atau

pembiayaan yang diterima dari kantor pusat dan/atau

kantor cabang bank yang sama yang melakukan

kegiatan operasional di luar negeri; atau

b. memperoleh pinjaman yang diterima atau pembiayaan

yang diterima dari kantor pusat dan/atau kantor

cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan

operasional di luar negeri namun tidak memenuhi

kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan

21,

dengan menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran II dengan isi laporan nihil.

Pasal 26

(1) Laporan surat berharga sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24, laporan pinjaman yang diterima sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1), dan laporan

pembiayaan yang diterima sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 25 ayat (2) wajib disampaikan kepada Bank

Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah

berakhirnya bulan laporan.

(2) Bank dinyatakan terlambat menyampaikan laporan

apabila menyampaikan laporan setelah batas waktu

Page 33: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

33

penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), sampai dengan 5 (lima) hari kerja berikutnya.

(3) Bank dinyatakan tidak menyampaikan laporan apabila

belum menyampaikan laporan sampai dengan berakhirnya

batas waktu keterlambatan penyampaian laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Bank dapat melakukan koreksi atas laporan yang telah

disampaikan kepada Bank Indonesia.

Pasal 27

(1) Laporan surat berharga sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24, laporan pinjaman yang diterima sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dan laporan pembiayaan

yang diterima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat

(2) dan koreksi laporan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 26 ayat (4) disampaikan melalui surat elektronik

kepada Bank Indonesia yaitu:

a. bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja

kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q.

Divisi Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan GWM,

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350; atau

b. bagi Bank yang berkantor pusat selain di wilayah

kerja kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q.

Divisi Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan GWM,

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dengan

tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia

setempat,

dengan alamat surat elektronik sebagaimana tercantum

dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

(2) Bank harus menyampaikan secara tertulis mengenai nama

petugas dan penanggung jawab yang ditunjuk untuk

menyusun dan menyampaikan laporan surat berharga

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, laporan pinjaman

yang diterima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat

Page 34: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

34

(1) dan laporan pembiayaan yang diterima sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) serta alamat surat

elektronik pengirim laporan termasuk jika terdapat

perubahannya kepada Bank Indonesia dengan alamat:

a. bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja

kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q.

Divisi Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan GWM,

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350; atau

b. bagi Bank yang berkantor pusat selain di wilayah

kerja kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q.

Divisi Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan GWM,

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dengan

tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia

setempat.

(3) Dalam hal penyampaian laporan melalui surat elektronik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

dilakukan, Bank menyampaikan laporan dalam bentuk

salinan lunak (soft copy) dan salinan keras (hard copy)

kepada Bank Indonesia dengan alamat:

a. bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja

kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q.

Divisi Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan GWM,

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350; atau

b. bagi Bank yang berkantor pusat selain di wilayah

kerja kantor pusat Bank Indonesia ditujukan kepada

Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q.

Divisi Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan GWM,

Jalan M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dengan

tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia

setempat.

(4) Batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 26.

Page 35: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

35

(5) Dalam hal Bank Indonesia memperoleh data surat

berharga Bank, data pinjaman yang diterima Bank,

dan/atau data pembiayaan yang diterima Bank dari LBU,

LSMK BUS UUS, atau sistem aplikasi laporan lainnya,

Bank Indonesia dapat mengubah tata cara penyampaian

laporan dan menghentikan kewajiban penyampaian

laporan melalui surat elektronik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1).

(6) Perubahan tata cara penyampaian laporan dan

penghentian kewajiban penyampaian laporan melalui

surat elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

diinformasikan oleh Bank Indonesia kepada Bank melalui

surat.

Bagian Kelima

Evaluasi Kebijakan RIM dan RIM Syariah

Pasal 28

(1) Bank Indonesia melakukan evaluasi kebijakan RIM dan

RIM Syariah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali

dalam setiap 6 (enam) bulan.

(2) Evaluasi kebijakan RIM dan RIM Syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap sumber data

untuk pemenuhan Giro RIM dan Giro RIM Syariah,

besaran dan parameter RIM dan RIM Syariah, kriteria

surat berharga, batas maksimum surat berharga korporasi

yang dimiliki Bank, waktu pemberlakuan RIM dan RIM

Syariah, dan/atau hal lain terkait kebijakan RIM dan RIM

Syariah.

(3) Hasil evaluasi kebijakan RIM dan RIM Syariah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penetapan:

a. tidak terdapat perubahan kebijakan; atau

b. terdapat perubahan kebijakan.

(4) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) berupa penetapan tidak terdapat perubahan kebijakan

maka Bank Indonesia mengeluarkan pengumuman di

laman (situs web) Bank Indonesia.

Page 36: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

36

(5) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) berupa penetapan terdapat perubahan kebijakan maka

Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Anggota Dewan

Gubernur mengenai perubahan yang dilakukan.

BAB III

TATA CARA PEMENUHAN PLM DAN PLM SYARIAH

Pasal 29

(1) BUK wajib memenuhi PLM yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

(2) BUS wajib memenuhi PLM Syariah yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia.

(3) BUK yang menerima pinjaman likuiditas jangka pendek

tetap wajib memenuhi PLM.

(4) BUS yang menerima pembiayaan likuiditas jangka pendek

syariah tetap wajib memenuhi PLM Syariah.

Bagian Kesatu

Tata Cara Pemenuhan PLM

Paragraf 1

Besaran Persentase, Jenis, Sumber Data, Nilai Surat Berharga

yang Digunakan, dan Periode Pemenuhan

Pasal 30

(1) PLM ditetapkan sebesar 4% (empat persen) dari DPK BUK

dalam rupiah.

(2) Bagi BUK yang memiliki UUS, jumlah DPK BUK dalam

rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk

DPK UUS dalam rupiah.

(3) PLM dipenuhi dalam bentuk:

a. surat berharga dalam rupiah yang dimiliki BUK dan

dapat digunakan dalam operasi moneter; dan

b. surat berharga syariah dalam rupiah yang dimiliki

UUS dan dapat digunakan dalam operasi moneter

syariah, bagi BUK yang memiliki UUS.

Page 37: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

37

(4) Contoh pemenuhan PLM tercantum dalam Lampiran V.

Pasal 31

(1) Data DPK BUK dalam rupiah untuk pemenuhan PLM

diperoleh dari rata-rata DPK BUK dalam rupiah untuk

seluruh kantor BUK yang bersangkutan di Indonesia

dalam Formulir 1 Laporan Dana Pihak Ketiga Rupiah dan

Valuta Asing dalam LBBU.

(2) Bagi BUK yang memiliki UUS, data DPK dalam rupiah

untuk pemenuhan PLM diatur sebagai berikut:

a. diperoleh dari rata-rata DPK BUK dalam rupiah untuk

seluruh kantor dari BUK yang bersangkutan di

Indonesia dalam Formulir 1 Laporan Dana Pihak

Ketiga Rupiah dan Valuta Asing dalam LBBU; dan

b. diperoleh dari rata-rata DPK UUS dalam rupiah untuk

seluruh kantor dari UUS yang bersangkutan di

Indonesia dalam Formulir 1 Laporan Dana Pihak

Ketiga Rupiah dan Valuta Asing dalam LBBUS.

(3) DPK BUK dalam rupiah untuk pemenuhan PLM

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kewajiban

dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik

kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri

atas:

a. giro;

b. tabungan;

c. simpanan berjangka/deposito; dan

d. kewajiban lainnya.

(4) Bagi BUK yang memiliki UUS, DPK UUS dalam rupiah

untuk pemenuhan PLM sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf b meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak

ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan

penduduk, yang terdiri atas:

a. dana simpanan wadiah;

b. dana investasi tidak terikat; dan

c. kewajiban lainnya.

Page 38: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

38

Pasal 32

(1) Jenis surat berharga yang diperhitungkan dalam

pemenuhan PLM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

ayat (3) yaitu:

a. SBI untuk seluruh jangka waktu;

b. SBIS untuk seluruh jangka waktu;

c. SDBI untuk seluruh jangka waktu;

d. SukBI untuk seluruh jangka waktu; dan/atau

e. SBN yang terdiri atas:

1. SUN berupa obligasi negara dan/atau surat

perbendaharaan negara, untuk seluruh jenis

dan jangka waktu, tidak termasuk SUN yang

tidak dapat diperdagangkan; dan/atau

2. SBSN berupa SBSN jangka panjang dan/atau

SBSN jangka pendek untuk seluruh jenis dan

jangka waktu, tidak termasuk SBSN yang tidak

dapat diperdagangkan.

(2) SBI, SBIS, SDBI, SukBI, dan/atau SBN yang dapat

diperhitungkan dalam pemenuhan PLM sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) yaitu SBI, SBIS, SDBI, SukBI,

dan/atau SBN yang dimiliki BUK yang tercatat pada

rekening surat berharga BUK di BI-SSSS, dalam:

a. Depository Account (Rekening DEPO) dengan

subrekening available for sale (AVAI), not available for

sale (NAVL), dan available waiting for reselling (AWAS);

b. intraday liquidity facility account (Rekening ILF)

dengan subrekening AVAI; dan

c. failure to settle account (Rekening FtS) dengan

subrekening AVAI,

namun tidak termasuk SBI, SBIS, SDBI, SukBI, dan/atau

SBN yang dimiliki BUK yang tercatat pada rekening surat

berharga sub-registry.

(3) Penetapan jumlah SBI, SBIS, SDBI, SukBI, dan/atau SBN

yang dimiliki BUK dilakukan berdasarkan data yang

tercatat pada rekening surat berharga BUK di BI-SSSS

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada posisi akhir

hari yaitu pada saat cut off time BI-SSSS.

Page 39: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

39

(4) Nilai SBI, SBIS, SDBI, SukBI, dan/atau SBN yang

digunakan dalam perhitungan PLM menggunakan harga

yang tercantum di BI-SSSS.

(5) Bagi BUK yang memiliki UUS, SBI, SBIS, SDBI, SukBI,

dan/atau SBN yang dapat diperhitungkan dalam

pemenuhan PLM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) termasuk SBIS, SukBI, dan/atau SBSN milik UUS

yang tercatat pada rekening surat berharga UUS di BI-

SSSS, namun tidak termasuk SBIS, SukBI, dan/atau

SBSN yang dimiliki UUS yang tercatat pada rekening surat

berharga sub-registry.

Pasal 33

(1) Pemenuhan PLM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SBIS, SDBI,

SukBI, dan/atau SBN yang dimiliki BUK yang tercatat

pada rekening surat berharga BUK di BI-SSSS

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) setiap

akhir hari selama 2 (dua) periode laporan terhadap rata-

rata harian jumlah DPK BUK dalam rupiah selama 2 (dua)

periode laporan pada 4 (empat) periode laporan

sebelumnya.

(2) Bagi BUK yang memiliki UUS, pemenuhan PLM

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk

memperhitungkan:

a. SBIS, SukBI, dan/atau SBSN milik UUS yang tercatat

pada rekening surat berharga UUS di BI-SSSS; dan

b. rata-rata harian jumlah DPK UUS dalam rupiah.

(3) Pemenuhan PLM didasarkan pada DPK BUK dalam rupiah

dengan periode laporan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur sebagai berikut:

a. PLM untuk tanggal 1 sampai dengan tanggal 15

menggunakan rata-rata harian jumlah DPK BUK

dalam rupiah selama periode laporan sejak tanggal 1

sampai dengan tanggal 7 dan periode laporan sejak

tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan

sebelumnya; dan

Page 40: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

40

b. PLM untuk tanggal 16 sampai dengan tanggal akhir

bulan menggunakan rata-rata harian jumlah DPK

BUK dalam rupiah selama periode laporan sejak

tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 dan periode

laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir

bulan sebelumnya.

Paragraf 2

Penggunaan Surat Berharga dalam Transaksi Repo

Pasal 34

(1) Dalam kondisi tertentu, surat berharga sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dapat digunakan dalam

transaksi repo kepada Bank Indonesia dalam operasi pasar

terbuka.

(2) Bank Indonesia memperhitungkan surat berharga yang

digunakan dalam transaksi repo sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. hanya terhadap transaksi repo yang dilakukan setelah

kewajiban pemenuhan PLM berlaku; dan

b. bagi BUK yang memiliki UUS, jumlah surat berharga

yang digunakan dalam transaksi repo termasuk surat

berharga yang digunakan dalam transaksi repo oleh

UUS dalam operasi pasar terbuka syariah.

(3) Perhitungan surat berharga yang digunakan dalam

transaksi repo sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Bank Indonesia melalui sistem aplikasi di

Bank Indonesia.

(4) Penggunaan surat berharga BUK dalam transaksi repo

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling

banyak 4% (empat persen) dari DPK BUK dalam rupiah.

(5) Bank Indonesia dapat mengubah besaran persentase

penggunaan surat berharga yang dapat digunakan dalam

transaksi repo sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Page 41: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

41

Bagian Kedua

Tata Cara Pemenuhan PLM Syariah

Paragraf 1

Besaran Persentase, Jenis, Sumber Data, Nilai Surat Berharga

Syariah yang Digunakan, dan Periode Pemenuhan

Pasal 35

(1) PLM Syariah ditetapkan sebesar 4% (empat persen) dari

DPK BUS dalam rupiah.

(2) PLM Syariah dipenuhi dalam bentuk surat berharga

syariah dalam rupiah yang dimiliki BUS dan dapat

digunakan dalam operasi moneter syariah.

(3) Contoh pemenuhan PLM Syariah tercantum dalam

Lampiran V.

Pasal 36

(1) Data DPK BUS dalam rupiah untuk pemenuhan PLM

Syariah diperoleh dari rata-rata DPK BUS dalam rupiah

untuk seluruh kantor BUS yang bersangkutan di

Indonesia dalam Formulir 1 Laporan Dana Pihak Ketiga

Rupiah dan Valuta Asing dalam LBBUS.

(2) DPK BUS dalam rupiah untuk pemenuhan PLM Syariah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kewajiban

dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik

kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri

atas:

a. dana simpanan wadiah;

b. dana investasi tidak terikat; dan

c. kewajiban lainnya.

Pasal 37

(1) Jenis surat berharga syariah yang diperhitungkan dalam

pemenuhan PLM Syariah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 ayat (2) yaitu:

a. SBIS untuk seluruh jangka waktu;

b. SukBI untuk seluruh jangka waktu; dan/atau

Page 42: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

42

c. SBSN yang terdiri atas:

1. SBSN jangka panjang; dan/atau

2. SBSN jangka pendek,

untuk seluruh jenis dan jangka waktu, tidak termasuk

SBSN yang tidak dapat diperdagangkan.

(2) SBIS, SukBI, dan/atau SBSN yang dapat diperhitungkan

dalam pemenuhan PLM Syariah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) yaitu SBIS, SukBI, dan/atau SBSN yang

dimiliki BUS yang tercatat pada rekening surat berharga

BUS di BI-SSSS yaitu dalam:

a. Rekening DEPO dengan subrekening AVAI, NAVL, dan

AWAS;

b. Rekening ILF dengan subrekening AVAI; dan

c. Rekening FtS dengan subrekening AVAI,

namun tidak termasuk SBIS, SukBI, dan/atau SBSN yang

dimiliki BUS yang tercatat pada rekening surat berharga

sub-registry.

(3) Penetapan jumlah SBIS, SukBI, dan/atau SBSN yang

dimiliki BUS dilakukan berdasarkan data yang tercatat

pada rekening surat berharga BUS di BI-SSSS

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada posisi akhir

hari yaitu pada saat cut off time BI-SSSS.

(4) Nilai SBIS, SukBI, dan/atau SBSN yang digunakan dalam

perhitungan PLM Syariah menggunakan harga yang

tercantum di BI-SSSS.

Pasal 38

(1) Pemenuhan PLM Syariah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 dihitung dengan membandingkan jumlah SBIS,

SukBI, dan/atau SBSN yang dimiliki BUS yang tercatat

pada rekening surat berharga BUS di BI-SSSS

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) setiap

akhir hari selama 2 (dua) periode laporan terhadap rata-

rata harian jumlah DPK BUS dalam rupiah selama 2 (dua)

periode laporan pada 4 (empat) periode laporan

sebelumnya.

Page 43: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

43

(2) Pemenuhan PLM Syariah didasarkan pada DPK BUS

dalam rupiah dengan periode laporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:

a. PLM Syariah untuk tanggal 1 sampai dengan tanggal

15 menggunakan rata-rata harian jumlah DPK BUS

dalam rupiah selama periode laporan sejak tanggal 1

sampai dengan tanggal 7 dan periode laporan sejak

tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan

sebelumnya; dan

b. PLM Syariah untuk tanggal 16 sampai dengan tanggal

akhir bulan menggunakan rata-rata harian jumlah

DPK BUS dalam rupiah selama periode laporan sejak

tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 dan periode

laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir

bulan sebelumnya.

Paragraf 2

Penggunaan Surat Berharga Syariah dalam Transaksi Repo

Pasal 39

(1) Dalam kondisi tertentu, surat berharga syariah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) dapat

digunakan dalam transaksi repo kepada Bank Indonesia

dalam operasi pasar terbuka syariah.

(2) Bank Indonesia hanya memperhitungkan surat berharga

syariah yang digunakan dalam transaksi repo

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap transaksi

repo yang dilakukan setelah kewajiban pemenuhan PLM

Syariah berlaku.

(3) Perhitungan surat berharga syariah yang digunakan dalam

transaksi repo sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Bank Indonesia melalui sistem aplikasi di

Bank Indonesia.

(4) Penggunaan surat berharga syariah dalam transaksi repo

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling

banyak 4% (empat persen) dari DPK BUS dalam rupiah.

Page 44: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

44

(5) Bank Indonesia dapat mengubah besaran persentase

penggunaan surat berharga syariah yang dapat digunakan

dalam transaksi repo sebagaimana dimaksud pada ayat

(4).

Bagian Ketiga

Evaluasi Kebijakan PLM dan PLM Syariah

Pasal 40

(1) Bank Indonesia melakukan evaluasi kebijakan PLM dan

PLM Syariah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali

dalam setiap 6 (enam) bulan.

(2) Evaluasi kebijakan PLM dan PLM Syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap besaran

persentase PLM dan PLM Syariah, jenis surat berharga

untuk pemenuhan PLM dan PLM Syariah, sumber data

untuk pemenuhan PLM dan PLM Syariah, besaran

persentase surat berharga yang dapat digunakan dalam

transaksi repo kepada Bank Indonesia, waktu

pemberlakuan PLM dan PLM Syariah, dan/atau hal lain

terkait kebijakan PLM dan PLM Syariah.

(3) Hasil evaluasi kebijakan PLM dan PLM Syariah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penetapan:

a. tidak terdapat perubahan kebijakan; atau

b. terdapat perubahan kebijakan.

(4) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) berupa penetapan tidak terdapat perubahan kebijakan

maka Bank Indonesia mengeluarkan pengumuman di

laman (situs web) Bank Indonesia.

(5) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) berupa penetapan terdapat perubahan kebijakan maka

Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Anggota Dewan

Gubernur mengenai perubahan yang dilakukan.

Page 45: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

45

BAB IV

TATA CARA PEMENUHAN GIRO RIM, GIRO RIM SYARIAH,

PLM, DAN PLM SYARIAH UNTUK PENGGABUNGAN ATAU

PELEBURAN BUK ATAU BUS, PERUBAHAN KEGIATAN

USAHA BUK MENJADI BUS, DAN PEMISAHAN UUS MENJADI

BUS

Bagian Kesatu

BUK yang Melakukan Penggabungan atau Peleburan

Pasal 41

(1) Pemenuhan Giro RIM bagi BUK yang melakukan

penggabungan atau peleburan diatur sebagai berikut:

a. sampai dengan 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal

efektif pelaksanaan penggabungan atau peleburan,

berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. pemenuhan Giro RIM dihitung untuk masing-

masing BUK dengan cara pemenuhan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12; dan

2. data KPMM yang digunakan yaitu data KPMM

triwulanan masing-masing BUK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8;

b. sejak 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

pelaksanaan penggabungan atau peleburan, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1. pemenuhan Giro RIM hanya dihitung untuk BUK

hasil penggabungan atau peleburan dengan

menggunakan data gabungan BUK yang

melakukan penggabungan atau peleburan

sampai dengan data BUK hasil penggabungan

atau peleburan tersedia;

2. data gabungan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 meliputi data untuk perhitungan RIM

berupa kredit BUK, DPK BUK, saldo surat

berharga korporasi yang dimiliki BUK, saldo

surat berharga yang diterbitkan oleh BUK, dan

pinjaman yang diterima BUK, dalam rupiah dan

Page 46: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

46

valuta asing, serta data untuk pemenuhan Giro

RIM berupa kredit yang digunakan dalam

perhitungan rasio kredit bermasalah, KPMM

BUK, DPK BUK dalam rupiah, dan saldo

Rekening Giro Rupiah BUK;

3. pemenuhan Giro RIM BUK hasil penggabungan

atau peleburan dilakukan sesuai dengan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12;

4. data KPMM yang digunakan untuk pemenuhan

Giro RIM diperoleh dari BUK yang melakukan

penggabungan atau peleburan berdasarkan

hasil perhitungan yang dilakukan oleh BUK atas

penggabungan data yang digunakan dalam

perhitungan KPMM masing-masing BUK

sebelum tanggal efektif pelaksanaan

penggabungan atau peleburan;

5. data KPMM yang diperoleh dari BUK

sebagaimana dimaksud dalam angka 4

digunakan sampai dengan tersedianya data

KPMM triwulanan BUK hasil penggabungan atau

peleburan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8;

6. BUK menyampaikan hasil perhitungan KPMM

sebagaimana dimaksud dalam angka 4 kepada

Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal efektif pelaksanaan

penggabungan atau peleburan; dan

7. penyampaian hasil perhitungan KPMM

sebagaimana dimaksud dalam angka 6

disampaikan kepada Bank Indonesia dengan

alamat:

a) bagi BUK yang berkantor pusat di wilayah

kerja kantor pusat Bank Indonesia

ditujukan kepada Departemen Pengelolaan

dan Kepatuhan Laporan c.q. Divisi

Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan

Page 47: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

47

GWM, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

10350; atau

b) bagi BUK yang berkantor pusat selain di

wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia

ditujukan kepada Departemen Pengelolaan

dan Kepatuhan Laporan c.q. Divisi

Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan

GWM, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

10350, dengan tembusan kepada Kantor

Perwakilan Bank Indonesia setempat;

c. dalam hal terdapat perbedaan antara hasil

perhitungan KPMM yang diterima oleh Bank

Indonesia dari OJK dengan hasil perhitungan KPMM

yang dilakukan oleh BUK sebagaimana dimaksud

dalam huruf b angka 4 maka yang berlaku yaitu

KPMM yang diterima Bank Indonesia dari OJK.

(2) Contoh pemenuhan Giro RIM bagi BUK yang melakukan

penggabungan tercantum dalam Lampiran VII yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Anggota Dewan Gubernur ini.

Pasal 42

(1) Pemenuhan PLM bagi BUK yang melakukan penggabungan

atau peleburan diatur sebagai berikut:

a. sampai dengan 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal

efektif pelaksanaan penggabungan atau peleburan

maka pemenuhan PLM dihitung untuk masing-

masing BUK dengan cara pemenuhan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 33;

b. sejak 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

pelaksanaan penggabungan atau peleburan sampai

dengan 1 (satu) hari sebelum data DPK dalam rupiah

BUK hasil penggabungan atau peleburan tersedia,

pemenuhan PLM diatur sebagai berikut:

1. pemenuhan PLM hanya dihitung untuk BUK

hasil penggabungan atau peleburan dengan

menggunakan data gabungan BUK yang

Page 48: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

48

melakukan penggabungan atau peleburan

sampai dengan data BUK hasil penggabungan

atau peleburan tersedia;

2. data gabungan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 terdiri atas:

a) bagi BUK, meliputi data:

1) saldo rekening SBI, SDBI, SukBI,

dan/atau SBN BUK hasil

penggabungan atau peleburan;

2) penggabungan data DPK BUK dalam

rupiah dari BUK yang melakukan

penggabungan atau peleburan; dan

3) saldo Rekening Giro Rupiah BUK hasil

penggabungan atau peleburan; dan

b) bagi BUK yang memiliki UUS, meliputi data:

1) saldo rekening SBI, SBIS, SDBI, SukBI,

dan/atau SBN BUK hasil

penggabungan atau peleburan;

2) penggabungan data DPK BUK dalam

rupiah dari BUK yang melakukan

penggabungan atau peleburan; dan

3) saldo Rekening Giro Rupiah BUK hasil

penggabungan atau peleburan; dan

3. pemenuhan PLM sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 dihitung dengan membandingkan

jumlah SBI, SBIS, SDBI, SukBI, dan/atau SBN

milik BUK hasil penggabungan atau peleburan

yang tercatat pada rekening surat berharga BUK

di BI-SSSS terhadap rata-rata harian jumlah

DPK BUK dalam rupiah dari BUK yang

melakukan penggabungan atau peleburan; dan

c. pada saat data DPK dalam rupiah BUK hasil

penggabungan atau peleburan tersedia maka

pemenuhan PLM dihitung untuk BUK hasil

penggabungan atau peleburan dengan cara

pemenuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33.

Page 49: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

49

(2) Contoh pemenuhan PLM bagi BUK yang melakukan

penggabungan tercantum dalam Lampiran VII.

Bagian Kedua

BUS yang Melakukan Penggabungan atau Peleburan

Pasal 43

(1) Pemenuhan Giro RIM Syariah bagi BUS yang melakukan

penggabungan atau peleburan diatur sebagai berikut:

a. sampai dengan 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal

efektif pelaksanaan penggabungan atau peleburan,

berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. pemenuhan Giro RIM Syariah dihitung untuk

masing-masing BUS dengan cara pemenuhan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan

2. data KPMM yang digunakan yaitu KPMM

triwulanan masing-masing BUS sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18;

b. sejak 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

pelaksanaan penggabungan atau peleburan, berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1. pemenuhan Giro RIM Syariah hanya dihitung

untuk BUS hasil penggabungan atau peleburan

dengan menggunakan data gabungan BUS yang

melakukan penggabungan atau peleburan

sampai dengan data BUS hasil penggabungan

atau peleburan tersedia;

2. data gabungan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 meliputi data untuk perhitungan RIM

Syariah berupa Pembiayaan BUS, DPK BUS,

saldo surat berharga syariah korporasi yang

dimiliki BUS, saldo surat berharga syariah yang

diterbitkan oleh BUS, dan pembiayaan yang

diterima BUS, dalam rupiah dan valuta asing,

serta data untuk pemenuhan Giro RIM Syariah

berupa Pembiayaan yang digunakan dalam

perhitungan rasio Pembiayaan bermasalah,

Page 50: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

50

KPMM BUS, DPK BUS dalam rupiah, dan saldo

Rekening Giro Rupiah BUS;

3. pemenuhan Giro RIM Syariah untuk BUS hasil

penggabungan atau peleburan dilakukan sesuai

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22;

4. data KPMM yang digunakan untuk pemenuhan

Giro RIM Syariah diperoleh dari BUS yang

melakukan penggabungan atau peleburan

berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan

oleh BUS atas penggabungan data yang

digunakan dalam perhitungan KPMM masing-

masing BUS sebelum tanggal efektif pelaksanaan

penggabungan atau peleburan;

5. data KPMM yang diperoleh dari BUS

sebagaimana dimaksud dalam angka 4

digunakan sampai dengan tersedianya data

KPMM triwulanan BUS hasil penggabungan atau

peleburan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

18;

6. BUS menyampaikan hasil perhitungan KPMM

sebagaimana dimaksud dalam angka 4 kepada

Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) hari kerja

sebelum tanggal efektif pelaksanaan

penggabungan atau peleburan; dan

7. penyampaian hasil perhitungan KPMM

sebagaimana dimaksud dalam angka 6

disampaikan kepada Bank Indonesia dengan

alamat:

a) bagi BUS yang berkantor pusat di wilayah

kerja kantor pusat Bank Indonesia

ditujukan kepada Departemen Pengelolaan

dan Kepatuhan Laporan c.q. Divisi

Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan

GWM, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

10350; atau

Page 51: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

51

b) bagi BUS yang berkantor pusat selain di

wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia

ditujukan kepada Departemen Pengelolaan

dan Kepatuhan Laporan c.q. Divisi

Pengelolaan dan Pengawasan LBU dan

GWM, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

10350, dengan tembusan kepada Kantor

Perwakilan Bank Indonesia setempat;

c. dalam hal terdapat perbedaan antara hasil

perhitungan KPMM yang diterima Bank Indonesia

dari OJK dengan hasil perhitungan KPMM yang

dilakukan oleh BUS sebagaimana dimaksud dalam

huruf b angka 4 maka yang berlaku yaitu KPMM yang

diterima Bank Indonesia dari OJK.

(2) Contoh pemenuhan Giro RIM Syariah bagi BUS yang

melakukan penggabungan tercantum dalam Lampiran VII.

Pasal 44

(1) Pemenuhan PLM Syariah bagi BUS yang melakukan

penggabungan atau peleburan diatur sebagai berikut:

a. sampai dengan 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal

efektif pelaksanaan penggabungan atau peleburan

maka pemenuhan PLM Syariah dihitung untuk

masing-masing BUS dengan cara pemenuhan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38;

b. sejak 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

pelaksanaan penggabungan atau peleburan sampai

dengan 1 (satu) hari sebelum data DPK dalam rupiah

BUS hasil penggabungan atau peleburan tersedia,

pemenuhan PLM Syariah diatur sebagai berikut:

1. pemenuhan PLM Syariah hanya dihitung untuk

BUS hasil penggabungan atau peleburan dengan

menggunakan data gabungan BUS yang

melakukan penggabungan atau peleburan

sampai dengan data BUS hasil penggabungan

atau peleburan tersedia;

Page 52: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

52

2. data gabungan sebagaimana dimaksud dalam

angka 1 meliputi data:

a) saldo rekening SBIS, SukBI, dan/atau

SBSN BUS hasil penggabungan atau

peleburan;

b) penggabungan data DPK BUS dalam rupiah

dari BUS yang melakukan penggabungan

atau peleburan; dan

c) saldo Rekening Giro Rupiah BUS hasil

penggabungan atau peleburan;

3. pemenuhan PLM Syariah sebagaimana

dimaksud dalam angka 1 dihitung dengan

membandingkan jumlah SBIS, SukBI, dan/atau

SBSN milik BUS hasil penggabungan atau

peleburan yang tercatat pada rekening surat

berharga BUS di BI-SSSS terhadap rata-rata

harian jumlah DPK BUS dalam rupiah dari BUS

yang melakukan penggabungan atau peleburan;

dan

c. pada saat data DPK dalam rupiah BUS hasil

penggabungan atau peleburan tersedia maka

pemenuhan PLM Syariah dihitung untuk BUS hasil

penggabungan atau peleburan dengan cara

pemenuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38.

(2) Contoh pemenuhan PLM Syariah bagi BUS yang

melakukan penggabungan tercantum dalam Lampiran VII.

Bagian Ketiga

Perubahan Kegiatan Usaha BUK menjadi BUS

Pasal 45

(1) BUK yang melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi

BUS harus memenuhi Giro RIM dan PLM sampai dengan 1

(satu) hari kerja sebelum tanggal efektif pelaksanaan

kegiatan usaha BUS.

Page 53: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

53

(2) BUS hasil perubahan kegiatan usaha dari BUK harus

memenuhi Giro RIM Syariah dan PLM Syariah sejak

tanggal efektif pelaksanaan kegiatan usaha BUS.

(3) Pemenuhan Giro RIM Syariah dan PLM Syariah bagi BUS

hasil perubahan kegiatan usaha dari BUK sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan menggunakan

data saat BUK belum melaksanakan kegiatan usaha

sebagai BUS sampai dengan 1 (satu) hari sebelum data

BUS hasil perubahan kegiatan usaha dari BUK tersedia,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. perhitungan RIM Syariah menggunakan data

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5;

b. pemenuhan Giro RIM Syariah menggunakan data

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan

Pasal 8;

c. Pemenuhan PLM Syariah dilakukan sesuai dengan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30;

(4) Pemenuhan Giro RIM Syariah bagi BUS hasil perubahan

kegiatan usaha dari BUK dilakukan sesuai dengan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22.

(5) Pemenuhan PLM Syariah dihitung untuk BUS hasil

perubahan kegiatan usaha dari BUK dengan cara

pemenuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38.

(6) Rincian sumber data untuk pemenuhan Giro RIM Syariah

dan PLM Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

tercantum dalam lampiran VIII yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan

Gubernur ini.

Bagian Keempat

BUK yang Melakukan Pemisahan UUS Menjadi BUS

Pasal 46

(1) Dalam hal BUK yang memiliki UUS melakukan pemisahan

UUS menjadi BUS maka pemenuhan Giro RIM Syariah

diatur sebagai berikut:

Page 54: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

54

a. sampai dengan 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal

efektif pelaksanaan pemisahan, berlaku ketentuan

sebagai berikut:

1. pemenuhan Giro RIM Syariah dihitung untuk

UUS dengan cara pemenuhan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22; dan

2. data KPMM yang digunakan yaitu KPMM

triwulanan BUK yang menjadi induk UUS

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;

b. sejak 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif

pelaksanaan pemisahan sampai dengan 1 (satu) hari

sebelum data BUS hasil pemisahan UUS dari BUK

tersedia, berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. pemenuhan Giro RIM Syariah dihitung untuk

BUS hasil pemisahan UUS dari BUK dengan data

UUS sampai dengan data BUS hasil pemisahan

UUS dari BUK tersedia;

2. data UUS sebagaimana dimaksud dalam angka

1 meliputi data untuk perhitungan RIM Syariah

berupa Pembiayaan UUS, DPK UUS, saldo surat

berharga syariah korporasi yang dimiliki UUS,

saldo surat berharga syariah yang diterbitkan

oleh UUS, dan pembiayaan yang diterima UUS,

dalam rupiah dan valuta asing, serta data untuk

pemenuhan Giro RIM Syariah berupa

Pembiayaan UUS yang digunakan dalam

perhitungan rasio Pembiayaan bermasalah,

KPMM BUK yang menjadi induk UUS, DPK UUS

dalam rupiah, dan saldo Rekening Giro Rupiah

UUS;

3. pemenuhan Giro RIM Syariah untuk BUS hasil

pemisahan UUS dari BUK dilakukan sesuai

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22; dan

4. data KPMM sebagaimana dimaksud dalam

angka 2 yaitu KPMM triwulanan BUK yang

Page 55: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

55

menjadi induk UUS sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8;

c. dalam hal terdapat perbedaan antara hasil

perhitungan KPMM yang diterima Bank Indonesia

dari OJK dengan hasil perhitungan KPMM yang

dilakukan oleh BUK yang melakukan pemisahan UUS

menjadi BUS maka yang berlaku yaitu KPMM yang

diterima Bank Indonesia dari OJK.

(2) Contoh pemenuhan Giro RIM Syariah dalam hal BUK

melakukan pemisahan UUS menjadi BUS tercantum

dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Pasal 47

(1) Pemenuhan PLM Syariah bagi BUK yang melakukan

pemisahan UUS menjadi BUS dihitung untuk BUS hasil

pemisahan UUS dari BUK sejak 1 (satu) tahun setelah

tanggal efektif pelaksanaan pemisahan UUS menjadi BUS.

(2) Pemenuhan PLM Syariah dihitung untuk BUS hasil

pemisahan UUS dari BUK sesuai dengan cara pemenuhan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dengan

menggunakan data BUS hasil pemisahan UUS dari BUK.

(3) Contoh pemenuhan PLM Syariah dalam hal BUK

melakukan pemisahan UUS menjadi BUS tercantum

dalam Lampiran IX.

BAB V

TATA CARA PENGENAAN SANKSI

Pasal 48

(1) Bank yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Bank

Indonesia mengenai rasio intermediasi makroprudensial

dan penyangga likuiditas makroprudensial bagi bank

umum konvensional, bank umum syariah dan unit usaha

syariah dikenai sanksi teguran tertulis dan kewajiban

membayar.

Page 56: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

56

(2) Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mendebit

Rekening Giro Rupiah Bank di Bank Indonesia.

(3) Pendebitan Rekening Giro Rupiah Bank di Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. untuk pelanggaran pemenuhan Giro RIM, Giro RIM

Syariah, PLM, dan PLM Syariah, paling lambat 3 (tiga)

hari kerja setelah tanggal terjadinya pelanggaran; dan

b. untuk pelanggaran penyampaian laporan surat

berharga, laporan pinjaman yang diterima, dan

laporan pembiayaan yang diterima, paling lambat 14

(empat belas) hari kerja setelah tanggal terjadinya

pelanggaran.

(4) Dalam hal di kemudian hari diketahui terjadi kekurangan

atau kelebihan dalam pendebitan Rekening Giro Rupiah

Bank di Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), Bank Indonesia dapat mendebit atau mengkredit

Rekening Giro Rupiah Bank tersebut sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement.

(5) Dalam hal pada saat pendebitan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), saldo Rekening Giro Rupiah Bank di Bank

Indonesia tidak mencukupi maka seluruh sanksi

kewajiban membayar tersebut diperhitungkan sebagai

kewajiban yang masih harus diselesaikan oleh Bank

kepada Bank Indonesia.

(6) Dalam hal saldo Rekening Giro Rupiah Bank di Bank

Indonesia tidak mencukupi untuk pendebitan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a maka atas

kekurangan tersebut juga dikenakan sanksi dengan

perhitungan sebagaimana mengacu pada Peraturan Bank

Indonesia mengenai rasio intermediasi makroprudensial

dan penyangga likuiditas makroprudensial bagi bank

umum konvensional, bank umum syariah dan unit usaha

syariah.

Page 57: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

57

(7) Contoh perhitungan sanksi kewajiban membayar

tercantum dalam Lampiran V.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 49

Pelanggaran atas ketentuan mengenai kewajiban pemenuhan

giro wajib minimum sekunder, kewajiban pemenuhan giro

wajib minimum loan to funding ratio, dan/atau kewajiban

penyampaian laporan surat berharga sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

19/4/PADG/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Giro Wajib

Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi

Bank Umum Konvensional, yang terjadi sebelum berlakunya

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini, dikenai sanksi

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Anggota Dewan

Gubernur Nomor 19/4/PADG/2017 tanggal 28 April 2017

tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan

Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 50

Pada saat Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai

berlaku, Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

20/11/PADG/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Rasio

Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas

Makroprudensial Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagaimana diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur

Nomor 21/5/PADG/2019 tentang Perubahan Ketiga atas

Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

20/11/PADG/2018 tentang Rasio Intermediasi

Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial

Page 58: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

58

bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit

Usaha Syariah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 51

(1) Ketentuan mengenai perhitungan RIM dan RIM Syariah

yang menambahkan unsur pinjaman yang diterima atau

pembiayaan yang diterima mulai berlaku pada tanggal 2

Desember 2019.

(2) Ketentuan mengenai Parameter Disinsentif Bawah mulai

berlaku pada tanggal 2 Desember 2019.

Pasal 52

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan penempatan

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal.28 November 2019

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

TTD

ERWIN RIJANTO

Page 59: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

1

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR 21/22/PADG/2019

TENTANG

RASIO INTERMEDIASI MAKROPRUDENSIAL DAN PENYANGGA LIKUIDITAS

MAKROPRUDENSIAL BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL,

BANK UMUM SYARIAH, DAN UNIT USAHA SYARIAH

I. UMUM

Bank Indonesia telah melakukan penyempurnaan ketentuan Bank

Indonesia mengenai rasio intermediasi makroprudensial dan penyangga

likuiditas makroprudensial bagi bank umum konvensional, bank umum

syariah, dan unit usaha syariah. Penyempurnaan dimaksud dilakukan

dengan cara melakukan perubahan kisaran batas bawah dan batas atas

yang digunakan dalam pemenuhan RIM dan RIM Syariah, penambahan

komponen sumber pendanaan bank yaitu pinjaman yang diterima atau

pembiayaan yang diterima, dan perubahan besaran parameter disinsentif

dan kriteria prudensial batas bawah berupa rasio kredit bermasalah dan

rasio pembiayaan bermasalah serta KPMM.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Peraturan

Anggota Dewan Gubernur tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan

Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional,

Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Page 60: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

2

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Rumus penghitungan rasio kredit bermasalah BUK secara bruto

yaitu sebagai berikut:

jumlah kredit bermasalah kepada pihak ketiga bukan bank

total kredit kepada pihak ketiga bukan bank x 100%

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “posisi saldo Rekening Giro Rupiah BUK

di Bank Indonesia setiap akhir hari” adalah posisi saldo Rekening

Giro Rupiah BUK di Bank Indonesia saat tutup sistem pada

sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Surat berharga korporasi yang dimiliki BUK dalam rupiah

dan valuta asing merupakan surat berharga yang tercatat

pada sisi aset BUK.

Page 61: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

3

Huruf d

Surat berharga yang diterbitkan oleh BUK dalam rupiah dan

valuta asing merupakan surat berharga yang tercatat pada

sisi kewajiban BUK sebagai sumber pendanaan.

Huruf e

Pinjaman yang diterima oleh BUK dalam rupiah dan valuta

asing merupakan pinjaman yang diterima yang tercatat pada

sisi kewajiban BUK sebagai sumber pendanaan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “giro” adalah komponen giro yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK BUK dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “tabungan” adalah komponen

tabungan yang tercantum dalam penjelasan komponen DPK

BUK dalam rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

Bank Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Page 62: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

4

Huruf c

Yang dimaksud dengan “simpanan berjangka/deposito”

adalah komponen simpanan berjangka yang tercantum

dalam penjelasan komponen DPK BUK dalam rupiah

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai laporan berkala bank umum.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “kewajiban lainnya” adalah

kewajiban lainnya kepada pihak ketiga bukan bank yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK BUK dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “penduduk” adalah orang, badan

hukum, atau badan lainnya, yang berdomisili atau

berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1

(satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik

Republik Indonesia di luar negeri, sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan bulanan

bank umum.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Page 63: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

5

Huruf e

Lembaga yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek meliputi

Kustodian Sentral Efek Indonesia atau lembaga berwenang

lainnya yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.

Ayat (2)

Contoh:

Surat berharga korporasi dalam rupiah PT X yang dimiliki Bank

A memiliki lebih dari satu peringkat dengan rincian sebagai

berikut:

1. Lembaga pemeringkat P memberikan peringkat surat

berharga korporasi PT X dengan peringkat investasi;

2. Lembaga pemeringkat Q memberikan peringkat surat

berharga korporasi PT X dengan peringkat di bawah

peringkat investasi; dan

3. Lembaga pemeringkat R memberikan peringkat surat

berharga korporasi PT X dengan peringkat di bawah

peringkat investasi.

Untuk perhitungan RIM, Bank Indonesia mengakui surat

berharga korporasi PT X yang dimiliki Bank A karena telah

memiliki peringkat investasi yang dikeluarkan oleh lembaga

pemeringkat P.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Page 64: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

6

Huruf b

Yang dimaksud dengan “penduduk” adalah orang, badan

hukum, atau badan lainnya, yang berdomisili atau

berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1

(satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik

Republik Indonesia di luar negeri, sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan bulanan

bank umum.

Yang dimaksud dengan “bukan penduduk” adalah orang,

badan hukum, atau badan lainnya, yang tidak berdomisili

atau berencana berdomisili di Indonesia kurang dari 1 (satu)

tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik negara lain

di Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan bulanan bank umum.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Lembaga yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek meliputi

Kustodian Sentral Efek Indonesia atau lembaga berwenang

lainnya yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.

Ayat (2)

Contoh:

Surat berharga yang diterbitkan dalam rupiah oleh Bank A

memiliki lebih dari satu peringkat dengan rincian sebagai berikut:

1. Lembaga pemeringkat P memberikan peringkat surat

berharga yang diterbitkan Bank A dengan peringkat

investasi;

2. Lembaga pemeringkat Q memberikan peringkat surat

berharga yang diterbitkan Bank A dengan peringkat di bawah

peringkat investasi; dan

3. Lembaga pemeringkat R memberikan peringkat surat

berharga yang diterbitkan Bank A dengan peringkat di bawah

peringkat investasi.

Page 65: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

7

Untuk perhitungan RIM, Bank Indonesia mengakui surat

berharga yang diterbitkan oleh Bank A karena telah memiliki

peringkat investasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat

P.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 11

Contoh:

Bank ABC merupakan bank yang berkedudukan di Amerika Serikat

dan memiliki kantor cabang di Indonesia (Bank ABC Indonesia) dan

di Singapura (Bank ABC Singapura). Dalam hal Bank ABC Indonesia

menerima pinjaman dari Bank ABC atau dari Bank ABC Singapura

maka pinjaman tersebut diperhitungkan dalam perhitungan RIM

Bank ABC Indonesia sepanjang memenuhi kriteria pinjaman yang

diterima yang ditetapkan dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur

ini dan bukan merupakan komponen modal.

Pasal 12

Ayat (1)

Rumus perhitungan RIM yaitu sebagai berikut:

RIM =(kredit + surat berharga korporasi yang dimiliki)

(DPK + surat berharga yang diterbitkan + pinjaman yang diterima) x 100%

Keterangan:

- kredit berupa kredit dalam rupiah dan valuta asing;

- DPK berupa DPK dalam rupiah dan valuta asing;

- surat berharga korporasi yang dimiliki berupa surat

berharga korporasi dalam rupiah dan valuta asing;

- surat berharga yang diterbitkan berupa surat berharga yang

diterbitkan dalam rupiah dan valuta asing; dan

- pinjaman yang diterima berupa pinjaman yang diterima

dalam rupiah dan valuta asing.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Page 66: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

8

Ayat (3)

Huruf a

Rumus pemenuhan Giro RIM dalam hal RIM lebih kecil dari

batas bawah Target RIM yaitu sebagai berikut:

Giro RIM = Parameter Disinsentif Bawah x (batas bawah Target RIM - RIM) x DPK

BUK dalam rupiah

Huruf b

Rumus pemenuhan Giro RIM dalam hal RIM lebih besar dari

batas atas Target RIM yaitu sebagai berikut:

Giro RIM = Parameter Disinsentif Atas x (RIM – batas atas Target RIM) x DPK

BUK dalam rupiah

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Rumus penghitungan rasio Pembiayaan bermasalah BUS secara

bruto atau rasio Pembiayaan bermasalah UUS secara bruto yaitu

sebagai berikut:

jumlah Pembiayaan bermasalah kepada pihak ketiga bukan bank

total Pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank x 100%

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “posisi saldo Rekening Giro Rupiah BUS

atau saldo Rekening Giro Rupiah UUS di Bank Indonesia setiap

akhir hari” adalah posisi saldo Rekening Giro Rupiah BUS atau

saldo Rekening Giro Rupiah UUS di Bank Indonesia saat tutup

sistem pada sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Page 67: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

9

Pasal 15

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Surat berharga syariah korporasi yang dimiliki BUS atau

UUS dalam rupiah dan valuta asing merupakan surat

berharga yang tercatat pada sisi aset BUS atau UUS.

Huruf d

Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh BUS atau UUS

dalam rupiah dan valuta asing merupakan surat berharga

yang tercatat pada sisi kewajiban BUS atau UUS sebagai

sumber pendanaan.

Huruf e

Pembiayaan yang diterima oleh BUS atau UUS dalam rupiah

dan valuta asing merupakan pembiayaan yang diterima yang

tercatat pada sisi kewajiban BUS atau UUS sebagai sumber

pendanaan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas.

Page 68: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

10

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “dana simpanan wadiah” adalah

dana simpanan wadiah yang tercantum dalam penjelasan

komponen DPK BUS dalam rupiah dan DPK UUS dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “dana investasi tidak terikat” adalah

komponen dana investasi tidak terikat yang tercantum dalam

penjelasan komponen DPK BUS dalam rupiah dan DPK UUS

dalam rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “kewajiban lainnya” adalah

kewajiban lainnya kepada pihak ketiga bukan bank yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK BUS dalam

rupiah dan DPK UUS dalam rupiah sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan berkala

bank umum.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “penduduk” adalah orang, badan

hukum, atau badan lainnya, yang berdomisili atau

berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1

(satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik

Republik Indonesia di luar negeri, sebagaimana dimaksud

Page 69: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

11

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan

stabilitas moneter dan sistem keuangan bulanan bank

umum syariah dan unit usaha syariah.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Lembaga yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek meliputi

Kustodian Sentral Efek Indonesia atau lembaga berwenang

lainnya yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.

Ayat (2)

Contoh:

Surat berharga syariah korporasi dalam rupiah PT Y yang dimiliki

BUS B memiliki lebih dari satu peringkat dengan rincian sebagai

berikut:

1. Lembaga pemeringkat P memberikan peringkat surat

berharga syariah korporasi PT Y dengan peringkat investasi;

2. Lembaga pemeringkat Q memberikan peringkat surat

berharga syariah korporasi PT Y dengan peringkat di bawah

peringkat investasi; dan

3. Lembaga pemeringkat R memberikan peringkat surat

berharga syariah korporasi PT Y dengan peringkat di bawah

peringkat investasi.

Untuk perhitungan RIM Syariah, Bank Indonesia mengakui surat

berharga syariah korporasi PT Y yang dimiliki BUS B karena telah

memiliki peringkat investasi yang dikeluarkan oleh lembaga

pemeringkat P.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas

Page 70: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

12

Pasal 20

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “penduduk” adalah orang, badan

hukum, atau badan lainnya, yang berdomisili atau

berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1

(satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik

Republik Indonesia di luar negeri, sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan

stabilitas moneter dan sistem keuangan bulanan bank

umum syariah dan unit usaha syariah.

Yang dimaksud dengan “bukan penduduk” adalah orang,

badan hukum, atau badan lainnya, yang tidak berdomisili

atau berencana berdomisili di Indonesia kurang dari 1 (satu)

tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik negara lain

di Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan stabilitas moneter dan sistem

keuangan bulanan bank umum syariah dan unit usaha

syariah.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Lembaga yang berwenang memberikan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek” meliputi

Kustodian Sentral Efek Indonesia atau lembaga berwenang

lainnya yang berkedudukan di dalam maupun di luar negeri.

Ayat (2)

Contoh:

Surat berharga syariah yang diterbitkan dalam rupiah oleh BUS

B memiliki lebih dari satu peringkat dengan rincian sebagai

berikut:

Page 71: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

13

1. Lembaga pemeringkat P memberikan peringkat surat

berharga syariah yang diterbitkan BUS B dengan peringkat

investasi;

2. Lembaga pemeringkat Q memberikan peringkat surat

berharga syariah yang diterbitkan BUS B dengan peringkat

di bawah peringkat investasi; dan

3. Lembaga pemeringkat R memberikan peringkat surat

berharga syariah yang diterbitkan BUS B dengan peringkat

di bawah peringkat investasi.

Untuk perhitungan RIM, Bank Indonesia mengakui surat

berharga yang diterbitkan oleh BUS B karena telah memiliki

peringkat investasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat

P.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 21

Contoh:

Bank ABC merupakan bank yang berkedudukan di Amerika Serikat

dan memiliki kantor cabang di Indonesia (Bank ABC Indonesia) dan di

Singapura (Bank ABC Singapura). Bank ABC Indonesia memiliki UUS

yaitu UUS ABC Indonesia. Dalam hal UUS ABC Indonesia menerima

pembiayaan dari Bank ABC atau dari Bank ABC Singapura maka

pembiayaan tersebut diperhitungkan dalam perhitungan RIM Syariah

UUS ABC Indonesia sepanjang memenuhi kriteria pembiayaan yang

diterima yang ditetapkan dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur

ini dan bukan merupakan komponen modal.

Pasal 22

Ayat (1)

Rumus perhitungan RIM Syariah yaitu sebagai berikut:

(Pembiayaan + surat berharga syariah korporasi yang dimiliki)

(DPK + surat berharga syariah yang diterbitkan + pembiayaan yang diterima) x100%

Keterangan:

- Pembiayaan berupa Pembiayaan dalam rupiah dan valuta

asing;

- DPK berupa DPK dalam rupiah dan valuta asing;

Page 72: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

14

- surat berharga syariah korporasi yang dimiliki berupa surat

berharga syariah korporasi dalam rupiah dan valuta asing;

- surat berharga syariah yang diterbitkan berupa surat

berharga syariah yang diterbitkan dalam rupiah dan valuta

asing; dan

- pembiayaan yang diterima berupa pembiayaan yang diterima

dalam rupiah dan valuta asing.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Rumus perhitungan Giro RIM Syariah dalam hal RIM Syariah

lebih kecil dari batas bawah Target RIM Syariah yaitu sebagai

berikut:

Giro RIM Syariah = Parameter Disinsentif Bawah x (batas bawah Target RIM Syariah

– RIM Syariah) x DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam

rupiah

Huruf b

Rumus perhitungan Giro RIM Syariah dalam hal RIM Syariah

lebih besar dari batas atas Target RIM Syariah yaitu sebagai

berikut:

Giro RIM Syariah = Parameter Disinsentif Atas x (RIM Syariah – batas atas Target

RIM Syariah) x DPK BUS dalam rupiah atau DPK UUS dalam

rupiah

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Page 73: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

15

Ayat (6)

Hasil rekomendasi OJK dapat berupa persetujuan atau penolakan

atas permintaan Bank.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Koreksi laporan dapat dilakukan atas inisiatif Bank atau

permintaan dari Bank Indonesia.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Evaluasi dilakukan sesuai dengan arah kebijakan Bank Indonesia

yang memperhatikan antara lain kondisi makroekonomi,

moneter, sistem keuangan Indonesia, dan/atau kondisi

perekonomian global.

Page 74: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

16

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “giro” adalah komponen giro yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK BUK dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “tabungan” adalah komponen

tabungan yang tercantum dalam penjelasan komponen DPK

BUK dalam rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan

Bank Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “simpanan berjangka/deposito”

adalah komponen simpanan berjangka yang tercantum

dalam penjelasan komponen DPK BUK dalam rupiah

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai laporan berkala bank umum.

Page 75: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

17

Huruf d

Yang dimaksud dengan “kewajiban lainnya” adalah

kewajiban lainnya kepada pihak ketiga bukan bank yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK BUK dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Ayat (4)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “dana simpanan wadiah” adalah

dana simpanan wadiah yang tercantum dalam penjelasan

komponen DPK UUS dalam rupiah sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan berkala

bank umum.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “dana investasi tidak terikat” adalah

komponen dana investasi tidak terikat yang tercantum dalam

penjelasan komponen DPK UUS dalam rupiah sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

laporan berkala bank umum.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “kewajiban lainnya” adalah

kewajiban lainnya kepada pihak ketiga bukan bank yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK UUS dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Pasal 32

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Page 76: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

18

Huruf e

Angka 1

Yang dimaksud dengan “obligasi negara” adalah SUN

yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan

dengan kupon dan/atau dengan pembayaran bunga

secara diskonto.

Yang dimaksud dengan “surat perbendaharaan negara”

adalah SUN yang berjangka waktu sampai dengan 12

(dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara

diskonto.

Angka 2

Yang dimaksud dengan “SBSN jangka panjang” adalah

surat berharga syariah negara yang berjangka waktu

lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran

imbalan berupa kupon dan/atau secara diskonto.

Yang dimaksud dengan “SBSN jangka pendek” adalah

surat berharga syariah negara yang berjangka waktu

sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan

pembayaran imbalan berupa kupon dan/atau secara

diskonto.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “Depository Account (Rekening

DEPO)” adalah rekening untuk mencatat kepemilikan surat

berharga dan/atau instrumen keuangan lainnya atas hasil

setelmen transaksi.

Yang dimaksud dengan “subrekening available for sale

(AVAI)” adalah subrekening yang digunakan untuk setelmen

seluruh transaksi surat berharga dan instrumen lainnya.

Yang dimaksud dengan “subrekening not available for sale

(NAVL)” adalah subrekening yang digunakan untuk mencatat

surat berharga dengan tujuan untuk dimiliki sampai dengan

jatuh waktu (hold to maturity).

Yang dimaksud dengan “subrekening available waiting for

reselling (AWAS)” adalah subrekening yang digunakan untuk

mencatat surat berharga yang dimiliki dengan tujuan untuk

dijual kembali dalam waktu dekat.

Page 77: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

19

Huruf b

Yang dimaksud dengan “intraday liquidity facility account

(Rekening ILF)” adalah rekening untuk mencatat surat

berharga yang akan digunakan peserta sistem Bank

Indonesia-Real Time Gross Settlement untuk memperoleh

fasilitas likuiditas intrahari dalam sistem Bank Indonesia-

Real Time Gross Settlement.

Yang dimaksud dengan “subrekening available for sale

(AVAI)” adalah subrekening yang digunakan untuk setelmen

seluruh transaksi surat berharga dan instrumen lainnya.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “failure to settle account (Rekening

FtS)” adalah rekening untuk mencatat surat berharga yang

digunakan peserta BI-SSSS untuk prefund sistem kliring

nasional Bank Indonesia.

Yang dimaksud dengan “subrekening available for sale

(AVAI)” adalah subrekening yang digunakan untuk setelmen

seluruh transaksi surat berharga dan instrumen lainnya.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Contoh:

PLM BUK X pada tanggal 1 Agustus 2019 yang dihitung pada

tanggal 2 Agustus 2019 menggunakan data dan nilai surat

berharga di BI-SSSS yaitu harga SBI dan SDBI pada tanggal 1

Agustus 2019, nilai nominal SBIS, dan harga SBN pada tanggal

31 Juli 2019.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 33

Rumus pemenuhan PLM yaitu sebagai berikut:

PLM =

(Jumlah SBI, SBIS, SDBI, SukBI, dan/atau SBN yang dimiliki BUK

setiap akhir hari selama 2 (dua) periode laporan)(Rata − rata harian jumlah DPK BUK dalam rupiah

selama 2 (dua) periode laporan pada 4 (empat) periode laporan sebelumnya)

x100%

Page 78: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

20

Pasal 34

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “transaksi repo kepada Bank Indonesia”

adalah transaksi repurchase agreement (repo) sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai operasi

moneter.

Yang dimaksud dengan “operasi pasar terbuka” adalah operasi

pasar terbuka sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai operasi moneter.

Ayat (2)

Huruf a

Surat berharga yang digunakan dalam transaksi repo yang

diperhitungkan Bank Indonesia dalam pemenuhan PLM

yaitu surat berharga yang digunakan dalam transaksi repo

pada operasi moneter dalam bentuk operasi pasar terbuka

yang dilaksanakan Bank Indonesia sejak tanggal 16 Juli

2018.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “dana simpanan wadiah” adalah

dana simpanan wadiah yang tercantum dalam penjelasan

komponen DPK BUS dalam rupiah sebagaimana dimaksud

Page 79: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

21

dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan berkala

bank umum.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “dana investasi tidak terikat” adalah

komponen dana investasi tidak terikat yang tercantum dalam

penjelasan komponen DPK BUS dalam rupiah sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

laporan berkala bank umum.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “kewajiban lainnya” adalah

kewajiban lainnya kepada pihak ketiga bukan bank yang

tercantum dalam penjelasan komponen DPK BUS dalam

rupiah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

Indonesia mengenai laporan berkala bank umum.

Pasal 37

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Angka 1

Yang dimaksud dengan “SBSN jangka panjang” adalah

surat berharga syariah negara yang berjangka waktu

lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran

imbalan berupa kupon dan/atau secara diskonto.

Angka 2

Yang dimaksud dengan “SBSN jangka pendek” adalah

surat berharga syariah negara yang berjangka waktu

sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan

pembayaran imbalan berupa kupon dan/atau secara

diskonto.

Page 80: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

22

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “Rekening DEPO” adalah rekening

untuk mencatat kepemilikan surat berharga dan/atau

instrumen keuangan lainnya atas hasil setelmen transaksi.

Yang dimaksud dengan “subrekening AVAI” adalah

subrekening yang digunakan untuk setelmen seluruh

transaksi surat berharga dan instrumen lainnya.

Yang dimaksud dengan “subrekening NAVL” adalah

subrekening yang digunakan untuk mencatat surat berharga

dengan tujuan untuk dimiliki sampai dengan jatuh waktu

(hold to maturity).

Yang dimaksud dengan “subrekening AWAS” adalah

subrekening yang digunakan untuk mencatat surat berharga

yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dalam

waktu dekat.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “Rekening ILF” adalah rekening

untuk mencatat surat berharga yang akan digunakan

peserta sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement

untuk memperoleh fasilitas likuiditas intrahari dalam sistem

Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement.

Yang dimaksud dengan “subrekening AVAI” adalah

subrekening yang digunakan untuk setelmen seluruh

transaksi surat berharga dan instrumen lainnya.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “Rekening FtS” adalah rekening

untuk mencatat surat berharga yang digunakan peserta BI-

SSSS untuk prefund sistem kliring nasional Bank Indonesia.

Yang dimaksud dengan “subrekening AVAI” adalah

subrekening yang digunakan untuk setelmen seluruh

transaksi surat berharga dan instrumen lainnya.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 81: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

23

Ayat (4)

Contoh:

PLM Syariah BUS Y pada tanggal 1 November 2019 yang dihitung

pada tanggal 4 November 2019 menggunakan data dan nilai surat

berharga di BI-SSSS yaitu harga SukBI pada tanggal 1 November

2019, serta nilai nominal SBIS dan harga SBSN pada tanggal 31

Oktober 2019.

Pasal 38

Rumus pemenuhan PLM Syariah yaitu sebagai berikut:

PLM Syariah =

(Jumlah SBIS, SukBI, dan/atau SBSN yang dimiliki BUS

setiap akhir hari selama 2 (dua) periode laporan)(Rata − rata harian jumlah DPK BUS dalam rupiah

selama 2 (dua)periode laporan pada 4 (empat) periode laporan sebelumnya)

x100%

Pasal 39

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “transaksi repo kepada Bank Indonesia”

adalah transaksi repurchase agreement (repo) sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai operasi

moneter.

Yang dimaksud dengan “operasi pasar terbuka syariah” adalah

operasi pasar terbuka syariah sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan Bank Indonesia mengenai operasi moneter.

Ayat (2)

Surat berharga syariah yang digunakan dalam transaksi repo

yang diperhitungkan Bank Indonesia dalam pemenuhan PLM

Syariah yaitu surat berharga syariah yang digunakan dalam

transaksi repo pada operasi moneter syariah dalam bentuk

operasi pasar terbuka syariah yang dilaksanakan Bank Indonesia

sejak tanggal 1 Oktober 2018.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Page 82: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

24

Pasal 40

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Evaluasi dilakukan sesuai dengan arah kebijakan Bank Indonesia

yang memperhatikan antara lain kondisi makroekonomi,

moneter, sistem keuangan Indonesia, dan/atau kondisi

perekonomian global.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 41

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUK hasil penggabungan atau

peleburan.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 42

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUK hasil penggabungan atau

peleburan.

Huruf b

Angka 1

Cukup jelas.

Page 83: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

25

Angka 2

Huruf a)

Angka 1)

Cukup jelas.

Angka 2)

Cukup jelas.

Angka 3)

Saldo Rekening Giro Rupiah digunakan

dalam hal terjadi pelanggaran pemenuhan

PLM.

Huruf b)

Angka 1)

Cukup jelas.

Angka 2)

Cukup jelas.

Angka 3)

Saldo Rekening Giro Rupiah digunakan

dalam hal terjadi pelanggaran pemenuhan

PLM.

Angka 3

Bagi BUK yang memiliki UUS maka jumlah DPK BUK

dalam rupiah termasuk DPK UUS dalam rupiah.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 43

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUS hasil penggabungan atau

peleburan.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Page 84: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

26

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUS hasil penggabungan atau

peleburan.

Huruf b

Angka 1

Cukup jelas.

Angka 2

Huruf a)

Cukup jelas.

Huruf b)

Cukup jelas.

Huruf c)

Saldo Rekening Giro Rupiah digunakan dalam hal

terjadi pelanggaran pemenuhan PLM Syariah.

Angka 3

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 45

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUK melakukan perubahan kegiatan

usaha menjadi BUS.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 85: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

27

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 46

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUS hasil pemisahan UUS dari

BUK.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 47

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “tanggal efektif” adalah tanggal

pelaksanaan operasional BUS hasil pemisahan UUS dari BUK.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Page 86: PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR RASIO … · 2019. 12. 2. · batas waktu keterlambatan penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Bank dapat melakukan koreksi atas

28

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.