perancangan video promosi animasi 3d menggunakan teknik...
TRANSCRIPT
8
1. Pendahuluan
SMA Kristen 1 Salatiga merupakan SMA tertua yang berada di kota Salatiga
yang sampai saat ini masih dapat menunjukkan eksistensinya[1]. Dengan
berlandaskan dedikasi, semangat pelayanan dan kasih, SMA ini terus berupaya
berbenah diri untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang berprinsip “customer
satisfaction” atau kepuasan pada pelanggan, sehingga harapan masyarakat akan
pendidikan yang berkualitas dapat terpenuhi pada era persaingan yang semakin
tinggi sekarang ini. Pada penelitian awal yang dilakukan melalui wawancara
kepada pihak sekolah dapat disimpulkan bahwa, adanya upaya yang telah dilakukan
untuk meningkatkan kualitas sekolah diberbagai bidang menuntut diperbaruinya
media promosi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Media promosi yang
digunakan sekolah selama ini masih menggunakan brosur, spanduk, dan video
profil sekolah (2009) dalam bentuk CD, dinilai perlu dikembangkan lagi dengan
media promosi yang baru untuk meningkatkan kualitas media promosi sekolah.
Selain untuk memperbarui isi atau kontennya, video promosi diharapkan dapat
menarik minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA
Kristen 1 Salatiga.
Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer membawa perubahan besar
dalam peradaban kehidupan manusia. Adanya perubahan ini berdampak kepada
manusia untuk menjadi yang terbaik, termodern, dan terdepan. Demikian pula sama
halnya dengan perkembangan komputer grafik, khususnya animasi 3D dapat
dikatakan sangat pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, penggunaan animasi 3D
yang pada mulanya dipakai pada industri perfilman saja, sekarang dapat ditemukan
dalam berbagai aspek kehidupan manuasia, salah satunya adalah implementasi
animasi 3D untuk mempromosikan institusi pendidikan[2].
Teknik Modeling low poly merupakan pembuatan atau perancangan karakter
3D dengan jumlah kedetailan poligon terendah untuk mencapai tampilan terbaik.
Dalam modeling low poly, prinsip yang digunakan lebih menekankan akan jumlah
poligon yang rendah dan tidak memenentingkan kedetailan bentuk suatu karakter.
Hal ini bertujuan untuk mendukung keefektifitasan dari segi waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan proses rendering[3].
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, diperlukan suatu media
promosi baru yang sesuai dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan
kualitas media promosi SMA Kristen 1 Salatiga. Dengan memanfaatkan
perkembangan komputer grafik, maka yang dihasilkan dari penelitian ini adalah
perancangan video promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling low poly
(Studi Kasus: SMA Kristen 1 Salatiga).
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai perancangan video promosi dengan menggunakan Teknik
3D modeling low poly. Video promosi berbasis animasi menggunakan teknik 3D
modeling low poly dan motion graphic dengan konsep wahana bermin merupakan
suatu media promosi yang menarik, komunikatif dan dapat mengenalkan program
studi DKV UKSW Salatiga secara jelas. Sehingga bakat dan minat dari calon
mahasiswa menjadi lebih terarah dan dapat tersalurkan[4].
9
Perancangan Game Edukasi Animasi 3D Menggunakan Metode Low Poly.
Game edukasi yang berbasis 3D dengan menggunakan metode low poly ini dibuat
dengan menggunakan software Blender. Game ini dapat digunakan sebagai media
alternatif pembelajaran 3D. Pembelajaran menggunakan media game membuat
anak lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar[5].
Pada penelitian media promosi SMA Kristen 1 Salatiga, menghasilkan video
promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling low poly. Video promosi yang
ditampilkan dalam bentuk animasi yang disertai dengan visualisasi 3D yang
mengesankan sekolah hijau dan audio yang menarik, dapat meningkatkan kualitas
media promosi sekolah sehingga dapat memacu minat calon peserta didik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.
Komunikasi visual merupakan dasar dari berbagai kegiatan komunikasi sebagai
proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain yang menggunakan
unsur rupa (visual) pada berbagai media, seperti percetakan, televisi, film/ video,
dua dimensi atau tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak. Komunikasi
visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi,
dan warna dalam penyampaiannya[6].
Multimedia merupakan sebuah fungsi dari komputer mempresentasikan dan
menggabungkan teks, grafik, suara, video, dan animasi sehingga user dapat
berinteraksi, menciptakan, berkomunikasi, dan mengendalikan elemen-elemen
tersebut[7].
Kata video berasal dari kata Latin, yang berarti "saya lihat". Video adalah
teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang mewakili gambar bergerak. Aplikasi
umum dari teknologi video adalah televisi. Video juga dapat digunakan dalam
aplikasi teknik, keilmuan, produksi, dan keamanan. Video merupakan salah satu
media massa jenis elektronik yang berfungsi untuk menyampaikan informasi
kepada audiens agar terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan[8].
Promosi merupakan suatu kegiatan dalam bidang pemasaran yang dilaksanakan
oleh istitusi, baik itu institusi perusahaan maupun pendidikan, kepada pembeli atau
konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala
sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen. “Promosi
adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan
keistimewaan-keistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaran agar
membelinya” [9]. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi
merupakan kegiatan pemasaran kepada konsumen dengan menampilkan
keistimewaan pada suatu produk yang akan ditawarkan, sehingga nilai lebih yang
ada pada suatu produk dapat menarik minat para konsumen untuk membelinya.
Animasi 3D, secara konsep 3D menunjukkan sebuah objek atau ruang yang
yang terdiri dari kedalaman, lebar dan tinggi yang direpresentasikan melalui titik
koordinat x, y, dan z. Contoh tiga dimensi suatu obyek atau benda adalah bola,
piramida atau benda spasial seperti kotak sepatu[10]. Dengan animasi 3D, karakter
yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, yang mendekati wujud aslinya.
Adapun langkah-langkah dalam membuat suatu proses animasi 3D terbagi dalam
tiga tahapan, yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Pra-produksi
meliputi Ide dan konsep, yang merupakan tahap awal yang dilakukan dalam
pencarian ide dan konsep. Dikembangkan menjadi storyline, membuat alur cerita
10
animasi untuk memperjelas cerita. Storyboard, merupakan panduan utama dari
proses produksi animasi berupa panel-panel yang berisi gambar karakter dan
lingkungan pendukungnya. Kemudian dilakukan produksi meliputi modeling, yaitu
proses pembuatan model atau obyek dalam bentuk 3D pada komputer. Texturing,
proses pemberian warna pada objek yang telah dilakukan yang telah jadi.
Animation, proses pembuatan animasi pada model yang perlu dianimasikan, baik
itu karakter, pergerakan kamera, dan sebagainya. Lighting, merupakan proses
pembuatan dan pemberian cahaya pada obyek 3D sehingga diperoleh kesan visual
yang realistis. Rendering, merupakan proses pengkalkulasian pada model 3D yang
telah diberi texture, animation, dan lighting. Setelah ini dilakukan proses
compositing yaitu proses menggabungkan elemen gambar menjadi satu bagian
utuh, yang kemudian dilakukan proses finalisasi, pengaturan kesinambungan dan
penambahan sound.
Modeling low poly merupakan sebuah teknik pembuatan model 3D
menggunakan bentuk dasar yang sudah tersedia seperti cube, cone, nurbs dan
cylinder. Bentuk dasar obyek 3D yang sudah ada diubah menjadi bentuk yang
diinginkan dengan cara memodifikasi bagian-bagian yang ingin dibentuk
sedemikian rupa ataupun membuat pola tersendiri pada vertices yang ada pada
bentuk dasar model 3D[11].
SMA Kristen 1 Salatiga merupakan SMA tertua yang berada di Kota Salatiga,
didirakan pada tanggal 1 Juni 1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa
Tengah Utara (PPKJTU). Pada tanggal 30 September PPKJTU sekolah ini berubah
nama menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Salatiga sampai sekarang.
Sebagai sekolah yang telah mewujudkan visi dan misinya selama 63 tahun, sekolah
ini telah banyak meluluskan peserta didik, secara administrasi tercatat hampir 9000
alumni telah berhasil diluluskan. Dengan berprinsip “customer satisfaction” atau
kepuasan pada pelanggan, SMA Kristen 1 Salatiga terus berbenah diri dalam
meningkatkan kualitas pendidikan diberbagai bidang yang sesuai dengan tuntutan
jaman.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
Adaptive Strategy. Dalam adaptive strategy ini pada awalnya menetapkan sasaran
desain tahap pertama. Sasaran desain tahap berikutnya ditetapkan berdasarkan
keputusan tahap sebelumnya, demikian selanjutnya hingga keputusan akhir desain
(final design) dicapai. Adaptive strategy dianggap sebagai strategi terbaik dalam
hal menampung dan mengaplikasikan pemikiran desain serta mengantisipasi
kondisi terkait yang dihadapi[12]. Adaptive strategy digunakan dalam perancangan
video promosi animasi 3D ini bertujuan untuk mengantisipasi apabila terjadi
perubahan akan informasi yang berkembang dalam proses perancangan. Berikut
adalah tahapan penelitian perancangan video promosi animasi 3D menggunakan
teknik modeling low poly (Studi kasus: SMA Kristen 1 Salatiga).
11
Gambar 1. Bagan Adaptive Strategy
a. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, proses awal yang akan ditetapkan adalah pengumpulan data
yang kemudian diproses menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Untuk
data primer diperoleh berdasarkan observasi secara langsung, wawancara terhadap
Dra. Kriswinarti selaku kepala sekolah dan Endro Febrianto Probo C, S. Kom.
selaku tim promosi sekolah SMA Kristen 1 Salatiga, untuk mengetahui cara
berpromosi sekolah yang dilakukan selama ini, dan informasi yang dibutuhkan
dalam perancangan media promosi yang baru. Sedangkan data sekunder digunakan
sebagai sarana pendukung perancangan media promosi yang baru dengan
mempelajari buku, jurnal yang berkaitan dengan topik pembahasan yang sama, dan
menonton video profil sekolah SMA Kristen 1 Salatiga yang kemudian dianalisa
dan dijadikan sebagai referensi dalam merancang video promosi yang baru. Hasil
dari pengumpulan data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
Promosi yang dilakukan oleh sekolah misalnya, melalui gereja-gereja untuk
mendukung dalam doa dan mengumumkan kepada jemaat. Ambil bagian dalam
pelayanan gerejawi (paduan suara) maupun aksi sosial di masyarakat seperti
pengobatan gratis, kerja bakti, donor darah, alat tulis, sembako, dan sebagainya.
Presentasi ke SMP di Salatiga dan sekitarnya oleh tim promosi, dan menjalin
kerja sama dengan SMP tertentu sebagai sekolah pemasok (school provider).
Media promosi yang digunakan dalam berpromosi meliputi spanduk yang
dipasang di tempat-tempat strategis, penempelan brosur PPDB (penerimaan
peserta didik baru) pada papan pengumuman gereja, profil sekolah dalam
bentuk video compact disk berdurasi 10 menit dengan konten meliputi
pengenalan kota Salatiga, ruang-ruang yang ada di sekolah (administrasi dan
tata usaha, kepala sekolah, dan guru), fasilitas (moving class, laboratorium
fisika, biologi, kimia, teknologi informasi, perpustakaan, dan internet),
beberapa program khusus (donor darah dan outdoor study), dan beberapa
pengembangan diri (basket dan kapoera). Dan profil sekolah dalam bentuk
katalog untuk dibagikan kepada calon maupun peserta didik, melalui siswa dari
luar kota.
SMA Kristen 1 Salatiga pernah mendapatkan Juara 1 lomba Sekolah ber-
wawasan wiyata mandala tingkat eks karesidenan Semarang tahun 2007. Juara
II lomba sekolah ber-wawasan wiyata mandala tingkat provinsi Jawa Tengah
tahun 2008. Juara II lomba sekolah sehat SMA/MA/SMK tingkat provinsi Jawa
Tengah tahun 2008. Penghargaan green school nasional 2009, penilaian Swasti
Shaba Salatiga.
12
Berikut ini merupakan hasil data visual dari pengumpulan data mengenai
modeling low poly yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Referensi modeling low poly
b. Analisis Data
Setelah data-data yang diperoleh terkumpul, kemudian menetapkan langkah
berikutnya yaitu analisa data. Analisa data kemudian diproses untuk mengambil
hal-hal penting yang nantinya digunakan dalam perancangan video promosi yang
baru. Hasil dari data verbal dapat disimpulkan bahwa:
Media promosi yang sudah ada seperti brosur, spanduk, profil sekolah dalam
bentuk video compact disk maupun katalog dinilai perlu dikembangkan lagi
untuk menarik minat calon peserta didik. Sehingga dibutuhkan media promosi
baru untuk menunjang media promosi sekolah yang dapat menjelaskan
keunggulan SMA Kristen 1 Salatiga.
Belum pernah ada video promosi SMA Kristen 1 Salatiga yang berbasis animasi
3D sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kualitas media promosi sekolah,
dan diharapkan dapat menarik minat calon peserta didik untuk mengetahui lebih
SMA Kristen 1 Salatiga.
Prioritas informasi yang disampaikan terbatas pada hal-hal spesifik promosi,
yang terfokus pada lokasi sekolah, latar belakang singkat, visi misi, strategi
pembelajaran, kurikulum, program khusus, dan alamat jelas mengenai SMA
Kristen 1 Salatiga.
Penghargaan yang pernah diraih oleh sekolah sebagai sekolah hijau, menjadi
acuan konsep dalam perancangan video promosi animasi 3D.
Data visual yang diperoleh berdasarkan observasi secara langsung di SMA
Kristen 1 Salatiga, digunakan sebagai acuan dalam merancang video promosi
animasi 3D menggunakan teknik modeling low poly. Pada Gambar 3. dapat dilihat
data visual yang diperoleh berdasarkan hasil analisa data dalam menentukan konsep
perancangan video promosi animasi 3D.
13
Gambar 3. Data visual sekolah hijau SMA Kristen 1
c. Perancangan
Tahap berikutnya yang ditetapkan adalah perancangan. Pada Gambar 4. dapat
dilihat bagan secara keseluruhan dari proses perancangan animasi 3D.
Gambar 4. Bagan metode perancangan
Pada tahap ini hasil dari analisa data yang telah didapat, digunakan sebagai
acuan untuk merancang video promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling
low poly (Studi Kasus: SMA Kristen1 1 Salatiga). Ide dan konsep, merupakan tahap
awal yang dilakukan dalam perancangan video promosi. Untuk itu ide harus
memiliki keistimewaan, keunggulan dan keunikan yang khas, sehingga menarik
untuk diangkat sebagai konsep dalam membuat animasi. Konsep dari video
promosi dalam bentuk animasi ini ingin mencitrakan sebagai sekolah hijau, di mana
dalam sekolah hijau terdapat tanaman, pepohonan, bebatuan yang mengelilingi
bangunan sekolah untuk mengesankan sikap peduli terhadap lingkungan, sehingga
sekolah menjadi tempat yang nyaman dengan suasana sekolah yang alami. Selain
konsep yang telah ditentukan, poin penting yang akan disampaikan pada
perancangan video promosi ini dispesifikasikan ke dalam hal-hal berikut, seperti
menampilkan sejarah singkat SMA Kristen 1 Salatiga karena memiliki kesan
kewibawaan sebagai SMA tertua yang masih dapat menunjukkan eksistensinya,
visi dan misi sekolah yang diperbarui, strategi pembelajaran dan kurikulum
pembelajaran yang menjadi keunggulan dari SMA Kristen 1 Salatiga, berikutnya
14
menampilkan program khusus sekolah, dan diakhiri dengan menampilkan logo dan
alamat lengkap sekolah.
Storyline merupakan pembuatan alur cerita animasi untuk memperjelas cerita.
Karakter, environment atau lingkungan pendukung merupakan aspek penting yang
harus ada dalam pembuatan storyline. Adapun storyline untuk merancang video
promosi animasi adalah terdapat langit yang berawan kemudian muncul animasi
tulisan SMA Kristen 1 Salatiga. Berikutnya memberikan informsi letak SMA
Kristen 1 Salatiga seperti pada tampilan google maps, pada saat kamera close up ke
lokasi sekolah, akan menampilkan ilustrasi foto sekolah. Selanjutnya tedapat
animasi bermunculan satu persatu tanaman, pepohonan, batu-batuan yang diikuti
dengan bangunan sekolah, setelah itu terdapat visualisasi sejarah singkat sekolah
yang terdapat di atas bangunan sekolah. Berikutnya terdapat ilustrasi yang berisi
tulisan visi sekolah dengan background bangunan sekolah, yang diikuti dengan
animasi visualisasi seperti papan dengan penjelasan misi sekolah dengan
background bangunan sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Kemudian terdapat animasi
rumput-rumput yang muncul, pada bagian tengah yang dikelilingi rerumputan
terdapat tulisan strategi pembelajaran. Setelah itu terdapat visualisasi dengan
tulisan “moving class” dan berisi foto kelas dari moving class dan sepintas
penjelasannya, yang diikuti dengan munculnya tulisan lima hari belajar yang
disertai dengan penjelasan singkat tentang lima hari belajar. Scene berikutnya
muncul animasi papan kayu disertai tulisan mata pelajaran muatan lokal, yang
berisi bahasa daerah dan agrobisnis, muncul animasi kembali papan kayu yang
disertai dengan tulisan multimedia dan bahasa mandarin. Setelah itu terdapat
animasi papan kayu untuk mata pelajaran pengembangan diri, kemudian muncul
papan yang berisi tulisan contoh beberapa pengembangan diri yang mulai
dikembangkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga. Contoh pengembangan diri yang
ditampilkan dengan tulisan misalnya karya ilmiah, dan untuk pengembangan diri
yang ditampilkan dengan tulisan dan disertai foto misal adalah marching band,
robotic dan broadcast. Setelah itu muncul penjelasan program khusus mengenai
SMA Kristen 1 Salatiga, diantaranya poin pertama berisi penjaringan kesehatan,
penyuluhan bahaya rokok, miras, narkoba. Poin ke dua live in, ke tiga peduli kasih,
ke empat jumat bersih, ke lima bakti sosial, dan terakhir mewujudkan sekolah
adiwiyata. Pada bagian terakhir muncul bangunan sekolah dengan halaman sekolah
sesuai dengan kondisi asli SMA Kristen 1 Salatiga. Setelah itu muncul logo SMA
Kristen 1 Salatiga yang diikuti dengan penyampain informasi alamat sekolah secara
jelas sebagai penutup dalam video promosi.
Storyboard, merupakan panduan utama dari proses produksi animasi berupa
panel-panel yang berisi gambar karakter dan lingkungan pendukungnya. Oleh
karena itu, segala macam informasi yang dibutuhkan harus dibuat dan tercantum
dalam storyboard, seperti tata letak, angle kamera, durasi, dan informasi lainnya.
Sehingga dengan adanya storyboard, proses pembuatan animasi akan menjadi lebih
mudah, jelas, fokus, dan terarah. Berikut adalah storyboard perancangan video
promosi SMA Kristen 1 Salatiga, dapat dilihat pada Gambar 5.
15
Gambar 5. Storyboard perancangan video promosi animasi 3D
Modeling, yaitu proses digitalisasi dari storyboard yang telah dibuat kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan obyek dalam bentuk 3D. Pemodelan yang dilakukan
meliputi bangunan baru SMA Kristen 1 Salatiga, pepohonan, rumput-rumput, plang
kayu, awan, letak map sekolah. Perancangan untuk proses modeling dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Proses modeling sekolah
Texturing, proses pemberian warna pada obyek yang telah dilakukan
pemodelan sebelumnya. Warna yang digunakan dalam texturing atau coloring ini
adalah warna solid untuk menampilkan low poly style yang memiliki kesan
sederhana. Secara keseluruhan warna yang dipilih dalam video promosi ini adalah
warna-warna cerah seperti hijau, merah, kuning, orange, biru yang tidak terlepas
dari warna obyek aslinya. Pemilihan warna-warna cerah yang digunakan pada
pemodelan obyek pepohonan, tanaman, plang kayu ditujukan supaya menjadi point
of interest dalam kaitannya sebagai sekolah hijau dimana sekolah memiliki
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Warna-warna cerah akan membuat video
promosi ini lebih menarik dan dapat mengesankan kesegaran. Proses texturing
dapat dilihat pada Gambar 7.
16
Gambar 7. Proses texturing
Lighting, proses pemberian cahaya pada obyek 3D sehingga diperoleh kesan
visual yang realistis, karena terdapat kedalaman, ruang dan bayangan obyek.
Pencahayaan yang digunakan adalah sun atau cahaya matahari supaya obyek
terlihat alami. Pada Gambar 8. dapat dilihat dari proses pencahayaan dengan
menggunakan cahaya matahari. Kompleksitas pencahayaan diatur sesuai dengan
keinginan.
Gambar 8. Proses lighting
Animating, proses penganimasian dilakukan baik terhadap karakter (bangunan
rumah, dan papan keterangan), pergerakan kamera, dan sebagainya. Pembuatan
animasi disesuakan dengan apa yang telah dibuat pada storyboard, menggunakan
animasi frame by frame animation, dan menggunakan animasi seperti scaling,
rotation, dan location. Pada Gambar 9. dapat dilihat contoh dari proses animasi.
Gambar 9. Proses penganimasian
Setelah tahap sebelumnya selesai dilakukan maka kemudian akan dilakukan
rendering. Pada tahap ini dilakukan proses pengkalkulasian pada model 3D yang
telah diberi texture, animation, dan lighting yang kemudian dilanjutkan dengan
17
penataan angle kamera. Dengan demikian, hasil animasi yang didapatkan akan
terlihat menarik. Render setting yang dipakai menggunakan render animation,
output gambar dibuat dalam format PNG. World background dibuat transparan,
dengan tujuan supaya background dalam video nantinya dapat diatur lagi pada
tahap compositing. Adapun dimensi resolusi render yang digunakan memiliki
ukuran 720 x 576 pixels, yang merupakan standar PAL system.
Compositing, proses menggabungkan elemen gambar menjadi satu bagian utuh,
kemudian dilakukan koreksi warna, pemberian warna background langit,
penambahan teks dan foto-foto yang dipadukan dalam video. Tahap terakhir adalah
adding sound, yang merupakan proses pemberian suara sebagai pendukung visual
animasi yang dapat menghidupkan cerita dan suasana pada video promosi.
Font atau teks merupakan bagian penting dalan dunia desain komunikasi visual
sebagai penjelas, unsur pendukung atau sebagai sajian utama yang digunakan
dalam mengkomunikasikan secara visual. Pada perancangan ini terdapat tiga jenis
teks yang dipakai, yaitu font impact, yang memiliki ciri yang tebal, tegas, dan itu
semua berkaitan dengan legibility atau kejelasan keterbacaan. Font impact dapat
dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Font impact
Font Bebas Neue dapat dilihat memiliki ciri yang hampir sama terhadap font
impact, di mana font ini sama-sama tidak memiliki kait. Pada font bebas neue
memiliki tingkat ketebalan yang lebih tipis sehingga dapat lebih mudah dan jelas
dibaca. Jenis huruf seperti mengesankan lebih tegas, bersifat funsional, dan modern.
Font ini dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Font Bebas Neue
Dan pada Font Arial Rounded MT Bold merupakan jenis huruf yang tidak berkait,
jaraknya yang tidak terlalu berdekatan membuat jenis huruf ini mudah untuk
dibaca. Penggunaan huruf tanpa sudut yang tajam mengesankan ketidakkakuan
pada huruf ini sehingga menjadi nyaman dilihat mengesankan tidak formal.
Gambar 12. Arial Rounded MT Bold
d. Evaluasi
Setelah tahap perancangan selesai dilakukan, kemudian menetapkan tahap
berikutnya yaitu evaluasi. Proses evaluasi dilakukan dengan tujuan pihak sekolah
memberikan perbaikan apabila dianggap masih ada yang kurang dalam
penyampaian informasi yang ada pada video promosi ini. Berdasarkan evaluasi
yang telah dilakukan terhadap Dra. Kriswinarti selaku kepala sekolah dan Endro
18
Febrianto Probo C, S. Kom selaku guru dan bidang promosi SMA Kristen 1
Salatiga, memberikan tanggapan bahwa animasi yang dibuat sudah menarik, akan
tetapi informasi yang disampaikan terutama pada aspek mata pelajaran
pengembangan diri perlulah ditambah, dan adanya pembaruan visi misi sekolah,
sehingga hal tersebut menjadi bagian yang penting dalam mempromosikan sekolah
sekaligus mengenalkan visi misi yang baru. Setelah data dari evaluasi diperoleh
berikutnya memproses dengan menambahkan atau memperbaiki informasi-
informasi yang harus disampaikan dalam video promosi.
e. Pengujian
Setelah tahap evaluasi selesai dilakukan, kemudian menetapkan tahap
berikutnya yang merupakan tahap terakhir dalam perancangan media promosi,
yaitu pengujian. Tahap pengujian kemudian diproses untuk mengetahui tingkat
keberhasilan hasil perancangan video promosi yang baru dengan memperoleh data
kualitatif dan kuantitatif. Pengujian untuk memperoleh data kualitatif, dilakukan
melalui wawancara kepada pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, tim
promosi, dan ketua OSIS SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan pengujian untuk
memperoleh data kuantitatif dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada
siswa/ siswi kelas IX sebagai calon peserta didik yang baru.
4. Hasil Perancangan
Pembahasan hasil perancangan video promosi yang telah dibuat, diuraikan
sebagai berikut. Pada bagian awal video ini terdapat awan-awan, kemudian muncul
tulisan SMA Kristen 1 Salatiga, melambangkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga
merupakan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekristenan. Permulaan
video ini dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Bagian awal video
Bagian ke dua dalam perancangan video ini terdapat scene yang menunjukkan
letak sekolah SMA Kristen 1 Salatiga yang diperoleh berdasarkan referensi dari
aplikasi google maps. Pergerakan icon yang melebar dan mengecil bertujuan
sebagai tanda memberitahukan letak sekolah, yang disertai dengan foto sekolah
SMA Kristen 1 Salatiga. Scene ini dapat di lihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Lokasi SMA Kristen 1 Salatiga
19
Pada scene ke tiga dapat dilihat terdapat suatu tempat yang hijau kemudian
muncul secara bersamaan rerumputan, dan diikuti munculnya batu-batuan,
pepohonan, bangunan sekolah secara satu persatu. Sekolah yang dikelilingi
rerumputan, pohonan memiliki arti bahwa SMA Kristen 1 Salatiga adalah sekolah
yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya sebagai sekolah hijau. Setelah itu
muncul tulisan yang berisikan sejarah singkat SMA Kristen 1 Salatiga. Pada bagian
ini dapat ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15. Scene ke dua bangunan sekolah
Bagian ke empat adalah menampilkan visi misi, yang lebih menekankan akan
kepedulian terhadap lingkungan. Contoh dari visualisasi ini dapat dilihat dilihat
pada Gambar 16.
Gambar 16. Visi dan misi sekolah
Pada bagian ke lima, menampilkan rumput dan bebatuan yang diakhiri dengan
munculnya tulisan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menjadi poin
penting untuk diinformasikan karena keistimewaanya. Informasi yang yang
terdapat dalam strategi pembelajaran yaitu SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan
strategi belajar moving class yang memiliki keunggulan dalam meminimalisir
kebosanan siswa dalam proses belajar, mempermudah guru dalam menyiapkan
keperluan yang dibutuhkan untuk mengajar, dan sebagainya. Berikutnya
menampilkan tulisan jam belajar yang dipakai siswa setiap harinya, yang dapat
dilihat pada Gambar 17.
20
Gambar 17. Strategi pembelajaran SMA Kristen 1 Salatiga
Berikutnya menampilkan kurikulum yang ada pada SMA Kristen 1 Salatiga.
Pada scene ini adalah kelanjutan dari scene sebelumnya, di mana terdapat
rerumputan, bebatuan, pepohonan yang kemudian muncul tulisan kurikulum. Scene
yang ditampilkan dalam video promosi ini dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Kurikulum SMA Kristen 1 Salatiga
Pada scene ke tujuh, menampilkan program khusus sekolah dalam rangka
merealisasikan visi dan misi yang ada pada SMA Kristen 1 Salatiga yang dapat
dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Program khusus sekolah
Pada bagian terakhir menampilkan bangunan sekolah yang di atas bangunan
terdapat tulisan SMA Kristen 1 Salatiga. Setelah itu muncul logo sekolah yang
21
disertai dengan menampilkan alamat lengkap SMA Kristen 1 Salatiga. Tampilan
pada scene ini dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Informasi mengenai sekolah
Pengujian pada video promosi animasi 3D menggunakan teknik modeling low
poly (Studi kasus: SMA Kristen 1 Salatiga) dilakukan melalui dua cara pengujian,
yaitu pengujian untuk memperoleh data kualitatif dan data kuantitaif. Data
kualitatif diperoleh melalui wawancara kepada pihak sekolah yang meliputi kepala
sekolah, tim promosi, dan ketua OSIS SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan
pengujian untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner kepada siswa/ siswi kelas IX sebagai calon peserta didik baru. Tujuan
pengujian tersebut yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari media promosi
yang baru.
Pengujian untuk memperoleh data kualitatif melalui wawancara kepada Dra.
Kriswinarti selaku kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga berpendapat bahwa,
secara keseluruhan video promosi yang disampaikan dengan animasi sudah
menarik untuk ditonton, selain untuk meningkatkan kualitas media promosi
sekolah, video promosi yang baru diyakini akan menarik minat calon peserta didik
untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga. Citra sebagai
sekolah hijau yang mengesankan kesegaran sudah tersampaikan melalui obyek-
obyek animasi yang terdapat dalam video promosi.
Wawancara yang dilakukan terhadap Endro Febrianto Probo C, S. Kom. selaku
tim promosi sekolah berpendapat bahwa, kelengkapan isi pada video promosi yang
berdurasi kurang dari 3 menit sudah tersampaikan dengan jelas melalui animasi
tersebut. Begitu juga kombinasi antara animasi dengan foto-foto yang ditampilkan
sudah menarik, sehingga memungkinkan calon peserta didik mengetahui secara
nyata kondisi ataupun kegiatan pada SMA Ktisten 1 Salatiga.
Wawancara kepada Maria Amelia, selaku ketua OSIS SMA Kristen 1 Salatiga
sebagai perwakilan dari peserta didik berpendapat bahwa, video promosi dalam
bentuk animasi diyakini dapat menarik minat calon peserta didik yang pada
umumnya tertarik menonton film animasi, sehingga dapat terpacu untuk
mengetahui lebih jauh informasi mengenai SMA Kristen 1 Salatiga. Berkaitan
dengan informasi-informasi yang dimuat dalam video promosi ini juga sudah dapat
tersampaikan secara jelas.
Sedangkan untuk pengujian kuantitatif dilakukan menggunakan kuesioner
dengan melibatkan 30 peserta didik SMP kelas IX, untuk menilai tingkat
keberhasilan dari media promosi yang baru. Pertanyaan yang ada pada kuesioner
dikategorikan menjadi dua bagian. Pada bagian pertama memuat informasi
mengenai sekolah yang terdapat pada nomor satu sampai tiga. Sedangkan pada
22
bagian ke dua memuat mengenai visualisasi dari video promosi yang terdapat pada
nomor empat sampai enam. Adapun kriteria jawaban yang terdapat pada setiap
pertanyaan diuraikan ke dalam lima opsi, yaitu sangat tidak setuju (A), tidak setuju
(B), netral (C), setuju (D), dan sangat setuju (E). Daftar pertanyaan dan hasil
perhitungan yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel hasil pengisian kuesioner
No Pertanyaan Jawaban
Total A B C D E
1
Apakah anda mendapatkan informasi dari
video promosi yang baru mengenai SMA
Kristen 1 Salatiga?
1 0 0 16 13 30
2 Apakah anda ingin mengetahui lebih jauh
mengenai SMA Kristen 1 Salatiga? 1 0 10 13 6 30
3 Apakah anda tertarik untuk mendaftar di
SMA Kristen 1 Salatiga? 0 3 17 8 2 30
4 Apakah animasi dan audio yang digunakan
pada video ini menarik? 0 0 1 13 16 30
5 Apakah font/ tulisan yang ditampilkan sudah
cukup jelas? 1 0 1 9 19 30
6
Secara keseluruhan, apakah video promosi
yang baru dalam bentuk animasi ini menarik
untuk ditonton?
0 0 0 16 14 30
Total 7 11 31 84 77 180
Dari hasil yang diperoleh kemudian dilakukan penghitungan menggunakan
skala likert yang diperoleh menggunakan presentase dari masing-masing jawaban
yang ada, adapaun rumus perhitungan adalah sebagai berikut[13]:
Tk =𝑇𝑗
(𝑇𝑟 𝑥 𝑇𝑠) 𝑥 100%
Keterangan:
Tk : Total keseluruhan jawaban (dalam %)
Tj : Total dari setiap jawaban
Tr : Total responden
Ts : Total soal
Jawaban A diperoleh perhitungan dari: 7
(30 𝑥 6) 𝑥 100% = 3,88%
Jawaban B diperoleh perhitungan dari:
11
(30 𝑥 6) 𝑥 100% = 6,11%
23
Jawaban C diperoleh perhitungan dari: 31
(30 𝑥 6) 𝑥 100% = 17,22%
Jawaban D diperoleh perhitungan dari: 84
(30 𝑥 6) 𝑥 100% = 46,66%
Jawaban E diperoleh perhitungan dari: 77
(30 𝑥 6) 𝑥 100% = 42,77%
Diagram 1. Diagram Hasil Kuesioner Kuantitaif
Dari hasil penghitungan pada pengujian kuantitaif, maka dapat disimpulkan
bahwa responden dengan presentase 3% pada jawaban A(sangat tidak setuju)
diketegorikan ke dalam presentase yang relatif sedikit. Responden menilai bahwa
secara kesuluruhan video promosi dalam bentuk animasi sudah menarik untuk
ditonton, akan tetapi kurang jelasnya font yang ditampilkan membuat responden
tidak mendapatkan informasi dari video promosi yang baru, sehingga respondenpun
tidak ingin mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.
Pada jawaban B(tidak setuju) memperoleh presentase 5%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa responden memberikan tanggapan yang positif terhadap video
promosi yang baru, akan tetapi untuk mendaftar di SMA Kristen 1 Salatiga
responden memberikan tanggapan tidak setuju karena telah menentukan SMA lain
sebagai alternatif dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kemudian responden dengan presentase 15% memilih jawaban netral,
dikarenakan responden memiliki hal-hal lain yang menjadi pertimbangan dalam
3% 5%
15%
40%
37%
Kuesioner Kuantitaif
Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Jawaban E
24
mengambil suatu keputusan, khususnya dalam menentukan SMA yang akan dituju.
Hal tersebut berdampak, responden menjadi ragu-ragu untuk mengetahui lebih jauh
mengenai SMA Kristen 1 Salatiga. Dan untuk animasi dan audio, responden
memilih jawaban netral karena dinilai adanya kurang kesesuaian antara animasi dan
audio yang digunakan dalam video promosi.
Responden yang memilih jawaban D(setuju) dengan presentase 40%
merupakan presentase tertinggi diantara pilihan jawaban lainnya. Hal ini dinilai
bahwa adanya informasi yang diperoleh dalam video promosi yang baru, memacu
responden untuk mengetahui lebih jauh dan menarik minat mereka untuk mendaftar
di SMA Kristen 1 Salatiga. Sedangkan dari segi visualisai dinilai bahwa, animasi
dan audio yang digunakan pada video promosi ini menarik, dan font yang
ditampilkan sudah cukup jelas sehingga responden memberikan penilaian bahwa
secara keseluruhan, video promosi dalam bentuk animasi ini menarik untuk
ditonton sehingga dapat dijadikan media promosi penunjang SMA Kristen 1
Salatiga.
Pada jawaban E(sangat setuju) dengan perolehan presentase sebesar 37% dapat
disimpulkan bahwa, responden sangat mendapatkan informasi dari media promosi
yang baru sehingga terpacu untuk mengetahui lebih jauh dan berminat untuk
mendaftar di SMA Kristen 1 Salatiga. Dan secara keseluruhan, video promosi
dalam bentuk animasi ini sangat menarik untuk ditonton dikarenakan responden
tertarik perpaduan antara animasi dan audio yang digunakan dapat karena
menghidupkan suasana dari animasi yang ditampilkan, begitu juga dengan
kejelasan font yang ditampilkan dalam video promosi ini.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian, perancangan video promosi
animasi 3D sudah memenuhi kebutuhan sebagai media promosi yang baru SMA
Kristen 1 Salatiga yang inovatif, yang didukung dengan visualisasi animasi 3D,
foto, teks, sound effect dan backsound yang menarik sehingga dapat meningkatkan
kualitas media promosi sekolah. Video promosi digunakan sebagai solusi alternatif
dalam menyampaikan informasi akan hal-hal spesifik promosi, sehingga penjelasan
yang disampaikan dengan waktu yang relatif singkat mampu menarik minat calon
peserta didik untuk mengetahui lebih jauh mengenai SMA Kristen 1 Salatiga.
6. Daftar Pustaka
1. SMA Kristen 1 Salatiga, http://smakristen1sltg.sch.id/ipdedufree/profil-
sekolah. Diakses tanggal 19 Juni 2014
2. Bonafix, Dominicus Nunnun. 2005. Animasi 3D Profesional dengan Maya.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
3. Derakhshani, Randi L., & Derakhshani, Dariush. 2012. Autodesk 3ds Max
2013 Essentials. Indiana: John Wiley & Sons, Inc.
4. Kurniawan, Widi. 2013. Perancangan video promosi dengan menggunakan
teknik 3D modeling low poly (Studi Kasus: DKV/ FTI UKSW Salatiga).
Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
25
5. Andy, Kristian. 2009. Pembuatan Game Edukasi Animasi 3D Menggunakan
Metode Low Poly. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
6. Adya Brata, Atep. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
7. Soeherman, Bonnie dan Halim, Cipta. 2008. Membuat Sendiri Klip Animasi
Multimedia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
8. Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital-Dasar Teori dan
Pengembangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.
9. Fuad, M. dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustakan
Utama.
10. Zaharuddin, G. dkk. 2006. The making of 3D Animation Movie using
3DstudioMax. Bandung: Informatika Bandung.
11. Dariush Derakhshani, Randi Lorene Munn. 2008. Introducing 3ds Max
2008. Indiana: Wiley Publishing, Inc.
12. Jonathan, Sarwono, & Hary, Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
13. Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Teknik
Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis
Kasus PLN-JP. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.