animasi penetasan telur itik menggunakan 3d max di desa

12
1 Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa Lembah Sempaga Kecamatan Narmada Jumadil Akhir 1 , Suryati,S.Kom.M.Kom 2 , Christofer Satria, M.Sn 3 1 Universitas Bumigora, Indonesia 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek sosial. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM). Teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani) techno artinya ‘keahlian’ dan logia artinya ‘pengetahuan’. Pada awalnya makna teknologi terbatas pada benda-benda berwujud seperti peralatan-peralatan atau mesin [1]. Artikel Info ABSTRAK Kata-kata Kunci Pembudidayaan telur itik khususnya di Desa Lembah Sempaga yang memanfaatkan box penetasan telur sebagai pengganti pengeraman itik secara langsung, agar proses reproduksi dalam bertelur tetep berlangsung tanpa harus mengerami telurnya, terkait dengan proses penetasan telur itik, oleh karena itu kepala dusun mengemukakan bahwa di Desa Lembah Sempaga membutuhkan media informasi tentang penetasan telur itik, dari permasalahan tersebut peneliti ingin membangun sebuah animasi yang terkait tentang penetasan telur, untuk memperkenalkan atau memberikan gambaran proses terjadinya penetasan telur dalam bentuk 3D menggunakan 3Ds Max sebagai bahan pembuat animai tersebut Metode yang digunakan yaitu Metode Pipeline. Merupakan sebuah metode pengembangan multimedia yang terdiri dari tiga tahapan yaitu Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Metode ini dapat digunakan pada berbagai projek multimedia karena langkah atau alur pengerjaannya yang fleksibel. Hasil dari animasi yang dibuat dalam bentuk sebuah video animasi proses penetasan telur itik. Dengan harapan kedepan hasil yang diperoleh lebih optimal dengan adanya animasi tersebut menjadi panduan bagi masyarakat Desa Lembah Sempaga. Kesimpulan penulisan skripsi ini adalah membuat animasi penetasan telur bebek menggunakan 3Ds max di desa lembah sempaga kecamatan narmada Penetasan telur itik, Media Informasi, 3D. Artikel Info ABSTRACT Keywords Breeding duck eggs, especially in Lembah Sempaga Village, utilizes egg hatching boxes as a substitute for direct incubation of ducks, so that the reproductive process in laying eggs continues without having to incubate the eggs, which is related to the process of hatching duck eggs, therefore the head of the hamlet stated that in Lembah Sempaga Village need information media about hatching duck eggs, from this problem the researcher wants to build an animation related to egg hatching, to introduce or provide an overview of the process of hatching eggs in 3D using 3Ds Max as the material for the animation. The method used is the pipeline method. Is a multimedia development method which consists of three stages, namely Pre Production, Production and Post Production. This method can be used in various multimedia projects because of the flexible steps or flow of processing. The result of the animation is made in the form of an animated video of the duck egg hatching process. With the hope that in the future the results obtained will be more optimal with the animation as a guide for the people of Lembah Sempaga Village. The conclusion of this thesis is to create an animation of hatching duck eggs using 3Ds max in the village of Lembah Sempaga, District of Narmada Penetasan telur itik, Media Informasi, 3D.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

1

Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

Lembah Sempaga Kecamatan Narmada Jumadil Akhir1, Suryati,S.Kom.M.Kom2, Christofer Satria, M.Sn3

1Universitas Bumigora, Indonesia

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam

kemajuan diberbagai aspek sosial. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan

merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan

perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM).

Teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani) techno artinya ‘keahlian’ dan logia artinya ‘pengetahuan’.

Pada awalnya makna teknologi terbatas pada benda-benda berwujud seperti peralatan-peralatan atau mesin [1].

Artikel Info ABSTRAK

Kata-kata Kunci Pembudidayaan telur itik khususnya di Desa Lembah Sempaga yang memanfaatkan

box penetasan telur sebagai pengganti pengeraman itik secara langsung, agar proses reproduksi

dalam bertelur tetep berlangsung tanpa harus mengerami telurnya, terkait dengan proses penetasan telur itik, oleh karena itu kepala dusun mengemukakan bahwa di Desa Lembah Sempaga

membutuhkan media informasi tentang penetasan telur itik, dari permasalahan tersebut peneliti

ingin membangun sebuah animasi yang terkait tentang penetasan telur, untuk memperkenalkan

atau memberikan gambaran proses terjadinya penetasan telur dalam bentuk 3D menggunakan 3Ds Max sebagai bahan pembuat animai tersebut

Metode yang digunakan yaitu Metode Pipeline. Merupakan sebuah metode

pengembangan multimedia yang terdiri dari tiga tahapan yaitu Pra Produksi, Produksi, dan Pasca

Produksi. Metode ini dapat digunakan pada berbagai projek multimedia karena langkah atau alur pengerjaannya yang fleksibel.

Hasil dari animasi yang dibuat dalam bentuk sebuah video animasi proses penetasan

telur itik. Dengan harapan kedepan hasil yang diperoleh lebih optimal dengan adanya animasi

tersebut menjadi panduan bagi masyarakat Desa Lembah Sempaga.

Kesimpulan penulisan skripsi ini adalah membuat animasi penetasan telur bebek menggunakan

3Ds max di desa lembah sempaga kecamatan narmada

Penetasan telur itik,

Media Informasi, 3D.

Artikel Info ABSTRACT

Keywords Breeding duck eggs, especially in Lembah Sempaga Village, utilizes egg hatching boxes as a substitute for direct incubation of ducks, so that the reproductive process in laying eggs

continues without having to incubate the eggs, which is related to the process of hatching duck

eggs, therefore the head of the hamlet stated that in Lembah Sempaga Village need information

media about hatching duck eggs, from this problem the researcher wants to build an animation related to egg hatching, to introduce or provide an overview of the process of hatching eggs in 3D

using 3Ds Max as the material for the animation.

The method used is the pipeline method. Is a multimedia development method which

consists of three stages, namely Pre Production, Production and Post Production. This method can be used in various multimedia projects because of the flexible steps or flow of processing.

The result of the animation is made in the form of an animated video of the duck egg

hatching process. With the hope that in the future the results obtained will be more optimal with

the animation as a guide for the people of Lembah Sempaga Village.

The conclusion of this thesis is to create an animation of hatching duck eggs

using 3Ds max in the village of Lembah Sempaga, District of Narmada

Penetasan telur itik,

Media Informasi, 3D.

Page 2: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

2

Seiring berjalannya waktu makna teknologi mengalami perluasan. ia tidak terbatas pada benda berwujud,

melainkan juga benda tak berwujud. semisal perangkat lunak, metode pembelajaran, metode bisnis, pertanian dan lain

sebagainya, salah satu contoh yaitu animasi [2].

Animasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata "Animation". Animation berasal dari bahasa Yunani, anima,

yang berarti "napas" dan napas identik dengan "hidup", hingga animasi secara sederhana adalah "memberi hidup pada

sesuatu yang tidak hidup sebelumnya". Definisi lain dari animasi yaitu menggerakkan benda mati seolah-olah hidup, visi

gerak yang diterapkan pada benda mati, dan tampilan yang cepat dari urutan gambar-gambar 2D ataupun 3D atau model

dalam posisi tertentu, untuk menciptakan ilusi gerak [9].

Animasi pada umumnya dibuat dengan sistem komputer, animasi sendiri tersusun dari frame-frame yang masing-

masing terdiri dari gambar, dimana frame yang berdekatan memiliki kemiripan sehingga animasi yang tercipta lebih halus.

Gambar yang sudah tersusun diputar atau ditampilkan dengan cepat sehingga perpindahan antar gambar tidak terlihat dan

menghasilkan ilusi pergerakan [14].

Pembudidayaan telur itik khususnya di Desa Lembah Sempaga, kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat

yang memanfaatkan box penetasan telur sebagai pengganti pengeraman itik secara langsung, agar proses reproduksi dalam

bertelur tetep berlangsung tanpa harus mengerami telurnya, oleh karena itu peneliti menggali informasi tentang penetasan

telur yg berada di Desa Lembah Sempaga, jadi informasi yang di dapat dari kepala dusun belum adanya media informasi

yang terkait dengan proses penetasan telur itik, oleh karena itu kepala dusun mengemukakan bahwa di Desa Lembah

Sempaga membutuhkan media informasi tentang penetasan telur itik, dari permasalahan tersebut peneliti ingin

membangun sebuah animasi yang terkait tentang penetasan telur, untuk memperkenalkan atau memberikan gambaran

proses terjadinya penetasan telur dalam bentuk 3D menggunakan 3Ds Max sebagai bahan pembuat animai tersebut, yang

nantinya dirubah dalam bentuk sebuah video animasi proses penetasan telur itik. Dengan harapan kedepan hasil yang

diperoleh lebih optimal dengan adanya animasi tersebut menjadi panduan bagi masyarakat Desa Lembah Sempaga.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam perancangan video animasi 3D penetasan telur itik penulis menggunakan metode Pipeline. Metode Pipeline

sendiri terdiri dari tiga tahapan diantaranya yaitu : Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi[5].

Adapun tujuan penulis mengadopsi metode Pipeline ini agar tahapan-tahapan dalam pembuatan video animasi ini

menjadi lebih terstruktur, karena metode pipeline bisa disesuaikan berdasarkan projekt multimedia dikerjakan. Berikut

adalah tahapan-tahapan yang penulis lakukan pada pembuatan video animasi ini.

2.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan bertujuan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembuatan sebuah

aplikasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Kartono (1980), pengertian diberi batasan sebagai berikut “studi yang disengaja dan sistematis sebagai fenomena

sosial dengan jalan pengamatan dan pencatatan.” Atau teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang akan diteliti serta melakukan pencatatan secara tepat dan sistematis.

2. Kuesioner

Penulis menggunakan kuesioner untuk mengetahui respon dari penonton dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan video animasi penetasan telur itik

3. Studi Literatur

Tahapan studi literlatur ini dilakukan penulis dengan membaca buku-buku, jurnal-jurnal dan bahan refrensi dari internet

untuk memperoleh informasi dan mengunduh data-data berupa gambar, maupun text pendukung sebagai pelengkap

pembuatan animasi.

2.2 Metode Pengembangan

Dalam perancangan Animasi Penetasan Telur Bebek Menggunakan 3Ds Max Di Desa Lembah Sempaga Kecamatan

Narmada ini penulis menggunakan tiga tahapan perancangan animasi yang terdiri dari: Tahap Pra-Produksi, Tahap

Produksi dan Tahap Pasca Produksi seperti pada gambar

Page 3: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

3

Gambar 2.1 Struktur Navigasi

2.3 Desain

Desain karakter animasi adalah suatu tahapan awal dari rancangan tampilan animasi 3D sebelum ditentukannya

tampilan yang akan digunakan dalam aplikasi tersebut.

a. Modelling

Gambar 2.2 Modelling

Pada menu editable poly dan mengubah bentuk objek berdasarkan vertex, edge, maupun polygon. Viewport setting untuk

mempermudah proses desain dengan menyediakan berbagai titik view dan beberapa type layout

Page 4: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

4

b. Bahan dasar

Gambar 2.3 Bahan Dasar

Buat setengah objek berbentuk menyerupai itik dengan menggunakan media bantu berupa gambar fase penetasan telur

dengan cara menjadikanya sebagai material, buat objek awal yang digunakan untuk bahan dasar dari “Standard

Primitives” tool.

c. Proses Modeling

Gambar 2.4 proses modelling

Memindahkan pivot atau titik transformasi objek dengan menggeser arah pivot sesuai dengan axis atau sumbu X, Y

maupun Z. pergeseran sumbu dilakukan untuk mempermudah proses modelling maupun menyesuaikan aksi objek agar

sesuai dengan model dunia nyata, cth pintu

Page 5: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

5

d. Texturing

Gambar 2.5 Texturing

Membuat efek permukaan objek agar menyerupai benda nyata. Dalam satu objek bisa diberi lebih dari satu warna / material

dengan menentukan material ID sebagai penanda pada bidang, setiap material akan dihubungkan dengan material

multi/sub-object.

e. Material

Gambar 2.6 Material

Setiap material akan disesuaikan sesuai dengan material ID yang dibuat dengan editable poly

Page 6: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

6

f. Mental ray

Gambar 2.7 Mental Ray

Beberapa material secara terkait dengan render machine tertentu yang hanya bisa ditampilkan pada render machine terkait,

salah satu material yang terkait dengan render machine adalah Mental ray. Mental ray merupakan sekumpulan material

default yang otomatis tersedia saat di install pada perangkat yang menggunakan VGA Nvidia, material yang tersedia dalam

mental ray ada ceramic, metal, concentrate, hardwood, stone, water, generic, mirror, plastic dll. selain menyediakan

material mental ray juga merupakan render machine atau tambahan untuk render.

g. Morpher

Gambar 2.8 Morpher

Modifier Morpher yang digunakan untuk menghubungkan beberapa objek dan membuat transisi perubahan bentuk antar

objek, Setiap objek yang akan ditambahkan Modifier morpher harus memiliki jumlah vertex, edge maupun polygon yang

sama.

Page 7: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

7

h. Penggabungan bentuk

Gambar 2.9 Morpher Range 0

Gambar 2.10 Morpher Range 100

Animasi morpher dibuat dengan menghubungkan bentuk dua atau lebih objek yang memiliki jumlah vertex, edge maupun

polygon yang sama. Perubahan antar objek menggunakan nilai range dari 0-100

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tampilan dan Hasil

Dalam tahapan ini terdiri atas tahap produksi dari pembuatan video animasi proses penetasan telur itik, tahapan

tersebut dilaksanakan sesuai dengan persiapan yang telah di lakukan di tahap produksi.

a. Telur yang ada embrionya ditandai dengan munculnya bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur

digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil.

Gambar 3.1 Candling

Page 8: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

8

b. Di menit 02.11 membahas tetntang proses pembalikan telur

Gambar 3.2 Box Penetasan

c. Proses perkembangan embrio

Gambar 3.3 Proses Perkembangan

Page 9: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

9

d. Perkembangan embrio sudah mulai terbentuk

Gambar 3.4 Proses Perkembangan

e. Di menit 03.34 membahas tetntang tanda-tanda embrio yang hidup

Gambar 3.5 Proses Perkembangan

f. Di menit 05.01 membahas tentang hal-hal yang perlu dilakukan disaat tiba watu menetasnya sebuah telur

Gambar 3.6 Proses Perkembangan

Page 10: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

10

g. Video animasi yang sudah bias di akses di sosial media

Gambar 3.7 Youtube

3.2 Perhitungan Kuesioner

Berdasarkan hasil analisa terhadap kuesioner yang sudah diisi oleh para santri dan ustad, kuesioner yang digunakan

adalah kuesioner skala likert. Responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan

memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Gambar 3.8 Tanggapan Responden

No Alternatif jawaban f x f (x) M = ∑𝒇 (𝒙)

𝒏

1 Sangat setuju

11 5 55

127

30

2 Setuju

15 4 60

3 Cukup setuju

4 3 12

4 Tidak setuju

0 2 0

5 Sangat tidak setuju

0 1 0

Jumlah 30 127 4,2

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak

11 responden, yang menjawab setuju sebanyak 15 responden dan yang menjawab cukup setuju sebanyak 4 responden

Sehingga hasil angka penafsiran yang di hasilkan dari table yang diatas sebesar 4,2 yang termasuk dalam kriteria baik

Gambar 3.9 Tanggapan Responden

No Alternatif jawaban f x f (x) M = ∑𝒇 (𝒙)

𝒏

Page 11: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

11

1 Sangat setuju 15 5 75

132

30

2 Setuju 12 4 48

3 Cukup setuju 3 3 9

4 Tidak setuju 0 2 0

5 Sangat tidak setuju 0 1 0

Jumlah 30 132 4,4

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 15

responden, yang menjawab setuju sebanyak 12 responden dan yang menjawab cukup setuju sebanyak 3 responden

Sehingga hasil angka penafsiran yang di hasilkan dari table yang diatas sebesar 4,4 yang termasuk dalam kriteria sangat

baik

Gambar 3.10 Hasil Rata-Rata

NO Dimensi Angka

penafsiran

Kriteria

1 Pengetahuan proses perkembangan embrio sebuah telur itik 2,9

Cukup

baik

2 Mengetahui cara mengadopsi telur itik sepenuhnya dengan tangan

manusia 3,4 Baik

3 Mengetahui langkah-langkah perlakuan telur itik dalam box penetasan 3,2

Cukup

baik

4 Menyetujui dengan dibuatnya animasi sebagai bahan pembelajaran

bagi peternak itik, terutama bagi peternak pemula dalam sebuah video

animasi

4,2 Baik

5 Penulis membuat animasi penetasan telur itik berbasis 3D 4,4

Sangat

baik

Rata-rata

36,2 Baik

Dari rekapitulasi diatas menunjukan hasil angka penafsiran yang dihasilkan sebesar 36,2 yang termasuk dalam kriteria

baik. Hal ini menunjukkan bahwa Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3Ds Max Di Desa Lembah Sempaga

Kecamatan Narmada sudah terlaksana dengan baik

4. KESIMPULAN

Dari uraian serta pembahasan bab demi bab, dapat diambil kesimpulan, bahwa peneliti membuat media informasi

tentang penetasan telur itik berbasis 3D, serta berhasil membuat animasi yang akan digunakan dalam memberikan

informasi tentang penetasan telur itik, Dilihat pada Pengambilan sampelnya dilakukan melalui kuesioner diantaranya

tanggapan yang mengetahui proses perkembangan embrio sebuah telur itik memperoleh angka penafsiran 2.9 (cukup

baik), yang Mengetahui cara mengadopsi telur itik sepenuhnya dengan tangan manusia memperoleh angka penafsiran 3,4

(baik), yang Mengetahui langkah-langkah perlakuan telur itik dalam box penetasan memperoleh angka penafsiran 3,2

(cukup baik), yang Menyetujui dengan dibuatnya animasi sebagai bahan pembelajaran bagi peternak itik, terutama bagi

peternak pemula dalam sebuah video animasi memperoleh angka penafsiran 4,2 (baik), yang Penulis membuat animasi

penetasan telur itik berbasis 3D memperoleh angka penafsiran 4,4 (sangat baik).

Page 12: Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3D Max di Desa

12

Dari rekapitulasi diatas menunjukan hasil angka penafsiran yang dihasilkan sebesar 36,2 yang termasuk dalam

kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa Animasi Penetasan Telur Itik Menggunakan 3Ds Max Di Desa Lembah

Sempaga Kecamatan Narmada sudah terlaksana dengan baik Sehingga penulis dapat simpulkan dari data kuesioner di

atas bahwa video animasi 3D ini dapat dijadikan sebagai media informasi penetasan telur itik.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T. PH.D selaku Rektor Universitas Bumigora Mataram.

2. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.

3. Bapak Ahmat Adil, S.Kom., M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan Desain

4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.

5. Ibu Suryati, S.Kom. M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dalam mengerjakan Skripsi ini yang telah memberikan

banyak masukan dan saran kepada penulis.

6. Bapak Christofer Satria, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing II dalam mengerjakan Skripsi ini yang telah memberikan

banyak masukan dan saran kepada penulis.

7. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral.

REFERENSI [1] Abdul K., Terra C.T. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi

[2] Abdul K. 2014. Pengenalan Sistem Informasi.Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi

[3] Waeo, Victor., Lumenta, Arie, S.M., Sugiarso, Brave, A., (2016). Implementasi Gerakan Manusia Pada Animasi 3D Dengan

Menggunakan Menggunakan Metode Pose to pose, E-journal Teknik Informatika, Volume 9, No 1, p.2 [4] Mardiono., Mulyadi., (2014). Simulasi Pemesanan Desain Kemasan Berbasis Animasi 3d Untuk Meningkatkan Efektifitas

Pelayanan Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Upt Bptsi Provinsi Banten, PROTEKINFO Vol. 1 September 2014, p.1.

[5] Awulle, Miranthy, E., Sentinuwo, Steven, R., Lumenta, Arie, SM., (2016). Pembuatan Film Animasi 3D Menggunakan Metode

Dynamic Simulation ,E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no.4, Juli September 2016, p.72 [6] Agus,GT.K., Agus K.A.,A. Dianawati, Dipo U.T.,E.S. Irawan, K. Miharja, L. Gusyadi, Luluk A.M., Maman N., PS. Karno, P.

Dachlan, Udin S., Ujang, J.M., T. Yana dan Y. Sastro. 2001. Intensifikasi Beternak Itik. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

[7] Admin. 2008. Penetasan Telur Unggas. http:/Sentralternak. com. Penetasan telur unggas. (7 Maret 2012).

[8] Andaruwati, D.2014. Daya tetas telur pesilangan entok dengan itik Alabio dan entok dengan itik Cihateup.Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

[9] Sitaresmi Wahyu Handani, M. Suyanto, Amir Fatah Sofyan. Penerapan Konsep Gamifikasi Pada E-Learning Untuk Pembelajaran

Animasi 3 Dimensi. Jurnal Telematika: 2016

[10] Roifah, Ifa. (2014). Metode Cardio Pulmonary Resuscitation Untuk Meningkatkan Survival Rates Pasien Post Cardiac Arrest, Jurnal Skripsi STIKES Bina Sehat PPNI, Mojokerto, p.2

[11] Sanjaya, I Made, A., Lumenta, Arie, S.M., Sugiarso, Brave, A., (2016). Rancang Bangun Animasi 3 Dimensi Penyebab

Kecelakaan Lalu Lintas, E-Journal Teknik Informatika Volume 9, No 1, p.3 [12] Carboneras, Carles (1992): Family Anatidae (Ducks, Geese and Swans). In: del Hoyo, Josep; Elliott, Andrew & Sargatal, Jordi

(eds.): Handbook of Birds of the World (Volume 1: Ostrich to Ducks): 536-629. Lynx Edicions, Barcelona.

[13] Arifin, S., B, A. Nugroho., dan Z. Fanami. 2012. Perbandingan Analisis Break Even Point dan Margin Of Safety Menurut Skala

Usaha Peternakan Itik Petelur. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Program Studi peternakan. Universitas Brawijaya, Malang.

[14] Agusdi Syafrizal, Rozali Toyib, Ginanjar Saputra. Pembuatan animasi 3d profil fakultas Teknik universitas muhammadiyah.

Yogyakarta: 2019

[15] Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar dan Teori Pengembangannya. Yogyakarta: Andi Offset

[16] Endoh, G.B., A. Makalew, M. A. V Manese, T. F. D Lumy Analisis Rentabilitas Usaha Ternak Itik Petelur di Desa Wolaang b

Kecamatan Langowan Timur Kabupaten Minahasa. Universitas Sam Ratulangi. 36(1): 198-206