perancangan sistem kompor...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM KOMPOR BIOGAS
Oleh :
Nama : Ir. Dewa Gede Putra Swastika, M.Erg
Nip : 195511221988031003
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
ABSTRAK
Limbah ternak sapi sering menimbulkan masalah karena penanganannya yang
kurang baik maka akan menggangu lingkungan. Kotoran sapi sering digunakan sebagai
pupuk kandang, namun kana lebih berdaya guna bila dimanfaatkan untuk bahan bakar
kompor biogas.
Kompor biogas dirancang dari tekanan biogas hasil dari campuran kotoran sapi, air
dan sekam padi serta dilengkapi dengan katup pengaman. Instalasi kompor biogas terdiri
dari tiga unit reaktor, yang pertama dengan campuran kotoran sapi 1:1 tanpa sekam padi,
yang kedua dan ketiga dengan penambahan sekam padi masing-masing 0,1 dan 0,15 volume
slurry (campuran kotoran sapi dan air). Untuk pengujian laju pemanasan dan nilai kalor
digunakan air dengan volume 0,5 liter.
Berdasarkan hasil pengujian tekanan maksimum yang dihasilkan 840 Pa, sehingga
tinggi kolom air yang digunakan untuk menjaga tekanan reaktor dijaga 7cm. laju pemanasan
biogas dengan slurry 1:1 tanpa sekam padi sebesar 0,07279 oC/det dengan nilai kalor 45,65
KJ, sedangkan biogas dengan ketebalan sekam padi 0,1 volume slurry menghasilkan laju
pemanasan 0,07892oC/det dengan nilai kalor 46, 20 KJ dan biogas dengan ketebalan sekam
padi 0,5 volume slurry menghasilkan laju pemanasan 0,07821 oC dengan nilai kalor 45,80
KJ.
Kata kunci: kompor biogas, katup pengamanan, laju pemanasan, nilai kalor.
PERANCANGAN SISTEM KOMPOR BIOGAS
Ir. Dewa Gede Putra Swastika, M.Erg
1
PENDAHULUAN
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir-akhir ini sangat membebani
kehidupan masyarakat Indonesia terutama masyarakat petani dan petemak di pedesaan. Hal
ini menjadi tantangan bagi semua komponen masyarakat untuk selalu mencari altematif
bahan bakar murah dan mudah didapatkan sekaligus ramah lingkungan.
Sekarang ini kotoran telah dianggap sebagai energi barn, yaitu sumber daya
altematif yang bisa bermanfaat. Selain dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kandang dari
kotoran hewan ternak, dan pupuk kompos dari sampah mmah tangga. Kotoran juga
dimanfaatkan sebagai sumber daya altematif untuk
memperoleh gas sebagai bahan bakar altematif yang dikenal sebagai biogas. Teknologi
biogas ini memanfaatkan kotoran ternak yang jika diuraikan dalam kondisi kedap udara oleh
bakteri anaerobik yang akan menghasilkan gas metana. Sebuah tabung plastik polyethylene
digunakan untuk menampung kotoran ternak dalam kondisi kedap udara. Di dalam tabung
plastik ini gas metana dihasilkan yang langsung dapat disalurkan dan dimanfaatkan sebagai
bahan bakar.
Untuk menjaga keamanan instalasi biogas maka dipasanglah katup pengaman
tekanan untuk menghindari tekanan berlebih pada reaktor dan reservoir yang terbuat dari
plastik dan katup pengaman api berfungsi agar api tidak balik ke sistem kompor biogas.
Supaya biogas ini dapat digunakan secara langsung oleh masyarakat pedesaan kompor yang
digunakan adalah kompor sederhana.
2
LANDASAN TEORI
Pembentukan biogas berlangsung melalui suatu proses fermentasi anaerobik atau tidak
berhubungan dengan udara bebas. Proses fermentasinya merupakan suatu reaksi oksidasi-reduksi
di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi, dimana sebagai donor dan akseptor
elektronnya digunakan senyawa organik. Fermentasi anaerobik hanya dapat dilakukan oleh
mikroba yang dapat menggunakan molekul lain selain oksigen sebagai akseptor elektronnya
(Price, 1981). Fermentasi anaerobik menghasilkan biogas yang terdiri dari metana sebanyak 50 -
70 persen, karbon dioksida 25 - 45 persen, sedikit hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida.
Keseluruhan reaksi pembentukan biogas dinyatakan dalam reaksi berikut:
Mikroorganisme Bahan Organik ----------------------------- — --------- ► CH4 + CO2 + H2S + H2 + N2
anaerobik
Pada mulanya biogas banyak dibuat dari kotoran hewan dan manusia, namun sekarang
mulai terlihat kecendrungan untuk menggunakan limbah pertanian dan buangan kota sebagai
bahan bakunya. Kecendrungan ini telah terlihat paling tidak sejak 60 tahun terakhir (Knol, 1978).
3
Permasalahaii limbah temak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi
bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan
adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas.
Kotoran temak sapi sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Temak sapi
mempunyai sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem
pencemaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput, jerami atau hijauan
berserat tinggi. Oleh kerena itu pada tinjauan temak sapi mempunyai kandung selulosa yang cukup
tinggi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tinja sapi mengandung :
1. 22,59 % selulosa,
2. 18,32 % hemi-selulosa,
3. 10,20 lignin,
4. 34,72 % total karbon organik,
5. 1,26 % total nitrogen,
6. 27,56 : 1 ratio C : N,
7. 0,73 %P,
8. dan 0,68 %K
(Lingaiah dan Rajasekaran, 1986)
Berikut adalah kandungan zat unsur hara kotoran ternak untuk jenis temak
utama : sapi, ayam, babi.
4
Tabel 1 Kandungan unsur hara pada kotoran ternak Jenis N P K Ca Hg Na Fe Mn Zn Cu Ni Cr
Sapi U 0,5 0,9 U 0,8 0,2 5726 344 122 20 - 6
Babi 1,7 1,4 0,8 3,8 0,5 0,2 1692 507 624 510 19 25
Ayam 2,6 3,1 2,4 12, 7
0,9 0,7 1758 572 724 80 48 17
(Sumber : Hsieh SC dan C.F.Hsieh, 1987)
Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil
fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metana
(CH4) dan gas karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Biogas memiliki nilai kalor yang cukup
tinggi, yaitu kisaran 4800 - 6700 kkal/m3, untnk gas metana mumi (100%) mempunyai nilai kalor
8900 kkal/m3. Biogas sebanyak 1000 ft (=28,32 m ) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan
6,4 galon (=3,785 liter) butana, atau 5,2 galon gasolin (bensin), atau 4,6 galon minyak diesel. Untuk
keperluan memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga, memasak cukup dengan 150 ft3
tiap hari (Simamora. S, 1989).
Bahan biogas dapat diperoleh dari limbah pertanian yang basah, kotoran hewan (manure),
kotoran manusia dan campurannya. Kotoran hewan seperti kerbau, sapi, babi, dan ayam telah diteliti
untuk diproses dalam alat penghasil biogas dan hasil yang diperoleh memuaskan (Harahap et al.,
1980). Komposisi dari kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dan sisa pertanian disajikan dalam
Tabel 2.
5
(Sumber : Harahap et al, 1978)
* Gas metana merupakan penyusun utama dan mempunyai prosentase terbesar
dibandingkan dengan komponen yang lainnya. Gas metana adalah gas yang sangat mudah
terbakar jika tercampur dengan oksigen, dengan sisa pembakaran berupa karbondioksida dan uap
air seperti reaksi berikut:
CH4 + 2O2 ----------------------------------- ► C02 + H20
Pembentukan biogas dilakukan oleh mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga tahap,
yaitu tahap hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap metanogenik.
Jenis Gas Komposisi biogas
(kotoran sapi)
Komposisi biogas
(campuran kotoran ternak
dan sisa peternakan)
Metana (CH4) 65,7 54-70
Karbondioksida (C02) 27 45-27
Nitrogen (N2) 2,3 0,5 - 3,0
Karbonmonoksida (CO) 0,0 0,1
Oksigen (02) 0,1 6,0
Propen (C3H8) 0,7 -
Hidrogen sulfida (H2S) Tidak terukur Sedikit
Nilai Kalor (kkal/mJ) 6513 4800 - 6700
6
Gambar 1 Instalasi Kompor Biogas
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah sistem kompor biogas sederhana. Yang
berisikan katup pengaman tekanan dan katup pengaman api. Sehingga kompor biogas ini dapat
lebih berdaya guna, lebih ekonomis dan aman bagi penggunanya. Gambar kompor dan katup
pengaman disajikan pada Gambar 1.
Katup pengaman
tekana
Gambar 1 Instalasi Kompor Biogas
7
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah berupa perancangan sistem kompor
sederhana, seperti terlihat pada Gambar 2
Gambar 2 Rancangan Sistem Kompor Biogas
8
Perancangan katup pengaman tekanan dan katup pengaman api, pengambilan data
berupa laju pemanasan yang di hasilkan oleh kompor biogas dengan mencatat berapa waktu yang
dibutuhkan untuk memanaskan air 0,5 liter dari 30°C (suhu udara lingkungan) sampai mencapai
temperatur maksimum sebelum mendidih.
Pengujian dilakukan 3 kali, sebanyak jumlah reaktor yang menghasilkan gas metan,
dengan komposisi slurry dengan rasio 1:1 (untuk air dan kotoran sapi) tanpa sekam padi dan
penambahan sekam padi dengan rasio 0,1 serta 0,15 dari volume slurry.
Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Jl. P.Bangka Gg IV/15 Pedungan Denpasar Bali, menimbang
telah dilakukannya penelitian sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan, yakni:
1. Menganalisa laju pemanasan yang di hasilkan oleh kompor biogas
2. Mendapatkan laju pemanasan optimum yang mampu dihasilkan oleh instalasi kompor
biogas ini.
Alat penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan digunakan alat sebagai berikut:
1. Termometer : alat pengukur suhu air
2. Stopwatch : alat pengukur waktu pemanasan air
3. Gelas kimia : tempat pemanasan air untuk di uji
9
[
Diagram Alir Peneiitian
Gambar 3 Diagram Alir Penelitian
10
Hari
Temperatur
Lingkungan
°c
Rasio A Rasio B Rasio C
Temperatur
Biogas °C
Temperatur
Slurry °C
Temperatur
Biogas °C
Temperatur
Slurry °C
Temperatur
Biogas °C
Temperatur
Slurry °C
1 25,5 25,0 24,5 25,0 26,0 25,0 25,0
2 26,0 25,0 24,5 26,0 26,0 25,0 25,0
3 25,5 25,0 24,0 26,0 25,5 25,0 24,5
4 27,0 27,0 26,0 28,0 27,5 27,0 27,5
5 26,0 25,5 25,0 26,5 26,5 25,5 25,5
6 26,0 25,5 24,5 26,5 26,0 25,5 25,0
7 25,5 25,0 24,5 25,0 26,0 25,0 25,0
8 25,0 24,5 24,0 25,0 25,5 25,0 24,5
9 25,5 24,5 24,0 25,0 25,5 25,0 25,0
10 25,0 24,0 23,0 25,0 25,5 24,5 24,5
11 25,0 24,0 23,5 25,0 25,5 24,5 24,5
12 26,0 25,0 24,5 26,0 26,5 25,5 26,0
13 26,0 25,5 25,0 26,0 26,5 25,5 25,5
14 27,0 26,0 26,5 27,0 27,5 26,5 27,0
15 25,5 25,0 24,0 25,5 26,0 25,0 25,5
16 25,5 24,5 24,0 25,5 26,0 25,0 25,0
17 26,0 25,0 25,0 26,0 26,5 25,5 25,5
18 26,0 25,0 24,0 25,5 26,0 25,0 25,5
19 27,0 27,0 26,0 27,0 27,0 27,0 27,5
20 26,5 26,0 26,0 26,5 26,5 26,5 27,0
<Ceterangan : (Slurry dibuat dengan rasiol liter kotoran sapi dan 1 liter air)
□ Rasio
□ Rasio
□ Rasio
A
B
C
: volume slurry tanpa sekam
: slurry + sekam dengan volume 0,1 dari volume slurry : slurry
+ sekam dengan volume 0,15 dari volume slurry
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biogas yang dihasilkan dari 3 jenis reaktor ditampilkan seperti di bawah in :
Tabel 3 Data temperatur lingkungan, temperatur biogas, dan temperatur
slurry untuk seluruh penelitian
11
Tabel 4 Data tekanan biogas
Hari
Rasio A Rasio B Rasio B
Tekanan (Pa) Tekanan (Pa) Tekanan (Pa)
1 101334,77 101349,42 101354,31
2 101354,31 101364,08 101373,84
3 101383,61 101393,38 101408,03
4 101417,80 101461,76 101447,11
5 101461,76 101525,26 101481,30
6 101500,84 101578,99 101539,91
7 101549,68 101618,06 101603,41
8 101603,41 101647,37 101627,83
9 101642,49 101681,56 101637,60
10 101676,68 101715,75 101657,14
11 101701,10 101759,71 101696,21
12 101705,98 101813,44 101745,06
13 101735,29 101847,63 101789,02
14 101769,48 101891,59 101832,98
15 101808,56 101935,55 101867,17
16 101832,98 102038,12 101959,97
17 101867,17 102077,20 102003,93
18 101891,59 102077,20 102003,93
19 101930,67 102130,93 102038,12
20 101964,86 102165,12 102086,97
12
Tabel 5 Data akumulasi volume biogas dari hari ke hari
Hari
Rasio A Rasio B Rasio C
Volume (m3)
Volume (m3) Volume (m
3)
1 0,0000 0,0000 0,0000
2 0,0014 0,0018 0,0016
3 0,0027 0,0035 0,0032
4 0,0041 0,0053 0,0048
5 0,0055 0,0070 0,0064
6 0,0067 0,0089 0,0080
7 0,0134 0,0176 0,0160
8 0,0200 0,0264 0,0239
9 0,0267 0,0351 0,0318
10 0,0333 0,0439 0,0397
11 0,0400 0,0526 0,0477
12 0,0468 0,0616 0,0558
13 0,0535 0,0704 0,0637
14 0,0603 0,0794 0,0719
15 0,0667 0,0877 0,0794
16 0,0733 0,0965 0,0873
17 0,0800 0,1055 0,0954
18 0,0867 0,1140 0,1031
19 0,0939 0,1234 0,1118
20 0,1003 0,1370 0,1216
Pembuatan Katup Pengaman Tekanan
Data yang diperoleh dari tiga reaktor biogas didapat bahwa tekanan maksimal yang di
hasilkan adalah 840 Pa selisih dari (102165,12 Pa - 101325 Pa), dengan kekuatan ijin plastik
polyethelene di ketahui 1000 Pa (Indartono, 2005). Dengan menggunakan persamaan di bawah.
maka tinggi kolom air yang dipergunakan untuk menjaga tekanan di reaktor agar tidak melebihi
kekuatan plastik polyethelene adalah:
13
Jadi tinggi kolom air yang di buat maksimum adalah 7 cm agar reaktor lebih aman
dengan tekanan maksimum yang dapat di capai adalah (995,8 x 9,81 x 0,07) = 685 Pa.
Gambar 5. Foto katup pengaman tekanan
P = p.g.h
Gambar 4 Katup Pengaman Tekanan
14
Gas dari reservoir
Pembuatan Katup Pengaman Api
Katup ini berfungsi untuk mencegah api tidak balik ke instalasi biogas, dengan
menempatkan katup pengaman api pada saluran setelah reservoir dan sebelum kompor. Katup ini
terbuat dari plastik untuk penampung air dan pipa PVC 1/2 in untuk salurannya. Dengan dimensi
seperti di bawah ini:
Gambar 7. Foto Katup Pengaman Api
Gambar 6 Katup Pengaman Api
15
Tabel 6. Data temperatur pemanasan air dari berbagai rasio biogas
Pengujian Waktu
(menit) Temperatur
Rasio A (°C)
Temperatur
Rasio B (°C)
Temperatur
Rasio C (°C)
1 0 30,0 30,0 30,0
2 1 37,6 38,5 37,9
3 2 43,3 44,2 43,5
4 3 48,6 49,3 48,7
5 4 54,2 54,3 54,3
6 5 59,3 59,3 58,8
7 6 64,2 64,3 64,3
8 7 69,2 69,3 69,3
9 8 74,3 74,3 74,3
10 9 78,5 79,3 79,0
11 10 83,1 83,5 83,1
12 11 86,1 87,5 87,4
13 12 90,5 91,1 90,1
14 13 93,8 94,0 93,9
15 14 95,5 96,3 95,7
Pembakaran Biogas
Dalam pengambilan data untuk perhitungan laju pemanasan digunakan 0,5 liter air
yang di panaskan dengan api yang dihasilkan oleh reaktor dari komposisi selurry dengan rasio
1:1 (untuk air dan kotoran sapi) tanpa sekam padi dan penambahan sekam padi dengan rasio
0,1 serta 0,15 dari volume selurry.
Data yang di dapat di sajikan dalam table 6 berikut:
Untuk mempermudah penganalisaan, maka Tabel 6 disajikan bentuk grafik seperti berikut:
16
Laju Pemanasan dan Nilai Kalor Biogas
Laju pemanasan untuk 0,5 liter volume air dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Sebagai contoh perhitungan berdasarkan Tabel 6 untuk biogas dengan rasio 1 : 1
adalah sebagai berikut:
Selanjutnya ditampilkan dalam Tabel 7.
Gambar 8 Grafik distribusi temperatur dan waktu dari berbagai rasio biogas
17
Tabel 7 Laju Pemanasan yang di hasilkan dari 0,5 liter volume air
Gas Reservoir
Laju Pemanasan
(°C/dt)
Rasio A 0,07279
Rasio B 0,07892
Rasio C 0,07821
0,08
0,079
0,078
0,077
0,076
0,075
0,074
0,073
0,072
0,071
0,07
0,069
□ Laju pemanasan
Rasio A
13 Laju pemanasan
Rasio B
□ Laju pemanasan
Rasio C
Gambar 9.Grafik Laju Pemanasan yang di hasilkan dari 0,5 liter volume air
Nilai kalor yang dihasilkan dengan pemanasan terhadap 0,5 liter air dengan
menggunakan biogas dari masing - masing rasio adalah :
Q = mairr x Cp x AT
Berdasarkan tabel tersebut diatas untuk mempermudah menganalisa maka disajukan
ke dalam Grafik sebagai berikut:
18
Gas Reservoir dari berbagai rasio
Sebagai contoh berdasarkan tabel 6 untuk biogas dengan rasio A sebagai berikut:
Q = mair x Cp x AT
= (5.10A m
3 x 995,8 kg/m
3) x 4,2 kJ/kg. K x (95,5-30) K = 45,65 kJ
Kemudian untuk perhitungan rasio berikutnya disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8 Nilai Kalor untuk seluruh rasio
Berdasarkan tabel tersebut diatas untuk mempermudah menganalisa maka disajukan kedalam
Grafik sebagai berikut
Gas Reservoir Nilai Kalor (kJ)
Rasio A 45,67
Rasio B 46,20
Rasio C 45,80
Gambar 10 Grafik Nilai kalor biogas dari berbagai rasio
19
Berdasarkan pada Tabel 7 di atas terlihat bahwa dengan penambahan rasio sekam padi
yang semakin besar tidak secara langsung menaikkan produktivitas gas metan, karena pada
penambahan 0,15% volume digester terlihat adanya penurunan produktivitas gas metan serta
berpengaruh terhadap laju pemanasan. Semakin rendah produktivitas akan berakibat pada semakin
rendahnya laju pemanasan yang dihasilkan. Hal ini dapat kita lihat seperti pada laju pemanasan
yang terjadi dengan rasio C dimana produksi biogas yang dihasilkan lebih kecil laju
pemanasannya dengan menggunakan rasio B . Dengan demikian penambahan sekam padi
berpengaruh terhadap temperatur biogas, menurunkan tekanan biogas, menurunkan laju
produktivitas biogas dan menurunkan laju pemanasan gas metan yang dihasilkan.
Mengacu pada grafik 9 pada rasio A laju pemanasan yang dihasilkan dari pemanasan
0,5 liter volum air yakni 0,07279 °C/detik dengan nilai kalor sebesar 45,65 kJ, sedangkan pada
rasio B laju pemanasannya 0,07892 °C/detik dengan nilai kalor sebesar 46,20 kJ , dan pada rasio
C laju pemanasan 0,07821 °C/detik dengan nilai kalor sebesar 45,80 kJ. Hal ini membuktikan
bahwa rasio yang paling baik laju pemanasannya adalah rasio A untuk setiap detiknya mampu
memanaskan 0,5 liter voluma air 0,07364 °C dengan nilai kalor sebesar 46,20 kJ.
Dalam pengoperasian katup pengaman api yang dirancang teryata telah mampu bekerja
dengan baik, dimana tidak timbulnya tekanan balik ke reservoir pada saat gas didalamnya
mengalami penyusutan karena pemakaian.
20
KESIMPULAN
1. Dari data yang diperoleh oleh tiga reaktor biogas didapatkan bahwa tekanan maksimal
yang di hasilkan adalah 840 Pa, sehingga tinggi kolom air yang dipergunakan nntuk
menjaga tekanan di reaktor agar tidak melebihi kekuatan plastik polyethelene adalah
dijaga 7 cm, sehingga plastik tidak akan bocor akibat tekanan biogas yang ada di
reservoir terns bertambah.
2. Dari rancangan kompor biogas gambar 2 dengan pemanasan 0,5 liter volume air didapat
laju pemanasan dengan rasio A, sebesar 0,07279 °C/det dengan nilai kalor sebesar 45,65
kJ, sedangkan biogas dengan rasio B menghasilkan laju pemanasan sebesar 0,07892
°C/det dengan nilai kalor sebesar 46,20 kJ dan biogas dengan rasio C menghasilkan laju
pemanasan sebesar 0,0782l°C/det dengan nilai kalor sebesar 45,80 kJ.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1977. Methane Generation From Human, Animal and Agric. Wastes,NAS.
Washington DC.
Dissanayake, MG. 1977. Biogas Production by Anaerobic Digestion. Thesis. ATT, Bangkok.
Holman ,J,P. 195%.Introduction to Heat Transfer. McGraw Hill Book Company .New York
Sihombing,Bob. 2006. Pembuatan Biogas Dari Limbak Ternak Sapi Dengan Penambahan
Sekam Padi. Tugas Akhir. Teknik Mesin,Fakultas Teknik,Universitas Udayana. Bali
Palz, Chatier dan Hall (1980). Energy from biomass. Applied Science Pub, London.
Pfeffer, JT (1974). Temperatur Effect an Anaerobic Fermentation of Domestic Refuse.
Biotech avel Bioeng. 16 : 771 - 787.
Wiloso, El (1983). Studi tentang Metode Produksi Optimal dan Kelayakan Limbah
Yuli Setyo Indartono. 2005. Reaktor Biogas Skala Kecil/Menengah. (Online). Artikel Iptek,
htpp://www.beritaiptek.com, diakses 25 Septamber 2006
22