tentang penulis m.erg, adalah dosen tetap di hemat energi

108
TENTANG PENULIS Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, adalah dosen tetap di FSRD. Jurusan Desain, Program Studi Interior di ISI Denpasar. Pendidikan SD , SMP, SMA di Buleleng Bali. S1 Tamat di Program Studi Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana Jurusan Desain bidang studi Interior, diselesaikan th 1993. Pendidikan Magister Ergonomi Fisiologi Kerja di Univ. Udayana th. 2001. Aktitivitas lain perancang interior beberapa proyek di Surabaya dan Denpasar, Melakukan penelitian dan menulis di beberapa jurnal dengan topik desain sepatu olahraga voli, Ergonomi desain topeng bondres buatan I Wayan Tanguh dll. Pada saat ini pengampu mata kuliah Fisika bangunan, mebel IV, Menggambar Teknik II, Desain Interior V, Pengetahuan bahan interior, Metodelogi penelitian, Nirmana I. Penerbit : Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia Jln. Gustiwa B.1 Denpasar Telp. (0361) 463070 E-mail: [email protected]. HEMAT ENERGI MELALUI PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN Pada Teknik Bangunan dan Interior Ruang Dalam Made Ida Mulyati .

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

TENTANG PENULIS Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, adalah dosen tetap di FSRD. Jurusan Desain, Program Studi Interior di ISI Denpasar. Pendidikan SD , SMP, SMA di Buleleng Bali. S1 Tamat di Program Studi Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana

Jurusan Desain bidang studi Interior, diselesaikan th 1993. Pendidikan Magister Ergonomi Fisiologi Kerja di Univ. Udayana th. 2001. Aktitivitas lain perancang interior beberapa proyek di Surabaya dan Denpasar, Melakukan penelitian dan menulis di beberapa jurnal dengan topik desain sepatu olahraga voli, Ergonomi desain topeng bondres buatan I Wayan Tanguh dll. Pada saat ini pengampu mata kuliah Fisika bangunan, mebel IV, Menggambar Teknik II, Desain Interior V, Pengetahuan bahan interior, Metodelogi penelitian, Nirmana I.

Penerbit : Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia Jln. Gustiwa B.1 Denpasar Telp. (0361) 463070 E-mail: [email protected].

HEMAT ENERGI MELALUI PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN Pada Teknik Bangunan dan Interior Ruang Dalam

Made Ida Mulyati

.

Page 2: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

i

HEMAT ENERGI MELALUI PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN Pada Teknik Bangunan dan Interior Ruang Dalam

Made Ida Mulyati

.

Page 3: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

ii

Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan

Hak Cipta: Made Ida Mulyati

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa

izin tertulis dari penerbit.

Perpustakaan Nasional: catalog dalam Terbitan (KDT)

Made Ida Mulyati

Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan

Mulyati --- Denpasar: Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia

kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia, 2010.

i-vii,100 Hlm.; 21 cm x 15 cm

ISBN : 978-602-8574-07-5 1. FSRD ISI Denpasar 1. Judul

Disain Cover : Cok Istri Puspawati Nindhia

Penata Isi /Editor : Dr. Tjok. Udiana Nindhia P.

Cetakan I : 2010

Penerbit : Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut

Seni Indonesia kerjasama dengan Sari

Kahyangan Indonesia

Alamat : Jalan Gustiwa B.1 Denpasar

Telp. (0361) 463070

E-mail: [email protected].

Page 4: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

iii

Pengantar Penulis

Puji Syukur dipanjatkan ke hadapan Ida Sang Hayang Widhi

Wasa berkat rahmat-Nya buku berjudul Hemat Energi Melalui

Penghawaan dan Pencahayaan, dapat diselesaikan sesuai

dengan yang diharapkan.

buku ini membahas mengenai pencahayaan dan penghawaan

baik alami maupun buatan. Pencahayaan dan penghawaan

baik alami ataupun buatan di dalam penerapannya sebaiknya

diperhitungkan agar tidak menimbulkan pemborosan energi.

Hemat energi perlu dilakukan, terutama energi yang tak

terbarukan, mengigat sumbernya semakin terbatas. Langkah

pertama penghematan energi adalah mengenali energi apa

saja yang terbarukan dan yang tidak. Untuk itu manfaatkan

energi seefisien mungkin.

Untuk menghemat energi melalui penghawaan dapat

dilakukan dengan mengendalikan suhu dalam ruang. Langkah-

langkah dalam usaha mengendalikan suhu dalam ruang dapat

dicapai dengan memanfatkan potensi lingkungan seperti

udara alami semaksimal mungkin dan melalui pemilihan

material yang tepat untuk mengantisipasi panas yang masuk

ke dalam ruang akibat radiasi matahari. Sebagian besar

wilayah di Indonesia memiliki suhu rata-rata diatas 30 oC dan

kelembaban rata-rata mencapai 80% yang cukup tinggi. Hal ini

yang menyebabkan sebagian besar orang memilih

Page 5: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

iv

menggunakan AC (Air Conditional) untuk menjadikan ruang

dalam nyaman secara instan.

Penggunaan pendingin ruang yang tidak diperhitungkan dapat

mengakibatkan pemborosan listrik. Untuk itu apabila disain

rumah yang sudah terlanjur salah dengan kurang

memperhatikan pengudaraan alami mengakibatkan suhu

dalam ruang tidak dapat dikendalikan sehingga arus memilih

menggunakan penghawaan buatan (AC), guna meberikan

kenyamanan dalam ruangan. Walaupun dengan terpaksa

harus menggunakan AC sebaiknya harus dihitung BTU ( British

Thermal Unit) untuk mendapatkan PK AC yang sesuai dengan

besaran ruang. Dengan menggunakan perhitungan yang tepat

dapat memberikan kenyaman ruang yang maksimal dan tidak

banyak pemborosan energy yang berupa listrik. Hemat energi

bukan hanya dari penghawaan saja yang harus diatur dan

dikendalikan tapi hemat energi dapat juga melalui

pencahayaan yang benar.

Pencahayaan ada dua yaitu alami dan buatan. Pencahayaan

alami berasal dari sinar matahari. Untuk menghemat energi

sebaiknya memaksimalkan manfaat dari terangnya matahari

dan dapat mengelola panasnya. Untuk itu di dalam mendesain

suatu rumah atau gedung baik arsitektur maupun interior

sebaiknya memikirkan manfaat terangnya sinar matahari

untuk dapat memenuhi kebutuhan penerangan terutama pada

siang hari sehingga tidak perlu menyalakan lampu lagi pada

waktu siang hari. Di samping itu yang harus dalam mendesain

rumah atau gedung bagaimana meletakan bukaan, memilih

Page 6: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

v

bentuk bukaan dan memilih material yang digunakan untuk

bukaan sehingga dapat mengelola panas yang masuk akibat

sinar matahari sehingga tidak mengakibatkan suhu udara di

ruangan menjadi panas. Sedangkan apabila cuaca mendung

dan gelap pada waktu malam hari maka diperlukan juga

pencahayaan buatan yang berasal dari lampu. Mengunakan

lampu ternyata tidak hanya sekedar bias “nyala dan terang”

tetapi harus memperhatikan banyak hal agar fungsinya

maksimal. Kebutuhan akan lampu merupakan rutinitas setiap

hari sehingga ditotal kuantitas pemakaian sangat tinggi.

Untuk itu agar hemat energi dapat tercapai maka 2 hal penting

yang harus diperhatikan sehubungan dengan pencahayaan. 2

hal tersebut antara lain yang pertama harus menghitung

tingkat pencahayaan yang diperlukan tergantung pada usia,

ukuran obyek yang dilihat dan tingkat ketelitian atau kesulitan

dari pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan yang kedua untuk

arah datang dan distribusi cahaya yang harus diperhatikan

adalah penempatan titik lampu yang tepat untuk fungsi yang

berbeda(general light, task linght atau decorative light) dan

pemilihan almatur(rumah lampu) yang tepat.

Dengan mendesain rumah atau gedung yang tepat untuk

tujuan memaksimalkan udara alam dan pemanfaatan sinar

sebagai penerangan, serta memperhitungkan ketepatan

penggunaan penghawaan dan pencahayaan buatan yang tepat

kita dapat menghemat energi seefisien mungkin dan yang

lebih penting kita telah berkontribusi dalam menjaga

keberlangsungan hidup di Bumi.

Page 7: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

vi

Pada kesempatan ini, dengan tulus diucapkan terima kasih

kepada seluruh sahabat yang banyak memberikan sumbang

saran dan meluangkan waktu untuk mengoreksi naskah ini

sampai penulisan bukui ini selesai sesuai dengan waktu.

Kiranya tidak berlebihan bila dalam kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr.Tjokorda Udiana Nindhia

Pemayun, S.Sn, M.Hum yang telah banyak memberi dorongan dalam penyelesain buku ini.

Penulis menyadari sepenuhnya tulisan buku ini masih jauh dari

sempurna, memungkinkan untuk disempurnakan dan juga

memberi peluang baru untuk dikembangkan lebih lanjut bagi

penulisan buku penghawaan dan pencahayaan lain. Untuk itu

penulis dengan kerendahan hati menerima segala kritik dan

saran demi kesempurnaan tulisan ini.

Pada akhirnya sekecil apapun arti dari karya buku ini, penulis

berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi Bangsa dan

Negara untuk memperkaya kasanah ilmu pengetahuan fisika

bangunan di Indonesia pada umumnya dan bagi masyarakat

luas.

Denpasar, 2010

P e n u l i s

Page 8: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

vii

Daftar Isi Pengantar Penulis ………………………………………………………….. iii Daftar Isi ………………………………………………………………………… vii I PENDAHULUAN ………………………………………………….……… 01 II PENGERTIAN ENERGI DAN MENGHEMAT ENERGI ……….. 05

A Pengertian Energi ………………………………………………. 05 B Pengertian Menghemat Energi …………………………… 07

III PENGHAWAAN ALAMI ………………………………………………. 09 A Mengendalikan Suhu Ruang ………………………………. 12 B Solusi-Solusi Masalah Pengudaraan Alami ………….. 12 C Segi Positif Penggunaan Penghawaan Alami ……….. 42

IV PENGHAWAAN BUATAN ……………………………………………. 43 A Jenis-Jenis Penghawaan Buatan ……………………….. 47 B Memilih AC Yang Tepat ……………………………………. 51 C Menghitung PK AC Sesuai Dengan Besaran Ruang 52 D Cara Merawat AC …………………………………………….. 56

V PENCAHAYAAN ALAMI ………………………………………………. 58 A Memanfaatkan Penerangan Alami ……………………. 58 B Mengelola Panas Matahari Dalam Ruangan ……… 59 C Memodifikasi Bukaan Yang kurang maksimal ……. 65

VI PENCAHAYAAN BUATAN …………………………………………… 71 A Lampu Sebagai Sumber Cahaya Buatan ……………. 71 B Tingkat Pencahayaan ………………………………………. 75 C Arah dan Distribusi Cahaya ………………………………. 83 D Trik-Trik Menghemat Lampu …………………………….. 92

VII PENUTUP …………………………………………………………………… 96 KEPUSTAKAAN ……………………………………………………………….. 97 TENTANG PENULIS ………………………………………………………. 100

Page 9: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

viii

TENTANG PENULIS Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, adalah dosen tetap di FSRD. Jurusan Desain, Program Studi Interior di ISI Denpasar. Pendidikan SD , SMP, SMA di Buleleng Bali. S1 Tamat di Program Studi Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana Jurusan Desain bidang studi Interior, diselesaikan th 1993. Pendidikan Magister Ergonomi Fisiologi

Kerja di Univ. Udayana th. 2001. Aktitivitas lain perancang interior beberapa proyek di Surabaya dan Denpasar, Melakukan penelitian dan menulis di beberapa jurnal dengan topik desain sepatu olahraga voli, Ergonomi desain topeng bondres buatan I Wayan Tanguh dll. Pada saat ini pengampu mata kuliah Fisika bangunan, mebel IV, Menggambar Teknik II, Desain Interior V, Pengetahuan bahan interior, Metodelogi penelitian, Nirmana I.

Page 10: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

1

I

PENDAHULUAN

Sebagai awal membaca, buku ini mengajak kita

membahas mengenai pencahayaan dan penghawaan

baik alami maupun buatan. Terkait dengan hal tersebut,

pencahayaan dan penghawaan baik alami ataupun

buatan di dalam penerapannya sebaiknya

diperhitungkan agar tidak menimbulkan pemborosan

energi. Hemat energi perlu dilakukan, terutama energy

yang tak terbarukan, mengigat sumbernya semakin

terbatas. Selaju dengan itu, penghematan energy mesti

dipahami untuk mengenali energi apa saja yang

terbarukan dan yang tidak. Untuk itu manfaatkan

energy seefisien mungkin.

Untuk menghemat energi melalui penghawaan dapat

dilakukan dengan mengendalikan suhu dalam ruang.

Langkah-langkah dalam usaha mengendalikan suhu

dalam ruang dapat dicapai dengan memanfatkan

potensi lingkungan seperti udara alami semaksimal

mungkin dan melalui pemilihan material yang tepat

untuk mengantisipasi panas yang masuk ke dalam

ruang akibat radiasi matahari. Berkaitan dengan itu,

dibahas dan diulas lebih dalam pada bagian yang

mengulas pengertian energy dan menghemat enerti

Page 11: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

2

dalam buku ini. Sebagian besar wilayah di Indonesia

memiliki suhu rata-rata diatas 30 oC dan kelembaban

rata-rata mencapai 80% yang cukup tinggi. Hal ini yang

menyebabkan sebagian besar orang memilih

menggunakan AC (Air Conditional) untuk menjadikan

ruang dalam nyaman secara instan.

Penggunaan pendingin ruang yang tidak diperhitungkan

dapat mengakibatkan pemborosan listrik. Untuk itu

apabila disain rumah yang sudah terlanjur salah dengan

kurang memperhatikan pengudaraan alami

mengakibatkan suhu dalam ruang tidak dapat

dikendalikan sehingga arus memilih menggunakan

penghawaan buatan (AC), guna meberikan kenyamanan

dalam ruangan. Walaupun dengan terpaksa harus

menggunakan AC sebaiknya harus dihitung BTU ( British

Thermal Unit) untuk mendapatkan PK AC yang sesuai

dengan besaran ruang. Dengan menggunakan

perhitungan yang tepat dapat memberikan kenyaman

ruang yang maksimal dan tidak banyak pemborosan

energy yang berupa listrik. Hemat energy bukan hanya

dari penghawaan saja yang harus diatur dan

dikendalikan tapi hemat energy dapat juga melalui

pencahayaan yang benar.

Page 12: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

3

Selanjutnya, dibahas pula mengenai pencahayaan.

Pencahayaan secara umum ada dua yaitu alami dan

buatan. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari.

Untuk menghemat energi sebaiknya memaksimalkan

manfaat dari terangnya matahari dan dapat mengelola

panasnya. Untuk itu di dalam mendesain suatu rumah

atau gedung baik arsitektur maupun interior sebaiknya

memikirkan manfaat terangnya sinar matahari untuk

dapat memenuhi kebutuhan penerangan terutama pada

siang hari dan tidak perlu menyalakan lampu lagi pada

waktu siang hari. Di samping itu, yang harus

dipertimbangkan dalam mendesain rumah atau gedung

adalah bagaimana meletakan bukaan, memilih bentuk

bukaan, dan memilih material yang digunakan untuk

bukaan sehingga dapat mengelola panas yang masuk

akibat sinar matahari. Dengan demikian tidak

mengakibatkan suhu udara di ruangan menjadi panas.

Selaju dengan uraian di atas, apabila cuaca mendung

dan gelap pada waktu malam hari maka diperlukan

pencahayaan buatan yang berasal dari lampu.

Mengunakan lampu ternyata tidak hanya sekedar bias

“nyala dan terang” tetapi harus memperhatikan banyak

hal agar fungsinya maksimal. Kebutuhan akan lampu

merupakan rutinitas setiap hari sehingga ditotal

kuantitas pemakaian sangat tinggi.

Page 13: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

4

Untuk itu agar hemat energy dapat tercapai maka dua

hal penting yang harus diperhatikan sehubungan

dengan pencahayaan. Dua hal tersebut antara lain yang

pertama harus menghitung tingkat pencahayaan yang

diperlukan tergantung pada usia, ukuran obyek yang

dilihat dan tingkat ketelitian atau kesulitan dari

pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan yang kedua untuk

arah datang dan distribusi cahaya yang harus

diperhatikan adalah penempatan titik lampu yang tepat

untuk fungsi yang berbeda (general light, task linght,

decorative light, dan lain-lain) dan pemilihan almatur

(rumah lampu) yang tepat.

Dengan mendesain rumah atau gedung yang tepat

untuk tujuan memaksimalkan udara alam dan

pemanfaatan sinar sebagai penerangan, serta

memperhitungkan ketepatan penggunaan penghawaan

dan pencahayaan buatan yang tepat kita dapat

menghemat energi seefisien mungkin dan yang lebih

penting kita telah berkontribusi dalam menjaga

keberlangsungan hidup di Bumi. Inilah yang banyak

diulas dalam uraian buku ini selanjutnya.

Page 14: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

5

II

PENGERTIAN

ENERGI DAN MENGHEMAT ENERGI

A Pengertian Energi

Pengertian energi cukup luas yaitu mencakup segala

hal yang ada di bumi ini. Manusia membutuhkan energi

untuk melangsungkan hidup. Ketika manusia bergerak

pada saat itulah manusia sedang membakar energi

yang didapat dari asupan makanan yang dikonsumsi.

Berkait dengan uraian di atas, energi selain dari

manusi juga terdapat energy listrik. Energi listrik dapat

dipergunakan untuk menghidupkan AC, kipas angin,

televise, kompor, lampu, water heater, kulkas dan lain-

lain. Energi listrik tersebut tidak hilang tetapi berubah

wujud dari energy listrik menjadi energy gerak (kipas

angin), energy listrik menjadi energy panas (water

heater). Tetapi yang sangat penting untuk menjadi

bahan pemikiran adalah dari mana energi listrik itu

berasal ?

Page 15: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

6

Listrik merupakan sumber energi skunder, yaitu

diperlukan sumber energi lain untuk mengerakan

electron sehingga dapat memproduksi listrik. Pada saat

sekarang ini ada beberapa sumber energi primer untuk

menghasilkan listrik seperti batu bara, minyak bumi

dan lain-lain. Melihat dari berbagai sumber energi

maka energi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bisa

diperbaharui dan yang tidak bias diperbaharui.

Sedangkan sebagian besar sumber energi yang

diguakan saat ini adalah sumber energi yang tidak

dapat diperbaharui.

Sumber energi yang tidak bisa diperbaharui inilah yang

lama kelamaan akan habis, apabila penggunaannya

terlalu berlebihan. Untuk itu kita sebagai makhluk yang

memerlukan energi tersebut sebaiknya melakukan

hemat energi. Apabila sumber energi benar-benar habis

dan tidak ditemukan alternatif lain sebagai sumber

energi maka generasi mendatang akan kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan sehari hari akan energi listrik.

Page 16: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

7

B Pengertian Menghemat energi

Menghemat energi, mulai dari kehidupan kita sehari-

hari dengan jalan tidak melakukan pemborosan dalam

penggunaan energi listrik. Seperti memanfaatkan

penghawaan dan pencahayaan alami dengan

maksimal, sehingga penggunaan energi listrik bisa

diminimalkan. Bukan berarti kita tidak boleh

menggunakan energi listrik sama sekali, tetapi

sebaiknya menghemat dalam menggunakan energi

listrik.

Penghematan Penggunaan energi listrik untuk

penghawaan dan pencahayaan dengan merancang

desain-desain rumah yang berkonsep hemat energi

untuk daerah tropis. Konsep hemat energi untuk

daerah tropis dapat diterapkan pada penghawaan

dengan memaksimalkan jumlah bukaan dan memilih

jenis bukaan yang tepat sehingga udara alam dapat

dengan maksimal masuk ke dalam ruang.

Senada dengan uraian di atas, untuk pencahayaan

sama halnya dengan penghawaan yaitu dengan

memaksimalkan jumlah bukaan dan memilih material

Page 17: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

8

yang tepat untuk bukaan sehingga sinar bias maksimal

masuk ke dalam ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa

membuat suhu ruangan menjadi panas. Namun hemat

energi bukan berarti kita tidak boleh menggunakan

listrik sama sekali tetapi kita mampu meminimalkan

penggunaan energi listrik dengan memanfaatkan

sumber energi alam yang berasal dari angin (udara) dan

sinar mata hari semaksimal mungkin.

Page 18: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

9

III

PENGHAWAAN ALAMI

Pembahasan pada bagian bab ini mengenai

penghawaan alami. Penghawaan alami dalam uraian

buku ini berkaitn dengan angin. Angin pada dasarnya

adalah udara yang bergerak. Gerak itu disebabkan

karena bagian-bagian udara didorong dari daerah

bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

Dari kenyataan di alam didapat bahwa di daerah dingin

angin lebih bertekanan tinggi dari pada daerah panas,

maka dapat dikatakan arus angin bergerak dari daerah

dingin ke arah daerah yang relative lebih panas.

Gerakan angin ada yang bersifat makro dan ada yang

bersifat mikro. Yang bersifat makro adalah angin

berhembus antar benua atau antar samudra sehingga

dikatakan memiliki kawasan gerak lebih luas.

Sedangkan yang bersifat mikro hanya berhembus

antar daerah atau tempat biasanya disebut angin local.

Mengigat adanya gerakan angin yang bersifat makro,

maka walaupun daerah-daerah di wilayah Indonesia

sebagian besar tropis dan memiliki iklim yang relative

tingi mencapai rata-rata di atas 300 dengan kelembaban

(Rh) mencapai 80%, namun sepanjang tahun tidak

Page 19: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

10

selamanya angin yang bertiup disekitar wilayah

Indonesia memiliki suhu yang tinggi.

Kita dapat mengamati pada bulan juli suhu di dataran

asia sangat tinggi mencapai 320 dan tekanan udara di

wilayah Asia sangat rendah mencapai 748 mm (musim

panas) termasuk di Wilayah Indonesia, sedangkan suhu

di Australia cukup rendah mencapai 180 (musi dingin)

dan tekanan udara di Australia tergolong cukup tinggi

mencapai 764 mm. Dengan kondisi ini jelas pada bulan

juli angin atau udara bertiup dari benaua Australi ke

benua Asia, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan

suhu di wilayah Indonesi pada umumnya pada musim

kemarau tidak terlampau panas.

Tetapi beda dengan kenyataan pada saat ini udara di

wilayah Indonesia semakin panas hal tersebut

diakibatkan karena salah satu fungsi ozon sebagai

pelindung bumi dari panas sinar mata hari sudah

semakin menipis , kondisi ini mengakibatkan panas

matahari lebih maksimal mempengaruhi bumi dan

mengakibatkan suhu di bumi bertambah panas.

Hal ini disebabkan karena begitu banyaknya kehidupan

di bumi ini menggunakan AC, kulkas yang di dalam

pengoperasiannya menggunakan preon yang

Page 20: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

11

dampaknya dapat mempertipis lapisan ozon dan lama

kelamaan apabila tidak disadari lapisan ozon pada

akhirnya berlubang. Kondisi yang demikian

mengakibatkan panas bumi bertambah karena sinar

infrared tidak dapat dibendung lagi oleh lapisan ozon,

disamping itu benda-benda luar angkasa dengan

mudahnya jatuh ke bumi.

Akibat dari keadaan yang demikian maka timbul

berbagai penyakit terutama penyakit kulit dan penyakit

pada pernafasan. Untuk menangulangi keadaan bumi

yang semakin parah sebaiknya kita sebagai manusia

harus mampu meminimalkan penggunaan alat-alat

yang menggunakan zat yang berdampak negative

terhadap lapisan ozon.

Seperti salah satunya pemakaian AC yang

menggunakan preyon disamping merusak lapisan ozon

juga pemborosan energi yang sumbernya semakin

tahun semakin menipis.Untuk itu seorang desainer

arsitektur dan interior sebaiknya di dalam merancang

rumah dan ruangan harus memanfaatkan agin atau

udara alam semaksimal mungkin untuk

menyelamatkan lapisan ozone dari kerusakan dan

tercapai tujuan hemat energ.

Page 21: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

12

A. Mengendalikan Suhu Ruang

Untuk mengendalikan suhu di dalam ruang adalah

dengan memanfaatkan udara alami dengan maksimal,

maka diperlukan andanya pemikiran oleh para desainer

arsitektur dan interior di dalam merancang bukaan

pada bangunan dan ruang-ruang dalam bangunan.

Disamping memikirkan jumlah bukaan, arah bukaan

dan jenis atau bentuk bukaan, juga tidak kalah

pentingnya memilih material yang tepat untuk bahan

bangunan untuk mengatisipasi panas radiasi matahari,

sehingga dapat member kenyamanan bagi manusia

yang beraktivitas di dalamnya.

Ruang yang tergolong nyaman adalah apabila saat

berada di dalamnya kita tidak merasa terlalu panas atau

pengap. Disamping itu juga jangan sampai terasa susah

bernafas Karen minimalnya kadar O2 di dalam

ruang.Untuk itu perlu adanya solusi-solusi untuk

mengendalikan suhu di dalam ruang.

B. Solusi-Solusi Masalah Penghawaan Alami

Banyak masalah yang terjadi dalam pengaturan dan

pemilihan bentuk penghawaan alami pada saat

seorang desainer arsitektur merancangan rumah atau

Page 22: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

13

gedung. Untuk itu perlu diketahu pemecahan solusi-

solusinya sehingga hasil rancangan rumah maupun

gedung menjadi optimal sesuai dengan konsep hemat

energy disamping itu juga optimal dari segi visual (enek

dipandang). Ada beberapa solusi di dalam penghawaan

atau pengudaraan pada ruang dalam antara lain :

1. Menyesuaikan Jumlah Bukaan Dengan Dimensi

Ruang

Jumlah bukaan yang ideal didalam ruangan

disesuaikan dengan besarnya ruangan. Untuk satu sisi

dinding biasanya jumlah bukaan minimal 5% dari luas

ruangan. Untuk bukaan idealnya diletakan di dua sisi

yang berbeda sehingga sirkulasi udara yang masuk dan

keluar lebih lancer.

2. Memilih Arah Dan jenis Bukaan Yang Tepat

Pintu, Jendela dan ventilasi adalah jenis bukaan

biasanya diterapkan pada bangunan sebagai elemen

pelengkap pembentuk ruang yang memiliki fungsi

salah satunya untuk pertukaran udara.

Page 23: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

14

Untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik agar

angin (udara) dapat mengalir ke dalam ruangan

sebaiknya meletakan pintu, jendela dan ventilasi se ke

arah datangnya angin. Misalnya jika angin datangnya

dari timur ke barat bukaan sebaiknya diletakan di

sebelah timur . Apabila kita meletakan bukaan disisi

lain akan tidak bias memasukan angin ke dalan

ruangan.

Disamping itu perlukita ketahui bahwa udara mengalir

dari dari bagian-bagian yang bertekanan tinggi kea rah

yang bertekanan rendah.Perbedaan tekanan dapat

dicapai dengan mengkondisikan ventilasi yang

horizontal. Ventilasi yang horizontal disebabkan oleh

arus angin yang datangnya horizontal dari sumber

angin. Gejala tersebut akan terjadi dengan baik apabila

salah satu sisi rumah sengaja kita buat relatif lebih

panas dan sisi lain dikondisikan lebih sejuk dengan

menanan pepohonan (Lihat gambar.1)

Page 24: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

15

Gambar. 1 Penataan kondisi pada ruang luar dengan penataan satu sisi lebih dingin dan satu sisi lebih panas (Sumber: buku pasal-pasal Pengantar Fisika Bangunan)

Sehingga dengan kondisi ini angin akan berhembus

dengan kencang dari sisi yang lebih sejuk (bertekanan

tinggi) ke sisi yang lebih panas (tekanan rendah).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila kita

meletakan ventilasi sebaiknya memikirkan arah

datangnya angin, sisi bagian rumah yang lebih sejuk

dan sisi bagian rumah yang lebih panas. Sisi bagian

rumah yang lebih sejuk kita gunakan sebagai arah

bukaan untuk ventilasi udara masuk, sakan berbeda

dengan kondisi isi rumah yang lebih panas kita gunakan

sebagai ventilasi udara keluar dari ruangan.

Page 25: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

16

3. Ventilasi Silang

Suhu udara di dalam ruangan akan terasa nyaman

apabila ada aliran udara didalamnya. Kondisi tersebut

dapat terwujud dengan adanya ventilasi silang, yang

memungkinkan adanya udara yang bebas bergerak dari

luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Ventilasi silang

dapat diperoleh dengan meletakan lebih dari satu

bukaan pada sisi bidang yang berbeda. Tetapi jangan

menempatkan ventilasi saling berhadapan karena

mengakibatkan udara yang masuk ke dalam ruang

tidak terdistribusi merata ke seluruh ruang, tetapi

langsung keluar. Untuk itu dalam menentukan letak

ventilasi sebaiknya diambil pada dinding sebelah kanan

atau kiri untuk mendapatkan distribusi udara yang

merata ( lihat gambar. 2).

Gambar 2, Contoh penerapan ventilasi agar udara yang masuk kedalam ruang bisa didistribusikan dengan merata ( Sumber: Buku Rumah Irit Energi)

Page 26: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

17

4. Bentuk Ventilasi

Bentuk ventilasi yang dipilih sebaiknya dipilih bentuk-

bentu dimana udara dapat leluasa masuk ke dalam

ruang. Contoh-contoh bentuk ventilasi yang baik

seperti bentuk :

a. Kerepyak horisontal(Louver Jolousie). Arah

kemiringan kerepyak dibuat keluar suapay air

hujan tidak masuk ke dalam ruangan. Untuk

ventilasi yang berbentuk kerepyak horizontal

biasanya tidak dapat disetel (lihat gambar.3)

Gambar. 3, Ventilasi kerepyak horizontal (Sumber: Australia Today, Town & Country Living)

b. Kerawangan(rooster). Ventilasi kerawangan

biasanya berupa rooster-rooster atau ukiran-

Page 27: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

18

ukiran yang terbuat dari bahan dasar antara

lain: batu-batu alam, batu-batu buatan,terakota

atau ada juga yang terbuat dari bahan kayu

( lihat gambar.4)

Gambar. 4, Ventilasi kerrawang material kayu (Sumber: dari Majalah Arsitekstur)

Page 28: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

19

c. Dinding berlubang. Dinding berlubang biasanya

diterapkan pada bangunan-bangunan yang

berkonsep minimalis (Gambar.5). Dinding

berlubang biasanya di dalam pelaksana banyak

menggunakan batu-batu paras alami atau batu-

batu paras buatan buatan yang dipasang seperti

pemasangan batu bata tetapi diberi ronga-

ronga atau lubang-lubang yang berfungsi

sebagai ventilasi. Ventilasi sejenis ini biasanya

diterapkan pada salah satu sisi dinding.

Disampin fungsinya sebagai ventilasi juga

berfungsi menambah nilai estetis pada

bangunan.

Gambar. 5, Dinding berlubang sebagai ventilasi (Sumber: Pasal-pasal Pengantar Fisika bangunan)

Page 29: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

20

d. Papan-papan vertical yang posisinya

kemiringannya dapat disetel. Papan vertical

sama dengan jalusi hanya di pasang vertical dan

memiliki kelebihan dapat di setel bahkan dapat

ditutup, sehingga pada waktu hujan air tidak

masuk ke dalam ruangan (lihat gambar. 6)

Gambar. 6, Ventilasi berupa papan-papan kayu vertical, posisi kemiringan agar dapat disetel (Sumber: Pasal-pasal Pengantar Fisika Bangunan)

Page 30: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

21

5. Ventilasi dan Isulasi Atap

Mengurangi panas matahari yang masuk melalui atap

kita dapat meletakan ventilasi pada ke dua sisi atap

yang berupa tembok. Cara ini bertujuan untuk

mengurangi radiasi panas matahari yang masuk melalui

atap sebelum mempengaruhi suhu udara di dalam

ruang yang ada di bawah atap. Dimana mekanisme

kerjan dari ventilasi pada tembok atap tersebut adalah

udara yang masuk dari salah satu ventilasi atap

tersebut akan berakumulasi dengan udara panas akibat

radiasi matahari.

Kemudian udara panas tersebut didorong keluar

melalui ventilasi yang satunya atau dengan kata lain

adanya ventilasi atap membuat udara panas tidak

terperangkap di dalam atap, sehingga udara panas

akibat radiasi matahari tidak sempat mempengaruhi

suhu udara yang ada di bawah atap. Ventilasi yang satu

ini hanya bias diterapkan pada atap yang berjenis

pelana (lihat gambar.7).

Page 31: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

22

Gambar. 7, Ventilasi pada ruang atap (Sumber: Rumah Modern (Tropis)

Page 32: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

23

Tetapi beda dengan atap limas dan yang sejenisnya,

ventilasi dapat terbentuk dari plafond teritisan yang

dibiarkan terbuka tanpa ada penutup pelafondnya yang

menutup rapat seperti gypsum, tripleks tetapi untuk

menghindari binatang-binatang seperti tikus yang

bersarang di dalam atap, maka dapat ditutup dengan

kayu reng yang disusun sedemikian rupa dengan nat-

nat sehingga masih dapat untuk berfungsi sebagai

ventilasi.

Apabila kedua cara penempatan ventilasi tidak

diterapkan ada juga alternative lain yaitu dengan

memasang turbin ventilation (Gambar.9) pada atap

bagian atas dan pada bagian atas turbin dipasang atap

tambahan sehingga pada waktu hujan air tidak masuk

ke dalam atap). Turbin ventilation berputar tanpa

energy listrik, tetapi bergerak menggunakan tekanan

udara panas yang ada di dalam atap yang otomatis

mengerakan turbin untuk membuang udara panas.

Turbin ventilation ini biasanya digunakan untuk

bangunan-bangunan besar seperti pabrik, cargo,

supermarket.

Page 33: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

24

Gambar. 8, Turbin Ventilation (Sumber: Buku Rumah Irit Energi)

Untuk alternatip lainnya dapat di buat menara angin

pada atap yang berfungsi berfungsi mengisap dan

menangkap angin sehingga terjadi sirkulasi udara di

dalam atap (lihat gambar.9). Tekanan udara panas yang

ada di dalam atap akan tertarik ke luar melalui menara

angin dan digantikan dengan udara dingin. Untuk

mendapatkan efek menara angin (ada juga yang

menyebutkan sebagai efek cerobong) yang lebih

optimal, maka sebaiknya menara angin dibuat dengan

bentuk penutup yang menghadap arah datangnya

angin.

Page 34: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

25

Dengan demikian angin lebih mudah ditangkap dan

kemudian dialirkan ke dalam atap yang pada akhirnya

mempengaruhi suhu udara yang ada di bawah atap.

Penerapan menara angin sebaiknya diterapkan apabila

jarak antara atap dan plafon cukup tinggi. Karen

semakin tinggi jarak atap ke plafon maka sirkulasi

udara pada menara angin akan semakin maksimal.

Gambar. 9, Menara angin di atas atap yang berupa cerobong yang dilengkapi dengan atap (Sketsa Ida Mulyati, 2010).

Page 35: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

26

6. Membuat Plafon yang Cukup Tinggi

Semakin tinggi plafond dari lantai maka semakin bebas

udara bergerak dalam ruang. Plafond yang tinggi dapat

menyebabkan udara pada ruangan mengalami

pendinginan, asal didukung dengan jumlah ventilasi

yang memadai, serta penempatan dan pilihan jenis

ventilasi yang tepat.Dengan ukuran plafon yang tinggi

dan ventilasi yang memadai maka udara panas dalam

ruangan terangkat ke atas yang menyebabkan udara

dingina yang ada di luar ruangan tertarik ke dalam

ruangan. Untuk mendapatkan udara segar ukuran

ketinggian plafond dari lantai minimal 3 meter. Melihat

dari kenyataan yang ada sebetulnya para arsitektur dari

zaman dulu sudah memikirkan hemat energy dengan

mendesain bangunan dengan ketinggian plafon yang

maksimal serta jumlah, letak dan jenis ventilasi yang

tepat, sehingga sirkulasi udara dalam ruangan menjadi

maksimal.

Salah satu contoh yang nyata pada bangunan-

bangunan zaman penjajahan Belanda di Indonesi,

dimanan memiliki ciri khas dengan plafond yang tinggi

dan kebanyakan menerapkan ventilasi bulat pada

dinding-dinding bagian atas. Menurut Karyono

merupakan contoh rumah dengan pengudaraan yang

Page 36: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

27

baik. Sisitem ventilasi yang demikian akan dapat

mendorong udara panas dari bawah ke atas dan keluar

melalui ventilasi. Dengan udara panas naik ke atas

maka udara segar akan tertarik masuk dari ventilasi,

jendela dan pintu yang letaknya pada bagunan bagian

bawah.

Sistem sirkulasi udara yang seperti ini akan membuat

udara dalam ruangan menjadi nyaman tanpa

diperlukan penghawaan buatan. Tetapi sangat

disayangkan desin-desin bangunan Belanda pada

zaman sekarang jarang dijumpai. Bahkan bangunan-

bangunan peninggalan Belanda tidak malah dirawat

tetapi sudah banyak yang dibugar digantikan dengan

bangunan yang baru.

7. Material Atap

Material massif, seperti dak beton merupakan salah

satu material yang tergolong material yang dapat

meredam panas. Seperti contoh pada bangunan yang

berlantai dua , pada bangunan lantai bawah udara

terasa lebih sejuk, karena udara panas akibat radiasai

sinar matahari yang masuk melalui atap teredam oleh

dak beton. Sedangkan banguna pada lantai dua terasa

Page 37: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

28

lebih panas karena pada bangunan lantai dua

kebanyakan tidak menggunakan plafond dari dak

beton sehingga udara panas akibat radiasi matahari

yang masuk melalui atap kurang dapat diredam.Untuk

itu sebaiknya apabila kita membangunan rumah atau

bagunan yang berlantai dengan alokasi dana yang

memadai, sebaiknya keseluruhan dari plafon disetiap

lantai menggunakan dak beton, supaya udara panas

akibat radiasi matahari dapat teredam dengan baik.

8. Kemiringan Atap

Panasnya udara di dalam ruang dipengaruhi juga

dengan kemiringan atap atau besar kecilnya sudut atap

yang membentuk ventilasi atap dibagian bawa atap.

Apabila sudut atap landai, maka atap menjadi lebih

rendah dan menyebabkan ruang antara atap dan

pelfond lebih sempit. Kondisi yang seperti ini

menyebabkan pertukaran udara di dalam ruang antara

atap dan plafond kurang maksimal sehingga

mengakibatkan udara pada ruang di bawah plafond

akan terasa lebih panas. Untuk itu sebaiknya membuat

atap dengan kemiringan yang ideal yaitu 450.

Page 38: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

29

Pedangkan dari beberapa jenis atap yang digunakan

pada umumnya, jenis atap pelana yang lebih mampu

mengeleminasi udara panas akibat radiasi matahari

sebelum masuk ke ruangan. Hal ini disebabkan karena

atap plana memiliki dinding pada dua sisi yang bisa

menjadi penyangan ventilasi yang berfungsi untuk

mengurangi udara panas yang berasal dari radiasi

matahari, sebelum masuk ke dalam ruangan di bawah

plafond.

9. Memaksimalkan Penggunakan Material Alam

Untuk Bahan bangunan

Semakin banyak kita menggunakan material alam di

dalam membangun rumah atau bangunan maka

semakin membawa efek yang positif pada suhu udara

yang masuk ke dalam ruang. Hal tersebut dikarenakan

bahan alam yang digunakan sebagai bahan bangunan

seolah memberi ikatan antara bangunan dan alam

sekitarnya. Keterikatan tersebut diakibatkan karena

material alam tidak mengalami banyak proses dalam

pembuatannya, dibandingkan material pabrikasi.

Material yang tebal dapat membantu meredam

pengaruh panas matahari yang masuk ke dalam ruang

yang akan mempengaruhi suhu udara pada ruang

dalam.

Page 39: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

30

10. Penerapan Warna

Penerapan warna terang tidak hanya menimbulkan

kesan bersih dan luas, tetapi juga tidak meyerap radiasi

panas matahari.

Dalam teori warna, warna gelap menyerap panas dan

warna terang atau pastel dapat memantulkan panas.

Teori ini juga berlaku pada bangunan dan interior. Oleh

sebab itu untuk penerapan warna pada bangunan dan

interior sebaiknya menggunakan warna-warna pastel

(warna yang dicampur putih) atau putih, sehingga

mengakibatkan suhu udara lebih terasa sejuk.

11. Teritisan atau overstek

Tritisan atau overstek sebaiknya dibuat lebih lebar

karena semakin lebar tritisan maka udara di dalam

ruangan akan semakin sejuk disebabkan oleh radiasi

matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruang dalam

dan disamping itu air hujan tidak akan tampias (lihat

gambar.10).

Page 40: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

31

Gambar. 10, Teritisan pohon dengan dimensi yang lebih lebar, pada rumah susun (Sumber: Majalah Tren Property, Bahan bangunan (gaya hidup. Housing Estate)

Page 41: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

32

12. Membuat ruang Transisi

Membuat ruang transisi seperti canopy atau teras yang

berfungsi sebagai area peralihan yang dapat

menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan

maupun di sekitarnya (lihat gambar.11).

Gambar. 11, Ruang transisi (Canopy atau teras) (Sumber: Buku Rumah Modern Tropis)

Page 42: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

33

Keberadaan canopy atau teras menyebabkan tekanan

udara di halaman mengembang karena panas dan

tekanan udara di canopy atau teras menjadi lebih

sejuk. Udara sejuk yang ada di canopy atau teras

kemudian bersirkulasi ke ruang dalam melalui

ventilasi, jendela atau pintu.

13. Penerapan konsep Open Space Dalam Interior

Konsep open space dalam interior ruang juga dapat

membuat udara dalam ruang bebas mengalir ke

seluruh ruang. Open space (ruang keterbukaan yang

dimaksud disini adalah ruangan-ruangan sebisa

mungkin tidak terbatasi oleh material massif seperti

tembok, kaca mati dll.

Kelompok ruang di dalam interior berdasarkan tingkat

privasinya dapat dibagi menjadi ruang public, semi

public dan privat. Biasanya ruang public dan semi

public sebaiknya hanya dibatasi dengan pembatas rak-

rak yang berlubang-lubang sehingga udara dapat

leluasa mengalir pada ruang-ruang tersebut.

Sedangkan untuk ruangan privat sebaiknya dibatasi

secara visual tapi masih memungkinkan udara untuk

melewatinya, seperti menggunakan material bambu.

Page 43: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

34

14. Menata Furniture Yang Benar Di Dalam Ruangan

Penataan furniture dalam ruangan sebaiknya ditata

sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi sirkulasi

udara. Contoh jangan meletakan lemari yang tinggi dan

tertutup di tengah ruangan, sebaiknya lemari dengan

ketinggian dan desain tertutup di letakan rapat ke

dinding. Boleh meletakan lemari tinggi sebagai

pembatas ruang tamu dan ruang keluarga asal desain

lemari tersebut tidak tertutup melainkan banyak

lubang sehingga udara dapat bersirkulasi dengan bebas

(lihat gambar.12).

Page 44: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

35

Gambar 12, Penataan furniture di dalam ruangan sehingga udara dapat bersirkulasi (Sumber: Buku Rancangan Sendiri Rumah Anda)

Page 45: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

36

15. Menghindarai Efek Rumah kaca

Materia transparan, seperti kaca bening yang

diterapkan terlalu berlebihan pada tiap sisi dinding

bangunan, membuat radiasi panas matahari masuk ke

dalam ruangan (gambar. 13). Hal ini menyebabkan

udara di dalam ruangan bertambah panas seiring

dengan bertambahnya waktu. Inilah yang disebut

dengan efek rumah kaca. Gorden tidak termasuk

material penghalang panas radiasi matahari tapi hanya

dapat menghalangi cahaya saja, sedangkan panas

matahari tetap masuk ke dalam ruangan.

16. Menananam Tanaman Di Halaman

Tananaman juga dapat membantu mendinginkan

udara luar sebelum masuk ke dalam ruangan karena

tanaman mampu menyerap radiasi matahari. Peletakan

tananman sebaiknya ditata sedemikian rupa, seperti

yang berjenis pohon besar kita letakan agak jauh dari

bukaan pintu dan jendela, sehingga tidak menghalangi

angina tau udara yang masuk melalui pintu dan tidak

menghalangi apabila daun jendela di buka. Sedangkan

tanaman-tanaman yang tidak terlalu tinggi, ditanam di

Page 46: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

37

bawah bukaan jendela. Sebaiknya pilih tanaman yang

berdaun lebat karena agar tanaman tersebut dapat

berfungsi optimal dalam menyerap udara panas akibat

radiasi matahari dan dapat menyaring udara kotor

akibat polusi udara sehingga udara yang masuk ke

dalam ruangan dengan kondisi sejuk dan bersih.

17. Mendisteribusikan udara secara merata dengan

batuan kipas angin

Apabila kita membeli bangunan yang sudah jadi dan

ternyata letak ventilasi bersebrangan mengakibatkan

udara yang masuk tidak merata terdistribusi pada

ruangan tetapi udara yang sudah masuk langsung ke

luar sehingg udara dalam ruangan terasa panas. Untuk

pemecahan jangka pendek bisa dibantu dengan

pengudaraan mekanis seperti kipas angin yang

digantung pada plafond (lihat gambar 15) untuk

mendistribusikan udara dengan merata dalam

ruangan.

Page 47: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

38

Gambar 14, Kipas angin yang digantung pada plafond untuk mendistribusikan udara secara merata (Sumber: Tugas Mahasiswa Pengetahuan Bahan bangunan, Kelompok VI)

Apabila dalam satu bangunan terdapat ruang dan pada

ruang tersebut hanya terdapat satu ventilasi pada satu

sisi dinding maka dalam ruang tersebut tidak ada

ventilasi untuk mengeluarkan udara kotor yang

bermuatan CO2 akibat dari hasil metabolism manusia

pemakai ruangan tersebut, polusi kimia dari material

Page 48: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

39

sintetis yang digunakan sebagai material elemen

pembentuk ruang, material fasilitas dan material

finishing yang digunakan pada interior ruang

tersebut,kondisi yang demikian menyebabkan udara

dalam ruang tersebut kotor dan penggap.

Apabila terus menerus terpapar maka mengakibatkan

terganggunya kesehatan penghuninya dan material

yang digunakan pada ruangan tersebut akan mudah

using karena udara yang terlalu lembab . Untuk itu

pemecahan jangka pendek dapat memasang

exhauspen pada salah satu dinding untuk

mengeluarkan udara kotor, tetapi kalau tidak

memungkinkan memasang exauspen pada dinding

maka exhaust fan dapat dipasang pada plafond.

18. Membuat ventilasi cerobong arang

Pada jaman dahulu di Mesir dan negara-negara gurun

pasir menggunakan cerobong arang (Gambar. 15)

sebagai ventilasi untuk mendapatkan udara yang sejuk

dalam ruangan.

Page 49: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

40

Gambar 15, Cerobong udara pada zaman dulu di Mesir, merupakan system AC sederhana (Diseket ulang oleh Ida Mulyati, 2010)

Page 50: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

41

Sistem ini juga sangat baik apabila diterapkan di

Negara kita, di daerah-daerah kering atau di daerah

pantai untuk menyejukan udara dalam ruang. Sistem

ini sangat baik karena tanpa kita membayar banyak

untuk membeli AC disamping itu juga dapat

menghemat energy listrik.

Ventilasi cerobong arang adalah ventilasi dengan

membuat cerobong pada dinding rumah dengan

lubang disesuaikan dengan arah datangnya angin

terhembus permanen. Dengan masuknya angin ke

dalam cerobong dari atas turun ke bawah, sehingga

angin melewati kerawangan yang berisi arang. Arang

selalu dalam kondisi basah karna selalu mendapat

tetesan air dari bejana yang bagian bawahnya diberi

lubang-lubang kecil. Untuk itu Air dalam bejana

tersebut harus selalu terisi.

Arang yang basah tersebut berfungsi sebagai filter

(penyaring) udara dan sekaligus mendinginkan udara

karena efek dari arang yang basah. Udara yang telah

bersih dan sejuk kemudian dialirkan ke dalam ruangan

melalui lubang yang telah disiapkan.

Page 51: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

42

Ternyata sisitem ini dapat menurunkan suhu udara luar

dengan selisih 7oF. Cara ini sering disebut system air

conditional yang sederhana.

C. Segi Positif penggunaan Penghawaan Alami

Banyak segi positif yang kita dapat apabila kita

memanfaatkan penghawaan alami dengan maksimal

antara lain :

1. Ikut menjaga sumber energy listrik

2. Udara alam yang bersih dengan volume yang cukup

dalam ruang dalam akan menyebabkan manusia

yang beraktivitas dalam ruang tersebut menjadi

lebih sehat

3. Ikut menjaga keutuhan lapisan ozone sebagai

pelindung bumi dari radiasi sinar matahari dan

benda-benda ruang angkasa.

4. Penerapan pintu dan jendela sebagai sumber udara

alami masuk ke dalam ruangan dapat menambah

nilai estetika pada bangunan.

5. Dll.

Page 52: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

43

IV

PENGHAWAAN BUATAN

Apabila lokasi bangunan berada di daerah perkotaan

yang sangat padat dengan bangunan bertingkat dan

sangat sedikit atau sama sekali tidak terdapat lahan

untuk menanam pepohonan sehingga menjadikan

tinggkat polusi udara tinggi, dengan kondisi seperti ini

berarti jalan satu-satunya harus menggunakan

penghawaan buatan (AC).

Dalam merancang penghawaan buatan yang hemat

energi, kita harus berusaha sepenuhnya mengelola

seluruh potensi bangunan agar tercapai kualitas udara

dalam ruang yang sebaik-baiknya dengan energy AC

yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain apabila kita

akan menggunakan penghawaan buatan, titik tolak

perfikirnya bukan dari AC dulu, tetapi dari desain

bangunannya. Ketika kita mendesain suatu bangunan

yang natinya akan menggunakan penghawaan buatan

(AC), berarti kita akan membuat atmosfer di dalam

ruang tersebut sesuai kehendak kita untuk tercapai

kesehatan dan kenyamanan. Untuk itu yang harus

difikirkan di dalam merancang bangunan dan ruang-

ruang dalam bangunan agar tercapai tujuan di atas

antara lain :

Page 53: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

44

1. Mengorientasikan bangunan kea rah utara-selatan

guna meminimalkan penyerapan pengaruh maksimal

radiasi matahari. Apabila orientasi bangunan

membujur ke arah timur-barat, mengakibatkan

bidang bangunan akan menyerap radiasi matahari

dengan maksimal. Panas radiasi matahari akan

merambat ke dalam ruangan dan menjadi beban bagi

AC. Dengan kondisi seperti ini kerja AC

akanbertambah berat dan memerlukan energy listrik

yang lebih banyak. Apabila orientasi timur-barat tidak

bias dihindarkan, maka jalan satu-satunya untuk

pemecahan ini dengan mengusahakan sisi timur-

barat bangunan terbayangi secara maksimal,

misalnya menanam jenis pohon yang daunnya

rimbun, memperlebar ritisan atau memasang tirai di

sebelah luar. Usaha ini bertujuan agar panas radiasi

matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruang agar

kerja AC tidak terlalu berat sehingga bias menghemat

energy listrik .

2. Memilih bahan bangunan yang dapat meredam

panas sehingga panas radiasi matahari tidak

maksimal masuk ke dalam ruangan. Untuk itu

diajurkan untuk memakai bahan bangunan yang

memiliki nilai transmitan rendah (bersifat isolator)

Page 54: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

45

dan bernilai refleksi tinggi (warna cerah), tanpa harus

membuat silau tetangga.

3. Hindari menggunakan ventilasi udara yang tidak

dapat ditutup pada saat menghidupkan AC. Dengan

kondisi yang demikian mengakibatkan udara panas

dari luar mengalir ke dalam ruangan sedangkan

udara sejuk yang dihasilkan oleh AC mengalir lagi ke

luar. Akibat dari kondisi seperti ini lama-kelamaan AC

mengalami kebocoran dan tidak dapat lagi

menghasilkan udara sejuk.

4. Membuat ketinggian plafond yang tidak terlalu tinggi,

cukup 280 – 300 cm sehingga volume udara tidak

terlalu besar dan mengakibatkan kerja AC tidak

terlalu berat.

5. Khususnya pada ruang –ruang perkantoran sebaiknya

di buat dinding-dinding penyekat yang tidak terlalu

tinggi karena apabila menggunakan AC jenis split,

maka penyebaran udaranya sejuk akan terdistribusi

secara merata (tidak terhalang).

6. Menata denah bangunan untuk melokalisir panas

dan kelembaban. Kelompok ruang yang menjadi

sumber panas, bau, dan lembab (dapur dan kamar

Page 55: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

46

mandi) sebaiknya di pasang exhaust fan sehingga

udara panas,asap dan bau dapat terbuang ke luar

ruangan. Apabila tidak dibuang ke luar ruangan dan

ruangan menggunakan AC maka bau yang tidak

sedap akan melekat dan bertahan lebih lama dan

asap panas dari kompor akan membuat AC berkerja

lebih berat. AC yang berkerja terlalu berat

memerlukan energy listrik lebih banyak dan

disamping itu ACmenjadi cepat rusak.

7. Menata ruang untuk merokok dan ruang bebas

rokok. Ruang untuk area merokok berarti tidak akan

dipasang AC sedangkan ruang bebas rokok berarti

menggunakan AC. Karena apabila ruang-ruang

tersebut di satukan maka asap rokok akan

menimbulkan bau yang tidak sedap dan dengan

menggunakan AC bau tersebut akan melekat.

Disamping itu kerja AC akibat panas asap rokok akan

berat.

8. Walaupun kita merancang ruangan untuk

menggunakan penghawaan buatan (AC), tetapi tetap

kita menerapkan bukaan (jendel dan ventilasi) karena

apabila listrik padam dan pada waktu pagi hari udara

masih bebas polusi kita dapat membuka jendela atau

ventilasi untuk mendapatkan udara segar.

Page 56: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

47

A. Jenis-Jenis Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan (AC) ada beberapa jenis antara lain

AC central, AC split, AC Window ,AC portable. AC

central biasanya di pasang pada plafond dan di atas

plafond dilengkapi dengan dakting-dakting AC dan

memiliki ruangan mesin khusus (lihat gambar.1).

Gambar 16, AC Centeral (sumber: Serial Rumah Hemat Energi)

Page 57: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

48

AC split adalah AC yang dipasang mengantung di tembok, tembok dilubangi sebesar selang pembuangan dan kabel yang menghubungkan ke mesin AC yang diletakan di luar bangunan dengan disediakan ruangan khusus untuk mesin AC (lihat gambar.17).

Gambar 17, AC Sput (Sumber: Serial rumah Hemat Energi)

AC Window adalah AC yang dimana mesinnya menjadi

satu dengan badan ACnya sehingga harus di pasang

dengan melubangi tembok sebesar AC sehingga badan

belakang(mesin AC) menjorok ke luar halaman di sanga

dengan besi siku atau sejenisnya, sedangkan bagian

dalam ruang hanya menojol kurang lebih 4-5cm(setebal

tutup filter AC (lihat gambar.18).

Page 58: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

49

Gambar 18, AC Window (Sumber: Serial rumah Hemat Energi)

AC portable adalah jenis pendingin udara yang dapat

dipindah-pindahkan, tetapi AC jenis ini tidak

menggunakan preon tetapi proses pendinginan udara

menggunakan air yang terkadang dapat dicampur

aroma terapi untuk menenangkan pikiran (Gambar 19).

Page 59: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

50

Gambar 19, (Sumber: Serial Rumah Hemat Energi)

Page 60: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

51

B. Memilih AC yang Tepat

Dalam memilih AC pilihlah AC yang memiliki label hemat

energy, salah satunya adalah dengan sensor gerak ,jika

ruangan tidak dihuni AC akan beroperasi dengan tenaga

lebih kecil yang akan menghemat 20-30% energ1 listrik.

Teknologi seperti itu dinamakan inverter yang akan

menyesuaikan kapasitas pendingin dengan cara

memperlambat atau mempercepat aliran kompresor,

jadi tidak harus dihidup matikan sehingga energy listrik

dapat dihemat sampai 1/3 nya.

Sebelum membeli AC sebaiknya menghitung kapasitas

daya AC agar sesuaikan dengan besaran ruangnya dan

sebaiknya memilih AC yang menggunakan teknologi

modern tanpa menggunakan preyon. Pemikiran seperti

di atas disamping untuk hemat energi juga tidak

merusak ozone. Disamping itu apabila kita akan

membeli AC split atau AC Window, sebaiknya melihat

besaran EER (Energy Eficiency Rating). Semakin tinggi

nilai EERnya maka AC akan semakin efisien dalam

mengkonsumsi energi.

Untuk hemat energy, apabila ruang cukup besar dan

ingin sekaligus mendinginan keseluruhan ruang yang

ada pada bagunan maka sebaiknya menggunakan AC

Page 61: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

52

central karena akan lebih efisien dibanding

menggunakan jenis AC split atau AC Window. AC central

biasanya digunakan pada bangunan-bangunan gedung

Seperti mall, perkantoran dll. Tetapi apabila hanya

beberapa ruang saja yang perlu didinginkan, maka lebih

hemat menggunakan AC split atau AC Window. Jenis AC

central, AC split atau AC Window tidak mudah dipindah-

pindahkan tetapi AC portable merupakan AC yang

mobile (dapat dengan mudah dipindahkan).

C. Menghitung PK AC Sesuai Dengan Besaran Ruang

Untuk Hemat energy disamping memilih jenis AC yang

tepat juga harus menghitung daya AC yang sesuai

dengan besarnya ruang. Ukuran daya AC sangat penting

karena apabila dayanya lebih besar dari ketentuan

besaran ruangnya maka ruangan akan terasa terlalu

dingin dan apabila sebaliknya maka ruangan akan terasa

masih panas karena daya AC tidak mampu

mendinginkan keseluruhan ruang. Tetapi apabila kita

menggunakan AC split yang menggunakan rimout

control dengan daya lebih besar dari ketentuan besaran

ruangnya maka memang dinginnya udara dalam ruang

dapat diatur, tetapi tetap akan boros energi karena

untuk daya yang lebih besar dari besaran ruang akan

Page 62: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

53

memerlukan energy lebih besar pada saat mulai

menghidupkan (star).

Seperti pembahasan di atas apabila kita membeli AC

sebaiknya melihar EERnya. EER didapat dari nilai BTU

yang dibagi dengan nilai daya (watt). BTU (British

Thermal Units) adalah satuan energy. Contohnya untuk

mendapatkan nilai EER adalah apabila satu unit AC split

dengan kapasitas 7000 BTU menggunakan energy atau

daya sebesar 655 watt, maka EERnya dapat kita hitung

sebesar 10,7 yang didapat dari 7000 (BTU) / 655 watt.

Untuk selanjutnya kita harus mempelajari mencari

nilai BTU ( British Thermal Units).

BTU = P x L x 500BTU

Ketentuan:

P = Panjang ruangan

L = Lebar ruangan

500 BTU = Jumlah yang sudah ditentukan

BTU dihitung untuk menentukan kapasitas daya AC

dalam PK yang diperlukan sesuai dengan besaran atau

volume ruang. Contoh perhitungan :

Diketahui :

P = 300 cm

L = 400 cm

Page 63: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

54

500 BTU = Jumlah yang sudah ditentukan

BTU = 300 x 400 x 500

= 6000 BTU

Kemudian untuk mencari daya AC, kita harus

memasukan hasil dari BTU yang didapat ke dalam table

yang telah ditentukan .

N0 Daya AC (dalam BTU) Daya AC (dalam PK)

1. 5000 1/2

2. 7500 3/4

3. 9000 1

4. 12000 1 1/2

5. 16000 2

Tabel.1

untuk menentukan daya AC dalam PK khusus untuk

pemakaian AC split atau AC Window

Page 64: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

55

Perhitungan yang diperoleh 6000 BTU setelah dicocokan

di dalam table berada antara 5000 dan 7500. Untuk

menentukan besaran PK AC yang digunakan dapat

dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

Untuk penggunaan AC di daerah dataran rendah

yang biasanya kondisi udaranya lebih panas dari

dataran tinggi kita pakai daya AC yang lebih

tinggi yaitu : ¾ PK

Untuk penggunaan AC di daerah dataran tinggi

yang kondisi udara luarnya lebih sejuk kita pakai

daya AC yang lebih rendah yaitu : ½ PK

Dengan menghitung daya AC (dalam PK) sesuai dengan

kebutuhan ruang maka kita telah mampu

mengoptimalkan fungsi Ac untuk mendapatkan udara di

dalam ruang yang lebih nyaman disamping itu juga

dengan cara ini kita dapat menghemat energy listrik.

Terkadang dengan keterbatasan kita mengenai cara

menghitungan PK AC yang sesuai dengan besar ruangan

dan terkadag penjual ingin AC dengan PK besar yang

laku karena harganya lebih mahal. Kejadian yang seperti

ini terkadang menimbulkan ketidak sesuaian antara

daya AC dengan besaran ruang. Terkadang Daya (PK) Ac

yang dibeli terlalu besar atau PK AC terlalu kecil dengan

besaran ruang sehingga harus menggunakan dua (2)

Page 65: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

56

buah AC dalam satu ruang. Hal inilah yang

mengakibatkan pemborosan biyaya termasuk boros

energy listrik.

D. Cara Merawat AC

Untuk merawat AC agar tidak membuang-buang energy

listrik yang terlalu banyak antara lain :

1. Menggunakan waktu (timer) yang terdapat pada

rimot AC. Misalnya AC diprogramkan mati saat

kita meninggalkan rumah dan hidup lagi 30

menit sebelum kita tiba di rumah. Dengan cara

ini AC tidak hidup terus yang membuat AC cepat

rusak dan disamping itu juga ruangan akan tetap

nyaman pada saat kita ada di dalamnya. Dan

yang lebih penting energi listrik akan lebih

hemat.

2. Membersihkan filter AC setiap bulan. Filter yang

kotor membuat AC berkerja lebih berat. Hal ini

akan mengakibatkan AC cepat rusak karena

mesin AC kerja mesin AC lebih berat dengan

kondisi filter kotor. Disamping itu apabila filter

dalam kondisi bersih udara yang keluar akan

lebih banyak dan lebih bersih sehingga ruangan

akan lebih nyaman dan setelan AC tidak tidak

Page 66: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

57

perlu terlalu rendah, untuk itu hemat energi bias

tercapai.

3. Membersihkan evavorator (saluran pembuangan

air pada AC split atau AC Window apabila udara

AC yang keluar sudah terasa kurang dingin.

Dengan menyemprot evavorator dengan selang

air dengan kecepatan sedang.

4. AC unit (biasanya di katakana mesin AC) yang

terletak di luar (halaman) sebaiknya dibersihkan

juga untuk kinerjannya lebih baik.

Page 67: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

58

V

PENCAHAYAAN ALAMI

A. Memanfatkan Penerangan Alami

Cahaya alami dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan penerangan terutama disiang hari saat tidak

mendung atau hujan. Dengan adanya cahaya matahari

pada siang hari tidak perlu lagi menyalakan lampu.

Maka dengan memanfaatkan cahaya alami secara

maksimal berarti kita telah menghemat energi listrik

yang sumbernya dari tahun ke tahun semakin

berkurang.

Indonesia termasuk Negara tropis, pada musim

kemarau matahari bersinar dari pagi sampai sore hari.

Dengan kondisi demikian tinggal bagaimana cahaya

matahari untuk maksimal masuk ke dalam ruang dalam.

Tetapi harus difikirkan jagan sampai radiasi panasnya

mempengaruhi suhu di dalam ruangan.

Untuk mengatisipasi panas matahari yang terlalu

maksimal masuk ke dalam ruang dalam maka seorang

desainer arsitektur dan interior harus memikirkannya.

Desain bangunan dan interior yang baik dari segi

pencahayaan alami yaitu tercermin dari letak dan Jenis

Page 68: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

59

bukaan yang sesuai dengan kebutuhan ruang dengan

tetap memikirkan nilai estetisnya. Kebutuhan bukaan

untuk masuknya cahaya alami minimal dalam satu

ruang kurang lebih 9% dari total luas ruangan. Nilai ini

dihitung dari banyaknya cahaya yang jatuh pada bidang

kerja per satuan luas/m2. Misalnya sebuah ruangan

dengan dimensi 4m x 3m = 12m2 memiliki jendela

dengan dimensi 2m x o,6m= 1,2m2, maka :

Tingkat pencahayaan alami yang masuk di

dalam ruangan 1,2/12 x 100% = 10%

Nilai 10% yang didapat sudah memenuhi kebutuhan

minimal untuk ruang tersebut. Tetapi menurut data SNI

(, banyak lubang cahaya adalah idealnya 20% dari luas

seluruh dinding. Jagan sampai terlalu banyak cahaya

masuk akan berakibat ruangan menjadi tidak nyamanan

Karena suhu udara dalam ruang akan meningkat dan

dapat menimbulkan silau pada mata.

B Mengelola Panas Matahari dalam Ruangan

Untuk mengelola panas matahari yang masuk ke dalam

ruangan, maka ada langkah-langkah yang harus kita

lakukan supaya radiasi matahari tidak membuat suhu

ruangan menjadi tambah panas. Langkah-langkah

tersebut antara lain :

Page 69: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

60

1. Menghindari efek rumah kaca

Rumah kaca yaitu terlalu banyaknya ventilasi atau

jendela yang menggunakan material kaca

(Gambar.20).

Gambar. 20, Contoh Rumah Kaca (Sumber: Tugas mahasiswa pengetahuan bahan bangunan (kelompok I).

Page 70: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

61

Kondisi yang demikian akan mengakibatkan efek

rumah kaca dimana suhu ruangan meningkat akibat

radiasi matahari yang berlebihan masuk ke ruangan

tersebut. Untuk itu di dalam mendesain bangunan

atau ruangan dalam sebaiknya memperhitungkan

WWR (Wall Window Ratio). WWR adalah

perbandingan luas jendela dengan luas seluruh

dinding. Dari ketentuan ini nilai idealnya adalah 20%

dari luas keseluruhan dinding, sesuai dengan yang

telah dibahas di atas. Misalnya ruangan yang

berukuran 5m x 5 m = 25m2, maka luas bukaan edial

dapat dihitung :

20% x 25m2 = 5m2

Luas tersebut dapat dipenuhi dengan jendela yang

berukuran 1,60m x 0,60m = 0,96m2 x 4(empat

buahjendel) = 3,84m2. Sisa dari pengurangan 5m2 -

3,84m2 = 1,16m2 kita dapat terapkan pada ventilasi.

Apabila ventilasi digunakan dengan material kaca

maka harus memenuhi ukuran 1,16m2. Tetapi apabila

yang digunakan jenis kerawangan atau ukiran kita bias

menggunakan ukuran ventilasi melebihi 1,16m2

karena kerawangan atau ukiran hanya sebagian kecil

saja dapat memasukan sinar ke dalam ruangan.

Page 71: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

62

2. Penempatan bukaan atau ventilasi yang tepat

Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat

diatur sedemikian rupa dengan memperhitungkan

orientasi bukaan (arah bukaan). Disamping arah

bukaan ,ketinggian peletakan bukaan harus

diperhitungkan, supaya sudut tajam matahari yang

masuk pada pagi dan sore hari tidak menggangu

aktivitas yang terjadi pada ruang dalam.

Angka radiasi disetiap arah mata angin berbeda-beda.

Seperti dapat dilihat dari table di bawah yang didapat

dari data pencatatan radiasi di kota Jakarta yang

dilakukan antara antara jam 07.00 WIB sampai dengan

jam 18.00 WIB.

Orientasi Utara Timur Laut

Timur Tenggara

Angka Radiasi

130 113 112 97

Orientasi Selatan Barat daya

Barat Barat Laut

Angka Radiasi

97 176 243 211

Tabel.2 Radiasi Matahari (SF,W/m2) untuk Berbagai Orientasi

Page 72: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

63

Peletakan bukaan atau ventilasi juga ditentukan oleh

fungsi dari ruang dalam. Dengan memanfaatkan

cahaya matahari sesuai dengan fungsi ruangnya

maka dapat mendukung aktivitasdalam ruang

tersebut.

3. Memilih warna finishing material yang tepat

untuk material bukaan

Merancang bukaan untuk masuknya cahaya alami juga

harus memperhatikan warna finishing material yang

digunakan karena warna juga mempengaruhi tinggi

rendahnya refleksi atau pantulan cahaya matahari

yang mempengaruhi suhu dalam ruang. Seperti

misalanya warna terang lebih banyak memantulkan

cahaya dari pada warna gelap.

Warna putih memantulkan cahaya matahari 70%-80%,

warna terang biru muda, kuning muda, hijau muda,

coklat muda dan warna muda lainnya yaitu mampu

memantulkan cahaya matahari 20%-60%. Sedangkan

warna gelap hitam, abu-abu tua, coklat tua dll

memantulkan cahaya <20%. Untuk itu dapat kita

simpulkan apabila kita menggunakan finishing dengan

warna-warna gelap untuk material bukaan maka suhu

udara dalam ruang akan lebih panas dibandingkan

Page 73: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

64

dengan menggunakan warna-warna yang terang

karena warna gelap lebih bersifat menyerap panas

yang mengakibatkan suhu udara ruangan akan

bertambah panas.

4. Memilih warna finishing yang tepat untuk elemen

pembentuk ruang dan furniture.

Warna finishing untuk elemen pembentuk ruang

(lantai, dinding dan plafond) dan furniture sebaiknya

dipilih warna-warna terang karena warna-warna

terang lebih bersifat memantulkan cahaya sehingga

suhu dalam ruangan teras lebih sejuk.

5. Menanam pepohonan di halaman

Dengan menanam jenis tanaman pohon-pohonan

yang tidak terlalu rindang daunnya, dan juga berfungsi

sebagai paying alami. Apabila terdapat pepohonan di

halaman sekitar bangunan kita dapat menempatkan

bukaan pada sela-sela antara pohon sehingga radiasi

matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruangan

hanya sinarnya yang maksimal masuk ke dalam

ruangan membuat suhu udara dalam ruangan lebih

sejuk.

Page 74: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

65

6. Meminimalkan sekat-sekat dalam ruangan

Meminimalkan sekat-sekat atau dinding pembata,

ruang menjadi lapang dengan kata lain

menggabungkan fungsi ruang (ruang multi fungsi),

Dengan ruangan yang lebih lapang maka cahaya alami

yang masuk ke dalam ruangan akan lebih merata.

C. Modifikasi Untuk Bukaan Yang Kurang Maksimal

Jika bangunan sudah terbanguna dan untuk jumlah

bukaan yang kurang maksimal, maka kita dapat

melakukan beberapa cara modifikasi antara lain :

1. Memasukan cahaya matahari dari atap

Langkah ini diterapkan untuk bangunan-bangunan yang

sebagian besar sisi dindingnya berhimpit dengan

dinding tetanga.Untuk itu jalan satu-satunya

memasukan cahaya matahari dengan teknik skylight

(Gambar.21).

Page 75: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

66

Gambar. 21, Ventilasi atap dengan teknik skylinght (Sumber: Serial rumah Hemat Energi)

Teknik skyling adalah bukaan pada bidang atap

bangunan . Biasanya beberapa genting pada atap

diganti dengan genting transparan (kaca) atau lembaran

fiberglass. Sedangkan pada tiap-tiap ruang, plafondnya

juga harus diberi bukaan dan ditutup dengan kaca atau

fiberglass untuk meneruskan sinar ke tiap-tiap ruang.

Bukaan dengan posisi horizontal atau agak miring

membuat cahaya alami dapat masuk dan dapat

menyinari keseluruhan ruangan dengan merata

Page 76: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

67

sehingga menggurangi penggunaan lampu dari pagi

hingga sore.

Bukaan-bukaan tersebut sebaiknya dibuat diantara dua

sisi dinding sehingga dapat mengurangi kontras cahaya

(antara gelap dan terang) yang menyebabkan mata

kurang nyaman.

2. Menganti sebagian bidang dinding dengan

material glass block

Material glass block dapat digunakan untuk

menyalurkan sinar alami dari matahar ke dalam

ruangan. Bahan ini tidak menimbulkan menyalurkan

efek silau dan panas panas matahari karena material ini

memiliki ketebalan dengan dimensi yang cukup tebal

sehingga udara di dalam ruangan tetap teras sejuk.

Glass Block (Gambar.22) adalah kaca yang dicetak

dengan dimensi yang cukup tebal(15cm) sesuai dengan

tebal dinding sehingga tidak ada masalah apabila

membobok sebagian dinding dan digantikan dengan

glass block. Karena kuat dan memiliki presisi yang baik,

glass block mampu menanggung beban secara vertical

dan horizontal dengan penguatan beton. Saat sekarang

Page 77: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

68

ini glass block dibuat dengan beraneka macam warna

sehingga apabila digunakan sebagai salah satu bahan

alternative elemen pembentuk ruang juga mampu

menambah nilai estetis dari bangunan tersebut.

Gambar. 22, Gllas Block yang dipasang pada salah satu dinding rumah

Page 78: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

69

3. Menganti sebagian bidang dinding dengan kaca

Jenis kaca yang cocok untuk mengganti sebagian

bidang dinding untuk memperoleh cahaya matahari

yang maksimal masuk ke dalam ruangan dan dapat

meredam efek panas radiasi matahari sehingga tidak

mempengaruhi suhu ruang adalah jenis Radiation

Repelling Glass.

Tetapi beda halnya apabila satu bangunan yang

kebanyakan sisi dindingnya dipasang kaca bening jenis

biasa kita harus memodifikasi supaya radiasi panas

sinar matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruangan

sehingga membuat suhu di dalam ruangan mencapai

panas maksimal. Untuk meredam panas matahari

tanpa menghilangkan cahaya yang masuk ke dalam

ruangan kita bias memodifikasi dengan memasang

vertical atau horizontal bland, gorden atau kerai yang

dipasang pada bidang jendela di dalam ruangan. Tetapi

bisa juga dipasang pada bagian luar sebagian jendela

kisi-kisi terbuat dari material kayu yang tahan terhadap

cuaca luar dan air (kayu merbau, kayu ulin, dan kayu

bangkirai. Kisi-kisi tersebut dibuat dengan material

kayu dengan tujuan agar radiasi panas matahari tidak

maksimal mempengaruhi suhu dalam ruangan karena

Page 79: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

70

material kayu adalah merupakan material pengantar

panas yang tidak baik.

Kisi-kisi tersebut tidak hanya mampu menahan panas

radiasi matahari tetapi juga mampu menambah nilai

estetis pada bagunan. Banyak bangunan modern yang

mengambil konsep natural minimalis menerapkan kisi-

kisi untuk menahan radiasi panas matahari dan juga

untuk menambah nilai estetis pada bangunan.

Dengan langkah-langkah modifikasi bukaan yang

kurang maksimal dan yang terlalu maksimal maka efek

radiasi panas matahari yang mempengaruhi ruang

dalam dapat dikurangi, tanpa menghilangkan cahaya

yang masuk ke dalam ruangan sehingga suhu ruang

dalam tetap sejuk. Dengan membuat suhu ruang dalam

tetap sejuk maka penggunaan AC dapat diminimalkan

dan hemat energy dapat lebih tercapai.

Page 80: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

71

VI

PENCAHAYAAN BUATAN

A. Lampu Sebagai Sumber Cahaya Buatan

Lampu sebagai sumber cahaya buatan yang

menggunakan energy listri pada waktu

menghidupkannya. Untuk itu apabila kita menggunakan

lampu jangan hanya sekedar nyala dan terang saja,

tetapi harus memperhatikan banyak hal agar fungsinya

menjadi optimal. Apabila kita menggunakan fungsi

lampu dengan optimal, berarti termasuk salah satu cara

untuk menghemat energi.

Lampu sebagai sumber cahaya terutama pada malam

hari dan pada saat kondisi mendung untuk mengantikan

cahaya alami. Mengingat kebutuhan lampu merupakan

rutinitas setiap hari maka apabila dihitung kuantitas

pemakaiannya sangat tinggi. Tingginya kuantitas

pemakaian akan mengakibatkan sangat boros akan

energy listrik apabila kita tidak bijak menggunakannya.

Cara yang binjak dalam penggunaan lampu adalah

pertama kita harus tahu berapa banyak cahaya yang

diperlukan dalam setiap jenis aktivitas atau pekerjaan,

harus dihitung berapa titik lampu yang diperlukan

Page 81: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

72

berdasarkan dimensi ruang. Sedangkan yang kalah

penting untuk penggunaan fungsi lampu yang optimal

harus dapat memilih jenis lampu yang sesuai dengan

aktivitas yang akan dilakukan pada ruangan tersebut

sehingga dapat memberikan cahaya yang memadai.

Sedangkan untuk kelas ekonomi menengah ke bawah

konsumen selalu membeli lampu dengan pertimbangan

umur pakai (ketahanan dalam pemakaian) dari lampu

yang akan dipilih untuk digunakan.

Umur lampu ditentukan lamanya lampu tersebut

dinyalakan dalam satu hari. Semakin lama pemakaian

lampu dalam satu hari maka semakin pendek umur dari

lampu tersebut. Disamping itu juga umur lampu

dipengaruhi oleh voltase listrik yang naik turun yang

juga menyebabkan lampu cepat mati (tidak dapat

digunakan lagi), terutama kalau kita menggunakan

lampu jenis lampu pijar (Gambar.23).

Page 82: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

73

Gambar. 23, Bentuk lampu Pijar (Sumber: Majalah IDEA Tata Cahaya)

Apabila lampu fluoresensi (lampu TL) (gambar.24)

dibandingkan dari segi ketahanan dari lampu pijar,

maka lampu TL lebih awet dari lampu pijar karena

lampu TL memiliki masa hidup minimal lima kali lipat

dari lampu pijar. Disamping lebih awet, lampu

fluoresensi (lampu TL) lebih hemat energy.

Page 83: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

74

Gambar. 24 Beberapa Bentuk Lampu (Sumber: Buku desain Pencahayaan Arsitekstur)

Page 84: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

75

B. Tingkat pencahayaan

Tingkit pencahayaan atau tingkat pencahayaan (E)

dalam lux, yang diperlukan untuk setiap aktivitas akan

berbeda-beda, tergantung :

1. Usia

Tingkat pencahayaan ditentukan dari umur manusia.

Seperti contoh manula yang berumur 60 th memerlukan

tingkat cahaya 15x lebih tinggi utuk ruang beraktivitas

disbanding anak yang berumur 10 th (Gerafik.1).

Grafik. 1, Grafik untuk mengetahui tingkat pencahayaan yang dibutuhkan sesuai dengan kamar (Sumber: Serial Rumah Hemat Energi)

Page 85: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

76

2. Ukuran obyek yang dilihat

Semakin kecil ukuran obyek yang dilihat maka tingkat

cahaya yang diperlukan akan semakin besar dan

sebaliknya apabila obyek yang dilihat semakin besar

maka tingkat cahaya yang diperlukan akan semakin

rendah. Seperti misalkan ruang pajang perhiasan mas

atau perak memerlukan tingkat cahaya lebih besar

disbanding ruang pajang patung yang berukuran sedang

sampai besar.

3. Tingkat ketelitian atau kesulitan pekerjaan yang dilakukan.

Jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat ketelitian

yang tinggi maka tingkat cahaya yang diperlukan akan

semakin tinggi. Seperti contoh pekerjaan tukang

reparasi jam, pekerjaan periasan mas atau perak dll.

Sedangkan pekerjaan yang memerlukan tingkat

ketelitian sedang maka tingkat pencahayaan yang

diperlukan juga sedang. Seperti contoh tukang masak,

tukang potong rambut dll. Tetapi ada juga pekerjaan

yang tidak memerlukan ketelitian rendah maka tingkat

pencahayaan yang diperlukan bisanya lebih rendah dari

tingkat pencahayaan yang tergolong sedang. Contoh

pekerjaan penyimpanan barang di gudang.

Page 86: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

77

Tabel. 3

Standar Tingkat pencahayaan dalam ruang

No Nama Ruang Lux

1 2 3

A. Industri pesawat terbang, pabrikasi bagian :

Pengeboran

Asembleng ahkir

Hanggar untuk perbaikan pesawat

Asembling :

Kasar

Sedang

halus

750 1000 1000

300 1000 2000

B. Penjilidan buka :

Pemotongan, penjahitan, pelubangan

Embosing, pemeriksaan

750

2000

C. Industri kimia :

Area pabrik

Ruang pencampuran

Injeksi dan kalendering (industry plastik)

Ruang pengendali

Laboratorium

Ruang pemeriksa warna

200 300 500

500 750

1000

D. Pabrik keramik :

Pencetakan, pengepresan, pembersihan

Pewarnaan

300

2000

Page 87: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

78

1 2 3

E. Industri kelistrikan :

Pengulungan (pembelitan) Pekerjaan assembling :

Halus

Sangat halus

500

1500 2000

F. Garasi mobil

Tempat perbaikan (reparasi)

Area untuk lalu lalang Tempat parker :

Jalan masuk

Jalan lintas

gudang

1000 200

500 100 50

G. Usaha laundry

Pencucian

Penyeterikaan

Mesin, sortir

300 500 750

H. Pabrik kulit :

Pembersihan,pementangan dan penyamakan

Pekerjaan akhir, scarfing

300

1000

I. Bengkel cat

pengamplasan

pendempulan dan Pengecatan

Poles dan pengeringan

500

1000 500

Page 88: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

79

1 2 3

j. Bengkel mesin :

Pengelasan

Pekerjaan kasar

Pekerjaan setengah halus

Pekerjaan halus

300 500

1000 2000

K. Industri percetakan :

Pemeriksaan warna

Komposisi

Pengepresan

Pembacaan/koreksi

2000 100 750

1600

L. Pabrik botol, vas kaca :

Ruang pencampuran bahan

Ruang pembentukan dan peniupan

Ruang dekorasi

Ruang Etsa

200 300 500 750

M. Kantor dan Bank :

Lobi

Teller, penyimpanan

Tempat umum

Koridor, tangga berjalan

500

1500 150 200

N. Kantor pos :

Loby

Ruang sortir surat

Gudang Koridor

300

1000 200 200

Page 89: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

80

1 2 3

O. Hotel dan Motel :

Kamar mandi

Ruang cermin

Tempat tidur/membaca

Lobi depan

Ruang umum

Ruang pelayanan

Dapur

100 300

50-200 750

200-400 100-200 250-400

P. Sekolah dan kuliah

Tempat membaca

Papan tulis

Ruang menggambar

Laboratorium

Aula

Koridor

Perpustakaan

Lobi umum

Workshop

300-750

1600 1000 1000 750 200 750 750

1000

Q. Restauran

Ruang makan dan kasir

Penerangan sekeliling ruang makan

Ruang café dan bar (remang-remang)

Dapur

500 200

30-50

250-400

Page 90: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

81

1 2 3

R. Teater

Auditorium

Foyer

Lobi masuk

50 50 200

S. Penjualan dan pameran

Toko konvensional

Swalayan (supermarket)

Etalase took

Foods centre

Shopping centre

Ruang pameran museum dan lukisan

Fair hall

300 500-750 1000 500 500 250-300 500

T. Rumah tangga :

Tangga

Teras

Ruang makan

Ruang tamu

Ruang kerja

Kamar tidur anak

Kamar tidur utama

Kamar mandi

Dapur

Ruang samping

Ruang cuci dan seterika

60 60 150-250 120-250 120-250 120 250 250 250-400 60 250

U. Tempat Ibadah :

Ruang untuk jemaah

Mimbar untuk khotbah

100 150

Page 91: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

82

Tingkat pencahayaan (E) dalam lux untuk siang atau

malam hari besar yang dianjurkan sama. Yang berbeda

adalah lumen dari lampu yang dibutuhkan, artinya :

Pada waktu siang hari cahaya matahari yang

masuk dari jendela harus ikut diperhitungkan

pada waktu menghitung jumlah lampu yang

dibutuhkan.

Malam hari karena tidak ada cahaya

matahari, maka penerangan hanya

bergantung pada lampu, jadi pemakaian

jumlah lampu pada malam hari jauh lebih

banyak dari siang hari.

Tingkat pencahayaan (E) daam lux yang dianjurkan

untuk suatu ruang kerja harus dibedakan, artinya antara

general lighting untuk seluruh ruangan dan penerangan

pada bidang kerja. Contoh untuk suatu perkantoran

ditentukan jumlah lux yang dianjurkan adalah 250 lux.

Disini berarti untuk general lighting tidak harus 250 lux,

tetapi yang lebih pentingditekankan adalah besarnya

Page 92: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

83

penerangan di bidang kerja. Misalnya di area meja kerja

harus 250 lux, sedangan untuk general lihtingnya boleh

kurang dari 250 lux, karena memang tidak harus semua

sudut mendapat pencahayaan yang sama. Tetapi lain

halnya dengan ruang teras yang membutuhkan 60 lux,

penerangan teras berfungsi sebagai general lihting

sehingga penyebaran cahayanya harus merata.

C. Arah dan Distribusi cahaya

Untuk arah dan distribusi cahaya yang harus

diperhatikan guna usaha untuk menghemat energy

listrik adalah :

1. Menentukan jumlah lampu

Untuk mendapatkan distribusi cahaya yang merata

maka pertama-tama kita harus menghitung jumlah

lampu sesuai dengan fungsinya. Perhitungan jumlah

lampu dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut:

Page 93: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

84

Untuk mencari jumlah almatur pada bidang kerja (NA1)

dengan rumus :

NA1 = E.A1.p/z.ф.B

Untuk mencarai jumlah almatur untuk menerangi

keseluruhan ruangan dengan merata (NA2) dengan

rumus:

NA2 = E.A1.p/z.ф.B

Dari rumus-rumus ini ditentukan ;

NA1 = Jumlah almatur untuk bidang kerja

NA2 = Jumlah almatur untuk ruangan

E = Factor depresiasi atau factor pemeliharaan

(ditentukan nilainya 1,25)

A1 = bidang kerja (meja kerja) dalam m2

A2 = Luas ruangan dalam m2

B = Faktor utilitas/efesiensi ruang (%)

z = Jumlah lampu peralmatur

ф = Arus cahaya lampu (lm)

Page 94: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

85

Contoh :

Untuk menghitung jumlah almatur pada bidang kerja

(NA1) dan jumlah almatur pada keseluruhan ruang

ruang kerja (NA2)

Diketahui

P = 1,25

E = 250 lux

A1 = 2 m2 (luas meja dan kursi kerja)

A2 = 20 m2(luas ruangan)

B = 40% (0,40)

Z = 1

Ф = 900 lm

NA1 = 250.2.1,25/1.900.0,40

= 2 buah

NA2 = 250.20.1,25/1.900.0,40

= 17 buah

Jadi NA1 = 2 buah

NA2 = 17 buah

Page 95: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

86

2. Penempatan titik lampung

Menentukan penempatan titik lampu dengan cara

membagi titik lampu pada area-area yang dikehendaki

sesuai dengan fungsinya. Fungsi lampu di dalam

ruangan dapat dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu

general light, task light dan decorative light, safety light,

sleep light, disply light.

3. Cara pemasangan lampu

Jarak maksimum antara penerangan yang satu dengan

yang lain untuk mencapai distribusi cahaya yang merata

paling sedikit 70% dengan rumus sebagai berikut :

e/h ≥ 70%

Dengan ketentuan :

e = jarak antara pusat lampu yang satu dengan

yang lain (Gambar.25)

Page 96: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

87

h = jarak antara lampu dengan bidang kerja

(Gambar.26)

Page 97: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

88

4. Memilih jenis lampu

Dengan mengetahui fungsi dari lampu dalam satu

ruangan dan untuk mendukung fungsi lampu lebih

maksimal, kita harus memilih jenis lampu yang cocok

dengan fungsinya. Disamping itu dengan memilih

jenis lampu yang sesuai dengan fungsinya maka

distribusi cahaya ke bidang kerja atau benda yang

akan disinari akan lebih maksimal. Jenis-jenis lampu

yang sesuai dengan fungsinya untuk ruang dalam,

kita dapat lihat pada table.4.

Page 98: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

89

NO Jenis Lampu Fungsi Lampu

1 2 3

A. Almatur wall light (lampu dinding)

Decorative light, sleep light

B. Almature step light ( lampu tangga)

safety light

Page 99: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

90

2 3

C. Almatur suspension (lampu gantung)

general light , task light, decorative

light

D. Compact fluorescent lamp (lampu TL bentuk

kompak)

general light

E. TL tabung

general light

F. Lampu pijar

general light

G. Almatur desk light (Lampu duduk)

task light dan decorative light,

sleep light

Page 100: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

91

1 2 3

H. Almatur Spot light

disply light

I. Almatur down light (lampu tanam)

general light, disply light

J. Almatur standing light

task light, decorative light

Tabel .4

Jenis-Jenis lampu sesuai dengan fungsinya untuk

pencahayaan ruang dalam

Page 101: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

92

5. Pemeliharaan almatur (rumah lampu)

Almatur yang tidak baik kondisinya (kotor atau rusak)

maka fungsinya akan terganggu sehingga tidak dapat

mendisitribusikan cahaya lampu dengan maksimal.

D. Trik-Trik Menghemat Lampu

Untuk mengetahui cara menghemat energy melalui

pencahayaan buatan sebelumnya kita harus tahu

menghitung besarnya energy listrik yang kita pakai.

Untuk mencari energy listrik kita gunakan rumus :

Energi (kWh) = Daya (watt) x Waktu (hour)

Dari rumus ini kita akan mengetahui peluang untuk

menghemat enrgi (kWh), dapat dilakukan dengan cara :

Page 102: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

93

1. Memperhitungkan daya lampu yang akan kita pasang.

Perhitungan daya lampu dipengaruhi oleh beberapa

factor antara lain fungsi ruang (untuk menentukan

terang lampu), jenis lampu yang dipilih (mempengaruhi

tingkat cahaya yang dipancarkan), jumlah titik lampu

(agar distribusi cahaya lebih merata sesuai kebtuhan).

Contoh Perhitungan :

Diketahui luas ruang tidur 4m x 3m = 12m2

Daya Lampu: 1 buah (titik lampu) x 18 watt = 18 watt

Daya/Luas Ruang = 18/12 = 1,5 watt/m2

(memenuhi persyaratan hemat energy)

Menurut persyaratan SNI (standart konservasi energy),

industry 15 watt/m2.

Page 103: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

94

2. Mengendalikan jam pengoperasiannya dapat

dilakukan dengan tindakan:

dengan memanfaatkan pencahayaan alami untuk

mengurangi pemakaian lampu khususnya pada siang

hari.

Matikan lampu saat ruangan tidak digunakan,

peringatan tersebut harus ditempel pada setiap

saklar.

Menambah alat dimmer untuk mengatur kuat

pencahayaan dan sensor untuk mengatur secara

otomatis hidup matinya lampu (kalau gelap lampu

akan otomatis hidup dan kalau ada sinar matahari

lampu akan mati).

Hindari menggunakan satu saklar untuk

menghidupkan beberapa titik lampu karena kalau

saklar dihidupkan maka lampu yang tidak kita

perlukan ikut menyala.

Pilih lampu yang paling efisien sesuai dengan

penggunaannya.

Pilih jenis lampu yang hemat energy

Page 104: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

95

Pakai lampu dengan jumlah yang sesuai dengan

besaran ruang.

Meletakan saklar di tempat yang mudah dilihat dan

dijangkau agar mudah mematikan dan menyalakan.

Gunakanlah daya sesuai dengan kebutuhan ruang.

Apabila kita dapat menghemat selama 100 watt selama

10 jam maka kita dapat menghemat energy sebesar

1000 watt/jam atau 1 kwh. Ini berarti dalam 100 jam

kita dapat menghemat 10 kali lipat yaitu 10 kWh. Energi

sebesar ini disetarakan dengan 0,75 liter solar atau 1,5

liter batu bara.

Page 105: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

96

VII

PENUTUP

Sebagai bagian akhir buku ini, penulis ingin mengajak

pembaca agar tergugah untuk mulai memikirkan dunia

ini dengan menghemat energi. Energi memang sangat

penting bagi kita, dengan energi banyak hal yang dapat

kita kerjakan untuk kepentingan masyarakat luas.

Pada bagian penutup, penulis menaruh harapan agar

dimasa yang akan datang, hendaknya kita mesti hemat

energy. Buku ini merupakan pemikiran penulis agar

melalui penghawaan dan pencahayaan pada teknik

bangunan dan desain ruang dalam untuk para desainer

interior menjadi bahan pemikiran untuk mewujudkan

suatu penataan ruang yang ramah lingkungan. Dan juga

dapat memberikan kenyamanan bagi ruangan yang

didisain tengan pemikiran yang mengarah pada

penghematan energy di masa yang akan datang.

Unttuk itu, setelah membaca tulisan ini, diharapkan

pembaca pemikiran penulis, guna dapat

mengembangkan lagi pada wawasan yang lebih luas

sebagai bentuk pengembangan ilmu-ilmu desain interior

pada bidang-bidang yang multidisiplin.

Page 106: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

97

KEPUSTAKAAN

Agnes Eallifa Hurtado. 2001. Home Furniture. Mexico:

D.F. Mexico.

Australia Today, June/July 1996. Town & Country Living.

Cristian Darmasetiawan, Lestari Puspakesuma. 1991.

Teknik Pencahayaan dan Tata Letak lampu,

jilid 1, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Heinz Frick, Antonius, AMS Darmawan. 2008. Ilmu

Fisika Bangunan, Yogyakarta : Kanisius.

Heinz Frick, FX. Bambang Suskiyatno.2007. Dasar-Dasar

Arsitektur Ekologi, Bandung : ITB.

IPL. ING. Y.B. Mangunwijaya. 1981. Pasal-Pasal

Pengantar Fisika Bangunan, Jakarta : PT.

Gramedia

Kosmas Wahyu Novianto. 2009. Rumah Modern Tropis.

Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama.

Page 107: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

98

K. Suhartono,dkk. Serial Rumah Hemat Energi, Jakarta :

Gramedia

Majalah Tren Property. 2007. Bahan Bangunan dan Gaya

Hidup. Vol. IV. November. Housing estate

(Hunian dengan view yang menawan)

Mohaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan, Bandung :

PT. Rafika Aditama

Prasasto Satwiko. 2004. Fisika Bangunan 2, Edisi 1,

Yogyakarta : Andi Offset.

Parmonangan Manurung. 2009. Desain Pencahayaan

Arsitekrur, Yogyakarta : Andi Offset.

Rudi Gunawan. 2009. Rencana Rumah Sehat,

Yogyakarta : Kanisius.

Sakti Pinandito, Fenty Arifianti, dan Cholirul Amin. 2009,

Jakarta : Trans Media.

Shielda Ima Iryandini (Kelompok I). 2008. Tugas

Pengetahuan Bahan Bangunan. Jurusan Desain

Page 108: TENTANG PENULIS M.Erg, adalah dosen tetap di HEMAT ENERGI

99

Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI

Denpasar.

Trung Nurjanah, dkk. (Kelompok VI). 2008. Tugas

Pengetahuan Bahan Bangunan. Jurusan Desain

Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI

Denpasar.