perancangan propeller
DESCRIPTION
beberapa hal tentang bagaimana merancang sebuah propellerTRANSCRIPT
Data untuk Design Calculation adalah sebagai berikut :
Data untuk Design Calculation adalah sebagai berikut :
Speed in Service`: 21 knots
PE dari Model Test (inl. CA Allowance): 9592 kW
Propulsion Arrangement :Single-Screw Engines Amidships
Estimated (D = PE / PD: 0.75
Immersion of Propeller Shaft: 7,5 meter
Estimated PD pada 25 knots: 12789 kWWake Fraction, w: 0.20
Thrust Deduction Fraction, t : 0.15
Relative Rotative Eff., (R: 1.05
Hitung Rancangan Propeller untuk :
a. Optimum Diameter Propeller
b. RPM
c. Blade Area Ratio
d. P/D
e. Gambar Profiles Blade Propeller tersebut
Penyelesaian :
1. Parameter yang digunakan
Delivered Power (PD)
PD =
=
= 12789.333 kW (1 W = 0.00134102 HP)
PD = 17150.75 Hp Rate of Rotation (N)
Dalam perencanaan ini nantinya akan digunakan beberapa nilai putaran untuk memdapatkan putaran optimum propeller.
Speed of Advance (Va)
Va= Vs (1 w)
= 21 (1 - 0.20)
= 16.8 knots 2. Diameter Optimum dan Pitch Propellera. Open Water ConditionProsedur penentuan diameter dengan menggunakan Bp-( diagram adalah sebagai berikut :
Menentukan harga Power Coefficient
(Bp)=
=
=
Untuk mendapatkan putaran optimum propeller maka digunakan persamaan diatas dengan memasukkan beberapa nilai putaran. Dan dari hasil Bp, kemudian diplotkan ke dalam grid Bp-( diagram dan dipotongkan dengan Maximum Efficiency Line, sehingga akan didapatkan nilai (O dan (O pada Open Water Condition.
Nilai (O dan (O didapatkan dari diagram B4-40
N (rpm)Bpo0.1739xBp^(0.5)
12013.5841.440.6620.640877537
12514.151.470.6580.654092897
13014.7161.50.6530.66704649
13515.2821.5250.650.679753279
14015.8481.550.6450.692226856
14516.4141.5750.6420.70447961
15016.981.60.6390.716522869
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang mempunyai efisiensi tertinggi adalah ketika propeller pada putaran 120 rpm.
Maka dari nilai putaran tersebut akan didapatkan rasio pitch-diameter dalam kondisi open water dengan cara menarik garis ke kiri dari titik potong dengan Maximum Efficiency Line. Sehingga didapat nilai = 0.94 dan (O = 0.662 serta nilai (O = 1.44 Dengan demikian diameter propeller dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini :
DO=
=
= 6.2 m
Diperoleh nilai Pitch Propeller, dimana = 0.94
PO = 0.94 DO
= 0.94 (6.2 m)
= 5.828 m
b. Behind the Ship Condition
Nilai diameter propeller yang didapat di atas adalah pada kondisi open water test, oleh karena itu nilai tersebut harus dikonversikan menjadi kondisi Behind the Ship yang mana ukurannya lebih kecil dari diameter propeller pada kondisi open water. Glover (1992) mengekspresikan hubungan tersebut dengan pendekatan untuk Single Screw adalah sebagai berikut :
DB= 0.95 DO
= 0.95 (6.2 m)
= 5.89 m
Maka dilakukan perhitungan ulang untuk menentukan nilai advance coefficient ((B) yaitu sebagai berikut :
(B=
=
= 1.4Dengan tidak mengubah harga Bp, maka Pitch-Diameter Ratio Propeller untuk dibelakang kapal dapat diketahui. Dengan cara harga Bp diplotkan kembali pada Bp-( diagram dan diinterseksikan dengan nilai (B, sehingga diperoleh :
= 1
(B
= 0.66Dengan demikian dapt diperoleh untuk nilai pitch propeller di belakang kapal, dimana
= 1
P= x DB
= 1 (5.89 m)
= 5.89 m
3. Blade Surface AreaDalam perancangan luasan permukaan blade propeller, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu (a) pengaruh (effects) dari impact pressure pada bagian back-propeller; (b) besarnya vibration exitation dari propeller; (c) nilai cavitation yang minimal. Angka Kavitasi ((R)
(R=
Dimana ;PH = tekanan akibat ketercelupan propeller. Nilai PH jika propeller tercelup ke dalam air sedalam 7.5 m adalah 1+0.75 = 1.75 x 105 N/m2
PCR = vapour pressure, diasumsikan 1.3 x 105 N/m2
VR = relative velocity yang bekerja pada propeller disk,
VR2 = VA2 +
= (8.642)2 +
= 745.1 VR= 27.3 m/s
(R=
=
= 0.38Angka kavitasi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam Burrils Diagram untuk mendapatkan nilai Thrust Coefficient (C)
Thrust Coefficient
Dari burrils diagram diperoleh C= 0.1625
T=
=
= 1044.65 kN Projected Area dari Propeller
C=
0.1625=
AP=
= 16.83 m2 Developed Area dari propeller
AD=
=
= 20.08 m24. Blade Number
Dimana ;
= tekanan pada center line propeller
Po=
= 101.3kN/m2 + 1025 kg/m3 9.81 m/s2 7.5 m
= 1.767x105 N/m2 (176.714 kpa)
Pv untuk t = 15oC adalah 1.7 kPa
= 176.714-1.7
= 175.014 kPa
k= constant varying from 0 (for transom-stern naval vessel) to 0.20 (for high-powered single-screw vessels)
Z= jumlah daun, direncanakan 4 (dari tipe propeller B 4-40)
=
=
= 0.6Jadi dari perhitungan di atas dapat diperoleh :
1. Optimum diameter propeller= 5.89 m
2. RPM
= 120 RPM
3. Blade Area Ratio
= 0.6
4. P/D
= 1
_1175554976.unknown
_1175638602.unknown
_1175881001.unknown
_1209200482.unknown
_1209200607.unknown
_1209200425.unknown
_1175639952.unknown
_1175640143.unknown
_1175641020.unknown
_1175642242.unknown
_1175640969.unknown
_1175640100.unknown
_1175639046.unknown
_1175639119.unknown
_1175638757.unknown
_1175628271.unknown
_1175636080.unknown
_1175638082.unknown
_1175636018.unknown
_1175557376.unknown
_1175560471.unknown
_1175595751.unknown
_1175557550.unknown
_1175556141.unknown
_1175556484.unknown
_1175547003.unknown
_1175553128.unknown
_1175546926.unknown