poros propeller

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan praktikum ini, diharapkan dapat memperlihatkan proses dan hasil yang telah ditempuh saat melaksanakan selama praktikum mata kuliah Power Train. Laporan praktikum ini dapat disebut juga sebagai hasil tertulis dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan untuk mempermudah kita dalam melakukan pekerjaan yang sama di kemudian hari baik saat melaksanakan di jenjang pendidikan maupun saat bekerja di industri, serta untuk meminimalisasi kesalahan pada pekerjaan yang sama, maka dibuatlah laporan ini. B. Tujuan Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Melatih kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. 2. Melatih untuk bekerja lebih baik. 3. Mengisi salah satu syarat mata kuliah pabrikasi logam. 4. Mempraktekan teori-teori yang telah diterima selama pembelajaran.

Upload: mrendraaprido

Post on 09-Jul-2016

473 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

power train

TRANSCRIPT

Page 1: Poros Propeller

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan praktikum ini, diharapkan dapat memperlihatkan proses dan

hasil yang telah ditempuh saat melaksanakan selama praktikum mata kuliah

Power Train.

Laporan praktikum ini dapat disebut juga sebagai hasil tertulis dari

kegiatan praktikum yang telah dilakukan untuk mempermudah kita dalam

melakukan pekerjaan yang sama di kemudian hari baik saat melaksanakan di

jenjang pendidikan maupun saat bekerja di industri, serta untuk

meminimalisasi kesalahan pada pekerjaan yang sama, maka dibuatlah laporan

ini.

B. Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Melatih kesabaran dan ketelitian dalam bekerja.

2. Melatih untuk bekerja lebih baik.

3. Mengisi salah satu syarat mata kuliah pabrikasi logam.

4. Mempraktekan teori-teori yang telah diterima selama pembelajaran.

5. Melatih keterampilan dalam bidang pembongkaran, pemeriksaan dan

pemrakitan unit Poros Propeller.

C. Manfaat

Manfaat penulisan laporan ini adalah sebagi berikut :

1. Memperoleh pemahaman lebih ketika ingin praktikum lagi dikemudian

hari.

2. Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek.

3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi saat praktikum.

4. Menggambarkan proses dan hasil praktikum.

Page 2: Poros Propeller

D. Sistematika Penulisan

Laporan prktik ini di buat berdasarkan hasil praktikum dalam mata

kuliah Power Train, teori-teori yang digunakan berdasarkan hasil pembeljaran

dalam Power Train.

Page 3: Poros Propeller

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Propeller shaft

Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan

4WD) berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi

ke difrential. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan

differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar

dengan roda belakang. Oleh sebap itu posisi diferential terhadap transmisi

selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan

jalan dan ukuran beban.

Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan

tenaga dari transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi

permukaan jalan dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint

dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap

perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap

perubahan anatara transmisi dan diferential.

Fungsi Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:

Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros

sambungan roda belakang.

Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat

bergerak naik dan turun.

Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur

karenaperubahan panjang poros penggerak

B. Jenis-jenis Sistem Penggerak Kendaraan

Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan

tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda. Kendaraan ditinjau dari

Page 4: Poros Propeller

sistem pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis,

yaitu :

1. Front Engine Rear Drive (FR)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang

dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-komponen sistem

pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), drive

shaft/ propeller shaft, differential, rear axle dan roda (wheel).

2. Front Engine Front Drive (FF)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan dinamakan

tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem pemindah 8

tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front

axle dan roda (wheel).

3. Rear Engine Rear Drive (RR)

Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang

dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan

tipe ini sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF).

Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch),

transmisi (transmissions), differential, rear axle dan roda (wheel).

4. Four Wheel Drive (FWD)

Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang

dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD

atau AWD). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi :

kopling(clutch), transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua.

Pertama ke front drive shaft (front propeller shaft), front differential, front

axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear 9 drive

shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang

(rear wheel).

Page 5: Poros Propeller

C. Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Poros Penggerak.

Slip yoke = menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan

universal (universal joint) depan

Front Universal Joint = mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive

shaft)

Drive shaft = memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan

kesambungan universal belakang (rear Universal joint).

Rear Universal = Jointmelenturkan sambungan yang menghubungkan

sumbu penggerak dengan yoke deferensial

Yoke rear = memegang sambungan universal belakang dan memindahkan

gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.

Gambar 1.1 Konstruksi Propeller Shaft

A. UNIVERSAL JOINT

Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang

berfungsi untuk memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun

terjadi perubahan sudut.

Page 6: Poros Propeller

Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi danberakibat pada posisi

differential selalu berubah-ubah terhadap transmisi. Universal joint dipakai

untuk mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan

lancar, sehingga universal joint harus mempunyai syarat : dapat mengurangi

resiko kerusakan propeller saat poros bergerak naik/ turun, tidak berisik atau

berputar dengan lembut, konstruksinya sederhana dan tidak mudah rusak.

Dilihat dari konstruksinya, universal joint dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :

1. Hook joint ( paling banyak dipakai )

Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena

selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan

konstan. Konstruksi hook joint adalah seperti di atas. Ada dua tipe hook joint

yaitu shell bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe shell bearing

cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup

bisa dibongkar.

Gambar 1.2 Konstruksi Hook Joint

2.Flexible Joint

Page 7: Poros Propeller

Gambar 1.3 Konstruksi Flexible Joint

Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar

di atas. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik, dan

tidak memerlukan minyak/ grease.

3.Trunion joint

Gambar 1.4 Konstruksi Trunion Joint

Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun

hasilnya masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan.

Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di atas.

4. Slip joint

Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi

terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan

panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan

differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.5 Konstruksi Slip Joint

Page 8: Poros Propeller

D. Cara kerja poros penggerak

b. Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda Depan.

Kendaraan dengan penggerak roda depan tidak memiliki batang

penggerak (propeller).Melainkan kendaraan ini memiliki sebuah

transaxle yang terdiri dari:

• Kopling (hanya untuk transmisi manual)

• Transmisi (untuk manual dan otomatis)

• Batang defrensial depan (atau setengah batang)

• Bantalan batang

• Sambungan universal kecepatan konstan.

Transaxle dibautkan pada mesin, batang half mengirimkan gaya putar

dari mesin dan transmisi ke roda. Sambungan universal kecepatan

konstan dipasangkan pada ujung bagian dalan masing-masing poros

Sambungan kecepatan konstan (KK) memungkinkan batang

penggerak melakukan putara dengan sudut yang kecil dan perubahan

panjang sesuai gerakan roda mengikuti permukaan jalan.

Sambungan kecepatan konstan berikutnya pada transmisi pada

sambungan inboard (sambungan pluge) sambungan ini menggunakan

bantalan roll pada ujung batang diteruskan melalui sambungan le

"plunge" saat panjang batang berubah. Sambungan kecepatan konstan

pada penghubung (hub) roda adalah sambungan inboard juga sama

sambungan burfiekd, sambungan ini bersifat tetap diam san tidak

berubah panjangnya. Sambungan kecepatan konstan;

• Membawa gaya putar dari mesin dan transmisi ke roda yang

bersentuhan dengan jalan

• Meneruskan gerakan kemudi sebaik mungkin pada gerakan

kendaraan naik atau turun.

• Gambar 5. Poros penggerak dari penggerak roda depan

c. Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda Belakang.

Page 9: Poros Propeller

Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi kesumbu

belakang dilakukan pada batang penggerak (batang propeller atau

batang tail) Sumbu batang kendaraan bergerak naik atau tutun, relatif

terhadap transmisi dan batang penggerak harus memeindahkan gaya

putar melalui berbagai perubahan sudut dan panjang. Sambungan

universal dan slip dapat melakukan penyesuaian yang dibututhkan

sebagai akibat perubahan tempat yang dilalui kendaran selaam

berjalan.

Ini mungkin dilakukan karena sambungan universal memungkinkan 2

(dua) batangbergerak dalam sudut yang berbeda satu dengan yang lain.

Sebagai contoh, bila kendaraan menumbuk gundukan/benjolan dijalan,

sudut belakang ditekan keatas dan relatif terhadap bodi mobil.

Sambungan universal memungkinkan jalur penggerak tetap pada

posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada batang penggerak.

Dalam keadaan yang sama, slip yoke atau sambungan slip yang

terpasang pada batang output transmisi memungkinkan adanya

perubahan kecil pada panjang penggerak dengan meluncur kedalam

atau keluar dari trasnmisi.

Gambar 7. Bentuk rangkaian batang propeller

d. Kendaraan Dengan Penggerak Empat Roda

Kendaraan-kendaraan yang lebih kecil dengan penggerak empat roda

menggunakan pengaturan jalur penggerak yang mirip dengan

kendaraan dengan mesin dibelakang, Kendaraan dengan penggerak

Page 10: Poros Propeller

roda depan telah dijelaskan diatas, tetapi dengan tambahan pada

batang output yang diperpanjang hingga sumbu depan.

Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak

pada kedua sumbu kendaraan depan dan belakang.Serupa dengan

rangkaian sumbu belakang kendaraan yang konvensional. Pada sumbu

belakang dan sedikit berbeda unit sumbu pada bagian depan. Sumbu

penggerak depan harus meemiliki fasilitas untuk mengemudikan

kendaraan. Dua sumbu pemindahan gaya putar dari transmisi

dilewatkan unit deferensial dan batang sumbu untuk menggerakkan

empat roda kendaraan.

Gambar 8. Jalur penggerak pada penggerak empat roda

Gambar 9. 4WD Front Propeller Shaft

Page 11: Poros Propeller

BAB III

Proses Praktik

ALAT :

• Kotak alat

• Palu plastik

• Kunci shock

• Tang ring pengunci

• Dial indikator

• Block “V”

• Pompa vet

BAHAN :

• Poros propeller

KESELAMATAN KERJA :

• Hati – hati bekerja di bawah mobil, pemasangan penyangga harus baik

• Segera bersihkan tumpahan oli di lantai

Page 12: Poros Propeller

Melepas Poros :

• Memberi tanda pemasangan dengan penitik

Buka baut pengikat flens dengan

kunci ring

Periksa kebocoran sil poros out put

transmisi dan sil poros pinion

penggerak aksel

Gunakan penyumbat oli atau alat

lainnya agar oli transmisi tidak

tumpah

Bersihkan / cuci poros propeller

Page 13: Poros Propeller

Memeriksa kelonggaran bantalan

sambungan salib

Maksimum 0,02 mm

Memeriksa kebebasan aksial sambungan

salib

Maksimum 0,02 mm

Memeriksa sambungan luncur, bila tidak

dapat meluncur dengan baik harus

dibersihkan dan tidak boleh ada

kebebasan radial

Memeriksa kebengkokan poros

penggerak

Hasil yang didapat :

0,6 mm batas Maksimum 0,8 mm

Page 14: Poros Propeller

Membongkar

Bagian – bagian sambungan salib

Melepas cincin – cincin pengunci :

Jenis cincin pengunci diluar ujung

cincin dijepit dengan tang dan tarik

keluar

Jenis cincin pengunci di dalam

didorong dengan hentakan palu pada

ujung cincin pengunci hingga lepas

Page 15: Poros Propeller

Pukul pada bagian garpu penghubung

hingga rumah bantalan keluar dari

dudukannya

Hati – hati jangan sampai rusak dudukan

rumah bantalan

Jika rumah bantalan tidak dapat / sulit

keluar dengan cara dipikul, rumah

bantalan dipres pada ragum ke kiri dan

ke kanan hingga mudah terasa dilepas,

kemudian dipukul – pukul lagi

Perhatikan bantalan jarum jangan sampai

jatuh / hilang

Periksa permukaan gesek bila sudah aus /

cacat harus diganti ( satu set )

1.Penghubung salib

2.Sil

3.Bantalan jarum

4. Rumah bantalan

Page 16: Poros Propeller

Periksa keretakan dan kebengkokan, perbaiki jika masih dimungkinkan atau ganti baru

memasang sambungan salib

Perhatikan tanda pemasangan

Mengisi vet pada penghubung salib sampai

penuh

Memasang sil

Memasang rumah bantalan, posisi rumah

bantalan, dudukan rumah bantalan dan

poros penghubung salib harus lurus

kemudian dipres sedikit sambil dicek

apakah sambungan salib dapat berputar

dengan baik. Bila sedikit sarat beri

hentakan pada ujung garpu penghubung

Perhatikan kedudukan rumah bantaln

terhadap dudukannya, harus lurus tidak

boleh miring !

Bengkok ( tidak segaris )

Page 17: Poros Propeller

Memasang cincin pengunci dan pilihlah

cincin yang cocok untuk kebebasan

aksial 0,02 mm

Bersihkan bagian sambungan luncur dan beri vet baru

Memasang sambungan luncur sesuai dengan tanda pemasangan

Memeriksa sil poros out put transmisi bila rusak / bocor harus diganti

Page 18: Poros Propeller

memasang sil poros output transmisi

dan sil pinion penggerak aksel,

gunakan alat khusus agar sil dapat

duduk dengan baik

Memasang Poros Propeler

Periksa tanda-tanda pemasangan

Pengikat baut dengan kunci momen ( momen pengencangan lihat buku manual)

Periksa posisi garpu penghubung sambungan salib satu dengan yang lainnya

harus lurus dan segaris ( Jika tidak segaris akan timbul getaran dan bantalan

sambungan salib akan cepat rusak )

Page 19: Poros Propeller

Memberi pelumasan pada sambungan

salib dan sambungan luncur dengan

pompa vet

Page 20: Poros Propeller

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari transmisi ke

differential. Transmisi dipasang pada rangka sedangkan differential pada axle

housing yang ditunjang oleh suspensi. Oleh karena itu posisi differential

terhadap transmisi berubah-ubah tergantung kondisi beban dan jalan. Untuk

alasan ini pada propeller shaft dipasangkan universal joint yang memungkin-

kan terjadinya perpindahan tenaga dari transmisi ke differential dengan

lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan sudut transmisi.

Selain itu juga terdapat sleeve yoke yang berfungsi untuk menyerap perubah-

an panjang antara transmisi dan differential (memungkinkan propeller shaft

dapat bergerak maju mundur.

B. Saran

Poros Propeller merupakan elemen mesin yang perawatannya perlu di

perhatikan baik dari segi perawatannya dan penggunaannya, untuk

memaksimalkan pemakaian fungsinya, dan untuk lebih melengkapi

pengetahuan pembaca tentang Poros Propeller, baiknya memperbanyak

bacaan referensi.

Page 21: Poros Propeller

DAFTAR PUSTAKA

Widyanto, Anonim. Jenis-jenis Sistem Penggerak Kendaraan. Media [online].

Tersedia di https://widyantoyappi.wordpress.com [anonim].

Sulaeman, 2016. Poros Propeller. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.