perancangan dan pengembangan sistem informasi keuangan...

21
Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Universitas berbasis Web (Studi Kasus : Universitas Kristen Satya Wacana kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti: Alden Hariyanto Putra (682012033) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Juli 2016

Upload: buinhan

Post on 02-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan dan

Akuntansi Universitas berbasis Web

(Studi Kasus : Universitas Kristen Satya Wacana kota

Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Alden Hariyanto Putra (682012033)

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Juli 2016

Page 2: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai
Page 3: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai
Page 4: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai
Page 5: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai
Page 6: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai
Page 7: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

1

Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi

Universitas berbasis Web

(Studi Kasus : Universitas Kristen Satya Wacana kota Salatiga)

1)Alden Hariyanto, 2) Frederik Samuel Papilaya 3)Augie David Manuputty

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

E-mail: 1)[email protected] , 2) [email protected], 3) [email protected]

Abstract

SWCU already introduced a financial and accounting information system to support the

process of financial administration and record keeping. However, there are still

weaknesses in which the process of filing the funds disbursement by the unit/sub-unit could

not be displayed by the system, so that new submissions can only be seen in the

accountability process. In this study, a system of financial and accounting information was

designed and developed with the prototype system development method that can track the

submission of disbursement of funds since the submission process by the unit/sub-unit.

Keywords: Accounting & Financial Information System, Prototype, disbursement of funds.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

3) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

1. Pendahuluan

Page 8: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

2

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) adalah salah satu universitas

yang besar di kota Salatiga, Jawa Tengah, terutama dengan jumlah mahasiswa yang masuk sebesar kurang lebih 3500 mahasiswa dan terus bertambah tiap tahunnya,

dapat dipastikan bahwa kegiatan administrasi di UKSW sangatlah padat dan kompleks. UKSW terdiri dari 15 fakultas yang tentunya memiliki proses

administrasinya sendiri-sendiri [1]. Dimulai dari proses administrasi pendaftaran mahasiswa per-jurusan yang ada di tiap fakultas, registrasi mata kuliah, sampai dengan proses administrasi keuangan yang semuanya harus

berkoordinasi/terintegrasi dengan pihak universitas pusat. Integrasi inilah yang menuntut UKSW untuk dapat berinovasi dalam mengoptimalkan aktivitas

manajemen dan administrasinya demi memberikan pelayanan pendidikan terbaik. Teknologi Informasi (TI) memungkinkan untuk melakukan pencatatan,

pemrosesan dan menampilkan data secara lebih akurat dibandingkan dengan

pencatatan berbasis kertas. Pemanfaatan TI yang baik dan efektif juga secara otomatis dapat meningkatkan kualitas informasi yang berdampak pada peningkatan

kualitas manajemen. Peningkatan kualitas manajemen memungkinkan organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya dengan organisasi/perusahaan lainnya [2]. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa TI sudah menjadi

kebutuhan dasar bagi setiap organisasi dan perusahaan dari skala kecil ataupun sampai dengan skala besar untuk dapat bersaing diera global saat ini.

Sesuai perkembangannya, UKSW sudah memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk mendukung sebagian besar operasional administrasi universitas. Teknologi informasi yang sudah diakuisisi oleh UKSW antara lain, Sistem

Informasi Akademik yang disebut dengan SIASAT, Sistem Informasi Manajemen Ruang yang disebut dengan SIMARU, dan juga Sistem Informasi Keuangan dan

Akuntansi Kampus (SIKASA), yang digunakan untuk mengelola seluruh data keuangan dan pencatatan akuntansi universitas UKSW. SIKASA yang ada saat ini terdiri dari beberapa modul yang mewakili setiap proses administrasi keuangan di

Universitas, seperti modul Surat Permintaan Realisasi Anggaran (SPRA), Pengelolaan Anggaran, Realokasi, Carry Forward, Loket, BON dan Pertanggung

Jawaban BON. Modul-modul ini mewakili setiap proses transaksi administrasi keuangan di UKSW. Sebagai contoh, Realokasi digunakan untuk memindahkan anggaran dari satu rekening ke rekening yang lain, dan Carry Forward adalah

modul untuk memindahkan anggaran dari anggaran dari periode berjalan keperiode selanjutnya.

Salah satu modul yang vital di SIKASA adalah modul BON yang befungsi untuk proses pengajuan BON atau pencairan dana anggaran. Namun, SIKASA masih mempunyai kelemahan utama, dimana data pengajuan BON tidak dapat

diketahui sampai dengan proses pertanggung jawaban dilakukan, sehingga jumlah anggaran yang sudah dicairkan baru dapat divalidasi berdasarkan dokumen fisik

yang ada. Hal ini menjadi masalah ketika dokumen fisik tersebut hilang ataupun terjadi Human Error saat proses validasi, sehingga memungkinkan hal seperti kebocoran anggaran dapat terjadi. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan

perubahan mekanisme penggunaan sistem oleh tiap unit/sub-unit, maupun alur pemrosesan data pada sistem.

Page 9: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

3

Untuk mengatasi masalah diatas, penulis tertarik untuk menganalisa,

merancang dan mengembangkan sistem informasi keuangan kampus berbasis web di UKSW terkhusus untuk modul BON, yang dapat melacak pengajuan BON sejak pengajuan BON itu dilakukan secara real-time. Modul BON ini nantinya dapat

diakses dengan mudah oleh tiap unit/sub-unit yang ada di kampus UKSW melalui browser standar seperti mozilla firefox dan chrome yang tentunya dapat diakses

oleh setiap perangkat Personal Computer (PC) dan laptop yang terhubung dengan jaringan lokal di UKSW.

Dengan demikian, beberapa masalah yang ingin diatasi oleh penulis adalah

permasalahan transaksi pengajuan BON yang tidak dapat dilacak hingga proses pertanggung jawaban dilakukan. Permasalahan ini seharusnya dapat diatasi dengan

mengimplementasikan alur kerja sistem yang dapat mencatat transaksi pengajuan dari awal transaksi pengajuan dilakukan. Pengembangan sistem ini diharapkan dapat membantu pihak bagian

keuangan kampus untuk kemudian mengoptimalkan sumber daya maupun kinerja yang ada dengan mengatasi faktor kesalahan dan kebocoran yang mungkin terjadi

pada sistem lama. 2. Kajian Pustaka

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berjudul, “Sistem Informasi Keuangan pada

Sekolah ST.Agatha”, membahas mengenai perancangan dan pengembangan sistem

informasi keuangan di sekolah St. Agatha. Hasil dari penelitian tersebut adalah sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai pengganti sistem kerja berbasis

kertas pada administrasi sekolah St. Agatha.[3] Penelitian ini menggunakan kerangka kerja Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, dan Service atau sering disebut dengan PIECES. Kerangka kerja PIECES digunakan

dalam proses analisa permasalahan, yang kemudian menjadi dasar perancangan sistem keuangan. Sistem keuangan yang dibuat sudah mencakup proses manajemen

transaksi pembayaran SPP, Gaji, absensi dan mempunyai output laporan keuangan standar, seperti laporan jurnal, buku besar, neraca, perubahan ekuitas, dan laba-rugi. Pengimplementasian Sistem Informasi Keuangan sudah dapat mengatasi sebagian

besar masalah yang teridentifikasi, dikarenakan proses input, pengolahan dan penyimpanan data sudah dilakukan dengan sistem dan database, sehingga

mempercepat proses administrasi keuangan di St. Agatha. Namun, masih ada beberapa saran pengembangan yang diberikan oleh penulis, seperti mengadakan pelatihan bagi karyawan, dan staff administrasi agar sistem keuangan yang dibuat

dapat dimanfaatkan secara keseluruhan. Penelitian lainnya yang berjudul, “Sistem Informasi Keuangan Sesuai

Standar BAN-PT Terintegrasi Sisfo Kampus 4.1”, yang membahas mengenai perancangan dan pengembangan sistem informasi keuangan kampus yang terintegrasi dengan Sisfo Kampus 4.1. sebuah sistem informasi akademik open-

source. Salah satu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “bagaimana melakukan integrasi sistem keuangan dengan sisfokampus 4.1.”, yang

Page 10: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

4

penulis wujudkan dengan cara menggabungkan tabel database sistem informasi

keuangan dengan database Sisfo Kampus 4.1.[4] Integrasi sistem dengan menggabungkan database bukanlah teknik yang

baik digunakan untuk sistem yang terus berkembang. Penggabungan database

membuat beban operasional pada satu database bertambah, dan turut pula menambah kompleksitas tabel yang harus di maintenance. Sebagai contoh, saat

ingin melakukan backup terhadap sistem Sisfo Kampus 4.1. maka database milik sistem keuangan secara otomatis ikut terbackup, nyatanya SISFOKAMPUS sebenarnya adalah sistem informasi akademik yang berdiri sendiri. Masalah lain

adalah pada saat melakukan restore, maka ada kemungkinan data sistem keuangan juga akan tertumpuk oleh data backup dari SISFOKAMPUS 4.1. Oleh karena itulah

cara yang dirasa paling tepat untuk integrasi sistem yang berbeda adalah dengan menggunakan web service.

2.2. Dasar Teori

Menurut organisasi w3, Web Application atau Aplikasi Web, merupakan halaman web ataupun sekumpulan halaman web yang dikirimkan melalui protokol HTTP yang diproses di sisi server ataupun client yang berfungsi seperti aplikasi

didalam browser web[5]. Aplikasi web pada umumnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu back-end dan front-end, definisi front-end pada aplikasi web merupakan

aplikasi yang beroperasi diperangkat pengguna, yang secara sederhana disebut interface atau tampilan yang muncul bagi pengguna. Aplikasi front-end inilah yang nantinya berkomunikasi untuk mengirimkan dan menerima data dari/ke back-end

yang merupakan aplikasi yang beroperasi disisi perangkat penyedia layanan atau sering juga disebut server side.[6]

Masing-masing penyedia layanan pada umumnya memiliki platform-nya sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan komunikasi antara server dengan platform berbeda menjadi sulit untuk dilakukan. Untuk itulah digunakan konsep web service

sebagai untuk memungkinkan komunikasi antar server yang berbeda platform. Web Service merupakan aplikasi yang memungkinkan aplikasi antar platform dapat

saling berkomunikasi melalui internet, dengan menyediakan format standar komunikasi melalui HTTP berupa XML, JSON, dan lain-lain.[7] Akuntansi merupakan suatu sistem pencatatan seluruh aktivitas keuangan

organisasi dan dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan para pemilik kepentingan dalam mengambil keputusan.[8] Proses administrasi akuntansi

saat ini sudah memanfaatkan IT dalam pelaksanaannya, implementasi IT dalam proses administrasi akuntansi ini seringkali disebut dengan Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Hosein, Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem

informasi yang dapat mencatat dan memproses data akuntansi, serta dapat menghasilkan informasi yang berguna untuk proses pengambilan keputusan dalam

suatu organisasi. Konsep sistem informasi akuntansi terdiri dari 3 elemen pendiri, yaitu manusia, praktek dan teknologi informasi.[2]

Page 11: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

5

Gambar 1. Skema sub-sistem dari sistem informasi keuangan dan

akuntansi.[2]

Sistem informasi Akuntansi terdiri dari beberapa klasifikasi sub-system berdasarkan siklus yang ada di perusahaan, seperti pada gambar 1, terdapat siklus pengeluaran yang terdiri dari proses pembelian dan pembayaran untuk kebutuhan

perusahaan, siklus produksi yang melibatkan aktivitas merubah bahan mentah maupun manusia menjadi barang jadi atau layanan, siklus sumberdaya manusia

yang melibatkan proses manajemen tenaga kerja dan membayar tenaga kerja, siklus pemasukan yang melibatkan proses pemasukan/sales perusahaan, dan siklus keuangan yang melibatkan aktivitas penyediaan anggaran terhadap operasional

perusahaan.[2]

3. Metode Penelitian

Tahapan penelitian ini dimulai dari tahapan identifikasi masalah yang ada

berdasarkan hasil wawancara kualitatif dengan pihak-pihak berkepentingan di SIKASA lama, lalu merumuskan masalah yang sudah teridentifikasi. Berikutnya

adalah melakukan perancangan pengembangan sistem yang dilakukan mulai April 2016 sampai dengan awal Juli 2016. Sistem yang sudah disetujui oleh tester pada proses pengembangan kemudian di-deploy dan di-testing dengan metode blackbox

oleh tiap user pada tiap unit/sub-unit. Penelitian diakhiri dengan tahapan pengambilan kesimpulan. Gambar 2 menggambarkan tahapan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini.

Page 12: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

6

Gambar 2. Tahapan Penelitian

Melalui proses tahapan 1, masalah utama yang teridentifikasi dari sistem

keuangan yang lama adalah proses jurnal yang dilakukan hanya saat pertanggung jawaban BON dilakukan, sehingga informasi pengajuan BON tidak terlihat di

sistem sebelum proses pertanggung jawaban dari pengajuan BON tersebut dilakukan oleh unit/sub-unit, hal ini menyebabkan bagian keuangan harus melakukan validasi ulang secara manual berdasarkan dokumen-dokumen fisik

pengajuan yang sudah dilakukan oleh unit/sub-unit sebelumnya.

Gambar 3. Tahapan proses metode pengembangan sistem prototype.[9]

Listen to Customer

Build/ Revise Mock Up

Customer Test Drives/ Mockup

Tahapan 2: Perancangan & Pengembangan Sistem dengan metode Prototype

Hasil yang diharapkan: Aplikasi Keuangan

Tahapan 3: Deployment & user testing

Hasil yang diharapkan: Hasil testing

Tahapan 4: Pengambilan Kesimpulan

Hasil yang diharapkan: Kesimpulan Penelitian

Tahapan 1: Identifikasi & Perumusan masalah

Hasil yang diharapkan: user-requirement

Page 13: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

7

Pada tahapan 2, sistem mulai dirancang dan dikembangkan menggunakan

metode pengembangan sistem prototype dengan tahapan-tahapan yang digambarkan pada gambar 3. Melalui proses Listen to Customer, didapatkan informasi bahwa sistem yang dibangun mempunyai 2 halaman utama, yaitu

rangkuman, dan pengajuan. Halaman rangkuman berisi mengenai ringkasan informasi transaksi semua pengajuan BON yang sudah dilakukan oleh unit/sub-unit

yang aktif beserta status pengajuannya, sedangkan pada halaman pengajuan unit/sub-unit dapat melakukan pengajuan pencairan anggaran dengan batasan-batasan seperti total pengajuan tidak boleh melebihi anggaran yang tersedia untuk

rekening, jumlah pengajuan tidak boleh lebih dari 1 transaksi per pengajuan dan jumlah pengajuan tidak boleh lebih kecil sama dengan 0. Use case dari modul BON

dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Diagram use-case dari modul BON.

Terdapat 2 aktor utama pada modul BON, yaitu unit/sub-unit dan keuangan.

Unit/sub-unit dapat melakukan pengajuan, pembatalan dan cetak pengajuan dalam bentuk dokumen PDF maupun file ms-excel 2010. Unit/sub-unit dapat melakukan pengajuan dengan memasukkan data rekening, jumlah pengajuan dan keterangan

pengajuan melalui interface pengajuan BON yang akan disimpan sementara didalam web server cache. Setelah proses input pengajuan selesai, maka unit/sub-

unit harus melakukan proses simpan cetak pengajuan yang artinya mengajukan transaksi tersebut untuk diotorisasi keuangan, selain itu, file pdf akan dihasilkan secara otomatis ketika proses simpan cetak berhasil, yang kemudian dapat

digunakan oleh unit/sub-unit untuk validasi. Pengajuan yang sudah di”simpan cetak” kemudian akan diotorisasi atau ditolak oleh keuangan. Pengajuan akan

secara otomatis dijurnalkan dan memotong anggaran unit/sub-unit untuk rekening yang diajukan pencairannya, hal ini untuk menghindari kemungkinan pengajuan yang melebihi anggaran yang disetujui. Alur pengajuan dan otorisasi dapat dilihat

pada Gambar 5.

Page 14: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

8

Gambar 5. Activity diagram dari proses pengajuan unit/sub-unit.

Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa proses pengajuan unit/sub-unit

dapat ditolak oleh bagian keuangan jika dirasa tidak sesuai dengan kriteria bagian

keuangan. Pengajuan yang ditolak ini harus kemudian dibatalkan oleh unit/sub-unit secara manual agar anggaran yang diajukan dapat dipakai untuk pengajuan lainnya.

Berdasarkan gambar 6.secara konseptual terdapat dua Class utama, yaitu BON boundary dan BON Controller. BON Rangkuman boundary mewakili Class tampilan rangkuman, dimana data transaksi pengajuan BON yang sudah dilakukan

akan ditampilkan. Terdapat 5 fungsi yang ada di Class Rangkuman Boundary, yaitu pengajuan() untuk mengakses halaman pengajuan BON, fungsi lihat_detail() untuk

melihat detail transaksi pengajuan yang sudah dilakukan, batalkan pengajuan untuk menghapus transaksi pengajuan yang sudah ditolak oleh bagian keuangan, dan cetak_pengajuan() untuk mencetak file pdf pengajuan selama masih belum

berstatus “telah diotorisasi oleh keuangan”.

Page 15: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

9

Gambar 6. Diagram Class dari modul BON.

Class boundary berikutnya adalah pengajuan boundary yang merupakan

Class tampilan pengajuan yang mempunyai 4 fungsi utama, yaitu tambah_pengajuan() yang berfungsi untuk melakukan penambahan transaksi pengajuan BON baru yang akan disimpan di web-server cache sementara, fungsi

ubah_pengajuan() yang berfungsi untuk mengubah data pengajuan dalam cache, fungsi hapus_pengajuan() untuk menghapus record transaksi data pengajuan yang

ada dalam cache, serta simpanCetak() untuk mengirimkan data bersifat final ke web service.

Class terakhir adalah Class Controller, yang merupakan Class utama dari

modul BON, dikarenakan fungsinya sebagai Class pemrosesan data dari/ke tampilan (boundary) maupun ke web service. Terdapat 9 fungsi utama, seperti

fungsi tambah_pengajuan(), ubah_pengajuan(), hapus_pengajuan(), simpan_cetak(), getListRekening_WS(), getAnggaran_WS(), getTanggal_WS(), getPeriode_WS(), dan cetak_pengajuan(), dan 2 fungsi akses boundary seperti

halaman_rangkuman() untuk akses halaman rangkuman BON, dan halaman_pengajuan() untuk akses halaman pengajuan BON. Fungsi

tambah_pengajuan(), ubah_pengajuan(), dan hapus_pengajuan() merupakan fungsi manipulasi data transaksi pengajuan pada web server cache, sedangkan simpanCetak() berfungsi untuk mengirimkan data transaksi yang tersimpan pada

cache ke server melalui web service. Fungsi getListRekening_WS() adalah fungsi untuk mengambil data rekening yang tersedia untuk unit/sub-unit yang aktif melalui

web service, fungsi getAnggaran_WS() adalah fungsi untuk mengambil data anggaran yang tersedia untuk rekening tertentu, fungsi getTanggal_WS() adalah fungsi untuk mengambil tanggal aktif saat ini (hari dimana transaksi dilakukan) dari

web service, dan getPeriode_WS() merupakan fungsi untuk mengambil periode aktif saat transaksi itu dilakukan dari web service.

Page 16: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

10

Arsitektur sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi terbagi menjadi 2

bagian, yaitu back-end dan web-client. Kedua sistem berkomunikasi melalui web-Service dengan teknologi .NET. sedangkan sistem informasi web-client yang dibangun menggunakan teknologi PHP 5.6 dikarenakan server yang digunakan

untuk sistem informasi keuangan dan akuntansi sudah terdapat apache tomcat. Konsep deployment dapat dilihat pada deployment diagram Gambar 7.

Gambar 7. Diagram deployment dari sistem informasi keuangan modul

BON.

Konsep deployment pada gambar 7. menunjukkan bahwa setiap perangkat

unit/sub-unit akan berhubungan dengan web client server saja. Web client server yang kemudian akan mengambil atau mengirimkan data ke web Service server. Semua data yang didapat dari dan ke web Service server akan terlebih dahulu

difilter dan dibentuk ulang menjadi struktur yang berbeda oleh web client server sebelum disajikan ke client untuk melindungi keamanan data.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari proses pengembangan prototype tahap awal adalah halaman tampilan rangkuman dan pengajuan BON yang terstandar dengan tampilan modul

lainnya. Fungsional hanya sebatas fungsi tambah, ubah dan hapus pada cache web-server. Langkah pengembangan berikutnya adalah fungsional akses web Service keuangan yang ada, dimulai dari proses pengambilan data dan kemudian

pengiriman data ke server backend melalui web service. Setelah tahap prototype awal selesai, dilakukan testing oleh user dari bagian keuangan, dan didapatkan

beberapa point evaluasi penting, yaitu : sisa anggaran masih mengembalikan nilai 0 walaupun anggaran lebih besar dari 0 didatabase, masih terdapat error pada proses manipulasi pengajuan transaksi BON, dimana transaksi tidak dapat dihapus, dan

masih ada transaksi pengajuan yang gagal tersimpan ketika melakukan proses simpan cetak pengajuan BON.

Proses pengembangan prototype kedua adalah perbaikan dari evaluasi dipengembangan tahap awal. Hasil dari pengembangan tahap kedua kemudian di-test oleh user, dan didapatkan beberapa poin evaluasi sebegai berikut: nilai sisa

anggaran sudah dapat mengambil nilai dari database, namun nilainya seharusnya berkurang tiap kali dilakukan pengajuan transaksi BON, selain itu inputan masih

belum difilter, sehingga nilai 0 dan kurang dari 0 masih dapat masuk, pengurangan sisa anggaran hanya diranah web server cache, proses simpan cetak BON sudah

Page 17: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

11

dapat dilakukan dan berhasil, namun transaksi yang diajukan masih belum tampil

dirangkuman BON. Hasil prototype terakhir adalah perbaikan dari hasil evaluasi pengembangan

tahap kedua, serta pemasangan proteksi/filter terhadap inputan user, seperti

pengajuan tidak boleh kurang dari sama dengan 0, pengajuan tidak boleh melebihi anggaran rekening yang diajukan, dan jumlah transaksi tidak boleh lebih dari 1

transaksi per pengajuan. Secara garis besar, proses bisnis pengajuan BON oleh unit/sub-unit adalah

sebagai berikut, unit/sub-unit melakukan pengajuan BON melalui halaman

pengajuan BON, pada saat pengajuan BON berhasil diajukan, maka akan muncul lembar cetak pengajuan BON yang harus dicetak oleh user, lembar pengajuan ini

berfungsi sebagai validasi/bukti pada saat melakukan pencairan dibagian keuangan. Kemudian record pengajuan tersebut akan muncul di-interface aplikasi bagian keuangan, pada tahap ini bagian keuangan mempunyai 2 pilihan, yaitu melakukan

otorisasi terhadap record pengajuan tersebut ataupun melakukan penolakan jika dirasa tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Baik proses otorisasi maupun

penolakan terhadap transaksi pengajuan kemudian akan merubah status pengajuan transaksi yang dapat dilihat pada tampilan rangkuman BON, tepatnya pada kolom “status pengajuan”.

Gambar 8. Tampilan Rangkuman BON

Gambar 8 merupakan halaman rangkuman BON, terdapat form filter

rangkuman BON untuk melakukan filter terhadap data rangkuman yang ditampilkan. Kolom yang disediakan adalah tanggal, status PTJ, dan Kode

Transaksi BON. Tabel rangkuman transaksi BON terdiri dari kolom “Tgl Trans”, “Tgl PTJ”,

“Tgl Harus PTJ”, “periode”, “Unit/Sub-unit”, “No. Bukti Pengajuan”, “No. Bukti

Otorisasi”, “Jumlah”, “Status PTJ”, “Status Transaksi”, dan “Status Pengajuan”. Sedangkan kolom Detail BON dan Hapus adalah button untuk mengakses fungsi

lihat detail transaksi dan pembatalan transaksi yang hanya aktif jika transaksi ditolak oleh bagian keuangan. Kolom “Tgl Harus PTJ” hanya muncul ketika

Page 18: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

12

pengajuan sudah diotorisasi oleh bagian Keuangan, sedangkan kolom “status PTJ“

dan “Tgl PTJ“ muncul ketika transaksi sudah diajukan Pertanggung jawabannya oleh unit/sub-unit. Terdapat 5 nilai status pengajuan yang mungkin muncul, yaitu “pengajuan oleh unit kerja”, “pengajuan telah diotorisasi oleh bagian keuangan”,

“telah PTJ, belum diotorisasi PTJ oleh bagian keuangan”, “PTJ BON ditolak oleh bagian keuangan dikembalikan ke unit kerja”, dan “Pengajuan BON ditolak oleh

bagian keuangan”, sedangkan untuk status pembatalan tidak dimunculkan dalam rangkuman.

User dapat mengakses detail transaksi pengajuan BON melalui tombol lihat

detail transaksi BON yang mempunyai icon kaca pembesar pada setiap record transaksi di tabel rangkuman BON. Tampilan detail transaksi dapat dilihat pada

gambar 9.

Gambar 9. Tampilan detail transaksi BON.

Tampilan detail transaksi BON yang menunjukkan informasi detail pengajuan yang tidak ditampilkan pada halaman rangkuman. User juga dapat melakukan cetak pdf terhadap pengajuan yang sudah dilakukan, namun hanya

berlaku untuk pengajuan yang masih berstatus “pengajuan oleh unit kerja” saja. Halaman pengajuan BON dapat diakses melalui tombol pengajuan dibagian

kiri bawah tabel rangkuman. Tampilan halaman pengajuan BON dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Tampilan halaman pengajuan BON.

Page 19: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

13

Halaman pengajuan BON seperti pada gambar 10. terdiri dari 2 bagian utama,

yaitu Filter BON dan tabel pengajuan BON. Filter BON berisi informasi tanggal transaksi, periode buku aktif saat transaksi dan nama unit/sub-unit yang aktif. Tabel pengajuan BON berisi data transaksi pengajuan BON yang tersimpan di web-server

cache. Harus diperhatikan bahwa cache akan dihapus ketika melakukan reload halaman ataupun saat user mengakses halaman pengajuan BON.

Gambar 11. Tampilan form tambah pengajuan BON.

User dapat menambahkan pengajuan BON baru dengan mengakses tombol “tambah” di bagian kiri bawah tabel. Gambar 11. menunjukkan tampilan form tambah pengajuan BON. Terdapat beberapa informasi dasar yang ada, yaitu Tgl

Trans, Periode berjalan, Unit/Sub-Unit kerja, Rekening, Sisa anggaran, Jenis Pelaksana, Nama Pengguna Anggaran, Jumlah Pengajuan, dan Keterangan. Tgl

trans adalah tanggal transaksi dilakukan, periode berjalan adalah periode buku aktif saat transaksi dilakukan, unit/sub-unit kerja adalah unit kerja aktif yang melakukan transaksi, rekening yang dipilih adalah rekening yang digunakan untuk pengajuan

BON, ketika user memilih rekening, maka otomatis sisa anggaran akan terupdate dengan nilai besar anggaran setelah dikurangi jumlah pengajuan yang telah

dilakukan.. Setelah proses penambahan pengajuan transaksi BON dinyatakan final, maka

langkah selanjutnya adalah proses “simpan cetak” yang dapat dilakukan dengan

mengakses tombol simpan dibagian bawah kanan tabel pengajuan BON. Saat user mengakses fungsi simpan cetak tersebut, maka otomatis data dalam cache akan

terlebih dahulu divalidasi oleh web client server untuk ketentuan dan standar input data sebelum kemudian dikirimkan ke web Service server untuk proses simpan pengajuan. Jika proses simpan berhasil, maka akan keluar peringatan yang

menyatakan proses penyimpanan telah berhasil dilakukan dan halaman pdf cetak pengajuan BON akan muncul seperti pada gambar 12.

Page 20: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

14

Gambar 12. Format PDF cetak pengajuan BON.

Aplikasi saat ini telah digunakan oleh unit/sub-unit di UKSW untuk proses

BON. Menurut hasil wawancara kualitatif terhadap salah satu user bagian keuangan, sistem sudah berjalan dengan baik dan memenuhi fungsi utamanya, status transaksi pengajuan pun berubah secara real-time sesuai dengan tahap

pengajuan yang sudah dilewati, dan dapat dilihat oleh unit maupun bagian keuangan.

Sub-sistem Sistem Informasi

Akuntansi & Keuangan menurut

Husein [2]

Modul yang ada di SIKASA

Pengeluaran

Modul BON, SPRA Produksi

Sumberdaya Manusia

Pemasukan Modul Penerimaan

Penganggaran/Financing Modul Anggaran, CarryForward, Realokasi

Tabel 1. Tabel klasifikasi Modul SIKASA.

Sesuai dengan klasifikasi sub-sistem yang dibahas oleh Husein, maka modul-

modul SIKASA dapat dipetakan kedalam klasifikasi-klasifikasi tertentu yang

ditampilkan dalam tabel 1. Fungsional sub-sistem pengeluaran, produksi, dan sumberdaya manusia dapat ditemukan pada fungsi modul BON dan SPRA, dimana

kedua modul ini adalah modul untuk pengajuan pencairan anggaran tiap unit/sub-unit. Fungsional sub-sistem pemasukan dapat dilakukan dengan modul Penerimaan. Sedangkan Modul Anggaran, Carryforward, dan Realokasi mewakili sub-sistem

Penganggaran. Perbedaan utama dari modul BON dan SPRA terletak pada proses pencairan

dana anggaran. Aktivitas BON berarti proses pencairan dana dilakukan sebelum

Page 21: Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Keuangan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13769/1/T1_682012033_Full... · sistem informasi keuangan berbasis desktop sebagai

15

anggaran tersebut dipakai, sedangkan pada modul SPRA, pencairan bersifat

“mengganti” dana setelah keperluan/kegiatan terjadi. 5. Kesimpulan

SIKASA yang telah dikembangkan saat ini telah beroperasi dan digunakan

oleh unit/sub-unit yang ada di UKSW. Pengajuan BON yang dilakukan oleh unit/sub-unit sudah secara otomatis dijurnalkan dan dapat dilacak oleh bagian keuangan sejak dari proses pengajuan, serta anggaran unit/sub-unit akan berkurang

seiring dengan jumlah pengajuan BON yang telah dilakukan oleh unit. Namun SIKASA yang baru masih dapat dikembangkan lagi, terutama untuk

web service, dimana perlu adanya penambahan parameter limiter yang berguna untuk proses data paging, terutama melihat perkembangan kuantitas data yang cukup pesat dari tiap tahunnya. Pengembangan ini berguna untuk meningkatkan

efisiensi penggunaan bandwith dan menghindari beban terlalu besar pada pemrosesan data yang tidak perlu disisi web client server dan web service server.

6. Daftar Pustaka

[1] Universitas Kristen Satya Wacana, 2016, Program Akademik. http://uksw.edu/id.php/akademik (diakses tanggal 18 Juli 2016).

[2] Alikhani, H., Ahmadi, N. & Mehravar, M., 2013.,Accounting information system versus management information system. , 2(3), pp.359–366.

[3] Syahiduzzaman. et al, 2013, “Sistem Informasi Keuangan Sesuai Standar

Ban-Pt Terintegrasi Sisfo Kampus 4.1”, Jurnal, Malang : Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

[4] Tenardi, Wendri. et al, 2009, “Sistem Informasi Keuangan pada Sekolah

ST.Agatha”, Jurusan Sistem Informasi STMIK GI MDP. [5] W3C Organization, 2016, Mobile Web Application Best Practices

https://www.w3.org/TR/mwabp/#webapp-defined (diakses tanggal 17 Juli

2016).

[6] Margaret Rouse, 2016, front-end definition. http://whatis.techtarget.com/definition/front-end (diakses tanggal 17 Juli

2016). [7] Oracle, 2016, The Java EE 6 Tutorial : What Are Web Services?

http://docs.oracle.com/javaee/6/tutorial/doc/gijvh.html (diakses tanggal 17

Juli 2016). [8] Klinik Akuntansi, 2016, Definisi Akuntansi Menurut Para Ahli.

http://www.kompasiana.com/klinikakuntansi/definisi-akuntansi-menurut-para-ahli_54f79be6a33311207e8b46fe (diakses tanggal 18 Juli 2016).

[9] Hartono, Andhika. et al, 2014, “Perancangan dan Implementasi Aplikasi

Media Pembelejaran Bahasa Pemrograman Pascal pada Platform Android”, Jurnal Teknologi Informasi -Aiti: Fakultas Teknologi Informasi.