perancangan dan pembuatan magnetometer …. perancangan dan... · keluaran variasi nilai x, y, dan...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MAGNETOMETER DIGITAL
DENGAN SENSOR MAGNET HMC5883L BERBASIS WEB
Rizky Ananda Putra1, Agus Tri Sutanto2
1Sub Bidang IKA Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, Medan
2Prodi Instrumentasi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Jalan Perhubungan I No.5, Komplek BMKG Pondok Betung, Tangerang Selatan, 15221
,
INTISARI
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika) melakukan pengamatanmedan magnet bumi dengan tujuan utama untuk mengetahui peta perubahan variasi medan magnet bumi. Magnetometer adalah alat digunakan untuk memantau medan magnet bumi dan merekam data pembacaan medan magnet bumi secara otomatis untuk mempermudah pengamatan danpengukuran medan magnet bumi.
Penulis merancang dan membuat sebuah magnetometer digital yang dikelompokkan dalam perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri atas modul sensor HMC5883L,LM35, RTC DS1307, GPS, minimum sistem, I/O level converter, AVR ATmega16, PC dan LCD 20x4 untuk menampilkan data hasil pengukuran dan perangkat lunak CodeVision AVR dan LabVIEW.
Magnetometer hasil rancangan ini telah dikomparasi dengan magnetometer digital operasional yang telah dikalibrasi pada Stasiun Geofisika Tangerang dengan hasil dapat mengukur arah dan besar medan magnet berupa keluaranvariasidarikomponen X, Y dan Z dengan range -21.500 nT sampai 40.000 nT. Data hasil pembacaan dari alat ditampilkan dan disimpan pada PC secara real time menggunakan aplikasi LabVIEW serta ditampilkan dalam bentuk web pada jaringan lokal sehingga dapat diakses dengan mudah oleh pengguna yang terhubung dengan jaringan lokal pada PC server tersebut.
Kata Kunci: Medan magnet, magnetometer, sensor HMC5883L, LM35, LCD 20x4, Mikrokontroler ATmega16, LabVIEW.
ABSTRACT
BMKG magnetic field observations in the field of geophysics, especially aimed at the interests of the magnetic survey and determine the variation in Earth's magnetic field changes map. For accomplished this interest, automatically magnetic field monitoring instruments is needed to record magnetic data to facilitate magnetic field observations and magnetic field measurements.
Author designed and created a web-based digital magnetometer this consists of hardware and software. The hardware consists of a sensor module HMC5883L, LM35, DS1307 RTC, GPS, minimum system, I/O level converter, AVR ATmega16, PC and 20X4 LCD to display the result of measurement data. The software consists of CodeVision AVR programmed using C language and LabVIEW.
This designed magnetometer instrument has been compared by digital magnetometer that has been calibrated in Geophysics Station of Tangerang. The result of this magnetometer can measure magnetic field direction and output of components X, Y and Z in the range about -21 500 nT to
40,000 nT in accordance with the conditions of magnetism in Geophysics Station of Tangerang. Result of data readings from the instrument will be displayed and stored on a PC in real time using LABVIEW application and displayed in a web form on local network that can be accessed by users that easily connected to local network on PC server.
Keywords: magnetic fields, magnetometers, HMC5883L sensor, LM35, 20x4 LCD, Microcontroller ATmega16, LabVIEW
1. PENDAHULUAN
Medan magnet bumi adalah salah satu besaran fisis yang sangat penting dan
digunakan dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang geofisika, geologi, serta dalam
berbagai bidang lainnya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
khususnya bidang geofisika, pengamatan medan magnet bumi dilakukan untuk
mengetahui peta variasi magnet bumi dan memetakan perubahannya dalam kurun waktu
5 (lima) tahun.
BMKG melakukan pengamatan fenomena kemagnetan bumi secara tetap di 6
(enam) Stasiun Geofisika atau Stageof, yaitu Stageof Tangerang (1964), Stageof
Tuntungan, Medan (1980), Stageof Manado di Tondano (1990), Stageof Kupang (2006),
Stageof Bandung di Pelabuhan Ratu dan Stageof Angkasa di Jayapura. BMKG juga
melakukan pengamatan magnet bumi secara berkala di titik-titik tertentu yang disebut
sebagai repeat stations yang saat ini ada 53 titik setiap 5 (lima) tahun sekali. Peta medan
magnet digunakan dalam eksplorasi geologi karena variasi dalam besar dan arah medan
magnet bumi memberikan gambaran dari permukaan bumi bagian dalam. Peta medan
magnet dibuat dengan mengukur pola medan magnet di sekitar permukaan bumi
menggunakan sensor medan magnetik.
Untuk berbagai keperluan pemantauan dan penelitian yang berkaitan dengan
medan magnet, dibutuhkan sebuah instrumen pengukur medan magnet yang akurat dan
memiliki banyak kelebihan baik pada sisi kepraktisan, efisiensi, dimensi, catu daya yang
rendah dan pencatatan nilai arah medan magnet secara realtime. Instrumen pengukur
medan magnet tersebut akan diaplikasikan dalam pengukuran arah dan besar medan
magnet dengan komponen X,Ydan Z.
Instrumen pengukur arah dan besar medan magnet memerlukan sensor magnet
sebagai bagian terdepan untuk memperoleh data medan magnet. Sensor terdiri dari
berbagai jenis dengan karakteristiknya masing - masing. Salah satu jenis sensor untuk
mengukur arah dan besar medan magnet adalah sensor magnet HMC5883L dimana sensor
ini memiliki rentang pengukuran dari -8000 sampai 8000 milliGauss yang sesuai untuk
aplikasi pengukuran arah dan besar medan magnet suatu daerah tertentu.
Magnetometer yang dibuat menggunakan mikrokontroler AVR ATmega16 produk
Atmel yang dapat diprogram untuk melakukan pengambilan dan pengendalian data
menggunakan bahasa C. Hasil pengukuran data ditampilkan secara real time
menggunakan LCD 20x4 dan akan diakuisisi menggunakan program LabVIEW pada PC
serta dapat diakses melalui web pada jaringan lokal.
2. TEORI DASAR
2.1. PENGUKURAN MEDAN MAGNET
Sensor medan magnet dibagi menjadi dua berdasarkan kepekaan pengukuran
dimana magnetometer lebih peka untuk mengukur medan rendah dan gausmeter lebih peka
untuk mengukur medan tinggi. Pengukuran medan magnet rendah (magnetometer)
terdapat dua tipe sensor yaitu tipe sensor berdasarkan komponen vektor dan sensor
berdasarkan besaran skalar.
Gambar 1. Klasifikasi sensor medan magnet
Hubungan antara medan magnet dan tiap – tiap komponennya dinyatakan melalui
persamaan berikut:
Gambar 2. Komponen vektor medan magnet bumi
X = H cos D ......................................................................................... 1
Y = H sin D = X tan D ...................................................................... 2
Z = F sin I = H tan I ………………………………………..………... 3
D = arctan (Y/X)…………………………………………………....... 4
I = arctan (Z/H) .................................................................................. 5
F2 = X2 + Y2 + Z2 = H2 + Z2 …………………………………………. 6
Dimana:
- Intensitas vertikal (Z), yaitu besar medan magnet pada bidang vertikal
- Intensitas arah (X), yaitu besar medan magnetik yang searah dengan utara
sebenarnya
- Intensitas arah (Y), yaitu besar medan magnetik yang searah dengan timur
sebenarnya
- Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara sebenarnya (true north) dengan utara
magnetik
- Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal
yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah
- Intensitas horizontal (H), yaitu besar medan magnetik pada bidang horizontal
- Medan magnetik total (F) , yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
2.2.PENGUKURAN SUHU
Suhu juga disebut temperatur, Satuan Internasional (SI) suhu adalah Kelvin (K)
menurut International Temperature Scale-1990 (ITS-90) standar acuan fisikal suhu adalah
titik tiga fasa air (triple point of water) dengan nilai TTPW= 273,16 K, sehingga satuan
Kelvin adalah:
............................................................................. 7
dipakai adalah t. Hubungan antara T dan t adalah:
C273,15-t .............................................................................. 8
3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT
Perancangan dan implementasi alat ini terdiri dari blok diagram alat, komponen
alat yang digunakan, flowchart alat, implementasin dan kerja alat serta data yang
ditampilkan
3.1. BLOK DIAGRAM
Berdasarkan blok diagram pada gambar 3 di bawah, sensor magnet HMC5883L
berfungsi untuk mengukur arah dan besar medan magnet pada suatu daerah tertentu,
selanjutnya sensor akan dihubungkan dengan I/O Level converter agar tegangan 5 VDC
dari mikrokontroler diubah menjadi 3,3 VDC yang kemudian dihubungkan ke
mikrokontroler ATmega16 bersama RTC DS1307 agar data yang diperoleh merupakan
data yang real timemelalui interface I2C. Selanjutnya mikrokontroler akan mengolah dan
menampilkan data hasil pengukuran arah dan besar medan magnet serta waktu pada LCD
20x4 dan PC dalam bentuk grafik menggunakan program LABView.
Gambar 3. Blok Diagram Alat
3.2. KOMPONEN HARDWARE DAN SOFTWARE
Komponen – komponen hardware dan software yang digunakan pada penelitian ini
adalah tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komponen hardware dan software
--
--
-
--
-
-
-
--
--
-
--
-
--
--
-
-
-
-
-
3.3. PERANCANGAN SOFTWARE
Software atau perangkat lunak yang digunakan adalah pemrograman CodeVison
AVR dan LabVIEW untuk membaca dan menampilkan data hasil pengukuran arah dan
besar medan magnet ke modul LCD 20x4 dan PC secara real time.
A. Diagram Alir program Mikrokontroler AVR ATMega 16
Pada Diagram alir ini akan dibahas mengenai alur dari program mikrokontroler
AVR ATMega 16 yang digunakan untuk perancangan alat ukur medan magnet.
Gambar 4. Diagram Alir Program Mikrokontroler
B. Diagram Alir Aplikasi LabVIEW
Gambar 5. Diagram Alir Aplikasi LabVIEW
C. Perancangan Tampilan Web
Perancangan tampilan web, menggunakan tools yang telah tersedia pada software
LabVIEW yaitu “web published tool” untuk memonitoring data yang terdapat dalam
program LabVIEW ke dalam web dengan jaringan localhost. Tampilan pada web akan
muncul dengan cara mengetikkan Uniform Resource Locator (URL) yang telah diberikan
oleh LabVIEW pada browser yang dimiliki, maka web akan menampilkan data yang sama
dengan data yang tampil pada PC server.
3.4. IMPLEMENTASI ALAT
Prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur arah dan besar medan magnet dengan
keluaran variasi nilai X, Y, dan Z yang didapatkan dari perubahan resistansi Anisotropic
Magnetoresistance (AMR). Alat ini dapat digunakan pada range pengukuran -8000 s/d
8000 milliGauss sesuai dengan spesifikasi sensor dalam datasheet, Data akan ditampilkan
pada LCD 20x4, dan PC. Diharapkan data yang ditampilkan pada PC dan disimpan pada
memory PC merupakan data hasil pengukuran arah besar medan magnet dan suhu yang
realtime.
Gambar 6. Bentuk fisik alat secara keseluruhan
3.5. TAMPILAN DATA
A. Tampilan Pada LCD
Baris ke 1 menampilkan Sumbu X yaitu besar medan magnetik yang searah dengan
utara sebenarnya dengan satuan nanoTesla.
Baris ke 2 menampilkan Sumbu Y yaitu besar medan magnetik yang searah dengan
timur sebenarnya dengan satuan nanoTesla.
Baris ke 3 menampilkan Sumbu Z yaitu besar medan magnetik pada bidang
vertikal dengan satuan nanoTesla.
Baris ke 4 menampilkan SUHU dan Tanggal.
Gambar 7. Bentuk tampilan pada LCD 20x4
B. Tampilan Pada Web Locahost
Tampilan pada web dengan jaringan lokal yang dibuat merupakan tampilan
monitoring dari program akuisisi LabVIEW pada PC. Pengguna dapat melakukan
monitoring dan mengakses data dari web tersebut secara real time asalkan di PC tersebut
juga terinstal LabVIEW dan terhubung jaringan local dengan PC yang sebagai server.
Gambar 8. Bentuk tampilan pada web menggunakan internet explorer
C. Tampilan Pada PC
Tampilan sistem akuisisi data pada PC menampilkan grafik dari sumbu X, Y dan
Z yang didapat dari output pegukuran arah dan besar medan magnet oleh sensor magnet
HMC5883L dalam satuan nT beserta nilai komponen lainnya yang berupa nilai dari
komponen H, F, Inklinasi dan Deklinas yang didapat dari rumus yang dirancang dalam
program LabVIEW serta tampilan data suhu yang didapat dari sensor LM35.
Gambar 9. Bentuk tampilan program LabVIEW pada PC
4. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah alat selesai dirancang dan dibuat, maka selanjutnya dilakukan pengujian.
Pengujian ini dibagi menjadi pengujian sensor dan pengujian grafik interface beserta
kinerja seluruh sistem yang dirancang.
4.1. PENGUJIAN SENSOR MAGNET DAN SUHU
A. Alat Dan Bahan
- Magnetometer operasional merk LEMI-018.
- Thermometer chamber dan alat kalirator suhu standart merk fluke tipe 1502a.
- Alat magnetometer digital hasil rancangan.
- PC sebagai tampilan grafik, penyimpanan data dan tampilan web.
- Catu daya untuk PC dan data logger.
B. Waktu Pengujian
Komparasi yang bertujuan untuk mengetahui kedekatan nilai dari alat
magnetometer digital yang dirancang dengan alat magnetometer operasional yang telah
dikalibrasi ini dilakukan pada:
- Hari/tanggal : Sabtu s/d Minggu / 04 s/d 05Juni 2015
- Waktu : 00:00 s/d 23.59 UTC.
- Tempat : Stasiun Geofisika Tangerang BMKG
Untuk proses kalibrasi nilai keluaran dari sensor suhu dengan alat kalibrator suhu
dilakukan pada:
- Hari/tanggal : Senin, 3 Juli 2015
- Waktu : 15:00 s/d 18.00 UTC.
- Tempat : BBMKG Wilayah II Ciputat.
C. Metode Pengujian
Komparasi pada data medan magnet dilakukan dengan cara meletakkan alat
magnetometer digital hasil rancangan bersebelahan dengan alat operasional magnetometer
stasiun geofisika Tangerang yang dipasang di dalam ruangan khusus dan jauh dari aktivitas
manusia.
Gambar 10. Proses komparasi magnetometer digital di Stasiun Geofisika Tangerang
Kalibrasi pada data sensor suhu dilakukan dengan cara mengkalibrasi nilai
keluaran pada suhu LM35 yang dipakai dalam rancangan dengan kalibrator suhu yang
terdapat pada kantor BBMKG II Ciputat. Sensor suhu LM35 dimasukkan di dalam
thermometer chamber dan akan dilakukan kalibrasi dengan menyeting pointnya di nilai
10oC, 20oC, 30oC, 40oC.
Gambar 11. Proses kalibrasi sensor suhu di Lab. Kalibrasi BBMKG Wil 2 Ciputat
Website akan diuji coba dengan cara menempatkan 2 buah PC yang terhubung pada
satu jaringan yang sama atau jaringan lokal dan sama – sama telah diinstal dengan program
LABView 2011, kemudian kedua PC tersebut akan membuka URL yang sama dan akan
dilihat tampilan antara PC 1 dan PC 2 apakah sama atau tidak.
Gambar 12. Proses uji coba website pada jaringan lokal
4.2. HASIL PENGUJIAN
A. Hasil Komparasi Sensor magnet
Tabel 2. Perbandigan nilai X, Y dan Z (nT) pada alat magnetometer hasil rancangan
dengan alat operasional LEMi - 18
B. Hasil Kalibrasi Sensor Suhu
Tabel 3. Kalibrasi nilai suhu (oC) pada alat magnetometer digital hasil rancangan dengan
alat suhu standart merk fluke tipe 502a
C. Hasil Analisa
Data hasil komparasi dari alat magnetometer digital hasil rancangan menunjukkan
bahwa nilai pada sumbu X, Y dan Z sudah mendekati nilai yang ditunjukkan oleh alat
operasional merk LEMI-18 yang telah terkalibrasi walaupun perbedaan data masih diatas
100 nT namun perubahannya cukup linear. Data yang dikeluarkan masih tidak stabil dan
sangat mudah berubah-ubah yang disebabkan karena data dari alat magnetometer digital
hasil rancangan hanya dapat melakukan perubahan angka diatas bilangan ratusan. Hal ini
sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki oleh sensor dimana resolusi sensor adalah 1 mG
dan range pengukuran hanya dalam rentang satuan mG (milliGauss) serta sistem akuisisi
data yang diprogram untuk mengalikan nilai 100 pada setiap data yang dikeluarkan oleh
sensor sehingga perubahan nilainya terlihat sangat besar.
Gambar 13. Perbandingan nila rata-rata medan magnet pada sumbu X, Y dan Z (nT)
Dari data hasil kalibrasi yang ditunjukkan oleh tabel 4.2, diperoleh nilai koreksi,
standar deviasi dan ketidakpastian dari sensor suhu LM35 yang digunakan pada alat
magnetometer digital yang dirancang. secara umum nilai yang didapatkan masih cukup
liner dan hubungan data suhu pada alat standar dan LM35 pada alat hasil rancangan tidak
terlalu jauh. Dikarenakan parameter suhu bukanlah parameter utama yang menjadi
pembahasan pokok pada penelitian ini, maka sensor suhu LM35 masih dikatakan cukup
layak untuk digunakan dalam alat yang dirancang.
Gambar 14. Grafik suhu antara alat standar dengan alat hasil rancangan
4.3. TAMPILAN WEBSITE
Melalui proses uji coba diatas, website dapat berjalan dengan baik pada PC yang
terhubung jaringan intranet (jaringan lokal) dengan PC server. Hal ini otomatis dapat
diterapkan pada setiap PC di kantor yang terhubung dengan PC server asalkan PC tersebut
telah terinstall program LabVIEW dengan versi yang sama dengan program LabVIEW
yang digunakan pada PC server.Tampilan website telah mencangkup seluruh informasi
tentang nilai medan magnet, tampilan telah berubah otomatis mengikuti perubahan data
yang didapat dari sensor secara realtime, susunan grafik, teks, dan pewarnaan sudah
cukup baik dan tampilan pada web cukup mudah untuk dibaca dan dipahami.
5. KESIMPULAN
KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
Telah dibuat sebuah alat bernama “Magnetometer Digital Berbasis Web” yang
berfungsi untuk mengukur arah dan besar medan magnet secara real timeberbasis
web.
Alat dapat digunakan untuk mengukur arah dan besar medan magnet pada sumbu X,
Y danZ dengan range-22.500 nT sampai 40.000 nTsesuai dengan kondisi
kemagnetan di Stasiun Geofisika Tangerang.
Data yang dihasilkan dari alat ditampilkan pada LCD 20x4 dan monitor PC dalam
bentuk grafik, serta dapat disimpan dalam format file .txt untuk mempermudah
proses pengolahan data.
Tampilan data pada program LabVIEW dapat dilihat dan di monitoring
menggunakan web pada jaringan lokal.
SARAN
Untuk pengembangan dan penyempurnaan alat lebih lanjut, diperlukan beberapa
hal sebagai berikut:
Dibutuhkan sebuah sensor yang mampu mengukur arah dan besar medan magnet
dengan range pengukuran dalam satuan nT dan tingkat resolusi yang lebih tinggi
dari sensor yang dipakai pada penelitian ini agar mendapatkan data yang lebih
akurat.
Diperlukan kalibrasi awal terhadap modul sensor agar mengetahui tingkat
keakuratan maupun tingkat kepercayaan terhadap nilai yang dikeluarkan oleh modul
sensor tersebut.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi tersebut, penulis tidak dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak dan mama tercinta yang selalu memberikan motivasi, semangat perhatian dan
doa yang tiada henti kepada penulis. Istriku tercinta yang selalu memberi semangat
saat ku merasa jenuh dan lelah, kakak dan adikku yang selalu memberi canda tawa.
2. Bapak Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng selaku Kepala Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika.
3. Bapak Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika.
4. Bapak Joko Siswanto dan Staf, Kabal BBMKG Wilayah II, atas ijinnya melakukan
uji sensor,
5. Bapak M. Hidayat SSi dan Staf, Kasgeof Tangerang, atas diijinkiannya melakukan
uji alat
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Andrianto, Heri. 2013 Program mikrokontroler AVR ATmega16 menggunakan
bahasa C edisi revisi, Informatika. Bandung.
[2] Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan LabVIEW, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
[3] Dallas-Maxim Semiconductor. (DS1307, Serial, I2C Real-Time Clock.
http://datasheets.maxim-ic.com/en/ds/DS1307.pdf. Diakses tanggal 7 Maret 2014)
[4] Djamal, Mitra & Setiadi, Rahmondia Nanda. 2006. Pengukuran Medan Magnet
Lemah Menggunakan SensorMagnetik Fluxgate dengan Satu Koil Pick-Up.
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, FMIPA.
Institut Teknologi Bandung.
[5] Djamal, Mitra. 2006. Pengukuran Medan Magnet Lemah Menggunakan Sensor
Magnetik Fluxgate dengan Satu Koil Pick-Up, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
[6] Farsito, Febri Nanda. Yulkifli. Mufit, Fatni. 2013. Desain dan pembuatan alat ukur
medan magnetik pasir besi berbasis sensor fluxgate, Universitas Negeri Padang.
[7] Husni, M. 2012. Magnet bumi dan listrik udara, Akademi Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika, Jakarta.
[8] Putra, Rizky A. 2014. Prototipe magnetometer digital dengan sensor HMC5883L
berbasis mikrokontroler. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Jakarta
[9] Putra, Rizky A. Sutanto, Agus T, 2014. Prototipe magnetometer digital dengan
sensor magnet HMC5883L berbasis mikrokontroler ATMega16. Jurnal DINAMIKA,
edisi VII-Vol.2 (ISSN-14100487), Akademi Meteorologi dan Geofisika. Jakarta
[10] Winoto, Ardi. 2010. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Informatika, Bandung.
[11] Yusuf, Erwin. 2012. Pengukuran & instrumentasi pada sistem tenaga ep6071
pengukuran medan magnet, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut
Teknologi Bandung.
HASIL DISKUSI
- Penanya : Swivano Agmal (P2 Metrologi LIPI)
Pertanyaan : Bagaimana sistem filter yang digunakan dalam perancangan
magnetometer?
Jawaban : Alat magnetometer digital yang dirancang belum memiliki filter
pada bagian hardware, namun telah disisipkan low pass filter
pada perancangan akuisisi dalam program labview sehingga data
yang diperoleh dan tersimpan pada PC telah melewati LPF pada
program akuisisi labview
- Penanya : Feizal Amri Permana (STMKG )
Pertanyaan : Bagaimana prinsip kerja sensor magnetometer?
Jawaban : Pada dasarnya prinsip kerja dari alat ini adalah sebagai alat
pengukur arah dan besar medan magnet dengan keluaran variasi
nilai X, Y, dan Z yang didapatkan dari perubahan resistansi AMR
(Anisotropic Magnetoresistance). yaitu akan menangkap
perubahan dari nilai resistansi yang akan dikonversi menjadi nilai
kuat medan magnet.