a-33 penggunaan amr untuk pengaturan sistem 20kv

5
PENGGUNAAN AMR UNTUK PENGATURAN SISTEM 20KV CASE : KENDARI, SULAWESI TENGGARA Ricky Cahya Andrian Pengatur Beban Kendari (PB Kendari) Area Penyaluran dan Pengaturan Beban (AP2B) PT. PLN (Persero) Wilayah Sulse,l Sultra dan Sulbar Jl. Letjen. Hertasning Blok B No. 1, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia Telp. : +62 411 440066, Fax : +62 411 44002, Email : [email protected] Abstrak Sistem Kendari di Sulawesi Tenggara merupakan sistem 20kV, disupply dari dua lokasi PLTD (Pembangkit Diesel) Wuawua dan PJB. PLTD Wuawua menggunakan HSD dan PJB menggunakan MFO. Sistem SCADA belum digunakan, sehingga pengaturan sistem menggunakan AMR (Automatic Meter Reading). Tidak ada telecontrolling atau teleproteksi. Yang digunakan hanya telemetering. Dengan menggunakan AMR, dispatcher dapat memantau beban feeder, baik itu kondisi gangguan,normal atau kondisi manuver. AMR juga dapat memantau ketidakseimbangan beban feeder sehingga kerusakan NGR dapat dicegah. AMR juga membantu di dalam pemasukkan beban feeder atau LBS. Karena sistemnya kecil, maka pemasukkan feeder harus per LBS atau VCB untuk menghindari relay UFR bekerja. Kata Kunci : AMR, telemetering, manuver, UFR

Upload: arrester97

Post on 12-Jun-2015

256 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: A-33 Penggunaan Amr Untuk Pengaturan Sistem 20kv

PENGGUNAAN AMR UNTUK PENGATURAN SISTEM 20KVCASE : KENDARI, SULAWESI TENGGARA

Ricky Cahya Andrian

Pengatur Beban Kendari (PB Kendari)Area Penyaluran dan Pengaturan Beban (AP2B)

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulse,l Sultra dan SulbarJl. Letjen. Hertasning Blok B No. 1, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Telp. : +62 411 440066, Fax : +62 411 44002, Email : [email protected]

Abstrak

Sistem Kendari di Sulawesi Tenggara merupakan sistem 20kV, disupply dari dua lokasi PLTD (Pembangkit Diesel) Wuawua dan PJB. PLTD Wuawua menggunakan HSD dan PJB menggunakan MFO. Sistem SCADA belum digunakan, sehingga pengaturan sistem menggunakan AMR (Automatic Meter Reading). Tidak ada telecontrolling atau teleproteksi. Yang digunakan hanya telemetering. Dengan menggunakan AMR, dispatcher dapat memantau beban feeder, baik itu kondisi gangguan,normal atau kondisi manuver. AMR juga dapat memantau ketidakseimbangan beban feeder sehingga kerusakan NGR dapat dicegah. AMR juga membantu di dalam pemasukkan beban feeder atau LBS. Karena sistemnya kecil, maka pemasukkan feeder harus per LBS atau VCB untuk menghindari relay UFR bekerja.

Kata Kunci : AMR, telemetering, manuver, UFR

Page 2: A-33 Penggunaan Amr Untuk Pengaturan Sistem 20kv

1. Pendahuluan

Gbr. 1 – Peta Sulawesi Tenggara

Sistem 20kV Kendari disupply dari dua lokasi pembangkit yaitu PLTD Wuawua dan PLTD PJB yang saling interkoneksi melalui feeder ekspress atau tieline. PLTD Wuawua memiliki 8 mesin yaitu MAK1,2,3,4,5, Daihatsu1,2 dan Caterpillar. PLTD ini milik PLN dan berbahan bakar HSD. Sedangkan PLTD PJB memiliki 5 mesin yaitu Mirrlees1,2,3,4,5. PLTD ini milik PJB dan berbahan bakar MFO, di mana harganya lebih murah dari HSD. PLTD Wuawua memiliki 6 feeder dan 1 tieline yaitu Kendari Beach, Mata, Batugong, Mowila, Konda dan Pohara. Sedangkan PLTD PJB memiliki 4 feeder dan 1 tieline yaitu Andonohu, PPS, Lapuko dan Teluk. Panjang tieline ini sekitar 15kms. Total daya mampu salur pembangkit di Kendari adalah 31,5 MW sedangkan beban puncak tertinggi adalah 28.8MW pada tanggal 20 Desember 2006. Sehingga, pada kondisi normal, Sistem Kendari masih memiliki cadangan operasi sekitar 2.7MW.

Gbr. 2 – Sistem KendariTabel 1 – Kemampuan Pembangkit Kendari

Masing-masing unit pembangkit memiliki SFC (Spesific Fuel Consumption), artinya berapa liter yang dibutuhkan oleh suatu unit mesin untuk menghasilkan 1 kWh. Semakin besar SFC, berarti semakin boros. Dispatcher mengatur sistem berdasarkan merit order masing-masing mesin tersebut.

Tabel 2 – Merit Order

No Units SFC Fuels1 Mirrlees PJB 0.260 MFO2 Caterpillar PLN 0.247 HSD3 MAK PLN 0.249 HSD4 Daihatsu PLN 0.252 HSD

2. Mengatur Sistem

Pengatur Beban (PB) Kendari didirkan untuk mengatur Sistem Kendari agar handal dan efisien. Dalam mengatur sistem, dispatcher menggunakan 3 alat utama yaitu frekuensi meter, AMR dan radio komunikasi yang dibackup oleh telpon PABX. Sistem Kendari belum menggunakan SCADA, sehingga AMR ini sangat membantu dispatcher di dalam mengatur sistem. Saat ini, AMR baru terpasang di PLTD Wuawua di panel feeder. Karena jarak antara PLTD Wuawua dan ruang dispatcher cukup dekat, yaitu sekitar 300m, maka PB Kendari menggunakan wireless sebagai komunikasi data atau telemeteringnya.

Page 3: A-33 Penggunaan Amr Untuk Pengaturan Sistem 20kv

Gbr.3 – Frekuensi meter

Dispatcher menjaga frekuensi sistem tetap di 50Hz, artinya supply pembangkit sama dengan demand beban. Sehingga penghematan BBM dapat dilakukan di sini. Jika frekuensi bermain di atas 50Hz, berapa banyak liter BBM yang dibakar percuma. Inilah yang disebut sisi efisiensi (ekonomis).

Instrumen selanjutnya adalah AMR untuk memantau beban feeder yang ada di PLTD Wuawua yaitu feeder Kendari Beach, Mata, Batugong, Konda, Pohara dan Mowila. Untuk selanjutnya, AMR ini akan dipasang di panel mesin agar dapat diketahui beban pembangkit secara real time, sehingga tidak perlu bertanya lewat radio komunikasi. Dengan demikian, dispatcher dapat mengetahui derating mesin ataupun spare mesin jika akan dilakukan penormalan beban feeder. AMR ini juga digunakan dispatcher untuk mengetahui kondisi feeder saat gangguan, penormalan, manuver atau pelepasan beban (load curtailment). Untuk sistem 20kV, proses penormalan feeder tidak bisa masuk sekaligus karena swing frekuensi yang besar akan mentripkan feeder lain akibat UFR. Sehingga saat dinormalkan, harus secara bertahap, artinya dipotong di LBS atau VCB di jaringan. AMR juga digunakan untuk memantau feeder yang tidak seimbang.

Gbr. 4 – AMR feeder

3. Komunikasi Data

Untuk komunikasi data, kami menggunakan wireless karena jarak antara PLTD Wuawua dengan ruang dispatcher cukup dekat sekitar 300m. Konfigurasinya seperti berikut :

Gbr. 5 – Komunikasi Wireless AMR

Untuk jarak yang jauh seperti dari PJB ke ruang dispatcher, rencananya PB Kendari akan menggunakan komunikasi GPRS. Sehingga, agar biaya yang dikeluarkan murah, maka harus dicari provider GSM yang menyediakan paket hemat GPRS, karena biasanya komunikasi GPRS ini dihitung dari Rp/kb data yang diupload maupun didownload. Konfigurasinya seperti berikut :

Page 4: A-33 Penggunaan Amr Untuk Pengaturan Sistem 20kv

Gbr. 6 – Komunikasi GPRS AMR

4. Kesimpulan

1. AMR dapat digunakan untuk menggantikan fungsi SCADA untuk sistem 20kV terutama dalam fungsi telemetering.

2. Komunikasi data yang digunakan AMR ini adalah wireless untuk jarak dekat sekitar 300m dan komunikasi GPRS untuk jarak yang jauh

3. AMR digunakan dispatcher untuk memantau kondisi feeder saat gangguan, penormalan, manuver atau pelepasan beban (load curtailment)

4. AMR juga digunakan untuk memantau beban feeder yang tidak seimbang sehingga dapat dicegah kerusakan NGR atau losses yang besar di jaringan.