PERANAN PT SANG HYANG SERI (PERSERO) DALAM KEMANDIRIAN BENIH DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA

Dipersiapkan oleh Ir. S. Tarigan MM, MBAPT Sang Hyang Seri (Persero)

KEDAULATAN PANGAN

KETAHANAN PANGAN

PRODUKSI PANGANJUMLAH DAN KUALITAS

LUAS AREAL PANEN PRODUKTIVITAS/HAX

LUAS AREAL TANAM

PUSO

SERANGAN OPT

BENCANA ALAMKEKERINGANKEBANJIRAN

POLA TANAMMUSIM

KETERSEDIAAN AIR

JENIS VARIETAS

VARIETASHYBRIDS DAN NON HIBRIDA

AGROKLIMAT &WAKTU TANAM

TEKNOLOGI DAN TEKNIK BUDIDAYA

PENGENDALIAN HAMA / PENYAKIT

-

JUMLAH PENDUDUK

KEBUTUHAN PANGAN PERKAPITA/TAHUN

PERTUMBUHAN PENDUDUK

MORTALITAS PENDUDUK

PERLAKUAN PASCA PANEN(LOSSES)

KETERSEDIAAN BAHAN INPUT PRODUKSI

SDM DAN TENAGA KERJA (KEMAUAN / KEMAMPUAN / KEAKURATAN/ PELAKSANAAN

WORLD POPULATION

PRODUKSI

PREFENSI

PETANI

PREFERENSI PENGGUNA AKHIR PRODUK

VARIETASBENIH MUTU

PRIMA

AGRO

EKOSISTEM

MANAGEMENT

& CULTURE

TECHNIQUES

KUALITASKUANTITAS

POPULASI

PETANI

SEEDINDUSTRY

RESEARCH INSTITUTE

VARIETASUNGGUL

DOMESTIK & INTRODUKSI

BENIH BERMUTU

DARI VARIETAS UNGGUL

PANGAN

PRODUKTIVITASKUALITAS

HARGATEPAT WAKTU

DISTRIBUSIONGKOS ANGKUT

HARGASAPRODI

PENGGUNAAN BENIHPRODUKTIVITAS

KADAR AMYLOSEHAMA&PENYAKIT

KEBIJAKAN PEMERINTAH: HARGA, PENYULUHAN, PENGAWASAN PERDAGANGAN BENIH/LABEL, LALU LINTAS BENIH, OTONOMI DAERAH SERTIFIKASI, IMPORTASI , PROTEKSI, KARANTINA

MODALPERALATAN &MESIN

PRODUKTIVITASBIAYA

Beberapa varietas yang telah dilepas di Indonesia memang ada ditemui dipasarkarena mengandalkan pasokan impor sama sekali dan sangat terbatas perusahaanyang sudah melaksanakan produksinya di Indonesia dengan berbagai alasan baikteknis maupun teknis.

PRODUKSI(KUANTITAS& KUALITAS)

MANAJEMENDAN TEHNIK

HAMA/ PENYAKIT

SUMBER DAYA MANUSIA/

TENAGA KERJA

KONDISIAGROKLIMATE

JENIS TANAMAN/VARIETAS

PASCA PANEN

PENINGKATANSTABILIASASI

PENYELAMATAN

TEKNOLOGI PRODUK

PEMULIAAN TANAMAN(CROPS

BREEDING)

NON HIBRIDA (INBREEDS VARIETY)

HIBRIDA(HYBRIDS VARIETY)

NASIONALINTRODUKSI L.NGALUR HARAPAN / VARIETAS

VARIETAS

AGROKLIMAT(AGROCLIMATE)

MANAJEMENDAN TEHNIK BUDIDAYA

PREFERENSI PETANI(FARMERS PREFERENCE)

PREFERENSI PENGGUNA PRODUKSI(END USER PREFERENCE)

VARIETAS

VARIETAS POTENSI RENDAHLOW PRODUCTIVITYPOTENTIAL VARIETY

VARIETAS POTENSI TINGGI(HIGH PRODUCTIVITY POTENTIAL VARIETY)

NON HIBRIDA

HIBRIDA

BENIH BERMUTU

LOCAL VARIETYVARIETAS LOKAL

PRODUKTIVITAS KUALITASVARIETASUNGGUL

LOKAL

VARIATAS UNGGULPOTENSI RENDAH

VARIETAS UNGGULPOTENSI SEDANG

VARIETAS UNGGULPOTENSI TINGGI

BENIHBERMUTU

INBREEDNON HIBRIDA

HIBRIDA

TEKNOLOGIPRODUK

TEKNOLOGIPROSES

BENIH BERMUTU BERSERTIFIKATVARIETAS POTENSI TINGGI

CERTIFIED AND HIGH QUALITY SEEDOF

HIGH POTENTIAL VARIETY

TEKNOLOGI PROSES

OPERATORPENGOLAHAN

KUALITASGENETIK

KUALITASFISIK

KUALITAS FISIOLOGI

PEMBINALAPANGAN

VARIETAS

KUALITASNON HIBRIDA

HIBRIDA

TEKNOLOGI PRODUK

(PRODUCTS TECHNOLOGY )

KUALITAS GENETIK

KUALITAS FISIK

KUALITAS FISIOLOGI

TEKNOLOGI PROSES (PROCESS

TECHNOLOGY)

PRODUKBENIH

VARIETASBENIH SUMBER

TEKNOLOGI PRODUKSI & PROSES

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

INDUSTRI PERBENIHANBUMN/BUMD/SWASTA

BALAI BENIH

PRODUKSIPENGOLAHAN / PENGEPAKAN/PENGEPAKAN

DISTRIBUSI & PEMASARAN

DISTRIBUTOR / PENYALUR DISTRIBUSI & PEMASARAN

PETANI PENGGUNA

PROSES PRODUKSI .... BAHAN BAKU

BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH

BADAN KARANTINA PERTANIAN

SERTIFIKASI PRODUKSI /PENGAWASAN MUTU PRODUKSI DAN PEMASARAN

PENGAWASAN KESEHATAN BENIH DALAM LALU LINTAS PERDAGANGAN

BADAN BENIH NASIONALTP2V DAN TP4SS

PPI

EVALUASI, PELEPASAN DAN REGISTRASI VARIETASIJIN IMPOR DAN EKSPOR

PEM

ERIN

TAH

REG

ULA

SI U

ND

AN

G U

ND

AN

G/P

ERA

TUR

AN

KEB

IJA

KA

N

INDUSTRI PERBENIHAN NASIONAL INDONESIA

NO PROGRAM PERBENIHAN PEMERINTAH SEMI PEMERINTAH

KOPERASI

UNIVERSITAS

SWASTA

PELAKSANA PUSATBBN/PPI/Ditjen TP

DAERAH DINAS/ BALAI BENIH

BUMN BUMD MNC LOKALBESAR

LOKAL KECIL

1. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS

X X X X

2. EVALUASI VARIETAS DAN PELEPASAN.

X X X X

3. PRODUKSI BENIH X X X X X X X

4. PENGOLAHAN, PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN BENIH

X X X X X X X

5. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH.

X X X X X X

6. PENYULUHAN DAN PROMOSI PERBENIHAN

X X X

7. PENGAWASAN MUTU DAN SERTIFIKASI BENIH

X X X

8. UNDANG UNDANG DAN PERATURAN PERBENIHAN

X X

9. PENGEMBANGAN INSTITUSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

X X

PT SANG HYANG SERI (PERSERO)(SEJARAH)

1967-1968 : Pra survey Pengembangan Industri Perbenihan Nasional oleh Missisipi State University dan Lousiana State University USA.

1971Dasar Pengembangan Industri Perbenihan Nasional dimulai dengan terbentuknya

4 Komponen Industri Benih Nasional yaitu Badan Benih Nasional, Lembaga Penelitian Pertanian Sukamandi, National Seed Corporation dan Dinas Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

Lebih lanjut dilakukan dengan penguatan institusi dalam bidang produksi, pengolahan dan sumber daya manusia melalui Bantuan Luar Negeri dan Anggaran Pemerintah.

Secara rinci tercatat lintasan penguatan seperti daftar terlampir. **)Seed Industry.xlsx

VARIETASHIBRIDA

VARIETAS

NON HIBRIDA

VARIETY

HIGH POTENTIAL

AGRO EKOSISTEM

PILIHAN PETANI (FARMERS

PREFERENCE)

PILIHAN PENGGUNA PRODUK (

END-USER PREFRENCE

KUALITAS FISIOLOGI

KUALITAS FISIK

BENIH (ALL WIDE RANGE

PRODUCT)

KUALITAS GENETIK

VARIETAS BARU/LAMA

HIBRIDA/OP

BENIH SEBAR

EXTENSION SEED

BENIH POKOK STOCK SEED

LINI PRODUK

VOLUME DAN JENIS KANTONG

ATRIBUTE PRODUK

RENDEMEN

PENDAPATAN

PRODUKTIVITYAS

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(RESEARCH & DEVELOPMENT)

PRODUKSI DAN PENGOLAHAN LINI PRODUK

TEHNOLOGI PRODUkTEHNOLOGI PROSES

HARGA DAN SYARAT

PEMBAYARAN

REKAYASA PENGGUNAAN

VARIETAS

KUALITAS BERAS

PRODUKSI

KESEJAHTERAAN

EFEK

SWA KELOLA

PENGADAANBENIH LULUS

GKP

BAIK

KUALITAS

HARGA

EFFISIEN

PRODUKSI KERJASAMA

SKMDI

PRODUKSI KERJASAMA

LUAR

DIBAWAH KORIDOR

BINAAN UBD

MUTU FISIOLOGY

MUTU FISIK

BENIH BERMUTU (ALL WIDE

RANGE PRODUCT)

MUTU GENETIC

NON KONVESIONAL

MARKET

PASAR PEMERINTAH

RETAILER R-2

WHOLE SALE R-1

PASAR KONSUMEN

KELOMPOK TANI

PETANI

KEINGINAN

KEBERLANJUTAN KEPUASAN

PELANGGAN

HARAPAN

KEBUTUHAN

PRODUKSIPENGOLAHAN

DISTRIBUSI DAN

PEMASARAN

TEKNOLOGI PROSES

TEHNOLOG PENGOLAHAN /

PROSES

DILUARKORRIDOR UBD

EKSPOR

GENETICSCHARACTERISTIC

GENETICSCHARACTERISTIC

GENETICSCHARACTERISTIC

GENETICSCHARACTERIS

TIC

GENETICQUALITY

PACKAGING

DESIGN, FITUR, COLOUR

BR

AN

DAT

RIB

UTE

PRICE

QUARANTEE

RAW MATERIAL (Uncleaned Dried Grain Rice)

1. Farmers

2. Farmers Groups

3. Association of Farmers Groups

4. Grain Rice Production Field Collector

5. Agrochemical Wholesales & Retailer

6. Harvester Institution

7. Financial Institution (Creditor, Rural Financial Bank).

8. Agricultural Rural Extension

9. Warehouse and Storage

10. Shipper/Transporter/Trucker

1. Wholesales/Retailer/Outlets

2. Warehouse/Storage

3. Shipper/Transporter/Trucker

4. Financial Institution5. Packaging Instiitution

INSTITUTION OF RESEARCH AND DEVELOPMENT

VarietiesSeed Sourcess

Technology

SEED INDUSTRY

1. Contract Seed Grower2. Seed Producers3. Seed Processor4. Seed Distributor5. Whole Sales6. Retailer7. Shipper and Transporter8. Warehouse & Storager9. Extension and Promotion10. Financial Institution11. nsurance Institution12. Seed Control and Certification Institution13. Agrochemical Trader14. Seed Association

Seed SourcessCommercial seedHigh Quality Seed

and Varieties

Millet RiceBrown Rice

Broken Millet

Undried Grain Rice

RICE MILLING UNITRICE MILLET PROCESSORRICE MILLER

House-hold

Trader (Wholesales-Retailer)

Restaurant-Hotel

Wet-market

Chain market

Special /Customized Customer

Food Processor

Non Food Processor Industrial

Government

Exporter

SUPPLIER

CHAIN DISTRIBUTOR AND

MARKETERCUSTOMER AS END -USER

Different VarietiesTreatment process

same

No Produksi Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 Growth Average(ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (%) (ton)

1 Padi Non Hibrida ton 100.936,34 116.419,94 132.565,54 130.020,97 34.048,68 (13,01) 102,798,29

2 Padi Hibrida ton 4.856,67 3.275,91 5.309,19 3.127,15 1.089,55 (21,33) 3.531,70

3 Jagung Hibrida ton 10.112,24 14.247,57 10.417,96 5.669,47 417,40 (23,72) 8.172,93

4 Jagung Komposit ton 1.528,17 2.347,28 4.802,03 1.867,75 166,62 (12,71) 2.142,37

5 Kedele ton 13.007,58 20.962,93 22.173,05 17.927,65 1.930,61 (14,57) 15.200,36

6 Kacang Tanah ton - 4.900,52 468,00 1.823,42 9,06 0,13 1.440,20

7 Hortikultura ton 152,84 155,47 224,02 162,54 42,78 (14,92) 147,53

8 Hasil Pertanian ton 6.795,38 10.096,99 114,148,93 365.063,28 1.519,42 (3,38) 33.724,80

9 Saprotan ton 117.284,15 201.195,27 98.347,68 16.944,44 1.035,55 (26,19) 88.761,42

PEMASARAN BENIHPT SANG HYANG SERI (PERSERO)

2009-2013

KENDALA DAN MASALAH PENGEMBANGAN INDUSTRI BENIH (KASUS BENIH PANGAN).A. PEMULIAAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS.

• Kurang tersedianya Varietas yang dapat memenuhi Preferensi Petani dan sekaligus memenuhi Preferensi Pengguna Hasil.• Pilihan Varietas Terbatas. (terbatas tersedianya plasma nutfah)• Benih Sumber terbatas.• Parent Material Hibrida masih terbatas (impor).

B. PRODUKSI DAN PENGOLAHAN BENIH.• Modal Kerja (Komersial Bank, Bunga Tinggi, Putaran Modal,)• Produktivitas (Manajemen Produksi, Tenaga Kerja, Kegagalan panen (hama&penyakit)• Harga (Bahan Baku GKP, Saprodi, Bahan Bantu dan Harga Jual Benih, Biaya Pengolahan (BBM Industri) • Karakter Bisnis Benih (Karakter Produksi dan Pemasaran vs Masa Label dan Daya Simpan vs Iklim Tropis (Suhu dan

Kelembaban), Sistem Simpan.• Pengolahan (Produkvitas vs Kemampuan Mesin Pengolah, Biaya Produksi, Kualitas Benih-Masa simpan)• Kemasan (Kualitas dan Harga)• Distribusi dan Transportasi (Daerah terpencil dan tersebar, Biaya Buruh Bongkar Muat)

C. IKLIM USAHA BISNIS PERBENIHANREGULASI PENATAAN INDUSTRI BENIH MASIH BELUM KONDUSIF Pemasaran Benih Pokok sebagai Benih Komersil. Penataan Harga Jual Benih belum baik (kurang memberikan ransangan untuk berkembang(, khususnya untuk Industri

berskala besar (referensi harga sering didasarkan atas harga produsen non industri) Pasar pemerintah dengan subsidi dan bantuan benih langsung secara tidak langsung dalam jangka panjang akan

mematikan bisnis perbenihan, penyalur tidak efektif lagi, pemasaran bebas cenderung melemah). Daerah sasaran perluasan areal penggunaan benih bermutu belum tertata dengan baik (Daerah varietas lokal, Daerah

dengan Varietas Unggul tetapi masih menggunakan benih asalan). Sasaran luas areal untuk Pengembangan Varietas Hibrida belum jelas dan tertata. Fungsi pelayanan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (lintas daerah dan kaitannya label), dan Badan Karantina

Pertanian (lalu lintas benih) masih belum kondusif). Penetapan posisi varietas Hibrida dari Pemerintah sering tidak konsisten. Ekspor/Impor Benih terkendala (inkonsitensi kebijakan, kurang dukungan, tidak jelas, administrasi yang panjang dan

lambat)

KENDALA DAN MASALAH PENGEMBANGAN INDUSTRI BENIH (KASUS BENIH PANGAN).

A. PEMULIAAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS.

• Kurang tersedianya Varietas yang dapat memenuhi Preferensi Petani

dan sekaligus memenuhi Preferensi Pengguna Hasil.

• Pilihan Varietas Terbatas. (terbatas tersedianya plasma nutfah)

• Benih Sumber terbatas.

• Parent Material Hibrida masih terbatas (impor).

B. PRODUKSI DAN PENGOLAHAN BENIH.

• Modal Kerja (Komersial Bank, Bunga Tinggi, Putaran Modal,)

• Produktivitas (Manajemen Produksi, Tenaga Kerja, Kegagalan panen

(hama&penyakit)

• Harga (Bahan Baku GKP, Saprodi, Bahan Bantu dan Harga Jual Benih, Biaya

Pengolahan (BBM Industri)

• Karakter Bisnis Benih (Karakter Produksi dan Pemasaran vs Masa Label dan Daya

Simpan vs Iklim Tropis (Suhu dan Kelembaban), Sistem Simpan.

• Pengolahan (Produkvitas vs Kemampuan Mesin Pengolah, Biaya Produksi,

Kualitas Benih-Masa simpan)

• Kemasan (Kualitas dan Harga)

• Distribusi dan Transportasi (Daerah terpencil dan tersebar, Biaya Buruh Bongkar

Muat)

C. IKLIM USAHA BISNIS PERBENIHANREGULASI PENATAAN INDUSTRI BENIH MASIH BELUM KONDUSIF Pemasaran Benih Pokok sebagai Benih Komersil. Penataan Harga Jual Benih belum baik (kurang memberikan ransangan untuk

berkembang(, khususnya untuk Industri berskala besar (referensi harga sering didasarkan atas harga produsen non industri)

Pasar pemerintah dengan subsidi dan bantuan benih langsung secara tidak langsung dalam jangka panjang akan mematikan bisnis perbenihan, penyalur tidak efektif lagi, pemasaran bebas cenderung melemah).

Daerah sasaran perluasan areal penggunaan benih bermutu belum tertata dengan baik (Daerah varietas lokal, Daerah dengan Varietas Unggul tetapi masih menggunakan benih asalan).

Sasaran luas areal untuk Pengembangan Varietas Hibrida belum jelas dan tertata. Fungsi pelayanan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (lintas daerah dan

kaitannya label), dan Badan Karantina Pertanian (lalu lintas benih) masih belum kondusif).

Penetapan posisi varietas Hibrida dari Pemerintah sering tidak konsisten. Ekspor/Impor Benih terkendala (inkonsitensi kebijakan, kurang dukungan, tidak

jelas, administrasi yang panjang dan lambat)

JAKARTA, MEI 2016 SELESAI, TERIMA KASIH