peranan pers dalam masyarakat demokrasi

26
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI A. Pengertian, Fungsi dan Peran serta Perkembangan Pers di Indonesia 1. Pengertian Kemerdekaan Pers, Pers, Perusahaan Pers, Wartawan, Organisasi Pers, Pers Nasional dan Pers Asing a. Kemerdekaan pers Kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, hal ini sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”, dan pasal 28 E ayat (3) yang berbunyi: “Setiap orang berhak atas kebebaran berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.” Selanjutnya pasal 28F berbunyi “Setiap 1

Upload: yulia-rizki-damanik

Post on 30-Jun-2015

1.200 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI

A. Pengertian, Fungsi dan Peran serta Perkembangan Pers di Indonesia

1. Pengertian Kemerdekaan Pers, Pers, Perusahaan Pers, Wartawan,

Organisasi Pers, Pers Nasional dan Pers Asing

a. Kemerdekaan pers

Kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan

menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, hal ini sesuai

dengan pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 yang menyebutkan “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan

dengan undang-undang”, dan pasal 28 E ayat (3) yang berbunyi: “Setiap

orang berhak atas kebebaran berserikat, berkumpul dan mengeluarkan

pendapat.” Selanjutnya pasal 28F berbunyi “Setiap orang berhak untuk

berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, dengan menggunakan

segala jenis saluran yang tersedia. “Berdasarkan pertimbangan di atas, maka

Undang - undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

ditetapkan.

1

Page 2: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

b. Pengertian pers

Ketentuan umum pasal 1 dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers menyebutkan: “Pers adalah lembaga sosial dan wahana

komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data grafik

maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media

elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia

c. Perusahaan pers

Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan

usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elekrronik, dan kantor

berita, serta perusahaan media Iainnya yang secara khusus rnenyelenggarakan,

menyiarkan atau menyalurkan informasi.

d. Wartawan dan organisasi pers

Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.

Sedangkan organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi

perusahaan pers.

e. Pers nasional dan pers asing

Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers

Indonesia. Sedangkan pers asing adalah pers yang diselenggarakan oleh

perusahaan asing

2

Page 3: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

2. Fungsi dan Peran Pers

a. Fungsi pers

Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,

hiburan dan kontrol sosial. Di samping itu pers nasional dapat berfungsi

sebagai lembaga ekonomi.

b. Peran Pers

Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut.

1) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.

2) Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya

supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati

kebhinekaan.

3) Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,

akurat dan benar.

4) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kepentingan umum.

5) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Pers memegang peran penting

yaitu menanamkan pengertian kepada rakyat, sekaligus sebagai sarana

pengaduan masyarakat tentang penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan

program pembangunan. Oleh karena itu melalui pemberitaan pers

diharapkan adanya kontrol sosial terhadap penyelenggara negara,

bersama-sama komponen lainnya misalnya LSM.

3

Page 4: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

3. Perkembangan Pers di Indonesia

a. Masa Penjajahan Belanda

Sejak pertengahan abad ke-1 8, Belanda sudah memperkenalkan

penerbitan surat kabar di Indonesia. Surat kabar yang pertama kali terbit di

Indonesia yaitu pada bulan Agustus 1744, dengan nama Bataviasche

Nouvellesjd.

Tujuan penerbitan surat kabar pada masa itu yaitu untuk sarana

pendidikan terutama kepada orang Belanda sendiri, dan orang-orang Eropa

umumnya, dan untuk orang-orang Indonesia sebagai latihan memperoleh

pekerjaan, terutama di dalam perusahaan penerbitan itu sendiri.

DAFTAR NAMA SURAT KABAR EDISI BAHASA INDONESIA

MASA PENJAJAHAN BELANDA

4

Page 5: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

b. Masa pergerakan nasional

Pada masa pergerakan nasional bangsa Indonesia mengalami kemajuan.

Perjuangan fisik, diganti dengan perjuangan melalui organisasi yang bersifat

modern. Di samping itu perjuangan melawan Belanda dilakukan juga melalui

pers. Pengaruhnya pejuangan melalui pers sangat besar, bahkan bersifat

internasional, terutama di negeri Belanda dan Eropa.

c. Masa penjajahan Jepang

Sikap pemerintah Jepang lebih keras lagi, dibandingkan Belanda Hal itu

dilakukan baik kepada para pejuang maupun kepada dunia pers. Semua surat

kabar, berita-berita, dan karangan harus melalui sensor di bawah petugas

Jepang dan kantor berita Jepang yang disebut Domei.

Banyak pejuang yang bergerak secara ilegal termasuk dunia pers, agar tidak

diketahui oleh bala tentara Jepang. Namun, ada tiga tugas utama yang tidak

boleh dilupakan, yaitu, menggalang semangat perjuangan kebangsaan dan

kemerdekaan, menyumbang bagi pengembangan bahasa persatuan Indonesia,

dan memantapkan pengalaman dan keterampilan di bidang jurnalistik dan

penerbitan pers untuk kepentingan hari depan.

d. Masa kemerdekaan

Berita proklamasi Republik Indonesia pertama kali disiarkan oleh para

wartawan Indonesia melalui kantor berita jepang, Domei, di bawah pimpinan

Adam Malik. Salman teks proklamasi setelah dibacakan lalu diserahkan

kepada Asa Bafagih seorang wartawan mudaAntara, untuk diteruskan kepada

Pangulu Lubis. Di kantor Domei, selanjutnya Lubis menyiarkan teks

5

Page 6: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

proklamasi tanpa sepengetahuan petugas senior Jepang. Berita tentang

proklamasi juga disiarkan melalui radio-radio yang waktu itu masih dikuasai

tentara Jepang. Tokoh-tokoh pergerakan yang bekerja di stasiun-stasiun radio,

antara lain, I Maladi, YusufRonodipuro, Sakti Alamsjah, A. Kadarusman, dan

Suryodipury.

Wartawan maupun koran-koran tetap setia kepada negara proklamasi,

sehingga ketika itu mendapat tindakan kekerasan dan tentara Sekutu. Inggris

memberedel harian Sinar Deli dan Pewarta Deli yang terbit di Medan, bahkan

tentara Inggris menghancurkan alat-alat cetaknya. Tindakan serupa dilakukan

terhadap Soeloeh Merdekd dan Mimbar Oemoem yang terbit di Medan, serta

Oetoesan Soematra, Merdeka, dan Obor Rakjat yang terbit di Palembang.

Sejak Proklamasi, pengusaha-pengusaha pers golongan Cina, juga kembali

menerbitkan koran-korannya. Di Medan muncul kembali harian-harian seperti

Sin Po dan KengPo. Di Semarang terbit Sin Mm, dan di Surabaya ada Java

Post. Pada umumnya koran-koran Cina tersebut mencerminkan sikap hati-hati

untuk menghindar bentrokan dengan Belanda dan gerakan-gerakan separatis

dengan pemerintah republik. Tetapi kelompok kelompok Cina tertentu, seperti

Poh An Tui di Medan, menunjukkan warna pro-Belanda. Misalnya yan terjadi

di Sumatra, cara Belanda menindas pers republik pada saat-saat mereka

melancarkan agresi militernya yaitu dengan menahan para wartawannya.

e. Masa Pemerintahan RIS

Perjanjian KMB mengubah bentuk negara kesatuan men jadi RIS. Namun

umurnya hanya delapan bulan saja, sebab pada tanggal 17 Agustus 1950

6

Page 7: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

kembali lagi menjadi Negara Kesatuan RI. Mingguan Pesat terbitan

Yogyakarta, edisi 16 Agustus 1950, memuat sambutan Presiden Soekarno

yang berjudul “Bersatulah Kembali”, yang isinya untuk membangkitkan jiwa

persatuan .

f. Masa demokrasi terpimpin

Dunia pers dibentuk menjadi pers manipol untuk menuju pers sosialis melalui

Peraturan Peperti No. 10 Tahun 1960 dan dilengkapi Surat Presiden Nomor.

3569/HKII 960 Tanggal 12 Oktober 1960. Berdasarkan Peraturan Peperti No.

10/1960, sejumlah persyaratan harus dipenuhi sebelum izin terbit dikeluarkan,

antara lain :

1) mendukung dan membela Manipol dan program pemerintah;

2) menjadi alat penyebarluasan Manipol dengan tujuan menghapus

imperialisme dan kolonhlisme, liberalisme, federalisme, dan separatisme;

3) membela politik luar negeri bebas dan aktif serta mendukung

pelaksanaannya, tidak mendukung peran dingin antara dua blok asing

serta tidak menjadi alat perang kedua blok tersebut;

4) memperkuat keyakinan rakyat Indonesia terhadap prinsip-prinsip dasar,

orientasi, program, danr kepemimpinan revolusi;

5) menyokong setiap langkah untuk menciptakan ketertiban umum,

keamanan, maupun ketenangan situasi politik;

6) meningkatkan kesadaran terhadap kepribadian Indonesia, umpamanva

mencegah tulisan-tulisan, gambar- gambar, dan lukisan-lukisan yang

bersifat sensasi dan bertentangan dengan perasaan susila;

7

Page 8: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

7) memberikan kritik-kritik yang konstrt1ktif terhadap keadaan dan

pelaksanaan kebijakan pemerintah dengan selalu berpedoman pada

Manipoli

g. Masa Orde Baru

Pembersihan terhadap dunia pers dilakukan terhadap surat-surar kabar dan

pemecatan wartawan yang terlibat G-30-S/PKI. Di Jakarta jumlah wartawan

yang dipecat mencapai 165 orang dan di kota lainnya mencapai 208 orang.

Isi dan Tap MPRS Nomor XXXIII MPRI 1966 sebagai berikut.

1) Kebebasan pers berhubungan erat dengan keharusan adanya

pertanggungjawaban kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kepentingan

rakyat dan keselamatan negara. kelangsungan dan penyelesaian revolusi

hingga terwujudnya tiga kerangka tujuan revolusi, moral dan tata rertib,

serta kepnibadian bangsa.

2) Kebebasan pers Indonesia adalah kebebasan untuk menyatakan serta

menegakkan kebenaran dan keadilan. dan bukan kebebasan dalam

pengertian liberaIisme

DEKLARASI WARTAWAN INDONESIA

Dengan nama Tuhan Yang Maha Esaa) Kami wartawan Indonesia adalah warga negara kesatuan Republik Indonesia yang

bersendikan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945.b) Kami wartawan Indonesia adalah pendukung, pengawa1 serta pembela ideologi

negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertanggungjawab dan konsekuen.c) Kami wartawan Indonesia memegang teguh kepribadian Indonesia, berwatak ksatria,

berjiwa patriot dalam membela kebenaran dan keadilan dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d) Kami wartawan Indonesia mengutamakan persanlan din kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan negara.

e) Kami wartawan Indonesia, di dalam melaksanakan tugas dan fungsi senantiasa menjunjung tinggi kode etik jurnalistik serta memelihara kesatuan dan persatuan wartawan Indonesia sebagai profesi.

Pasir Putih 14 Oktober 1966Konferensi Kerja PWI se-Indonesia

8

Page 9: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

h. Masa reformasi

Pada era reformasi tersebut, kehidupan pers mendapatkan angin segar, hal ini

ditandai dengan ditetapkannya Undang-undang RI No. 40 Tahun 1999 pada

tanggal 23 September 1999. Latar belakang dan pertimbangan dikeluarkannya

Undang-undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 1999 tentang pers

adalah.

1) Kemerdekaan pers merupakan kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang

sangat penting untu menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara yang demokratis.

2) Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Yang

demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan

hati nurani dan memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia yang

sangat hakiki.

3) Pers nasional sebagaI wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan

pembentuk opini harus dapat melaksanakan azas, fungsi, hak, kewajiban,

dan peranannya dengan sebaik-baiknya,berdasarkan kemerdekaan pers

yang profesional, sehingga harus mendapat jaminan perlindungan hukum,

serta bebas dan campur tangan dan paksaan dan manapun.

4) Pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial.

9

Page 10: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

B. Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam

Masyarakat Demokrasi di Indonesia

1. Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab

Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers mengatur tentang pers

yang bebas dan bertanggung jawab. Pasal-pasal yang mengatur tentang kebebasan

pers antara lain.

a. Kemerdekaan pers

Pasal 2 Undang-undang nomor 40 tahun 1999 menyebutkan: “Kemerdekaan pers

adalah salah. satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsp-prinsip

demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

b. Kebebasan memilih organisasi wartawan

Wartawan bebas memilih organisasi wartawan Hal ini sesuai pasal 7 Undang-

undang Nomor 40 tahun 1999 tentang pers. Adapun organisasi wartawan tersebut,

antara lain PWI, KWRI dan AJI.

c. Perlindungan hukum Sesuai pasal 8 dalam undang-undang tentang pers, dalam

melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.

d. Hak pendirian perusahaan pers

Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers.

Hal ini diatur pula dalam pasal 9.

e. Ancaman pidana bagi yang menghambat tugas pers

Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan

yang berakibat menghambat I atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4

Ayat (2) dan Ayat (3), dipidana dengan pidana penjara palipg lama 2 (dua) tahun

atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

10

Page 11: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

f. Pertanggungjawaban pets

Pertanggungjawaban pers yaitu pertanggungjawaban konstitusional sebagaimana

tercantum pada alinea kedua kalimat kedua Pembukaan kode etik jurnalistik

Wartawan Indonesia yang menyebutkan “ . ...seluruh wartawan menjunjung tinggi

konstitusi dan menegakkan kemerdekaan pers yang bertanggung jawab, mematuhi

norma - norma profesi kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memperjuangkan ketertiban dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial berdasarkan

Pancasila.

Pertanggungjawaban pers lebih lanjut ditegaskan dalam Kode Etik Jurnalistik

Pasal 2 berbunyi : Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan

bijaksana mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan

berita, tulisan, atau gambar yang dapat membahayakan

keselamatan dan keamanan negara.

Pasal 3 berbunyi : Wartawan Indonesia tidak menyiarkan berita, tulisan, atau

gambar yang menyesatkan, memutarbalikkan fakta, bersifat

fitnah, cabul, sadis, dan sensasi berlebihan.

2. Kode Etik Jurnalistik dalam Masyarakat Demokrasi di Indonesia

Kode etik jurnalistik disebutkan dalam Undang-undang nomor 40 tahun 1999

tentang pers pasal 7 ayat (2) : yang berbunyi “Wartawan memiliki dan mentaati kode

etik jurnalistik. Beberapa contoh kode etik jurnalistik sebagai berikut:

11

Page 12: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

a. Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia (PWI)

Pasal 1

Wartawan Indonesia beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berjiwa

Pancasila, taat kepada UUD negara, bersifat ksatria, menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia dan lingkungannya, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan

negara, serta terpercaya dalam mengemban profesinya.

Pasal 2 .

Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggungjawab dan bijaksana

mempertimbangkan patut tidaknya berita, tulisan, atau gambar yang dapat

membahayakan keselamatan dan keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa,

menjunjung perasaan agama, kepercavaan. atau keyakinan suatu golongan yang

dilindungi oleh UU.

Pasal 3

Wartawan Indonesia tidak menyiarkan berita, tulisan. atau gambar yang

menyesatkan, memutarbalikkan fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis, dan sensasi

berlebihan,

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak menerima imbalan untuk menyiarkan atau tidak

menyiarkan berita, tulisan, atau gambar yang dapat menguntungkan atau merugikan

seseorang atau sesuatu pihak.

Pasal 5

Wartawan Indonesia menyajikan data secara berimbang dan adil, mengutamakan

kecermatan dan kecepatan, serta tidak mencampuradukkan fakta dan opini sendiri.

12

Page 13: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

Pasal 6

Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan

tidak menyiarkan berita, tulisan, atau gambar yang merugikan nama baik atau

perasaan susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.

Pasal 7

Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut

pelanggaran hukum dan atau proses peradilan harus menghormati asas praduga tak

bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian yang berimbang.

Pasal 8

Wartawan Indonesia memberitakan kejahatan susila dengan tidak menyebut nama

dan identitas korban. Penyebutan nama dan identitas pelaku kejahatan yang masih di

bawah umur, dilarang.

Pasal 9

Wartawan Indonesia menulis judul yang mencerminkan isi berita.

Pasal 10

Wartawan Indonesia menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk memperoleh

bahan berita, gambar, atau tulisan, dan selalu menyatakan identitasnya kepada sumber

berita.

Pasal 11

Wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat

setiap pemberitaan yang kemudian ternyata tidak akurat dan memberi kesempatan

hak jawab secara proporsional kepada sumber dan atau objek berita.

13

Page 14: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

Pasal 12

Wartawan Indonesia meneliti kebenaran bahan berita dan memerhatikan kredibilitas

dan kompetensi sumber berita.

Pasal 13

Wartawan Indonesia tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutip berita, tulisan,

atau gambar tanpa menyebut sumbernya.

Pasal 14

Wartawan Indonesia harus menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan yang

bersangkutan untuk tidak disebut nama dan identitasnya sepanjang menyangkut fakta

dan data, bukan opini. Apabila nama dan identitas sumber berita tidak disebutkan,

segala tanggung jawab ada pada wartawan yang bersangkutan.

Pasal 15

Wartawan Indonesia menghadapi ketentuan embargo, bahan latar belakang, dan tidak

menyiarkan informasi yang oleh sumber berita tidak dimaksudkan sebagai bahan

berita, serta atas kesepakatan dengan sumber berita tidak m’enyiarkan keterangan off

the record.

Pasal l6

Wartawan Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa penataan Kode Etik Jurnalistik ini

terutama berada pada hati nurani masing-masing.

Pasal 17

Wartawan Indonesia mengakui bahwa pengawasan dan penaraan sanksi pelanggaran

KEJ ini adalah sepenuhnya hak organisasi dan PWI dan dilaksanakan oleh Dewan

Kehormatan PWI. Tidak satu pihak pusat di luar PWI yang dapat mengambil

tindakan terhadap Wartawan Indonesia dan atau medianya berdasarkan pasal-pasal

dalam KEJ ini.

14

Page 15: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

b. Kode Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

1) Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang

benar.

2) Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebehasan dan

keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.

3) Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya kesempatan

untuk menyuarakan pendapatnya.

4) Jurnalis melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernnya

5) Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui

masyarakat.

6) Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan

dokumen.

7) Jurnalis menghormati hak narasumber untuk memberi informasi latar

belakang, off the record, dan embargo.

8) Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.

9) Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial identitas korban

kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.

10) Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi,

dalam masalah suku, ras, bangsa, politik, cacar/sakit jasmani, cacar/sakit

mental atau latar belakang sosial lainnya.

15

Page 16: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

C. Evaluasi Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media

Massa

1. Evaluasi Kebebasan Pers

Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia memberikan

sambutan pada Kongres Komite Wartawan Reformasi Indonesia yang dilaksanakan di

Monumen Pers Surakarta 23 Agustus 2006. Isi sambutan tersebut merupakan evaluasi

tentang kebebasan pers dan dampak kebebasan media massa.

Reformasi yang bergulir di tahun 1998 menjadi harapan seluruh bangsa

Indonesia untuk memasuki suatu kehidupan yang lebih baik yaitu era pembaharuan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seiring dengan itu,

bangsa Indonesia mulai menata sistem penyelenggaraan negara dan memantapkan

jalannya pelaksanaan demokrasi yang ditopang dengan kebebasan pers melalui

Undangundang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Dalam perjalanannya perubahan itu ternyata belum sepenuhnya mampu

menjawab harapan. Di sana sini masih banyak ditemui hambatan dan rantangan yang

menunjukkan bahwa bangsa kita belum sepenuhnya siap untuk melakukan perubahan

dan ke arah mana perubahan ini akan dibawa. Dengan perkataan lain dapat dikatakan

bahwa semangat perubahan yang terjadi nampaknya lebih bersifat emosional daripada

pertimbangan-pertimbangan rasionalitas.

2. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa

Era globalisasi dengan kemajuan alat komunikasi, terutama kemajuan di

bidang media elektronika misalnya internet, faksimile, handphone, televisi, radio,

tape recorder, mempunyai dampak positif membawa kemajuan dan kesejahteraan

16

Page 17: PERANAN PERS DALAM MaSYARAKAT DEMOKRASI

suatu bangsa, selain juga dapat berdampak negatif membawa ke dunia kemaksiatan,

misalnya narkotika, adensi moral, kekerasan, dan memecah keutuhan bangsa dan

negara.

Pengaruh media massa kepada masyarakat, sangat kuat hal ini karena

cepatnya alur informasi yang sampai ada masyarakat. Untuk itu, hendaknya media

massa pandai-pandai menggunakan kebebasan yang telah dimiliki.

Dampak penyalahgunaan kebebasan media massa, antara lain:

a. menimbulkan keguncangan dalam masyarakat. Jika tidak segera ditanggulangi,

maka dapat menimbulkan disintegrasi bangsa;

b. menimbulkan bahaya bagi keselamatan bangsa dan negara;

c. kritik yang tidak sesuai fakta, sensasional, dan tidak bertanggung jawab akan

menimbulkan fitnah.

17