peranan pers dalam kehidupan masyarakat

17
DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT D i s u s u n O l e h : 1. Agung Susilo ( 03 ) 12. Ervian A C ( 18 ) 2. Aisyah R ( 05 ) 13. Halimah P ( 21 ) 3. Anggraini R S ( 06 ) 14. Janar N R ( 24 ) 4. Anna M ( 07 ) 15. Joko S ( 25 ) 5. Arif F ( 09 ) 16. Julius A W ( 26 ) 6. Asteria A W P ( 10 ) 17. Putri M K ( 31 ) 7. Bagus R W ( 11 ) 18. Rosa A ( 33 ) 8. Barokati A R ( 12 ) 19. Sigit D P ( 34 ) 8. Christin D W ( 14 ) 20. Yoga P ( 39 ) 9. Diana A ( 15 ) 21. Yovita P S ( 42 ) 10. Didik H ( 16 ) S M A N E G E R I 1 K L A T E N 2 0 0 6 / 2007

Upload: arif-febriyanto

Post on 02-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pers berdampak pada berbagai hal, salah satunya adalah dalam kehidupan bermasyarakat. Peranan pers dalam kehidupan masyarakat tersebut akan diuraikan dalam dokumen berikut.

TRANSCRIPT

DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

D i s u s u n O l e h :

1. Agung Susilo ( 03 ) 12. Ervian A C ( 18 )

2. Aisyah R ( 05 ) 13. Halimah P ( 21 )

3. Anggraini R S ( 06 ) 14. Janar N R ( 24 )

4. Anna M ( 07 ) 15. Joko S ( 25 )

5. Arif F ( 09 ) 16. Julius A W ( 26 )

6. Asteria A W P ( 10 ) 17. Putri M K ( 31 )

7. Bagus R W ( 11 ) 18. Rosa A ( 33 )

8. Barokati A R ( 12 ) 19. Sigit D P ( 34 )

8. Christin D W ( 14 ) 20. Yoga P ( 39 )

9. Diana A ( 15 ) 21. Yovita P S ( 42 )

10. Didik H ( 16 )

S M A N E G E R I 1 K L A T E N

2 0 0 6 / 2007

H A L A M A N P E N G E S A H A N

Sehubungan dengan penyelesaian penyusunan makalah Kewarganagaraan dengan judul

“Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat” yang disusun oleh XII IPA 7 yaitu :

Agung Susilo ( 03 ) Ervian A C P ( 18 )

Aisyah R ( 05 ) Halimah P ( 21)

Anggraini R S ( 06 ) Janar N R ( 24 )

Anna M ( 07 ) Joko S ( 25 )

Arif F ( 09 ) Julius A W ( 26 )

Asteria A W P ( 10 ) Putri M K ( 31 )

Bagus R W ( 11 ) Rosa A ( 33 )

Barokati A R ( 12 ) Sigit D P ( 34 )

Christin D W ( 14 ) Yoga P ( 39 )

Diana A ( 15 ) Yovita P S ( 42 )

Didik H ( 16 )

Makalah ini telah disahkan dan dibuat berdasarkan petunjuk pembimbing dan fakta yang

berlaku di lapangan.

Klaten, September 2006

Guru Pembimbing Kewarganegaraan

Dra. Hj. Dyah Eko

K A T A P E N G A N T A R

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan rahmat dan petunjuk–Nya kami, dapat menyelesaikan penyusunan makalah

Kewarganegaraan yang berjudul “Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat” ini dengan

lancar tanpa hambatan suatu apapun.

Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir semester V

Kewargnegaraan SMA dengan Bab Pers yang diberikan guru. Makalah ini kami susun

berdasarkan referensi buku-buku, internet, dan fakta-fakta yang terjadi.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak

membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik moril maupun materiil.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bermanfaat demi

kemajuan bangsa kita tercinta ini.

Klaten, September 2006

Penyusun

D A F T A R I S I

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembuatan Makalah ...........................................................................1

B. Tujuan Pembuatan Makalah .........................................................................................1

C. Metode Pembuatan Makalah ........................................................................................1

PERANAN PERS

A. Perkembangan Pers di Indonesia ................................................................................2

B. Fungsi Pers dalam Masyarakat yang Demokratis .......................................................4

C. Kode Etik Jurnalistik dan Pers yang Bebas serta Bertanggung Jawab .......................5

D. Sikap terhadap Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Kebebasan Pers ...............6

E. Dampak Peyalahgunaan Kebebasan Media Massa .....................................................7

F. Menulis Suatu Berita Aktual untuk Dipublikasikan ...................................................9

G. Memanfaatkan Media Massa dalam Kehidupan Sehari-hari ....................................11

KODE ETIK AJI ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN ...................................................12

PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................13

B. Saran .........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Pembuatan Makalah

Pembuatan makalah yang merupakan tugas Kewarganegaraan yang diberikan oleh

Ibu Hj. Dyah Eko bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang pers. Di negara kita

tercinta ini masalah pers adalah masalah yang tidak asing lagi. Semoga dengan pembuatan

makalah ini, kami dapat mengetahui seluk beluk pers dan dapat mengatasi semua masalah

tentang pers di negara kita tercinta ini.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah selain dari yang tersebut di atas, ada beberapa tujuan

diantaranya :

- Memupuk rasa ingin tahu tentang pers

- Meningkatkan kekompakan, rasa kerjasama, toleransi dan tanggung jawab masing-

masing kelompok

- Sebagai tugas akhir semester V SMA yang diberikan oleh guru Kewarganegaraan di

SMA Negeri 1 Klaten

C. Metode Pembuatan Makalah

Metode yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini adalah :

Study Pustaka : buku-buku tentang pers

Wahana Internet : www.google.com : pers

www.yahoo.com : pers Indonesia

P E R A N A N P E R S

A. Perkembangan Pers di Indonesia

Apakah sebenarnya pers itu? Menurut kosakata komunikasi, pers berarti :

1. Usaha percetakan / penerbitan

2. Usaha pengumpulan dan penyiaran berita

3. Pengiriman berita melalui surat kabar, majalah, radio

4. Orang yang bergerak dalam bidang penyiaran berita

5. Medium penyiaran berita yaitu surat kabar, radio, majalah dan TV

Menurut UU No. 40 Th 1999 tentang Pers :

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan

kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan

menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,

serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,

media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Di Indonesia, pers mengalami perkembangan yaitu :

1. Pers pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

o Terjadi penindasan pada kehidupan pers

o Oleh para pejuang pers digunakan sebagai sarana penyebarluasan gagasan

kebangsaan Indonesia

A. Belanda

Belanda membuat undang-undang khusus untuk membendung pengaruh pers.

Pemerintah Belanda menerapkan kontrol yang keras terhadap pers Indonesia.

Undang-undang yang dibuatnya diberlakukan secara ketat sehingga para tokoh pers

Indonesia banyak dihukum penjara atau dikenakan hukuman pembuangan.

B. Jepang

Pers pun masih belum lepas dari tekanan.

Pers banyak dipaksa menyuarakan harapan palsu akan lahirnya kemerdekaan.

2. Pers pada Masa Revolusi

o Pers mempunyai peranan dalam menyebarkan proklamasi RI.

o Pers berperan serta dalam upaya mengembangkan kesadaran nasional untuk

memperjuangkan kemerdekaan pada masa lalu.

o Hubungan antara pemerintah Indonesia dengan kalangan pers terjalin baik.

3. Pers pada Masa Demokrasi Liberal

o Mulai ada pembatasan pers

o 17 Maret 1950 pemerintah membentuk Dewan Pers untuk penanganan pers.

4. Pers pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

o Setelah Dekrit Presiden, pers mulai ditekan oleh pemerintah.

o 1964 kondisi kebebasan pers semakin memburuk. Pers diwajibkan untuk

mendukung politik pemerintah.

5. Pers pada Masa Orde Baru (1966-1998)

o Berlaku Pers Pancasila yaitu pers yang orientasi, sikap dan tingkah lakunya

berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

o Pers mengalami masa suram. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah selalu

mengingatkan pemberitaan pers agar tidak mengganggu stabilitas instansi

pemerintah. Pemerintah menguasai perusahaan penerbitan pers dan mengendalikan

pers.

6. Pers pada Era Reformasi

o Kebebasan pers diakui dengan mengeluarkan UU no. 39 th 1999.

o Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara dan pers bebas dari

tindakan pencegahan, pelarangan dan atau penekanan agar hak masyarakat untuk

memperoleh informasi terjamin.

7. Pers pada Masa Kini

o Banyak bermunculan perusahaan penerbitan pers.

o Banyak bermunculan organisasi kewartawanan.

o Pers mengalami perkembangan yang luar biasa.

B. Fungsi Pers dalam Masyarakat yang Demokratis

Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan

penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan

keadilan, serta memberantas kebatilan.

Fungsi pers nasional antara lain sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan

sebagai kontrol sosial, serta pers sebagai lembaga ekonomi.

Fungsi pers menurut UU no. 40 tahun 1999 antara lain :

1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.

2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum,

hak asasi manusia, dan menghormati kebhinekaan.

3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan

benar.

4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan kepentingan umum.

5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Fungsi pers menurut Harold D. Lasswell dan Charless Wright yaitu mengenai fungsi sosial

media massa yaitu :

1. Pengamatan Sosial ( Social Surveillance )

Media massa hendaknya menyebarkan informasi dan interpretasi yang objektif

mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial

dengan tujuan melakukan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

2. Korelasi Sosial ( Social Correlation )

Media massa hendaknya memberikan informasi dan interpretasi yang

menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok lainnya atau antara satu

pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.

3. Sosialisasi ( Socialization )

Media massa hendaknya mewariskan nilai-nilai (yang baik) dari satu generasi ke

generasi lainnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

4. Hiburan ( Entertainment )

Media massa juga mempunyai tugas untuk memberikan hiburan (yang sehat) dan

kesenangan kepada masyarakat.

Fungsi pers yang lain :

1. Sebagai saluran informasi untuk mencari dan menyebarkan berita secara cepat dan

luas kepada masyarakat.

2. Sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan negara, serta sarana untuk

menampung aspirasi rakyat.

3. Sebagai sarana untuk mengungkapkan masalah-masalah publik, seperti misalnya

kebijakan, dll.

4. Sebagai saluran menyampaikan program pemerintah dan kebijakan publik.

5. Memberikan pendidikan, wawasan dan mencerdaskan masyarakat.

C. Kode Etik Jurnalistik dan Pers yang Bebas serta Bertanggung Jawab

Para insan pers (wartawan) memiliki kode etik jurnalistik yang telah disepakati oleh

organisasi wartawan serta ditetapkan oleh Dewan Pers. Pers yang bertanggung jawab adalah

pers yang menaati kode etik jurnalistik.

Kode etik jurnalistik disusun tahun 1955 oleh PWI dan berkedudukan hukum sejak

tanggal 1 Januari 1955.

Menurut ahli sejarah Amerika Serikat, Paul Johnson, ia mensinyalir adanya praktik

menyimpang dalam melaksanakan kebebasan pers. Tujuh Dosa Yang Mematikan ( Seven

Deadly Sins ) antara lain :

1. Distorsi Informasi. Dilakukan dengan menambah atau mengurangi informasi

sehingga makna informasi yang diterima berubah.

2. Dramatisasi Fakta Palsu. Dilakukan dengan memberikan ilustrasi secara berlebihan

mengenai suatu objek.

3. Mengganggu Privacy. Umumnya dalam peliputan kehidupan selebritis.

4. Pembunuhan Karakter. Dilakukan dengan menonjolkan sisi buruk orang yang

diberitakan. Padahal sebenarnya mereka punya sisi baik.

5. Eksploitasi Seks. Dilakukan dengan memuat halaman depan surat kabar dengan

tulisan bemuatan seks.

6. Meracuni Pikiran Anak. Dilakukan dengan penonjolan figur anak-anak sebagai

sasaran dalam memasarkan produk.

7. Penyalahgunaan Kekuasaan. Biasanya pada pemegang kontrol kebijakan editorial

Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, praktik jurnalistik menyimpang di Indonesia antara lain :

1. Eksploitasi judul

2. Sumber berita konon kabarnya

3. Dominasi opini elite dan kelompok mayoritas

4. Penyajian informasi yang tidak investigative

D. Sikap terhadap Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan

Kebebasan Pers

Negara memberikan serangkaian aturan main ( rules of the game ) dalam bentuk

penerapan hukum ( legality ) yang selama ini didambakan kalangan pekerja pers. Apa yang

disebut sebagai kepastian hukum yang dahulu dirampas negara, sekarang sengaja dibiarkan

dalam arus pasar bebas yang relatif otonom.

Namun, dalam struktur kekuasaan yang dikendalikan pasar ini, bukan berarti pers

akan dengan mudah memainkan kebebasannya. Ada beberapa alasan yang dapat

dikemukakan, antara lain :

1. Struktur kekuasaan yang sepenuhnya dikendalikan pasar mengandaikan produksi dan

alokasi informasi ditentukan oleh sistem kompetisi diantara perusahaan-perusahaan

pers itu sendiri. Negara yang seharusnya tetap hadir sebagai penjaga moralitas,

agaknya dengan sengaja mengurutkan kendalinya. Tidak terhindarkan doktrin

Darwinisme sosial menyatakan bahwa yang paling kuat permodalannya adalah yang

akan menjadi pemenang ( survival of the capital fittest ) pun menjadi pernyataan yang

tidak pernah boleh disanggah. Sifat informasi pun mengalami perubahan yang

radikal. Ketika pers dikendalikan negara, karakter informasi lebih bersifat ideologis

untuk memenangkan hegemoni negara. Sebaliknya ketika pers dikendalikan oleh

pasar, yang muncul kemudian adalah proses komodifikasi informasi. Inilah

momentum ketika pemberitaan hanya ditempatkan secara primer sebagai sejenis

komoditas yang harus laris untuk dijual.

2. Supremasi hukum yang selama ini dibayangkan para pekerja pers sebagai semacam

“angin surga” yang dapat memacu kreatifivitas dan kebebasan dalam menulis berita

tidak selamanya mampu dibuktikan.

3. Dengan meminimalkan kekuasaan negara serta maksimalisasi pasar, “musuh-musuh

pers” bukan hanya kalangan penguasa di jajaran birokrasi negara saja, tetapi juga

harus berhadapan dengan kekuatan massa yang mungkin akan melakukan praktik-

praktik premanisme.

Pemerintah Indonesia berkomitmen menjadikan Undang-Undang Pers sebagai Iex

Specialis, artinya menyangkut pelanggaran pers tidak boleh menggunakan Undang-Undang

lain selain Undang-Undang Pers.

Peraturan perundangan terbaru tentang pers, yaitu UU nomor 40 tahun 1999 telah

diundangkan pada tanggal 23 September 1999 dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 1999 nomor 166. Undang-Undang Pers yang berlaku sekarang ini memuat

berbagai perubahan yang mendasar atas UU Pers sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar pers

berfungsi maksimal sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 28 UUD 1945. Fungsi yang

maksimal tersebut diperlukan karena kemerdekaan pers adalah satu perwujutan kedaulatan

rakyat dan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara yang demokratis.

Undang - Undang Pers yang pernah ada di Indonesia :

a. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1966

b. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1967

c. Undang - Undang Nomor 21 Tahun 1982

d. Undang - Undang Nomor 40 Tahun 1999 ( terbaru )

E. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa

Sebab adanya penyalahgunaan kebebasan media massa akan dapat menimbulkan

dampak yang tidak baik bagi kelangsungan hidup masyarakat dan jalannya roda

pemerintahan. Pers sangat diharapkan mampu menjalankan tugas peliputan berita yang

berimbang. Dalam hal ini merujuk liputan semua pihak (objek liputan) yang terlibat suatu

peristiwa. Liputan diharapkan tidak berat sebelah. Berimbang tetapi tidak harus fifty-fifty.

Sumber A mungkin meliput 50 persen, sumber B meliput 45 pesen, sumber C meliput 5

persen. Itu sudah berarti berimbang sumber C tidak perlu menaikkan persentase karena dia

hanya mampu meliput 5 persen.

Ada lagi teknik dasar jurnalistik yang “dipemainkan” pers. Pers kini tidak hanya

menunjukkan fakta tetapi acap kali menunjukkan hal-hal yang keliru .

Dalam koteks ini, apa yang menjadi penyalahguanaan kebebasan media massa?

Untuk menentukan jawabannya, coba analisis kembali uraian berikut :

1. Bagi Kepentigan Pribadi

Dalam kenyataan sehari–hari sering terjadi, karena jasa pers seseorang betul-betul

dapat meningkatkan citra positifnya. Namun, sesungguhnya bisa terjadi sebaliknya seseorang

menjadi hancur reputasinya. Padahal, kenyataannya dapat sebaliknya. Jadi nama baik

seseorang dapat dirugikan apabila terjadi penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan

penyampaian informasi

2. Bagi Kepentingan Masyarakat

Tulisan dalam media massa yang kurang berimbang dari mana sumber asalnya dapat

menimbulkan kesan yang berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya dengan bantuan media

massa, fakta dapat ditutup-tutupi dalam tulisan lain yang berkesan membenarkan.

3. Bagi Kepentingan Negara

Penyalahgunaan kebebasan penyampaian pendapat di media massa dapat

menimbulkan kerugian bagi kepentingan negara. Hal tersebut dapat menimbulkan dampak,

antara lain :

a. Tingkat kepercayaan kepada masyarakat terhadap pemerintah berkurang karena tidak

percaya kepada pemerintah. Masyarakat menjadi apatis dan acuh tak acuh.

b. Kepercayaan luar negeri turun. Akibatnya minat kerja sama ekonomi, penanaman

modal, investasi, pemberian bantuan dan sebagainya juga menurun.

Menurut Undang-Undang nomor 40/1999, pers dan kebebasan pers adalah sosok

kebebasan yang luar biasa. Beberapa muatan pasal inilah yang tidak terlepas dari pegangan

pers nasional dalam menjalankan aktifitas jurnalistik yang dilindungi oleh kebebasan pers.

Apabila ada kekeliruan atau penyalahgunaan kebebasan pers berkaitan dengan

pemberitahuan suatu media massa antara seseorang atau badan hukum dengan pers, diberikan

kesempatan sesuai dengan aturan undang-undang untuk menggunakan hak jawab dan hak

tolak. Bagaimana hak tersebat diganakan?

1. Hak Jawab atas Suatu Berita.

Pembaritahuan suatu media kadang kurang akurat, bahkan tidak benar sama sekali.

Hal itu disebabkan berbagai hal. Akibatnya, objek berita merasa dirugikan. Oleh karena itu,

pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan dapat mengajukan hak jawab. Hak jawab

adalah hak yang dimiliki oleh seseorang atau badan hukum yang merasa dirugikan oleh

tulisan pada suatu atau beberapa penerbitan. Hak tersebut ditujukan kepada media massa.

2. Hak Tolak

Hak tolak atau hak ingkar wartawan adalah hak wartawan untuk tidak

memberitahukan rahasia nama, jabatan, alamat atau identitas sumber berita informasinya

# Perlu diketahui hak tersebut tidak berlaku dalam kaitannya dengan hal-hal yang

membahayakan negara .

F. Menulis Suatu Berita Aktual untuk Dipublikasikan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya WJS Poerwodarminto, “berita” berarti kabar

atau warta, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti

“berita” dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Berita terdiri atas beberapa bagian. Bagian terkecil dari berita adalah data. Data

berasal dari datum, sedangkan datum diambil dari semua kejadian atau peristiwa.

Dengan demikian, berita itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang

segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Adapun cara melaporkan atau

memberitakan sesuatu, supaya menarik perhatian orang banyak, orang lazim melakukan

dengan gaya “to the point” atau diplomatis. Demikian pula dalam hal membuat dan

menyajikan berita, kita mengenal jenis berita yang langsung (to the point) mengemukakan

fakta yang terlibat di dalamnya, serta yang tidak langsung dalam arti dibumbui kata-kata

berhubungan sehingga fakta yang dampaknya sepele menjadi menarik untuk diminati dan

dinikmati.

Syarat membuat berita adalah ‘faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga

kebenaran tinggal sebagian saja’ dan ‘berita itu harus menceritakan segala aspek secara

lengkap’.

Yang harus dibedakan dalam menulis berita adalah makna dari fakta, interpretasi dan

opini. Fakta adalah keyataan yang berlangsung di lapangan sedangkan opini adalah sesuatu

yang berasal dari pemikiran seseorang. Opini seseorang bisa berubah menjadi fakta, jika

disebutkan narasumbernya. Ini yang disebut dengan fact in idea.

Agar berita dapat menarik perhatian pembaca, perlu diperhatikan unsur-unsur berikut :

1. Aktual / baru ( terkini )

2. Jarak

3. Terkenal (ternama)

4. Keluarbiasaan

5. Akibat

6. Ketegangan

7. Pertentangan

8. Seks

9. Kemajuan

10. Human interest

11. Emosi

12. Humor

Berita langsung adalah berita yang ditulis secara langsung. Artinya, informasi yang

dituangkan dalam berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya. Penulisan berita

langsung lebih mengutamakan aktualitas informasinya.

Sumber berita dibagi menjadi dua yaitu ‘Sumber Berita Utama (Primer)’ dan ‘Sumber

Berita Kedua (Sekunder)’.

Selain peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh manusia, kumpulan dari berbagai

berita bisa juga dijadikan sumber berita.

Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang valid bisa dilakukan

dengan tiga cara yaitu :

1. Penulis berita menerima data atau informasi langsung dari informan.

2. Meliput acara. Artinya penulis menghadiri undangan suatu acara yang sudah ada.

3. Menggali berita. Penulis berita melakukan penelitian sendiri terhadap suatu kejadian

atau peristiwa. Data yang diperoleh dengan menggali informasi dari berbagai pihak.

Informasi atau data tersebut diolah menjadi berita.

Modal yang perlu dimiliki jika ingin menjadi penulis ( di media massa ) adalah

kepekaan dan sikap kritis.

Cara mencari ide yaitu dengan cara “menggumuli” teks tertulis seperti bacaan yang

beranekaragam, buku, surat kabar, majalah, jurnal, internet dll. Bisa juga dari teks yang

terlihat dan terdengar seperti radio, TV, musik, film dll. Bisa juga teks tidak tertulis, berupa

kejadian dan peristiwa kehidupan yang kamu jumpai, rasakan, dengar, lihat dan kamu

saksikan.

G. Memanfaatkan Media Massa dalam Kehidupan Sehari-hari

Media massa dimanfaatkan sebagai alat komunikasi massa ( boleh dimanfaatkan oleh

orang banyak ) misal surat kabar dll. Juga sebagai alat komunikasi nirmassa (tidak boleh

digunakan oleh semua orang) misal telepon. Disamping itu media massa juga berfungsi :

1. Untuk mendapatkan informasi secara tepat

2. Untuk mendidik masyarakat

3. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan karena kita bisa mendapat informasi yang

sebelumnya belum kita ketahui

4. Untuk menuangkan pikiran seseorang agar bisa diketahui oleh orang banyak

5. Sebagai sarana pengembangan wawasan dalam berbagai bidang ( politik ekonomi

sosial budaya )

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari berbagai hal yang telah diuraikan diatas dapat kita ambil kesimpulan-

kesimpulannya yaitu :

a. Dalam perkembangan pers berarti segala usaha dari alat-alat komunikasi massa yang

berisi tentang berita, hiburan dan informasi.

b. Fungsi pers dalam hal sosial yaitu sebagai pengamatan sosial, korelasi sosial, sosialisasi

dan hiburan.

c. Etika pers mengatur moral pers mengenai kawajiban pers dan pers mengatur tingkah

laku insan pers.

d. Kode etik jurnalistik merupakan pijakan para wartawan dalam menjalankan aktivitas

jurnalismenya yang berlaku begi seluruh wartawan Indonesia dan telah mengalami

beberapa kali penyempurnaan sesuai dengan perkembangan zaman.

e. Pers nasional harus mampu menerapkan kode etik jurnalistik kepada para wartawan,

menciptakan pers bebas dan bertanggung jawab sesuai kaidah pers untuk mewujudkan

pers yang profesional. Karena pers yang professional sangat diharapkan oleh seluruh

komponen masyarakat agar dapat terwujud untuk membangun bangsa.

f. Pers yang professional merupakan pers yang taat pada kode etik jurnalistik, menegakkan

kebenaran, akurat, seimbang, adil, menghormati HAM, menghormati hak Privaciy,

terpercaya, harus mendidik.

B. Saran

Saran kelompok kami mengenai pers di Indonesia adalah pers di Indonesia harus

lebih sopan didalam mencari berita karena pers di Indonesia sekarang ini terlihat sangat

memaksa dalam mencari berita. Pekerjaan pers mencari berita dari narasumber tapi tidak

sepantasnya mereka memaksa narasumber untuk memberikan informasi. UU Pers juga juga

harus dijalankan dengan benar karena banyak UU Pers yang dilupakan dan mungkin banyak

pers yang tidak mengetahui UU Pers. Oleh karena itu Pers sebaiknya memahami benar

bagaimana pekerjaan mereka dalam mencari berita dan juga memahami UU Pers sehingga

dapat memperoleh berita dengan benar atau bekerja dengan benar.

D A F T A R P U S T A K A

1. Suprihati, Amin, 2006.Kewarganegaraan Kelas XII Klaten : Cempaka Putih.

2. MGMP PKn SMA Kab. Klaten. 2006. Kewarganegaraan SMA / MA. Klaten : UD.

Anggra Tama.

3. Budiyanto, Kewarganegaraan SMA. 2006. Jakarta: Erlangga

___ooo00O00ooo___