peranan kepemimpinan dan partisipasi · pdf filesemangat dan percaya diri para bawahan dalam...
TRANSCRIPT
1
PERANAN KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN
Oleh : A. Jabar *)
ABSTRAK
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI adalah merupakan Misi
pembaharuan Sistem Pendidikan Nasional. Untuk itu setiap komponen bangsa wajib
mencerdasakan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara
Indonesia. Pengelolaan sebuah lembaga pendidikan diperlukan seorang pemimpin
yang berdedikasi tinggi, beriman, berbudi pekerti, pola pikir ilmiah, berwibawa, jujur,
berjiwa besar, tegas dan bertanggung jawab, dan selalu berorientasi kepada norma-
norma, kaedah-kaedah sesuai dengan nilai-nilai falsafah negara. Seorang pemimpin
yang sukses perlu diintegrasikan ke dalam status formal, 1. Berperan sebagai
Interpersonal Roles, 2. Berperan sebagai Informational Roles, 3. Berperan sebagai
Decisional Roles. Jadi fungsi kepemimpinan ini sangat penting sebab disamping
berperan sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan kontrol dalam segala
aktivitas baik terhadap staf pengajar, peserta didik, dan sekaligus untuk meneliti
persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat di lingkungan lembaga
pendidikan itu sendiri.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Partisipasi, dan Lembaga Pendidikan.
A. PENDAHULUAN
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan diakui oleh masyarakat luas.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan,
dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
Drs. A. Jabar, M.Si. Dosen Kopertis Wilayah-I. dpk pada STIEI Banda Aceh
2
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang.
Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa
yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia. Gerakan reformasi di Indonesia
secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut akan
memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen
pendidikan. Selain itu, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang pesat dan
memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem
pendidikan. Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk
memperbaharui visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional.
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan Visi pendidikan tersebut
maka pendidikan nasional mempunyai Misi sebagai berikut :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Membantu dan menfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan kepribadian pembentukan kepribadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pemberdayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(UU. RI. Nomor 20 Tahun 2003).
3
Lembaga pendidikan formal adalah merupakan sebuah lembaga organisasi
yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh
karena itu seorang pemimpin perlu memahami kelembagaan organisasi formal yang
bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan kerja sama antara struktur dan
hasil (outcomes) bagi sebuah lembaga pendidikan.
Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk
mengikuti keinginan pemimpin. Dalam sebuah lembaga pendidikan seorang
pemimpin harus mampu : (1). Menimbulkan kemauan yang kuat dengan penuh
semangat dan percaya diri para bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,
(2). Memberikan bimbingan dan mengarahkan para bawahan serta memberi
dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi
dalam mencapai tujuan.
Lebih lanjut, apabila seorang pemimpin ingin berhasil menggerakkan
bawahan, maka seorang pimpinan harus :
(1). Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau
bertindak keras, (2). Mampu melakukan tindakan koreksi yang melahirkan kemauan
untuk bekerja dengan semangat dan percaya diri, (3). Mampu mengajak bawahan
sehingga para bawahan merasa yakin bahwa apa yang dilakukan itu adalah benar
(induce).
Selain itu, bagi seorang pimpinan harus selalu dapat menjaga memelihara
keseimbangan antara staf pengajar dan peserta didik di satu pihak dan kepentingan
4
lembaga serta kepentingan masyarakat di pihak lain, sehingga tercipta suasana
keseimbangan, keserasian antara kehidupan lembaga pendidikan dengan masyarakat
(equilibrium).
Oleh karena itu kepemimpinan suatu lembaga pendidikan sebagai salah satu
pelaksana kepemimpinan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa perlu memiliki watak dan berbudi luhur yang dilandasi pada :
1. Pola pikir, berorientasi jauh ke depan, pola piker ilmiah, efisiensi dan efektif, dan
keterbukaan.
2. Azas, kebersamaan dan integralistik, kekeluargaan dan gotong royong, persatruan
dan kesatuan dalam kebinekaan, selaras, serasi dan seimbang.
3. Watak dan kepribadian yang utuh.
a. Triologi kepemimpinan pancasila ;
Ing ngarsa sung tulodo,
Ing media mangun karso,
Tut wuri handayani.
b. Ciri-ciri kepribadian universal ; berwibawa, jujur, bijaksana, mengayomi,
beriman, mawas diri, mampu melihat ke depan, berani menghadapi kesulitan,
wajar, tegas dan bertanggung jawab, sederhana, penuh pengabdian, berjiwa
besar, sifat ingin tahu, dan solidaritas.
4. Sikap dan perilaku yang konsisten dan selalu berorientasi kepada norma-norma,
kaedah-kaedah, dan nilai-nilai sesuai dengan falsafah negara.
5
Dengan demikian peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab
untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada, sehingga lahir etos kerja dan
produktivitas kerja yang tinggi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi kepemimpinan ini sangat penting sebab disamping berperan sebagai
penggerak juga berperan untuk melakukan kontrol dalam segala aktivitas baik
terhadap staf pengajar, peserta didik, dan sekaligus untuk meneliti persoalan-
persoalan yang timbul dalam masyarakat di lingkungan lembaga pendidikan itu
sendiri.
B. PEMBAHASAN
1. Fungsi Dan Jenjang Lembaga Pendidikan
Keberadaan sebuah lembaga pendidikan adalah merupakan sebagai sebuah
lembaga organisasi memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh organisasi lain
pada umumnya.
Pada sebuah lembaga organisasi pendidikan bersifat kompleks, karena
didalamnya terdapat beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit dan saling berkaitan.
Didalamnya juga bergabung berbagai macam manusia yang mempunyai latar
belakang berbeda-beda, terjadi interaksi antar manusia secara perseorangan maupun
kelompok yang complicated. Oleh karena itu perlu adanya aturan baku seperti
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
PP. Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar Menengah, Keputusan Menteri
Pendidikan RI Nomor 0293/E/1993 tentang BP3, Keputusan Menteri Pendidikan RI
6
Nomor 085/K/1994 tentang Pengangkatan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah di
Lingkungan Departemen Pendidikan, Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14
Tahun 2005, PP. RI. Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer
Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, Permendiknas Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Buku Teks Pelajaran Yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk digunakan dalam
Proses Pembelajaran, dan berbagai ketentuan lainnya untuk dapat memperlancar
proses pendidikan.
Lebih lanjut, kelembagaan jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dalam UU. RI.
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15 disebutkan bahwa Jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejujuran, akademik, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pengertian
dari pasal 15 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pendidikan Umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan Akademik merupaka