peranan kepala madrasah dalam mengembangkan … · 2020. 12. 3. · 1 bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
i
PERANAN KEPALA MADRASAH DALAM MENGEMBANGKAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI MTs. SILA KEC.BOLO KAB. BIMA
SKRIPSI
Diajukan UntukMemenuhi Salah SatuSyaratMeraih Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Agama Islam
padaFakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh:
ADI SAKBAN
NIM:105192313115
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020M /1442 H
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
ABSTRAK
ADI SAKBAN, NIM: 10519231315. Peranan Kepala Madrasah Dalam
Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Di MTs.
Sila Kab. Bima. Dibimbing oleh Amirah Mawardi. dan Hj. Atika Ahmad.
Penelitian ini di laksanakan di Kec.Bolo Kab.Bima yang berlangsung
selama 2 bulan sejak tanggal 02 januari sampai dengan 29 februari 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam di MTs. Sila Kab. Bima, peranan kepala madrasah dalam
mengembangkan kompetensi pedagogic Guru Pendidikan Agama Islam, dan factor
pendukung dan penghambat kepala madrasah dalam mengembangkan kompetensi
pedagogic Guru Pendidikan Agama Islam di MTs. Sila Kab. Bima.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan instrument
penelitian adalah peneliti sebagai instrumen kunci, pedoman observasi, pedoman
wawancara, serta catatan dokumentasi, dan dianalisis dengan analisis deskripsi
kualitatif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa: kompetensi pedagogik guru
pendidikan Agama Islam di MTs Sila Kec. Bolo Kab.bima, ada beberapa
kemampuan yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu : Menguasai Karakteristik
Peserta Didik, Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik, Pengembangan Kurikulum, Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik,Penilaian dan Evaluasi. Peranan Kepala Madrasah dalam
mengembangkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam di MTs Sila
Kab Bima yaitu dengan dua bentuk.dalam bentuk formal diantara yaitu:Rapat
Rutinan, Diikutkan pelatihan, diklat dan seminar guru, Studi Kelompok antar Guru
/ KKG, Supervisi dan kunjungan kelas , Mengadakan Penilaian dalam bentuk non
formal yaitu dengan: Kedisiplinan, motivasi guru. Peranan lain yang diakukan
kepala madrasah yaitu: melakukan promosi, menambah sarana dan prasarana
sekolah, mempercepat proses akreditasi.. Faktor Pendukung Kepala Madrasah
dalam Mengembangkan kompetensi pedagogic Guru PAI di MTs. Sila yaitu:
Melakukan pembinaan terhadap guru ,Memberi contoh teladan (keteladanan
pimpinan), Melakukan observasi dan kunjungan kelas, Mengatur jam mengajar
guru yang berdomisili jauh dari sekolah. Faktor Penghambat kepala Madrasah
dalam Mengembangkan kompetensi pedagogik guru PAI di MTs. Sila yaitu:
Tanggung jawab tenaga pendidik rendah, Kurangnya kedisiplinan tenaga pendidik,
Tempat tinggal tenaga pendidik jauh dari sekolah
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunanskripsiini. Shalawat dan salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya serta para
Nabi, Wali, Syuhada dan orang-orang shalih.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar beserta Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Agama Islam dan para
Wakil Dekan Fakultas Agama Islam.
3. Dr.Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si dan Nurhidayah Mukhtar, S.Pd.I., M.Pd.I.,
selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi, serta tidak
lupa peneliti menghaturkan terima kasih kepada para Staf Prodi Pendidikan
Agama Islam.
4. Dr.Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si., dosen pembimbing I (satu) dan Dra. Hj.
Atika Ahmad, M.Pd., selakudosenpembimbing II (dua).
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing penulis selama kuliah di Fakultas
Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Keluargaku yang tercinta, satu dari sekian harapan kalian telah peneliti penuhi,
semoga harapan-harapan kalian yang lain dapat peneliti wujudkan. Tidak ada
kata yang pantas lagi ananda ucapkan selain ucapan terimakasih yang sedalam-
vii
dalamnya atas segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan dan bimbingan
kalian serta kesabaran yang tak terhingga.
7. Serta teman-temanku semua yang telah membantu dan mendoakan dalam
penulisan skripsi ini.
Semogasegalabantuanyang telah
diberikankepadapenulistercatatsebagaiamalshalehyangditerimaolehAllahswt.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada, padaskripsi ini.
Olehkarena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dari segenap pembaca guna perbaikan penulisan selanjutnya.
Akhirnya, semogaAllah swt memberikan rahmat dan kemanfaatan atas
penulisan skripsi ini dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang pandai
mensyukuri nikmat.
Makassar, 07 September2020 M
18 Muharram1442H
Penulis,
ADI SAKBAN
NIM :105192313115
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................................................... i
....................................................................................................................................
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B.Rumusan Masalah……...................................................... ................... 6
C.Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D.ManfaatPenelitian.................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9
A.Kepala Madrasah ................................................................................... 9
1. Pengertian Kepala Madrasah ............................................................ 9
2. Tanggung Jawab Kepala Madrasah .................................................. 10
3. Pengangkatan dan Penempatan Kepala Madrasah ........................... 12
4. Unsur Penilaian dan Pengangkatan Kepala Madrasah ..................... 12
5. Syarat Menjadi Kepala Madrasah .................................................... 13
B.Kompetensi Kepala Madrasah............................................................... 15
ix
1. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Kepala Madrasah ....................... 16
2. Aspek Kompetensi Kepala Madrasah .............................................. 18
C.Kompetensi Pedagogik Guru PAI ......................................................... 24
1. Pengertian Kompetensi .................................................................... 24
2. Macam-Macam Kompetensi ............................................................ 26
3. Kompetensi Pedagogik ..................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35
A.Jenis Penelitian ................................................................................... 35
B.Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................... 35
C.Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian ............................... 36
D.Sumber Data ....................................................................................... 36
E.Instrumen Penelitian ............................................................................ 37
F.Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39
G.Teknik Analisis Data .......................................................................... 40
BAB IVHASIL PENELITIAN Dan PEMBAHASAN ................................ 41
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 41
B.Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTs. Sila ................ 43
C.Peranan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Kompetensi
Pedagogik Guru PAI di MTs. Sila .................................................. 55
D.Faktor Pendukung dan Penghambat Kepala Madrasah dalam
Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTs. Sila ... 71
BAB VPENUTUP ........................................................................................... 76
A.Kesimpulan ......................................................................................... 76
x
B.Saran ................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam Islam merupakan suatu hal yang bersifat mendasar dan
sangat penting dalam kehidupan manusia, serta keselamatan dunia dari laknat
Allah swt., sebagaimana Rasulullah saw, dari Abu Hurairah ra. Yang
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi sebagai berikut:
ب، قال: حدثنا علي بن د بن حاتم المؤد حمن بن ثابت ل: حدثنات، قاثاب حدثنا محم بن ثوبان، عبد الر
ة، قال: سمعت عبد الله بن ضمر سمعت :ريرة، يقول ا ه معت أب ال: س ة، ق قال: سمعت عطاء بن قر
عليه وسلم يقول: ألا إن الدني ا والاه وعالم أو فيها إلا ذكر الله وم ملعون ما عونة ا مل رسول الله صلى الل
)رواه الت رمذي ( .هذا حديث حسن غريب .متعل م
Terjemahnya:
Telah berkata Imam Turmudzi: Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Hatim Al-Mu’adib, ia telah berkata; telah menceritakan
kepada kami Ali bin Tsabit, ia telah berkata; telah menceritakan kepada
kami Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban, ia telah berkata; saya telah
mendengar Ἁtho’bin Qurrah, ia telah berkata; saya telah mendengar
Abdallah bin Dlamrah, ia telah berkata; saya telah mendengar Abu
Hurairah ia sedang berkata: aku mendengar Rasulullah saw., bersabda:
" Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat dan terlaknat pula segala
isinya, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya,
dan orang yang alim atau orang yang mencari ilmu (sedang belajar)."
Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib. (H.R. Tirmidzi ra(.1
Berdasarkan hadits di atas bahwa Pendidikan merupakan suatu faktor
penting dalam menyelamatkan dunia serta menunjang kelangsungan hidup
manusia. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan
1 Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dlahak/At-Tirmidzi/Abu Isa,
Maktabah Syamilah, Al-Jami’u al-Kabir, Sunan Tirmidzi, (Cet; Beirut: Darru al-Gharibu al-
Islamiyyi,1998 M.) Juz 4, no. 2322, h. 139
2
pendidikan yang baik dan terarah. Sehingga menjadikan sebuah upaya bangsa
dalam menigkatkan mutu pendidikan demi mencapai derajat, harkat dan martabat
tertinggi bagi manusia Indonesia seluruhnya.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang (tenaga pendidik)
terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang
positif.2 Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat
dan martabat manusia dalam kancah kehidupan guna mencapai status kehidupan
yang lebih baik. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.
Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan
suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan
konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa.3
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan
berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah
kedewasaan”.4 Hal ini sesuai dengan firman Allah swt, QS. Al-Nahl (16) : 78
2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 28. 3 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2007), h. 4 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. IV; Jakarta: Kalam Mulia, 2004), h. 1
3
Terjemahnya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.5
Dari ayat di atas tampaklah jelas bahwa kita dilahirkan di bumi ini tanpa
ilmu pengetahuan untuk itu madrasah mempunyai peran sebagai lembaga
pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi manusia yang manusiawi, agar
mampu menjalani tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individual maupun
sosial.
Peningkatan kualitas pendidikan menjadi tanggung jawab bagi para tenaga
pendidik untuk menentukan keberhasilan suatu tujuan pendidikan. Sebagai dasar
untuk mewujudkan tujuan pendidikan tentunya memerlukan sebuah landasan
kerja yang akan membawa pendidikan menjadi terarah. Pendidikan akan berhasil
apabila mampu menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan nilai, dan sikap dalam diri anak. Pendidikan agama merupakan suatu
usaha mengubah tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek yaitu: pertama,
aspek kognitif meliputi perubahan dalam segi penguasaan ilmu pengetahuan dan
perkembangan ketrampilan yang diperlukan untuk mengubah pengetahuan
tersebut; kedua, aspek afektif yang meliputi perubahan-perubahan segi mental,
perasaan, dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik yaitu meliputi perubahan
5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Toha Putra Semarang,
1989), h. 413
4
dalam segi tindak bentuk psikomotorik. Semua komponen dalam6 pendidikan
formal mempunyai pengaruh untuk peningkatan mutu pendidikan. Salah satu
komponen pendidikan formal yang sangat berperan dalam pendidikan adalah
kepala madrasah. Kepala madrasah mempunyai tanggung jawab yang utama
karena kepala madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan, dan
pendayagunaan serta pemiliharaan sarana dan prasarana.
Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
madrasah, yang akan menentukan bagaimana tujuan madrasah dan pendidikan
pada umumnya direalisasikan, termasuk dalam mengembangkan kompetensi
tenaga kependidikan (guru). Kepala madrasah merupakan salah satu komponen
yang berperan dalam Mengembangkan kualitas pendidikan. Sebagaimana
dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 No. 28 Tahun 1990 bahwa: “Kepala
Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainya, dan
pendayagunaaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.7 Untuk itu kepala
madrasah harus menyiapkan strategi khusus dalam mengembangkan kompetensi
tenaga kependidikannya (guru).
Pendidikan Agama Islam sebagai dari program pendidikan nasional
mempunyai fungsi strategis dalam proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai
agama Islam, disamping pengembangan intelektualnya. Dalam klasifikasi ranah
tujuan pendidikan, PAI berfungsi untuk mencerdaskan intelektual, emosional dan
7 Mulyana, Menjadi kepala Sekolah Profesianal Dalam Konteks Mensukseskan MBS,
(Bandung: Reamaja Rosdakarya,2004), h. 25
5
spiritual siswa secara simultan dan terpadu. Dengan demikian pendidikan8 agama
Islam mencakup pembinaan dan pengembangan seluruh aspek kehidupan.
Kemajuan informasi dan teknologi yang berkembang menjadi media bagi seorang
Guru PAI dalam menyampaikan materi Agama Islam kepada peserta didik dalam
upaya internalisasi nilai-nilai agama.
Undang-undang SISDIKNAS pasal 29 Nomor 20 Tahun 2003
menyebutkan bahwa pendidik atau guru merupakan tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan.9 MTs sila Kab. Bima,
salah satu lembaga pendidikan yang bernaung di Yayasan Baiturrahim
mempunyai tekad untuk mencetak generasi yang unggul dan berakhlak sesuai
dengan visi dan misi madrasah tersebut. Untuk mewujudkan tujuan itu maka
Kepala Madrasah sebagai supervisisor pendidikan berkomitmen untuk
mengembangkan kompetensi pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam, agar
pendidikan agama tidak hanya sebagai materi pokok dalam pembelajaran, tetapi
ajaran agama dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Materi Agama Islam
Ahlussunah Waljama’ah harus tetap menjadi dasar dalam pendidikan di MTs sila
Kab. Bima, di tengah- tengah banyaknya aliran radikalisme Islam.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 Ayat 3 No. 19
Tahun 2005 butir dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi
Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
9 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang rencana dan pelaksanaan proses
pembelajaran. h.105
6
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evalusai hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.10 Metode
pembelajaran yang monoton dan kurang bervariasi, akan
menghambat11tercapainya tujuan pendidikan. Walaupun tenaga pendidik di MTs
sila Kab. Bima telah memenuhi kualifikasi strata satu, tetapi karena pengalaman
mengajarnya masih kurang maka hasil yang dicapai belum optimal. Di MTs sila
Kab. Bima belum terlaksana secara maksimal usaha pembinaan tenaga pendidikan
secara berkala dari kepala madrasah, meskipun secara individu guru telah
melakukan beberapa pelatihan atau workshop. Dari latar belakang masalah
tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti “Peranan Kepala Madrasah dalam
Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (studi
kasus pada MTs sila Kab. Bima)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan
beberapa pokok masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Di
MTs.Sila Kec.Bolo Kab.Bima
2. Bagaimana Peran Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Kompetensi
Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Di MTs. Sila Kec. Bolo Kab. Bima
3. Apa faktor pendukung dan penghambat Kepala Madarasah dalam
mengembangkan kompetensi pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di
MTs. Sila Kec. Bolo Kab. Bima?
10 Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 Ayat 3 No. 19 Tahun 2005 Tentang Kompetensi
Pedagogik. h. 64
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru PAI di MTs Sila Kec. Bolo
Kab. Bima
2. Untuk mengetahui peranan Kepala Madrasah dalam mengembangkan
kompetensi pedagogik guru PAI di MTs Sila Kec. Bolo Kab. Bima.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Kepala Madrasah
dalam mengembangkan kompetensi pedagogik Guru PAI di MTs Sila Kec.
Bolo Kab. Bima
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat temuan yang lebih mendalam dan
komprehensif sesuai dengan tema penelitian. Diharapkan dari hasil penelitian
tersebut akan diungkap bagaimana idealnya kepemimpinan Kepala Madrasah
dalam mengelola madrasah, sehingga manfaat yang diharapkan adalah :
1. Bagi Kepala Madrasah MTs. Sila Penelitian ini dilakukan untuk mendapat
temuan yang lebih mendalam dan komprehensif sesuai dengan tema
penelitian. Diharapkan dari hasil penelitian tersebut akan diungkap bagaimana
idealnya kepemimpinan Kepala Madrasah dalam mengelola madrasah ,
sehingga manfaat yang diharapkan adalah:
2. Bagi Kepala MTs Sila khususnya dan Kepala Madrasah pada umumnya dalam
melaksanakan tugas utamanya yang berkaitan dengan pengelolaan madrasah.
8
3. Bagi guru PAI pada umumnya untuk senantiasa menyadari akan pentingnya
peningkatan profesionalisme dalam melaksanakan tugas kegiatan belajar
mengajar.
4. Bagi peneliti yang akan datang untuk menambah wawasan tentang
kepeminpinan Kepala Madrasah dalam mengelola madrasah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepala Madrasah
1. Pengertian Kepala Madrasah
Kepala Madrasah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan
sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di madrasah.12 Kepala
madrasah memiliki taggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan
administrasi, pembinaan dan pengembangan kompetensi pedagogik khususnya
Guru Pendidikan Agama islam.
Kepala Madrasah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan
besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di madrasah”.13 Kepala Madrasah
adalah personel madrasah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-
kegiatan madrasah”.14 Dengan demikian secara sederhana Kepala Madrasah dapat
didefinisikan sebagai: “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar,
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.”15
Sebagai pemimpin formal, Kepala Madrasah bertanggungjawab atas tercapainya
tujuan pendidikan melalui upaya atau strategi menggerakkan para karyawan ke
arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
12 Lazaruth, Soewardi, Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius,
1984.) h. 60 13 Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 80 14 Wahj osumijo, Kepemimpinan Kepala Madrasah (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), h. 83 15Ibid., h. 89
10
Dalam hal ini Kepala Madrasah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
pendidikan maupun penciptaan iklim madrasah yang kondusif bagi terlaksananya
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.16
2. Tanggung Jawab Kepala Madrasah
Dalam bab dan pasal – pasal Peraturan Pemerintah yang mengatur pelaksanaan
Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
ditegaskan bahwa Kepala Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, sehingga dengan demikian Kepala Madrasah mempunyai
kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan dalam arti berusaha agar
pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan dan pengembangan pendidikan
dapat dilaksanakan dengan baik.17 Sesuai dengan firman Allah swt. Dalam Surah
Dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 yang berbunyi:
كل نفس بما كسبت رهينة
Terjemahnya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”
setiap manusia memiliki tanggung jawab dan etika moral dalam kehidupan
sosial beragama serta pendidikan memiliki pengetahuan akan pentingnya evaluasi
diri untuk menjadi yang lebih baik lagi.
1. Pengelolaan
Suatu proses yang ada pada dasarnya meliputi pengadaan, pendayagunaan
dan pengembangan tenaga kependidikan, tanah, gedung serta pemilikannya.
2. Penilaian
16 Moch. Idhochi Anwar, Administrasi Pendidikan Dan Manajemen Biaya Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2003), h. 75 17 Wahj osumijo, Kepemimpinan Kepala Madrasah (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), h. 85
11
a) Penilaian pendidikan dasar diselenggarakan untuk memperoleh
keterangan tentang proses belajar mengajar dan upaya pencapaian
tujuan pendidikan dasar dalam rangka pembinaan dan
pengembangan, serta untuk penentuan akreditasi pendidikan dasar
yang bersangkutan
b) Penilaian madrasah menengah dilaksanakan secara bertahap,
berkesinambungan dan bersifat terbuka.
Tujuan penilaian pada dasarnya untuk:
a) Memperoleh keterangan tentang kegiatan dan kemajuan belajar
siswa, pelaksanaan kurikulum, guru dan tenaga kependidikan lainnya
b) Dalam rangka pembinaan, pengembangan dan penentuan akreditasi
madrasah menengah yang bersangkutan.
3. Bimbingan
Yaitu bantuan yang diberikan oleh para guru pembimbing dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan.
4. Pengawasan
Pengawasan dilaksanakan dalam rangka pembinaan pengembangan,
pelayanan dan peningkatan mutu, serta perlindungan madrasah yang
bersangkutan. Pengawasan meliputi segi teknis pendidikan dan administrasi
madrasah yang bersangkutan.
5. Pengembangan
12
Pengembangan meliputi upaya perbaikan, perluasan, pendalaman dan
penyesuaian pendidikan melalui peningkatan mutu baik penyelenggaraan
kegiatan pendidikan maupun peralatannya. Kegiatan pengembangan
dilaksanakan dengan tidak mengurangi kelangsungan penyelenggaraan
pendidikan pada madrasah yang bersangkutan.18
3. Pengangkatan dan penempatan kepala Madrasah
Kepala madrasah adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk
memimpin penyelenggarakan suatu madrasah. Oleh sebab itu, paling tidak dengan
mempertimbangkan terhadap faktor-faktor seperti:
1. Kepala madrasah adalah pemimpin yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam Mengembangkan mutu pendidikan madrasah.
2. Kepala madrasah memiliki dan senantiasa Mengembangkan
kemampuanpengabdian, dan kreativitas agar dapat melaksanakan
tugas-tugas secara professional.
3. Penetapan kepala madrasah harus didasarkan atas persyaratan, dan tata
cara yang diatur dalam keputusan, mulai dari tahap identifikasi,
rekruitmen, seleksi, dan diklat. “Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 085/U/1994, tentang;
Pengangkatan dan pemberhentikan kepala madrasah dilingkungan
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 14 April 1994”.19
4. Unsur penilaian pengangkatan kepala madrasah.
1. Sehat jasmani dan rohani
18 Aan Qomariyah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 82 19 Departeman Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 14 April 1994, h. 121
13
2. Mampu melaksanakan wawasan wiyata mandala.
3. Sekurang-kurangnya mendahului pangkat setingkat lebih rendah
4. Menguasai kurikulum yang berlaku sesuai bidang tugasnya.
5. Kreatif dan inovatif
6. Mampu menyusun program pendidikan dimadrasah
7. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi
8. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
9. Menyatakan bersedia ditempatkan dimana saja secara tertulis
10.Bagi guru yang diusulkan untuk menjadi kepala madrasah yang
dipekerjakan madrasahswasta harus ada persetujuan dari yayasan yang
akan menerima.20
5. Syarat menjadi Kepala Madrasah
Terkait dengan persyaratan untuk menjadi kepala madrasah, diatur secara jelas
dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
PMA Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Kepala Madrasah pasal 1. Peraturan ini
merevisi persyaratan sebelumnya yang telah diuraikan dalam PMA Nomor 58
Tahun 2017.21
Untuk menjadi Kepala Madrasah, seorang calon Kepala Madrasah harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Beragama Islam;
2. Memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an;
20 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Cet : I, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2010), h. 29 21 PMA Nomor 58 Tahun 2017, h. 249
14
3. Berpendidikan paling rendah sarjana atau diploma empat kependidikan atau
bukan kependidikan dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
4. memiliki pengalaman manajerial di Madrasah;
5. memiliki sertifikat pendidik;
6. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat;
7. memiliki pengalaman mengajar paling singkat 9 (sembilan) tahun pada
Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan 6 (enam) tahun pada
Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat
8. memiliki golongan ruang paling rendah III/c bagi guru pegawai negeri sipil
dan memiliki golongan ruang atau pangkat yang disetarakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan/lembaga yang berwenang
dibuktikan dengan keputusan inpassing bagi guru bukan pegawai negeri
sipil;
9. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan sehat dari rumah sakit
pemerintah;
10. tidak sedang dikenakan sanksi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. memiliki nilai prestasi kerja dan nilai kinerja guru paling rendah bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
12. diutamakan memiliki sertifikat Kepala Madrasah sesuai dengan jenjangnya
untuk Madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah.22
22 PMA Nomor 58 Tahun 2017, h.271
15
Dari keduabelas syarat tersebut, dibedakan untuk beberapa jenis kepala
madrasah sebagai berikut:
1. PNS di madrasah negeri, harus memenuhi keduabelas syarat tersebut
2. PNS di madrasah swasta, harus memenuhi keduabelas syarat tersebut
3. Non PNS di madrasah swasta, memenuhi kecuali syarat kelima dan
kedelapan
4. Non PNS di madrasah swasta baru, memenuhi kecuali syarat keempat,
kelima, ketujuh, dan kedelapan.
B. Kompetensi Kepala Madrasah
Diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 tahun 2010
tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Madrasah melengkapi peraturan
sebelumnya yaitu UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang di antaranya mengatur
bahwa penugasan menjadi kepala madrasah harus sesuai standar, karena kepala
madrasah memegang peran penting, selain itu mutu pendidikan di madrasah
bergantung pada kepala madrasahnya.23 Untuk itu, kepala madrasah dituntut
memiliki kemampuan kepemimpinan standar sebagaimana diamanatkan dalam
Permendiknas No. 13 tahun 2007.24
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah baik itu prestasi
akademis dan non akademis, dibutuhkan kompetensi kepala madrasah yang sangat
mumpuni. Dengan kompetensi tersebut apa yang dinginkan oleh masyarakat dan
orangtua murid yakni tercapainya keberhasilan pendidikan di madrasah dapat
23 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, h.56 24 Permendiknas No. 13 tahun 2007, h.93
16
terwujud, sehingga madrasah dengan apa yang dimiliki dapat berjalan dari
berbagai bidang.25
Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan
seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki
integritas yang baik saja belum cukup. Agar berhasil, kepala madrasah harus
memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung
jawabnya dengan baik dan benar.
Sedangkan kepala madrasah adalah seorang pemimpim yang mempunyai
bawahan yang dipilih dengan cara tertentu yang mempunyai tanggung jawab
dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditentukan yang dibantu oleh staf.
Staf merupakan sekelompok sumber daya manusia yang bertugas membantu
kepala madrasah dalam mencapai tujuan madrasah yang terdiri dari guru, laboran,
pustakawan, dan kelompok sumber daya manusia yang bertugas sebagai tenaga
adminstrasi2.
Sebagai pejabat formal, kepala madrasah diangkat melalui proses,
prosedur, dan peraturan yang berlaku. Sebagai manajer, kepala madrasah
merupakan seorang perencana, organisator, dan pengendali. Dalam hal ini kepala
madrasah harus memerhatikan tiga hal, yaitu proses pendayagunaan seluruh
sumber organisasi, dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.26
25 M. Ngalim Purwanto, Admninistrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Rosda
Karya, 1998), h. 106 26 Wahyusumiyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), h. 81
17
1. Kompetensi yang harus dimiliki kepala madrasah
a. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas madrasah.
b. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan madrasah dan
program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan
pertumbuhan profesional para guru dan staf.
c. Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
madrasah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif.
d. Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat,
menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan
memobilisasi sumber daya masyarakat
e. Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.
f. Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik,
sosial,ekonomi, dan budaya yang lebih luas.27
Kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala madrasah untuk bisa
melaksanakan tugas dengan baik.
a. memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas terlaksananya seluruh
kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan madrasah / pendidikan.
b. memiliki kemampuan untuk memotivasi orang untuk melaksanakan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.
c. memiliki rasa percaya diri, keteladanan yang tinggi dan kewibawaan.
d. dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
madrasah.
e. mampu membimbing, mengawasi dan membina bawahan (guru) sehingga
masing-masing guru memperoleh tugas yang sesuai dengan keahliannya.
27 Ibid, h. 187
18
f. berjiwa besar, memiliki sifat ingin tahu dan memiliki pola pikir
berorientasi jauh ke depan
g. berani dan mampu mengatasi kesulitan.
h. selalu melakukan inovasi di segala hal. menjadi tuntutan yang perlu
dimiliki oleh seorang kepala madrasah.28
Delapan kompetensi di atas merupakan syarat ideal kepala madrasah
dalam membangun pendidikan ditengah-tengah tuntutan jaman dan tuntutan
masyarakat. Jika 8 kompetensi ideal tadi belum bisa terpenuhi, maka ideal
minimal seorang kepala madrasah adalah memiliki idealisme untuk memajukan
madrasah, memajukan profesionalisme guru, memajukan kreatifitas siswa dan
membangun soft skill komunitas madrasah yang dipimpinnya.29
Siapapun kepala madrasah yang memimpin suatu madrasah apabila
mampu melakukan fungsi komunikasi yang baik dengan semua pihak, maka
penilaian yang umum diberikan oleh guru, siswa, staf dan masyarakat sudah
cukup untuk menyatakan bahwa kepala madrasah tersebut adalah kepala madrasah
yang ideal.30
2. Aspek Kompetensi Kepala Madrasah
Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Madrasah, setiap kepala madrasah harus
memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu kepribadian, sosial, manajerial, supervisi,
dan kewirausahaan.
28 Ibid, h. 121-122 29 Mulyasa, E., Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h. 24 30 Daryanto, op cit, h. 81
19
a) Kepribadian
1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di madrasah/madrasah
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
madrasah/madrasah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala madrasah/ madrasah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
b) Manajerial
1) Menyusun perencanaan madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3) Memimpin madrasah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya madrasah/ madrasah secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan madrasah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim madrasah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana madrasah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
8) Mengelola hubungan madrasah/madrasah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan
madrasah/ madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11) Mengelola keuangan madrasah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
12) Mengelola ketatausahaan madrasah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan madrasah/ madrasah.
20
13) Mengelola unit layanan khusus madrasah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
madrasah/madrasah.
14) Mengelola sistem informasi madrasah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen madrasah/madrasah.
16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan madrasah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.31
c) Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan
terjemahan dari istilah entrepreneurship. Istilah tersebut pertama kali
dikemukakan oleh Ricard Cantillon, orang Irlandia yang berdiam di Perancis,
dalam bukunya yang berjudul Essai Bar la Nature du Commercen, tahun 1755
(Depdiknas 2004). Dilihat dari segi etimologis, wiraswasta, merupakan suatu
istilah yang berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti berani,
utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari kata “swa” dan “sta”. Swa
artinya sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Dengan demikian maknanya menjadi
berdiri menurut kekuatan sendiri. Jadi yang dimaksud dengan wiraswasta adalah
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri dengan landasan keyakinan dan watak
yang luhur.
Dari beberapa definisi diatas maka kompetensi kewirausahaan dalam
adalah kemampuan kepala madrasah dalam mewujudkan aspirasi kehidupan
mandiri yang dicirikan dengan kepribadian kuat, bermental wirausaha. Sedangkan
jika ingin sukses dalam mengembangkan program kewirausahaan di madrasah,
maka kepala madrasah, tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan
31 Mulyasa, E., op.,cit.,h. 38
21
peserta didik harus bisa secara bersama memahami dan mengembangkan sikap
kewirausahaan sesuai dengan tugas masing-masing. Secara Terperinci Dimensi
Kompetensi Kewirausahaan adalah sebagai berikut
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
madrasah/madrasah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin madrasah/madrasah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi madrasah/madrasah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
madrasah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.32
d) Supervisi
Madrasah melaksanakan tanggung jawab paling produktif jika terdapat
konsensus tentang tujuan madrasah dan semua pihak bersama-sama berusaha
mencapainya. Posisi kepala madrasah dalam hal ini adalah bertanggung jawab
untuk menyelenggarakan madrasah secara produktif. Persoalannya adalah bahwa
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut kepala madrasah tidak mungkin
melaksanakan seluruh kegiatan sendiri, oleh karena itu ada pendelegasian kepada
guru maupun staff, untuk memastikan bahwa pendelegasian tugas itu
32Ibid, h.,42
22
dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara yang tepat atau tidak maka
diperlukanlah supervisi yaitu menyelia pekerjaan orang lain.33
Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi jika staff,peserta didik, dan
orang tua memandang kepala madrasah sebagai orang yang tahu persis tentang
hal-hal yang terjadi dimadrasahnya. Dalam kontek ini, dengan melakukan
supervisi maka akan dilakukan tindakan kunjungan kelas, berbicara dngan guru,
peserta didik, dan orang tua, mengikuti perkembangan masyarakat madrasah,
orang-orang dan peristiwa yang terjadi dalam rangka memenuhi tanggungjawab
ini (Peter F.Olivia,1992).34 Kompetensi supervisi ini setidaknya mencakup :
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
e) Sosial
Pada hakekatnya manusia adalah makluk individu sekaligus sosial, dari
sejak lahir hingga meninggal manusia perlu dibantu atau kerjasama dengan
manusia lain, segala kebahagiaan yang dirasakan manusia pada dasarnya adalah
berkat bantuan dan kerjasama dengan manusia lain, manusia sadar bahwa dirinya
33 Mudzakkir Baharuddin, Administrasi pendidikan ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya),
h. 79
34 Peter F.Olivia, Kompetensi Supervisi (Jakarta: Kalam Mulia,1992).,h.107
23
harus merasa terpanggil hatinya untuk berbuat baik bagi orang lain dan
masyarakat.35
Kompetensi sosial menurut Sumardi36 adalah kemampuan seseorang
dalam berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan memberi kepada orang lain.
Sejalan dengan pemikiran ini Komara mendefinisikan kompetensi sosial sebagai :
1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan madrasah/madrasa
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. 37
Banyaknya kepala madrasah yang kurang memenuhi standar kompetensi ini
tak terlepas dari proses rekrutmen dan pengangkatan kepala madrasah yang
berlaku saat ini. Di sejumlah negara, untuk menjadi kepala madrasah, seseorang
harus menjalani training dengan minimal waktu yang ditentukan. Sebagai contoh
di Malaysia, menetapkan 300 jam pelatihan untuk menjadi kepala madrasah,
Singapura dengan standar 16 bulan pelatihan, dan Amerika, yang menetapkan
lembaga pelatihan untuk mengeluarkan surat izin atau surat keterangan
kompetensi.
C. Kompetensi Pedagogik Guru PAI
1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen, disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
35 Retno Sriningsih, Kompetensi kepala sekolah(Jakarta: PT Raja Grafindo persada,1999),
h. 120 36 Sumardi, Standar kompetensi ( surabaya : Usaha Mandiri, 2006), h. 82 37 Komara Jayanti, Jenis- Jenis Kompetensi ( Jakarta: Bumi Permai, 2007) , h. 111
24
ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.38
W. Robert Housten mendefinisikan kompetensi dengan “competence
ordinarilyis defined as adequacly for a as possesi on of require knowledge, skill
and abilities” (suatu tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Definisi
tersebut mengandung arti bahwa calon pendidik perlu memersiapkan diri untuk
mengusai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan khusus yang
terkait dengan profesi keguruannya agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan
baik serta dapat memenuhi keinginan dan harapan peserta didiknya.39
McLeod mendefinisikan kompetensi sebagai perilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan yang dipernyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Usman mengemukakan kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan
kulifikasi atau kemampuan seseorang baik dalam kualitatif maupun kuantitatif.40
Mengacu pada pengertian kompetensi diatas, Pada dasarnya, kompetensi
diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan. Kompetensi guru dapat dimaknai
sebagai gambaran tentang apa yang harus dilakukan seorang guru dalam
melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, perilaku maupun hasil yang
dapat ditunjukan dalam proses belajar mengajar.
38 Undang-undang No 14 Tahun 2005.,h.109
39 W. Robert Housten, Kompetensi Calon Pendidik (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 162 40 McLeod, Manajemen Pengajaran Secara Manusia ( Jakarta : Rineka Cipta, 1990), h.
22
25
2. Macam-Macam Kompetensi
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 10 dijelaskan Kompetensi Guru meliputi Kompetensi Pedagogis,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui
Pendidikan Profesi. 41
1) Kompetensi Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan
fisik. Dengan demikian dalam kepribadian tercermin dalam seluruh sikap,
perbuatan maupun tingkah laku yang terdapat dalam diri seseorang. Dijelaskan
secara rinci dalam Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 bab 2 pasal 3
bahwa kompetensi kepribadian guru sekurang-kurangnya mencakup kepribadian
yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana demokratif,
mantap, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat secra
objektif mengevaluasi kinerja sendiridan mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan.42
Menurut Usman Kompetensi Pribadi Guru meliputi :
a. Pengembangan kepribadiannya yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berperan aktif dalam masyarakat dan mengembangkan
sifat-sifat terpuji.
b. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat guna
Mengembangkan kemampuan dan wawasannya dan dengan masyarakat
guna menjalankan misi pendidikan.
41 Undang undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.,h.211 42 Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 bab 2 pasal 3 bahwa Kompetensi
Kepribadian Guru.,h.132
26
c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar, kelainan dan berbakat khusus.
d. Melaksanakan administrasi madrasah.
e. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pembelajaran.
2) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dijelaskan secara rinci dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008
tentang guru, pasal 3 ayat (4) “kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
para guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2)
pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum atau silabus, (4)
perancangan pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, (6) evaluasi hasil belajar, (7) pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.43
Mudzakkir menyatakan, terdapat beberapa syarat pedagogik yang harus
dimiliki oleh seorang guru, yaitu :44
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Kemampuan menerapkan prinsip-prinsip psikologi
c. Kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar
d. Kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi baru
Menyimak pendapat di atas, kita dapat mengatakan bahwa keempat hal
tersebut merupakan syarat utama seorang guru. Dalam kaitannya dengan
43 Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, pasal 3 ayat (4).,h.312 44 Mudzakkir Baharuddin, Administrasi pendidikan ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya),
h. 33
27
pendekatan efektif, Ryians mengatakan bahwa “guru yang baik adalah guru yang
memahami dunia kehidupan siswa, berwawasan penuh, menghormati cara dan alat
untuk merangsang hasrat intelektual dan sungguh-sungguh berperasaan terhadap
siswa dan orang lain.”
3) Kompetensi Sosial
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bias guru
abaikan, karena guru harus terlibat dalam kehidupan di masyarakat dengan
interaksi social. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak
didiknya. Dengan begitu anak didik diajarkan agar mempunyai sifat
kesetiakawanan sosial. Guru harus menempatkan diri sebagai orang tua kedua,
dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung / wali anak didik
dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watakj
anak didik diperlukan agar dapat dengan mudah memahami jiwa dan watak anak
didik. Begitulah tugas guru sebagai orang tua kedua, setelah orang tua anak didik
di dalam keluarga di rumah.
Yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berintraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik
dan masyarakat luas.45 Hal tersebut diuraikan lebih lanjut kemampuan guru
sebagai bag ian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki
kompetensi untuk : (1) berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat, (2)
menggunakan teknologi, komunikasi dan infomasi secara fungsional, (3) bergaul
45Muhaimin, Paradigma Pendidikan (Bandung: PT Rineka Cipta, 2003), h. 192
28
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua atau wali peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional yaitu kemampuan guru dalam penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang diterapkan dalam standar nasional
pendidikan. Dijelaskan secara rinci data PP nomor 74 tahun 2008 bahwa
kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam mengusai
pengetahuan, teknologi dan seni budaya yang diampunya meliputi, (1) menguasai
materi secara luas sesuai dengan satuan pendidikan mata pelajaran yang akan
diampu, (2) menguasai konsep dan metode disiplin pengetahuan teknologi sesuai
dengan satuan pendidikan mata pelajaran yang diampu.46
Keempat bidang kompetensi diatas tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan
saling berhubungan dan saling memengaruhi satu sama lain dan memunyai
hierarkis, artinya saling mendasari satu sama lainnya kompetensi yang satu
mendasari kompetensi yang lainnya
Menurut Santoso, “seorang guru perlu memiliki kompetensi mengajar yang
dikenal dengan istilah kompetensi professional.”
Dendasurono mengatakan, ada 10 (sepuluh) kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru yang profesional, yaitu : 1) Menguasai landasan kependidikan, 2)
Menguasai bahan pelajaran, 3) Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,
4) Kemampuan mengelola program pengajaran, 5) Kemampuan mengelola kelas,
46 PP nomor 74 tahun 2008,Op.,Cit.,h.165
29
6) Kemampuan menggunakan media / sumber belajar, 7) Kemampuan menilai
hasil (prestasi) siswa, 8) Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian untuk
keperluan pengajaran, 9) Mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan,
serta, 10) Kemampuan menyelenggarakan administrasi pendidikan. 47
Menurut E. Mulyasa kemampuan umum (kemampuan mengajar) atau
kompetensi professional guru meliputi
a. Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan yang mencakup :
- Psikologi pendidikan
- Teknologi pendidikan
- Metodologi pendidikan
- Media pendidikan
- Evaluasi pendidikan
- Penelitian pendidikan
b. Menguasai kurikulum yang mencakup :
- Mampu menganalisis kurikulum, merencanakan pembelajaran,
mengembangkan silabus, dan mendayagunakan sumber belajar.
- Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode,
kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang sesuai.
- Mampu menyusun program perbaikan-perbaikan (remedial) bagi peserta
didik yang kurang mampu.
- Mampu menyusu program pengayaan (enrichman) bagi peserta didik yang
pandai.
c. Menguasai didaktik metodik umum :
- Mampu menggunakan metode yang bervariasi secara tepat.
- Mampu mendorong peserta didik bertanya.
- Mampu membuat alat peraga sederhana.
d. Menguasai pengelolaan kelas :
- Menguasai pengelolaan fisik kelas
- Menguasai pengelolaan pembelajaran
- Menguasai pengelolaan dan pemanfaatan pajangan kelas
e. Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik :
- Mampu menyusun instrument penilaian kompetensi peserta didik dakam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
- Mampu menilai hasil karya peserta didik, baik melalui tes maupun non tes
(observasi, jurnal, portofolio).
- Mampu menggunakan berbagai cara penilaian, baik tertulis, lisan, maupun
perbuatan.
47Dendasurono, Perencanaan Pembelajaran Pengembangan Standar Kompetensi Guru (
Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 122
30
f. Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri :
- Mampu bekerja dan bertindak secara mandiri untk memecahkan masalah,
dan mengambil keputusan.
- Mampu berprakarsa, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan gagasan
baru, dan mempelajari serta melaksanakan hal-hal baru.
- Mampu Mengembangkan kemampuan melalui kegiatan membaca,
menulis, seminar, lokakarya, melanjutkan pendidikan, studi banding, dan
berperan serta dalam organisasi profesi. 48
3. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengolahan
pembelajaran untuk kepentingan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan
atau landasan kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta didik. Selain itu,
juga meliputi kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan silabus.
Termasuk perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi akhir belajar dan
pengembangan peserta didik di dalamnya. Guru pendidikan agam islam
merupakan barisan dari para guru yang bertugas mendidik dan mengajar anak-
anak disekolah dalam rangka menanamkan nilai-nilai islam, hendaknya mampu
menanamkan motivasi, etik dan moral pada suatu perangkat nilai yaitu iman, amal
dan taqwa.49
Karakteristik pedagogik guru adalah kemampuan seorang pendidik dalam
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi:
a. pemahaman tentang peserta didik,
b. membuat perancangan pembelajaran
c. kemampuan melaksanakan pembelajaran
d. evaluasi proses dan hasil belajar
48Mulyasa E, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kompetensi Konsep, karakteristik, dan
Implementasi(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 44 49Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 37
31
e. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki
Berdasarkan acuan pedagogiknya guru hendaknya mampu menanamkan
motivasi, etik dan moral pada suatu perangkat nilai yaitu iman, amal dan taqwa.
Secara bahasa, kompetensi pedagogik berasal dari dua kata, yaitu
kompetensi dan pedagogik. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Kompetensi
adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.
Kompetensi menurut UU no. 13/2003 tentang ketenagakerjaan : pasal 1 (10),
kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mncakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang di
tetapkan.50 Pedagogik berasal dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya
membimbing. Jadi istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni
mengajar anak.51 Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan
anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian
muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak”.52
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, dalam penjelasan atas
peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a menjelaskan yang dimaksud dengan
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
50Sisdiknas, Op.,Cit.,h.324 51Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis (Bandung : Yayasan
Bangun Indonesia, 1994), h.142 52Muhibbin, Psikologi Pendidikan dangan Pendekatan Baru ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 43
32
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 53
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 pasal
28 ayat 3 tentang kompetensi pedagogik meliputi:
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Evaluasi hasil belajar
7. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya.54
Dapat di simpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
seorang guru dalam memahami dan mengelola pembelajaran untuk kepentingan
peserta didik yang menjadi tolak ukur dalam merealisasikan dalam kehidupan
masyarakat serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
53Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan pasal 28 ayat 3.,h.106 54Ibid.,h.233
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneitian
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah Field research (penelitian
lapangan), yakni penelitian di mana peneliti turun langsung ke lokasi penelitian
untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul
penelitian. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif.
Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau
melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak
sebagaimana adanya. Dengan kata lain metode penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan secara utuh serta mendalam tentang realitas social
dan berbagai fenomena yang terjadi dan menjadi subjek penelitian
sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena
tersebut.55
Penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang ingin di
gambarkan dalam penelitian ini yaitu peranan kepala mardasah dalam
Mengembangkan kopetensi pedagogik guru agar tercapainya kualitas mutu
pendidikan khususnya di MTs. Sila Kab. Bima
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kec. Bolo, Kab. Bima lebih tepatnya
di MTs Sila dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala
madrasah dan guru PAI yang ada di MTs Sila.
55 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Kencana Prenada Media Group,
2013), h. 47.
34
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian
1. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi Fokus Penelitian adalah:
a. Peranan kepala madrasah
b. Pengembangan kompetensi pedagogik guru PAI
2. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi Deskripsi Fokus Penelitian,adalah:
a. Kepala madrasah menjadi patokan pertama dari kinerja seorang guru
dan memiliki tanggung jawab yang besar untuk selalu memantau
kinerja aktif guru dalam menerapkan berbagai metode megajar, sehinga
peran kepala madrasah sangat penting dalam Mengembangkan
Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTs. Sila Kab. Bima
b. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan Guru dalam
pengelolahan pembelajaran untuk kepentingan peserta didik, meliputi
pahaman wawasan atau landasan kemampuan dan pemahaman peserta
didik. selain itu juga, meliputi kemampuan dalam pengembangan
kurikulum dan silabus termaksut pelaksanaan dan perancangan
pembelajaran.
D. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
Data primer menurut sugiono adalah sumber data yang langsung
memberikan data yang langsung kepada pengumpul data. Berdasarkan
35
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan
data utama yang didapatkan langsung dari apa yang diteliti. Adapun data
primer dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan tujuan
untuk memperoleh data dari responden dimana yaitu kepala madrasah.
2. Data Sekunder
Data sekunder menurut Sugiono adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya data di
dapatkan lewat orang lain atau lewat dokumen yang diperoleh dengan
menggunakan literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh
berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian.56
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang harus betul-betul
direncanakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris
sebagaimana adanya sebab penelitian akan berhasil apabila banyak mengunakan
instrument agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan. Penelitian dan menguji
hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa teknik seperti, metode observasi,
wawancara, dan Dokumentasi.
1. Pedoman Observasi
Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan
sengaja, sistematis mengenai gejala-gejala yang terjadi untuk kemudian
56 Ibid, h.308
36
dilakukan pencatatan.57Observasi diartikan sebagai usaha mengamati
fenomena-fenomena yang akan di selidiki baik itu secara langsung maupun
secara tidak langsung dengan mengfungsikan secara alat indera dari
pengamatan untuk mendapatkan informasi dan data akan diperlukan tanpa
bantuan dan alat lain. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan
yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki,
misalnya peristiwa tersebut diamati melalui filem, rangkaian slide, atau
rangakian photo.Dalam menggunakan teknik observasi baik langsung maupun
tidak langsung diharapkan mengfungsikan setiap alat indera untuk
mendapatkan data yang lengkap.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.58Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk
menemukan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan
bercakap-cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang
menghubungkan dengan informasi yang diperlukan atau pewawancara dengan
sipengaruh atau responden yang menggunakan alat panduan wawancara.
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau
kejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lamadan teknik
57 P. Joko Subagyo, metodologi dalam teori dan praktek (Jakarta: Rine kacipta, 2004), h.
63. 58 Sugiyono, metode penelitian pendidikan (cet.25;Bandung : Alfabeta, 2017 ), h. 317
37
pengumpulan data dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dalam
hal ini peneliti menggunakan catatan dokumentasi untuk memperkuat hipotesa
agar hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat di pertanggung jawabkan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
Riset lapangan, penulis langsung turun kelapangan guna mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena itu data yang
dikumpulkan ini bersifat emperis. Kemudian dalam penelitian lapangan ini
penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut;
1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki.59
2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.60
3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi
yang membahas tentang objek penelitian.61
59 Nana Syaohdih Sukmadinata.Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 220 60 Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
(Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011), h. 330 61 Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
social lainnya.(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 121
38
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data.Pada tahapan ini data yang telah dikumpulkan baik melalui penelitian
kepustakaan maupun penelitian lapangan, terlebih dahulu diolah kemudian
dianalisis. Dalam pengolahan analisis data ini, dipergunakan beberapa metode,
yaitu:
1. Metode induktif yaitu, suatu metode penulisan yang berdasarkan pada hal-hal
yang bersifat khusus dan hasil analisa tersebut dapat dipakai sebagai
kesimpulan yang bersifat umum.
2. Metode deduktif yaitu, metode penulisan atau penjelasan dengan bertolak dari
pengetahuan bersifat umum. Atau mengolah data dan meganalisa dari hal-hal
yang sifatnya umum guna mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus.
3. Metode komparatif, yaitu analisis data yang membandingkan pendapat yang
berbeda kemudian pendapat tersebut di rumuskan menjadi kesimpulan yang
bersifat objektif.62
62 Winarno Surachman, Pengantar penelitia nilmiah: Dasar, Metode, dan
teknik.(Bandung: Tarsita, 1990), h. 135
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Sekolah
MTs. Sila terletak di jalan raya Tegalsari, tepatnya di wilayah desa Rato, kec.
Bolo kab. Bima. Keberadaan sekolah ini sangat berarti bagi masyarakat karna
anak anak yang lulus dari sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikannya tanpa
harus keluar dari daerah ini.
MTs. Sila ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Bapak
Ibrahim, MT, S.pd dan mempunyai tenaga pengajar sebanyak 21 orang yang
terdiri dari guru honorer dan PNS. Pada saat ini MTs. memiliki sisiwa sebanyak
300 orang. Dengan Kode Pos 84161, Dan No.Telepon 0852 63322 3303, E- Mail :
[email protected], serta tahun operasional MTs. yakni dari tahun 2001.
MTs. Sila menggunakan tegangan listrik/ daya listrik sebanyak 900 WAAT,
dengan No NPWP, 00-783-444-3-221-000 serta dengan Luas lahan : 10.000 m263
2. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan
1. Guru tetap (PNS) : 6 Orang (3 Orang SI ) ( 3 Orang < SI )
2. Guru tidak tetap (Honor) : 14 Orang (9 Orang SI ) ( 5 Orang < SI )
3. Tenaga pengajar bidang Kesenian : 1 Orang
4. Staf Tata Usaha : 1 Orang
40
5. Penjaga keamanan : 1 Orang 64
Jumlah keseluruhan : 23 Orang
Tabel 1
Daftar nama guru dan pegawai tahun ajaran 2019/202
No Nama Jabatan/golongan Gurun MAPEL 1 Ibrahim MT, S.Pd. PNS / IVA -
2 Afni, S. Pd.I PNS/ IVA PAI
3 Ainun Jariah, S.Ag. PNS / IIID IPS
4 Eni Dwi Astuti, S.Pd. PNS / IIIB PKN
5 Ihfrat Kurniaty, S.Pd. Honorer BHS INGGRIS
6 Ilham, S.Pd.I Honorer PAI
7 Heru Saepul Ahyar, S.Pd. Honorer QUR’AN HADIST
8 Harmoko, S.Pd.I. Honorer FIQIH,SKI
9 Nursin Muhammad Honorer FIQIH
10 Wati Samni Takimpo, S.Pd. Honorer SENI BUDAYA
11 Siti Rosmini, S.Pd. Honorer SENI BUDAYA
12 Sari Wardatul Jannah, S.Pd. Honorer BAHASA ARAB
13 Sania, S.Pd. Honorer BAHASA INDONESIA
14 Erna, S.Pd. Honorer MTK
15 Fadillah Wulansari, S.Pd. Honorer BAHASA INGGRIS
16 Asriani, S.Pd. Honorer MTK
17 Titin Muliana, S.Pd. Honerer BAHASA INGGRIS
18 Ema Susanti, S.Pd. Honorer MTK
19 Irma Tuharea, S.Pd. Honorer MTK
20 Muhammad Fahmi Amrudin Honorer PENJASKES
21 Abd. Rahman, S.Ag. Honorer AQIDAH AKHLAK
22 Anis Rofiatur Rohmah, S.Pd. Honorer AQIDAH AKHLAK
23 Nur Asisah, S.Pd. Honorer FIQIH65
Sumber data : MTs Sila 04 Maret 202066
3. Keadaan Siswa
Jumlah siswa secara keseluruhan 300 siswa yang terbagi dalam 10 kelas.
Kelas VII berjumlah 90 siswa, kelas VIII berjumlah 90 siswa, kelas IX
berjumlah 120 siswa.. Berikut daftar jumlah siswa di MTs. Sila Desa Rato
Tahun Ajaran 2019/2020
41
Tabel 2
Daftar siswa 3 tahun terakhir
Kelas Jumlah Siswa Ket
2017l2018 2018/2019 2019/2020 VII 105 84 90
VIII 90 112 90
IX 90 90 120
Sumber data : MTs. Sila tanggal 04 Maret 202067
4. Sarana dan Prasarana
Jumlah ruang yang ada di MTs. Sila Desa Rato adalah: Tabel 3 Daftar
sarana dan prasarana tahun 2020
No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi 1 Kantor/ Majelis Guru 1 Baik
2 Pustaka 1 Baik
3 Kelas 10 Baik
4 WC Guru 2 Baik
5 WC Siswa 2 Baik
6 Koperasi 1 Baik
B. Gambaran kompetensi pedagogik guru PAI di MTs. Sila
Sebagaimana yang telah tercantum didalam Undang-Undang RI No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 10 bahwa kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru ada empat yaitu kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan profesional.68 Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi ini
mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.141 Dari
67 Undang-undang RI No. 14 thn 2005, undang undang Guru dan Dosen.,h.,44
42
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang salah satunya
adalah kompetensi pedagogik merupakan profil kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap guru.
1. Menguasai Karakteristik Peserta Didik
Kompetensi guru PAI dalam menguasai karakteristik peserta didik
dinyatakan oleh Bapak Abd. Rahman, S. Ag yang mengajar mata pelajaran
Aqidah Akhlak, beliau mengatakan:
Menguasai karakterisik peserta didik yang saya lakukanadalah dengan
memperhatikan setiap kepribadian peserta didik sehari-hari saat pembelajaran
didalam kelas, berusaha mengenali berbagai potensi peserta didik, model
belajar peserta didik, kelemahan dan kelebihan peserta didik, dan sebagainya
dengan cara berkomunikasi secara terus menerus dengan peserta didik dan
orang tua.69
Berdasarkan hasil observasi saya terhadap Bapak Abd, Rahim, S.Ag dalam
menguasai karakteristik peserta didik yaitu dia selalu memperhatikan peserta
didiknya dan sebelum memulai materi pembelajaran yang baru, beliau selalu
mengulang kembali ingatan peserta didiknya akan pelajaran yang telah lalu
dan memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk bertanya.
Hubungan komunikasi yang baik selalu terjadi disekolah maupun diluar
sekolah dan beliau juga mambantu peserta didiknya untuk menggali potensi
yang dimiliki peserta didiknya. Pendapat tersebut juga didukung oleh
pernyataan Bapak Harmoko S.Pd.I yang merangkap bidang studi Fiqih dan
SKI di MTs. Sila Kab. Bima, beliaumengatakan:
69 Wawancara dengan guru Aqidah akhlak Bapak Abd. Rahman, S. Ag 09 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
43
Menguasai karakteristik peserta didik yang saya lakukan adalah dengan
memahami setiappeserta didik, berusaha mengetahui potensi intelektual
peserta didik dan membangkitkansemangatbelajar peserta didik dengan
menggali kembali ingatan peserta didik akan pelajaran yangtelah
dipelajaridan mengatasi kekurangan peserta didik. Selain itu, saya juga
melakukan pendekatan kepada peserta didik dengan mengajaknya
berkomunikasi dan melihat model belajar setiap peserta didik.70
Didukung dari hasil observasi saya terhadap Bapak Harmoko, S.Pd.I
bahwaBapak Harmoko dalam menguasai karakteristik peserta didiknya
dengan melakukan pendekatan kepada peserta didiknya dengan cara
memahami setiap peserta didiknya dan mengenali potensi peserta didiknya
dan dia selalu menggali ingatan peserta didik akan pelajaran yang telah
dipelajari untuk mengetahui kemampuan setiap peserta didiknya.Pendapat
lain juga dinyatakan oleh bapak kepala sekolah yaitu bapak Ibrahim MT,
S.Pd.bahwa:
Menguasai karakteristik peserta didik dilakukan dengan melihat perilaku,
kemampuan ataupun potensi dalam diri peserta didik dan mampu mengetahui
kelemahan dan kelebihan fisik peserta didik serta berusaha untuk
mengembangkan kelebihan peserta didik juga mampu mengatasi kelemahan
peserta didik.71
Dalam hal ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada Yuli, salah satu
peserta didik di MTs. Sila Kab. Bima, dia mengatakan:
Dalam menguasai karakteristik peserta didik, kepala sekolah dan guru PAI
sering melakukan pendekatan terhadap siswanya dengan mengajaknya
berkomunikasi. Apabila ada yang terlihat aneh dengan salah satu muridnya,
guru akan memanggilnya ke ruang guru dan menanyakannya dan ketika
siswa berbuat salah, guru pun akan menegurnya dan menasihatinya. Selain
itu, kepala sekolah dan guru selalu membantu siswanya untuk
70 Wawancara dengan Bapak Harmoko, S. Pd. I Guru Fiqih pada tanggal 09 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima 71 Wawancara dengan Kepala MTs. Sila Kabupaten Bima 09 Maret 2020 jam 13.00
di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
44
mengembangkan kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik dengan
mengikuti ekskul yang ada disekolah.72
Dari hasilwawancara dan observasi diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa gambaran guru PAI dalam menguasai karakteristik peserta didik
dilakukan dengan mengenali setiap peserta didiknya, baik dari potensi yang
dimiliki, tipe peserta didik, model belajar peserta didik, kelebihan dan
kelemahan peserta didik, dan sebagainya dengan melakukan pendekatan
terhadap peserta didik melalui komunikasi dengan peserta didiknya dan orang
tua peserta didik.
2. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Menurut Bapak Abd.Rahman, S. Ag. sebagai guru yang merangkap mata
pelajaran Aqidah Akhlak dan Qur’an Hadits dalam menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, beliau mengatakan:
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik saya
lakukan dengan belajar dan banyak membaca dari berbagai sumber ilmu,
seperti buku-buku perpustakaan, internet dan lain sebagainya untuk
mengetahui berbagai ilmu pengetahuan, dan mengikuti pelatihan-pelatihan,
seperti seminar, workshop, dan lainnya untuk menambah wawasan.73
Dari hasil observasi terhadap Bapak Abd.Rahman, S. Ag. tentang menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik yaitu Bapak
Abd.Rahman, S. Ag. mampu menguasai setiap materi pelajaran yang
disampaikannya dan menggunakan metode yang berbeda dari setiap materi yang
disampaikannya sehingga dia mampu menciptakan suasana kelas yang
72 Wawancara dengan Yuli salah satu peserta didik MTs. Sila Kab. Bima 09 Maret
2020 jam 13.00 di Ruang Kelas VIIIB
73 Wawancara dengan guru Aqidah akhlak Bapak Abd. Rahman, S. Ag 11 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
45
menyenangkan. Selain itu, dia selalu menanamkan nilai kejujuran pada peserta
didiknya agar tidak mencontek saat mengerjakan tugas dan ketika ujian.
Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan bapak Harmoko, selaku
guru mata pelajaran Fiqih dan SKI, beliau mengatakan:
Menurut saya dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik dilakukan dengan mempelajari setiap materi
pelajaran dan mencari tahu materi yang belum dipahami dari berbagai
sumber, seperti buku, perpustakaan, internet dan lainnya agar mudah dalam
menyampaikan materi pembelajaran dikelas dan menyesuaikan aktivitas
pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik dan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan mampu membuat peserta didik
memahami apa yang disampaikan dan mengikutsertakan peserta didik agar
aktif dalam pembelajaran.Berdasarkan hasil Observasiterhadap Bapak
Harmoko, S.Pd.I tentang menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yaitu dia sangat disiplin dalam mengajar dan juga tegas.
Sebelum materi pembelajaran baru dimulai, dia sudah menyiapkan silabus
untuk materi yang akan dipelajari esok guna untuk mempermudah dia dalam
pembelajaran dan memudahkan peserta didiknya untuk memahami apa yang
dia sampaikan.74
Pendapat lain juga dinyatakan oleh bapak Kepala Sekolah MTs. Sila Kab.
Bima, yaitu Bapak Ibrahim MT, S. Pd., beliau mengatakan:
Dalam menguasai teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang
mendidik hendaklah guru mampu menciptakan lingkungan belajar
yangkondusif dan menyenangkan yang menstimulasi peserta didik untuk
belajar secara aktif dan antusias.75
Dalam hal ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada Yuli, salah satu
peserta didik MTs. Sila Kab. Bima, dia mengatakan:
74 Wawancara dengan Bapak Harmoko, S. Pd. I Guru Fiqih pada tanggal 11 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima 75 Wawancara dengan Kepala MTs. Sila Kabupaten Bima 11 Maret 2020 jam 13.00
di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
46
Dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
guru PAI sudah cukup baik dalam menyampaikan pembelajaran dan apa yang
disampaikannya sesuai dengan materi yang dipelajari dan guru PAI telah
menguasai setiap materi pembelajaran dengan baik dan membuat siswa ikut aktif
dalam pembelajaran sehingga terjadi tanya jawab dalam pembelajaran di kelas
dan suasana kelas sangat menyenangkan.76
Dari hasil wawancara dan Observasi diatas, dapat disimpulkan
bahwauntuk menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik hendaklah dilakukan dengan menyusun rancangan pembelajaran
terlebih dahulu sehingga guru mampu membuat metode dan strategi yang berbeda
dan bervariasi disaat mengajar sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan
mampu belajar secara aktif dan antusias serta memudahkan guru untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran.
3. Pengembangan Kurikulum
Menurut Bapak Abd.Rahman, S. Ag. sebagai guru yang merangkap mata
pelajaran Aqidah Akhlak dan Qur’an Hadits dalam pengembangan
kurikulum, beliau mengatakan:
Kurikulum merupakan salah satu komponen peranan penting dalam sistem
pendidikan karena dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus
dimilikisetiap siswa. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum ini
guru dituntut mampu menyusun RPP sesuai dengan silabus dalam kurikulum
sekolah. Dengan demikian, sebelum mengajar saya sudah menyiapkan RPP
yang telah disusun sebelumnya agar mampu menciptakan suasana kelas yang
efektif dan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan rencana.77
76 Wawancara dengan Yuli salah satu peserta didik MTs. Sila Kab. Bima 09 Maret 2020
jam 13.00 di Ruang Kelas VIIIB
77 Wawancara dengan guru Aqidah akhlak Bapak Abd. Rahman, S. Ag 12 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
47
Berdasarkan hasil observasi terhadap Bapak Abd.Rahman, S. Ag. tentang
pengembangan kurikulum bahwa dia mengajar sesuai dengan kurikulum
disekolah. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum K13. Ketika mengajar
dia sudah cukup baik dan sebagai seorang guru, dia banyak memberikan ilmu
yang bermanfaat kepada peserta didiknya dan menjalankan kurikulum yang
berlaku dengan baik yaitu dengan menyesuaikan materi yang diajarkan dengan
lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik dan menghubungkannya..
selain itu, dia juga membantu mengembangkan kemampuan atau keterampilan
generik peserta didik (kreativitas, berpikir kritis, berpikir inovatif, pemecah
masalah dan sebagainya).10Penjelasan tersebut juga didukung oleh penjelasan
Bapak Harmoko,S.Pd.I sebagai guru mata pelajaran Fiqih dan SKI, beliau
mengatakan:
Dalam pengembangan kurikulum ini, saya hendaklah terlebih dahulu
menyampaikan tujuan pembelajaran dan membuat pola gambaran umum yang
akan dipelajari untuk mempermudah pembelajaran serta menggunakan media
pembelajaran yang sudah disediakan oleh sekolah sebagai pelengkap sarana dan
prasarana agar suasana belajar dikelas menjadi efektif.78
Dari hasil observasi terhadap Bapak Harmoko, S.Pd.I tentang
pengembangan kurikulum adalah dia mengikuti prosedur kurikulum 13 yang
berlaku disekolah dan selalu membuat pola pembelajaran terlebih dahulu sebelum
mengajar untuk memudahkannya dalam menyampaikan materi pembelajaran yang
akan dipelajari.Penjelasan lain juga dipaparkan oleh bapak kepala sekolah yaitu
Bapak Ibrahim MT, S. Pd., beliau mengatakan:
78 Wawancara dengan Bapak Harmoko, S. Pd. I Guru Fiqih pada tanggal 12 Maret 2020
jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
48
Kurikulum disini masih menggunakan kurikulum KTSP. Oleh karena itu,
guru masih berperan sepenuhnya dalam menyampaikan materipembelajaran
secara lancar, jelas, dan lengkap agar peserta didik mampu memahami materi
pembelajaran tersebut sehingga pembelajaran akan berjalan secara optimal
didalam kelas.79
Dalam hal ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada Yuli, salah satu
peserta didik di MTs. Sila Kab. Bima, dia mengatakan:
Dalam pengembangan kurikulum, guru PAI dalam menyampaikan materi
pembelajaran sudah lancar, jelas dan lengkap. Guru PAI selalu menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari materi pembelajaran yang akan dipelajari dan di akhir
pembelajaran guru selalu memberi kesimpulan dari materi yang disampaikannya.
Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada kami untuk aktif bertanya agar
dia tahu mana yang paham terhadap apa yang ia sampaikan.80
Dari hasil wawancaradan Observasi diatas, dapat disimpulkan
bahwasannya pengembangan kurikulum sekolah telah dilaksanakan dengan baik
yakni sebelum guru mengajar didalam kelas terlebih dahulu menyusun RPP sesuai
dengan silabus dalam kurikulum sekolah agar pembelajaran dapat berjalan secara
lancar dan optimal.
4. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Menurut Bapak Abd.Rahman, S. Ag. sebagai guru mata pelajaran Aqidah
Akhlak dan Al-Qur’an Hadits tentang kegiatan pembelajaran yang mendidik,
beliau mengatakan:
Pembelajaran yang mendidik merupakan pembelajaran yang berpusat pada
potensi perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu, dalam mengajar saya hendaklah memberikan
79 Wawancara dengan Kepala MTs. Sila Kabupaten Bima 11 Maret 2020 jam 13.00 di
Kantor MTs. Sila Kab. Bima
80 Wawancara dengan Yuli salah satu peserta didik MTs. Sila Kab. Bima 11 Maret
2020 jam 13.00 di Ruang Kelas VIIIB
49
kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang saya lakukan adalah
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti
ekstrakurikuler nasyid, al-qur’an sore dan tahfiz pada bidang keagamaan.81
Berdasarkan hasil observasi terhadap Bapak Abd.Rahman, S. Ag. tentang
kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah dia mengajarkan peserta
didiknya berwudhu’ dan tata cara sholat yang benar serta mengajarkan
nasyid, tahfiz dan juga al-qur’an sore kepada peserta didiknya agar peserta
didiknya memperdalam keagamaan. Pendapat tersebut juga didukung oleh
pernyataan guru mata pelajaran Fiqih dan SKI oleh bapak Harmoko, S.Pd.I,
beliau mengatakan:
Dalam hal kegiatan pembelajaran yang mendidik, saya melakukan
pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada hal yang positif dan
menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik untuk menuju pada perubahan
tingkahlaku dari yang buruk menjadi baik serta menjadikanpeserta didik
manusia yang berakhlakul karimah dimanapun mereka berada.82
Berdasarkan hasil Observasi terhadap Bapak Harmoko, S.Pd.I tentang
kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah pada saat itu, Bapak Harmoko
melihat sampah di depan matanya lalu dia mengambilnya dan meletakkannya
ke tempat sampah. Hal tersebut menjadi contoh pembelajaran yang mendidik
bagi peserta didiknya agar tidak membuang sampah sembarangan dan tetap
menjaga kebersihan.Pendapat lain juga dijelaskan oleh bapak kepala sekolah,
yaitu Bapak Ibrahim MT, S. Pd., beliau mengatakan:
81 Wawancara dengan guru Aqidah akhlak Bapak Abd. Rahman, S. Ag 11 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
82 Wawancara dengan Bapak Harmoko, S. Pd. I Guru Fiqih pada tanggal 11 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
50
Dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik, saya sebagai kepala sekolah
selalu memberikan nasihat dan arahan yang baik kepada siswa agar mereka
tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dan membiasakan diri
untuk melaksanakan perintah agama, seperti
sholat. Dengan demikian, tidak.hanya arahan dan bimbingan dari saya saja,
melainkan peserta didik juga mendapatkan arahan positif dari setiap guru
termasuk guru PAI.
Dalam hal ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada Yuli, salah satu
peserta didik di MTs. Sila Kab. Bima, dia mengatakan:
Dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik, guru PAI sudah cukup baik
dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan mengajarkan banyak hal
positif untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, bertuturkata
baik,berperilaku yang sopan dan santun, saling menyayangi sesama dan
berakhlakul karimah baik disekolah maupun diluar sekolah.83
Dari hasil wawancaradan observasidiatas, disimpulkan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran yang mendidik, baik kepala sekolah maupun guru sudah
melaksanakan kewajibannya dengan baik yakni memberikan motivasi, arahan,
dan bimbingan kepada peserta didik untuk menjadi insan yang lebih baik.
5. Penilaian dan Evaluasi
Dalam segi penilaian dan evaluasi, gambaran guru mata pelajaran Aqidah
Akhlak dan Qur’an Hadis dipaparkan oleh Bapak Abd Rahman, beliau
mengatakan:
83 Wawancara dengan Yuli salah satu peserta didik MTs. Sila Kab. Bima 11 Maret 2020 jam
13.00 di Ruang Kelas VIIIB
51
Sudah menjadi kewajiban bagi para guru termasuk saya untuk melakukan
penilaian dan evaluasi dalam kegiatan pembel ajaran agar nilai yang
diperoleh peserta didik dapat lebih bagus dari sebelumnya ketika hendak diisi
di raport nilai. Ketika hendak memberikan ujian akhir atau tengah
semester,sayaharus mengisi nilai harian dan pada nilai harian inilah saya
melakukan tesevaluasi ataupun biasanya disebut remedial. Tesevaluasi atau
remedial terkadang saya lakukan secara lisan maupun tulisan ataupun
memberikan PR kepada peserta didik.84
Dari hasil observasi terhadap Bapak Abd. Rahman tentang Penilaian dan
Evaluasi adalah dia memberikan nilai tengah semester dan akhir semester
sesuai dengan hasil yang diperoleh dari setiap peserta didik dan apabila dia
menemukan nilai yang rendah dan tidak mencukupi KKM, maka peserta
didik diberikan tugas olehnya berupa PR secara tulisan untuk menambah nilai
mereka.
Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan guru mata pelajaran
Fiqih dan SKI, yaitu Bapak Harmoko, S.Pd.I, beliau mengatakan:
Penilaian saya lakukan secara adil, tidak pernah memandang keadaan dan
fisik peserta didik. Sayamemberikan nilai sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki baik dari segi afektif, kognitif dan psikomotoriknya. Oleh karena itu,
setiap siswa yang memiliki kemampuan yang baik diberikan nilai bagus sesuai
dengan kemampuannya, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan yang kurang
baik, akan diberi nilai sesuai dengan kemampuannya pula dan diberikan solusi
untuk memecahkan masalahnya, seperti diskusiagar tiap peserta didik mampu
mencapai hasil yang optimal85
Dari hasil observasi terhadap Bapak Harmoko, S.Pd.I tentang penilaian
dan evaluasi adalah dia melakukan penilaian secara adil, dan bagi siswa yang
mendapatkan nilai rendah akan diberikan tugas yaitu berdiskusi dan mencari 84 Wawancara dengan guru Aqidah akhlak Bapak Abd. Rahman, S. Ag 11 Maret 2020 jam
13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
85 Wawancara dengan Bapak Harmoko, S. Pd. I Guru Fiqih pada tanggal 11 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
52
jawaban yang sesuai dari soal yang diberikannya kemudian hasil diskusi dikumpul
kembali untuk memperbaiki nilai mereka.
Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti juga menanyakan hal yang sama
kepada bapak kepala sekolah yaitu Bapak Ibrahim MT S. Pd. tentang penilaian
dan evaluasi, beliau mengatakan:
Penilaian dan evaluasi memang seharusnya dilakukan secara objektif,
tidak membeda-bedakan setiap peserta didik dan melakukan evaluasi terhadap
peserta didik yang memiliki nilai rendah atau tidak mencukupi KKM secara lisan
maupun tulisan dengan memberikan PR (Pekerjaan Rumah) dan tugas lainnya
untuk menambah nilai agar mencukupi KKM. 86
Dalam hal ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada Yuli, salah satu
peserta didik di MTs. Sila, dia mengatakan:
Dalam penilaian dan evaluasi, guru memberikan penilaian sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki setiap peserta didiknya dan tidak pernah membeda-
bedakan peserta didiknya. Guru memberikan penilaian dengan sangat adil, dan
bagi siswa yang mendapatkan nilai rendah akan remedial dengan diberikan
Pekerjaan Rumah (PR).87
Dari hasil wawancaradan observasidiatas, disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan penilaian dan evaluasi, para guru melaksanakan penilaian hasil
belajar secara efektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didiknya.
Hal ini, didukung oleh hasil observasi peneliti terdahulu bahwasannya guru
melakukan evaluasi diakhir pelajaran berupa tanya jawab, kuis, dan PR.
86 Wawancara dengan Kepala MTs. Sila Kabupaten Bima 11 Maret 2020 jam 13.00
di Kantor MTs. Sila Kab. Bima 87 Wawancara dengan Yuli salah satu peserta didik MTs. Sila Kab. Bima 09 Maret
2020 jam 13.00 di Ruang Kelas VIIIB
53
C. Peranan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Kompetensi
Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di MTs. Sila Kab. Bima
Sekolah/Madrasah merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik.
Bersifat kompleks karena madrasah sebagai organisasi didalamnya terdapat
berbagai dimensi yang satu sama dengan yang lain saling berkaitan dan saling
menentukan. Sedangkan bersifat unik karena Sekolah MTs. memiliki karakter
tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya
pembudayaan kehidupan manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik
tersebut sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.
Maka dari itu kemajuan suatu madrasah ditentukan oleh kepala madrasah.
Kegiatan utama pendidikan di madrasah dalam mewujudkan tujuannya adalah
kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas Organisasi pendidikan
bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu
salah satu tugas kepala madrasah sebagai pemimpin harus memberikan layanan
dan bantuan kepada guru agar guru menjadi guru yang ungul dan berkualitas.
Siswa dapat menjadi unggul dan berkualitas berkat guru yang unggul dan
berkualitas. Guru yang bekualitas dan unggul tidak terlepas dari dukungan kepala
madrasah.
Guru memiliki empat kompetensi dasar guru diantaranya kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Upaya kepala madrasah dapat
dikatakan berhasil dan mengalami. peningkatan apabila seorang guru mampu
menguasai dan memahami. kompetensi tersebut.Berikut hasil wawancara peneliti
54
dengan kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima, terkait dengan perhatian kepala
madrasah terhadap kompetensi guru
”yaa, kompetensi guru memang harus diperhatikan dan selaku kepala
madrasah juga selalumemperhatikan penuh terhadap kompetensi guru agar
guru-guru mempunyai kualitas yang baik,yaa itu memang tugas yang
sangat penting yang harus diperhatikan oleh kepala madrasah. Terutama
kompetensi metodologi pengajaran, pedagogik, sosial, keprbadian dan
profesional. Jadi kalau pedagogik terkait tentang pembelajaran. Sosial
berkaitan dengan lingkungan guru antar guru dan ingkungan sekitarnya”88
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dapat diambil
kesimpulan, bahwa pemahaman kepala madrasah dalam memperhatikan
kompetensi yang harus dikuasai dan dimiliki oleh guru, berdasarkan wawancara
tersebut kepala madrasah sudah memperhatikan terhadap kompetensi guru, beliau
juga dalam hal ini juga mengatakanbahwa betapa pentingnya sebagai kepala
madrasah dalam memberikan perhatian khusus terhadap guru-guru agar setiap
dapat Mengembangkan kualitas.Hal ini diperkuat oleh pernyataan bapak Ilham
S.Pd. I selaku guru kelas di MTs. Sila Kab. Bima, berikut penyataan beliau:
”yaaa mas..., kepala madrasah ya selalu memberikan perhatian kepada
para guru, beliau selalu memberi nasehat kepada kita, dan memberikan
motivasi....,eemmm itu mas beliau juga mengijinkan kita untuk mengikuti
pelatihan diluar MTs. kemajuan dan kualitas guru”
Menjadi supervisi akademik yang baik Kepala Madrasah mampu membuat
guru semakin berkompeten, dizaman yang semakin maju ini seorang guru di
tuntut untuk manguasai segala sesuatu yang terkait dengan tenaga kependidikan.
Untuk Mengembangkan kompetensi guru kepala madrasah melalukan beberapa
88 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
09 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
55
dalam Mengembangkan kompetensi guru. Guru bisa dikatakan guru yang
berkualitas dan handal apabila setiapguru mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.
Upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam Mengembangkan
kompetensi profesional guru sebagai pemimpin di madrasah yang dipimpinnya,
khususnya dalam Mengembangkan kompetensi tenaga kependidikan dan prestasi
belajar anak didiknya. Sebagai kepala madrasah harus memiliki strategi yang
tepatdalam memberikan peningkatan terhadap kompetensi keprofesionalan guru.
Adapun peningkatanyang dilakukan oleh kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima
sebagai berikut:
Model peningkatan kompetensi kepala madrasah terhadap guru terdiri dari
dua macam model yaitu upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
bentuk formal maupun non formal, adapun peningkatan yang di lakukan oleh
kepala madrasah dalam bentuk formal diantara yaitu:
1) Rapat Rutinan
Sebagaimana hal ini yang diungkapkan oleh kepala madrasah
bapak Ibrahim MT, S.Pd, berikut pernyataan beliau:
Upayayang saya lakukan yang pertama saya mengadakan rapat
setiap satu bulan sekali mas.., dimana dalam rapat tersebut dihadiri oleh
semua guru dengan tujuan atau agenda rapat yang sudah ditetapkan.
Tujuan yang ditentukan diantara yaitu terkait dengan mengevaluasi kinerja
guru selama satu bulan, baik dari persiapan guru dalam mengajar seperti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersipkan media
dan lain-lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar,
selain rapat bersama dengan guru MTS.. Selain itu kami. juga mengadakan
rapat rutinan satu bulan sekali yaitu rapat rutinan antara guru Madrasah
Ibtidaiyah Al-Maarif dengan guru MTs. Sila Kab. Bima untuk saling tukar
56
fikiran terkait dengan tenaga kependidikan dan hal-hal yang terkait dengan
kegiatan belajar mengajar89
Dengan adanya perencanaan dan pelaksanaan rapat tersebut, dapat
diketahui bahwa kepala madrasah selalu berusaha untuk memberikan upaya
terhadap semua guru agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan
lebih Mengembangkan kualitas diri sebagai seorang pendidik. Karena kualitas dan
keberhasilan peserta didik ditentukan oleh guru.Kemudian peneliti melakukan
wawancara dengan bapak Adi Susanto, selaku guru kelas satu untuk memperkuat
pernyataan yang telah diungkapkan oleh bapak Bapak Ibrahim MT, selaku kepala
madrasah. Berikut hasil wawancara dengan bapak ;
Terkait dengan upaya kepala madrasah ya mas.., Pak Ibrahim
sebagai Kepala Madrasah sudah memberikan upaya kepada para guru
tidak terkecuali saya. Beliau selalu memotivasi para guru, disini satu bulan
sekali memang di adakan rapat rutinan baik yang dilaksanakan oleh
lembaga MTS. sendiri maupun dengan yayasan. Tetapi terkadang kalau
ada permasalahan terkait madrasah itu kita tidak menunggu satu bulan, yaa
secepatnya kepala madrasah mengadakan rapat.”90
2) Diikutkan pelatihan, diklat dan seminar guru
Pelatihan ini merupakan model pengembangan yang banyak di lakukan oleh
lembaga pendidikan.Pada lembaga pendidikan, cara yang popular untuk
pengembangan kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran
baik dalam rangka penyegaran maupun
89 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
09 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima 90 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
04 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
57
peningkatkan kemampuan.Workshop atau Lokakarya merupakan salah satu cara
yang sering
dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, karena wrokshop merupakan suatu
kegiatan kelompok yang diyakini masyarakat merupakan suatu kegiatan yang
dapat memecahkan suatu permasalahan, memberikan sosuli dan informasi. Begitu
juga didalam dunia pendidikan
workshop merupakan kegiatan yang sering dilakukan untuk mensosialisaikan hal-
hal yang terkait dengan masalah pendidikan. Maka dari itu selain mengadakan
Peningkatan kompetensiterhadap guru dengan mengadakan dan melaksanakan
pembinaan di dalam madrasah. Kepala madrasah juga mengadakan kegiatan
wrokshop, kegiatan wrokshop ini diadakan di luar dan di dalam lembaga itu
sendiri. Seperti yang dikatakan Kepala Madrasah Bpk, Ibrahim MT, S.Pd:
bentuk upaya yang saya berikan terhadap guru adalah mengadakan
workshop dan saya sering mengikut sertakan guru-guru untuk workshop di
luar madrasah, seperti wrokshop yang dilaksanakan bersama guru madrasah
ibtidaiyah sekecamatan singosari. Baik workshop terkait dengan kurikulum,
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bagus, media
pembelajaran, tentang kurikulum. dengan tujuan agar semua kualitas guru
selalu ada peningkatan dan sesuai dengan kompetensi menjadi seorang
guru. Selain kita mengadakan wrokshop di luar sekolah, kita juga
mengadakan wrokshop di dalam lembaga sendiri dengan mendatangkan
nara sumber dari luar serta itu kita juga bekerja sama dengan MTs untuk
mengadakan workshop91
91 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
09 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
58
Di era globalisasi ini semakin banyak tuntutan yang harus diemban oleh
kepala madrasah dan para guru sebagai tenaga pendidik di sebuah lembaga
pendidikan.
Kualitas dan berkembangkannya sekolah ditentukan oleh kepala madrasah
dan guru maka dari itu kepala madrasah selalu berusaha untuk memberikan
pengayaan terhadap guru. Kegiatan
workshop merupakan suatu kegiatan yangsenantiasa memelihara kehidupan
seimbang disamping memperkembangkan pengetahuan, kecakapan, dan
perubahan tingkah laku.
3) Studi Kelompok antar Guru / KKG
Selain mengadakan workshop kepala madrasah juga melakukan peningkatan
terhadap guru yaitu dengan mengikut sertakan guru dalam kelompok kerja guru
(KKG). Seperti yang dikatakan kepala madrasah pada saat wawancara dengan
peneliti, sebagai berikut:
iya mas.., saya juga mengikut sertakan guru-guru dalam kelompok kerja
guru (KKG). KKG menurut saya merupakan kegiatan yang sangat baik yang
harus diikuti oleh semua guru, setelah saya mengikut sertakan guru-guru
dalam KKG saya sangat mengharapkan guru guru MTs. Sila Kab. Bima ini
mendapatkan pengetahuan yang baru, paham tentang kurikulum, lebih
menguasai materi, lebih baik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
dalam pengelolaan kelas, bisa menggunakan dan memanfaatkan media atau
alat peraga yang sudah disiapkan oleh sekolah dan bisa menggunakan
teknologi yang ada.92
92 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
09 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
59
Sebagai salah satu strategi yang dilaksanakan oleh kepala madrasah dalam
Peningkatan kompetensiguru dalam proses belajar mengajar dalam lembaga yang
dipimpinnya, yaitu kepala madrasah mengikut sertakan guru dalam kegiatan
kelompok kerja guru atau yang sering disebut dengan KKG merupakan salah satu
srategi yang sangat baik dilaksanakan oleh kepala madrasah, karena kelompok
kerja guru (KKG) merupakan kegiatan kelompok yang dibentuk untuk menjadi
forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di madrasah. Disamping bentuk
Peningkatan kompetensiyang telah dikatakan oleh kepala madrasah dengan
wrokshop, dan kelompok kerja guru (KKG). Sebagai kepala madrasah beliau juga
melaksanakan teknik supervisi kepada para guru sebagai salah satu cara yang
dapat digunakan untuk Mengembangkankompetensi guru dalam proses belajar
mengajar.Sehubungan dengan hal itu setelah peneliti memperoleh hasil
wawancara dengan kepala madrasah.Untuk memperkuat data, peneliti malakukan
wawancara dengan bapak Adi Susanto. Peneliti menanyakan perihal terkait
dengan upaya kepala madrasah dalam Mengembangkan kompetensiguru. Dalam
wawancara dengan bapak Ilham, S.Pd.I , beliau mengatakan sebagai berikut:
Sebagai kepala madrasah beliau ( Bpk. Ibrahim MT, S.Pd) yaaa selalu
memberikan peningkatan kepada guru-guru yang ada di Madrasah ini,
begitu terhadap saya. Disini ada agenda rapat yang diadakan oleh yayasan
dan lembaga Madrasah Ibtidaiyah sendiri, kalau Kepala Madrasah selalu
mengadakan agenda rapat setiap satu bulan sekali, dimana dalam rapat
tersebut untuk mengevaluasi kompetensi guru selama satu bulan dan hal-
hal yang terkait dengan madrasah. Tetapi diluar itu beliau juga selalu
memberikan peningkatan kompetensi kepada guru secara individu, jadi
kalau ada permasalahan yang harus segera diselesaikan kita para guru
langsung menghadap beliau untuk berdiskusi dan beliau selalu
memberikan solusi. Beliau juga sering keliling kelas untuk melihat situasi
60
dikelas saat guru mengajar. Terus beliau juga selalu menekankan kepada
guru terkait dengan pembuatan RPP saat mengajar. selain itu beliau
mengikut serta guru dalam Wrokshop, KKG yang diadakan di wilayah
Kab.Bima maupun luar wilayah Kab, Bima”.93
Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Salma Nur Fahima beliau
mengungkapkan bahwa:
kalauuntuk mengikuti pelatihan seperti workshop, KKG itu saya sering
mengikuti, baik itu workshop di yang ada didalam Madrasah Al-Maarif
sendiri. Beliau juga selalu memberikan kebebasan kepada guru untuk
mengikuti workshop di tempat lain atau luar madrasah selama itu terkait
dengan pendidikan mas.., yang bertujuan untuk Mengembangkan mutu
kompetensi guru..Kalau untuk KKG yaa beberapa kali saja ikut mas, Pak
Anam sebagai Kepala Madrasah kalo menurut saya yaa sudah berusah
memberikan peningkatan kompetensi kepada para guru dengan
maksimal.94
4) Supervisi dan kunjungan kelas
Supervisi dan kunjungan kelas, yakni kunjungan yang dilakukan
kepalamadrasah ke dalam kelas pada saat guru sedang mengajar dengantujuan
untuk membantu guru yang bersangkutan menghadapimasalah/kesulitan selama
mengadakan kegiatan pembelajaran.Kegiatan melakukan kunjungan kelas ini juga
di lakukan oleh kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima. Sebagaimana
yangdikatakan oleh kepala madrasah, seperti berikut:
eeemmm itu mas.., kalau terkait dengan superviseindividual, yaaa sudah
saya lakukan dengan cara sayaberkunjung ke kelas satu sampai enam,
tetapi sebelumberkunjung ke kelas saya memberitahu atau janjian
terlebihdahulu dengan guru yang akan saya supervisi agar gurumempunyai
persiapan,tetapi saya lebih sering langsungmelakukan kunjungan kelas
tanpa sepengetahuan guru.
93 Wawancara dengan Bapak Ilham, S.Pd Guru Pendidikan Agama MTs. Sila Kab. Bima,
12 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima 94 Wawancara dengan Salma Nur Fatima guru kelas MTs. Sila Kab. Bima, 12 Maret
2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
61
Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Ainun Jariyah, S. Ag. selaku guru
kelas. Berikut penyataan beliau:
Kalau kunjungan kelas iyaa sering mas.., beliau selalu keliling kelas
dengan membawa buku cacatan. Bahkan beliau terkadang ikut masuk
kelas, serta beliau terkadang bilang dan terkadang tiba-tiba langsung
malakukankunjungan kelas
Dapat kita ketahui bahwa supervisi individual atau berkunjung ke kelas
merupakan salah satu kegiatan yang bias dijadikan upaya peningkatan proses
belajar mengajar disekolah. Supervisi dipandang sebagai bantuan yang diberikan
kepada guru agar dapat Mengembangkan kualitas bantuan yang diberikan guru
terhadap muridnya. Guru akan mampu mendidik danmengajar apabila dia
mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung
jawab untuk memajukan anak didik.
5) Mengadakan Penilaian
Penilaian merupakan salah satu cara Upaya yang dilakukan oleh Kepala
madrasah. Penilaian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi guru dengan
tujuan untuk Mengembangkan kualitas professional guru.Mengingat bahwa
menjadi seorang guru harus menguasai kompetensi guru. Guru dapat dikatakan
sukses apabila sudah menguasai dan mempraktikkan kompetensi tersebut. Maka
dari itu kepala madrasah melakukan peningkatandengan mangadakan penilaian
terhadap guru yang berpacu pada kompetensi guru. Kepala madrasah selalu
mengadakan penilaian kepada guru-guru yang meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Berikut hasil wawancara peneliti dengan
bapak Ibrahim MT, S.Pd:
62
Kalo pedagogik itu melakukan penilaian di kelas, mulaidari persipan
mengajar, kemudian bagaimana mengajarnya,teknik mengajar, persiapan
medianya dan metodenya. Itu sebagai evaluasi guru mas..., Kemudian
setelah melakukan evaluasi baru saya memberikan masukkan kepada guru,
MTs.salnya jika ada guru yang kurang mempersiapkan bahan untuk
mengajar saya biasanya memberikan tegoran kepada guru tersebut dan
memberikan motivasi agar guru lebih bersemangat.95
Selain kompetensi pedagogik, kompetensi sosial ini merupakan
kompetensi dimana seorang guru harus mudah bergaul dan berkomunikasi
terutama dengan peserta didik dan para staf yang ada dilembaga maupun
dilingkungan sekitarnya. Terkait dengan kompetensi sosial ini bapak Ibrahim MT,
S.Pd mengatakan sebagai berikut:
Sosial itukan anu.... seorang guru harus mempunyai kompetensi sosial
agar bisa menjalin berhubungan guru dengan murid, dengan orang tua
murid, sesama guru, kepala madrasah dan yang ada dilingkungan
sekitarnya. upaya yang saya lakukan terkait dengan kompetensi sosial
guru, saya rutin mengadakan rapat mas, kemudian dalam rapat itu saya
memberikan evaluasi dan tausiyah terkait dengat akhlak seorang guru
mulai dari bertutur kata, bagaimana bergaul dengan sesama. Terus kita
mengadakan acara rutinan setiap satu bulan kita adakan kegiatan
silturrahim kerumah guru-guru secara bergiliran, dalam silturrahim itu kita
membaca doa tahlil, baca yasin setelah kita melakukan dizikir bersama
kita adakan diskusi....tukar pendapat dengan guru terkait
dengan masalah pendidikan. Untuk penilaian saya melihat dari perilaku
guru sehari-hari.
Kompetensi kepribadian, seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek
keilmuwan saja, tapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkan, kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
seorang guru yang akan menjadi tauladan
95 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
12 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
63
bagi para peserta didik. Dan seorang guru harus memilki kepribadian yang baik
terutama menjadi guru yang uswatun hasanah. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah:
Kepribadian guru dengan guru yang lain itu memang tidak sama, tetapi
saya sebagai kepala madrasah harus menjadikan guru -guru disini
mempunyai kepribadian yang hasanah mas.., upaya yang saya lakukan
yaaa saya mulai dari diri saya sendiri dulu mas. Jadi saya berusaha
memberikan contoh kepada para semua guru tidak hanya kepada guru saja
tapi kepada seluruh staf yang ada dimadrasah. Dan saya juga selalu
memperhatikan setiap tingkah laku guru, jika ada guru yang kurang baik
dalam bertingkah laku atau kurang sopan saya langsung memberikan
tegoran. Teruskarena guru itu panutan bagi anak-anak dan anak-anak kan
terkadang apa yang dilakukan gurunya itu kan gampang ditirukan yaa mas.
Jadi saya melihat dari tingkah laku anak-anak, untuk mengetahui tingkah
anak-anak ini saya memberikan buku penilaian tentang sikap terhadap
masing-masing guru kelas..., jadi itu yang saya bisa lakukan untuk menilai
kompetensi guru, agar menjadi guru yang uswatun hasanah.96
Dari hasil wawancara dengan kepala madrasah dapat di simpulkan bahwa
kompetensi kepribadian itu harus seutuhnya dimiliki oleh seorang guru karena
karakter ataupun kepribadian seorang anak/ peserta didik itu akan tercipta dari diri
seorang guru yang memiliki perilaku yang hasanah. Teruma peserta didik yang
berada di sekolah dasar, yang mana mereka cenderung dengan apa yang dilihat itu
yang ditirukan. Adapun kompetensi yang keempat yaitu kompetensi profesional,
kompetensi profesional ini merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum dan yang
terkait dengan pembelajaran dimadrasah. Menurut kepala madrasah guru bisa
dikatakan profesional itu apabila sudah sekolah sampai SI untuk tingkat dasar. Hal
96 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
12 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
64
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah bapak Ibrahim MT,
S.Pd. berikut penuturan beliau:
kalau untuk kompetensi pedagogik ini, menurut saya itu guru bisa
dikatakan profesional apabila setiap guru sudah lulus S1, naah...untuk itu
guru dimadrasah ini semua MTs.nimal harus sudah SI, jadi kalo dulu ada
guru yang belum lulus SI itu saya membuat kebijakan beasiswa guru yang
saya ajukan keyayasan, yaitu beasiswa untuk kuliah mas.., jadi guru yang
belum SI itu disekolahkan yayasan. Kalau sekarang kan guru hampir disini
semuanya sudah SI, jadi upaya yang saya lakukan untuk Mengembangkan
kompetensi profesional guru yaa memberikan pengayaan
kepada guru-guru apalagi kalo untuk sekolah tingkat dasar kan harus guru
kelas mas... jadi kan lebih ruwet, saya berupaya untuk memenuhi segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh guru MTs.salnya media dan terutama
fasilitas perlengkapan madrasah yang terkait dengan pembelajaran. Jadi
penilaian yang saya lalukan yaa yaaa...selain guru harus SI itu mas.. saya
melihat dari keseluruhan kompenen baik didalam kegiatan belajar
mengajar, sikap guru..yaa kalau kesemua komponen itu sudah
dilaksanakan dengan baik oleh guru maka yaa guru dapat dikatakan
profesional.97
Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Ainun Jariah, S, Ag. selaku guru
kelas :
Yaaa...selama ini itu mas.....kepala madrasah memang memperhatikan
kompetensiguru, begitu juga terkait dengan penilaian kepala madrasah
terhadap guru. Mulai dari persiapan guru membuat RPP ketika akan
mengajar, yaaa...gitu mas...Kita juga sering mas... dioprak-oprak untuk
membuat RPP. karena terkadangkan ada guru yang malas kan mas..apalagi
kalau guru perempuan seperti saya yang sudah berumah tangga pastikan
repot..jadi yaaa itu beliau sering ngoprak ngoprak Karena kan pak ibrahim
itu orangnya sabar jadi guru-guru jadi sungkan sendiri.98
Pernyataan dari Kepala Madrasah juga diperkuat oleh pernyataan bapak
Ilham S.Pd. I selaku guru kelas:
97 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
12 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
98 Wawancara dengan ibu Ainun Jariah, S. Ag. Guru pendidikan Agama Islam MTs. Sila
Kab. Bima, 12 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
65
Kalo penilaian terhadap guru bapak kepala madrasah selalu melakukan
penilaian mas.., baik dua MTs.nggu sekali atau satu bulan sekali. Kalau
menurut saya sendiri beliau sudah berupaya untuk Mengembangkan
kompetensi guru, penilaian sering dilakukan kepala madrasah itu pada
kompetensi pedagogik. jadi yaa kalo menurut saya beliau sudah
memberikan yang terbaik buat guru-guru disini mas.99
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwasannya seorang
kepalamadrasah harus memberikan perhatian sepenuhnya terhadap kompetensi
guru. Mengembangkan kompetensi guru merupakan tugas yang harus dilakukan
oleh kepala madrasah. Salah satu yang harus diperhatikan Kepala Madrasah yaitu
kompetensi guru. Tidak hanya kepala madrasah saja yang harus memperhatikan
kompetensi guru tetapi guru juga harus sadar akan kompetensi yang harus
dikuasainya.
Upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam bentuk non formal
1. Kedisiplinan
Dengan adanya disiplin waktu diharapkan bisa Mengembangkan
kompetensi profesional guru, terutama dalam menghargai waktu, sebab waktu
sangat penting bagi guru sendiri maupun peserta didik. Upaya tersebut merupakan
upaya kepala MTs. dalam Mengembangkan kompetensi profesional guru. Disiplin
merupakan bentuk kerja sama dalam suatu organisasi atau lembaga, selain itu juga
merupakan bentuksaling menghormati antara madrasah dengan guru dan
karyawan yang lain serta murid-murid.
Saya sebagai kepala MTs harus meberikan contoh terhadap para guru,
para staf danpara murid untuk menjalankan disiplin. Saya sebelum jam
99 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
12 Maret 2020 jam 13.30 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
66
07.00 wib sudah berada di MTs. Sila Kab. Bima, saling berjabat tangan
dengan guru-guru yang sudah datang. Apabila bel berbunyi masih ada
guru yang mengobrol di ruang guru, saya tegur langsung untuk segera
masuk kedalam kelasnya masing-masing, untuk berdo’a bersama yang
dipimpin langsung oleh guru yang mengajar pada jam kedua. karena guru
pada jam pertama di isi dengan guru alquran, dan jika guru yang
terlambat karena faktor yang tidak disengaja saya masih memakluMTs.,
akan tetapi apabila keterlambatannya disengaja maka akan saya beri
peringatan. Apabila ada murid yang terlambat yang saya lakukan adalah
memberi peringatan, jika anak tresebut masih terlambat maka akan saya
beri sanksi, dan jikamasih terlambat maka saya akan memanggil orang
tuanya mas”.100
2. Memotivasi guru
Motivasi merupakan proses yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu.
Rutinitas pekerjaan sering menimbulkan kejenuhan yang mendalam yang dapat
menurunkan motivasi guru
untuk menjadi guru yang berkompetensi profesionalisme, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Kepala Madrasah:
Pada rapat rutinan, yaitu saya memberikan motivasi terhadap guru guru
mas, agar saya lebih mengetahui permasalahan, karakter bahkan keluhan
keluhan yang didihadapi oleh masing-masing guru. selain itu saya
memberikan semangat dan dorongan agar yang sudah baik lebih
ditingkatkan lagi dan yang masih kurang diperbaiki.101
Mengembangkan kompetensi guru membutuhkan motivasi dan dukungan dari
berabagai pihak, seperti halnya motivasi dari Kepala Madrasah. Seperti yang di
ungkapkan oleh Bu Salma selaku guru MTs. yang mengatakan bahwa:
Dari Pak Ibrahim kepala MTs selalu mendorong atau memberiakan
motivasi kepada guru, untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses
100 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
16 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima 101 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
16 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
67
pembelajaran di kelas. Dengan motivasi dari Kepala Madrasah seperti itu,
guru menjadi semangat dalam menjalankan tugasnya. Selain itu guru
dituntut untuk membuat rencana kegiatan mutu dalam jangka waktu yang
pendek yaitu satu tahun, lalu kepala MTs. yang merealisasikannya.102
Dorongan dan motivasi tidak hanya datang dari kepala MTS. akan tetapi
semua guru juga memotivasi dirinya sendiri untuk Mengembangkan kompetensi
profesionalnya
Adapun peranan lain kepala madrasah dalam membangun MTs. Sila Kab.
Bima sebagai berikut:
1. Melakukan Promosi
Pemasaran pendidikan ialah suatu organisasi produksi yang
menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Berikut
hasil wawancara peneliti dengan kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
terkait pemasaran pendidikan:
Adapun konsumen tersebut ialah siswa, orang tua, masyarakat dan
seterusnya. Kemudian dari pada hal itu dalam pemasaran pun ada yang
namanya sebuah peran, dalam hal ini ialah peran seorang pemimpin dalam
memasarkan jasa pendidikan kepada konsumen, peran-peran itu antara lain
sebagai berikut, sebagai perencana dari pada pemasaran itu sendiri,
menerapkan fungsi-fungsi mananjemen yang berimpliksi pada fungsi dari
pemasaran itu, sebagai supervisor, dan sebagai komunikator dalam
pelaksanaan pemasaran itu sendiri. Selanjutnya selain itu pula yang
menjadi titik tolak disini ialah masalah strategi pemasaran, meliputi
produc, price, place, promotion, people, physical evidance, dan proses.
Dari kesemuanya itu dapat kita lihat dari peran pemimpin yang telah
tertera di atas, yang tertuju pada kepuasan pelanggan dan membangun
serta kepercayaan terhadap pelanggan. Promosi yang dilakukan melalui:
a. Siaran TVRI (khusunya siaran lokal).
b. Kalender
c. Media spanduk
d. Perlombaan-perlombaan
e. Dialog langsung dengan masyarakat
102 Wawancara dengan Ibu Salma, S. Pd guru MTs. Sila Kab. Bima, 16 Maret 2020 jam
13.30 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
68
f. Pertemuan sekolah dengan masyarakat103
2. Menambah Sarana dan Prasana Sekolah
Sarana dan prasarana madrasah adalah segala sesuatu yang dipakai
sebagai alat yang merupakan penunjang untuk terselenggaranya proses
belajar dan mengajar serta proses pendidikan demi tercapainya
kualitas/mutu pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan komponen
yang sangat penting dalam setiap aktivitas kegiatan, maka keberadaannya
merupakan faktor penting dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan.. Dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa
keadaan sarana dan prasarana MTs. Sila Kab. Pengembangan Profesi
Tenaga pendidik
Dalam hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala
madrasah:
Saya sebagai kepala madrasah seyogyanya dapat memfasilitasi dan
memberikan kesempatan yang luas kepada para tenaga pendidik untuk
dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
Sebagai manajer, seorang kepala madrasah harus memerankan. Fungsi
manajerial kepala madrasah dengan melakukan proses perencanaan,
pengorganisasian, mengerakkan dan mengoordinasikan.
Kegiatan pengembangan profesi tenaga pendidik yang telah ikuti oleh
tenaga pendidik MTs. Sila Kab. Bimayaitu: MGMP, KKG tingkat sekolah,
in house training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti: kesempatan
melanjutkan pendidikan.104
3. Mempercepat Proses Akreditasi
Kondisi Riil Delapan Standar Pendidikan di MTs. Sila Kab. Bima.
Berdasarkan deskripsi hasil wawancara, hasil observasi dan dokumen
103 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
04 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
104 Wawancara dengan Bapak Ibrahim MT, S.Pd Kepala madrasah MTs. Sila Kab. Bima,
04 Maret 2020 jam 13.00 di Kantor MTs. Sila Kab. Bima
69
madrasah, berikut ini disajikan hasil temuan penelitian berkenaan dengan
kondisi riil delapan standar pendidikan di MTs. Sila Kab. Bima yang
menjadi sorotan pada proses akreditasi.
D. Faktor Pendukumg dan Penghambat Kepala Madrasah dalam
Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTs. Sila Kab. Bima
a. Faktor Pendukung Kepala Madrasah dalam Mengembangkan kompetensi
pedagogic Guru PAI di MTs. Sila.
Adapun cara yang ditempuh kepala madrasah dalam mengatasi
hambatan-hambatan tersebut adalah: melakukan pem-binaan terhadap
tenaga pendidik, memberikan contoh teladan (keteladanan pimpinan), dan
mengatur jam mengajar tenaga pendidik yang berdomisili jauh dari
sekolah. Pembinaan yang dilakukan kepala madrasah dalam rangka
Mengembangkan motivasi kerja tenaga pendidik yaitu dengan melakukan
observasi kelas. Observasi dan kunjungan kelas yang dilakukan oleh
kepala madrasah merupakan salah satu tehnik untuk mengamati kegiatan
pem-belajaran secara langsung dan sangat bermanfaat untuk mendapatkan
informasi tentang proses belajar mengajar secara langsung. Kunjungan
kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan
sebenarnya mengenai ke-mampuan dan ketrampilan tenaga pendidik me-
ngajar.
Kunjugan kelas merupakan tehnik untuk mendapatkan informasi secara
langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan profesionalisme
tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam belajar.
Melalui kunjungan kelas tersebut supervisor dapat mengetahui apa
kelebihan dan apa kekurangan tenaga pendidik, terutama dalam kontek
pelaksanaan KBM. Salah satu persoalan yang sering muncul adalah bahwa
70
para supervisor, terutama kepala madrasah tidak memiliki cukup waktu
dan terlalu sibuk dengan tugas-tugas rutin sehari-hari yang sifatnya
administrasi. Dengan pengawasan yang melekat berarti kepala madrasah
harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja,
dan prestasi kerja tenaga pendidik. Hal ini berarti atasan harus selalu
ada/hadir ditempat kerja/sekolah agar dapat mengawasi dan memberikan
petunjuk, jika ada tenaga pendidik yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.
Disamping observasi kelas keteladanan juga merupakan dimensi yang
tidak kalah pentingnya dalam kepemimpinan kepala madrasah dalam
mengatasi kendala dalam Mengembangkan kompetensi pedagogic guru
PAI. Kelakuan kepala madrasah yang selalu menjadi contoh yang baik
bagi bawahannya akan menjadi salah satu model utama bagi ter-
laksananya manajemen sekolah yang efektif. Prilaku keteladan kepala
Madrasah bisa ditunjukkan pula dengan dengan selalu menghargai
bawahan. Merasa bahwa tenaga pendidik dan staf dihargai pendapat-nya,
dia juga akan menghargai pihak lain seperti peserta didik.
Selanjutnya untuk mengatasi kendala yang dihadapi kepala madrasah
menyangkut tempat tinggal tenaga pendidik yang jauh dari sekolah yaitu
kepada tenaga pendidik tersebut disarankan untuk datang kesekolah lebih
cepat dan tidak dikenakan mengajar jam pertama.Kalau memungkinkan
untuk tinggal dilokasi yang berdekatan dengan sekolah.
1. Tentu seorang pemimpin itu yang pertama dituntut banyak di dalamnya
mesti tegas, meskipun sesekali ada toleransi. Sepanjang toleransi itu tidak
melanggar aturan yang baku dan kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang kepala madrasah antara lain adalah kemampuan membangun visi
71
dan misi, kemampuan melakukan komunikasi serta kemampuan untuk
mengambil keputusan.
2. Kebijakan tentu, contohnya kedisiplinan. Kedisiplinan harus ditegakkan
sebetulnya, pertama untuk mengukur tingkat seorang guru tersebut
pegawai di dalamnya itu bias mentepati dan mentaati peraturan. Terlebih
adalah contoh teladan bagi warga madrasah yang dalam hal ini adalah
terfokus pada siswanya. Ingin jadi guru, pegawai dalam lingkup sebagai
seorang dewasa di madrasah ini tentu tidak lain harapannya sebagai
contoh, ketika kita memberi contoh yang positif itu gampang istilahnya,
satu perbuatan itu barang kali lebih berharga dari seribu ucapan. Kemudian
ketika hubunngannya dengan toleransi, sebagai contoh bahwa kehadiran
jam 7 apabila sekarang kita sudah menggunakan finger scan meskipun itu
sudah ditata seperti itu, dalam perjalanan masih juga ada yang tidak tepat
waktu dengan alas an tentunya beragam mulai tiba-tiba anak sakit, cuaca,
kemudian anak kecil yang ada mungkin harus cari pengasuh, penjaga
koma, atau titip kemana yang pada dasarnya seandainya komitmen sebagai
seorang guru itu sudah bertanggung jawab atas rata-rata sebenarnya bukan
masalah tetapi tentu hal itu masih perlu dilayaki asal tidak terus menerus
dan selamanya.105
b. Faktor Penghambat kepala Madrasah dalam Mengembangkan kompetensi
pedagogic guru PAI di MTs. Sila
1. Tanggung jawab tenaga pendidik rendah
Tenaga pendidik memegang peranan strategis terutama dalam upaya
mengembangkan watak bangsa melalui pengembangan kepribadian
105 Wahyusumiyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), h. 53
72
dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran,
peranan tenaga pendidik dalam masyarakat Indonesia tetap dominan.
Sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran berkembang amat cepat. Kenyatannya dari hasil pe-
ngamatan penulis masih ada tenaga pendidik yang tidak mempunyai
tanggung jawab yang baik terhadap tugas dan fungsinya sebagai
seorang tenaga pendidik, ada tenaga pendidik yang mengajar hanya
untuk melepaskan tugas semata. Tenaga pendidik yang bertanggung
jawab memiliki beberapa sifat, yaitu: 1) Menerima dan
mematuhinorma, nilai-nilai kemanusiaan; 2) Me-mikul tugas
mendidik dengan bebas, berarti, gembira (tugas bukan menjadi beban
baginya); 3) Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan
perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul; 4) Mengahrgai orang
lain termasuk anak didik; 5) Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak
sem-borono, tidak singkat akal); dan 6) Takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.106
Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa tenaga pendidik bertanggung
jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan per-buatannya dalam
rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan demikian,
tanggung jawab tenaga pendidik adalah untuk membentuk anak didik
agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa,
dan bangsa di masa yang akan datang.
2. Kurangnya kedisiplinan tenaga pendidik
106 M. Ngalim Purwanto, Admninistrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Rosda
Karya, 1998), h. 98
73
Dari hasil penelitian mem-buktikan bahwa masih ada tenaga pendidik
yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugas, karena ada anggapan
dari sebagian tenaga pendidik bahwa disiplin adalah sesuatu yang
berat untuk dilaksanakan. Dalam kontek organisasi/ke-lembagaan,
banyak program-program yang telah disusun sedemikian lengkap dan
bagus tetapi dalam penerapannya jalan ditempat. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya disiplin baik disiplin perorangan
maupun disiplin lembaga, maka membudayakan disiplin merupakan
hal sangat penting dalam memajukan suatu lembaga.
Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para
bawahannya dalam bertugas mempunyai disiplin yang tinggi.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi karyawan atau personil dalam menciptakan suatu tata
tertib disuatu lembaga. Dengan adanya tata tertib, semangat kerja,
moral kerja, efesiensi kerja karyawan akan meningkat.
3. Tempat tinggal tenaga pendidik jauh dari sekolah
Di sisi lain tempat tinggal tenaga pendidik yang jauh dari sekolah
merupakan persoalan dalam peningkatan motivasi kerja tenaga
pendidik. Tenaga pendidik tersebut sering terlambat sampai ke
sekolah sehingga terjadi kekosongan jam pelajaran pertama. Keadaan
seperti ini menjadi kendala bagi kepala madrasah dalam memotivasi
tenaga pendidik.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian peneliti dapat disimpulkan bagaimana gambaran tentang
kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam di Mts Sila Kab bima,
ada beberapa kemampuan yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu : 1)
Menguasai Karakteristik Peserta Didik, 2) Menguasai Teori Belajar dan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik, 3) Pengembangan Kurikulum,
4) Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik, 5) Penilaian dan Evaluasi
2. Peranan Kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam di MTs. Sila Kab.Bima yaitu Dalam bentuk
formal diantaranya yaitu: 1) Rapat Rutinan, 2) Diikutkan pelatihan, diklat dan
seminar guru, 3) Studi Kelompok antar Guru / KKG, 4) Supervisi dan
kunjungan kelas , 5) Mengadakan Penilaian. Dalam bentuk non formal yaitu
dengan: 1) Kedisiplinan, 2) motivasi guru. Peranan lain yang diakukan kepala
madrasah yaitu: 1) melakukan promosi, 2) menambah sarana dan prasarana
sekolah, 3) mempercepat proses akreditasi
3. Faktor Pendukung Kepala Madrasah dalam Mengembangkan kompetensi
pedagogic Guru PAI di MTs. Sila yaitu: Melakukan pembinaan terhadap guru
,Memberi contoh teladan (keteladanan pimpinan), Melakukan observasi dan
kunjungan kelas, Mengatur jam mengajar guru yang berdomisili jauh dari
sekolah sedangkan faktor penghambat kepala Madrasah dalam
75
Mengembangkan kompetensi pedagogic guru PAI di MTs. Sila yaitu: a)
Tanggung jawab tenaga pendidik rendah, b) Kurangnya kedisiplinan tenaga
pendidik, c) Tempat tinggal tenaga pendidik jauh dari sekolah.
B. Saran
1. Ada beberapa upaya madrasah yang perlu diperbaiki dalam program
pengembangan di MTs. Sila Kab. Bima. Pertama, peningkatan keahlian
melalui studi perlu ditingkatkan dengan memberikan bantuan pembiayaan
dalam studi. Kedua, keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah, seperti
MGMP, seminar, atau diklat yang diikuti oleh guru, perlu ditingkatkan.
Ketiga, madrasah sebaiknya membuat perpustakaan bagi guru. Keempat,
pembinaan guru melalui supervisi sebaiknya dilakukan secara terencana,
terutama supervisi guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
di kelas. Kelima, pembinaan guru melalui penugasan, baik kepanitiaan
maupun bimbingan terhadap siswa, sebaiknya dilakukan secara bergilir
dan disesuaikan dengan bidang studi para guru. Keenam, pembinaan guru
melalui pemberian motivasi dalam bentuk penghargaan bagi guru yang
berkarya.
2. Pihak manajemen madrasah hendaknya juga melakukan evaluasi program
pada saat setiap program pengembangan yang telah direncanakan tersebut
telah dilaksanakan secara kontinyu dan terencana, sehingga setiap
permasalahan yang berkaitan dengan tiap-tiap program pengembangan
dapat diatasi dan kekurangan dari program pengembangan madrasah dapat
diketahui yang kemudian menjadi bahan perbaikan dalam program
pengembangan selanjutnya.
76
3. Direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih
mengembangkan hasil penelitian ini dalam skala besar terutama dalam
ruang lingkup madrasah maupun sekolah negeri.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim, Al-Quran Al-Karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia, 1989.
Bafadel, Irahim, 2008. Peningkatan Professional Guru SekolahDasar.
Jakarta: Bui Aksara. Cet. II
Bungin, Burhan, 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu sociallainnya. Jakarta: KencanaPrenada Media Group
Daryanto, 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
David G. Ryians, David, 1960. Characteristicts of Theachers. Washington DC:
American Council of Education. Cet: I
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 14 April 1994
Departemen,1985. Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta :UniversitasTerbuka.
Cet: II
Hendrawan, et.al.,Manajemen Kinerjau ntukMenciptakan Keunggulan
Idhochi Anwar, Moch, 2003. Administrasi Pendidikan Dan Manajemen Biaya
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan , 1989.
Mudzakkir, Ahmad danJakoSutrisno, 1991.PsikologisPendidikan. Bandung
: PustakaSetia. Cet: II
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara
Mulyasa, E, 2007. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan). Bandung:RemajaRosdakarya
Mulyana, 2004.Menjadi kepala Sekolah Profesianal Dalam Konteks
Mensukseskan MBS.Bandung: ReamajaRosdakarya
Nana Sudjana.,1981. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Cet : I, Bandung :
SinarBaru. Cet: I
Nawawy,Hadari, 1985.Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas.Jakarta :
GunungAgung
Nawawy, Hadari, 1989. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagung.
Cet: I
Permendiknas No. 13 tahun 2007
78
Purwanto, M. Ngalim, 1998.Admninistrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya
Prastowo, Andi, 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta: Ar-ruz Media
Qomariyah, Aan dan Cepi Triatna, 2008. Visionary Leadership. Jakarta: Bumi
Aksara
Ramayulis, 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: KalamMulia. Cet. IV
Sanjaya, Wina, 2013. Penelitian Pendidikan. Bandung: KencanaPrenada Media
Group
Subagyo, P. Joko, 2004. Metodologi dalam teori dan praktek. Jakarta: Rine
kacipta
Sudjana, Nana, 1990. Cara Belajar SiswaAktif. Bandung:SinarBaru. Cet: I
Sukmadinata, Nana Syaohdih, 2010. MetodePenelitianPendidikan. Bandung:
RemajaRosdakarya
Surachman,Winarno, 1990.Pengantar penelitiani lmiah: Dasar, Metode, dan
teknik. Bandung: Tarsita
Tafsir, Ahmad, 2001. Ilmu Pendidikan DalamPerspektif Islam.Bandung: Remaja
Rosdakarya
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan
Peraturan Mendiknas No. 11 Tahun 2005 beserta penjelasannya.
Bandung : Citra Utama
Undang-UndangRepublik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Op. Cit. h.9.
UU Sisdiknasnomor 20 tahun 2003
Wahjosumidjo, 1999. Kepemimpinan Kepala Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Wahjosumidjo, 1993. Faktor-Faktor yang MempengaruhiMotivasi. Jakarta:
Ghalia. Cet: I
67
RIWAYAT HIDUP
Adi Sakban lahir di Desa Rato Kec. Bolo Kab. Bima
pada Tanggal 21 Desember 1995. Anak Ketiga dari
tiga bersaudara. Buah hati dari pasangan Bapak M.
Yamin Ahmad dan Ibu Siti Kalisom. Penulis
memasuki pendidikan tingkat dasar pada tahun 2002
di SD Inpres Sila 11 Rato Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima dan tamat pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan pendidikan
tingkat menengah pertama pada tahun 2008 di SMP Negeri 1 Bolo kecamatan
Bolo kabupaten Bima tamat pada tahun 2011, dan melanjutkan pendidikan di
tingkat atas pada tahun 2011 di SMA PGRI Kecamatan Bolo Kabupaten Bima dan
tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dan terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar pada
Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Program Strata Satu
(S1).
67