bab ii secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian....

27
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan 1. Tinjauan Media Internet a. Pengertian Media Internet Penggunaan media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan untuk membantu proses pembelajaran itu sendiri. Kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari mediaum. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010:4-5). Bovee (dalam Sanaky, 2009: 3), mengatakan bahwa media juga dapat dimaknai sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Dalam konteks pendidikan, media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar. Hal tersebut dipertegas oleh Azhar Arsyad (2005: 15), yang mengemukakan bahwa media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah yang berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Selain itu media

Upload: nguyenthuan

Post on 10-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan

1. Tinjauan Media Internet

a. Pengertian Media Internet

Penggunaan media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan untuk

membantu proses pembelajaran itu sendiri. Kata media berasal dari bahasa latin

yang adalah bentuk jamak dari mediaum. Medium dapat didefinisikan sebagai

perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.

Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada

media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan

kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010:4-5).

Bovee (dalam Sanaky, 2009: 3), mengatakan bahwa media juga dapat

dimaknai sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Dalam

konteks pendidikan, media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar. Hal tersebut dipertegas

oleh Azhar Arsyad (2005: 15), yang mengemukakan bahwa media merupakan alat

bantu dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk memperlancar dan

mempermudah kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar

yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah yang berfungsi

untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar, sehingga

dapatmembangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Selain itu media

11

secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk

mengembangkan kepribadian.

Internet merupakan singkatan dari inter-networking yang tersusun dari

jaringan komunikasi elektronik dan menghubungkan jaringan komputer lokal dan

regional serta fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui

telepon atau satelit. Internet ini merupakan sumber daya informasi yang

menjangkau seluruh dunia. Menurut Oetomo (2002:3), internet atau international

network adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari

jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia.

Interconnection Networking atau singkatannya lebih dikenal sebagai Internet

diartikan oleh Randall dan Latulipe, sebagai suatu jaringan global yang terdapat di

dalam jaringan komputer (Tjiptono dalam Nafisah, 2001:2).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa internet

adalah suatu jaringan yang bersifat global. Tidak pandang di mana dan siapa saja

bisa berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi dalam segala bidang.

Melalui internet orang bisa melakukan komunikasi dan saling berinteraksi dengan

siapapun, dengan cara lebih praktis dan cepat. Selain itu, segala informasi bisa

diakses dengan mudah, cepat dan praktis bagi siapapun yang membutuhkannya.

Supriyanto Aji (2005: 336) Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang

terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol

yang sama untuk berbagai informasi secara bersama. Menurut Isjoni dan Firdaus

(2008: 12) internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan

komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal (Satelit, Telepon, Kabel) dan

jangkauannya mencakup seluruh dunia. Dengan demikian dapat dikatakan pula

bahwa internet merupakan sebuah kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi

kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pendidikan. Aritnya, kecanggihan

teknologi berupa internet dapat dimanfaatkan secara positif dalam bidang

pendidikan, yaitu sebagai media pembelajaran.

Media pengajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa. Dengan

menggunakan media pembelajaran, siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil

12

belajar. Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i (1997) mengungkapkan beberapa alasan

mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, sebagai berikut:

1) Berkenaan dengan manfaat media dalam pembelajaran siswa antaralain: (a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapatmenimbulkan motivasi belajar, (b) Bahan ajar akan lebih jelasmaknanya sehingga lebih dapat dipahami dan memungkinkan siswamenguasai tujuan pembelajaran, (c) Metode belajar akan lebihbervariasi tidak hanya komunikasi verbal, (d) Siswa lebih banyakmelakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraianguru namun mampu mengamati dan memahami.

2) Berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusiamengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kongkret menujuberfikir abstrak, mulai bdari berfikir sederhana menuju berfikirkompleks (hlm. 97).

Berkaitan dengan internet sebagai media pembelajaran, Oetomo (2002:11-

12) mengatakan bahwa internet menawarkan berbagai manfaat dalam bidang

pendidikan, antara lain : 1) Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi;

bahkan sekarang telah dimungkinkan menggunakan peralatan berbasis multimedia

dengan biaya yang relatif murah, sehingga dimungkinkan untuk melangsungkan

pendidikan atau komunikasi jarak jauh, baik antara peserta didik dengan para

pendidik maupun antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan orang tua di

manapun mereka berada. 2) Adanya fasilitas untuk membentuk dan

melangsungkan diskusi kelompok (News Group) sehingga akan mendorong

peningkatan intensitas kajian Iptek. 3) Melalui Web pendidikan , proses belajar

dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan.

Semua materi belajar dapat diperoleh dengan mudah pada situs-situs pendidikan

yang tersedia. Dengan demikian biaya pendidikan dapat ditekan serendah

mungkin karena peserta didik tidak perlu menanggung uang gedung lagi.4)

Melalui e-Mail, konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antarpeserta didik dan

pendidik ataupun dengan rekan lainnya. Skalabilitas konsultasi bisa menjadi tidak

terbatas dengan pendidik atau rekan dalam satu lingkungan sekolah saja,

melainkan dapat digunakan untuk konsultasi dengan orang-orang yang dinilai

kompeten dalam bidangnya yang berada di luar lembaga pendidikan tersebut,

bahkan yang berada di luar negeri.

13

Syaad Pamanthara (2007:60) menjelaskan pendapat Oetomo (2002:51)

bahwa jaringan internet menjadi pelopor terjadinya revolusi teknologi yang

ditandai dengan:

(a) Hilangnya batas pemisah antara perangkat komputer dengan

peralatan komunikasi seperti telepon, radio, satelit, dan

gelombang mikro lainnya.

(b) Komunikasi data berupa teks, suara, gambar hampir tidak

ada bedanya lagi, dapat diproses dengan cepat dan mudah.

(c) Biaya komunikasi antar komputer yang tersambung secara

lokal, nasional, dan internasional tampak sama.

Menurut Tjiptono (dalam Nafisah, 2001:22) dipaparkan bahwa manfaat

internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang

dikemukakan sebagai berikut: 1) Konektivitas dan jangkauan global, internet

memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses

informasi dari data base dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal

langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia sekalipun,

tersedia di jaringan internet, 2) Akses internet 24 jam, membolehkan informasi

diakses setiap waktu tanpa batas. Perbedaan zone waktu tidak lagi menjadi

kendala untuk menelusuri data, 3) Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara

elektronik melalui mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu,

apalagi jika mencari informasi mengenai katalog, majalah, jurnal atau buku

melalui web site yang tersedia, 4) Kemudahan akses semakin banyak dengan

tumbuh berkembangnya warung-warung internet disetiap sudut perkotaan di

Indonesia dengan berbagai kemudahan dalam ruangan yang nyaman, 5) Biaya

relatif murah, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah

dibandingkan dengan membeli majalah/jurnal/buku asli. Pengguna cuma perlu

men-download atau mencetak fail/naskah tertentu sesuai kebutuhannya, dan 6)

Interaktivitas dan fleksibilitas, suatu topik dapat didiskusikan melalui sarana

Mailing List atau Chatting.

14

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa jaringan internet

merupakan pelopor terjadinya revolusi teknologi. Dengan jaringan internet

tidak ada lagi batasan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi dapat dilakukan

dengan cepat dan mudah hal ini dapat dilihat pada data berupa teks, suara, dan

gambar yang dapat diproses dengan cepat. Para komunikan dapat saling mengirim

data dalam waktu yang hampir bersamaan, tidak ada batasan ruang dan waktu.

Dengan jaringan internet biaya komunikasi yang tersambung secara lokal,

nasional, dan internasional hampir tidak ada bedanya, jadi komunikan dapat

berkomunikasi dengan komunikan lain yang berada di belahan dunia manapun

dengan biaya yang relatif murah dibandingkan berkomunikasi dengan

menggunakan alat komunikasi yang lain.

b. Manfaat Internet

Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang

mempunyai akses ke internet. Berikut ini sabagian dari apa yang tersedia di

internet :

1. Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan, rekreasi, hobbi,

pengembangan pribadi, rohani, sosial.

2. Informasi untuk kehidupan profesional atau pekerja : sains,

pendidikan, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita

bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum

komunikasi.

Banyaknya manfaat penggunaan internet bagi kehidupan seseorang,

pendapat serupa juga dijelaskan Miko Pardosi, (2000 :11):

Dengan internet akan dapat mencari jutaan informasi, mulai dariinformasi kota-kota dunia, pemerintahan, budaya, teknologi, pribadi,berita, majalah dan Koran dari seluruh dunia, software komputer,iklan-iklan perusahaan dari seluruh dunia. Selain itu internet juga biasdigunakan untuk mencari hiburan seperti film, game, mencari teman,mengirim berita, alat komunikasi dan lain-lain.

15

Menurut Tjiptono (dalam Nafisah, 2001:22), dikatakan bahwa manfaat

internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang

dikemukakan sebagai berikut: 1) Konektivitas dan jangkauan global, internet

memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses

informasi dari data base dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal

langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia

Internet dapat memberikan akses tidak terbatas untuk beragam informasi

dan pengetahuan. Berkaitan dengan hal tersebut, Maule (1998:347) berpendapat

bahwa, “Internet online environments enable new and interesting media designs

for the support of traditional learning.” Hal tersebut menekankan bahwa internet

di desain untuk mendukung pembelajaran tradisional. Internet memberi

keuntungan tidak hanya untuk peserta didik, tapi juga untuk guru yang mengajar

sebagaimana yang dikemukakan dalam World Computer Congres ke 19 yang

diadakan di Chile pada tanggal 21-24 Agustus tahun 2006, “…the use of internet-

based ICT promtes a set of benefits not only to students but also to teachers,

providing means to enrich student-centrad learning experiences (D. Kumar dan

Turner, 2006:406).

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

media internet merupakan saluran komunikasi yang terdapat pada jaringan luas

dari komputer (world wide network) sebagai sumber informasi data bentuk media

elektronik. Meski berbeda tempat kita tetap bisa berinteraksi secara langsung

maupun tidak langsung dan melakukan penjelajahan (exploring).

c. Pengertian Situs Web

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang

menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,

suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun

dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana

masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).

Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi

16

informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi

informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah

berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi

profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply,

dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh

pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun

pemilik.

Keberadaan website tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau

dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs

sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk

mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi

atau promosi.

Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

dengan pamlet-pamlet, selebaran, baliho, kartu nama dan lain sebagainya tapi cara

ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya

dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah

publikasi langsung di internet melalui search engine-search engine (mesin pencari,

spt : Yahoo, Google, MSN, Search Indonesia, dsb).

Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang

membayar. Publikasi yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa

masuk dan dikenali di search engine terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara

efektif publikasi adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan

akan tetapi situs cepat masuk ke search engine dan dikenal oleh pengunjung.

d. Pengertian HAM

Istilah hak asasi manusia merupakan terjemahan dari Droits de L’homme

(Perancis), Human Rights (Inggris), dan mensekelije rechten (Belanda). Di

Indonesia, hak asasi lebih dikenal dengan istilah hak-hak asasi atau juga dapat

disebut sebagai hak fundamental (Budyanto, 2000: 56). Istilah hak asasi lahir

secara monumental sejak terjadinya revolusi Perancis pada tahun 1789 dalam

17

“Declaration des Droits de L’hommeet du Citoyen” (hak-hak asasi manusia dan

warga negara Perancis), dengan semboyan Liberte (Kemerdekaan), Egalite

(Persamaan) dan Fraternite (Persaudaraan) (Ni’matul Huda, 2011: 75).

Istilah hak mempunyai banyak arti. Hak dapat dikatakan sebagai sesuatu

yang benar, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau dapat juga

diartikan sebagai kekuasaan untuk tidak berbuat sesuatu dan lain sebagainya.

Sedangkan asasi berarti bersifat dasar atau pokok atau dapat juga diartikan sebagai

fundamental. Sehingga hak asasi manusia adalah hak yang bersifat dasar atau hak

pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti hak untuk berbicara, hak hidup, hak

untuk mendapatkan perlindungan dan lain sebagainya.

Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada manusia secara

kodrati. Pengakuan terhadap hak asasi manusia lahir dari adanya keyakinan bahwa

semua manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dan memiliki harkan dan

martabat yang sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.

Selain itu, manusia diciptakan dengan disertai akal dan hati nurani, sehingga

manusia dalam memperlakukan manusia yang lainnya harus secara baik dan

beradab.

Menurut Prof. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak yang

bersifat asasi, artinya hak yang dimiliki oleh manusia secara kodrat dan tidak

dapat dipisahkan dari manusia itu sendiri sehingga sifatnya suci (Budiyanto, 2000:

55). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hak asasi manusia merupakan hak

dasar yang dimiliki oleh seseorang sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak

lahir. Bagi orang yang beragama dan meyakini bahwa manusia adalah anugerah

Tuhan Yang Maha Esa, maka hak asasi adalah hak yang melekat pada diri

manusia dan merupakan hak yang diberikan sebagai anugerah Tuhan. Karena

semua hak asasi manusia itu diberikan oleh Tuhan, maka tidak ada yang boleh

mencabut dan mengilangkan selain Tuhan. Sehingga hak asasi itu perlu

mendapatkan perlindungan dan jaminan oleh negara atau pemerintah, dan bagi

siapa saja yang melanggarnya maka harus mendapatkan sangsi yang tegas tanpa

kecuali. Ada beberapa hak yang tidak dapat dicabut seperti hak untuk memiliki

18

kebebasan dalam berbicara dan berpendapat, hak untuk mendapatkan kebebasan

dalam memilih agama sesuai dengan keyakinanya, hak mendapatkan kebebasan

untuk berserikat, hak untuk mendapatkan perlindungan yang sama dihadapan

hukum dan masih banyak lagi.

Hak atas hidup, hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan

merupakan contoh dari beberapa hak yang diakui secara universal di dunia. Tidak

seorang pun boleh diperbudak, diperdagangkan, disiksa, diperlakukan secara tidak

berperikemanusiaan atau merendahkan martabat manusia. Hak tersebut

merupakan contoh beberapa hak yang dimiliki oleh setiap individu tanpa

memandang perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, bahasa, asal

kebangsaan, status sosial, harta, atau latar belakang lainnya. Sehinnga hak asasi

manusia itu memerlukan adanya perlindungan dari hukum.

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 disebutkan

mengenai pengertian hak asasi manusia, bahwa: “Hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat padahakekat dan keberadaan manusia sebagai

mahluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah,

dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia”. Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut, maka tegas dikatakan

bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk menghormati hak asasi orang

lain.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia adalah insitusi yang dibentuk dengan

tujuan untuk mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM

sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan Piagam PBB, serta Deklarasi Universal

HAM (R.B. Sularto “Upaya Hukum sebagai Instrumen Pemberdayaan Budaya

Hukum dalam Perlindungan HAM di Indonesia”, dalam Muladi,2010 : 271)

Pembentukan institusi Komnas HAM ini melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993,

pada tanggal 7 Juni 1993. Komnas HAM merupakan instrumen kelembagaan

yang memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang bersifat

independen. Hal ini dikukuhkan melalui Undang-Undang Nomor 39 tentang Hak

19

Asasi Manusia. Dengan demikian, kedudukan dan independensi Komnas HAM

semakin kuat, tidak lagi terkesan sebagai alat pemerintah (Rozali Abdullah, 2004 :

29). Pada awalnya pembentukan Komnas HAM untuk mengantisipasi

perkembangan dan tuntutan global terutama setelah diselenggarakannya Deklarasi

dan Program Aksi di Bidang HAM (Vienna Declaration and Programme of

Action of the Word Conference on Human Rights) tahun 1993 di Wina Austria.

Komnas HAM memiliki tugas sebagaimana di atur dalam Pasal 5 yang

isinya dinyatakan sebagai berikut :

1) menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenaihak asasi manusia baik kepada masyarakat Indonesia maupunkepada masyarakat Internasional;

2) mengkaji berbagai instrumen PBB tentang hak asasi manusiadengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinanaksesi dan / atau ratifikasinya;

3) memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia sertapendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintahannegara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia; dan

4) mengadakan kerjasama regional dan internasional dalam rangkamemajukan dan melindungi hak asasi manusia.

Tujuan Komnas HAM:

1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hakasasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan PiagamPBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusiaguna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dankemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidangkehidupan.

Jadi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah

sebuah lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan

lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, penelitian,

penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan

hak asasi manusia. Setelah keluarnya Undang-undang Nomor 39 tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia, Komnas HAM mempunyai fungsi pengkajian dan

penelitian, penyuluhan, pemantauan, serta mediasi.

20

e. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan

pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok

orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau

kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau

mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh

undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan

memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme

hukum yang berlaku.

Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran

HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat

negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,

menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau

kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan,

atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan

benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku

Ada banyak kasus pelanggaran HAM, di antaranya adalah genosida dan

kejahatan kemanusiaan. Menurut Pasal 8 UU No. 26 Tentang pengadilan HAM,

genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,

kelompok etnis, kelompok agama dngan cara membunuh anggota kelompok,

mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota

kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan

kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-

tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok, memindahkan

secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

Adapun yang dimaksud dengan kejahatan kemanusiaan menurut Pasal UU

No. 26 Tentang Pengadilan HAM adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai

bagian dari rangsangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa

serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa:

21

pembunuhan, b) Pemusnahan, c) Perbudakan, d) Pengusiran atau pemindahan

penduduk secara paksa, e) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan

pisik lain secara langsung sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok

hukum internasional, f) Penyiksaan, g) Pemerkosaan, perbudakan seksual,

pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, h)

Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang di dasari

persamaan paham politik, ras, keban gsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin,

atau alasan lain yang telah dilakui secara universal sebagai hal yang dilarang

menurut hukum internasional, i) Penghilangan orang secara paksa, j)

Kejahatan apartheid.

Selain contoh kasus tersebut, pelanggaran hak asasi manusia juga masih

banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti: kekerasan dalam rumah

tangga; kekerasan terhadap perempuan; penganiayaan; main hakim sendiri; dan

pelecehan seksual.

f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Hak Asasi Manusia

1) Kompetensi Inti

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

2) Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka

pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara

22

2. Media Pembelajaran

Media merupakan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan. Melalui

penggunaan media, diharapkan pekerjaan yang dilakukan dapat dilakukan secara

lebih baik dan selesai dengan asil yang baik pula. Dalam konteks pendidikan,

media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Maka dari

itu media pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan pendidikan. Heinich, dkk (1982) dalam Arsyad (2002: 4)

mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan peralatan yang mengantar

informasi atau pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung

maksud pengajaran. Menurut Degeng (1989) dalam Wena Made (2009: 9) media

pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan

yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat ataupun bahan.

Berdasarkan pengertian media pembelajaran di atas, diperoleh pengertian

bahwa media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan

untuk menunjang atau mempermudah penyampaian mata pelajaran dalam proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.

Media pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar demi

tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan media juga akan membuat siswa

senang dan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh

guru. Oleh karena itu, pemilihan penggunaan media sangat diperlukan karena

dapat membangkitkan keinginan dan minat serta membangkitkan motivasi siswa

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Rahadi (2003: 18-19) berpendapat bahwa media pembelajaran memiliki

beberapa nilai praktis diantaranya:

a. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa

b. Media pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar yang baru

dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan siswa dalam

belajar

c. Media pembelajaran dapat mempengaruhi abstraksi

23

d. Media pembelajaran dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan,

dan memperjelas pengertian konsep dan fakta

e. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia

f. Media dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu

g. Media dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa

langka dan berbahaya ke dalam kelas.

Menurut pandangan konstruktivisme, media digunakan sebagai sesuatu yang

memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2007: 2) bahwa manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap

jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi

kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas

hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan kata lain, melalui media pembelajaran,

proses siswa akan terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

24

3. Tinjauan Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 895) dikemukakan bahwa

Prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan

dikerjakan. Prestasi belajar merupakan bukti keberprestasian dari seseorang

setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Hasil belajar

merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang

dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang

konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan

konsep (Anni, 2004: 4).

Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun

keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang

diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata,

2007: 102).

.Tu’u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh guru. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil pencapaian peserta didik

dalam mengerjakan tugas atau kegiatan pembelajaran, melalui penguasaan

pengetahuan atau Keterampilan mata pelajaran disekolah yang biasanya

ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru.29 Untuk

lebih kongkritnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) prestasi belajar adalah

hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan

tugas pembelajaran di sekolah, 2) prestasi belajar adalah pencapaian nilai mata

pelajaran berdasarkan kemampuan peserta didik dalam aspek pengetahuan,

25

ingatan, aplikasi, sintesis dan evaluasi, 3) prestasi belajar adalah nilai yang dicapai

oleh peserta didik melaui ulangan atau ujian yang diberikan oleh guru (Tu’u,

2004:75).

Muhibbin menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil evaluasi

belajar yang dilakukan guru untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa

yang mencerminkan dimensi cipta, rasa dan karsa. Sehingga aspek prestasi belajar

merupakan perpaduan dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotoris

dari siswa (Muhibun Syah, 2002: 213-214).

Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia

telah mencapai sasaran, inilah yang disebut prestasi belajar. Seperti yang

dikatakan Winkel, bahwa proses belajar yang dialami siswa menghasilkan

perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, nilai, sikap dan

Keterampilan (Winkel, 2000: 168).

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar

berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori

belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan

hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks

inheren pembelajaran.

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori

belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori

belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek

objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk

menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar

sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide

baru atau konsep.

1. Teori belajar BehaviorismeTeori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne danBerliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil daripengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajaryang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktikpendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

26

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagaihasil belajar.

2. Teori Belajar KognitivismeTeori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagaiprotes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya.Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didikmemproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuanyang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankanpada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teorikognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.

3. Teori Belajar KonstruktivismeKontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikandapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tatasusunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakanlandasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwapengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnyadiperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yangsiap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksipengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Teori belajar yang digunakan dalam penggunaan media pembelajaran

internet ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme. Siswa dapat berfikir

untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan

lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru,

mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi.

Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih

lama semua konsep.

b. Komponen Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah

27

bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut

terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak

pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru

dan siswa.

Menurut Woordworth (dalam Ismihyani, 2000:50), “hasil belajar adalah

merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar”.

Woordworth juga mengatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan aktual

yang diukur secara langsung”. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan

mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.

Dalam penjelasan beberapa ahli, dapat diambil simpulan bahwa belajar

pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman

dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah

laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi

segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi

pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan

tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Nana Sudjana, 2005: 22)

hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain

kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1) Ranah KognitifBerkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitupengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2) Ranah AfektifBerkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjangkemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasidan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah PsikomotorMeliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasineuromuscular (menghubungkan, mengamati).

28

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga

harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang, dan akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam

membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.

c. Penilaian Hasil Belajar

Menurut Ahmad Rohani (2004: 179) penilaian hasil belajar memiliki

tujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi

pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan yaitu:

1) Sasaran penilaian. Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang.

2) Alat penilaian. Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif

meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang

obyektif. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara

berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan

peserta didik yang sebenarnya di samping sebagai alat untuk

meningkatkan motivasi belajarnya.

3) Prosedur pelaksanaan tes. Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam

bentuk formatif dan sumatif. Sehingga hasilnya dapat digunakan untuk

melihat program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik sampai di

29

mana kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi yang telah

diberikan dalam kurun waktu tersebut.

Subari (1994: 173) mengungkapkan bahwa tujuan mengadakan evaluasi

hasil belajar murid adalah:

1) Untuk mengetahui sampai potensi murid. Apakah mereka mengalami

kemajuan ataukah mengalami kemunduran belajar. 2) Untuk mengetahui

apa yang telah dicapai oleh murid untuk berbagai mata pelajaran. 3) Untuk

mengadakan seleksi, yaitu seleksi terhadap calon-calon siswa untuk suatu

sekolah dan seleksi terhadap murid yang dapat lulus ujian atau tidak. 4)

Untuk mengetahui letak kelemahan atau kesulitan yang dialami

muridmurid. 5) Untuk memberikan bantuan dalam pengelompokan murid

untuk tujuantujuan tertentu. 6) Sebagai pendorong atau motivasi belajar. 7)

Memberikan bantuan untuk memilih jurusan sekolah atau memilih

pekerjaan. 8) Memberikan data kepada orang tua atau masyarakat ataupun

pihak-pihak lain yang memerlukan keterangan tentang seorang murid. 9)

Memberikan data-data untuk keperluan penelitian.

Menurut Nana Sudjana (2008: 56) penilaian terhadap proses belajar dan

mengajar sering diabaikan setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian

dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa

melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang

berciri sebagai berikut:

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsik pada diri siwa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk

belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan

mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan siswa akan berjuang lebih

keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan

mendorong untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa

yang telah dicapainya.

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, siswa tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa siswa punya potensi yang tidak

30

kalah dari orang lain apabila siswa berusaha sebagaimana harusnya. Siswa

juga yakin tidak ada sesuatu yang tak dapat dicapai apabila siswa berusaha

sesuai dengan kesanggupannya.

3) Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan

lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari

aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan

mengembangkan kreativitasnya.

4) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni

mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan, ranah afektif atau

sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotoris, keterampilan, atau perilaku.

Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah

afektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya,

baik efek instruksional maupun efek nurturant atau efek samping yang

tidak direncanakan dalam pengajaran.

5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan

mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Menurut Nana Sudjana

(2008: 3) penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.

Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan

adanya ukuran atau kriteria. Ciri-ciri penilaian adalah adanya objek atau

program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk

membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria.

Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif. Perbandingan

bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek

yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan bersifat

relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang

dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dengan

demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada

objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut

berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi

31

dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatau

perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam kegiatan penilaian selalu ada

objek/program, ada kriteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilainya

adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam

penilaian hasi belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan

kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur

penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya

memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan

guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh

mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau

perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar

saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses (Nana

Sudjana, 2008: 3).

Dalam Pendidikan Kewarganegaraan terdapat tiga komponen penting,

yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills

(keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak-watak

kewarganegaraan).

1. Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan)Berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahuioleh warganegara. Aspek ini menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik,hukum dan moral.

2. Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan)merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuankewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yangbermakna karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Civic Disposition (watak-watak kewarganegaraan)Merupakan karakter kewarganegaraan yang dikembangkan daripengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan. Karakter

32

kewarganegaraan diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikandemokrasi konstitusional. menyangkut pada ciri-ciri watak pribadi danwatak kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan perbaikandemokrasi konstitusional.

Dalam hubungannya terhadap penelitian ini yang berkaitan antara ketiga

komponen diatas adalah Civic Knowledge karena mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih

terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang

hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan

proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional,

pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak

memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

Dengan demikian siswa diharapkan mampu aktif untuk belajar

menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang

diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri dalam sebuah media

pembelajaran internet.

4. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan untuk penelitian ini yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zahro Melani dengan judul Pengaruh

Media Internet Sebagai Sumber Pembelajaran Pkn Terhadap Prestasi

belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri 8 Surakarta. Hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan

media internet sebagai sumber pembelajaran PKn dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Surakarta. Hal

tersebut dibuktikan dengan besarnya 1xy lebih besar dari 1tabel atau

0.382>0.238 dari analisis data, diperoleh t sebesar 3.3560. Sedangkan

signifikansi atau keberartian hubungan variable tersebut dibuktikan

dengan harga thitung lebih besar dari t table atau n3.3560>1.67. mengenai

naik turunnya atau besar kecilnya prestasi belajar siswa dapat

diprediksi melalui persamaan Y=122.8796+0.2281X. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut lebih pada pengaruh

33

penggunaan media internet secara umum, artinya tidak menunjuk

secara khusus misalnya web dan sebagainya. Media internet apa yang

digunakan kurang begitu jelas, seharusnya ada kriteria nya yang sesuai

dengan keterkaitan materi ataupun KD nya.

2. Muhammad Mujib, 2013. Pengaruh Penggunaan Internet terhadap

Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta.

Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

internet di kalangan siswa SMA di Yogyakarta cenderung ke arah

positif. Artinya mayoritas responden menggunakan internet untuk hal-

hal positif dalam hal ini sebagai media belajar. Siswa yang

menggunakan internet sebagai media belajar memiliki pengaruh

signifikan terhadap hasil belajar. Besar pengaruh penggunaan internet

sebagai media belajar terhadap hasil belajar dadalah sebanyak 30%

apabila ada kenaikan intensitas penggunaan internet sebagai media

belajar sebesar 1%. Angka signifikansi koefisien regresi variabel

penggunaan internet sebagai media belajar sebesar 0.00 yang ternyata

lebih kecil dari 0.05 yang berarti bahwa pada angka kepercayaan 95%

ada pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan internet sebagai

media belajar terhadap hasil belajar yang dicapai. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah, pada penelitian tersebut meneliti secara

keseluruhan di satu sekolah, dan menitikberatkan kepada tanggapan

atau penggunaan internet oleh siswa itu digunakan kearah positif atau

negatif.

3. Ahmad Sultoni, 2012. “Pengaruh Pemanfaatan Internet Sebagai

Sumber Belajar Sejarah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Ips SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

2011/2012”. Skripsi. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Semarang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

yaitu pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam kategori

cukup baik sedangkan motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi.

34

Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai Fhitung = 19,607 dengan

signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada pengaruh

pemanfaatan internet sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar

siswa kelas XI IPS SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun

pelajaran 2011/2012. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada

pengaruh pemanfaatan media internet sebagai sumber belajar terhadap

motivasi belajar, jadi bukan hasil belajar.

4. Anggoro Dwi Listyanto dan Sudji Munadi, 2013, dalam jurnal

Pendidikan Voaksi yang berjudul, Pengaruh Pemanfaatan Internet,

Lingkungan Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

SMK. Focus penelitian ini adalah pengaruh internet, lingkungan , dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa SMK Negeri se-

Gunungkidul. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemanfaatan internet, lingkungan dan motivasi belajar secara bersama-

sama mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa mata

pelajaran dasar kompetensi kejuruan kompetensi keahlian teknik audio

video SMK Negeri se-Kabupaten Gunungkidul. Koefisien korelasi

antara pemanfaatan internet terhadap prestasi belajar sebesar 0,605

yang artinya terdapat hubungan antara pemanfaatan internet terhadap

prestasi belajar siswa. Perbedaannya dengan penilitian ini pengaruh

hasil belajarnya selain dari pemanfaatan internet juga lingkungan dan

motivasi belajar juga dikaji.

5. Ela Goyal, Seema Purohit, Manju Bhaga, 2011, International Journal

of Education and Development using Information and Communication

Technology (IJEDICT) dalam jurnal yang berjudul Study of

satisfaction and usability of the Internet on student’s Performance.

Fokus penelitian tersebut adalah factor-faktor yang mempengaruhi

prestasi akademik siswa serta sikap mereka dalam pendidikan berbasis

web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berbasis web

berpengaruh positif pada peningkatan prestasi akademik. Pendidikan

berbasis web memiliki efek positif terutama pada motivasi untuk

35

belajar dan tertarik pada pelajaran. Perbedaanya yang diteliti lebih ke

faktor-faktor yang memperngaruhi hasil belajar. Media internet

berbasis web tidak hanya satu-satunya yang mempengaruhi faktor

prestasi akademik, tapi juga mengkaji faktor lain.

B. Kerangka Berpikir

Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan

untuk menunjang tujuan pendidikan itu sendiri. Media pembelajaran dapat

membantu memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar dan

sekaligus dapat memudahkan peserta didik untuk menerima dan

memahami maateri yang diberikan oleh guru atau pengajar. Salah satu

media yang digunakan dalam poses belajar emngajar adalah internet.

Internet merupakan produk kemajuan teknologi yang dapat

dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Salah satu manfaat internet di

bidang pendidikan adalah dengan menjadikan internet sebagai media

pembelajaran. Melalui internet, siswa dapat mengakses berbagai macam

informasi dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan tujuan

pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Idris (2012: 1-2),

bahwa internet berisi beragam informasi yang tak terkira banyaknya yang

dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran PPKn, internet

dimanfaatkan untuk mengakses situs atau web hak asasi manusia (HAM).

Pengetahuan mengenai hak asasi manusia merupakan bagian dari

pembelajaran PPKn yang penting diketahui oleh siswa, mengingat hal itu

mengandung nilai-nilai kemanusiaan atau moral. Penggunaan media

internet dalam pembelajaran PPKn dapat membantu siswa dalam

menyerap dan memudahkan siswa dalam memahami materi ajar sehingga

internet yang digunakan dalam pembelajaran memiliki pengaruh positif

bagi siswa.

Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir dari penelitian ini

dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut ini

36

Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesis dari penelitian

ini yaitu, “ Ada Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan

Media Internet Melalui Pemanfaatan Situs Web Komnas Ham Dengan

yang tidak Menggunakan (Studi Pada Siswa Kelas X di SMA N 1 Teras,

Boyolali : Kompetensi Dasar Menganalisis Kasus-Kasus Pelanggaran

HAM Dalam Rangka Pelindungan dan Pemajuan HAM Sesuai Dengan

Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan

Bernegara)”.

Kompetensi Dasar Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAMdalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara.

Kelompok siswatidak diberikan

treatment MediaPembelajaran

Internet melaluipemanfaatan situsweb komnas ham

Kelompok siswadiberi treatment

Media PembelajaranInternet melalui

pemanfaatan situsweb komnas ham

HasilBelajarSiswa

HasilBelajarSiswa