monev partisipatif. cerita perubahan yang mendasar. sebuah panduan untuk fasilitator

44
Cerita Perubahan Yang Mendasar Most Significant Change Stories (MSC) ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4 Sebuah Panduan Untuk Fasilitator

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Perangkat alat Monitoring dan Evaluasi (MONEV) ini dibuat berdasarkan pengalaman yangdiperoleh dari perkembangan dan implementasi program Australian Community Development and Civil Society Support Scheme (ACCESS), sebuah bagian dari Program Kerjasama Pembangunan Australia-Indonesia. materi ini diterbitkan oleh Ditjen PMD Kemendagri dan AUSAID, Tahun 2007

TRANSCRIPT

Page 1: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

Cerita Perubahan Yang

MendasarMost Significant Change Stories (MSC)

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Sebuah PanduanUntukFasilitator

Page 2: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

AusAID IndonesiaKedutaan Besar Australia Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 15-16Jakarta 12940Tel: +62 21 2550-5556Fax: +62 21 2550-5582Web: www.indo.ausaid.gov.au

Departemen Dalam Negeri Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan DesaJl. Raya Pasar Minggu Km 19Jakarta Selatan 12072Tel: +62 21 7901825Fax: +62 21 7901825Web: www.depdagri.go.id

Page 3: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

Most Significant Change Stories(MSC)

Sebuah Panduan Untuk Fasilitator

Cerita Perubahan Yang

Mendasar

Page 4: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Kata PengantarPerangkat alat Monitoring dan Evaluasi (MONEV) ini dibuat berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari perkembangan dan implementasi program Australian Community Development and Civil Society Support Scheme (ACCESS), sebuah bagian dari Program Kerjasama Pembangunan Australia-Indonesia.

ACCESS bertujuan membantu pengentasan kemiskinan dengan mengembangkan dan menerapkan pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan kapasitas OMS (termasuk LSM, KSM, dsb) dan memberdayakan masyarakat di delapan kabupaten di Kawasan Timur Indonesia.

Di masa lalu MONEV lebih dianggap sebagai sebuah persyaratan dari lembaga donor bagi mitra lokal dalam pelaksanaan program, daripada sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dari pengalaman. Banyak mitra OMS lokal, masyarakat dan pemerintah yang terlibat dalam upaya-upaya pengembangan masyarakat, hanya memiliki sedikit, bahkan tidak sama sekali, pengalaman dalam MONEV partisipatif, terutama yang berpihak pada perempuan dan orang miskin.

Dalam pengembangan kerangka MONEV ACCESS, menjadi jelas bahwa pendekatan-pendekatan MONEV tradisional tidak sesuai dan tidak efektif untuk program yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat. Meskipun relatif mudah untuk memantau indikator, seperti perubahan pada pendapatan atau akses terhadap air bersih, tidak demikian halnya dengan mengukur dampak dari program yang juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan memberdayakan masyarakat.

Untuk itu Tim ACCESS bersama dengan mitra-mitranya memutuskan untuk mengembangkan dan menggunakan alat-alat MONEV yang memperkuat prinsip-prinsip dasar pemberda-yaan, kesetaraan gender, transparansi dan kepercayaan antara mitra pembangunan lokal. ACCESS ingin mempromosikan pendekatan MONEV praktis yang berpihak pada perempuan dan orang miskin.

Pada saat menggunakan alat-alat ini, ditekankan bagi mereka yang terlibat untuk melihat proses dan pengalaman yang diperoleh sebagai sebuah kesempatan untuk membangun kolaborasi, bersama-sama mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada.

Seri MONEV Partisipatif terdiri dari 5 buah buku, yaitu:

1) Alat Pemantauan Partisipasi Masyarakat (Community Development Snapshot Tool- CDST) – untuk mendukung pemantauan program-program berbasis masyarakat desa, terutama yang berhubungan dengan pemberdayaan, kesetaraan gender dan keterlibatan orang miskin.

2) Perangkat Pemantauan Partisipatif Pengembangan Kapasitas - (Organisational Development Snapshot Tool - ODST) – pemantauan partisipatif terhadap program dukungan peningkatan kapasitas organisasi mitra.

3) Evaluasi Dampak Berbasis Masyarakat – memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menilai dan mendiskusikan perubahan-perubahan yang muncul sebagai hasil dari sebuah program dari berbagai aspek, termasuk perubahan pendapatan, kapasitas, hubungan sosial, dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perubahan.

Page 5: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

4) Cerita Perubahan Yang Mendasar – membantu menangkap kisah-kisah nyata tentang perubahan-perubahan yang dialami oleh mereka yang terlibat di dalam program, dari perspektif orang yang bersangkutan.

5) ACCESS dan Pembelajaran Terus-Menerus - sebuah pengantar teoritis dan gambaran praktis implementasi pembelajaran di ACCESS.

Setiap buku dirancang sebagai sebuah ‘manual’ yang berdiri sendiri. Diharapkan masing-masing manual ini dapat berguna bagi OMS, pemerintah dan masyarakat untuk melakukan MONEV partisipatif, dan untuk belajar dari hasil untuk meningkatkan program bersama di masa depan. Panduan-panduan ini beserta formatnya juga dapat diperoleh melalui situs www.access-indo.or.id atau www.idss.com.au.

Banyak pihak yang terlibat dalam pembuatan buku-buku ini. Umpan balik dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sangat bermanfaat dalam pengembangan pendekatan-pendekatan ini. Ucapan terima kasih kami tujukan terutama bagi 50 mitra utama ACCESS dan masyarakat di 85 desa di 8 kabupaten, di mana alat-alat ini telah diujicoba dan digunakan, terutama para perempuan dan orang miskin yang telah berpartisipasi dan memberikan masukan-masukan bagi alat MONEV ini. Kami ucapkan terima kasih juga bagi seluruh Tim ACCESS yang telah menunjukkan kapasitas, fleksibilitas, inisiatif dan kesediaannya untuk terus menerus mencoba pendekatan-pendekatan yang baru.

Kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan pada alat-alat MONEV ini dan masih banyak ruang untuk perbaikan. Kami di ACCESS akan terus belajar, berkembang dan meningkatkan pendekatan ini berdasarkan pengalaman dan umpan balik dari masyarakat dan pelaku pembangunan yang lain (kemungkinan besar perangkat ini sudah berubah pada saat publikasi!). Kami juga berharap pihak lain dapat belajar dari pengalaman kami dan berbagi pengalamannya dengan pihak-pihak lain.

Masukan maupun umpan balik terhadap manual ini, baik mengenai pendekatan, layout maupun isinya akan sangat kami hargai.

Julie Klugman Team Leader ACCESS

Denpasar, April 2007

Page 6: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

���

DAFTAR ISI

Kata Pengantar - iDaftar Isi - iiiDaftar Singkatan - iv

BAB 1: Pendahuluan — 1

1.1 Monitoring & Evaluasi - 1

1.2 Most Significant Change (MSC) - Perubahan

yang Mendasar - 1

1.3 Cerita Perubahan di Komunitas - 3

1.4 Cerita Perubahan di Lembaga - 3

BAB 2: Perubahan yang Mendasar — 4

2.1 Perubahan Positif dan Negatif - 4

2.2 Persepsi Perubahan - 6

BAB 3: Teknik Cerita Perubahan — 7

Bab 4: Teknik Mengumpulkan Cerita — 13

4.1 Pengumpulan Cerita Melalui Wawancara - 13

4.2 Pengumpulan Cerita Secara Formal: FGD - 16

Bab 5: Menulis Cerita — 17

5.1 Teknik dan Metodologi untuk Menghasilkan

Cerita Perubahan - 17

5.2 Gaya Penulisan - 19

Bab 6: Contoh Cerita Perubahan

yang Mendasar —23

Lampiran : Survey Partisipatif Melalui FGD - 31

Page 7: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

�v

Daftar SingkatanACCESS

Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme

AusAID Australian Agency for International Development

CB Capacity Building (Pengembangan Kapasitas)

CDSTCommunity Development Snapshot Tool(Alat Pemantauan Partisipasi Masyarakat)

CLAPPCommunity-Led Assessment and Planning Process(Proses Penjajakan dan Perencanaan yang Dipimpin oleh Masyarakat)

FGD Focus Group Discussion (Kelompok Diskusi Terfokus)

GPI Gender and Poverty Inclusive (Berfokus pada Gender dan Kemiskinan)

IDSS International Development Support Services

JMS Jaringan Masyarakat Sipil

KSM Kelompok Swadaya Masyarakat

KSP Kelompok Simpan Pinjam

LESTARI Lembaga Swadaya Cipta Mandiri

LIPKEM Lembaga Informasi Pengembangan Kesehatan & Ekonomi Masyarakat

LKM Lembaga Keuangan Masyarakat

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MONEV Monitoring dan Evaluasi

MSC Most Significant Change (Perubahan yang Mendasar)

NTAADPNusa Tenggara Agricultural Area Development Project(Proyek Pengembangan Lahan Pertanian Nusa Tenggara)

ODSTOrganisational Development Snapshot Tool(Perangkat Pemantauan Partisipastif Pengembangan Kapasitas)

OMS Organisasi Masyarakat Sipil

P3KM Program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin

PEKA Penilaian Kapasitas (oleh KSM)

PLC Provincial Learning Center (Pusat Belajar Propinsi)

PPK Program Pengembangan Kecamatan

SD Sekolah Dasar

SMA Sekolah Menengah Atas

SMP Sekolah Menengah Pertama

YAJALINDO Yayasan Jalarambang Indonesia

YASALTI Yayasan Wali Ati

YLAI Yayasan Lestari Alam Indonesia

YLDM Yayasan Lembaga Dinamika Masyarakat

Page 8: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

v

Page 9: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

1.1. Monitoring dan EvaluasiACCESS dengan pendekatan CLAPP (Community Led Assessment Planning and Process), mendorong proses pengembang-an dan pemberdayaan masyarakat marjinal secara partisipatif. Di dalam proses ini, baik LSM maupun instansi lain hanya berperan sebagai fasilitator, sedangkan masyarakat menentukan pilihan program serta bagaimana program-program ini dikelola.

Pendekatan partisipatif ini juga diterapkan pada kegiatan monitoring dan evaluasi. Deng-an terlibatnya masyarakat di dalam proses MONEV, maka proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang partisipatif menjadi lengkap.

Monitoring dan evaluasi merupakan dua ba-gian dari siklus proyek. MONITORING adalah pengumpulan, pen-catatan, pelaporan dan analisis yang terjadi selama silklus proyek untuk melihat apakah program berjalan sesuai dengan yang diren-canakan dan apakah sumberdaya digunakan secara efisien. Informasi yang diperoleh dalam proses monitoring dapat membantu kita dalam mengelola proyek

EVALUASI ditujukan untuk melihat hasil ke-giatan dan apakah program berhasil menca-pai tujuan yang diharapkan serta menghasilkan dampak yang diinginkan. Evaluasi juga di-gunakan untuk melihat apakah pendekatan yang digunakan tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian evalu-asi membantu kita menilai hasil keseluruhan proyek.

Hasil monitoring dan evaluasi (MONEV) bisa digunakan untuk:a. Memantau perkembangan, yaitu melihat

kemajuan dan apakah proyek dijalankan sesuai rencana.

b. Mengukur perubahan yang terjadi akibat proyek.

c. Memperbaiki rencana dan meningkatkan kualitas implementasi kegiatan.

Jelas bahwa MONEV bukan hanya alat untuk menentukan “sebaik apa hasil kerja” yang telah kita lakukan untuk kemudian dilapor-kan keberhasilannya kepada penyandang dana (lembaga donor), tetapi bagaimana kita bisa melakukannya dengan lebih baik lagi. Sebagai agen pembangunan kita bertang-gungjawab dalam berkontribusi pada upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dampingan. Akan tetapi pada kenyataannya kita seringkali lupa bertanya kepada mereka apa yang mereka rasakan dan apa tanggap-an mereka terhadap program yang telah atau sedang berjalan.

Selama ini MONEV masih sering dipandang sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh pihak luar terhadap kinerja lembaga atau ke-lompok sasaran. Ini berbeda dengan MONEV partisipatif. MONEV partisipatif dikendalikan oleh masyarakat di dalam program itu sendiri dan merupakan sebuah proses refleksi yang dapat membantu pengembangan dan pem-berdayaan masyarakat.

1.2 MostSignificantChange (MSC) – Perubahan yang MendasarSistem monitoring dan evaluasi berdasar-kan Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar (Most Significant Change Story Technique - MSC1) adalah sebuah bentuk monitoring dan evaluasi partisipatif yang dikembangkan oleh Dr Rick Davies di Bangladesh lebih dari 10 tahun yang lalu. Pendekatan ini sekarang digunakan di seluruh dunia dalam bidang pengembangan masyarakat dan lembaga, akan tetapi teknik ini masih jarang digunakan di Indonesia.�. Informas� mengena� MSC juga dapat d�peroleh d� s�tus http://www.mande.co.uk/docs/MSCGu�de.pdf

BAB 1: Pendahuluan

Page 10: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Cerita Perubahan yang Mendasar (MSC) adalah suatu alat sederhana yang memung-kinkan kita melakukan MONEV secara rutin atas dampak program dengan meminta ma-syarakat dampingan menceritakan perubahan-perubahan penting dalam hidup mereka atau di desa mereka. Cerita MSC yang dikum-pulkan merupakan info kualitatif perubahan menurut sudut pandang masyarakat.

Teknik MSC bisa dipakai untuk monitoring karena muncul di sepanjang siklus proyek dan memberikan informasi yang dapat memban-tu pengelolaan proyek. Teknik MSC ini juga berkontribusi pada evaluasi program karena dapat memberikan informasi mengenai dam-pak dan hasil yang diperoleh dari program yang dapat digunakan untuk membantu pe-nilaian kinerja program secara keseluruhan.

MSC cocok untuk program-program yang: kompleks dan multi-sektor;cakupannya besar dengan banyak lapisan organisasi;

••

berfokus pada perubahan sosial;pada dasarnya partisipatif;dirancang untuk mendorong adanya hu-bungan yang dekat antara staf lapangan dengan peserta/masyarakat.

Dampak dari Cerita PerubahanProses Cerita Perubahan memberi ruang bagi para pihak untuk melihat dan mema-hami perubahan yang terjadi.Pihak pelaksana program terbantu meng-amati dampak.Tersedianya dialog untuk membantu me-mahami nilai masing-masing.Memfasilitasi dialog yang dinamis yaitu, “Apa yang benar-benar ingin Anda capai dan bagaimana kita dapat mencapai lebih daripada itu?”.

Masyarakat, kelompok dampingan dan pendamping terlibat bersama dalam meng-analisa informasi, baik secara kwalitatif mau-pun kuantitatif.

•••

MSC merupakan sebuah perangkat yang tepat ketika kita ingin mengetahui dampak dari intervensi yang dilakukan pada kehidupan orang yang ber-peran dan memasukkan ungkapan-ungkapan mereka. Selain itu, MSC dapat membantu fasilitator untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangkap dan menganalisa dampak dari hasil kerja yang telah mereka lakukan. Dengan demikian MSC bukan hanya fokus pada akuntabilitas tetapi juga pada pembelajaran.

Page 11: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

tersebut staf bisa menjelaskan mengapa perubahan tersebut penting bagi mereka atau lembaganya dan bagaimana pembela-jaran mempengaruhi mereka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perkerjaan.

Seringkali LSM-LSM bekerja di tingkat lapang-an sebagai lembaga yang mengimplementasi-kan proyek yang didanai oleh lembaga-lembaga internasional. Pada umumnya proyek-proyek ini juga menyediakan dukungan kepada LSM tersebut dalam bentuk pengembangan kapa-sitas staf dan penguatan organisasi. Teknik Cerita Perubahan dapat digunakan untuk me-monitor dan mengevaluasi dampak dari upa-ya penguatan kapasitas dan pengembangan lembaga secara keseluruhan.

Lembaga hendaknya secara rutin meminta stafnya untuk menulis cerita tentang apa yang mereka anggap sebagai perubahan yang pa-ling penting yang mereka alami dan menjelas-kan mengapa perubahan-perubahan tersebut dianggap penting.

Pendekatan ini akan memberikan informasi kualitatif tentang perkembangan organisasi dan kapasitas staf. Analisa terhadap cerita-cerita tersebut dapat membantu pengelola lembaga untuk mengidentifikasi apa yang masih dibutuhkan untuk terus melakukan peningkatan kapasitas.

1.3 Cerita Perubahan di KomunitasFasilitator berada pada posisi yang tepat untuk mengumpulkan cerita-cerita tentang perubahan yang dialami masyarakat. Lewat cerita perubahan ini kita bisa melihat dan menganalisa perubahan-perubahan yang di-anggap paling penting oleh masyarakat.

Bagaimana caranya? Anggota masyarakat diminta untuk menceritakan apa yang me-reka anggap mendasar atau penting sebagai dampak dari program yang ada. Mereka juga diminta untuk menerangkan mengapa hal tersebut dirasa penting bagi mereka.

Cerita tersebut dapat berupa cerita per-seorangan atau cerita bersama. Cerita perseorangan menjelaskan satu atau beberapa perubahan yang dialami oleh seseorang. Cerita bersama/ komunal menjelaskan satu atau beberapa perubahan yang dialami di sebuah kelompok, dusun atau desa.

Cerita perubahan juga bisa dikumpulkan dari berbagai tingkatan: dari kelompok sasaran program langsung; dari kelompok sasaran program tidak langsung; dari orang lainnya yang berkepentingan seperti tokoh desa, pemerintah kecamatan, dll; dari fasilitator LSM maupun dari pengelola program atau pihak donor.

Dalam mengumpulkan cerita dari berbagai pihak, para fasilitator memiliki peluang untuk memastikan bahwa suara kaum perempuan secara khusus dan orang miskin pada umum-nya didengar.

1.4 Cerita Perubahan di LembagaLembaga juga dapat menghimpun bukti perubahan sebagai bagian dari kegiatan MONEV lembaga dengan menggunakan teknik Cerita Perubahan yang Mendasar. Staf bisa secara rutin diminta untuk menulis cerita yang dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan penting yang telah mereka alami selama melakukan fasilitasi. Di dalam cerita

Page 12: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

BAB 2: Perubahan yang Mendasar

Melalui program-program yang kita lakukan, kita mencoba untuk mendorong terjadinya perubahan-perubahan di tengah masyarakat atau di lembaga dengan tujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat, mencapai kese-taraan gender, dan kelompok yang paling rentan di dalam komunitas (orang miskin, perem-puan dan anak-anak), dan memperoleh ke-hidupan yang lebih layak dari segi ekonomis, sosial dan politik.

Perubahan yang paling penting dan berkelan-jutan adalah perubahan yang berasal dari dalam diri sendiri. Melalui proses partisipatif, masyarakat dapat mengidentifikasi apa yang perlu berubah dan bekerja sama untuk men-capainya.

Sistem MONEV tradisional menggunakan indikator-indikator yang telah terlebih dahu-lu diidentifikasikan oleh pengelola program. Dengan demikian masyarakat dampingan atau penerima manfaat program tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang indikator-indikator dampak program yang penting menurut mereka. Contoh, kita merencanakan dan membuat sebuah loka-karya mengenai teknik beternak baru, lalu kita melaporkan bahwa sebagai hasil dari loka-karya ini para peserta mendapatkan ketrampil-an baru. Tapi tahukah kita bahwa ketrampilan-ketrampilan baru ini telah dapat membantu perubahan pada kehidupan para pesertanya? Apakah kita tahu apa dampak yang paling penting yang diperoleh peserta dari lokakarya tersebut?

Berbeda dengan sistem MONEV tradisional, teknik Cerita Perubahan meminta penerima manfaat program mengidentifkasi sendiri perubahan penting yang terjadi pada diri-nya sebagai hasil dari program yang mereka ikuti. Kita perlu mengingat bahwa perubahan yang dirasakan sangat subyektif. Untuk satu keluarga teknik beternak yang baru berarti

peningkatan produktifitas yang mana pada akhirnya mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka. Perubahan penting yang terjadi bukanlah tentang teknik beternak yang baru, tetapi kenyataan bahwa teknik baru terse-but telah membuat anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan. Untuk keluarga lain bisa saja teknik beternak baru tersebut tidak membawa perubahan apa-apa.

Perubahan penting yang diidentifikasi oleh penerima manfaat program dan dikumpulkan melalui cerita-cerita disebut MONEV kualitatif. Dengan menggunakan teknik Cerita Perubah-an kita dapat menganalisa perubahan-perubahan kecil yang terjadi di masyarakat. Meskipun perubahan-perubahan ini terlihat kecil dibandingkan dengan keseluruhan pro-gram, bisa saja diidentifikasi oleh para pe-nerima manfaat program sebagai perubahan yang penting.

2.1 Perubahan Positif dan NegatifMelalui cerita perubahan kita dapat memastikan dampak yang dialami oleh masyarakat dam-pingan program. Kita juga dapat melihat apa-kah pengalaman atau dampak yang dialami oleh masyarakat atau kelompok dampingan positif atau negatif.

Pada masyarakat yang ikut serta dalam pro-gram kita bisa mendalami:

apakah mereka lebih berdaya dari sebelumnya atau tidak ? apakah mereka merasa bahwa keadaan mereka telah berubah atau tidak? apakah kehidupan mereka menjadi lebih baik dan apa alasannya?

Perubahan yang mendasar bisa dijelaskan sebagai hasil suatu proses yang dilalui se-seorang atau suatu masyarakat baik positif maupun negatif.

Page 13: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

Ketika kita mengumpulkan cerita, kita seha-rusnya tidak melewatkan cerita-cerita yang negatif karena dari cerita-cerita yang negatif ini kita dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan kinerja program.

Contoh di atas merupakan dua pendapat yang berbeda tentang adanya sumur baru di desa. Keduanya penting sebagai bahan untuk evaluasi dampak program. Kita bisa menggu-nakan informasi dari dua cerita di atas untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dampak program. Kita tahu bahwa sumur baru akan mengurangi beban dan memberikan lebih banyak waktu luang bagi kaum perempuan, yang bisa digu-nakan untuk menambah pendapatan. Akan tetapi pada waktu bersamaan kita diminta un-tuk memberi perhatian pada dampak negatif yang bisa saja muncul yaitu berkembangnya penyakit malaria di desa.

Dari kedua cerita tersebut dibuat rekomendasi:Perlu memantau sumur untuk melihat apakah sumur menyebabkan meningkat-nya populasi nyamuk sehingga kasus malaria bertambah.

Perlu dilakukan sosialisasi tentang pence-gahan berjangkitnya malaria.Pada program yang akan datang, isu ini perlu dibahas sebelum membangun sumur baru. Mungkin ada suatu kebutuh-an untuk membangun sumur pada jarak yang lebih aman.

Seperti yang anda bisa lihat, Teknik Cerita Perubahan adalah suatu bentuk pembela-jaran secara terus-menerus. Dengan men-dengarkan persepsi-persepsi yang berbeda tentang perubahan yang terjadi dari banyak anggota masyarakat, cerita sumur baru men-jadi lebih lengkap dan kita menemukan beberapa isu baru yang penting.

MEMBANGUN SUMUR BARUSebuah contoh dari perubahan mendasar yang positif: Seorang perempuan bercerita tentang sumur baru di desanya. Sebelum sumur baru dibangun ia harus berjalan sepanjang 3 km dan mengantri untuk mendapatkan air. Proses ini memakan waktu hampir empat jam setiap harinya. Sekarang, dengan adanya sumur ia bisa memanfaatkan waktunya untuk menjahit pakaian untuk kemudian dijual di desa. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan keluarganya.

Suatu contoh dari sebuah perubahan mendasar yang negatif:Seorang perempuan bercerita tentang sebuah sumur baru di desanya. Sebelum sumur baru dibangun ia harus berjalan sepanjang 3 km dan mengantri untuk mendapatkan air di sebuah sumur di luar desa. Sumur tersebut sengaja dibuat di luar desa karena masyarakat desa khawatir bahwa masalah malaria akan meningkat kalau sumur berada di dekat dengan permukiman – karena air buangan sumur akan membuat nyamuk berdatangan. Sekarang dengan adanya sumur baru dia menjadi khawatir anak-anaknya akan terjangkit malaria, karena sumur yang baru terletak di dekat rumahnya.

Page 14: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

2.2 Persepsi PerubahanAlasan lain untuk mengumpulkan cerita-cerita perubahan adalah karena setiap orang memi-liki persepsi yang berbeda atas perubahan.

Teknik Cerita Perubahan memberikan kesem-patan kepada para pihak yang terlibat (ma-syarakat, staf atau pengurus di lembaga dsb) untuk menggambarkan perubahan secara subyektif. Apa yang diidentifikasikan sebagai perubahan yang mendasar atau penting oleh seseorang atau sebuah kelompok mungkin sangat berbeda dengan perubahan yang di-rasakan oleh orang atau kelompok yang lain.

Perubahan mendasar yang dirasakan dapat berbeda-beda berdasarkan individu, kelom-pok, budaya dan alasan lain. Teknik Cerita Perubahan memungkinkan kita untuk meng-umpulkan pandangan yang berbeda tersebut.

Perbedaan pandangan bahkan juga dapat muncul dalam sebuah lembaga atau keluarga. Persepsi yang berbeda terhadap perubahan yang disampaikan dapat membantu kita un-tuk mengetahui beberapa hasil yang tidak direncanakan.

Di sebuah desa yang dilanda kekeringan di Sumba ada sebuah keluarga miskin menyambut sebuah sumur baru.Sang ayah berkata bahwa perubahan yang sangat berarti bagi dirinya adalah sekarang ia memiliki air lebih dari cukup untuk mengairi tanamannya. Ini penting karena sekarang dia bisa mencukupi kebutuhan pangan keluarga dan mampu menambah pendapatan keluarga.

Sang ibu berkata bahwa ia sekarang mampu menyekolahkan anak-anaknya dengan lebih teratur. Ini penting karena nilai anak-anak di sekolah lebih baik karena mereka jarang terlambat atau bolos sekolah.

Sang anak perempuan, yang berusia 13 tahun, berkata bahwa dia sekarang punya waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya dan sekarang bisa sekolah lebih baik. Ini penting untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Sang anak laki-laki, yang berusia 8 tahun, berkata bahwa dia sekarang memiliki waktu lebih banyak untuk bermain dengan teman-temannya. Ini penting baginya karena sebelumnya dia harus menghabiskan waktunya untuk berjalan ke sumur tua mengambil air bagi keluarga dan tidak cukup waktu untuk bermain.

Barangkali kita tidak menyadari bahwa anak-anak menjadi sering membolos dari sekolah karena mereka harus mengambil air untuk keluarganya. Kita tidak menyadari bahwa dengan tersedianya sumur baru sebenarnya kita telah mem-berikan waktu lebih bagi anak-anak untuk belajar dan rekreasi, dan hal ini dapat membantu masa depan mereka.

Page 15: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

Monitoring dan Evaluasi sebuah program dengan Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar adalah sebuah proses yang terdiri dari sejumlah tahap. Jika diterapkan di tingkat program sebaiknya ke-9 tahap dilaksanakan secara utuh.

Ke-9 tahap utama pada Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar adalah:1) Menetapkan kategori/ topik perubahan 2) Menetapkan frekwensi pengumpulan cerita3) Mengumpulkan cerita4) Verifikasi cerita5) Pemilihan cerita yang terkumpul6) Tanggapan balik 7) Kwantifikasi 8) Meta-monitoring dan analisa sekunder9) Merevisi sistem MSC

Selain itu Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar juga bisa digunakan sebagai alat pember-dayaan dengan fokus pada pengumpulan cerita dan tanggapan balik ke masyarakat. Pada kasus seperti ini maka proses diskusi yang terjadi terkait perubahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya jauh lebih penting. Pada umumnya di sini kita mengumpulkan cerita tanpa seleksi tetapi mengutamakan proses aksi-refleksi-adaptasi-aksi-dst.

Pada Bab 3 ini ke-9 tahap akan dijelaskan sedangkan di Bab 4 dan Bab 5 akan dijelaskan inti cara mengumpulkan cerita dan bagaimana menulis sebuah cerita yang menarik.

Tahap I: Menetapkan Kategori/ Topik1

Sebelum mulai mengumpulkan cerita perubahan, kita perlu menentukan jenis-jenis perubahan yang ingin dicapai dari program. Teknik cerita perubahan tidak menggunakan indikator program seperti yang biasa dipakai pada MONEV tradisional, tetapi lebih pada mengidentifikasi kategori atau topik perubahan yang luas. Kategori perubahan yang luas akan membantu lembaga untuk mengelompokkan dan menganalisa cerita-cerita yang di-kumpulkan tersebut.

Kategori/topik adalah klasifikasi cerita yang berfungsi sebagai pemandu atas jenis-jenis cerita yang ingin dilihat untuk tujuan monitoring dan evaluasi. Kategori perubahan ini mewakili berbagai isu di dalam program. Kategori tergantung pada siapa yang menjadi kelompok dampingan dan apa yang ingin dicapai. Kategori membantu kita untuk mengelola cerita yang dikumpulkan. Kita bisa membagi cerita-cerita ke dalam kategori/topik yang telah ditentukan, kemudian diikuti dengan proses pe-milihan cerita dari masing-masing kategori.

�. Dalam buku-buku tentang MSC beberapa penul�s mempertanyakan apakah langkah �n� harus d�buat pada tahap awal, atau d�buat setelah cer�ta d�kumpulkan. Apab�la langkah �n� d�laksanakan pada awal maka k�ta membatas� p�hak yang terl�bat untuk mem�k�r secara bebas. Namun hal �tu b�sa d�buat kalau fokus pengumpulan cer�ta mau d�batas� pada beberapa �su pent�ng saja agar b�sa d�anal�sa. Apab�la langkah �n� d�laksanakan setelah cer�ta d�kumpulkan maka k�ta akan b�sa l�hat var�as� top�k cer�ta yang d�has�lkan dan d�anggap pent�ng.

BAB 3: Teknik Cerita Perubahan

Page 16: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Sebagai ilustrasi, bayangkan kategori yang dipilih sebagai bagian dari sebuah koran. Di dalam sebuah koran ada bagian: berita umum, berita bisnis, olah raga, keuangan, dsb. Secara keseluruhan bagian-bagian tersebut membentuk sebuah koran yang lengkap.

Demikian juga halnya dengan identifikasi berbagai macam kategori atau topik perubahan. Kategori-kategori ini secara keseluruhan akan menggambarkan pandangan terkait dengan tujuan program dan beberapa hal yang dianggap penting dalam program.

Karena setiap program berbeda maka bentuk perubahan yang ingin kita peroleh di tingkat masyarakat juga berbeda. Sehingga perlu dilakukan sebuah diskusi dalam tim untuk mem-buat sebuah daftar jenis-jenis perubahan utama yang ingin dilihat yang terjadi pada pihak yang terlibat dalam program misalnya masyarakat, lembaga pendamping, dsb.

Agar upaya pengumpulan cerita dapat dikelola dengan baik, jumlah kategori perlu dibatasi. Jumlah kategori yang mudah dikelola tidak melebihi 3-5 kategori.

Contoh kategori berdasarkan TUJUAN ACCESSPemberdayaan (Perubahan pada kemampuan orang untuk menuntut haknya, untuk bernegosiasi dengan pihak lain, untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara namun juga terkait dengan peningkatan pendapatan rumah tangga dengan fokus pada pemberdayaan orang miskin dan kaum perempuan)Keberlanjutan (Perubahan perilaku dan pola pikir, perubahan pada kemampuan untuk menjaga dan memelihara aset baik aset program maupun aset desa sehingga bisa di-manfaatkan secara berkelanjutan)Keseimbangan Gender & Keikutsertaan Kaum Miskin (Perubahan secara spesifik terkait peran dan posisi perempuan, anak-anak dan orang miskin)Umum atau Terbuka (Perubahan yang tidak direncanakan, baik positif atau negatif, yang tidak termasuk dalam kategori lainnya).

Tahap II: Menetapkan Frekwensi Pengumpulan CeritaPihak yang berkepentingan (baik lembaga maupun masyarakat) perlu menentukan sebe-rapa sering kita akan mengumpulkan cerita dari masyarakat, dari staf atau dari stakeholder yang lain. Jangka waktu yang digunakan bermacam-macam, ada yang 2-mingguan, ada bulanan, 3-bulanan dan tahunan. Yang paling umum adalah tiga bulanan agar proses ini tidak terlalu menguras sumber daya tetapi tetap mendukung proses refleksi dan analisis dalam rangka mendukung proses pemberdayaan.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan frekuensi pengumpulan cerita an-tara lain: - jangka waktu program - kapasitas staf yang ada- waktu yang tersedia - apakah staf dan masyarakat memiliki cukup waktu untuk

mengumpulkan cerita- dana (walaupun kebutuhan terbatas)

Tahap III: Mengumpulkan dan Menulis CeritaBila kategori perubahan dan frekuensi pengumpulan cerita telah ditentukan, maka kita dapat memulai proses pengumpulan cerita.

Sebelum proses pengumpulan cerita dilakukan, pertama-tama kita perlu mengetahui:Siapa yang akan mengumpulkan cerita? Apakah staf lapangan yang akan menulis cerita

Page 17: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

atau para penerima manfaat diminta untuk menulis cerita mereka sendiri? Hal ini sering-kali tergantung pada tingkat kemampuan masyarakat yang didampingi. Pada umumnya para staf lapangan mengumpulkan cerita dengan menggunakan metode wawancara sederhana yang dijelaskan pada bab 4. Setelah masyarakat dampingan merasa nyaman dengan proses yang ada, mereka dapat diminta untuk menulis cerita mereka sendiri. Siapa yang akan membuat foto (bila dibutuhkan)?Siapa yang akan diwawancara untuk memperoleh cerita perubahan? Apakah masyara-kat penerima manfaat langsung atau stakeholder lain seperti pemerintah desa atau ang-gota masyarakat di luar kelompok dampingan untuk melihat apakah ada dampak yang lebih luas dari program.

Teknik pengumpulan cerita dan gaya penulisan cerita dibahas lebih lanjut di Bab 4 dan Bab 5.

TahapIV:VerifikasiCeritaPerubahanTahap ini adalah tahap untuk memastikan kebenaran informasi yang diperoleh pada saat wa-wancara. Cara yang paling mudah untuk melakukan verifikasi adalah melakukan konfirmasi kembali kepada si pencerita dengan membacakan kembali cerita yang telah ditulis. Dengan cara ini maka kita dapat: • Memeriksa kembali informasi dan memastikan kita tidak membuat kesalahan pada cerita

yang ditulis.• Memberikan kesempatan bagi si pencerita untuk memberikan tambahan informasi ketika

ia mendengar ceritanya dibacakan kepadanya

Para pencerita juga dapat memeriksa:Seberapa akurat fakta yang diberikan?Apakah cerita yang diceritakan sesuai dengan kenyataan?Perkembangan apa yang terjadi sejak cerita ditulis?

Ketika penulis cerita puas bahwa informasi cerita perubahan yang ditulis telah benar maka cerita tersebut lalu diberikan kepada lembaga untuk tahap berikutnya yaitu Pemilihan Cerita.

Tahap V: Memilih Cerita PerubahanKetika cerita-cerita telah dikumpulkan dari para pihak yang terlibat, antara lain masyarakat, staf atau lembaga, lalu dilakukan proses pemilihan cerita yang dianggap menggambarkan perubahan-perubahan penting yang dialami sebagai hasil dari program. Cara memilih cerita perubahan yang paling umum digunakan adalah dengan membentuk sebuah tim seleksi di mana anggotanya membaca seluruh cerita yang terkumpul sendiri-sendiri atau secara kolektif. Kemudian setiap cerita diberi penilaian berdasarkan kriteria yang sudah harus ditentukan sebelumnya dengan memberikan alasan penilaian. Cerita yang ter-pilih adalah cerita-cerita yang mendapatkan nilai tertinggi.

••

•••

PerhatikanPengumpulan cerita sesuai kesepakatan (waktu, kategori, dsb) memiliki peran yang paling strategis dalam keseluruhan proses MSC. Agar proses MSC dapat berjalan dengan lancar maka perlu dihindari keterlambatan pengumpulan cerita. Untuk itu perlu disepakati sebuah mekanisme yang jelas untuk mengumpulkannya termasuk – siapa yang mengumpulkan cerita, kapan dikirim ke bagian organisasi yang mengelola, bagaimana proses seleksi di dalam organisasi, bagaimana umpan balik ke pencerita dsb.

Page 18: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

�0

Jadwal pemilihan cerita dapat didasarkan pada kapasitas staf, jumlah cerita yang terkumpul selama periode pengumpulan cerita, dll. Disarankan agar periode pemilihan cerita antara 3-6 bulan. Jangka waktu ini memberi kesempatan kepada lembaga untuk menganalisa informasi yang ingin dikumpulkan di lapangan dari penerima manfaat program.

Berikut ini adalah salah satu contoh sistem pemilihan cerita yang dilaksanakan di ACCESS.

INGAT: Cerita harus mewakili kelompok dampingan dari program, terutama kaum perempuan dan orang miskin. Coba kumpulkan cerita baik dari perempuan maupun laki-laki dan juga dari kalangan muda maupun yang lebih tua.

Tahap VI: Umpan BalikTahap ini merupakan aspek paling penting dari teknik MSC. Cerita-cerita yang terpilih harus dibagikan kembali kepada masyarakat dampingan atau staf lembaga. Ini memberikan ke-sempatan kepada mereka (baik yang terlibat langsung dengan program maupun yang tidak terlibat secara langsung) untuk mendapat gambaran tentang perubahan yang terjadi pada orang lain dan untuk memikirkan kembali apa yang menggambarkan perubahan pen-ting bagi mereka. Selain itu cerita-cerita ini diharapkan akan memotivasi mereka untuk terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Langkah ISetiap bulan cerita-cerita dari masyarakat khususnya terkait isu-isu GPI (Keterlibatan perempuan; keikutsertaan kaum miskin) dikumpulkan. Setidaknya setiap mitra meng-umpulkan satu cerita per bulan.

Langkah IICerita yang terkumpul dibaca bersama dengan teman-teman di desa atau rekan-rekan di kantor untuk bersama-sama memastikan bahwa informasi di dalam cerita itu benar dan lengkap. ● Apakah perubahan betul-betul jelas?● Apakah cerita itu menjelaskan mengapa perubahan itu dianggap sebagai sesuatu

yang mendasar, signifikan atau penting?● Apakah semua informasi latar belakang pencerita lengkap? Gunakan formulir yang

telah disediakan dan/atau lakukan pengecekan dengan menggunakan “Checklis Wawancara” (Dijelaskan lebih jauh di Bab 4 dan Bab 5)

● Apakah cerita menjelaskan perbedaan antara situasi sekarang dengan sebelumnya?

Langkah IIIFasilitator atau masyarakat memberikan cerita mereka kepada staf ACCESS di propinsi masing-masing. Staf ACCESS kemudian memasukkan cerita yang diterima ke dalam kategori yang sudah ditentukan, kemudian membaca dan membahas cerita tersebut. Selanjutnya staf ACCESS di propinsi memilih 4 cerita (satu untuk masing-masing kategori), dan menjelaskan mengapa cerita tersebut dipilih.

Langkah IVBila setiap bulan ada empat cerita dari setiap propinsi maka pada akhir triwulan akan ada 12 cerita dari setiap propinsi yang diterima di kantor pusat. Dua belas cerita ini kemudian dinilai oleh tim penilai (terdiri dari 3 orang yang memberikan nilai masing-masing) berdasarkan: apakah perubahan yang diceritakan cukup jelas, apakah isi dan penulisan cerita menarik, apakah alasan perubahan dan bukti-bukti perubahan cukup jelas

Page 19: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

TahapVII:KwantifikasiUntuk menganalisa lebih jauh cerita yang terkumpul maka kita bisa menghimpun informasi mengenai:• Jumlah orang yang mengirim cerita – agar kita tahu berapa persen masyarakat mem-

beri tanggapan terhadap perubahan yang mereka alami; atau berapa persen staf yang menceritakan.

• Berapa cerita dari laki-laki dan berapa dari perempuan – siapa yang paling banyak mem-berikan cerita; adakah perbedaan nyata antara laki dan perempuan dari segi jumlah, kenapa itu terjadi?

• Berapa cerita per kategori perubahan – adakah kategori yang sangat banyak peminat; adakah kategori yang sedikit peminat; apakah semua kategori diminati ataukah mungkin pemilihan kategori kurang tepat?

• Berapa banyak cerita dengan kasus yang serupa – adakah banyak kasus yang sama; apa yang bisa kita belajar dari itu?

Tips untuk fasilitator:Karena tahapan ini merupakan salah satu proses terpenting dalam program MSC maka perlu dipersiapkan mekanisme yang tepat untuk memfasilitasi masyarakat agar mampu memberikan tanggapan guna penyempurnaan cerita yang telah tersusun. Selain menyepakati cara pemberian umpan balik yang paling tepat, hal yang tidak kalah penting adalah membangun komitmen untuk mematuhi kesepakatan yang telah dibangun. Berdasarkan pengalaman dalam program MSC (yang terdokumentasi oleh pihak lain sebelumnya), tahapan ini sering tidak terealisasi diakibatkan banyak faktor, diantaranya kesibukan lembaga pendamping, kurangnya pemahaman yang mendukung keberdayaan masyarakat dan ketiadaan waktu. Solusi yang dapat diterapkan adalah tidak perlu membuat kegiatan baru khusus untuk umpan balik, tetapi proses ini dapat dijadikan satu dengan pertemuan rutin dengan masyarakat.

Contoh Umpan Balik Kepada MasyarakatPetugas lapang kembali ke pencerita dan membacakan cerita yang ditulis.Cerita yang terkumpul dibaca untuk masyarakat luas pada waktu pertemuan desa atau rapat program lain. Masyarakat didorong untuk membacakan cerita perubahan kepada yang kurang mampu membaca. Cerita itu juga bisa ditempel di papan informasi atau di tempat umum lain se-hingga lebih banyak orang bisa membaca cerita-cerita itu, misalnya di sekretariat program, rumah kepala desa, sekolah, balai desa/ tempat pertemuan.Setiap triwulan, enam bulan atau tahunan (sesuai dengan kapasitas lembaga) cerita perubahan yang terpilih dikumpulkan dalam sebuah buletin sederhana dan disebarkan kepada kelompok dampingan dan masyarakat luas.

Bila cerita ditempelkan di tempat-tempat tertentu, taruh kertas kosong di samping masing-masing cerita. Minta kelompok dampingan, masyarakat dan pihak yang berkepentingan untuk menaruh tanda pada cerita yang mereka percaya mewakili perubahan paling mendasar. Dorong orang untuk menulis sebuah kalimat yang me-nerangkan kenapa itu sangat penting. Informasi ini bisa dipakai sebagai data analisa sekunder. Kita juga bisa mengecek silang pilihan yang dilakukan oleh masyarakat dengan pilihan dari lembaga.

••

Page 20: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

Tahap VIII: Meta-monitoring (data base) dan Analisa Selain bermanfaat untuk memberikan tanggapan balik kepada masyarakat dampingan, cerita perubahan juga mempunyai banyak kegunaan lain, diantaranya:

Sebagai dokumen pendukung bagi laporan perkembangan programSebagai dokumen pendukung untuk laporan berkala dan laporan evaluasiBahan dokumentasi untuk diedarkan, misalnya dalam bentuk buklet

Hasil dari analisis cerita perubahan bisa digunakan untuk:Mendapat input untuk meningkatkan mutu program atau memperbaiki perencanaan ke depanMembantu menjelaskan sebuah isu/topik kepada orang yang menangani bidang yang samaMerekrut peserta (kelompok/ masyarakat dampingan) baruMembantu menjelaskan sebuah isu/topik kepada anggota staf lainnya.

Untuk itu perlu memperhatikan tahap meta-monitoring dan analisa. Dengan menggunakan informasi yang dapat diukur, LSM dapat melakukan meta-monitoring dan analisa. Meta-monitoring adalah menjaga/menghimpun dan menyimpan data tentang cerita perubahan, misalnya dengan membuat database atau spreadsheet dan mengorganisir data, seperti:

Jenis kelamin orang yang berceritaHasil dari proses pemilihan ceritaTema utama dari cerita perubahanPerbandingan antara cerita perubahan yang negatif dengan yang positif (kadang kala cerita dapat mengindikasikan ketidakpuasan atau halangan yang dialami oleh para penerima manfaat. Cerita-cerita ini disebut sebagai “perubahan yang negatif”).

Tahap IX: Merevisi Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar Setelah MONEV dengan teknik cerita perubahan dijalankan, mungkin sistem yang digu-nakan perlu direvisi kembali agar lebih efektif. Beberapa isu yang dapat muncul, antara lain:

Apakah perlu merubah frekwensi pelaporan?Apakah perlu merubah domain/kategori?Apakah perlu merubah orang yang terlibat di dalam proses pemilihan cerita? Apakah perlu merubah proses pemilihan cerita?Bagaimana dengan proses tanggapan balik dan tindak lanjut?

•••

••

••••

•••

Page 21: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

BAB 4: Teknik Mengumpulkan Cerita

Inti dari monitoring dan evaluasi dengan Teknik Cerita Perubahan adalah pengumpulan cerita dari para penerima manfaat program, stake-holder lain dan staf lembaga. Melalui proses ini kita bisa meminta kepada para penerima manfaat program dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan penting yang mereka alami sebagai hasil dari program di mana mereka turut berpartisipasi sekaligus mendapat masukkan tentang pe-nyebab perubahan tersebut. Mengapa cerita?Bercerita adalah alat yang sederhana, karena:

Orang bisa menyampaikan cerita secara alami.Cerita bisa lebih deskriptif dan kompre-hensif dan menawarkan penjelasan leng-kap tentang perubahan yang dialami. Cerita mudah diingat orang.Cerita dapat membawa pesan yang sulit.

Fasilitator sering kali gelisah ketika harus mengumpulkan dan menulis cerita karena merasa tidak percaya diri akan kemampuan mewawancarai dan menuliskan cerita.

4.1 Pengumpulan Cerita Melalui WawancaraSebagai fasilitator kita sering berinteraksi dengan kelompok masyarakat dan kelompok dampingan. Cerita tentang perubahan dapat dengan mudah dikumpulkan dengan bebera-pa cara.

Pertama, fasilitator bisa mencatat tentang apa yang ia dengar secara langsung dari anggota kelompok dampingan, pemimpin masyarakat dan pihak-pihak setempat lainnya tentang perubahan-perubahan yang telah terjadi se-bagai hasil dari program serta masalah-ma-salah yang berhubungan dengan program. Semua itu dapat dikumpulkan sebagai cerita

••

“Pembelajaran yang diperoleh” (lessons learned).

Kedua, fasilitator dapat melakukan wawancara singkat dengan anggota kelompok dampingan, pemimpin dan anggota masyarakat dan pihak-pihak setempat lainnya yang berkepentingan. Wawancara singkat adalah cara terbaik untuk memperoleh cerita perubahan. Hasil wawan-cara dapat dicatat pada saat wawancara atau sesudahnya, atau juga bisa dengan merekam wawancara dengan recorder.

Ketiga, fasilitator bisa meminta mereka untuk menulis cerita mereka sendiri dengan meng-gunakan formulir yang telah disediakan.

Teknik WawancaraWawancara selalu dimulai dengan menjelas-kan alasan mengapa wawancara dilakukan. Anda perlu menjelaskan bahwa Anda meng-umpulkan cerita untuk melihat perkembang-an program. Anda juga perlu menjelaskan bahwa ada kemungkinan cerita akan ditulis dan kemudian ditempel di desa supaya bisa dibaca setiap orang.

Ketika Anda diijinkan melakukan wawancara, mulailah dengan menanyakan data orang yang diwawancarai seperti nama, usia, je-nis kelamin, lokasi dan pekerjaan. Setelah itu mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana sehingga suasana cair.

CATATAN:Lihat kelompok dampingan program anda dan apa tujuan dari program tersebut. Yang terpenting adalah suara dari kelompok dampingan, baik laki-laki, perempuan, kaya, miskin, tua dan muda didengar dalam proses MSC dan bisa mengumpulkan berbagai cerita dari kelompok-kelompok ini.

Page 22: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

Sebagai contoh, fokus dari program ACCESS adalah pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan perspektif keberpihakan kepa-da kaum perempuan dan orang miskin. Untuk itu cerita perlu menggambarkan keseimbang-an gender dan seharusnya jumlah pencerita laki-laki dan perempuan seimbang.

Pertanyaan-pertanyaan terbuka berikut ini menjadi dasar dari cerita perubahan:“Menurut pendapat anda, perubahan apa yang paling penting yang terjadi dalam … (program/ proyek /kegiatan)… selama … (berapa) bulan terakhir ini”(Jelaskan perubahan tersebut dan jelaskan mengapa perubahan tersebut penting).

Pertanyaan lain yang lebih mendalam:Dalam menggali informasi tentang perubahan, kita bisa belajar dari dasar-dasar jurnalisme. Sebagai contoh, reporter surat kabar umum-nya berusaha untuk mengelola cerita dari seputar enam pertanyaan utama, yaitu: – APA yang telah terjadi/ sedang terjadi?– DI MANA terjadi?– Kepada SIAPA terjadinya?– KAPAN terjadi?– KENAPA itu terjadi?– BAGAIMANA kejadiannya?

Pertanyaan yang paling penting yang harus ditanyakan untuk menggali informasi tentang perubahan adalah ‘MENGAPA?’. Kita tidak hanya ingin mengetahui perubahan pen-ting yang dialami, tetapi juga mendapatkan penjelasan mengapa perubahan tersebut dianggap penting oleh penerima manfaat program atau orang yang diwawancarai dan mengapa ini bisa terjadi.

Sebagai contoh proses wawancara:P : Sejak bulan lalu, perubahan penting apa

yang Anda rasakan sebagai hasil dari program ini?

Kita kemudian perlu mengetahui kenapa per-ubahan ini dianggap penting.

P : Tolong jelaskan, mengapa Anda merasa hal tersebut merupakan perubahan yang penting bagi Anda!

Dari kedua pertanyaan tersebut Anda sudah memperoleh informasi perubahan penting

yang dirasakan. Untuk memperoleh lebih banyak informasi perlu dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

Sebagai contoh, seorang responden perempuan menjawab bahwa perubahan terpenting yang dia rasakan sejak adanya program adalah dia mengikuti pertemuan/rapat untuk pertama- kalinya dan mampu memberikan pendapat-nya sendiri. Kemudian untuk dapat memperoleh informasi lebih banyak mengenai perubahan tersebut serta alasan mengapa hal tersebut penting bagi dirinya, kita melanjutkan wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus ber-hubungan dengan perubahan yang dicerita-kan pada awal wawancara. Pertanyaan: Kapan ini terjadi? Jawaban: sejak pertemuan programP : Di mana tempat pertemuannya? J : Di kantor desaP : Pertemuannya tentang apa? J : Pembahasan programP : Siapa lagi yang ikut dalam pertemuan? J : Hampir seluruh warga desaP : Bagaimana perasaan Anda saat itu?J : Sangat senangP : Kenapa bisa berbicara pada pertemuan

dianggap penting?J : Saya merasa bangga.P : Mengapa Anda merasa bangga?J : Karena di desa ini perempuan biasanya

sangat malu mengikuti pertemuan, tetapi sekarang kita tahu kita bisa mengikuti semua pertemuan tanpa rasa malu dan kita tahu bahwa kita juga dapat meng-atakan sesuatu yang penting.

P :Tolong ceritakan kepada saya seperti apa sebelumnya? Mengapa sebelumnya Anda tidak pernah mengikuti pertemuan?

J : Dulu saya..........

Dengan mendapatkan jawaban dari kedua pertanyaan itu saja seharusnya sudah bisa dibuat sebuah cerita perubahan yang men-dasar. Akan tetapi pertanyaan-pertanyaan tambahan lainnya perlu juga ditanyakan pada saat wawancara untuk memperoleh lebih banyak informasi yang bisa bermanfaat dalam penulisan cerita.

Page 23: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

CATATAN: Semua pertanyaan ini merupakan pertanyaan terbuka. Ini berarti subyek perlu ber-pikir tentang alasan-alasan kenapa perubahan ini penting baginya. Selalu gunakan pertanyaanterbukadancobahindaripertanyaan-pertanyaanretorik/konfirmatif.

Untuk mempermudah, bisa digunakan contoh formulir di bawah ini. Formulir ini digunakan oleh ACCESS untuk mempermudah pengumpulan cerita perubahan di lapangan, dan formulir ini membantu memastikan bahwa semua informasi penting yang dibutuhkan diperoleh dengan cara yang sistematis.

Judul Cerita:

Tanggal:

LSM Pendamping:

Lokasi:

PENCERITA PENULIS

Nama: Nama:

Umur: Nama Lembaga:

Pekerjaan: Posisi:

Jenis Kelamin: Jenis Kelamin:

Hal apa yang berubah secara mendasar/signifikan?

Seperti apa perubahan yang terjadi? Bandingkan situasi awal/sebelumnya dengan situasi yang terjadi saat ini).

Bagaimana dan mengapa perubahan tersebut dapat terjadi?

Siapa saja yang mendorong terjadinya perubahan itu? Di mana terjadinya? Kapan hal itu terjadi?

Menurut anda, mengapa perubahan tersebut signifikan/penting?

Apa bukti yang menunjukkan bahwa perubahan ini penting? Ceritakan perbedaan kondisi yang telah terjadi atau diharapkan akan terjadi di kemudian hari akibat adanya perubahan di atas?

CATATAN:Cerita (narasi) dilampirkan

Page 24: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

4.2 Pengumpulan Cerita Secara Formal: FGDSelain pendekatan informal melalui berbagai kegiatan program dan kunjungan lapangan, bisa juga dilakukan pendekatan yang lebih formal untuk mengumpulkan cerita, yaitu melalui kelom-pok diskusi yang terfokus (FGD-Focus Group Discussion).

Staf LSM membentuk satu atau beberapa kelompok FGD yang melibatkan masyarakat dam-pingan. Sebaiknya pada setiap FGD diikuti tidak lebih dari 10-15 peserta. Bisa kita pilih kelom-pok laki-laki atau kelompok perempuan atau kelompok campuran (jumlah peserta laki-laki dan perempuan yang seimbang). Dari segi lain kelompok juga bisa memperhatikan usia peserta - apakah kita berdiskusi dengan orang tua di desa atau khusus fokus pada pemuda-pemudi, dsb.

Dalam mengumpulkan cerita perubahan yang mendasar ACCESS juga mencoba menggunakan survey partisipatif untuk mendapatkan hal-hal menarik yang bisa menjadi awal untuk menggali cerita. Alat dan langkah-langkah survey partisipatif yang dipergunakan ACCESS dalam meng-gali cerita perubahan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 25: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

Seperti yang dijelaskan pada Bab 4, cerita perubahan bisa dikumpulkan secara informal dengan kunjungan lapangan, kunjungan rumah-ke-rumah atau pada waktu ada pertemuan atau rapat terkait dengan program. Cerita perubahan juga bisa dikumpulkan lewat pendekatan FGD. Hal ini akan memungkinkan lembaga mengumpulkan cerita-cerita yang relevan terhadap kategori perubahan utama yang terkait dengan program.

Bila informasi telah dikumpulkan, maka tahap berikutnya adalah menuangkan informasi terse-but ke dalam tulisan. Di bawah ini dijelaskan teknik-teknik menulis cerita perubahan

5.1. Teknik dan Metodologi untuk Menghasilkan Cerita Perubahan PengenalanSetelah kita mengumpulkan informasi kita harus menentukan bagaimana kita mempresentasi-kannya. Sebuah cerita perubahan akan lebih menonjol jika tulisan mengenai perubahan yang terjadi dan alasan perubahannya jelas terlihat. Bentuk cerita perubahan mirip dengan cerita studi kasus, namun lebih sederhana.

Yang paling penting adalah BUATLAH MENJADI MUDAH dan MENARIKSuatu cerita perubahan sebaiknya ditulis dalam bentuk cerita pendek, biasanya hanya 1-2 halaman dan terdiri dari beberapa paragraf saja. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.Perubahan disampaikan apa adanya (tidak melebih-lebihkan atau seba-liknya).Ingat, bahwa dalam cerita perubahan kita ingin menceritakan cerita sese-orang semudah dan sejelas mung-kin.

Langkah pertama adalah memeriksa kelengkapan informasi yang dimiliki (gu-nakan checklist wawancara). Checklist di halaman berikut ini membantu me-mastikan bahwa kita telah mendapatkan semua informasi yang relevan. Kemu-dian pikirkan cara-cara yang akan digu-nakan untuk mempresentasikan infor-masi tersebut.

BAB 5: Menulis Cerita

Page 26: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

CHECKLIST WAWANCARA Ya Tidak

Apakah Anda mempunyai perubahan mendasar untuk dilaporkan?

Apakah Anda punya nama peserta Cerita Perubahan? Apakah sudah dicek ejaannya?(Anda boleh juga memakai aliasnya)

Apakah Anda tahu usia peserta?

Apakah Anda tahu di mana peserta tinggal?- Desa- Kecamatan- Kabupaten- Propinsi

Apakah Anda punya informasi tentang latar belakang peserta?- Status (menikah/belum menikah)- Sudah berkeluarga/berapa anaknya?- Peran di desa?Apakah Anda tahu pekerjaan peserta?

Dapatkah Anda menjawab enam pertanyaan utama tentang Cerita Perubahan?- Perubahan mendasarnya apa?- Di mana perubahan terjadi?- Kapan perubahan terjadi?- Siapa lagi yang dipengaruhi dalam perubahan ini?- Kenapa perubahan ini penting?- Bagaimana perubahan ini telah meningkatkan kehidupan

seseorang?

Apakah informasinya cukup membantu untuk menyusun sebuah cerita perubahan yang mendasar?

Page 27: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

Memulai Cerita PerubahanSetelah kita yakin bahwa informasi sudah lengkap, maka kita bisa mulai menuliskan cerita perubahan tersebut. Kalimat pertama sangat penting, karena kalimat pertama memberitahu-kan apakah ini adalah cerita positif atau negatif. Ini adalah saat yang tepat untuk memperke-nalkan setiap fokus yang menarik sehingga pembaca tertarik membacanya.

Di bawah ini adalah contoh kerangka cerita perubahan yang digunakan oleh ACCESS.

5.2. Gaya PenulisanUntuk mendokumentasikan Cerita Perubahan ada 2 gaya penulisan yang efektif:1) Gaya Penulisan Orang Pertama/Narasi2) Gaya Penulisan Orang Kedua/ Reportase

Gaya Penulisan Orang Pertama/ NarasiGaya narasi berarti bahwa cerita disampaikan langsung oleh yang bersangkutan. Gaya cerita seperti ini membangun karakter yang lebih kuat pada Cerita Perubahan. Kita menjadi lebih yakin bahwa perubahan mendasar adalah sesuatu yang nyata karena diceritakan langsung oleh yang bersangkutan; namun diperlukan keahlian untuk menghasilkan sebuah narasi yang efektif. Sebaiknya wawancara direkam ke dalam kaset dan diketik, lalu teks hasil ketikan ke-mudian diedit. Ketika mengedit teks narasi, jangan takut untuk mengganti teks bila diperlukan, tetapi jangan mengubah arti atau cerita menurut Anda sendiri.

Resiko dari gaya penulisan orang pertama / narasi ini yaitu menghabiskan banyak waktu.

KERANGKA CERITA PERUBAHAN YANG MENDASARBagian 1: Menjelaskan langsung suatu perubahan penting yang dialami

oleh responden. Ini merupakan fokus dari cerita.

Bagian 2: Informasi latar belakang dari responden termasuk:- Data pribadi- Hubungan antara responden dan program- Judul program/nama LSM dll.

Bagian 3: Informasi pokok tentang program termasuk:- Tujuan- Bidang program- Kegiatan

Bagian 4: Menjelaskan perubahan mendasar yang dialami oleh responden (perubahan ini sudah disebut dalam paragraf 1). Bandingkan situasi sekarang dengan situasi masa yang lalu.Mengapa perubahan mendasar ini dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk responden?

Bagian 5: Tambahan informasi seperti:- Bukti lain atas perubahan mendasar.- Perubahan lainnya yang dialami.- Harapan responden untuk masa depan.

Page 28: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

�0

Di bawah ini adalah cerita gaya orang pertama atau narasi berdasarkan contoh kerangka ka-rangan. Melalui gaya penulisan ini cerita menjadi lebih pribadi sifatnya karena para pembaca membaca kata-kata langsung dari subyek cerita perubahan.

INGAT:Kalau anda menggunakan gaya penulisan narasi, kita perlu membacakannya kembali kepada subyek cerita, supaya bisa diverifikasi kebenaran informasi dalam cerita.

IBU LISA BERANI BICARA

Nama saya Ibu Lisa. Saya sudah mengalami beberapa perubahan yang baik sebagai hasil dari program Yayasan Pikir. Tetapi bagi saya perubahan yang paling mendasar adalah keberanian saya untuk bicara secara bebas di desa. (Bagian 1)

Saya seorang Ibu rumah tangga dari Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Saya berumur 38 tahun dan sudah mempunyai tiga anak (1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki). Pada bulan Mei tahun 2005 saya mengikuti Program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin (P3KM) yang difasilitasi oleh Yayasan Pikir. (Bagian 2)

P3KM didanai oleh Pemerintah Australia melalui program ACCESS dan masuk dalam CLAPP 1. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga miskin di desa saya melalui beberapa inisiatif termasuk:• Bantuan alat pertanian• Peternakan kambing• Pelatihan metode pertanian organik• Pelatihan tenun dan motif tradisional

Program ini juga terfokus pada kaum perempuan dan semua perempuan dari kelompok sasaran di Kelurahan Mauliru harus terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program. (Bagian 3)

Dari awal program saya disuruh ikut rapat desa yang diadakan untuk perencanaan program P3KM. Tetapi pertama kali saya harus duduk bersama dengan ibu-ibu dan laki-laki lain di dalam rapat saya betul-betul takut sekali. Saya belum pernah ikut rapat. Itulah selalu urusan laki-laki dan ibu di sini tidak boleh berpendapat. Tugas perempuan di sini di dapur saja masak nasi untuk tamu. Jadi saya takut sekali pertama kali disuruh berkata dan tidak bisa bilang apa saja! Namun sedikit demi sedikit saya merasa lebih berani bicara sehingga saya menjadi Ketua Kelompok Tenun Tradisional yang dibentuk oleh program P3KM. Sekarang pendapat saya banyak didengarkan. Keberanian saya untuk berbicara merupakan lebih dari perubahan pada saya sendiri – namun itu juga merupakan perubahan mendasar untuk budaya di desa ini. Dulu dengan budaya di sini ibu-ibu selalu harus diam saja. Yang bikin keputusan itu laki-laki saja. Tetapi sekarang budaya di sini sudah berubah. Ibupun bisa ikut dalam proses keputusan program dan pendapat dari ibu-ibu dinilai sama dengan pendapat bapak. Saya kira ini adalah perubahan yang penting sekali untuk masa depan. (Bagian 4)

Saya sudah menyuruh banyak ibu untuk juga ikut rapat sehingga kami dapat pelatihan khusus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kami, yaitu pelatihan tenun dan motif tradisional. Selain itu saya juga dapat pelatihan tentang pertanian organik besama dengan suami saya. Perubahan lain yang saya alami termasuk:• Ketrampilan tenun baru.• Ketrampilan pertanian organik yang bisa menambah hasil kebun saya.

Saya sudah bisa membantu ekonomi keluarga saya. Dengan hasil dari penjualan tenun saya di pasar, ekonomi keluarga saya sudah meningkat sampai 30 persen. Apalagi semua anak saya bisa bersekolah dan harapan saya adalah mereka bisa terus bersekolah sampai kuliah. Tetapi juga saya punya harapan khusus untuk anak perempuanku. Harapan itu adalah bahwa perempuan di desa ini semakin lama semakin maju supaya anak perempuan saya punya lebih banyak kesempatan daripada saya sendiri. (Bagian 5)

Page 29: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

INGAT:Biasanya suatu cerita perubahan bisa ditulis dalam 5 atau 6 paragraf saja. Jumlah paragraf ini cukup untuk menyampaikan informasi pokok tentang perubahan mendasar yang dialami.

Gaya Penulisan Orang Kedua/ ReportaseDalam gaya ini, penulis memiliki kebebasan lebih untuk menambah informasi ke dalam Cerita Perubahan dengan tujuan untuk menghasilkan cerita yang menarik. Penulis juga dapat menu-lis hasil wawancara dalam bentuk yang lebih singkat sehingga cerita perubahan yang dihasil-kan pendek dan sederhana. Gaya penulisan ini lebih cepat, lebih bisa diadaptasi dan bisa digunakan dalam semua ben-tuk dokumentasi. Dengan menggunakan gaya ini kita bisa melaporkan semua perubahan melalui wawancara dengan penerima proyek, atau kita bisa menghasilkan Cerita Perubahan berdasarkan pada apa yang kita lihat di lapangan. Untuk membuat teks tidak kaku, kita bisa menggunakan kutipan dari subyek tentang isu-isu tertentu. Ini juga akan membantu memberikan sentuhan ‘personal’ pada Cerita Perubahan. Gaya penulisan bisa dalam format sederhana sehingga sebanyak mungkin orang bisa mema-hami cerita perubahan itu.

Jika mau menulis cerita yang lebih panjang, boleh saja, tetapi ingatlah:Tetapkan fokus dari cerita perubahan. Lebih baik kalau semua informasi terkait dengan perubahan mendasar yang dialami.Cerita yang terlalu panjang bisa membosankan pembaca sehingga tidak semua cerita di-baca.

Page 30: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

Di bawah adalah contoh cerita perubahan yang sama dengan sebelumnya tetapi menggu-nakan gaya penulisan reportase yang pendek.

IBU LISA BERANI BICARA

Sejak adanya program dari Yayasan Pikir di desanya, Ibu Lisa mengalami beberapa perubahan yang positif dalam kehidupannya. Perubahan yang dianggapnya sebagai perubahan paling penting adalah munculnya keberanian di dalam dirinya untuk dapat berbicara secara bebas untuk mengungkapkan pendapatnya di depan masyarakat di desanya. (Bagian 1)

Ibu Lisa adalah seorang Ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Di usianya yang ke 38 tahun ini ia sudah mempunyai satu anak perempuan dan dua anak laki-laki. Sejak Bulan Mei tahun 2005 Ibu Lisa mengikuti Program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin (P3KM) yang difasilitasi oleh Yayasan Pikir. (Bagian 2)

Kegiatan P3KM ini didanai oleh Pemerintah Australia melalui program ACCESS yang masuk ke dalam fase CLAPP 1. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan perekonomian keluarga miskin melalui beberapa inisiatif, antara lain bantuan alat pertanian, peternakan kambing, pelatihan metode pertanian organik, pelatihan tenun dan motif tradisional. Program ini juga terfokus pada kaum perempuan sehingga semua perempuan dari kelompok sasaran harus terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program.(Bagian 3)

Sejak awal program Ibu Lisa diminta untuk selalu mengikuti pertemuan desa yang diadakan untuk pembuatan rencana program P3KM. Pada saat pertama kali menghadiri rapat ia sangat ketakutan karena dia harus duduk bersama dengan ibu-ibu dan laki-laki lain di dalam rapat. “Saya belum pernah ikut rapat. Itulah selalu urusan laki-laki dan ibu tidak boleh berpendapat. Tugas perempuan di dapur saja masak nasi untuk tamu. Jadi saya takut sekali pertama kali disuruh berkata dan tidak bisa bilang apa saja!”, kata Ibu Lisa. Namun sedikit demi sedikit Ibu Lisa merasa lebih berani bicara sehingga pada akhirnya dia dipilih menjadi Ketua Kelompok Tenun Tradisional yang dibentuk oleh program P3KM. Sekarang ia sudah berani berbicara di depan umum dan pendapat Ibu Lisa sudah banyak didengarkan. Menurut Ibu Lisa keberaniannya untuk berbicara bukan saja merupakan perubahan pada dirinya sendiri, melainkan juga perubahan mendasar untuk budaya di desanya. “Dulu dengan budaya di sini ibu-ibu selalu harus diam saja. Yang bikin keputusan itu laki-laki saja”, tutur Bu Lisa. “Tetapi sekarang budaya di sini sudah berubah. Ibu-ibu pun bisa ikut dalam proses keputusan program dan pendapat dari ibu-ibu dinilai sama dengan pendapat bapak-bapak”. (Bagian 4)

Tidak hanya puas dengan perubahan yang ia alami, Ibu Lisa berusaha mengajak ibu-ibu yang lain untuk juga ikut rapat sehingga mereka dapat memperoleh pelatihan khusus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, seperti pelatihan tenun dan motif tradisional. Selain aktif dalam pertemuan Ibu Lisa juga mengikuti pelatihan pertanian organik bersama dengan suaminya. Dari pelatihan tersebut ia mengalami perubahan lain, yaitu ketrampilan tenun baru dan ketrampilan pertanian organik yang bisa meningkatkan hasil dari kebunnya. Ibu Lisa mengatakan sejak ia mempunyai ketrampilan baru ia merasa lebih mampu untuk membantu ekonomi keluarganya. Dengan hasil dari jualan tenunnya ekonomi keluarga Bu Lisa sudah meningkat sampai 30 persen per bulan. Kini ia sudah bisa menyekolahkan anak-anaknya dan berharap anak-anaknya akan dapat terus bersekolah sampai lulus kuliah. Khusus untuk anak perempuannya ia mempunyai harapan tersendiri. “Harapan saya adalah perempuan di desa ini semakin lama semakin maju supaya anak perempuan saya punya lebih banyak kesempatan daripada saya sendiri”. (Bagian 5)

Page 31: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

BAB 6: Contoh Cerita Perubahan yang Mendasar

KAMBING MEMBAWA BERKAH

Ibu Hani sudah mengalami perubahan dari Program Peningkatan Pendapatan Petani Peternak Miskin dan Perempuan yang di-dampingi oleh Yajalindo. Perubahan yang sangat mendasar adalah meningkatnya pendapatan keluarga. Bagi Ibu Hani perubah-an yang paling penting adalah kehidupan ke-luarganya tidak lagi tergantung pada rentenir. Dia merasa bebas dari bunga yang sangat tinggi. Ibu Hani adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan keluarganya dengan mencetak batu merah dengan upah hanya Rp 30 per buah. Dia tinggal di Dusun Bonto Jaya, Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng. Dia berumur 37 tahun dan mempunyai 2 orang anak (1 laki-laki dan 1 perempuan) namanya Anto Rianto dan Harianti. Ibu Hani mengikuti program ini mulai bulan Agustus 2004. Program Peningkatan Pendapatan Petani Peternak Miskin dan Perempuan didanai oleh Program ACCESS dalam proses CLAPP 1. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga peternak miskin. Ke-giatan yang sudah dilakukan adalah meng-adakan pelatihan-pelatihan mengenai teknik beternak kambing yang baik serta pelatihan kesehatan kambing, dll. Dengan adanya program ini Ibu Hani sangat senang karena dulu dia memelihara kambing dengan sistem tesang selamanya. Artinya hasil anak kambing dibagi dua dengan pemi-lik kambing tersebut. Sekarang dia beternak kambing dengan sistem tesang sementara, yang artinya Ibu Hani menerima 2 ekor kam-bing dan dalam 2 tahun harus mengembalikan 4 ekor anak kambing, kemudian selebihnya menjadi milik ibu Hani.

Pendapatan ekonominya meningkat karena anak kambingnya sebagai penyelamat kehidupan keluarganya apabila panen gagal. Dulunya apabila ada kebutuhan yang sangat mendesak maka dia akan meminjam kepada rentenir dengan bunga yang sangat tinggi. Misalnya dia pinjam Rp 1 juta maka dia harus mengembalikan sebanyak Rp 1,8 juta dalam jangka waktu hanya 10 bulan. Bukti bahwa perubahan itu penting adalah Ibu Hani tidak tergantung lagi pada rentenir.

Pengetahuan Ibu Hani juga telah meningkat. Dulunya dia cuma tahu pengobatan tradisio-nal, misalnya apabila kambingnya sakit perut maka cara pengobatannya kaki be-lakang kambing diangkat kemudian diberi comberan. Apabila kambingnya sakit mata maka cara pengobatannya bawang merah ditumbuk lalu diusapkan pada tanduknya. Sekarang dia sudah tahu pengobatan secara modern dengan cara menyuntik dan mem-beri obat.

Harapan Ibu Hani adalah:Semoga program ini tidak berakhirSemoga kambingnya berkembang biak dan anak kambingnya dapat dijual untuk memenuhi kehidupan keluarganya sehingga tidak lagi harus meminjam uang dari rentenir.

Cerita perubahan di komunitas dampingan YAJALINDO di Dusun Bonto Jaya, Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Ditulis oleh Nursyamsi dengan kategori pemberdayaan masyarakat.

Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan reportase. Cerita ini adalah contoh cerita yang pendek tetapi memiliki fokus cerita yang jelas dan informasi yang cukup lengkap.

••

Page 32: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

NURUL HIDAYAH, PEREMPUAN MUDA YANG DIHARGAI

Nama saya Nurul Hidayah. Saya sudah mengalami perubahan yang baik sebagai hasil dari program Kopwan Harmonis yang bekerjasama dengan ACCESS. Bagi saya perubahan yang paling mendasar adalah keberanian saya untuk ikut aktif dalam ke-giatan yang diadakan di desa saya, yang selama ini para pemuda baik perempuan dan laki-laki kurang begitu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan- kegiatan di desa. Saya merasa sangat dihar-gai ketika dipilih menjadi salah satu peng-urus di Dusun Are Manis, di Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat.

Saya seorang remaja dan umur saya baru 22 tahun. Saya belum menikah dan saya anak ke-3 dari 5 bersaudara. Saya masih sekolah dan sekarang masih duduk di SMA kelas III. Pada bulan Mei 2004 saya mulai mengikuti Program Peningkatan Perekono-mian Masyarakat Miskin (P3KM) yang di-fasilitasi oleh Kopwan Harmonis.

Program ini didanai oleh ACCESS dan masuk ke dalam CLAPP, bertujuan untuk mening-katkan perekonomian keluarga miskin ter-utama perempuan melalui beberapa kegiatan diantaranya :

Pelatihan-pelatihan ketrampilan membuat minyak tirjen.Studi banding.Pengelolaan hasil panen (kripik singkong).Pelatihan menjahit.Pelatihan pembukuan.

Program Di Desa Sandik ini memang fokus pada perempuan dan kaum muda yang harus terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program. Dari awal pro-gram saya disuruh ikut yang diadakan untuk perencanaan program P3KM. Pertama kali saya harus duduk sebagai pengurus dalam organisasi, walaupun baru sebagai pengurus kelompok di tingkat dusun.

Saya belum pernah menjadi bendahara dalam organisasi yang ada di desa. Itulah karena selama ini sebelum ada program

••

••

yang dilakukan oleh Kopwan Harmonis di desa para pemuda kurang begitu dilibatkan karena dianggap pikirannya yang masih suka main-main dan agak diremehkan sehingga kebanyakan para orang tua yang begitu dihargai yang dilibatkan sebagai peng-urus di tingkat desa. Alhamdulilah sekarang ini saya dipilih oleh anggota di dusun saya dan diakui di desa. Selama ini tugas perempuan hanya mengurus pekerjaan rumah tangga dan kalaupun dalam kegiatan hanya sebagai pembuat/menyiapkan kon-sumsi saja. Kaum muda jarang bahkan tidak pernah diajak musyawarah atau kegiatan di desa.

Sedikit demi sedikit saya diajak mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan di desa misalnya pelatihan-pelatihan pasca panen, pembuatan kripik, serta pelatihan konfeksi bagi anggota kelompok saya. Bagi saya pribadi pengetahuan saya sekarang semakin bertambah dan begitu juga ketrampilan saya dan ketrampilan anggota/masyarakat di dusun saya.

Saya sedikit menggambarkan tentang ke-lompok yang saya urus yaitu saya menceri-takan tentang kelompok KSP (kelompok sim-pan pinjam) dana bergulir yang ada di Desa Sandik yang jumlahnya 10 kelompok .

Di sini pengurusnya semua perempuan dan pemuda di desa saya. Untuk kelompok yang saya urus itu ada 11 anggota yaitu 7 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Untuk dana bergulir ini tidak ada bunganya dari pinjaman hanya ada pemotongan Rp 10.000 per Rp 100.000 yang dipinjam. Pemotongan itu digunakan Rp 5.000 untuk administrasi dan Rp 5.000 lagi untuk penambahan modal kelompok sehingga bisa digulirkan ke ma-syarakat/anggota yang belum mendapat pinjaman. Untuk setorannya anggota menye-tor ke saya satu kali seminggu dan alham-dulilah tidak ada yang macet. Anggota juga menabung dan jumlah keseluruhan tabungan sekarang lebih dari Rp 100.000 untuk seka-rang ini (bulan Maret). Untuk pemotongan dari pinjaman berapa besarnya dan kapan penyetoran disepakati bersama dengan seluruh anggota.

Page 33: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

Untuk penerima manfaat diutamakan perem-puan dan terutama yang belum mempunyai pekerjaan yaitu untuk menambah modal untuk mengembangkan usahanya. Dan terakhir harapan saya nanti adanya tambahan modal yang diberikan Kopwan Harmonis pada kelompok saya dan ke depan bisa menjadi koperasi syariah.

Cerita perubahan di komunitas dampingan Kopwan Harmonis Sandik di Dusun Are Manis, Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditulis oleh Iin dengan kategori pemberdayaan masyarakat.

Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi. Cerita ini merupakan cerita yang menarik untuk dibaca. Fokus perubahan yang dialami sangat jelas dan informasi untuk membuktikan perubahan tersebut cukup lengkap.

PENGRAJIN BAMBU YANG CUKUP BERHASIL

Kelurahan Malumbi adalah salah satu kelu-rahan yang rata-rata penduduknya adalah pengrajin bambu seperti anyaman gedek dll. Ada seorang pengrajin yang cukup berhasil, Bapak Ngala Djaga Ura. Dari anyaman gedek tersebut bapak ini bisa membeli seng, bisa menyekolahkan anak bahkan kebutuhan sehari-hari ia bisa mencukupi. Ini adalah hasil dari program ACCESS yang didampingi oleh YASALTI. Perubahan inilah yang sangat dirasakan manfaatnya.

Bapak Ngala Djaga Ura adalah seorang bapak yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup keluarganya. Mereka tinggal di Kelurahan Malumbi Kecamatan Kota, RT Kanjoga Mbila, Kabupaten Sumba Timur. Usianya sudah 51 tahun, ia memiliki empat orang anak yaitu tiga orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan, semuanya sudah sekolah, satu orang SMA,

dua orang SMP dan satu orang lagi masih SD. Sejak bulan Mei 2005, Bapak Ngala Djaga Ura mengikuti program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin dan Perempuan yang difasilitasi oleh YASALTI dengan du-kungan ACCESS.

Progam ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi kaum miskin dan perempuan me-lalui beberapa bantuan seperti :

Modal untuk pengrajin bambu anyaman gedek, kab lampu, tas dll.Pelatihan tentang cara memelihara ter-nak kambingPenggemukan sapiModal untuk pengrajin tenun (menggu-nakan pewarna lokal)Pelatihan-pelatihan dan magang ke Yogya

Bapak Ngala Djaga Ura mengaku bahwa sebelum ada bantuan dari ACCESS, modal-nya sangat kecil dan untuk memperoleh bambu 40-60 batang memerlukan waktu satu minggu sebab dari modal yang sedikit ini terpotong untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum dll. Dari 40-60 batang

••

Page 34: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

bambu hanya diperoleh 4-5 lembar gedek isi, 3-4 lembar gedek kulit, dengan harga yang sangat murah, gedek isi per lembar Rp 5.000, gedek kulit Rp 15.000 per lembar, dan untuk menyelesaikan memerlukan waktu 2 minggu. Hasil jualan kira-kira Rp 300.000 per dua minggu, itupun kalau lancar terjual.

Sekarang ada bantuan dari ACCESS berupa uang tunai Rp 250.000 untuk pengadaan bambu 100 batang, biaya transportasi Rp125.000 dan Rp 25.000 untuk keperluan lain (makan, minum, dll). 100 batang bambu ini memerlukan waktu 3 hari untuk sampai di tempat Dari 100 batang bambu kalau di-anyam gedek diperoleh 10 lembar gedek isi dan 10 lembar gedek kulit dengan ukuran yang bervariasi. Harga gedek isi Rp 10.000 per lembar dan gedek kulit Rp 35.000 per lembar, gedek bermotif kulit Rp 50.000 per lembar, itupun dibuat kalau ada pemesanan, jadi dia kejar selama ini adalah anyaman biasa, karena cepat laku. Dari hasil anyaman ini dia bisa memperoleh uang sebanyak Rp 450.000 per dua minggu.

“Dari hasil ini saya juga bisa simpan bahkan sudah panjar untuk satu bulan ke depan. Dari hasil gedek ini saya bisa menyekolah-kan anak-anaknya, dan bisa membeli seng untuk atap rumah serta bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Dulu jangankan un-tuk menyekolahkan anak-anak saya, untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak mencukupi,” kata Bapak Ngala Djaga Ura.

Menurut Bapak Ngala Djaga Ura selain peningkatan perekonomian, keikutsertaan perempuan dalam setiap pertemuan sangat dihargai dan selalu diberi kesempatan untuk ber-bicara dan mengungkapkan ide-ide mereka. Buktinya bahwa ada perempuan yang ikut magang ke Yogya. Setelah kembali malah perempuan yang langsung berinisiatif untuk mengumpulkan teman-teman kelompok un-tuk menyampaikan hasil magang mereka.

Bapak Ngala Djaga Ura sangat berterima kasih karena dengan adanya bantuan ini kebutuhan ekonomi keluarganya cukup ter-penuhi. Bahkan ia berharap dapat menyeko-lahkan anak-anaknya sampai tamat SMA.

“Anak-anak saya tamat SMA saja sudah merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, karena dari hasil ini kami bisa seko-lahkan mereka walau berijazah SMA dan saya berharap bahwa dengan berijazah SMA kelak anak saya bisa bekerja di kantor yang walaupun nantinya kerja di kantor swasta itu sudah membuat saya sangat bangga, dan ia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.”

Cerita perubahan di komunitas dampingan YASALTI di Kelurahan Malumbi, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ditulis oleh Naomi Dimu dengan kategori pemberdayaan masyarakat.

Gaya penulisan yang digunakan adalahgaya penulisan reportase dengan menggunakan kutipan langsung dari pencerita. Informasi dalam cerita sangat lengkap dengan bukti-bukti (data-data) atas perubahan yang dialami oleh pencerita

PENGALAMAN BARU YANG MEMBAWA PERUBAHAN

Wa Ode Rahima adalah salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Masiri, Keca-matan Batauga, Kabupaten Muna, yang benar-benar dapat merasakan manfaat pro-gram yang didanai ACCESS dengan metode pembelajarannya, yang dimulai sejak Mei 2005 lalu. Wa Ode Rahima juga mengucap-kan rasa terima kasihnya kepada Sintesa yang kebetulan memfasilitasi program ini.

Ini adalah suatu yang baru bagi saya, dan benar-benar membawa perubahan khususnya buat saya sendiri. Sebelumnya saya dan mungkin ibu-ibu yang lain yang berperilaku yang sama dengan saya, dalam keseharian-nya hanya beraktifitas dalam rumah saja untuk mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Saya jarang dan bahkan boleh dikatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan-kegiatan rapat kelurahan yang ada di kelurahan kami, dikarenakan le-tak kantor kelurahan relatif jauh jaraknya dan

Page 35: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

pertemuan yang berkesan formal sehingga cukup merepotkan. Padahal tidak ada la-rangan siapapun untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut termasuk juga suami saya sendiri.

Metode pembelajaran yang diterapkan oleh program ini dari awal penjajakan sampai im-plementasi, menarik dan cukup santai. Per-temuan dapat dilakukan di mana saja dan mengikuti kenyamanan kita sebagai peserta perempuan. Pertemuan sering dilakukan di halaman rumah, di bawah pohon, jadi kita sebagai kaum ibu merasa pertemuan tidak mengganggu aktifitas rumah.

Sebelumnya saya juga mempunyai peng-alaman buruk tentang kebiasaan saya, yaitu seringnya saya mencurigai suami saya sendiri padahal hanya karena suami saya sering berkoordinasi dengan masyarakat baik perempuan maupun laki-laki menyang-kut program atau kegiatan-kegiatan pem-bangunan masyarakat yang pernah ada. Kebetulan suami saya dipercayakan untuk menjadi kepala lingkungan di kelurahan kami ini. Setiap suami saya keluar rumah saya suka marah-marah dan berfikir yang bukan-bukan, ini terjadi karena saya tidak

pernah mengetahui kegiatan masyarakat yang melibatkan suami saya. Kini kebiasaan saya berubah, saya sudah tidak cemburu dan mencurigai suami lagi. Kesadaran saya muncul sejak saya mengikuti pertemuan dengan metode kajian yang mengkaji tentang program atau kegiatan-kegiatan yang pernah ada dan dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Masiri. Kalau tidak salah nama kajiannya Tangga Kegiatan.

Dalam kajian ini saya mendengarkan lang-sung dari masyarakat tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang pernah dilakukan masyarakat, bagaimana cara kerjanya dan siapa-siapa saja yang terlibat langsung. Di sinilah saya mengetahui secara jelas seba-gian tugas dan peran suami saya sebagai kepala lingkungan yang selalu berhubungan dengan masyarakat. Ternyata memang kecemburuan saya selama ini tidak beralasan.

Pengalaman menjalani pertemuan program ini, selain berdampak bagi saya juga suami saya. Alat kajian “Kalender Kerja Harian” menyadarkan kami, ternyata selama ini sayalah (istri) yang lebih banyak menghabiskan waktu dalam sehari untuk bekerja dibandingkan suami saya. Hanya

Page 36: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

saja mungkin ini sudah menjadi rutinitas dan saya merasa ini sebagai tanggung jawab saya sehingga saya tidak merasa terbebani. Dengan sendirinya juga muncul kesadaran suami saya. Kalau ada waktu senggang dia membantu saya dengan mengambil alih pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci misalnya yang selama ini belum pernah dia lakukan. Kita lebih banyak saling berbagi. Mungkin inilah sebagian dari pengalaman saya berkat metode-metode pembelajaran yang telah diterapkan program ini.

Dalam pembicaraannya yang terakhir Wa Ode Rahima sempat menitipkan harapan: “Saya berharap semoga kalau ada program-program lain yang masuk di kelurahan kami, juga dapat memberikan pembelajaran yang membawa perubahan bagi peningkatan cara pikir dan tingkah laku masyarakat.”

Cerita perubahan di komunitas dampingan Sintesa Buton di Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ditulis oleh Yusitha Yumarsih, petugas lapangan Sintesa Buton dengan kategori cerita keseimbangan gender dan keikutsertaan orang miskin.

Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi yang ditulis dengan menarik.

PENINGKATAN KAPASITAS DIRI DAN PERUBAHAN KEPENGURUSAN LEMBAGA

Berawal dari pengalaman sebagai pendamping pada program NTAADP pada akhir tahun 2003 selama enam bulan saya banyak bela-jar, banyak sharing bersama teman-teman fasilitator yang tergabung dalam YLDM, sehingga saya merasa bahwa kemampuan yang saya miliki sangat minim dbandingkan dengan teman-teman senior. Oleh sebab itu saya berkomitmen untuk terus belajar sehingga sejak awal tahun 2004 saya ber-gabung dengan Yayasan LESTARI, yang

disebabkan juga karena hubungan keke-luargaan dengan pimpinan dan keakraban bersama personil LESTARI yang tergabung dalam program NTAADP pula.

Kondisi LESTARI pada saat itu masih baru merangkak, tata kepengurusan tidak jelas, semua didominasi oleh pimpinan demikian juga dengan manajemennya (kepemimpi-nan/ kewenangan hanya milik pimpinan). Akan tetapi perkembangan selanjutnya ada perubahan yang dirasakan cukup baik teru-tama di tingkat kepemimpinannya, terlebih lagi setelah bergabung dengan ACCESS melalui program yang dilaksanakan di Desa Banyu Urip, progran CB, pertemuan-pertemuan dengan mitra lainnya, pertemuan-pertemuan dengan pelaksana program serta serta pertemuan-pertemuan/diskusi-diskusi yang dilaksanakan bersama di intern lem-baga. Dari proses-proses tersebut telah banyak pembelajaran yang diperoleh yang mempercepat terjadinya perubahan tersebut baik perubahan lembaga dan pribadi secara personal.

Di tingkat lembaga (LESTARI) telah ter-jadi perubahan model kepengurusan dan manajemennya, yang lebih banyak memberi-kan ruang kepada teman-teman lembaga bersama ketua pelaksana harian di dalam

Page 37: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

mengambil keputusan dan pengelolaan lem-baga.

Secara personal telah mampu meningkat-kan kapasitas diri saya dan mengetahui, memahami tentang proses pembangunan yang partisipatif dengan mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan demokrasi sehingga secara jujur saya akui kalau masyarakat yang pernah saya dam-pingi telah tumbuh kepercayaannya untuk difasilitasi, didampingi agar dapat menuju ke arah yang lebih baik (ada rasa yang terjadi di masyarakat bahwa kita dibutuhkan).

Di desa asal kami tidak saja berperan sebagai bagian dari LESTARI tetapi juga merupakan bagian dari mereka, kami telah dipandang sebagai salah seporang yang potensial un-tuk merubah desa ke arah yang lebih maju sehingga sering diajak untuk berdiskusi oleh tokoh-tokoh yang ada di sana untuk bersama membangun desa.

Demikian cerita singkat ini kami buat dengan satu kata, “Kami sedang belajar dan selalu butuh terus belajar”.

Cerita perubahan di tingkat organisasi dari Yayasan LESTARI, dari Kabupaten Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat .

Cerita ini ditulis oleh Lalu Mustandi, 33 thn, staff Lestari dengan menggunakan gaya penulisan narasi.

CB ACCESS, SEBUAH LANGKAH MENUJU PERUBAHAN

Mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas yang sudah dilakukan ACCESS, mulai dari yang dilakukan REMDEC, Inspirit dan Yappika membawa perubahan yang sang-at berarti dalam kerja-kerja saya dalam pendampingan terhadap masyarakat miskin dan perempuan.

Sebelum mengikuti pelatihan-pelatihan saya hanyalah salah seorang dari banyak orang yang tergabung dalam LSM, dan dalam

pertemuan atau pelatihan saya hanyalah peserta. Tetapi sekarang saya bisa mem-fasilitasi pertemuan bahkan sering diundang untuk menjadi fasilitator pada pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh LSM lain. Ini terjadi karena pelatihan seni fasilitasi dan Creative Learning Fasilitation yang dilakukan oleh Inspirit pada tahun 2005 yang lalu.

Dua jenis pelatihan itulah yang banyak memberikan perubahan dalam kerja saya sebagai fasilitator. Saat ini saya sudah mem-fasilitasi penilaian kapasitas ( PEKA) untuk organisasi masyarakat. Bahkan terakhir saya mendapat kesempatan untuk belajar tentang bagaimana menjadi fasilitator pemantauan partisipatif (ODST). Kesempatan yang ada ini menjadi sebuah pengalaman luar biasa bagi saya dengan mengenal berbagai cara, metode, dan karakter yang berbeda-beda dari sebuah proses fasilitasi mulai dari fasili-tasi penilaian kapasitas (PEKA), ODST, atau memfasilitasi pertemuan jaringan ataupun memfasilitasi masyarakat miskin dan perem-puan. Harapan saya bahwa pengalaman yang saya dapatkan selama ini berbagai kegiatan CB-ACCESS adalah ada sebuah model belajar bersama antara sesama fasilitator (termasuk masyarakat miskin dan perem-puan yang ada di desa). Untuk memperkuat posisi masyarakat miskin dan perempuan artinya model belajar ini bisa dimulai dari lembaga ( YLAI) , PLC, JMS yang nantinya bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Cerita perubahan di tingkat organisasi dari Yayasan Lestari Alam Indonesia, dari Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara.

Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi.

Page 38: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

�0

LIPKEM TETAP PROFESIONALDAN EKSIS

Sejak bergabung dengan ACCESS ada be-berapa perubahan yang terjadi di Lembaga yang dampaknya saya rasakan, tapi peru-bahan yang mendasar adalah tata kepeng-urusan di lembaga. Di mana saya lebih tahu siapa yang menjabat direktur, siapa yang bertanggung jawab di program, seperti apa yang dilakukan. Di mana tidak boleh ada jabatan tangkap seperti direktur sekaligus koordinator program yang mungkin ini bisa terjadi.

Saya bernama Asisjah, seorang perempuan yang berstatus masih sendiri dengan usia 33 tahun. Saya bergabung di LIPKEM ±5 tahun dan bekerja sebagai staff lapangan. Kantor saya ada di Makassar.

Lembaga kami dipercayai oleh ACCESS untuk mendampingi petani rumput laut di Desa Garassikang yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi petani rum-put laut. Program ini sudah berjalan ±6 bulan dan setiap 3 bulan lembaga memonitoring kegiatan.

Saya memilih perubahan yang terjadi di lembaga itu dirasakan sangat penting karena dengan bekerjasama dengan ACCESS

rangkap jabatan sudah tidak ada, ini bertu-juan untuk melihat keprofesionalan seorang yang diberi tanggung jawab, sehingga tidak ada program yang harus ditandatangani oleh direktur dan koordinator sementara kedua ja-batan ini dirangkap oleh satu orang sehingga dia bingung untuk memposisikan dirinya di mana, apakah sebagai direktur atau koor-dinator. Dan pada saat ini sudah tidak terjadi karena masing-masing staff mempunyai tugas masing-masing.

Selain perubahan di atas juga terjadi per-ubahan yang lain seperti kedisiplinan teman-teman dalam membuat laporan, monitoring dan lembaga pada setiap program yang ada di lembaga. Ketrampilan teman-teman di lembaga memfasitasi kegiatan mening-kat sehingga dari pihak swasta maupun pemerintah memberi kepercayaan kepada lembaga untuk menangani suatu kegiatan. Saya berharap ke depan tetap eksis dengan lembaga.

Cerita perubahan di tingkat organisasi dari LIPKEM, dari Sulawesi Selatan.

Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi.

Page 39: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSC - Most Significant Change Stories

��

LAMPIRAN :Survey Partisipatif Melalui FGD

Waktu yang dibutuhkan: ½-1 hari

Staf yang dibutuhkan: Sebaiknya 2 orang (satu fasilitator dan satu orang pencatat)

Langkah-langkah:

Tahap I: Pembentukkan Kelompok DiskusiStaf LSM membentuk satu atau beberapa Kelompok Diskusi yang Terfokus (Focus Group Dis-cussion - FGD) yang melibatkan masyarakat dampingan. Sebaiknya pada setiap FGD diikuti tidak lebih dari 10-15 peserta. Bisa kita pilih kelompok laki-laki atau kelompok perempuan atau kelompok campuran (jumlah antara peserta laki-laki dan perempuan yang seimbang). Dari segi lain kelompok juga bisa memperhatikan usia peserta – apakah kita wawancarai orang tua di desa atau khusus fokus pada pemuda-pemudi, dsb.

Tahap II: Survei PartisipatifSebelum FGD dimulai, fasilitator melakukan survei partisipatif. Alat sederhana ini berfungsi sebagai selingan agar tidak jenuh pada proses FGD, dan pada waktu yang bersamaan fasilita-tor bisa mendapatkan data pribadi peserta FGD dan menjelaskan inti dari topik FGD kepada mereka.

Fasilitator survei memberikan sejumlah pertanyaan berdasarkan kategori perubahan yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan, peserta diberi lima alternatif jawaban, dari yang ter-buruk hingga yang terbaik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditulis di atas kertas plano/ kertas manila dan diletakkan di depan peserta FGD. Masing-masing peserta diberi empat lembar karton/ kertas kecil di mana mereka menulis nama, usia dan jenis kelamin. Masing-masing peserta berdiri, maju ke depan, menempel nama pada jawaban yang terbaik menurut mereka. Kemudian informasi ini bisa dihitung dan dijumlahkan. Contoh pertanyaan dan alternatif jawab-an yang digunakan di ACCES dapat dilihat pada halaman 33. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan harus dibatasi berdasarkan kategori/ topik yang telah ditentukan sebelumnya.

Tahap III: Focus Group DiscussionKegiatan ini memerlukan kemampuan memfasilitasi yang baik. Diskusi dirancang untuk tanya jawab secara partisipatif. Fasilitator memimpin diskusi dan peserta diminta untuk mengidentifi-kasi perubahan yang mandasar sesuai dengan kategori yang disebutkan dalam survei. Fasili-tator bisa menggunakan hasil survei partisipatif sebagai bahan referensi untuk membantu mengarahkan pertanyaan dalam FGD. Sebagai alternatif, fasilitator boleh membuat FGD sangat sederhana dan mengadakan dis-kusi terbuka yang lebih banyak minta peserta untuk mengidentifikasi perubahan yang sangat penting yang telah terjadi pada mereka pada bulan sebelumnya. Kemudian mereka diminta

Page 40: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

Tahap IV: Pemilihan dan Dokumentasi Cerita dari Kelompok SasaranMelalui proses FGD ini, fasilitator kemudian bisa memilih beberapa dari peserta yang memiliki cerita perubahan yang mendasar. Fasilitator boleh memutuskan untuk memilih satu cerita per kategori yang menurut mereka terbaik, atau memilih sejumlah cerita yang menurut mereka baik dan layak untuk direkam. Peserta terpilih lalu diwawancarai dan cerita perubahan yang mendasar direkam. Fasilitator kemudian akan mencatat cerita perubahan ke dalam formulir yang tersedia. Sebagai alternatif, fasilitator boleh meminta peserta terpilih menulis cerita mereka sendiri ke dalam formulir jika mereka pikir memungkinkan.

Jika petugas lapang mempunyai kamera, mereka bisa mengambil gambar untuk mendukung cerita perubahan.

Page 41: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

INGAT: Ini hanya contoh. Pertanyaan dan kategori/topik bisa selalu berubah dan lembaga harus menggunakan pertanyaan yang relevan dengan program dan hasil yang mereka harapkan.

CONTOH DARI KATEGORI YANG DITENTUKAN OLEH PROGRAM ACCESS

Kategori 1: Pemberdayaan

Kategori 2: Keberlanjutan Program

Kategori 3: Kesetaraan Gender

Kategori 4: Perubahan Umum

“Bagaimana perubahan yang terjadi pada tingkat pendapatan keluarga anda dalam satu bulan terakhir ini?”Sangat Menurun Menurun Sedikit Tidak Berubah Meningkat Sedikit Sangat Meningkat

“Bagaimana anda menilai partisipasi anda di dalam proses pengambilan keputusan terkait program dalam satu bulan terakhir ini?”Sangat Menurun Menurun Sedikit Tidak Berubah Meningkat Sedikit Sangat Meningkat

“Berapa besar peningkatan yang terjadi pada partisipasi perempuan dalam satu bulan terakhir ini?”Sangat Menurun Menurun sedikit Tidak Berubah Meningkat Sedikit Sangat Meningkat

“Secara umum, bagaimana Anda menilai pengalaman Anda dengan program yang ada dalam satu bulan terakhir ini?”

Sangat Buruk Buruk Tidak Berubah Baik Sangat Baik

33

Page 42: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

��

Page 43: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator
Page 44: Monev Partisipatif. Cerita Perubahan yang Mendasar. Sebuah Panduan untuk Fasilitator

MSCMSCSekilas ACCESS ACCESS (Australian Community Development and Civil Society Scheme) adalah salah satu proyek yang didukung oleh Pemerintah Australia melalui AusAID yang merupakan bagian tak terpisahkan dari program bantuan bilateral dari Pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Departemen Dalam Negeri khususnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

ACCESS bertujuan untuk membantu upaya pengentasan kemiskinan, dengan secara langsung mendorong pemberdayaan masyarakat dan penguatan masyarakat sipil di Indonesia dengan fokus di 8 kabupaten di Kawasan Timur Indonesia.

ACCESS fokus pada penguatan organisasi-organisasi masyarakat sipil melalui upaya-upaya pengembangan kapasitas yang memungkinkan mereka untuk lebih efektif dalam membantu masyarakat yang mereka layani, dan untuk menguatkan masyarakat dalam penilaian dan peren-canaan yang dipimpin oleh masyarakat yang menyertakan perempuan dan orang miskin.

ACCESS juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi-organisasi masyarakat sipil untuk mendorong tata kepengurusan dan penyampaian layanan yang baik di tingkat kabupaten.

ACCESS menyediakan dana hibah untuk membantu masyarakat melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, yang membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin secara keseluruhan.

ACCESSJl. Bet Ngandang I No. 1XXSanur, Bali 80033PO Box 3355Tel: +62 361 288428 Fax: +62 361 287509Email: [email protected]: www.access-indo.or.id

INTERNATIONAL DEVELOPMENT SUPPORT SERVICES PTY LTD,A Connell Wagner Company

Level 12, 60 Albert RoadSouth Melbourne 3205

Tel +61 3 96978333Fax +61 3 96978599

Web: www.idss.com.au