pera.nan alkhairaat dalam perubahan sosial buday a masy araka t...
TRANSCRIPT
\ '
PERA.NAN ALKHAIRAAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAY A MASY ARAKA T KAILI
DI SULAWESI TENGAH
., (1930 - 1996)
Oleh: H.M. NOOR SULAIMAN PL
Nomor Induk: 96302/DBT i..~r;. /?,
~uL p·
e - I
DlSERTASl Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Doktor Dalam Ilmu Agama Islam
YOGYAKARTA 2000
~---------------~
OEPARTEMEN AGAMA IAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
PENGESAHAN
DISERTASI berjudul : PERANAN AUQIAIRAAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KAILI DI SULAWESI TENGAH (1930 • 1996)
Ditulis oleh
NIM
: Drs. H. M. Noor Sulaiman PL
: 96302/DBT
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Doktor dalam llmu Agama .Islam
Yogyakarta, 12 Februari 2000
' /£
PERNY ATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatak.an bahwa DISERTASI ini secara
keseluruhan adalah basil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada
bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.
Y ogyakarta, 3 F bruari 2000
·~. I
DRS. H.M. ULAIMAN PL NIM. 96302/S.3/DBT
'· ;
Nota Dinas
Assalamu Alaikum War. Wah.
Kepada
Yth. Direktur Program Pascasarjana
IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Setelah melakukan arahan, telaah dan koreksi terhadap perbaikan
disertasi dari Drs. H.M. Noor Sulaiman PL., NIM: 96302 berjudul
Peranan Alkhairaat Dalam Perubahan Sos/al Budaya Masyarakat Kalli,
sebagaimana disarankan pada ujian pendahuluan (tertutup) pada tanggal
18 September 1999 yang lalu, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut
sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, untuk diujikan dalam ujian promosi (terbuka).
,)_.C')O/') Y ogyakarta, '{- I - tt9-9
Ketua Sidang/Penguji
Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar
Nota Dinas
Assalarnu Alaikurn War. Wab.
Kepada
Yth. Direktur Program Pascasarjana
IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Setelah rnelakukan arahan, telaah dan koreksi terhadap perbaikan
-- disertasi dari Drs. H.M. Noor Sulairnan PL., NIM: 96302 berjudul
Peranan Alkhalraat Dalam Perubahan Sosial Budayti Masyarakat Kaili,
sebagairnana disarankan pada ujian pendahuluan (tertutup) pada tanggal
18 September 1999 yang lalu, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut
sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, untuk diujikan dalam ujian prQmosi (terbuka).
Yogyakarta, /f' • ~ .. 1999
P[nguji \__, ;{
l"~i~ ~/~ ~
Prof. Dr. H.A. Mattulada
Nota Dinas
Assalamu Alaikum War. Wab.
Kepada
Yth. Direktur Program Pascasarjana
IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Setelah melakukan arahan, telaah dan koreksi terhadap perbaikan
disertasi dari Drs. H.M. Noor Sulaiman PL., NIM: 96302 berjudul
Peranan Alkhairaat Dalam Perubahan Sosia/ Budaya Masyarakat Kaili,
sebagaimana disarankan pada ujian pendahuluan (tertutup) pada tanggal
18 September 1999 yang lalu, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut
sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, untuk diujikan dalam ujian promosi (terbuka).
Yogyakarta, -2.t;, -~ • 1999
Nota Dinas
Assalamu Alaikum War. Wab.
Kepada
Yth. Direktur Program Pascasarjana
fAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Setelah melakukan arahan, telaah dan koreksi terbadap perbaikan
disertasi dari Drs. H.M. Noor Sulaiman PL., NIM: 96302 berjudul
Peranan Alkhafraat Dalam Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kalli,
sebagaimana disarankan pada ujian pendahuluan (tertutup) pada tanggal
18 September 1999 yang lalu, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut
sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, untuk diujikan dalam ujian promosi (terbuka).
Yogyakarta, (!/· ~ - 1999
Penguji
Prof. Dr. Imam Basnadib. MA, Ph.D
. '
Nota Dinas
Assalamu Alaikum War. Wab.
Kepada
Yth. Direktur Program Pascasarjana
I A IN Su nan Kai ijaga
Yogyakarta
Setelah melakukan arahan, telaah dan koreksi terhadap perbaikan
disertasi dari Drs. H.M. Noor Sulaiman PL., NIM: 96302 berjudul
Peranan Alkhairaat Dalam Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kaili,
sebagaimana disarankan pada ujian pendahuluan (tertutup) pada tanggal
18 September 1999 yang lalu, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut
sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, untuk diujikan dalam ujian promosi (terbuka).
Y ogyakarta, If ~ 1999
Penguji
Prof. Dr. Faisal Ismail
DEPARTEMEN AGAllA
IAIN SUNAN KALUAGA PROGRAM PASCASARJANA YOGYAKARTA
PROMOTOR I : Prof. DR. H. A. Mattula.da
PROMOTOR II : Prof. DR. Faisal Ismail
PROMOTOR Ill
IV
--)
ABSTRAKSI
PENYUSUN : M. NOOR SULAIMAN PL JUD UL : PERANAN ALKHAIRAA T DALAM PERUBAHAN SOSIAL
BUDAY A MASY ARAKA T KAILI DI SULA WES! TENGAH
Perkembangan dan aktivitas Alkhairaat sebagai suatu organisasi
yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial, serta
kehidupan sosial budaya masyarakat Kaili di Palu, Sulawesi Tengah,
merupakan obyek penelitian disertasi ini. Faktor utama yang diamati
adalah kegiatan Alkhairaat dan kehidupan keagamaan, keadaan sosial
budaya serta adat istiadat (tradisi) masyarakat yang senantiasa
dijalankan turun temurun oleh mereka. Menurut pengamatan penulis,
kehidupan keagamaan dan sosial budaya masyarakat Kaili di Palu ada
sisi positif yang perlu dikembangkan dan ada sisi negatif yang perlu
diubah dan ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan ajaran agama
Islam. Melalui metode sos10 historis, dengan jenis penelitian
kualitatif, eksplanasi sebagai strategi, dan interpretatif fenomenology
sebagai analisis, serta disiplin keagamaan dan pendidikan sebagai
pendekatan, dan datanya terkumpul melalui snowball sampling, maka
disertasi ini mengungkapkan secara totalitas bentuk-bentuk kegiatan
Alkhairaat dan peranannya dalarn merubah pola kehidupan sosial
budaya masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, rnelalui
aktivitasnya dalam bidang pendidikan, dakwah dan usaha sosial yang
dilakukannya sejak tahun 1930 s.d 1996. Alkhairaat telah memberikan
pengaruh dalam pembangunan spiritual, menjadi sumber inspirasi
masyarakat bagi terciptanya tatanan yang mencerrninkan nilai-nilai
agama terhadap pola pikir, sistem pengetahuan, sistem sosial dan
sistem prilaku masyarakat khususnya masyarakat Kaih. Hal ini terbukti
adanya perubahan yang terjadi tanpa paksaan, baik dalam bidang
'/
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang dapat membawa kepada
syirik, maupun dalam peningkatan pengamalan ajaran Islam, yang
ditandai dengan adanya peningkatan intensitas pelaksanaan ibadah.
Dernikian pula adanya perubahan dalam bidang tradisi keagamaan, baik
yang berhubungan dengan siklus hidup maupun tradisi-tradisi lainnya,
terrnasuk sistem nilai sosial · budaya yang senantiasa dihormati dan
dijunjung tinggi, seperti sifat gotong royong, tolong menolong, hormat
menghormati dan rasa persamaan. Kesemuanya itu bersu.mber dari
nilai-nilai ajaran agama Islam yang telah tertanam pada masyarakat
melalui aktivitas pendidikan, dakwah dan usaha sosial yang dilakukan
Alkhairaat. Walaupun Alkhairaat telah berupaya merubah sisi negatif,
namun sejauh itu, masih ada sebahagian kecil masyarakat Kaili yang
belum terpanggil uotuk meninggalkan tradisi yang tidak Islami. bahkan
secara sembunyi-sembunyi mereka masih melakukannya pada tempat
tempat tertentu.
TRANS LITER.AS I ARAB - LA TIN
- ..) - r e. - sh t.$ = y
b . z . i - t 1..:1 = .) ·- ·U - 0 - -l.:J - t
(.YI - 0 J - q
~ to ),
~ k - (.YI - oy -
(£ - j ~ - oh J - l
c.: - h ~ = dh ~ - 0 •
t - kh .b =th 0 - n
J - d ~· =zh J - 'If
. =· J = 1' c;
0 - h I..
Vokal panjang · ( madd) _untuk :
1. - . -4._ __ ,, -..,.,, = ~ 2. o ..)>--.... .w·S = 1 o,~ -= u
Pengecualian
I. Semua kata yang berakhiran ta' marbuthat pada kosa kata yang sudah di
Indonesiakan seperti Muhammadiyah, madrasah, hikmah, tetap digunakan . . huruf akhir h, bukan t ( Muhammadiya!, madrasa1, hikma1 ).
. I -
2. Semua namci orang Indonesia yang sudah biasa ditulis dengan e3aan yang
umum dipakai seperti Abdurrahman Wahid, Saifuddin Zuhri, tetap ditulis
seprti adanya bukun Abd al- Rahman Wahid dan Saif al-oTn Zuhr.
3. Ejaan Mdayu da!am dokumen, tetap ditulis dalam ejaan aslinya seperti
Georoe Ordonansi, pergoeroean, dan bukan Guru Ordonansi dan perguruan.
VJ
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang. telah
melimpahkan taufik serta inayah-Nya kepada penulis; sehingga penulisan Disertasi ini
clapat diselesaikan. Selawat dan salam dihaturkan keharibaan Nabi Muhammad saw.
beserta sahabat clan keluarganya.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak Disertasi ini tidak
mungkin dapat diselesaikan. Untuk itu rasa hormat dan terima kasih atas bantuan
berbagai pihak langsung atau ticlak langsung, kepada pimpinan clan pembina Program
Pascasarjana . IAIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta maupun para segenap pimpinan,
dosen, dan karyawan STAIN Datokarama Palu, serta segenap sanak keluarga dan
hanclai tolan.
Penghargaan clan rasa terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. M. Atho Mudzhar selaku Rektor dan PJ. Program
Pascasarjana, Ibu DR. Alef Theria Wasim dan DR. Minhaji selaku Asisten
Direktur Program Pascasarjana, yang telah memberikan dorongan saran dan kritik
clalam penyelesaian studi ini.
2. Bapak Prof. DR H. A. Mattulada selaku Promotor I dan Prof. DR. Faisal Ismail,
MA., selaku Promotor II yang dengan senang hati selalu memberikan bimbingan,
arahan, saran dan kritik serta menyediakan waktu untuk penulis clalam rangka
penyelesaian Disertasi ini
Vil
3. Bapak Prof Imam Barnadib, MA. Ph.D. dan Bapak DR. Sunyoto Usman, Bapak
dan lbu Dosen Program Pascasarjana dengan penuh keikhlasan telah memberikan
bimbingan dan wawasan keilmuan yang dapat memperluas pandangaan penulis di
bidang ilmu pengetahuan.
4. Bapak Menteri Agama Dirjen Binbaga Islam, Direktur Perguruan Tinggi Agama
Islam Departemen Agama RI dan Rektor IAIN Alauddin Unjung Pandang, yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti Program S3.
5. Bapak KH. S. Sagaf Aljufrie, MA. dan KH. S. Abdilah Aljufrie yang telah banyak
memberikan bantuan data dan informasi dalam penelitian ini. Demikian pula
keluarga almarhum S. Idrus Aljufrie dan ketua pemangku adat suku Kaili, Bapak
H. Intje Rased Moeda dan tokoh adat lainnya yang telah memberikan data yang
bertalian dengan penelitian ini.
Disadari bahwa tugas ini tidak akan selesai tanpa doa dari ayah dan ibunda
tercinta, isteri tersayang Hj. Fatmah H. Mongki serta ananda A.Fahmy, M. Fadly, A.
Humairah dan A. Zuchairiny, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan
kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Akhimya mudah-mudahan bantuan dari semua pihak mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. dan semoga Disertasi ini bermanfaat adanya. Amin.
Palu, Januari 2000
Penulis
H.M. Noor Sulaiman PL.
Vlll
Persembahan :
Ayahanda dan lbunda yang tidak
pernah putus berdoa.
Hj, Fatrnah, Istri tercinta yang
tabah dan sabar dalarn perjuangan
hidup.
Ananda A. Fahrny, M. Fadly, A.
Humairah dan .A. Zuchairiny, yang
selalu riang dan tabah dalam
mengejar cita-cita.
IX
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................... -.......................................................... i HALAMAN PENGESAHAN REKTOR .................................................... .ii HALAMAN DEW AN PENGUil ............................................................ .iii HALAMAN PENGESAHAN PROMOTOR ............................................... 1v ABSTRAKSI ..................................................................................... v TRANSLITERASI ............................................................................ vi KATAPENGANTAR .......................................................................... viii PERSEMBAHAN ............................................................................... .ix DAFT AR ISi ........................................................................................ x GLOSSARY ...................................................................................... xii PETA .............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belak:ang ..................................................................... 1 B. Masalah Benelitian .............................................................. 11 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 11 D. KerangkaTeori ..................................................................... 13 E. K.\.ajian Pustak:a .................................................................. 19 F. Metode Penelitian ................................................................. 26 G. Sistimatika Pembahasan .......................................................... 31
BAB TI. MASY ARAKAT KAILI SEBELUM BERDIRINY A ALKHAIRAAT DI SULAWESI TENGAH A Asal Usul Masyarak:at Kaili ..................................................... 33 B. Sistem Kekerabatan Masyarakat Kaili ......................................... 36 C. Kondisi Sosial Budaya .......................................................... .44
1. Kehidupan Sosial. ............................................................. 44 2. Agama dan Kepercayaan .................................................... .50 3. Pendidikan ...................................................................... 56 4. Kesenian ........................................................................ 65
D. Kekuasaan Belanda di Tanah Kaili ............... : ............................. 68
BAB ID. PERGURUAN ISLAM ALKHAIRAAT DI SULAWESI TENGAH A Sekilas Tentang Sulawesi Tengah .............................................. 78 B. Pertumbuhan dan Perkembangan Perguruan Alkhairaat ..................... 93 C. Aktifitas Alkhairaat Dalam Bidang Pendidikan .............................. 134 D. Aktifitas Alkhairaat dalam Bidang Dakwah ................................. 140 E. Aktifitas Alkhairaat dalam Bidang Sosial. ................................... 143
BAB IV. ALKHAIRAAT DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDA YA MASY ARAKAT KAILI DI SULAWESI TENGAH A. Proses Terjadinya Perubahan Sosial Budaya ........................... 147 B. Peran Alkhairaat Dalam Perubahan Sosial Budaya
di Kalangan Masyarakat Kaili .......................................... 163 1. Peranannya Dalam Bidang Sosial Keagamaan dan Kepercayaan
Masyarakat ............................................................ 166 2. Peranannya Dalam Perubahan Sosial Budaya dan Pendidikan .... 179 3. Peranannya dalam bidang sosial politik dan Ekonomi. ............... 223
C. Respon dan Tanggapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Alkhairaat. ........................................................................ 23 7
D. Tantangan dan Pengembangan Kedepan ..................................... 251
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................... 264 B. Saran-Saran ........................................................................ 269
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ana ta Baligau Belontana data nosampesu\'U
Bulonggo Daster Sinjulo Hampononko Kagua KotApitunggota Madika Madika Mnlolo Madilca Matua Mania Makumpu Marombe Mampejagai Mompakamosu Mosioretaka Modero
Masisani nnu nuapu Nen10noilinta tona Nolunu Nosaliya Nobaca Lalo Nilinggu nepotobo}o Noili Peaju (Cakalele)
Pinoana PosampesU\'U PueNjidi Rae go
Roh ah
Todea ToManwu
Tua Nu Ada Todopuli Sampapiru Ruampapitu
GLOSSARY
Anakkita Kepala adat Sejahat-jahatnya orang bersaudara lebik baik daripada kebaikan orang lain. Leber Baju panjang (pakai seragam lasykar kcrajaan) Monogami Kerajaan Majelis Pemusyawaratan Kepala Pcmerintahan (Raja) Pcmbantu rajn (Raja Muda) Pemerintahan Umum Menantu Cucu Baruuan bahan makanan Menjaga · Mendekat.kan ·Saling menolong Salah satu jenis tarian tradisionnl mnsyarakat Kaili dcngen car11 bergandengan ungan antara pria dan wanita memutar ke kiri atau ke kanan bcrpasang-pasangan, tarian ini dilal."Ukan pada pest2l perbwinan U1 meayambut tamu. Saling mengena1 Jradaan dan asal kerunman Tidak jatuh ketanpn orang lain Ooteng-royong Hajatan Manbaca lancar al-Qur' an urnpn tajwid . Mendekatkan persaudaraan melalui perkawinan Mengalir Tari.an ·dilakukar. ol.eh satu atau dua orang penari meoggunak.an sepotong kllyu aaau rotan dan sebuah perisai, dengan cara berpuwputar san1bil menghentakka11 kaJ.; dan meogayung-ayungkan sepotong kll}11 dan perisainya, mebrikuti irama gong yang dimainlcan oleb clua atau tiga orang, tarian i.ni dimainkao 'kbusus dalam menerima tamu-tamu penting (pejabat) Keponakan Persaudaraan Nama Raja Kaboncna yang penama masuk Islam Salah satu jcnis kesenian tradisional yang dimainkan olch scjumlah muda-mudi dengat1 saling bergandengan tang8ll membentuk lingkaran maju dan mWldur. Salah satu bentuk pendidikan yang dilalcs1111Akan Ouru Tua dengan cara mcmbaca Kilab kuning sccara bcrgiliran diawali dcogan pembacaan ayat suci al-Qur' an dan diakhiri dengan lagu-lagu nasyid/Quidha Orang banyalc. (bubn tunman Raja) Pcrcmpuan yang mcojelma sebagai dewa dari kayangan datang untuk mem.impin masynat. Pemuka adat Suatu tekad bulat tidalc. mengenal mundur Hari ketujuh Hari ke empat bells
PETA LOKASI PENELITIAN (SKALA : 1 : 4.250.000).-
Laut sula\Nesl ~
Toli .. ~~!C'\~. l- MANAD9 ) ;. \---............ ~ ;'l,..<......... : ... L ----~ r .. ········ ........... <·· Sulawesi Utara / ...-;> . ..---......._ _ _._.>----__ ~--~
·1 ~ '(
;;- "(!/ ...... . " ;
c., ~[\\ Donggala. II"- .....
PA U .........+-+-+--1,
~MAKASSAR (\
KETERANGAN
SUKU BANGSA KAILI
Sulawesi Tenggara
·cJ . r'l /)
SULAWESI(u
DAFTAR TABEL
1. lS'flLAH-lSTlLAH K.EKERABAT AN MASY ARAKA T KAILI.. ................ .43
II. JUMLAH DESAJKELURAHAN MENURUT KABUPATEN/ KOTAMADYA PROPINSI SULAWESITENGAH .................................. 81
III. DATA MADRASAH/SEKOLAH ALKHAIRAA T 1996 ............................. 119
IV. DATAPONDOKPESANTREN ALKHAIRAAT SE-INDONESIA 1996 ....... 140
V. KEADMNTANAHWAKAF ALKHAIRAAT DI KOTAMADYA PALU DAN KABUPATEN DONGGALA TAHUN 1996 ................................... 237
XIV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam komunitasnya sebagai kelompok masyarakat
mengalami proses perkembangan yang dibentuk oleh perubahan realitas
yang dialaminya, di mana sifat perubahan tersebut bisa terjadi secara
cepat atau lambat, yang mengarah pada bentuk suatu kemajuan
(progress) atau suatu kemunduran (regress/
Perubahan adalah suatu keniscayaan bagi segala sesuatu dalam
kehidupan ini. Bahkan stabilitas juga merupakan perubahan yang normal
dan berarti~ Karena kehidupan masyarakat merupakan suatu sistem,
maka perubahan apapun yang terjadi pada salah satu sub sistemnya akan
mempengarubi bagian lainnya. Perubaban itupun terjadi pada nilai-nilai
pandangan hidup, pol a pikir, tingkah laku, serta pol a hubungan dalam
kehidupan sosial masyarakat. 3
Analisis perubaha sosial budaya demikian ini secara historis dapat
1 Elizabeth K Nothinham, Agama dan MasyarakaJ, Suatu Pengantar SosiQJogi Terj. Abd. Muis
Naharong, Cet, V (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), 42.
2 Edgar F. Borgatta (Ed.). Encyclopedia of Sosiology (New York: Maernillan Publishing Company, tt), 1807. LihatjugaJan Robertson, Sociology, (New York: Worth Publishars, 1983), 593.
3Selo Soemarjan, Pernbahan Sosial Yogyakarta (Yogyakarta Gajah Mada University Press,
1981 ), 3
dilihat dalam kehidupan pada abad pertama Islam, contohnya, telah
terjadinya pergeseran nilai struktur masyarakat lama kedalam bentuk
struktur masyarakat baru. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam merubah
masyarakat Arab Jahiliyah menjadi masyarakat Islam, merupakan suatu
bentuk perubahan kesuksesan yang tiada taranya.4
Para orientalis yang mencoba mengkaji dan menganalisa sejarah
tentang Islam sampai saat ini belum dapat menjawab apa sebab Nabi
Muhammad dalam masa tidak lebih dari 23 tahun dapat merubah puak-
puak bangsa Arab yang kasar dan tempramental tinggi serta terpecah-
belah itu menjadi bangsa yang bersatu dan membentuk kekuatan,
sebagaimana dikemukakan Philip k. Hitti sebagai berikut:
Sejarah tidak pernah menjumpai suatu perubahan seperti yang dibawa oleh kebangkitan Islam. Kami tidak terlalu terpesona dengan sejarah politik Islam, tetapi yang sangat mempesonakan kami di Barat ialah perubahan sosial, intelektual, mental, dan kebangkitan moral pada zaman pertengahan yang merupakan urat nadi timbulnya gerakan renaisance di Eropa.
5
Apa yang telah dicapai umat Islam saat itu, tentu tidak telepas
dari pendidikan dan dakwah Islam dengan berbagai ragam dimensi,
format dan bentuknya. Oleh karena itu, tugas organisasi keagamaan
yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah Islam seperti
Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Alkhairaat dan semacamnya dalam
~ Zainuddin Ali, Islam Tekstual dan Kontekstial. Suatu Kajian Akidah dan Akhiok. (Ujung
Pandang Yayasan Al-Ahkam, 1998), 81
5 Philip K. Hitti. Historiy of 1he Arab. (London: t.p. 195l),13
2
perubahan sosial adalah pemberian dasar filosofi eksistensi masyarakat
baru, memberi arah perubahan menuju tatanan masyarakat beragama
yang diridhai Allah dan meletakkan Islam sebagai etos kerja dan
penggerak pembangunan, dan dengan sendirinya sebagai penggerak
perubahan sosial.
Kehadiran lembaga-lembaga pendidikan Islam di Palu Sulawesi
Tengah, ternyata telah memberikan pengaruh dalam perubahan struktur
sosial dan kultural yang berkembang dalam masyarakat. Melalui
pendidikan memang bisa diciptakan status dan peran-peran baru, tetapi
pendidikan ternyata juga telah menyumbangkan perubahan struktur
sosial yang telah dibangun. Melalui pendidikan memang bisa diciptakan
komitmen-komitmen terhadap nilai sosial dan norma sosial yang ada
dalam masyarakat, tetapi ternyata pendidikan juga telah menyumbangkan 6
perubahan kultural yang telah mapan dalam suatu masyarakat.
Masyarakat Kaili merupakan salah satu etnik dari 12 etnik yang
mendiami daerah Sulawesi Tengah.7 Mereka merupakan kelompok
mayoritas di beberapa kabupaten/kotamadya, terutama daerah tingkat II
Donggala dan Kotamadya Palu.
6 Sunyoto Usman, Tanggapan Maka/ah DrP . .l. Suwamo "Kaitan-Kailan Politis Historis dalam
Proses Pendidikan di Indonesia". Makalah: 1998, 5
7 Ke-12 kelompok etnik adalah (1) Kaili, (2) Pamona, (3) Buol, (4) Toli-Toli, (5) Banggai, (6)
Kulawi, (7) Lore, (8) Mori, (9) Bungku, (10) Balantak, (Tomini, (12) Saluan. Selain itu di lembah Palu lKaili) terdapat empat kelompok kaum (tribe) yaitu (1) To-ri Palu, (2) To-ri Sigi, (3) To-ri Biromaru dan (4) To-ri Dolo. Lihat: Mattulada, Sejarah Kebudayaan To-Kaili (Palu, Universitas Tadulako, tt). 30-31
3
Walaupun asal kelompok etnik Kaili belum diketahui (disepakati)
secara pasti, namun di peroleh informasi bahwa awal terbentuknya
masyarakat Kaili adalah sebagai hasil asimilasi dan akulturasi antara
penduduk asli To Sigi 8 dengan suku Bugis Makassar (pendatang) yang
dalam cerita rakyat Kaili disebut sebagai Tomanuru. 9
Selanjutnya orang Kaili kemudian berkembang dan menyebar
membentuk suatu persekutuan hidup dengan tidak meninggalkan
sama sekali nilai sosial, tradisi dan adat induknya. 10 Dari persekutuan
hidup kemudian selanjutnya, suku Kaili membentuk kerajaan-kerajaan
kecil, seperti: Kerajaan Sigi Biromaru, Kerajaan Banawa, Kerajaan
Sojol, Kerajaan Tavaeli, Kerajaan Tinombo di wilayah pantai barat
Kabupaten Donggala; serta Kerajaan Parigi dan Moutong di wilayah
pantai Timur Kabupaten Donggala. Raja-raja dari kerajaan tersebut
saling berhubungan satu sama lain sebagai suatu rumpun sehingga
membentuk suatu suku bangsa yang disebut Kaili.
Setiap kerajaan mengembangkan sistem pemerintahan . di
8 To Sigi: Kelompok Sosial pegunungan yang datang ke daerah Palolo dan Bora menyesuaikan diri dalam suatu persekutuan hidup negeri awal di Bora Lihat: Ahmad Basir Toana "Persekutuan Hidup dan Sistem Pemukirnan Masyarakat To Kaili" dalam "Gagasan ". Majalah Ilmiah Universitas Tadulako No. 28 Th. VII. Januari 1997, 5.
9 Tomanuru asal kata dari To Manurung (bahasa Bugis). To Manuru yang digambarkan dalam cerita rakyat To Kaili adalah berwujud seorang putri cantik jelita laksana bidadari yang turun dari kayangan (manusia suci). Sebenarnya putri cantik jelita bak bidadari itu adalah putri bangsawan dari Bugis Makassar (pendatang). Lihat: Ahmad Basir Toana, Persekutuan, 8. (Tidak diperoleh sumber kapan terjadinya asimilasi dan akulturasi tersebut).
IO !hid. 9.
4
wilayahnya dengan tertib dan teratur. Mereka berusaha merumuskan
aturan-aturan dalam menertibkan kehidupan masyarakat. Untuk
menegakkan :ituran-aturan adat itu, ditunjuk seorang pimpinan sebagai
kepala adat yang disebut Baligau. Kini kebanyakan desa di daerah
Sulawesi Tengah mengenal Baligau sebagai pimpinan adat. 11 Adat
istiadat yang telah mengakar di tengah masyarakat cukup banyak
ragamnya, meliputi adat yang mengatur upacara yang berkaitan dengan
siklus kehidupan mulai dari masa kehamilan, kelahiran sampai kepada
perkawinan dan kematian. Dari berbagai literatur diperoleh keterangan
bahwa sebagian besar orang Kaili memeluk agama Islam. Hanya belum
dapat dipastikan secara tepat; kapan dan dari mana agama Islam
masuk ke daerah Sulawesi Tengah. 12
Proses Islamisasi di daerah Sulawesi Tengah, seperti halnya di
Nusantara, dilakukan secara damai antara lain oleh para saudagar
melalui perdagangan dan perkawinan. Diperkirakan pada abad ke-16
dan ke-17 daerah luar Jawa, yakni Indonesia bagian Timur mendapat
11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Adat Jstiadat Daerah Sulawesi Tengah, (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1986/1987), 17
12 Ada beberapa pendapat tentang masuknya agama Islam ke Sulawesi Tengah, yaitu berasal dari Ternate yang mungkin ada hubungannya dengan nama Dato Karama yang masuk dari Temate melalui Parigi ke Palu. Ada pula pendapat yang menyatakan masuknya agama Islam berasal dari daerah Minangkabau melalui Makassar ke Toli-Tol~ kemudian masuk ke teluk Palu. Cerita yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat, bahwa Dato Karama masuk ke teluk Palu dengan menggunakan perahu bersama pengikutnya Karena ia dianggap sebagai seorang kerarnat, maka pada waktu memasuki teluk Palu, arus laut sedang deras mengakibatkan perahunya terdarnpar di pantai, yang kemudian perahu tadi tiba-tiba berubah menjadi tikar yang terbentang dan layamya menjadi suatu perkemahan. Pantai ini disebut Kararnpe, artinya tempat perahu terdarnpar. Tempat tersebut hingga saat ini disebut desa Karampe, Ibid., 20-2 l.
5
kunjungan dari pedagang Islam, terutama melalui Tarnate dan
Makassar.13 Pedagang Islam yang pertama-tama memperkenalkan Islam
ke lembah Kaili, yaitu seorang yang bernama Dato Karama. 14
Upaya Dato Karama memperkenatkan Islam di daerah Sulawesi
Tengah tersebut tidak terlepas dari suasana dunia Islam, yang ketika
itu mengalami masa kemunduran. Karena itu, ajaran Islam yang
disampaikan pada saat itu masih sangat terbatas, sinkretis, dan belum
terlihat gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat sosial dan
purifikatif. Gerakan sosial dan pemurnian muncul setelah akhir abad ke-
19 sampai awal abad ke-20 yang ditandai dengan tampilnya pemikir-
pemikir pembaharu, baik di tingkat lokal, nasional maupun
internasiona1.
Tokoh-tokoh pemikir pembaharu yang dimaksud antara lain adalah
Jamaluddin al-Afgani (1839-1897) dan Muhammad Abduh (1849-1905)
di Mesir serta Muhammad Iqbal (1876-1897) di Pakistan, dan lain-lain.
Pengaruh pemikiran mereka meluas ke seluruh dunia Islam termasu.k di
Indonesia. Pemikiran mereka bertujuan memperbaiki nasib umat Islam
dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya yang suasana dan keadaannya cenderung
13 Ibid., 20
14 Dato Karama adalah suatu gelar. Dato artinya Datuk. Karama berarti keramat. Sedang nama
aslinya ialah Abdullah Ragie. /hid., 19
6
mengalami perubahan. 15
Pada abad ke-20, di Indonesia muncul berbagai orgamsas1 yang
bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan dakwah, seperti Jam 'iyah
al-Khair (1905), Sarekat Dagang Islam (1911), Muhammadiyah (1912),
dan Nahdlatul Ulama ( 1926) yang mendorong semangat kebangkitan
Islam.
Semangat kebangkitan Islam ini mulai menyentuh daerah
Sulawesi bagian Selatan pada Tahun 1916 ditandai dengan lahirnya
Syarikat Islam atas usaha beberapa orang pedagang, di antaranya Intje
Abd. Rahim, Intje Tajuddin, dan Baharuddin. 16 Perkumpulan mt
adalah satu-satunya di Sulawesi pada saat itu, dan mempunyai pengaruh
ke daerah lain.
Tahun 1917 Syarikat Islam terbentuk di lembah Palu (sekarang ibu
kota Propinsi Sulawesi Tengah}, dengan melibatkan tokoh-tokoh pejuang
daerah, antara lain H. Joto Dg. Pawindu, Abd. Rahim Pakamundi, Daeng
M~rotja, Gagaramusu, Datupamusu, A. Palimuri, M.S. Patimbang, .dan
Lapasere. 17
Organisasi mt berperan untuk menanamkan rasa keagamaan dan
1~-Naurouzzaman Shiddiqy, Jeram...Jeram Peradaban Muslim (Y ogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 148-149
16 Abu Hamid, Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren di Sulawesi Selatan, (Ujung Pandang lJJ\llIAS, 1978), 54
17 Sofyan B. Kambay, Perguman Islam Alkhairaat dari Masa ke Masa, (Palu: tp. 1997), 9
7
kebangsaan di kalangan umat Islam agar lebih gigih melawan penjajah
Belanda. Selain itu mereka juga menanamkan rasa nasionalisme kepada
masyarakat agar tercipta suatu persatuan yang kuat dalam berjuang
menuju cita-cita kemerdekaan. 18
Masyarakat Sulawesi Tengah yang terdiri atas berbagai suku itu
dikenal sebagai penganut agama Islam yang fanatik. Namun dalam
pemahaman aJaran agama Islam dan praktek dalam kehidupan
keagamaan masih sangat terbatas, terutama sebelum berkembangnya
lembaga pendidikan Islam (Alkhairaat). Kehidupan sehari-hari masih
terdapat percampuran kepercayaan dan tradisi di luar ajaran Islam.
Demikian pula dengan usaha pendidikan agama yang dilakukan oleh
masyarakat pada waktu itu masih sangat terbatas. Dilaksanakan secara
tradisional dalam bentuk pengaJ1an al-Qur'an dan bersifat
individual, diselenggarakan di rumah guru yang bersangkutan atau
rumah orang tua murid yang mempunyai kedudukan penting. 19
Suasana kehidupan dan pelaksanaan pendidikan sebagaimana
digambarkan sejarawan, sangatlah memprihatinkan karena ajaran yang
disampaikan tidak murni lagi, sudah dimasuki dan bercampur dengan
ajaran agama dan kepercayaan sebelum Islam memasuki daerah Sulawesi
Tengah, seperti Animisme dan Dinamisme. Hal ini dapat diketahui
18 !hid.
19 K.Sanusi Patimbang, Alunmi Alkhairaat 1935. Wawancara, 24 September 1997.
8
terutama dalam upacara-upacara yang dilakukan untuk pengobatan orang
sakit melalui pemberian sesajen di pohon kayu besar atau di tempat-
tempat tertentu yang dianggap ada penghuni makhluk halus dengan
membacakan mantera-manteranya. Demikian juga dalam melaksanakan
suatu pekerjaan seperti mendirikan rumah, membuat kebun atau
mengadakan pesta. Pengaruh adat sangat besar dalam kegiatan
seperti itu. ltulah sebabnya dalam pelaksanaan upacara ini banyak
. k 20 meny1ta wa tu.
Sebelum berdirinya Alkhairaat, masyarakat Sulawesi Tengah
khususnya di Palu hidup dalam suasana ketidak tenangan. Mereka
tidak dipersatukan oleh suatu peraturan yang Islami dan tidak dilindungi
dari kesesatan. Bahkan pada waktu itu, Palu dianggap sebagai pusat
gerakan missi non Islam (kegiatan-kegiatan kolonialis-salibis). 21 Tetapi
masyarakat pada waktu itu tidak mudah dikristenkan. Masyarakat juga
sudah memiliki budaya, kesenian dan adat-istiadat yang s1ap
dikem bangkan ke arah yang positif.
Dalarn suasana seperti itulah, S. Idrus Aljufrie rnulai
rnembuka sekolah agarna yang diberi nama "Madrasah al-Islamiyah
Alkhairaaf' kernudian diubah namanya menjadi Perguruan Alkhai-
20 Kambay, Perguroan Islam 9. 21
Abdullah Awad Abdun, Alkhairaat wa Muassisuha fi al-Suthur, (Malang: Daar al-Tauhid, 1417 /1996M), 23. Propaganda Kristen saat itu bukan hanya dari rumah ke rumah. tapi secara terbuka di lakukan di pasar-pasar, seperti orang menjual obat di tengah-tengah khalayak ramai, K. Sanusi Patimbang, wawancara, 25 Maret 1999.
9
raat. Madrasah tersebut didirikan pada tanggal 30 Juni 1930.22
Dalam perkembangan selanjutnya, Alkhairaat berubah menjadi
suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan
sosial keagamaan. 23 Perkembangan Alkhairaat di Palu dan
sekitarnya dipimpin oleh pendirinya S. Idrus bin Salim Aljufrie
(1889-1969), seorang ulama,24 lahir di Taris, Hadramaut, Yaman
Selatan.25 Setelah berada di Palu, ia kawin dengan seorang putri Kaili.26
Dengan perkawinannya itu sekaligus mempermudah hubungannya dengan
tokoh-tokoh adat dan tokoh-tokoh masyarakat. Karena itu, ia dengan
mudah memperoleh dukungan dalam mendirikan dan mengembangkan
22 Ibid, 11
23 Anggaran Dasar Alkhairaat.
24 U1ama, orang yang tahu atau memiliki pengetahuan ilmu agama dan ilmu pengetahuan kealaman yang dengan pengetahuannya tersebut memiliki rasa takut dan tunduk kepada Allah SWT. Kata "ulama" merupakan bentuk jamak dari .. aliim" atau "alim", yang keduanya berarti "yang tahu" atau "yang mempunyai pengetahuan". Di dalam al-Qur'an, kata ulama ditemukan di dua tempat. Pertama, dalam surah Fathir ayat 28, artinya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah ulama". Jika ayat ini dihubungkan dengan ayat sebelumnya (ayat 27), pengertian ulama pada ayat ini adalah yang memiliki pengetahuan kealaman atau ilmu kauniyah. Kedua., dalam surah al-Syu' ara, ayat 196 dan 197, yang artinya: Dan sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar tersebut dalam kitab-kitab orang terdahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya: Jadi, arti ularna adalah orang yang memiliki pengetahuan agama
Dalam kedua ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa, ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu kealarnan dan ilmu agama, dan pengetahuan yang dimilikinya itu dipergunakan untuk mengantarkannya pada rasa khasy-yah (takut dan tunduk ) kepada Allah Swt. Lihat: Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. cet. ill, Jilid V, (Jakarta: PT. lntermasa, 1994), 120
25 Sentral pemikiran Aljufrie dalam pengabdiannya kepada masyarakat adalah bagaimana agar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Islam, dapat menjadi manusia yang taat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap Allah, terhadap sesama manusia, terhadap bangsa dan negara, sehingga selamat di
dunia dan akhiraat. Abdullah Awad, Abdun, Alkhairaat, 33.
26 Seorang janda dari Hi. Mongki (aim) bangsawan dan terbilang kaya bemama Intje Ami.
K Sanusi Patimbang, Wawancara, 15 Agustus 1997.
10
pendidikan Islam dan dakwah yang dirintisnya, terutama di kalangan
masyarakat Kaili.
B. Masalah Penelitian
Bertolak dari latar belakang di atas, dapat dikemukakan
permasalahan utama yang akan diteliti adalah bagaimana perubahan
sosial budaya yang te .. jadi dalam masyarakat Kaili dan bagaimana
peran yang dilakukan Alkhairaat dalam perubahan tersebut. Selanjutnya
dari permasalahan utama tersebut dirinci menjadi tiga sub masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya Alkhairaat sebagai organisasi yang bergerak
dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial, mensosialisasikan
gagasannya agar diterima oleh masyarakat.
2. Bagaimana pengaruh dan peran Alkhairaat dalam perubahan sosial
budaya masyarakat Kaili
3. Usaha-usaha apa yang dilakukan Alkhairaat dalam mendorong
perubahan sosial budaya, dan bagaimana tanggapan masyarakat.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran
Alkhairaat dalam melakukan perubahan sosial-budaya masyarakat
Kaili di Sulawesi Tengah yang dispesifikasikan sebagai berikut:
11
1. Untuk memahami potensi dan peran Alkhairaat sebagai pelaku
perubahan sosial, dan tantangan dalam menghadapi perubahan
terse but.
2. Untuk memahami perubahan sosial budaya yang memberikan
dampak positif dalam kehidupan masyarakat Kaili.
3. Untuk memahami respon masyarakat terhadap Alkhairaat dan sikap Alkhairaat
terhadap masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah.
Bertitik tolak dari permasalahan dan tujuan di atas, pada tingkat teoritik
penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pengembangan studi yang ·
bercorak sosial budaya dan mengajukan sebuah konsep mengenai peranan organisasi
keagamaan dalam hubungannya dengan perubahan sosial.
Sehubungan dengan itu studi ini diharapkan dapat menjelaskan posisi atau
bahkan menolak teori yang mengatakan bahwa organisasi dan para kyai tidak banyak
berperan dalam perubahan sosial budaya.
Studi ini diiharapkan juga dapat berguna bagi pemanfaatan dan peningkatan
sumber daya manusia yang didasarkan pada nilai sosio-kultural masyarakat tertentu,
dan sebagai masukan, baik kepada Alkhairaat dalam melakukan perubahan sosial
budaya dan dalam menghadapi kemajuan IPTEK yang berkembang terns menerus,
maupun kepada pemerintah daerah atau pusat yang terkait dalam menetapkan
kebijaksanaan.
12
D. Kerangka Teori
Penelitian ini terfokus pada Alkhairaat dan peranannya dalam
perubahan sosial budaya di kalangan masyarakat Kaili di Sulawesi
Tengah. Dengan demikian "peranan" dan "sosial budaya" merupakan
kata kunci dalam penelitian ini. Konsep peranan (role) merupakan
kerangka analisis yang digunakan dalam studi ini. Konsep peranan di
gunakan untuk menyatakan tindakan seseorang dalam kerangka struktur
sosial tertentu.
-~-Biddle 1986, memperkenalkan lima jenis peran, meliputi: ( 1)
Fungsional role theory (teori peran fungsional) yang memfokuskan pada
peran atau tingkah laku seseorang yang khusus yang memiliki
kedudukan sosial dalam sistim sosial yang stabil. (2) Symbolic
interaclionist role theory (teori peran interaksional yang simbolis) yang
memfokuskan pada peranan aktor secara individual, evaluasi peran
tersebut melalui interaksi sosial dan bagaimana pemegang peranan sosial
memahami dan menginterprestasikan sebuah tingkah laku. (3) Structural
role theori (teori peran struktural) yang memfokuskan pada struktur
sosial atau kedudukan sosial yang sama-sama menanggung pola tingkah
27 Biddle, " Bentuk dan Jenis-Jenis Peran", dalam Edgar F. Borgatha (Ed.) Jncyclopedya of
Sociology. 222 - 225
13
laku yang sama, yang ditujukan pada kedudukan sosial yang lain. ( 4)
Organizational role theory (teori peran organisasi) yang memfokuskan
kepada peran yang dihubungkan dengan kedudukan sosial pada sistem
sosial yang hirarkis, yang berorientasi pada togas dan belum
direncanakan. (5) Cognitive role theory (teori peran kognitif) yang
difokuskan pada hubungan-hubungan antara tingkah laku dan harapan
yang terdapat dalam peran.
Hugo F. Reading 28
juga telah mengumpulkan arti atau maksud
"peranan" dari beberapa ahli antara lain (1) Bagi an peran yang akan
dimainkan seseorang. (2) Cara-cara yang ditentukan untuk bertingkah
laku yang sesuai dengan suatu jabatan. (3) Kewajiban-kewajiban yang
melekat pada suatu posisi. (4) Sikap, nilai dan tingkah laku yang
ditentukan terhadap hak-hak yang melekat pada suatu status. (5) Hal-hal
unik yang diperlihatkan seseorang dalam melaksanakan syarat-syarat
dari status tertentu.
Keterangan di atas memperlihatkan bahwa, para ahli ilmu sosial
memberikan pengertian makna kata dari peranan, artinya tindakan
yang dilakukan oleh seseorang di suatu peristiwa. atau kumpulan pola
tindakan tertentu yang diwujudkan seseorang dalam kerangka struktur
sosial tertentu. 29
Dengan demikian peranan menunjukkan hubungan
28 Hugo F. Reading, Kamus llmu-ilmu Sosial, (Jakarta: CV. RajawaJli, 1986 ), h. 360
29 R.K. Merton, Social Theory and Social Strocture, (New York: Pree Co. Inc. 1957), 63
14
dengan sejumlah norma yang berhubungan dengan status atau
kedudukan seseorang dalam struktur sosial.
Karena yang menjadi pusat perhatian dalam disertasi ini adalah
peranan Alkhairaat dalam perubahan sosial budaya, maka konsep
peranan merupakan kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian
mt. Sedangkan konsep perubahan sosial dimaksudkan mencakup
bermacam perubahan di dalam lembaga-lembaga masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-hilai, adat istiadat,
kepercayaan, sikap dan pola tingkah laku di dalam masyarakat. Hal ini
mengingatkan kita kepada definisi yang menyatakan "perubahan sosial
adalah perubahan pola-pola budaya, struktur sosial, dan prilaku sosial
dalam jangka waktu tertentu". 30
Dengan demikian, dalam teori, konsep perubahan sosial ini
mencakup perubahan kultural. Kalau kita sependapat dengan Tylor
bahwa kebudayaan adalah "keseluruhan kompleks yang mencakup ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat dan tiap
kemampuan serta kebiasaaan lainnya yang didapatkan oleh manus1a
sebagai anggota masyarakat". Maka tiap perubahan pada salah satu
bagian dari keselurahan kompleks itu bisa di pandang sebagai perubahan
kultural. Perubahan sosial dan perubahan kultural mempunyai satu segi
30 H.M Atho Mudzhar. Studi Hukum Islam Dengan Pendekatan Sosiologi (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999), 7. Lihat juga Ian Robertson, Sosio/ogy, 593
15
persamaan, yaitu kedua-duanya menyangkut suatu adaptasi atau
perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Menurut penggunaan konsep-konsep perubahan sosial dan kultural
101, bisa dibayangkan terjadinya perubahan-perubaban kultural kecil
tanpa menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Suatu perubahan dalam
mode pakaian wanita, suatu perubahan dari seni klasik ke seni modern
atau suatu perubaban dalam gaya tari, bisa terjadi tanpa mempengaruhi
salab satu lembaga sosial maupun sistem sosial. Di pihak lain, sulit
untuk membayangkan terjadinya perubahan sosial tanpa didabului
perubahan kebudayaan seperti lembaga sosial, keluarga, perkawinan,
milik pribadi, perguruan tinggi atau negara, tidak akan berubah jika
tidak terjadi perubahan kebudayaan yang fundamental yang bertalian
dengan itu. 31 Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan yang beraneka
ragam sifat, jenis dan coraknya itu minimal mempunyai tiga wujud (1)
Sebagai suatu kompleks ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma,
peraturan dan sebagainya. (2) Sebagai suatu kompleks aktivitas,
kelakuan dan berpola dari masyarakat. (3) Sebagai benda-benda basil
karya manusia. 32 Dengan batasan ini, maka Alkhairaat sebagai lem bag a
pendidikan yang merupakan basil karya manusia, termasuk bagian dari
kebudayaan.
31 Selo Soemardjan, Pentbahan, 3
32 Koentjaraningrat, Kebudayaan. Mentalitet dan Pembangunan (Jakarta : Gramedia 1976), 19
16
Dalam penelitian mt perubahan sosial budaya dimaksudkan
sebagai suatu keterpaduan dan tidak terpisahkan antara perubahan
sosial dan budaya. Karena perbedaan antara perubahan sosial dan
perubahan kultural hanya mungkin di tingkat analisis. Di samping itu
setiap perubahan sosial biasanya diikuti oleh perubahan-perubahan
dalam masyarakat yang berhubungan dengan perubahan kultural. lni
merupakan konsekuensi dari tatanan yang saling terjalin dalam berbagai
lembaga sosial dalam masyarakat. 33
Secara etimologi, istilah sosial budaya memang terdiri dari
kata sosial dan budaya. Sosial artinya segala sesuatu yang menyangkut
masyarakat,34 sedangkan budaya adalah hasil pemikiran dan akal
budi, 35 atau secara lebih luas, budaya dapat diartikan sebagai sesuatu
yang terkait dengan kehidupan manusia dalam dimensi sosial
diperoleh dari basil kajian dan kreativitas manusia. 36 Dengan kata
lain, budaya adalah manifestasi dan perwujudan segala kegiatan dan
aktivitas manusta dalam menjawab tantangan eksistensi
33 Selo Soemardjan, Pembahan, 4.
34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 851
35 Ibid, 130
36 Fuad Ansari, Masa Depan Umat Islam. (Bandung: Mizan, Ilahi Prress, 1998), 27
17
hidupnya.37
Namun antara sosial dan budaya atau kebudayaan terdapat
hubungan fungsional karena sifatnya saling menganjurkan satu dengan
yang lain. Diumpamakan terjadi perubahan dalam struktur sosial, maka
pcrubahan itu akan berjalan sejajar dengan perubahan kultural, karena
setiap kultural mendapat dukungan dari nilai-nilai budaya38
dan nilai-nilai itu sendiri JUga merupakan produk interaksi
. I 39 SOSia .. Justru itu di antara para ahli ada yang mempergunakan istilah
perubahan sosial budaya, seperti: Sidi Gazalba, Alfian dan juga
Mattulada. 40
Bertolak dari asumsi diatas, penelitian ini memusatkan perhatian
pada perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Kaili yang meliputi
bidang (1) keagamaan, dan kepercayaan masyarakat, (2) seni budaya dan
pendidikan, (3) sosial politik dan ekonomi; dengan kosentrasi perhatian
pada sejauh mana peran Alkhairaat dalam pendidikan, dakwah dan
kegiatan-kegiatan sosialnya.
37 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998), 27
38 Mayor Polak, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, lchtiar Baru, 1985), 368
39 Mattulada, "Perubahan Sosial dan Kebudayaan Suku-suku Bangsa di Sulawesi Selatan",
dalam E. K. M. Masinambow (Ed). Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), 235
40 !hid.
18
E. Kajian Pustaka
Tulisan-tulisan yang berhubungan dengan Alkhairaat memang
sudah ada, tetapi terhitung belum banyak. Yang sudah ada misalnya,
Majmu' Qashaid Pendiri Alkhairaat, yang disusun sendiri oleh
pendirinya S. ldrus Bin Salim Aljufrie, dalam bentuk syair-syairnya
(abyat). Tulisan tersebut diedit oleh Sofyan Lahilote, (1980).41 Karya ini
berisi nasehat-nasehat yang ditujukan kepada murid-muridnya (abna'
Alkhairaat) terutama yang berhubungan dengan keutamaan ilmu, belajar
dan mengajar. Juga diungkapkan suka duka membina Alkhairaat sampai
berkem bang di berbagai pelosok, termasuk him bauan beliau kepada
masyarakat agar memperhatikan persatuan dan kesatuan dalam membina
lembaga-lem haga pendidikan untuk kemajuan masyarakat, bangsa
dan negara.
Kary a 42 Sofyan B. Kambay, secara singkat menggambarkan
bagaimana penerimaan masyarakat, tentang kehadiran Alkhairaat di
tengah-tengah mereka, juga mengungkapkan secara singkat sejarah
perkembangan Alkhairaat dan kiprahnya dalam masyarakat. Namun
penulisannya sangat sederhana dan datanya tidak lengkap (tidak valid).
Selain itu, ada sebuah karya lagi ditulis oleh Abd. Awad Abdun: 43
41 Lihat : Sofyan Alwi Lahilote (Ed.), Majmu Qashaid, 18-19
42 Lihat B. Sofyan Kambay, Pergunian Islam Alkhairaal. 25-40
43 Lihat : Abdullah Awad Abdun, Alkhairaat Wa Muhassisuha. 19-21
19
Tulisan m1 mengemukakan hal-hal yang bertalian dengan asal usul
pendiri Alkhairaat, kelebihan yang dimilikinya, silsilah, dan
keturunannya dari keluarga besar Ba' Alawy, yang bersambung dengan
Ali bin Abi Thalib. Secara singkat juga digambarkan situasi masyarakat
di Palu sebelum adanya Alkhairaat. Pada saat itu, Palu dianggap sebagai
pusat gerakan misi non Islam dan kegiatan kolonialis-salibis.
H. Mahmud Syamsu, A.S. Juga menulis tentang Alkhairaat
dan perkembangannya di Sulawesi Tengah dan beberapa propinsi
l . 44 arnnya. Juga digambarkan bagaimana upaya pendirinya S. Idrus
bin Salim Aljufrie mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang
diberi nama Alkhairaat, sampai berkembang ke berbagai pelosok,
bukan hanya di Palu/Kabupaten Donggala, melainkan menjangkau
semua kabupaten/ kodya yang ada di Sulawesi Tengah, bahkan
tersebar pada 7 Propinsi dan mendapat dukungan dari masyarakat
dan pemerintah setempat. Selain itu juga digambarkan bahwa, pendiri
Alkhairaat sangat menekankan penggunaan bahasa Arab dalam prose.s
belajar mengajar, agar luarannya mampu mengkaji dan mendalami
aJaran Islam melalui kitab-kitab yang berbahasa Arab.
+.1 Lembaga Pendidikan yang dibina Alkhairaat tersebar pada 7 Propinsi, yaitu I) Propinsi Sulawesi Tengah; 2) Propinsi Sulawesi Tenggara; 3) Propinsi Sulawesi Utara; 4) Propinsi Sulawesi Selatan; 5) Propinsi Maluku; 6) Propinsi Irian Jaya; 7) Propinsi Kalimantan Timur; H. Mahmud Syarnsu, AS. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. (Jakarta: Lantera, 1996). 151
20
Daw am Rahardjo, 45
juga menulis bahwa Alkhairaat di Sulawesi
Tengah termasuk gerakan pendidikan Islam yang dilaksanakan secara
diam-diam (kurang publikasi). Maksudnya sejak tahun 1930, lembaga
Pendidikan Alkhairaat telah mengadakan perubahan dan pembaharuan
dalam sistem pendidikannya yang dilaksanakan secara klasikal dengan
tidak meninggalkan sistem halaqah pada sore dan malam hari.
Perubahan-perubahan yang d,ilakukan Alkhairaat pada saat itu
kurang dipublikasikan sehingga tidak banyak yang mengetahuinya.
Lain halnya dengan lembaga pendidikan, dan pesantren lainnya,
terutama yang berkembang di pulau Jawa. Selain itu, Alkhairaat
Juga telah memasukkan mata pelajaran umum, seperti hitung
dagang,46
ilmu bumi, bahasa Indonesia, sejarah dan juga bahasa
Inggeris.
Adapun tulisan yang berhubungan dengan pendidikan Islam dan
perubahan sosial dapat ditemukan beberapa literatur. Misalnya karya
Manfred Ziemek. 47
Ia menulis tentang pesantren dalam perubahan
sosial. la menggam barkan tentang dorongan Islam di Indonesia sebagai
agama dengan sistem nilainya. Sistem 1m telah mempengaruhi
perkembangan masyarakat Indonesia. Ia juga meneliti hubungan antara
~5 Dawam Raharjo, Pesantren dan Pembaharnan, (Jakarta: LP3ES, 1995), 31
.i.; Menarik untuk diketahui bahwa yang mengajar hitung dagang pada waktu itu adalah seorang guru beragama Kristen (P.K. Ento). Lihat Sofyan B. Kambay, Pergurnan Islam Alkhairaat, 32.
21
bentuk pendidikan tradisional dan perkembangan yang otosentris, yang
terpusat pada diri sendiri. Dengan ini dimaksudkan perubahan bentuk
sosial, baik yang berusaha mempertahankan kebudayaan etnis dan
identitas bangsa, maupun yang mengusahakan lenyapnya dominasi
politik asing di dalam negen. Ia juga menggambarkan praktek
pendidikan yang terjadi pada lapisan pedesaan, dan mencoba
menafsirkan pesantren sebagai suatu bentuk pendidikan yang
diorganisasi oleh masyarakat sendiri. Pesantren dilukiskan sebagai
lembaga pergulatan spiritual, pusat perubahan di bidang pendidikan,
politik, budaya, sosial dan keagamaan. Oleh · sebab itu menurutnya,
pesantren dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan yang ortodoks
atau pun yang progresif dan dapat disamakan dengan pusat-pusat
pendidikan serupa dalam lingkungan "Agama Jawa" yang telah memiliki
tradisi suasana budaya Hindu dan Budha47 .
Karya Hiroko Horikoshi48 yang menampilkan Kyai Yusuf Tajri
dari Cipari, sebagai pembawa perubahan dalam pandangan hidup
lingkungannya. Karya ini menampilkan adanya kemampuan individual
ulama (Kyai) dalam melakukan perubahan sosial, disaat-saat yang
paling sulit bagi kehidupan masyarakat di daerahnya, yaitu masa
47 Manfred Ziemek, Pesantren Js/amishe Bi/dung in Sozialen Wandel. Terjemahan : Butche B.
Soendjojo. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. (Jakarta: P3M, 1986), 2-3. 48
Hiroko Horikoshi, Kyai dan Perubahan Sosial. (Jakarta: P3M, 1987), 237. Lihat juga Clifford Geertz, The Javaanese Kijaji, The Changing Roles of a Cultural Broker. Comparative Studies in Society and History (1960) 2: 228-249.
22
pemberontakan DI-TII masih merajalela. Daerah Garut di Jawa Barat,
letak desa Cipari, adalah kabupaten paling menderita dan paling lama
terkena akibat pemberontakan tersebut. Banyak ulama yang menjadi
korban keganasannya, dan cukup banyak ulama yang terpengaruh dan
mendukung pem berontakannya.
Dal am penelitiannya, Horikoshi menyebutkan beberapa
kesimpulan yang penting untuk menangkap jalannya proses perubahan
yang dibawakan oleh pandangan hidup tradisional ke arah modernitas
hidup dengan watak hidup emansipatoris. Ia menggambarkan bahwa kyai
berperanan kreatif dalam perubahan sosial dengan caranya sendiri. Ia
menawarkan agenda perubahan yang dianggapnya sesua1 dengan
kebutuhan masyarakat yang dipimpinnya tanpa merusak ikatan-ikatan
sosial yang sudah ada. Secara kreatif ia menggunakan ilmu-ilmu agama
Islam dalam melakukan antisipasi terhadap kebutuhan perubahan. Hasil
penelitian Horikoshi juga sekaligus memperbaiki teori Geertz tentang
peranan kyai sebagai "makelar budaya" (cultural broker) yang
menyatakan kyai berperan sebagai alat penyaring atas arus informasi
yang masuk ke lingkungan santri, menularkan apa yang dianggap
berguna dan mem buang apa yang dianggap merusak bagi mereka.
Menurut Geertz, peranan penyaring itu akan macet, manakala arus
informasi yang masuk begitu deras dan tidak mungkin disaring lagi oleh
sang kyai. Dal am keadaan demikian, kyai akan kehilangan peranan
23
dalam perubahan sosial yang terjadi, akibatnya kyai akan mengalami
kesenjangan budaya (cultural lag) dengan masyarakat sekitarnya.
Selain dari yang tel"h dikemukakan di atas ada satu buku yang
berjudul Pendidikan Muhammadiyah dc;n Perubahan Sosial, yang diedit
DR. M. Amin Rais dkk. Karya itu merupakan hasil saresehan Pimpinan
Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Pada mulanya saresehan tersebut
bertema "Sistem Pendidikan Muhammadiyah dan Pembaharuan
Pemikiran Islam" sebagai upaya menginventarisir permasalahan yang
muncul. Karena itu isinya merupakan rekaman dari pemikiran-pemikiran
yang ditawarkan oleh peserta saresehan. Dal am buku kecil m1
digambarkan perkembangan Muhammadiyah sejak didirikannya tahun
1912 di Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan sampai tahun 1984, yang
telah membawa perubahan sosio-kultural yang mau tidak mau, juga
membawa perubahan pada alam pikiran manusia dalam hat politik,
ekonomi maupun sosial budaya. Menurutnya, sosial budaya kurang
disadari oleh sebagian besar rakyat Indonesia bahkan dikalangan ilmuan
dan cerdik pandai pun kurang berkenan merenungkan secara filosofis
historis bangsa Indonesia, terutama dibidang pendidikannya, le·bih-lebih
yang menyangkut agama Islam. Selain itu juga dikemukakan berbagai
keberhasilan dan kritikan terhadap Muhammadiyah. Keberhasilannya
antara lain; Muhammadiyah telah mengadakan pembaharuan pendidikan
agama dengan jalan modernisasi dalam sistem pendidikan, menukar
24
sistem pondok dan pesantren dengan sistem pendidikan yang modern
yang sesuai dengan tuntutan dan kehendak zaman. Muhammadiyah juga
telah mendirikan sekolah-sekolah yang khas agama namun yang bersifat
urn um, dari tarn an kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Keritikan
antara lain; bahwa dari pelbagai gejala sosial yang ada, sebagian orang
menilai pendidikan Muhammadiyah sudah mulai ketinggalan zaman,
lebih-lebih jika diukur dengan keberhasilan yang telah diraih oleh
lembaga-lembaga pendidikan lain, terutama lembaga pendidikan non
muslim. Kenyataan ini nampaknya memang tidak dapat dibantah sebagai
suatu kenyataan pahit yang harus diratapi. Sebagai orgamsas1
perjuangan, Muhammadiyah tentunya tidak akan berhenti hanya sekedar
meratapi saja, tetapi harus menjawab semua pertanyaan dan tantangan-
tantangan yang muncul. Untuk itulah Pimpinan Pusat lkatan Pelajar
Muhammadiyah telah menyelenggarakan saresehan yang bertemakan
sebagaimana tersebut di atas.
Mencermati kajian-kajian tersebut di atas, maka sangat berbeda
dari kajian disertasi ini, karena selain akan menelusuri sejarah
pertumbuhan dan perkembangan Alkhairaat, juga akan dikemukakan
aktivitas-aktivitasnya dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah.
Di samping itu, juga akan dikaji bagaimana peran Alkhairaat dalam
perubahan sosial budaya masyarakat Kaili. Kemudian disertasi ini juga
akan melihat sejauh mana pengaruh Alkhairaat terhadap masyarakat di
25
\
Sulawesi Tengah. Sehubungan itu, sepanjang pengetahuan penulis hal
hal yang dikemukakan dalam disertasi ini belum pernah diteliti secara
mendalam oleh peneliti sebelumnya dan belum ada pembahasan khusus
menyangkut masalah itu. Jadi dari segi teori, studi ini melanjutkan
penelitian yang sudah ada dan meneliti hal-hal yang baru, yang
berhubungan dengan peran Alkhairaat dalam perubahan sosial
keagamaan dan kepercayaan masyarakat termasuk bidang pendidikan dan
sosial budaya serta perannya dalam bidang sosial politik dan ekonomi.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian.
Alkhairaat dan masyarakat Kaili yang menjadi sorotan dalam
penelitian ini adalah yang berdomisili di Sulawesi Tengah, khususnya
di Kotamadya Palu, dan Kabupaten Donggala dengan memilih masing
masing satu kecamatan, yaitu Kecamatan Palu Barat, Kotamadya Palu
dan Kecamatan Biromaru, Kabupaten Donggala. Dalam kecamatan yang
terpilih itu, dipilih salah satu desa dan kelurahan, yaitu desa Kalukubula
dan kelurahan Kamonji sebagai pendalaman penelitian. Ada
beberapa alasan mengapa daerah Kabupaten Donggala dan Kotamadya
Palu telah dipilih untuk studi perubahan sosial budaya. Pertama, karena
Sekolah dan madrasah (pesantren) yang dikelola Alkhairaat tersebar di
semua kecamatan atau hampir semua desa yang didiami suku Kaili,
26
/
sehingga memungkinkan untuk melihat dan meneliti sejauh mana peran
Alkhairaat dalam mem bin a masyarakat sebagai upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan kaitannya dengan perubahan sosial
budaya :,1ang terjadi pada masyarakat. Kedua, karena masyarakat
Kaili (suku Kaili) lebih banyak yang berdomisili di Palu, dan
Kabupaten Donggala. Mereka mendiami hampir semua Kecamatan,
kecuali Kecamatan Kulawi. Ketiga, karena masyarakat Kaili merupakan
suatu rumpun masyarakat yang memiliki adat istiadat, budaya yang
sama sehingga dengan meneliti tempat tertentu sudah dapat
menggambarkan keadaan sebenarnya.
2. Sumber Data
Sebagaimana dikemukakan bahwa penelitian im dilaku-
kan di lapangan (field research). Namun demikian, untuk lebih
mempertajam analisis data penelitian, maka digunakan juga data-data
dari perpustakaan (library research). Yaitu meneliti kepustakaan yang
relevan dengan obyek kajian guna memperoleh acuan konseptual.
Sum ber data diperoleh dari:
a. Data Primer, yaitu: 1) dokumen-dokumen dan tulisan-tulisan
yang terkait dengan Alkhairaat, 2) tokoh-tokoh Alkhairaat yang
dianggap mempunyai peranan penting dalam pengembangan masyarakat,
27
seperti para kiai, para ustadz, dan para alumni, 3) tokoh-tokoh
masyarakat serta tokoh-tokoh adat terutama yang berusia 60 tahun ke
atas, 4) kelompok lembaga dan organisasi keagamaan/kemasyarakatan,
yang secara langsung ikut terlibat dalam pembinaan dan pengembangan
masyarakat.
b. Data Sekunder, diperoleh dari; l) perpustakaan yang berhubungan
dengan pendidikan, kemasyarakatan, kebudayaan dan tulisan tentang ke-
Islaman di Sulawesi Tengah. 2) lembaga pemerintah dan bukan
pemerintah 3) perorangan yang dianggap mengetahui dan memahami
situasi yang sebenarnya. Sumber data tersebut di atas sebagian dijadikan
informan kunci (key informan) dan sejumlah informan pendukung.
3. Metode Yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan metode sosio-historis,49 yaitu suatu
metode untuk memahami kondisi-kondisi masa silam prihal integrasi
Islam ke dalam adat istiadat masyarakat Kaili. Jenis penelitiannya
adalah kualitat~l eksplanat~f. 50 Maksudnya suatu penelitian yang
49 Penggunaan Metode Sosio-Historis, untuk memahami ajaran Islam, umpama di satu tempat. waktu, kebudayaan, golongan dan lingkungan tertentu. Lihat Mattulada, "Penelitian Agama Aspek Keagarnaan Dalam Kehidupan dan Kebudayaan di Indonesia" dalam Mulyanto Sumardi. Penelitian Agama, (Jakarta Sinar Harapan, 1982), 67.
50Eksplanatif adalah keterangan atau penjelasrua yang diberikan sehingga benar-benar nampak adanya hubungan kausal antara obyek penelitian (Alkhairaat dan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Kaili). Heribertus Sutopo, Penganlar Penelitian Kualitattf Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis. (Surakarta: Pusat Penelitian UNS, 1988), 16.
28
berusaha melihat hubungan di antara data yang dikumpulkan,
berupa data kualitatif. Sedang eksplanat~f k . 51
merupa an strateg1,
yang dipergunakan sehingga benar-benar tampak ada hubungan antara
pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Alkhairaat dengan
perubahan sosial budaya masyarakat Kaili.
Selain itu, sifat penelitian ini adalah deskript~f analitis,52
dalam bentuk studi kasus, yang pada dasarnya tidak hanya menitilc
beratkan pada penggambaran apa adanya, namun lebih menonjolkan
pada pengungkapan makna secara analitis dari data yang ada. 53
Dal am
pengumpulan data dipergunakan metode dokumentasi, obsevasi dan
interview. 54
a. Metode Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan, dengan
menghimpun dari dokumen-dokumen resm1, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, seperti keputusan-keputusan Muktamar, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, tulisan-tulisan S. Idrus yang befom
diterbitkan, dan dokumen-dokumen lainnya.
51 Heribertus Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis,
(Surakarta: Pusat Penelitian UNS, 1988), 16
52 Noeng Muhadjir, Metodo/ogi Penelitian K11alitatif (Yogyakarta; Rake Surasih
Press, 1990), 70
53 Ibid. 206.
54 Heribertus Sutopo, Pengantar Penelitian. 18
29
b. Metode Observasi
Dengan metode observasi diharapkan terkumpul data tentang
perkembangan dan perubahan sosial budaya, baik yang terjadi dalam
lingkungan Alkhairaat maupun di kalangan masyarakat. Observasi
diadakan langsung ke lokasi untuk mengamati secara cermat fenomena
fenomena dan fakta-fakta yang ada di lokasi penelitian. Di samping itu,
observasi juga dilakukan di beberapa tempat pelaksanaan pendidikan
dan dakwah serta pembinaan keagamaan masyarakat, seperti majelis
ta'lim, pengajian remaja, pembinaan kesenian dan lain-lain. Setelah itu,
juga diadakan pengamatan terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat
Kaili dan hal-hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
c. Metode Interview
Pada hakekatnya interview adalah sebagai instrumen pengumpulan
data yang bersifat langsung berhadapan dengan responden (objek
penelitian) yang memungkinkan data-data yang terkumpul muncul dan
diperoleh dengan mudah dan jelas. Penerapan metode ini diarahkan
langsung kepada pengasuh dan pengurus Alkhairaat dan tokoh
masyarakat yang dianggap memegang peranan penting dalam
pengembangan masyarakat, seperti para kiai, ustadz, pemuka adat serta
tokoh-tokoh masyarakat yang ikut terlibat dalam proses pengembangan
30
masyarakat, termasuk para alumni Alkhairaat, dengan cara interview
mendalam. 55
Penentuan tokoh yang dijadikan pemberi infrrmasi, dilakukan
dengan jalan menggunakan tehnik cuplikan yang disebut snowball
sampf ing, dengan langkah pertama kali ditetapkan tokoh sentral yang
dianggap memiliki informasi di bidang itu sebagai key informan
dan tokoh tersebut menentukan tokoh lain, dan seterusnya.
d. Tehnik Analisis Data
Data yang terkumpul dengan metode pengumpulan data tersebut di
atas, dianalisis dengan jalan menggunakan tehnik analisis data
deskript~f analitis, interpretatif, 56 yaitu dengan jalan mendiskripsikan
dan mengklasifikasikan tentang bentuk pengembangan dan perubahan
masyarakat yang dilaksanakan oleh Alkhairaat, selanjutnya diadakan
interprestasi. ·Langkah terakhir adalah diadakan ekstrapolasi, yaitu
mengangkat makna dari hasil penelitian yang dicapai sebagai
sumbangan pikiran yang mungkin direkomendasikan, baik dalam
pengertian teoritik maupun praktis. Pemaknaan tersebut dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan pendidikan dan ke-lslaman .
........ ss H.M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam 1'eori dan Praklek. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, I 998), 72. s6 Metode ini sering digunakan oleh para peneliti sejarah, terutarna untuk menggarnbarkan
rangkaian peristiwa menurut apa adanya atau berdasar kronologis kejadian-kejadian yang dicatat sebagai peristiwa. Untuk mernperdalam metode ini dapat dilihat pada William Marsden, The Hislory of Sumatera. Kuala Lumpur dan London: Oxford University Press, 1975), 353 - 358.
31
G. Sistimatika Pembahasan
Uraian yang termuat di dalam disertasi ini terdiri atas lima bah,
antara bah masing-masing terbentuk satu kesatuan rangkaian yang
mempunyai kaitan hubungan sebab-akibat.
Bab I, sebagai bab pendahuluan, berisi uraian pengantar masalah
yang dikaji. Rangkaian pokok bahasan yang dikemukakan dalam bah
rn1, terdiri atas: latar belakang dan masalah penelitian, tujuan dan
kegunaan penelitian. Dilanjutkan dengan kerangka teori dan kajian
pustaka, metode penelitian serta sistimatika pembahasan.
Bab II berisi tentang asal usul masyarakat Kaili dan sistem
kekerabatannya, dilanjutkan dengan kondisi sosial-budayanya, meliputi
kehidupan sosial masyarakat, agama dan kepercayaan, pendidikan,
serta kesenian. Bab ini diakhiri dengan mengemukakan keadaan
pemerintahannya.
Bab Ill berisi tentang diskripsi Sulawesi Tengah, geografis dan
penduduknya, mobilitas dan pranata-pranata sosial yang ada, terutama d"i
wilayah Kotamadya Palu, yang juga sekaligus lbu Kota Kabupaten
Donggala dan lbu Kota Propinsi Sulawesi Tengah, yang merupakan
daerah penelitian. Kemudian dijelaskan tentang pertumbuhan dan
perkembangan Alkhairaat, dilanjutkan dengan aktivitas Alkhairaat dalam
bidang pendidikan, termasuk sistem pendidikan yang dikembangkan
Alkhairaat, aktivitas dan strategi dakwah Alkhairaat serta aktivitasnya
32
dalam bi dang sosial.
Bab IV berisi ten tang Alkhairaat dan perubahan sosial budaya
masyarakat Kaili, dilanjutkan dengan proses perubahan sosial budaya
dan peran Alkhairaat dalam perubahan sosial budaya masyarakat Kaili
meliputi ; pertama perannya dalam perubahan sosial keagamaan dan
kepercayaan masyarakat, kedua perannya dalam perubahan sosial budaya
dan pendidikan; dan ketiga perannya dalam bidang sosial politik dan
ekonomi umat. Kemudian bagaimana respon dan tanggapan masyarakat
serta tantangan yang dihadapi, diakhiri dengan upaya pengembangan ke
depan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam upaya mensosialisasikan programnya agar diterima
masyarakat Kaili, Alkhairaat sebagai organisasi keagamaan yang
bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial selalu berpegang dan
tetap mempertimbangkan unsur-unsur kepercayaan, adat istiadat dan
pola hidup sosial budaya setempat. Pendekatan sosialisasi program
seperti ini dapat dilihat dan term an if estasi dengan jelas dalam bentuk-
bentuk sikap yang persuasif, apresiatif dan tidak konfrontatif Alkhairaat
selalu mengadakan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
adat dan pemerintah (raja), sehingga tidak mengalami banyak hambatan.
bahkan sebaliknya mendapat respon positif dari masyarakat.
Respon positif atas sosialisasi program Alkhairaat m1, telah
menempatkan posisi dan peran yang sangat penting bagi Alkhairaat
dalam merubah struktur kesadaran masyarakat Kaili, terutama pada
aspek mental spritualnya. Keberadaan Alkhairaat tidak hanya menjadi
sumber . . . mspiras1 masyarakat bagi terciptanya tatanan yang
mencerminkan nilai-nilai agama, tapi juga berperan mengembangkan
pola pikir, wawasan, sistem pengetahuan. sistem sosial serta sistem
prilaku masyarakat khususnya masyarakat Kaili. Dengan demikian,
264
mentalitas hubungan sosial budaya dan keagamaan masyarakat Kaili
merupakan cerminan dari sikap dan po/a perilaku hidup Alkhairaat.
Secara spesifik, peran Alkhairaat dalam merubah kehidupan sosial
budaya dikalangan masyarakat Kaili ini, dapat dilihat pada tiga aspek
program yang menjadi dasar utama gerakannya, antara lain:
Pertama, dalam bidang keagamaan dan kepercayaan masyarakat,
Alkhairaat tidak hanya merubah praktek dan pemahaman masyarakat
Kaili dari animisme ke ajaran Islam yang murni, tapi juga merubah
tradisi keagamaan yang dianggap berlebihan, termasuk siklus hidup,
sinkietisme dan tradisi lainnya. Pada aspek ini, peran Alkhairaat sebagai
organisasi keagamaan, bersifat Purifikatoris.
Kedua, dalam bidang sosial budaya dan pendidikan, Alkhairaat
disatu sisi telah merubah sistem pendidikan dari non klasikal kepada
sistem klasikal, dari budaya pengejaan aksara al-Qur'an berbahasa Bugis
ke bahasa Arab, sehingga membar, • :i mempercepat proses
pemasyarakatan baca tulis huruf al-Qur'a~ di kalangan masyarakat,
sedang di sisi lain, merubah budaya belajar dari sistem pendidikan
rumah ke rumah menjadi sekolah. Proses pendidikan dari rumah ke
rumah ini, sebagaimana diketahui, telah dimulai sejak masuknya Islam
pada abad ke-17 M. Tokohnya adalah seorang ulama pembawa agama
Islam di Sulawesi Tengah yang berasal dari Minangkabau, Sumatra,
yaitu Abdullah Ragie (Dato Karama), kemudian dilanjutkan oleh da'i
265
dari Sulawesi Selatan {Bugis) dan sejak dari itu sampai awal abad 20,
pendidikan yang sifatnya informal dan non formal ini disempurnakan
oleh pendiri Alkhairaat, S. Idrus Aljufrie, menjadi pendidikan yang
sifatnya formal. Jika sebelumnya, pelaksanaan pendidikan masih
terbatas dalam bentuk pengajian al-Qur'an yang dilakukan secara
tradisional, bertempat dirumah guru mengaji atau di mushalla, maka
dengan dibukanya Madrasah Alkhairaat { 1930) pendidikan agama yang
dilaksanakan di luar sekolah secara bertahap dirubah dan dialihkan ke
sekolah/madrasah. Di s1m, tidak hanya pengetahuan agama yang
diajarkan {al-Qur'an, Hadits dan sebagainya}, tapi juga ilmu
pengetahuan umum. Dengan demikian, dilihat dari aspek ini, maka
Alkhairaat dapat disebut sebagai institusi pendidikan yang paling awal
meletakkan dasar pendidikan modern di daerah Sulawesi Tengah.
Ketiga, dalam bidang sosial politik dan ekonomi umat. Dalam aspek
politik, telah ikut berpartisipasi dengan tokvh-tokoh masyarakat, baik
sebelum kemerdekaan dalam upaya mengusir '1enjajah, maupnn setelah
kemerdekaan, dengan penumpasan G-30S/PKI. Dalam hal ini, Alkhairaat
bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya, telah menginstruksikan
semua jajarannya agar ikut menumpas PKI, dan antek-anteknya.
Demikian pula, Alkhairaat telah turut memberi andil dalam proses
memperjuangkan daerah Tk. I Sulawesi Tengah, bahkan dalam hal-hal
tertentu, menjadi sentral power dalam persoalan suksesi_ kepemimpinan
266
pusat maupun daerah. Sejak tahun 80-an karena begitu kuatnya pengaruh
atau legitimasi keagamaan yang dimilikinya Alkhairaat pernah
dimanfaatkan oleh salah satu kekuatan organisasi politik untuk
mensukseskan aspirasinya, dan hal ini memperlihatkan basil yang sangat
memuaskan. Pada tahun 90-an, sikap ini kemudian berubah terutama
ditandai dengan mundurnya pimpinan Alkhairaat dari posisi legislatif
(MPR). Berdasarkan kondisi obyektif ini, maka dapat disimpulkan
pertama, Alkhairaat telah meletakkan dasar terbentuknya kesadaran
patriotisme kebangsaan melalui pintu dan bahasa keagamaan di
Sulawesi Tengah, dan kedua, Alkhairaat telah membuka jalan bagi
munculnya "budaya mundur" dan proses pendidikan politik yang sehat.
Dalam bidang ekonomi, st:jak awal berdirinya Alkhairaat telah
mendorong masyarakat, terutama murid-muridnya agar selalu bersikap
jujur dalam proses perdagangan dan selalu memperhatikan dan
menekankan masalah-masalah ekonomi, dengan memasyarakatkan ajaran
nabi, seperti " memberi lebih baik dari pada menerima". Sikap jujur dan
motifasi etik yang dianjurkan oleh pendiri Alkhairaat ini, belakangan di
kenal dan merupakan syarat utama dalam sistem managemen ekonomi
modern. Dengan demikian, semangat ekonomi pendiri Alkhairaat,
sejalan dengan apa yang pernah dilansir oleh Marx Weber bahwa konsep
agama sangat berpengaruh dalam menumbuhkan etos kerja manusia.
Demikianlah, Alkl1airaat mempunyai kedudukan yang relatif lebih
267
kuat dari masyarakat sekitarnya. Alkbairaat dalam aktifitasnya
mempergunakan nilai-nilai yang bersumber pada al-Qur'an dan Sunnah
Nabi saw., dan tel ah memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan prilaku hidup sosial terutama dalam menghadapi tantangan
modernitas. Lebih spesifik lagi, Alkhairaat (baca juga kyai) telah
mampu menjadi kekuatan penyaring budaya, yang oleh Clifford Geertz,
disebut cultural broker, atau "makelar budaya". Dal am hal ini
kesimpulan Geertz yang menyat:ikan bahwa peranan kyai dalam usaha
penyaringan budaya akan macet dan mengalami kesenjangan budaya
(cultural lag) manakala arus informasi masuk secara drastis adalah
kesimpulan yang tak terdukung dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini memperkuat temuan Horikoshi yang
menyatakan bahwa kyai mengadakan perubaban tanpa merusak ikatan
ikatan sosial yang sudah ada, dan memanfaatkan ilmu agama Islam
dalam mengantisipasi kebutuhan perubahan, kecuali yang bertentangan
dengan aqidah, sinkretisme misalnya, karena sejak awal telah menolak
keberadaannya. Dengan demikian, fungsi dan peran kyai masih sangat
penting dan dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Akhirnya berdasarkan data empirik dari lapangan diperoleh temuan
bahwa perubahan yang dilakukan secara persuasif, tidak konfrontatif dan
tidak radikal telah membawa basil, tanpa meminta korban, dan
masyarakat merasa tradisinya tidak ternodai sekalipun melalui proses
yang panJang.
268
B. Saran-Saran
Pada tingkat teoritik tidak hanya perlu ada studi-studi lebih lanjut
menyangkut institusi keagaman, tetapi juga studi terhadap para penggerak
institusi itu sendiri seperti peran para ulama atau kyai dalam perubahan
sosial, khususnya yang berhubungan dengan langkah-langkah mereka
dalam membangun tradisi baru pada suatu sistem yang ada pada
masyarakat tertentu
Diharapkan kepada da'i, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk
selalu mengadakan pendekatan dan pembinaan secara lebih khusus kepada
anggota masyarakat yang masih mempraktekkan budaya nenek moyang
mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam agar diberi pemahaman
bahwa praktek semacam itu tidak Islami. Selain itu, juga perlu dicarikan
jalan keluar dan membimbing mereka agar hanya memohon kepada Allah
bila meminta dan mengharapkan sesuatu, dan apabila mereka sakit agar
pergi berobat ke dokter di rumah sakit atau di PUSKESMAS, bukan
berobat melalui no balia, karena hal tersebut mengandung syirik.
Demikian pula apabila kehilangan sesuatu (benda berharga) dianjurkan
melapor polisi dan bukan mendatangi dukun untuk mendapatkannya.
Diharapkan kepada segenap pengurus dan pendidik yang bertugas
pada perguruan Islam Alkhairaat agar menyamakan persepsi, menyatukan
sikap dan langkah dalam rangka peningkatan, pembenahan dan
pengembangan pendidikan, dari tingkat taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi, baik dalam bidang administrasi, peningkatan kualitas
269
tenaga pengajar, peningkatan kualitas peserta didik maupun pengelolaan
sumber dana dan aset yang dimiliki Alkhairaat, dan tidak melibatkan
Alkhairaat dalam politik praktis.
Khusus kepada tenaga pengajar (guru/dosen) dan para da'i agar
lebih meningkatkan aktivitasnya dan memiliki wawasan yang lebih luas
serta aktif dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik dengan jalan mengikuti seminar-seminar atau penataran
penataran, baik yang dilaksanakan secara internal maupun eksternal.
Dan selalu berupaya mengadakan terobosan-terobosan ilmiah dalam
berbagai disiplin ilmu.
Kepada umat Islam perlu mengetahui lebih banyak tentang
Alkhairaat, agar eksistensinya sebagai lembaga yang berkiprah dalam
bidang pendidikan, dakwah dan sosial, adalah milik umat Islam yang
memerlukan perhatian dan bantuan untuk lebih meningkatkan
pembinaannya.
Kerjasama dengan lembaga dan instansi lain yang terkait perlu
lebih ditingkatkan guna menjaring informasi sebanyak mungkin dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hubungan secara horizontal dan
vertikal perlu terus dikembangkan, sehingga Alkhairaat baik di level
nasional maupun di daerah betul-betul dapat berperan lebih aktif
bersama lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi yang selevel.
270
Kemajuan sains dan teknologi yang menyentuh seluruh aspek
kehidupan manusia adakalanya membawa dampak negatif, termasuk
pendangkalan iman. Oleh karena itu kiranya Alkhairaat dapat lebih
mempersiapkan diri dan dapat pula menjawab tantangan serta
memberikan dasar filosofis terhadap kemajuan IPTEK sehingga
dirasakan oleh umat bahwa Islam adalah sumber kebenaran yang dapat
memberi arah, motifasi dan inspirasi kemajuan yang sebenarnya.
271
DAFTAR KEPUSTAKAAN
I. Somber Primer
Al-Qur'an al-Karim
Abdullah, Jamas. Tanah Kaili, Jawatan Penerangan Kabupaten Donggala, 19S9
Abdun, Abdullah Awad. Alkhairaat wa Muasslsuha fi al-Suthur, Malang: Daar al-Tauhid, 1417 H/1996 M
Badan Pengembangan Pariwisata Dati I Sulawesi Tengah. Mengenal Tanah Kaili, Palu: tp, 197S
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Daerah Sulawesi Tengah, Jakarta: Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1984
-----· Adat Jsttadat Daerah Sulawesi Tengah, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1986/1987
__ . Upacara Tradisional (Upacara Kematian) Tengah, Jakarta: Proyek Inventarisasi Kebudayaan Daerah, 1986/1987
Daerah Sulawesi dan Dokumentasi
Djachs, Husma. Perguruan Alkhairaat di Palu. Gembtra, No. 9, Oktober 1956.
Kambay, Sofyan B. Perguruan Islam Alkhairaat Dari Masa ke Masa, Palu: tp. 1997
Kandepag Kodya Palu. Data Sarona Jbadalz dan Penganut Agama 1996
Lahilote, Sofyan, (Ed). Majmu · Qashaid Pendiri Alkhairaat, P.alu: tp. 1980
Masyhuda. Palu Meniti Zaman, Palu: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Tengah, 1996
Masyhuddin dkk. Sejarah Perlawanan Terltadap Ko/onialisme Jan
271
Imprealisme di Daerah Sulawesi Tengah, Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tp.
1981/1982.
Mattulada. Sejarah Kebudayaan To Kaili (orang Kaili), Palu: Badan Penerbit Universitas Tadulako, 1989
____ . Modal Personality Orang Kaili, dalam Majalah Gagasan Universitas Tadulako, Bandan Penerbit Universitas Tadulako,
tahun V. No. 8 Tahun 1989
Nainggolan, RE.Upacara Adat Balia Suku Kaili di Kabupalen Donggala Palu: Badan Penerbit Universitas Tadulako, 1990
PB. Alkhairaat. Himpunan Tap. Mubes Vil Alklzairaat 1996.
___ . Himpunan Tap. Muktamar VI Alkhairaat, 1991.
____ . Himpunan Tap. Muktamar V Alkhaira~t. 1986
____ . Himpunan Tap. Muktamar IV Alkhairaat, 1980
_____ . Keputusan Muktamar III Alkhairaat, 1970.
___ .Keputusan Muktamar II, Alkhairaat, 1963.
---------, Risalah Kenang-Kenangan Muktamar I Alkhairaat, Palu: 1956
Pemda Kota Madya Palu. Pro/ii Kota Madya Palu, Palu: ttp, 1996
Raja, Syamsuddin. Adat Tradlsional Masyarakat Tanah Kaili dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Keagamaan di Kodya Palu, Palu: Badan Penerbit Fak. Tar. IAIN Alauddin Palu, 1997
Sulaiman, M. Noor. Beografi S. ldrus bin Salim Aljufrie. Palu, 1988.
Syuaib, Dahlia. Prospek Jndustri Rumah Tangga Sarung Sutera di Kecamatan Tawai/i. Palu: Balai Pustaka UNT AD, 1982.
Tangkaderi, Dahlan. Peranan Alkhairaat Dalam Pembinaan Aqidah Islamiyah di Sulawesi Tengah, Skripsi Tidak Diterbitkan, 1975.
272
II. Sumber Sekunder
Abdullah, M. Amin. " Pendidikan Islam dan Tantangan Modernitas ", Makalah, disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Islam di IAIN Alauddin
Unjung Pandang, 20 Agustus 1997
Ahmad bin Hanbal. A/-Musnad, Juz 11, Beirut: Dar al-Fikr, 1441 M/
1991 M.
Ahmad, Kurshid. Principles of Islamic Education, terjemahan AS. Rabith, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Surabaya: Pustaka
Progresif, 1992
Ali, Zainuddin. Islam Tekstual dan Kontekstual, Suatu Kajlan Aqidah, Syariah dan Alkltlak,. Ujung Pandang: Yayasan Al-Ahkam, 1998.
_____ .Kewarisan Islam di Donggala. Ujung Pandang : Yayasan al
Ahkam, 1998.
Alghalayaeni, Musthafa al Syekh. Idhah a/-Nasyiin, Bairut: al-Maktabah
al-Ashriyah, 1368 H./1949 M. ·
Ansari, Fuad. Masa De pan Umat Islam, Bandung: Mizan, 1993.
Al-Sa'dy, Abdurrahman Asy-Syekh. Ta/sir Ka/am al-Mannan, Juz VJ
Asy'ary, Musa. Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat,
Yogyakarta: LESFI, 1997
Borgatta F. Edgar, Encyclopedia of Sociology, V.3. New York:
Macmillan Publishing Company. tt.
Cohen, Bruce J. Theory and Problems of Introduction to Saci/ogy, Terjemahan Sahat Simamora. Sos·;o/ogi Suatu Pengantar, Jakarta:
Rineka Cipta, 1992
Departemen Agama R.l. Al-Qur 'an dan Terjemahnya, Semarang: CV.
Toha Putera, 1989
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam, cet. Ill, Jilid V,
Jakarta: PT. lntermasa, 1994
273
Dhofir, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan · Hidup Kiyai, Jakarta: LP3S, 1985 Etzioni, Eva, and Amitai Etzioni. Social Change. New York: Basic
Books Inc. Publishers, 1973.
Gazalba, Sidi. Islam dan Perubahan Sosio-Budaya, Kajian Islam Tentang Pe~ubahan Masyarakat, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983
__ . Masjid Pusat lbadah dan Kebudayaan ls/am Jakarta: Pustaka Antara, l 97S
Geertz, Clifford, The Social History of Indonesian Town, terj. Amri Marzali, Mojokuto, Dinamika Social Sebuah Kota di Jawa.
Hamid, Abu. Si.vtem Pendtdikan Madrasah dan Pesantren di Sulawesi Se/atan, Ujung Pandang: UNHAS, 1978.
Hitti, Philip, K. History of the Arabs, London: t.p. 19S 1
Horikoshi, Hiroko. Klyai dan Perubahan Sosial, T.tp. P3M.tt.
Ismail, Faisal. Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Krills dan Refleksl Historis, Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hadikarya Agung, 1983.
Kabry, Abd. Muis. Kerangka Pendidlkan Kader Kepemimpinan Islam. Bandung: Al-Ma'arif, 1998.
Kantor Statiktik Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah Dalam ·Anglea, · Palu: Percetakan Rio, 1996
Koentjara'ningrat. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia, 1976
___ , Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1981
Kutoyo, Sutrisno, dan S. Sumardi (Ed.), Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Tengah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
274
Lauer, Robert H. Perspectives on Social Change, Terjemahan Alimandan S.U., Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1992
Marsden, William. The History of Sumatera. Kuala Lumpur dan London: Oxford University Press, 1975.
Mastuhu. Dinamlka Sistem Pesantren, Jakarta: INIS, 1994
Mattulada ... Penelitian Agama Aspek Keagamaan Dalam Kehidupan Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia" dalam Mulyanto Sumardi, Penelitian Agama, Jakarta: Sinar Harapan, 1982
___ ... Studi Islam Kontemporer" (Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan _ Antropologi dalam Mengkaji Fenomena Keagamaan), dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, (Ed). Metode Penelitian Agama Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989
__ . 4"Perubahan Sosial dan Kebudayaan Suku-suku Bangsa di Sulawesi Selatan" dalam E.K.M. Masinambow. Koentjaranlngrat dan Antropologi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1997. '
__ . Antropo/ogi Indonesia, Jakarta: Universitas Indonesia, 1991
___ . Agama dan Perubahan Sosial, dalam Taufik Abdullah (Ed.), Jakarta: Rajawali 1983
Merton, R.K. Social Theory and Social Structure, New York: Pree Co. Inc. 1957.
Mudzhar, Atho, H.M. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Pe·raktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
--------, Studi Hukum Islam Dengan Pendekatan Sosiologi, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999
Muhajir, Noeng. Metodelogi Penelitian Kuanlitatif, Yogyakarta: Rake Surasih Press, 1990
---------, Pendidikan dan Perubahan Sosial, Suatu Teori Pendidikan, Yogyakarta: Rake Surasih.1993
275 ~
Mulkham, Abdul Munir. Paradigma lntelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan
dan Dakwah, Y ogyakarta: SIPRESS, 1992
Niazi, Kausar. Role of The Mosque, Lahore: tp. 1976
Nongtji, Bustamin. "Sistem Nilai Budaya Siri Masyarakat Sulawesi Selatan dan Pengaruhnya Terhadap Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)," dalam Gagasan, Majalah Ilmiah Universitas Tadulako, Palu: Unv. Tadulako, 1997
Nothinham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama, terj. Abdul Muis Naharong, Cet. V, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1984
Per·aktiknya. Ahmad Watik. Islam dan Dakwah Pergumulan Antara Nllai dan Realitas, Yogyakarta: PP. Muhammadiyah Majlis
Tabligh, 1987
Projokusumo, H.S. Pers Sebagai Media Dakwah dan Pendukung Tradisi Membaca, Jakarta: MUI-Dikbud, 1997
Polak, Maijor. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Ichtiar Baru, 1985.
Raharjo, Dawam. Pesantren dan Pembaharuan, J,akarta: PS, 1995
Rahim, Husni. Sistem Otoritas dan Administr<isi Islam, Studi Tentang Pejabatan Agama Masa Kesultanan dan Kolonia/ di Palembang, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998
Reading, F. Hugo. Kamus Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: CV. Rajawali, 1986.
Robertson, Ian. Sociology, New York: Worth Publishers, 1983.
Rocek, S. Joseph dan Rolan L. Warren. Sosio/ogy An Introduction, diterjemahkan oleh Sabat Simamora, Pengantar Sosiologi, T.tp.: Bina Aksara, 1984
Sills, David, L. (Ed). International Encyclopedia of The Social Sciences. VII New York. The Maemillon Company end The Free
Press tt.
Soekanto, Soerjono. Sosio/ogi Suatu Pengantar Jakarta: Rajawali Press,
1981
276
Soemarjan, Selo. dan Soeleman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta: FE-UI, 1984
Soemardjan, Selo. Social Changes In Yogyakarta, diterjemahkan oleh H.J. Koesoemanto, Perubahan So5·ia/ Di Yogyakarta, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1981
Sonhaji, Ahmad, dalam Imron Arifin. Kepemimpinan Kiyai, Kasus: Pondok Pesantren Tebuireng, Malang: Kalimashada Press, 1993
Sunarto, P. dkk. Sosiologi, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
Sunyoto. Ajaran Tasawuf dan Pembinaan Sikap Hidup Santrl Pesantren Nurul Haq Surabaya: Studi Kasus. Tesis Tidak Diterbitkan Malang: FPS !KIP, tth.
Susanto, Astrid S. Pengantar Sosio/ogi dan Perubahan Sosial, Cet. V. t. tp: Binacipta, 1985
Sutopo, Heribertus. Peng<intar Penelitian Kua/itatif. Dasar-Dasar Teorltis dan Praktis, Surakarta: Pusat Penelitian UNS, 1988.
Syamsu A.S., Mahmud. Ulama Pembawa ls/am di Indonesia dan Sekllarnya, Jakarta: Lantera, 1996
Thaha, Tjatjo, dkk. Wujud, Arti dan Fungsi Puncak-Puncak Ke'hudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya. Sumbangan Kebudayaan Daerah Sulawesi Tengah Terhadap Kebudayaan Nasional, Palu: P2NB Sulawesi Tengah. 1997.
Toana, Ahmad Basyir. "Persekutuan Hidup dan Sistem Masyarakat To Kaili" dalam Gagasan, Majalah Universitas Tadulako No. 28 Th. VII Januari 1997
Turabian, Kate. A Manual for Writes of Term, Papers, Theses, and Dissertations, Chicago and London: The University of chicago Press, 1987
Usman, Sunyoto. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1998.
-------.Tanggapan Dr. PJ. Suarno, Kaitan - Kaitan Politis Historis Dalam Proses Pendidikan di Indonesia, Makatah 1998.
277
Lampiran : I
s
\ . I
\ \ \ ULAMA-ULAMA \ \ BUGIS
Ulama-Ulama/ Mubaligh • Aceh • Minangkabau
Thn. 1603
\ \
\1.~KASSAR I GOWA
~
PETA PENYEBARAN ISLAM KE SULAWESI TENGAH.
.. ~ ......... ~~lJ1AWESI
Keterangan : Islam masuk ke Sulawesi Tengah : I. Tahun 1603, dari Minangkabau ke Palu. II. Tahun 1540, dari Ternate ke Boul Toli-toli III. Tahun 1580, dari Ternate ke Luwuk Banggai
ampiran: 2 .
STRUKTUR ORGANISASI PEN GURUS BESAR ALKHAIRAA T MASAKHIDMAT 1996-2001
~----------------l\t:•1-1a&IM
-----------------------------------------E ·- - -
.--.N:.l\.PI
UMUM
~- ~t:l\Jt:N
......... ' ... """"-~"'
I I I I I I
~ BDNllGKERIA K£MBOtNG9' KETIJA BOANG KETUA 8DNllG Of.WAH KETU\ BIDING SAMA IHTM KETU\ BIO#IG Wl«JF K£TU\ 8IO#IG HU8U- NOMI PeMBANGU
PENOIOt<AN ~ PEMBINMN\JMAT PENGl<ACEIWf OA3AN8ASI NGAN WAR NiGEAI cw. 806IH.. &UOI
l I I I I I I w.ia.is ON<WAH MAJE.IS OAGWSASI
MAJELIS PENOIOl<Nll ~ f'EMBll(MN MAJB.15 PSWWf OllN !CENA $NM MAJB.IS f'f1f'NN'NN4 MAJB..IS tf.J8l.H3AN MAJEl.15 EKONO TINOOl UW.T WANITA N>ff~ ORCWl8A1ll WMIEGEf\1 ~
I I l w.iais PE1'IANAN MAJB.IS USAH.t
MAJalS Dl<OASMEN PEMlDA SOSIAL
PENGWIL
I
PE NGO A
I
PENG CAB
I
PE NGA AN
I
MASYAIW<.A T -W.SYAFW<.AT
Lampiran: 3
ANGGARAN DASAR ALCHAIRAAT (HASIL MUKTAMAR 1 ALCHAIRAAT 1956)
BISMILLAHI RAHMANI RAHIM Tulis Al-Qur' an
ANGGARAN DASAR "ALCHAIRAA T" BAB I
Nama, Tempat, Pembentukan Dan Keadaan Pasal 1 a. Perhimpunan ini bemama ~ALCHAIRAA T" tidak boleh disingkat b. Perhimpunan ini berkedudukan dimana tempat P.B. (Pengurus Besar) bertinggal. c. ALCHAIRAAT (Perguruannja) didirikan pada tanggal 14 Muharram 1349 H. atau 30 Djuni 1930 di Palu Jang Utama Guru Besar S. IDRUS BIN SALIM ALDJUFRI dan bentuk organisasi Perhimpunan pada tanggal 25 Agustus 1956 dengan keputusan MUKT AMAR ALCHAIR.AA T ke I di Palu. Pasal 2. 1. Organisator berdiri sendiri. 2. Techniks mempunjai tanggung djawab dan planning sendiri. 3. Administratip berdaulat sendiri. 4. Organisatoris/Techniks dan administratip tidak dibawah naungan sesuatu pal1ai atau organisasi.
BAB. II Dasar/maksud dan tudjuan
Pasal 3. Dasar : Perhimpunan ini berdasar ISLAM. Pasal 4. Maksud/tudjuan : a. membentuk manusia susila serta sadar beragama dengan kejakinan sebersih-bersihnja tauhid. b. membentuk warga jang demokratis untuk keselamatan negara dan ket..wtuhan bangsa. c. membentuk warga jang bertanggung djawab tentang kesedjahteraan umum.
BAB ill Lapangan pekcrdja
Pasal 5. Disudut pendidikan dan perguruan : 1. Berusaha dan bekerdja untuk mengadakan pendidikan perguruan Islam : A Rendah B. Landjutan/Stanawijah C. Landjutan atas Alijah (S.G.A.I. dan M.LA) D. Tinggi aldjamiah apabila keadaan dan waktunja telah mengizinkan. 2. Berusaha dan bekerdja mempertinggi mutu mata peladjaran dan mempertjepat meningkatnja pendidikan dan perguruan agama Islam menurut masa dan masa 3. Berusaha dan bekerdja untuk mengadakan siaran-siaran, brosur-brosur dll. S. Berusaha dan bekerdja untuk mengadakan Balai Perpustakaan. 2. Pasal 6. : Disudut pembangunan : Berusaha dan bekerdja lihat batas kemungkinannja dan menurut urgensinja/ keperluannja: 1. Mendirikan/membangunkan Gedung-gedung Istimewa/Sederhana guna mendjadi
balai-balai atau tempat Pendidikan Perguruan Islam "ALCHAIRAAT": baikdipusat maupun di tjabang-tjabang dengan usaha interlokal maupun integral. 2. Mendirikan/ membangun Rumah obat {Poliknik). 5. Mendirikan/membangun rumah jatim.
BAB IV. lchtiar dan daja upaja
Pasal 7.: Untulc mentjapai maksud dan tudjuan: A. Memperkuat ke dalam : 1. Berichtiar supaja pendidikan clan perguruan AlCHAIRAAT jang tertjantum pada BAB III pasal S sub 1/B (Bhg. MUALLMIEN)
dapat menamatkan siswanja dalam masa 6 tahun : Bawah 4 tahun dan atas ± 2 tab~ sederadjat dengan S.G.A 2 Bericbtiar supaja pendidikan/perguruan ALCHAIRAAT yang tertjantum pada BAB III sub 1/B (Bhg. MLP/PGAP sederadjat dengan SMPN/PGAPN) dan pada sub l/C (Bhg. M.L.A. sederadjat dengan SMA). · B .. Memperkuat keluar : 1. Berichtiar supaja mcndatangkan/mentjari tenaga Guru-Guru untuk Vale Umum. 2. Berichtiar supaja mengirim sebahagian Guru-Guru atau anggota pengurus jang diperlakukan untulc menindjau atau beladjar keluar Daerah/keluar Negeri guna kepentingan ALCHAIRAA T.
BABV Tentang Anggota
Pasal 8. · Hal Anggota: 1. Perhimpunan ini dapat menerima Anggota-Anggota dari Putra/putri, Tua/Muda jang beragama Islam. Jang sudah mentjapai usia 15 Tahun. 2. Keanggotaan terbagi atas beberapa bahagian : a. Murid-Murid Madrasah (Peladjar, Siswa dan Mahasiswa) dari perguruan ALCHAIRAAT. B. Guru-Ouru/Tjalon-Tjalon Guru dan keluaran-keluaran ALCHAIRAAT. c. Pengurus pusat dan pengurus tjabang di tiap-tiap. Pendukung/Penjokong, didjadikan Anggota simpatisan. 3. Penerimaan Anggota dilakukan oleh tjabang Organisasi/Madrasah,. dan disahkan oleh Pengurus Besar.
BAB VI Pimpinan-Pimpinan
Pasal 9.: Pimpinan pusat (P.B): 1. Presiden mempunjai hak kekuasaan Tertinggi· dan talc dapat diganggu gugatjaitu J.U Guru Besar/S. IDRUS BIN SALIM ALDJUFRIE. Sub ini bersifat insidential. 2. Pengurus besar~ dipilih/dianggkat oleh persidangan MUKTAMAR untuk memimpin tjabang-tjabang dan usaha-usahanja serta bertanggung djawab kedalam dan keluar Hukum atas madju dan mundumja Organisasi Perhimpunan, Pendidikan dan Pengadjaran ALCHAIRAA T. 3. Pimpinan (Presiden/Pengurus Besar) di berikan kebidjaksanaan penuh dan dapat mengadakan peraturan-peraturan jang dianggap perlu untuk kemadjuan dan kedjajaan ALCHAIRAA T. Pasal 10. : Pimpinan wilajahtDaerah daii tjabang-tjabang, dipilih dan diangkat dalam Konprensi rapat Wilajah, Daerah dan tjabang jang bersanglrutan dan disahkan oleh pusat, dengan ketentuan. a. Pimpinan Madrasah terdiri dari pengurus Organisasi dan guru-guru. b. Pirnpinan Daerah Kab. sementara bersifat perwakilan P.B. jang diangkat langsung oleh Pusat P.B., kemudian dipilih oleh suatu Konperensi Daerah. c. Pimpinan Wilajah
Prop., bila dihadjatkan dapat diangkat oleh P .B., kemudian dipilih oleh suatu konprensi Wilajah jang diwakili oleh Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Prop. tsb.
BAB VU Tentang Tjabang dan Bertjabang
Pasal 11.: Hal mendirikan tjabang: 1. Bilamana terdapat dalam satu Kampung tjalontjalon anggota sekurang-kurangnja 25 orang dapat didirikan tjabang Organisasi. 2. Bilamana dalam satu Kampung terdapat 40 amk/tjalon murid boleh didirikan tjabang Madrasah-3. Bilamana sesuatu tjabang Madrmb/Perguruan lainnja jang simpati kepada ALCHAIRAAT, meminta Guru baruslah ongkDs perdjalanan, Gadji-Gadji Guru didjamin sepenuhnja oleh Panitia/Pengurus tjabang Perguruan tsb, begitupun djaminan-djaminan lainnja sesuai dengan keadaan setempat · Pasal 12: Status (Sifat/Bentuk) tjabang: a Pada suatu tempat jang telah ada Panitia Madrasah (pengurus tjabang) segera memohon resminja tjabang Madrasah: 1. Ibtidaijah dan2. Landjutan pertama ditindjau pada scgi tempat dan kemampuannja. 3. Panitia/Pengurus boleh memilih apakah ia bertjabang biasa atau bertjabang l!Ctimewa. (Lebih landjut di terangkan dalam A.R. T./Peraturan tersendiri).
BABVIIl Guru-Guru Madrasah
Pasal 13.: Djam.inan dan ketertiban Guru-Guru .(1). Guru~ haruslah berkerdja sama dengan Pengurus tjabang Organisasi dan Panitia Madrasah Tjabang untuk kemadjuan pendidikan ALCHAIRAA T dan sama-sama mempertanggung djawabkan ke Pusat P.B .. dan lnstansi jang berwenang.(2). Bilamana Madrasah tjabang lebih dari satu guru, maka seorang diantaranja di angkat oleh P.B./DGG Pusat mendjadi Kepala Madrasah.(3). Guru Madrasah, tidak boleh pindah/berhenti atau dipindahkan/ diberhentikan menurut kemauan Guru atau Panitia/Pengurus jang bersangkutan ketjuali setahu P.B./DGG Pusat.(4). Guru dan Panitia Pengurus jang bersangkutan harus memberi kabar tiga bulan tempo kepada Pusat sebelum pindab/berhenti. '(5). Guru jang bersangkutan, tidak boleh meninggalkan tempat (menutup Madrasah) hingga datang penggantinja dan harus melakukan timbang terima dengan suatu upacara. (6). Memindahkan/Memberhentikan/Mengangkat Guru, adalah hak kekuasaan Pusat (7). Seorang guru jang melanggar Tata Hukwn dan Tata Tertib P.1. ALCHAlRAAT/ P.B/DGG, akan ditindak sesuai dengan langgaran atau kesalahannja.
BAB IX Penghasilan dan Kekajaan
Pasal 14. : Penghasilan/K.ekajaan Organisasi/Madrasah, dipungut:a. Uang Pangkal dan ljuran Anggo~ Organisasi.b.Uang Pangkal/Pembajaran Murid (Uang Sekolah). c. Denna, Zakat/Sadaqah, Waqaf dan lain-lain usaha jang sah dan halal.
BABX
Persidangan Mu'tamar/Komp./Rapat
Pasal 15.: (1) Tiap-Tiap DUA Tahun diadakan persidangan tahunan Mu'tamar (kongres). (2). Tiap-Tiap Satu tahun diadakan konperensi wilajah.(3). Tiap-tiap enam bulan · diadakan rapat kerdja daerah Kabupaten. ( 4). Tiap tiga Bulan diadakan Rapat Kerja tjabang .
BABXI Hak Suara
Pasal 16.: (1). Tiap-Tiap tjabang organisai jang mempunjai anggota 25 orang mendapatkan satu suara.(2). Tiap-tiap Madrasah tjabang mendapat suara sebanjak Kelas jang ada di Madrasah itu. (3). Tiap-tiap perseorangan dari keluaran ALCHAIRAA T mendapat satu suara.
BABXIl Penutup
Pasal 17. : (!). Perubahanffambahan Anggaran Dasar dapat dilakukan : a. dengan persidangan MUKT AMAR. b. dengan referendum. (2).Segala sesuatu belum tertjantum dalam anggaran dasar ini diatur lebih landjut dalam Anggaran RumahTangga (A.RT) atau peraturan tersendiri.(3). ALCHAIRAAT tidak bisa bubar atau dibubarkan, melainkan ada unsur sjar'j berlakulah maksud ajat dalam surah at-taghabun ajat 16.
Lampiran: 4
LAMBANG ALKHAIRAA T
Lambang Perhimpunan Alkhairaat berbentuk dasar segi lima dengan wama dasar kuning yang tersusun atas beberapa komponen dan makna sebagai berikut: a. Bentuk segi lima mengartikan bahwa Alkhairaat yang berazaskan Pancasila hidup
berjuang dan berkembang di Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan wama dasar kuning mengartikan keluhuran budi dan cita-cita Keluarga Besar Alkbairaat
b. Bintang berpenjuru lima dengan wama dasar putih mengartikan bahwa Alkhairaat dengan tekad yang suci menyebarluaskan dakwah' lslMliyah guna memperluas dan memperdalam rukun Islam.
c: Bulan sabit dengan wama dasar putih bertuliskan Alkhairaat dengan huruf Arab berwama hijau mengartikan bahwa Alkhairaat hendak mengantar warganya ketaraf kesempumaan menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (insan kabil). . .
d Kubah dengan wama dasar bijau melambangkan keniegahan dan kejayaan Islam e. Menarah dengan wama dasar putih mengartikan bahwa Keluarga Besar Alkhairaat
senantiasa merasa terpanggil untuk mengajak umat untuk meninggikan Kalimatullah Hiyal-ulya di manapun mereka berada.
f Pintu gerbang yang mengartikan bahwa Alkhairaat hendak mengantar warganya memasuki pintu gerbang kebahagiaan dunia dan akhiraat.
g. Dua buah kitab yaitu Al-Qur'an, al-Karim dan al-Hadis al-Syarif adalah pedoman Keluarga Besar Alkhairaat dalam beramal ma'rufnahi mungkar
h. Bulu ayam dan botol tinta dengan wama dasar bitam sebagai simbol pendidikan mengartikan bahwa Alkhairaat berusaha membebaskan urnat Islam dari kebodohan dan keterbelakangan.
1. Pita yang melengkung kebawah dengan wama putih bertuliskan kata .. ALKHAIRAAT" dengan huruf latin mengartikan senyum Keluarga Besar Alkhairaat dalam mengabdi pada agama, bangsa dan negara.
Lampiran: 5
SUSUNAN PENGURUS BESAR ALKHAIRAA T HASIL MUKT AMAR PERT AMA 25 AGUSTUS 1956
1. Presiden P.B. Alkhairaat Sulawesi Tengah Pusat di Palu J.U. Guru Besar S. Idrus
Aljufrie 2. Ketua Umum 3. Ketua I 4. Ketua II 5. Sekretaris Umum 6. Sekretaris I 7. Sekretaris II 8. Bendahara I 9. .Bendahara II 10. Kepala Komisaris 11. Kepala Komisaris 12. Kepala Komisaris 13. Kepala Komisaris 14. Kepala Komisaris 15. Kepala Komisaris 16. Kepala Komisaris 17. Kepala Komisaris
: S. Abd. Rahman bin Syekh Aljufrie : Mahfud Godal : Hi. Rustam Arsyad : Z. Abidin Betalembah : M. Nawawian Abdullah : Sujudin L. Maradjati : Mubarak Himran : Alwi Ince Ote : M.S. Patimbang : Haruna Pakawaru : Abd. Hay Abdullah : Husen M Mahdang : Hasbullah Arsyad : Abd. Rahman Laoh : Abbas Palimuri : Muhammad Qasim Maragau
Lampiran: 6
SUSUNAN PENGURUS BESAR ALK.HAIRAA T HASIL MUKTAMAR 11 15 AGUSTUS 1963
I. Ketua Utama/Mandataris Muktamar .
11. Pengurus Besar : 1. Ketwi 2. Wakil Ketua I 3. Wakil Ketua II 4. Wakil Ketua III S. Seltjen 6. Wakil Sekjen 7. Wakil Sekjen I 8. Wakil Seltjen II -9. Wakil Seltjen Ill
10. Komisaris Umum 11. Majelis Dep. Keuangan 12. Majelis Dep. Sosial Ekonomi 13. Majelis Dep. Pend. dan Pengajaran 14. Majelis Dep. Universitas
15. Majelis Dep. Dakwah/Pengerahan Umat 16. Majelis Dep. Fatwa
: S. ldrus Aljufrie
: S. Saqaf Aljufrie : S.A. Rahman Aljufrie : Hi. Rustam Arsyad : Mahfud Godal : Z. Abidin Betalumbah : M. Nawawi Abdullah : Akan ditetapkan oleh Ketua Utama : Suyudin L. Marajati : Hasyim Arsyad : Abas Palimuri : Alwi Ince Ote/S. ldrus Alhabsyi : S.M. Rifai : Mahfud Godal : Zainal Abidin Betalembah/M.S.
Patimbang · : Abd. Hay Abdullah : Hi. Rustam Arsyad
Lampiran: 7
KOMPOSISI DAN PERSONALIA PENGURUS BESAR ALKHAIRAA T MASA KHITMAT 1996-2001
KetuaUmwn Wakil Ketua Umwn Ketua (Bid. Pendidikan) Ketua (Bid. Dakwah & Pembinaan Umat) Ketua (Bid. Pengaderan) Ketua (Bid. Kerjasama Antar Organisasi
&Korwil ) Ketua (Bid. W akaf) Ketua (Bid. Hub. Luar Negeri) Kctua (Bid. Ekonomi , Pembangunan.&
Usaha Sosial) ·sekrctaris Jenderal Wakil Sclcretaris Jenderal Wakil Sclcretaris Jenderal Bendahara Wal<ll Bendahara
MAJELIS-MAJELIS
Majelis Pcndidikan Dasar Dan Mencngah
Majelis Pendidikan Tinggi
Majelis Dakwah & Pembinaan Umat
Organisasi & Kerjasama Organisasi
Majelis Pcrwakafan
Majelis Hubungan Luar Negeri
Majelis Ekonomi & Pembangunan
Majelis Usaha Sosial
Majelis Peranan Wanita
Majelis Peranan Pemuda
: H.S. Abdullah Aljufrie : lR. H. Fadel Muhammad : Ir. Faisal Shahab : Drs. H.M. Noor Sulaiman PL. : Drs. Adjimin P~nulele
: Ors. H. Sofyan Ing : Ors. H. Anwar Abd. Samad : Dr. Hj. Huzaimah Yanggo
: H. Umar Awad Alamrie : H. Muhammad Lationo, BA : Ahmad Aljufri, SE : Drs. Iskandar Sacnong : Drs. llyas Gadi : Munirah Bahmid, SE
: H. Mansur Baba, Le : H. Alwy Aljufri : H. Thaba A. Aljufri. SE : Drs.HMochsen Aljufrie : Ors.Muhammad Nur Aba : Drs.Ruslan J. Thoha : Drs .. Jamaluddin Mariajang : Drs. Ridwan Y alijama : H. Tbamrin Tosa, SH : Hasyim Assagaf, SH : H.S. Ali M. Aldjufrie, Le : Khalid Falugha, BSc .: Hasan Abd. Kadir : Ir. Abel. Rahman Ali : Drs. H. Y ahya Syakur : Drs. Muhammad Rumi : Hj. Sa'adiyah Aljufrie : Dra. Nunn.in M.K.Maluku : Drs. LukmanThaher, MA : Drs. Abd. Basyid Arsyad
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) ( Sekretaris)
.(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
(Ketua) (Sekretaris)
Lampiran: 8
KOMPOSISI DAN PERSONALIA DEW AN PEMBINA ALKHAJRAA T MASA KHITMAT 1996-2001
Ketua Menmgkap Anggota Wkl. Ketua Menmgkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Anggola Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
: H.B. Paliuju : Prof. Ors. H. Aminuddin Ponulele, MS : Drs.H. Anshar Ismail Zain : H. Abd. Aziz Lamadjido, SH : H. Muchtar Labalado, BA : Ir. H. Yabya Ponulele : Ors. H. Kisman Abdullah : Ors. H. Sjahbuddin Labadjo : H. Arif Patanga, SH : H.M. Hagi Latjambo : Ors. H. Rusli Abdullah : H. Ardjan Lembah, SH : H. Dg. Palawa Lembab : H. Muhammad Dg. Sute : H.M. Siddiq Borabima : Ors. H.M. Bantilan : 1ntje Rase T.H. Moeda : H. Mubsen Rifa'i : H. Saggaf Albadar : H. Djavar Nasar : Ors .. H. Abd. Azis Tanju : H. Ahmadi Pakamundi : H. Baso Lamakarate : M. Djabir Djaelangkara : lskandar Abd. Hamid Khan : Muhammad Bin Smith, SH : H. Abd. Gani Kasuba, Le : H. Arifin Assagaf : Ors. H. ldrus Mumu : Ors. H. Ahmad Nadjamuddin : H. Zarkasi lskandar Alam
Lampiran: 9
BIODATA INFORMAN
1. Nama : KH. Saqaf Aljufii, MA Umur : 62 Tahun Pendidikan : S.2 Al-Azhar Mesir Pekerjaan 1. Ketua Utama Alkhairaat
2. KetuaMUI Sulawesi Tengah 3. Anggota MPR-RI
Alamat : n. Sis-Aljufri Lr. ill Palu
2. Nama : KH. Abdillah Aljufri Umur : 60Tahun Pendidikan : Muallimin Allchairaat Pekerjaan : 1. Ketua Umum PB. Alkbairaat
2. Pimpinan Pesantren Putra Alkhairaat 3. Mantan Anggota DPRD Tk.I Sulawesi Tengah
Alamat : JI. Mangga No. 34 Palu
3. Nama : H. Thaha Aljufri, SE Umur : 56Tahun Pendidikan : S 1 UNHAS Ujung Pandang Pekerjaan : 1. Rektor UNISA Palu
2. Ketua PB Alkhairaat 3. Mantan Dekan Fak. Ekonomi UNT AD
Alamat : Jl. Slamet Riadi No. 20 Palu
4. Nama : Drs. Moh. Nur Aha Umur : 50Tahun Pendidikan : S 1 Ushuluddin IAIN Alauddin Palu Pekerjaan : 1. Kepala KUA· Palu Timur
2. Ketua Majelis Da'wah PB. Alkhairaat Alamat : Jl. Perumahan BTN Palupi Pennai Palu
5. Nama : H. Mansur Baba, Le Umur : 48 Tahun Pendidikan : Sarjana Universitas Madinah Pekerjaan : 1. Ketua Majelis Pendidikan PB. Alkhairaat
2. Ketua MUI Kodya Palu Alam at : JI. Mangga No. 1 Palu
6. Nama : H. Muhammad Lationo, BA Umur : 47 Tahun Pendidikan : Sarjana Muda PTIA Palu Pekerjaan : 1. Sekjen PB. Alkhairaat
2. Mantan Anggota DPRD II Donggala Alamat : JI. Trans Palu Kel. Mamboro Kodya Palu
7. Nama : Ir .. Fadel Muhammad
Umur Pendidikan Pekerjaan
Alam at
8. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
9. Nama Umur Pendidikar. Pekerjaan
Alamat
10. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alam at
11. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
12. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alam at
13.Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
: 45 Tahun : Sl. Institut Teknologi Bandung (ITB) : 1. Ketua Yayasan Alkhairaat
2. Dirut PT. Bukaka Jakarta 3. BendaharaDPPGolkar
: Jakarta
: lntje Rased H. Muda : 62 Tahun : Sarjana Muda Hukum : 1. Ketua Pemangku Adat Suku Kaili
2. Mantan Anggota DPRD Tk. II Donggala : JI. Jaelangkara No. 15 Palu
: H. Kaloso Ponulele : 96Tahun : SMTA : 1. Pemuka Adat
2. Tokoh Masyarabt : Jl. Sungai Malei No. 9
: KR. Muhammad Amin : 86 Tahun : Muallimin Alkhairaat : 1. Tokoh Masyarakat
2. MUI Kee. Ampana : Desa Bailo Kee. Ampana Poso
: KR. M. Sunusi Patimbang : 85 Tahun : Muallimin Alkhairaat : 1. Tokoh Masyarakat
2. Dewan· Ulama Alkhairaat 3. Pejuang Kemerdekaan
: JI. Wahid Hasim No. 13 Palu
: KR.M. Nawawian Abdullah : 80 Tahun : Muallimin Alkhairaat : 1. Ketua MUI Kab. Donggala
2. Imam Masjid An-Nur 3. Dewan Ulama Alkhairaat
: JI. Cokroaminoto No. 6 Palu
: KH .. Abel. Salam Thahir : 72 Tahun : Muallimin Alkhairaat : I. Ketua MUI Kab. Poso
2. Dewan Ulama Alkhairaat 3. Mantan Ketua Pengadilan Agama Poso
Alam at
14. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
15. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
16. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
17. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
18. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
19. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Ala mat
20. Nama
T Tmur
: Jl. KH. Agus Salim No. 77 Poso
: Fagih Usman : 70 Tahun : Muallimin Alkhairaat : 1. Kepala Perpustaban Alkhairaat
2. Tokoh Masyarakat : JI. H. Mas Mansur No. 16 Palu
: KH. Ali Hamu : 72 Tahun : Muallimin Alkhairaat : 1. Ketua MUI Kah. Banggai
2. Pimpinan PP Alkhairaat Luwuk 3. Mantan Anggota DPRD Tk II Luwuk
: Jl. Garuda Luwuk
: Drs. Rusdi Toana : 69Tahun : S 1. Universitas Gaja Mada Yogyakarta : 1. Ketua Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tengah
2. Ketua MUI Sulawesi Tengah 3. Tokoh Masyarakat/Rektor UNISMU Palu
: JI. Letjen Suprapto No. Palu
: H. Ishak Moro : 69Tahun : SGA : 1. Tokoh Masyarakat
2. Mantan Anggota.DPR RI, Tahun 1971-1987 3. Ketua Partai PSII Sulawesi Tengah
: Jl. Cokroaminoto No. 7 Palu
: K.H. Syakir Hubaib : 58 Tahun : Muallimin Alkhaimat Palu : 1. Pimpinan Pondok Pesantren Kabeloa
2. Tokoh Masyarakat : Jl. Kompleks PP. Kabeloa Pewunu, Kabupaten Donggala
: Prof. Drs. H. Aminuddin Ponulele MS : 64 Tahun : S2. Institut Pertanian Bogor : 1. Ketua DPRD I Sulawesi Tengah
2. Ketua DPD Golkar Sulawesi Tengah 3. Guru Besar dan Man tan Rektor UNT AD Palu
: Jl. Lasoso No. 19 Palu
: Hj. Sa'adiyah Aljufri
· 6Q T::ihnn
Pendidikan Pekerjaan
Alamat
21. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alam at
22. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
23. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
24. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
25. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
26. Nama Umur Pendidikan
: Muallimin Alkhairaat : 1. Ketua WIA Pusat
2. Ketua Wanita Islam Sulawesi Tengah 3. Mantan Anggota DPRD Tk. II Donggalaff okoh
Masyarakat : Jl. Wahid Hasyim No. 7 Palu
: Ors. H.M. Dahlan Tangkaderi : 58 Tahun : Sl. Ushuluddin IAIN Alauddin : 1. Pengawas Pendais
2. Ketua MUI Sulawesi Tengah 3. Ketua Bazis Sulawesi Tengah
: Jl. Samudra I No. 3 Palu
: Ors. H. Husein Alyafie : 57Tahun : S 1. Tarbiyah IAIN Alauddin : 1. KetuaMUI SUiawesi Tengah
2. Ketua Il STAIN Palu 3. Mantan Anggota DPRD Tk. I Sulawesi Tengah
: Jl. Nangka No. 16 Palu
: Arifuddin Bidin, SE : 55 Tahun : Sarjana Ekonomi : 1. Delcan Fakultas Ekonomi UNTAD, Palu
2. Ketua Pimbuk Propinsi Sulawesi Tengah 3. Tokoh Masyarakat ·
: Jl. Samratulangi No. 7 Palu
: H. Hamid Rana : 60Tahun : SLTA : 1. Pensiunan PNS
2. MantanKetuaPWI Sulawesi Tengah, 1982-1987 3. Pimpinan Redaksi Tabloid Mingguan Alkhairaat
: JI. Puebongo Kelurahan Bayaoge
: Drs. Abel. Manan Pettawali : 51 Tahun : S 1. Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang : 1. Kabid Penais Kanwil Agama Sulawesi Tengah
2. Tokoh Masyarakat : JI. Maleo No. 51 Palu
: Hamdan : 38 Tahun : SMA
Pekerjaan Alamat
27. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
28. Nama Umur Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
29. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alam at
30. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Alamat
: 1: Anggota Polres Donggala : Kalukubula Jl. Kulawi No. 215
: Dra. Nunnin Maluku : 38 Tahun : SI. Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang : 1. Anggota DPRD II Donggala
2. Sekjen WIA Pusat : JI. Samudra II Palu
: Masyhudin Masyuhuda, BA : 67 Tahun : Sarjana Muda Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP
Makassar 1964 : 1. Kepala Bidang Permesiuman Sejarah dan Kepur
bakalaan (PSK) Propinsi Sulawesi Tengah 2. Ketua Lembaga Kebudayal\11 Nasional (LKN) d Palu
1964 - 1966 3. Tokoh Adat
: JI. Tendean No. 3 Bumi Nyiur Palu
: Drs. Muhtadin : 29Tahun : Sarjana (SI) : 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Fungsionaris DPD I K.NPI Sulawesi Tengah 3. Ketua Korcab PMII Sulawesi Tengah
: JI. Puebongo Lrg. Kayu Manis Kelurahan Bayaoge
: Ors. Lukman, MAg : 34 Tahun : Pasca Sarjana (S2) : 1. Dosen STAIN Palu
2. Ketua Umum HP A Pusat : BTN Pengawu Blok A I No. J 4 Pengawu
Lampiran : 9 PETA : 1.
' ' . '
SllA i.1ES! SELA TAN
LEGEND A
PETA DAERAH TINGKAT I PROPINSI SULAWESI TENGAH. (SKALA : 1 : 4.250.000. ).-
u
1
1. Kabupaten Buol Toli-toli 2. Palu I Kabupaten Donggala 3. Kabupaten Poso 4 .. Kabupaten Banggai
PETA i. PETASUKUBANGSA/BAHASADIDAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH. (SKALA : 1 : 4.250.000. ).-
0 ~ol1 ll
•'.Q
. ~----~~ ~/ ~· 3 ' LUWU: ,/-f::._/
\ POS02
,.········ / ~ CJ \ ... / ,...... ~ \ ,, ... ··· . I v-
6 \ ••• \ /\
I I \ t • i t i 7 \ . i
i
SlLA IM:Sl SELA TAN
LEGEND A
01. Suku Bangsa I Bahasa Kaili 02. Suku Bangsa I Bahasa Pamona 03. Suku Bangsa I Bahasa Saluan 04. Suku Bangsa I Bahasa Banggai 05. Suku Bangsa I Bahasa Pipikoro 06. Suku Bangsa I Bahasa Lore 07. Suku Bangsa I Bahasa Mori 08. Suku Bangsa I Bahasa Bungku 09. Suku Bangsa I Bahasa Tomini 10. Suku Bimgsa I Bahasa Toli-toli . 11. Suku Bangsa I Bahasa Buol 12. Suku Bangsa I Bahasa Balantak
\
u
1
' . .
~.-.P~;)v~~~I )t».~~~'v.-~t
]/
PENGUltUS HESAll "ALKHA1l<A.A:l'" DI PALU
SULAWESI TENGAH JAi.AN SIS.ALJUFRl_NO. 44 TELP. (0451) 21658 FAX.(0451) 24223 ..... ~~~~~~~~~~~-------=:;;;;;;
SURAT - KETERANGAN
NOMOR : 307 /F-11/PBA/1999
BISHILLAHIRRAHMANIRRAHIH
Pengurus Besar Alkhairaat Pusat di Palu Sulawesi Tengah menerangka.n ba.hwa
N a m a
No. Induk
Pekerjaan
Drs. H. M. Noor Sulaiman, PL ·
96302
Mahasiswa Program Doktor Bebas Terkends U. Pada Pasca Sarjana IAIN Suna.n Kalijaga Jogyakarta
telah selesai melakukan penelitian guna penyelesaian Disertasi yang berjudul : "PERANAN ALKHAIRAAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
KAILI DI SULAWESI TENGAH".
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipersunakan seperlunya.
Ketua Umum,
H.S. ABDILLAH
Dikeluarkan di
Pada tanggal
P a 1 u 06 M e 1 1999 M.
20 Muhamraam 1420 H.
BA
CURRICULUM VITAE
A. ldentltas Prlbadl & Keluarga :
l. Nama 2. Tempat lahir 3. Tanggal lahir 4. Agama 5. Nikah 6. Nama Orang Tua
Ayah lbu
7. Istri 8. Anak
9. Pendidikan
: Drs. H.M Noor Sulaiman PL : Watampone, Sulawesi Selatan : 5 September 1944 : Islam : Palu, 08 Januari 1970
: A. Sulaiman Pettalongi : Hj. Chadidjah Dg. Mascnnang : Hj. Fatrnah H. Mongki : Achmad Fahmy, SH. : Muhammad Fadly, S.Ag. : Andi Humairah : Andi Zucbairiny, S.Ag.
: a. SR No. 12 Watampone, 1956 b. Muallimin/PGA 4 tahun Ternate, 1964 c: PGAN 6 tahun Temate, 1966 d. Sarjana Mu~ Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin,
Temate, 1969 e. Sarjana Lengkap, FakultasTarbiyah IAIN Sunan
Ampel Malang, 1974 f. Proses Penyelesaian S.3, dari 1996
B. Latihan dan Penataran:
1. Penataran/Orientasi Anggota DPRD Tk.11 Maluku Utara, Ternate, 1977 2. Penataran P4 Tingkat Propinsi Maluku (tipe A), 1979 3. Penataran Pengawasan Melekat (Waskat), Jakarta, 1988 4. Penataran Penyelenggaraan Pemerintahan, Ambon, 1992 5. Penataran Metodologi Penelitian Bagi Tenaga Edukasi IAIN Alau~din
dan PTAIS Wilayah VIII Sulawesi, di Ujung Pandang, 1991 6. Penataran Penatar Nasional P4 di Istana Bogor, 1996
C. Pengalaman Organisasi ~ 1. Pengurus PU (Pelajar Islam Indonesia), Temate, 1964 - 1966 2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMl), Temate, 1966-1971 3. Pengurus ·Himpunan· Mahasiswa Islam, Malang, 1972- 1974 4. Sekretaris Majelis Da'wah Islamiyah. Temate. 1979-1987 5. Ketua Dewan Masjid Indonesia Tk.II Kabupaten Maluku Utara, 1990-1994 6. Ketua Pendidikan Tinggi Dakwah Islam, Kabupaten Matuku Utara, 1990-1994 7. Penasehat ICMI (lkatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Daerah Tk. II
Kabupaten Maluku Utara, 1992-1994 8. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GOLK.AR (Ketua Bidang Kerohanian I
Cendekiawan) Daerah Tk.II Kabupaten Maluku Utara, 1983 - 1988 9. Anggota Dewan Penasehat DPD GOLKAR Tk. II Maluku utara, 1993-1997 10. Sekretaris Pengurus Wilayah AlkhairaatPropinsi Maluku, 1992-1994 11. Pengurus Korps Alumni HMI (KA.HMI) Kabupaten Maluku Utara, 1990-1994 . 12. Pengurus Korps Alumni HMI (K.AHMI)Propinsi Sulawesi Tengah, 1996-1999 13. Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Propinsi Sulawesi Tengah, 1997-2002 14. Dewan Kurator Universitas Alkhairaat Palu, 1995 sampai sekarang 15. Dewan Pertimbangan Pengurus Besar AJkhairaat Palu, 1992-1996 16. Ketua Pengurus Besar AJkhairaat (Bidang Ddcwah), 1996 sampai sekarang.
D. Riwayat Pekerjaan :
1. Dosen Luar Biasa Universitas Khairun Ternate, 1970-- 1972 2. Asisten Dosen Luar Biasa Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Temate, 1975-
1977 3. Sekretaris Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Ternate, 1977- 1981 4. Pegawai Kanwil Depag. Propinsi Malukudi Ambon, 1977-1979 S. Anggota DPR Tk.11 K.abupaten Maluku Utara, 1977-1987 · 6. Sekretaris Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Temate, 1981 - 1988 7. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Temate, 1988- 1994 8. Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin di Palu, 1994 - 1997 9. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) DatokaramaPalu, sejak
tahun 1997 ·
E. Karya Tulis, Penelitian dan Seminar
1. Karya Tulis a. Urgensi Pendidikan Agama Dalam Mengurangi Kenakalan Remaja di
Sisir Kecamatan Batu Malang, Skripsi, 1974 b. Biografi S. Idrus Bin Salim Aljuftie, Pendiri Perguruan Islam Alkbairaat,
1987 c. Metodik Khusus Pendidi.kan Agama (Diktat). Fakultas Tarbiyah IAIN
Alauddin di Ternate, 1984 d Pengantar llmu Hadits (Diktat), Fakultas IAIN Alauddin di Temate, 1989 e. Metodologi Research (Diktat), Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Temate,
1990 f. Hadits al-Athh'imah dan al-Jihad (Diktat), Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin
di Ternate,1990 g. Hadits al-Muamalaat (Diktat), Fakultas Tarbiyah IA1N Alauddin di Temate,
1991 h. Hadits al-Jinayat (Diktat), Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Temate, 1992 i. Bimbingan dan Penyuluhan (Diktat). Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di
Temate, 1992 j. Terjemahan aJ-Adab al·Nabawy, Muhammad Abd. Aziz al Khuliy, Jakarta,
1993
2. Penelltian a. Kemampuan Membaca dan Menulis al-Qur'an di K.alangan Siswa Sekolah
Menegah Atas (SMT A) di Kota Administrasif Ternate, 1991
b. ADAT SEGULAHA (Kajian Sistem Nilai Agama clan Adat Kesultanan Temate, 1993
c. Pengamalan Ajaran Islam di Kalangan Masyarakat Transmigrasi Wasile~ . Kabupaten Halmahera Tengah, 1992.
d Minat clan Prestasi Belajar Bahasa Arab Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Temate, 1993
e. Pelaksanaan Upacara Salai Jin di Kecamatan Tidore, 1993 f. Kajian Kritis Teks Hadits (Al-jaar Ahaqqu bi Syurati Jarih), 1993 g. Kajian Kritis Teles Hadits (Ma Aksara Katsirun fa Qaliluh Haram), 1993 h. Telaah Kritis Kehujjahan Hadits Ahad (Suatu Kajian Historis), Makalah 1996 i. Kajian Hadits Tentang Larangan Berbuat Dbalim, Makalah 1994 j. Periwayatan Hadits Secara Lafad dan Malena, Makalah 1994 k. Mengaktualisasikan Nilai-nilai al-Qur' an Dalatn Kehidupa.n Masyarakat,
Makalah 1995. 1. Sufistik Suatu AltematifMewujudkan Ketenangan Jiwa, Makalah 1995 m. Perkembangan llmu Pengetahuan Modem, Makalah 1996 n. Pemuda Indonesia Dalam Perspektif Sejarah, Makalah 1995 o. Periwayatan Hadits pa1a Masa Khulafa al-Rasyidin (Kajian Historis),
Penelitian, 1995 p. Kajian Teks Hadits "Arba'un Man Kunna Fihi Kana Munafiqan Khalisan"
1995 q. Peranan dan Citra Wanita Menurut Konsepsi al-Qur'~ Ma.kalah 1996 r. Sistem Pembinaan dan Pengamalan Ajaran Agama bagi Narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A, Palu, 1996 (Penelitian) ·
3. Seminar a. Temu Kaji Tingkat Nasional Pembaharuan Pemikiran Ibnu Taimiyah dan
Ibnu Khaldun serta Relevansinya Dengan Upaya Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia, Forum Studi Islam, Ujung Panda.ng, 1990
b. Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Dimensi Agama, Ekonomi clan Sosial Budaya, Ambon, 1993
c. Seminar Nasional Kehidupan Keagamaan Selama 50 Tahun Indonesia Merdeka, Ujung Pandang, I 99S
d. Hannonisasi Perkawinan Suatu Upaya Dalam Mewujudkan Rumah Tangga Bahagia, Temate, 1994
e. Dengan Memberdayakan Kampus Ilmiyah Akhlaqiah dan Ukhuwah Kita Memantapkan Kemandirian Masa Depan, Palu, 1995
f. Seminar Tentang Peran Ganda Kaum Wanita sebagai Mitra Sejajar Kaum Pria, Palu, 1995 .
g. Dan Lain-lain.
H.M. Noor Sulaiman PL