peran visum et repertum dalam perlindungan …eprints.ums.ac.id/69127/1/naskah publikasi.pdf ·...

24
PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi di Kota Malang) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada Jurusan Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: UWEITA ODA NIM. R100140005 MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: doankiet

Post on 28-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN HUKUM

KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

(Studi di Kota Malang)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II

Pada Jurusan Magister Ilmu Hukum

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

UWEITA ODA

NIM. R100140005

MAGISTER ILMU HUKUM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

i

Page 3: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

ii

Page 4: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

iii

Page 5: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

1

PERANAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN HUKUM

KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

(Studi di Kota Malang)

ABSTRAK

Visum et Repertum sangat diperlukan untuk mengetahui dan mengungkap apa

yang sebenarnya terjadi dalam suatu kecelakaan lalu-lintas. Dalam mengungkap

kasus kecelakaan lalu-lintas, penyidik Kepolisian melakukan upaya-upaya demi

pengungkapan kebenaran materiil. Fokus penelitian mengenai: Pertama, peranan

dan keabsahan Visum et Repertum pada tahap penyidikan kecelakaan lalu lintas,

Kedua, agimanakah model Visum et Repertum dalam perlindungan hukum

Korban Kecelakaan Lalu Lintas. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan

yuridis sosiologis, Sumber data primer diperoleh dari lapangan dan sumber data

sekunder dari dokumentasi dan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil

penilitian, bahwa Visum et Repertum sebagai suatu keterangan tertulis yang berisi

hasil pemeriksaan seorang dokter ahli terhadap barang bukti yang ada dalam suatu

perkara kecelakaan lalu lintas, maka Visum et Repertum berperan penting untuk

memperkuat alat bukti. Kesimpulan, peranan Visum et Repertum antara lain

sebagai alat bukti yang sah, sebagai bukti penahanan tersangka dan sebagai bahan

pertimbangan hakim. Saran, perlunya pihak penyidik agar lebih memperhatikan

dan terkonsentrasi pada mekasnisme penyidikan khususnya pemeriksaan Visum et

Repertum agar terpenuhinya suatu kebenaran materiil untuk dijadikan alat bukti

yang keaabsahannya bisa dipertanggungjawabkan.

Kata Kunci : Visum et Repertum, Penyidikan, kecelakaan Lalulintas.

ABSTRACT

Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a

traffic accident. In revealing the case of traffic accidents, of course the police as

investigators will make more careful efforts to find the material truth as complete

as possible in the case. This study takes the formulation of the problem How does

the role of Visum et Repertum at the stage of investigation in uncovering a

violation of traffic accidents? and How is the validity of the investigation process,

if the investigator does not conduct Visum et Repertum on the victims of traffic

accidents? This research uses sociological juridical approach method, Primary

data source obtained from field and secondary data source from documentation

and legislation. Based on the results of the research, that Visum et Repertum as a

written statement containing the results of an expert examination of the evidence

in a traffic accident case, Visum et Repertum plays an important role to

strengthen the evidence. In conclusion, the role of Visum et Repertum is, among

other things, valid evidence, as evidence of suspect detention and as a matter of

judge consideration. Suggestions, the need for the investigator to be more

concerned and concentrated on the investigation mechanism, especially the

examination of Visum et Repertum for the fulfillment of a material truth to be

used as evidence that the validity can be accounted for.

Keywords: Visum et Repertum , Investigation, Traffic Accident.

Page 6: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

2

1. PENDAHULUAN

Pemeriksaan suatu perkara pidana dalam suatu proses peradilan pada

hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile

waarheid) terhadap perkara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya

berbagai usaha yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam

memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk mengungkap suatu perkara

baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan seperti penyidikan dan penuntutan

maupun pada tahap persidangan perkara tersebut.

Berbagai usaha yang dilakukan oleh para penegak hukum untuk

mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana dimaksudkan untuk

menghindari adanya suatu kekeliruan dalam penjatuhan pidana terhadap diri

seseorang, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang No. 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 6 ayat 2,1 yang

menyatakan:

“Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan

karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat

keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab,

telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya.”

Dengan adanya ketentuan perundang-undangan di atas, maka dalam

proses penyelesaian perkara pidana penegak hukum wajib mengusahakan

pengumpulan bukti maupun fakta mengenai perkara pidana yang ditangani

dengan selengkap mungkin. Adapun mengenai alat-alat bukti yang sah

sebagaimana dimaksud diatas dan yang telah ditentukan menurut ketentuan

perundang-undangan adalah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.8

Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

pada Pasal 184 ayat 1.2

Di dalam usaha memperoleh bukti-bukti yang diperlukan guna

kepentingan pemeriksaan suatu perkara pidana, seringkali para penegak

1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP)

Page 7: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

3

hukum dihadapkan pada suatu masalah atau hal-hal tertentu yang tidak dapat

diselesaikan sendiri dikarenakan masalah tersebut berada di luar kemampuan

atau keahliannya. Dalam hal demikian maka bantuan seorang ahli sangat

penting diperlukan dalam rangka mencari kebenaran materiil selengkap-

lengkapnya bagi para penegak hukum tersebut. Keberadaan setiap hukum

termasuk nilai-nilai moral adalah berbeda, bergantung kepada tempat dan

waktu berlakunya hukum. Hukum dipandang sebagai penjelmaan dari jiwa

atau rohani suatu bangsa (volksgeist).3 Hukum yang merupakan seperangkat

norma memiliki daya ikat dan daya laku terhadap setiap individu, kelompok

dan status warga Negara.4

Menurut ketentuan hukum acara pidana di Indonesia, mengenai

permintaan bantuan tenaga ahli diatur dan disebutkan didalam KUHAP.

Untuk permintaan bantuan tenaga ahli pada tahap penyidikan disebutkan pada

Pasal 120 ayat (1) KUHAP, menyatakan: Bahwa dalam hal penyidik

menganggap perlu, ia dapat meminta pendapat orang ahli atau orang yang

memiliki keahlian khusus.

Sementara itu permintaan bantuan tenaga keterangan ahli pada tahap

pemeriksaan persidangan, disebutkan pada Pasal 180 ayat (1) KUHAP.

“Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalaan yang

timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta

keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh

yang berkepentingan.”

Mengenai keterangan ahli sebagaimana disebutkan dalam kedua Pasal

KUHAP di atas, diberikan pengertiannya pada Pasal 1 butir ke-28 KUHAP,

yang menyatakan:

“Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang

yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk

membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan

pemeriksaan.”

3 Absori, Kelik dan Saepul Rochman, 2015, Hukum Profetik, Kritik terhadap Paradigma

Hukum Non Sistemik, Yogyakarta: Genta Pulishing. Hlm 104

4 Absori, 2015, Pembangunan Hukum Islam Di Indonesia (Studi Politik Hukum Islam Di

Indonesia Dalam Kerangka Al-Masalih), Al-Risalah Forum Kajian Hukum dan Sosial

Kemasyarakatan Vol. 15, No. 2, Desember 2015, hlm 286

Page 8: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

4

Bantuan tenaga ahli yang diperlukan dalam suatu proses pemeriksaan

perkara pidana, baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan dan pada tahap

pemeriksaan lanjutan di sidang pengadilan, mempunyai peran dalam

membantu aparat yang berwenang untuk membuat terang suatu perkara

pidana, mengumpulkan bukti-bukti yang memerlukan keahlian khusus,

memberikan petunjuk yang lebih kuat mengenai pelaku tindak pidana, serta

pada akhirnya dapat membantu hakim dalam menjatuhkan putusan dengan

tepat terhadap perkara yang diperiksanya.

Pada tahap pemeriksaan pendahuluan dimana dilakukan proses

penyidikan atas suatu peristiwa yang diduga sebagai suatu tindak pidana,

tahapan ini mempunyai peran yang cukup penting bahkan menentukan untuk

tahap pemeriksaan selanjutnya dari keseluruhan proses peradilan pidana.

Tindakan penyidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian atau pihak lain

yang diberi wewenang oleh Undang-undang untuk melakukan tindakan

penyidikan, bertujuan untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan

bukti tersebut dapat membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna

menemukan tersangkanya.

Berdasarkan hasil yang didapat dari tindakan penyidikan suatu kasus

pidana, hal ini selanjutnya akan diproses pada tahap penuntutan dan

persidangan di pengadilan. Terkait dengan bantuan keterangan ahli yang

diperlukan dalam proses pemeriksaan suatu perkara pidana, maka bantuan ini

pada tahap penyidikan juga mempunyai peran yang cukup penting untuk

membantu penyidik mencari dan mengumpulkan bukti-bukti dalam usahanya

menemukan kebenaran materiil suatu perkara pidana. Dalam kasus-kasus

tertentu, bahkan penyidik sangat bergantung terhadap keterangan ahli untuk

mengungkap lebih jauh suatu peristiwa pidana yang sedang ditanganinya.

Diperkuat oleh Absori, bahwa mempertimbangkan segala implikasi

disertakannya peran ilmu pengetahuan dengan kebutuhan hukum dalam

pembangunan nasional, maka pada diri kita terpikul beban moral yang utama,

untuk tetap memelihara martabat manusia Indonesia sebagai titik sentral yang

paling berkepentingan atas peningkatan kualitas hidupnya yang terukur dalam

Page 9: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

5

konteks budaya bangsa dengan rasa keadilan sebagai eksistensi yang

merdeka.5

Kasus-kasus tindak pidana/pelanggaran seperti pembunuhan

penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan lalu-lintas merupakan contoh kasus

dimana penyidik membutuhkan bantuan tenaga ahli seperti dokter ahli

forensic atau dokter ahli lainnya, untuk memberikan keterangan medis

tentang kondisi korban yang selanjutnya cukup berpengaruh bagi tindakan

penyidik dalam mengungkap lebih lanjut kasus tersebut.

Suatu kasus yang dapat menunjukkan bahwa pihak kepolisian selaku

aparat penyidik membutuhkan keterangan ahli dalam tindakan penyidikan

yang dilakukannya yang salah satunya adalah pada pengungkapan kasus

korban kecelakaan lalu-lintas. Kasus korban kecelakaan lalu-lintas yang

mengakibatkan luka-luka yang di antaranya adalah luka ringan, luka sedang

dan luka berat seseorang, dimana dilakukan suatu pelanggaran lalu-lintas

dalam bentuk kecelakaan lalu lintas membutuhkan bantuan keterangan ahli

dalam penyidikannya. Keterangan ahli yang dimaksud ini yaitu keterangan

dari dokter yang dapat membantu penyidik dalam memberikan bukti berupa

keterangan medis yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai

korban, terutama terkait dengan pembuktian adanya tanda-tanda lukaa pada

korban kecelakaan lalu lintas.

Melihat tingkat perkembangan kasus kecelakaan lalu-lintas yang sangat

tinggi yang terjadi di masyarakat saat ini, dapat dikatakan pelanggaran lalu

lintas telah berkembang dalam kuantitas maupun kualitas perbuatannya. Dari

kuantitas pelanggaran lalu-lintas, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak

media cetak maupun televisi yang memuat dan menayangkan kasus-kasus

berbagai kecelakaan lalu lintas.

Adapun fokus penelitian ini ditijukan rumusan masalah mengenai: (1)

Bagaimanakah peranan dan keabsahan Visum et Repertum pada tahap

5 Absori, 2017, Transplantasi Nilai Moral dalam Budaya untuk Menuju Hukum Berkeadilan

(Perspektif Hukum Sistematik Ke Non-Sistematik Charles Sampford) Prosiding Konferensi

Nasional Ke-6 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah

(APPPTMA) Sulawesi Selatan, 8-9 September 2017. hlm 110

Page 10: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

6

penyidikan kecelakaan lalu lintas, (2) Bagimanakah model Visum et

Repertum dalam perlindungan hukum Korban Kecelakaan Lalu Lintas?

2. METODE

Metode penelitian merupakan hal yang begitu kompleks dalam rangka

mencari dan memperoleh data/bahan hukum yang akurat yang mana pada

nantinya metode tersebut akan menentukan keakuratan dalam menganalisis

data yang diperoleh. Adapun metode yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah bersifat yuridis sosiologis (Socio Legal Research), yaitu

pendekatan penelitian yang mengkaji masalah peranan Visum et Repertum

dalam perlindungan hukum khususnya pada korban kecelakaan lalu-lintas,

dari segi ilmu hukum dan peraturan perundang-undangan serta mengaitkan

dengan realitas yang ada di dalam implementasinya.6

Penelitian ini dilakukan di Kantor Unit Laka Lantas Polres Malang

yang beralamatkan di Jalan Dr. Cipto No. 6 Malang, penelitian di lokasi ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam suatu peristiwa kecelakaan lalu-

lintas, karena penulis mengamati pada tanggal 13 Agustus 2017 hingga 5

September 2017, penulis menemukan kondisi korban kecelakaan lalu-lintas

yang tidak mendapatkan suatu bantuan hukum dalam hal Visum et Repertum

si korban kecelakaan lalu-lintas untuk mendapatkan suatu kebenaran materiil

dalam melakukan proses penyidikan.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer

diperoleh secara langsung dari perundang-undangan dan penelitian di

lapangan serta penelitian hasil wawancara yang dilakukan penulis yaitu

dengan cara bertanya secara langsung kepada responden. Adapun data

sekunder diperoleh dengan cara melakukan studi kepustakaan.

Penelitian yuridis-sosiologis ini, untuk memperoleh data di lapangan

maka penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu melakukan

6 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2004, Penelitian Hukum Normatif „Suatu Tinjauan

Singkat‟. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm 14.

Page 11: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

7

wawancara langsung kepada responden.7 Di samping menggunakan

wawancara serta tanya jawab, peneliti juga meggunakan metode studi

dokumen8 yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari

sejumlah dokumen.

Data yang diperoleh disusun secara sistematis untuk mendapatkan

gambaran umum yang jelas mengenai subjek penelitian. Di sini digunakan

metode deskriptif analisis, dengan cara memaparkan data yang diperoleh di

lapangan berupa apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun

secara lisan dan pelaku-pelaku nyata, untuk selanjutnya ditafsirkan, disusun,

dijabarkan serta dianalisa untuk memperoleh jawaban maupun kesimpulan

atas masalah yang diajukan secara logis serta dapat memberikan suatu

pemecahan terhadap persoalan yang menyangkut objek penelitian.9

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Peranan dan Keabsahan Visum et Repertum Pada Tahap

Penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas

Konsep hukum sangat dibutuhkan apabila kita mempelajari

hukum. Konsep hukum pada dasarnya adalah batasan tentang suatu

istilah tertentu. Tiap istilah ditetapkan arti dan batasan maknanya

setajam dan sejelas mungkin yang dirumuskan dalam suatu definisi dan

digunakan secara konsisten. Konsep yuridis (legal concept) yaitu

konsep konstruktif dan sistematis yang digunakan untuk memahami

suatu aturan hukum atau sistem aturan hukum. Menurut Absori,10

untuk

memahami hukum tidak cukup hanya menggunakan pendekatan

analisis mekanik-positivistik yang dilihat secara linier dan mekanik.

dengan perlengkapan peraturan dan logika, kebenaran tentang

7 Nasution, 2003, Metode Penelitian Nuralistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Hlm 98

8 Burhan Ashofa, 1998, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm 16

9 Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Hlm 56

10 Absori, 2008, Perlindungan Hukum Hak-Hak Anak Dan Implementasinya Di Indonesia

Pada Era Otonomi Daerah, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta:

Surakarta. Hlm 40

Page 12: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

8

kompleksitas hukum tidak dapat muncul. Hukum telah direduksi

menjadi institusi normatif yang sangat sederhana. Kebenaaran

koherensi yang ditampilkan dalam teori hukum ini, anthropologi,

sosiologi, ekonomi, psikologis, managerial dan lain-lain bukan

merupakan hukum. Batas antara oder dan disorde dilihat secara hitam

putih. Pada era global negara dituntut mengantisipasi dan

mempersipakan diri dalam segala bidang. Hukum harus tetap

bersendikan pada ideologi yang sarat dengan nilai nilai keTuhanan yang

bersifat transcendental.11

Lebih lanjut, satu-satunya sumber hukum

adalah Konstitusi.12

Untuk menghindarkan timbulnya salah pengertian, maka perlu

dikemukakan kerangka pemikiran mengenai peranan Visum et

Repertum dalam perlindungan hukum khususnya pada korban

kecelakaan lalu-lintas yang dipergunakan dalam penelitian ini. Visum et

Repertum ini sangat diperlukan untuk mengetahui dan mengungkap

apa yang sebenarnya terjadi dalam suatu kecelakaan lalu lintas. Dalam

mengungkap kasus kecelakaan lalu lintas yang demikian, tentunya

pihak kepolisian selaku penyidik akan melakukan upaya lain yang lebih

cermat agar ditemukan kebenaran materiil yang selengkap mungkin

dalam perkara tersebut.

Mengacu pada hasil penelitian mengenai peranan Visum et

Repertum dalam perlindungan hukum korban kecelakaan lalu lintas

diperoleh data bahwa dalam perlindungan hukum pada korban

kecelakaan lalu lintas pihak kepolisian selaku aparat penyidik

membutuhkan keterangan ahli dalam tindakan penyidikan yang

dilakukannya yang salah satunya adalah pada pengungkapan kasus

korban kecelakaan lalu-lintas. Kasus korban kecelakaan lalu-lintas yang

11

Absori, 2010, Hukum Ekonomi Indonesia, Beberapa Aspek Pengembangan pada Era

Liberalisasi Perdagangan, Surakarta: Muhammadiyah University Press. hlm 1.

12 Absori, et.al. 2017, Morality And Law: Critics upon H.L.A Hart‟s Moral Paradigm

Epistemology Basis based on Prophetic Paradigm. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 17 No. 1,

January 2017. Hal 24.

Page 13: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

9

mengakibatkan luka-luka yang diantaranya adalah luka ringan, luka

sedang dan luka berat seseorang, dimana dilakukan suatu pelanggaran

lalu-lintas dalam bentuk kecelakaan lalu-lintas membutuhkan bantuan

keterangan ahli dalam penyidikannya. Keterangan ahli yang dimaksud

ini yaitu keterangan dari dokter yang dapat membantu penyidik dalam

memberikan bukti berupa keterangan medis yang sah dan dapat

dipertanggungjawabkan mengenai korban, terutama terkait dengan

pembuktian adanya tanda-tanda luka pada korban kecelakaan lalu-

lintas.

Faktanya dari hasil penelitian, kasus kecelakaan lalu-lintas yang

ada di lapangan, bahwa tidak diadakan pemeriksaan Visum dan

biasanya prosesnya tetap berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada.

Dan pada tahap awal pemeriksaan, dari pihak korban dan pelaku

melakukan kesepakatan dengan jalan berdamai tetapi harus dengan

adanya Surat Pernyataan dari kedua belah pihak, barang disaksikan dari

pihak RT dan RW si korban, dengan dibubuhinya sebuah materai. Di

sisi lain kasus kecelakaan lalu-lintas pada tahap penyidikan, perlu

dilakukan serangkaian tindakan oleh penyidik untuk mendapatkan

bukti-bukti yang terkait dengan pelanggaran kecelakaan lalu-lintas yang

terjadi, berupaya membuat terang terhadap pelanggaran kecelakaan

lalu-lintas tersebut, dan selanjutnya dapat menemukan pelaku dalam

kecelakaan lalu-lintas. Terkait dengan peranan dokter dalam membantu

penyidik memberikan keterangan medis mengenai keadaan korban

kecelakaan lalu-lintas, hal ini merupakan upaya untuk mendapatkan

bukti atau tanda pada diri korban yang dapat menunjukkan bahwa benar

telah terjadi suatu pelanggaran kecelakaan lalu-lintas yang merenggut

korban jiwa.

Mekanisme penyidikan laka lantas, 13

mulai dari pembuatan

laporan pengaduan telah terjadinya laka lantas oleh penyidikan laka

13

Hasil wawancara dengan Briptu Danar Bayu Baskara selaku pihak kepolisian yang dapat

memberikan keterangan, tertanggal 15 Januari 2017

Page 14: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

10

lantas berdasar pada tempat kejadian perkara peristiwa laka lantas.

Penyidikan pada tempat perkara disertai olah peristiwa yag terjadi

dengan seksama. Tindakan-tindakan yang diambil oleh penyidik

kemudian dipadukan dengan keterangan saksi-saksi yang menunjang

penyidikan peristiwa tersebut. Pendalaman materi penyidikan bisa juga

merujukkan terhadap status pemeriksaan terhadap tersangka dan

korban. Berikut juga terhadap bukti dari VeR yang dikeluarkan oleh

rumah sakit. Kesemuanya disimpulkan pada tahap pemeriksaan tahap

akhir.

Keterangan dokter dituangkan secara tertulis dalam bentuk surat

hasil pemeriksaan medis yang disebut dengan Visum et Repetum.

Menurut pengertiannya, Visum et Repertum adalah laporan tertulis

yang dibuat oleh dokter berdasarkan pemeriksaan terhadap orang atau

yang diduga orang, berdasarkan permintaan tertulis dari pihak yang

berwenang, dan dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dibuat

dengan mengingat sumpah jabatan dan KUHP (Kitab Undang-undang

Hukum Pidana).

Fungsi penyidikan sebagaimana tugas dan tujuan dari hukum

acara pidana ialah mencari dan menemukan kebenaran materiil yaitu

kebenaran menurut fakta yang sebenarnya. Abdul Mun’in Idris dan

Agung Legowo Tjiptomartono14

mengemukakan mengenai fungsi

penyidikan sebagai berikut:

“Fungsi Penyidikan adalah merupakan fungsi teknis reserse

kepolisian yang bertujuan membuat suatu perkara menjadi

jelas, yaitu dengan mencari dan menemukan kebenaran materiil

yang selengkap-lengkapnya mengenai suatu perbuatan pidana

yang terjadi.”

Sementara itu, R. Soesilo menyamakan fungsi penyidikan

dengan tugas penyidikan sebagai berikut : “Sejalan dengan tugas

hukum acara pidana maka tugas penyidikan perkara adalah mencari

14

Abdul Mun’in Idris dan Agung Legowo Tjiptomartono, 1982, Penerapan Ilmu Kedokteran

Kehakiman Dalam Proses Penyidikan, Jakarta: Karya Unipres. Hlm 4

Page 15: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

11

kebenaran materiil yaitu kebenaran menurut fakta yang sebenar-

benarnya.”15

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

penyidikan adalah suatu usaha dari penyidik untuk mencari dan

mengumpulkan fakta dan bukti sebanyak-banyaknya untuk mencapai

suatu kebenaran materiil yang diharapkan dan untuk meyakinkan

bahwa suatu tindak pidana tertentu telah dilakukan. Hukum tidak hanya

aturan tetapi hukum juga harus bersumber pada nilai nilai moral dan

keadilan.16

Mengacu pada hasil penelitian, bahwa dalam mekanisme

penyidikan tidak menemukan terjadinya laka-lantas tersebut dapat

diselesaikan dengan cara jalur damai atau biasa disebut dengan non-

litigasi atau ADR. Dengan kata lain, Absori menyatakan disinilah akan

memperoleh cara pandang terhadap penyelesaian kasus yang tadinya

sengketa dianggap habis-habisan (zero sum) berubah kearah bahwa

penyelesaian sengketa adalah sama-sama (win-win solution).17

Terkecuali kalau tersangkanya meninggal dunia, maka kasus tersebut

dapat dihentikan penyidikannya atau biasa disebut dengan Surat

Perintah Penghentian Penyidikan. Hal ini dapat dilihat pada korban

tidak diminta dari pihak penyidik ataupun dari pihak dokter untuk

dilakukannya proses pemeriksaan Visum dan dari pihak keluarga

beliaupun juga tidak ditawari oleh pihak penyidik harus melalui

pemeriksaan Visum.

Dalam hal ini Visum et Repertum ini sangat diperlukan untuk

mengetahui dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam suatu

kecelakaan lalu-lintas. Dalam mengungkap kasus kecelakaan lalu-lintas

15

R. Soesilo, 1980, Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminal, , Bogor: Politeia. Hlm 17

16 Absori, et.al., 2015, Relasi Hukum dan Moral : Sebuah Potret Antar Madzab dan Kontek

KeIndonesiaan, Proseding Konferensi Asosiasi Pascasarjana Perguruan Tinggi

Muhammadiyah ke-tiga, Purwokerto, 2015, Vol 1, hlm 77-85.

17 Absori, et.al, 2008, Model penyelesaian sengketa lingkungan melalui lembaga alternatif

lain. Mimbar Hukum Vol 2 Nomor 2 Juni 2008. Hal 377

Page 16: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

12

yang demikian, tentunya pihak kepolisian selaku penyidik akan

melakukan upaya-upaya lain yang lebih cermat agar dapat ditemukan

kebenaran materiil yang selengkap mungkin dalam perkara tersebut.

Karena esensi Visum et Repertum adalah laporan tertulis mengenai apa

yang dilihat dan ditemukan pada orang yang sudah meninggal atau

orang hidup (untuk mengetahui sebab kematian dan/atau sebab luka)

yang dilakukan atas permintaan polisi demi kepentingan peradilan dan

membuat pendapat dari sudut pandang kedokteran forensik. Faktanya

pihak penyidik telah mengabaikan proses mekanisme penyidikan pada

kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh korban kecelakaan lalu-lintas,

yaitu pada proses pemeriksaan Visum. Seharusnya pihak penyidik dapat

terkonsentrasi pada pemeriksaan Visum tersebut, dikarenakan Visum

merupakan suatu hal yang terpenting dalam pembuktian karena

menggantikan sepenuhnya Corpus Delicti (tanda bukti).

Suatu perkara kecelakaan lalu lintas yang dialami Deny18

yang

menyangkut dengan adanya suatu luka-luka dibagian kaki kiri patah

tulang terbuka dan bagian tubuh lainnya yang megalami luka trauma

akibat benturan benda tumpul, maka oleh karenanya Corpus Delicti

yang demikian tidak mungkin disediakan atau diajukan pada sidang

pengadilan dan secara mutlak harus diganti oleh Visum et Repertum

untuk memenuhi hak-hak korban, seperti yang tercantum dalam The

Universal Declaration of Human Rights (10 Desember 1948) dan The

International Covenant on Civil and Politcal Rights (16 Desember

1966) mengakui bahwa semua orang adalah sama terhadap undang-

undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa

perlakuan atau sikap diskriminasi apapun.

Dengan demikian dapat simpulkan bahwa permasalahan tentang

keabsahan pemeriksaan Visum pada tahap penyidikan apabila

pemeriksaan tersebut tidak dilakukan oleh penyidik di Unit Laka Lantas

18

Hasil wawancara dengan saudara Deny Nurdiansyah selaku saksi korban kecelakaan lalu

lintas tertanggal 5 sampai 7 Maret 2017

Page 17: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

13

Kepolisian Resort Kota Malang untuk mendapatkan kebenaran materiil

dalam kasus kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh pihak penyidik

untuk melengkapi suatu alat bukti telah tidak sah.

Selain mengabaikan tugas seorang penyidik yaitu mencari serta

mengumpulkan bukti atas suatu peristiwa yang telah ternyata sebagai

tindak pidana, untuk membuat terang tindak pidana tersebut dan guna

menemukan pelakunya, juga dikarenakan tidak terpenuhinya unsur

pada KUHAP Pasal 184 ayat (1) jo Pasal 187 huruf c untuk

mendapatkan dan memenuhi kebenaran materiil dan penyidik juga tidak

mentaati tentang SOP/XI/2011 tentang Penanganan dan Proses

Penyidikan Laka Lantas huruf D point 2-i tentang pengakhiran

penanganan TKP Laka Lantas dalam hal Visum et Repertum .

Maka bantuan tenaga ahli yang diperlukan dalam suatu proses

pemeriksaan perkara pidana, baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan

dan pada tahap pemeriksaan lanjutan di sidang pengadilan, mempunyai

peran dalam membantu aparat yang berwenang untuk membuat terang

suatu perkara pidana, mengumpulkan bukti-bukti yang memerlukan

keahlian khusus, memberikan petunjuk yang lebih kuat mengenai

pelaku tindak pidana, serta pada akhirnya dapat membantu hakim

dalam menjatuhkan putusan dengan tepat terhadap perkara yang

diperiksanya.

3.2. Model Visum et Repertum Dalam Perlindungan Hukum Korban

Kecelakaan Lalu Lintas

KUHAP tidak mengatur prosedur rinci apakah korban harus

diantar oleh petugas kepolisian atau tidak. Padahal petugas pengantar

tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian antara

identitas orang yang akan diperiksa dengan identitas korban yang

dimintakan visum et repertumnya seperti yang tertulis di dalam surat

permintaan visum et repertum. Situasi tersebut membawa dokter turut

bertanggung jawab atas pemastian kesesuaian antara identitas yang

tertera di dalam surat permintaan Visum et Repertum dengan identitas

Page 18: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

14

korban yng diperiksa.Dalam praktek sehari-hari, korban perlukaan akan

langsung ke dokter baru kemudian dilaporkan ke penyidik. Hal ini

membawa kemungkinan bahwa surat permintaan Visum et Repertum

korban luka akan datang terlambat dibandingkan dengan pemeriksaan

korbannya. Sepanjang keterlambatan ini masih cukup beralasan dan

dapat diterima maka keterlambatan ini tidak boleh dianggap sebagai

hambatan pembuatan Visum et Repertum. Sebagai contoh, adanya

kesulitan komunikasi dan sarana perhubungan, overmacht (berat lawan)

dan noodtoestand (darurat).

Hal penting yang harus diingat adalah bahwa surat permintaan

Visum et Repertum harus mengacu kepada perlukaan akibat tindak

pidana tertentu yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Surat

permintaan Visum et Repertum pada korban hidup bukanlah surat yang

meminta pemeriksaan, melainkan surat yang meminta keterangan ahli

tentang hasil pemeriksaan medis. Adanya keharusan membuat Visum et

Repertum pada korban hidup tidak berarti bahwa korban tersebut,

dalam hal ini adalah pasien, untuk tidak dapat menolak sesuatu

pemeriksaan. Korban hidup adalah juga pasien sehingga mempunyai

hak sebagai pasien. Apabila pemeriksaan ini sebenarnya perlu menurut

dokter pemeriksa sedangkan pasien menolaknya, maka hendaknya

dokter meminta pernyataan tertulis singkat penolakan tersebut dari

pasien disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan, agar

mencatatnya di dalam catatan medis.

3.2.1. Penerimaan korban yang dikirim oleh Penyidik.

Yang berperan dalam kegiatan ini adalah dokter, mulai

dokter umum sampai dokter spesialis yang pengaturannya

mengacu pada Standar Prosedur Operasional (SPO). Yang

diutamakan pada kegiatan ini adalah penanganan kesehatannya

dulu, bila kondisi telah memungkinkan barulah ditangani aspek

medikolegalnya. Tidak tertutup kemungkinan bahwa terhadap

Page 19: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

15

korban dalam penanganan medis melibatkan berbagai disiplin

spesialis.

3.2.2. Penerimaan surat permintaan keterangan ahli

Adanya surat permintaan keterangan ahli/Visum et

Repertum merupakan hal yang penting untuk dibuatnya Visum et

Repertum tersebut. Dokter sebagai penanggung jawab

pemeriksaan medikolegal harus meneliti adanya surat

permintaan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini

merupakan aspek yuridis yang sering menimbulkan masalah,

yaitu pada saat korban akan diperiksa surat permintaan dari

penyidik belum ada atau korban (hidup) datang sendiri dengan

membawa surat permintaan visum et repertum.

Pada saat menerima surat permintaan Visum et Repertum

perhatikan hal-hal sebagai berikut : asal permintaan, nomor

surat, tanggal surat, perihal pemeriksaan yang dimintakan, serta

stempel surat. Jika ragu apakah yang meminta penyidik atau

bukan maka penting perhatikan stempel nya. Jika stempelnya

tertulis “KEPALA” maka surat permintaan tersebut dapat

dikatakan sah meskipun ditandatangani oleh pnyidik yang belum

memiliki panfkat inspektur dua (IPDA).

Setelah selesai meneliti surat permintaan tersebut dan

kita meyakini surat tersebut sah secara hukum, maka isilah tanda

terima surat permintaan Visum et Repertum yang biasanya

terdapat pada kiri bawah. Isikan dengan benar tanggal, hari dan

jam kita menerima surat tersebut, kemudian tuliskan nama

penerima dengan jelas dan bubuhi dengan tanda tangan.

Pasien atau korban yang datang ke rumah sakit atau ke

fasilitas pelayanan kesehatan tanpa membawa Surat Permintaan

Visum (SPV) tidak boleh ditolak untuk dilakukan pemeriksaan.

Lakukan pemeriksaan sesuai dengan standar dan hasilnya dicatat

dalam rekam medis. Visum et Repertum baru dibuat apabila

Page 20: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

16

surat permintaan visum telah disampaikan ke rumah sakit atau

fasilitas pelayanan kesehatan.

3.2.3. Pemeriksaan korban secara medis

Tahap ini dikerjakan oleh dokter dengan menggunakan

ilmu forensik yang telah dipelajarinya. Namun tidak tertutup

kemungkinan dihadapi kesulitan yang mengakibatkan beberapa

data terlewat dari pemeriksaan. Ada kemungkinan didapati

benda bukti dari tubuh korban misalnya anak peluru, dan

sebagainya. Benda bukti berupa pakaian atau lainnya hanya

diserahkan pada pihak penyidik. Dalam hal pihak penyidik

belum mengambilnya maka pihak petugas sarana kesehatan

harus me-nyimpannya sebaik mungkin agar tidak banyak terjadi

perubahan. Status benda bukti itu adalah milik negara, dan

secara yuridis tidak boleh diserahkan pada pihak keluarga/ahli

warisnya tanpa melalui penyidik.

3.2.4. Pengetikan surat keterangan ahli

Pengetikan berkas keterangan ahli/Visum et Repertum

oleh petugas administrasi memerlukan perhatian dalam

bentuk/formatnya karena ditujukan untuk kepentingan peradilan.

Misalnya penutupan setiap akhir alinea dengan garis, untuk

mencegah penambahan kata-kata tertentu oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab.

Contoh : “Pada pipi kanan ditemukan luka terbuka, tapi tidak

rata sepanjang lima senti meter------------------------”

3.2.5. Penandatanganan surat keterangan ahli

Undang-undang menentukan bahwa yang berhak

menandatanganinya adalah dokter. Setiap lembar berkas

keterangan ahli harus diberi paraf oleh dokter. Sering terjadi

bahwa surat permintaan visum dari pihak penyidik datang

terlambat, sedangkan dokter yang menangani telah tidak

bertugas di sarana kesehatan itu lagi. Dalam hal ini sering timbul

Page 21: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

17

keraguan tentang siapa yang harus menandatangani visum et

repertun korban hidup tersebut. Hal yang sama juga terjadi bila

korban ditangani beberapa dokter sekaligus sesuai dengan

kondisi penyakitnya yang kompleks.Dalam hal korban ditangani

oleh hanya satu orang dokter, maka yang menandatangani visum

yang telah selesai adalah dokter yang menangani tersebut

(dokter pemeriksa).

Dalam hal korban ditangani oleh beberapa orang dokter,

maka idealnya yang menandatangani visumnya adalah setiap

dokter yang terlibat langsung dalam penanganan atas korban.

Dokter pemeriksa yang dimaksud adalah dokter pemeriksa yang

melakukan pemeriksaan atas korban yang masih berkaitan

dengan luka/cedera/racun/tindak pidana.

Dalam hal dokter pemeriksa sering tidak lagi ada di

tempat (diluar kota) atau sudah tidak bekerja pada Rumah Sakit

tersebut, maka Visum et Repertum ditandatangani oleh dokter

penanggung jawab pelayanan forensik klinik yang ditunjuk oleh

Rumah Sakit atau oleh Direktur Rumah Sakit tersebut.

3.2.6. Penyerahan benda bukti yang telah selesai diperiksa

Benda bukti yang telah selesai diperiksa hanya boleh

diserahkan pada penyidik saja dengan menggunakan berita

acara.

3.2.7. Penyerahan surat keterangan ahli

Surat keterangan ahli/Visum et Repertum juga hanya

boleh diserahkan pada pihak penyidik yang memintanya saja.

Dapat terjadi dua instansi penyidikan sekaligus meminta surat

visum et repertum. Penasehat hukum tersangka tidak diberi

kewenangan untuk meminta Visum et Repertum kepada dokter,

demikian pula tidak boleh meminta salinan Visum et Repertum

langsung dari dokter. Penasehat hukum tersangka dapat

Page 22: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

18

meminta salinan Visum et Repertum dari penyidik atau dari

pengadilan pada masa menjelang persidangan.

4. PENUTUP

Pertama, Peranan Visum et Repertum pada tahap penyidikan dalam

mengungkap suatu pelanggaran lalu lintas adalah dengan memberikan suatu

keterangan tertulis yang berisi hasil pemeriksaan seorang dokter ahli terhadap

barang bukti yang ada dalam suatu perkara kecelakaan lalu lintas, maka

Visum et Repertum mempunyai peranan yang sangat vital. Kedua, Model

Visum et Repertum pada korban kecelakaan lalu lintas, digunakan dalam

tujuannya untuk mendapatkan kebenaran materiil dalam kasus kecelakaan

lalu lintas yang dilakukan oleh pihak penyidik untuk melengkapi suatu alat

bukti telah tidak sah dikarenakan tidak terpenuhinya unsur pada KUHAP

Pasal 184 ayat (1) jo Pasal 187 huruf c untuk mendapatkan dan memenuhi

kebenaran materiil. Adapun modelnya dengan harus memenuhi ketentuan

sebagai berikut: pertama, Penerimaan korban yang dikirim oleh Penyidik,

kedua, penerimaan surat permintaan keterangan ahli, ketiga, pemeriksaan

korban secara medis, keempat, pengetikan surat keterangan ahli, kelima,

penandatanganan surat keterangan ahli, keenam, penyerahan benda bukti

yang telah selesai diperiksa dan penyerahan surat keterangan ahli.

Adapun saran dari penulis, Pertama, Dalam memperoleh suatu

kebenaran materiil terhadap kasus kecelakaan lalu lintas seharusnya pihak

penyidik agar lebih memperhatikan dan terkonsentrasi pada penyidikan

untuk melengkapi suatu alat bukti yang sesuai dengan KUHAP Pasal 184

ayat (1) jo Pasal 187 huruf c. Kedua, Dikarenakan dengan surat Visum et

Repertum sangatlah penting dalam pembuktian di persidangan karena

menggantikan sepenuhnya Corpus Delicti (tanda bukti). Disamping itu

penyidik juga diharuskan lebih mentaati dan lebih teliti dalam

melaksanakan SOP penanganan.

Page 23: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

19

DAFTAR PUSTAKA

Absori, 2008, Perlindungan Hukum Hak-Hak Anak Dan Implementasinya Di

Indonesia Pada Era Otonomi Daerah, Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Absori, 2010, Hukum Ekonomi Indonesia, Beberapa Aspek Pengembangan pada

Era Liberalisasi Perdagangan, Surakarta: Muhammadiyah University

Press

Absori, 2015, Pembangunan Hukum Islam Di Indonesia (Studi Politik Hukum

Islam Di Indonesia Dalam Kerangka Al-Masalih), Al-Risalah Forum

Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Absori, 2017, Transplantasi Nilai Moral dalam Budaya untuk Menuju Hukum

Berkeadilan (Perspektif Hukum Sistematik Ke Non-Sistematik Charles

Sampford) Prosiding Konferensi Nasional Ke-6 Asosiasi Program

Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (APPPTMA)

Sulawesi Selatan, 8-9 September 2017

Absori, et.al, 2008, Model penyelesaian sengketa lingkungan melalui lembaga

alternatif lain. Mimbar Hukum Vol 2 Nomor 2 Juni 2008

Absori, et.al. 2017, Morality And Law: Critics upon H.L.A Hart‟s Moral

Paradigm Epistemology Basis based on Prophetic Paradigm. Jurnal

Dinamika Hukum Vol. 17 No. 1, January 2017

Absori, et.al., 2015, Relasi Hukum dan Moral : Sebuah Potret Antar Madzab dan

Kontek KeIndonesiaan, Proseding Konferensi Asosiasi Pascasarjana

Perguruan Tinggi Muhammadiyah ke-tiga, Purwokerto, 2015, Vol 1

Absori, Kelik dan Saepul Rochman, 2015, Hukum Profetik, Kritik terhadap

Paradigma Hukum Non Sistemik, Yogyakarta: Genta Pulishing

Ashofa, Burhan, 1998, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta

Idris, Abdul Mun’in dan Tjiptomartono, Agung Legowo, 1982, Penerapan Ilmu

Kedokteran Kehakiman Dalam Proses Penyidikan, Jakarta: Karya Unipres

Nasution, 2003, Metode Penelitian Nuralistik Kualitatif, Bandung: Tarsito.

Soekanto, Soerjono dan Mamuji, Sri, 2004, Penelitian Hukum Normatif „Suatu

Tinjauan Singkat‟. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soesilo, R., 1980, Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminal, , Bogor:

Politeia

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP)

Page 24: PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PERLINDUNGAN …eprints.ums.ac.id/69127/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Visum et Repertum is necessary to know and reveal what really happened in a ... perkosaan

20

Hasil wawancara dengan Briptu Danar Bayu Baskara selaku pihak kepolisian

yang dapat memberikan keterangan, tertanggal 15 Januari 2017

Hasil wawancara dengan saudara Deny Nurdiansyah selaku saksi korban

kecelakaan lalu lintas tertanggal 5 sampai 7 Maret 2017