crs visum et repertum korban mati
TRANSCRIPT
VISUM ET REPERTUM KORBAN MATI
Rafdi AhmedErmawatiSindy Supraba DewiSri Wahyuni
dr. Fahmi Arief Hakim, Sp.F.
CONTOH KASUS
Pada mayat perempuan berumur kurang lebih enam belas tahun ini tidak ditemukan adanya luka-luka dan pada pemeriksaan organ-organ dalam ditemukan adanya tanda-tanda yang sesuai dengan tanda-tanda hipoksia (jaringan kekurangan suplai oksigen).
Sebab matinya orang ini belum dapat ditentukan menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi forensik.
PEMBAHASAN
Penyebab kematian korban tidak diketahui
Dilakukan autopsi terhadap korban Jenis visum et repertum pada korban →
jenis visum jenazah
VISUM ET REPERTUM
Visum et Repertum adalah suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan.
TUJUAN Membantu penegakkan hukum: seseorang
yang dikirim oleh polisi (penyidik) → diduga sebagai korban suatu tindak pidana: kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penganiayaan, pembunuhan, perkosaan, maupun korban meninggal yang pada pemeriksaan pertama polisi terdapat kecurigaan akan kemungkinan adanya tindak pidana.
SYARAT Ditulis di bawah sumpah oleh seorang
dokter. Diminta oleh pengadilan atau penyidik. Isinya mengenai segala hal yang dilihat
dan ditemukan oleh dokter tersebut.
DASAR HUKUM KUHAP Pasal 120 yang berisi tentang kewenangan
bersifat umum bagi penyidik untuk meminta keterangan ahli (pasal 1 butir 28 KUHAP).
KUHAP Pasal 133 yang berisi tentang ketentuan khusus penyidik menangani kasus tindak pidana untuk meminta keterangan ahli yang khusus (dasar pengadaan VeR).
KUHAP Pasal 179. KUHAP Pasal 187 Butir C yang berisi tentang surat
keterangan seorang ahli. Keputusan Menkeh No. M.01.PW.07-03 tahun 1982:
Pedoman pelaksanaan KUHAP.
FUNGSI VER Sebagai salah satu alat bukti yang sah dalam
proses pembuktian perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia.
Dalam VeR terdapat uraian hasil pemeriksaan medis yang tertuang dalam bagian pemberitaan yang dapat dianggap pengganti barang bukti.
VeR memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medis yang tertuang dalam bagian kesimpulan.
ISI VER Pro Justitia: dicantumkan di atas sebagai
pengganti materai, dan dibuat untuk tujuan peradilan
Pendahuluan, yang tdd: yg meminta VeR (nama peminta, tanggal permohonan VeR, dan instansi peminta), nama dan identitas korban, pemeriksa (nama dokter dan kualifikasi ahli kedokteran forensik), waktu (tanggal dan jam) dan tempat pemeriksaan.
Pemberitaan yang diberi judul: Hasil Pemeriksaan; berisi hasil pemeriksaan medis tentang keadaan kesehatan atau sakit atau luka korban yang berkaitan dengan perkaranya, tindakan medis yang dilakukan, serta keadaan setelah pengobatan selesai; dikemukakan tentang data yang dilihat dan ditemukan (fakta); Hanya mencantumkan fakta yg bersifat deskriptif. Bila dilakukan autopsi, diuraikan keadaan seluruh alat dalam yang berkaitan dengan perkara dan matinya orang tersebut.
Kesimpulan: berisi tentang pendapat tentang hasil pemeriksaan berdasarkan keilmuan, mengenai jenis perlukaan atau cedera yang ditemukan dan jenis kekerasan atau zat penyebabnya, derajat perlukaan, serta sebab kematian.
Penutup: “Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana”
JENIS DAN BENTUK VER Visum et repertum psikiatrik
(kejiwaan). Visum et repertum Fisik, contohnya:
Visum et repertum jenasah. Visum et repertum perlukaan atau
kecederaan (termasuk keracunan). Visum et repertum kejahatan susila.
VISUM ET REPERTUM JENAZAH
VISUM ET REPERTUM JENAZAH
KETENTUAN UMUM Jenazah yang akan dilakukan pemeriksaan diberikan
label: identitas korban; dilak, cap jabatan diikatkan pada ibu jari kaki atau bagian tubuh lainnya.
Pada permintaan VER tertulis jelas jenis pemeriksaan yang diminta.
Penyidik wajib memberitahu keluarga korban Autopsi dilakukan setelah tidak ada yang keberatan, >2
hari tidak ada tanggapan dilakukan autopsi, autopsi dapat dari mayat hasil ekshumasi
Dapat dibawa keluar inst kesehatan setelah selesai diperiksa (diberi surat kematian).
PEMERIKSAAN LUAR
Umur, jenis kelamin, ras, ciri-ciri fisik, tinggi badan, berat badan, dan status gizi dari jenazah.
Malformasi kongenital bila ada. Deskripsi singkat tentang pakaian. Jika
dicurigai adanya kekerasan pada jenazah perubahan yang signifikan dari pakaian sebagai akibat trauma harus dideskripsikan lebih detail pada segmen lain dari autopsi ini.
Deskripsi umum dari keadaan tubuh jenazah yang mencakup: Tingkat dan distribusi dari rigor dan livor
mortis. Panjang dan warna rambut, ada atau
tidaknya rambut wajah, atau alopecia. Keadaan mata dan warnanya. Adanya penampakan yang tidak biasa dari
telinga, hidung, atau wajah (contohnya malformasi kongenital, jaringan parut, atau jerawat).
Ada atau tidak nya gigi atau dental plates. Adanya jaringan parut atau tato. Adanya bukti eksternal tentang suatu
penyakit. Bekas luka lama yang tidak berhubungan
dengan kematian (luka baru atau jejas yang berkaitan dengan kematian dijelaskan pada bagian yang terpisah).
Adanya bukti intervensi medis atau bedah yang baru.
AUTOPSI
Merupakan pemeriksaan terhadap tubuh mayat yang meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam.
TUJUAN Menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera. Melakukan interpretasi dan identifikasi jenazah. Menerangkan penyebab, mekanisme, dan saat
kematian. Mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan
yang ditemukan dengan penyebab kematian. Mengumpulkan dan memeriksa barang bukti. Membuat Visum et Repertum.
KLASIFIKASI Autopsi Klinik. Dilakukan terhadap mayat
seseorang yang diduga terjadi akibat suatu penyakit.
Autopsi anatomi. Dilakukan terhadap mayat oleh mahasiswa kedokteran dalam rangka belajar mengenal anatomi manusia.
Autopsi forensik. Dilakukan terhadap mayat yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar (terkait tindak pidana).
PERSIAPAN Melengkapi surat-surat yang diperlukan
seperti surat izin keluarga dan surat permintaan Visum et Repertum.
Memastikan jenazah yang akan diautopsi. Mengumpulkan keterangan yang
berhubungan dengan terjadinya kematian selengkap mungkin.
Memastikan alat-alat yang diperlukan telah tersedia.
PROSEDUR Pemeriksaan luar. Meliputi pemeriksaan label,
mencatat penutup dan pembungkus mayat, pakaian dan perhiasan, benda di samping mayat, ciri tanatologis, ciri identitas fisik, perlukaan, dan patah tulang.
Pemeriksaan dalam. Dilakukan dengan membuka dan memeriksa isi rongga kepala, leher, dada, perut, dan panggul. Pemeriksaan dengan membuka bagian tubuh lain dilakukan apabila diperlukan.
ALHAMDULILLAH YAAAHHTERIMAKASIIH YAAAHH