peran teknologi inforamasi dalam dunia kedokteran.pdf
TRANSCRIPT
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA KESEHATAN
Era Globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang dengan begitu pesat.
Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang telah merambah
keberbagai bidang kehidupan manusia. Defenisi Teknologi Informasi itu sendiri adalah Studi
atau penggunaan peralatan elektronika, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan
informasi apa saja melalui berbagai media (seperti internet), termasuk kata-kata, bilangan dan
gambar.
Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan seperti
kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu pesat,
sehingga banyak temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan Teknologi Informasi baik
dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari
ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapat
banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu
meningkatkan kualitas kehidupan manusia
Dalam bidang kedokteran sendiri kemajuan Teknologi Informasi sangat menunjang ilmu
kedokteran baik klinis, dasar maupun komunitas. Sebagai hasilnya, tidak kurang dari 750.000
jurnal dengan berbagai bahasa terbit setiap tahunnya yang bisa di searcing melalui jaringan
internet. Akan tetapi tidak semua penelitian dapat diterapkan kepada pasien, sehingga dokter
hendaknya memiliki pemahaman mengenai metodologi penelitian.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih
750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat
tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru,
Selain teknologi informasi juga memiliki kemampuan dalam memfilter data dan mengolah
menjadi informasi,
Namun, sebagian besar Jurnal kesehatan itu harus membayar per artikel. Hal inilah yang
seringkali menjadi hambatan bagi para peneliti atau tenaga medis di Indonesia dan juga negara
berkembang lainnya untuk mendapatkan informasi-informasi yang penting dan terbaru di dunia
kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan, penelitian, maupun pelayanan
kesehatan.
Suatu jurnal kesehatan mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel, agar
dapat dimuat di dalam jurnal tersebut. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga
pemuatan artikel. Akreditasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional.
Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda
keilmuannya 'diakui’.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manfaat teknologi informasi dalam bidang kesehatan
berkembang demikian pesatnya. Akan tetapi bukan berarti tidak ada kendala dan dampak negatif
dalam perkembangannya itu, tingkat keterampilan dan biaya operasional dalam teknologi
informasi juga merupakan salah satu kendala dalam menentukan peralatan berbasis teknologi
informasi yang akan digunakan untuk kegiatan medis.
Sedangkan untuk dokter itu sendiri dampak negatif yang muncul disebabkan oleh
kemajuan Teknologi Informasi adalah peranan dokter sebagai sumber informasi untuk pasien
menjadi tidak dominan lagi, karena segala informasi tentang penyakit dan penatalaksanaannya
dapat diperoleh secara jelas dan lengkap melalui internet oleh siapa saja. Akan tetapi dikarenakan
kemudahan itu juga mengakibatkan semakin dangkalnya pemikiran seorang dokter karena
kemudahan akses yang mematahkan kerja keras dan ketekunan, beredarnya informasi berkualitas
rendah yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas penelitian maupun produksi pengetahuan
yang ada, dan kecenderungan untuk menjadi konsumen informasi semata, tanpa ada keinginan
ataupun kemampuan untuk mulai menjadi produsen informasi yang bermutu.
Dewasa ini penerapan Teknologi Informasi di semua bidang dianggap sebagai sesuatu
yang sudah seharusnya. Teknologi Informasi pada umumnya menjadi begitu rumit, dan justru
memperbodoh yang tidak memiliki sumber daya untuk mengaksesnya. Dengan kata lain
Teknologi Informasi justru menjadikan manusia sebagai alat dan obyek untuk kepentingan
pengembangan Teknologi Informasi itu sendiri.
Berbagai masalah Teknologi Informasi dalam bidang kesehatan yang ada tersebut
dengan berbagai aspek yang dapat ditimbulkan, sebaiknya menjadikan perhatian segera berbagai
pihak. Pemerintah khususnya departemen kesehatan, Komisi Penyiaran Indonesia dan berbagai
pihak yang berwenang harus lebih memperhatikan kualitas informasi yang sekarang semakin
meningkat pesat dengan berbagai aspek yang tidak disadari ternyata bisa sangat merugikan.
Kelemahan dalam penyampaian informasi juga sangat sangat tergantung dari kualitas informasi
yang disampaikan ataupun kemampuan penerima informasi untuk mencernanya.
--------------------------------------
NAMA : SAVITRI
NIM : 10711018
KELOMPOK : B
EMAIL : [email protected]