peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/tra151763_mili...

95
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI DESA TANJUNG BERUGO KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN SKRIPSI Oleh MILI ASMANITA NIM. TRA.151763 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAMBI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

1

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN

ANAK USIA DINI DI DESA TANJUNG BERUGO

KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN

MERANGIN

SKRIPSI

Oleh

MILI ASMANITA

NIM. TRA.151763

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAMBI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

2

Page 3: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

3

Page 4: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

4

Page 5: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

5

Page 6: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

vii

MOTTO

والحجارة أعدت للكافرينفإن لم تفعلوا ولن تفعلوا فاتقوا النار التي وقودها الناس

Artinya : Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan

dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya

manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

eferensi: https://tafsirweb.com/263-surat-al-baqarah-ayat-24.html

Page 7: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Yang Utama Dari Segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku

dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta

kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat

terselesaikan.

Ibu dan Ayah Tercinta. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang

tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibuku tersayang (Rosmila

Wati),Ayahku tercinta (M. Karim), yang telah memberikan kasih sayang, segala

dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas

hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.

Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu, Ayah, bahagia karena

kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu, Ayah yang selalu

membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku,

selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Terima Kasih Ibuku dan Ayahku ....

Terima Kasih Ayah dan Ibu...

Ku ucapkan terimakasih kepada kepada Adikku Mutia azizah yang selalu yang

selalu yang selalu menemaniku dan terimaksih juga kepada adikku M. Atrio fitra.

Terimakasih juga kepada temanku Sari dan Wal Asri yang Selalu membantu,

menyemangati, dan mendengar keluah kesah ku dalam membuat sekripsi ini.

Terimakasih juga kepada Abangku yang selalu menyemangati ku dan Terimakasih

juga kepada orang-orang yang selalu mendo’akan ku

Page 8: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan

kehadiran Allah Swt. Sebagai pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta ini, dan

Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di kehendakinya, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah

karya ilmiah yang berjudul :“PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK

KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI DESA TANJUNG BERUGO

KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN”.

Shalawat dan salam penulis do’akan semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

Saw. Sebagai pembawa rahmat bagi semua alam.

Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana program S.I

Jurusan Pendidikan Islam Anak Uaia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS

jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari

kesempurnaan. Namun berkah dari Allah Swt. Serta usaha-usaha penulis, skripsi ini juga

dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan dan rintangan yang

penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr.H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph. D selaku Rektor UIN

SulthanThahaSaifuddin Jambi

2. Dr. Hj. Armida, M.Pd. Selaku DekanFakultasTarbiyah dan Keguruan

3. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd.I. Selaku pembantu Dekan I

4. Dr. Zawaqi Afdal Jamil, S.Ag. Selaku pembantu Dekan II

5. Dr. H. Kemas Imron Rosadi, M.Pd. Selaku pembantu Dekan III

6. Ibu Umil Muhsinin, M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan PIAUD

7. Bapak Drs. H. Nazori, M.Pd.I sebagai pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan,

kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Page 9: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

x

Page 10: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

xi

ABSTRAK

Nama : Mili Asmanita

Nim : TRA. 151763

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Peran Orang tua dalam Membentuk Kemandirian Anak di

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin

Skripsi ini dilatar belakangi oleh pertama masih banyak terdapat anak-anak yang

masih mandi dibantu oleh orang tua. Kedua, makan masih disuapi oleh orang tuanya.

Ketiga, memakai pakaian dan sepatu masih dibantu oleh orang tua. Keempat, ketika

sekolah masih ditunggu oleh orang tuanya sampai jam pulang sekolah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,

dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field recearch). Sumber

data dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu: orang tua, data skunder yaitu: anak.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara,

data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebagian guru yang sangat peduli dengan

masalah kedisiplinan santri karena Bentuk peran orang tua dalam keluarga di RT 06 Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, yaitu dengan diajari

dan dibimbing sendiri, ketauladanan orang tua dalam mendidik anak, pembinaan deng

metode nasehat serta mendidik melalui pembiasaan dan latihan, dan melalui praktek

langsung. Kendala yang dihadapi orang tua dalam membentuk kemandirian anak di RT 06

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin yaitu, 1)

Lingkungan dan pengaruh media massa, 2) Asal pendidikan orang tua, 3) Anak yang Malas.

upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak di RT 06 Desa Tanjung Berugo

Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, yaitu: 1) Mengajak dan menyemangati anak untuk melakukan keperluannya sendiri, 2) Metode bermain, 3) Memberikan pujian

atau motivasi.

Kata Kunci: Peran, Orang tua, Kemandirian

Page 11: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

xii

ABSTRACT

Name : Mili Asmanita

Nim : TRA. 151763

Department : Early Childhood Islamic Education

Tittle : The Role of Parents in shaping Child Survival in Tanjung Berugo

Village Masurai Valley District Merangin

This script was later adopted by the first time there were many children still bathing

with the help of the parents. Second, the food is still fed by his parents. Third, wearing

clothes and shoes are still aided by parents. Fourth, while the school is still waiting for her

parents until school hours.

The method used in this study is a qualitative descriptive method, and the type of

research used is field research. Sources of data from this study consist of primary data,

namely: Parents, secondary data, namely: Child. While the data collection techniques used

are observation and interviews, the data that has been collected is then processed by means

of data reduction, data presentation and conclusion drawing.

The results show that some teachers are very concerned about the problem of student

discipline due to Parental role in families in RT 06 Tanjung Berugo Village District of

Masurai Valley Merangin district, which is by educating and mentoring, parental

involvement in educating children, training with methods advice and education through

practice and training, and through direct practice. The obstacles faced by parents in shaping

children's independence in RT 06 Tanjung Berugo Village of Masurai Valley District of

Merangin are: 1) The environment and influence of mass media, 2) The origin of the

education of parents, 3) The lazy child. Parent's efforts in shaping the independence of

children in RT 06 Tanjung Berugo Village of Masurai Valley District of Merangin, namely:

1) Inviting and encouraging children to do their own thing, 2) Playing methods, 3) Giving

praise or motivation.

Keywords: Role, Parenthood, Independence

Page 12: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

xiii

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

ABSTRACK ................................................................................................... xii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiiiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiiiiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Fokus penelitian ............................................................................. 6

C. Rumusan masalah........................................................................... 6

D. Tujuan dan kegunaan peneliti ........................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka teori ................................................................................ 8

1. peran orag tua ........................................................................... 8

a. Pengertian peran orang tua ................................................. 8

b. Aspek-aspek peran orang tua ............................................. 11

2. Kemandirian anak .................................................................... 12

a. Pengertian anak usia dini ................................................... 14

b. Krakterisitik anak usia taman kanak-kanak ....................... 15

c. Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan .......................... 17

d. Aspek pokok dalam kemandirian ....................................... 19

e. Bentuk-bentuk kemandirian ............................................... 19

f. Ciri-ciri anak mandiri ......................................................... 21

g. Ciri-ciri pribadi anak mandiri............................................. 21

h. Perbedaan psikologis anak laki-laki dan anak perempuan dalam

kemandirian ........................................................................ 22

i. Cara orang tua melatih kemandirian anak .......................... 24

j. Faktor yang mendorong terbentuknya kemandirian anak .. 26

k. Faktor penghambat kemandirian anak ............................... 29

B. Studi relevan................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian................................................. 32

B. Setting Penelitian Dan Subjek Penelitian ...................................... 32

Page 13: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

xiv

C. Jenis dan sumber data .................................................................... 33

D. Teknik pengumpulan data ............................................................. 35

E. Teknik analisis data ....................................................................... 37

F. Uji keterpercayaan data ................................................................. 37

G. Jadwal penelitian ........................................................................... 39

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan

1. Temuan umum......................................................................... 40

2. Temuan khusus ........................................................................ 54

B. Pembahasan ................................................................................... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 74

B. Saran .............................................................................................. 74

C. Kata penutup .................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitia................................................................................... 36

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Berugo Tahun 2017 –2019 ............. 34

Tabel 4.2 Jumlah Rumah Tangga Di Desa Tanjung Berugo .............................. 34

Tabel 4.3 Jumlah Rumah Tangga Di RT 06 ....................................................... 44

Tabel 4.4 Tenaga Kesehatan ............................................................................... 44

Tabel 4.5 Jumlah Kelahiran ................................................................................ 44

Tabel 4.6 Data Pendidikan .................................................................................. 45

Tabel 4.7 Data Jenis Sarana Pendidikan ............................................................. 45

Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan ............................................................................. 45

Tabel 4.9 Kesejahteraan Sosial Masyarakat........................................................ 46

Tabel 4.10 Ketenagakerjaan ................................................................................ 47

Tabel 4.11 Pemuda Dan Olahraga ...................................................................... 47

Tabel 4.12 Kesenian Dan Kebudayaan ............................................................... 47

Tabel 4.13 Tempat Peribadatan........................................................................... 48

Page 15: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 1 Foto

Lampiran : 2 Daftar Imporman

Lampiran : 3 Kartu Konsultasi Skripsi

Lampiran : 4 Daftar Riwayat Hidup

Page 16: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian

diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya,masyarakat bangsa dan Negara. Syafaruddin( 2003, hal. 2)

Setiap orang tua menginginkan bahwa anaknya kelak tumbuh menjadi

seorang anak yang baik, dan salah satunya menjadi anak yang mandiri, terlebih

ketika anak sudah mulai menginjak sekolah. Kemandirian anak usia dini adalah

kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sendiri atau mampu berdiri sendiri

dalam berbagai hal dari hal-hal yang sederhana hingga mengurus dirinya sendiri

dan juga anak sudah mulai belajar untuk memahami kebutuhan dirinya sendiri.

Kemandirian anak bukanlah sifat pembawaan lahir melainkan melalui proses

belajar, dengan demikian peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Namun terkadang

dari posisi kelahiran dapat menentukan tingkat kemandirian anak, misalnya anak

sulung atau pun anak bungsu merupakan posisi yang istimewa dalam keluarga.

Menurut Wiyani (2013, hal. 28), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

kemandirian yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sendiri atau mampu

berdiri sendiri dalam berbagai hal. Sebenarnya sejak dini, secara alamiah anak

sudah mempunyai dorongan untuk mandiri atas dirinya sendiri. Mereka terkadang

lebih senang untuk bisa mengurus dirinya sendiri daripada dilayani. Seorang anak

yang mempunyai rasa mandiri yang memadai akan mampu menyesuaikan diri

dengan keadaan lingkungan dan dapat mengatasi kesulitan yang terjadi. Disamping

itu anak yang mempunyai kemandirian yang tinggi akan memiliki stabilitas

emosional dan ketahanan yang mantap dalam menghadapi tantangan dan tekanan.

Ciri-ciri kemandirian anak usia dini meliputi anak dapat melakukan segala

aktifitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa, dapat

membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan yang dia peroleh dari

Page 17: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

2

perilaku atau perbuatan orang-orang disekitarnya, dapat bersosialisasi dengan orang

lain tanpa perlu ditemani orang tua dan dapat mengontrol emosinya bahkan dapat

berempati terhadap orang lain (Sanan dan Yamin, 2010: 84).

Menurut pendapat Idris (2012, hal. 13). dalam mengasuh anak orang tua

bukan hanya dapat mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja,

melainkan membantu menumbuh kembangkan kepribadian anak. Menurut Zahroh

(2011, hal. 10), peran orang tua merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak.

Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi

dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau norma,

memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku

yang baik, sehingga dijadikan contoh atau panutan bagi anaknya.

Selain itu, peran orang tua yang tinggi akan menghasilkan anak-anak

mempunyai karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai

hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat

terhadap hal-hal baru, dan kooperatif terhadap orang lain. Peran orang tua dalam

pendidikan anak akan membentuk karakteristik kepribadian anak dalam

membentuk kepribadian mandiri pada anak.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada

pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dan bukan merupakan prasyarat

untuk mengikuti pendidikan dasar”. Selanjutnya pada Bab 1 pasal 1 ayat 14

ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut Cahyanto (2010, hal. 5-6).

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak

usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun . Pada masa ini proses pertumbuhan

dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat

Page 18: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

3

dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk

perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang

dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Pada masa the golden age periode dini

dalam perjalanan usia manusia merupakan periode penting bagi pembentukan otak,

inteligensi, kepribadian, memori, dan aspek perkembangan yang lain Musfiroh

(2008, hal. 2).

Mengenali dan memahami tumbuh kembang anak bagi orang tua adalah

sangat penting artinya demi menjaga dan mempertahankan perkembangan dan

pertumbuhan anak agar bisa tumbuh cerdas, sehat, dan kuat serta mendapatkan

banyak pengalaman dan keterampilan dalam hidupnya. Hal ini sangat penting agar

sang anak bisa berhasil dalam kehidupannya kelak baik dalam karier, studi, maupun

dalam hidup bermasyarakat. Memahami tumbuh kembang anak akan menjadi

sebuah keharusan bagi orang tua agar bisa mempersiapkan anak dalam meniti jalan

kehidupannya nanti, sehingga anak bisa menghadapi kehidupannya dengan baik

dan terarah kepada hal-hal yang positif Zaviera (2008, hal. 1).

Banyak pengamat menunjukkan bahwa anak-anak khususnya di Indonesia

sering mengalami keterlambatan dalam kemandirian. Hal ini disebabkan sejak kecil

anak tidak diajarkan kemandirian oleh orang tuanya. Karena orang tua tidak

membiasakan anak untuk melakukan sesuatu dengan mandiri. Orang tua terlalu

memanjakan anak.

Anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) sedang mengalami masa tumbuh

kembang yang sangat pesat. Pada masa ini, proses perubahan fisik, emosi, dan

sosial anak berlangsung dengan cepat, yang di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik

dari diri anak sendiri maupun lingkungannya. Tumbuh kembang anak usia TK ini

dapat dipantau melalui ukuran fisiknya dan melalui pengamatan sikap dan perilaku

anak Ranti (2004, hal. 24).

Sebuah survei besar yang dilakukan US Departement of Labor sejak tahun

90-an melalui National Longitudinal Survey of Youth menunjukkan, orang tua

(terutama ibu) yang bekerja memiliki pengaruh negatif terhadap perkembangan

kognitif anak seperti terhambatnya kemampuan bicara anak sewaktu 3 hingga 4

tahun. Hal yang lebih menakutkan lagi, pada saat berusia 5-6 tahun, anak akan

Page 19: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

4

mengalami kesulitan dalam banyak hal. Meski survei tersebut dilakukan di AS

tetapi hasil survei ini patut ditelaah sebab fenomena ibu bekerja pun banyak dialami

ibu muda di Indonesia. Terlebih bila mengingat dampaknya karena jika memang

benar maka akan menyangkut masa depan anak.

Menurut Desmita (2011, hal. 185), menyatakan kemandirian adalah usaha

untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya

melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah

individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai

dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif, dan inisiatif, mengatur

tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-

keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang

lain.

Pentingnya kemandirian harus mulai ditumbuhkembangkan ke dalam diri

anak sejak usia dini. Hal ini penting karena ada kecenderungan di kalangan orang

tua sekarang ini untuk memberikan proteksi secara agak berlebihan terhadap anak-

anaknya. Akibatnya, anak memiliki ketergantungan yang tinggi juga terhadap orang

tuanya. Bukan berarti perlindungan orang tua tidak penting, tetapi yang seyogyanya

dipahami bahwa perlindungan yang berlebihan adalah sesuatu yang tidak baik.

Sikap penting yang seharusnya dikembangkan oleh orang tua adalah memberi

kesempatan yang luas kepada anak untuk berkembang dan berproses. Intervensi

orang tua hanya dilakukan kalau memang kondisi anak-anak diharapkan dapat

terwujud. Pribadi sukses biasanya telah memiliki kemandirian sejak kecil. Mereka

terbiasa berhadapan dengan banyak hambatan dan tantangan. Sifat mandiri yang

memungkinkan mereka teguh menghadapi berbagai tantangan sehingga akhirnya

menuai kesuksesan Naim (2012, hal. 162-164).

Ketidakmandirian anak identik dengan sifat bergantung yang berlebihan

pada orang disekitarnya yang tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk

melakukannya sendiri. Anak-anak yang memiliki sifat ketidakmandirian ini

biasanya menunjukkan reaksi seperti merengek, menangis, atau melakukan

tindakan agresif, bila keinginannya untuk bergantung tidak dipenuhi. Hal ini tentu

saja dapat menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses perkembangan anak,

Page 20: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

5

bila kondisi ini tidak ditanggulangi sejak dini. Oleh karena itu, diperlukan adanya

kerjasama dari berbagai pihak, seperti orang tua, guru, dan pemegang kebijakan

untuk menciptakan lingkungan yang dibutuhkan dalam pembentukan kemandirian

anak Izzaty (2007, hal. 16-17).

Kemandirian anak akan tercapai apabila orang tua melakukan upaya melalui

berbagai kegiatan yang menunjang mengembangkan kemandirian anak. Dengan

pola asuh orang tua yang baik maka anak akan berkembang dalam aspek

kemandiriannya. Orang tua harus melatih kemandirian anak sejak dini agar anak

tidak tergantung pada orang lain. Anak juga akan terbiasa mandiri dalam

melakukan kegiatan-kegiatan apapun. Orang-orang yang berperan penting dalam

menumbuh kembangkan kemandirian anak adalah pola asuh orang tua/keluarga,

lingkungan sosial, dan teman sebaya (sesama anak). Karena semua orang tua ingin

mendidik anaknya dengan baik supaya anak bisa mandiri dan bertanggung jawab

atas segala perbuatannya.

Adapun untuk mengembangkan kemandirian anak dengan cara memberikan

kepercayaan pada anak, kebiasaan dengan memberikan kebiasaan yang baik kepada

anak sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya, misalnya membuang

sampah pada tempatnya, melayani dirinya sendiri, mencuci tangan, komunikasi

karena komunikasi merupakan hal penting dalam menjelaskan tentang kemandirian

kepada anak dengan bahasa yang mudah dipahami, disiplin karena dengan disiplin

yang merupakan proses yang dilakukan oleh pengawasan dan bimbingan orang tua

dan guru yang konsisten.Ini juga terjadi di Desa Tanjung Berugo Kecamatan

Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah MasuraiKabupaten

Merangin,masih terdapat anak yang belummandiri anak pada saat mandi

masihdibantu sama orang tua, anak pada saat makan masih disuap oleh orang

tuanya, anak pada saat memakai pakaian masih dibantu orang tuanya, anak

memakai sepatu masih dibantu orang tuanya, anak masih ditunggu pada saat

sekolah. Keberadaan jasa pengasuh anak yang menjadikan orang tua lebih leluasa

bekerja tanpa perlu meluangkan waktu untukmelatih kemandirian pada

Page 21: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

6

anak.(Observasi, 20 Juli 2019) Kondisi kesibukan orang tua untuk mencari nafkah,

berakibat berkurangnya perhatian terhadap kemandirian anak.

Berdasarkan pengamatan awal (Grandtour) yang dilakukan peneliti di Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin tersebut

mempunyai 8 orang anak dan ada 3 orang anak yang masih belum mandiri pertama

masih terdapat anak-anak yang masih mandi dibantu oleh orang tua. Kedua, makan

masih disuapi oleh orang tuanya. Ketiga, memakai pakaian dan sepatu masih

dibantu oleh orang tua. Ke empat, ketika sekolah masih ditunggu oleh orang tuanya

sampai jam pulang sekolah.

Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang akan dituangkan dalam karya ilmiah dengan

judul:Peran Orang Tua dalam Membentuk Kemandirian Anak di Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu adanya

pembatasan masalah yaitu: penelitian ini difokuskan pada bentuk peran dan usaha

orang tua di RT 06 dalam membentuk kemandirian anak di Desa Tanjung Berugo

Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas,yang menjadi permasalahan pada

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak di RT 06

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin?

2. Apa kendalayang dihadapi orang tua dalam membentuk kemandirian anak di

RT 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin?

3. Bagaimana upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak di RT 06

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin?

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

Page 22: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

7

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

di RT 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dalam membentuk

kemandirian anak di RT 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah

Masurai Kabupaten Merangin.

c. Untukmengetahui upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak

di RT 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin.

2. Kegunaan penelitian

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan sang penulis betapa pentingnya

mengetahui cara mendidik anak dengan baik dan benar.

b. Untuk memberikan bantuan orang tua dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik dan motivator dalam keluarga.

Page 23: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. peran orang tua

a. pengertian peran orang tua

Menurut Kamus umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang

jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya

sesuatu hal atau peristiwa). Peran menurut Soerjono adalah aspek dinamis dari

kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya.

Jadi peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang peranan

yaitu seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia orang tua dapat diartikan

sebagai ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai ahli dan

sebagainya), orang yang dihormati (disegani) di kampung, tetua. Orang tua

disini adalah ayah ibu yang memiliki peranan yang sangat penting dalam

membesarkan anak dan bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas

rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa peran orang

tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh ayah dan ibu untuk

melaksanakan hak-hak dan kewajiban dalam mengemban tanggung jawab

dalam keluarga sesuai dengan kewajibannya masing-masing. Ibu menjalankan

tanggung jawab dalam mengurus rumah, mendidik anak, mendampingi suami

dan segala macam aktivitas dalam keluarga. Ayah yang bertanggung jawab

dalam memberikan nafkah bagi seluruh anggota keluarga.

Peran orang tua menurut Sidharto (2007, hal. 18) antara lain:

1. Peran sebagai fasilitator

Orang tua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat dalam

membantu belajar anak di rumah, mengembangkan keterampilan belajar

yang baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan menyediakan sarana

Page 24: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

9

alat belajar seperti tempat belajar, penerangan yang cukup, buku-buku

pelajaran dan alat-alat tulis.

2. Peran sebagai motivator

Orang tua akan memberikan motivsi kepada anak dengan cara

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan

anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stres yang berkaitan

dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan

sekolah dan memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan

memberi hadiah maupun kata-kata pujian.

3. Peran sebagai pembimbing atau pengajar

Orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak dengan siap

membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit

dimengerti oleh anak, membantu anak mengatur waktu belajar, dan

mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang baik.

Peran (role) merupakan dinamisasi dari status ataupun penggunaan dari

hak dan kewajiban ataupun bisa juga disebut status subjektif, kedua unsur ini

saling terkait karena antara peran dan status tidak akan ada artinya kalau tidak

dipergunakan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai

dengan kedudukan, maka orang tersebut telah menjalankan suatu peranan.

Menurut Soerjono menjelaskan bahwa peran atau peranan adalah setiap

manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa mempunyai status

atau kedudukan dalam masyarakat. Status merupakan sebuah posisi dari suatu

sistem sosial, sedangkan peran atau peranan adalah pola perikelakuan yang

terkait pada status tersebut. David Berry menjelaskan bahwa peran adalah

sebagai seperangkat harapan yang dikarenakan pada individu yang menempati

kedudukan sosial tertentu.

Peran atau peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang tersebut telah

menjalankan suatu peranan. Antara peran dengan kedudukan tidak dapat

dipisah-pisahkan oleh karena satu tergantung dengan yang lain dan sebaliknya

Page 25: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

10

juga demikian. Tidak ada peran tanpa kedudukan dan tidak ada kedudukan

tanpa peran. Maka peran merupakan unsur dinamis dari suatu kedudukan atau

posisi sebagaimana dijelaskan di atas. Pentingnya peranan adalah bahwa hal

tersebut mengatur perilaku seseorang, dan juga bahwa peranan menyebabkan

seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan

orang lain sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan

perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.

Berdasarkan pengertian keduanya di atas, dapat diambil pengertian

bahwa peran orang tua adalah hak dan kewajiban ayah dan ibu yang harus

dilakukan sesuai dengan fungsi dan kedudukannya sebagai keluarga di dalam

masyarakat dalam mendidik anak-anaknya untk mencapai kedewasaan.

Peran orang tua dalam mendampingi dan mendidik anak tidak terbatas

sebagai orang tua saja. Akan tetapi, orang tua bisa berperan sebagai berikt:

a) Orang tua sebagai guru

Orang tua berperan sebagai guru yang dapat mendidik dengan baik.

Sebagai seorang guru, orang tua dituntut memiliki wawasan dan pengetahuan

yang luas. Anak-anak akan banyak bertanya kepada guru tentang apa yang

dilihat, didengar dan dirasakan. Seorang guru harus melayani pertanyaan-

pertanyaan anak dengan sabar dan telaten. Disamping itu suri teladan yang baik

perlu dikembangkan, sebab anak-anak mudah mentransfer ucapan dan ucapan

dan tindakan orangtua. Bahkan perilaku orang tua sangat berpengaruh terhadap

anak-anak.

b) Orang tua sebagai polisi

Orang tua berperan sebagai polisi yang selalu siap menegakkan

keadilan dan kebenaran. Sebagai polisi dalam keluarga orang tua harus berani

menegakkan kebenaran dan keadilan. Siapapun yang bersalah harus dihukum,

tanpa pandang bulu. Namun, perlu diperhatikan, bahwa hukuman disini adalah

hukuman yang mendidik dan positif. Jangan menghukum sewaktu orang tua

dalam keadaan emosional.

c) Orang tua sebagai teman

Page 26: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

11

sebagai seorang teman, orang tua perlu menciptakan dialog yang sehat,

tempat untuk mencurahkan isi hati. Alam psikologis orang tua harus beralih ke

alam anak-anak, sehingga orang tua dapat merasakan, menghayati dan

mengerti kondisi anak. Apabila dialog yang sehat ini deikembangkan, anak-

anak akan terbuka terhadap orang tua dan tidak segan-segan mengutarakan isi

pikirannya. Tidak peduli apakah pikiran itu baik atau buruk. Melalui dialog

yang sehat ini orang tua dapat memasukkan nilai-nilai yang positif terhadap

anak. Orang tua dapat meluruskan jalan pikiran anak yang keliru dengan

leluasa.

b. Aspek-aspek peran orang tua

Memahami betapa pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak

pada masa perkembangan merupakan tanggung jawab besar bagi orang tua

baik di rumah maupun di lingkungan sosial. Orang tua yang terus belajar akan

mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Peran orang tua bagi

perkembangan anak secara lebih rinci memiliki tugas sebagai berikut:

c. Memelihara kesehatan fisik dan mental

Fisik dan mental akan memberi peluang lebih besar bagi kesehatan

mental. Walaupun kesehatan fisik bukan jaminan bagi kesehatan mental.

d. Meletakkan dasar kepribadian yang baik

Struktur kepribadian anak dibangun dan dibentuk sejak usia dini.

Orang tualah yang paling berperan dalam peletakan dasar kepribadian

anak.

e. Membimbing dan memotivasi anak untuk mengembangkan diri

Anak akan berkembang melalui proses dalam lingkungannya.

Lingkungan pertama bagi anak adalah keluarga. Proses belajar yang paling

baik bagi anak adalah pelatihan, yakni adanya figur yang layak untuk ditiru

disertai dengan bimbingan dan motivasi.

Page 27: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

12

f. Memberikan fasilitas yang memadai bagi perkembangan diri anak

Fasilitas adalah sarana pendukung bagi proses belajar anak.

Semakin lengkap fasilitas yang diterima anak maka kemungkinan

keberhasilan anak semakin tinggi.

g. Menciptakan suasana aman, nyaman dan kondusif bagi perkembangan

diri anak

Suasana ini memungkinkan anak untuk menunjukkan kemampuan

yang sesungguhnya. Hambatan psikis yang dirasakan anak akan

menjadikan anak tidak mampu aktualisasi diri.

2. Kemandirian Anak

Kemandirian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berasal

dari kata mandiri dan mendapat akhiran “an” yang berarti berdiri sendiri, tidak

bergantung pada orang lain atau keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa

bergantung pada orang lain.

Menurut Barnadib dalam Mulyaningtyas dan Hadiyanto (2007, hal.

159) kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri, dan dapat melakukan sesuatu

sendiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan menurut Desmita (2011, hal. 185),

menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua

dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas

ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan

berdiri sendiri.

Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib

sendiri, kreatif, dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab,

mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu

mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Dari berbagai

pendapatdapat disimpulkan bahwa kemandirian anak adalah suatu pembiasaan

perilaku yang tercakup dalam kemampuan fisik, percaya diri,

bertanggungjawab, disiplin, pandai bergaul, mau berbagi, mampu

mengendalikan emosi. Anak yang mandiri yakin, bila ada resiko, ia mampu

untuk menyelesaikannya tanpa bantuan dari orang lain. Secara umum

Page 28: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

13

kemandirian bisa dilihat dari tingkah laku. Tetapi kemandirian tidak selalu

berbentuk fisik yang ditampilkan dalam tingkah laku, tetapi juga ada dalam

bentuk emosional dan sosialnya.

Menurut Mudjiman (2008, hal.7) belajar mandiri adalah kegiatan

belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu

kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun dengan bekal

pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki. Sikap mandiri merupakan

pola pikir dan sikap yang lahir dari semangat yang tinggi dalam memandang

diri sendiri. Beberapa nilai dalam kemandirian antara lain tidak menggantung

pada orang lain, percaya kepada kemampuan diri sendiri, tidak merepotkan dan

merugikan orang lain.

Menumbuhkan kemandirian dalam diri anak bisa dilakukan dengan

melatih mereka bekerja dan menghargai waktu Asmani (2011, hal. 92-93).

Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat

untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif,

kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.Dengan

bimbingan yang diberikan oleh orang tua menjadikan anak dapat mandiri, tidak

tergantung pada orang lain. Anak yang dibimbing setelah dibantu diharapkan

dapat mandiri, dengan cirri-ciri: (1) mengenal diri sendiri dan lingkungan

sebagaimana adanya, (2) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif

dan dinamis, (3) mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri, (4)

mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang dibuatnya, (5) mewujudkan

diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-kemampuan

yang dimilikinya Soeharto (2009, hal. 31-32).

Pendidikan dalam islam mengajarkan untuk mendidik anak secara

mandiri dengan mengatur anak secara jarak jauh. Islam tidak bermaksud

memporak-porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun jangka

panjang sehingga hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur, dan dikelola

oleh kedua orang tuanya. Memang kedua orang tualah yang bekerja banting

tulang demi hidup dan masa depan anak-anak yang pada akhirnya anak menjadi

beban tanggungan orang tua. Akan tetapi tujuan islam adalah mengontrol

Page 29: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

14

perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus menyimpang dan keragu-raguan

serta upaya membentuk kepribadian yang tidak terombang-ambing dalam

kehidupan ini. Karena pada akhirnya nanti masing-masing individulah yang

akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya di dunia.Dalam

Surat Al Mu’minun ayat 62 disebutkan:

ولانكلفنفساإلاوسعھاولديناكتابینطقبالحقوهملايظلمون

Artinya: “Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut

kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang

membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya” (QS. Al

Mu’minun: 62)

Firman Allah dalam Surat Al Isra’ ayat 84

قلكلیعملعلىشاكلتھفربكمأعلمبمنھوأهدىسبیلا

Artinya: “Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya

masingmasing, maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih

benar jalannya” (QS. Al Isra’: 84)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa individu itu berbuat atas kehendak

dan inisiatifnya sendiri dan bukan karena kehendak orang lain. Hal ini

menunjukkan bahwa individu pada dasarnya ingin mandiri karena kemandirian

itu merupakan sifat dasar manusia. Dari beberapa ayat tersebut menunjukkan

bahwa orang tua mempunyai andil yang besar dalam mendidik kemandirian

anak. Ada upaya-upaya yang harus dilakukan orang tua ketika menginginkan

anak tumbuh mandiri. Danupaya tersebut harus dilakukan setahap demi

setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan adalah mengenalkan anak pada dunia prasekolah atau pendidikan

anak usia dini.

a. Pengertian Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

Page 30: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

15

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia

ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian anak Sujiono (2009, hal. 7). Usia dini merupakan usia di mana anak

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut

sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta

stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tersebut.

Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK

diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough Masitoh (2005,

hal 1.12 – 1.13) sebagai berikut.

1. Anak bersifat unik.

2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.

3. Anak bersifat aktif dan enerjik.

4. Anak itu egosentris.

5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.

6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.

7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.

8. Anak masih mudah frustrasi.

9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.

10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek.

11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.

12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

b. Karakteristik Anak Usia Taman Kanak-kanak

Taman kanak-kanak adalah sekolah untuk anak prasekolah yang

berusia 4-6 tahun. TK adalah taman, tempat anak-anak bermain sambil

belajar tempat dimana anak-anak ini belajar menyesuaikan diri dengan

Page 31: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

16

beberapa hal sebelum ia masuk sekolah kelak. Tim Redaksi Ayah Bunda

(2000, hal. 54)

Anak taman kanak-kanak mempunyai ciri khas yaitu sedang dalam

proses tumbuh kembang. Ia banyak melakukan kegiatan jasmani, dan mulai

aktif berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun alam sekitarnya.

Mereka ini merupakan kelompok anak pra sekolah berumur 3-6 tahun yang

peka terhadap pendidikan dan penanaman kebiasaan hidup yang sehat

Santoso (2004, hal. 21)

Awal masa kanak-kanak adalah ketika anak berumur sekitar umur 2

tahun sampai tahun sampai 6 tahun. Jadi anak sekolah di taman kanak-kanak

adalah anak yang masih dalam tahap awal masa kanak-kanak. Rumini

(2004, hal. 31)

Pada masa awal kanak-kanak, anak cenderung menolak ungkapan

kasih sayang orang tua dan tidak mau ditolong. Sedangkan pada masa akhir

kanak-kanak, mereka tidak lagi mau menuruti perintah orang tua, dan lebih

senang mengikuti aturan kelompoknya. Ada pula yang memberi nama masa

kanak-kanak adalahn usia bermain. Hal ini dikarenakan pada masa kanak-

kanak sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain.

Anak yang berumur antara 3-5 tahun memilliki sifat pembangkang,

senang menentang, sulit diatur, maka orang Jawa menyebut kondisi itu

sebagai kemratu-ratu, yang artinya sifatnta seperti ratu (jaman dulu) yang

senang memerintah. Untuk sifat ini Oswold Kroh menyebutnya Trotzalter

atau masa Trotz. Langeveldt menyebutnya protest phase dan Gap

menyebutnya Individualizering I. Rumini (2004. Hal. 31)

Pada masa Trotz ini anak membuat kenakalan. Keras kepala, karena

sudah menemukan aku-nya, berarti sudah menyadari bahwa dirinya subyek

dan bukan obyek. Sebagai subyek yang bebas dia ingin mempunyai

pengalaman, bagaimana akibatnya kalau ia menentang, menolak perintah,

maupun menentukan sendiri kemauannya. Pada saat ini anak juga

mempunyai sifat memaksa untuk memperoleh suatu benda, tetapi kalau

benda tersebut sudah diperolehnya, dia tidak peduli lagi pada benda itu.

Page 32: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

17

Dengan sifat ini, maka Sis Heister menyebut mereka dengan demam

menghendaki.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada

tiap makhluk. Pada manusia terutama kanak-kanak, proses tumbuh

kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu

Dinkes (2006, hal. 12).

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

ukuran fisik seseorang dan perkembangan (development) berkaitan dengan

pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu.

Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu. Suriviana

(2008, hal. 34)

Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada

umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak

seusianya. Selain itu anak yang sehat tampak senang, mau bermain, berlari,

berteriak, meloncat, memanjat, tidak berdiam diri saja. Anak yang sehat

kelihatan berseri-seri, kreatif, dan selalu ingin mencoba sesuatu yang ada di

sekililingnya. Jika ada sesuatu yang tidak diketahuinya ia bertanya,

sehingga pengetahuan yang dimilikinya selalu bertambah.

c. Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda, namun

demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai

seorang anak pada umur tertentu. Adanya patokan itu dimaksudkan agar

anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu itu perlu dilatih

berbagai kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal.

Menurut Depkes (2004, hal. 50), ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu

dibina dalam menghadapi masa depan anak yaitu perkembangan

kemampuan gerak kasar, gerak halus, berbicara, bahasa dan kecerdasan, dan

kemampuan bergaul dan mandiri. Setiap perkembangan kemampuan

tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

Page 33: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

18

1) Perkembangan kemampuan gerak kasar

Gerakan kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan

sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena

dilakukan oleh otot yang lebih besar. Contohnya adalah gerakan

membalik dari telungkup menjadi telentang atau sebaliknya, gerakan

berjalan dan gerakan berlari.

2) Perkembangan Kemampuan gerak halus

Gerakan halus hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan

dilakukan oleh otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga.

Gerakan halus memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya adalah

gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari

dan telunjuk tangan, gerakan memasukkan benda kecil ke dalam lubang,

membuat prakarya (menempel, menggunting), menari, menggambar, dan

lain-lain.

3) Perkembangan kemampuan berbicara, bahasa dan kecerdasan

Anak dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi aktif

(berbicara, mengucapkan kalimat, menyanyi, dan bentuk ungkapan lisan

lainnya) dan komunikasi pasif (anak mampu mengerti orang lain). Pada

anak usia TK kemampuan berfikir mulanya berkembang melalui kelima

indra, misalnya dengan melihatnya warna, mendengar suara, mengenal

rasa, dan lain-lain.

Melalui kata-kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa

segala sesuatu itu ada namanya. Daya fikir dan pengertian mulanya

terbatas pada apa yang nyata (konkrit), yang dilihat dan dipegang atau

dimainkan.

Melalui bermain atau latihan yang diberikan yang diberikan orang

tua atau orang lain, setahap demi setahap anak akan mengenal, mengerti

lingkungannya, dan mempunyai kemampuan merencanakan persoalan.

4) Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri

Kebutuhan anak berubah dalam jumlah maupun derajar kualitasnya

sesuai dengan bertambahnya umur anak. Dengan makin mampunya

Page 34: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

19

anak melakukan gerakan motorik (seperti: berdiri, berjalan,

berbicara), anak terdorong untuk melakukan sendiri berbagai hal dan

terdorong untuk melakukan berbagai hal dan terdorong untuk

berbgaul dengan orang lain anggota keluarganya sendiri. Anak perlu

berkawan, luas pergaulan perlu dikembangkan pula, dan anak perlu

diajar tentang aturann disiplin, sopan santun, dan sebagainya agar

tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru.

d. Aspek Pokok Dalam Kemandirian

Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri, dan dapat melakukan

sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.Dalam kemandirian ada beberapa

aspek pokok kemandirian menurut Steinberg dalam Nurhayati (2011, hal.

133) kemandirian secara psikososial tersusun dari tiga aspek pokok yaitu:

a. Mandiri emosi adalah aspek kemandirian yang berhubungan dengan

perubahan kedekatan atau keterikatan hubungan emosional individu,

terutama sekali dengan orang tua atau orang dewasa lainnya yang banyak

melakukan interaksi dengannya.

b. Mandiri bertindak adalah kemampuan untuk membuat keputusan secara

bebas dan menindaklanjutinya.

c. Mandiri berpikir adalah kebebasan untuk memaknai seperangkat prinsip

benar-salah, baik-buruk, apa yang berguna dan sia-sia bagi dirinya.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian itu

tidak hanya mandiri dalam emosi tetapi juga mandiri dalam bertindak dan

mandiri dalam berpikir. Setiap anak pasti selalu berinteraksi dengan orang

tua maupun dengan orang lain, anak juga mampu memutuskan setiap

permasalahan sendiri, dan anak juga tahu bahwa setiap apa yang dilakukan

itu baik atau buruk.

e. Bentuk-bentuk Kemandirian

Robert Havighurst dalam Desmita (2011, hal. 186) membedakan

kemandirian atas tiga bentuk kemandirian, yaitu:

Page 35: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

20

a. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan

tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain.

b. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan

tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi orang lain.

c. Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi.

d. Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.

Sementara itu, Steinberg dalam Desmita (2011, hal. 186)

membedakan kemandirian atas tiga bentuk, yaitu:

1) Kemandirian emosional, yaitu aspek kemandirian yang menyatakan

perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu, seperti

hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang

tuanya.

2) Kemandirian tingkah laku, yaitu suatu kemampuan untuk membuat

keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan

melakukannya secara bertanggung jawab.

3) Kemandirian nilai, yaitu kemampuan memaknai seperangkat prinsip

tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak

penting.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk-

bentuk kemandirian diantaranya yaitu kemandirian emosional, kemandirian

ekonomi, kemandirian intelektual, kemandirian sosial, kemandirian tingkah

laku, kemandirian nilai.

f. Ciri-ciri Anak Mandiri

Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berpikir dan

berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif,

kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.

Dengan bimbingan yang diberikan oleh orang tua menjadikan anak dapat

mandiri, tidak tergantung pada orang lain menurut Kanisius (2006, hal. 45)

ada beberapa ciri-ciri anak mandiri antara lain:

Page 36: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

21

a. Mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat

dalam kekhawatiran bila terlibat masalah.

b. Tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik

buruknya.

c. Percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit

bertanya atau minta bantuan.

d. Mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak yang

mandiri itu mampu memecahkan masalah sendiri, tidak takut mengambil

resiko, mempunyai kepercayaan diri bahwa dirinya mampu untuk

melakukan suatu pekerjaan tanpa bantuan dari orang lain.

g. Ciri-ciri Pribadi Anak Mandiri

Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan

nasib sendiri, kreatif, dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung

jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta

mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain menurut

Hadiyanto (2007, hal. 161) cirri-ciri pribadi mandiri yaitu sebagai berikut:

a. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani, mau belajar, dan mau berlatih

berdasarkan pengalaman hidupnya. Ia melihat, mencoba, dan merasakan

sendiri hal-hal tertentu yang memang sudah seharusnya dilakukan.

b. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani menetapkan gambaran hidup

yang ia inginkan.

c. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani mengarahkan kegiatan

hidupnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ia

memiliki langkah-langkah, kegiatan atau tingkah laku yang efektif untuk

mencapai gambaran kehidupan yang diidealkan.

d. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani menyusun langkah

kegiatannya melalui tahapan yang realistis, berproses, dan membutuhkan

waktu program dan menetapkan rentang waktu yang dibutuhkan serta

mau untuk mengevaluasinya.

Page 37: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

22

e. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani mengatur dan mengelola

waktu dan kesempatan dalam banyak hal.

f. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani menata dan menjaga diri. Ia

terus berlatih untuk menjadi orang yang berkepribadian terpuji. Ia juga

menjaga dan merawat kesehatan tubuhnya.

g. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani mengambil keputusan secara

cepat dan tepat. Ia melakukannya dengan berdasarkan data/informasi

yang memadai, mempelajari secara mendalam sebab dan akibatnya,

memperhitungkan segala kemungkinan, menemukan solusi, dan

akhirnya ia mengambil keputusan dan menjalankannya dengan sadar dan

bertanggung jawab.

h. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani mengembangkan rasa percaya

diri, mantap, tegas, dan bijak.

i. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani mengurangi ketergantungan-

ketergantungan hidupnya dari orang lain untuk lebih banyak bersandar

pada kekuatan sendiri.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak yang

mandiri pasti mampu memecahkan permasalahan sendiri, mempunyai

percaya diri bahwa dia mampu melakukan semua kegiatannya, tidak

tergantung pada orang lain.

h. Perbedaan Psikologis Anak Laki-laki Dan Perempuan Dalam

Kemandirian

Menurut Murniati (2004, hal.61) terdapat dua gender yaitu

1. Beranggapan bahwa perbedaan psikologis antara laki- laki dan perempuan

disebabkan oleh perbedaan biologis dua insan tersebut.

2. perbedaan psikologis antara laki-laki dan perempuan sebagian besar hasil

dari sosialisasi, yang berarti ciptaan manusia dan lingkunganya.

Kenyataanya, biologis dan psikologis saling mempengaruhi dalam

membentuk manusia sebagai pribadi dan dalam relasinya dengan pribadi

lain (hubungan antar manusia). Jadi dari teori tersebut di atas dapat di ambil

Page 38: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

23

kesimpulan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kemandirian yang

berbeda. Setiap orang mempunyai banyak perbedaan dalam kesiapan dan

kemampuannya, baik dari segi fisik, psikis, maupun intelektual manusiapun

mempunyai perbedaan dalam hal ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan,

termasuk perbedaan dalam kemampuan intelektual kecerdasan serta

kemandirian, akhir-akhir ini masalah gender seakan menghangat di berbagai

seminar dan kajian ilmiah, masalah gender sering diangkat sebagai topik

utama, topik yang menyangkut hubungan kesetaraan peran antara laki-laki

dan perempuan.Ada beberapa area dimana kita bisa menemukan perbedaan

gender yang reliable berkaitan dengan kemampuan psikologis, khususnya

dalam area-area yang menyangkut kemampuan berpikir, persepsi, dan

memori.

Pada umumnya kaum pria (sejak kecil hingga dewasa) memperhatikan

kemampuan spasial yang lebih baik, seperti mahir dalam mengerjakan tugas-

tugas dan tes-tes yang mengukur kemampuan spasial, mengetahui lebih banyak

mengenai geografi dan politik, memiliki kemampuan matematik yang lebih

baik. sedangkan wanita (sejak kecil hingga dewasa) menunjukkan kemampuan

verbal yang lebih maju. Anak perempuan biasanya cenderung memiliki

pembendaharaan kata yang lebih baik, umumnya memperoleh nilai yang lebih

tinggi di sekolah, mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis secara baik.

i. Cara Orang Tua Melatih Kemandirian Anak

Orang tua perlu melatih kemandirian pada anak karena kemandirian sangat

penting untuk anak menurut Kanisius (2006, hal. 21-22) berikut ini beberapa cara

yang dapat dilakukan orang tua untuk melatih kemandirian anak dengan tetap

menjalin kedekatan emosional dengan anak:

a. Mengajak dan menyemangati anak untuk melakukan keperluannya sendiri,

seperti belajar memakai atau melepas baju sendiri. Anak perlu disemangati

bahwa mereka dapat melakukannya. Adakalanya mereka tidak langsung

Page 39: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

24

berhasil. Orang tua perlu menyemangati anak bahwa lain kali pasti akan berhasil

jika mau terus berlatih.

b. Melatih anak untuk dapat melakukan keperluannya sendiri dapat dilakukan

dengan bermain. Orang tua perlu membuat aktivitas latihan menjadi aktivitas

yang menyenangkan anak. Dalam hal ini orang tua mesti kreatif dan tidak malu

untuk bermain bersama anak.

c. Memberikan pujian pada anak bila ia dapat melakukan sesuatu adalah penting.

Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri anak untuk melakukan

keperluannya sendiri.

Sedangkan Menurut Kanisius (2006, hal. 49) cara mengembangkan

kemandirian pada anak pada prinsipnya adalah dengan memberikan

kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas. Semakin banyak

kesempatan maka anak akan semakin terampil mengembangkan skillnya

sehingga lebih percaya diri. Beberapa hal yang seharusnya dilakukan yaitu

sebagai berikut:

1) Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari

yang ia jalani seperti gosok gigi, makan sendiri, bersisir, berpakaian, dan

lain sebagainya segera setelah mereka mampu melakukannya sendiri.

2) Anak diberi kesempatan sesekali mengambil keputusan sendiri, misalnya

memilih baju yang akan dipakainya.

3) Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani sehingga

terlatih untuk mengembangkan ide dan berpikir untuk dirinya. Agar tidak

terjadi kecelakaan maka atur ruangan tempat bermain anak sehingga

tidak ada barang yang berbahaya.

4) Biarkan anak mengerjakan segala sesuatu sendiri, walaupun sering

membuat kesalahan.

5) Ketika bermain bersama bermainlah sesuai keinginan anak, jika anak

tergantung pada kita maka beri dorongan untuk berinisiatif dan dukung

keputusannya.

6) Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya.

Page 40: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

25

7) Latihlah anak untuk bersosialisasi sehingga anak belajar menghadapi

problem sosial yang lebih kompleks. Jika anak ragu-ragu atau takut

cobalah menemaninya terlebih dahulu sehingga anak tidak terpaksa.

8) Untuk anak yang lebih besar, mulai ajak anak untuk mengurus rumah

misalnya dengan menyiram taman, membersihkan meja, menyapu dan

lain-lain.

Hal ini sebenarnya bisa dimulai ketika anak kecil mulai tertarik

untuk melakukan kegiatan yang sedang dilakukan orang tuanya. Biarkan

saja anak melakukan sebatas kemampuannya walaupun pada saat itu

biasanya akan merepotkan kita. Jika kita melarang mereka biasanya setelah

ketertarikan itu hilang maka mereka cenderung menolak tugas yang kita

berikan.

9) Ketika anak mulai memahami konsep waktu dorong mereka untuk

mengatur jadwal pribadinya, misalnya kapan akan belajar, bermain, les

dan sebagainya. Orang tua bisa mendampingi dengan menanyakan

alasan-alasan pengaturan waktu.

10) Anak-anak juga perlu diberi tanggung jawab dan konsekuensinya

bila tidak memenuhi tanggung jawabnya. Hal ini akan membantu anak

mengembangkan rasa keberartian sekaligus disiplin.

11) Kesehatan dan kekuatan biasanya berkaitan juga dengan

kemandirian, sehingga berikan menu yang sehat pada anak dan ajak anak

untuk berolah raga atau melakukan aktivitas fisik.

Jadi orang tua tidak perlu khawatir bahwa kelekatan anak akan

menyebabkan ketergantungan. Justru, kelekatan diperlukan agar anak dapat

berkembang secara lebih optimal. Dengan melatih anak mandiri sejak usia

dini maka anak akan terbiasa melakukan semua pekerjaan dengan sendiri

tanpa bantuan dari orang lain.

j. Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Kemandirian Anak

Usia Dini

Kemandirian merupakan salah satu karakter atau kepribadian

seorang manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, kemandirian terkait

Page 41: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

26

dengan karakter percaya diri dan berani. Ada dua faktor yang berpengaruh

dalam mendorong timbulnya kemandirian anak usia dini, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Berikut adalah deskripsi dari faktor-faktor

yang mendorong timbulnya kemandirian anak.

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri anak itu

sendiri, meliputi emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi dan

intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang

dihadapi. Faktor internal ini terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi

fisiologi dan kondisi psikologi. Berikut adalah penjelasan dari dua

kondisi tersebut.

i. Kondisi Fisiologi

Kondisi fisiologi yang berpengaruh antara lain keadaan tubuh,

kesehatan jasmani, dan jenis kelamin. Pada umumnya, anak yang sakit

lebih bersikap tergantung daripada orang yang tidak sakit, anak yang

menderita sakit mengundang rasa kasihan yang berlebihan sehingga

sangat berpengaruh terhadap kemandirian mereka. Jenis kelamin anak

juga berpengaruh terhadap kemandiriannya, anak perempuan dituntut

untuk bersikap pasif, berbeda dengan anak laki-laki yang agresif dan

ekspansif, akibatnya anak perempuan berada lebih lama dalam

ketergantungan daripada anak laki-laki.

ii. Kondisi Psikologi

Kecerdasan atau kemampuan berpikir seorang anak dapat

diubah atau dikembangkan melalui lingkungan, sebagian ahli

berpendapat bahwa faktor bawaan juga berpengaruh terhadap

keberhasilan lingkungan dalam mengembangkan kecerdasan seorang

anak. Kemampuan bertindak dan mengambil keputusan yang

dilakukan oleh seorang anak hanya mungkin dimiliki oleh anak yang

mampu berpikir dengan seksama tentang tindakannya. Dengan

demikian, kecerdasan atau kemampuan kognitif yang dimiliki seorang

anak memiliki pengaruh terhadap pencapaian kemandirian anak.

Page 42: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

27

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau ada di luar anak itu

sendiri, faktor eksternal ini meliputi lingkungan, rasa cinta dan kasih

sayang orangtua kepada anaknya, pola asuh orangtua dalam keluarga,

dan faktor pengalaman dalam kehidupan.

i. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan

dalampembentukan kemandirian anak usia dini, lingkungan yang baik

dapat menjadikan cepat tercapainya kemandirian anak. Keluarga

sebagai lingkungan terkecil bagi anak merupakan kawah

candradimuka dalam pembentukan karakter anak, Kondisi lingkungan

keluarga ini sangat berpengaruh dalam kemandirian anak. Dengan

pemberian stimulasi yang terarah dan teratur di lingkungan keluarga,

anak akan lebih cepat mandiri disbanding dengan anak yang kurang

dalam mendapat stimulasi.

ii. Rasa Cinta dan Kasih Sayang

Rasa cinta dan kasih sayang orangtua kepada anak hendaknya

diberikan sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu

kemandirian anak, bila rasa cinta dan kasih sayang diberikan

berlebihan, anak akan menjadi kurang mandiri. Masalah tersebut

dapat diatasi jika interaksi antara anak dan orangtua berjalan dengan

lancar dan baik. Pemberian rasa cinta dan kasih sayang orangtua

kepada anaknya juga dipengaruhi oleh status pekerjaan orangtua.

Apabila orangtua, khususnya ibu bekerja di luar rumah untuk mencari

nafkah, akibatnya itu tidak bisa melihat perkembangan anaknya

apakah anaknya sudah bisa mandiri atau belum. Sementara itu, ibu

yang tidak bekerja bisa melihat langsung perkembangan kemandirian

anaknya dan bisa mendidiknya secara langsung.

k. Faktor Penghambat Kemandirian Anak

Page 43: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

28

Dalam mengajarkan kemandirian pada anak juga terdapat beberapa

hal yang menyebabkan anak tidakmandiri. Adapun faktor-faktor tersebut

sebagai berikut (http://lib.unnes.ac.id/22608/1/1601411015-s.pdf diakses

pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 09.30 WIB):

a. Bantuan yang berlebihan; banyak orang tua yang merasa “kasihan”

melihat anaknya bersusah payah melakukan sesuatu sehingga langsung

memberikan pertolongan perlakuan yang menganggap anak tidak bisa

apa-apa seperti itu sebenarnya justru memberi kesempatan pada anak

untuk memanipulasi bantuan orang tua. Anak cenderung tidak mau

berusaha di kala mengalami kesulitan.

b. Rasa bersalah orang tua; hal ini sering dialami oleh orang tua yang

keduanya bekerja atau mereka yang memiliki anak sakit-sakitan/cacat.

Orang tua ingin menutupi rasa bersalah mereka dengan memenuhi segala

keinginan anak.

c. Terlalu melindungi; anak yang diperlakukan seperti porselen, cenderung

akan tumbuh menjadi anak yang rapuh. Mereka akan goncang di kala

mengalami kesulitan karena selama ini orang tua selalu memenuhi segala

permintaaannya.

d. Perhatian atau ketidakacuhan berlebih; banyak anak yang memakai

senjata merengek atau menangis karena tahu orang tuanya surplus

perhatian. Itu bisa juga terjadi pada anak yang orang tuanya bersikap

acuh tak acuh. Mereka sengaja malas melakukan segala sesuatunya

sendiri agar mendapat perhatian dari orang tua.

e. Berpusat pada diri sendiri; anak yang masih sangat egosentris,

memfokuskan segalanya untuk kebutuhan dirinya sendiri. Mereka begitu

mementingkan dirinya sehingga orang harus menuruti segala

kehendaknya.

Jadi orang tua yang terlalu berlebihan dalam memberikan bantuan

kepada anak maka akan mengakibatkan dampak yang tidak baik anak

menjadi tergantung kepada orang tua dan anak tidak mandiri.

Page 44: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

29

E. Studi Relevan

Berdasarkan pengamatan keputusan yang penulis lakukan, hingga saat ini

ada beberapa hasil penelitian yang berkaitan tentang pola asuh orang tua dalam

mengembangkan kemandirian anak usia dini, diantara hasil yang relevan adalah

penelitian yang di tulis oleh:

1. Skripsi saudari Rini Marini Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru

PAUD tahun (2012), berjudul Penerapan Pola Asuh Orang Tua Dalam

Menumbuhkan Kemandirian Pada Anak Usia Balita Di Lingkungan UPTD

SKB Kota Cimahi Tahun 2012. Hasil penelitiannya menunjukkan

mengenaipenerapan pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kemandirian

pada anak usia balita. Menekankan pada pola asuh orang tua untuk

mengembangkan kemandirian anak dapat melalui bimbingan dan arahan

orang tua, memberikan contoh sikap mandiri yang baik serta memberikan

nasehat dalam berbagai kegiatan dan kesempatan dengan menggunakan

pola interaksi yang menggunakan pola kemitraan dan pola teman.Dalam

penelitian ini, sama-sama meneliti tentang pola asuh orang tua dan

kemandirian. Perbedaannya untuk skiripsi saudari Rini Marini Fakultas

Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru PAUD meneliti tentang penerapan pola

asuh orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak usia balita.

Sedangkan yang ingin peneliti lakukan untuk meneliti tentang pola asuh

orang tua dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini.

2. Skripsi saudari Komala Jurusan Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi

Bandung tahun (2015), berjudul Mengenal Dan Mengembangkan

Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Pola Asuh Orang Tua Tahun 2015.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jalan untuk mengembangkan

kemandirian anak dapat melalui pola asuh demokratis, adanya kerjasama

dan dukungan yang baik mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang

tua di rumah dengan guru di sekolah melalui pembiasaan.Dalam penelitian

ini, sama-sama meneliti tentang pola asuh orang tua dan kemandirian.

Perbedaannya untuk skiripsi saudari Komala Jurusan Pendidikan Guru

PAUD meneliti tentang mengenal dan mengembangkan kemandirian anak

Page 45: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

30

usia dini melalui pola asuh orang tua. Sedangkan yang ingin peneliti

lakukan untuk meneliti tentang pola asuh orang tua dalam mengembangkan

kemandirian anak usia dini.

3. Skripsi saudari KustiahSunarty, Jurusan FIP Universitas Negeri Makasar

tahun 2015. Berjudul Implementasi Model Pola Asuh Orang Tua Untuk

Meningkatkan Kemandirian Anak Tahun 2015. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa jalan untuk mengembangkan kemandirian anak dapat

melalui model PAOMKA (Pola asuh orang tua untuk meningkatkan

kemandirian anak). Dengan penerapan model PAO-MKA (Pola asuh orang

tua untuk meningkatkan kemandirian anak) dapat mengubah cara pandang,

sikap, dan perilaku kepengasuhan orangtua terhadap anaknya.Dalam

penelitian ini, sama-sama meneliti tentang pola asuh orang tua dan

kemandirian. Perbedaannya untuk skiripsi saudari saudari Kustiah Sunarty

Jurusan FIP meneliti tentang implementasi model pola asuh orang tua untuk

meningkatkan kemandirian anak. Sedangkan yang ingin peneliti lakukan

untuk meneliti tentang pola asuh orang tua dalam mengembangkan

kemandirian anak usiadini.

Page 46: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Berdasarkan dengan judul yang diambil, Kirk dan Miller dalam Moleong

mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. Moleong (2011, hal.3) Metode

deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya

menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini

berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung

berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian

dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk

memberikan solusi tentang strategi yang dilakukan oleh orang tuadalam

membentuk kemandirian anak di Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah

Masurai Kabupaten Merangin.

Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih bisa

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-

pola nilai yang dihadapi. Moleong (2011, hal. 5)

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tanjung Berugo Kecamatan

Lembah Masurai Kabupaten Merangin, atas berbagai pertimbangan;

Page 47: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

32

banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi pada anak yaitu masih banyak

anak yang mandi masih dimandikan oleh orang tua, belum pandai memakai

pakaian sendiri, bahkan sampai sekolah masih ditunggu oleh orang tuanya

sampai pulang.

2. Subjek Penelitian

Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka

yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:

a) Orang tua 8 orang

b) Anak usia 4-6 tahun

Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.

Purposive sampling adalahpengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive

sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika

orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,

karakteristik, ciri, kriteria) sampel. Moleong (2011, hal. 5) Sebagai subjek

utama (Key Informan) yaituorang tua. Adapun sebagai sumber informasi untuk

memperoleh data tentang realita permasalahan anak, strategiyang diterapkan

oleh orang tua dalam membentuk kemandirian siswa.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan

data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta

sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain

data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta

peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai

data pelengkap atau data pendukung dari data primer.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada

sumbernya, tanpa adanya perantara. Mukhtar (2010, hal.86) Yakni data

Page 48: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

33

yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan

(observasi) terhadap perkembangan permasalahan di Desa Tanjung

Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah

dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. Mukhtar, (2010, hal. 90)

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang

meliputi profil dan struktur organisasi Desa Tanjung Berugo Kecamatan

Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

darimana data diperoleh. Arikunto (2002, hal. 207) Sedangkan menurut

Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana data-

data diperoleh. Arikunto (2002, hal.106) Sumber data yaitu berbentuk

perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara. Sumber data

peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber data dari

dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jam’an (2009, hal.105)

Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh

yaitu :

a. Sumber data berupa manusia, yakni orang tua, dan anak Desa Tanjung

Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Desa Tanjung Berugo

Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi

resmi yang berhubungan dengan keberadaan anak, baik jumlah siswa, dan

bentuk kehidupan para anak di Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah

Masurai Kabupaten Merangin.

Page 49: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

34

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan

data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode observasi,

wawancara, dokumentasi.

1. Metode Observasi

Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,

Moleong, (2011,hal.125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung

kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan

pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang

dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara

langsung data yang ada dilapangan, terutama tentang data yang ada di Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara

langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menanamkan

nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekitar.

Langkah-langkah yang dilakukan:

a) Mengamati bentuk peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

di Rt 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin.

b) Mengamati kendala yang dihadapi orang tua dalam membentuk

kemandirian anak di Rt 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah

Masurai Kabupaten Merangin.

c) Memperhatikan upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak di

Rt 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin.

2. Metode Wawancara / interview

“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi” Nasution, (2006,

hal. 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data,

Page 50: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

35

dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan

mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh

responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari

beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu,Orang tua,anak dan masyarakat

sekitar. Sebelum penulis melalukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan

seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.

Adapun datanya meliputi:

a) bentuk peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak di Rt 06 Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

b) kendala yang dihadapi orang tua dalam membentuk kemandirian anak di

Rt 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin.

c) upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak di Rt 06 Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.

Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka peneliti

menggunakan Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview

bebas dan interview terpimpinyang dilakukan oleh pewawancara dengan

membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti, yang dimaksud

dalam interview terstruktur dan bebas menanyakan apa saja. Arikunto

(2002.hal. 132)

3. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal

seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. Sugiono (2012,hal. 138) Data

tersebut antara lain :

1) Historis dan geografis

2) Struktur Organisasi

3) Keadaan desa

4) Keadaan sarana dan prasarana.

E. Teknik Analisis Data

Page 51: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

36

Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan

kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses berfikir

dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian dibahas

kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi:

1. Reduksi Data

“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari dri berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi”.Jam’an (2009, hal. 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah

selanjutnya adalah reduksi data.

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang muncul

dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama

penelitian berlangsung.

2. Penyajian data

Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data

adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti

melalukan penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi / penarikan kesimpulan

Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka

langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau

verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa

ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.

F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)

Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik

pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,

ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan,

diantaranya :

Page 52: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

37

1. Perpanjang keikutsertaan

Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di

lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini dilakukan

maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks,

membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian

atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di lapangan

akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul.

Sugiono (2012, hal. 219)

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.Sugiono (2012, hal.

99) Halini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat

peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan

responden yang vtidak benar dalam memberikan informasi.

3. Triangulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik

pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. Moleong,

(2011, hal. 178)

Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

Page 53: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

38

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang

berpendidikan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari Juli 2019

sampai November 2019, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke, Tahun 2019

Juli Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan penelitian x

2 Menyusun atau

menulis konsep

proposal

x

3 Mengajukan judul ke

Fakultas untuk

persetujuan judul

x

4 Konsultasi dengan

dosen pembimbing

x x

5 Seminar proposal x

6 Izin atau perintah

riset

x

7 Pelaksanaan riset x x x

8 Penulisan konsep

skripsi

x

9 Konsultasi kepada

dosen pembimbing

X x

10 Penggandaan skripsi x

11 Munaqasah dan

perbaikan

x

12 Penggandaan skripsi

dan penyampaian

skripsi kepada tim

Penguji dan Fakultas

x

Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Page 54: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

39

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan

1. Temuan Umum

a. Sejarah Desa Dan Asal Usul Desa Tanjung Berugo Kecamatan

Lembah Masurai Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Pada abad ke-16 Masehi atau zaman kerajaan Hindu, datanglah 5

(lima) orang bersaudara ke Tanjung Berugo (sekarang dikenal) Pangkal

Belando Desa Tanjung Berugo yaitu :1. Datuk Bedarah Putih, 2. Datuk Makam

Rendah, 3. Datuk Makam Tinggi, 4. Datuk Calegah, dan 5. Datuk Belando.

Tujuan mereka ingin menyebarkan agama yang mereka anut atau agama

Hindu. Saat itu masyarakat masih berpencar belum merupakan kesatuan dan

masih memakai sistem kelompok-kelompok yang saling bermusuhan. Mereka

masih mempergunakan ilmu-ilmu bathin atau ilmu hitam yang dapat

mengalahkan lawan atau musuh, sebagai contoh menjemur padi pada malam

hari dibulan terang, memasang lukah diatas bumbun, daging dimasak dalam

kancah (kawah) bisa melompat keluar, dan nasi ditanak tidak masak-masak,

artinya menantang/ mencari lawan atau musuh. Diantara datuk-datuk tersebut,

salah seorang dari mereka atau Datuk Makam Rendah meninggal agama

lamanya dan memeluk agama Islam dengan nama H. Abdul Hamid.

Selama tinggal ditempat ini, masyarakatnya tidak dapat berkembang

dengan baik, pertengkaran selalu terjadi, dan masih menunujukkan ilmunya

masing-masing, sebagai contioh : ayam belago dengan lesung dan batang

pisang dapat belago dengan antan, dan sebagainya. Karena kehidupan disini

tidak aman dan damai, maka pada Abad ke-18 M. tuo-tuo dan pemimpin

kelompok secara mufakat ingin mencari tempat baru yang lebih aman dengan

kata mufakat mulai mencari tempat baru dengan cara menyusuri Gunung

Masutai bersama-sama dengan membawa seekor ayam sebagai pedoman atau

petunjuk. Dimana ayam yang dilepas tadi terbang dan turun kedaratan, berarti

disitulah tempat membuat kampung yang baru, dan temapat ini disebut Ujung

Tanjung atau Desa Tanjung Berugo sekarang. Setelah kampung ini dibenahi

Page 55: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

40

sedemikian rupa dan masyarakatnya mulai berkembang, datanglah 5 (lima)

orang penyebar agama Islam dari Aceh dibawah pimpinan Syaikh Husin

Albaiti. Mula-mula mereka memperkenalkan diri dan menyampaikan kepada

masyarakat setempat bahwa tujuan mereka ketempat ini adalah untuk

menyebar dan memperluas ajaran agama ini. Kedatangan mereka langsung

mendapat tempat dihati masyarakat dan ajaran ini mulai diajarkan dari rumah

kerumah secara sembunyi-sembunyi karena takut diketahui oleh tentara

penjajah Belanda.

Di dalam dusun mulai dibenahi dengan membuat peraturan berdasarkan

agama maupun Adat-Istiadat. Untuk mendalami dan memperluas ajaran

agama, maka didirikanlah rumah tempat megaji dan belajar agama . Untuk

mengatur hubungan orang dengan orang, hubungan orang dengan kerajaan,

hubungan orang dengan pemerintah yang dikenal Adat Bersendikan Syarak

Bersendikan Kitabullah.

Dibidang syarak dapat dikenal dengan sebutan TITIAN TERAS

TANGGO BATU artinya berdasarkan Kitab Suci Al-Qur’an dan Hadis Nabi

Muhammad SAW, sedangkan dibidang adat dikenal :

a) Adat nan sebenar adat.

b) Adat nan teradat.

c) Adat nan diadatkan.

d) Adat Istiadat.

Undang-undang adat ini dibagi 3 (tiga) bagian yaitu 1. Induk Undang-

Undang, 2. Pucuk Undang-Undang, dan 3. Anak Undang-Undang Nan Dua

Belas. Aturan ini tetap berlaku dan tidak bisa dirubah dengan selokanya

LAPUK_LAPUK DIPAKAJANG USANG-USANG DIBAHARUI, artinya

jangan dirubah sampai akhir zaman. Induk undang-undang nan 5 (lima) adalah

:

a) Titian teras batanggo batu.

b) Cermin nan gedang idak kabur.

c) Lantak nan idak goyang.

d) kato nan seiyo.

Page 56: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

41

e) Tak lekang dipanas dan tak lapuk dihujan.

Pucuk undang-undang disebut juga undang-undang nan delapan adalah

:

a) dago-dagi.

b) Samun-sakal.

c) Tikam-bunuh.

d) sunbang-salah.

e) Upas-racun.

f) Curi-racun.

g) Tepak-tepok.

h) Siur-bakar.

Undang-undang nan dua belas adalah :

a) Undang-undang dengan faktuk hakkul Allahh (Al-Qur’an).

b) Undang-undang dengan takluk hakkul Nabi Muhammad (Hadis).

c) Undang-undang rumah betangganai.

d) Undang-undang dusun batuo.

e) Undang-undang luhak serta penghulu.

f) Undang-undang negeri babatin.

g) Undang-undang ranatu serta jenang.

h) Undang-undang hukum adat.

i) Undang-undang kepandaian anak negeri.

j) Undang-undang payo, sawah, lebak lebung.

k) Undang-undang hutan rimbo, sesap jerami semak belukar.

Pucuk undang-undang dan anak undang-undang termasuk dari bagian

unndang-undang nan 19 (Sembilan belas) bagian. Aturan-aturan diatas tetap

dipertahankan dan dipakai selama-lamanya.

Nama Desa Tanjung Berugo berasal dari keadaan tempat daerah

tersebut, dimana didaerah Tanjung Berugo terdapat banyak ayam berugo.

Sehingga daerah ini disebut daerah Berugo yang sebelumnya disebut

Kampung Tanjung. Untuk nama desa Tanjung Berugo berasal dari posisi

daerahnya yang masih banyak ayam berugo.

Page 57: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

42

2. Peristiwa Penting Yang Pernah Terjadi

a. Dibidang Pendidikan

I)Pendidikan umum, pada tanggal 12 Juni 1936 berdirilah satu unit

gedung Sekolah Rakyat (SR) terdiri dari 4 (Empat) lokal yang

diperuntukkan untuk 4 kelas belajar yaitu kelas I, II, III, IV, jenjang

pendidikan umum baru sebatas itu, ini pun sudah memadai, karena tamatan

kelas IV sudah bisa mengajar atau menjadi guru di dusun-dusun dalam

Tanjung Berugo. Sekolah ini dibuka, maka ramailah masyarakat yang

berada di Desa Tanjung Berugo secara berkelompok maupun perorangan,

mereka ingin belajar dan mencari ilmu pengetahuan baik dibidang agama

maupun dibidang umum. Semua para pendatang langsung mendirikan

pondok-pondok untuk belajar sampai tamat bahkan ada yang tetap tinggal

di Desa Tanjung Berugo.

Diantara Kepala Sekolah tersebut adalah Bapak M. Yahya yang

berasal dari Desa Tanjung Berugo itu sendiri. Pengganti beliau adalah

Bapak M. Samiun asal dari Desa Tuo, dimasa Kepala Sekolah ini

pendidikan lebih meningkat lagi, beliau mulai memperkenalkan permainan

sepak bola (bola kaki) dan membangun lapangan untuk bermain bola

dengan lapangan khusus, dan tidak sedikit opsir-opsir Belanda datang

bermain bola ke Desa Tanjung Berugo.

II). Pendidikan Sekolah Rakyat (SR) ini terus ditingkatkan, kalau

dahulu hanya sebatas kelas 4 (Empat), maka tamatan Sekolah Rakyat ini

dapat melanjutkan ke Sekolah Guru selama tahun atau dikenal Sekolah

HONGKA dengan bahasa pengantar Bahasa Jepang mulai dari Katakana

sampai HONJI,

III). Setelah Indonesia merdeka, pada tahun ajaran 1953 Sekolah

Rakyat (SR) yang tadinya hanya sebatas kelas 4 (Empat) ditingkatkan

kekelas V Dan VI, setelah tamat sekolah ini banyaklah putra-putra Tanjung

Berugo melanjutkan sekolah keluar dusun atau ke kota Bangko, ada yang

masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Page 58: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

43

b. Bidang Pergerakan Pemuda dan Masyarakat

Pada masa perang kemerdekaan (AGRESI BELANDA KE II di

Indonesia) yang ingin menjajah kembali di Indonesia, para pejuang dan

pemuda-pemuda ikut mengangkat senjata bersama pejuang kemerdekaan

dibawah komando BKR, TKR, dan TP tidak ketinggalan warga Desa

Tanjungg Berugo. Para pejuang membuat markas di sini di bawah pimpinan

: 1. Subhan A. Kamel Alamsyah. 2.Basir Azim Lasman. Pulungan dan

Inspektur Polisi A. Hutahuruk dan lainnya, selama bermarkas dari tahun

1948 s/d 1949, ribuan pasukan pejuang kemerdekaan yang menjadi

tanggungjawab, seluruh lapisan masyarakat tidak ada di berkhianat

seorangpun. Berkat kepemimpinan lurah kepala dusun, para pejuang merasa

aman dan tidak ada keluhan dalam segala hal, semua keperluan dan

kepentingan bekal berperang selalu di persiapkan semuanya. Keberhasilan

ini tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik

pandai, pemuda dan lainya seperti : M. Abdubakar, H.M.Salim.Azhari,

H.M.Askolani, H.Mahiddun dan tokoh tua yang banyak berjasa dalam

membangun Desa Tanjung Berugo. Untuk mengenang jasa dan

pengorbanan warga ini, hari Jumat tanggal 13 Agustus 1953 datang utusan

Panglima TTR II Sriwiajaya Palembang pimpinan Operste. M. Nawawi,

dari Jambi Rasiden Inukartapati dan opertste Abunjani dan tidak

ketinggalan rombongan Bupati Merangin serta pembesar-pembesar yang di

undang. Kedatangan mereka untuk menyampaikan tanda penghargaan

PIAGAM TANDA JASA kepada Usman Al.Bujang beserta warganya atas

bantuan dan pengorbanan selama pasukan TJINDOR MATO berada di

tempat ini. Piagam ini di tanda tangan oleh Panglimanya Let.Kol Bambang

Utoyo dan gubernur Sumatra Selatan Drs. M. Isa, di hadapan ribuan warga

yang hadir,utusan dari palembang berjanji membuatkan Tugu kenang-

kenangan Di Desa Tanjung Berugo akan tetapi sampai saat ini belum juga

terwujud. Seterusnya pada tanggal 17 Agustus 1958 Usman Al.Bujang

mendapat tanda jasa dari Pemerintah Pusat berupa TANDA JASA SETYA

LANCANA PERANG KEMERDEKAAN PERTAMA DAN TANDA

Page 59: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

44

JASA SETYA LANCANA PERANG KEMERDEKAAN KEDUA,

kemudian pada tanggal 25 Desember 1963 diangkat menjadi anggota

veteran Republik Indonesia dengan Nomor pokok/ Induk N.V.8555/J.Untuk

mewujudkan janji yang belum ada kenyataannya, maka pada tanggal 19

Agustus 1965 Usman Al.Bujang diutus oleh Guberbur Jambi Kol.M.Yusuf

Singodikane bersama operste Azis Larose untuk menghadap Presiden Ir.

Soekarno dan Jenderal Abd. Haris Nasution ke Jakarta dan di pimpinan-

pimpinan Angkatan Darat yang pernah bertugas zaman Revolusi di Tenjung

Berugo antara lain.

Semenjak tahun 1955 lalu, sudah ada persatuan pemuda ditiap-tiap

tempat di Tenjung Berugo. Desa Tenjung Berugo mempunyai persatuan

pemuda, Desa Tenjung Berugo dengan nama NAHDATUL UMMAH

kemudian pada Tahun 1982 di tambah didepannya kata-kata KARANG

TARUNA hingga sekarang. Semua karang taruna ini berlomba-lomba

meningkatkan kelompoknya masing-masing terutama di bidang sosial

masyarakat, keberadaan Organisasi Pemuda sangat membantu sekali bagi

kepentingan kelompoknya seperti : kematian, pengantenan, cukuran dan

kepentingan sosial lainnya. Organisasi Pemuda ini tidak pernah (ada) istilah

Diskriminasi dengan warga pendatang atau memandang kesukuan (Etnis),

semua sama dengan logo duduk sama rendah berdiri sama tinggi atau tegak

sepematang duduk sehamparan artinya tidak ada perbedaan satu sama lain,

logo yang sudah dipatri dari nenek moyang maupun dari datuk-datuk

pendahulu dipegang erat yakni BERSATU TEGUH BERCERAI

RUNTUH.

3. Demografi Dan Geografis Desa

a. Letak dan Batas Desa

Desa Tanjung Berugo termasuk wilayah Kecamatan Lembah

Masurai Kabupaten Merangin. Secara administratif wilayah Desa Tanjung

Berugo dibatasi oleh:

Page 60: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

45

Sebelah Utara : Lembah Masurai/Desa Tuo

Sebelah Selatan : Desa tuo

Sebelah Barat : Siau Dua

Sebelah Timur : Lembah Masutai

4. Keadaan Sosial Penduduk Desa Tanjung Berugo

a. Kependudukan :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Berugo Tahun 2017 –2019

adalah sbb :

No Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Laju Pertumbuhan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2015 327 360 687 -

2 2016 390 447 837 -

3 2017 470 511 981 -

Tabel 4.2 Jumlah Rumah Tangga di Desa Tanjung Berugo adalah sbb

:

No RW

Jumlah

Rumah

Tangga

Kepadatan per km2 Keterangan

1 RT 01 34

2 RT 02 36

3 RT 03 35

4 RT 04 36

5 RT 05 34

Page 61: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

46

6 RT 06

33

Tabel 4.3 Jumlah Rumah Tangga Di RT 06

No Rumah Tangga Jumlah anak

1 33 8

b. Kesehatan :

Tabel 4.4 Tenaga Kesehatan

No TENAGA KESEHATAN JUMLAH KETERANGAN

2 Keperawatan Bidan 1

3 Partisipasi

Masyarakat

Dukun Bayi 8 Orang

Posyandu 1

Kader Kesehatan 10 Orang

Tabel 4.5 Jumlah kelahiran

No URAIAN 2015 2016 2017

1 Bayi Lahir Hidup 18 21 24

2 Jumlah Kematian Bayi 2 1 -

Jumlah 16 20 24

Page 62: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

47

c. Pendidikan :

Tabel 4.6 Data Pendidikan

No URAIAN JUMLAH

GURU

JUMLAH

MURID KET.

1 TK 5 43

2 SD 10 150

Jumlah 15 193

Tabel 4.7 Data Jenis Sarana Pendidikan

No JENJANG

PENDIDIKAN JUMLAH LOKASI

1 TK / PAUD / RA 2 RT 03 Desa Tanjung

Berugo

2 SD 1 RT 03 Desa Tanjung

Berugo

Jumlah 3

Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan

Tidak

Tamat SD Tamat SD

Tamat

SMP

Tamat

SMA Sarjana

117 260 225 101 20

d. Kesejahteraan sosial masyarakat:

Tabel 4.9 Kesejahteraan sosial masyarakat

Page 63: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

48

No

MASALAH

KESEJAHTERAAN SOSIAL JUMLAH KETERANGAN

1 Anak Terlantar -

2 Anak Nakal -

3 Anak balita Terlantar -

4 Anak Jalanan -

5 Lansia Terlantar -

6 Pengemis -

7 Gelandangan -

8 Korban NAPZA -

9 Eks Narapidana -

10 Penyandang cacat 1

11 Keluarga Miskin Sosial 70

12 Keluarga Bermasalah Sosial

Psikologis -

13 Keluarga Rumah Tidak layak Huni -

14 Korban Bencana Alam -

15 Pemulung -

16 Masyarakat yang tinggal di daerah

bencana -

Page 64: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

49

Tabel 4.10 Ketenagakerjaan :

No YANG TERDAFTAR JUMLAH KETERANGAN

1 Pencari Kerja 200

2 Yang ditempatkan -

3 Lowongan Kerja -

4 Sisa Pencari Kerja -

Tabel 4.11 Pemuda dan olahraga :

No

KLUB OLAHRAGA

YANG TERDAFTAR JUMLAH KETERANGAN

1 Klub Sepakbola 2 Kelmp

2 Klub Bola Voli -

3 Klub Bulutangkis -

4 Klub Senam Sehat -

5 Klub Pencaksilat -

6 Klub Futsal -

e. Kesenian dan kebudayaan :

Tabel 4.12 Kesenian dan kebudayaan

No

JENIS KELOMPOK

KESENIAN

YANG ADA

JUMLAH STATUS

1 Kompangan -

Page 65: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

50

2 Rebana 2 Kelm Aktif

3 Seni Tari -

4 Reog -

5 Pencaksilat -

JUMLAH 2 Keml

Keterangan :

Status Pasif = melakukan pelatihan jika mau ada pentas saja

f. Tempat peribadatan :

Tabel 4.13 Tempat peribadatan

No

JENIS

PERIBADATAN JUMLAH KETERANGAN

1 Masjid 1 Unit

2 Mushola -

3 Madrasah 1 Unit

JUMLAH 2 Unit

Page 66: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

51

g. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Tabel 4.14 Tiga Masalah DI Bidang Keagamaan

MASALAH YANG

DIMILIKI

LOKASI DUSUN

Desa Tanjung Berugo

Masih banyak sarana ibadah yang belum memiliki kelengkapan untuk melakukan pelayanan beribadah

Masih banyak bangunan masjid/madrasah yang rusak

Masih banyak warga masyarakat belum Fashih membaca tulis Al-Qur’an

BPD

KADES PAHRUL K

KAUR KEUANGAN

SUKARNI

Ka RT 01

M. KARIM

SEKDES

M. RAJA’I

KASI PEMP

NAJAMUDIN

KAUR UMUM

AMRADI

S

KADUS PB I

ARWANSYAH

KASI PEMB

SULAIMAN

KADUS PB I

MARPA’I

Ka RT 02

TARMIZI

Ka RT 03

ABDURAHMAN

Ka RT 04

ARWAN

Ka RT 05

SAKRANI

Ka RT 06

MUSTAKIM

KADUS PB II

…………….. KADUS PB II

……………….

Page 67: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

52

3 VISI DAN MISI DESA

a. Visi Desa

Visi adalah suatu gambaran atau cita-cita tentang keadaan masa

depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa.

Penyusunan Visi di Desa Tanjung Berugo dilakukan dengan pendekatan

partisipatif dan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Desa,

seperti pemerintah Desa. BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga

masyarakat Desa dan masyarakat Desa pada umumnya.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka Visi Desa Tanjung Berugo adalah:

b. MISI DESA

Sebagaimana penyusunan visi, pendekatan yang dilakukan dalam

menyusun misi adalah dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan Desa. Misi memuat pernyataan-

pernyataan yang harus dilakukan Desa agar Visi Desa tersebut dapat

tercapai. Adapun Misi Desa Tanjung Berugo adalah sbb:

1. Pembinaan umat dibidang religius untuk mencapai peningkatan

keimanan dan ketahanan masyarakat.

2. Pengembangan ekonomi berbasis kelompok.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

4. Meningkatkan pelayanan masyarakat.

5. Meningkatkan sarana dan prasarana desa.

6. Pembinaan masyarakat dibidang trantib sadarkum dan nilai-nilai

kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Mewujudkan Desa Tanjung Berugo yang Bersih, Disiplin, ,

Makmur sejahtra dan Agamis Melalui Tata kelola Pemerintahan

Yang Jujur dan adil ”

Page 68: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

53

7. Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa secara benar ,terbuka,

dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan

8. Melaksanakan pembangunan Desa Berdasarkan Demokrasi,

Kebersamaan ,Keadilan berwawasan lingkungan serta kemandirian

9. Meningkatkan peran organisasi keagamaan dalam pemberdayaan

ummat

10. Berupaya membina dan mengembangkan seluruh aspek potensial yang

dimiliki Desa Tanjung Berugo, sehingga bisa terwujud masyarakat

yang adil makmur dan sejahtera.

2. Temuan Khusus

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa untuk

menganilisis data yang terkumpul, baik itu wawancara, maupun observasi yang

penulis lakukan, maka penulis akan menganalisiskan dengan sistem deskriptif

kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu dengan menjelaskan secara rinci data-data

tersebut, alasan digunakan sistem kualitatif karena peneliti tidak melakukan

pengetesan atau pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami,

menjelaskan gejala, kaitan hubungan antara segala sesuatu yang diteliti.

Untuk menganalisis permasalahan ini, maka penulis akan menghubungkan

dengan hasil observasi, wawancara, yang di dapat dilapangan, yaitu “ Peran Orang

Tua Dalam Membentuk Kemandian Anak Usia Di Desa Tanjung Berugo

Kabupaten Merangin.”

1. Peran Orang Tua Dalam Membentuk Kemandirian Anak Di RT 06

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin

Orang tua yang cerdas, bertaqwa, rajin beribadah, memiliki perhatian

yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek kepribadian anak, serta berperan

aktif dalam membangun ketakwaan dan kewajiban masyarakat, manusia

niscaya akan mewariskan segenap kebaikan dirinya kepada anak dalam upaya

mendidik anak yang mandiri. Karena orang tua mampu mengontrol berbagai

keinginan anak mereka.

Page 69: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

54

Dari pengamatan penulis, dapat dipahami bahwa yang dimaksud

dengan orang tua disini, adalah ibu dan bapak, dimana orang tua sangat

berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perhatiannya

kepada anak-anak. Karena orang tua adalah orang pertama dan utama yang

paling dekat dengan anak. (Observasi, 17 September 2019)

Oleh karena itu perhatian orang tua terhadap anak-anaknya sangat

penting sekali, terutama dalam hal pembinaan kemadnirian anak. Kasih ibu

sangat berpengaruh dalam kemandirian pada anak-anak usia 4-6 tahun sesuai

dengan hasil wawancara penulis dengan Orang tua ALPI, sebagai berikut:

“Bagi saya dalam melatih anak supaya mandiri dimulai dari kecil (umur

2 tahun), hal kecil misalnyasaya biarkan anak untuk mengenakan

pakaian sendiri, jarang sekali saya membantu anak dalam memakaikan.

Biasanya kalau dengan saya lebih sering memakai sendiri, kalau sama

uminya lebih manja jadi apa-apa dibantu.”(Wawancara, 17 September

2019)

Dari hasil wawancara penulis, bahwa nampak dan terlihat pendidikan

anak dimulai dari kecil sehingga dia besar, anak bisa terlatih dalam melakukan

hal kecil dan memberikan contoh kepada anaknya sendiri. Perhatian orang tua

dakam mendidik anak adalah sumber terpenting yang melahirkan ketenangan,

kebahagiaan, dan kecintaan dalam keluarga sosok orang tua sangat berperan

menanamkan jiwa anak-anak, aspek keilmuan seorang anak terbentuk dari

ayah maupun ibunya.

Perhatian orang tua jauh lebih penting ketimbang perhatian para orang

tua dan pendidik, ini mengingatkan betapa menentukannya usaha dan pengaruh

orang tua dalam membentuk sifat, watak, dan akhlak anak-anaknya, kedua

orang tua yang paling dominan adalah seorang ibu. Surga itu akan berada di

bawah telapak kakinya. Ibu berusaha keras dan mencurahkan segenap

perhatiannya dalam membina kepribadian dan membuat anak jadi lebih

mandiri.

Pembentukan kemandirian yang dilakukan oleh orang tua pada anak di

desa Tanjung Berugo dilakukan dengan berbagai macam cara, walaupun

banyak terdapat kendala, tetapi mereka tetap berusaha bagaimana anaknya bisa

Page 70: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

55

mandiri dengan baik, terutama dalam hal kecil seperti berpakaian sendiri dan

sebagainya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

penulis terlihat beberapa hal yang dilakukan oleh orang tua dalam membentuk

kemandirian pada anak sebagai berikut:

a) Diajari dan dibimbing sendiri

Yang dilakukan oleh orang tua di desa Tanjung Berugo

memulainya dengan mendidik mereka dari kecil, dengan memberikan

contoh, menyuruh shalat, mengajarkan sesuatu dengan sendiri. Seperti

yang dikatakan oleh seorang orang tua ALPI:

“Di rumah saya mengajarkan sendiri anak saya, mulai dari kecil

ketika dia sudah mulai mengenal, saya mengajarkan bagaimana

cara memasang baju sendiri, bahkan sampai cara cebok sendiri

tanpa harus meminta bantuan orang tua lagi.”(Wawancara, 17

September 2019)

Senada dengan orang tua ALPI, orang tua BAYA mengatakan:

“Saya memulai dengan memberikan dan mengenalkan peralatan

pribadinya. Seperti pada memakaikan baju, celana, mandi, gosok

gigi dan lain sebagainya. Hal ini supaya mereka bisa melakukan itu

semua dengan sendiri tanpa perlu dibantu lagi oleh orang

tua.”(Wawancara, 17 September 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa pendidikan

dirumah merupakan pendidikan awal dirumah merupakan yang paling

utama, karena orang tualah sang pendidik awal bagi anak dirumah.

Kemudian berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis terlihat bahwa

orang tua Alfi dan Baya membentuk kemandirian anaknya dengan cara

mengajarkan anaknya secara langsung. Kemudian mengajarkan tata cara

berpakaian sampai cara membersihkan diri selepas buang hajat.

Sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh orang tua

CITRAtentang mengajarkan anak shalat, sebagai berikut:

“Mengajarkan bacaan-bacaan shalat memang merupakan

pekerjaan pertama yang harus dilakukan orang tua, karena bila

anak belum diajarkan bacaan-bacaan shalat, maka dia akan merasa

enggan melaksanakan shalat. Dia beranggapan untuk apa shalat

kalau bacaannya saja belum hafal, lagipula mengajarkan bacaan-

Page 71: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

56

bacaan shalat tidak membutuhkan waktu-waktu khusus, kapan saja

ada kesempatan bisa dilakukan, tetapi kami biasa mengajarkan

anak kami sehabis shalat maghrib setelah mengaji, setelah hafal

bacaannya baru kami mengajarkan gerakannya.”(Wawancara, 17

September 2019)

Selanjutnya orang tua ALPI mengatakan sebagai berikut:

“Kami selaku orang tua senantiasa mengajarkan bacaan-bacaan

shalat kepada anak kami bahkan mulai dari awal sekali yakni cara

mengambil air wudhu, kemudian do’anya baru kemudian diajarkan

bacaan-bacaan shalat, mulai dari niat, kemudian bacaan-bacaan

yang lain, setelah itu baru kami mengajarkan

gerakannya.”(Wawancara, 17 September 2019)

Kemudian ditambahkan lagi oleh orang tua BAYA mengatakan:

“Saya mengajari anak-anak shalat sejak mereka berusia 4-6 tahun,

selepas mengaji saya ajarkan bacaan-bacaan dalam shalat, mulai

dari takbiratul ihram sampai salam. Cara mengajarinya melalui

hafalan sedikit demi sedikit sampai mereka hafal benar dan tidak

keliru bacaannya dan saya juga mengajari gerakan shalat yaitu

langsung menyuruh mempraktekkannya.”(Wawancara, 17

September 2019)

Penulis memahami bahwa pembinaan terhadap anak berawal dari

keluarga, baru anak bisa melakukan hal-hal secara mandiri yang lebih baik

itu karena perhatian orang tuanya. Orang tua bertanggung jawab dalam hal

pembinaan serta perhatiannya dalam pembinaan pembentukan

kemandirian bagi anak-anaknya. Usia empat tahun sampai enam tahun.

Sejalan dengan itu, kebijakan yang diberlakukan seorang ibu dan bapak.

Dari pengamatan dan wawancara di atas dapat dilihat bahwa orang

tua dalam mendidik anaknya melakukan hal-hal kecil dengan mandiri

diupayakan sejak kecil, sehingga setelah dewasa anaknya akan terbiasa

melakukannya tanpa perlu bantuan lagi.

Pada umumnya anak-anak di Desa Tanjung Berugo ini masih kecil-

kecil sudah mandiri. Namun kadang-kadang kalau masih banyak juga

terdapat anak-anak yang manja, mereka masih sering meminta bantuan

orang tuanya. Anak-anak di Desa Tanjung Berugo ini banyak yang pergi

Page 72: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

57

kesekolah masih diantar dan ditunggu oleh orang tuanya. Di samping itu

juga usia anak sekitar 4-6 tahun memang kebanyakan waktunya

dihabiskan untuk bermain.

Seperti yang dikatakan oleh orang tua Darmi mengenai perhatian

terhadap anaknya sebagai berikut:

“Sejak kecil kami sudah melatih anak-anak kami, mengajar dan

mendidik anak kami tentang mandiri, karena takut ketika ia besar

nanti akan jadi manja, dan selalu bergantung kepada orang tua.

Baik dari makan, minum sendiri bahkan sampai kesekolah pun

diajarkan supaya bisa ditinggal sendiri.”(Wawancara, 17

September 2019)

Dalam proses pembentukan kemandirian, ada pendidikan sekolah

dan pendidikan luar sekolah. Salah satu bentuk pendidikan luar sekolah

adalah pendidikan dalam keluarga. Lingkungan keluarga adalah

lingkungan pertama yang dilalui anak, secara langsung pendidikan anak

terpikul pada orang tua, ayah adalah pimpinan keluarga, orang tua

mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan dan keberhasilan

anaknya, orang tua bisa membina, mengarahkan, memperhatikan dan

mendidik anak-anaknya untuk mandiri, karena orang tua adalah pendidik

yang pertama bagi anak dan baik buruknya anak terlebih dahulu

dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.

b) Ketauladanan orang tua dalam mendidik anak

Salah satu perhatian orang yang berada di Desa Tanjung Berugo

ini setelah dengan diajari dan dibimbing, mereka melanjutkannya dengan

ketauladanan, karena dengan demikian tentunya anak akan mendapat

kesan positif dari orang tua dan secara tidak langsung akan memberikan

pengaruh yang baik terhadap anak, besar kemungkinan anak akan tertarik

untuk belajar, karena melihat orang tuanya memberikan tauladan yang

baik, hal ini sebagaimana hasil wawancara penulis dengan orang tua

ENDANG sebagai berikut:

“Memang pada pertama-tama saya lakukan adalah memberikan

ketauladanan kepada anak. Dalam hal ini mengenai baik dari

bertutur kata, melakukan sesuatu dengan mandiri, tujuan saya agar

Page 73: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

58

tumbuh keinginan dalam diri anak saya melakukan sendiridan anak

saya menjadi lebih termotivasi lagi untuk belajar

mandiri.”(Wawancara, 17 September 2019)

Kemudian ditambahkan lagi oleh orang tua FITRI mengatakan:

“Saya memberikan ketauladanan kepada anak saya, untuk

memberikan contoh perbuatan dalam melakukan semua hal dan

lebih mudah anak untuk belajar, setiap saya melakukan hal kecil

misal mencuci piring setelah makan, anak saya melihat saya dan ia

tertarik untuk melakukan hal yang sama, sehingga anak saya

terbiasa tanpa saya suruh dan dia melakukan sendiri.”(Wawancara,

17 September 2019)

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terhadap orang tua

ini, ternyata dengan memberikan ketauladanan kepada anak-anak mereka

menjadi lebih mudah untuk mendidik anak agar mandiri, ini dibuktikan

pada saat pelaksanaan shalat, para orang tua pada sore harinya telah

bersiap dengan peralatan shalat lengkap, baru orang tua tersebut

memerintahkan atau mengajak anak-anak mereka shalat. Hal ini ternyata

memberikan pengaruh positif terhadap anak-anak untuk melakukan shalat,

artinya anak-anak mereka langsung melaksanakan perintah orang tuanya

karena melihat orang tuanya telah besiap.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas, mengenai

mendidik anak melalui ketaudalanan ternyata memberikan pengaruh

positif kepada anak-anak mereka di dalam membentuk kemandirian dan

cara ini sangat efektif bagi orang tua.

Pembinaan dalam bentuk ketauladanan ini merupakan hal yang

sulit dilakukan oleh seseorang, karena mencontoh atau meniru yang baik

itu susah sekali tetapi kalau meniru perbuatan buruk ini sangat mudah

sekali dan digemari orang. Keteladanan atau uswatun hasanah ini akan

dapat membina dan membentuk watak dan kepribadian seseorang sesuai

dengan ajaran-ajaran agama Islam dan bertindak serta memutuskan sesuai

dengan norma-norma yang berlaku, maka yang pertama kali yang berbuat

dalam bidang tingkah laku ataupun akhlak adalah kepala sekolah dan

orang tua akidah akhlak.

Page 74: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

59

Berdasarkan wawancara dengan orang tua GELITA di Desa

Tanjung Berugo. Menyatakan bahwa:

“Dalam rangka membina kemandirian anak, orang tua harus

mengaplikasikan terlebih dahulu tatacara yang baik, karena mereka

akan menjadi contoh teladan yang baik bagi anak, semua tata cara

melakukan semua hal kecil sampai melaksanakan shalat yang

dilakukan orang tua akan menjadi teladan bagi anak dalam berbuat

mandiri.”(Wawancara, 17 September 2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa

sebelum menyuruh anak untuk mandiri, terlebih dahulu orang tua

mengerjakannya, kemudian memberikan contoh bagi anaknya dalam

melakukan hal-hal tersebut dengan benar.

c) Pembinaan dengan metode nasehat

Nasehat pada dasarnya menyampaikan pesan dari sumbernya

kepada pihak yang memerlukannya, banyak dalam Al-qur’an berupa

nasehat dan cerita mengenai para Rasul atau Nabi terdahulu sebelum Nabi

Muhammad SAW yang bertujuan untuk menimbulkan kesadaran bagi

yang mendengarkan atau yang membacanya, agar meningktkan iman dan

takwa kepada Allah SWT.

Nasehat ini merupakan bentuk pembinaan yang sangat sakral

dalam membentuk kepribadian seseorang terutama dalam pembentukan

kemandirian, nasehat dan pengajaran ini sering diberikan ketika anak suka

berbuat manja bahkan sampai menangis jika kehendaknya tidak dipenuhi

oleh orang tuanya.

Seiring dengan persoalan di atas orang tua CITRA menambahkan

bahwa:

‘’Nasehat ini langsung diberikan kepada anak yang berbuat salah

dan melalaikan kewajiban, apabila ditunggu waktu lain untuk

menasehatinya atau tidak ada pada saat itu juga, maka mengalami

kelupaan baik pada anak maupun orang tua, dan anak tentu akan

berbuat kesalahan yang serupa lagi’’(Wawancara, 17 September

2019)

Page 75: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

60

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa metode nasehat

ini langsung diberikan ketika anak berbuat salah atau menantang apa yang

diajarkan oleh orang tua, dengan tujuan supaya anak tidak membuat

kesalahan yang serupa lagi.

d) Mendidik melalui pembiasaan dan latihan

Melaui pembiasaan dan latihan anak-anak akan aktif melakukan

hal-hal secara mandiri dan mereka menjadi terbiasa untuk melakukan

rutinitasnya secara sendiri, hal ini dilakukan oleh orang tua, karena

sebelum anak terdidik untuk mampu melaksanakan rutinitas dengan baik

dan benar terlebih dahulu ada pembiasaan dan latihan yang ditanamkan

oleh setiap orang tua artinya pada saat mereka diajarkan dan dicontohkan

melakukan rutinitas secara mandiri, mereka telah terbiasa, hal ini

sebagaimana hasil wawancara penulis dengan orang tua GELITA, sebagai

berikut:

“Saya mengajarkan anak melalui pembiasaan dan merupakan

pekerjaan saya sebagai orang tua. Saya melakukan pembiasaan

dengan cara membiasakan anak melakukan rutinitas yang mudah

dulu, misalnya membiasakan dengan mengajaknya melaksanakan

shalat, saya beranggapan apabila dia sudah terbiasa melaksanakan

shalat maka akan mudah apabila diajak untuk shalat yang lainnya,

seperti shalat isya’, zuhur, ashar, dan subuh waktu

pagi.”(Wawancara, 17 September 2019)

Lain halnya dengan pendapat orang tua ALPI berikut ini:

“Kami selaku orang tua memang senantiasa mengajarkan anak

melalui latihan, dengan memperbanyak latihan anak akan terbiasa

melakukan apa-apa secara mandiri. Baik makan sendiri, bahkan

ketika pergi sekolah pun tidak perlu ditunggu sampai pulang seperti

ketika awal-awal masuk sekolah”(Wawancara, 17 September

2019)

Hasil pengamatan penulis yang dilakukan pada orang tua yang

berada menunjukkan bahwa orang tua di Desa Tanjung Berugo memang

melakukan pembiasaan dan latihan kepada anak mereka, terutama terlihat

ketika shalat misalnya. Para orang tua sangat antusias melakukan

pembiasaan dan latihan kepada anak mereka walaupun terlihat sesekali

Page 76: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

61

adanya paksaan dari orang tua, hal ini diakui oleh salah seorang dari orang

tua bahwa sesekali anak dipaksa atau diberi hukuman dan memukul anak

ketika berumur sepuluh tahun, agar mereka mau melaksanakan shalat, dan

hasilnya ternyata anak mau melakukan shalat.

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat dipahami

bahwa mengajarkan melalui pembiasaan dan latihan terhadap anak dalam

melakukan rutinitas dipandang sangat berhasil membimbing anak untuk

melaksanakan secara mandiri walaupun diakui ada unsur paksaan dari

orang tua.

Selanjutnya dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap

orang tua mengenai pembiasaan dan mengajarkan anak secara mandiri,

dapat dilihat sebagai berikut:

“Saya membiasakan mengajarkan anak saya mulai dari umur 6

tahun ini disebabkan anak pada umur tersebut masih mudah diatur

dan diajarkan, dengan cara memberikan contoh di rumah,

walaupun belum semua kegiatan itu dilakukan secara sepenuhnya,

paling tidak ia sudah mengenal tentang cara-cara tersebut dengan

baik.”(Wawancara, 17 September 2019)

Pembinaan dengan bentuk pembiasaan ini merupakan tindak

lanjut dari pembinaan dalam bentuk nasehat karena nasehat yang diberikan

tanpa pembiasaan sesuatu hal atau perbuatan maka nasehat tersebut tidak

akan berarti apa-apa hal ini dinyatakan oleh orang tua CITRA, menyatakan

bahwa:

“Nasehat yang diberikan kepada anak tanpa diiringi dengan

pembiasaan, maka pembinaan tidak akan membuahkan hasil

seperti ketika anakyang masih sering manja, lalu diberi nasehat

pada waktu itu, maka dengan adanya nasehat tersebut mereka

terbiasa untuk tidak manja lagi.”(Wawancara, 17 September 2019)

Dengan adanya usaha yang maksimal dan keseriusan orang tua

dalam upaya pembinaan kemandiriananak saat ini telah terlihat kemajuan

yang cukup berarti dalam perbuatan keseharian anak. Rata-rata anak di

desa Tanjung Berugo sudah dapat melaksanakan semua dengan baik dan

mandiri, mulai dari mandi, makan, membersihkan diri selepas buang hajat,

Page 77: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

62

pergi sekolah sendiri, ketertiban dan juga kedisiplinan waktu. Dilihat dari

tata cara perilaku anak secara umum, kemampuan yang dimiliki anak

hampir merata. Kemajuan pelaksanaan pengamalan kemandirian anak di

Desa Tanjung Berugo ini masih perlu dibina agar lebih baik lagi di masa

mendatang.

Kemandirian yang terbentuk secara baik dan sempurna jelas

memberikan dampak yang baik bagi perkembangan mental dan intelektual

anak, kedisplinan dalam melakukan apapun akan memberi pengaruh

dalam kedisiplinan belajar, sesungguhnya dalam mandiri juga berdampak

kepada keseriusan dalam belajar demikian seterusnya.

Dari observasi di atas dapat dipahami, dalam meningkatkan

kualitas akhlak anak, orang tua telah berusaha sedemikian rupa demi

menjadikan anak untuk selalu dekat dengan Allah, ikhlas beramal dan

berakhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

e) Melalui Praktek Langsung

Berbeda orang tua tentu berbeda pula perhatian yang diberikannya

kepada anaknya, ada orang tua yang langsung memberikan perhatian

kepada anak-anaknya melalui praktek langsung, untuk mengetahui alasan

para orang tua yang lebih memilih langsung mempraktekkan langsung,

dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan orang tua GELITA

sebagai berikut:

Biasanya kalau mau brangkat sekolah saya langsung membetulkan,

soalnya akan jadi tambah lama jika anak melakukan sendiri. Jika

diwaktu yang luang biasanya saya dengan lisan menyuruh anak

untuk membetulkan, tapi seringnya anak tidak membetulkan dan

langsung diambil alih uminya.(Wawancara, 17 September 2019)

Dengan demikian mengajarkan anak dengan mempraktekkan

langsung tidak kalah pentingnya dari hanya sekedar mengajarkan secara

teori, keduanya yaitu mengajarkan kepada anak cara membetulkan

pakaian, karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, agar anak dapat lebih

mudah dan cepat mengingat bagaimana cara berpaiakan yang baik.

Page 78: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

63

Semuanya dapat dilaksanakan anak dengan baik, para orang tua

untuk meluangkan waktunya mengajarkan kepada anak-anaknya, untuk

mengetahui intensitas perhatian orang tua dalam meluangkan waktu

mengajarkan kepada anaknya, dapat dilihat pada hasil wawancara berikut:

Saya arahkan untuk mengenakan sendiri, jika anak belum benar-

benar kesulitan saya tidak membantu, untuk membiasakan anak

mandiri jadi saya kurang suka jika anak selalu dibantu dalam

aktivitasnya. saya jarang sekali berjumpa dengan anak. Jadi kalau

saya sedang di rumah, biasanya anak manja dan saya pasti

membantu aktivitas yang sedang dilakukan termasuk ketika

berpakaian.(Wawancara, 17 September 2019)

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua,

mendukung sepenuhnya kegiatan bagi anak dengan baik dan besar, yakni

dengan berupaya meluangkan waktunya dengan mengajarkan anak

melalui praktek langsung.

2. Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membentuk Kemandirian

Anak Di RT 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai

Kabupaten Merangin

Pada umumnya di usia 4-6 tahun itu anak-anak senang bermain, dia

tidak mau diajar mandiri, bermacam alasan yang disampaikan mereka kepada

orang tuanya agar tidak mengerjakan secara mandiri. Orang tua dalam

membimbing dan mendidik anak, sehari semalam. Sebab diaktakan demikian

karena di tangan ibu-bapaklah akan lahir orang-orang yang berguna dan

bermanfaat bagi negara, dan di tangan ibu-bapak pulalah akan lahir orang-

orang yang bertutur lemah lembut.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis di

Desa Tanjung Berugo, berikut ini dipaparkan beberapa kendala yang dihadapi

orang tua dalam membentuk kemandirian anak di RT 06 Desa Tanjung Berugo

Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, yaitu:

a) Lingkungan dan Pengaruh Media Massa

Faktor lingkungan sangatlah mempengaruhi kepribadian anak,

karena anak disamping dia di lingkungan keluarga, orang tua juga tidak

bisa sepenuhnya dan tidak bisa mengelak bahwa anak juga lebih banyak

Page 79: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

64

menghabiskan waktunya dengan teman-temannya, dan pengaruh media

televisi, handphone, internet, juga merupakan salah satu kendala yang

dihadapi oleh orang tua dalam meningkatkan kemandirian pada anak di

desa Tanjung Berugo.

Sebagaimana hasil wawancara dengan orang tua HARTINI:

“Kendala yang saya hadapi dalam mendidik anak saya, yakni

kesibukan saya, karena saya maupun istri bekerja sampai sore, jadi

sedikit waktu kami untuk memperhatikan anak, sehingga terkadang

anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain

handphone.”(Wawancara, 27Oktober 2019)

Kemudian ditambahkan lagi oleh orang tua ENDANG:

“Kesusahan untuk meningkatkan kemandirian terhadap anak kami,

terkadang terpengaruhnya dengan handphone, sehingga lupa

semua kewajiban. Tidak jarang omongan kami selaku orang tua

tidak didengarnya. Terlebih lagi mereka sering meniru adegan-

adegan di televisi yang tidak mendidik.”(Wawancara, 11Oktober

2019)

Senada dengan orang tua ENDANG, orang tua CITRA

mengatakan:

“Anak kami sangat susah kalau dikasih tahu, terkadang tidak jarang

mereka melawan dan membantah perkataan kami. Kadang mereka

lebih memilih bermain. Sering juga mereka meniru adegan-adegan

film-film di televisi yang sangat tidak mendidik.”(Wawancara, 17

Oktober 2019)

b) Asal pendidikan orang tua

Asal pendidikan orang tua merupakan hal yang penting di dalam

mendidik anak, merupakan suatu faktor yang dominan dalam

mempengaruhi pendidikan anak karena orang tua adalah lingkungan

pertama anak menerima pendidikan, apalagi pendidikan agama. Asal

pendidikan orang tua banyak mempengaruhi cara orang tua dalam

mendidik anak-anaknya, karena orang tua yang hanya tamat Sekolah

Dasar (SD) dengan orang tua yang tamat Perguruan Tinggi atau dengan

orang tua yang hanya mengenyam pendidikan, tentu berbeda-beda dalam

mendidik anaknya.

Page 80: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

65

Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:

“Walaupun saya tidak terlalu tahu tentang pendidikan, tapi saya

selalu menyuruh dan membimbing anak saya untuk terus

memperdalam dan meningkatkan kemandiriannya. Baik di rumah,

dan sekolah.”(Wawancara, 17 Oktober 2019)

Orang tua yang tinggal di Desa Tanjung Berugo yang tidak

mengerti tentang pendidikan, sangat sulit sekali dalam mendidik anak

mereka. Hal ini terlihat ketika anak bertanya tentang bagaiman mengatasi

anak yang manja, para orang tua hanya mampu dan dapat menyerahkan

kepada guru mereka, bahkan ada orang tua yang dalam mendiamkan anak

yang menangis dengan memberikan HP tanpa mau berusaha mencari jalan

keluar lain.

c) Anak yang Malas

Satu lagi kendala yang dihadapi orang tua, yakni faktor dari anak

itu sendiri yaitu karena malas untuk melaksanakan secara mandiri. Hal ini

bisa jadi karena anak tersebut bisa jadi karena terlalu dimanjakan oleh

salah satu orang tuanya, atau dia juga melihat orang-orang sekitarnya atau

teman-teman sepermainannya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

orang tua H sebagi berikut:

“Saya selaku orang tua rasanya sudah sering mengajar anak saya

untuk mandiri, dari kecil dia sudah saya didik untuk mandiri, tetapi

sampai saat ini sepertinya dia sangat malas untuk mandiri, karena

semakin sering menonton televisi, dan Bapaknya pun terlalu

memanjakannya. Jadi, walaupun saya marah, dia tidak merasa

takut, karena ada yang akan membelanya.”(Wawancara, 15

Oktober 2019)

Memang ada saja hambatan atau masalah yang dihadapi oleh orang

tua dalam membimbing anak-anak mereka, terhadap masalah yang

dihadapi oleh orang tua ini, para orang tua mencoba dan terus mencoba

mengatasinya sehingga apabila telah sampai pada saatnya nanti. Supaya

mereka tidak disalahkan oleh anak-anak mereka.

Dari observasi yang dilakukan penulis terlihat bahwa para orang

tua di Desa Tanjung Berugo tetap mendorong dan memotivasi anak-anak

Page 81: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

66

mereka untuk mandiri walaupun itu dilakukan dengan memberikan

motivasi kepada anak karena mereka menganggap bahwa anak sekarang

ini jika dibiarkan tanpa motivasi dan dukungan mereka tidak akan bisa

mandiri. Di lain pihak ada juga orang tua yang hanya memberikan nasehat

saja.

Ini semua menunjukkan bahwa orang tua yang memperhatikan

anak-anak mereka dan akan tetap terus berusaha memberikan dorongan

yang sangat tinggi, karena orang tua memang harus bersikap sabar dalam

menghadapi anak-anaknya.

3. Upaya Orang Tua Dalam Membentuk Kemandirian Anak Di RT 06

Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin

Sebagai masyarakat yang mayoritas lingkungannya adalah muslim,

sudah barang tentu corak kemuslimannya terlihat jelas yang tercermin dari cara

hidup masyarakat, keluarga dan pergaulan sehari-hari, lingkungan keluarga

bagi anak yang menjadi bekal utama, sangat menentukan dari menjadikan

jaminan dalam bermasyarakat secara lebih baik.

Di Tanjung Berugo keluarganya lebih berupaya lagi untuk mendidik

anak-anak mereka agar menjadi pribadi yang mandiri, setelah diberikan

perhatian-perhatian yang dirasakan cukup oleh orang tua, ternyata masih saja

ada anak yang belum mandiri dan karena itulah orang tua di Desa Tanjung

Berugo lebih berupaya lagi agar anak-anak mereka mau mandiri. Berikut

penulis paparkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis

di Desa Tanjung Berugo sebagai berikut:

a) Mengajak dan menyemangati anak untuk melakukan keperluannya

sendiri

Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan

dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari

anak-anak yang dilahirkannya. Dilain hal orang tua adalah seorang atau

dua orang ayah dan ibu yang bertanggung jawab pada keturunannya

semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa tubuh

Page 82: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

67

maupun sifat- sifat moral dan spiritual. Orang tua adalah ayah dan ibu

adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya.

Jadi dapat dipahami bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang

bertanggung jawab atas pendidikan anak dan segala aspek

kehidupannya sejak anak masih kecil hingga mereka dewasa. Dalam

upaya menghasilkan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas,

diperlukannya adanya usaha yang konsisten dan kontinu dari orang tua

dalam melaksanakan tugas memelihara, mengasuh dan mendidik anak-

anak mereka baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa dan

atau mampu berdiri sendiri, dimana tugas ini merupakan kewajiban

orang tua. Begitu pula halnya terhadap pasangan suami isteri yang

berakhir perceraian, ayah dan ibu tetap berkewajiban untuk

memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa upaya orang tua

dalam membentuk kemandirian anak sudah maksimal, seperti belajar

memakai atau melepas baju sendiri. Anak perlu disemangati bahwa

mereka dapat melakukannya. Adakalanya mereka tidak langsung

berhasil. Orang tua perlu menyemangati anak bahwa lain kali pasti akan

berhasil jika mau terus berlatih.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu orang tua ALPI mengatakan:

kalau cara memakai baju masih salah, biasanya saya memberitahu

dengan ucapanseperti “nak bajunya terbalik, betulin dulu” sambil

memegang bajunya, tetapi jikadia tidak merespon biasanya

langsung saya yang membetulkan.(Wawancara, 29 September

2019)

Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya yang dilakukan

orangtuadalam melatih berpakaian yaitu dengan menjelaskan secara

lisan mengenaibaju yang dikenakan anak sebelum benar. Jika anak

tidak merespon,orangtua akan langsung bertindak dengan

membetulkan pakaiannya. Dalamprose membetulkan, orangtua

memberikan penjelasan kepada anakmengenai cara yang benar dalam

memakai pakaian tersebut. Kegiatantersebut dilakukan setiap kali anak

Page 83: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

68

melakukan kesalahan, sehingga anak akanmenajadi terbiasa dengan

penjelasan. Ketika anak akan berpakaian makahanya dengan perintah,

anak sudah mampu membetulkan.

b) Metode bermain

Para ahli mengatakan bahwa tidak mudah untuk mendefinisikan

pengertian bermain secara tepat. Hurlock dalam salah satu tulisannya

mengatakan bahwa “bermain” (Play) merupakan istilah yang digunakan

secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling

tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan , tanoa

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela, tidak

ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.

Bermain merupakan bagian yang sedemikian diterimanya dalam

kehidupan anak sekarang sehingga hanya sedikit orang yang ragu-ragu

mempertimbangkan arti pentingnya dalam perkembangan anak.

Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian memang telah diakui

secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

baik bagi anak maupun orang dewasa. Kesempatan bermain dan rekreasi

memberikan anak kegembiraan disertai kepuasan emosional. Bermain

merupakan kegiatan spontan dan kreatif yang dengannya seseorang dapat

menemukan ekspresi diri sepuasnya.

Seperti yang diungkapkan salah seorang orang tua mengatakan:

Kadang anak itu saya ajak bercerita dahulu, baik cerita-cerita

yang menarik. Terus menjelaskan tentang orang-orang sukses

yang bisa hidup mandiri. Menceritakan bagaiamana kehidupan

orang tua terdahulu. Dan syukurnya anak saya termotivasi untuk

ikut mencontoh dan menjadi pribadi yang mandiri.(Wawancara,

20 September 2019)

Pada intinya melatih anak untuk dapat melakukan keperluannya

sendiri dapat dilakukan dengan bermain. Orang tua perlu membuat

aktivitas latihan menjadi aktivitas yang menyenangkan anak. Dalam hal

ini orang tua mesti kreatif dan tidak malu untuk bermain bersama anak.

c) Memberikan pujian atau motivasi

Page 84: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

69

Upaya yang harus dilakukan oleh orang tua untuk memajukan dan

meningkatkan kemandirian anak adalah denga cara memberi pujian

kepada anak. Memberikan pujian adalah merupakan salah satu cara untuk

menimbulkan semangat belajar anak, tanpa adanya motivasi dari orang

tuanya (keluarga), maka semangat belajar anak tidak akan tumbuh, oleh

sebab itu motivasi dari orang tua sangat dibutuhkan oleh anak dalam

menunjang keberhasilan belajarnya, karena makin bersemangat anak

belajar maka akan semakin cepat ia bisa mengerjakan segala sesuatu

dengan baik, sesuai dengan keterangan yang diperoleh dari wawancara

dengan orang tua HARTINI:

“Kami sebagai orang tua selalu berusaha memberikan dorongan

untuk belajar, membina, membimbing dan memberikan saran serta

nasehat dan pujian yang berguna bagi anak. Dengan harapan dapat

menimbulkan semangat belajar anak.”(Wawancara, 27 September

2019)

Kemampuan yang dimiliki anak berubah-ubah, tekadang rajin,

terkadang malas, oleh karena itu sebagai orang tua harus senantiasa

memberikan motivasi agar anak memiliki semangat yang tinggi untuk

mandiri. Adakalanya motivasi timbul dari kesadaran anak itu sendiri, dan

ada juga atas dorongan atau pengaruh dari luar yang bersifat nasehat-

nasehat, bimbingan, hadiah. Seperti yang diungkapkan oleh orang tua

ENDANG berikut:

“Saya dalam mendidik anak selain memberikan dorongan, nasehat

dan bimbingan kalau ia berhasil melakukan sesuatu dengan baik

tidak jarang saya selalu memujinya. Sehingga ia pun menjadi lebih

semangat dalam berbuat mandiri.”(Wawancara, 27 September

2019)

Pada intinya memberikan pujian pada anak bila ia dapat

melakukan sesuatu adalah penting. Hal ini akan meningkatkan rasa

percaya diri anak untuk melakukan keperluannya sendiri

Page 85: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

70

B. Pembahasan

Menurut Wiyani (2013, hal. 28), berpendapat bahwa yang dimaksud

dengan kemandirian yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas

sendiri atau mampu berdiri sendiri dalam berbagai hal. Sebenarnya sejak

dini, secara alamiah anak sudah mempunyai dorongan untuk mandiri

atas dirinya sendiri. Mereka terkadang lebih senang untuk bisa

mengurus dirinya sendiri daripada dilayani. Seorang anak yang

mempunyai rasa mandiri yang memadai akan mampu menyesuaikan diri

dengan keadaan lingkungan dan dapat mengatasi kesulitan yang terjadi.

Disamping itu anak yang mempunyai kemandirian yang tinggi akan

memiliki stabilitas emosional dan ketahanan yang mantap dalam

menghadapi tantangan dan tekanan. Ciri-ciri kemandirian anak usia dini

meliputi anak dapat melakukan segala aktifitasnya secara sendiri

meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa, dapat membuat

keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan yang dia peroleh dari

perilaku atau perbuatan orang-orang disekitarnya, dapat bersosialisasi

dengan orang lain tanpa perlu ditemani orang tua dan dapat mengontrol

emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain (Sanan dan

Yamin, 2010: 84).

Menurut pendapat Idris (2012, hal. 13). dalam mengasuh anak orang

tua bukan hanya dapat mengkomunikasikan fakta, gagasan dan

pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan

kepribadian anak. Menurut Zahroh (2011, hal. 10), peran orang tua

merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya,

yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan

anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau

norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan

sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh atau panutan

bagi anaknya. Selain itu, peran orang tua yang tinggi akan menghasilkan

anak-anak mempunyai karakteristik anak yang mandiri, dapat

mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu

Page 86: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

71

menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan

kooperatif terhadap orang lain. Peran orang tua dalam pendidikan anak

akan membentuk karakteristik kepribadian anak dalam membentuk

kepribadian mandiri pada anak Peran orang tua dalam membentuk

kemandirian anak Peran orang tua menurut Sidharto (2007, hal. 18)

antara lain:

1. Peran sebagai fasilitator

Orang tua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat

dalam membantu belajar anak di rumah, mengembangkan keterampilan

belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan

menyediakan sarana alat belajar seperti tempat belajar, penerangan yang

cukup, buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis.

2. Peran sebagai motivator

Orang tua akan memberikan motivsi kepada anak dengan cara

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stres

yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam

kegiatan-kegiatan sekolah dan memberi penghargaan terhadap prestasi

belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata-kata pujian.

3. Peran sebagai pembimbing atau pengajar

Orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak dengan siap

membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit

dimengerti oleh anak, membantu anak mengatur waktu belajar, dan

mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang baik.

Peran (role) merupakan dinamisasi dari status ataupun penggunaan dari

hak dan kewajiban ataupun bisa juga disebut status subjektif, kedua

unsur ini saling terkait karena antara peran dan status tidak akan ada

artinya kalau tidak dipergunakan. Apabila seseorang melaksanakan hak

dan kewajiban sesuai dengan kedudukan, maka orang tersebut telah

menjalankan suatu peranan.

Page 87: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

72

1) Peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak di Rt 06 desa tanjung

berugo kecamatan lembah masurai kabupaten merangin. Dalam proses

pembentukan kemandirian, ada pendidikan sekolah dan pendidikan luar

sekolah. Salah satu bentuk pendidikan luar sekolah adalah pendidikan

dalam keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang

dilalui anak, secara langsung pendidikan anak terpikul pada orang tua,

ayah adalah pimpinan keluarga, orang tua mempunyai peranan yang

penting bagi kehidupan dan keberhasilan anaknya, orang tua bisa

membina, mengarahkan, memperhatikan dan mendidik anak-anaknya

untuk mandiri, karena orang tua adalah pendidik yang pertama bagi anak

dan baik buruknya anak terlebih dahulu dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga. Ketauladanan orang tua dalam mendidik anak Salah satu

perhatian orang yang berada di Desa Tanjung Berugo ini setelah dengan

diajari dan dibimbing, mereka melanjutkannya dengan ketauladanan,

karena dengan demikian tentunya anak akan mendapat kesan positif dari

orang tua dan secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang baik

terhadap anak, besar kemungkinan anak akan tertarik untuk belajar, karena

melihat orang tuanya memberikan tauladan yang baik.

2) Kendala yang di hadapi orang tua dalam membentuk kemandirian anak di

Rt 06 desa tanjung berugo kecamatan lembah masurai kabupaten merangin

Pada umumnya di usia 4-6 tahun itu anak-anak senang bermain, dia tidak

mau diajar mandiri, bermacam alasan yang disampaikan mereka kepada

orang tuanya agar tidak mengerjakan secara mandiri. Orang tua dalam

membimbing dan mendidik anak, sehari semalam. Sebab di katakan

demikian karena di tangan ibu-bapaklah akan lahir orang-orang yang

berguna dan bermanfaat bagi negara, dan di tangan ibu-bapak pulalah akan

lahir orang-orang yang bertutur lemah lembut.

Faktor lingkungan sangatlah mempengaruhi kepribadian anak, karena anak

disamping dia di lingkungan keluarga, orang tua juga tidak bisa

sepenuhnya dan tidak bisa mengelak bahwa anak juga lebih banyak

menghabiskan waktunya dengan teman-temannya, dan pengaruh media

televisi, handphone, internet, juga merupakan salah satu kendala yang

dihadapi oleh orang tua dalam meningkatkan kemandirian pada anak di

desa Tanjung Berugo.

Page 88: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

73

3) Upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak di Rt 06 desa

tanjung berugo kecamatan lembah masurai kabupaten merangin.

Sebagai masyarakat yang mayoritas lingkungannya adalah muslim,

sudah barang tentu corak kemuslimannya terlihat jelas yang

tercermin dari cara hidup masyarakat, keluarga dan pergaulan

sehari-hari, lingkungan keluarga bagi anak yang menjadi bekal

utama, sangat menentukan dari menjadikan jaminan dalam

bermasyarakat secara lebih baik.

Di Tanjung Berugo keluarganya lebih berupaya lagi untuk mendidik

anak anak mereka agar menjadi pribadi yang mandiri, setelah

diberikan perhatian-perhatian yang dirasakan cukup oleh orang tua,

ternyata masih saja ada anak yang belum mandiri dan karena itulah

orang tua di Desa Tanjung Berugo lebih berupaya lagi agar anak-

anak mereka mau mandiri.

Page 89: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka sebagai bab

akhir dapat diambil beberapa pemahaman dan kesimpulanya itu sebagai berikut:

1. Peran orang dalam membentuk kemandirian anak di RT 06 Desa Tanjung

Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, yaitu dengan

diajari dan dibimbing sendiri, ketauladanan orang tua dalam mendidik anak,

pembinaan dengan metode nasehat serta mendidik melalui pembiasaan dan latihan,

dan melalui praktek langsung.

2. Kendala yang dihadapi orang tua dalam membentuk kemandirian anak di

RT 06 Desa Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten

Merangin yaitu, 1) Lingkungan dan pengaruh media massa, 2) Asal

pendidikan orang tua, 3) Anak yang Malas.

3. Upaya orang tua dalam membentuk kemandirian anak di RT 06 Desa

Tanjung Berugo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, yaitu:

1) Mengajak dan menyemangati anak untuk melakukan keperluannya

sendiri, 2) Metode bermain, 3) Memberikan pujian atau motivasi.

B. Saran

Ada beberapa saran dan masukan penulis kepada semua pihak dalam menulis

skripsi ini di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Semua orang tua harus terus memberikan kesadaran kepada anak pada setiap saat.

Anak ada lah tali jiwa. Belaian kasih dan saying adalah naluri jiwa orang tua yang

sangat diharapkan oleh anak. Sama hal nya belaian kasih dan saying seorang guru

kepada anak didiknya. Dan pendidikan rohani untuk anak didik lebih dipentingkan.

2. Kepada semua orang tua yang ada dalam lingkungan masyarkat sekitar jangan

putus asa dan panta menyerah terus bersabar dengan kasih sayang dalam

membimbing, menasehati anak dan lebih meluangkan waktunya untuk mendidik

anak. Dengan seperti itu mudah-mudahan akan tercipta lah anak-anak yang

mandiri.

Page 90: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

75

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja dan

puji syukur kepada Allah SWT., maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya dengan harapan agar

semua pihak dapat memberikan sumbangan dan saran-saran demi kesempurnaan

karya tulis ini sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita

semua.

Jambi, 1 November 2019

MiliAsmanita

TRA. 151763

Page 91: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

76

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI. 2008.

--------. Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (Tentang

Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

2003.

--------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

1999.

Cahyanto A. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Book

Publisher.

Baharuddin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media

Group.

Buku Panduan Iain Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. 2012.

Anwar D. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia. 2003.

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Ngainun Naim. 2012. Character Building. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Zaviera F. 2008. Mengenali Dan Memahami Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta:

Katahati.

Mulpratangga G. 2011. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kemandirian Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 2 Rejosari Tahun

Ajaran 2010/2011. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta..

Harsono H. Implementasi Kebijakan Dan Politik Bandung: Roda Karya. 2003.

Mudjiman H.2008. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press.

Waluyo HJ. 1999. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta: Rineka Cipta.

Santori J. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Ul-Press.

Page 92: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

77

Kanisius. 2006. Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta: Pustaka

Familia.

Moleong L.J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nazir M. 2002. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Syah M. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Wiyani N.A. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan. (Yogyakarta: Ar Ruzz

Media)

Nurhayati: 2011. Psikologi pendidikan Inovatif. Yogyakarta : Pustaka belajar.

Hamalik O. 2003. Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyaningtyas R. dkk., 2007. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama.

Sanan S.J.dkk., 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada

Press Group

Rahmawati. 2004. Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat dari

Beberapa Latar Belakangnya.Skripsi pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Suyanto S. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Soeharto S. 2009. Bimbingan Dan Konseling. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata S. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Sumahamijaya. 2001. Membina sikap mental wirausaha. Jakarta: Gunung Jati.

Dinosudirjo S. Kata-Kata Bahasa. Yogyakarta. 1990.

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press. 2003.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Indonesia: Alfabeta.

Musfiroh T. 2008. Memilih, Menyusun, Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini.

Yogyakarta: Tiara Waca

Page 93: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

78

DAFTAR INFORMAN

No NAMA ORANG T KETERANGAN

1

2

3

4

5

6

7

8

ALPI

BAYA

CITRA

DARMI

ENDANG

FITRI

GELITA

HARTINI

PETANI

PETANI

GURU SD

GURU SD

GURU TK

BURUH

BURUH

BURUH

No NAMA ANAK

1

2

3

4

5

6

7

8

NADIA

RIZKI

ALEK

ULAN

MAULANA

AZELIA

RADIT

AQIL

Page 94: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

79

Page 95: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1522/1/TRA151763_MILI ASMANITA... · 2020. 4. 14. · 1 peran orang tua dalam membentuk kemandirian anak

80

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Mili Asmanita

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tgl Lahir : Tanjung berugo, 15 Juli 1997

Alamat : Puri Arza 1

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 082376077727

Pendidikan Formal

1. SDN 58 Tanjung berugo Kec.lembah masurai 2009

2. MTS Azzakariayah.Renah pembarap 2012

3. MAS Azzakariyah. Renah pembarab 2015

4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2015