peranan guru dalam membentuk kemandirian …repository.radenintan.ac.id/690/1/skripsi__full.pdf ·...

134
i PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN DENGAN METODE BERCERITA PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KUNTUM MEKAR 2 WAY DADI SUKARAME BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh RIZKY NUR IRAWATI NPM: 1011070050 Jurusan : Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) Pembimbing I : Dr. Agus Pahrudin, M.Pd Pembimbing II : Heny Wulandari, M.Pd.I FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M

Upload: hoangxuyen

Post on 06-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

i

PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN DENGAN

METODE BERCERITA PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK

KUNTUM MEKAR 2 WAY DADI SUKARAME BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna

memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

RIZKY NUR IRAWATI

NPM: 1011070050

Jurusan : Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA)

Pembimbing I : Dr. Agus Pahrudin, M.Pd

Pembimbing II : Heny Wulandari, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H / 2017 M

Page 2: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

ii

ABSTRAK

MANFAAT METODE BERCERITA DALAM MEMBENTUK

KEMANDIRIAN PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KUNTUM

MEKAR 2 WAY DADI SUKARAME BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIZKY NUR IRAWATI

NPM: 1011070050

Metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalaman belajar yang

disampaikan secara lisan pada anak dengan menggunakan kisah-kisah atau cerita

yang dapat menarik perhatian anak. Kemandirian adalah sikap dan perilaku yang

tidak mudah bergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam membentuk kemandirian anak melalui

metode bercerita. Berdasarkan pra survey peneliti di lapangan, ditemukan

permasalahan bahwa metode bercerita dalam membentuk kemandirian pada anak

didik kelompok B2 di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung belum maksimal. Sehingga ada anak yang belum terbentuk

kemandiriannya, diantaranya: masih ada yang belum dapat makan sendiri, belum

dapat merapihkan baju, belum dapat membereskan mainan yang telah digunakan.

Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan rumusan

masalah: ”Apakah manfaat metode bercerita dalam membentuk kemandirian pada

anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung”?.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat metode bercerita dalam

membentuk kemandirian pada anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung. Dalam penelitian ini, menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif, dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelompok B2 (24 anak) dan

guru sebanyak 1 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah manfaat metode

bercerita dalam membentuk kemandirian pada anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan

peneliti: observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk menganalisa data dan

melakukan penarikan kesimpulan dengan cara induktif.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti

menyimpulkan bahwa manfaat metode bercerita dalam mengembangkan

kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung, yaitu: (1) Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (2)

Kegiatan bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan serta

sejumlah pengetahuan sosial dalam membentuk pribadi anak (3) Metode bercerita

dapat membantu anak membangun bermacam peran kemandirian (4) Media

pembelajaran dalam menyampaikan niali-nilai kemandirian (5) Membuka cakrawala

pengetahuan anak.e

Kata kunci: Metode Bercerita, Kemandirian Anak Usia Dini

Page 3: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

iii

Page 4: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

iv

Page 5: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

v

MOTTO

Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”.

(QS. Al- Al Muddatsir: 38).1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Gema Risalah Pers,

1993), h. 995.

Page 6: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, saya persembahkan karya yang

sederhana ini kepada orang yang mencintai dan memberi makna dalam hidup saya,

terutama bagi:

1. Ayahanda Irama Susanto dan ibunda Endang Susilowati tercinta, yang

selalu memberi dukungan, semangat dan dorongan moril maupun spiritual

serta selalu mendoakanku dengan setulus hati dan senantiasa selalu

menunggu keberhasilan ku.

2. Bapak Drs. Rozali, MH selaku ketua Yayasan Al-Fat’h Bandar Lampung

Yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan

penelitian.

3. Ibu Dewi Sintani Karimah, S.Pd.I selaku Kepala TK Kuntum Mekar 2

beserta dewan guru TK Kuntum Mekar 2 Ibu Sri Mulyani, A.Ma, Ibu Mei

Setia Rini, S.Pd.I, Ibu Yuwanita Elfasih yang telah membantu dan

membimbing dalam proses penelitian.

4. Teman-teman satu angkatan yang tersayang khususnya angkatan 2010

yang selalu memberi semangat dan motivasi hingga studiku terselesaikan

5. Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan Lampung.

Page 7: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

vii

RIWAYAT HIDUP

Rizky Nur Irawati dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27 Mei 1992,

merupkan seorang putri dari pasangan suami istri bapak Irama Susanto dan ibu

Endang Susilowati.

Adapun peneliti telah menempuh pendidikan usia dini di TK Al-Azhar 2 selama 2

tahun, sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 1999. Selanjutnya peneliti menempuh

pendidikan dasar di SD Al-Azhar 2 pada tahun 1999 dan berhasil lulus pada tahun

2004. Selanjutnya, peneliti kembali meneruskan pendidikan ke SMPN 21 pada

tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan

menengah di SMA Al-Azhar 3 pada tahun 2007 dan berhasil lulus pada tahun 2010 .

Pada tahun 2010, setelah menyelesaikan pendidikan di SMA, peneliti berkeinginan

untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu S1. Adapun

lembaga pendidikan tinggi yang dipilih oleh peneliti adalah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru

Raudhatul Athfal (PGRA). Adapun alasan peneliti memilih jurusan tersebut adalah

ingin berupaya untuk ikut serta dalam mensukseskan pendidikan nasional, khususnya

melalui jalur pendiidkan bagi anak usia dini. Selama menempuh pendidikan di IAIN

Raden Intan Lampung, peneliti telah mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di

Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung sejak tahun 2011

sampai dengan saat ini.

Page 8: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Tiadalah kata yang paling indah, selain

bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “MANFAAT

METODE BERCERITA DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK DI

TAMAN KANAK-KANAK KUNTUM MEKAR 2 WAY DADI SUKARAME

BANDAR LAMPUNG”, guna melengkapi sebagian persyaratan ujian Munaqosyah

dalam mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Shalawat dan salam semoga senantiasa kita

sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai contoh teladan bagi umat

manusia yang telah memberi jalan penerang.

Peneliti menyadari, bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, arahan dan bimbingan serta masukan dari berbagai pihak. Untuk itu

perkenankan peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada

pihak sebagai berikut.

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Agus Pahrudin, M.Pd.I selaku Pembimbing I atas segala arahan,

bimbingan, serta nasehat dalam membimbing dan mengarahkan selama

menyelesaikan skripsi.

3. Ibu Heny Wulandari, M.Pd.I selaku Pembimbing II yang telah mencurahkan

sebagian waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat

bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Hj. Meriyati, M.Pd selaku Ketua Jurusan PGRA yang telah menyediakan

waktu dan fasilitas dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

Page 9: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

ix

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Raden Intan Lampung.

6. Bapak dan Ibu Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung

yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.

7. Ibu kepala Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukararme Bandar Lampung,

yang telah memberikan kesempatan dan ijin serta data yang peneliti perlukan.

8. Semua pihak yang telah turut memberikan dukungan sehingga terselesaikannya

skripsi ini dengan lancar.

Semoga bantuan Bapak/Ibu/Saudara yang tulus ikhlas membantu peneliti,

mendapatkan balasan dan keberkahan dari Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan pihak-pihak

yang membutuhkannya, Amiin Ya Robbal’Alamin.

Bandar Lampung, Mei 2017

Peneliti

Rizky Nur Irawati

NPM: 1011070050

Page 10: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUl .............................................................................................. i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Penegasan Judul ................................................................................... 1

B. Alasan Memilih Judul .......................................................................... 4

C. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 4

D. Fokus Penelitian ................................................................................. 17

E. Rumusan Masalah ............................................................................... 17

F. Tujuan Penelitian ................................................................................ 17

G. Manfaat Penelitian.............................................................................. 17

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 19

A. Metode Bercerita .......................................................................................... 19

1. Pengertian Metode Bercerita ............................................................... 19

2. Tehnik Bercerita Bagi Anak Usia Dini ............................................... 21

3. Langkah-langkah Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini ................ 29

4. Tujuan Metode Bercerita Bagi Anak Usia Dini ................................. 33

B. Kemandirian Anak Usia Dini ..................................................................... 35

1. Pengertian Kemandirian ...................................................................... 35

2. Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia Dini ............................................... 36

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi KemandirianAnak Usia Dini .... 39

4. Strategi Pembelajaran Dalam Membentuk Kemandirian Anak

Usia Dini ............................................................................................. 43

Page 11: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

xi

C. Manfaat Metode Bercerita Dalam Membentuk Kemandirian

Anak Usia Dini ................................................................................. 46

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 57

B. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 58

C. Setting Penelitian ................................................................................ 58

D. Alat Pengumpulan Data .................................................................... 59

E. Tehnik Analisis Data .......................................................................... 62

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................................... 65

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................. 65

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 74

C. Pembahasan ........................................................................................ 90

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP ............................................... 93

A. Kesimpulan ........................................................................................ 93

B. Saran-saran ......................................................................................... 93

C. Penutup ............................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 97

Page 12: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Indikator Pencapaian Kemandirian Anak ............................................... 12

Tabel 2: Hasil Pra Survey Terhadap Kemandirian Anak di TK

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung. .................................... 15

Tabel 3: Data Guru Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Tahun Pelajaran.

2014/2015 ................................................................................................. 70

Tabel 4: Keadaan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Tahun Pelajaran. 2014/2015 .................................................................... 71

Tabel 5: Hasil Observasi Akhir Terhadap Kemandirian Anak di

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung. ........................................ 88

Page 13: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Ilustrasi reduksi data, penyajian data dan verification ............. 63

2. Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung .................................................................................... 69

Page 14: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

a. Kisi-Kisi observasi pembentukan kemandirian anak di Taman Kanak-kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung .................................................. 96

b. Kisi-kisi wawancara dengan guru Kelompok B di Taman Kanak-kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung. ................................................. 99

c. Kerangka Dokumentasi ...................................................................................... 103

d. Data peserta didik Kelompok A di Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung .............................................................................. 104

e. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Bandar Lampung. ......................................... 110

f. Foto kegiatan anak berkaitan dengan peranaan metode bercerita dalam

membentuk kemandirian anak di Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung Bandar Lampung. ................................................. 119

g. Contoh dongeng/cerita berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kemandirian

pada anak usia dini Bandar Lampung. ............................................................... 124

Page 15: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap skripsi ini yang berjudul

“Manfaat Metode Bercerita Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Taman Kanak-

Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung”, maka peneliti perlu

menjelaskan beberapa istilah penting yang terdapat pada judul tersebut, yaitu :

1. Metode Bercerita

Metode adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat dan cara dalam

pelaksanaan suatu strategi dalam mengajar. 2 Metode adalah cara yang dalam

bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.3 Metode secara harfiah

adalah “cara”. Sedangkan dalam pemakaian umum dapat diartikan sebagai suatu cara

atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.4

Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk

menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Cerita adalah salah satu cara

untuk menarik perhatian anak.5 Cerita merupakan tuturan yang membentangkan

bagaimana terjadinya sesuatu hal atau peristiwa atau karangan yang menuturkan

2 Moejono Hasibuan, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 3.

3 Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

h. 7. 4 Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 33.

5 Moeslichatoen, Op Cit, h. 26.

Page 16: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

2

perbuatan, pengalaman kebahagiaan atau penderitaan orang lain, kejadian tersebut

sungguh-sungguh atau rekaan.6

Adapun yang dimaksud dengan metode bercerita dalam skripsi ini adalah

suatu cara yang digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

tutur kata untuk menyampaikan berbagai hal atau peristiwa atau karangan yang

menuturkan perbuatan, pengalaman kebahagiaan atau penderitaan orang lain,

kejadian tersebut sungguh-sungguh atau rekaan, khususnya dalam skripsi ini adalah

menyampaikan nilai-nilai kemandirian bagi anak usia dini.

2. Membentuk

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, membentuk memiliki pengertian

“menjadikan sesuatu dengan bentuk tertentu”.7 Adapun yang dimaksud dalam skrispi

ini adalah suatu proses dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk

menjadikan anak yang sebelumnya tidak mandiri menjadi anak yang mandiri.

3. Kemandirian

Kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung kepada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya”.8 Adapun yang dimaksud

kemandirian dalam skripsi ini adalah bentuk sikap tidak bergantung anak kepada

orang lain baik teman sebaya maupun orang dewasa lainnya yang diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari anak dan disesuaikan dengan tahapan bagi anak usia dini yang

tentunya berbeda dengan bentuk kemandirian bagi orang dewasa pada umumnya.

6 Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), h. 210. 7 Ibid,, h. 123.

8 Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

(Yogyakarta: AR-RUZZ Media), h. 195.

Page 17: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

3

3. Anak usia dini

Menurut J.Black, anak usia dini dimulai sejak anak masih dalam kandungan

atau sebelum dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun.9 Sedangkan menurut Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak adalah

kelompok manusia yang berusia 0 sampai dengan 6 tahun.10

Adapun yang dimaksud dengan anak usia dini dalam skripsi ini adalah anak

yang berada pada usia 5-6 tahun, yakni peserta didik yang berada di kelompok B yang

memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan.

4. Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Taman kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung adalah

yaitu salah satu bentuk lembaga pendidikan bagi anak usia dini, khususnya pada jalur

pendidikan formal bagi anak usia 4 tahun (Kelompok A) dan usia 5-6 tahun

(Kelompok B), yang berada di bawah naungan yayasan Al-Fath Bandar Lampung

dan tepatnya beralamatkan di Jalan Pulau. Damar Gg. Melati No.117 Way Dadi

Sukarame Bandar Lampung.

B. Alasan Memilih Judul

Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah sebagai berikut:

1. Pentingnya membentuk kemandirian sejak dini, sebagai bekal dalam

mengikuti perkembangan anak yang semakin kompleks.

2. Jika kemandirian sudah terbentuk pada anak, maka hal in dapat membantu

anak dalam melaksanakan berbagai disiplin.

9 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Usia Dini (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 25

10 Departemen Pendidikan Nasional, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2004), h. 9.

Page 18: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

4

3. Manusia tidak selamanya hidup bergantung pada orang lain. Ada kalanya

anak sendiri dan sudah tidak dekat dengan anak yang lain maupun orang

dewasa di sekitarnya.

C. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia

dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini.

Usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di

masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan

kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia

berikutnya. Mengingat betapa pentingnya suatu pendidikan anak usia dini, maka

negara Republik Indonesia telah mengaturnya dalam Undang-undang No. 20 Tahun

2003 tentang pendidikan anak usia dini, yaitu seperti yang dijelaskan dalam Pasal 1

Butir 14:

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk

memasuki pendidikan lebih lanjut.11

Dalam proses pendidikan, usia enam tahun pertama menjadi masa penting

bagi seorang anak, karena setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat

dan potensi anak harus dilakukan pada masa awal ini. Oleh karena itu penguasaan

metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu kompetensi yang

harus dimiliki guru PAUD agar proses pembelajaran tersebut dapat mendorong

11

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003,

Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 4.

Page 19: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

5

perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik maupun emosionalnya.

Dengan menguasai metode pembelajaran, seorang guru dapat mengelola proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya.

Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang telah disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal.12

Pembelajaran diarahkan pada pengembangan potensi dan

kemampuan yang dimiliki seperti kemampuan berbahasa, sosio-emosional, motorik

dan intelektual. Untuk itu pembelajaran pada usia dini harus dirancang agar anak

merasa tidak terbebani dalam mencapai tugas perkembangnya. Agar suasana belajar

tidak memberikan beban dan membosankan, suasana belajar perlu dibuat secara alami

dan menyenangkan. Selain itu, karena anak merupakan individu yang unik dan sangat

variatif, maka unsur variasi individu dan minat anak juga perlu diperhatikan dan

dikembangkan secara optimal.

Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai subjek dan bukan sebagai

objek dalam kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah

kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan

pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk

mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi

juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif tetapi pikiran dan mentalnya

kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama

halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di

12

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011), h. 93.

Page 20: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

6

dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di

dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.

Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak

akan dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak

secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis

ada beberapa metode pengajaran yang dapat diterapkan pada anak usia dini yaitu

metode bermain, metode karyawisata, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi,

metode proyek, metode bercerita, metode pemberian tugas.13

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu metode

bercerita. Bercerita itu adalah sesuatu cara guru untuk menyampaikan nilai-nilai yang

ada di masyarakat dengan menggunakan alat media, guru dapat menarik perhatian

anak agar warisan budaya kita bisa berkembang dari anak satu ke anak yang lain14

.

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK

dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Metode bercerita ialah suatu

cara menyampaikan materi pembelajaran melalui kisah-kisah atau cerita yang dapat

menarik perhatian anak. Jadi metode bercerita adalah salah satu pemberian

pengalaman belajar yang disampaikan secara lisan pada anak dengan menggunakan

kisah-kisah atau cerita yang dapat menarik perhatian anak.

Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu

mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak

dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan,

13

Moeslichatoen, Op Cit, h. 24. 14

Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 90.

Page 21: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

7

selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekpresikan terhadap apa yang

didengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan

lambat laun dapat didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan, dan diceritakan pada

orang lain. Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. Dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, metode bercerita

dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan

tentang hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat

mengembangkan berbagai kompetensi dasar usia anak TK.

Al-Quran telah mengoptimalkan penggunaan kisah/cerita untuk menetapkan

nilai-nilai positif dalam diri seorang mukmin. Sehingga kisah/cerita pun dapat

digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai baik melalui simpati dan

empatinya dengan kehidupan seorang tokoh Islam terkemuka. Imam Al Ghazali

memaparkan tentang pengoptimalan penggunaan kisah/cerita dalam proses

pendidikan anak.15

Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al Qur’an, berikut ini:

............

Artinya: “ Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka

berfikir”. (QS. AL-A’Raf: 176).16

15

Humammad Rasyid Dimas, 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa Akal Anak (Jakarta: Robbani Pers,

2009), h. 225. 16

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Gema Risalah Pers,

1993), h. 413.

Page 22: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

8

Berdasarkan ayat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa metode bercerita

dapat memberikan rangsangan positif terhadap anak terutama untuk menanamkan

nilai-nilai positif yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu materi yang

disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya berhubungan erat dalam

kesatuan yang utuh, alurnya ceritanya pun tidak terlalu menyimpang dari isi cerita.

Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan terlebih dahulu secara matang cerita yang

akan disajikan, sehingga anak pun dapat menerima dan memahaminya.

Biasanya kegiatan bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup, sehingga

kalau anak pulang, anak menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran.

Namun demikian pada prakteknya tidak selalu pada saat kegiatan penutup, bercerita

dapat dilakukan pada saat kegiatan pembukaan, kegiatan inti maupun pada waktu-

waktu senggang di sekolah, misalnya pada saat waktu istirahat, karena mendengarkan

cerita adalah sesuatu yang mengasyikkan bagi anak usia Taman Kanak-kanak.

Ada beberapa tehnik bercerita yang dapat digunakan guru dalam

menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, antara lain:

a. Membaca langsung dari buku cerita

b. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku

c. Menceritakan dongeng

d. Bercerita dengan menggunakan papan flanel

e. Bercerita dengan menggunakan media boneka

f. Dramatisasi suatu cerita

g. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan.17

Agar kegiatan bercerita pun dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, guru sebaiknya menguasai langkah-langkah bercerita sebagai berikut:

17

Montolalu, dkk, Bermain dan Permianan Anak (Jakarta: Universitas Terbuka, 2012), h.

10.13.

Page 23: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

9

1. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita

2. Mengatur tempat duduk

3. Melaksanakan kegiatan pembukaan

4. Mengembangkan cerita

5. Menetapkan tehnik bertutur

6. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.18

Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini,

khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak

diinternalisasikan kepada anak sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari anak.. Adapun kelebihan metode ini adalah: dapat meningkatkan motivasi anak

untuk belajar, karena anak sangat senang dengan cerita-cerita. Sangat sesuai untuk

pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat menyampaikan nilai-nilai kebaikan

kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita sehingga mendorong anak untuk

melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari perbuatan buruk yang

digambarkan dalam cerita guru. Tidak membutuhkan banyak alat dan media

pembelajan.

Adapun kelemahannya antara lain: dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih

dominan, sehingga peran aktif anak sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus

mampu mengkolaborasikan metode ini dengan metode-metode yang lainnya seperti

tanya jawab dan bernyanyi. Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik

bercerita yang baik, sehingga anak tertarik dengan cerita yang dibawakannya

sekaligus pesan yang ingin disampaikan akan diterima anak dengan baik.

Salah satu potensi yang ada dalam diri anak usia dini yang harus dikembangkan

adalah kemandirian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mandiri diartikan

18

Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran TK (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 10.16.

Page 24: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

10

sebagai keadaan yang dapat menjadikan individu berdiri sendiri, tidak tergantung

pada orang lain. Kemandirian sendiri merupakan hal atau keadaan dapat berdiri

sendiri tanpa bergantung pada orang lain. 19

Kemandirian adalah sikap dan perilaku

seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa

bantuan dan pertolongan dari orang lain.

Kemandirian identik dengan kedewasaan, berbuat sesuatu tidak harus

ditentukan atau diarahkan sepenuhnya oleh orang lain. Kemandirian anak sangat

diperlukan dalam rangka membekali mereka untuk menjalani kehidupan yang akan

datang. Dengan kemandirian ini seorang anak akan mampu untuk menentukan

pilihan yang ia anggap benar, selain itu ia berani memutuskan pilihannya dan

bertanggung jawab atas resiko dan konsekwensi yang diakibatkan dari pilihannya

tersebut. Kemandirian anak usia dini dapat diukur dengan indikator - indikator yang

telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Di mana indikator tersebut merupakan

pedoman dalam melihat dan mengevaluasi perkembangan dan pertumbuhan anak.

Menurut Diane Trister Dodge, kemandirian anak usia dini dapat dilihat dari

pembiasaan perilaku dan kemampuan anak dengan indikator:20

Adapun secara rinci

dijabarkan sebagai berikut ini:

a. Kemampuan fisik

Kemampuan fisik dalam hal ini maksudnya adalah kemandirian dalam hal

memenuhi kebutuhan. Seorang anak dikatakan mandiri secara fisik jika ia

dapat bekerja sendiri, mampu menggunakan fisiknya untuk melakukan segala

aktivitas hidupnya. Misalnya: anak dapat mencuci tangan sendiri.

19

Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka,

2003), h. 360. 20

Martinis Yamin & Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Jakarta: Referensi (Gaung

Persada Press Group), 2013), h. 60.

Page 25: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

11

a. Percaya diri

Anak mampu dan berani menentukan pilihan sendiri. Anak mandiri memiliki

kemampuan dan keberanian dalam menentukan pilihan sendiri dan

mengambil keputusan dengan berani mengambil resiko.

b. Bertanggung jawab

Anak mampu bertanggung jawab menerima konsekwensi yang menyertai

pilihannya. Di dalam mengambil keputuan atau pilihan tentu ada konsekwensi

yang melekat pada pilihannya. Anak yang mandiri dia bertanggung jawab atas

keputusan yang diambilnya apapun yang terjadi tentu saja bagi anak Taman

Kanak-kanak tanggung jawab pada taraf yang wajar. Misalnya tidak menangis

ketika ia salah mengambil alat mainan dan mau membereskan kembali.

c. Disiplin

Anak mampu memahami adanya keseimbangan antara waktu menikmati masa

kanak-kanak (bermain) yang memang hak anak dan waktu untuk melakukan

rutinitas sehari-hari (makan, mandi, tidur) dan tugas-tugas sekolah yang

merupakan kewajiban anak tanpa harus bergantung dengan orang lain,

walaupun terkadang masih memerlukan bimbingan dari orang dewasa.

d. Pandai bergaul

Anak mampu mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung

atau menunggu aksi dari orang lain. Anak mampu bersosialisasi tanpa harus

ditemani oleh orang tuanya.

e. Saling berbagi

Anak memiliki sifat mau berbagi, baik dengan teman maupun saudara, dalam

bentuk benda, maianan maupun makanan ataupun bantuan. Dengan demikian,

anak akan terbiasa untuk menolong orang yang lebih membutuhkan tanpa

harus diperintah oleh orang lain.

f. Mengendalikan emosi

Anak dapat mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang

lain, mampu mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan

amarah, menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah

pribadi.

Adapun secara rinci, indikator kemandirian yang akan dikembangkan dalam

penelitian ini adalah berdasarkan teori yang telah digagas oleh Diane Trister Dodge,

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1

Indikator Pencapaian Kemandirian Anak

No Aspek Yang Akan

Dikembangkan

Indikator

1 Kemampuan fisik Anak dapat makan sendiri

2 Percaya diri Anak dapat tampil di depan kelas tanpa ditemani

Page 26: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

12

guru

3 Bertanggung jawab Anak dapat membereskan peralatan makan sendiri

Anak dapat membereskan mainan yang telah

digunakan

4 Disiplin Anak mau masuk kelas setelah waktu bermain

selesai

5 Pandai bergaul Anak dapat bergaul dengan siapa saja

6 Saling berbagi Anak mau berbagi makanan pada teman yang tidak

membawa makanan

Anak mau bergantian alat permainan dengan

temannya

7 Mengendalikan emosi Anak dapat mengendalikan amarah

Anak mau langsung meminta maaf bila melakukan

kesalahan

Sumber: Teori Diane Trister Dodge

Unsur-unsur indikator kemandirian tersebut di atas, tentu pada anak usia dini

berbeda dengan makna kemandirian bagi orang dewasa. Bagi anak usia dini

kemandirian sifatnya masih dalam taraf sangat sederhana, sesuai dengan tingkat

perkembangannya. Hal ini terlihat dalam tingkah laku anak. Anak yang mandiri

adalah anak yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi. Sehingga

dalam setiap tingkah lakunya tidak banyak menggantungkan diri pada orang lain.

Anak yang kurang mandiri selalu ingin ditemani atau ditunggui oleh orang tuanya,

baik pada saat sekolah maupun pada saat bermain. Kemana-mana harus ditemani

orang tua atau saudaranya. Berbeda dengan anak yang memiliki kemandiran, ia

berani memutuskan pilihannya sendiri, misalnya: mau bermain apa, bermain dengan

siapa. Selain itu, tingkat kepercayaan dirinya lebih nampak, dan mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman bermain maupun orang asing yang

baru dikenalnya.

Page 27: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

13

Kemandirian merupakan salah satu karakter dasar yang harus dibentuk pada

saat usia dini. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperkenalkan nilai-

nilai karakter pada anak, salah satunya karakter mendiri, antara lain: metode

keteladanan, metode pembiasaan, metode bercerita, metode karyawisata.21

Salah satu

metode yang dapat digunakan untuk membentuk kemandirian pada anak usia dini

adalah melalui metode bercerita. Misalnya: guru bercerita dengan tehnik mendongeng

tentang cara menggosok gigi sendiri.

Anak diajarkan menggosok gigi dengan cara perlahan-lahan. Setelah anak

mendengarkan cerita, anak mulai dapat mempraktekkan cara menggosok gigi yang

benar. Dengan demikian, melalui refleksi dari apa yang dilakukan anak merupakan

salah satu cara untuk memandirikan anak melalui cerita dan belajar dari

pengalaman.22

Selain itu, dapat juga melalui mendongeng tentang binatang, misalnya:

buaya yang suka makan permen dan akhirnya sakit gigi.23

Manfaat yang dapat

diambil yaitu bahwasannya anak dapat merefleksikan hal-hal yang baik dalam

kehidupan sehari-hari dari cerita yang telah di dengar sebelumnya.

Manfaat lain dari metode bercerita, yaitu akan lebih mudah untuk

menanamkan nilai-nilai yang dapat digunakan untuk membentuk kemandirian anak,

karena anak akan menerima pembelajaran yang disampaikan guru dengan perasaan

senang dan tanpa disadarinya karena anak terhanyut dengan isi cerita yang

dismapaikan. Sehingga anak dapat merekam langsung dalam memorinya mengenai

nilai-nilai yang disampaikan melalui cerita.

21

Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Op Cit, h. 166. 22

Martinis Yamin & Jamilah Sabri Sanan, Op Cit, h. 87. 23

Ida S Widyanti, Mendidik Karakter dengan Karakter (Jakarta: Arga Tilanta, 2012), h. 98.

Page 28: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

14

Namun ternyata, berdasarkan prasurvey peneliti di lapangan, didapatkan data

bahwa guru-guru di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung belum dapat mengambil manfaaat dari kegiatan bercerita secara optimal

dalam mengembangkan kemandirian pada anak. Sehingga ada anak yang belum

terbentuk kemandiriannya, diantaranya: masih ada anak yang belum dapat makan

sendiri, tidak berani tampil di depan kelas (harus ditemani ibu guru), belum dapat

membuka ataupun menutup peralatan makannya sendiri, belum dapat membereskan

mainan yang telah digunakan.24

Berikut ini adalah hasil pra survey peneliti terhadap kemandirian anak di

Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung.

Tabel 2

Hasil pra survey terhadap kemandirian anak melalui manfaat metode bercerita

Di kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Aspek Yang

Akan

Dikembangkan

Indikator

(Teori Diane Trister Dodge)

Penilaian

BB MB BSH BSB

Kemampuan

fisik

1. Anak dapat makan sendiri 5 10 9 -

Percaya diri 2. Anak dapat tampil di depan

kelas tanpa ditemani guru

13 9 2 -

Bertanggung

jawab

3. Anak dapat membereskan

peralatan makan sendiri

8 12 4 -

4. Anak dapat membereskan

mainan yang telah digunakan

10 9 5 -

Disiplin 5. Anak mau masuk kelas

setelah waktu bermain selesai

12 7 5 -

Pandai bergaul 6. Anak dapat bergaul dengan

siapa saja

14 7 3 -

Saling berbagi 7. Anak mau berbagi makanan

pada teman yang tidak

membawa makanan

5 16 3 -

24

Peneliti, Hasil Observasi, di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung, tanggal 12 April 2015.

Page 29: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

15

Mengendalikan

emosi

8. Anak mau bergantian alat

permainan dengan temannya

13 9 2 -

9. Anak dapat mengendalikan

amarah

10 10 4 -

10. Anak mau langsung meminta

maaf bila melakukan

kesalahan

12 8 4 -

Jumlah 102 97 41 -

Sumber: Hasil Pra Survey Peneliti , di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung, tanggal 12 Oktober 2016

Ket:

1. BB (Belum Berkembang )

Apabila anak belum mampu melakukan sendiri

2. MB ( Mulai Berkembang )

Apabila anak dapat melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan guru

3. BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

Apabila anak mampu melakukan kegiatan sendiri

4. BSB (Berkembang Sangat Baik)

Apabila anak mampu membantu teman yang belum bisa

Keberhasilan pembelajaran dilihat dari jumlah peserta didik yang mencapai

lebih dari 75 % dari jumlah peserta didik yang ada di kelas. Artinya jika anak yang

ada di dalam kelas sudah mencapai 75% lebih (Berkembang Sesuai Harapan), maka

proses pembelajaran berhasil dan penggunaan metode bercerita mempunyai pengaruh

yang sangat signifikan terhadap perkembangan aspek kemandirian anak.

Namun, berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

kemandirian anak masih rendah. Berikut ini, adalah pencapaian kemandirian anak

yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dapat diketahui hanya 17,03 % Mulai

Berkembang (MB) sebesar 40, 41 % dan Belum Berkembang (BB) sebesar 42,50 %.

Oleh karena itu, anak-anak masih memerlukan pembinaaan yang tepat yang dalam

membentuk potensi kemandiriannya sehingga dapat berkembang secara optimal,

sebagai bekal anak untuk memasuki kehidupan sosial yang lebih luas.

Page 30: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

16

Berdasarkan penemuan masalah-masalah terebut di atas, maka hal inilah yang

mendorong penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi “Manfaat Metode

Bercerita dalam Membentuk Kemandirian Anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung”.

D. Fokus Penelitian

Adapun penelitian ini difokuskan pada pembentukan kemandirian anak di

kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung,

tahun pelajaran 2016/2017 dengan berdasarkan pada pengembangan indikator

menurut teori Diane Trister Dodge, melalui penggunaan metode bercerita. Dimana

dalam tahap pelaksanaanya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut, maka

rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: “Apakah manfaat metode bercerita dalam

membentuk kemandirian anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung?”.

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat metode

bercerita dalam membentuk kemandirian pada anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung.

G. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, antara lain:

1. Lembaga Taman Kanak-Kanak

Page 31: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

17

Sebagai bahan masukan bagi lembaga Taman Kanak-Kanak untuk dapat

meningkatkan berbagai potensi peserta didik, khususnya dalam membentuk

kemandirian pada anak melalui metode bercerita.

2. Guru

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman guru dalam memanfaatkan

metode bercerita sebagai alternatif guru dalam memilih strategi pembelajaran yang

efektif dalam membentuk kemandirian anak.

3. Anak didik

Anak dapat mengembangkan segala potensi kemandirian yang dimilikinya

dengan stimulus yang tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangannya, tanpa

merasa terbebani dengan penggunaan metode pembelajaran yang ada.

Page 32: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Bercerita

1. Pengertian Metode Bercerita

“Metode secara harfiah berarti “cara”, sedangkan dalam pemakaian umum

metode diartikan sebagai alat yang merupakan bagian dari perangkat dan cara dalam

pelaksanaan suatu strategi dalam mengajar.25

Menurut Trianto, “metode adalah cara

yang dipergunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam

kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”.26

Oemar

Hamalik mengemukakan bahwa, “metode adalah cara yang digunakan untuk

menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum”.27

Berdasarkan definisi atau pengertian beberapa metode yang dikemukakan di

atas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara atau strategi yang

dilakukan oleh seorang guru/pendidik untuk menciptakan suatu proses kegiatan

belajar mengajar pada siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Secara umum banyak sekali metode pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar. Namun, tidak semua metode

pembelajaran cocok bagi kegiatan anak usia dini. Secara teknis beberapa metode

pembelajaran yang dapat diterapkan pada anak usia dini yaitu “metode bermain,

25

Moejono Hasibuan, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 3. 26

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011), h. 93. 27

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 26.

Page 33: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

19

metode karyawisata, metode bercakap-cakap, metode bercerita, metode demonstrasi,

metode proyek dan metode pemberian tugas”.28

Salah satu metode pembelajaran yang

dapat diterapkan diantaranya yaitu metode bercerita.

Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk

menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.29

Dalam konsep Islam, cerita

disebut sebagai qashas, yang memiliki makna kisah. Selain itu, qashash juga

diartikan sebagai urusan, berita, perkara, dan keadaan.30

Sementara menurut istilah,

Qashas adalah pemberitaan (kisah) Al-Quran tentang hal ikhwal umat yang telah lalu,

peristiwa yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Jadi, dapat

dipahami bahwa cerita dapat dimaknai sebagai kisah (qashas).31

Metode bercerita merupakan salah satu cara menyampaikan sesuatu dengan

cara bertutur atau memberikan penerangan /penjelasan secara lisan melalui cerita.32

Metode bercerita sangat tepat diberikan bagi anak usia dini. Hal ini akan berguna bagi

anak ketika suatu saat ia menemukan masalah yang hampir mirip dengan isi cerita

yang pernah diberikan guru, sehingga akan memacu nalarnya untuk berfikir mencari

pemecahan dari masalah yang dihadapi. Sehingga banyak sekali makna penting

bercerita bagi anak usia dini.

28

Soegeng Santoso,Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Citra Pendidikan, 2002), h. 72. 29

Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 90 30

Armai Arif, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputra Press, 2002), h. 115. 31

Manna’ Khalil Al-Qur’an, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an (Jakarta: Pustaka Lintera Antar Nusa,

2003), h. 435. 32

Yuliani Nurani Sujiono, dkk, Metode Pengembangan Kognitif (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2011), h. 7.9.

Page 34: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

20

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

bercerita adalah suatu cara yang dipergunakan guru dalam suatu pembelajaran untuk

menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat secara lisan, baik dengan

menggunkan alat peraga maupun tidak dengan tetap mengutamakan keterlibatan anak

terhadap cerita yang akan diberikan.

2. Tehnik Bercerita Bagi Anak Usia Dini

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman bagi anak TK

dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru

harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan

bagi anak. Bila isi cerita itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak, maka mereka

merasa akan mendengarkannya dengan penuh perhatian dan mudah dapat menangkap

isi cerita. Dunia kehidupan anak itu penuh dengan suka cita, maka kegiatan bercerita

harus diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu dan mengasyikan.

Dunia kehidupan anak-anak itu berkaitan dengan lingkungan keluarga,

sekolah dan luar sekolah, maka kegiatan bercerita di TK harus diusahakan menjadi

pengalaman bagi anak yang bersifat unik dan menarik, yang menggetarkan perasaan

anak, dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas. Oleh karena itu,

guru perlu mengetahui beberapa tehnik dalam bercerita, sehingga anak tidak merasa

bosan karena guru selalu menggunakan tehnik yang sama dalam bercerita.

Ada beberapa teknik bercerita yang dapat dipergunakan guru, antara lain:33

h. Membaca langsung dari buku cerita

33

Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 10.4-10.13.

Page 35: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

21

Seorang guru TK sekurang-kurangnya haruslah menguasai tehnik bercerita

dengan membacakan langsung dari buku cerita. Hal itu sangat bagus bila guru

mempunyai puisi atau prosa yang sesuai untuk dibacakan kepada anak TK. Ukuran

kebagusan puisi atau prosa itu terutama ditekankan pada pesan-pesan yang

disampaikan yang dapat ditangkap anak: memahami perbuatan itu salah dan

perbuatan ini benar, atau hal ini bagus dan hal itu jelek, atau kejadian itu lucu,

kejadian itu menarik, dan sebagainya.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan guru sebelum dan ketika akan

menggunakan tehnik bercerita dengan membacakan langsung dari buku cerita:

1. Pilihlah buku-buku yang bergambar menarik denga warna-warna gambar

yang sesuai dan tidak mencolok mata.

2. Pilihlah buku-buku yang bertulisan besar dengan kalimat-kalimat yang tidak

terlalu panjang dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Pilihlah isi cerita yang diangkat dari hal-hal yang istimewa di daerah tempat

tinggal anak.

4. Isi cerita dengan kata-kata yang diulang-ulang pada setiap halaman juga baik

dan menarik.

5. Saat membacakan buku cerita, posisi buku yang dipegang guru haruslah dapat

terlihat oleh seluruh murid.

6. Mulailah mengenalkan pengetahuan tentang buku, yaitu kebiasaan baik dalam

mengenali buku, antara lain:

a. Cara memegang buku dengan benar, tidak terbalik.

b. Membedakan muka dan belakang suatu buku.

Page 36: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

22

c. Cara membalik lembar demi lembar dari halaman suatu buku.

d. Menunjukkan judul, pengarang, ilustrator pada sebuah buku.

e. Menunjukkan pengetahuan membaca dari kiri ke kanan dan dari atas

ke bawah.

f. Memiliki reaksi setelah dibacakan.34

i. Bercerita dengan Menggunakan Ilustrasi Gambar dari Buku

Bila cerita yang disampaikan pada anak TK terlalu panjang dan terinci dengan

menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian anak, maka

teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik. Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi

gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih besar dibandingkan bila anak

mendengarkan cerita dari buku bergambar. Untuk menjadi seorang yang dapat

bercerita dengan baik guru TK memerlukan persiapan dan latihan.

Penggunaan ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas

pesan-pesan yang dituturkan, juga untuk mengikat perhatian anak pada jalannya

cerita. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam memilih ilustrasi gambar adalah

ilustrasi gambar hendaknya cukup besar, sehingga mudah dilihat anak, berwarna

serta menggambarkan jalan cerita yang akan disampaikan.

j. Menceritakan Dongeng

Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling lama. mendongeng

merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi yang

berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

34

Montolalu, dkk, Bermain dan Permainan anak (Jakarta: Universitas Terbuka, 2012), h.

10.5.

Page 37: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

23

kebajikan kepada anak. Oleh karena itu, seni dongeng perlu dipertahankan dari

kehidupan anak.

Menceritakan dongeng kepada anak dapat membantu anak mengenal budaya

leluhurnya sekaligus menyampaikan pesan-pesan yang terdapat didalamnya.Dongeng

yang berasal dari tanah air, disamping memiliki nilai-nilai luhur yang akan diwarisi

anak, juga dapat memberi kesempatan pada anak untuk mengenal dan mencintai

bangsanya sendiri.

k. Bercerita dengan Menggunakan Papan Flanel

Bercerita menggunakan papan flanel hampir serupa dengan tehnik bercerita

menggunakan ilustrasi gambar dari buku. Perbedaan yang paling prinsip dari tehnik

ini adalah pada penggunaan papan flanel.

Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan guru untuk melaksanakan kegiatan

bercerita menggunakan papan flanel, antara lain: guru dapat membuat papan flanel

dengan melapisi seluas papan dengan kain flanel yang berwarna netral, misalnya

warna abu-abu, gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan dalam ceritanya

digunting polanya pada kertas yang dibelakangnya dilapis dengan kertas gosok

(amplas) yang paling halus untuk menempelkan pada papan flanel supaya dapat

melekat. Gambar foto-foto itu dapat dibeli di pasaran, atau dikreasi sendiri oleh guru,

sesuai dengan tema dan pesan-pesan yang ingn disampaikan melalui bercerita.

Setelah peralatan dipersipakan, guru perlu memperhatikan tehnik bercerita

menggunakan papan flanel, yaitu sebagai berikut:

1. Letakkan papan flanel di tempat yang agak tinggi dan berada tepat di

hadapan anak.

Page 38: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

24

2. Tempelkan gambar-gambar atau foto-foto pada papan flanel satu persatu

sesuai dengan alur cerita.

3. Apabila tokoh cerita sudah tidak diperlukan lagi untuk bagian-bagian

tertentu dari alur cerita, bisa saja dilepaskan dari papan flanel.

4. Pada waktu-waktu berikutnya dari kegiatan ini, anak dapat dilibatkan

untuk menempelkan sendiri gambar atau foto yang alur ceritanya dapat

dikarang bersama-sama di kelas.35

l. Bercerita dengan Menggunakan Media Boneka

Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan tergantung pada usia

dan pengalaman anak. Biasanya boneka itu terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan

anak perempuan, nenek kakek dan bisa ditambahkan anggota keluarga yang lain.

Boneka yang dibuat itu masing-masing menunjukkan perwatakan pemegang peran

tertentu. Misalnya, ayah yang penyabar, ibu yang cerewet, anak laki-laki yang

pemberani, anak perempuan yang dimanja, dan sebagainya.

Guru dapat mempersiapkan sendiri berbagai media boneka. Dapat berasal dari

bahan/kain/kaos kaki dan tangan untuk boneka tangan serta dapat terbuat dari karton

untuk boneka jari. Selain itu, tehnik bercerita dengan menggunakan boneka dapat

dikombinasikan dengan menggunakan panggung, kemudian dikenal dengan metode

sandiwara boneka. Penggunaan panggung yang berupa papan penyekat dilengakpi

dengan penutup/layar dapat mengundang antusiasme anak sebagai penontonnya.

Posisi guru yang bercerita berada di belakang papan penyekat. Saat hendak

menampilkan tokoh cerita, guru mengeluarkan beberapa boneka-boneka melalui

35

Ibid, h. 10.9.

Page 39: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

25

celah layar. Kegiatan bercerita melalui media boneka dengan panggungnya akan

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak.

Menurut Jenkins, penggunaan panggung boneka dapat membantu anak,

untuk:

a. Mengembangkan daya kreasi dan imajinasinya.

b. Berkonsentrasi.

c. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi.

d. Belajar bekerja sama.

e. Mengurangi kecemasan diri.

f. Memperoleh pengetahuan.

g. Mengenalkan tentang alur kehidupan.

h. Sadar akan perilakunya.36

Selain menggunakan panggung boneka, guru dapat juga bercerita

menggunakan boneka jari, karena boneka jari merupakan salah satu alat edukatif

yang dapat membantu mengembangkan berbagai aspek perkembangana anak.

Adapun kegiatan bercerita dengan boneka jari dapat berfungsi untuk:

1. Melatih keterampilan jari jemari.

2. Melatih daya fantasi anak.

3. Mengembangkan nilai-nilai kehidupan anak.

4. Mempertinggi kehidupan anak.

5. Mengembangkan kemampuan berbahasa anak.37

36

Ibid, h. 10.12.

Page 40: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

26

Sedangkan langkah-langkah bercerita menggunakan boneka jari, antara lain:

1. Sebagai pendahuluan, guru dapat menyebutkan judul cerita.

2. Guru memasang sejumlah boneka jari pada sejumlah jarinya.

3. Guru memberikan kesempatan pada anak unutk mengikuti jalan cerita dengan

menggunakan dialog maupun komentar.

4. Guru menggerakan boneka jari dengan jalan menggerakkan jari ketika tokoh

cerita sedang berdialog.

5. Guru menjawab pertanyaan dan menanggapi komentar anak agar lebih

menghayati isi cerita.

6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali

cerita menggunakan boneka jari dengan bahasanya sendiri secara individual.

7. Guru memupuk keberanian anak untuk menceritkan kembali cerita yang telah

di dengar dan dilihatnya.

8. Guru melakukan pengamatan terhadap penampilan anak.38

Semakin banyaknya variasi tehnik bercerita menggunakan boneka, akan

semakin menambah berbagai kemampuan anak dalam mengembangkan aspek-aspek

perkembangan yang harus dijalani anak sesuai dengan tahap perkembangannnya.

Melalui bercerita menggunakan boneka dengan berbagai tehnik, akan membuat anak

merasa senang dengan pembelajaran yang akan disampaikan guru, sehingga anak

merasa tidak dipaksa dan mereka tidak merasa bosan.

37

Novan Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Gava Media,

2014), h. 116. 38

Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Format PAUD( Konsep, Karakteristik dan Implementasi

Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), h. 157.

Page 41: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

27

m. Dramatisasi Suatu Cerita

Guru dalam bercerita memainkan perwatakan tokoh-tokoh dalam suatu cerita

yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat universal. Cerita anak-

anak yang disukai: timun emas, si Kancil mencuri ketimun, dan sebagainya.

n. Bercerita Sambil Memainkan Jari-Jari Tangan

Media lain yang lebih sederhana yang dapat digunakan guru dalam bercerita

adalah menggunakan jari-jari tangan. Tehnik ini tidak kalah menariknya dengan

tehnik bercerita lainnya. Dengan improvisasi yang baik, seorang guru yang piawai

akan menikmati tehnik sederhana ini, asalkan diikuti kreativitas yang tinggi dalam

menggali ide cerita sehingga anak tertarik untuk mendengarnya.

Hal-hal yang menjadi ide cerita pada tehnik bercerita sambil memainkan jari-

jari tangan, antara lain adalah cerita tentang jumlah jari tangan, nama dari masing-

masing jari, guna jari tangan dan lain-lain. Contohnya menurut Hildebrand adalah

sebagai berikut: Sepuluh jari tangan seperti merentangkan jari-jari kedua tangan,

menunjuk diri sendiri, mengepalkan tangan, merentangkan jari, menepuk jari,

menyembunyikan jari kebelakang, mengangkat jari tangan, menurunkan jari tangan,

menyilang jari tangan, membentuk bulatan ibu jari dan telunjuk, serta membentuk

bulatan dengan kedua lengan tangan.39

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru dapat

menggunkan berbagai tehnik dalam bercerita, yaitu: membaca langsung dari buku

cerita, bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku, menceritakan

dongeng, bercerita dengan menggunakan papan flanel, bercerita dengan

39

Montolalu dkk, Op Cit, h. 10.13.

Page 42: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

28

menggunakan media boneka, dramatisasi suatu cerita dan bercerita sambil

memainkan jari-jari tangan. Apabila guru menggunakan tehnik bercerita yang

bervariasi akan semakin menambah antusiasme anak untuk mendengarkan cerita yang

disampaikan guru dan hal ini juga semakin memudahkan guru untuk menyampaikan

ataupun menanamkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita.

3. Langkah-langkah Bercerita bagi Anak Usia Dini

Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi

perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan

kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa

langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis.

Metode pembelajaran melalui bercerita terdiri dari 5 langkah perencanaan

kegiatan bercerita, yaitu:

Langkah-langkah perencanaan kegiatan bercerita dimaksud adalah:

a. Menetapkan tujuan dan tema cerita.

Tujuan utama penggunaan metode bercerita adalah memberi pengalaman

belajar melalui bercerita untuk menyampaikan tujuan pengajaran, yaitu memberikan

informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral atau agama. Maka dalam

menetapkan tujuan pengajaran harus dikaitkan dengan tema yang dipilih. Tema

tersebut harus ada kedekatan hubungan antara anak di keluarga, sekolah atau pun di

luar sekolah.

b. Menetapkan rancangan bentuk bercerita yang dipilih

Page 43: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

29

Adapun bentuk-bentuk cerita yang dapat dipilih, misalnya: bercerita dengan

membaca langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan

papan flannel, menceritakan dongeng dan sebagainya.

c. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai

dengan bentuk bercerita yang dipilih.

Bahan dan alat yang diperlukan dalam bercerita dapat disesuaikan dengan

bentuk cerita yang akan dipilih. Misalnya: guru akan bercerita menggunakan buku

cerita, maka guru dapat menyiapkan buku cerita.

d. Menetapkan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:

1. Menyampaikan tujuan dan tema cerita

Langkah ini dilakukan guru pada awal kegiatan bercerita. Hal ini dilakukan

sebagai sarana untuk menggali pengetahuan yang telah dimiliki anak

sebelumnya dan menghubungkan dengan hasil belajar yang akan diperoleh

melalui bercerita.

2. Mengatur tempat duduk

Pengaturan tempat duduk merupakan hal penting yang harus dilakukan

karena pengaturan tempat duduk yang tepat, akan membuat anak merasa

nyaman mengikuti kegiatan bercerita. Untuk kepentingan ini, guru dapat

mengajak anak untuk duduk di atas tikar atau karpet dalam formasi

setengah lingkaran, sehingga interaksi dapat berjalan dengan baik.

3. Melaksanaan kegiatan pembukaan

Page 44: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

30

Pada kegiatan pembukaan ini , guru dapat menggali pengalaman yang telah

dimiliki anak sebelumnya dan menghubungkan dengan pengalaman-

pengalaman baru yang akan didapatkan melalui kegiatan bercerita.

4. Mengembangkan cerita

Pada tahap pengembangan cerita, guru dapat menambahkan informasi lain

yang berkenaan dengan tema cerita. Guru dapat menyajikan fakta-fakta

disekitar kehidupan anak berkaitan dengan tema cerita.

5. Menetapkan teknik bertutur

Guru dapat menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat

menggetarkan perasaan anak, sehingga cerita yang disampaikan dapat tepat

sasaran.

6. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.

Langkah ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan bercerita, dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita dan

dapat memberikan solusi terhadap permaslaahan yang ada dalam cerita.40

e. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita

Kualitas keberhasilan menggunakan metode bercerita banyak dipengaruhi

oleh perencanaan pelaksanaan kegiatan bercerita yang telah ditetapkan. Dalam

rancangan kegiatan bercerita telah ditetapkan tujuan bercerita. Sesuai dengan tujuan

dan tema bercerita yang dipilih, maka dapat dirancang penilaiam kegiatan bercerita

40

Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

h. . 179-180.

Page 45: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

31

dengan menggunakan tehnik bertanya pada akhir kegiatan bercerita yang memberi

petunjuk seberapa besar perhatian dan tanggapan anak terhadap isi cerita.41

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tujuan yang ingin dicapai melalui

kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam

melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk

cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan

alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk

cerita yang dipilih sebelumnya. Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut

mendapat perhatian karena pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan

dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita.

4. Tujuan Kegiatan Bercerita Bagi Anak Usia Dini

Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk

memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang

disampaikan lebih baik.

Secara umum kegiatan bercerita memiliki tujuan sebagai berikut:

1 Melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan

bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasiatau nilai-nilai itu dihayati anak

dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2 Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan kemampuan untuk

mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

menanamkan nilai-nilai sosial, moral, dan keagamaan, pemberian informasi

tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Lingkungan fisik itu meliputi

41

Masitoh, Op Cit, h. 10.19- 10.21.

Page 46: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

32

segala sesuatu yang ada di sekitar anak yang non-manusia. Dalam kaitan

lingkungan fisik melalui bercerita anak memperoleh informasi tentang binatang,

peristiwa yang terjadi dari lingkungan anak, bermacam makanan, pakaian,

perumahan, tanaman yang terdapat di halaman rumah, sekolah, kejadian di rumah

dan di jalan. Sedangkan informasi tentang lingkungan sosial meliputi: orang yang

ada dalam keluarga, di sekolah, dan di masyarakat. Dalam masyarakat tiap orang

itu memiliki pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari yangmemberikan

pelayanan jasa kepada orang lain atau menghasilkan sesuatu untuk memenuhi

kebutuhan orang lain.42

Selain itu,tujuan penting yang dapat diambil dari metode bercerita bagi

perkembangan anak usia dini, antara lain melalui cerita kita dapat:

1. Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya

2. Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial

3. Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan

4. Menanamkan etos kerja, etos waktu, etos alam

5. Membantu mengembangkan fantasi anak

6. Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak

7. Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak.43

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan bercerita

bagi anak usia dini memiliki tujuan yang sangat mulia bagi perkembangan anak.

Diantarnya: menyampaikan pesan-pesan maupun nilai-nilai kehidupan bagi anak,

baik nilai-nilai sosial, agama, budaya dan moral yang akan ditemui dan diterapkan

42

Ibid, h. 10.8. 43

Isjoni, Op Cit, h. 90

Page 47: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

33

anak dalam kehidupan sehari-hari anak serta pengenalan lingkungan yang ada

disekitar anak.

B. Kemandirian Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemandirian

Kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung kepada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya”.44

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, mandiri diartikan sebagai keadaan yang dapat menjadikan individu berdiri

sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian sendiri merupakan hal atau

keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.45

Yuliani Sujiono

mengatakan bahwa kemandirian adalah suatu upaya yang dilakukan dan dimaksudkan

untuk melatih anak dalam memecahkan masalahya. Mandiri adalah sikap dan

perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-

tugasnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diismpulkan bahwa kemandirian

adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung

individual (mandiri), tanpa bantuan dan pertolongan dari orang lain. Kemandirian

identik dengan kedewasaan, berbuat sesuatu tidak harus ditentukan atau diarahkan

sepenuhnya oleh orang lain. Kemandirian anak sangat diperlukan dalam rangka

membekali mereka untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Dengan

kemandirian ini seorang anak akan mampu untuk menentukan pilihan yang ia anggap

44

Muhammad Fadillah & Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

(Yogyakarta: AR-RUZZ Media), h. 195. 45

Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka,

2003), h. 360.

Page 48: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

34

benar, selain itu ia berani memutuskan pilihannya dan bertanggung jawab atas resiko

dan konsekwensi yang diakibatkan dari pilihannya tersebut.

2. 2. Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia Dini 3.

Ciri-ciri kemandirian anak usia dini dapat diukur dengan indikator - indikator

yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Di mana indikator tersebut merupakan

pedoman dalam melihat dan mengevaluasi perkembangan dan pertumbuhan anak

dalam membentuk kemandirian anak.

Adapun ciri-ciri kemandirian anak usia dini, antara lain:

1. Memiliki kepercayaan diri sendiri

2. Memiliki motivasi interinsik yang tinggi

3. Mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri

4. Kreatif dan inovatif

5. Bertanggung jawab menerima konsekuensi yang menyertai pilihannya

6. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

7. Tidak bergantung pada orang lain.46

Menurut Martinis Yamin ada tujuh indikator pencapaian kemandirian anak,

yaitu:

g. Kemampuan fisik

h. Percaya diri

i. Bertanggung jawab

j. Disiplin

46

Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini (Yogyakarta: AR RUZZ Media, 2013),

h. 33.

Page 49: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

35

k. Pandai bergaul

l. Saling berbagi

m. Mengendalikan emosi.47

Anak yang mandiri adalah anak yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi

yang tinggi. Sehingga dalam setiap tingkah lakunya tidak banyak menggantungkan

diri pada orang lain, biasanya pada orang tuanya. Anak yang kurang mandiri selalu

ingin ditemani atau ditunggui oleh orang tuanya, baik pada saat sekolah maupun pada

saat bermain. Kemana-mana harus ditemani orang tua atau saudaranya. Berbeda

dengan anak yang memiliki kemandirian, ia berani memutuskan pilihannya sendiri,

tingkat kepercayaan dirinya lebih nampak, dan mudah menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan teman bermain maupun orang asing yang baru dikenalnya.

Apabila anak sudah memiliki karakter mandiri, maka nantinya akan menjadikan

anak usia dini siap bersekolah. Krikteria anak mandiri yang sudah siap bersekolah,

antara lain:

1. Dapat ditinggal orang tua atau pengasuh selama 2-3 jam

2. Dapat ke toilet sendiri

3. Menyenangi dirinya sendiri

4. Mengatakan ingin pergi kesekolah

5. Tidak takut peergi ke sekolah

6. Mengerti tentang barang miliknya

7. Mengerti jenis kelaminnya sendiri

47

Martinis Yamin & Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Jakarta: Referensi (Gaung

Persada Press Group), 2013), h. 77.

Page 50: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

36

8. Dapat memakai baju sendiri

9. Dapat menggosok gigi sendiri

10. Tahu nama orangtuanya

11. Mengerti rambu lalau lintas

12. Dapat membawa piring

13. Dapat mengendalikan diri

14. Mau bermain dengan teman-temannya

15. Berbicara dengan mudah dan jelas

16. Dapat melakukann tugas sederhana

17. Dapat melakukan tugas sndiri

18. Mau mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari

19. Mengerti tentang kepemilikan

20. Dapat berbagi dengan teman.48

Anak yang mandiri itu adalah anak yang mempunyai kepercayaan diri dan

motivasi instrinsik yang tinggi yang merupakan merupakan kunci utama bagi

kemandirian anak. Dengan kepercayaan dirinya, anak berani tampil dan berekspresi

di depan orang banyak atau di depan umum. Penampilannya tidak terlihat malu-malu,

kaku, atau canggung,tapi ia mampu beraksi dengan wajar dan bahkan mengesankan.

Sementara, motivasi instrinsik, atau motivasi bawaan, dapat membawa anak untuk

berkembang lebih cepat, terutama perkembangan otak atau kognitifnya. Anak yang

memiliki motivasi tinggi ini dapat terlihat dari perilakunya yang aktif, kreatif, dan

48

Mustamir Pedak & Handoko Sudrajat, Saatnya Bersekolah (Yogyakarta: Buku Biru, 2009),

h. 114.

Page 51: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

37

memiliki sifat ingin tahu (curiositas) yang tinggi. Anak tersebut biasanya selalu

banyak bertanya dan serba ingin tahu, selalu mencobanya, mempraktekkannya, dan

mencoba-coba sesuatu yang baru.

Anak mandiri itu adalah anak yang mampu menggabungkan motivasi dan

kognitifnya sekaligus, sehinggga dapat dikatakan bahwa menjadi anak yang mandiri

tergantung pada kepercayaan terhadap diri sendiri dan motivasinya. Pada aspek

motivasi, anak yang mandiri, biasanya ditandai dengan kemauannya yang keras, tidak

cepat putus asa, bahkan tidak cepat bosan sebelum ia mampu mengetahui dan

mencapai sesuatu yang dicarinya. Sementara pada aspek kognitif, anak telah memiliki

banyak pengetahuan dan perbendaharaan kata atau kalimat yang diutarakannya.

Dengan segenap pengetahuan dan perbendaharaan kata tersebut, maka akan

memuculkan sikap mandiri dan keberanian yang tinggi, baik dalam sikap dan

perbuatannya, maupun dalam menetapkan keputusan yang diambilnya.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Usia Dini

Kemandirian merupakan slaah satu karakter kepribadian manusia yang tidak

dapat berdiri sendiri. Kemandirian terkait dengan aspek kepribadian yang lain , yaitu

percaya diri dan berani yang harus dilatih sejak dini agar tidak menghambat tugas-

tugas perkembangan selanjutnnya. Pada usia dua sampai tiga tahun, tugas utama

perkembangana anak adalah untuk mengembangkan kemandirian. Kemandirian yang

tidak terpenuhi pada usia dua sampai tiga tahun, akan menimbulkan terhambatnya

perkembangan kemandirian yang maksimal.

Kemandirian bukanlah keterampilan yang tiba-tiba muncul, melainkan perlu

diajarkan kepada anak. Tanpa diajarkana nak tidaka kan tahu bagaimana cara

Page 52: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

38

membantu dirinya sendiri. Kemampuan membantu dirinya sendiri itulah ersensi dari

karakter amndiri anakl. Sehubungan dengan hal tersebut, setidaknya ada 2 faktor yang

berpengaruh dalam mendorong timbulnyan kemandirian anak usia dini.

Berikut inin adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam mendorong

timbulnyan kemandirian anak usia dini:

a. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi

psikologis.

1. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis yang berpengaruh anataralain: keadaan tubuh, kesehatan

jasmani dan jenis kelamin. Pada umumnya anak yang sakit lebuh cenderung

tergantungdaripada anak yang tidak sakit. Sedangkan anak poerempuan

biasanya memliki dorongan untuk melepas kan diri dari ketergantungan oran

lain, dengan statusnya sebagai anak perempuan harus memiliki sikap positif.

2. Kondisi Psikologis

Meskipun kecerdasan atau kemmapuan logika anak dapat diubah atau

dikembangkan mellaui lingkungan, sebagian ahli berpendapat bahwa faktior

bawaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan dalam

mengembangkan kecerdasan anak. Terlepas dari pendapat tersebut, para pakar

pendidikan sepakat bahwa kecerdasan atau kemmapuan kognitif anak sangat

berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak. Hal ini disebabkan

kemmapuan bertindak dan mengambil keputusan oleh seorang anak hanya

Page 53: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

39

mungkin dimiliki oleh anak yang mampu berfikir dengans eksama terhadap

tindakannya.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal dalam membentuk kemandirian anak, antara lain meliputi:

a. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk

kemandirian anak.Lingkungan yang baik dapat menjadikan cepat

tercapainya pembentukan kemandirian anak. Dengan pemberian stimulasi

yang terarah dan teratur, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah

sangat berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, sehingga

anak akan lebih cepat mandiri dibandingkan anak yang kurang mendapat

stimulasi.

b. Rasa cinta dan kasih sayang

Rasa cintadan kasih sayang orang tua di rumah maupun guru di sekolah

dapat berpengaruh terhadap pembentukan kemandiran anak. Bila ada rasa

cinta dan kasih sayang yang berklebihan akan membuat anak kurang

mandiri. Hal ini dapat diatasi jika interaksi antara orang tua maupun guru

dengan anak dapat berjalan lancar dab baik.

c. Pola asuh dala keluarga

Pembentukan kemandiriana nak tidak terlepas dari pola asuh orang tua

dan pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.Ketika anak

Page 54: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

40

terbiasa disejak kecil dilatih mandiri,maka ketika harus keluarv dari

asuhan oarng tuanya untuk hidup mandiri, maka ia tidak merasa takut lagi.

Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam mebentuk karakter

mandiri anak. Toleransi yang berlebihan dan pemeliharanan dari orang

tua yang terlalu keras dapat mengahmbat pembentukan kemandirian anak.

d. Pengalama dalam kehidupan

Pengalamn dalam kehidupanm meliputi pengalaman di lingkungan

sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap

pembentukan kemandirian anak, baik melalui hubungan dengan teman

maupun guru. Melalui interaksi dengan teman sebaya, akan sangat

membantu anak ketika mereka mulai memisahkan diri dengan orang

tuanya. Maka pada saat itu anaka telah memulai perjuangan memperoleh

kebebasan, sehingga melalaui hubungan dengan teman sebayanya anak

belajar berfikir mandiri. 49

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan

kemandirian anak sangat dipengaruhi dari berbagai faktor, yang dimulai dari diri

pribadi anak (faktor internal) yang meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi psikologis

anak. Selain itu faktor ekternal juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan

kemandirian anak, yang meliputi: lingkungan (keluaraga, sekolah,teman sebaya

maupun masyarakat), rasa cinta dan kasih sayang, pola asuh dalam keluarga dan

pengalaman dalam kehidupan.

4. Strategi Pembelajaran Dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia Dini

49

Novan Ardy Wiyani, Op Cit, h. 37-40.

Page 55: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

41

Anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun, masa

perkembangan tahap ini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan

hidup manusia, masa ini seringkali disebut dengan masa keemasan atau “The Golden

Age” karena terjadi perkembangan yang sangat pesat. Anak yang dapat

menyelesaikan tugas perkembangannya di masa ini akan mudah dalam menuntaskan

tugas perkembangan selanjutnya begitupun sebaliknya kemandirian sebagai salah

satu tugas perkembangan anak jika tidak ditangai sejak dini maka akan berpengaruh

pada perkembangan dimasa yang akan datang khususnya pada aspek kemandirian.

Anak yang masih berperilaku dependen dimasa depan akan memiliki kecenderungan

tidak mandiri.

Ada asumsi bahwa kemandirian sebagai aspek psikologis itu berkembang

tidak dalan kevakuman atau diturunkan dari orang tuanya. Oleh karen itu, diperlukan

strategi yang tepat bagi pengembangan pembentukan kemandirian anak. Guru dapat

melakukan intervensi-intervensi positif sebagai ikhtiar pembentukan kemandirian

anak usia dini.

Adapun strategi pembelajaran dalam membentuk kemandirian anak usia dini,

antara lain:

a. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Saling menghargai antar peserta didik

2. Keterlibatan dalam memecahkan masalah peserta didik

b. Penciptaan keterbukaan.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

Page 56: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

42

1. Toleransi terhadap perbedaan pendapat.

2. Memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi peserta didik.

3. Keterbukaan terhadap minat peserta didik

4. Mengembangkan komitmen terhadap tugas peserta didik.

5. Kehadiran dan keakraban hubungan dengan peserta didik.

c. Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Mendorong rasa ingin tau peserta didik.

2. Adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan.

3. Adanya aturan, tetapi cenderung tidak cenderung mengancam bila ditaati.

d. Penerimaan positif tanpa syarat.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Menerima apapun kelebihan maupun kekurangan yang ada pada diri peserta

didik.

2. Tidak membeda-bedakan peserta didik satu dengan yang lainnya.

3. Menghargai ekspresi potensi peserta didik dalam bentuk kegiatan produktif,

apapun, meskipun sebenarnya hasilnya kurang memuaskan.

e. Empati terhadap peserta didik.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Memahami dan menghayati pikiran dan perasaaan peserta didik.

2. Melihat berbagai persoalan peserta didik dengan menggunakan perpektif atau

sudut pandang peserta didik.

Page 57: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

43

3. Tidak mudah mencela karya peserta didik betapapun kurang bagusnya karya

itu.

f. Penciptaan kehangatan hubungan dengan peserta didik.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Interaksi secara akrab tetapi saling menghargai.

2. Menambah frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin terhadap peserta

didik.

3. Membangun suasana humor dan komunikasi ringan dengan peserta didik.50

Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa kemandirian pada anak usia dini

sangatlah penting di terapkan pada anak usia prasekolah. Tanggung jawab dari

kemandirian ini adalah sesuatu yang tidak dapat muncul dengan tiba-tiba tetapi perlu

diajarkan. Tanpa diajarkan anak-anak tentunya tidak tahu bagaimana harus membantu

dirinya sendiri, namun tentu saja bantuan yang kita berikan tidak berlebihan, karena

nantinya anak akan terus tergantung pada orang lain. Anak usia prasekolah

sebenarnya sudah dapat melakukan kebutuhan dirinya secara mandiri. Maka disinilah

peran guru perlu ditingkatkan dalam membimbing pembentukkan kemandirian anak

melalui startegi yang mendukung terbentuknya kemandirian anak.

C. Manfaat metode bercerita dalam membentuk kemandirian anak usia dini

Secara fitrahnya, seorang bayi sudah memiliki naluri berkembang untuk

mandiri, misalnya: bayi secara otomatis akan belajar untuk tengkurap, merayap

50

Dirman & Cicih Juarsih, Karakteristik Peserta Didik (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 84-

86

Page 58: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

44

merangkak sendiri.51

Seiring bertambahnya usia anak, maka semakin berkembang

pula kemandirian anak. Namun, terkadang orang tua kurang mendukung memberi

kesempatan untuk proses kemandirian anak. Memberi pertolongan yang berlebihan

dengan alasan sayang dapat membatasi anak untuk mengembangkan dirinya sehingga

anak akan tumbuh sebagai manusia yang senantiasa bergantung.52

Guru merupakan orang kedua yang paling bertanggung jawab terhadap anak

didik setelah orang tua”.53

Guru sebagai orang dewasa dapat membantu anak

mengembangkan potensinya untuk menjadi individu yang mandiri. Namun, tentunya

guru harus mengerti tentang metode pembelajaran yang akan digunakan dalam

mengembangkan potensi anak untuk menjadi individu yang mandiri. Pemahaman

tentang metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting. Metode pembelajaran

harus mengandung penjelasan tentang prosedur dan teknik yang digunakan selama

proses pembelajaran berlangsung. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.54

Seperti halnya dalam pengembangan potensi kemandirian anak. Guru supaya

dapat menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu anak belajar

mandiri. Belajar mandiri adalah memandang anak sebagai para menajer dan pemilik

tanggung jawab dari proses pembelajaran mereka sendiri.55

Pembentukan

kemandirian anak perlu dilakukan sejak dini, dengan tujuan ketika anak sudah

51

Ida S Widayanti, Mendidik Karakter dengan Karakter (Jakarta: PT Arga Tilanta, 2012), h.

87. 52

Ibid, h.89 53

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Rosda Karya, 2002)

h. 74.

54 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 26.

55 Muhammad Fadillah , Op Cit, h.119.

Page 59: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

45

dewasa kelak, anak dapat melakukan aktivitas dengan mandiri tanpa bergantung

dengan orang lain.

Kemandirian merupakan salah satu karakter dasar yang harus dibentuk pada

saat usia dini. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperkenalkan nilai-

nilai karakter pada anak, salah satunya karakter mendiri, antara lain: metode

keteladanan, metode pembiasaan, metode bercerita, metode karyawisata.56

Metode

bercerita itu adalah sesuatu cara guru untuk menyampaikan nilai-nilai yang ada di

masyarakat dengan menggunakan alat media, guru dapat menarik perhatian anak agar

warisan budaya kita bisa berkembang dari anak satu ke anak yang lain.57

Melalui

refleksi dari apa yang dilakukan anak merupakan salah satu cara untuk memandirikan

anak melalui cerita dan belajar dari pengalaman.58

Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak usia dini mempunyai

beberapa manfaat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini. Berikut

ini adalah manfaat metode bercerita menurut pendapat beberapa ahli, diantaranya:

a. Manfaat metode bercerita menurut Moeslichatoen, adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

Bagi anak usia mendengarkan cerita yang menarik yang dekat dengan

lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Anak akan merasa betah

berlama-lama mendengarkan cerita terutama apabila guru menyajikan cerita yang

menarik dan menggunakan alat peraga yang menarik pula.

56

Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Op Cit, h. 166. 57

Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 90. 58

Martinis Yamin & Jamilah Sabri Sanan, Op Cit, h. 87.

Page 60: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

46

2. Kegiatan bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan serta

sejumlah pengetahuan sosial

Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan

kemandirian, kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap

positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah.

5. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.

Melalui mendengarkan anak memperoleh bermacam informasi tentang

pengetahuan, nilai, dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari, karena anak-anak usia dini tidak hanya mengandalkan pembelajaran secara

visual saja, tetapi melibatkan pembelajaran menggunakan audio.

6. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor masing-

masing anak.

Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita

memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun

psikomotor masing-masing anak. Dengan bercerita akan meningkatkan daya fantasi

anak, gerakan fisik anak ketika mereka menirukan gerakan yang ada dalam cerita.

7. Bila anak terlatih untuk mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk

menjadi pendengar yang kreatif dan kritis.

Pendengar yang kreatif mampu melakukan pemikiran-pemikiran baru

berdasarkan apa yang didengarkannya. Peendengar yang kritis mampu menemukan

ketidaksesuaian antara apa yang didengar itu salah, maka ia berani menyatakan

adanya kesalahan tersebut.

Page 61: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

47

8. Kegiatan bercerita itu memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik,

serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan menimbulkan

keasikan tersendiri,

Maka kegiatan bercerita memungkinkan pengembangan dimensi perasaan

anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam kegiatan bercerita akan menjadikan

perasaan anak larut dalam kehidupan imajinatif dalam cerita itu.

9. Metode bercerita memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak

Metode bercerita dipergunakan guru untuk memberikan informasi tentang

kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam

pekerjaan.

10. Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran

Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran

yang mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan

anak kepada masyarakat.59

b. Manfaat metode bercerita menurut Hibana dalam Kusniadi, yaitu:

1. Mengembangkan fantasi, empati dan berbagai jenis perasaan lainnya

Cerita anak memiliki ruang imajinasi yang lebih luas daripada cerita untuk

usia remaja dan dewasa. Berbagai adegan terasa menegangkan, berbagai karakter

dapat saja muncul, berbagai keajaiban pun bisa datang. Saat cerita dibacakan,

imajinasi anak akan berjalan sesuai dengan jalan cerita. Imajinasi dalam cerita inilah

yang dapat memancing imajinasi dan kreativitas anak. Saat guru membacakan cerita,

anak-anak mengalami proses berpikir dari apa yang didengarnya. Perlahan-lahan dia

59

Masitoh dkk, Op Cit, h. 10.7.

Page 62: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

48

mulai membayangkan bentuk, warna, dan suasana yang ada dalam cerita. Bantulah

anak-anak untuk meningkatkan daya imajinasinya, di antaranya dengan detil cerita

yang diberikan.

2. Menumbuhkan minat baca

Menumbuhkan minat membaca pada anak seharusnya ditanamkan mulai usia

dini. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan membaca pada usia dini

adalah kesediaan orang tua maupun pendidik untuk menyediakan serta menciptakan

suasana yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran bagi perkembangan kemampuan

membaca melalui penyediaan berbagai bacaan, termasuk dengan bercerita.

3. Membangun kedekatan dan keharmonisan

Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada

umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia. Cerita-cerita yang

pernah didengar dimasa kecil masih bisa diingat secara utuh selama berpuluh-puluh

tahun kemudian. Selain itu, melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil

hikmah tanpa merasa digurui. Sehingga dengan demikian anak akan merasa lebih

senang dekat dengan guru, karena mereka tidak merasa dipaksa untuk mengikuti

nasehat-nasehat dari guru.

4. Media pembelajaran.

Media pembelajaran dalam pengertian yang luas adalah semua benda, tindakan atau

keadaan yang sengaja diusahakan\diadakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

Taman Kanak-kanak dalam rangka dan tujuan tertentu. Metode bercerita dengan

menggunakan alat peraga dengan bervariasi dapat manjadikanya sebagai media

Page 63: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

49

pembelajaran yang disukai anak-anak, tentunya harus didukung dengan tehnik

penyampaian cerita yang menarik juga.60

c. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak

Cerita sangat efektif untuk mempengaruhi cara berfikir dan cara berperilaku

anak karena mereka senang mendengarkan cerita walaupun dibacakan secara

berulang-ulang. Pengulangan imajinasi anak, dan nilai kedekatan guru dan orang tua

membuat cerita menjadi efektif untuk mempengaruhi cara berfikir mereka.

Cerita mendorong perkembangan moral anak karena beberapa hal, yaitu

sebagai berikut :

1. Menghadapkan siswa kepada situasi yang sedapat mungkin mirip dengan

yang dihadapi siswa dalam kehidupan.

2. Cerita dapat memancing siswa menganalisis situasi, dengan melihat bukan

hanya yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat didalamnya, untuk

menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan,

kebutuhan dan kepentingan orang lain.

3. Cerita mendorong siswa untuk menelaah perasaan sendiri sebelum ia

mendengar respon orang lain untuk dibandingkan.

4. Cerita mengembangkan rasa konsiderasi yaitu pemahaman dan penghayatan

atas apa yang diucapkan/dirasakan tokoh hingga akhirnya anak memiliki

konsiderasi terhadap tokoh lain dalam alam nyata

d. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

60

http://www.dosenpendidikan.com/bercerita-10-pengertian-menurut-para-ahli-jenis-manfaat-tujuan. Tanggal 20 Januari 2017

Page 64: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

50

Anak-anak membutuhkan penyaluran imajinasi dan fantasi tentang berbagai

hal yang selalu muncul dalam pikiirannya. Masa usia pra sekolah merupakan masa-

masa aktif anak berimajinasi. Tak jarang anak “mengarang” suatu cerita sehingga

oleh sebagian orang tua dianggap sebagai kebohongan. Hal ini menunjukkan bahwa

sebenarnya, imajinasi anak-anak sedang membutuhkan penyaluran. Salah satu tempat

yang tepat adalah cerita.

Anak membutuhkan dongeng atau cerita karena beberapa hal :

1. Anak membangun gambaran-gambaran mental pada saat guru

memperdengarkan kata-kata yang melukiskan kejadian.

2. Anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar belakang

pengetahun dan pengalaman masing-masing.

3. Anak memperoleh kebebasan untuk melakukan pilihan secara mental.

4. Anak memperoleh kesempatan menangkap imajinasi dan citraan-citraan

cerita: citraan gerak, citraan visual, dan auditif.

e. Memacu kemampuan verbal anak

Cerita yang bagus tidak sekedar menghibur tetapi juga mendidik, sekaligus

merangsang perkembangan komponen kecerdasan linguistik yang paling penting

yakni kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis. Selama

menyimak cerita, anak belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna diajarkan

dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami,

bagaimana konteks berfungsi dalam makna. Memacu kecerdasan linguistik

merupakan kegiatan yang sangat penting. Pernyataan ini didukung oleh pendapat

Page 65: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

51

sejumlah ahli, bahwa diantara komponen kecerdasan yang lain, kecerdasan

linguistiklah yang mungkin merupakan kecerdasan yang paling universal.

Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi juga

senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang tata cara berdialog dan

bernarasi dan terangsang untuk menirukannya.Kemampuan pragmatik terstimulasi

karena dalam cerita ada negosiasi, pola tindak-tutur yang baik seperti menyuruh,

melarang, berjanji, mematuhi larangan dan memuji. Memacu kemampuan bercerita

anak merupakan sesuatu yang penting, karena beberapa alasan, yaitu : Pertama, anak

memiliki kosa kata cenderung berhasil dalam meraih prestasi akademik. Kedua, anak

yang pandai berbicara memperoleh perhatian dari orang lain. Hal ini penting karena

pada hakikatnya anak senang menjadi pusat perhatian dari orang lain. Ketiga, anak

yang pandai berbicara mampu membina hubungan dengan orang lain dan dapat

memerankan kepemimpinannya dari pada anak yang tidak dapat berbicara. Berbicara

baik mengisyaratkan latar belakang yang baik pula. Keempat, anak yang pandai

berbicara akan memiliki kepercayaan diri dan penilaian diri yang positif, terutama

setelah mendengar komentar orang tentang dirinya.

f. Merangsang Minat menulis

Pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa anak diakui oleh Leonhardt.

Menurutnya cerita memancing rasa kebahasaan anak.. Anak yang gemar mendengar

dan membaca cerita akan memiliki kemampuan berbicara, menulis dan memahami

gagasan rumit secara lebih baik. Ini berarti selain memacu kemampuan berbicara,

menyimak cerita juga merangsang minat menulis anak.

g. Merangsang minat baca anak

Page 66: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

52

Bercerita dengan media buku, menjadi stimulasi yang efektif bagi anak TK,

karena pada waktu itu minat baca pada anak mulai tumbuh. Minat itulah yang harus

diberi lahan yang tepat, antara lain melalui kegiatan bercerita. Menstimulasi minat

baca anak lebih penting dari pada mengajar mereka membaca, menstimulasi memberi

efek yang menyenangkan, sedangkan mengajar seringkali justru membunuh minat

baca anak, apalagi bila hal tersebut dilakukan secara dipaksa.

h. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Metode bercerita dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab

dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal

baru baginya. Selain itu, hal ini berkaitan juga dengan minat baca anak, dengan

tumbuhnya minat baca anak akan membuka cakrawala dunia yang lebih luas lagi.61

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat diketahui banyak sekali

manfaat metode bercerita, namun ada beberapa pendapat yang sama diantara

beberapa tokoh. Maka penulis menyimpulkan bahwa manfaat metode bercerita secara

keseluruhan bagi anak, adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

2. Kegiatan bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan

serta sejumlah pengetahuan sosial dalam membentuk pribadi anak

61 Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.h.95

Page 67: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

53

3. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih

mendengarkan.

4. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor dan

fantasi masing-masing anak.

5. Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran

6. Menumbuhkan minat baca

7. Membangun kedekatan dan keharmonisan

8. Media pembelajaran

9. Cerita dapat memancing siswa menganalisis situasi, dengan melihat bukan

hanya yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat didalamnya, untuk

menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan,

kebutuhan dan kepentingan orang lain.

10. Memacu kemampuan verbal anak

11. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Dengan demikian peneliti menggunakan manfaat bercerita seperti yang telah

disimpulkan oleh beberapa tokoh, untuk mempermudah penulis melakukan penelitian

sebagai pedoman observasi.erdasarbsa

Page 68: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan yang secara

sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang

hidup dan berguna bagi masyarakat maupun peneliti sendiri.62

Karena fokus

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran di lapangan tentang manfaat

metode bercerita dalam membentuk kemandirian pada anak di Taman Kanak-Kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung, maka metode penelitian yang

digunakan adaalah metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor metode penelitian kualitatif adalah salah satu

prosedur penelitian yang manghasilkan data deskriptif berupa ucapan maupaun

62

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 17.

Page 69: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

55

tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.63

Menururt Jhon W. Creswell

penelitian kualitatif adalah sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah

sosial berdasarkan pada penciptaan holostik yang dibentuk dengan kata-kata,

melaporkan pandangan informan secara terperinci dan disusun dalam sebuah latar

ilmiah.64

` Adapun jenis penelitian ini adalah konsepsi penelitian kualitatif deskriptif.

“Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata

deskriptif berasal dari bahasa latin “descriptivus” yang berarti uraian. Penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian

dan perilaku subjek pada suatu periode tertentu”.65

Adapun situasi sosial yang

penelitian kali ini adalah manfaat metode bercerita dalam membentuk kemandirian

pada anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 2 orang guru di

kelompok B2 di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

yaitu Ibu Sri Mulyani dan Ibu Mei Setiarini, serta anak didik di kelompok B2

sebanyak 24 anak. Dalam penentuan subjek, peneliti menganggap bahwa guru-guru

tersebut mampu memberikan sumber data yang diperlukan peneliti mengenai objek

yang akan diteliti. Adapun objek yang diteliti yaitu manfaat metode bercerita dalam

63

Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2014), h. 19. 64

Hamid Pattilimia, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 56. 65

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi - GP Press

Group 2013), h. 10.

Page 70: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

56

membentuk kemandirian pada anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung.

C. Setting Penelitian

Tempat yang dijadikan lokasi pada peneliti ini adalah Taman Kanak-kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung khususnya di kelompok B2. Lokasi

tersebut dipilih berdasarkan latar belakang anak didik yang bersekolah di TK tersebut

khususnya kelompok B2 tingkat kemandiriannya masih kurang. Penelitian ini

dilaksanakan sejak bulan Oktober sampai dengan Desember 2017.

D. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian kualitatif peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya. Peneliti akan langsung terjun ke lapangan sendiri untuk melakukan

pengamatan (observasi) terhadap situasi dan kondisi sekolah, melakukan wawancara

dengan informan, yakni guru di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung dan menggali informasi data melalui dokumen sekolah serta

melakukan dokumentasi atas segala kegiatan yang di teliti.

Secara lebih rinci mengenai alat pengumpul data yang digunakan dalam

penelitian ini, akan diuraikan sebagai berikut ini:

a. Pengamatan ( Observasi )

Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Para

Page 71: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

57

ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yamg diperoleh melalui observasi. Oleh karena itu, metode observasi merupakan

metode pengumpulan data dalam proses pengamatan terhadap objek penelitian, di

mana hasil penelitian tersebut dicatat dalam bentuk data berupa kata-kata.

Menurut Sutrisno Hadi, dari segi pelaksanaan pengumpulan data, observasi

dapat dibedakan menjadi:

1. Observasi berperanserta (participant observation)

Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2. Observasi Non Partisispan (non participant observation)

Dalam observasi ini, penulis tidak terlibat langsung terhadap apa yang

diobservasi dan hanya sebagai pengamat independen.66

Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan.

dalam artian peneliti tidak terlibat langsung terhadap apa yang akan diobservasi,

peneliti hanya mengamati kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Taman Kanak-

Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung. Adapun kegiatan observasi ini

di gunakan peneliti untuk memperoleh data tentang:

1. Pelaksanaan metode bercerita.

2. Proses pengembangan kemampuan kemandirian anak.

3. Aktivitas guru dan murid.

2. Wawancara ( Interview )

66

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D (Bandung:

Alfabeta, 2010), h. 204.

Page 72: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

58

“Esterberg mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melaui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan peneliti sebagai tehnik

pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam, karena penelitian kualitatif ini bersifat apa adanya dalam

menyajikan hasil penelitiannya.

Menurut Esterberg wawancara / interview dapat dikelompokkan menjadi

beberapa bentuk, yaitu:

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai tehnik pengumpulan data , bila

peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.

Oleh karena itu, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian

berupa pertanyaaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah

disiapkan.

b. Wawancara Semi Terstruktur

Jenis wawancara ini dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan

dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara ini adalah untuk

menemukan permasalahan lebih terbuka, di mana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

c. Wawancara Tak Berstruktur

Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-faris besar permasalahan yang ditanyakan”.67

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data dengan cara berdialog atau tanya jawab dengan orang yang dapat

memberi keterangan. Adapun jenis wawancara yang digunakan penulis adalah

wawancara semi terstruktur. Artinya penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan

67

Ibid, h. 319.

Page 73: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

59

secara lebih bebas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang sistematis.

Adapun kegiatan wawancara ini ditujukan kepada guru di Taman Kanak-Kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung, dengan tujuan untuk memperoleh data:

1.Tujuan kegiatan metode bercerita

2. Langkah-langkah metode bercerita

3. Manfaat metode bercerita

4. Indikator pencapaian kemandirian anak

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

dapat berupa tulisan, gambar, karya-karya seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, biografi, peraturan dan lain-lain. Dokumen yang

berupa gambar misalnya foto, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berupa karya

misalnya patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

wawancara dan observasi. Tehnik ini digunakan untuk menggali data tentang:

1. Sejarah, kondisi dan gambaran umum di Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

2. Keadaan tenaga pengajar dan jumlah peserta didik Taman Kanak-Kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

3. Keadaan sarana prasarana di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung

Page 74: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

60

4. Foto-foto hasil kegiatan anak tentang metode bercerita dan kegiatan yang

berkaitan dengan kemandirian anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung.

E. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini, tehnik analisis data yang digunakan melalui proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara dan dokumen. Proses analisis data dilakukan terus menerus dalam proses

pengumpulan data selama penelitian berlangsung. Teknik analisis data yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: (1)

reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi). Berikut

ini gambar ilustrasi analisis data menurut Miles and Huberman:68

68

Ibid, h. 340.

Data Reduction

(Reduksi Data)

Data Display

(Penyajian Data)

ConclusionDrawing/Verification

(Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Page 75: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

61

Gambar 1: Ilustrasi analisis data menurut Miles and Huberman

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Aktivitas reduksi data adalah mengolah data mentah yang dikumpulkan dari

hasil wawancara, dokomentasi dan observasi diringkas dan disistematisasikan, agar

mudah dipahami dan dicermati oleh pembaca. Reduksi data ini merupakan satu

bentuk analisis data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat

dibuat verifikasi. Dalam hal ini penelitian memproses secara sisitematis data-data

akurat yang diperoleh terkait dengan peranan metode bercerita dalam membentuk

kemandirian anak, sehingga dari hasil wawancara dan observasi ditambah dengan

dokumentasi yang ada, skripsi ini dapat di pahami dan dicermati oleh para pembaca.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dengan menyusun informasi secara

baik dan akurat untuk memperoleh beberapa kesimpulan yang valid dan

merealisasikan prosedural lanjutan. Penyajian data ini berfungsi supaya data yang

banyak dan telah direduksi mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain, maka

data tersebut perlu disajikan. Bentuk penyajiannya adalah teks naratif (pengungkapan

secara tertulis). Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam mendeskripsikan suatu

kesimpulan

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari aktivitas analisis data. Aktivitas

ini dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap hasil analisis, menjelaskan pola

urutan dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi yang diuraikan. Penarikan

Page 76: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

62

kesimpulan dan verifikasi yang merupakan pernyataan singkat sekaligus merupakan

jawaban dari persoalan yang dikemukakan, dengan kata lain adalah hasil temuan

penelitian ini merupakan karya ilmiah yang mudah dipahami dan dicermati.

Penarikan kesimpulan merupakan data yang sudah dipolakan, kemudian difokuskan

dan disusun secara sistematis dalam bentuk naratif. Kemudian melalui induksi, data

tersebut disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran

dan argumentasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisis data

yang diperoleh melalui kegiatan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dimana

data yang peneliti dapatkan melalui kegiatan observasi dan proses wawancara sebagai

metode pokok dalam penumpulan data, untuk mengambil suatu keputusan yang

objektif dan dapat berfungsi sebagai fakta sehingga dapat dipertanggungjawabkan

secara publik. Selain itu, peneliti juga menggunakan tehnik dokumentasi untuk

melengkapi data yang tidak diperoleh melalui observai dan wawancara.

Observasi yang dilakukan peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung selama dua bulan, dengan tujuan untuk mengamati proses kegiatan belajar

mengajar khususnya dalam kegiatan bercerita dalam membentuk kemandiriam anak.

Peneliti melengkapi data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen yang berisi

Page 77: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

63

daftar cek. Berikut ini deskriptif hasil observasi dan wawancara peneliti di TK

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung, berkaitan dengan peranan metode

bercerita dalam membentuk kemandirian pada anak usia dini:

A. Gambaran Umum Tempat Penelitan

1. Sejarah Singkat Berdirinya Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2

Taman Kanak-kanak (TK) Kuntum Mekar 2 Way Dadi Sukarame Bandar

Lampung mulai berdiri pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal 11 Juni 2006, di

bawah naungan Yayasan Al-Fath Bandar Lampung, yang beralamatkan di Jl. Raden

Saleh Raya No. 29 Way Halim Bandar Lampung. Setelah satu tahun sebelumnya

Yayasan Al-Fath mendirikan Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 1 yang berada di

daerah Kemiling Bandar Lampung.

Guna mengembangkan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan

Nasional untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa terutama pendidikan bagi

anak usia dini dan mengingat bahwa di daerah tersebut belum ada lembaga yang

menyediakan layanan pendidikan bagi anak usia dini, maka Yayasan Al-Fath

mendirikan Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung.

Adapun Taman Kanak-kanak. Kuntum Mekar 2 ini dikelola oleh Ibu Dewi Sintani

Karimah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah.

Secara kelembagaan Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 merupakan

lembaga pendidikan formal untuk anak usia 4 sampai dengan 6 tahun yang berada di

bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dan telah memiliki izin

operasional sejak tahun 2006 dengan nomor register sekolah : 002126002020000200

dan telah terakreditasi dengan nilai B.

Page 78: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

64

2. Letak Geografis Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2

Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan interaksi atau hubungan

timbal-balik antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa dalam

proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan

adanya lisan dan pendengaran dan juga didukung oleh faktor yang lain, seperti

adanya faktor ketenangan, kenyamanan atau kesejukkan udara dan sebagainya. Oleh

karena itu suatu sekolah dibutuhkan tempat yang tenang, aman, nyaman, sejuk,

terhindar dari suara-suara kebisingan kendaraan dan juga terhindar dari polusi udara

atau bau busuk dari limbah pabrik, serta tampat-tempat keramaian lainya

Adapun lokasi penelitian peneliti adalah Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar

2 Sukarame yang beralamatkan di Jalan Pulau Damar Gg. Melati No.117 Kelurahan

Way Dadi Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Taman Kanak-kanak Kuntum

Mekar 2 yang berdiri di atas tanah pribadi milik Bapak Irama Susanto, dengan luas

tanah 200 m2, sudah memiliki kondisi lingkungan sekolah yang sangat nyaman

seperti yang disebutkan penulis di atas, karena berada jauh dari jalan raya sehingga

terhindar dari kebisingan dan polusi.

Secara geografis, Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 memiliki batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Barat Berbatasan dengan Rumah Bp. Sarimun

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Gang. Melati 1

c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Rumah Bp. Sunaryo

d. Sebelah Utara Berbatasan dengan Rumah Bp. Sukamto

Page 79: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

65

3. Visi, Misi dan Tujuan Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung

Setiap sekolah tentunya mempunyai visi, misi dan tujuan yang membedakan

antarasekolah yang satu dengan yang lainp. Namun, mempunyai inti yang sama, yaitu

mencapai tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sehingga setiap anggota sekolah selalu berpegang pada visi, misi dan tujuan yang

hendak dicapai dalam setiap pembelajarannya.

Adapun visi dari Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung yaitu “Menjadikan Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar dambaan

masyarakat Lampung”.

Sedangkan untuk Misi Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung yaitu sebagai berikut.

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa

b. Menjadikan anak yang bertaqwa

c. Menjadikan anak yang kreatif dan inovatif

d. Mengembangkan potensi kemandirian anak

Adapun tujuan Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung, yaitu: “ Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membantu anak didik

mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menjadikan anak didik yang mandiri,

aktif, kreatif, inovatif serta bertaqwa”.

4. Struktur Organisasi Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Adapun struktur organisasi Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 dapat di

lihat pada gambar berikut ini:

Page 80: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

66

STRUKTUR ORGANISASI

TAMAN KANAK-KANAK KUNTUM MEKAR 2

Jl.P.Damar Gg.Melati No.117 Way Dadi Sukarame Bandar Lampung

KEPALA UPT DINAS PENDIDIKAN

KECAMATAN SUKARAME

KEPALA

TK.KUNTUM MEKAR 2

DEWI SINTANI K, S.Pd.I

ADM/TU

IR IRAMA SUSANTO

GURU

KELOMPOK A

YUWANITA

EL FASIH

GURU

KELOMPOK B2

SRI MULYANI,

A.Ma

GURU

KELOMPOK B2

MEI SETIA

RINI S.Pd.I

GURU

KELOMPOK

B1

RIZKY NUR

IRAWATI

Page 81: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

67

Gambar 2: Struktur Organisasi TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

5. Keadaan Guru dan Karyawan Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung

Adapun jumlah guru di Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 mengalami

pertambahan seiring meningkatnya jumlah peserta didik. Hal ini dilakukan untuk

memenuhi standar perbandingan guru dengan jumlah peserta didik di setiap kelasnya.

Jumlah guru Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 sampai saat ini berjumlah

6 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3

Data Guru Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Tahun Pelajaran. 2016/2017

No Nama L/P Tempat Tgl

Lahir

Pendidikan

Terakhir

Jabatan Tugas

Mengajar

1 Dewi Sintani

Karimah, S.Pd.I

P B.Lampung,

17 April 1985

S1 PGRA

IAIN

Kepala TK Kelompok

B

2 Mei Setia Rini,

S.Pd.I

P Sukarame, 05

Mei 1987

S1 PGRA

IAIN

Guru Kelas Kelompok

B2

3 Sri Mulyani,

A.Ma

P B.Lampung,

12 Februari

1980

D2 PGTK

UNILA

Guru Kelas Kelompok

B2

4 Rizky Nur

Irawati

P B.Lampung,

25 Mei 1992

SMA Guru Kelas Kelompok

B1

PESERTA DIDIK

Page 82: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

68

5 Irama Susanto

L B.Lampu,

15 Januari

1966

SMEA Adm/Guru

Komputer

Kelompok

A/B

6 Yuwanita El

Fasih

P B.Lampung,

17 Mei 1985

SMA Guru Kelas Kelompok

A

Sumber : Dokumentasi Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

6. Keadaan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung

Adapun secara rinci jumlah peserta didik di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4

Keadaan Peserta Didik Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Tahun Pelajaran. 2016/2017

No Rombongan Belajar Jumlah Peserta Didik Jumlah

L P

1 Kelompok A 7 3 10

2 Kelompok B1 11 8 19

3 Kelompok B2 13 11 24

Jumlah Total 31 22 53

Sumber : Dokumentasi Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu pendorong utama

guna tercapainya suatu keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar

di sekolah walaupun bukan faktor penentu keberhasilan, karena masih banyak faktor-

faktor yang menjadi pendukung suatu keberhasilan. Selain itu juga memiliki

Page 83: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

69

berbagai alat permainan dan sumber belajar. Karena anak usia dini memiliki ciri khas

belajar seraya bermain atau sebaliknya bermain seraya belajar, dalam merangsang

perkembangan peserta didik itu sendiri.

Adapun saraana dan prasarana pendukung di Taman Kanak-Kanak Kuntum

Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung, adalah sebagai berikut:

1. Gedung

Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung memiliki

gedung sendiri dengan kondisi gedung yang baik. Dan terdapat 3 (dua) ruang kelas

yaitu ruang untuk kelas A dan kelas B1 dan B2 yang nyaman bersih,terang dan Full

AC, serta 1 (satu) ruang kantor dan 1 (satu) kamar mandi juga 1 (satu) ruang dapur.

2. Fasilitas Pembelajaran

a. Di Dalam kelas

Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

menyediakan berbagai fasilitas yang dapat menunjang dan memperlancar proses

kegiatan belajar mengajar seperti: karpet permadani, kursi dan meja guru serta murid,

rak buku, papan whiteboard lengkap dengan alat tulisnya dan lain-lain.

Adapun fasilitas yang disediakan di Taman Kanak-kanak Kuntum mekar 2

Sukarame Bandar Lampung dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak

diantaranya yaitu sebagai berikut.

1. Perkembangan Motorik Halus

Page 84: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

70

Fasilitas bermain yang menunjang perkembangan motori halus anak meliputi:

plastisin;. puzzle, peralatan bermain pasir, masak-masakan, gunting, alat mencocok,

lem, kertas koran, bola, alat menjahit, balok , alat menganyam dan kertas lipat.

2. Perkembangan Motorik Kasar

Fasilitas bermain yang menunjang perkembangan motorik kasar anak

meliputi: ayunan, perosotan, tangga majemuk, mandi bola dan bola kaki serta basket

.

3. Perkembangan Kognitif

Fasilitas bermain yang menunjang perkembangan kognitif anak meliputi:

balok, puzzle angka, puzzle huruf, beraneka macam puzzle buah-buahan dan binatang,

kartu angka, pohon angka, cat air, pewarna makanan, alat masak-masakan, botol-

botol untuk bermain jual-jualan telphon-telphonan, aneka biji-bijian dan batu-batuan.

4. Perkembangan Bahasa

Fasilitas bermain yang menunjang perkembangan bahasa anak meliputi: kartu

kata, kartu hutuf dan papan panel, boneka tangan, boneka binatang, panggung

boneka, pohon huruf, puzzle huruf, majalah, telphon-telphonan, radio, tape, kaset,

televisi, komputer, alat masak-masakan.

5. Perkembangan Seni

Fasilitas bermain yang menunjang perkembangan seni anak meliputi : alat

mewarnai seperti pensil, kertas, krayon, cat air, kuas, pewarna makanan, plastisin,

alat musik angklung, gambang, piano seruling dan tamborin.

b. Di Luar Kelas

Page 85: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

71

Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung juga

memiliki fasilitas bermain di luar kelas sebagai saran bermain anak saat di luar kelas

yaitu diantaranya: ayunan, tangga majemuk, perosotan, dan mandi bola serta halaman

bermain yang nyaman dan bersih.

c. Fasilitas Kebersihan dan Kesehatan

Selain fasilitas bermain untuk menunjang perkembangan anak Taman Kanak-

kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung juga memiliki fasilitas

kebersihan dan kesehatan. Adapun fasilitas kebersihan yang disediakan adalah sapu

lidi, sapu ijuk, serok sampah, kotak sampah, lap pel, ember, gayung, sabun cuci,

diterjen bubuk, sabun mandi, kemoceng, baskom pencuci tangan, dan lap tangan.

Sedangkan untuk fasilitas kesehatan yang dimiliki yaitu: ruang UKS, kotak P3K yang

berisikan obat-obatan untuk anak-anak.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara dengan Ibu Sri Mulyani dan

Ibu Mei Setia Rini selaku guru di kelompok B2 dalam upaya membentuk

kemandirian anak melalui metode bercerita di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung, peneliti mendapatkan data mengenai manfaat metode

bercerita dalam membentuk kemandirian anak, yaitu:

12. Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru telah berusaha

menjadikan kegiatan bercerita sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak.

Selain itu, guru mempersipkan alat-alat peraga yang akan digunakan dalam bercerita.

Misalnya: dalam kegiatan bercerita “Menggosok gigi sendiri”, guru telah menyiapkan

Page 86: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

72

sikat gigi, odol, jambu dan sebagainya dan juga guru menampilkan ekspresi dan

mimik wajah sesuai dengan isi cerita.Selain itu, guru juga meminta salah satu anak

mempraktekkan menggosok gigi sendiri di akhir cerita. Sehingga anak pun merasa

tertarik untuk memperhatikan temannya yang sedang menggosok gigi. 69

Menurut Ibu Sri Mulyani, “kegiatan bercerita merupakan kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak sehingga akan mempermudah

guru untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian pada anak melalui bercerita.

Terutama jika menggunkan tokoh Raja yang sedang sakit gigi yang akhirnya dapat

disembuhkan dengan cara rajin menggosok gigi. Sehingga hal ini dapat memotivasi

anak untuk menggosok gigi sendiri agar giginya sehat. Ataupun tokoh binatang juga

sangat menyenangkan seperti dalam cerita Kiko si kelinci yang sudah pandai makan

sendiri”.70

Sedangkan Ibu Mei Setiarini mengungkapkan, bahwa “metode bercerita

merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat disukai oleh anak-anak.

Sehingga anak-anak cenderung merasa senang apabila mendengarkan cerita, terutama

jika guru menggunakan tokoh-tokoh binatang. Seperti dalam cerita “Piring Baru

Kiko”, yang mengisahkan Kiko si kelinci yang sudah pandai makan sendiri”.71

13. Kegiatan bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan serta

sejumlah pengetahuan sosial dalam membentuk pribadi anak

69

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016 70

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016. 71

Hasil Wawancara, Mei Setiarini, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

Page 87: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

73

Berdasarkan hasil observasi, guru telah memanfaatkan metode bercerita untuk

menyampaikan berbagai nilai-nilai moral dan keagamaan yang ada dimasyarakat

dalam kegiatan bercerita, khususnya dalam hal penanaman nilai-nilai kemandirian

bagi anak. Sebagaimana cerita-cerita yang disampaikan adalah berkaitan dengan

kemandirian bagi anak usia dini. Misalnya: “Menggosok gigi sendiri”, “Memakai

baju sendiri”, “Sekolahku Istanaku” , “Angsa Yang Periang” dan sebagainya.72

Menurut Ibu Sri Mulyani, “bahwa penanaman nilai-nilai kemandirian akan

lebih mudah disampaikan melalui metode bercerita, selain dengan metode

pembiasaan. Dengan metode bercerita, anak lebih memahami bagaimana cara

menggunakan atau melaksanakan sesuatu yang berkaitan dengan kemandirian secara

langsung, misalnya bagaimana cara menggosok gigi dan mengerti apa akibatnya jika

tidak mau gosok gigi, mulut akan manjadi bau dan dijauhi temna-teman dan dapat

menyebabkan sakit gigi”.73

Selain itu, Ibu Mei Setiarini mengungkapkan, bahwa “dengan metode

bercerita akan memudahkan guru menanamkan sejumlah pengetahuan sosial dalam

membentuk kemandirian anak. Diantaranya guru bercerita tentang bagaimana cara

membantu orang lain yang kesusahan berkaitan dengan diri pribadi, seperti dalam

cerita “Dapat Memakai Baju Sendiri”, yang menceritakan bagaimana usaha seorang

cucu untuk dapat menyiapkan peralatan sekolah dan mamakai baju sendiri yang

72

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November s.d 15 Desember 2016. 73

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

Page 88: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

74

biasanya disispkan oleh neneknya yang sudah tua. Dengan demikian anak akan

terbawa secara emosi dalam mengikuti cerita”.74

14. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.

Berdasarkan hasil observasi, pada tahap awal guru membuat kesepakatan

dengan anak-anak bahwa selama ibu guru bercerita tidak ada anak-anak yang

mengobrol ataupun bermain dengan temannya, sehingga anak-anak dapat fokus

dalam mendengarkan cerita yang disampaikan dan memahami isi cerita dan dapat

mengambil hikmah dari cerita tersebut. 75

Menurut pendapat Ibu Mei Setiarini, “ada sebagaian anak yang lebih mudah

untuk menerima materi pembelajaran melalui audio, sehingga metode bercerita

sangat tepat digunakan bagi mereka yang lebih cepat menerima pembelajaran secara

audio. Begitu juga dalam hal membentuk kemandirian anak. Guru dapat

menanamkan nilai-nilai kemandirian melalui metode bercerita sehinggsa anak-anak

akan lebih mudah dalam menerimanya.”76

Menurut Ibu Sri Mulyani, “dalam kegiatan bercerita anak-anak dilatih untuk

dapat belajar mendengarkan orang lain yang sedang berbicara sebagai salah satu

wujud mananamkan kedisiplinan pada anak untuk dapat patuh pada peraturan yang

berlaku dan kegiatan bercerita dapat dimanfaatkan sebagai variasi dalam

74

Hasil Wawancara, Mei Setiarini, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

75 Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 76

Hasil Wawancara, Mei Setiarini, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

Page 89: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

75

pembelajaran yang tidak hanya secara visual, tetapi secara audio juga diperlukan.

Serta diakhir cerita, anak dapat mempraktekkan apa yang telah disampaikan guru,

misal menggosok gigi sendiri, memakai baju sendiri dan sebagainya.77

15. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor dan fantasi

masing-masing anak.

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru dalam bercerita

terkadang mengajak anak untuk mengikuti gerakan dalam bercerita sehingga

perkembangan psikomotor anak dapat berkembang. Selain itu, guru juga mengajukan

beberapa pertanyaan yang membuat anak dapat berfikir lebih luas lagi.78

Menurut Ibu Sri Mulyani, “Di akhir kegiatan bercerita guru mengajukan

beberapa pertanyaan berkaitan dengan cerita yang telah disampaikan. Selain itu, guru

juga meminta anak untuk menceritakan dan memperagakan kembali isi cerita yang

telah disampaikan. Dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian

berkaitan dengan penenaman sikap percaya diri anak mampu melakukan pemikiran-

pemikiran baru berdasarkan apa yang didengarkannya dengan berani maju bercerita

di depan kelas atau dihadapan teman-teman yang lain.79

16. Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui guru telah berusaha menanamkan

berbagai peran sosial dalam membentuk kemandirian anak, misalnya: membangun

77

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016. 78

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 79

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

Page 90: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

76

peran dalam usaha dalam membantu nenek yang sudah tua, membantu teman

membereskan mainan dan sebagainya’.80

Menurut Ibu Sri Mulyani, bahwa “dalam kegiatan bercerita guru perlu

mengangkat peran-peran sosial yang ada disekitar anak. Baik yang berkaitan dengan

diri anak sendiri maupun untuk orang lain. Sehingga akan terpatri dalam diri anak

untuk dapat melaksanakan secara mandiri peran-peran sosial baik yang berlaku di

masyarakat. Sehingga akan mudah bagi anak untuk dapat diterima dalam kelompok

sosialnya. Misal: mau bergaul dengan siapa saja, rajin menggosok gigi untuk

kesehatan diri, membantu nenek yang sedang kesusahan dan sebagainya.81

Sedangkan Ibu Mei Setiarini mengungkapkan, bahwa “metode bercerita

sangat bermanfaat dalam mengenalkan dan menerapkan berbagai peran sosial dalam

kehidupan sehari-hari anak sehingga anak dapat bersosialisasi maupun menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar, misalnya: dalam hal bermain anak sudah dapat

bergaul ataupun bermain dengan berbagai teman tidak hanya bergantung pada satu

temannya saja seperti dalam cerita “Angsa Yang Periang, mau membantu teman

membereskan mainan, mau berbagi dengan teman yang tidak membawa makanan,

seperti dalam cerita “Rumah Coklat”dan sebagainya.82

17. Menumbuhkan minat baca

80

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 81

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016. 82

Hasil Wawancara, Mei Setiarini, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

Page 91: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

77

Berdasarkan hasil observasi, guru juga telah berusaha menanamkan minat

baca anak misalnya dalam cerita “Dapat menggosok gigi sendiri” dengan membaca

tulisan yang ada di bungkus odol untuk mengetahui apa rasa odolnya.83

Menurut Ibu Sri Mulyani, “dengan adanya anak ingin mengetahui tulisan yang

ada di bungkus odol selain akan menumbuhkan minat baca anak, anak juga akan

terdorong untuk dapat menggosok gigi sendiri karena ingin mengetahui rasanya.84

18. Membangun kedekatan dan keharmonisan

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru sering membangu

kedekatan dengan anak dengan melibatkan anak dalam adegan yang ada ketika

bercerita, misalnya: dengan pura-pura memeluk anak ketika merasa ketakutan,

mengucapkan terima kasih pada anak dan sebagainya. Anak-anak pun terlihat senang

dan sangat menikmati ceritanya.85

Menurut Ibu Mei Setiarini, bahwa “dengan penggunaan metode bercerita

dapat membangun kedekatan dengan anak, misalnya: dengan memeluk anak,

bertepuk tangan ketika ada anak yang maju ke depan kelas, sehingga hal ini dapat

mengurangi rasa takut anak ataupun kurangnya rasa percaya diri anak ketika diminta

untuk tampil di depan kelas, karena anak-anak cenderung belum mandiri ketika

diminta untuk tampil di depan kelas, mereka masih memegang baju ibu guru”.86

19. Media pembelajaran

83

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 84

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016. 85

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 86

Hasil Wawancara, Mei Setiarini, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016.

Page 92: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

78

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru telah menggunakan

berbagai media sebagai alat peraga dalam cerita. Sehingga anak-anak pun merasa

tertarik untuk mendengarkannya. Selain itu, media dapat digunakan sebagai alat

untuk mendemostrasikan sesuatu yang ada dalam cerita. Sehingga anak dapat

membayangkan secara langsung apa yang disampaikan guru tanpa hanya mengira-

ngira saja dan akan membantu anak untuk lebih memudahkan mempraktekkannya

nanti setelah kegiatan bercerita selesai. Misalnya: cara menggosok gigi, cara

memakai sepatu, cara memakai baju dan sebagainya”.87

Menurut Ibu Sri Mulyani, bahwa “kegiatan bercerita yang menggunakan media

ataupun alat peraga dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan niali-nilai

dalam membentuk kemandirian anak, misalnya: bercerita tentang menggosok gigi

menggunakan media odol dan sikat gigi, akan sangat membantu anak untuk dapat

mengetahui cara menggosok gigi yang benar sehingga mendorong anak untuk dapat

menggosok gigi sendiri”.88

20. Cerita dapat memancing siswa menganalisis situasi, dengan melihat bukan hanya

yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat didalamnya, tentang perasaan,

kebutuhan dan kepentingan orang lain.

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan bercerita,

guru telah menggunakan tehnik bertutur yang sesuai dengan keadaan emosi isi cerita,

misalnya: ketika adegan menangis guru benar-benar menangis, ketika marah guru pun

87

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 88

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2

Page 93: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

79

terlihat marah dan bagaimana cara mengatasinya ketika sedang marah dan

sebagainya. Sehingga anak benar-benar tertarik mendengarkannya. 89

Menurut Ibu Sri Mulyani, bahwa “dengan menggunakan tehnik bertutur yang

baik, dapat mengenalkan anak-anak pada emosi yang ada pada dirinya dan

mengajarkan bagaimana cara mengendalikan emosi yang baik. Sehingga anak-anak

dapat memiliki keterampilan bergaul/bersosialisasi yang baik dalam lingkungan di

sekitar anak”.90

Sedangkan Ibu Mei Setiarini, mengungkapkan bahwa metode bercerita dapat

bermanfaat bagi anak untuk mengenalkan berbagai emosi dan baagaimana cara anak

mengatur emosi secara mandiri. Misalnya: ketika kita marah dan berbuat salah maka

kita harus mau meminta maaf secara langsung, yang terdapat dalam cerita “Loli Yang

Malang” dimana Loli selalu dimarahi kakaknya, namun akhirnya sang kakak

menyadari kesalahannya dan mau meminta maaf”.91

21. Memacu kemampuan verbal anak

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa guru telah menumbuhkan

kemampuan verbal anak, misalnya dengan meminta anak untuk menjawab beberapa

pertanyaan berkaitan isi cerita, meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang

telah disampaikan secara singkat. 92

89

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 5

November 2016. 90

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016. 91

Hasil Wawancara, Mei Setiarini, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 5 November 2016. 92

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 21

November 2016.

Page 94: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

80

Menurut Ibu Sri Mulyani, bahwa “metode bercerita sangat bermanfaat untuk

mengenalkan kata-kata baru kepada anak sehingga hal ini akan menambah kosakata

anak, yang dapat mengembangkan kemampuan bicara anak untuk dapat

menumbuhkan kemandirian anak dalam hal pengembangan rasa percaya diri anak,

sehingga ketika anak diminta tampil di depan kelas anak sudah berani tanpaditemani

oleh ibu guru”.93

22. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru telah mengenalkan

berbagai pengetahuan berkaitan dengan kemandirian anak, misal:mengenalkan cara

memakai sepatu, cara menggosok gigi dan sebagainya yang sebelumnya mungkin

saja pengetahuan ini belum pernah diperolehnya.94

Menurut Ibu Sri Mulyani, bahwa

“Metode bercerita dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam

bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru

baginya, misalnya: anak belajar cara menggosok gigi, cara mengendalikan emosi,

mengenal peran-peran dalam kehidupan sosial sehingga anak dapat menyesuaikan

diri dengan keadaan dan sebagainya”.95

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah diuraikan di atas,

dapat diketahui bahwa metode bercerita dapat bemanfaat dalam membentuk

93

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 21 November 2016. 94

Hasil Observasi, Peneliti di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung Tanggal 21

November 2016. 95

Hasil Wawancara, Sri Mulyani, di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Tanggal 21 November 2016.

Page 95: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

81

kemandirian anak di kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung,

karena:

1. Guru menyajikan cerita yang menarik dan menyenangkan dalam menanamkan

nilai-nilai kemandirian anak.

Guru-guru di kelompok B2 berusaha menyajikan cerita-cerita yang menarik

dan menyenangkan bagi anak dalam menanamkan nilai-nilai kemandirian. Guru

menggunakan tokoh-tokoh yang disenangi anak, misalnya: menggunakan tokoh raja

dan juga tokoh-tokoh binatang. Seperti dalam cerita “Dapat Menggosok Gigi

Sendiri”, yang menggunakan tokoh seorang raja yang sakit gigi dan akhirnya dapat

sembuh dengan menggosok gigi ataupun dalam cerita “Piring Baru Kiko” , yang

mengisahkan tentang Kiko si kelinci yang sudah pandai makan sendiri, “Angsa Yang

Periang”, yang mengisahkan tentang Angsa yang memiliki banyak teman, karena si

Angsa mau bergaul dengan siapa saja tanpa harus ditemani ibu Angsa dan

sebagainya.

Jika anak-anak sudah menyenangi cerita yang disampaikan, tentunya mereka

akan sangat betah untuk mendengarkan cerita dari awal sampai dengan selesai dan

anak dapat mengetahui hikmah dari cerita yang disampaikan. Hal ini akan

memudahkan guru untuk menyampaikan cerita berkaitan dengan nilai-nilai

kemandirian. Guru dapat mendorong anak untuk memilih mana tokoh-tokoh yang

baik dan tokoh-tokoh yang tidak baik.

Selain itu, guru telah menggunakan tehnik bertutur yang sesuai dengan

keadaan emosi isi cerita sehingga cerita menjadi semakin menarik, misalnya: ketika

adegan menangis guru benar-benar menangis, ketika marah guru pun terlihat marah

Page 96: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

82

dan bagaimana cara mengatasinya ketika sedang marah dan sebagainya. Sehingga

anak benar-benar tertarik mendengarkannya. Dengan menggunakan tehnik bertutur

yang baik, dapat mengenalkan emosi pada anak dan mengajarkan bagaimana cara

mengendalikan emosi yang baik. Sehingga anak-anak dapat memiliki keterampilan

bergaul/bersosialisasi yang baik dalam lingkungan di sekitar anak dengan mampu

mengatur emosi secara mandiri. Misalnya: ketika kita marah dan berbuat salah maka

kita harus mau meminta maaf secara langsung, seperti dalam cerita “Loli Yang

Malang” dimana Loli selalu dimarahi kakaknya, namun akhirnya sang kakak

menyadari kesalahannya dan mau meminta maaf.

2. Penggunaan media/alat peraga dalam bercerita sangat membantu anak dalam

mengenal nilai-nilai kemandirian secara fisik.

Dalam pelaksanaan kegiatan bercerita, guru di kelompok B2 menggunakan

berbagai media/alat peraga dalam cerita sebagai sarana untuk menanamkan niali-nilai

dalam membentuk kemandirian anak. Sehingga anak-anak pun merasa tertarik untuk

mendengarkannya. Selain itu, media dapat digunakan sebagai alat untuk

mendemostrasikan sesuatu berkaitan dengan isi cerita. Misalnya, dalam kegiatan

bercerita “Dapat Menggosok Gigi Sendiri”, guru menggunakan media sikat gigi dan

odol dan mendemostrasikan cara menggosok gigi, dalam cerita “Piring Baru Kiko”,

guru mendemonstrasikan bagaimana cara makan sendiri dan membreskan peralatan

makan yang telah digunakan. Sehingga anak tidak hanya membayangkan saja, tetapi

anak dapat melihat langsung apa yang disampaikan oleh guru dalam cerita dan akan

membantu anak untuk lebih memudahkan mempraktekkannya nanti setelah kegiatan

Page 97: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

83

bercerita selesai. Jika anak sudah mengetahui caranya, akan membuat anak-anak

untuk selalu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari anak.

3. Anak dapat mempraktekkan secara langsung nilai-nilai kemandirian yang

diajarkan dalam cerita di akhir kegiatan bercerita.

Metode bercerita dapat membantu anak mengenal berbagai pengetahuan

berkaitan dengan kemandirian anak, misal: cara memakai baju, cara menggosok gigi,

cara makan yang baik, cara membereskan peralatan makan dan sebagainya yang

tentunya berkaitan dengan kemandirian secara fisik, yang sebelumnya mungkin saja

pengetahuan ini belum pernah diperolehnya anak. Dalam kegiatan bercerita, guru

menjelaskan secara detail bagaimana tahap-tahap dalam menanamkan nilai-nilai

kemandirian fisik trsebut. Anak-anak pun tidak lupa untuk diberi kesempatan di akhir

kegiatan bercerita untuk mencoba apa yang sudah didemonstarsikan oleh guru

sebelumnya. Sehingga anak-anak pun merasa senang dan dapat semakin memahami

isi cerita dan ada keinginan untuk mempraktekkanya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Guru memberi kesempatan pada anak untuk bernyanyi maupun bercerita

berkaitan dengan isi cerita yang telah disampaikan.

Nilai-nilai kemandirian tidak hanya sebatas kemandirian secara fisik, misal:

anak dapat makan sendiri, dapat menggosok gigi, dapat makan sendiri, dapat

membereskan peralatan makan setelah digunakan. Tetapi ada pula kemandirian

secara psikis, misal: anak dapat mengendalikan amarah, mau meminta maaf ketika

melakukan kesalahan tanpa harus diperintah oleh guru, anak berani tampil di depan

kelas tanpa harus ditemani oleh guru. Kegiatan bercerita tidak hanya bermanfaat

dalam membentuk kemandirian anak secara fisik, tetapi guru juga berusaha

membentuk kemandirian secara psikis, antara lain: memberi kesempatan pada anak

Page 98: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

84

untuk menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan, meminta anak bernyanyi

di depan kelas setelah kegiatan bercerita selesai. Mengajak anak untuk mau

bersosialisasi dengan teman-temannya.

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode bercerita dapat bermanfaat dalam membentuk kemandirian anak di TK

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung, baik kemandirian secara fisik maupun

psikis anak.

Berikut ini adalah hasil observasi akhir terhadap kemandirian anak melalui

metode bercerita di TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung:

Tabel 5

Hasil observasi akhir terhadap kemandirian anak melalui manfaat metode bercerita

Di kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Aspek Yang

Akan

Dikembangkan

Indikator

(Teori Diane Trister Dodge)

Penilaian

BB MB BSH BSB

Kemampuan

fisik

11. Anak dapat makan sendiri - 2 12 10

12. Anak dapat menggosok gigi - 2 15 7

Percaya diri 13. Anak dapat tampil di depan

kelas tanpa ditemani guru

5 6 13 -

Bertanggung

jawab

14. Anak dapat membereskan

peralatan makan sendiri

3 3 12 6

15. Anak dapat membereskan

mainan yang telah digunakan

- 5 9 10

Disiplin 16. Anak mau masuk kelas

setelah waktu bermain selesai

5 3 10 6

Pandai bergaul 17. Anak dapat bergaul dengan

siapa saja

- 5 10 9

Saling berbagi 18. Anak mau berbagi makanan

pada teman yang tidak

membawa makanan

- 2 15 7

Mengendalikan 19. Anak mau bergantian alat

permainan dengan temannya

2 4 16 2

Page 99: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

85

emosi 20. Anak mau langsung meminta

maaf bila melakukan

kesalahan

4 2

15

3

Jumlah 19 34 127 60

Sumber: Hasil Pra Survey Peneliti , di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame

Bandar Lampung, tanggal 10 Desember 2016

Ket:

5. BB (Belum Berkembang )

Apabila anak belum mampu melakukan sendiri

6. MB ( Mulai Berkembang )

Apabila anak dapat melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan guru

7. BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

Apabila anak mampu melakukan kegiatan sendiri

8. BSB (Berkembang Sangat Baik)

Apabila anak mampu membantu teman yang belum bisa

Keberhasilan pembelajaran dilihat dari jumlah peserta didik yang mencapai

lebih dari 75 % dari jumlah peserta didik yang ada di kelas. Artinya jika anak yang

ada di dalam kelas sudah mencapai 75%, maka proses pembelajaran berhasil dan

penggunaan metode bercerita mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap

perkembangan aspek kemandirian anak.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan

kemandirian anak masih rendah. Berikut ini, adalah pencapaian kemandirian anak

yang Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 25 % Berkembang Sesuai Harapan

(BSH) dapat diketahui hanya 52,91 % Mulai Berkembang (MB) sebesar 14,16 % dan

Belum Berkembang (BB) sebesar 7,91 %. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

metode bercerita dapat bermanfaat dalam membentuk kemandirian anak di kelompok

B2 TK Kuntum Mekar 2 dengan pencapaian hasil belajar anak yang sudah

berkembang mencapai 76,24 %.

Page 100: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

86

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dapat bermnfaat

dalam membentuk kemandirian anak, karena: (1) Guru menyajikan cerita yang

menarik dan menyenangkan dalam menanamkan nilai-nilai kemandirian anak (2)

Penggunaan media/alat peraga dalam bercerita sangat membantu anak dalam

mengenal nilai-nilai kemandirian secara fisik (3) Anak dapat mempraktekkan secara

langsung nilai-nilai kemandirian yang diajarkan dalam cerita di akhir kegiatan

bercerita (4) Guru memberi kesempatan pada anak untuk bernyanyi maupun

bercerita berkaitan dengan isi cerita yang telah disampaikan.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kegiatan pembelajaran di Taman

Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung baik berdasarkan

observasi maupun wawancara, dapat peneliti ungkapkan bahwa sangat penting

kiranya bagi guru untuk dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam

mengembangkan berbagai potensi anak, karena setiap metode pembelajaran tentunya

memiliki kelebihan dan kekurangan dan tidak semua metode pembelajaran dapat

diterapkan semua pada anak-anak. Guru harus bisa menyesuaikan metode yang akan

digunakan dengan aspek perkembangan yang ingin dicapai.

Seperti halnya dengan manfaat metode bercerita dalam mengembangkan

kemandirian anak di Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode bercerita, guru perlu

memiliki keterampilan dan kreativitas dalam bercerita. Sehingga cerita yang

disampaikan dapat menarik perhatian anak dan anak pun dapat menjadi lebih fokus

Page 101: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

87

untuk mendengarkan. Dengan demikian anak pun dapat memahani isi cerita dan

menerapkan nilai-nilai yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini,

khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak

diinternalisasikan kepada anak. Adapun kelebihan metode ini adalah: dapat

meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang dengan cerita-

cerita. Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat

menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita

sehingga mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari

perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.

Adapun nilai yang akan dikembangkan kali ini adalah berkaitan dengan

pembentukan kemandirian anak, maka kegiatan bercerita yang disajikan adalah

bentuk-bentuk cerita yang berkaitan dengan kemandirian anak, misalnya cerita

tentang “menggosok gigi sendiri” atau “memakai sepatu sendiri”. Mandiri dan tidak

banyak menggantungkan diri kepada orang lain adalah salah satu sikap mental yang

perlu diajarkan sejak kecil. Masa kanak-kanak adalah periode emas di mana semua

nilai/pengajaran dapat diserap dengan sangat baik. Guru maupun orang tua harus

mampu memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, jangan sampai masa ini

terlewat begitu saja lantas anak tumbuh menjadi “individu” yang manja dan egois di

kemudian hari.

Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan

berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu bertumbuh

dan berkembang bahkan lebih pesat dan fundamental pada awal-awal tahun

Page 102: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

88

kehidupannya. Kualitas perkembangan anak di masa depanya, sangat ditentukan oleh

stimulasi yang diperolehnya sejak dini. Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak

usia dini adalah hal sangat penting mengingat 80% pertumbuhan otak berkembang

pada anak sejak usia dini. Elastisitas perkembangan otak anak usia dini lebih besar

pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% siasanya ditentukan

selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Dan tentu saja bentuk stimulasi

yang diberikan harusnya dengan cara yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan

anak usia dini.

Begitu pula dengan stimulasi dalam membentuk kemandirian anak sangat

diperlukan. Salah satu bentuk stimulasi yang dapat digunakan guru adalah metode

bercerita. Sebelum bercerita, guru harus memahami terlebih dahulu tentang cerita,

apa yang hendak disampaikannya, tentu saja disesuaikan dengan karakteristik anak-

anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan

materi ceritanya. Pemilihan cerita tentunya untuk mencapai hasil yang diinginkan,

harus diselaraskan dengan langkah-langkah yang tepat.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan yang telah dibahas pada bab

sebelumnya, yaitu dapat diketahui bahwa tingkat pencapaian dalam mengembangkan

kemandirian Taman KanakKanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

sudah berkembang secara optimal. Sebagai temuan penelitian di lapangan

menunjukkan bahwa metode bercerita dapat bermnfaat dalam membentuk

kemandirian anak, karena: (1) Guru menyajikan cerita yang menarik dan

menyenangkan dalam menanamkan nilai-nilai kemandirian anak (2) Penggunaan

media/alat peraga dalam bercerita sangat membantu anak dalam mengenal nilai-nilai

Page 103: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

89

kemandirian secara fisik (3) Anak dapat mempraktekkan secara langsung nilai-nilai

kemandirian yang diajarkan dalam cerita di akhir kegiatan bercerita (4) Guru

memberi kesempatan pada anak untuk bernyanyi maupun bercerita berkaitan dengan

isi cerita yang telah disampaikan.

BAB V

Page 104: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

90

KESIMPULAN, SARAN dan PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka penelitia dapat

menyimpulkan bahwa metode bercerita dapat bermnfaat dalam membentuk

kemandirian anak di Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung, karena: (1) Guru menyajikan cerita yang menarik dan menyenangkan

dalam menanamkan nilai-nilai kemandirian anak (2) Penggunaan media/alat peraga

dalam bercerita sangat membantu anak dalam mengenal nilai-nilai kemandirian

secara fisik (3) Anak dapat mempraktekkan secara langsung nilai-nilai kemandirian

yang diajarkan dalam cerita di akhir kegiatan bercerita (4) Guru memberi

kesempatan pada anak untuk bernyanyi maupun bercerita berkaitan dengan isi cerita

yang telah disampaikan.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa metode bercerita sangat bermanfaat

dalam mengembangkan kemandirian anak. Mengingat betapa pentingnya dalam

membentuk kemandirian sehingga anak memiliki keterampilan hidupa di masa

mendatang, dan tidak tumbuh menjadi anak yang ketergantungan dan manja, maka

peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru sebaiknya meningkatkan intensitas metode bercerita dengan lebih

mengedepankan bentuk kemandirian dalam kegiatan sehari-hari.

Page 105: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

91

2. Guru sebaiknya bersikap tegas dan memberi kepercayaan pada anak

dalam usaha membentuk kemandirian pada dirinya

3. Guru sebaiknya selalu mengkomunikasikan kegiatan pembelajaran di

sekolah dalam membentuk kemandirian anak dengan kegiatan

pembentukan kemandirian di rumah dengan orang tua.

C. Penutup

Dengan mengucap syukur Alhamdulillahirobbil’alamin kepada Allah SWT

yang telah memberikan segala rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Walaupun demikian, peneliti menyadari

skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang

akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada

khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas segala kekhilafan peneliti mohon maaf

dan kepada Allah SWT mohon ampun

Page 106: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

92

LAMPIRAN

Page 107: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

93

KISI-KISI OBSERVASI PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK

DI TK KUNTUM MEKAR 2

No Indikator kemandirian anak menurut Diane

Trister Dodge

Keterangan

BB MB BSH BSB

A Kemampuan fisik

1. Anak dapat makan sendiri

B Percaya diri

2. Anak dapat tampil di depan kelas tanpa

ditemani guru

C Bertanggung jawab

3. Anak dapat membereskan peralatan

makan sendiri

4. Anak dapat membereskan mainan yang

telah digunakan

D Disiplin

5. Anak mau masuk kelas setelah waktu

bermain selesai tanpa diperintah

E Pandai bergaul

6. Anak dapat bergaul dengan siapa saja

F Saling berbagi

7. Anak mau berbagi makanan pada teman

yang tidak membawa makanan

8. Anak mau bergantian alat permainan

dengan temannya

G Mengendalikan emosi

1. Anak dapat mengendalikan amarah

2. Anak mau langsung meminta maaf bila

melakukan kesalahan

Keterangan:

1. BB (Belum Berkembang )

Apabila anak belum mampu melakukan sendiri

2. MB ( Mulai Berkembang )

Apabila anak dapat melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan guru

3. BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

Apabila anak mampu melakukan kegiatan sendiri

4. BSB (Berkembang Sangat Baik)

Apabila anak mampu membantu teman yang belum bisa

Page 108: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

94

INSTRUMEN OBSERVASI PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK

DI TK KUNTUM MEKAR 2

Item/Pertanyaan Nilai

BB MB BSH BSB

Apakah anak dapat makan sendiri?

Apakah anak mau bernyayi di depan kelas tanpa

ditemani guru?

Apakah anak mau bercerita di depan kelas tanpa

ditemani ibu guru?

Apakah anak dapat membereskan peralatan

makan sendiri?

Apakah anak dapat membuka peralatan makan

dan minumnyanya sendiri?

Apakah anak dapat menutup peralatan makan dan

minumnyanya sendiri?

Apakah anak dapat membereskan mainan setelah

digunakan tanpa diperintah ibu guru?

Apakah anak mau masuk kelas setelah waktu

bermain selesai?

Apakah anak berinisiatif memilih permainan

sendiri?

Apakah anak mau bergaul dengan siapa saja?

Apakaah anak mau berbagai makanan pada teman

yang tidak membawa makanan?

Apakah anak mau meminjamkan/berbagi mainan

pada temannya?

Apakah anak dapat mengendalikan amarah?

Page 109: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

95

Apakah anak mau meminta maaf bila melakukan

kesalahan?

Keterangan:

1. BB (Belum Berkembang )

Apabila anak belum mampu melakukan sendiri

2. MB ( Mulai Berkembang )

Apabila anak dapat melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan guru

3. BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

Apabila anak mampu melakukan kegiatan sendiri

4. BSB (Berkembang Sangat Baik)

Apabila anak mampu membantu teman yang belum bisa

Page 110: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

96

PEDOMAN WAWANCARA GURU

1.IDENTITAS RESPONDEN:

a. Nama :

b. Alamat :

c. Hari/Tanggal :

1. Apakah menurut anda kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang

menyenangkan?

2. Bentuk cerita seperti apa yang disenangi oleh anak-anak?

3. Metode apa saja yang diguanakan oleh guru untuk membentuk kemandirian

pada anak?

4. Apakah metode bercerita dapat memudahkan guru dalam membentuk

kemandirian pada anak?

5. Apakah metode bercerita dapat bermanfaat untuk membantu anak belajar

mendengarkan terutama dalam hal penyampaian nilai-nilai kemandirian?

6. Bagaimana cara guru mengetahui bahwa nilai-nilai kemandirian anak mulai

berkembang melalui metode bercerita?

7. Apakah metode bercerita mampu membantu anak mengenalkan peran-peran

kemandirian dalam kehidupan sehari-hari?

8. Bagaimana bentuk-bentuk cerita untuk membentuk kemandirian anak?

9. Bagaimana cara guru menanamkan nilai-nilai kemandirian pada anak?

10. Bagaimana cara guru bercerita untuk membentuk kemandirian fisik pada

anak, misalnya: menggosok gigi?

11. Bagaimana cara guru bercerita untuk menanamkan kemandirian dalam hal

kepercayaan diri anak?

12. Bagaimana cara guru bercerita untuk menanamkan kemandirian dalam hal

mau bergaul dengan siapa saja?

Page 111: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

97

13. Apaakah guru menggunakan alat peraga dalam bercerita tentang penanaman

kemandirian anak?

14. Apakah alat peraga yang digunakan dapat membantu guru dalam membentuk

kemandirian pada anak?

15. Bagaimana cara guru bercerita untuk menanamkan kemandirian dalam hal

mengendalikan emosi pada anak?

16. Apakah dengan metode bercerita dapat bermanfaat untuk belajar

mengendalikan emosi pada anak sebagai salah satu bentuk kemandirian?

17. Bentuk cerita yang seperti apa untuk mengenalkan kemandirian emosi anak?

18. Apakah guru metode bercerita dapat bermanfaat dalam mengenalkan

pengetahuan baru berkaitan dengan bentuk kemandirian yang akan

diterapkan?

Page 112: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

98

Kisi-kisi wawancara dengan guru Kelompok B2

di Taman Kanak-kanak Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

1. Bagaimana kondisi perkembangan kemandirian anak di TK Kuntum Mekar

2?

2. Apa saja bentuk kemandirian yang dapat diterapkan melalui metode bercerita?

3. Apa jenis metode bercerita yang digunakan guru untuk membentuk

kemandirian anak?

4. Apakah guru menggunakan alat peraga dalam bercerita membentuk

kemandirian anak?

5. Apakah alat peraga yang digunakan bermanfaat untuk membentuk

kemandirian anak?

6. Bagaimana cara guru mengajak anak untuk membentuk kemandirian fisik?

7. Mengapa guru perlu memiliki tehnik bertutur yang variatif?

8. Apakah guru menyampaikan hikmah dari cerita yang disajikan dalam hal

penenanman nilai-nilai kemandirian?

9. Apakah guru meminta anak untuk mempraktekkan nilai-nilai kemandirian

yang disampaikan melalui bercerita?

10. Apakah guru melakukan kegiatan evaluasi setelah bercerita untuk mengetahui

pemahaman anak tentang kemandirian?

Page 113: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

99

Kerangka Dokumentasi

1.Profil TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

2. Struktur Organisasi TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung

3.Data Guru TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

4.Data Peserta Didik Kelompok B2 di TK Kuntum Mekar 2

Sukarame Bandar Lampung

5.Data Sarana dan Prasarana TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar

Lampung

6.Rencana Kegiatan Harian (RKH) TK Kuntum Mekar 2 Sukarame

BandarLampung

7.Foto kegiatan anak berkaitan dengan peranaan metode bercerita

dalam membentuk kemandirian anak di Taman Kanak-kanak

Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung

Page 114: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

100

RENCANA KEGIATAN HARIAN

TK KUNTUM MEKAR 2 SUKARAME

Semester/Minggu : I/11

Hari/Tanggal : Rabu, 9 November 2016

Kelompok/Usia : B2

Tema : Kebutuhaanku

Sub Tema : Pakaian

Waktu : 07.30-10.20

I. Materi:

1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (3.1, 4.1)

2. Berterima kasih atas pakaian yang telah dibuat (1.2)

3. Menyebutkan macam-macam pakaian (3.7, 4.7)

4. Menggambar sederhana (2.3)

5. Memasangkan benda sesuai pasangannya (3.6, 4.6)

6. Mewarnai gambar sederhana (2.4)

7. Memakai baju sendiri (2.8)

II. Alat/Bahan

- Gambar aneka pakaian

- Lembar kerja, crayon, pensil

- Buku gambar

- Baju seragam, selendang, majalah bekas

III. Pembukaan

- Berbaris

- Berdoa sebelum belajar

- Bernyanyi, salam

- Bercakap-cakap tentang “Macam-macam pakaian

Page 115: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

101

Page 116: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

102

RENCANA PEMBELAJARAN HARIAN (RPH)

TK KUNTUM MEKAR 2 SUKARAME

Semester/Minggu : I/10

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 November 2016

Kelompok/Usia : B2

Tema : Kebutuhaanku

Sub Tema : Kebersihan Kesehatan dan Keselamatan

Waktu : 07.30-10.20

I. Materi:

1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (3.1, 4.1)

2. Menjaga kesehatan diri (2.1)

3. Mendengarkan cerita sederhana (2.7)

4. Mengelompokkan benda berdasarkan jenisnya (3.6, 4.6)

5. Dapat mengungkapkan pendapat sederhana(3.11, 4.11)

6. Mencocok gambar sederhana (2.4)

7. Menghargai orang lain (2.10)

II. Alat/Bahan

- Pasta gigi, odol, gelas,

- Lembar kerja, crayon

- Mahkota raja dan putri, jambu plastik

III. Pembukaan

- Berbaris

- Berdoa sebelum belajar

- Bernyanyi, salam

- Bercakap-cakap tentang “Kebersihan Diri”

(Menggosok Gigi)

Page 117: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

103

Page 118: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

104

RENCANA PEMBELAJARAN HARIAN (RPH)

TK KUNTUM MEKAR 2 SUKARAME

Semester/Minggu : I/12

Hari/Tanggal : Sabtu, 19 November 2016

Kelompok/Usia : B2

Tema : Lingkunganku

Sub Tema : Keluargaku

Waktu : 07.30-10.20

I. Materi:

1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (3.1, 4.1)

2. Manusia ciptaan Tuhan (1.1)

3. Bersikap santun kepada orang tua (2..14)

4. Menggunting pola gambar sederhana (2.4)

5. Melipat gambar sederhana (3.3, 4.3)

6.Mengenal anggota keluarga (3.7, 4.7)

7. Mendengarkan cerita sederhana (2.7)

II. Alat/Bahan

- Gambar anggota keluarga

- Lembar kerja, crayon, gunting, lem

- Kertas lipat

III. Pembukaan

- Berbaris

- Berdoa sebelum belajar

- Bernyanyi, salam

- Bercakap-cakap tentang anggota keluarga yang ada di rumah

Page 119: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

105

Page 120: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

106

Foto Kegiatan Bercerita tentang “Memakai Sepatu Sendiri”

Page 121: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

107

KEGIATAN BERCERITA

“DAPAT MEMAKAI BAJU SENDIRI”

Page 122: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

108

Page 123: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

109

KEGIATAN BERCERITA

“DAPAT MENGGOSOK GIGI SENDIRI”

Page 124: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

110

Page 125: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

111

FOTO-FOTO KEGIATAN KEMANDIRIAN ANAK DI TK

KUNTUM MEKAR 2

Dapat melepas sepatu sendiri Dapat meletakkan peralatan

belajar setelah digunakan

Mau bernyayi di depan kelas tanpa ditemani ibu guru

Page 126: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

112

Dapat membereskan mainan Dapat mencuci tangan

setelah digunakan sendiri

Dapat makan sendiri Dapat membereskan

peralatan makan

Page 127: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

113

Page 128: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

114

MENGGOSOK GIGI

Tersebutlah di sebuah istana yang sangat megah dan indah, tinggallah

seorang raja yang sangat kaya dan juga baik hatinya. Raja tersebut juga sangat

dermawan pada setiap orang, sehingga raja tersebut sangat disenagi oleh rakyatnya.

Pada suatu hari yang cerah, Raja dan Ratu dengan diiringi para prajuritnya pergi

berjalan-jalan di sebuah kebun istana untuk melihat kebun jambu biji miliknya yang

sudah mulai berbuah dan siap untuk dipanen.

Raja : “Wah jambu-jambuku sudah pada masak”.

Ratu : “Iya baginda benar sekali.......Cobalah lihat di sebelah sana baginda....

Ada yang sangat besar, mulus dan wangi sekali aromanya”.

Raja : “Wah.....benar sekali Ratu. Aku ingin sekali mencicipinya.

“Hai prajurit..... Tolong ambilkan buah jambu itu ya”.

Prajurit: “ Baik baginda.....

Ini buah jambunya baginda”. Raja :

Raja : “Wah.....sepertinya manis sekali rasanya”.

(dengan tidak sabar Raja pun langsung memakan jambu tersebut).

Raja : “Eem...nyam....nyam manis sekali jambu ini Ratu.

Ratu : “Aah....Benarkah baginda?”.

Namun, tiba-tiba apa yang terjadi? Ketika sedang asyik makan jambu, sang Raja

berteriak kesakitan).

Raja : “Aaah....Aduuuh sakit”

Ratu : “Hah....ada apa baginda, mengapa engkau berteriak seperti itu?”.

Raja : “Aduuuh....gigiku sakit sekali ratu”.

Ratu : “Baiklah... ayo kita kembali ke istana saja baginda”.

(kemudian Raja dan Ratu pun kembali ke istana. Raja masih terus merintih kesakitan

karena giginya berlubang dan ada biji jambu yang masuk di dalamnya. Raja sudah

diberi jamu untuk mengobati rasa sakitnya, namun tetap saja tidak sembuh, akhirnya

Raja pun membuat sayembara).

Page 129: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

115

Raja : “Hai prajuritku.....umumkan kepada seluruh rakyatku, siapa saja yang dapat

menyembuhkan sakit gigiku ini, maka aku akan memberikan hadiah yang

sangat besar”.

Prajurit: “ Baik baginda, akan kami laksanakan.....”

(prajurit memberikan pengumuman)

Prajurit: “ Pengumuman...... Pengumuman..

Barang siapa yang dapat menyembuhkan sakit ggi Raja, maka Raja akan

Memberikan hadiah yang sangat besar”.

(rakyat pun mulai mencari berbagai cara maupun mencari obat untuk dapat

menyembuhkan sakit gigi Raja. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat

menyembuhkan sakit gigi Raja. Hingga, suatu ada seorang anak yang datang untuk

menghadap kepada Raja. Anak tersebut bernama Popi)

Popi : “Wahai sang Raja, bolehkah aku menyembuhkan sakit gigimu”.

Raja : “Siapa namau anak manis?”.

Popi : “Namaku Popi baginda. Aku tahu bagaimana cara menyembuhkan sakit

gigimu baginda”.

Raja : “Benarkah? Kalau begitu bagaimana caranya nak?”.

Popi : “Begini baginda”.

(Popi pun mengajarkan baginda cara menggosok gigi sambil bernyanyi)

Sok gosok-gosok gosok gigi, gosok gigi

Sok gosok-gosok gosok gigi, gosok gigi

Ambil sikat gigimu, oles pasta gigimu

Mulai gosok gigimu

Gumamkanlah lagumu....emmm.....emmm

“Nah.....begitu baginda. Ayo...baginda harus ikuti aku ya....”

(raja pun mengikuti cara yang diajarkan Popi, dan ajaib setelah itu sakit gigi Raja

langsung hilang)

Raja : “Wah....gigiku sudah tidak sakit lagi....Engkau hebat sekali Popi.

Terimaksih ya Popi”.

Page 130: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

116

Popi : “Sama-sama baginda. Nah, ...agar baginda tidak sakit gigi lagi, baginda

harus menggosok gigi sebanyak 2x dalam sehari pagi dan malam hari

ketika mau tidur”.

Raja : “Baiklah anak manis.....Sebagai balasannya apa yang engkau inginkan?”.

Popi : “Tidak ada baginda, aku sudah merasa senang dapat menyembuhkan

baginda”.

Raja : “Wah.....mulia sekali hatimu nak, kalau begitu aku akan mengangkatmu

menjadi anakku dan engkau boleh berkunjung ke istanaku ini kapan pun

yang engkau mau”.

Popi : “Terima kasih baginda. Engkau sangat baik sekali”.

(Nah, sejak saat itu Popi diangkat sebagai anak oleh Raja dan Raja memerintahkan

seluruh rakyatnya untuk selalu menggosok gigi sebanyak 2x dalam sehari).

Selesai

Page 131: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

117

PAKAI SEPATU SENDIRI

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah anak-anak libur semester

pertama. Anak-anak terlihat begitu senang. Mereka belajar bernyanyi, membaca doa,

mewarnai dan lain-lain. Pada hari ini guru mengajarkan lagu “Kring-kring bunyi

sepeda”.

Ibu guru : “Anak-anak ada yang tahu tidak, bagaimana bunyi sepeda?”.

Meli : “Saya tahu bu....bunyinya kring-kring-kring”.

Bejo : “Iya bu guru....seperti sepeda ontel kakekku”.

Ibu guru : “Iya benar semua. Nah hari ini, kita akan belajar menyanyi,

Kring-kring bunyi sepeda”.

(mereka pun ikut bernyanyi)

Kring-kring bunyi sepeda

Sepedaku roda dua

Ku dapat dari ayah, karena rajin bekerja

Tuktuk...tuktuk bunyi sepatu

Sepatuku kulit lembu

Ku dapat dari ibu, karena rajin membantu

Meli : “ Wah.....itu seperti saya bu......Kemarin saya dapat hadiah sepatu

dari ibuku”.

Bejo : “Wah.....asyik dong Mel. Tetapi....kamu bisa tidak memakai sepatu

sendiri Mel?”.

Meli : “Bisa dong.....”.

Bejo : “Bagus dong....Saya kira tidak bisa memakai sepatu sendiri. Nanti....

bisa-bisa pulang sekolahnya ketinggalan terus, seperti si Panjul itu,

(ha....ha...ha.....)”.

Meli : “Ha....ha....iya si Panjul kan belum bisa memakai sepatu sendiri, jadi

selalu menunggu minta dipakaikan oleh ibu guru, jadi pulangnya

Page 132: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

118

ketinggalan deh dengan teman-teman yang lain”,

Ibu guru : “Eh....sudah.....sudah tidak boleh mengejek Panjul seperti itu.....

Panjul akan belajar memakai sepatu sendiri. Iya kan Panjul?”.

Panjul : “Em....iya bu guru, Panjul tidak mau lagi ditinggal teman-teman

karena pakai sepatunya terakhir terus”.

Bejo : “Wah....bagus dong. Kalau Panjul sudah bisa memakai sepatu

sendiri, si Panjul tidak ketinggalan lagi pulangnya dan kita bisa

pulang bersama-sama jadi lebih asyik nih

Meli : “Hore...........”.

(anak-anak pun mulai melanjutkan belajarnya kembali bersama ibu guru).

SELESAI

Page 133: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

119

DATA SISWA KELOMPOK B2

TK KUNTUM MEKAR 2

TAHUNPELAJARAN 2016/2017

No Nama Siswa Jenis

Kelamin

Tempat/tanggal lahir

1 Ajizan Musaid L B.Lampung, 18 Januari 2011

2 Alfatih Damar Brilian L B.Lampung,28 Desember 2010

3 Aulia Adina Puri P B.Lampung,2 Juli 2011

4 Aurel Juliyana Andina P Muara Dua, 3 Juli 2010

5 Bintang Wira Yudha L B.Lampung, 29 Desember 2010

6 Dara Safira Wahyuni Purwoko P Way Dadi, 20 Juli 2011

7 Elang Mulah Ahmad L B.Lampung,3 Juni 2011

8 Fitri Ardila P B.Lampung,3 Agustus 2011

9 Fakhrii Muhammad Prayudha L Manna,13 Maret 2012

10 Karenina M Ayundya P B.Lampung, 2 Juni 2012

11 Keysha Aprilia P B.Lampung, 2 April 2011

12 Khaisara Medina Azzalea P B.Lampung, 27 September 2010

13 Kirana Zahwa Meylafizza P B.Lampung, 19 September 2011

14 Maulida Febiyani P B.Lampung, 5 Februari 2011

15 Muhammad Fahri Pramudya L B.Lampung 18 September 2010

16

Muhammad Fathin Mu’adz Zaky L B.Lampung, 27 April 2011

17 Muhammad Arif Wibowo L B.Lampung, 11 Juni 2011

18 M. Arkan Marzuki L B.Lampung, 14 Juli 2011

19 Mutiara Dara Calista P B.Lampung, 23 Maret 2011

20 Najah Robiatul Adawiyah P Kota Agung, 20 Maret 2011

21 Shaqila Nafisa Adlina P Way Dadi, 13 Januari 2012

22 Zavas Adli Wiguna L B.Lampung, 26 September 2010

23 Zian Aidan Kadafi L B.Lampung, 18 Mei 2011

24 Zivanda Azkia P B.Lampung, 3 Maret 2011

Page 134: PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN …repository.radenintan.ac.id/690/1/SKRIPSI__FULL.pdf · kemandirian anak di Kelompok B2 TK Kuntum Mekar 2 Sukarame Bandar Lampung ... sebagai

120