manajemen peningkatan karakter kemandirian …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. naskah publikasi.pdf ·...

25
TAHUN 2019 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata II pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh Sumarwanto NIM. Q100160215 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BERBASIS NILAI-NILAI PESANTERN DI SMP MUHAMMADIYAH DARUL ARQOM KARANGANYAR TAHUN 2019

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

TAHUN 2019

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata II

pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

Sumarwanto

NIM. Q100160215

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN

BERBASIS NILAI-NILAI PESANTERN DI SMP MUHAMMADIYAH

DARUL ARQOM KARANGANYAR TAHUN 2019

Page 2: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

i

Page 3: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

ii

Page 4: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu
Page 5: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

1

MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN

BERBASIS NILAI-NILAI PESANTERN DI SMP MUHAMMADIYAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persiapan Peningkatan Karakter

Kemandirian Berbasis Nilai-nilai Pesantren di SMP Muhammadiyah Darul

Arqom, untuk mengetahui pelaksanaan Peningkatan Karakter Kemandirian

Berbasis Nilai-nilai Pesantren di SMP Muhammadiyah Darul Arqom dan Untuk

mengetahui hasil Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai

Pesantren di SMP Muhammadiyah Darul Arqom. Penelitian Kualitatif ini

menggunakan desain penelitian etnografi dengan teknik pengumpulan data

observasi langsung. Wawancara dilakukan secara mendalam dan tehnik serta

analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles Huberman. Untuk

mendapatkan data tentang perencanaan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai

Pesantren dalam rangka membentuk siswa mandiri, maka dilakukan Observasi

dengan teknik secara langsung. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa kajian

tentang catatan tertulis atau arsip tentang perencanaan dan pelaksanaan yang

dilakukan terkait fokus penelitian. Teknik Pengumpulan Data dilakukan dalam 3

kali wawancara dan observasi. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah

siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Darul Arqom tahun pelajaran 2019/2020.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan wawancara dan observasi

terhadap aktivitas siswa pada wawancara diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas

siswa dalam kegiatan Upaya Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-

Nilai Pesantren Di SMP Muhammadiyah baik untuk diterapkan karena dapat

membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan

selalu melaksanakan sholat berjamaah , siswa siswi banyak yang hafis Al Qur’an ,

berpidato bahasa asing baik arab maupun inggris , keaktifan belajar dan motivasi

belajar siswa meningkat.

Kata Kunci: manajemen, peningkatan karakter kemandirian,nilai nilai pesantren

DARUL ARQOM KARANGANYAR TAHUN 2019

Page 6: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

2

This research is to find out the Preparation of Independent Character Advancing

Based on Pesantren Values at Darul Arqom Muhammadiyah Junior High School,

to find out the implementation of the Independent Character Advancing Based on

Pesantren Values in Darul Arqom Muhammadiyah Junior High School and to

find out the result of the Independent Character Advancing Based on Pesantren

Values in Darul Arqom Muhammadiyah Junior High School. This qualitative

research utilized etnographic research design with direct observation data

collection technique. In-depth interview and interactive analysis model of Miles

Huberman was utilized in this research. To obtain the data concerning the

Preparations for Advancing the Independent Character based on Pesantren Values

in order to build independency on the students, observation with direct technique

was performed. The documentation in this research was review on written

notation or archieve about the preparation and the implementation of the method

concerning the topic of research. Data Collection Techniques were 3 times

interviews and observations. The subjects of the study were the seventh grade

students of Darul Arqom Muhammadiyah Junior High School in the academic

year 2019/2020.

Based on the results of interviews and observations of student activities, it was

concluded that the activities of students to build the Independent character based

on Pesantren values at Muhammadiyah Junior High School were good to be

implemented because they could build the Independent character of students.

Keywords: Management, Advancing Independent Character,

ABSTRACT

Page 7: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

3

Sistem pendidikan pesantren sejalan dengan sistem pendidikan yang

dicanangkan pemerintah untuk dapat merespon perkembangan zaman, ada

nilai plus yang melekat pada pesantren yaitu tetap mempertahankan kekhasan

sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki orientasi utama

menanamkan nilai-nilai spiritual keagamaan sebagai modal utama

pembentukan aklak dan moral generasi bangsa. Dengan begitu, implementasi

manajemen peserta didik dengan basis pesantren akan membantu peserta didik

dalam menyerap ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral sekaligus, karena

tersedianya wadah berupa iklim pembelajaran yang memungkinkan mereka

untuk mengembangkan kedua aspek tersebut. Terkait dengan pentingnya

manajemen peserta didik berbasis pesantren sebagai alternatif dalam mencetak

output pendidikan yang cerdas intelektualitas dan moralitasnya, salah satu

lembaga pendidikan yang mengimplementasikan manajemen tersebut adalah

SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar. Dalam memberdayakan

peserta didik, SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar berusaha

memacu perkembangan intelektual (akal), jasmani, dan rohani peserta didik.

Karakter yang dipahami sebagai sebuah sifat utama yang terukir,

baik pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan, yang melekat dan menyatu kuat

pada diri seseorang yang membedakannya dengan orang lain bukanlah sesuatu

yang terbentuk dengan sendirinya. Ada empat faktor yang berpengaruh dalam

pembentukan karakter seseorang yaitu : faktor hereditas, faktor lingkungan,

faktor kebebasan, faktor hidayah Tuhan. Dari penjelasan tersebut dapat

dijelaskan bahwa karakter adalah sesuatu yang bisa dibentuk sejak usia dini.

ASUS1
Typewritten text
1. PENDAHULUAN
Page 8: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

4

Menurut Zubaedi, proses pembentukan karakter terbagi menjadi empat

tahapan: pertama, pada usia dini disebut dengan tahap pembentukan karakter,

kedua, pada usia remaja disebut dengan tahap pengembangan, ketiga, pada

usia dewasa disebut dengan tahap pemantapan, keempat, pada usia tua disebut

dengan tahap pembijaksanaan. Dan pengembangan dalam setiap tahapan

tersebut harus melalui tiga tahapan yaitu knowing (pengetahuan), acting

(pelaksanaan), dan habit (kebiasaan).

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang

mempunyai aneka kebudayaan dan memiliki nilai-nilai budaya yang beragam

pula. Dengan keanekaragaman tersebut tentunya bukan menjadi penghalang

bagi masyarakat Indonesia untuk bersatu sesuai semboyan bangsa Indonesia

“Bhinneka Tunggal Ika”. Namun seolah-olah persatuan dan kesatuan bangsa

ini sedang mengalami kemerosotan. Terjadinya perselisihan antar suku,

agama, organisasi, terjadinya tawuran antar warga bahkan tawuran antar

pelajar, menurunnya kepercayaan publik terhadap pejabat karena tindakan

korupsinya, prostitusi yang sudah menjalar sampai kepada peserta didik,

pencabulan terhadap anak-anak disertai dengan pembunuhan, dan tindakan

negatif lainnya. Tanpa kita sadari perilaku diatas merupakan merosotnya nilai

moral dan karakter yang terjadi di bangsa Indonesia.

Terjadinya pelemahan karakter masyarakat Indonesia menjadi salah

satu faktor bahwa Indonesia masih mengalami ketertinggalan dengan bangsa

lain, baik itu bangsa yang sudah maju ataupun dengan sesama bangsa yang

sedang berkembang. Dalam pendidikan contohnya, pendidikan yang

Page 9: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

5

seharusnya sebagai modal untuk meningkatkan derajat hidup dan bersaing

dengan bangsa lain tetapi pendidikan di Indonesia masih mengalami

permasalahan. Berdasarkan laporan Education For All (EFA) Global

Monitoring Report dari UNESCO 2011 peringkat pendidikan Indonesia di

Asia berada pada level 34 (disdikpora.palangkaraya.go.id). Hal ini merupakan

dampak dari rendahnya karakter bangsa sekarang ini.

Pendidikan karakter merupakan upaya pemerintah untuk merubah

perilaku peserta didik kearah yang lebih baik, lebih mulia, yang

mencerminkan sebagai seorang pelajar. Harapan masyarakat Indonesia

melalui pendidikan karakter dapat terwujud masyarakat yang ber-Ketuhanan

Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan

Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratanperwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia (Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 4).

Pendidikan karakter di Indonesia bergulir kurang lebih pada tahun

2008, sehingga sebelas tahun sudah Indonesia mengimplementasikan

pendidikan karakter. Namun harapan masyarakat masih belum tercapai,

bahkan perilaku pelajar semakin memprihatinkan. Hal tersebut menjadi salah

satu faktor melemahnya karakter bangsa.

Perilaku melemahnya karakter bangsa bisa dilihat dari jumlah

pengguna narkoba di Indonesia. Ternyata pelajar menjadi pasar terbesar bagi

pengedar narkoba di Indonesia, laporan dari Direktorat Tindak Pidana

Narkoba (Dit. TPN) Mabes Polri dan BNN (2013), pada tahun 2012 jumlah

Page 10: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

6

kasus narkoba dengan tersangka pelajar sebanyak 32.743 jiwa dengan rincian:

pelajar SD sebanyak 4.624, pelajar SMP 8.806, pelajar SMA 18.314, dan

mahasiswa 999. Sungguh angka yang sangat fantastis, dimana jumlah pelajar

yang terjerumus kedalam dunia narkoba sangat banyak. Hal ini karena kurang

maksimalnya pendidikan dalam membentuk karakter kepada peserta didik dan

pengawasan dari keluarga yang tidak begitu maksimal, sehingga hal ini

menjadi celah kepada peserta didik untuk berbuat negatif.

Berdasarkan laporan akhir survei nasional perkembangan

penyalahgunaan narkoba pada tahun 2015 data dari BNN (Badan Narkotika

Nasional) bekerjasama dengan Puslitkes Universitas Indonesia (UI) jumlah

tersebut terus meningkat bahkan tembus angka 5,8 juta jiwa (kompasiana.com,

2015).

Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) M Masri Muadz

pada tahun 2008 survey yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sebanyak

63% remaja sudah melakukan hubungan seks sebelum nikah. Pada tahun 2015

terdapat 135 anak dibawah umur tersangkut hokum untuk wilayah Gunung

Kidul dan Bantul, 103 diantaranya mendapat hukuman berupa kurungan dan

32 anak mendapat pembinaan dari Balai Pemasyarakatan Anak (BAPAS).

Kurniawan (Harian Jogja, 8 Januari 2015).

Beberapa data diatas menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang

sudah berjalan lebih kurang selama 8 tahun belum menunjukkan hasil yang

signifikan. Oleh karena itu semua elemen masyarakat juga harus saling

Page 11: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

7

bekerjasama agar pelaksanaan pendidikan karakter ini dapat menunjukkan

hasil sesuai degnan yang diharapkan.

Nurdin (2015), dalam penelitiannya tentang “The Policy on Civic

Education in Developing National Character in Indonesia” menyimpulkan

bahwa penanaman karakter nasional melalui Pendidikan Kewarganegaraa

masih terdapat kendala, dimana metode pembelajaran yang diterapkan belum

sesuai dengan tujuan pengembangan nilai karakter nasional.

Zulnuraini (2012), penelitian tentang “Pendidikan Karakter: Konsep,

Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu”

menyimpulkan bahwa masih terdapat kendala dala pemahaman dan

penguasaan guru terhadap konsep pendidikan karakter dan juga guru belum

memahami tentang hakikat pendidikan karakter.

Berdasarkan hasil penelitian diatas ternyata pengembangan

pendidikan karakter disekolah masih terdapat berbagai kendala, padahal

pendidikan karakter di Indonesia dibutuhkan secara mendesak agar generasi

muda tidak mudah terjerumus ke perbuatan yang negatif. Terlebih lagi

sekolah, sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga

tempat dimana peserta didik dibimbing, dimotivasi dan diarahkan ke hal yang

bersifat mendidik tentunya sekolah harus memiliki berbagai strategi yang baik

dalam pengembangan nilai karakter kepada peserta didik.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini mempergunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian

yang dilakukan pada kondisi yang alamiah, sampel yang digunakan adalah

Page 12: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

8

tehnik probality sampling yaitu simple rondom sampling,dimana sampel

diambil dari populasi yang dilakukan secara acak, dalam hal ini tehnik

pengumpulan data menggunakan observasi, inteview atau wawancara.

Penelitian ini mempergunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang bersifat terbuka,

kontekstual, secara social yang meliputi persepsi dan pandangan individu dan

kolektif, diteliti dengan menggunakan manusia sebagai instrument (Sutama,

2015: 32). Sedangkan desain dalam penelitian menggunakan desain penelitian.

Studi fenomenologi (phenomenological studies) mencoba mencariapa arti dari

pengalaman dalam kehidupan dan tujuan dari penelitian fenomenologi ialah

mencari atau menemukan makna dari hal-hal esensial atau mendasar dari

pengalaman hidup tersebut (Sukmadinata, 2013: 63).

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan pembelajaran Peningkatan Karakter Kemandirian

Berbasis Nilai-nilai Pesantren, tidak jauh berbeda dengan pengelolaan

pembelajaran yang lainnya. Oleh karena itu pengelolaan pembelajaran itu

diawali dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian atau evaluasi. Temuan awal menunjukkan bahwa proses belajar

mengajar Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai Pesantren

belum menerapkan pendekatan kontekstual. Dengan demikian proses

pembelajaran masih menggunakan atau menerapkan metode tradisional.

Page 13: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

9

Nilai-nilai Pesantrendi SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar.

Kegiatan diawali dengan pembuatan rencana pembelajaran atau

penyusunan Satuan Pembelajaran. Perencanaan ini dibuat dan persiapkan

sebelum pelajaran disajikan. Dengan demikian guru sudah ada persiapan

tentang apa yang akan diajarkan kepada siswa. Persiapan mengajar

pembiasaan Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai

Pesantrenpesantren di SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar

disusun sekolah sendiri.Pengorganisasian pembelajaran.

Berbasis Nilai-nilai Pesantren di SMP Muhammadiyah Darul Arqom

Karanganyar tidak berbeda dengan sekolah yang lain karena semua

telah diserahkan pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran berbasis

Pesantren.

Pelaksanaan pembelajaran Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-

nilai Pesantren tidak didahului dengan pretes atau appersepsi, guru setelah

mengucap salam langsung masuk pada materi atau pokok permasalahan.

Entah karena lupa atau memang hal ini biasa dilakukan. yang jelas selama

pengamatan penulis hal ini memang tidak dilakukan. Kegiatan

pembelajaran Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai

Pesantren meliputi empat hal pokok yaitu: pidato(muhadatsah); membaca

3.1 Perencanaan pembelajaran Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis

3.2 Pengorganisasian pembelajaran Peningkatan Karakter Kemandirian

3.3 Pelaksanaan Pembelajaran.

Page 14: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

10

(qiroah); menulis (kitabah) dan mendengarkan/menyimak (istimak).

Dengan demikian setiap topik mengandung empat unsur tersebut. Dengan

adanya perbedaan unsur itu, maka penggunaan metode dalam

pembelajaran juga berbeda. Sebagaimana pembelajaran bahasa asing

lainnya, guru Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai

Pesantren menggunakan metode konvensional seperti ceramah, membaca,

tugas dan latihan. Metode tanya jawab jarang digunakan, kecuali tanya

jawab antara guru dengan siswa. Tanya jawab antara siswa dengan siswa

jarang terjadi.

Nilai-nilai pesantren di SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar

Sejalan dengan penelitian penelitian ini sesuai teori yang

dikemukakan Allen dalam Hasibuan (2009: 92)Bentuk pengendalian dan

perencanaan pembelajaran Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis

Nilai-nilai Pesantren adalah adanya kegiatan evaluasi hasil belajar siswa.

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran

telah dikuasai siswa. Dalam istilah sekarang adalah uji kompetensi.

Dengan demikian evaluasi adalah untuk mengetahui sejauhmana

kompetensi anak terhadap mata pelajaran yang telah diterangkan. Model

evaluasi yang dilaksanakan SMP Muhammadiyah Darul Arqom

Karanganyar mengacu pada uji kompetensi yang tercantum dalam

lembar kerja siswa. Evalusi dilakukan secara klasikal. Bahkan pemberian

tugaspun juga secara klasikal, artinya guru tidak memperhatikan tingkat

3.4 Pengendalian pembelajaran Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis

Page 15: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

11

kemajuan siswa, namun siswa diberi tugas yang sama. Rata-rata guru

mengadakan evaluasi sebanyak empat kali tiap semester. Walau kadang-

kadang sampai lima atau enam kali. Evaluasi itu baik melalui ulangan

tengah semester, ulangan harian, maupun ulangan semester.

Penggunaan pendekatan kontekstual baru dijalankan setelah adanya

kerja sama antara guru mata pelajaran dengan peneliti. Sehingga ada

perubahan cara-cara mengajar Peningkatan Karakter Kemandirian

Berbasis Nilai-nilai Pesantren yaitu dengan meninggalkan metode lama

dan menerapkan metode yang baru.

Keberhasilan suatu program akan terukur melalui proses evaluasi.

Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan melalui proses kegiatan

pembiasaan akan terukur keberhasilan dan tidaknya melalui evaluasi

program dan monitoring. Kesimpulan tersebut didasarkan atas hasil

pengamatan, catatan anekdotal, tugas dan laporan. Demikian pula evaluasi

pelaksanaan pendidikan karakter melalui pembiasaan di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar, evaluasi tentang proses

pendidikan karakter dapat dilakukan oleh kepala sekolah, komite sekolah

dan orang tua siswa. Kepala sekolalah akan menilai bagaimanakah

keterlaksanaan pendidikan karakter meggunakan data-data tentang:

laporan kegiatan, jadwal kegiatan, petugas pelaksana maupun dengan

melihat pertanggungjawaban penggunaan keuangan dalam membiayai

kegiatan. Dengan melihat data tersebut kepala sekolah akan mengetahui

bagaimanakah kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Laporan

Page 16: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

12

kegiatan dapat dilihat dari bentuk-bentuk pertanggungjawaban yang dibuat

oleh guru atau unsur pelaksana tugas kegiatan, dapat pula dilihat dari

mobilitas siswa dalam melaksanakan kegiatan, serta beberapa jadwal

kegiatan yang menjadi pedoman kegiatan. Pihak orang tua dan komite

sekolahpun dapat melakukan evaluasi dan menanggapi keterlaksanaan

program sekolah dengan mengundang rapat bersama dewan guru, untuk

memberikan saran kritik dan tanggapan penilaian kegiatan yang

dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar.

Evaluasi sering juga disebut penilaian atau pengendalian, tujuan

agar dapat menjamin pencapaian kinerja yang sesuai tujuan dan rencana

yang ditetapkan. Menurut Nuriyatun (2016: 179) evaluasi pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan guru dengan menilai

kebiasaan perilaku siswa, dengan dilakukan evaluasi akan ditemukan

kendala atau faktor yang menghambat pelaksanaan program.

Secara garis besar dari data pelaksanaan kegiatan dapat diketahui

bahwa pelaksanaan kegiatan pembiasaan di SMP Muhammadiyah Darul

Arqom Karanganyar telah tercapai dan dapat berjalan dengan optimal.

Satu temuan yang mendukung keberhasilan kegiatan pendidikan di

sekolah ini adalah adanya kualitas lulusan siswa yang memperoleh nilai

baik dan berkarakter baik, juga satu indikator yang lebih penting dan tidak

terelekkan adalah adanya antusias wali siswa yang ingin menyekolahkan

putra-putrinya di sekolah ini. Terbukti bahwa setiap awal tahun pelajaran

Page 17: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

13

sekolah ini akan selalu menolak jumlah murid karena banyaknya peminat

dan terbatasnya jumlah siswa yang diterima.

Setelah berbagai elemen melakukan evaluasi akan dijadikan

sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut dari pendidikan karakter

melalui pembiasaan oleh pihak otoritas sekolah. Berbagai kehgiatan yang

belum dilaksanakan akan segera dilaksanakan, dan ditingkatkan,

sedangkan yang telah terlaksana akan selalu dioptimalkan. Dari hasil

evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pemberian pendidikan

karakter akan terwujud melalui kegiatan pembiasaan di SMP

Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar.

Hasil penelitian ini mendukung riset Oktarina et al. (2015) tentang

“Character Education Evaluation Model Based on School Culture for

Elementary School”bahwa evaluasi pelaksanaa pendidikan karakter

berbasis budaya di sekolah dasar penting dilakukan. Model evaluasi

menggunakan instrumen yang disusun guru, pertemuan dan diskusi yang

melibatkan seluruh unsur personil sekolah serta membahas pencapaian

perkembangan karakter siswa.

Riset Lee (2009) tentang “The planning, implementation and

evaluation of a character-based school culture project in Taiwan”

mendukung temuan ini bahwa hasil evaluasi pelaksanaan program BSBC

(Character-Based School-Culture) di sekolah-sekolah Taiwan mampu

mencapai budaya sekolah yang efektif dan berkualitas tinggi.Riset Sze

Page 18: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

14

(2014) tentang “Evaluation of a Moral and Character Education Group

for Primary School Students” mendukung temuan ini bahwa hasil

evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Hong Kong

melalui stategi kerja kelompok mampu mengembangkan nilai-nilai moral

yang menghasilkan perilaku positif pada siswa seperti adanya peningkatan

pemahaman diri dan hubungan interpersonal yang baik antara anggota

kelompok diskusi.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tindakan dan refleksi dalam penelitian ini, maka

dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Rencana yang dapat dijadikan kerangka kerja dan pedoman penyelesaian

untuk menentukan proses yang paling efektif dan efisien dalam mencapai

tujuan yang dapat diukur dan dibandingkan hasil yang seharusnya dicapai,

dan mencegah pemborosan uang, tenaga dan waktu adalah:

a. Mengadakan studi banding ke sekolah lain untuk mencari informasi

karakter kemandirian sebanyak-banyaknya.

b. Mengadakan rapat dewan guru untuk :

a) Mencari informasi karakter kemandirian sebanyak-banyaknya.

b) Menyususn jadwal kegiatan.

c) Mencari materi yang berkaitan dengan karakter siwa.

2. Pelaksanaan karakter kemandirian di SMP Muhammadiyah darul arqom

adalah data yaitu:

Page 19: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

15

Siswa bersama guru dan karyawan sekolah melaksanakan sholat Dhuha,

Saholat Dhuhur dan Sholat Asar secara berjamah pada ruang Mushola

SMP Muhammadiyah Darul Arqom, Hafalan Surat-surat Al-Quran

(Tahfidz), Membaca Al-Ma’Surot (dzikir pagi), Dzikir pagi dilaksanakan

sebelum sholat dhuha.Untuk menunggu bel masuk pagi, siswa membaca

surat-surat pendek. Pidato bahasa Arab/bahasa Inggris dan hafalan hadits

Arbain menjelang/menunggu sholat Asar. Pembiasaan berkomunikasi

menggunakan Peningkatan Karakter Kemandirian Berbasis Nilai-nilai

pesantren (Arabic Area) dan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris

(Engglis Area). Setiap siswa yang memasuki kawasan Arabic Area wajib

berkomunikasi menggunakan bahasa arab, jika siswa memasuki kawasan

Engglis Area maka juga wajib menggunakan bahasa Inggris, Catering

sekolah untuk mengantisipasi siswa jajan di luar sekolah dan pembiasaan

memakai peci.

Namun masih ada sebagian besar siswa kurang bersemangat untuk

mengikuti pembiasaan tersebut di atas. Misalnya pada waktu dzikir pagi

dia ketiduran “saya sering ketiduran pada saat dzikir pagi, karena jam-jam

itu badan mulai lelah dan jam-jam ngantuk, ha.. ha.. ha.. “ kata salah

seorang siswa laki-laki yang saya tanyai.

3. Hasil pembelajaran pembiasaan PeningkatanKarakter Kemandirian

Berbasis Nilai-nilai Pesantren pada siswa kelas VII Semester gasal SMP

Muhammadiyah Darul ArqomKaranganyar tahun pelajaran 2019/2020

Page 20: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

16

adalah meningkatnya keaktifan belajar dan motivasi belajar siswa pada

setiap pelajaran Sebagai berikut :

a. Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap akhir

semester. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemandirian

belajar siswa.

b. Motivasi belajar siswa meningkat pada setiap akhir semester. Hal ini

ditunjukkan dengan skor rata-rata motivasi belajar pada tahap awal

semester meningkat di akhir semester.

4.2 Saran

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru dan sekolah sebagai

salah satu alternatif pembiasaan PeningkatanKarakter Kemandirian

Berbasis Nilai-nilai Pesantren pada SMP Muhammadiyah Darul

ArqomKaranganyar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

menyampaikan materi pembiasaan serta penggunaan media pembelajaran

yang cukup variatif yang sudah tersedia disekitar lingkungan peserta

didik.

menemukan sendiri sehingga timbul rasa kepuasan dan bangga dengan

apa yang telah dipelajarinya.

2. Selama berlangsungnya proses pembiasaan diharapkan mampu

1. Kreatifitas guru sangat diperlukan guna memperbarui cara-cara

4.2.1 Saran bagi guru dan sekolah

Page 21: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

17

diperlukan guna saling tukar pengalaman dan pengetahuan, sehingga

timbul interaksi timbal balik

Bagi kepala sekolah penulis menyarankan agar hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu

pembelajaran pembiasaan PeningkatanKarakter Kemandirian Berbasis

Nilai-nilai Pesantren dengan memperhatikan :

6.1 Membina guru khusunya agar senantiasa menggunakan pendekatan

pembiasaan dalam setiap pembelajarannya di kelas.

6.2 Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran dengan menambah

buku-buku di perpustakaan sebagai tambahan wawasan dan

pengetahuan, baik bagi guru maupun bagi siswa.

Bagi peneliti lain hendaknya juga mengadakan penelitian yang

serupa agar menelaah, mengkaji dan memperdalam pengelolaan

pembelajaran pembiasaan PeningkatanKarakter Kemandirian Berbasis

Nilai-nilai Pesantren, serta mengadakan pengamatan pembelajaran kelas

agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan harapan.

Penulis merasa penelitian ini jauh dari sempurna, karena baru sampai pada

pembiasaan siswa, maka untuk penelitian berikutnya kami sarankan

kepada peneliti berikutnya untuk menyempurnakannya.

3. Keaktifan dan kekompakan sesama kelompok dan individu sangat

4.2.2 Saran bagi kepala sekolah

4.2.3 Saran bagi peneliti lanjutan

Page 22: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

18

PERSANTUNAN

Terima kasih kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya. Saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.H.Bambang Sumardjoko,M.Pd

dan ibu Dr.Wafrotur Rohmah,M.M atas bimbingan yang selama ini diberikan,

bapak dan ibu, keluarga, serta teman-teman yang senantiasa memberikan

dukungan. Saya benar-benar bersyukur.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Rifki. 2011. Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS di

Sekolah Dasar. Pedagogia Vol. 1, No.

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan Yogyakarta:

Aditya Media.

Buchori dan Tulus. 2014. Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMP.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, No. 3

Budiyanto, Agus Ririn. 2014. Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah

Dasar Ta’mirul Islam Kecamatan Laweyan Surakarta. Tesis Manajemen

Pendidikan UMS

Benninga, S. Jacques, Marvin, Phylls, dan Karen. 2003. The Relationship of

Character Education Implementation and Academic Achievement in

Elementary School. Journal of Research in Character Education, 1 (1), 19-

23

Page 23: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

19

Chapman, M. Alicia. 2011. Implementing Character Education into School

Curriculum. ESSAI. Vol. 9

Gray, Tiffany. 2010. Character Education in Schools. ESSAI. Vol. 7

Karmidah. 2014. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan

Melalui Pembelajaran dan Budaya Sekolah (Studi Kasus Di SD Palian 2,

Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY). Jurnal Penelitian Kebijakan

Pendidikan Volume 7 Nomor 1

Khairudin. Moh, dan Susiwi. 2013. Pendidikan Karakter Melalui Pengembangan

Budaya Sekolah Di Sekolah Islam Terpadu Salman Al Farisi Yogyakarta.

Jurnal Pendidikan Karakter Tahun III Nomor 1.

Khalidy, Shodiq. 2013. Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Boarding

School di SMP Putra Harapan Purwokerto. Tesis Manajemen Pendidikan

UMS.

Lee, Chi-Ming. 2009. The planning, Implementation and Evaluation of a

Character‐ Based School Culture Project in Taiwan. Journal of Moral

Education. Vol. 38 No. 2 p165-184. http://eric.ed.gov/?id=EJ865640.

Diakses 4 Februari 2016

Lee, Guang-Lea. 2013. Re-emphasizing Character Education in Early Childhood

Programs: Korean Children's Experiences. Childhood Education journal, 89

(2), 315-322

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi

Page 24: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

20

Nurdin, Encep Syarif 2015. The Policy on Civic Education in Developing

National Character in Indonesia. International Education Studies; Vol. 8,

No. 8; 2015.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan

Karakter Bangsa 2010-2025.

Samino. 2010. Manajemen Pendidikan Spirit Keislaman dan Ke-Indonesiaan.

Kartasura: Fairuz Media

Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter (Wawasan, Strategi, dan

Langkah Praktis). Jakarta: Esensi

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2014. Perencanaan

Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Remaja Rosdakarya: Bandung

Sudjana. 2004. Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah

Productionhttps://adityaramadhanim.wordpress.com/2013/06/22/character-

building/ diakses 09 januari 2019

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Fairuz Media: Surakarta

Uliani, Pipit dan Nanik Setyowati. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter

Melalui Kultur Sekolah Pada Kelas XII di SMA Negeri Gedangan Sidoarjo.

Kajian Moral dan Kewarganegaraan No. 1 Vol. 1

Page 25: MANAJEMEN PENINGKATAN KARAKTER KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/79968/13/2. Naskah Publikasi.pdf · membentuk karakter kemandirian siswa, seperti siswa bersama guru karyawan selalu

21

Zulnuraini. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan

Pengembangannya di SekolahDasar di Kota Palu. Jurnal DIKDAS No. 1

Vol1