peran negara dan swasta 1
TRANSCRIPT
-
5/26/2018 Peran Negara Dan Swasta 1
1/4
Peningkatan Keadaan
Kesehatan Indonesia
Agenda yang Belum Selesai
Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti
dalam beberapa dekade terakhir. Sebagai contoh, angka kematian bayi turun
dari 118 kematian per seribu kelahiran di tahun 1970 menjadi 35 di tahun
2003, dan angka harapan hidup meningkat dari 48 tahun menjadi 66 tahun
pada periode yang sama. Perkembangan ini meperlihatkan dampak dari
ekspansi penyediaan fasilitas kesehatan publik di tahun 1970 dan 1980, serta
dampak dari program keluarga berencana. Meski demikian masih terdapat
tantangan baru sebagai akibat perubahan sosial dan ekonomi:
1. Pola penyakit yang semakin kompleks, Indonesia saat ini berada padapertengahan transisi epidemiologi dimana penyakit tidak menular
meningkat drastis sementara penyakit menular masih menjadi
penyebab penyakit yang utama. Kemudian saat ini penyakit
kardiovaskuler (jantung) menjadi penyebab dari 30 persen kematian
di Jawa dan Bali. Indonesia juga berada diantara sepuluh negara di
dunia dengan penderita diabetes terbesar. Di saat bersamaan penyakit
menular dan bersifat parasit menjadi penyebab dari sekitar 22 persen
kematian. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia juga lebih tinggi
dibandingkan dengan kebanyakan negara tetangga. Satu dari dua puluh
anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun dan seorang ibu
meninggal akibat proses melahirkan dari setiap 325 kelahiran hidup.
Perubahan yang diiringi semakin kompleksnya pola penyakit
merupakan tantangan terbesar bagi sistem kesehatan di Indonesia.
2. Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi dalam sistem
kesehatan. Dibanyak propinsi, angka kematian bayi dan anak terlihat
lebih buruk dibandingkan dengan situasi di beberapa negara
termiskin. Kelompok miskin mendapatkan akses kesehatan yang
ing buruk dan umumnya mereka sedikit mendapatkan imun
ataupun mendapatkan bantuan tenaga medis yang terlatih dalam pr
melahirkan.
Kematian anak sebelum mencapai usia lima tahun dari kelu
termiskin mencapai sekitar empat kali lebih tinggi dibandingkan
dari keluarga terkaya. Tingginya tingkat terkena penyakit, baik y
disebabkan dari penyakit menular maupun penyakit tidak men
telah mengurangi kemampuan orang miskin untuk menghas
pendapatan, dan hal ini berdampak pada lingkaran setan kemiski
A. Perbandingan AKB dan AKA5
2001
31 33
8
29 3039 45
8
38 38
05101520253035404550
China Indonesia Malaysia Philippines VietnamCountry
AKB AKA5
-
5/26/2018 Peran Negara Dan Swasta 1
2/4
Indonesia Policy Briefs- Ide-Ide Program 100 Hari
3. Menurunnya kondisi dan penggunaan fasilitas kesehatan publik serta
kecenderungan penyedia utama fasilitas kesehatan beralih ke pihak
swasta. Angka penduduk yang diimunisasi mengalami penurunan
semenjak pertengahan 1990, dimana hanya setengah dari anak-anak
di Indonesia yang diimunisasi. Indonesia bahkan telah tertinggal
dibandingkan dengan negara-negara seperti Filiphina dan Bangladesh.
Program kontrol penyakit tuberkulosis (TB) diindikasikan hanya
mengurangi kurang dari sepertiga penduduk yang diperkirakan
merupakan penderita baru tuberkulosis. Secara keseluruhan,
pengunaan fasilitas kesehatan umum terus menurun dan semakin
banyak orang Indonesia memilih fasilitas kesehatan yang disediakan
oleh pihak swasta ketika mereka sakit. Di sebagian besar wilayah Indo-
nesia, sektor swasta mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan dansaat ini terhitung lebih dari dua pertiga fasilitas ambulans yang ada
disediakan oleh pihak swasta. Juga lebih dari setengah rumah sakit
yang tersedia merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen
segala bentuk pelayanan kesehatan diberikan oleh pihak swasta (satu
dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Dalam masalah kesehatan
kaum miskin cenderung lebih banyak menggunakan staf kesehatan
non-medis, sehingga angka pemanfaatan rumah sakit oleh kaum miskin
masih amat rendah.
4. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang. Pembiayaan kesehatan
saat ini lebih banyak dikeluarkan dari uang pribadi, dimana pengeluaran
kesehatan yang harus dikeluarkan oleh seseorang mencapai sekitar
75-80 persen dari total biaya kesehatan dan kebanyakan pembiayaan
kesehatan ini berasal dari uang pribadi yang dikeluarkan ketika mereka
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Secara keseluruhan, total
pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia lebih rendah dibandingkan
dengan sejumlah negara tetangga (US $ 16 per orang per tahun pada
2001). Hal ini disebabkan oleh rendahnya pengeluaran pemerintah
maupun pribadi untuk kesehatan. Lebih lanjut, cakupan asuransi amat
terbatas, hanya mencakup pekerja di sektor formal dan keluarga me
saja, atau hanya sekitar sepertiga penduduk dilindungi oleh asur
kesehatan formal. Meski demikian mereka yang telah diasurans
pun masih harus mengeluarkan sejumlah dana pribadi yang cu
tinggi untuk sebagian besar pelayanan kesehatan. Akibatnya k
miskin masih kurang memanfaatkan pelayanaan kesehatan yang diboleh pemerintah. Dampaknya, mereka menerima lebih sedikit su
dana pemerintah untuk kesehatan dibandingkan dengan pendu
yang kaya. Sebanyak 20 persen penduduk termiskin dari total pendu
menerima kurang dari 10 persen total subsidi kesehatan pemeri
sementara seperlima penduduk terkaya menikmati lebih dari 40 pe
5. Desentralisasi menciptakan tantangan dan memberikan kesemp
baru. Saat ini, pemerintah daerah merupakan pihak utama d
penyediaan fasilitas kesehatan. Jumlah pengeluaran daerah u
kesehatan terhadap total pengeluaran kesehatan meningkat dapersen sebelum desentralisasi menjadi 50 persen pada tahun 2
Hal ini dapat membuat pola pengeluaran kesehatan menjadi l
responsif terhadap kondisi lokal dan keragaman pola penyakit. A
tetapi hal ini akan berdampak juga pada hilangnya skala ekono
meningkatnya ketimpangan pembiayaan kesehatan secara regional
berkurangnya informasi kesehatan yang penting.
6. Angka penularan HIV/AIDS meningkat namun wabah tersebut seba
besar masih terlokalisir. Diperkirakan sekitar 120.000 penduduk I
nesia terinfeksi oleh HIV/AIDS, dengan konsentrasi terbesar berad
propinsi dengan penduduk yang sedikit (termasuk Papua) dan di
kecil maupun kota besar yang terdapat aktifitas industri, pertamban
kehutanan dan perikanan. Virus tersebut menyebar lebih lam
dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya. Akan te
penularan virus tersebut meningkat pada kelompok yang beri
tinggi, yaitu penduduk yang tidak menerapkan perilaku penceg
terhadap virus tersebut, seperti menggunakan kondom pada akti
seks komersial atau menggunakan jarum suntik yang bersih dalam k
pecandu obat-obatan.
Langkah Prioritasuntuk Meningkatkan
Keadaan Kesehatan
Tantangan bagi pemerintahan yang akan datang ialah bagaimana untuk d
terus meningkatkan keadaan kesehatan sambil merestrukturisasi
mereformasi sistem kesehatan di era desentralisasi ini. Tugas yang pa
penting ialah memberikan perhatian lebih kepada kondisi kesehatan ut
meningkatkan kelayakan kondisi kesehatan serta pemanfaatan sis
kesehatan, melibatkan peran swasta, mengevaluasi ulang mekan
B. Perbandingan Rasio Kematian Ibu
60 39 95
240307
050100150200250300350
China Indonesia Malaysia Philippines VietnamCountry
per100,0
00livebirth
-
5/26/2018 Peran Negara Dan Swasta 1
3/4
Peningkatan KeadaanKesehatan Indone
pendanaan kesehatan dan melaksanakan desentralisasi, termasuk juga
menyangkut isu tenaga kesehatan.
1. Memfokuskan pada peningkatan kondisi kesehatan utama dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh. Meskipun Indonesia
sedang mengalami transisi epedemiologi, pendanaan pelayanankesehatan yang diberikan melalui anggaran pemerintah harus tetap
difokuskan pada sejumlah penyakit penting, yaitu pada pola penyakit
infeksi yang masih mendominasi. Merubah fokus kebijakan kesehatan
kepada sejumlah penyakit infeksi terpenting sambil mengontrol
munculnya penyakit menular baru (NCD) merupakan tantangan
terbesar dalam sistem kesehatan yang baru.
2. Memusatkan penggunaan dana publik pada penyediaan kesehatan
publik dan tingkatkan kelayakan kondisi kesehatan prioritas .
Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah di Indonesia lebih rendahdibandingkan dengan kebanyakan negara tetangga. Karena itu
memprioritaskan anggaran pemerintah yang terbatas ini untuk
penyediaan kesehatan publik (seperti imunisasi dan perawatan/untuk
mengontrol penyakit menular) menjadi sangat penting untuk untuk
menjamin kontrol serta pengelolaan sektor kesehatan secara menyeluruh.
Hal tersebut juga penting untuk mendorong serta menjamin kualitas
pelayanan kesehatan dan untuk menyediakan sejumlah pelayanan
kesehatan dimana pasar tidak mampu menyediakannya (seperti
pendidikan dan informasi mengenai kesehatan). Sementara itu
penyediaan fasilitas kesehatan merupakan prioritas kedua, kecuali di
wilayah dimana terdapat kegagalan mekanisme pasar, misalnya sektor
swasta tidak mampu atau tidak ingin menyediakan sejumlah pelayanan
kesehatan. Meski demikian pemerintah dapat melibatkan sektor swasta
untuk turut menyediakan sejumlah pelayanan spesifik, sepanjang mereka
dapat menyediakannya secara lebih efisien. Fungsi-fungsi tersebut dapat
dilakukan oleh pemerintah daerah, sementara pemerintah pusat dapat
melakukan tiga hal penting untuk mendorong distribusi dana yang lebih
pro-orang miskin yaitu dengan: (i) membuat distribusi DAU lebih adil
dengan memperkuat mekanisme alokasi yang berbasis formula, yang
memasukkan unsur indeks pembangunan manusia, sesuai dengan revisi
terbaru UU 25/1999; (ii) memperbesar DAK untuk kesehatan, fokuskanuntuk penyediaan pelayanan kesehatan dasar, terutama untuk kabupaten
yang miskin; (iii) memberdayakan kaum miskin melalui penyediaan
pembiayaan kesehatan pihak ketiga, pemberian informasi kesehatan serta
memberikan mereka kontrol yang lebih besar terhadap sejumlah penyedia
jasa kesehatan.
3. Memperkenalkan peran pihak swasta dalam dunia kesehatan. Sistem
kesehatan di Indonesia banyak bergantung pada sektor swasta dan
upaya untuk meningkatkan kondisi kesehatan tidak akan berhasi
mereka tidak dilibatkan dalam proses ini. Sebagai contoh, lebih ba
orang yang menggunakan fasilitas kesehatan sektor swasta u
pelayanan kesehatan yang penting dibandingkan fasilitas keseh
pemerintah, seperti ketika bersalin (kelahiran), anak menderita d
infeksi pernafasan yang akut. Kecenderungan ini terlihat semmeningkat, bahkan kecenderungan ini terjadi pula pada perilaku k
miskin. Dengan ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan p
swasta, Departemen Kesehatan dapat melindungi pengguna
kesehatan tersebut dengan menjamin kualitas dan akuntabilitas me
intervensi di sisi permintaan (seperti dengan pemberian ku
kesehatan untuk orang miskin dan asuransi kesehatan) dan me
regulasi maupun lisensi kesehatan.
4. Tinjau ulang pembiayaan kesehatan. Indonesia saat ini sed
mepertimbangkan perlunya reformasi penting dalam pembiakesehatan melalui pengenalan asuransi kesehatan nasional. Asur
kesehatan merupakan cara yang cukup ampuh untuk meningka
sumber daya perlindungan kesehatan, meningkatkan akses keseh
bagi orang miskin dan mendorong penyedia jasa kesehatan u
menjadi lebih bertanggung jawab (accountable). Akan tetapi UU Si
Jaminan Sosial Nasional yang baru masih belum mampu member
kerangka yang menyeluruh bagi reformasi pembiayaan sektor keseh
dan sistem pelayanan kesehatan. Pemerintahan yang baru harus se
membentuk kelompok kerja yang bertugas untuk merancang str
pembiayaan kesehatan yang menyeluruh, dimana asuransi keseh
sosial termasuk didalamnya, dan juga mengamandemen und
undang tersebut. Strategi tersebut dapat ditempuh dengan:
Menentukan kombinasi pembiayaan kesehatan (asuransi pemeri
asuransi swasta dan dana pribadi) yang dapat dengan baik meme
tujuan pemerintah, yaitu menyediakan pelayanan kesehatan
berkualitas dengan harga yang terjangkau dan dapat diakses
orang miskin
Menganalisa dampak anggaran dari strategi kesehatan yang diaj
Mempelajari pengalaman di negara tetangga mengenai asu
kesehatan sosial dan bentuk lain pelayanan kesehatan yang sifa
pra-bayar. Mengajukan rencana transisi atas skema asuransi kesehatan sw
maupun asuransi kesehatan pemerintah yang telah ada.
Memberikan kesempatan penyedia jasa kesehatan lainnya, t
hanya dokter, untuk juga berhak memperoleh pembayaran me
mekanisme asuransi sosial.
5. Mengelola desentralisasi lembaga-lembaga kesehatan publik. P
pemerintah telah mengambil sejumlah insiatif untuk menge
-
5/26/2018 Peran Negara Dan Swasta 1
4/4
Indonesia Policy Briefs- Ide-Ide Program 100 Hari
penyediaan pelayanan kesehatan dalam era desentralisasi yang baru.
Beberapa diantaranya termasuk mengadakan program jaminan kesehatan
nasional untuk membantu meningkatkan jasa kesehatan di daerah miskin
dan meningkatkan akses kesehatan bagi orang miskin. Langkah penting
berikutnya dalam pengelolaan desentralisasi antara lain:
Menentukan dengan lebih baik berbagai peran dan tanggung jawabpemerintahan nasional, provinsi dan daerah tingkat dua dalam
pengelolaan sistem kesehatan, serta mekanisme penyediaan lembaga
kesehatan publik antar daerah tingkat dua. Perbedaan peran dan
peningkatan kemampuan manajemen harus menjadi kunci penting,
dimana pihak propinsi dan pusat mengkhususkan diri dalam
penyediaan kesehatan publik terpenting, sementara peran utama
pihak kabupaten adalah bertanggung jawab terhadap keadaan
kesehatan yang berada dibawah wilayah mereka.
Meningkatkan peran pemerintahan propinsi dengan memperkuat
posisi hukum dan tanggung jawab pengelolaan (manajemen) denganmaksud untuk meningkatkan koordinasi diantara pemerintahan
daerah dan untuk mencapai efisiensi dalam penyediaan fasilitas
kesehatan publik.
Restrukturisasi peran Departemen Kesehatan. Departemen
Kesehatan saat ini dibentuk untuk memainkan peranan terdepan
dalam penyediaan jasa kesehatan. Peran ini semestinya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah dalam era desentralisasi sat ini.
Karena itu dibutuhkan restrukturisasi untuk memfokuskan kembali
peran tersebut dalam rangka pengelolaan sejumlah fungsi penting
kesehatan publik yang paling relevan dengan pola penyakit saat ini.
Tugas ini harus menjadi prioritas utama dari pemerintahan baru.
Pentingnya pembangunan kembali sistem informasi kesehatan.
Sistem pelaporan penyakit saat ini memberikan informasi yang masih
belum lengkap dan tidak cocok dengan data kesehatan. Situasi
tersebut menjadi semakin memburuk setelah era desentralisasi,
khususnya menyangkut pengawasan wabah penyakit akibat infeksi.
Akibatnya sekarang ini sedik it informasi yang dapat diketahui
mengenai kondisi kesehatan dibandingkan sebelum tahun 2001.
Memasukkan isu kondisi tenaga kesehatan. Hal penting dalam
anggaran sistem kesehatan adalah anggaran petugas kesehatan. Gaji
1. Kemiskinan2. Menciptakan Lapangan Kerja3. Iklim Penanaman Modal4. Memulihkan Daya Saing5. Infrastruktur6. Korupsi
7. Reformasi Sektor Hukum8. Desentralisasi9. Sektor Keuangan10. Kredit Untuk Penduduk Miskin11. Pendidikan12. Kesehatan
13. Pangan Untuk Indonesia14. Mengelola Lingkungan Hidup15. Kehutanan16. Pengembangan UKM17. Pertambangan18. Reformasi di Bidang Kepegawaian
Negeri
Indonesia policy Briefs | Ide-Ide Program 100 Hari DAFTARISI
untuk petugas kesehatan terhitung memakan lebih dari seten
anggaran kesehatan baik pada level pemerintah pusat mau
kabupaten, dan sekitar sepertiga dari anggaran kesehatan pemeri
propinsi. Akan tetapi pemerintah propinsi maupun kabupaten h
menaruh perhatian sangat sedikit terhadap masalah ten
kesehatan. Departemen Kesehatan menghadapi sejumlah pilyang su li t sepert i member ikan pela tihan yang kompe
memperkerjakan tenaga kesehatan yang tepat serta penempatan
merata di setiap wilayah. Upaya untuk menyelesaikan masa
masalah tersebut dihadapkan pada kendala peraturan pegawai ne
sipil yang ada. Usaha untuk mengatasi masalah tenaga keseha
termasuk peran ganda antara pegawai publik dan swasta
kebanyakan staf kesehatan dan jaminan responsivitas yang lebih
atas kebutuhan pasar kesehatan, merupakan langkah ku
berikutnya dalam pembangunan sisem kesehatan.
Menjamin tersedianya obat-obatan yang berkualitas pada tinharga yang kompetitif. Tanggung jawab untuk menjamin kua
harus digambarkan secara jelas diantara pemerintah lo
Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat-obatan
Makanan ( BPOM). Disaat bersamaan dibutuhkan pula tekanan u
mengkaji ulang kebijakan obatan-obatan lainnya dan sejum
regulasi dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
meningkatkan ketersediaan obat-obatan bagi konsumen pada tin
harga internasional yang kompetitif.
6. Mengontrol penyebaran HIV/AIDS dengan fokus pada as
pencegahan. Hal terpenting yang harus dilakukan dalam masala
ialah mengurangi penularan virus HIV/AIDS. Hal ini membutuh
upaya yang terpusat pada kelompok dengan resiko tinggi ter
penyakit di daerah perkotaan besar dan di sejumlah kantong-kan
aktifitas ekonomi. Penekanannya harus pada peningkatan penggu
kondom diantara kelompok yang beresiko tinggi terkena virus, p
pengobatan serta pencegahan penyakit menular seksual lainnya,
menghindari aktifitas seks berganti-ganti pasangan. Tidak d
dilupakan upaya pencegahan penggunaan jarum suntik secara bers
sama pada para pecandu narkoba.