peran mahasiswa

Upload: dewi-nur-aisyah

Post on 12-Jul-2015

409 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Peranan Mahasiswa dalam Pembangunan Dalam pembangunan, generasi muda atau mahasiswa tidak pernah luput atau tidak bisa dipisahkan karena mereka saling bersinerji antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana mahasiswa harus berperan aktif dalam pembangunan tersebut. (Y) Adapun keterlibatan mahasiswa adalah: 1 Mahasiswa dapat berperan dengan cara belajar keras dalam menuntut ilmu untuk diterapkan dalam masyarakat nantinya. 2 Berperan sebagai sumber inspirasi baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kampus. 3 Mahasiswa sebagai pengontrol dalam pembangunan. .......................................... Ketika rezim orde baru bercokol di negeri ini selama 32 tahun, pemerintah kala itu berupaya untuk mengganjal pergerakan mahasiswa melalui sebuah system yang dibuat dan diberlakukan ke seluruh sisi kampus. NKKBK namanya, secara singkat itu adalah sebuah peraturan yang melarang mahasiswa untuk melakukan pergerakan perubahan mengawali kebijakan pemerintah. Tidak boleh mahasiswa mengkritisi pemerintah, tugas mahasiswa saat itu hanyalah belajar dan belajar. Walaupun dengan adanya peraturan tersebut membuat mahasiswa yang cinta akan pergerakan tidak mati kutu kehabisan bensin lalu mogok berhenti sama sekali, melainkan semangat pergerakan perubahan itu terus bergulir membara dalam diri mahasiswa. Namun tak sedikit pula teman2 mahasiswa saat itu lahir sebagai produk hasil didikan orde baru yang ke kampus hanya belajar dan pacaran sebagai kegiatan utama lainnya selain belajar. Hampir saja mahasiswa lupa kala itu bahwa mereka bukan hanya hidup untuk diri mereka, tapi mereka itu hidup untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Apalagi sebagian besar biaya kuliah mahasiswa diambil dari dana APBN yang notabenenya adalah uang rakyat, secara tidak langsung. Jadi mau gak mau suka tidak suka kita sebagai mahasiswa memiliki tanggung jawab social yang besar selain tanggung jawab pribadi-pribadi kita. Tulang punggung perubahan itu ada di tangan pemuda, khususnya mahasiswa disini karena mahasiswa secara strata social diyakini setiap orang dapat dipercaya dan memiliki capital intelektual dan social lebih baik dibandingkan dengan cluster pemuda lainnya yang tak bergelar mahasiswa. Kurang tepat rasanya jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang orientasinya terlalu egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat dengan segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa gangguan. Egois sekali rasanya kalo kita memiliki cita-cita seperti itu tanpa punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib bangsa ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi negara kita saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar itu ada dalam diri mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek kebangkitan bangsa ini akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa,seperti sejarah yang terus berulang dari masa ke masa! Lalu, apa sih sebenarnya peran mahasiswa dalam membangun proyek kebangkita bangsa ini?? Apakah hanya sekedar teriak-teriak di jalanan, mengagung2kan TUGU RAKYAT?? Atau hanya

sekedar belajar di kampus mendengarkan dosen dan searching pasangan hidup, pacaran gonta-ganti pacar??? Cuek atau hanya sekedar sok tahu?? Baiklah, peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun proyek kebangkitan bangsa adalah mengisi pembangunan, melakukan social control terhadap kebijakan pemerintah, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Mengisi pembangunan misalnya adalah dengan cara belajar dengn baik di kampus, ikut lomba sana-sini, buat suatu penelitian atau temuan2 baru yang dapat menjawab permasalahan yang ada. Mengisi pembangunan dengan intellectual capital yang mahasiswa seharusnya miliki. Kedua, melakukan social control terhadap segala kebijakan pemerintah. Lantas buat apa kita susah payah dan kadang ada yang mengatakan kita ini sok tahu terhadap permasalahan bangsa, seakan2 kita hanya membeo, mengaung2 di jalanan tuntut sana tuntut sini. Mahasiswa adalah salah satu kelompok elit dalam masyarakat yang masih memiliki idealisme yang tinggi. Kalau kita hanya diam saja menjadi penonton sejati atas segala kebijakan pemerintah yang sering merugikan rakyat dan hanya menjadi boneka hiasan. Pertanyaannya adalah apa bedanya kita dengan seorang anak-anak??? Bukankah kita sudah dewasa yang tahu mana yang benar dan mana yang salah secara normative?? Maka dari itu tugas mengawali kebijakan pemerintah adalah PR kita bersama selagi kita masih berjaskan almamater kita tercinta ini. Lalu yang ketiga adalah melakukan pengabdian yang rutin dan massif kepada masyarakat luas. Penyuluhan-penyuluhan telah banyak digalakkan di desa-desa lingkar kampus bahkan desa di seluruh pelosok di Indonesia. Dulu mungkin ada namanya BIMAS, Bimbingan Masyarakat. Pembinaan berkelanjutan masyarakat dalam bertani, bernelayan, menjaga kesehatan oleh mahasiswa.Sekarang kita sudah punya banyak program terkait pengabdian masyarakat, ada BINA DESA misalnya. Masyarakat membutuhkan uluran tangan dari kita, teman! Siapkah kita??! InsyaAllah jika Allah masih memberikan kesempatan untuk bernafas. Dengan memahami secara bijak akan ketiga peran mahasiswa, kebangkitan bangsa ini tak akan lama lagi kita raih. Mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera saat ini. Kita sebagai mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, arif dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran2 lainnya. ................................. Mahasiswa merupakan sebuah miniatur masyarakat intelektual yang memilki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas dalam rangka mewujudkan TRI DARMA PERGURUAN TINGGI Yakni; Pendidikan dan pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat.Sungguh menarik memang jika kita kembali memperbincangkan persoalan kampus dan dinamikannya yang sangat dinamis. Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan pikiran, sikap, dan pencerahan, tempat mahasiswa lahir menjadi kaum pemikir bebas yang tercerah. Dengan sifat keintelektual dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi entitas (model) yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri

dan gaya mahasiswa terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok persoalan apapun. Dengan kata lain, kampus merupakan laboratorium besar tempat melahirkan beragam ide, pemikiran, pengembangan wawasan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam kehidupan kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Menjadi agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi dan politik masyarakat secara luas. Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi barometer utama bagi keberhasilan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa dituntut tidak hanya berhasil membawa ijazah, tetapi juga diharuskan membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya selama berada dalam laboratorium kampus. Gerakan perlawanan mahasiswa sesungguhnya merupakan gerakan perlawanan yang dinamis. Dimensi pembangunan gerakan mahasiswa agar ilmiah diawali dengan konsep membaca, sesuatu yang berhubungan bukan hanya dengan membaca teks dan naskah tetapi lebih dari itu, menelaah, meriset, merenungkan , bereksperimen, berkontemplasi. Objeknya bisa berupa beragam persoalan yang ada dimasyarakat. Mulai dari persoalan sosial, ekonomi, politik, budaya dan bahkan persoalan etika dan moralitas. Paradigma mahasiswa dikampus bertumpu pada penyelarasan ideologis dengan ketajaman analisis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi. Kalangan mahasiswa mampu membaca, mengkaji, dan berdiskusi secara logis, kritis, sistematis, dan komperhensif, serta mampu membedah persoalan dari berbagai aspek dan sudut pandang ilmu dan pemikiran yang konstruktif. Oleh karena itu, gerakan mahasiswa diharapkan mampu memberikan jawaban atas kondisi zaman yang terus berubah. Karena pada hakikatnya mahasiswa memiliki peran pengabdian masyarakat yaitu sebagai agent of change, Iron stock,dan Social Control.Dalam aplikasinya, mahasiswa harus memiliki langkah strategis untuk menciptakan perubahan tersebut. Berdasarkan kondisi kampus sudah dipersiapkan dalam bidang kajian yang berbeda-beda dapat diklasifikasikan meliputi: keteknologian, sosial budaya, hukum dan plitik, serta perekonomian. Mulai dari keteknologian, mahasiswa teknik harus mengambil peran sebagai pioner dalam pengembangan teknologi bangsa. Misalkan dalam tata ruang kota, mahasiswa dapat menjadi pioner pengembangan kota tropis dana dapat mengembangkan pola arsitektur yang bersifat tradidioanal. Selain itu, kajian dalam bidang keteknologian ini memiliki peran yang luas, baik dalam teknologi bangsa, maupun untuk menganalisis permasalahan yang terdapat di negara kita, seperti ROB, kemacetan, energi listrik, dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi, mahasiswa tentunya harus mampu menganalisa sistem ekonomi yang ideal untuk bangsa kita. Salah satunya adalah sistem ekonomi syariah. Selanjutnya dalam bidang hukum dan politik, mahasiswa harusnya memiliki idealisme tinggi untuk menciptakan sistem hukum yang baik dalam pemerintahan di Indonesia. Semua bidang kajian itu ternyata dapat disatu padukan untuk menganalisis permasalahan bangsa dilihat dalam berbagai sudut pandang. Dan yang perlu diingat di sini adlah bahwa mahasiswa maupun pemuda harus memiliki dasar moral yang baik dan jiwa religius agar langkahnya benar-benar terarah. Hal tersebut akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa menuju bangsa yang cerdas dan didasari religiusitas. ................................................... MAHASISWAadalah salah satu elemen yang vital dan mempunyai peran yang penting dalam mengawal dan melakukan sebuah perubahan di setiap negara, setidaknya dalam pemerintahan birokrasi kampus. Peran dan tanggung jawab mahasiswa dalam melakukan kerja-kerja gerakan dalam sebuah perubahan tersebut menjadi suatu hal yang lumrah dalam garis sejarah sebuah bangsa. Apalagi dalam sejarah perubahan bangsa kita Indonesia. Mahasiswa merupakan bagian dari struktur sosial yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, maka tidak heran apabila orang menyebutnya sebagai agent of changeand

social control. Gelar yang dinobatkan oleh masyarakat kepada mahasiswa bukan tanpa alasan dan terjadi dengan sendirinya. Ada sejarah besar yang pernah ditorehkan oleh kaum mahasiswa baik pra-kemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Berkaca pada sejarah, banyak sekali rentetan perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam merespons dan mengawal pemerintah demi menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakat. Mulai dari Gerakan Boedi Oetomo tahun 1908, Indonesche Vereeninging tahun 1922, Gerakan mahasiswa Orde Lama-Orde Baru dan kemudian taring organisasi mahasiswa semakin memuncak pada saat indonesia menuju reformasi 1998. Saat itu, seluruh organisasi gerakan mahasiswa bersatu menginginkan dihapusnya rezim Suharto dan reformasi struktural dalam mengatasi krisis ekonomi global. Dalam konteks ini, amanat sosial yang diemban mahasiswa begitu berat dan penuh dengan tantangan. Di satu sisi, mahasiswa dituntut untuk produktif dalam hal pengetahuan kampus (akademis). Di sisi lain, mahasiswa dituntut peka dalam persoalan sosial kemasyarakatan. Sehingga kehidupan mahasiswa harus seirama antara kebutuhan pribadi dan sosial. Akan tetapi fenomena hari ini kehidupan mahasiswa cenderung berbalik arah dari kehidupan mahasiswa silam. Semangat organisasi yang dahulu menjadi senjata utama dalam mengawal pemerintah kini mulai luntur. Menurut pengamatan penulis, setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi hal itu. Pertama, pola pikir mahasiswa yang cenderung hedonis dan uforia. Inilah kemudian yang disebut dengan kehidupan modern. Mahasiswa cenderung apatis terhadap kehidupan para aktivis (panggilan mahasiswa yang berorganisasi) karena terkesan urakan dan menjadi sampah kampus. Sebab idealitas yang dibangun kaum aktivis adalah kematangan dalam pengetahuan dibandingkan mengutamakan penampilan. Mahasiswa saat ini lebih enjoy menjadi mahasiswa trendy, yang mengedepankan penampilan ketimbang kekuatan intelektualitas, sehingga tidak heran jika kampus hanya dijadikan sebagai ajang fashion (gaya). Kedua, sistem pendidkan yang ada di kampus semakin mempersempit ruang gerak mahasiswa untuk beraktivitas di luar kampus. Seperti contoh adanya ketentuan mahasiswa untuk mengisi absensi kehadiran dalam satu semester 75 persen. Jangankan berfikir untuk berorganisasi, untuk mencapai target 75 persen saja bagi mahasiswa adalah hal sulit. Dampaknya, mahasiswa lebih memilih menjadi

kaum akademisi yang aktif kuliah ketimbang berorganisasi. Mereka berasumsi, berorganisasi akan menghambat perkuliahan. Padahal jelas apa yang dinyatakan oleh Paulo Freire selaku tokoh pendidikan bahwa pendidikan merupakan ruang proses penyadaran bagi manusia, bukan untuk memasung kreativitas dan potensi mahasiswa dengan sekian peraturan yang ada dalam kampus. Adalah kenyataan sejarah bahwa sekian hal perubahan-perubahan yang terjadi dalam negeri ini kita bisa melihat bahwa peran serta mahasiswa didalamnya sangat besar dan selalu menjadi garda terdepan dalam perubahan-perubahan tersebut. Tanggung jawab dan rasa keterpanggilan mahasiswa di setiap angkatannya mampu mewarnai deru sejarah negeri ini. Dan ruang yang di jadikan proses tak lain adalah organisasi. Peristiwa 1908, yang dijadikan sebagai momentum awal kebangkitan nasional Indonesia merupakan periode nasional yang banyak diisi oleh para mahasiswa bangsa ini. Sumpah pemuda 1928 yang melahirkan kebulatan tekad bangsa ini pun tidak terlepas dari peran mahasiswa dengan komunitas Jong-jongnya pada saat itu. Belum lagi peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terjadi prakemerdekaan yang kesemuanya tidak mungkin terlepas dri adanya peran aktif mahasiswamahasiswa Indonesia pada saat itu. Soetomo, Soekarno, Hatta, M. Yamin, mereka semua adalah para founding fathers kita yang berangkat dari semenjak mahasiswa aktif di organisasi mahasiswa hingga menjadi pelopor perjuangan kemerdekaan bagi bangsa ini. Semoga semangat organisasi kembali tumbuh di kampus dan dapat menberikan kontribusi berarti terhadap perubahan bangsa yang lebih baik. ................................

Artikel Ada banyak cara menurunkan berat badan, mulai dari bermacam metode diet, olahraga, operasi sedot lemak, tusuk jarum, sampai minum obat pelangsing. Manakah yang aman dan efektif ? Merujuk pada badan kesehatan dunia, WHO, disebutkan bahwa penurunan berat badan yang baik tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi merupakan terapi jangka panjang. Yang dibutuhkan untuk

mengurangi berat badan bukan sekadar mengurangi porsi makan, tetapi juga diperlukan bimbingan dari ahli gizi sebelum melakukan perubahan pola makan, disertai aktivitas fisik serta terapi perilaku. Untuk mencari tahu cara pelangsingan mana yang sehat, aman, sekaligus efektif, bacalah uraian berikut sampai tuntas. Sedot lemak Cara membuang lemak yang kini sedang tren adalah operasi liposuction dan tummy-tuck. Operasi ini banyak dipilih karena berat badan bisa turun secara drastis tanpa perlu capek berolahraga dan melakukan diet, hal itu dibuktikan oleh kesaksian seorang artis ternama. Tapi mengapa ya meski lemaknya sudah dibuang, badannya masih juga melar ? Pada dasarnya liposuction adalah operasi untuk mengeluarkan lemak di bawah kulit, dan dilakukan untuk mencapai keserasian bentuk tubuh, bukan untuk menurunkan berat badan. Sedangkan tummytuck adalah proses pembuangan jaringan lemak yang berlebih dan kulit di atasnya untuk membentuk tubuh lebih estetis. Lemak yang dikurangi pun tak boleh lebih dari 3-5 kg sekali operasi Menurut dokter spesialis gizi, dr.Johanes Chandrawinata, MND,SpGK, kedua jenis operasi tersebut biasa dilakukan dokter terhadap pasien yang memiliki tubuh bergelambir setelah berat badan tubuhnya susut. Jadi, menurunkan berat dulu baru dioperasi, bukan operasi untuk menurunkan berat karena setelah 3 bulan tubuh akan gemuk kembali. Gastric binding & gastric by-pass Tindakan ini dipilih jika dengan metode pelangsingan apa pun tidak berhasil. Gastric binding adalah pemasangan alat "pengikat lambung" yang menyebabkan kantung lambung lebih kecil sehingga kita tidak akan makan terlalu banyak karena tubuh lebih cepat merasa kenyang. Melalui tindakan ini berat badan dapat berkurang 35-60 persen dalam 12 bulan. Berbeda dengan gastric binding yang bersifat sementara, gastric by-pass bersifat permanen, dokter akan membuat jalan penghubung antara pangkal lambung dengan usus halus sehingga makanan tidak melalui lambung namun langsung ke usus halus. Dengan gastric by-pass, berat badan dapat dikurangi sampai 80 persen. Untuk melakukan kedua jenis tindakan tersebut, pasien harus berusia di atas 35 tahun. Akunpuntur

Sampai saat ini metode akunpuntur belum dapat dibuktikan secara ilmiah dapat menurunkan berat badan. Umumnya para pasien pun berhenti di tengah jalan karena tak kunjung mendapatkan berat ideal yang diharapkan. Obat dan suplemen pelangsing Sebelum percaya oleh iming-iming iklan, sebaiknya teliti lebih dahulu kandungan obat-obatan dan suplemen tersebut. Badan pengawasan obat dan makanan AS (FDA) bahkan melarang konsumsi suplemen pelangsing yang mengandung kandungan akftif E.sinica atau efedrin karena memiliki efek samping gejala psikiatrik, mengganggu saluran cerna serta membuat jantung berdebar-debar. Meski menyebutkan mampu menurunkan kadar lemak, tak sedikit obat pelangsing yang hanya mampu mengurangi berat tubuh 1,2 kg selama 6-14 minggu, setara dengan diet redah kalori sebesar 1250/hari pada kurun waktu 0.5 minggu tanpa obat apa pun. Diet popular Diet popular sering disebut sebagai "Fad Diets", memiliki karateristik antara lain ; menjanjikan penurunan badan yang cepat, dapat menyembuhkan berbagai penyakit, menganjurkan penggunaan suplemen, makan berdasarkan waktu tertentu, membatasi atau melarang makanan tertentu dan hanya untuk jangka pandang. Yang dapat digolongkan ke dalam fad diets misalnya diet rendah karbohidrat, food combining, diet berdasar golongan darah, mayo clinic diet. Karena banyaknya larangan untuk memakan jenis makanan tertentu, biasanya kebutuhan tubuh akan gizi tidak terpenuhi karena kekurangan vitamin, zat besi, serta serat. Dari segi ilmu gizi, setiap waktu makan (pagi, siang dan malam) dianjurkan memakan makanan yang bervariasi dalam jumlah seimbang, karena tubuh membutuhkan berbagai macam zat gizi sekaligus. Menurunkan berat badan secara sehat Meskipun belum ada jawaban pasti diet mana yang paling tepat untuk menurunkan berat badan, namun dr. Johanes merekomendasikan pola diet yang dilakukan oleh National Weight Control Registry (NWCR) di AS. NWCR adalah kumpulan data orang (ada 4000 orang) yang telah berhasil menurunkan berat badan lebih dari 13 kg dan tetap bertahan selama lebih dari 5 tahun. Karateristik pola makannya adalah rendah lemak (24 persen asupan kalori), asupan karbohidrat cukup

tinggi, rendah kalori (1300-1500 kcal/hari). Karena kita tidak mungkin mengetahui berapa kalori yang dikandung dalam makanan, dr.Johanes menyarankan untuk mengurangi asupan lebih kecil dari porsi biasa. "Untuk mengurangi 500 kalori setiap hari mudah kok, misalnya jika makan gado-gado, kurangi bumbu kacang dan kerupuknya, lebih memilih nasi putih daripada nasi goreng, dan sebagainya", saran dokter yang yang berpraktek di RS. St.Boromeus, Bandung ini. Dijelaskan oleh dr.Johanes, mayoritas anggota yang terdaftar dalam NWCR melakukan makan pagi secara rutin, memantau berat badan sendiri secara berkala serta melakukan olahraga. Dengan pola makan rendah lemak rendah kalori seperti ini telah terbukti mampu menurunkan berat badan lebih dari 13 kg dan bisa dipertahankan lebih dari 5 tahun. ................... tukang becak, bagi sebagian orang mungkin dipandang sebelah mata. namun bagi harry becak adalah bukti cinta kepada keluarga. apalagi setelah ditinggal isterinya ketika gempa jogja beberapa tahun silam. dengan mengayuh becak, ia menghidupi ketiga buah cintanya: kevin, agnes dan lucky. tidak penting apa pekerjaan kamu, yang lebih penting adalah bagaimana cara mengerjakannya, kata pepatah. dan mas harry yang nama realnya blasius haryadi memang beda dengan penarik becak lain dalam mencari pelanggan. ia memanfaatkan jejaring sosial mulai dari blog, twitter dan facebook. pelanggannya rata-rata para bule. karena memanfaatkan social media dalam pekerjaannya akhirnya kegiatannya tersebut didokumentasikan dalam film linimas(s)a yang diinisiatori oleh donny bu dari ict watch. sehingga di film dokumenter yang berdurasi sekitar 45 menit itu ia menjadi salah satu aktor utamanya. di kehidupan sehari-harinya selain menarik becak, ia sekarang diminta untuk mengajari teman-teman seprofesinya. pengalaman hidupnya yang sangat inspiratif itu ia tuliskan dalam buku, the becak way, ngudoroso inspiratif di jalan becek. buku setebal 184 halaman ini menceritakan perjalanan karirnya sebagai penarik becak sejak tahun 90an lalu. waktu itu selain kuliah di fakultas mipa jurusan pendidikan matematika di ikip sanata dharma ia mengisi harinya dengan membecak. ia memilih menjadi tukang becak karena memang hanya pekerjaan itu yang memungkinkan untuk dijalaninya. selain bisa memperoleh uang dengan cepat, dengan mengayuh becak, ia mempunyai kebebebasan. bebas mencari penumpang di mana saja dan beristirahat kapan saja. ia mengaku bisa menjadi dirinya sendiri, menentukan pilihan sendiri bukan atas tekanan dan kehendak orang lain. suka duka menjadi tukang becak diceritakan di buku yang diterbitkan oleh tiga serangkai solo ini. termasuk perkenalannya dengan loes wirken, perempuan dari belanda yang sempat melambungkan harapannya. dari perempuan itu ia memperoleh tawaran untuk bekerja di belanda. dari loes wirken ini, mas harry yang sekarang sering menjadi tamu di acara televisi ini memperoleh pelajaran: jangan mudah terheran-heran atau kagum, jangan mudah menyesali dan jangan mudah terkejut. mungkin mas harry yang biasa mangkal di kawasan prawirotaman jogjakarta ini satu-satunya tukang becak yang paham memaksimalkan pemanfaatan sosial media. kepiawaiannya itu ia buktikan dengan menulis artikel yang dimuat di kompas 8 februari 2010 yang judulnya jejaring sosial di mata seorang tukang becak. buku the becak way ini saya peroleh ketika mas harry menjadi salah satu tamu pada kuliah umum sosial media sebagai pemicu perubahan di indonesia yang diselenggarakan oleh akademi berbagi dan internet sehat. buku ini akan segera beredar di toko akhir bulan ini, selamat membaca. inspiratif!

....................................... MAS FM, KOTA MALANG - Setelah menertibkan pedagang kaki lima Pasar Besar Malang beberapa waktu lalu, mulai pukul 06.00 WIB, Senin (3/12), Pemkot Malang kembali melakukan penertiban dengan sasaran tukang becak di sekitar Pasar Besar Malang. Saiful Anwar, salah satu wakil tukang becak yang menemui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang siang tadi menjelaskan, tukang becak yang biasa mangkal di timur pasar dipindah lebih ke timur. Sedangkan tukang becak yang berada di barat bergeser lebih ke barat. Akibat pemindahan ini, menurut Saiful, para tukang becak tidak mendapat penumpang. "Karena para penumpang memilih berjalan kaki atau naik mikrolet, daripada jalan jauh untuk bisa naik becak, ujarnya. Sementara itu, berdasarkan hasil pertemuan dengan DPRD siang tadi, para tukang becak memberi batas waktu maksimal 2 hari kepada pemkot Malang untuk mengembalikan pangkalan becak seperti semula. "Jika tidak, maka para tukang becak akan melakukan aksi lebih besar lagi," katanya menambahkan. Selanjutnya Saiful Anwar membantah jika kemacetan yang terjadi di Pasar Besar Malang akibat para tukang becak yang biasa mangkal di sana. Setelah mendapatkan penjelasan, para tukang becak membubarkan diri dengan mengayuh becaknya masing-masing. (AY) ................ Mungkin kita sering mendengar kata Tukang becak, yang pastinya kl ada tuh bahasa pasti ada unsur nya bagi agan2 semua, aplg rata2 joke yang bikin lucu2an biasa ada embel2 nama tukang becaknya,... Tapi apa kita pernah sadari, kl kehidupan "Tukang Becak" sangatlah sulit, apalgi di jaman serba canggih, dimana orang berlomba-lomba mengejar sebuah teknologi yang sangat canggih dari sebelumnya. Sementara, kita tidak menyadari nasib si Tukang Becak, orang marjinal yang juga masih ada menempati wilayah-wilayah di indonesia kita ini. Mungkin mereka bukan memilih untuk menjadi itu, tetapi merupakan sebuah jalan hidup yang memang mereka harus tempuh,. Degan ini TS sebelumnya minta maaf , jika ada kata2 yang janggal & menyinggung perasaan, baik agan, aplg u/ Tukang Becak, karena maksud TS jg hanya mengingatkan saja terhadap kehidupan orang-orang Marjinal yang kadang kita Lupakan, yang mungkin luput dari sharing kita kali ini,. Karena , hidup mereka sangatlah sulit di era Modernisasi yang Menghimpit mereka, karena dengan modal tenaga mereka u/ mendapatkan uang sebesar 3rb-10rb perak... Sementara jadi tukang becak ya banyak susahnya, senangnya bisa kumpul-kumpul dengan banyak teman, susahnya kalau waktu (menarik) sepi, BBM mahal, pendapatan turun, apalagi sekarang alat komunikasi HP dan sepeda motor sudah banyak, penghasilan tukang becak berkurang. Demikian penuturan Taufiq, salah seorang tukang becak yang biasa mangkal di kawasan Perum Griya Indah Jombang. Spoilerfor Tukang Becak:

Pria yang sudah berprofesi sebagai pengayuh becak sejak tahun 1987 ini mengungkapkan, kemajuan teknologi membawa perubahan drastis dalam tata kehidupan manusia. Akses informasi mudah di dapat dan komunikasi mudah dilakukan. Saat ini kemajuan teknologi dan trend di masyarakat telah menciptakan gaya hidup yang serba canggih. Spoilerfor Tukang Becak: Berbagai inovasi teknologi yang berkembang pesat pada saat ini, secara perlahan membawa dampak bagi para pengayuh becak. Pendapatan abang becak berangsur-angsur surut lantaran minimnya masyarakat yang mempergunakan jasa para pengayuh becak. Penghasilan dari mengayuh becak tak lagi menjanjikan, karena rata-rata pendapatan mereka setiap harinya hanya berkisar Rp. 3.000,- hingga Rp. 5.000,- saja. "Sepinya bukan hanya disini, dimana-mana tempat kondisinya hampir sama, ungkap pria berputra 2 ini. Spoilerfor Tukang Becak: Meski hidup dalam penghasilan yang tidak pasti, para tukang becak tetap memilih bertahan dengan profesinya sekarang. Pasalnya untuk menggeluti bidang pekerjaan lain situasinya tidak memungkinkan. Menurut Taufiq, para tukang becak sedang dalam kondisi yang serba sulit. Lapangan kerja sulit didapat sementara kebutuhan hidup keluarga setiap harinya harus tetap terjaga. Namun, susahnya hidup sebagai pengayuh becak tidak lantas menjadi penyesalan yang berkepanjangan. Spoilerfor Tukang Becak: Menyiasati minimnya penghasilan dari jasa mengayuh becak, ketua Paguyuban Becak Jombang (PABEJO) ini rela melakukan pekerjaan serabutan di luar profesinya agar mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Taufiq mengaku, dirinya seringkali dimintai bantuan tetangga untuk memperbaiki selokan, mengecat rumah dan memperbaiki kerusakan rumah tetangga untuk menambah penghasilan. Selain itu, Taufiq juga memberikan jasa antar jemput beberapa anak sekolah. Dari jasa antar jemput 5 anak sekolah tersebut, ia mendapatkan penghasilan sebanyak Rp. 200 ribu,- setiap bulannya. Kadang ya disuruh membenahi selokan, ngecat, ya pokoknya pekerjaan apa saja yang penting bisa menambah penghasilan, tutur Taufiq. Spoilerfor Tukang Becak: Sebagai tukang becak, penghasilan Taufiq kerap tidak menentu. Tidak jarang, dirinya melakukan tambal sulam agar ekonomi keluarganya dapat tercukupi. Khusus untuk pendidikan dua orang anaknya, Taufik mengaku bersyukur karena masih bisa menyekolahkan anak-anaknya. Biasanya sih gali lubang tutup lubang, cari pinjaman dulu, kadang-kadang ya kita pinjam ke koperasinya PABEJO, ungkap dia. Spoilerfor Senyum Tukang Becak:

Bagi Taufiq, perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi tidak bisa dielakkan. Merosotnya penghasilan tukang becak karena kemajuan teknologi bukan menjadi alasan utama untuk meninggalkan profesi yang sudah di gelutinya selama puluhan tahun ini. Ia akan tetap mempertahankan becaknya selama belum ada pekerjaan lain yang ia dapatkan. Baginya, becak adalah sumber ekonomi keluarga dan kelanjutan pendidikan 2 anaknya. (Devi) Spoilerfor Tukang Becak:

Sekian dulu post dari ane,.Mohom Maaf kl TS share ttg Tukang Becak, karena hanya berbagi cerita ttg kehidupan Marjinal saudara2 kita gan,...Krn ane juga mungkin tidak bisa membantu secara langsung, tp mungkin bersama dengan agan kita sama2 membantu dengan Doa dan Kepedulian kita gan,.. Ane buat ini juga gag untuk mengejar sebuah ............................................................................... Oleh: Risal Suaib Calon Penumpang: Berapa ke Pante Losari, daeng ? Daeng Becak: Kita iya, mau bayar berapa! Calon Penumpang: Lima ribu mi na. Daeng Becak: Tambami sediki, anang ribu mi. Jau itu kaue Pante Losari. Calon Penumpang: Itumi de lima ribu. Ka tinggal itu mi uangku. Kalo tidak mau ki, saya cari daeng becak lain(g). Daeng Becak: Iyo pade nai maki. Itulah sekelumit percakapan yang sering kita jumpai, antara daeng becak dengan calon penumpangnya. Adanya tawar menawar harga soal jauhnya jarak yang akan ditempuh daeng becak untuk mengantar calon penumpangnya adalah hal lumrah di kalangan tukang becak. Tapi, tak jarang pula kita dapati, ketika seorang calon penumpang menyebutkan sekian ribu rupiah harga yang ingin dia bayar untuk sampai ke tempat tujuannya, daeng becak kadang mengiyakan saja. Ini adalah pertanda bahwa lokasi tujuan si calon penumpang tidaklah jauh, demikian kira-kira pandangan si daeng becak. Di luar kelumrahan soal jarak tempuh, yang tentunya berkorelasi dengan harga yang mesti dibayar oleh si calon penumpang. Informasi menarik buat para calon penumpang, bahwa; tukang becak yang sedikit lebih agresif mencari penumpang dibanding tukang becak lainnya adalah jenis tukang becak yang lebih mudah berkompromi soal harga dengan calon penumpangnya. Ini bisa dijumpai di beberapa pangkalan becak yang ada di Kota Makassar. Salah satu di antaranya: pangkalan becak di simpang tiga antara Jalan Maccini Tengah dan Jalan Kesatuan, di mana kita bisa mendapatkan sedikit banyak informasi seputar kehidupan tukang becak. Tak jarang pula kita dapatkan kejadian seperti ini, di mana tukang becaknya sangatlah bersemangat dalam mencari penumpang. Semisal, Syahruddin atau Saru, demikian namanya sering dipanggil oleh rekannya sesama tukang becak. Adalah satu di antara beberapa tukang becak yang sering mangkal di simpang tiga antara Jalan Maccini Tengah dan Jalan Kesatuan. Dan adalah juga salah seorang tukang becak yang kadang berperilaku demikian. Sebelum mangkal di tempatnya sekarang, Saru, yang berperawakan tubuh agak kecil dengan bentuk wajah agak bulat, dan rambut yang hitam kecoklatan, serta kulit tubuh kehitaman terbakar matahari, sebagaimana umumnya tukang becak, pertama kali mangkal di ujung Jalan Maccini Tengah pertigaan Jalan Maccini Raya. Karena dirasakan pendapatan yang kurang dan seringnya terjadi keributan di kalangan pemuda di sekitar tempatnya mangkal, maka Saru kemudian memutuskan untuk pindah lokasi tempat mangkal ke simpang tiga antara Jalan Maccini Tengah dan Jalan Kesatuan. Di tempat barunya ini, Saru yang suka bertopi diwaktu mengayuh becaknya, di kalangan teman seprofesinya dikenal pendiam dan sedikit bicara, sepertinya senang-senang saja. Di tempat barunya pula, kedua saudaranya, Basri dan Uding, ikut duluan mangkal menjadi tukang becak. Pilihan tempat mangkal dirasanya cocok, karena dekat dengan tujuan orang-orang di sekitar Jalan Maccini Tengah

untuk berbelanja ke Pasar Karuwisi, yang terletak di ujung Jalan Kesatuan Dalam. Dan dekat pula dengan tempat tinggalnya saat ini, di Jalan Maccini Tengah. Sebelumnya, Saru tinggal di rumah kontrakannya di Jalan Kesatuan Dalam sampai memutuskan untuk pindah rumah. Saru telah mengayuh becak sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Kota Makassar beberapa tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 1997. Lelaki pendiam kelahiran Jeneponto tahun 1979 ini, sepertinya meneruskan tradisi para lelaki Jeneponto lainnya yang tidak tamat sekolah untuk menjadi tukang becak. Kenyataan yang sama di tempatnya mangkal menunggu penumpang adalah tempat mangkalnya para daeng becak asal Jeneponto, nama satu kabupaten di Sulawesi Selatan, sekitar 40-an kilometer dari Kota Makassar. Saru yang kini telah dikarunia seorang anak laki-laki berusia tiga bulan dari hasil pernikahannya dengan seorang perempuan asal kampungnya sendiri, Jeneponto, adalah tipe daeng becak yang sedikit banyak telah berubah sejak menikah. Sebelum menikah, Saru dikenal sebagai seorang tukang becak yang gemar menghabiskan uang hasil keringatnya mengayuh becak, hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti berjudi. Demikian penuturan Saril, salah satu rekannya sesama tukang becak yang juga sering mangkal di simpang tiga tersebut. Steriotipe tukang becak sebagai orang yang gemar berjudi akhirnya juga menimpa Saru sampai pernikahannya setahun lalu. Dalam kamusnya, tidak ada istilah untuk menabung, meskipun untuk penjaga dompet . Uang hasil jerih payahnya mengayuh becak, dihabiskan hari itu juga. Kini, setelah menikah dan punya anak, Saru relatif bisa meninggalkan kegiatan judi yang tidak bermanfaat itu. Berjudi kupon putih atau pun kartu adalah teman akrab para tukang becak yang mangkal di seputaran Maccini, selain tentunya judi selokan yang lagi marak di musim hujan. Meski terkadang juga Saru tergoda untuk berjudi kupon putih, apalagi bila Saru mendapat mimpi , maka Saru akan memasang sejumlah uang untuk mimpinya itu. Bila perasaannya mengatakan mimpi itu bagus, Saru biasanya akan memasang uang lebih banyak lagi. Dengan pendapatan sehari dari mengayuh becak, berkisar Rp.25.000 30.000, dipotong pajak sewa becak Rp.3.000/hari ditambah uang makan 2 kali/hari (siang dan malam) yang berkisar Rp.3.000/sekali makan. Dengan sebatang rokok yang kadang terselip di bibirnya, sebagai teman di waktu makan dan bekerja. Saru, bisa menghabiskan minimal sebungkus rokok bermerek Surya atau Gudang Garam Mini, seharga Rp.5.000 6.500, dalam sehari. Pendapatan bersih yang diperolehnya dari mengayuh becak, berkisar Rp.10.000 15.000. Itulah yang kemudian disimpannya di dalam dompetnya dan tidak disimpan dalam bentuk celengan atau pun tabungan bank. Alasannya, lebih mudah untuk di ambil bila keadaan mendesak. Pendapatan bersihnya dalam sebulan relatif besar, berkisar Rp.300.000 450.000. Dengan inilah, Saru menghidupi keluarganya yang hingga kini masih tinggal di kampungnya, Jeneponto. Tapi, tak jarang juga, Saru mesti mengeluarkan sejumlah besar uang untuk mengongkosi becaknya bila rusak, semisal bila terjadi tabrakan dan mengakibatkan velek becaknya bengkok. Dan tragis buat Saru bila hari sial itu datang berturut-turut dalam seminggu, berapa biaya yang harus dikeluarkannya. Karena sesuai kesepakatan dengan pemilik becak (bosnya) bernama Dg Luce, tempatnya menumpang tidur dengan gratis selama ini, seluruh kerusakan yang ada ditanggungnya sendiri. Meski demikian, satu bentuk keberuntungan yang didapat Saru selama memutuskan untuk pindah dari rumah kontrakannya di Jalan Kesatuan Dalam, ke rumah barunya sekarang. Di mana Saru tidak perlu lagi untuk mengeluarkan sepeser pun uang untuk membayar sewa kontrakan, karena dengan kebijaksanaan sang pemilik becak, Dg Luce, Saru boleh tinggal selama dia mau. Dan ini pun tidak bisa dilepaskan dari rasa solidaritas di antara mereka sesama tukang becak asal Jeneponto. Di bulan-bulan tertentu setiap tahun, tepatnya diwaktu musim tanam antara bulan Desember hingga bulan Februari, Saru pun sebagaimana lazimnya lelaki Jeneponto, balik ke kampung halaman untuk memulai aktifitas bertanam padi. Kebetulan sawah yang akan dikerjakan oleh Saru adalah sawah milik orang tuanya sendiri. Saru biasanya menyelesaikan masa kerjanya bertanam padi berkisar 15 hari. Meski terkadang tidak rutin setiap hari. Walau pun sawah yang dikerjakannya adalah milik orang tuanya sendiri, Saru pun tetap mendapat upah sebagaimana pekerja sawah lainnya. Upahnya didapat pasca panen, berupa satu setengah karung gabah, dengan karung berukuran berat 50 kg, yang bila dirupiahkan menurutnya, berkisar Rp.75 ribu. Setelah aktifitas bertanam padi rampung diselesaikannya, Saru pun balik lagi ke Kota Makassar untuk memulai aktifitasnya sebagai tukang

becak. Di luar tradisi pulang kampung karena masa bercocok tanam telah tiba. Saru pun tidak melewatkan untuk pulang kampung setiap bulannya. Dan tinggal lebih kurang seminggu lamanya, untuk melepaskan rasa rindu pada istri dan anaknya. Sekaligus memberi uang belanja pada istrinya, hasil dari jerih payahnya mengayuh becak. Tentunya setelah dipotong biaya perjalanan berkisar Rp.30.000pp. Makassar Jeneponto dan biaya makan selama diperjalanan. Rutinitas ini harus dijalani oleh Saru dan juga oleh para tukang becak lainnya asal Jeneponto. Menjadi pengayuh becak yang mesti stand by setiap hari dipangkalan. Dari terbitnya matahari hingga malam datang menjemput, kira-kira dari jam tujuh pagi hingga jam sembilan malam. Melepaskan kerinduan sementara kepada keluarga, dengan bercengkrama dan kadang diselingi dengan bermain domino atau pun dam dengan sesama tukang becak. Kebiasaan seperti itu tidak terlewatkan barang sedikitpun oleh Saru maupun rekannya yang lain yang juga tinggal di tempat itu. Tentunya semua itu dilakukan, setelah masa kerja mencari uang telah usai. Yakni menjelang tengah malam, di tengah sayup-sayup suara desingan motor anak-anak Maccini yang lagi balapan. Catatan Kaki; 1. Istilah daeng adalah panggilan akrab orang-orang di Kota Makassar untuk menyebut mereka yang berprofesi sebagai tukang becak. Awalnya, istilah daeng, hanya dipakai untuk menyebut satu strata sosial yang ada di kalangan etnis Makassar. Namun seiring berlalunya waktu, istilah daeng ini kemudian digunakan untuk menyebut atau mengidentifikasi orang-orang beretnis Makassar. Sampai kemudian tiba masa, di mana istilah daeng melekat pada orang-orang beretnis Makassar, yang berprofesi sebagai tukang becak. 2. Istilah penjaga dompet adalah istilah yang digunakan oleh anak-anak remaja di sekitar Maccini untuk menyebut sejumlah kecil uang yang sering disimpan dalam keadaan dilipat dan diselipkan di sela-sela kantung dompet. 3. Judi di kalangan tukang becak terdiri dari beberapa jenis, di antaranya: kupon putih (togel), kartu remi atau domino, dan , judi selokan. 4. Judi kupon putih (togel) adalah satu jenis judi yang memakai sejumlah besar uang. Uang ini kemudian sengaja dipasang untuk sejumlah angka tertentu, dari angka nol sampai angka seratus. Permainan judi jenis ini, memakai putaran Malaysia dan Singapura untuk putaran siang hari, dan putaran Surabaya untuk malam hari. Pemenangnya adalah mereka yang angka pasangannya cocok dengan angka yang naik. 5. Judi kartu dikenal ada dua jenis; judi kartu remi dan domino. 6. Istilah judi selokan adalah untuk menyebut satu jenis perlombaan yang menggunakan kayu atau pun benda mengapung seperti plastik. Benda ini kemudian diperlombakan ibarat pelari, di mana benda yang duluan menyentuh garis finislah yang memenangkan perlombaan. 7. Istilah mimpi adalah istilah di kalangan penjudi kupon putih (togel), untuk menyebut hal-hal bersifat mistik yang didapatnya ketika tidur. Misalnya, mimpi diburu macan atau mimpi diberi sejumlah uang, dll. Mimpi ini kemudian ditafsirkan lewat buku mimpi, yang telah mencantumkan angka yang berhubungan dengan mimpi itu.