peran kualitas pelayanan sebagai variabel moderator pada hubungan kenaikan tarif dasar air (tda)
DESCRIPTION
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh kenaikan tarifdasar air (TDA) terhadap kepuasan pelanggan yang dimoderatori oleh kualitaspelayanan di PDAM Kab. Jombang.TRANSCRIPT
1
2
ISSN 1907 - 4824
KOMPETENSI
JURNAL STUDI MANAJEMEN
Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Studi pada Perusahaan Sektor Non Keuangan dan Non Perbankan yang Go Public di BEI Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2009) 102 - 115 Astohar
Peran Kualitas Pelayanan sebagai Variabel Moderator pada Hubungan Kenaikan Tarif Dasar Air (TDA) terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada PDAM Kabupaten Jombang) 116 - 127 ErminatiPancaningrum
Perilaku Individu dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kaki Jembatan Suramadu sisi Bangkalan 128 - 143 Faidal
Analisis Pengaruh Relational Benefits terhadap Perceived Value dan Kepuasan serta Loyalitas Pelanggan Klinik Beauty Skin Care di Kota Malang 144 - 156 FatchurRohman & Nadiyah Hirfiyana Rosita
Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) 157 - 171 Helmi BuyungAulia SafriZal
Orientasi Pasar, Inovasi dan Strategi Pemasaran Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada Industri Kecil dan Menengah Batik di Bangkalan) 172 -187 NuritaAndriani
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usaha Kecil Menengah Memilih Lokasi Usaha di Jembatan Suramadu 188 - 200 Mohammad Tambrin & S.Anugrahiniirawati
3
4
PERAN KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA HUBUNGAN KENAIKAN TARIF DASAR AIR (TDA)
TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS PADA PDAM KABUPATEN JOMBANG)
Erminati Pancaningrum*
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh kenaikan tarif dasar air (TDA) terhadap kepuasan pelanggan yang dimoderatori oleh kualitas pelayanan di PDAM Kab. Jombang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi seluruh pelanggan PDAM kab. Jombang dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kenaikan tarif dasar air (TDA) sebagai variabel bebas dan kepuasan pelanggan sebagai variabel terikat, serta kualitas pelayanan sebagai variabel moderator. Analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA) dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji Multikolinearitas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas sebagai dasar analisis regresi.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat pengaruh negatif antara kenaikan TDA terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kab. Jombang. Variabel kualitas pelayanan secara sigifikan sebagai variabel moderator lebih meningkatkan pengaruh kenaikan TDA terhadap kepuasan pelanggan. Kata kunci : Kenaikan Tarif Dasar Air (TDA), Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan
* Erminati Pancaningrum adalah dosen STIE PGRI Dewantara Jombang
5
ROLE OF QUALITY OF SERVICE AS A MODERATOR VARIABLE IN BASIC RATES INCREASE WITH WATER (TDA) FOR CUSTOMER SATISF ACTION
(CASE STUDY ON THE DISTRICT JOMBANG PDAM) Erminati Pancaningrum†
This study aimed to analyze the effect of increasing the basic rate of water (TDA) to customer satisfaction is moderated by the quality of service in PDAM Kab. Jombang. The research method is quantitative method with a population of all customers PDAM kab. Jombang and number of samples used for as many as 100 respondents. Technique of sampling using accidental sampling. The variables in this research is the basic water rate increase (TDA) as the independent variable and customer satisfaction as the dependent variable, and the quality of service as a moderator variable. Analysis of the data used is Moderated Regression Analysis (MRA) with the classical assumption of multicollinearity test, autocorrelation test and the test Heteroskidastity as the basis for regression analysis.
From the analysis it was shown that there is a significant negative effect between the increase in TDA to customer satisfaction PDAM Kab. Jombang. Variable quality of service in sigifikan as moderator variables increase the influence of TDA to increase customer satisfaction.
Keywords: Basic Water Tariff Increase (TDA), Service Quality, Customer Satisfaction
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup terutama bagi
manusia, oleh karena itu air menjadi sebuah kebutuhan primer yang diperlukan untuk
kebutuhan sehari hari seperti minum, masak, mandi sampai pengolahan industri. Hal ini
menyebabkan air yang dibutuhkan haruslah sehat, jernih dan bersih. Air yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat penting untuk diperhatikan, karena
seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan air juga akan semakin
meningkat.
Untuk menyikapi hal tersebut, maka pemerintah mengelola sebuah BUMN yang
sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah yaitu
Perusahaan Daerah Air Minum yang biasanya lebih dikenal sebagai PDAM. PDAM
tersebar diseluruh daerah dan kota di Indonesia termasuk kota Jombang yang
† Erminati Pancaningrum adalah Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang
6
merupakan satu-satunya perusahaan milik pemerintah kota Jombang dengan
mengemban tugas sebagai pengelola air bersih dan mendistribusikan air.
PDAM merupakan sebuah perusahaan jasa yang mana dituntut untuk
memberikan layanan prima kepada konsumen. Kualitas pelayanan prima dipengaruhi
oleh penilaian-penilaian yang bersifat intangible (tidak berwujud), yaitu emosi pada saat
berhubungan dengan sebuah produk maupun jasa sebagai luapan emosi yang ditandai
oleh perasaan puas maupun tidak puas dalam mempersepsi performance sebuah produk
atau jasa sesuai dengan kebutuhannya masing-masing atau pun dengan harapan
pelanggan. Harapan itu biasanya bertumpu pada sebuah citra produk atau jasa pada
perusahaan. Sebuah citra produk yang baik dapat dibangun melalui pelayanan yang baik
pula dari produsen, sehingga akan menjadikan pelanggan enggan untuk mengkonsumsi
produk atau jasa yang ditawarkan dari produsen lain. Sedangkan Kepuasan pelanggan
adalah suatu keadaan di mana keinginan, harapan, dan keperluan pelanggan dipenuhi.
Harapan pelanggan mengenai kepuasan yang selalu berubah hampir menuntut
kepiawaian produsen, karena kepuasan itu sesungguhnya perantara bagi produsen
menuju perbaikan kualitas pelayanan.
Selain pelayanan prima, perusahaan jasa juga dituntut untuk memperhatikan
harga/tarif yang harus ditawarkan kepada konsumen. Hal ini karena harga/tarif juga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu dalam
penentapan harga, produsen hendaknya menyesuaikan antara pelayanan yang akan
diberikan dengan harga yang ditawarkan. Jika harga tesebut diimbangi dengan kualitas
pelayanan yang memuaskan, maka tidak akan menjadi masalah bagi konsumen untuk
menkomsumsi jasa tersebut meskipun harganya sangat tinggi, begitu juga sebaliknya.
Dalam hal ini PDAM yang merupakan perusahaan milik pemerintah yang mana dalam
menentukan tarif/harga , mereka tidak dapat menentukan sendiri akan tetapi harus
berdasarkan kebijakan dari pemerintah, dan baru-baru ini tepatnya pada akhir tahun
2009 kebijakan pemerintah mengenai PDAM adalah menaikkan tarif dasar air (TDA)
yang kenaikannya mencapai 100% yang mulanya Rp 750/m3 menjadi Rp 1.600/ m3 .
Tentu saja hal ini menimbulkan protes bagi masyarakat karena mereka mengira bahwa
pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan kenaikan TDA tidak pernah memperhatikan
kondisi perekonomian rakyat. Padahal di sisi lain bagi pemerintah dan PDAM, kenaikan
7
TDA merupakan upaya untuk merestrukturisasi di sektor pengairan dan rasionalisasi
utang yang dipastikan bermasalah di masa mendatang.
Dengan adanya kenaikan ini maka konsekuensinya pihak PDAM harus
mengimbangi dengan peningkatan pelayanannya seperti kualitas airnya ditingkatkan
menjadi lebih bersih dan tidak berbau, suplai yang kontinu, kemudahan dalam
pemasangan baru, dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar konsumen merubah persepsinya
bahwa kenaikan tarif tersebut memang sudah sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
Dengan demikian konsumen tidak merasa dirugikan dan mendapatkan kepuasan yang
diinginkan meskipun harga yang harus dibayar sangat tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
Jasa
Pengertian jasa
Menurut Alma (2005:243) terdapat beberapa penulis yang mendefinisikan jasa,
seperti: William J. Stanton (1981:529) yang menyatakan bahwa jasa adalah sesuatu
yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan, Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau
tidak. Sedangkan menurut Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2000:3)
mendifinisikan jasa sebagai suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk
dikomsumsi bersaman dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti
kenikmatan, hiburan) bersifat tak berwujud.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun.
Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa menurut Edward W. Wheatley yang dikutip oleh Alma
(2005:244) adalah sebagai berikut:
a. Pembelian jasa sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi
b. Jasa bersifat tak berwujud
c. Jasa dibeli dan dikosumsi ada waktu yang sama
d. Jasa tidak dapat disimpan
8
e. Adanya puncak yang sangat padat yang menjadi masalah bagi perusahaan jasa,
karena pada masa itu ada kemungkinan layanan yang dipersingkat agar dapat
melayani pelanggan sebanyak mungkin. Jika mutu jasanya tidak dikontrol maka
akan berakibat negatif bagi perusahaan karena banyak pelanggan yang tidak merasa
puas.
f. Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia
g. Distribusinya bersifat langsung
Pemasaran Jasa
Pemasaran jasa adalah mengenai janji yang dibuat oleh perusahaan kepada
pelanggan dan harus dijaga ( MTI: http://www.damandiri.or.id/ 30 April 2010).
Sehingga melalui pemasaran jasa inilah maka bisa dilihat bagaimanakah cara
perusahaan itu untuk membangun harapan pelanggan dan membuat janji kepada
pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan. Sesuatu atau seseorang yang
mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum menyampaikan jasa dapat dipandang
sebagai bagian dari fungsi pemasaran jasa. Permulaan dari pemasaran jasa adalah janji
yang dibuat harus ditepati.
Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya
(Swasta & Irawan, 1990:241). Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah
harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain
(nonmoneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu jasa (Tjiptono, 2007:178).
Penetapan harga merupakan masalah yang cukup kompleks dan sulit dalam suatu
perusahaan. Dalam menetapkan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang
keberhasilan operasi organisasi profit maupun nonprofit dan keputusan ini tidak mudah
untuk dilakukan. Di satu sisi, harga yang terlalu mahal bisa dengan cepat meningkatkan
laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit dijangkau konsumen, sebaliknya jika
harga terlalu murah, pangsa pasar bisa melonjak, namun margin kontribusi dan laba
9
bersih yang diperoleh akan berkurang selain itu sebagian konsumen bisa saja
mempersepsikan kualitasnya jelek.
Peranan Harga
Harga mempunyai peran penting secara makro (bagi perekonomian secara umum)
dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan) (Tjiptono, 2007:182-183) :
a. Bagi perekonomian, harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan
laba.
b. Bagi konsumen, dalam penjualan ritel ada segmen pembeli yang sangat sensitif
terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai satu - satunya pertimbangan
membeli produk) dan ada pula yang tidak.
c. Bagi perusahaan, dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya (produk,
distribusi dan promosi) yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar,
harga merupakan satu – satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan
pendapatan.
Tujuan Penentuan Harga
Adapun tujuan dalam penentuan harga menurut Swasta & Irawan (1990:242),
antara lain :
1. Bertahan
2. Memaksimalkan Laba
3. Memaksimalkan/meningkatkan Penjualan
4. Mempertahankan dan Memperbaiki Market share
5. Pengembalian atas Investasi (ROI)
Konsep Kualitas
Kata kualitas mengandung banyak definisi, hal ini karena setiap orang akan
mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuian dengan persyaratan atau tuntutan,
kecocokan untuk pemakaian, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan
pelanggan, melakukan segala sesuatu yang membahagiakan. Dalam persepektif TQM
(Total Quality Management) kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu tidak hanya
aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Hal
10
ini jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan oleh Goeth dan Davis yang dikutip
Tjiptono (2000:51) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.
Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, yaitu
kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan
hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan saksama harapan pelanggan serta
kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau
loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan.
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh
setiap usaha. Apalagi dengan adanya era globalisasi yang membawa kepada persaingan
yang semakin ketat, kemajuan teknologi dan konsumen yang semakin kritis, menuntut
perusahaan untuk memperhatikan kualitas produk disamping kepuasan.
Kualitas jasa dihasilkan oleh interaksi antara konsumen dan elemen-elemen dalam
organisasi jasa. Kualitas jasa menggunakan tiga istilah, yakni kualitas fisik (phisical
quality), kualitas perusahaan (corporate quality) yang melibatkan image perusahaan,
dan kualitas interaktif (interactive quality) yang berkenaan dengan kontak personal.
Dengan demikian cara melaksanakan kualitas jasa adalah dengan cara membedakan
antara kualitas konsumen (apakah jasa pelayan yang diberikan sesuai dengan yang
dikehendaki konsumen), kualitas profesional (apakah jasa pelayanan memenuhi
kebutuhan konsumen seperti fasilitas yang disediakan), dan kualitas manajemen (apakah
jasa yang diberikan tanpa pemborosan dan kesalahan, pada harga yang rendah, serta
memenuhi peraturan-peraturan resmi dan peraturan-peratauran lainnya)
Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler yang di kutip oleh Alma (2005:284) mengungkapkan bahwa ada lima
dimensi yang menjadi penentu kualitas jasa yang biasa disingkat dengan TERRA yaitu:
a) Tangible (berwujud),yaitu berupa penampilan fasilitas fisik,peralatan, dsb
11
b) Empathy yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan
perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Misal bila ada pelanggan mengeluh
maka sang karyawan langsung mencari solusi
c) Responsiveness (cepat tanggap) yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan
mengatasi keluhan dari konsumen
d) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan
yang dijanjikan, terpecaya dan akurat serta konsisten.
e) Assurance (kepastian) yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkn
keyakinan dan kepercayaan kepada konsumen.
Kualitas layanan yang dirasakan oleh pelanggan juga memiliki dua dimensi.
Pertama, dimensi proses, yakni cara pelanggan menerima jasa dari perusahaan dalam
hal ini menyangkut apa yang terjadi dalam interaksi penjual-pembeli. Kedua dimensi
hasil, yaitu mengenai hasil transaksi itu, menyangkut apa yang dirasakan oleh pembeli
dalam reaksinya dengan perusahaan pemberi jasa.
Kepuasan pelanggan
Menurut Tjiptono (1997:146), banyak pakar yang memberikan definisi mengenai
kepuasan pelanggan, seperti menurut Tse dan Wilton dalam Day (1988:204)
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah sebagai respon pelanggan terhadap
evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan kinerja
aktual yang dirasakan setelah memakainya. Sedangkan Engle (1990:545-547)
mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purna beli dimana alternatif yang
dibeli sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedang
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. (MTI:
http://books.google.co.id. 30 April 2010). Kepuasan pelanggan menurut Kotler et. al.
(1996:50) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk
atau hasil yang dirasakan dengan harapannya.
Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan respon pelanggan terhadap apa yang dia rasakan dengan apa yang ia
harapkan sebelumnya, jika yang dirasakan melebihi harapannya maka pelanggan
12
tersebut mendapatkan kepuasan akan tetapi jika apa yang dirasakan jauh dari harapan
yang diinginkan maka pelanggan tersebut tidak merasakan kepuasan.
Melalui komunikasi, baik antarpelanggan maupun dengan supplier akan
menjadikan harapan bagi pelanggan terhadap kualitas produk yang akan dibelinya.
Pemahaman terhadap harapan-harapan pelanggan oleh supplier merupakan input untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas produk, baik barang maupun jasa.
Pelanggan akan membandingkan dengan produk jasa lainnya. Bilamana harapan-
harapan konsumen terpenuhi, maka akan menjadikan pelanggan loyal, puas terhadap
produk barang atau jasa yang dibelinya. Sebaliknya, bilamana tidak puas, supplier akan
ditinggalkan oleh pelanggan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut Lupiyoadi (2001:158) ada lima faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan yaitu:
a. Kualitas Produk
b. Kualitas Pelayanan
c. Emosional
d. Harga
e. Biaya
Strategi Kepuasan Pelanggan
Salah satu tujuan dari sebuah pemasaran jasa adalah untuk mendapatkan kepuasan
pelanggan yang lebih baik. Oleh karena itu, maka perusahan harus mempunyai strategi-
strategi yang cocok, seperti strategi yang dikemukakan oleh Tjiptono (2001:160
sebagai berikut:
1. Hubungan Pemasaran
Dalam strategi ini hubungan transaksi antara peyedia jasa dengan pelanggan tidak
berakhir setelah penjualan selesai.
2. Strategi Pelayanan yang Unggul
Dalam strategi ini perusahaan menwarkan pelayanan yang lebih unggul dari
pesaingnya.
3. Strategi Penanganan Keluhan yang Efektif
13
Strategi ini mengedepankan penanganan keluhan yang lebih baik.
Kerangka Konseptual
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang rencana penelitian ini,
maka dapat disajikan alur proses penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis
Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
H1 = Diduga kenaikan tarif dasar air (TDA) memiliki pengaruh negatif terhadap kepuasan pelanggan.
H2 = Diduga interaksi antara kenaikan tarif dasar air (TDA) dan kualitas pelayanan sebagai variabel moderator lebih meningkatkan variabel kepuasan pelanggan.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal, yaitu penelitian
pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi yang
bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab-akibat atau pengaruh dari variabel-
variabel penelitian.
Kenaikan Tarif Dasar Air (TDA) (X)
Kualitas Pelayanan (Z)
Kepuasan Pelanggan (Y)
14
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan jasa PDAM Jombang,
baik itu pelanggan kelas rumah tangga, toko, industri, sosial khusus/umum maupun
pemerintah.
Sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden. Metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah nonprobability sampling, yaitu dengan cara
accidental sampling, artinya penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (responden)
Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM )
Jombang Jalan KH. Wachid Hasyim No 136 A Jombang
Data dan Sumber Data
Data yang penulis gunakan adalah data kuantitatif yang didapat dari data
primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
wawancara langsung dengan pihak PDAM, dokumentasi, dan penyebaran kuesioner
kepada pelanggan PDAM.
Pengukuran Variabel
Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan didasarkan pada pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner yang terdiri dari variabel kenaikan TDA, varibel tangible,
empathy, responsiveness, reliability, dan assurance serta variabel kepuasan pelanggan.
Pengukuran variabel menggunakan skala likert lima poin. Poin 5 SANGAT SETUJU,
poin 4 SETUJU, poin 3 NETRAL, poin 2 TIDAK SETUJU, poin 1 SANGAT TIDAK
SETUJU.
Hasil Kajian
Uji Validitas
Dari hasil perhitungan uji validitas diketahui bahwa dari 20 item pertanyaan,
ternyata 17 butir dinyatakan valid dan 3 butir dinyatakan tidak valid. Adapun item butir
15
yang valid yaitu 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17, 18 dan item butir yang
dinyatakan gugur yaitu 2,19,20.
Uji Realibilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner pengukur variabel penelitian
tampak bahwa memiliki nilai 0.8666 yang berarti lebih dari 0,6 seperti yang
dikemukakan oleh Burhan dan kawan-kawan, karena 0,8666 > 0,6 maka dapat
disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
Analisis Regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel Hasil Analisis Regresi Moderator
Variabel Bebas Koefisien Regresi (β) Sig Constant Kenaikan TDA (X) Kualitas Pelayanan (Z)
• Tangible • Empathy • Responsiveness • Realiability • Assurance
Interaksi XZ (Moderat)
3,842 - 0,880
1,264
1,590
0,001 0,042 0,995
0,041
N=100
R²adj=0,178
Sumber : Lampiran SPSS, Data Primer (diolah)
Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam Tabel 4.17 di atas maka
persamaan yang didapat sebagai berikut:
Y = α + β1X + (β2Z1 + β2Z2 + β2Z3 + β2Z4 + β2Z5 ) + (β3XZ1 + β3XZ2 + β3XZ3 +
β3XZ4 + β3XZ5 )
= 3,842 – 0,880 X + 1,264 Z + 1,590 XZ
a. Konstanta sebesar 3,842 menunjukkan bahwa jika menganggap variabel kenaikan
TDA, kualitas Pelayanan dan moderat adalah sama dengan nol, maka variabel
kepuasan pelanggan akan meningkat sebesar 3,842.
16
b. Koefisien kenaikan TDA (X) memiliki nilai negatif yaitu sebesar –0,880, hal ini
menunjukkan adanya pengaruh yang tidak searah dengan variabel kepuasan
pelanggan, maka jika variabel kenaikan TDA semakin tinggi maka variabel
kepuasan pelanggan akan menurun sebesar 0,880.
c. Koefisien moderat (interaksi XZ) sebesar 1,590 menunjukkan bahwa jika variabel
moderat semakin menigkat maka akan diikuti oleh kenaikan variabel kepuasan
pelanggan.
d. Nilai koefisien determinasi adjusted (R²adj) sebesar 0,178. Ini berarti 17,8 %
variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel independen kenaikan
TDA, kualitas pelayanan dan moderat. Sedangkan sisanya (100% - 17,8% = 82,2%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model, seperti kualitas produk, emosional
dari palanggan serta biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesa pertama penelitian ini menyatakan bahwa: diduga kenaikan tarif dasar
air (TDA) memiliki pengaruh negatif terhadap kepuasan pelanggan.
Berdasarkan hasil analisis regresi, pengaruh tersebut ditunjukkan oleh koefisien
regresi sebesar β1= -0,880 dengan p =0,042. Jika digunakan tingkat signifikansi (α)=5%
atau 0,05, ternyata p(0,042) < α(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan tarif
dasar air berpengaruh negatif terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai koefisien regresi yang dihasilkan yaitu sebesar -0,880 yang berarti saat terjadi
kenaikan TDA maka kepuasan pelanggan menurun sebesar 0,880.
Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesa Kedua penelitian ini menyatakan bahwa: Diduga interaksi antara
kenaikan tarif dasar air (TDA) dan kualitas pelayanan sebagai variabel moderator lebih
meningkatkan variabel kepuasan pelanggan.
Berdasarkan hasil analisis regresi, pengaruh tersebut ditunjukkan oleh koefisien
regresi sebesar β3=1,590 dengan p =0,041. Jika digunakan tingkat signifikansi (α)=5%
atau 0,05, ternyata p(0,041) < α(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi
17
antara kenaikan tarif dasar air (TDA) dan kualitas pelayanan sebagai variabel moderator
lebih meningkatkan variabel kepuasan pelanggan.
Simpulan
Dari hasil analisis di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
1. Kenaikan Tarif dasar Air (TDA) memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Hal ini berdasarkan nilai β1= - 0,880 dengan p =0,042 dimana 0,042 < 0,05 . Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan tarif dasar Air (TDA) memiliki pengaruh
yang bersifat negatif terhadap kepuasan pelanggan PDAM Kab. Jombang.
2. Interaksi antara kenaikan TDA dengan kualitas pelayanan lebih menguatkan
kepuasan pelanggan. Hal ini berdasarkan nilai β3 = 1,590 dengan p =0,041 dimana
0,041 < 0,05. Artinya semakin tinggi interaksi antara kenaikan TDA dengan
kualitas pelayanan, maka kepuasan pelanggan akan semakin meningkat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa meskipun harga naik jika kualitas pelayanan yang
didapatkan lebih tinggi, maka kepuasan pelanggan juga akan semakin tinggi dan
tidak lagi memperdulikan kenaikan harga karena sudah mendapatkan pelayanan
yang diinginkan.
3. Melihat dari pembuktian model MRA, maka kualitas pelayanan dapat memoderasi
hubungan antara kenaikan TDA dengan kepuasan pelanggan. Karena dengan
kualitas pelayanan maka kepuasan pelanggan yang didapatkan juga makin tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV
ALFABETA
Burhan N, Gunawan, Marzuki,2002. Statistic Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Social. Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti Press
Kotler, Philip. Ang, Swee Hoon. Leong, Siew Meng. Chin, Tiong Tan, 1996.
Manajemen Pemasaran: Prespektif Asia. Prentice Hall International
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Edisi Pertama. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori
danPraktik. Jakarta: Salemba Empat.
Malhotra, Naresh K., 1993, Marketing Research an Applied Orientation, New Jersey :
Prentice Hall.
Nurhasyim, Adun. http://www.damandiri.or.id/ . 30 April 2010
Sugiyono,2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung : CV
Alfabeta,
Sulistiarini, Endang. http://www.damandiri.or.id. 30 April 2010
Sumarni, Murti. Soeprihanto, John, 1997. Pengantar Bisnis, edisi empat, Jakarta:
Liberty
Swasta, Basu & Irawan . 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty
Tangkilisan ,Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. http://books.google.co.id.
1 Agustus 2009
Tjiptono, Fandy. 2000, Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi
Tjiptono, Fandy. 2001. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi
Tjiptono, Fandy . 2007. Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia Publising
Wijaya, Tony. 2010, Analisis Multivariat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya