peran konsultan pajak sebagai partner...

21
1 PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DALAM SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA. Hadi Sugianto [email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Research on the Role of Tax Consultants as Partner of the Directorate General of Taxes in tax collection system in Indonesia has the following objectives. First, find out if the Tax Consultant has Role as Partner of the Directorate General of Taxes in tax collection system in Indonesia, and secondly to find out where the role of Tax Consultants as Partner of the Directorate General of Taxes in tax collection system in Indonesia. This study uses qualitative research methods to search for, collect, process and analyze the research data. The results of this study are ideal Tax Consultants have a role to assist the Directorate General of Taxes in educating the taxpayer amid little public confidence in the tax officers and self assement System of the tax obligation to do taxpayer. In addition the number of tax officials are not balanced by the number of taxpayer, the Directorate General of Taxes Tax Consultants as an agent requires the government to accommodate the taxpayer awareness on tax obligations so what is the tax revenue target can be met. Amid the crisis of confidence to the employee Taxpayers Tax, a tax consultant is a bridge between the taxpayer and the Directorate General of Taxes in the resolution of tax disputes. Key words: Tax Consultant, Tax Collection System, Self Assement, The Government Agency ABSTRAK Penelitian tentang Peran Konsultan Pajak sebagai Partner Direktorat Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan Pajak di Indonesia mempunyai tujuan sebagai berikut. Pertama, mengetahui apakah Konsultan Pajak memiliki Peran sebagai Partner Direktorat Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan Pajak di Indonesia, dan kedua untuk mengetahui dimanakah peran Konsultan Pajak sebagai Partner Direktorat Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan Pajak di Indonesia. Penelitian ini

Upload: trinhquynh

Post on 05-Mar-2018

250 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

1

PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER DIREKTORAT JENDERAL

PAJAK DALAM SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA.

Hadi Sugianto

[email protected]

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

Research on the Role of Tax Consultants as Partner of the Directorate General of Taxes in tax

collection system in Indonesia has the following objectives. First, find out if the Tax Consultant

has Role as Partner of the Directorate General of Taxes in tax collection system in Indonesia, and

secondly to find out where the role of Tax Consultants as Partner of the Directorate General of

Taxes in tax collection system in Indonesia. This study uses qualitative research methods to

search for, collect, process and analyze the research data. The results of this study are ideal Tax

Consultants have a role to assist the Directorate General of Taxes in educating the taxpayer

amid little public confidence in the tax officers and self assement System of the tax obligation to

do taxpayer. In addition the number of tax officials are not balanced by the number of taxpayer,

the Directorate General of Taxes Tax Consultants as an agent requires the government to

accommodate the taxpayer awareness on tax obligations so what is the tax revenue target can be

met. Amid the crisis of confidence to the employee Taxpayers Tax, a tax consultant is a bridge

between the taxpayer and the Directorate General of Taxes in the resolution of tax disputes.

Key words: Tax Consultant, Tax Collection System, Self Assement, The Government Agency

ABSTRAK

Penelitian tentang Peran Konsultan Pajak sebagai Partner Direktorat Jenderal Pajak

dalam sistem pemungutan Pajak di Indonesia mempunyai tujuan sebagai berikut.

Pertama, mengetahui apakah Konsultan Pajak memiliki Peran sebagai Partner

Direktorat Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan Pajak di Indonesia, dan kedua

untuk mengetahui dimanakah peran Konsultan Pajak sebagai Partner Direktorat

Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan Pajak di Indonesia. Penelitian ini

Page 2: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

2

menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mencari, mengumpulkan, mengolah

dan menganalisis data hasil penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah

Konsultan Pajak memiliki peran ideal untuk membantu Direktorat Jenderal Pajak

dalam mengedukasi Wajib Pajak ditengah kecilnya kepercayaan masyarakat kepada

petugas Pajak dan Self assement sistem dalam menjalankan kewajiban perpajakan yang

dilakukan Wajib Pajak. Selain itu jumlah pegawai pajak yang tidak seimbang dengan

jumlah Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak membutuhkan Konsultan Pajak sebagai

agen pemerintah untuk mengakomodir kesadaran Wajib Pajak atas kewajiban

perpajakan sehingga apa yang menjadi target penerimaan pajak dapat terpenuhi.

Ditengah krisis kepercayaan Wajib Pajak terhadap pegawai Pajak, konsultan pajak

adalah jembatan antara Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak dalam penyelesaian

sengketa pajak.

Kata Kunci: Konsultan Pajak, Sistem Pemungutan Pajak, Self Sssement, Agen

Pemerintah

PENDAHULUAN Implementasi pengumpulan pajak akan menimbulkan biaya yang sering disebut

cost of collection. Adapun cost of collection mencakup biaya pemenuhan administrasi yang dikeluarkan oleh direktorat Jenderal Pajak dan biaya kepatuhan yang akan dikeluarkan oleh Wajib Pajak. Cost of collection cenderung akan meningkat dengan pemenuhan kewajiban self assessment system, dalam sistem ini sering ditemukan keambiguan penafsiran hukum pajak sendiri sehingga memungkinkan wajib pajak untuk membuat keputusan sendiri mengenai beberapa resiko dalam penafsiran hukum pajak tersebut (Brian, 1993). Dalam menghadapi resiko tersebut dan pemenuhan kewajiban perpajakan yang sangat komplek, menyebabkan banyak wajib pajak yang mencari saran dari Konsultan Pajak, peran Konsultan Pajak disini diyakini dapat memfasilitasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan adanya peran Konsultan Pajak ini akan ada biaya yang timbul dalam komponen biaya kepatuhan wajib pajak yang dikeluarkan oleh wajib pajak. Namun disisi lain terdapat kalangan yang menilai bahwa pengetahuan dan profesioanlisme Konsultan Pajak juga dapat melemahkan tingkat kepatuhan wajib pajak (Chris, 2003). Dalam artian bahwa Konsultan Pajak turut terlibat dalam membantu wajib pajak untuk tidak memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar. Misalnya melalui skema penghindaran pajak secara agresif, dengan demikian muncul anggapan bahwa skema tersebut dibuat oleh inisiatif wajib pajak atau dari Konsultan Pajak, sehingga perlu ada aturan batasan ideal peran Konsultan Pajak. Peran serta perilaku dari Konsultan Pajak secara tidak langsung dipengaruhi oleh desain kebijakan pengaturan mengenai Konsultan Pajak itu sendiri.

Page 3: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

3

Hasil penelitian dari (IRS-kantor pajak Amerika Serikat) pada tahun 1987 (Komara, 2014) Konsultan Pajak cenderung memiliki visi dan misi yang tidak kompatibel dengan otoritas pajak. Konsekuensinya peraturan Konsultan Pajak semakin diperketat sehingga kepatuhan wajib pajak dapat dijaga dan ditingkatkan. Reaksi atas kesimpulan penelitian tersebut memunculan penelitian Jackson dan Milliron (1989), yang berjudul Konsultan Pajak sebagai Agen pemerintah atau Advokat Wajib Pajak. Penelitian Jackson dan Milliron tersebut mengkritik tentang keputusan pemerintah Amerika Serikat saat itu yang dimaksudkan untuk menjaga jarak dengan Konsultan Pajak dianggap mengandung resiko yang tidak sedikit. Jackson dan Milliron (1989), menyatakan bahwa Konsultan Pajak memegang peranan yang cukup strategis dalam sistem perpajakan, tetapi disisi lain juga dapat melemahkan. Peran mereka berada pada satu titik di sebuah garis yang terentang antara Pemerintah dan Wajib Pajak.

Fenomena muncul dimana banyak Konsultan Pajak yang tersangkut kasus penggelapan pajak. Salah satu kasus dalam tribunnews.com tanggal 15 Februari 2013 “Usut tuntas kasus pajak Bhakti Investama” Pada kasus suap restitusi pajak ini, KPK telah memenjarakan James Gunardjo selaku Konsultan Pajak dengan Tommy Hindratmo selaku pegawai Ditjen Pajak. Keduanya terjaring operasi tangkap tangan saat melakukan transaksi senilai Rp 280 juta. Bahkan komisaris Independen PT Bhakti Investama, Antonius Tonbeng diduga kuat ikut bermain dalam pengemplangan pajak ini. "Jadi aneh kalau Komisarisnya ikut main tapi dirutnya tidak tahu," imbuhnya. Kasus merambah ke persoalan perpajakan, dan menyangkut tentang Konsultan Pajak yang menyelewengkan pajaknya, sepertinya bukan modus baru karena sudah terjadi di 2012 dengan berbagai modus lama dan baru, seperti berita di rilis di http://news.detik.com/ Selasa, 03/07/2012 21:27 WIB berjudul Modus Konsultan Pajak yang Jadi Tersangka Baru Kasus Dhana. Dalam penelitian Sakurai (2003), menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak menjadi lebih rendah ketika mereka menggunakan jasa Konsultan Pajak. Hal ini mengundang perdebatan, ditangan Konsultan Pajak sebagai agen pemerintah dalam pengumpulan pajak atau lebih condong sebagai agen penasehat klien.

sebagian dari mereka merupakan pendesain dan pendukung perencanaan pajak

yang agresif. Wajib pajak dan Konsultan Pajak digambarkan memiliki hubungan supply dan demand, wajib pajak berada pada sisi demand dan Konsultan Pajak sebagai sisi supply, artinya wajib pajak memiliki permintaan untuk membayar pajak sewajarnya sedangkan Konsultan Pajak mampu memberikan penawaran untuk membantu dalam proses perencanaan pajak guna memenuhi pembayaran secara wajar jumlah pajak terhutang. Berdasarkan data dari Ikatan Konsultan Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak di Indonesia, peneliti belum melihat keseimbangan jumlah pegawai pajak dan Konsultan Pajak. Data terekam per 31 Juli 2014 adalah sebagai berikut:

Page 4: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

4

Tabel 1

Perbandingan Jumlah Wajib Pajak, Konsultan Pajak dan Pegawai Pajak

No Jumlah Penduduk

Jumlah Wajib Pajak (Orang Pribadi dan

badan)

Jumlah Konsultan Pajak

Jumlah Pegawai Pajak

1 246 Juta Jiwa 25,42 Juta Wajib Pajak

4,5 Ribu Konsultan Pajak terdaftar

32 Ribu Pegawai pajak

Sumber: Data diolah sendiri.

Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia sangat tidak ideal dalam memenuhi jumlah pegawai pajak serta jumlah Konsultan Pajak untuk mencapai target penerimaan negara dan disinilah perlu peran dari luar pemerintahan yaitu Konsultan Pajak untuk memberikan edukasi kepada wajib pajak serta diperlukannya adanya sinergi antara Konsultan Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak untuk menjalankan sistem pemungutan pajak di Indonesia yaitu self assessment system.

Penelitian tentang peran Konsultan Pajak ini bertujuan untuk mengetahui apakah Konsultan Pajak memiliki peran sebagai partner Direktorat Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia, yang berhubungan langsung dengan penerimaan negara dari sektor perpajakan dan untuk mengetahui dimanakah peran Konsultan Pajak sebagai partner Direktorat Jendereral Pajak dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS Pengertian Persepsi Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu . Dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seeseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasi stimulus (rangsangan) yang diteriman oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung (Matlin, 2008:23).

Menurut Walgito (2004: 3), menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.

Page 5: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

5

Menurut Dovidoff (1988 : 12), menyatakan bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.

Menurut Kotler (1993: 219), menyatakan bahwa Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah katakteristik orang yang dipersepsi dan faktor situasional.

Proses pembentukan persepsi diawali dengan masuknya sumber melalui suara, penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia, diterima oleh indera manusia (sensory receptor) sebagai bentuk sensation. Sejumlah besar sensation yang diperoleh dari proses pertama diatas kemudian diseleksi dan diterima. Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu, motivasi, dan sikap. Sensation yang diperoleh dari hasil penyaringan pada tahap kedua itu merupakan input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian sensation. Dari tahap ini akan diperoleh sensation yang merupakan satu kesatuan yang lebih teratur dibandingkan dengan sensation yang sebelumnya. Tahap keempat merupakan tahap penginterpretasian seperti pengalaman, proses belajar, dan kepribadian. Apabila proses ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir berupa Persepsi. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, diantaranya adalah (Vincent, 1997: 35):

1. Pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

2. Keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi seseorang.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

Teori Persepsi

Page 6: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

6

Teori Gestalt secara alamiah manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur di dalam mengorganisasikan objek-objek persepsual (Kohler, 1975:12). Stimulus dari lingkungan cenderung diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara-cara yang sama oleh kebanyakan orang. Teori Gestalt mengajukan beberapa prinsip tentang kecenderungan-kecenderungan orang didalam pengenalan pola yang berkaitan dengan dengan objek atau informasi visual, antara lain:

a. Prinsip kedekatan (proximity), objek-objek visual yang terletak berdekatan atau tampil didalam waktu yang bersamaan cenderung dipersepsikan sebagai satu kesatuan.

b. Prinsip kemiripan (similarity), objek-objek visual yang memiliki struktur sama atau mirip cenderung di persepsi atau dilihat sebagai satu kesatuan (kelompok).

c. Prinsip searah (direction), objek-objek visual cenderung dipersepsikan sebagai satu kesatuan apabila berada di dalam satu arah pandangan.

d. Prinsip ketutupan (closure), elemen-elemen objek stimulus yang kurang lengkap cenderung dilihat secara lengkap.

Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah fenomena tentang bagaimana gosip bisa begitu berbeda dari fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai informasi oleh seseorang, kemudian diteruskan ke orang lain setelah “dilengkapi” dengan informasi lain yang dianggap relevan walaupun belum menjadi fakta atau tidak diketahui faktanya.

Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Max Weber berpendapat konflik timbul dari stratifikasi sosial dalam masyarakat. Setiap stratifikasi adalah posisi yang pantas diperjuangkan oleh manusia dan kelompoknya (Susan, 2009:42). Weber berpendapat bahwa relasi-relasi yang timbul adalah usaha-usaha untuk memperoleh posisi tinggi dalam masyarakat. Weber menekankan arti penting power (kekuasaan) dalam setiap tipe hubungan sosial. Power (kekuasaan) merupakan generator dinamika sosial yang mana individu dan kelompok dimobilisasi atau memobilisasi. Pada saat bersamaan power (kekuasaan) menjadi

Page 7: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

7

sumber dari konflik, dan dalam kebanyakan kasus terjadi kombinasi kepentingan dari setiap struktur sosial sehingga menciptakan dinamika konflik. Simmel berargumen ketika konflik menjadi bagian dari interaksi sosial, maka konflik menciptakan batas-batas antara kelompok dengan memperkuat kesadaran internal (Susan, 2009:48). Permusuhan timbal balik tersebut mengakibatkan terbentuk stratifikasi dan divisi-divisi sosial, yang pada akhirnya akan menyelamatkan dan memelihara sistem sosial.

Konflik pada dasarnya adalah sesuatu yang bukan saja tidak dapat dihindari tapi juga dibutuhkan oleh masyarakat, karena konflik mempertegas identitas-identitas dalam kelompok dan membentuk dasar stratifikasi sosial. Walaupun teori konflik pada dasarnya sudak tidak dapat digunakan untuk menganalisis fenomena konflik kontemporer, karena teori ini diciptakan pada konteks kesejarahan yang berbeda dan perubahan struktur serta dinamika masyarakat diluar imajinasi para ilmuwan konflik klasik. Namun teori tersebut pada dasarnya sepakat bahwa konflik memainkan peran sentral dalam kehidupan karena mampu menjadi agen perubahan dan menjadi motor yang memobilisasi tindakan sosial.

Konsultan Pajak

Menurut Komara (2014 : 2) menunjukan bahwa Konsultan Pajak adalah profesi yang menjembatani Wajib Pajak dengan otoritas pajak sehingga sangat ideal untuk men-challenge ketentuan perpajakan yang berlaku, selain sebagai kuasa Wajib Pajak Konsultan Pajak juga memiliki peranan yang ideal sebagai pengawas penerapan peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku. Hal seperti ini sebetulnya adalah kondisi yang positif untuk perbaikan system pemungutan pajak di Indonesia.

Menurut PMK 111/PMK.03/2014 tanggal 9 Juni 2014, menunjukan bahwa Konsultan Pajak adalah adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Adapun jasa yang dapat diberikan oleh Konsultan Pajak antara lain: a. Tax Management / Tax Planning b. Tax Review c. Tax Compliance d. Tax Litigation / Tax Objection e. Tax Research f. Tax Administration

Menurut Aliharto (2005 : 4) menujukan bahwa Konsultan Pajak merupakan salah satu profesi yang tidak asing lagi bagi kalangan dunia usaha dan perorangan yang berkepentingan dengan perpajakan, Konsultan Pajak selain sebagai partners strategis pemerintah dalam mendongkrang penerimaan sekaligus juga menjadi mitra pengemban amanat Wajib Pajak. Konsultan Pajak semakin memegang peran penting dalam upaya membantu Wajib Pajak dalam mengurus perpajakannya. Apakah Konsultan Pajak pada saat ini sudah memadai baik secara kualitas maupun kuantitas

Page 8: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

8

dalam membantu Wajib Pajak, cara pembenahannya kita harus melihat dahulu bahwa Konsultan Pajak itu merupakan suatu profesi, dimana mereka harus mempunyai bukti keahlian yang didasarkan pada pendidikan umum. Menurut Surahmat (2004 : 23) menyatakan bahwa sedikit kerepotan untuk mencari sumber informasi dan mencari solusi pemecahan masalah atas kewajiban pajaknya sering mewarnai Wajib Pajak disaat-saat harus menyampaikan laporan pajaknya atau Surat Pemberitahuan Pajak demi ketaatan membayar pajak, ini mungkin menjadi motivasi Wajib Pajak selanjutnya untuk mencari ahli pajak sebagai konsultan atau untuk melengkapi Sumber Daya Manusia bidang pajak untuk sebuah perusahan atau dunia usaha. Sejalan dengan itu, dapat dipahami bahwa tugas dasar Konsultan Pajak selaku pihak yang berkompeten dalam perpajakan adalah membantu permasalahan pajak yang dihadapi Wajib Pajak dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakannya (tax compliance).

Tanggung Jawab Konsultan Pajak Terhadap Wajib Pajak

Menurut Daniel (2009: 12) menyatakan bahwa dapat dipahami bahwa tugas dasar Konsultan Pajak selaku pihak yang berkompeten dalam perpajakan adalah membantu permasalahan pajak yang dihadapi Wajib Pajak dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakannya (tax compliance). Namun karena ditinjau dari segi ekonomi pajak berlaku sebagai beban, seorang Konsultan Pajak harus dapat mengupayakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari pemborosan-pemborosan akibat pembayaran pajak. Untuk menjamin dan mengimbangi terlaksananya peran Konsultan Pajak tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan beberapa peraturan. Diantaranya adalah larangan untuk melimpahkan kuasa yang telah diberikan kliennya kepada Konsultan Pajak lain. Hal ini sangat penting mengingat pelimpahan kekuasaan akan menyebabkan kebocoran pada berbagai macam dokumen Wajib Pajak.

Menurut Hidayat (2013 : 9) menunjukan bahwa beberapa alasan Wajib Pajak memerlukan Konsultan Pajak dalam membantu memenuhi kewajiban perpajakannya adalah sebagai berikut:

1. Melalui Konsultan Pajak, berkas pajak dapat diproses secara elektronik sehingga penerimaan kembali cicilan pajak menjadi lebih cepat. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar Konsultan Pajak sebanding dengan yang didapatkan Wajib Pajak.

2. Dengan waktu luang yang terbatas dan pendapatan yang meningkat, mereka cenderung untuk menerima pertolongan seorang agen pajak untuk mengurusi masalah pajak mereka.

Tanggung Jawab Konsultan Pajak Terhadap Direktorat Jenderal Pajak

Menurut Daniel (2009 :26) menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Pajak adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam pemungutan pajak dari Waib Pajak. Dalam dunia perpajakan, setiap pegawai yang bernaung dibawahnya disebut

Page 9: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

9

fiskus. Fiskus sendiri merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa latin fisc yang berarti keranjang uang atau pundi-pundi raja.

Daniel (2009: 29) menyatakan bahwa memang tidak dapat dipungkiri bahwa Fiskus jelas membutuhkan peran Konsultan Pajak mengingat adanya keterbatasan kuantitas akan petugas pajak bila dibandingkan dengan jumah Wajib Pajak. Di samping itu, pajak yang memiliki unsur tanpa jasa timbal atau kontraprestasi secara individual oleh pemerintah jelas akan membuat setiap Wajib Pajak enggan untuk memenuhi kewajibannya. Sederhananya, pemberian secara cuma-cuma hanya akan merugikan. Pada poin inilah, seorang Konsultan Pajak harus memberi penyuluhan bahwa pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan kata lain, Wajib Pajak memang tidak akan mendapat imbalan, tetapi ia akan mendapatkan imbalan berbentuk fasilitas publik.

Menurut Daniel (2009 : 37 ) menyatakan bahwa pada dasarnya Konsultan Pajak berfungsi untuk mensosialisasikan peraturan perpajakan kepada Wajib Pajak. Oleh karena itu, Konsultan Pajak kemudian diharuskan untuk mengikuti penataran/ pendidikan penyegaran perpajakan yang diselenggarakan oleh Ditjen Pajak dan/ atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), paling sedikit satu (1) kali dalam setahun. Karena melalui penataran itu, praktisi Konsultan Pajak akan menyegarkan pengetahuannya tentang perubahan apa saja yang terjadi di dunia perpajakan. Konsultan Pajak sebagai Agent Tax Compliance

Menurut Sekjen Komwas Perpajakan,”Profesi ideal Konsultan Pajak harus memiliki independensi, profesionalisme, dan integritas dalam menjalankan bisnis industrinya”. Konsultan Pajak memiliki fungsi tax consulting, tax settlement, tax mediation, attorney at tax law, dan agent of tax awareness(www.pajak.go.id). Sekalipun belum dibuatkan UU khusus, Pemerintah melalui KMK Nomor : 485/KMK.03/2003 yang terakhir diubah dengan PMK Nomor: 111/PMK.03/2014 (akan berlaku mulai tanggal 7 Desember 2014) telah mengatur hak dan kewajiban Konsultan Pajak dalam perannya sebagai bagian dari sistem perpajakan nasional (Iqbal, 2014: 12). Selama ini profesi Konsultan Pajak (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia/IKPI) telah diberi kewenangan yang sangat besar oleh pemerintah terutama dalam fungsi IKPI sebagai penyelenggara Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak .

Mengingat kondisi-kondisi di atas dan semakin beratnya tugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP), maka perlu kiranya untuk melakukan re-posisi peran Konsultan Pajak sehingga dapat lebih memberi manfaat bagi sistem perpajakan nasional secara keseluruhan. Ketentuan yang berlaku selama ini memang sudah mewajibkan Konsultan Pajak untuk membuat laporan tahunan kepada DJP berupa jumlah dan keterangan singkat WP yang menjadi klien (nama, alamat, NPWP/NPKP, Jenis Usaha,

Page 10: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

10

jenis urusan). Namun laporan tersebut masih bersifat administratif dan belum bernilai “data” yang bisa menjadi sumber informasi dalam upaya penggalian potensi pajak.

Belajar dari New Zealand Terkait Konsultan Pajak (Tax Agent), Otoritas Pajak New Zealand (Inland Revenue) sebagai salah satu otoritas pajak terkemuka yang menjadi acuan dunia perpajakan menerapkan sistem aplikasi manajemen dan informasi yang wajib digunakan oleh Konsultan Pajak/Tax Agent yang dinamakan “Tax Agent Management System (TAMS)”. TAMS adalah sistem aplikasi manajemen dan informasi terintegrasi yang disediakan oleh Inland Revenue yang harus digunakan oleh tax agent (Konsultan Pajak) sebagai alat monitoring Konsultan Pajak dan pengawasan kewajiban perpajakan WP yang menjadi kliennya (Taufik, 2014 : 15). Mekanisme TAMS report dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Setiap tax agent secara online wajib menyampaikan daftar klien (client listing) berikut profil lengkapnya. Setiap perubahan wajib diberitahukan paling lambat 2 bulan sejak terjadinya perubahan

2. Berdasarkan client listing (AMBR1000) yang disampaikan oleh tax agent, otoritas pajak akan memberi hak kepada tax agent untuk dapat melakukan akses database perpajakan dan statistik WP klien yang bersangkutan (jenis kewajiban, data SPT selama 4 tahun terakhir, data pembayaran).

3. Selain data historis, Setiap bulan Desember atau kapan saja diperlukan tax agent akan diberikan data (AMBR 1004) yang berisi daftar kewajiban-kewajiban pajak yang belum atau tidak dipenuhi oleh WP klien sampai dengan akhir tahun misalnya : SPT Tahunan, SPT Masa, Pembayaran, tunggakan penagihan, pemeriksaan, data tidak lengkap.

4. Sistem juga akan memberi informasi tentang aktivitas mingguan (setiap hari jum’at) tentang data klien baru atau hapus, kewajiban pada point 3 yang telah dilaksanakan, surat-surat/himbauan yang terbit dan pembayaran online.

5. Semua kewajiban yang timbul dari point-point di atas harus dipenuhi oleh tax agent. Apabila tidak patuh otoritas pajak akan mencabut ijin praktek tax agent yang bersangkutan. Secara sederhana TAMS berfungsi sebagai dashboard kepatuhan atau “approweb”

dari sisi Konsultan Pajak. TAMS dapat diakses online melalui Tax Agent Self Service Option sepanjang tahun atau kapan pun diperlukan (Taufik, ,2014 : 18).

Konflik Kepentiangan antara Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak

Perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal menyebabkan terjadi konflik, Wajib Pajak ingin membayar pajak sekecil-kecilnya sedangkan Direktorat Jenderla Pajak ingin meningkatkan penerimaan pajak sebesar-besarnya, Konsultan Pajak berada pada posisi antara Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak untuk mengurangi konflik kepentingan diatas seperti yang dikatakan Fuad Rahmany (Kompas, 23-04-2014).

Page 11: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

11

Konflik kepentingan ini sebenarnya dapat digunakan untuk memperbaiki sistem perpajakan karena akan ada fungsi saling mengawasi. seperti Teori konflik yang dikemukan oleh Karl Mark dimana teori ini, memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula (Susan, 2009 : 12), bagi Mark konflik adalah sesuatu yang perlu karena merupakan sebab terciptanya perubahan. Simbiosis DJP dan Konsultan Pajak perlu perubahan yang mendasar ke arah hubungan yang saling menguntungkan, kondisi “nyaman” iklim usaha Konsultan Pajak yang sangat didukung oleh regulasi pemerintah harus diimbangi dengan kontribusi positif para pelaku usaha Konsultan Pajak terhadap upaya dan tugas DJP dalam meningkatkan penerimaan negara.

Persepsi Terhadap Profesi Konsultan Pajak

Efek halo merupakan bagian dari distorsi persepsi dan berarti menilai seseorang atas dasar persepsi kelompok orang lain. Efek halo merupakan persepsi yang timbul dari penarikan kesan umum. Jika kita terapkan teori ini pada persepsi perilaku Konsultan Pajak, maka efek halo yang timbul dari profesi Konsultan Pajak adalah “orang yang memberikan nasehat perpajakan”. dapat dilihat dari anggapan masyarakat yang sebagian besar menganggap Konsultan Pajak merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan kemampuan pemahaman peraturan perpajakan , karena berurusan dengan pembayaran pajak yang menjadi beban Wajib Pajak. Selain itu, apabila terjadi kesalahan yang disebabkan oleh Konsultan Pajak, hal tersebut dapat mengakibatkan permasalahan yang sangat besar dan mempengaruhi banyak pihak.

Arini dan Astuti (2011: 15) menunjukan bahwa keperilakuan merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Tanggapan atau reaksi individu dapat bersifat mendukung atau menentang rangsangan tersebut. Apabila keperilakuan digabung dengan Wajib Pajak, maka keperilakuan Wajib Pajak dapat diartikan sebagai tanggapan atau reaksi Wajib Pajak terhadap apa yang dialaminya. Lebih spesifik lagi, keperilakuan Wajib Pajak berkaitan dengan apa yang dialami Wajib Pajak di bidang perpajakan, baik pada saat melapor, membayar, dan sebagainya. Keperilakuan dapat bersifat mendukung dan menentang.

Berdasarkan teori persepsi ini, banyak Wajib Pajak mengangap profesi Konsultan Pajak hanya sebagai negosiator kepada Direktorat Jenderal Pajak, walaupun tidak dipungkiri beberapa orang dalam profesi tersebut telah melakukan hal itu akhirnya memandang semua Konsultan Pajak memiliki perilaku yang sama, hal ini juga dapat didukung ketika pengalaman dari Wajib Pajak sendiri yang merasa tidak puas dengan kinerja Konsultan Pajak yang akhirnya akan berpendapat bahwa Konsultan Pajak hanya sebagai profesi negosiasi dan untuk mengecilkan jumlah pembayaran pajak Wajib Pajak.

Page 12: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

12

Peranan Konsultan Pajak sebagai Partner Direktorat Jenderal Pajak

Berdasarkan dari fakta-fakta sementara dan beberapa teori yang mendukung, peranan Konsultan Pajak cukup ideal sebagai pengawas dalam penerapan peraturan – peraturan perpajakan yang berlaku seperti yang ditulis oleh (Komara, 2014: 16) menunjukan bahwa Konsultan Pajak berperan sebagai sparring partner dari otoritas pajak, pada saat persidangan di pengadilan pajak Konsultan Pajak tidak saja berperan sebagai kuasa Wajib Pajak untuk memenangi perkara, tetapi juga berkesempatan men-challenge ketentuan perpajakan yang berlaku. Hal positif seperti ini sebetulnya dibutuhkan untuk perbaikan sistem pemungutan pajak di Indonesia. Konflik adalah sesuatu yang perlu karena merupakan sebab terciptanya perubahan, Para teoretisi konflik memandang konflik, pertentangan kepentingan, concern dari berbagai individu dan kelompok yang saling bertentangan sebagai determinan utama dalam pengorganisasian kehidupan sosial (Susan, 2009 : 32). Manajamen konflik diperlukan sebagai alat pengawasan antara Direktorat Jenderal pajak dan Konsultan Pajak. Direktorat Jenderal Pajak melakukan pengawasan secara ketat kepada Konsultan Pajak melalui peraturan Menteri keuangan 111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak, sedangkan disisi lain Konsultan Pajak sebagai lembaga independen harus selalu mengawasi peraturan yang diterapkan dalam pemungutan pajak apakah layak atau tidak diterapkan pada Wajib Pajak di Indonesia dan dapat melakukan judicial review atas peraturan yang merugikan masyrakat secara umum sebagai Wajib Pajak, dan Wajib Pajak memiliki peranan untuk mengawasi penggunaan pajak yang telah dibayarkan kepada negara. Sinergi peran Konsultan Pajak sebagai partner Direktorat Jenderal Pajak adalah langkah memperbaiki pemungutan pajak sehingga kesadaran Wajib Pajak meningkat sehingga penerimaan negara secara otomatis akan meningkat seiring meningkatnya kesadaran Wajib Pajak yang dibantu oleh peranan Konsultan Pajak yang didukung oleh otoritas pajak.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Objek Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang akan diteliti dan kesemuanya tidak dapat di ukur dengan angka. Penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual (Sugiyono, 2012 : 22).

Penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan data berdasarkan faktor- faktor yang menjadi pendukung terhadap objek penelitian, kemudian menganalisa faktor- faktor tersebut untuk dicari peranannya (Arikunto, 2010: 151). Dalam penelitian ini desain

Page 13: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

13

metode yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu merangkum sejumlah data besar yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, akan tetapi dalam penelitian ini juga digunakan beberapa instrumen lain, yaitu pedoman untuk wawancara. Pedoman untuk wawancara yang dibuat khusus pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran secara umum dan mendalam tentang peran konsultan pajak dalam system pemungutan pajak di indonesia. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, akan tetapi dalam penelitian ini juga digunakan beberapa instrumen lain, yaitu pedoman untuk wawancara. Pedoman untuk wawancara yang dibuat khusus pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran secara umum dan mendalam tentang peran konsultan pajak dalam sistem pemungutan pajak di indonesia.

Teknik Analisis Data

Dalam rangka menjawab perumusan masalah yang ditetapkan maka analisis data yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacu pada empat tahapan yang dijelaskan oleh Miles dan Huberman d a l a m (Herdiansyah, 2012 : 33), yaitu:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap informan yang mengetahui permasalahan penelitian agar mendapat sumber data yang diharapkan. Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian.

2. Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Inti dari reduksi data adalah mengubah segala bentuk data menjadi bentuk tulisan (script) apa pun formatnya.

3. Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas (yang sudah disusun alurnya dalam tabel akumulasi tema) ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkrit dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberi kode (coding) dari subtema tersebut.

4. Simpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data kualitatif. Simpulannya menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap “why” dan “how” dari temuan

Page 14: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

14

penelitian tersebut. Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisaasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peran Konsultan Pajak

Bahwa peran Konsultan Pajak banyak tidak diketahui oleh masyarakat, mereka selalu tidak mengerti kewajiban mereka, terkadang di Kantor Pelayanan Pajak ada kekhawatiran dari Wajib Pajak tersebut untuk bertanya tentang hak dan kewajiban mereka. Kadang profesi Konsultan Pajak memiliki berbagai macam karakter manusia, ada saja beberapa oknum yang menyalah gunakan ketidak tahuan Wajib Pajak demi mendapatkan keuntungan semata. Kemudian dari sini kadang ketidak pahaman Wajib Pajak serta tidak adanya kemauan Wajib Pajak akan aturan-aturan pajak membuat Wajib Pajak ini seperti menjadi tidak patuh, dan beberapa oknum konsultan ini yang membuat jelek citra profesi Konsultan Pajak yang sesungguhnya. Dalam pekerjaannya Konsultan Pajak tidak ikut terlibat dalam memenuhi hak dan kewajiban Wajib Pajak karena Konsultan Pajak lebih pada pemberian advice ketentuan perpajakan, Wajib Pajak yang lebih cenderung untuk memikirkan kelangsungan usahanya membutuhkan peran konsultan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan memenuhi kewajiban perpajakan sebagai warga negara. Seperti yang diungkapkan Wajib Pajak:

Wajib Pajak rata-rata berprofesi sebagai pengusaha latar belakang mereka dan pendidikan mereka mayoritas adalah bisnis sehingga untuk memikirkan kebutuhan marketing saja sudah banyak menyita waktu sehingga kami selaku Wajib Pajak membutuhkan profesi yang dapat mengedukasi dan membantu semua hak dan kewajiban perpajakan kami. Selama ini kami memberikan kepercayaan urusan perpajakan pada Konsultan Pajak yang telah teregister, walaupun kami telah memiliki pengawas perpajakan pada setiap Kantor Pelayanan Pajak namun kami lebih nyaman peran Konsultan Pajak untuk membantu kami dalam pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan.

Dengan demikian profesi ini belum banyak dikenal untuk Wajib Pajak tertentu, disisi lain Wajib Pajak dengan status usahawan sudah banyak mengatakan bahwa membutuhkan peranan Konsultan Pajak untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka, di satu sisi lain peran Konsultan Pajak memang idealnya sebagai agen pemerintah untuk memberikan masukan atas setiap kebijakan kebijakan perpajakan yang telah diterapkan. Memang Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) sebagai wadah Konsultan Pajak memiliki visi dan misi sama seperti di Direktorat Jenderal Pajak, dimana izin praktek Konsultan Pajak diterbitkan Oleh Direktorat Jenderal Pajak dan

Page 15: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

15

setiap orang yang berprofesi sebagai Konsultan Pajak memiliki kewajiban setiap tahun melaporkan tentang profesinya kepada Direktorat Jenderal Pajak, ketentuan ini ditegaskan Pemerintah melalui KMK Nomor : 485/KMK.03/2003 yang terakhir diubah dengan PMK Nomor: 111/PMK.03/2014 (berlaku mulai tanggal 7 Desember 2014) telah mengatur hak dan kewajiban Konsultan Pajak dalam perannya sebagai bagian dari sistem perpajakan Indonesia. Profesi Konsultan Pajak belum dapat disetarakan dengan profesi jasa yang lain sepeti akuntan dan advokat, profesi ini belum di atur oleh Undang-undang yang menaungi mereka dimana Konsultan Pajak hanya memiliki AD-ART dan kode etik untuk mengatur bagaimana tata cara mereka berpraktik, dan persyaratan menjadi konsultan mungkin juga di pandang lebih mudah didapat dibanding profesi lainnya. Profesi Konsultan Pajak sangat mudah didapat dan mudah sekali untuk berpraktek, Direktorat Jenderal Pajak sebagai otoritas yang memberikan izin praktek baru tahun 2014 memperketat untuk semua orang yang telah lulus ujian sertifikasi Konsultan Pajak Wajib untuk mengurus izin parktik apapun profesi yang anda emban sekarang. Dalam PMK 111 tahun 2014 hal ini adalah salah satu cara mendapatkan data Konsultan Pajak terdaftar karena banyak dari konsultan berpraktek tanpa ada izin dan tidak bertanggung jawab ketika ada masalah perpajakan.

Dengan banyaknya Konsultan Pajak yang belum memiliki izin namun berpraktek secara tidak langsung mempengaruhi penilaian Direktorat Jenderal Pajak bahwa profesi ini rawan sekali mempengaruhi Wajib Pajak untuk melakukan tax evasion. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia sebagai wadah dari asosiasi Konsultan Pajak dianggap tidak memiliki kemampuan untuk menata anggotanya secara baik. Peraturan Menteri Keuangan 111 tahun 2014 tentang Konsultan Pajak adalah bukti dimana pemerintah melalui DJP sebagai otoritas yang mengeluarkan izin untuk memperketat aturan izin praktek Konsultan Pajak. Dirjen Pajak mencoba mendapatkan data base semua Konsultan Pajak berpraktek melalui PMK 111 tahun 2014 dapat diartikan berbagai macam, maksud PMK 111 sangat ketat sekali dimana ketika ada masalah perpajakan izin Konsultan Pajak menjadi taruhan, terutama ada indikasi tindak pidana perpajakan. Dan yang jelas sekarang tanggung jawab kesalahan klien seperti juga harus ditanggung oleh Konsultan Pajak yang seharusnya Konsultan Pajak ada profesi yang independen yang hanya memberikan advice sesuai keahliannya dan aturan yang ada.

Dalam peranannya sebagai agen perpajakan dan juga sebagai intermediary yang mempresentasikan Wajib Pajak, terdapat perbedaan ekspektasi yang diharapkan,

1. Direktorat Jenderal Pajak mengharapkan Konsultan Pajak mendukung untuk upaya penegakan hukum.

2. Wajib Pajak mengharapkan Konsultan Pajak dapat membantu mereka untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar.

Page 16: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

16

3. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia mengharapkan semua anggota bersikap professional sesuai kode etik yang telah berlaku.

Perbedaan ekspektasi ini membuat posisi Konsultan Pajak menjadi tidak independent, bahwa sebagian besar Konsultan Pajak membantu kliennya untuk menghindari kesalahan dan mencegah mereka untuk malakukan kegiatan melanggar hukum, Konsultan Pajak juga sebagai untuk mengurangi hambatan informasi sehubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan walaupun tidak dapat di pungkiri bahwa keahlian yang dimiliki oleh Konsultan Pajak dapat disalahgunakan untuk dapat membatu Wajib Pajak memanfaatkan peluang untuk melakukan ketidakpatuhan, artinya peran Konsultan Pajak disini dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak. Di tengah perdebatan bagaimana peran Konsultan Pajak sebagai mitra Direktorat Jenderal Pajak dalam sistem pemungutan pajak yang perlu diperhatikan adalah mengenai kebijakan pengaturan profesi Konsultan Pajak itu sendiri, yang meliputi:

Pertama, kualifikasi untuk menjadi Konsultan Pajak perlu ada rancangan kebijakan atas kualifikasi tersebut artinya perlu ada standart yang mengatur tentang seseorang menjadi anggota Konsultan Pajak dan asosiasi dapat juga membantu anggota apabila ada masalah hukum. Bahwa untuk menjadi seorang Konsultan Pajak adalah melalui ujian sertifikasi negara. Ada kelemahan apabila Konsultan Pajak setelah dinyatakan lulus dapat langsung berpraktek, mereka kadang belum memiliki pengalaman akan apa yang menjadi tanggung jawab dan pekerjaan Konsultan Pajak tetapi langsung berpraktik dan apabila ada permasalahan dalam perpajakan atas kliennya mereka lebih cenderung untuk lari atau tidak mengurus hal ini akan menibulkan citra buruk pagi IKPI atas nama profesi Konsultan Pajak.

Kedua, mengenai aturan Profesional dimana Konsultan Pajak sebagai agen pemerintah memiliki posisi yang mana negera sebagai pemungut pajak menginginkan pembayaran pajak yang besar dan Wajib Pajak menginginkan pembayaran seminimal mungkin. Hal ini menimbulkan konflik kepentingan atas peran yang dijalankan Konsultan Pajak, maka dari itu perilaku Konsultan Pajak harus tunduk pada standart profesi. Standart profesi Konsultan Pajak mengatur tata cara mereka berpraktik, hal ini adalah aturan mereka dapat melaksanakan praktek profesi mereka secara benar. Kepentingan antara pemerintah dan Wajib Pajak sudah ada aturan yang mengatur mengenai bagaimana aturan pajak dalam memungut pajak kepada Wajib Pajak, tugas konsultan adalah memberikan sosialisasi peraturan tersebut kepada Wajib Pajak dan mengkritisi pemerintah apabila ada aturan perpajakan yang tidak dapat diterapkan dalam masyarakat.

Page 17: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

17

Ketiga, tanggung jawab Konsultan Pajak diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak, peran ini dapat dilihat dimana untuk mendapatkan izin praktek kita harus memberikan surat permohonan ke Direktorat Jenderal Pajak dan untuk menjadi Konsultan Pajak syarat telah lulus ujian sertifikasi. Persyaratan ini untuk menjadi acuan mengenai kemampuan seorang konsultan telah menguasai di bidang perpajakan. Semua Konsultan Pajak yang telah terdaftar telah memiliki izin praktik tetapi tanggung jawab terhadap profesi dan hukum adalah hal yang esensi terhadap masing-masing individu. Banyak anggota yang berpraktek menganggap bahwa Direktorat Jenderal Pajak sebagai lawan yang selalu harus di challenge padahal mereka memiliki posisi yang sama sebagai agen pemerintah untuk memungut pajak, hal ini yang jarang disadari sebagain besar Konsultan Pajak bahwa profesi konsultan harus menghormati Direktorat Jenderal Pajak sebagai otoritas yang memiliki peran aktif dalam urusan izin praktek mereka.

Keempat, perilaku Konsultan Pajak juga dipengaruhi berapa imbalan yang mereka dapat dari resiko pekerjaan yang mereka jalankan. Konsultan Pajak harus mampu mempromosikan diri secara professional untuk mendapatkan klien dan jangan sampai kegitan profesi ini malah menjatuhkan reputasi Konsultan Pajak

SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan

Konsultan Pajak berada pada suatu titik antara kepentingan wajib pajak dan negara, keduanya memiliki kepentingan yang berbeda. Profesi konsultan harus mampu menempatkan diri sebagai agen pemerintah untuk membantu penerimaan pajak dan mengkritisi aturan perpajakan disisi lain mereka juga sebagai representasi Wajib Pajak. Peranan konsultan yang begitu dilematis memberikan persepsi terhadap masyarakat akan peranan mereka, untuk menjaga independensi dan profesionalisme Konsultan Pajak telah memiliki kode etik yang mereka gunakan untuk melaksanakan praktik yang benar sehingga menjadi mitra yang baik bagi Direktorat Jenderal Pajak yang memiliki fungsi yang sama sebagai agen pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak.

Direktorat Jenderal Pajak sebagai otoritas yang melakukan pemungutan pajak dan telah berperan aktif dalam pengaturan praktik Konsultan Pajak harusnya mampu menggandeng Konsultan Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak dan mengedukasi wajib pajak melalui sosialisasi peraturan perpajakan. Tidak perlu lagi ada kekhwatiran bahwa konsultan sebagai salah satu alasan wajib pajak tidak patuh akan kewajiban perpajakan. Dilihat dalam beberapa informan diatas bahwa Konsultan Pajak memiliki kedekatan dengan wajib pajak dan tidak perlu lagi muncul kekhawatiran konsultan memberikan edukasi yang salah, hal ini sudah di atur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Konsultan Pajak dan dalam Peraturan tersebut juga

Page 18: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

18

memberikan sanksi bagi Konsultan Pajak yang nakal serta memberikan tatacara mereka berpraktik dengan kode etik mereka. Tugas Konsultan Pajak sebagai agen pemerintah dan representasi wajib pajak adalah posisi potensial yang harus dapat dilihat otoritas pajak yaitu Direktorat Jenderal Pajak bahwa profesi ini dapat dijadikan mitra untuk dapat meningkatkan penerimaan pajak dan dapat meningkatkan jumlah pembayar pajak dimana Konsultan Pajak ikut serta dalam mensosialisikan peraturan pajak serta memberikan pengarahan kepada wajib pajak untuk mengikuti setiap program pajak pemerintah. Sanksi yang memberatkan Konsultan Pajak sesuai Peraturan Menteri Keuangan 111/PMK.010/2014 adalah hal yang pasti akan di laksanakan oleh setiap Konsultan Pajak karena keberadaan izin Konsultan Pajak ada pada kewenangan otoritas pajak. Konsultan Pajak sendiri telah berbenah pada saat ini untuk meningkatkan profesionalisme, IKPI selalu mengadakan seminar-seminar untuk meningkatkan kemampuan para anggota serta memberikan edukasi-edukasi tentang bagaimana profesi ini dapat memberikan dampak yang positif terhadap kewajiban perpajakan Wajib Pajak serta dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Dari sini lah harusnya peran Konsultan Pajak dapat dimaksimalkan untuk membantu otoritas perpajakan untuk mensosialisasikan peraturan perpajakan dan mendidik wajib pajak akan kesadaran membayar pajak. Sehingga singkronisasi dua agen pemerintah ini untuk meningkatkan penerimaan pajak dapat tercapai sesuai dengan target yang selama ini tidak pernah tercapai.

Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini antara lain: 1. Peneliti hanya meneliti tentang peran Konsultan Pajak pada Wajib Pajak yang

menggunakan jasa Konsultan Pajak, tidak melakukan penelitian pada Wajib Pajak yang tidak menggunkan jasa Konsultan Pajak dengan menggunakan teknik wawancara.

2. Penelitian ini melibatkan beberapa subyek penelitian yaitu satu orang petugas pajak (fiskus), satu orang Konsultan Pajak, satu orang Dosen Perpajakan dan satu orang Wajib Pajak. Informasi dari informan tidak dapat digeneralisasi sebagai bagian dari perwakilan instansi masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Aliharto, T. T. 2005. Jurnal Perpajakan Indonesia. PT Kharisma Bintang Kreativitas Prima. Vol 3, No 9.

Ardani, N. 2010. Pengaruh Kewajiban Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(Studi Kasus di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I Surabaya). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Page 19: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

19

Arini, A.2011. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku Persepsian, Persepsi Resiko, dan Pengalaman Terhadap Niat untuk Bertransaksi Secara Online. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya.

Brian, E.1993.Taxation With Representation an Analysis of the Role of Tax Practitioners

in Tax Compliance. Journal of public Economics 52: 163-164. Chris, E.2003. Studying the Studies: An Overview of Recent Research into Taxation

Operating Cost.Atax 1 nomor 1: 64-65 Daniel, A. L. dan A. Meliala. 2009. Mengintip Kiprah Konsultan Pajak di Indonesia. Murai

Kencana: Jakarta. Davidoff, L. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta. Erlangga.University Press. Devos. 2012. The Impact of Tax Professional Upon the Compliance Behavior of

Australian Individual Tax Payers. Revenue law journal nomor 1. Direktorat Jenderal Pajak, 2014. Transformasi DJP. Jakarta. www.pajak.go.id. Akses 16

Agustus 2014. Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. 3th. Jakarta:

Salemba Humanika. Hidayat. 2013. Konsultan Pajak Nakal VS Konsultan Pajak Bijak. Jakarta. Jurnal Perpajakan

Edisi 1. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. 2009. AD ART Kode Etik. Batam.

IKPI.http:/ikpi.go.id. di akses tanggal 1 oktober 2014 Indonesia Tax Consultants Association. 2014. Daftar Anggota (Member List).

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Di akses 27 September 2014

Iqbal, M. 2014. Sehatkan Iklim Pajak Melalui Konsultan Pajak yang SMART. http://www.artikelpajak.com. di akses 1 Oktober 2014

Jackson, R. dan C. Milliron. 1989. Tax Preparers‐Government Agents or Client Advocates. Journal of Accountancy 167 (5): 76‐82.

Kloden, D. 2008. Perbandingan Perpajakan Indonesia, Malaysia, Thailand, cina dan

india. http//www.academia.edu, Akses tanggal 7 November 2014.

Page 20: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

20

Kohler, W. 1975. Gestalt Psychology: An Introduction to New Concepts in Modern Psychology. New York: New American Library.

Komara, A. 2014. Konsultan Pajak Agen Pemerintah atau Advokat Wajib Pajak. Indonesia Tax Review.Volume VII/edisi 17/2014

Kotler, Phillip. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation& Control. Prentice Hall Int,1995.

Lukman. 2014. Peran Serta Konsultan Pajak Dalam Perpajakan. Kompas, 23 September 2014.

Matlin. 2008. The Psychology of Women. Sixth Edition. USA: Thomson Wadsworth.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111.03/2014 Tentang Konsultan Pajak.

http://www.ortax.com. Didownload tanggal 2 Oktober 2014. Robert, A. dan B. Paulus, 1991. Understanding Human Relations. Practical Guide to

People at Work: 34. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA. Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Surahmat, R. 2007. Bunga Rampai Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Surendra, D. 2014. Beri Solusi Efisiensi Bayar Pajak. Jawa Pos. 5 November 2014. Halaman 15. Surabaya.

Susan. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Kontemporer. Kencana: Jakarta

Susanto, H. 2012. Membangun Sukarela dan Kepedulian Membayar Pajak. Dipublikasikan Direktorat Jenderal Pajak.http//www.pajak.go.id. 27 Oktober 2014.

Taufik, M. 2014. Menjadikan Konsultan Pajak Sebagai Agents of Tax Compliance. Dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Pajak. http:/www.pajak.go.id. di download 27 September 2013.

Page 21: PERAN KONSULTAN PAJAK SEBAGAI PARTNER …weloje.id/wp-content/uploads/2017/03/JURNAL-MSA-HADI-SUGIANTO.… · sengketa pajak. Kata Kunci: Konsultan Pajak, ... “Usut tuntas kasus

21

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 17 Juli 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85. Jakarta.

Universitas Indonesia. 2009. Analisis Perencanaan Pajak.http://ui.ac.id/2009/02. di download tanggal 27 september 2014.

Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta : Penerbit PT.Gramedia.

Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta. Andi Yogyakarta

Wirutomo, P. 2013. Teori Peranan. Journal VII. http//www.teori sosiologi.com. 5 November 2014.

Zuraida, dan L.Y. Hari, Sih ,Advianto. 2011. Penagihan Pajak. Jakarta. Ghalia Indonesia.