peran julioo

8
4.2 Peran Budaya terhadap Arsitektur dengan Bingkai Unsur dan Wujud Kebudayaan a. Pola Sirkulasi Desa Sirkulasi yang ada pada desa bungaya ini difasilitasi jalan desa sebagai penghubung antar desa bungaya dengan desa lainya, jalan lingkungan sebagai penghubung lingkungan antar pemukiman maupun dengan desa sekitarnya, dan rurung atau gang sebagai penghubung lingkungan dengan pekarangan rumah. Jalan – jalan besar yang ada sudah beraspal, dan memiliki system parkir sentral, yaitu berupa parkir kendaraan bermotor milik masyarakat desa yang diparkir di sebuah lapangan. Factor yang menyebabkannya adalah karena tipikal rumah tradisional pada desa masih menggunakan unsur rumah tradisional bali Gambar Rurung pada salah satu sisi Desa Bungaya Sumber : Survey lapangan kelompok (17 Mei 2015)

Upload: julio-jackalz

Post on 16-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugasku

TRANSCRIPT

4.2 Peran Budaya terhadap Arsitektur dengan Bingkai Unsur dan Wujud Kebudayaana. Pola Sirkulasi DesaSirkulasi yang ada pada desa bungaya ini difasilitasi jalan desa sebagai penghubung antar desa bungaya dengan desa lainya, jalan lingkungan sebagai penghubung lingkungan antar pemukiman maupun dengan desa sekitarnya, dan rurung atau gang sebagai penghubung lingkungan dengan pekarangan rumah. GambarRurung pada salah satu sisi Desa BungayaSumber : Survey lapangan kelompok (17 Mei 2015)

Jalan jalan besar yang ada sudah beraspal, dan memiliki system parkir sentral, yaitu berupa parkir kendaraan bermotor milik masyarakat desa yang diparkir di sebuah lapangan. Factor yang menyebabkannya adalah karena tipikal rumah tradisional pada desa masih menggunakan unsur rumah tradisional bali dimana belum ada penempatan garasi dan masih menggunakan unsur kori sebagai pintu masuk utama sehingga perletakan kendaraan seperti mobil kurang memungkinkan.

RumahPendudukRumahPendudukRumahPenduduk

Lapangan Untuk Parkir

RumahPendudukRumahPendudukRumahPenduduk

Keterangan : Interaksi Sosial

GambarPola interaksi pada desa BungayaSumber : Dokumentasi pribadi (20 Mei 2015)

Selain itu menurut bendesa menjelaskan bahwa karena desa bungaya menjunjung tinggi kehidupan sosial, penataan parker sentral tersebut juga membantu menjaga solidaritas antar penduduk desa karena setidaknya setiap akan beraktivitas, terutama yang bekerja diluar daerah pasti akan menyempatkan diri bertemu dengan penduduk desa lainnya ataupun tetangganya selama perjalanan menuju lokasi parker tersebut maupun di lokasi parker, sehingga interaksi akan tetap berjalan baik antar penduduk desa.b. Tata bangunan pada desaFasilitas yang ada untuk kepentingan penduduk desa cenderung lengkap seperti adanya pura dalem, pura puseh, dan pura desa dan memiliki skala bangunan yang memanjang dan besar, terutama untuk bale banjar yang difungsikan untuk memfasilitasi kegiatan bersama warga desa bungaya. Bale banjar ini terletak di tengah desa dengan bentuk memanjang dan besar, yang digunakan untuk akomodasi penduduk desa karena Desa Bungaya ini cenderung kecil sehingga akomodasinya cukup untuk setara bale banjar yang disesuaikan dengan kepadatan penduduknya tersebut.c. Tata bangunan pada rumah tinggalPola pekarangan di Desa Adat Bungaya memiliki pola yang berbeda dengan pola pola pekarangan yang umumnya dikenal di Bali dengan konsep Sanga Mandala. Bentuk pengaturan massa massa bangunan dalam pekarangan di Desa Adat Bungaya sangat sederhana, yaitu didasari oleh tata nilai Hulu-Teben yang perletakannya tergantung pada fungsi dan nilai kesakralan dari unit bangunan. Selain itu, pada tiap rumah pada desa bungaya ini memiliki sebuah bale yang dinamakan bale kabayan, yaitu tempat dimana seorang yang pernah menjadi bendesa adat akan beristirahat disana. Apabila upacara tahunan desa sedang berlangsung, orang yang pernah menjadi bedesa adat bungaya akan bermalam di tempat ini. Bale kabayan ini dibagi menjadi dua sisi, yaitu untuk laki laki dan perempuan. Apabila orang yang pernah menjadi kabayan tersebut sudah berumah tangga, antar suami dan istri harus dipisahkan, dengan ruangan yang berbeda dan tidak diperbolehkan berinteraksi selama acara berlangsung. Dan apabila untuk hari hari biasa apabila orang yang pernah menjadi kabayan tersebut singgah di rumah penduduk, disanalah tempat ia diterima ataupun beristirahat apabila menginap sebagai kamar tamu. GambarBale Kabayan pada rumah tinggal di Desa BungayaSumber : Survey lapangan kelompok (17 Mei 2015)

Orientasi bangunan rumah tradisional didesa dat Bungaya menhadap ke tengah / natah, yang menyiratkan suatu makna/arti karena didalam ruang tengah tersebut tercipta media perpaduan unsur unsur purusa yang berwujud akasa atau ruang ruang kosong dengan unsur unsur pradana yang berwujud pratiwi/bumi. Bale meten memiliki orientasi ke selatan, sedangkal bale sekenem berorientasi ke utara. Kedua unit bangunan tersebut berorientasi ke tengah sebagai halaman pusat aktivitas rumah tinggal. Pola sirkulasi dan pencapaian ke setiap bangunan di dalam pekarangan sangat sederhana, yaitu mulai dari angkul angkul langsung menuju natah rumah tinggal (halaman) dari natah ini menyebar ke masing masing unit bangunan. GambarAngkul - Angkul pada rumah tinggal di Desa BungayaSumber : Survey lapangan kelompok (17 Mei 2015)

d. Fasad bangunanTampilan bangunan pada desa masih mengunakan ornament ornament bali pada umumnya seperti murda, atap limasan, saka, dan lain lain, namun penerapannya tidak terlalu mendetail seperti ukiran ukiran pada saka, tembok yang ternyata tidak terlalu umum bagi penduduk desa bungaya.Penggunaan oranamen yang terlihat menonjol seperti pada bangunan suci dan angkul angkul, namun tidak terlalu rumit, melainkan sederhana dengan bentuk bentuk umum, tidak seperti pada bangunan di daerah lainnya. Hal ini disebabkan karena tipe social penduduk bungaya yang cenderung tertutup sehingga perkembangan fasad bangunan seperti bangunan umum misalkan bale banjarnya, memiliki ciri khasnya sendiri yang disesuaikan dengan akomodasi.

GambarOrnamen pada rumah tinggal dan tempat suci di Desa BungayaSumber : Survey lapangan kelompok (17 Mei 2015)

Penggunaan bahan pada bangunan tergolong campuran, disebabkan karena adanya akulturasi budaya dimana masih ada rumah yang menggunakan bahan bahan tradisional seperti paras untuk rumah rumah tua lama dan ada juga dari batu tempel untuk bangunan yang lebih modern.

GambarBangunan dengan bahan modern dan tradisional di Desa BungayaSumber : Survey lapangan kelompok (17 Mei 2015)

e. Sistem teknologi dan peralatanDari segi arsitektural, teknologi yang digunakan pada desa bungaya diperuntukkan untuk membangun rumah tersebut. Masih terdapat bangunan tua yang lama yang saat itu masih menggunakan teknologi manual, namun karena adanya teknologi tidak menutup kemungkinan pembangunan rumah dan renovasi rumah rumah lama yang ada pada desa bungaya menjadi lebih mudah, budaya tersebut tentu datang dari penduduknya yang merantau namun tetap tidak menghilangkan unsur ke balian dari bangunan tersebut.

Pengertian PeranMenurut Donna L. Wong, Peran adalah kreasi budaya, oleh karena itu budaya menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai posisi social. Begitu pula dalam dunia arsitektur, dari setting sebuah tempat, memilik budaya yang tentunya berbeda beda akan membentuk ciri khasnya sendiri disekitar daerah tersebut. Seberapa kuat peran tersebut dipengaruhi oleh pola kehidupan social masyarakat yang berhubungan antar masyarakat lainnya sehingga eksistensi dari kekuatan peran tersebut bisa dapat terus bertahan atau malah termakan oleh jaman.

KesimpulanBudaya khas yang terdapat pada Desa Bungaya sangatlah berperan besar dalam arsitektur dalam desa itu sendiri. Pondasi dasar elemen pembentuk budayanya adalah budaya tradisional bali dengan budaya dari desa itu yang dibentuk dari kehidupan social masyarakatnya. Budaya tersebut membentuk system tata desa, dari segi sirkulasi maupun fasad bangunan umum maupun rumah tinggal didalamnya. Rumah tinggal yang ada di desa Bungaya masih mengusung gaya tradisional bali meskipun ada juga yang modern namun tetap mengusung unsur budaya bali dan desa yang sudah ada.