peran anggaran

21

Click here to load reader

Upload: ranita-previ

Post on 16-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

asdfgh

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ANGGARAN

PERAN ANGGARAN

Dari definisi anggaran di atas, anggaran dapat dilihat untuk memainkan beberapa peran yang

berbeda. Mereka mungkin dirancang untuk mencapai beberapa tujuan.Otley (1987)

dikategorikan tujuan-tujuan yang berbeda dan peran anggaran menjadi lima kelompok luas;,

peramalan dan perencanaan, koordinasi dan komunikasi, motivasi, dan kinerja. Evaluasi otorisasi

Sementara itu, Jones & Pendlebury (1996) menunjukkan bahwa fungsi utama anggaran yang

tersedia menentukan pendapatan dan pengeluaran, membantu dalam pembuatan kebijakan dan

perencanaan, otorisasi pengeluaran di masa depan, menyediakan dasar untuk mengendalikan

pendapatan dan pengeluaran, menetapkan standar untuk mengevaluasi kinerja, memotivasi

manajer dan karyawan, dan mengkoordinasikan kegiatan-tujuan organisasi multi.Wildavsky

(1978) menegaskan bahwa tujuan anggaran sektor publik adalah akuntabilitas, kontrol, sebagai

mekanisme efisiensi dan efektivitas, dan sebagai alat manajemen ekonomi dan perencanaan.

Premchand (1983), di sisi lain, menyebutkan bahwa tujuan dan fitur terkait anggaran adalah

sebagai alat akuntabilitas, sebagai alat manajemen, dan sebagai instrumen kebijakan

ekonomi. Anggaran, sebagai instrumen untuk akuntabilitas, berarti bahwa instansi pemerintah

bertanggung jawab atas pengelolaan yang baik dana dan program yang dananya telah

disesuaikan. Ini adalah alat manajemen, karena anggaran menentukan biaya, waktu, dan sifat

yang diharapkan hasil. Selain itu, anggaran sebagai instrumen kebijakan ekonomi menunjukkan

arah ekonomi, menyatakan niat mengenai penggunaan sumber daya masyarakat, dan mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan dalam perekonomian nasional. Coe (1989, p.59)

menjelaskan empat tujuan untuk anggaran, sebagai dokumen kebijakan, panduan operasi,

rencana keuangan dan sebagai alat komunikasi.

Sehubungan dengan tahap manajemen, Goode (1984) menegaskan bahwa tujuan anggaran

adalah sebagai kerangka kerja untuk pembentukan kebijakan, sarana implementasi kebijakan,

alat kontrol hukum, dan sumber informasi publik tentang kegiatan masa lalu, sekarang

keputusan, dan prospek masa depan. Tujuan pertama membutuhkan tindakan tegas untuk

mencapai tujuan dan adopsi dari proposal yang dipilih untuk lebih lanjut tujuan nasional

tertentu. Anggaran sebagai alat implementasi kebijakan membutuhkan penerapan standar dan

efisiensi ekonomi. Selain itu, anggaran sebagai alat kontrol hukum berarti bahwa keputusan

anggaran harus sesuai dengan kebutuhan hukum. Tujuan terakhir dari anggaran, sebagai sumber

Page 2: PERAN ANGGARAN

informasi publik, mengharuskan legislatif dan eksekutif dari pemerintah untuk menjelaskan dan

membenarkan keputusan dan tindakan mereka.

Dari beberapa tujuan teknik penganggaran dinyatakan di atas, mungkin ada pandangan yang

berbeda antara negara tentang yang bertujuan relatif lebih penting dan yang kurang penting

dibandingkan dengan tujuan lainnya. Jones & Pendlebury (1996) disebutkan bahwa tujuan utama

dari anggaran dalam praktek adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus

perencanaan, pengawasan, dan akuntabilitas. Hal ini karena anggaran adalah rencana keuangan

terhadap yang keuangan keluar-ternyata harus dibandingkan untuk mengendalikan

usaha. Namun, dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia dan Malaysia, anggaran

sebagai instrumen kebijakan ekonomi mungkin merupakan pandangan yang paling

penting. Tujuan utama dari negara-negara berkembang sebagian besar adalah untuk menciptakan

masyarakat adil dan makmur. Tujuan ini akan dicapai jika anggaran pemerintah dapat

mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya publik dengan baik, dan menstabilkan

perekonomian nasional.

Yang paling penting Aspek kedua anggaran adalah sebagai alat kontrol hukum. Tujuan ini

berkaitan erat dengan akuntabilitas. Proses penyusunan anggaran dan pelaksanaan harus sesuai

dengan persyaratan hukum,. Oleh karena fungsi ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan

dana publik dan mengarahkan penggunaan dana yang berwenang dan disesuaikan untuk kegiatan

yang ditunjuk.Dalam kasus negara-negara berkembang, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi dan

penyalahgunaan dana publik sering dilakukan oleh pejabat pemerintah.Penyimpangan ini bisa

dicegah jika proses perumusan dan pelaksanaan anggaran ini sejalan dengan ketentuan hokum.

Rubin (1996) menyebutkan bahwa anggaran yang berorientasi pada akuntabilitas tidak hanya

memiliki dan berbeda jenis lebih banyak informasi di dalamnya, tetapi juga berhubungan erat

dengan peristiwa-peristiwa aktual. Ini berarti bahwa tidak hanya sebuah pernyataan kebijakan

tanpa memperhatikan banyak untuk implementasi.

Anggaran sebagai alat manajemen ekonomi dan perencanaan yang paling penting penggunaan

ketiga. Sebagian besar negara berkembang, pada umumnya, telah menghadapi beberapa masalah

seperti pengangguran dan inflasi. Masalah-masalah ini bisa diatasi jika pemerintah memiliki

kemampuan untuk mengelola ekonomi melalui berbagai tingkat belanja publik dalam rangka

mencapai efisiensi tampaknya. Kegagalan dengan rencana ekonomi telah disamakan dengan

jelas kegagalan pemerintah untuk memanfaatkan sumber dayanya bijaksana dan efisien.

Page 3: PERAN ANGGARAN

Pentingnya keempat adalah anggaran sebagai alat akuntabilitas. Pemerintah harus menjelaskan

presentasi anggaran baik dalam kaitannya dengan pengeluaran, pendapatan atau pejabat yang

bertanggung jawab. klarifikasi ini penting untuk memberikan informasi kepada parlemen dan

publik, dan juga untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dan kritik yang mungkin muncul

dalam kaitannya dengan penyajian anggaran,. Karena itu masyarakat bisa memahami kebijakan

pemerintah dan kegiatan jelas.

Aspek paling tidak penting adalah anggaran sebagai alat penggunaan koordinasi. Karena

anggaran daftar pejabat yang bertanggung jawab, beberapa dari mereka bisa saling berkoordinasi

dalam pelaksanaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.Oleh karena itu, anggaran harus

menunjukkan saling ketergantungan unit berbagai anggaran untuk menghilangkan atau

meminimalkan ketidakcocokan dan konflik dalam pelaksanaannya.

Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran

Di dalam penganggaran (budgeting) terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui agar anggaran tersebut dapat digunakan oleh organisasi atau instansi. Tahapan tersebut antara lain:1.      Penentuan pedoman anggaranAnggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang sebaiknya disiapkan disiapkan bebrapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak melakukan dua hal yaitu:

a.       Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebaikan dan asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.

b.      Membentuk panitia penyusun anggaran2.      Persiapan anggaran

Dalam persiapan anggaran bagian-bagian yang terkait dengan anggaran mengadakan rapat untuk membuat suatu anggaran, dalam pembuatan suatu anggaran ditentukan juga ramalan penjualan setelah penyusunan ramalan penjualan bagian pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun anggaran :

a.       Anggaran Penjualanb.      Anggaran beban penjualanc.       Anggaran piutang usaha

Page 4: PERAN ANGGARAN

Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan umum untuk menyusun :

a.       Anggaran produksib.      Anggaran biaya pabrikc.       Anggaran persediaand.      Anggaran piutang usaha

Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat ole manajer pemasaran. Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun :Anggaran beban administrasi umumSetelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan manajer lainnya menyusun:

a.       Anggaran laba rugib.      Anggaran neracac.       Anggaran kas3.      Penentuan anggaran

Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan:a.       Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaranb.      Koordinasi dan peneelaahan komponen anggaranc.       Pengesahaan dan pendistribusian4.      Pelaksanaan anggaran

Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi aggaran setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.

Fungsi penganggaran untuk mendukung konsep anggaran antara lain:a.       Anggaran merupakan hasil akir proses penyusunan laporan rencana kerja.b.      Anggaran merupakan cetak biru aktifitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang

akan datang.c.       Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit

organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan  manajer bawah dengan atasd.      Anggaran berfungsi sebagai alat kendali yang memungkinkan manajemen menunjukan bidang

yang kuat dan lemah bagi perusahaan.e.       Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer  karyawan

agar senantiasa bertindak secara efisien dan efektif sesuai tujuan organisasi.

Tahap – Tahap Penyusunan Anggaran Pada Perusahaan Manufaktur

A.           Tahap – tahap penyusunan Anggaran pada perusahaan manufaktur

Page 5: PERAN ANGGARAN

        i.            Tahap 1. Penentuan pedoman anggaran.

Angaran yang akan dibuat pada  tahun akan dating sebaiknya disiapkan beberapa

bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat

dapat digunakan pada awal tahun anggaran. Tahun anggaran biasanya dimulai tanggal 1

januari sampai 31 Desember tahun yang sama.

Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak (direktur atau

komisaris) melakukan dua hal,yaitu:

a.       Menetapkan rencana besar perusahaan seperti tujuan kebijakan asumsi sebagai dasar

penyusunan anggaran.

b.      Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer

keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai angggota.

      ii.            Tahap 2. Persiapan anggaran

Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget) terlebih

dahulu menyusun ramalan penjualan (sales forecast). Setelah menyusun ramalan

penjualan, manajer pemasaran bekerja sama  dengan manajer umum dan manajer

keuangan untuk menyusun :

         Anggaran penjualan

         Anggaran beban penjualan

         Anggaran piutang usaha

Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan manajer

umum menyusun :

         Anggaran produksi

         Anggaran biaya pabrik

         Anggaran persediaan

         Anggaran utang usaha

Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh

manajer pemasaran.

Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun :

         Anggaran beban administrasi dan umum

Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan manajer lainnya menyusun:

         Anggaran laba rugi

Page 6: PERAN ANGGARAN

         Anggaran neraca

         Anggarann kas

         Anggaran lainnya

Dalam tahap persiapan anggaran ini biasanya diadakan rapat antar-bagian terkait

saja.

    iii.            Tahap 3. Penentuan Anggaran

Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat

kegiatan :

         Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran

         Koordinator dan penelaahan komponen anggaran

         Pengesahan dan pendistribusian anggaran.

    iv.            Tahap 4. Pelaksanaan anggaran

Untuk kepentingan pengawasaan setiap manajer membuat laporan realisasi

anggaran.Setelah dianalisis kemudian laporan realisis anggaran disampaikan pada direksi.

B.            Jenis-Jenis Anggaran Keuangan Perusahaan Manufaktur

1. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan

proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun

rencana anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak

realistis seperti "over convidance" atau terlalu percaya diri maka sebagian besar bagian dari

rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.

 Adapun defenisi dari anggaran penjualan itu sendiri adalah "Anggaran yang

menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan dimasa datang dimana

didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan

barang.

Anggaran penjualan perlu dikembangkan dengan teliti agar anggaran-anggaran

operasi dan anggaran finansial saling isi mengisi dan saling memantau dalam menyusun

rencana anggaran komprehensip. Agar anggaran penjualan lebih teliti dan meyakinkan

maka diperlukan "Tim Peramal Penjualan" yang terdiri dari beberapa ahli dari bidang

distribusi dan didukung oleh ahli-ahli bidang keuangan, produksi dan dari bidang lainnya.

Peramalan penjualan akan menilai target penjualan yang akan dicapai sebagai dasar

penjualan.

Sebaliknya, rencana anggaran penjualan dapat dipergunakan untuk menyusun

pembuatan bagian-bagian dari anggaran-anggaran lainnya.

Page 7: PERAN ANGGARAN

Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:

1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan

2. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan

3. Memberikan informasi dalam profit planing control

4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan

2. Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya

mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang

diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai

dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.

Dan adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :

a.    Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi

supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan

setahun terhadap penjualan yang diinginkan.

b.    Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market

share tertentu.

c.    Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.

d.   Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang

sudah ada dapat sernakin berkembang.

3. Budget Biaya Bahan Baku

Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya bahan

mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencan kualitas,

kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi yang

membutuhkan bahan mentah tersebut. Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar

penyusunan budget harga pokok produksi, budget harga pokok penjualan yang tercantum

dalam master income statement budget bersama dengan budget upah tenaga kerja

langsung dan budget biaya pabrik tidak langsung.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya bahan

mentah antara lain:

a.    Budget unit kebutuhan bahan mentah

b.    Budget pembelian bahan mentah

c.    Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya

yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan mentah yang diolah dalam proses

produksi.

4. Budget Pembelian Bahan Baku

Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang

pembelianpembelianbahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna

Page 8: PERAN ANGGARAN

secarakhusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah,

penyusunanbudget utang dan budget kas.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget pembelianbahan

mentah ialah :

a.    Budget unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis(kualitas) dan

jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu kewaktu selama periode yang

akan datang.

b.    Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukanpembelian

bahan mentah (set up cost).

c.    Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang digudang.

d.   Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang.

e.    Tersedianya bahan mentah di pasar.

f.     Modal ketja yang tersedia.

g.    Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy).

5. Anggaran Tenaga Kerja

Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana

tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung

menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk.

Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara

yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja

dapat dengan mudah dilaksanakan.

Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak

perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas.

Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.

Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:

1. Jam yang dikerjakan sebenarnya

2. Jam standar untuk produksi sebenarnya

3. Selisih waktu

6. Anggaran Overhead

Anggaran biaya yang mempunyai kerurnitan tersendiri adalah anggaran

biayaoverhead, yaitu anggaran biaya yang biaya selain dari biaya bahanbaku dan tenaga

kerja, yang ada pada proses produksi di perusahaan.

Kerumitan tersebut disebabkan karena banyak jenisnya, terutama dalam masalah

pembebanan yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam pengendalianbiayanya.

Disamping itu kerumitan lain adalah bahwa biaya overhead tersebut tidakdapat ditelurusi

dengan gampang dari produknya secara fisik.

Page 9: PERAN ANGGARAN

Karena kerumitan inilah, maka pihak manajemen harus dengan bijaksana danhati-

hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya overhead ini, agartidak terjadi

suatu anggaran yang menyimpang terlalu besar.

7. Anggaran Persedian

Pada dasarnya jenis pesedian kalau dilihat dari sifat operasi perusahaan akan

dapat dibedakan atas:

a. Persediaan pada perusahaan dagang

b. Persediaan pada perusahaan industri

Persediaan yang terdapat pada perusahaan industri terdiri dari:

a. Persediaan bahan mentah (raw materials)

b. Persediaan komponen-komponen rakitan (componentas)

c. Persediaan barang dalam proses (work in process)

d. Persediaan bahan mentah (raw materials)

e. Persediaan komponen-komponen rakitan (componentas)

f. Persediaan barang dalam proses (work in process)

g. Persediaan barang jadi (finished goods)

8. Anggaran Barang Modal

Budget modal sendiri (capital stock and retained earning budget) yang merencanakan

secara lebih terperinci tentang perubahan-perubahan modal saham dan laba ditahan

perusahaan selama periode yang akan datang.

Pengeluaran untuk pembelian barang modal sering juga disebut budgetbarang modal.

Pembuatan budget barang modal merupakan proses perencanaan dan pengendalian

pengeluaran strategis (jangka panjang) dan taktis (jangka pendek) untuk pemuasan dan

penciutan investasi atau aset tetap.

Pengeluaran untuk pembelian barang modal adalah penggantian dana(misalnya uang

kontan) untuk memperoleh aset tetap yang akan:

a. Membantu memperoleh pendapatan dimasa datang

b. Mengurangi biaya dimasa mendatang

9.  Anggaran Kas

Anggaran kas adalah Anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang

kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang datang,

baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa

pengeluaran kas. Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting

artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui

kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan.

Dengan mengetahui adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan

sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutupi defisit tersebut.

Page 10: PERAN ANGGARAN

Dengan kata lain tujuan utama budget kas adalah untuk :

a.       Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional

perusahaan.

b.      Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan

kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.

c.       Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.

d.      Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.

Penyusunan Anggaran Pendekatan (Berbasis) Kinerja

November 1, 2012 · Filed under Bahan Belajar · Tagged Akuntansi

pemerintahan, Anggaran,pendekatan

Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber

daya manusia, material, dan sumber daya lainnya. Berbagai variasi dalam sistem penganggaran

pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tujuan termasuk guna pengendalian

keuangan, rencana manajemen, prioritas dari penggunaan dana dan pertanggungjawaban kepada

publik.

Penganggaran berbasis kinerja diantaranya menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat

pengukuran dan pertanggungjawaban kinerja pemerintah.

Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk

mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan

hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut.

Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Sedangkan

bagaimana tujuan itu dicapai, dituangkan dalam program, diikuti dengan pembiayaan pada setiap

tingkat pencapaian tujuan.

Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi

satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk

mencapai sasaran dan tujuan, serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Aktivitas tersebut disusun sebagai cara untuk

mencapai kinerja tahunan. Dengan kata lain, integrasi dari rencana kerja tahunan yang

merupakan rencana operasional dari Renstra dan anggaran tahunan merupakan komponen dari

anggaran berbasis kinerja. Elemen-elemen yang penting untuk diperhatikan dalam penganggaran

berbasis kinerja adalah :

Page 11: PERAN ANGGARAN

1. Tujuan yang disepakati dan ukuran pencapaiannya.

2. Pengumpulan informasi yang sistimatis atas realisasi pencapaian kinerja dapat diandalkan dan

konsisten, sehingga dapat diperbandingkan antara biaya dengan prestasinya.

3. Penyediaan informasi secara terus menerus sehingga dapat digunakan dalam manajemen

perencanaan, pemrograman, penganggaran dan evaluasi.

Kondisi yang harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi penggunaan

anggaran berbasis kinerja, adalah :

1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.

2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus.

3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang,waktu dan orang).

4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas

5. Keinginan yang kuat untuk berhasil.

Dalam menyusun anggaran berbasis kinerja perlu diperhatikan antara lain prinsip-prinsip

penganggaran, aktivitas utama dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja dan peranan

legislatif.

A. Prinsip-Prinsip Penganggaran

1) Transparansi dan akuntabilitas anggaran

Anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan

manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Anggota

masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena

menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

hidup masyarakat. Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana

ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.

2) Disiplin anggaran

Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sedangkan belanja yang dianggarkan pada setiap

pos/pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja. Penganggaran pengeluaran harus

didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak

dibenarkan melaksanakan kegiatan/proyek yang belum/tidak tersedia anggarannya. Dengan kata

lain, bahwa penggunaan setiap pos anggaran harus sesuai dengan kegiatan/proyek yang

diusulkan

3) Keadilan anggaran

Pemerintah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil agar dapat dinikmati

Page 12: PERAN ANGGARAN

oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan, karena

pendapatan pemerintah pada hakikatnya diperoleh melalui peran serta masyarakat secara

keseluruhan.

4) Efisiensi dan efektivitas anggaran

Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat guna, tepat waktu

pelaksanaan, dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan. Dana yang tersedia harus

dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan

yang maksimal untuk kepentingan masyarakat.

5) Disusun dengan pendekatan kinerja

Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja

(output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya

harus sepadan atau lebih besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan. Selain itu harus

mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap organisasi kerja yang terkait.

Selain prinsip-prinsip secara umum seperti yang telah diuraikan di atas, Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2003 mengamanatkan perubahan-perubahan kunci tentang penganggaran sebagai

berikut:

1) Penerapan pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka menengah

Pendekatan dengan perspektif jangka menengah memberikan kerangka yang menyeluruh,

meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran, mengembangkan

disiplin fiskal, mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis, dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang

optimal dan lebih efisien.

Dengan melakukan proyeksi jangka menengah, dapat dikurangi ketidakpastian di masa yang

akan datang dalam penyediaan dana untuk membiayai pelaksanaan berbagai inisiatif kebijakan

baru, dalam penganggaran tahunan. Pada saat yang sama, harus pula dihitung implikasi

kebijakan baru tersebut dalam konteks keberlanjutan fiskal dalam jangka menengah. Cara ini

juga memberikan peluang untuk melakukan analisis apakah pemerintah perlu melakukan

perubahan terhadap kebijakan yang ada, termasuk menghentikan program-program yang tidak

efektif, agar kebijakan-kebijakan baru dapat diakomodasikan.

2) Penerapan penganggaran secara terpadu

Dengan pendekatan ini, semua kegiatan instansi pemerintah disusun secara terpadu, termasuk

mengintegrasikan anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan. Hal tersebut

merupakan tahapan yang diperlukan sebagai bagian upaya jangka panjang untuk membawa

penganggaran menjadi lebih transparan, dan memudahkan penyusunan dan pelaksanaan

anggaran yang berorientasi kinerja. Dalam kaitan dengan menghitung biaya input dan menaksir

kinerja program, sangat penting untuk mempertimbangkan biaya secara keseluruhan, baik yang

Page 13: PERAN ANGGARAN

bersifat investasi maupun biaya yang bersifat operasional.

3) Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja

Pendekatan ini memperjelas tujuan dan indikator kinerja sebagai bagian dari pengembangan

sistem penganggaran berdasarkan kinerja. Hal ini akan mendukung perbaikan efisiensi dan

efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya dan memperkuat proses pengambilan keputusan

tentang kebijakan dalam kerangka jangka menengah. Rencana kerja dan anggaran (RKA) yang

disusun berdasarkan prestasi kerja dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-

besarnya dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, program dan

kegiatan Kementerian Negara/Lembaga atau SKPD harus diarahkan untuk mencapai hasil dan

keluaran yang telah ditetapkan sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) atau rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

B. Aktivitas Utama dalam Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja

Aktivitas utama dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah mendapatkan data

kuantitatif dan membuat keputusan penganggarannya. Proses mendapatkan data kuantitatif

bertujuan untuk memperoleh informasi dan pengertian tentang berbagai program yang

menghasilkan output dan outcome yang diharapkan. Data kuantitatif juga dapat memberikan

informasi tentang bagaimana manfaat setiap program terhadap rencana strategis. Proses

pengambilan keputusan harus melibatkan setiap level dari manajemen pemerintahan. Pemilihan

dan prioritas program yang akan dianggarkan akan sangat tergantung pada data tentang target

kinerja yang diharapkan dapat dicapai.

C. Peranan Legislatif dalam Penyusunan Anggaran

Alokasi anggaran setiap program di masing masing unit kerja pada akhirnya sangat dipengaruhi

oleh kesepakatan antara legislatif dan eksekutif. Prioritas dan pilihan pengalokasian anggaran

pada tiap unit kerja dihasilkan setelah melalui koordinasi diantara bagian dalam lembaga

eksekutif dan legislatif. Dalam usaha mencapai kesepakatan, seringkali keterkaitan antara kinerja

dan alokasi anggaran menjadi fleksibel dan longgar namun dengan adanya Analisis Standar

Belanja (ASB), alokasi anggaran menjadi lebih rasional.

Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money & pengawasan atas

kinerja output. Dominasi pemerintah dapat diawasi & dikendalikan melalui internal cost

awareness, audit keuangan & kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Sistem anggaran kinerja

merupakan sistem yang mencakup penyusunan program & tolok ukur kinerja sebagai instrumen

untuk mencapai tujuan & sasaran.

Page 14: PERAN ANGGARAN

pengertian anggaran berbasis kinerja

Sistem penganggaran yang berbasis kinerja (Performance Based Budgeting)

merupakan sistem yang saat ini berkembang pesat dan banyak dipakai oleh

negara-negara maju di dunia sebagai pengganti sistem penganggaran lama

yaitu sistem Line Item Budgeting(Bastian,2006:170). Robinson and Last (2009)

menyatakan performance-based budgeting bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pengeluaran publik dengan mengaitkan

pendanaanorganisasi sektor publik dengan hasil yang dicapai dengan

penggunaan informasi kinerja secara sistematik. Carter (1994), seperti dikutip

Young (2003), menyatakan performance budgetmenggunakan pernyataan

misi, tujuan dan sasaran untuk menjelaskan mengapa uang dikeluarkan.

Penetapan misi, tujuan dan sasaran ini merupakan cara untuk mengalokasikan

sumber daya untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu berdasarkan tujuan-

tujuan program dan hasil-hasil yang terukur.Performance budgeting dibedakan

dari pendekatan tradisional karena berfokus pada hasil dari pengeluaran yang

dilakukan, bukannya jumlah uang yang dikeluarkan.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penganggaran

berbasis kinerja (performance-based budgeting) merupakan suatu pendekatan

sistematis dalam penyusunan anggaran yang mengaitkan pengeluaran yang

dilakukan organisasi sektor publik dengan kinerja yang dihasilkannya dengan

menggunakan informasi kinerja. Performance budgeting mengalokasikan

sumber daya pada program, bukan unit organisasi semata, dan memakai output

measurement sebagai indikator kinerja organisasi. Pengkaitan biaya

dengan output organisasi merupakan bagian integral dalam berkas atau

dokumen anggaran. Sejalan dengan pengertian dan tujuannya, Robinson dan

Last (2009) menyatakan persyaratan mendasar dalam penerapan bentuk

sederhana penganggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting),

adalah:

1. Informasi mengenai sasaran dan hasil dari pengeluaran pemerintah dalam

bentuk indikator kinerja dan evaluasi program sederhana, dan

2. Proses penyusunan anggaran yang dirangcang untuk menfasilitasi

penggunaan informasi tersebut.

Hal ini, seperti yang dinyatakan Hou (2010), menunjukkan bahwa desain

dari performance-based budgeting didasarkan pada pemikiran bahwa

memasukan ukuran kinerja dalam anggaran akan mempermudah pemantauan

Page 15: PERAN ANGGARAN

terhadap program untuk melihat seberapa baik pemerintah telah

mencapaioutcome yang dijanjikan dan diinginkan.

Sejalan dengan Robinson dan Last, Young (2003) menyatakan 4 (empat)

karakteristik performance-based budgeting.

1. Performance-based budgeting menetapkan tujuan atau sekumpulan

tujuan yang akan dikaitkan dengan atau yang digunakan untuk

mengalokasikan pengeluaran uang.

2. Performance-based budgeting menyediakan informasi dan data mengenai

kinerja dan hasil yang telah dicapai sehingga memungkinkan dilakukan

perbandingan antara kemajuan yang aktual dengan yang direncanakan.

3. Dalam penyusunan anggaran penyesuaian terhadap program dilakukan

untuk menutup setiap perbedaan yang terjadi antara target kinerja dan

kinerja aktual.

4. Performance-based budgeting memberi peluang untuk dilakukannya

evaluasi kinerja secara regular atau ad hoc yang akan digunakan untuk

pengambilan keputusan.

Lebih lanjut Robinson dan Last (2009) menyatakan penganggaran berbasis

kinerja (performance-based budgeting) hanya dapat berhasil jika setiap satuan

kerja yang melakukan pengeluaran anggaran (spending agency) diharuskan

untuk:

1. secara eksplisit mendefinisikan outcome yang pelayanannya diberikan

kepada masyarakat, dan

2. menyediakan indikator kinerja kunci untuk mengukur efektifitas dan

efisiensi pelayanannya untuk menteri keuangan dan pembuat keputusan

politik kunci selama proses penyusunan anggaran.

Di Indonesia, persyaratan di atas tergambar dalam dokumen-dokumen yang

digunakan atau dihasilkan dalam proses penyusunan anggaran pemerintah.

Untuk pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota), dokumen-dokumen

tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangkan Menengah Daerah (RPJMD),

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sedangkan, pada tingkat

satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), dokumen-dokumen tersebut meliputi

Rencana Stratejik (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Untuk dapat dikatakan telah menerapkan

Page 16: PERAN ANGGARAN

penganggaran berbasis kinerja tidak hanya dibuktikan dengan keberadaan

dokumen-dokumen tersebut, melainkan juga dengan adanya keselarasan

substansi antar dokumen-dokumen tersebut yang dapat dilihat dari ada

tidaknya indikator kinerja yang selaras dalam dokumen-dokumen tersebut. Pada

SKPD, indikator-indikator kinerja yang dimuat dalam Renja SKPD haruslah

mendukung pencapaian indikator kinerja yang termuat dalam Renstra SKPD.

Dan selanjutnya, indikator kinerja Renja SKPD harus didukung oleh indikator-

indikator kinerja yang dimuat dalam RKA SKPD. Adanya keselarasan indikator

kinerja ini secara logis akan dapat mengaitkan tujuan-tujuan yang hendak

dicapai yang dicantumkan dalam dokumen perencanaan strategis (Renstra

SKPD) dengan kegiatan-kegiatan operasional yang dilaksanakan SKPD. Di

samping persyaratan adanya indikator kinerja dan proses penyusunan anggaran

yang memfasilitasi penggunaan inkator kinerja, persyaratan lainnya dalam

penerapan penganggaran berbasis kinerja yang dikemukakan Robinson dan Last

(2009) adalah klasifikasi pengeluaran berdasarkan program (program budget)

dan fleksibilitas yang lebih besar bagi manajer atau pejabat pelaksana

anggaran.

Program budget mengklasifikasikan pengeluaran anggaran berdasarkan jenis

pelayanan dan tujuan, bukan berdasarkan jenis input (gaji, bahan, perjalanan

dinas dan sebagainya) sebagaimana padatraditional line-item budgeting.

Robinson dan Last (2009) menyatakan pada program budget proses

penyusunan anggaran harus berdasarkan pada program (program based) yaitu

satuan kerja harus mengajukan dan menyajikan anggarannya dalam bentuk

program dengan didukung biaya dan informasi kinerja. Senada dengan

Robinson dan Last, Shah dan Shen (2007) menyatakan bahwa bertentangan

dengan line-item budgeting, performance budgeting menerapkan alokasi

lumpsum untuk program-program bukan klasifikasi line item secara rinci

(detailed line item classification). Terkait dengan ini, Rubin (2007)

mengemukakan bahwa output model budgeting mengasumsikan bahwa

manajer atau pelaksana anggaran akan menggunakan sumber daya yang

mereka akan diminta bertanggung jawab bukan atas pelaksanaan anggaran

sesuai dengan item-item pengeluaran yang dilakukan, melainkan atas kuantitas

dan kualitas hasil yang dijanjikan dari paket sumber daya yang dialokasikan

bagi mereka dalam anggaran. Pelaksanaan anggaran membutuhkan adanya

fleksibilitas input dimana pejabat pelaksana anggaran harus diberi fleksibilitas

yang lebih besar untuk memilih belanja-belanja yang dilakukannya untuk

Page 17: PERAN ANGGARAN

menghasilkan pelayanan dengan cara yang paling efisien. Hal ini dapat

dilakukan dengan mengurangi sejumlah batasan yang harus diikuti pada

pengeluaran anggaran berdasarkan klasifikasi ekonomi (line item)

pada traditional budgeting. Dibandingkan dengan traditional line-item

budgeting, performance budgeting membenarkan untuk melakukan

penggunaan sumber daya fiskal secara lebih fleksibel dan meningkatkan

akuntabilitas terhadap hasil. Shah dan Shen (2007) menyatakan performance

budgeting meningkatkan fleksibilitas manajerial dengan memberi manajer

departemen atau program alokasi lumpsum tetap (fixed lumpsum allocation)

yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk mencapai hasil yang

sudah disetujui dalam pemberian pelayanan. Manajer publik menikmati

peningkatan diskresi manajerial tapi diwajibkan bertanggung jawab atas apa

yang mereka capai dalam kinerja pemberian pelayanan. Namun, kedua

persyaratan ini belum diakomodir oleh peraturan perundang-undangan di

Indonesia, terutama untuk penyusunan anggaran pemerintah daerah. Struktur

anggaran yang digunakan dalam penyusunan APBD masih menggunakan 12

struktur line-item budgeting di mana anggaran disusun menurut klasifikasi

belanja sampai dengan rincian objek belanja. Hal ini berimplikasi

pada control yang ketat terhadap input yang mengakibatkan kurangnya

fleksibilitas bagi manajer (pengguna anggaran) dalam menggunakan

anggarannya. Dengan demikian, ketentuan mengenai pengeluran anggaran

yang diatur dalam peraturan perundangan yang ada belum mendukung

fleksibilitas pengeluaran anggaran oleh pengguna anggaran sebagai pejabat

yang mempunyai otoritas dalam melaksanakan pengeluaran anggaran.