peran eq

11
{Mei 26, 2009} keseimbangan IQ, EQ, dan SQ BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kecerdasan merupakan salah satu anugerah Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar secara terus menerus. Kecerdasan itu sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu Inteligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ). Akan lebih baik jika ketiga kecerdasan tersebut seimbang satu sama lain. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak orang-orang yang tidak dapat menyeimbangkan antara IQ, EQ, dan SQ. Selain karena kemampuan untuk menyeimbangkan yang kurang, juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya keseimbangan IQ, EQ, dan SQ dalam kehidupan. Mengingat betapa pentingnya keseimbangan IQ, EQ, dan SQ dalam kehidupan, maka saya merasa perlu untuk mengangkat

Upload: iqbalulloh

Post on 02-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Peran EQ dalam kehidupan bermasyarakat

TRANSCRIPT

{Mei 26, 2009} keseimbangan IQ, EQ, danSQ BAB IPENDAHULUANI.1. Latar BelakangKecerdasan merupakan salah satu anugerah Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar secara terus menerus.Kecerdasan itu sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu Inteligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ). Akan lebih baik jika ketiga kecerdasan tersebut seimbang satu sama lain. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak orang-orang yang tidak dapat menyeimbangkan antara IQ, EQ, dan SQ. Selain karena kemampuan untuk menyeimbangkan yang kurang, juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya keseimbangan IQ, EQ, dan SQ dalam kehidupan.Mengingat betapa pentingnya keseimbangan IQ, EQ, dan SQ dalam kehidupan, maka saya merasa perlu untuk mengangkat masalah tersebut dalam makalah ini, agar semua orang yang membaca makalah ini menjadi sadar dan berusaha untuk menyeimbangkan ketiga kecerdasan tersebut.I.2. Rumusan Masalaha. Apa pengertian dari IQ, EQ, dan SQ ?b. Apa akibatnya jika IQ, EQ, dan SQ tidak seimbang ?c. Bagaimana cara untuk menyeimbangkan ketiga kecerdasan tersebut ?BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian IQ, EQ, dan SQ 1. Inteligent QuotientInteligent Quotient (IQ) adalah kecerdasan otak tentang bagaimana kita berhitung, berpikir, berimajinasi, berkreasi, beranalogi, dan kegiatan-kegiatan otak lainnya. IQ pertama kali ditemukan oleh William Stern pada tahun 1912. Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak). Oleh para pakar psikologi sering diumpamakan dengan What I Think ?.Kegiatan-kegiatan yang menggunakan otak dapat menunjukkan tingkat intelegensi seseorang tinggi, sedang atau rendah. IQ biasanya berhubungan dengan kepintaran seseorang dalam bidang intelektual atau pelajaran. Dan tidak jarang IQ juga menjadi tolak ukur seseorang untuk dapat diterima bekerja dalam suatu instansi. Dalam hal ini IQ yang tinggi dianggap sebagai syarat utama seseorang dianggap layak untuk diperhitungkan dalam kehidupan.2. Emotional QuotientEmotional Quotient (EQ) adalah kecerdasan emosional. Maksudnya di sini adalah kecerdasan seseorang yang menyangkut prilaku dan bagaimana cara dia dalam menanggapi berbagai kejadian (masalah) yang datang kepadanya atau yang ada di sekitarnya. Kecerdasan ini terletak pada otak bagian belakang. Sering diistilahkan dengan What I Feel ?.Emosi biasanya lebih mendominasi sikap seseorang daripada logika, apalagi pada kaum perempuan yang lebih sensitif. Seringkali emosi yang meluap-luap dikeluarkan demi memuaskan dirinya. Di sini kecerdasan untuk mengendalikan emosi sangat diperlukan, bagaimana seharusnya dia bersikap dalam menghadapi keadaan dan situasi tersebut. Dari situ kita bisa menyimpulkan apakah EQ seseorang tersebut sudah benar-benar matang atau belum.Jenis dan sifat emosi dapat dikelompokkan menjadi delapan bagian, yaitu :Amarah : benci, marah, sakit hati, dendam, dan lain-lain.Kesedihan : sedih, kecewa, putus asa, depresi, dan lain-lain.Rasa takut : phobia, cemas, ngeri, dan lain-lain.Kenikmatan : senang, bahagia, puas, riang gembira, dan lain-lain.Cinta : diterima, ditolak, kasmaran, rasa sayang, dan lain-lain.Terkejut : terkesima, takjub, terpana, dn lain-lain.Jengkel : benci, muak, hina, dan lain-lain.Malu : rasa salah, aib, sesal, dan lain-lain.Menurut Paul Ekman dari Universitas California, seseorang dari suku dan etnik manapun akan menampilkan raut muka yang sama apabila mengalami berbagai jenis emosi di atas. Sedangkan jenis dan sifat emosi (qalbu) dalam Al-Quran dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. Qalbu yang positif :Qalbu yang damaiQalbu yang penuh rasa takutQalbu yang tenangQalbu yang berfikirQalbu yang mukmin2. Qalbu yang negatif :Qalbu yang sewenang-wenangQalbu yang sakitQalbu yang melampaui batasQalbu yang berdosaQalbu yang terkunci dan tertutupQalbu yang terpecah-pecah3. Spiritual QuotientMenurut Danah Zohar (Harvard University) dan Ian Marshall (Oxford University) Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan ini merupakan kunci untuk menemukan jati diri seseorang, Who Am I ?, siapa saya ?, dan apa tujuan hidupnya.Orang yang mempunyai SQ tinggi akan lebih mampu memaknai setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya dengan makna yang positif. Dengan begitu, dia mampu menghibur dan membangkitkan dirinya dari keterpurukan, kemudian dia akan melakukan tindakan-tindakan positif untuk mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik.Ciri-ciri SQ tinggi menurut Danah Zohar dan Ian Marshall adalah :Kemampuan bersikap fleksibelTingkat kesadaran yang tinggiKemampuan menghadapi dan memnfaatkan penderitaanKemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa takutKualitas hidup yang diilhami oleh visi-visi dan nilai-nilaiKeengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perluKecenderungan untk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistik)Kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa? dan bagaimana jika? untuk mencari jawaban yang mendasarPemimpin yang penuh pengabdian dan bertanggungjawab.B. Keseimbangan IQ, EQ, dan SQIQ ialah kecerdasan yang diperoleh melalui kreatifitas akal yang berpusat di otak, EQ ialah kecerdasan yang diperoleh melalui kretifitas emosional yang berpusat didalam jiwa, dan SQ ialah kecerdasan yang diperoleh melalui kreatifitas rohani yang mengambil lokus disekitar wilayah roh. Dengan mengoptimalkan ketiga kecerdasan tersebut maka kesuksesan akan dengan mudah dapat diraih, akan tetapi beda halnya dengan orang-orang yang belum seimbang IQ, EQ, dan SQ-nya. Berikut penjelasan tentang ketidakseimbangan IQ, EQ, dan SQ tersebut.1. IQ tanpa EQSampai saat ini masih banyak orang yang mengukur kecerdasan seseorang hanya dari tingkat IQ-nya, padahal menurut para pakar ahli, kecerdasan hanya menyumbang 5%-10% dalam keberhasilan seseorang. Seseorang yang memperoleh keberhasilan belum tentu ia dapat memahami secara emosional arti keberhasilan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa IQ yang tinggi tidak menjamin bahwa EQ seseorang juga tinggi. Orang yang ber-IQ tinggi belum tentu mampu merasakan atau mengontrol emosinya. EQ memberikan suatu cara bagaimana seharusnya kita memahami perasaan diri kita dan orang lain, serta bagaimana seharusnya kia menyikapinya. Dengan EQ kita dapat membuat lebih banyak kesuksesan dalam hidup dan bersosialisasi.2. IQ, dan EQ tanpa SQIQ dan EQ jika digabungkan akan memberikan dampak yang luar biasa, tetapi itu semua belum cukup, masih ada satu kecerdasan lagi yang harus diperhatikan, yaitu Spiritual Quotient (SQ). SQ akan memberikan pemahaman betapa sebuah akhlak atau moral juga mempengaruhi keberhasilan. Misalnya seorang koruptor, dia adalah orang yang pintar, mempunyai semangat juang tinggi, tetapi dia tidak jujur karena mau saja melakukan korupsi. Itulah orang yang ber-IQ dan EQ tinggi tapi tidak memiliki SQ. Seseorang yang ber-SQ tinggi otomatis akan memiliki moral dan akhlak yang bagus, dari situ ia dapat memahami siapa dirinya dan untuk apa ia diciptakan. Ia akan menganggap bahwa sebuah keberhasilan tidak akan ada artinya jika itu hanya mendatangkan kerugian bagi orang lain.3. SQ tanpa IQ dan EQDalam kehidupan, seseorang yang tidak memiliki IQ dan EQ hanya akan menjadi seorang pertapa yang kerjaannya hanya duduk diam dan menikmati kegiatan-kegitan spiritualnya. Dia tidak dapat menyadari apa arti hidup sesungguhnya dan akan tenggelam dalam dunianya sendiri, serta tidak peduli dengan keadaan disekitarnya.C. Upaya-Upaya untuk Menyeimbangkan IQ, EQ, dan SQAdapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan IQ, EQ, dan SQ antara lain :o Memunculkan kesadaran dalam diri bahwa keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ itu mutlak diperlukan.o Sebagai pribadi harus berusaha mengembangkan potensi kemanusiaan yang dimilikinya melalui upaya belajar (learning to do, learning to know (IQ), learning to be (SQ), dan learning to live together (EQ), serta berusaha untuk memperbaiki kualitas diri-pribadi secara terus-menerus, hingga pada akhirnya dapat diperoleh aktualisasi diri dan prestasi hidup yang sesungguhnya (real achievement).o Sebagai pendidik, harus berusaha membelajarkan para peserta didik untuk dapat mengembangkan segenap potensi kemanusiaan yang dimilikinya, melalui pendekatan dan proses pembelajaran yang bermakna (Meaningful Learning) (SQ), menyenangkan (Joyful Learning) (EQ), dan menantang atau problematis (Problematical Learning) (IQ).o Mengaktualisasikan potensi IQ, EQ, dan SQ, karena hal ini akan memberikan pengaruh besar dalam cara berfikir dan bersikap seseorang.o Aktualisasi kurikulum yang berlaku, peran seorang guru, peran orang tua, dan lingkungan di sekitar anak didik harus diperankan secara integratif, baik itu oleh diri anak didik sendiri atau pihak diluar anak didik.o Sering mengikuti berbagai training IQ, EQ, dan SQ. Namun pelatihan tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan dan kemudian dapat berubah menjadi suatu karakter seperti yang diharapkanBAB IIIPENUTUP1. kesimpulanIQ, EQ, dan SQ jika dapat diseimbangkan dengan baik akan membawa diri kita pada kesuksesan dan keberhasilan. IQ digambarkan sebagai What I think?, EQ What I Feel, dan SQ adalah kemampuan menjawab Who I am. Siapa saya? Dan untuk apa saya diciptakan. Kecerdasan Intelektual (IQ) dibangun lewat nalar salah-benar ketika menyikapi segala sesuatu di luar diri kita, tapi harus dilengkapi pula dengan rasa enak dan tidak dalam perilaku sosial sebagai representasi dari kecerdasan emosional (EQ) dan kondisi tenang-gundah sebagai manifestasi kecerdasan spiritual (SQ) yang bersifat transcendental. Dari sini kita menyadari bahwa ilmu tanpa hati adalah buta, sedangkan ilmu tanpa hati dan jiwa adalah hampa. Ilmu, hati, dan jiwa yang bersinergi itulah yang memberikan makna.2. SaranPada saat ini banyak orang yang tidak dapat menyeimbangkan IQ, EQ, dan SQ-nya. Entah itu karena mereka tidak sadar atau masih malas untuk melakukannya. Mereka harus sadar bahwa keseimbangan itu sangat diperlukan. oleh karena itu, ada baiknya jika mereka melakukan berbagai upaya untuk menyeimbangkan IQ, EQ, dan SQ mereka tersebut.

DAFTAR PUSTAKAAgustian, Ary Ginanjar.2001.Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient.Jakarta:Arga.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/iq-eq-dan-sq-dari-kecerdasan-tunggal-ke-kecerdasan-majemuk/http://motivasy.net/mengapa-kita-perlu-iq-eq-dan-sq/Dunia Islamhttp://www.republika.co.id/berita/29676/Isyarat_isyarat_IQ_EQ_dan_SQ_dalam_Al_Qur_an