peran dinas perindustrian dan perdagangan …/peran... · contoh foto pelatihan dan pembinaan jahit...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH
DI KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md ) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh :
SITI NURHAYATI
NIM : D1509084
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVESITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Siti Nurhayati
NIM : D1509084
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul PERAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KOTA
SURAKARTA adalah betul betul karya sendiri. Hal hal yang bukan karya
saya. Dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang
saya peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta,
Yang Membuat Pernyataan,
Siti Nurhayati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Gunakan waktumu sebaik mungkin, karena masing-masing dari kamu hanya satu kali melaluinya.
( Napoleon )
Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik.
( Henry Ford )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada: Bapak dan ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing
penulis sehingga penulis bisa seperti sekarang ini.
Kakak-kakak ku yang telah mendukung dan membantu penulis selama penulis menuntut ilmu.
Teman-teman yang selalu bersama-sama baik dalam keadaan suka
maupun duka dan memberi semangat kepada penulis.
Keluarga besar penulis.
Seseorang yang selalu memberikan do`a dan dukungan demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna
memenuhi sebagian persyaratan untun mendapat gelar Ahli Madya.
Penulisan Tugas Akhir ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain kepada:
1. Drs. Suryatmojo, M. Si., selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan baik berupa ilmu, saran, dan nasihat
selama penulisan tugas akhir ini.
2. Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politin Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf pengajarnya.
3. Drs. Sudarto, M. Si. selaku Kepala Program Studi Diploma III Manajemen
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS.
4. Dra. Kristina Setyowati, M. Si. selaku pembimbing akademik.
5. Segenap karyawan FISIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam
pengurusan administrasi.
6. Pimpinan dan seluruh karyawan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Surakarta yang telah menerima dan membantu penulis dalam melakukan
pengamatan.
7. Mbak Prabawati yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data
selama pengamatan.
8. Ayah dan ibu tersayang yang telah memberikan semua waktunya untuk
mengasuh, membimbing, memberikan dukungan dan semangat baik
berupa moril maupun materiil, dan do`a restu, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Diploma III Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
9. Kakak-kakakku yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam
melanjutkan pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta ini.
10. Sriyono, Okty, Hares, Wawan, Komeng, Edwin, Kenthus, Ike yang
merupakan sahabat akrab penulis.
11. Teman-teman di FISIP, khususnya MA B 2009.
12. Untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu,terima kasih telah membantu terselesaikannya Tugas
Akhir ini.
Penulis menyadari dalam tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap dan berdo`a semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi kita semua Amin.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Penulis
Siti Nurhayati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
ABSTRAKSI ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Pengamatan .................................................................................... 3
D. Manfaat Pengamatan.................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Kecil Menengah (IKM) ................................................................ 5
B. Pengembangan Lembaga ......................................................................... 11
C. Kedudukan dan Fungsi DISPERINDAG ................................................ 13
BAB III METODE PENGAMATAN
A. Lokasi Pengamatan .................................................................................. 16
B. Jenis Pengamatan ..................................................................................... 16
C. Sumber Data Pengamatan ........................................................................ 16
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 18
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB IV DESKRIPSI DISPERINDAG
A. Visi dan Misi ............................................................................................ 21
B. Tujuan Pendirian ...................................................................................... 22
C. Struktur Organisasi .................................................................................. 23
BAB V PEMBAHASAN
A. Peran Disperindag Dalam Pengembangan IKM di Kota Surakarta ......... 28
B. Kendala Disperindag Dalam Pengembangan IKM di Kota Surakarta ..... 36
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 40
B. Saran......................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Struktur Organisasi............................................................................ 24
Gambar 5.1: Distribusi Pembinaan Sentra IKM Kota Surakarta ........................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1: Data IKM berdasarkan kelompok usaha ............................................... 31
Tabel 5.2: Jumlah kelompok usaha dan unit usaha di Surakarta ........................... 32
Tabel 5.3: Perkembanga Nilai Investasi................................................................. 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Contoh Industri Menengah
a. Foto Industri Batik
b. Foto Industri Meubel
2. Contoh Industri Kecil
a. Foto Industri Tempe
b. Foto Industri Tahu
3. Contoh Foto Pelatihan dan pembinaan Jahit
4. Contoh Foto Pelatihan dan pembinaan Kain Parca
5. Contoh Foto Pelatihan dan pembinaan Tenun Lidi
6. Foto Pemberian bantuan peralatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAKSI
Siti Nurhayati, D1509084, PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KOTA SURAKARTA, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012.
Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai salah satu pilar penggerak ekonomi kerakyatan harus mendapatkan pembinaan secara khusus serta bertahap agar terus berkembang. Industri kecil menengah mampu berperan secara efektif dan efisien dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran sehingga mampu berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Tanpa ada campur tangan dari Disperindag, industri kecil menengah tidak akan berjalan lancar.
Jenis pengamatan ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada nara sumber dan metode kepustakaan dengan cara mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan materi pengamatan, sehingga dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu juga menggunakan dokumen, buku, dan keterangan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang diamati.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Perkembangan industri kecil dan Menengah di Kota Surakarta meningkat seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat yang lebih bervariatif. Disperindag memberikan pembinaan, pengawasan dan sekaligus sebagai fasilitator terhadap IKM baru. Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan-perusahaan industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan kerja sama tersebut.
Kesimpulan yang didapat dari pengamatan tersebut yaitu Disperindag Kota Surakarta sudah melaksanakan peran tersebut cukup baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan TPL IKM.
Saran yang bisa diberikan Hendaknya Disperindag lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan, penyuluhan dan pendampingan kepada dunia usaha industri kecil menengah sebagai usaha perluasan pangsa pasar. Misalnya pembinaan kepada calon industri kecil menengah bidang industri tekstil yang di bina, dengan memberi pengetahuan cara menjahit dan membordir secara rapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia sekarang ini masih tertinggal
dibandingkan Negara-negara tetangga. Bahkan sekarang ini Indonesia sekarang
ini masih disebut Negara berkembang bukan Negara maju. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia dan tingkat kemakmuran
rakyat yang masih kurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka Indonesia
membutuhkan orang-orang yang mapu menciptakan lapangan pekerjaan.
Penciptaan lapangan pekerjaan ini biasanya dengan cara membuka usaha
industri. Industri yang dibuat tidak harus dalam skala yang besar, tapi bisa dalam
skala kecil ataupun menengah. Sekarang ini industri kecil menengah merupakan
usaha yang sangat potensial. Karena banyak orang yang sukses berkat usaha kecil
ataupun menengah.Industri kecil menengah biasanya lebih diminati karena tidak
memerlukan modal yang besar dan belum banyak pesaingnya. Selain itu dalam
menjalankan usahanya industri kecil menengah lebih mudah dan sederhana.
Industri kecil menengah merupakan salah satu penopang perekonomian
bangsa. Industri kecil menengah adalah salah satu sumber penghasilan Negara
melalui pajak yang dibayarnya. Tidak hanya untuk Negara, industri kecil
menengah juga berperan untuk menyerap tenaga kerja untuk mengurangi
pengangguran. Selain itu untuk meningkatkan penghasilan masyarakat sehingga
kesejahteraan masyarakat bisa bertambah.
Sekarang ini juga di Karesidenan Surakarta juga sudah terdapat industri
kecil menengah. Dengan semakin banyaknya industri kecil menengah yang ada di
Surakarta ini maka pemerintah kota bisa terbantu dalam mengatasi pengangguran
yang ada di Surakarta. Tapi dalam menjalankan usahanya para pelaku indutri kecil
menengah masih memilki beberapa hambatan. Hambatan yang dihadapi industry
kecil menengah di Surakarta dari mulai adanya usaha untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
produktivitas dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber alam dan
daya produksi lainnya yang dapat menjadi penghambat perkembangan industri
kecil menengah di Surakarta yang mengakibatkan terpuruknya perkembangan
industi kecil menengah di wilayah Surakarta. Pada dasarnya dalam kehidupan
perekonomian perkembangan industri menjadi fungsi dari tujuan pokok
kesejahteraan rakyat. Bukan sebaliknya, seakan- akan pengembangan industri di
jadikan suatu tujuan otonom Surakarta dengan sasaran indutri kecil menengah
surakarta agar dapat berkembang guna kepentingan masyarakat surakarta secara
menyuluruh.
Untuk mengatasi beberapa hambatan yang dialami industri kecil menengah
diatas maka diperlukan peran dari pemerintah. Dalam hal ini yang paling berperan
adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) sebagai salah satu
pendorong industri kecil menengah untuk lebih maju dan berkembang.
DISPERINDAG dibagi menjadi tiga bidang berdasarkan tugas dan fungsinya
yaitu Bidang Perindustrian, bidang perdagangan serta bidang pengawasan dan
perlindungan konsumen. Bidang perindustrian bertugas menjalankan kegiatan
yang berkaitan dengan sektor industri, sedangkan bidang perdagangan
menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan sektor perdagangan baik
perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri.
Peran disperindag dalam kehidupan sebagaimana kita ketahui sebagai
penyerap tenaga kerja, penghasil barang dengan tingkat harga yang terjangkau
bagi kebutuhan masyarakat dan penghasil devisa negara yang potensial. Dengan
industri kecil menengah yang kuat maka struktur ekonomi akan menjadi kokoh,
yang berperan besar dalam peningkatan ekspor dan pengendalian impor, serta
tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan diri sendiri. Industri kecil
menengah memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional
terutama untuk penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Industri Kecil Menengah sebagai salah satu pilar penggerak ekonomi
kerakyatan harus mendapatkan pembinaan secara khusus serta bertahap agar terus
berkembang dan mampu berperan secara efektif dan efisien dalam mengatasi
kemiskinan dan pengangguran sehingga mampu berkontribusi besar pada
perekonomian nasional. Pengembangan industri kecil Menengah di surakarta
dalam rangka pembangunan dilihat sebagai usaha untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia.
Perkembangan pesat IKM yang ada dalam masyarakat tidak terlepas adanya
peran DISPERINDAG sebagai lembaga pengawas sekaligus sebagai lembaga
yang memfasilitasi IKM. Berdasarkan hal yang telah diuraikan tersebut maka
penulis merumuskan judul penulisan PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL
MMENENGAH DI KOTA SURAKARTA.
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan pada latar belakang masalah
maka perlu di rumuskan permasalahannya agar dapat memperjelas tujuan dari
penelitian perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peran DISPERINDAG dalam mengembangkan Industri
Kecil Menengah di Kota Surakarta?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi DISPERINDAG dalam
mengembangkan Industri Kecil Menengah di Kota Surakarta?
B. Tujuan Pengamatan
1. Tujuan operasional
Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran DISPERINDAG dalam mengembangkan IKM di Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Tujuan Fungisional
Penulis mempunyai tujuan agar hasilnya nanti dapat bermanfaat dan berguna
bagi semua pihak yang berkepentingan baik itu sebagai masukan dan
pertimbangan dalam semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengembangan IKM di Kota Surakarta.
3. Tujuan Individual
Penelitian ini di gunakan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan
Ahli Madya (Amd) pada Progam Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan
Manfaat laporan ini adalah
1. Bagi Penulis
a. Untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dibidang Industri Kecil
Menengah.
b. Mendapatkan pengalaman sehingga dapat membandingkan teori yang
didapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di dunia
kerja perusahaan.
2. Bagi Disperindag
Sebagai masukan kebijaksanaan pengembangan IKM di Kota Surakarta.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini di harapkan dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk penelitian
lebih lanjut dalam masalah yang sama, sehingga dapat melakukan Penelitian
yang lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Kecil Menengah (IKM)
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah
jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaann
Pengertian Industri menurut Departemen Perindustrian Industri adalah
setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
(Pasal 1 (2), UU Perindustrian No.5 Tahun 1989). Menurut Poerwodarminto,
-
(Poerwodarminto, 1976: 384).
Soekanto memberikan definisi dari konsep industri sebagai berikut:
-organisasi produktif yang mempergunakan
memberikan penjelasan bahwa industri ada dua macam yaitu industri basic dan
industri non basic, basic
adalah industri yang memproduksi barang-barang dan jasa-jasa konsumsi di luar
masyarakat setempat yang bersangkutan dan menghasilkan uang bagi masyarakat
-237). Industri non basic
-barang dan jasa-jasa bagi konsumsi
-237).
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
atau jasa dengan menggunakan tenaga manusia dan bantuan teknologi baik yang
digunakan untuk konsumsi masyarakat lokal/setempat maupun di luar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
masyarakat tersebut untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan sehingga
1. Jenis-jenis Industri
Sesuai dengan data yang telah diambil dari www.jenisindustri.com. Ada
beberapa jenis-jenis industri yaitu:
a. Tempat bahan baku
1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung
dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan,
perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain-lain.
2) Industri nonekstaktif, adalah industri yang bahan baku didapat dari
tempat lain selain alam sekitar.
3) Industri fasilitatif industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi,
perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
b. Besar kecilnya modal
1) Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal
yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun
pembangunannya.
2) Industri padat karya adalah industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
c. Klasifikasi atau penjenisan (berdasarkan SK Menteri Perindustrian
No.19/M/I/1986)
1) Industri kimia dasar, contohnya seperti industri semen, obat-obatan,
kertas, pupuk, dsb.
2) Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industri pesawat
terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll.
3) Industri kecil, contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan
ringan, es, minyak goreng curah, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4) Aneka industri, misal seperti industri pakaian, industri makanan dan
minuman, dan lain-lain.
d. Jumlah tenaga kerja
1) Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga
kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2) Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 5-19 orang.
3) Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah
karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4) Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.
e. Pemilihan lokasi
1) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market
oriented industry), adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi
potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-
kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar
akan semakin menjadi lebih baik.
2) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga
kerja/labor (man power oriented industry), adalah industri yang
berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya
jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja/pegawai untuk
lebih efektif dan efisien.
3) Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku
(supply oriented industry), adalah jenis industri yang mendekati lokasi
di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya
transportasi yang besar.
f. Produktifitas perorangan
1) Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya
bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu.
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan,
perikanan, dan sebagainya..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Industri sekunder, adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga
menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah
pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3) Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa
layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan
kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Industri
Kecil dan Menengah (IKM). Pengertian industri kecil yaitu sebagai berikut :
Industri Kecil yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Industri Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Industri
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
tenaga kerja 5-
industri kecil yang menggunakan teknologi tradisional dan industri kecil yang
menggunakan teknologi modern. Kriteria Industri kecil menurut UU No. 9
tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus
Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu
Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Sesuai dengan UU No.5 Tahun 1987 pengertian tentang Industri menengah.
Pengertian Industri Menengah adalah sebagai berikut:
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Industri Kecil atau Industri Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima pulu Industri Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998
bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit
dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d
Pada umumnya industri menengah mempunyai ciri-ciri, yaitu telah
memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan
lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi:
1. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan
2. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah
ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll
4. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan
5. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari seluruh
sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
1. Industri pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah
2. Indsutri perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor
3. Indsutri jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa
transportasi taxi dan bus antar proponsi
4. Industri makanan dan minuman, elektronik dan logam
5. Industri pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Industri
Kecil dan Menengah (IKM) adalah Industri yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 10. 000.000.000,00 ( Sepuluh Milyar Rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha industri kecil dan menengah,.
Menurut Kwik Kian Gie, (1997; 265), secara aspek sosial dan politik,
industri kecil menengah. Pengertian industri kecil menengah adalah sebagai
beriku:
-orang berpenghasilan rendah yang cenderung dilupakan dan diremehkan, tetapi mampu memberi stabilitas untuk ketenangan usaha bagi sektor usaha skala besar, karena antara lain kemampuan menampung tenaga kerja dan
Sektor ini juga merupakan sektor paling merana kemakmuran dan
kesejahteraan hidupnya, tetapi bagi bangsa secara keseluruhan, mereka adalah
sektor yang mampu berfungsi sebagai peredam, penampung dan penangkal
letupan dan ledakan yang secara potensial bisa terjadi dengan meningkatnya
pengangguran dari waktu ke waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Industri kecil dan Menengah dapat dikaji melalui klasifikasi di atas, seperti
bahan baku, modal, jumlah tenaga kerja, subyek pengelola dan sebagainya. Istilah
industri kecil menengah sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi
manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi yang disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Dari pengertian diatas dan perkembangan industri kecil menengah saat ini terlihat
bahwa industri kecil memengah hanya menekankan pada kegiatan pengolahan
saja, padahal kegiatan industri tidak hanya kegiatan mengolah, namun kegiatan
yang terkait langsung dengan produktivitas dan komersial. Dengan kata lain,
industri kecil menengah tidak terlepas dari aspek untung rugi yang tentunya
terkait pula dengan pengelolaan yang berbasis pada efisiensi dan efektivitas.
B. Pengembangan Lembaga
individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat
Pengertian Pengembangan Organisasi menurut Warren G. Bennis dalam
www.pengembanganorganisasimenurutparaahli.com adalah
kompleks yang diharapkan untk merubah kepercayaan, sikap, nilai, dan susunan organisasi, sehingga organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan teknologi, pasar dan tantangan yang baru serta
Menurut Richard Beckhard dalam www.definisipengembanganindustri.com
keseluruhan, diurus dari atas meningkatkat efektivitas organisasi melalui
pendekatan berencana dengan proses organisasi, dengan memakai pengetahuan
Dari beberapa definisi diatas maka penulis memyimpulkan bahwa
Pengembangan organisasi merupakan perubahan perubahan yang terjadi dalam
organisasi melalui upaya perbaikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Organisasi yang sehat merupakan suatu suasana yang akan membangkitkan
motivasi para pekerjanya dan itu akan meningkatkan kinerja dalam organisasi
tersebut. Dibutuhkan strategi dan kreatifitas para pelaku organisasi untuk
mengembangkan organisasi tersebut sesuai dengan pencapaian tujuan yang ingin
di capai. Karena zaman semakin berkembang, maka organisasi pun harus
mengikuti zaman agar mampu mencapai tujuan tersebut dengan efektif dan
efisien.
Menurut Undang-undang nomor 9 tahun 1995, pemerintah,dunia usaha dan
masyarakat melakukan pengembangan Usaha Kecil Menengah dalam bidang:
1. Produksi dan pengolahan.
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan
dalam bidang produksi dan pengolahan dengan maksud untuk:
a. Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan
pengolahan.
b. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan
c. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana
produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan.
2. Pemasaran
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan
dalam bidang pemasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri dengan :
a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran
b. Meningkatkankemampuan manajemen dan teknik pemasaran
c. Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar.
3. Sumber daya manusia
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan
dalam bidang sumber daya manusia dengan :
a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan
b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial
c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan, dan
konsultasi industri kecil menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d. Menyediakan tenaga penyuluh konsultan industri kecil menengah.
4. Teknologi
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pengembangan
dalam bidang teknologi dengan:
a. Meningkatkan kemampuan dibidang teknologi produksi dan
pengendalian mutu.
b. Meningkatkan kemampuan dibidang penelitian untuk mengembangkan
desain dan teknologi baru.
c. Memberi intensif kepada dunia usaha kecil menengah yang
menerapkan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup.
d. Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi.
e. Meningkatkan kemampuan memenuhi standardisasi teknologi
f. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan
pengembangan di bidang desain dan teknologi bagi usaha kecil
menengah.
Pengembangan industri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kebutuhan
masyarakat, baik produsen, distribusi dan konsumen. Melalui ini Disperindag
lebih menekankan dengan mengembangkan industri kecil dan industri menengah.
C. Kedudukan dan Fungsi DISPERINDAG
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah Kota Surakarta pada bidang
perindustrian dalam rangka pengembangan perekonomian di Surakarta. Uraian
Kedudukan dan Fungsi DISPERINDAG berdasarkan Keputusan Walikota
Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang kedudukan dan fungsi Disperindag.
Disperindag sangat penting perananannya sebagai unsur pelaksana pemerintah
daerah dibidang perindustrian dan perdagangan dalam mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perekonomian daerah. Dalam menjalankan perananannya Disperindag mempunyai
Kedudukan dan fungsi sebagai berikut:
1. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Keputusan
Walikota Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas
Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta. Berikut ini adalah kedudukan
Disperindag:
a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan
unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan
Perdagangan.
b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin Oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertaggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
2. Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Dalam menyelenggarakan tata usaha dinas, menyelenggarakan pembinaan
dan bimbingan untuk mengembangkan pengusaha industri, mengembangkan
pembinaan perdagangan luar negeri dan dalam negeri, melakukan pengawasan
terhadap badan usaha milik daerah, serta perlindungan terhadap konsumen
Disperindag mempunyai fungsi sdebagai berikut:
a. Penyelenggaraan Kesekretariatan dinas.
b. Penyusunan rencana progam, pengendalian evaluasi pelaporan.
c. Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian
d. Pembinaan dan Pengembangan pengusaha industri menengah, besar,
kecil dan pengendalian pencemaran.
e. Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen
f. Penyelenggaraan sosialisasi
g. Pembinaan jabatan fungsional
Dalam melaksanakan tugasnya, DISPERINDAG wajib menerapkan
prinsip koordinasi, intergrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan dinas daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
masing-masing maupun antar satuan instansi lain di luar dinas daerah yang
bersangkutan sesuai dengan tugas masing-masing. Selain kedudukan dan fungsi di
atas, DISPERINDAG juga memilki peran dalam pengambangan IKM. Berikut ini
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
Surakarta dapat menjadi salah satu sentra Industri Kecil Menengah yang
dapat menopang perekonomian masyarakatnya. IKM ini dinilai dapat
meningkatkan kesejahteraan warganya sebagai pelaku IKM dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Dari sinilah pemerintah melalui Disperindag (Dinas
Perindustrian dan Perdagangan) Surakarta mempunyai peran dalam masyarakat,
dengan mencanangkan suatu program untuk meningkatkan IKM khususnya
masyarakat Kota Surakarta. Disperindag berperan sebagai fasilitator dalam
meningkatkan kebutuhan masyarakat yang semakin bervariasi melalui berbagai
macam industri, baik industri kecil maupun industri menengah..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB III
METODE PENGAMATAN
A. Lokasi pengamatan
Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Surakarta Jl. Yosodipuro No.164. Alasan pemilihan lokasi tersebut diatas karena :
1. Merupakan tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Magang penulis
2. Pada lokasi ini tersedia data-data yang dibutuhkan dalam pengamatan dan
penulis mendapatkan ijin untuk melaksanaan penelitian
B. Jenis Pengamatan
Jenis Pengamatan ini mengacu pada sumber data yang digunakan, maka
pengamatan yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif
adalah pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk
kata-kata tertulis maupun lisan dari yang disusun dalam kalimat. Misalnya hasil
wawancara dari informan. Ciri metode pengamatan deskriptif menurut H.B
Sutopo (2002 : 111) yaitu : pengamatan kualitatif studi kasusnya mengarah pada
pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa
yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.
C. Sumber Data
Untuk mendapatkan suatu laporan pengamatan yang baik dan terarah maka
diperlukan data yang lengkap dan relevan dengan persoalan yang dihadapi,
sehingga dapat dipercaya kebenarannya.
Sumber data yang digunakan dalam pengamatan ini menurut H.B Sutopo
(2002:49-54) adalah :
a. Narasumber (informan)
Dalam pengamatan posisi sumber data manusia sangat penting perannya
sebagai individu yang memiliki informasi, sehingga kedudukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
narasumber bukan sebgai responden melainkan sebagai informan. Cara
mendapatkan informasi di DISPERINDAG dapat di peroleh dengan:
1. Berbicara langsung dengan Ibu Susi dn Ibu Prabawati selaku staff
DISPERINDAG di bidang Industri Kecil Menengah.
2. Bercakap- cakap dengan beberapa rekan kerja lainnya sebagai
informan yang dapat memberikan yang menunjang.
b. Peristiwa atau aktivitas
Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau
perilaku di lingkungan DISPERINDAG sebagai sumber data yang
berkaitan dengan sasaran pengamatan. Peristiwa sebagai sumber data
sangat beragam, bisa aktivitas rutin yang berulang, aktivitas formal
ataupun tidak formal, aktivitas yang tertutup ataupun yang terbuka untuk
dapat diamati.
c. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran pengamatan merupakan
salah satu jenis sumber data yang dapat dimanfaatkan oleh penulis. Dari
pemahaman lokasi dan lingkungannya, penulis bisa secara cermat
mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan
dengan permasalahan pengamatan. Misalnya, pengamatan secara cermat
mengenai kondisi dan kelengkapan alat/benda di lokasi tersebut. Tempat
atau lokasi dari pengamatan penulisan ini adalah di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Surakarta Jl. Yosodipuro No.164.
d. Dokumen dan arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu, yaitu merupakan rekaman tertulis (bisa
berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa
tertentu) dan rekaman yang bersifat formal dan terencana dalam
organisasi. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diamati dan
dipahami atas dasar kajian dari dokumen dan arsip-arsip, baik yang secara
langsung ataupun tidak langsung. Sehingga untuk memperoleh data, dapat
dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku, peraturan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
peraturan, arsip-arsip, sehingga dokumen-dokumen yang ada pada
DISPERINDAG kota Surakarta. Tidak hanya sekedar mencatat apa yang
ditulis tetapi juga menggali dan menangkap makna yang tersirat dari
dokumen tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Kecermatan dalam memilih dan menyusun serta mengumpulkan data sangat
berpengaruh kepada obyektifitas hasil penelitian. Penulis dalam usaha
memperoleh data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan mengkaji
dokumen dan arsip ( H.B. Sutopo, 2002:58-72)
Teknik pengumpulan data dalam pengamatan ini meliputi:
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara secara
langsung dengan responden untuk memperoleh data penunjang yang relevan.
Wawancara yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan
dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam
pengamatan ini, khususnya pada bagian Industri di DISPERINDAG kota
Surakarta.
b. Mengkaji Dokumen dan arsip
Untuk memperoleh data yang relevan penulis juga mempelajari dokumen-
dokumen dan arsip tentang Pengembangan Industri Kecil Menengah yang ada
di DISPERINDAG kota Surakarta.
c. Metode Kepustakaan
Adalah suatu cara pengumpulan data dengan membaca, menelusuri serta
menelaah buku pedoman dan buku-buku lainnya, sebagai referensi dan
menggali teori-teori yang berkembang yang ada hubungannya dengan materi
pengamatan, sehingga dapat dipercaya kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
E. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus dipahami
oleh setiap peneliti kualitatif. Ketiga komponen tersebut terlibat dalam proses
analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Menurut Miles
and Hubberman (dalam H.B. Sutopo, 2002: 91-93) tiga komponen tersebut
adalah:
a. Reduksi Data
Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses
selektif, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari pengumpulan
data yang berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan data yang
diperoleh di lapangan.
b. Penyajian Data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam bentuk narasi
yang memungkin simpulan pengamatan dapat dilakukan, sajian ini disusun
secara secara logis dan sistematis sehingga mudah dibaca, mudah dipahami.
Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan
sebagai pertanyaan pengamatan. Dengan melihat penyajian data, penulis akan
mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis data. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat
berbentuk seperti jenis matriks, gambar/skema, dan tabel sebagai pendukung
narasinya.
c. Penarikan Kesimpulan
Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti
dari hal hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan- peraturan,
pernyataan- pernyataan yang mungkin arahan sebab akibat dan proposisi-
proposisi sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB IV
DISKRIPSI DISPERINDAG KOTA SURAKARTA
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berdiri pada tahun
1950, yang pada saat itu bernama Kantor Pengadaan dan Penyaluran di bawah
Departemen Perekonomian Umum yang menangani masalah bidang industri,
bidang perdagangan dan bidang koperasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Surakarta yang mula mula tugasnya mengurus tentang pemberian izin
pendirian perusahaan dan usaha dagang, tetapi setelah berjalan 5 (lima) tahun
yakni 1955 berganti nama menjadi Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi.
Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan RI Nomor : 814/MPP/Kep/4/1996 tanggal 16 April 1996, kemudian
berganti nama menjadi Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada surat
keputusan tersebut berisi tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Departemen
Perindustran Dan Perdagangan Kotamadya Surakarta yang mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kantor Wilayah Departemen
Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta.
Pada waktu otonomi daerah digulirkan pada taahun 2000, Kantor
Departemen Perindutrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta mengalami
perubahan dan perkembangan dengan berganti nama menjadi Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Penanaman Modal Kotamadya Surakarta yaitu berdasarkan
Keputusan Walikota Surakarta Nomor 6 Tahun 2001, yang berisi tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kota Surakarta yang termuat dalam
Lembaran Daerah Kota Surakarta tahun 2001 Nomor 14 Seri D.12. Kemudian
mengalami perubahan dan perkembangan lagi dengan berganti nama menjadi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
A. Visi dan Misi
Sebagai Organisasi yang baik, dalam menjalankan tugasnya Disprindag
mempunyai visi dan misi sebagai pedomannya. Visi dan misi Dinas perindustrian
dan perdagangan kota Surakarta yaitu:
1. Visi
Terwujudnya Kota Solo sebagai kota perdagangan dan industri yang maju
dan berwawasan budaya.
2. Misi
a. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui
pengembangan sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitas kredit,
menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar
tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar
serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.
b. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya jawa
melalui ranah pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event
dan program-program pendukung lainnya.
c. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi jawa dan melestarikan
aset-aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak
bendawi).
d. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang
pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus,
bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana
pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
e. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang
kesehatan, diantaranya melalui program Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Surakarta (PKMS), meningkatkan kualitas kesehatan
bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu Balita dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka kematian ibu
dan bayi.
f. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada
menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan,
bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.
g. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi
yang makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang
aman dan damai.
h. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan
jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan
pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak
berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan
persampahan.
B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Disperindag sangat penting perananannya sebagai unsur pelaksana pemerintah
daerah dibidang perindustrian dan perdagangan dalam mengembangkan
perekonomian daerah. Dalam menjalankan perananannya Disperindag mempunyai
Kedudukan, tugas dan fungsi sebagai berikut:
3. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Berdasarkan Keputusan
Walikota Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas
Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta. Berikut ini adalah kedudukan
Disperindag:
c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan
unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan
Perdagangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin Oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertaggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
4. Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah Kota Surakarta pada
bidang perindustrian dan perdagangandalam rangka pengembangan perekonomian
dikota Surakarta.
5. Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Dalam menyelenggarakan tata usaha dinas, menyelenggarakan pembinaan
dan bimbingan untuk mengembangkan pengusaha industri, mengembangkan
pembinaan perdagangan luar negeri dan dalam negeri, melakukan pengawasan
terhadap badan usaha milik daerah, serta perlindungan terhadap konsumen
Disperindag mempunyai fungsi sdebagai berikut:
h. Penyelenggaraan Kesekretariatan dinas.
i. Penyusunan rencana progam, pengendalian evaluasi pelaporan.
j. Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian
k. Pembinaan dan Pengembangan pengusaha industri menengah, besar,
kecil dan pengendalian pencemaran.
l. Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen
m. Penyelenggaraan sosialisasi
n. Pembinaan jabatan fungsional
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah pedoman pokok yang di gunakan sebagai
kerangka dalam melaksanakan suatu organisasi untuk mengetahui status dan
kedudukan pegawai. Selain itu, struktur organisasi memberikan informasi tentang
tata kerja pegawai sehingga kelancaran jalannya pekerjaan dapat terkoordinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Surakarta pada Gambar 4.1
KEPALA DINAS
SUBBAGIANPERENCANAAN,EVALUASI DANPELAPORAN
BIDANGPERDAGANGAN BIDANG PENGAWASAN DANPERLINDUNGAN KONSUMENBIDANG PERINDUSTRIAN
SEKSI INDUSTRIBESAR DANMENENGAH
SEKRETARIAT
SUBBAGIANKEUANGAN
SUBBAGIAN UMUMDAN KEPEGAWAIAN
SEKSI INDUSTRI KECILSEKSI PERDAGANGAN
DALAMNEGERI
SEKSI PERDAGANGANLUAR NEGERI
SEKSI PENGAWASAN
SEKSI PERLINDUNGANKONSUMEN
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.
Struktur organisasi Disperindag terdiri dari beberapa bidang yaitu bidang
kesekretariatan, bidang perindustrian, bidang perdagangan, bidang perlindungan,
dan pengawasan konsumen. Setiap bidang mempunyai tugas dan fungsinya
masing-masing, namun dalam menjalankan tugasnya harus tetap menjalin
kerjasama yang baik dalam masing-masing bidang agar tujuan bersama dapat
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Bidang kesekretarian
Bidang kesekretariatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi
dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Bidang kesekretariatan
mempunyai beberapa Bagian Sekretariat yaitu, Subbagian Perencaan, Evaluasi
dan pelaporan , Subbagian Keuangan, Subbagian umum dan kepegawaian.
2. Perindustrian
Bidang perindustrian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang industri kecil dan industri
menengah dan besar. Untuk melaksanakan tugasnya bidang perindustrian
mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang industri
menengah, besar, dan kecil.
b. Menyelenggarakan pameran dan promosi di bidang industri,
menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan keterampilan industri,
mengelola magang dan alih teknologi.
c. Menyelenggarakan pembinaan mutu atau kualitas hasil industri sesuai
dengan Estándar Nasional Industri ( SNI ), ISO 9000 dan Gugus Kendali
Mutu ( GKM ).
d. Menyelenggarakan pelatihan keterampilan teknik industri meliputi :
Achievement Motivation Training ( AMT ), Creation and Formation of
Enterpreneur ( CEFE ) dan kewirausahaan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
Bidang perindustrian terdiri dari :
a. Seksi Industri Kecil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan
pengembangan industri kecil. Untuk melaksanakan tugasnya Seksi Industri
Kecil mempunyai fungsi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1) Menyusun dan melaksanakan program pembinaan dan pengambangan
industri kecil, menengah dan besar, menyiapkan dan mebina program
bapak angkat.
2) Memfasilitasi kegiatan pameran dan promosi bidang industri kecil,
memfasilitasi pembinaan mutu atau kualitas hasil industri kecil,
memfasilitasi pelatihan keterampilan teknik industri kecil.
b. Seksi Industri Menengah dan Besar mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengembangan industri menengah dan besar. Untuk
melaksanakan tugasnya Seksi Industri Menengah dan Besar mempunyai
fungsi :
1) Menyusun dan melaksanakan program pembinaan dan pengambangan
industri menengah dan besar, memfasilitasi program kemitraan antar
pengusaha besar, menengah dan kecil dan mengklarifikasi jenis
indutri.
2) Memfasilitasi magang dan alih teknologi industri menengah dan
besar, memfasilitasi pembinaan mutu atau kualitas hasil industri
menengah dan besar, memfasilitasi pelatihan keterampilan teknik
industri menengah serta menyiapkan dan membina program bapak
angkat.
3. Perdagangan
Bidang Perdagangan di bagi menjadi 2 seksi yaitu Seksi Perdagangan Luar
Negeri dan Seksi Perdagngan Dalam Negeri yang masing- masing di pimpin oleh
Kepala Seksi. Adapun tugas masing- masing di tuliskan sebagai berikut :
a. Seksi Perdagangan Dalam negeri mempunyai tugas memberikan
bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam
negeri.
b. Seksi Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas memberikan bimbingan
teknis dan pembinaan pengembangan perdagangan luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pengawasan dibidang pengawasan perlindungan konsumen. Dalam
pelaksanaannya Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumsi terdapat 2 seksi
yaitu seksi Pengawasan dan Seksi Perlindungan Konsumen yang masing- masing
di pimpin oleh Kepala Seksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB V
PEMBAHASAN
Industri kecil menengah di Kota Surakarta berkembang semakin pesat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang bervariatif, seperti
industri makanan, industri gerabah, Industri tekstil dan lain lainnya. Hal ini biasa
terjadi karena adanya campur tangan Pemerintah (DISPERINDAG) dan
keseriusan masyarakat untuk menjadikan industrinya berkembang pesat. Dalam
kegiatan tersebut DISPERINDAG mempunyai peran penting yaitu melakukan
pembinaan, pengawasan, dan menjadi fasilitator bagi pelaku industri kecil
menengah. Kota Surakarta dapat menjadi salah satu sentra IKM yang dapat
menopang perekonomian masyarakatnya. IKM ini dinilai dapat meningkatkan
kesejahteraan warganya sebagai pelaku IKM dan dapat memenuhi kebutuhan
hidup.
A. Peran DISPERINDAG dalam pengembangan Industri kecil dan
Menengah di Kota Surakarta
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff Dinas Perindustrian
dan Perdagangan kota Surakarta sangat penting peranannya untuk
mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap,
mengubah struktur perekonomian kearah yang lebih baik, maju dan lebih
seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas
bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi
pertumbuhan industri kecil dan menengah pada khususnya. Peran-peran
Disperindag tersebut adalah sebagai berikut:
1. Disperindag memberikan binaan terhadap IKM baru
Misalnya: Pada Indutri konveksi dengan mlakukan Perbaikan proses
produksi, peningkatan standart produk yang di hasilkan
2. Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan
industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan
kerja sama tersebut.
Misalnya: Industri kecil dan industri menengah bekerja sama dalam hal
bahan baku dan pemasaran yaitu Usaha tenun lidi bekerja sama dengan
CV swastama
3. Disperindag melakukan pengembangan dan pengawasan terhadap IKM
Misalnya Apabila terdapat waktu luang, Disperindag melakukan
kunjungan ke Industri untuk mengetahui perkembangan dan melakukan
pengawasan di berbagai Industri kecil dan menengah.
4. Disperindag juga memfasilitasi IKM
Misalnya Memberikan pelatihan pelatihan, Promosi melalui pameran,
dam pemberian bantuan bantuan peralatan produksi.
5. Disperindag mewujudkan perkembangan industri kecil menengah
kearah yang lebih baik, secara sehat dan berhasil guna.
Misalnya membina industri-industri yang sedang mengalami krisis.
6. Disperindag mewujudkan persaiangan yang baik dan sehat serta
mencegah persaingan yang tidak jujur.
Misalnya Dengan menetapkan harga jual produk yang sama di antara
anggota kelompok industri. Melalui musyawarah yang di fasilitasi oleh
Disperindag.
7. Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau
perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
Misalnya Perluasan kampung batik laweyan yang awalnya hanya
berada di kelurahan laweyan menjadi Kecamatan Laweyan.
Salah satu alasan utama DISPERINDAG dalam mengembangkan Industri
kecil menengah adalah potensi alamiahnya yang besar dalam memberi andil bagi
penyelesaian masalah kesempatan kerja. Alasan tersebut diharapkan dapat
semakin memperkuat daya saing IKM yang sumber daya manusianya sebagian
besar berpendidikan menengah ke bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dalam menjalankan perannya untuk mengembangkan IKM di
Surakarta,DISPERINDAG mempunyai beberapa tujuan dalam pengembangan
IKM di Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff
perindustrian, tujuan Disperindag dalam mengembangkan IKM dikota Surakarta
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan
merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan hasil budidaya
serta dengan memperhatikan keseimbangan an kelestarian lingkungan
hidup.
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur
perekonomian kearah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang
sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan luas bagi
petumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambahan
bagi pertumbuhan industri pada khususnya.
c. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya
tekhnologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap
kemampuan dunia usaha nasional.
d. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan
ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan serta aktif dalam
pengembangan industri.
e. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
serta meningkatkan peranan koperasi industri.
f. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil
produksi nasional yang bermutu, di samping penghematan devisa melalui
pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi
ketergantungan luar negeri.
g. Mengembangkan pusat pusat pertumbuhan industri yang menunjang
pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
h. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam
rangka memperkokoh ketahanan nasional.
Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
pada tahun 2011 yang dikirim untuk melengkapi data di BPS, di Kota Surakarta
terdapat sebanyak 6.098 unit usaha dengan rincian 55 Industri Besar, 106 Industri
Menengah, 1.437 Industri Kecil Formal dan 4.509 Industri Kecil Non Formal.
Tabel 5.1. Data Industri Menengah dan Kecil Berdasarkan Kelompok
Usaha di Kota Surakarta Tahun 2011 menurut Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surakarta.
Cabang Industri/ Bidang Usaha Industrial Group
Perusahaan Establishment
Tenaga Kerja Man Power
(1) (2) (3) INDUSTRI BESAR/ MENENGAH Industri Logam Mesin Kimia/ Aneka dan Hasil Pertanian dan Kehutanan
Menengah 106 8.159 INDUSTRI KECIL 1. Formal 1.437 27.363 2. Non Formal 4.509 13.152
Jumlah 6.098 57.568
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 5.2. Banyaknya Kelompok Usaha dan Jumlah Unit Usaha Di Kota
Surakarta Tahun 2011 menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Surakarta.
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Berdasarkan data pada Tabel 5.2 , terdapat 32 sentra yang tersebar di Kota
Surakarta. Karena keterbatasan tenaga fungsional di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surakarta yang hanya berjumlah 1 orang sehingga sebagian
besar sentra-sentra tersebut belum mendapatkan pembinaan secara kontinyu.
Cabang Industri/ Bidang Usaha Industrial Group
Jumlah Kelompok (Sentra)
Central Group Industry
Jumlah Unit Usaha
Number of Establisment
A. Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
1. Tahu 2 40 2. Tempe 5 102 3. Krupuk 1 27 4. Karak 1 11 5. Kue Basah 1 34 6. Kusen 2 13 7. Mebel +Bubut Kayu 2 116 8. Sangkar Burung 1 25
B. Industri Logam Mesin Kimia/ Aneka
1. Gitar 1 5 2. Batik 3 118 3. Pakaian Jadi 6 209 4. Kain Perca 1 80 5. Cinderamata 70 6. Sepatu 10 7. Dop 1 21 8. Shutle Cocks 1 50 9. Letter 1 17 10. Dandang Kompor 1 4 11. Timbangan 1 5 12. Las 1 7 13. Sabun 5 14. Madu 1
Jumlah 32 602
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sejauh ini dinas hanya memberikan pembinaan berupa pelatihan dan bantuan
mesin / peralatan
Tabel 5.3. Perkembangan Nilai Investasi Pada Sektor Industri dan
Perdagangan di Kota Surakarta Tahun 2011
Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Surakarta
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff Perindustrian, Disperindag
melakukan beberapa upaya untuk mengembangkan IKM di Surakarta,
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada hakekatnya merupakan
tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati
permasalahan yang dihadapi oleh IKM, maka kedepan perlu diupayakan hal-hal
sebagai berikut :
a. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif Pemerintah perlu mengupayakan
terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan
Cabang Industri/ Bidang Usaha Industrial Group 2010 2011
(1) (2) (3) INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN KIMIA
I. FORMAL 1. Skala Besar 16 16 2. Skala Menengah 39 43 3. Skala Kecil 530 569
INDUSTRI ANEKA I. FORMAL
1. Skala Besar 28 29 2. Skala Menengah 45 47 3. Skala Kecil 450 488
INDUSTRI HASIL PERTANIAN
I. FORMAL 1. Skala Besar 9 10 2. Skala Menengah 16 16 3. Skala Kecil 330 358
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur
perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
b. Bantuan Permodalan Pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus
dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi IKM, untuk membantu
peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal,
sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal
ventura. Pembiayaan untuk Industri Kecil dan Menengah(IKM) sebaiknya
menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non
bank.
c. Perlindungan Usaha Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha
tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus
mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang -
undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling
menguntungkan.
d. Pengembangan Kemitraan Perlu dikembangkan kemitraan yang saling
membantu antara IKM, atau antara IKM dengan pengusaha besar di dalam
negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli
dalam usaha. Disamping itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan
pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian IKM akan
mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik
dari dalam maupun luar negeri.
e. Pelatihan Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi IKM baik dalam
aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta
keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Disamping itu juga
perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan
untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
f. Membentuk Lembaga Khusus Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus
bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan IKM dan juga berfungsi
untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal
maupun eksternal yang dihadapi oleh IKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
g. Memantapkan Asosiasi Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk
meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan
informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi
anggotanya.
h. Mengembangkan Promosi Guna lebih mempercepat proses kemitraan
antara IKM dengan Industri besar diperlukan media khusus dalam upaya
mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu perlu juga
diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
Mengembangkan Kerjasama yang Setara Perlu adanya kerjasama atau
koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (IKM) untuk
menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan
perkembangan usaha.
Industri Kecil Menengah juga memberi manfaat sosial yang berarti bagi
perekonomian, antara lain sebagai berikut :
1. Industri kecil menegah dapat menciptakan peluang berusaha yang luas
dengan pembiayaan yang relative murah.
2. Industri kecil menengah turut mengambil perananan dalam peningkatan
dan mobilisasi tabungan domestik.
3. Industri kecil menengah mempunyai kedudukan komplementer terhadap
industri besar, karena industri kecil menengah menghasilkan produk yang
relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak di hasilkan oleh industri
besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5.1.
Distribusi Pembinaan Sentra IKM Kota Surakarta
Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Surakarta.
Hingga saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas, 11 sentra belum
mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra IKM yang berada
diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan TPL IKM.
B. Kendala-kendala DISPERINDAG dalam melaksanakan
Pengembangan IKM di Kota Surakarta
Dalam melaksanakan Pengembangan Industri Kecil Menengah di Kota
Surakarta DISPERINDAG masih memiki beberapa kendala. Kendala-kendala
tersebut diantaranya adalah:
1. DISPERINDAG kurang aktif dalam melaksanakan pembinaan Industri
Kecil Menengah, karena masih banyak IKM yang belum diberi
pembinaan.
2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan
penyuluhan dan pembinaan IKM, misalnya jumlah komputer masih
terbatas, peralatan industri yang di gunakan praktek dalam peyuluhan
masih kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Dana yang tersedia masih kurang, sehingga banyak Industri kecil
menengah yang belum bias dijangkau dan dibantu oleh DISPERINDAG.
4. Bantuan peralatan yang diberikan kadang tidak di gunakan.
Meskipun industri kecil menengah selalu diidentikan dengan industri yang
dimulai dari keterbatasan modal atau sumber daya, namun perkembangan dan
pertumbuhan IKM dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup
bagus. Bahkan saat ini IKM menjadi ujung tombak stabilisator dan penopang
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Industri kecil menengah meskipun
mempunyai potensi didalam menggerakkan pembangunan melalui pemerataan
berusaha, industri kecil dan Menengah juga terdapat permasalahan yaitu :
1. Waktu market entry and exit relatif singkat
2. Manajemen bersifat manual
3. Produktivitas usaha dan tenaga kerja (umumnya anggota keluarga) rendah
4. Orientasi pasar sangat terbatas
5. Pendidikan rata-rata manajer hanya tingkat Sekolah Dasar
Selain beberapa permasalahan di atas, terdapat permasalahan lain yaitu:
1. Ketergantungan bahan baku impor yang tinggi (diperkirakan 30 60 %).
2. Daya saing industri masih relatif rendah.
3. Struktur industri masih lemah.
4. Penguasaan teknologi pada IKM belum optimal.
5. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha industri masih rendah.
Berdasarkan pada Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah Tahun 2009 - 2011 terdapat permasalahan eksternal yang antara lain :
1. Banyak pola-pola bantuan teknik yang kurang efektif, antara lain karena
penerapan pola umum tersebut secara atas-bawah (top-down) kurang
mempertimbangkan aspek kelayakannya menurut kondisi spesifik obyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
binaan di lapangan, serta kurang konsistennya dukungan sumberdaya dan
lemahnya manajemen.
2. Kurangnya pendekatan pemecahan masalah pengembangan secara
komprehensif, dengan konsekwensi pentingnya keterpaduan dalam
pelaksanaan.
3. Belum efektifnya mekanisme bawah-atas di lapangan.
4. Banyak program pemberdayaan, khususnya kegiatan pendidikan dan
pelatihan banyak yang kurang memenuhi kebutuhan nyata dari obyek
binaan di lapangan.
5. Intervensi pemerintah, termasuk sistim insentif yang ada sering kali
kurang menyentuh kebutuhan sektor riil. Pengembangan sistim insentif
baru sering terkendala oleh cara pandang sempit dan kepentingan jangka
pendek, serta kekhawatiran akan penyalah-gunaan karena lemahnya aspek
pengawasan.
6. Masih adanya keengganan di sebagian masyarakat IKM untuk melakukan
perubahan yang bersifat modernisasi dikarenakan oleh hambatan kultural
dan tingkat pendidikan.
7. Sering terlupakannya cara pendekatan rekayasa social dalam melakukan
kegiatan transformasi sosial terhadap obyek binaan (IKM) di daerah.
8. Kurangnya pola pikir konseptual-komprehensif dalam penyusunan
program maupun pemecahan masalah, sehingga banyak langkah
pembinaan kurang berhasil-guna.
Apabila dilihat dari permasalahan secara umum tidak terletak pada industri
kecil dan menengah, namun terletak pada tingkat pemahaman dari pemerintah
atau pemberi bantuan peningkatan industri kecil dan menegah yang tidak sesuai
dengan karakteristik dan sifat dari sistem dan mekanisme industri kecil dan
menengah tersebut. Oleh karena itu, dalam refleksi dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan menyatakan adanya ketidakpahaman antara pemerintah dengan
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh indsutri kecil dan menengah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sehingga mengakibatkan bantuan modal dan teknis sering salah sasaran dan tidak
dapat menyelesaikan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Peran DISPERINDAG dalam mengembangkan IKM di Surakarta adalah:
a. Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan
industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling
menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan
kerja sama tersebut.
b. Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau
perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
c. Disperindag memberikan binaan terhadap IKM baru
Misalnya: Pada Indutri konveksi dengan melakukan Perbaikan proses
produksi, peningkatan standart produk yang di hasilkan.
d. Disperindag melakukan pembinaan terhadap perusahaan- perusahaan
industri dalam menyelenggarakan kerja sama yang saling
menguntungkan, dan mengusahakan peningkatan serta pengembangan
kerja sama tersebut.
2. Kendala DISPERINDAG dalam melakukan pengembangan adalah:
a. DISPERINDAG kurang aktif dalam melaksanakan pembinaan Industri
Kecil Menengah, karena masih banyak IKM yang belum diberi
pembinaan.
b. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan
penyuluhan dan pembinaan IKM, misalnya jumlah komputer masih
terbatas, peralatan industri yang di gunakan praktek dalam peyuluhan
masih kurang.
c. Dana yang tersedia masih kurang, sehingga banyak Industri kecil
menengah yang belum bias dijangkau dan dibantu oleh DISPERINDAG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Bantuan peralatan yang diberikan oleh DISPERINDAG terkadang tidak
digunakan.
Saat ini 7 sentra IKM telah dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
11 sentra belum mendapat binaan dan mulai tahun 2012 ini sejumlah 5 sentra
IKM yang berada diluar binaan dinas menjadi sasaran binaan Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL) IKM.
B. SARAN
Dalam melakukan Pengamatan penulis menemukan beberapa kelemahan
dan kendala dalam pengembangan IKM yang telah dilakukan oleh
DISPERINDAG Kota Surakarta tersebut. Setelah menemukan hal tersebut penulis
mencoba memberikan sedikit saran untuk mengatasi kelemahan dan kendala
tersebut.
1. Hendaknya Disperindag lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan,
penyuluhan dan pendampingan kepada dunia usaha industri kecil
menengah sebagai usaha perluasan pangsa pasar. Misalnya pembinaan
kepada calon industri kecil menengah bidang industri tekstil yang di
bina, dengan memberi pengetahuan cara menjahit dan membordir
secara rapi.
2. Peningkatan sarana pendukung dalam kegiatan pemberian penyuluhan
dan pembinaan industri kecil menengah seperti dana,serta fasilitas-
fasilitas pendukung lainnya, misalnya dalam penyempurnaan produk,
pengemasan produk serta pendistribusiannya