peran dan jasa buya hamka
DESCRIPTION
-TRANSCRIPT
PERAN DAN JASA BUYA HAMKA
Buya Hamka memiliki peran dalam kehidupan di Indonesia, mulai dari aspek politik,
sastra hingga agama. Buya hamka banyak berperan dalam aspek Agama Islam di Indonesia.
Beliau telah mengubah paradigma agama Islam yang awalnya hanya seperti agama yang yang
dianut oleh masyarakat menengah kebawah saat zaman kolonial menjadi agama yang semakin
diterima dan dianut dengan sungguh-sungguh oleh masyarakat menengah keatas saat Indonesia
merdeka. Selain itu, beliau juga mengubah figur ulama menjadi figur yang dapat menimbulkan
rasa hormat dan respek.
Dalam bidang pendidikan Buya Hamka juga memiliki peranan karena Buya Hamka juga
merupakan guru besar di Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Prof. Dr. Moestopo.
Tidak hanya itu, beliau juga memberikan kuliah diberbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Pengajaran tidak hanya dilakukan di lembaga formal, Buya Hamka juga melakukan ceramah
dakwah di segmen Kuliah Subuh melalui RRI Jakarta dan Mimbar Agama Islam di TVRI.
Pembangunan Masjid Agung Al-Alzhar juga merupakan usulan dari Buya Hamka. Beliau
memilih dana yang terbatas untuk dibangun masjid terlebih dahulu dibanding dengan
membangun sekolah. Selain itu, beliau juga menjadi Imam Besar masjid Agung Al-azhar.
Pada tahun 1975 hingga 1981 Hamka menjabat sebagai ketua umum Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Lembaga ini merupakan lembaga yang independen untuk mewakili suara umat
islam di Indonesia. Berdirinya MUI juga merupakan jasa beliau, tanpanya MUI tidak akan
berdiri. Tetapi pada tahun 1981, Hamka mengundurkan diri dari jabatannya karena fatwanya
tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia. Hamka memilih untuk mengundurkan diri
dibanding mencabut fatwanya. Tercermin bahwa Buya Hamka merupakan orang yang teguh
pendirian.
Pada bidang sastra, Buya Hamka banyak menyumbang karya-karyanya. Hamka termasuk
sastrawan pada angkatan pujangga baru dan balai pustaka. Banyak sekali karya-karya Hamka
dalam bidang kesusastraan. Buku-buku yang telah dihasilkan oleh Hamka tidak hanya mengenai
agama, tetapi juga mengenai sastra, filsafat, tasauf, politik, sejarah dan kebudayaan. Karya-karya
Hamka sampai saat ini masih melegenda. Bukunya-bukunya juga ada yang dijadikan buku teks
sastra di Negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Selain itu, sejak tahun 1920an Hamka telah
menjadi wartawan beberapa surat kabar salah satunya adalah Pelita Andalas. Beliau juga
merupakan penulis dan juga editor dalam beberapa majalah.
Buya Hamka pernah dipenjara. Selama masa tahanannnya dua tahun, beliau
menyelesaikan tafsir Al-Quran yang dinamai Tafsir Al-Azhar. Tafsir ini merupakan tafsir 30 juz
Al-Quran saat ditahan pada masa rezim Orde Baru.