peran community engagement sebagai keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/ainun fatmawati.pdf3....

95
Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan Program Tayangan My Trip My Adventure Trans TV SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama Public Relations Oleh: AINUN FATMAWATI NIM. 135120209111002 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan Program

Tayangan My Trip My Adventure Trans TV

SKRIPSI

Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama Public

Relations

Oleh:

AINUN FATMAWATI

NIM. 135120209111002

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

i

LEMBAR PENG

Page 3: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

ii

LEMBAR DAFTAR PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji pada tanggal 04 Juli 2017 dengan daftar

penguji sebagai berikut :

NO NAMA JABATAN PENGUJI

1 Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM Ketua Majelis Sidang

2 M. Irawan SaputraS.I.Kom.,M.I.Kom Sekretaris Majelis Sidang

3 Arif Budi Prasetya, S.I.Kom., M.I.Kom Anggota Sidang Majelis Penguji I

4 Sahirul Alim, S.Sos., M.Si Anggota Sidang Majelis Penguji II

Page 4: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

iii

Page 5: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

iv

ABSTRAK

Ainun Fatmawati. (135120209111002). Peran Community Engagement

sebagai Keberhasilan Program Tayangan My Trip My Adventure Trans TV.

Tim Pembimbing: 1. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM 2. M. Irawan

Saputra, S.I.Kom., M.I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran community engagement sebagai

keberhasilan program tayangan My Trip My Adventure yang ditayangkan di Trans

TV. Community engagement yang akan diteliti adalah beberapa Komunitas My

Trip My Adventure yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Penelitian ini

berfokus untuk mengetahui serta menganalisis peran dan keterlibatan yang di

lakukan oleh komunitas My Trip My Adventure sebagai wujud keberhasilan

sebuah program acara Wisata dan Budaya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang didefinisikan

oleh Bogdan & Taylor dalam (Moleong, 2007, h.4) ialah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati secara langsung. Penelitian ini menggunakan

model analisis oleh Miles, Huberman & Saldana (2014, h.16) yang diantaranya

ialah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat peran community engagement

yang dapat ditemukan pada penelitian ini. Pertama, komunitas My Trip My

Adventure berhasil mendapatkan penghargaan sebagai The Best PR Marketing

yang diselenggarakan oleh MIX Magazine. Kedua, salah satu faktor tingginya

rating program My Trip My Adventure adalah seringnya My Trip My Adventure

melibatkan komunitas. Ketiga, membantu mempermudah proses produksi Acara,

Keempat, menjaga nama baik Trans TV. Dan keberhasilan program My Trip My

Adventure dapat dilihat dari tujuh elemen menurut Morissan (2005). Engagement

yang terjadi dalam jangka panjang dinilai sangat menguntungkan media televisi

dan program.

Kata Kunci: Community Engagement, Audience, Inovasi Media

Page 6: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

v

ABSTRACT

Ainun Fatmawati. (135120209111002). The Role of Community Engagement

as the Success of My life My Adventure Trans TV Program. Supervisor team

: 1. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM 2. M. Irawan Saputra, S.I.Kom.,

M.I.Kom

This study aims to determine the role of community engagement as the success of

My Trip My Adventure Which aired on Trans TV. Community engagement to be

studied are some My Trip My Adventure Community spread in various regions in

Indonesia. This study focuses on knowing and analyzing the role and involvement

that is done by My Trip My Adventure community as a form of success of a

program of Tourism and Culture event.

The type of research used is descriptive qualitative which is defined by Bogdan &

Taylor in (Moleong, 2007, p.4) is research that produce descriptive data in the

form of written or oral words from people and behavior that can be observed

directly. This research uses analytical model by Miles, Huberman & Saldana

(2014, p.16) which is data reduction, data presentation, conclusion and

verification.

The results show that there are four roles of community engagement that can be

found in this research. First, My Trip My Adventure community was awarded the

Best PR Marketing organized by MIX Magazine. Second, one of the high rating

factors of My Trip My Adventure program is the frequent My Trip My Adventure

involving the community. Third, help simplify the production process Events,

Fourth, keep the good name Trans TV. And the success of My Trip My Adventure

program can be seen from seven elements according to Morissan (2005).

Engagement that occurs in the long term is considered highly profitable television

media and programs.

Keywords: Community Engagement, Audience, Media Innovation

NYATAAN ORISINALITAS

Page 7: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala,

karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah, peneliti dapat menyelesaikan skripsi

berjudul Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan Program

Tayangan My Trip My Adventure Trans TV ini dengan baik. Terselesaikannya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam

proses pengerjaannya, untuk itu peneliti ingin mempersembahkan ucapan

terimakasih kepada ;

1. Kedua orang tua peneliti yaitu Bapak, dan Ibu yang tidak pernah berhenti

dan terus menerus memberikan semangat, dukungan, sertadoa yang tidak

pernah putus dipanjatkan untuk peneliti.

2. Dr. Antoni dan Dr. Bambang Dwi Prasetyo, S.Sos., M.Si yang telah

banyak membantu peneliti sebagai mahasiswa Seleksi Alih Program (SAP)

dari awal konversi SKS hingga menjelang ujian sidang komprehensif

sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan Strata Satu dengan baik

di Universitas Brawijaya Malang.

3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama

yang selalu menuntun peneliti dan mengajarkan banyak hal hingga akhir

penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk semua wawasan yang telah

diberikan dan bimbingannya selama ini.

4. M. Irawan Saputra S.I.Kom.,M.I.Kom sebagai dosen pembimbing

pendamping yang selalu sabar membimbing peneliti dan memberikan

masukan. Terimakasih banyak untuk kebaikan dan dukungan moril yang

selalu diberikan setiap bimbingan.

5. Arif Budi Prasetya S.I.Kom., M.I.Kom dan Sahirul Alim, S.Sos.,M.Si

sebagai dosen penguji yang memberikan banyak masukan dan kritik yang

membantu peneliti menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Sarah Lia, sahabat terbaik peneliti. Terima kasih selalu memberikan

dukungan kepada peneliti. “mari bekerja keras karena mimpi kita masih

banyak”.

7. Titik Yulia, Rini Puji Lestari, Lulu, Nenden sebagai sahabat – sahabat

peneliti yang tidak lelah memberikan dukungan dan paksaan agar peneliti

tidak lalai dalam mengerjakan skripsi.

8. Teman-teman yang juga merupakan mahasiswa Seleksi Alih Program

(SAP) Ratu Nafisah Latief, Nugrahaeni Radix Kirana, Yudha Pranata, dan

Dhita Rosanita Kaluku, Nisya Ghaissan, Ellon Dwi Ningtyas dan

MasNayyirotul. Terimakasih banyak atas kebersamaannya selama ini.

Semoga perjuangan kita meraih gelar sarjana ini, pada akhirnya dapat

bermanfaat bukanhanya untuk kita, tapi untuk kesejahteraan banyak orang.

Amin.

Page 8: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

vii

9. Chani, Tae, BaeBae, Hoon, Cookie, Hyun, Yehet, Chick, 7.8.17 team One

sebagai adik penulis yang selalu memberikan kekuatan dan semangat

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada pihak-pihak lain yang belum disebutkan, terimakasih banyak atas

bantuan moril atau pun materi yang telah diberikan.

Penulis berharap agar penelitian ini dapat berguna bagi pihak yang

membaca dan terlibat dalam pengerjaannya. Peneliti menyadari bahwa penelitian

ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan saran kritik

demi perbaikan skripsi ini.

Malang, 07 Agustus 2017

Peneliti,

Ainun Fatmawati

Page 9: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i

LEMBAR DAFTAR PENGUJI SKRIPSI ....................................................................... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................................. iii

ABSTRAKSI ................................................................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 9

1.3 Tujuan .............................................................................................................. 9

1.4 Manfaat ............................................................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 10

2.1 Industri Media di Era New Media ................................................................. 10

2.2 Evolusi Media Massa dan Audience Evolution .............................................. 12

2.3 Audience Engagement sebagai Strategi Meningkatkan Interaksi .................. 20

2.3.1 Keberhasilan Program Televisi ................................................................ 25

2.4 Hasil Riset Terdahulu .................................................................................... 28

2.4 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 33

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 33

3.2 Fokus Penelitian ............................................................................................. 34

3.3 Sumber Data ................................................................................................... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 36

3.5 Pemilihan Informan ....................................................................................... 37

3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 38

3.7 Keabsahan Data.............................................................................................. 40

3.8 Etika Penelitian .............................................................................................. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 44

Page 10: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

ix

4.1 Gambaran Umum ........................................................................................... 44

4.1.1 Program Acara My Trip My Adventure .................................................... 44

4.1.2 Komunitas My Trip My Adventure .......................................................... 45

4.2 Sajian Data Wawancara Informan ................................................................. 48

4.2.1 Penghargaan Majalah MIX Indonesia ...................................................... 50

4.2.2 Community Engagement Untuk Meningkatkan Rating Acara ................. 53

4.2.3 Mempermudah Proses Produksi Acara..................................................... 59

4.2.4 Menjaga Nama Baik Trans TV ................................................................. 59

4.3 Diskusi Hasil .................................................................................................. 63

4.2.5 Elemen Kerberhasilan Program My Trip My Adventure .......................... 63

4.2.5 Community Engagement Acara Televisi .................................................. 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 77

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 77

5.2 Saran .............................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 79

LAMPIRAN ................................................................................................................... 84

Page 11: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 25

Tabel 2. Indikator Penelaian Wisata Budaya.................................................................. 58

Page 12: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasi Survei KPI 2016 ..................................................................................... 3

Gambar 2. Instagram My trip My Adventure .................................................................... 6

Gambar 3. Bentuk Audience Engagement. ..................................................................... 25

Gambar 4. Component of Data Analysis ........................................................................ 40

Gambar 5. Logo My Trip My Adventure ........................................................................ 45

Gambar 6. Logo Komunita My Trip My Adventure ....................................................... 47

Gambar 7. Artikel Majalah MIX .................................................................................... 57

Gambar 8. Penyerahan Penghargaan ............................................................................. 53

Gambar 9. Daftar Program Acara Berkualitas................................................................ 54

Gambar 10. Pemeringkatan Penonton Wisata Budaya ................................................... 56

Gambar 11. My Trip My Adventure Gorontalo .............................................................. 60

Gambar 12. Kegiatan Sosial My Trip My Adventure ..................................................... 61

Gambar 13. Sukarelawan Guru My Trip My Adventure ............................................... 61

Gambar 14. Downhill di Gurun Pasir ............................................................................. 65

Gambar 15. Fans sebagai Co-Host ................................................................................. 68

Gambar 16. Komunitas Motor Trail .............................................................................. 69

Gambar 17. MTMA Kids ............................................................................................... 71

Gambar 18. Pengumuna Gathering Nasional ................................................................. 74

Page 13: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan perkembangan zaman, media massa mengalami kemajuan

yang begitu cepat sehingga informasi dari penjuru dunia mudah diketahui.

Dalam dunia komunikasi, media televisi telah mengantarkan perkembangan

pada perubahan peradaban yang begitu cepat (Effendy, 2009, h. 21 dalam

Yuhdyanto, 2015). Saat ini televisi telah menjadi alat pemenuhan kebutuhan dan

keinginan khalayak yang dapat memberikan serta menciptakan budaya massa

baru.

Televisi telah menjadi media massa dominan pengunaannya di kalangan

masyarakat Indonesia. Di negara berkembang televisi dimanfaatkan sebagai

sarana hiburan, untuk mencari informasi, sebagai edukasi, dan lain sebagainya

dan semakin luasnya jangkaun televisi saat ini kesemua kalangan masyarakat tak

terkecuali remaja dan anak-anak (Kuswandi, 2009, h. 53).

Pengaruh program televisi dapat meningkatkan efektifitas untuk pengaruhi

pikiran, perasaan, emosi, dan karakter seseorang (Ruslan, 2010, h. 78).

Kehadiran televisi sesungguhnya memang mampu menayangkan tayangan-

tayangan yang begitu menarik karena telah ditambahi dengan aksesoris-

aksesoris, sehingga tanpa disadari masing-masing individu sangat mengagumi

beberapa acara-acara yang ditayangkan di televisi dan mampu mengubah sikap

individu tersebut secara perlahan-lahan (Mulyana, 2011, h. 63). Jadi perubahan

yang terjadi yang diakibatkan oleh televisi tergantung dengan penyampaian

Page 14: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

2

pesan, sasaran khalayak dan juga intensitas dari pemirsa yang melihat tayangan

televisi.

Salah satu acara yang saat ini banyak diminati masyarakat terutama anak

muda adalah program acara Wisata Budaya, International Council on

Monuments and Sites (ICOMOS) (2013) menyatakan wisata budaya meliputi

semua pengalaman yang didapat oleh pengunjung dari sebuah tempat yang

berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya. Dalam pariwisata budaya

pengunjung diajak untuk mengenali budaya dan komunitas lokal, pemandangan,

nilai dan gaya hidup lokal, museum dan tempat bersejarah, seni pertunjukan,

tradisi dan kuliner dari populasi lokal (icomos-ictc.org, 2016).

Di Indonesia saat ini, setidaknya ada 12 stasiun televesi swasta, yakni

Indosiar, MNCTV, Trans TV, Trans7, ANTV, Global TV, RCTI, SCTV,

TVOne, Metro TV, Net TV, Kompas TV ditambah satu stasiun televisi

pemerintah yakni, TVRI. Pada umumnya semua stasiun televisi tersebut

memiliki tayangan khusus pariwisata, bahkan satu stasiun televisi memiliki

hingga 2 atau lebih tayangan pariwisata. Saat ini untuk meningkatkan pariwisata

dalam negeri pemerintah sudah membentuk Badan Promosi Pariwisata Indonesia

berdasarkan Keppres No.22 Tahun 2011. Pariwisata diharapkan mampu menjadi

pilar ekonomi negara, maka dengan adanya peran stasiun televisi yang semakin

marak menayangkan program panduan berwisata khususnya di Indonesia

diharapkan bisa membantu mempromosikan pariwisata Indonesia (Kadir, 2014,

h. 2).

Berdasarkan survey indeks kualitas program siaran televisi pada tahun 2016

oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), menunjukkan indeks kualitas program

Page 15: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

3

Wisata Budaya konsisten di atas indeks 4. Pada periode ke-3 bahkan indeks

kualitas program wisata dan budaya mencapai 4,31 poin (kompas.com, 2016).

Membuktikan bahwa program Wisata Budaya merupakan program dengan

perolehan rating tertinggi sesuai dengan target KPI dengan indeks 4. Beberapa

stasiun televisi mengemas program acara Wisata Budaya semakin menarik, salah

satunya adalah menggunakan konsep traveling. Program traveling adalah

program acara televisi yang berisi konten tentang sebuah perjalanan wisata

menuju kesuatu daerah tertentu, baik itu dari wisata domestik ataupun

mancanegara dengan tetap menghargai kebudayaan dan kearifan masyarakat

lokal (Saputro, 2016).

GAMBAR 1

Hasil Survey KPI Tahun 2016 Pemeringkatan Menonton Program

Wisata Budaya

Sumber: kpi.go.id

Banyaknya pilihan program traveling yang sedang diminati dan banyak

ditonton masyarakat saat ini adalah program traveling My Trip My Adventure

Page 16: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

4

yang tayang di Trans TV setiap hari Sabtu dan Minggu pagi. My Trip My

Adventure menggambarkan petualangan dan eksplorasi alam, khususnya

keindahan alam Indonesia. Tidak hanya lokasi yang terkenal saja, lokasi yang

akan dituju adalah lokasi yang belum dikenal sekalipun, yang meliliki potensi

untuk dibahas dan tentunya disertai suguhan nuansa adventure (transtv.co.id,

2013)

Salah satu faktor suksesnya program My Trip My Adventure adalah dengan

produksi acara yang baik dan adanya peran Komunitas MTMA (My Trip My

Adventure) yang dikelolah langsung oleh Marketing Public Relation Trans TV

sebagai upaya untuk menciptakan audience loyal sebagai faktor penunjang guna

mendukung keberlangsungan program. Dihadirkan sejak 2015, komunitas ini

berkembang ke seluruh Indonesia dengan memaksimalkan kekuatan media

sosial Instagram dan Twitter. Munculnya sebuah komunitas pada program ini

karena adanya sebuah keterlibatan penonton atau audience engagement yang

saat ini marak terjadi di berbagai industri media.

Pada 2005 American Association of Advertising Agencies” menyatakan

engagement akan menjadi matrik baru untuk akuntabilitas iklan (Sorce dan

Dewitz, 2006, h. 95). Engagement akan bekerja sama untuk memahami lebih

luas perilaku audience, baik sebagai pengiklan maupun penyedia konten (Albin-

iak, 2007, dalam Napoli, 2010, h. 95). Steven Tapper (2008, h. 363)

mendefinisikan engagement saling terkait, terlibat atau menyebabkan dimana

engagement dinilai efektif untuk penonton modern yang secara aktif terhubung

dengan seni menemukan makna baru, memanfaatkan untuk tujuan sendiri,

Page 17: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

5

menggabungkan gaya dan genre berbeda dan memberikan kritikan mereka

sendiri (Walmsley, 2016, h. 68).

Adanya keterlibatan penonton adalah dengan adanya konsep kepercayaan

dan kepentingan dalam menciptakan hubungan jangka panjang dengan audience

dimana kepercayaan didasarkan pada hubungan baik secara psikologis bahkan

fisik. Seperti industri media surat kabar saat ini pembaca harus merasa

terhubung dengannya, berbagi nilai yang sama dan dapat berpartisipasi di

dalamnya untuk keberlangsungan media tersebut (Saarinen, 2014, h. 14). Dalam

hal ini konsep keterlibatan (engagement) baik dibidang jurnalistik maupun

media secara luas telah beralih dari pinggiran menjadi konsep utama bagiamana

organisasi media dan pengiklan memikirkan dan bisa melibatkan audiece

mereka (Napoli, 2010 dalam Seerinen, 2014, h.14)

Saat ini digitalisasi secara dramatis telah mengubah cara bekerja media,

perubahan yang paling mendalam adalah status penonton. Seperti pembaca surat

kabar saat ini banyaknya pilihan dalam hal bagaimana, di mana dan kapan harus

menggunakan informasi (Saarinen, 2014, hal. 12). Kemunculan komunitas My

Trip My Adventure semakin berkembang di Indonesia, ada 80 komunitas My

Trip My Adventure yang sudah berdiri merupakan bukti adanya suatau

keterlibatan (engagement) audience pada program My Trip My Adventure

dengan kemudahan akses internet, menjadi salah satu faktor yang mampu

melahirkan suatu jaringan baru yang biasa dikenal dengan sebutan social media.

Program My Trip My Adventure memanfaatkan media jejaring sosial Instagram

sebagai salah satu Official promosi dan shared tayangan acara tersebut disetiap

episodenya, serta sebagai jembatan untuk saling berinteraksi dengan penonton.

Page 18: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

6

Bahkan hingga program traveling ini memiliki 2,7 juta followers di account

Instagram @mytrip_myadvntr.

GAMBAR 2

Official Account Instagram My Trip My Adventure

Sumber: Instagram My Trip My Adventure

Social media diciptakan dengan “kemasan” yang mudah diakses dan

dipahami sehingga hampir semua kalangan bisa mengakses dan menciptakan

sebuah akun (sebutan untuk sebuah biodata seseorang dalam sebuah jejaring

social) dan mengubah isinya sesuai keinginan pemiliknya. Serta mudahnya

dalam mencari informasi, berkomunikasi, dan menjaring pertemanan, dengan

segala fasilitas dan aplikasi yang dimilikinya seperti Facebook, Twitter, dan

Instragam.

Menurut Hermawan (2009, h. 2) melalui penggunaan media social, sebuah

web forum dapat membentuk suatu komunitas online. Selayaknya forum diskusi,

sebuah web forum pada komunitas online juga dapat digunakan sebagai

Page 19: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

7

menampung ide, pendapat, dan segala informasi anggotanya sehingga dapat

saling berinteraksi. Pada dasarnya, forum online merupakan sebuah papan

pengumuman yang tersedia dalam bentuk online. Namun seiring berjalannya

waktu sebuah forum online mengalami perluasan fungsi, yaitu tidak hanya

sekedar barbagi informasi melainkan sebagai sarana akomodasi antar sesama

pengguna dan pihak yang memiliki forum tersebut (Setyani, Hastjarjo & Amal,

2013).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Walmsley (2016) mengungkapkan

bahwa Organisasi Seni di London menggunakan platfrom media web

(http://www.artscouncil.org.uka) untuk meningkatkan interaksi dan engagement

antara Organisasi, seniman, dan audience. Adanya sistem keanggotaan pada

platfrom tersebut mampu memberi dampak positif salah satunya bertambahnya

pengetahuan tentang karya seni dan saling bertukar informasi, dilibatkannya

secara emosional selama menjadi anggota di forum web juga dapat

meningkatkan kepercayaan anggota untuk semakin aktif telibat jika adanya suatu

event. Pada penelitian Alberto & Aviles (2012) melihat bahwa partisipasi

dipahami sebagai umpan balik, beragam kontribusi penonton untuk

memfasilitasi akses untuk mudah terlibat (engagement) selama siaran seperti

melalui telepon seluler dan media sosial hingga layanan interaktif dengan

ditawarkannya melalui situs web penyiaran. Dengan demikian, media soial telah

membawa perubahan yang cepat dalam lingkungan multichannel digital saat ini.

Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana community

engagement menciptakan keberhasilan program acara My Trip My Adventure.

Alasan pemilihan komunitas My Trip My Adventure karena pesatnya

Page 20: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

8

pertumbuhan komunitas ini, sudah ada 80 komunitas Regional dari Kotamadya

maupun Kabupaten terdiri dari 26 Provinsi dengan 1122 anggota yang aktif

terlibat di komunitas My Trip My Adventure. Salah satu keberhasilan komunitas

My Trip My Adventure ditunjukkan dengan berhasilnya meraih Top 10

Indonesia Best PR Program tahun 2016 yang diselenggarakan oleh MIX

Marketing Communication Magazine sebagai salah satu contoh nyata

keterlibatan audience. Komunitas ini dinilai sebagai cara cerdas dalam

memasarkan produk Trans TV dengan cara melibatkan penonton yang

sebelumnya menjadi pengamat pasif menjadi penonton aktif berinteraksi.

Selain itu kelebihan dari penelitian ini adalah penggunaan konsep

community engagement yang saat ini mulai digunakan diberbagai media, seperti

di bidang jurnalistik yang mengusung konsep citizen journalist. Penggunaan

konsep community engagement pada penelitian ini menjadi suatu bahasan baru

dan menarik untuk penulis bahas. Penulis akan menganalisis bagaimana peran

keterlibatan dan interaksi antara program My Trip My Adventure dan komunitas

My Trip My Adventure untuk menyukseskan keberhasilan program dengan

menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang didefinisikan oleh

Bogdan & Taylor dalam (Moleong, 2007, h.4) ialah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati secara langsung. Setelah memberikan gambaran

mengenai permasalahan yang nantinya akan penulis bahas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul Peran Community Engagement

sebagai Keberhasilan Program Tayangan My Trip My Adventure Trans TV.

Page 21: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Peran Community Engagement sebagai

Keberhasilan Program My Trip My Adventure Trans TV ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian

adalah untuk menganalisis keterlibatan dan interaksi yang terjalin antara

Program My Trip My Adventure komunitas My Trip My Adventure.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara:

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan penelitian

Ilmu Komunikasi mengenai studi media, audience engagement dan new

media sebagai bagian dari media innovations

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah wahana pemahaman

kepada masyarakat berkenaan pentingnya tentang studi media dan media

innovations, terutama semakin berkembangnya teknologi saat ini membawa

perubahaan besar terhadap kajian tentang media dan audience.

Page 22: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Media di Era New Media

Era globalisasi telah menjadikan informasi sebuah berita tidak hanya bisa

didapatkan lewat media cetak seperti surat kabar, majalah dan media elektronik

seperti televisi dan radio, namun saat internet sudah dipandang sebagai media

interaktif juga dapat berfungsi sebagai media yang menyediakan berbagai

informasi di dalamnya, misalnya sebuah berita (Misniastuti, 2016). Setiap

orang bisa menulis berita dengan bebas melalui media internet, baik seorang

wartawan sungguhan dan mempunyai lembaga resmi, maupun hanya wartawan

“instan” yang merupakan personal individu yang tidak mempunyai lembaga

resmi namun juga dapat menulis berita lewat internet.

Salah satu dampak paling besar di era new media adalah industri media

cetak. Kemunculan internet melahirkan pers digital dan multimedia yang

mengubah total peta industri media massa. Dalam beberapa hal, pemberitaan

secara online memiliki keunggulan, seperti lebih cepatnya menyampaikan

informasi, sangat mudah diakses, praktis dan lebih murah. Kemajuan teknologi

gadget memungkinkan orang mengakses internet secara mobile (Sholahuddin,

2013). Maraknya social media (media sosial) seperti Facebook, Twitter dan

Instagram membuat orang saat ini dengan muda

bertukar informasi dalam tempo cepat. Bahkan, informasi yang didapat dari

media social lebih cepat ketimbang dari media mainstream

Page 23: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

11

Banyaknya penyedia pelayanan internet di Indonesia yang menawarkan

harga yang kompetitif dan terjangkau, internet berhasil mengubah wajah media di

negara - negara berkembang. Perusahaan – perusahan besar media yang sudah

memusatkan penggunaan internet akan menjadi pesaing yang cukup keras bagi

media tradisional (Ulum, 2014).

Media Televisi saat ini mengalami tantangan di era new media.

Kecepatan internet membawa konsep pemberitaan baru, seperti pada jurnalistik

dengan citizen journalist. Citizen journalist sudah menjadi perpanjangan

tangan informasi dengan sangat baik ketika media mainstream dengan

wartawan profesional yang tidak mampu menjangkau tempat kejadian suatu

peristiwa secara cepat (Nurilmah, 2016, h. 26).

Televisi masih menjadi salah satu media mainstream favorit karena

kecenderungan budaya masyarakat Indonesia yang lebih suka dengan melihat

adanya tambilan visualisai, mendengar dan bicara daripada membaca dan

menulis (Kurniawan, 2007, h. 74). Namun ketika munculnya internet sekarang,

budaya menonton televisi mulai ditinggalkan oleh kebanyakan anak mudah.

Anak mudah di usia produktif sekarang lebih sering menggunakan internet

untuk sekedar mencari dan saling bertukar informasi melalui smartphone

(Nurilmah, 2016, h. 28). Hal ini kemudian disiasati bagaimana menyatukan

media online dengan media mainstream untuk membawa penonton kembali ke

televisi.

“Transformasi media pemberitaan dengan menyinergikan teknologi

informasi dan komunikasi cepat atau lambat harus dilakukan praktisi

industri media pemberitaan mainstream di Indonesia termasuk

melalui media televisi. Seperti halnya konsep televisi era digital yang

dijabarkan Dominick (2009), transformasi tak cukup hanya dengan

mengadopsi tekonologi penyiaran digital tetapi juga outlet beita masa

Page 24: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

12

kini, yang penyiaran juga berbasis broadband atau teknologi Internet.

Pengguna dalam hal ini khalayak adalah unsur penting

mengendalikan arus konten yang disiarkan atau user-generated

content, terkait dengan perubahan pola masyarakat era informasi

dalam mengakses dan mendistribusikan suatu konten” (Respati,

2014, hal.49 dalam Nurilmah, 2016).

Disadari akan kebutuhan media massa terhadap media online saat ini

merupakan hal yang lazim bagi media televisi memanfaatkan media online

seperti sosial media untuk meningkatkan audience. Seperti yang dilakukan

program acara My Trip My Adventure dengan memanfaatkan media social

Instagram untuk berinteraksi, promosi, berita pengumuman dan bahkan

bertukar pendapat dan saran dengan audience.

2.2 Evolusi Media Massa dan Audience Evolution

Selama perjalanan sejarah, media massa telah berkembang dengan sangat

pesat. Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap hal ini, namun salah satu

faktor utama dan paling baru adalah semakin populernya internet. Internet telah

mengubah banyak hal secara dramatis tentang media massa. Hal paling penting

untuk disadari bagaimanapun adalah bahwa tidak hanya media massa saja yang

berubah, tapi juga penonton yang mengonsumsinya. Seperti perubahan media

massa itu sendiri, penonton telah berubah karena banyak alasan, namun alasan

perubahan yang lebih baru dan lebih drastis adalah adanya internet. Media

massa telah banyak berubah bentuk, dan ada korelasi langsung antara

perubahan ini dan perubahan penonton yang mengkonsumsi media massa

tersebut.

Sebelum memeriksa cara media massa dan audience berubah, penting

untuk memahami apa istilah “media massa” dan “khalayak medai”. Philip M.

Napoli dalam artikelnya yang berjudul “Revisiting „mass communication‟ and

Page 25: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

13

the „work‟ of the audience in the new media environment” (2010) menjelaskan

ada empat ciri mass audience yang dikutip dari Eliot Freidson (1953) (1)

komposisinya heterogen; (2) terdiri dari orang-orang yang tidak mengenal satu

sama lain; (3) anggota massa terpisah secara spasial; dan (4) massa tidak

memiliki kepemimpinan dan organisasi yang bebas. Napoli juga mengutip

Wright (1960), yang menyatakan tiga elemen komunikasi massa atau media.

Ketiga elemen ini adalah (a) konten ditujukan kepada khalayak yang besar dan

heterogen; (b) konten ditayangkan secara publik, dan sering menjangkau

khalayak secara bersamaan; (c) Komunikator cenderung, atau beroperasi di

dalam, sebuah organisasi kompleks yang mungkin melibatkan biaya besar

(Napoli, 2010 h. 506 dalam Ptak, 2014).

Pada awal 1970an konsep media massa mulai mengalami kemunduran.

Dan terus berlanjut sampai tahun 1980an hingga 1990an konsep asli media

massa dianggap tidak dapat menjelaskan perubahan dinamika komunikasi.

Turunnya komunikasi massa sebagai sebuah istilah membuat para ilmuan

mempertahankannya dari kemundurannya dengan "menawarkan reinterpretasi

yang memberi posisi yang lebih baik untuk menangkap dinamika komunikasi

kontemporer" (Napoli, 2010, h. 507 dalam Ptak, 2014) Dengan membenahi

istilah tersebut dan apa artinya industri dan organisasi, para ilmuwan

komunikasi berusaha membantu istilah tersebut menjaga relevansinya. Jelas

bahwa istilah 'media massa' atau 'komunikasi massa' tidak kehilangan

relevansinya sebagai sebuah istilah. Sementara istilah 'komunikasi massa'

masih banyak digunakan, membuat tidak adanya keraguan bahwa hal itu telah

berubah sejak para ilmuwan berjuang agar tetap relevan.

Page 26: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

14

Napoli (2010, h. 509) menyatakan lingkungan new media adalah salah

satu alat untuk berpartisipasi dalam wacana publik dan aktivitas kreatif yang

jauh lebih banyak didistribusikan. Komunikasi massa sekarang merupakan

proses yang jauh lebih egaliter, dimana massa sekarang dapat berkomunikasi

dengan massa. Ini mungkin adalah salah satu perubahan terbesar dalam media

massa secara keseluruhan. Alih-alih komunikator dan penonton menjadi entitas

yang sama sekali terpisah, mereka sekarang adalah sama. Mereka yang

berkomunikasi juga penonton, dan penonton juga saling berkomunikasi. Ini

berkat sebagian besar internet, yang telah memberi kemampuan untuk

berkomunikasi dengan lebih banyak orang yang sebelumnya tidak memiliki

cara untuk menjadi komunikator. Seperti disebutkan, ada banyak alasan

mengapa media massa telah berubah banyak selama ini.

Sementara penemuan, dan semakin populernya internet adalah salah satu

alasan terbesar untuk perubahan ini. Sam Lehman Wilzig and Nava Cohen

Avigdor, authors of the study “The natural life cycle ofnew media evolution:

Intermedia struggle for survival in the internet age” (Ptak, 2014) menjelaskan

bahwa siklus hidup media terus berjalan secara alami, mirip dengan kehidupan

manusia tetapi tidak semua media akan melalui siklus hidup dengan kecepatan

yang sama. Dimana panjang setiap siklus hidup media dan waktu antara

masing - masing negara juga tidak seragam. Tahap transisi tergantung pada

penampilan pesaing baru, adaptasi dan kelangsungan hidup. Siklus ini

digambarkan delam gerakan melingkar, karena setiap media baru dipengaruhi

oleh media yang lebih tua dan sebaliknya. Selain itu setiap media baru

Page 27: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

15

memasukkan elemen media sebelumnya (Wilzig dan Cohen, 711 dalam Ptak,

2014). Berikut adalah tahapan siklus hidup media massa (Ptak, 2014)

1. Tahap pertama dalam siklus hidup media massa adalah kelahiran, atau

penemuan teknologi. Karena setiap media baru dipengaruhi oleh medium

yang lebih tua, dan setiap media menggabungkan beberapa bit media yang

lebih tua, masuk akal bahwa media yang paling baru adalah jenis inovasi

yang terus menerus dari keturunan media sebelumnya yang kurang

memiliki sesuatu (Wilzig dan Cohen, h. 711) Ada beberapa keuntungan

menggunakan elemen media lama saat membuat yang baru. Salah satu

kelebihannya adalah media baru yang memiliki beberapa elemen, atau

nuansa, media yang lebih tua akan terasa lebih akrab bagi khalayak, dan

oleh karena itu akan memudahkan banyak pengguna untuk menavigasi.

Media baru juga bisa muncul sebagai hasil teknologi yang baru dihasilkan,

seperti internet yang diciptakan sebagai hasil penciptaan komputer. Selain

itu adanya beberapa faktor yang bisa menghambat tahap kelahiran dari

new media. Beberapa di antaranya adalah intervensi politik, kurangnya

kemampuan pemasaran atau ketidakmampuan ekonomi, lingkungan

ekonomi atau politik yang tidak ramah (misalnya depresi atau perang),

kurangnya kepercayaan manajemen terhadap penemuan perusahaannya

sendiri, kurangnya biaya / manfaat untuk masalah konsumen, dan hukum /

peraturan (Wilzig dan Cohen, h. 713). Hal ini bisa menunda atau bahkan

menghalangi sama sekali, kelahiran media baru.

2. Tahap selanjutnya media massa baru adalah penetrasi pasar (market

penetration). Sekali media massa baru memasuki lingkungan media akan

Page 28: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

16

mengalami perubahan pesat baik dalam konten maupun teknis. Begitu para

inovator dan pengadopsi / pengguna awal telah membeli dan mengkritik

media baru, jika evaluasi mereka benar-benar positif, media baru akan

memiliki kesempatan untuk bergerak ke tahap selanjutnya (Wilzig dan

Cohen, h. 713). Jika evaluasi tidak positif maka media baru perlu

mengalami perubahan yang signifikan agar berhasil selama percobaan

kedua saat diperkenalkan ke pasar. Beberapa perubahan yang bisa

dilakukan pada media membuatnya lebih murah membuatnya lebih banyak

fungsi atau membuatnya lebih mudah digunakan.

3. At the growth stage (tahap pertumbuhan) setelah media diciptakan,

diperkenalkan ke pasar. Pada saat penciptaan media massa, pencipta tidak

sepenuhnya yakin apa yang media dapat lakukan, atau tingkat signifikansi

yang mungkin akan terus dipegangnya di pasar. Periode pertumbuhan ini

memungkinkan hal-hal ini terjadi. Misalnya, Alexander Graham Bell tidak

tahu tentang penggunaan sebenarnya telepon yang dia ciptakan, atau

betapa pentingnya di masa depan (Aronson, 1978). Pada tahap ini para

pencipta / pencetus mulai kehilangan kendali atas medium dengan elemen

lain yang membentuk sifatnya. profesional media (personil teknis dan

editorial) mungkin telah melakukan pada tahap penetrasi, namun sekarang

masyarakat luas menjadi kekuatan dalam 'definisi medium' seperti itu

sendiri. Misalnya, ponsel pada awalnya tidak ditemukan dengan maksud

mengirim pesan teks, namun justru itulah yang telah mereka gunakan

untuk saat ini. Namun, ini tidak berarti bahwa bentuk media massa tidak

pernah digunakan untuk tujuan aslinya (Wilzig dan Cohen, 2010, h. 714).

Page 29: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

17

Ada beberapa alasan mengapa beberapa media mencapai pertumbuhan

yang cepat sementara yang lain tidak. Beberapa alasan ini adalah budaya

(yaitu keterbukaan terhadap hal baru), utilitas biaya, keramahan pengguna,

dan infrastruktur teknologi suatu bangsa.

4. The fourth stage in the life cycle is maturation (Tahap pematangan) tahap

keempat ini saat medium melewati tanda penggunaan 50%. Setelah ini

terjadi, akan cepat tumbuh menjadi 90% dan kemudian berkembang

menjadi penggunaan Universal. Ini dikatakan sebagai era keemasan saat

mendominasi dunia media. Organisasi yang memproduksi media ini

mendapatkan keuntungan, semakin banyak penyedia konten terlibat, yang

menyebabkan daya tarik diperluas ke konsumen, dan sebagainya.

5. Tahap kelima adalah defensif, alasan utama bahwa bentuk media massa

akan mulai tergelincir seiring dengan berjalannya waktu. Ini karena cepat

atau lambat akan terancam oleh media lain yang lebih baru. Tahapan ini

bisa dilihat sebagai awal gerak melingkar dari siklus hidup. Media massa

yang sekarang dalam keadaan defensif pernah menjadi medium yang

mengancam medium massa lainnya. Media baru menawarkan layanan

yang sama sekali baru sehingga media lama tidak dapat menyainginya.

Dalam hal ini, mungkin bermanfaat bagi media lama bekerja untuk

menawarkan layanan yang berbeda dan lebih baik, daripada bekerja untuk

mencocokkan dengan layanan new media.

6. Tahap akhir dari siklus hidup media adalah adaptasi, konvergensi.

Menemukan audience baru atau subaudience dari kalangan khalayak

Page 30: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

18

media tradisional. Koran misalnya, telah melalui beberapa putaran

adaptasi, terutama adaptasi dari cetakan ke format elektronik.

Teknologi baru seperti perangkat genggam atau smartphone dan layanan

televisi interaktif mampu memberikan sarana yang terus berkembang dengan

kemudahan dimana konten dapat menjangkau pemirsa. Pada saat bersamaan,

banyaknya platform seperti media sosial juga membuktikan lebih banyak

pilihan semakin berkembangnya new media dan memperluas suatu konten

berita, informasi dan peristiwa (Anderson, 2006 dalam Napoli, 2011). Platform

media menyebabkan semakin berkurangnya penonton media tradisional,

penonton akan lebih memilih media yang banyak digunakan atau yang sedang

menjadi “trend” saat ini. seperti yang diungkapkan Anderson.

“these phenomena contribute to the continued disintegration of

traditional "mass" audience (Neuman, 1991) and the increasing

prominence of "long tail" scenarios, in which audience attention is

clustered around a select few content options, followed by a long tail, in

which the remaining multitude of content options each attract very small

audiences that in the aggregate can axceed the audience for the "hits"”

(Anderson, 2006 dalam Napoli, 2010).

Napoli (dalam Ptak, 2014) menyatakan bahwa salah satu pendorong

utama evolusi penonton adalah perubahan teknologi yang mengubah

bagaimana khalayak mengkonsumsi media. Lingkungan media berubah dengan

cara yang secara dramatis mengonfigurasi ulang bagaimana, kapan, dan di

mana khalayak mengkonsumsi media dan akibatnya, memaksa industri media

untuk merekonseptualisasikan khalayak mereka. Ada dua poin penting yang

harus diintegrasikan oleh industri media saat mereka mengkonseptualisasikan

khalayak mereka: fragmentasi media / penonton dan otonomi penonton.

Page 31: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

19

Fragmentasi media disebut sebagai proses teknologi yang melalui

berbagai pilihan konten yang tersedia bagi konsumen media. Ada dua jenis

fragmentasi media, fragmentasi intermedia dan fragmentasi intramedia. Yang

pertama difokuskan pada pertumbuhan platform media. sementara yang

terakhir adalah proses dimana pilihan akan terbagi lebih jauh lagi dalam

teknologi media tertentu itu sendiri. Fragmen media ini pada gilirannya

menyebabkan fragmentasi penonton itu sendiri. Hal ini dilakukan dengan

menyebarkan ke berbagai platform media atas keberagaman konten (Napoli, h.

21 dalam Ptak, 2014).

Poin kunci kedua yang muncul sebagai hasil dari perubahan media massa

adalah otonomi penonton. Otonomi penonton seperti yang diungkapkan oleh

Napoli mengacu pada bagaimana karakteristik media dari lingkungan media,

mulai dari interaktivitas hingga mobilitas hingga fungsi yang disesuaikan

dengan peningkatan kapasitas konten yang dipublikasi pengguna, semuanya

berfungsi untuk meningkatkan sejauh mana penonton memiliki kendali atas

proses konsumsi media (Napoli, 2011, h.97)

Era „revolusi media‟ tidak lagi komunikasi satu arah, seperti berita yang

menjelma menjadi sebuah percakapan banyak arah di berbagai platfrom new

media. Kendali atas informasi kini tak lagi sepenuhnya berada di tangan

wartawan dan pemilik media, tapi sedang beralih ke tangan pemirsa dan

konsumen (Quinn & Lamble, 2008). Pada evolusi audience dimana interaksi

menjadi hal penting dalam karakteristik media baru. Dimana media lama

menawarkan konsumsi pasif sedangkan media baru menawarkan konsumsi

interaktivitas atau aktif. Artinya, keterlibatan pengguna akan lebih kuat pada

Page 32: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

20

new media. Menjadi interaktif menandakan pengguna (penonton media baru)

memiliki kemampuan untuk langsung campur tangan dalam hal mengubah

gambar dan teks yang mereka akses. Jadi, penonton di era new media bukan

lagi hanya sekedar menjadi „viewer‟ tetapi sudah menjadi „user‟. Pengguna

dengan mudah dapat berperan aktif telibat melalui email, resgistrasi, komentar,

like, viewer dan lainnya (Saraswati, 2016).

2.3 Audience Engagement sebagai Strategi Meningkatkan Interaksi

Napoli (2011, h. 95) menyatakan bahwa konsep engagement

(keterlibatan) bukanlah hal baru. Dalam hal ini konsep keterlibatan

(engagement) baik dibidang jurnalistik maupun media secara luas telah beralih

dari pinggiran menjadi konsep utama bagaimana organisasi media dan

pengiklan memikirkan audience mereka dengan semakin berkembangnya

teknologi new media. Engagement dinilai sebagai fasilitas informasi untuk new

audience, informasi penonton baru ini diharapkan bisa berkontribusi pada

semakin meningkatnya keterlibatan penonton di hampir semua media.

Pada 2005 American Association of Advertising Agencies” menyatakan

engagement akan menjadi matrik baru untuk akuntabilitas iklan (Sorce dan

Dewitz, 2006, h. 30). Engagement akan bekerja sama untuk memahami lebih

luas perilaku audience, baik sebagai pengiklan maupun penyedia konten

(Albin-iak, 2007, dalam Napoli, 2011, h. 95). Namun, semakin menonjol

konsep keterlibatan (engagement) ini belum menghasilkan kejelasan atau

konsensus apa arti "keterlibatan (engagement)" yang sebenarnya. Salah satu

industri telah mencatat bahwa "engagement” telah menjadi suatu yang dominan

digunakan untuk mengukur khalayak yang berfokus untuk mendefinisikan

Page 33: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

21

keterlibatan yang dianggap membawa manfaat bagi industri tersebut (Peterson

dan Berger, 2008, h. 10 dalam Napoli, 2011, h. 96).

Steven Tapper (2008, h. 363) mendefinisikan engagement saling terkait,

terlibat atau menyebabkan dimana engagement dinilai efektif untuk penonton

modern yang secara aktif terhubung dengan seni menemukan makna baru,

memanfaatkan untuk tujuan sendiri, menggabungkan gaya dan genre berbeda

dan memberikan kritikan mereka sendiri (Walmsley, 2016, h. 68). Adanya

keterlibatan penonton adalah dengan adanya konsep kepercayaan dan

kepentingan dalam menciptakan hubungan jangka panjang dengan audience

seperti yang diungkapkan oleh Robert G. Picard (dalam Saarineen, 2014, h. 14)

dimana kepercayaan didasarkan pada hubungan baik secara psikologis bahkan

fisik. Seperti industri media surat kabar saat ini pembaca harus merasa

terhubung dengannya, berbagi nilai yang sama dan dapat berpartisipasi di

dalamnya untuk keberlangsungan media tersebut.

Dalam sebuah survei, 9 dari 10 editor surat kabar AS mengidentifikasi

engagement sebagai prioritas utama. Menemukan cara untuk melibatkan

pembaca agar mereka terlibat secara aktif dengan konten berita, tidak hanya

sekedar membaca lalu berpindah ke media lain tetapi adanya interaksi yang

berkelanjutan. Seperti yang diungkapkan oleh Pemimpin Redaksi Financial

Times, Lionel Barber yang mengirim sebuah memo ke staffnya menjelang

pembentukan kembali Financial Times.

“FT journalism must adapt further to a world were reporters and

commentators converse with readers. Our goal must deepen engagement

and ensure we meet readers‟ demands whenever and however they turn to

us for breaking news and quality analysis” (Saarinen, 2014, h. 15).

Page 34: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

22

Dimana jurnalis Financial Times tidak hanya sebagai reporter tetapi juga

sebagai komentator yang berbicara dengan pembaca. Tujuannya adalah

memperdalam engagement dan memastikan memenuhi permintaan pembaca

kapan pun dan bagaimanapun. Media sosial dipandang sebagai alat yang sangat

kuat dalam keterlibatan audience. Menurut Hermawan (2009, h. 2) adanya

penggunaan internet melalui media social, telah menghadirkan sebuah web

forum yang dapat membentuk suatu komunitas online. Sebuah web forum yang

dapat menampung ide, pendapat, dan segala informasi anggotanya untuk saling

berkomunikasi. Disini forum online digunakan sebagai papan pengumuman

yang tersedia dalam bentuk online. Namun seiring berjalannya waktu sebuah

forum online telah mengalami perluasan fungsi, yaitu sebagai sarana

akomodasi antar sesama pengguna dan pihak pemiliki forum (Setyani,

Hastjarjo & Amal, 2013).

Social media Instagram dipilih sebagai fokus media yang sering dipakai

oleh Tim Produksi My Trip My Adventure. Sebagai media sosial yang unggul

dalam hal posting melalui foto, membuat media ini memberikan tampilan dan

kualitas foto yang baik, dengan memiliki 16 efek editing yang dapat digunakan

untuk menyunting foto. Selain itu Instagram menjadi sebuah medium untuk

memberitahukan mengenai sebuah kegiatan, dari berbagai segi manca negara

ataupun lokal. Cara yang digunakan untuk mengikuti hal ini adalah dengan

menggunakan label Instagram atau yang lebih dikenal dengan hastag (#).

Dengan menggunakan hastag yang membahas mengenai kegiatan maka makin

banyak masyarakat yang mengikuti hal tersebut. Dengan demikian Instagram

menjadi salah satu alat promosi dan meningkatkan adanya engagement . Saat

Page 35: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

23

ini, hastag #MTMA telah digunakan sebanyak 1,132,828 pulic post, hastag

#mytripmyadventure sudah digunakan sebanyak 1,890,550 public post. Dengan

banyaknya hastag yang sudah digunakan ini membuktikan adanya keterkaitan

yang kuat antara penonton dan tayangan My Trip My Adventure, seperti

pernyataan yang disampaikan oleh Brand Development Lead, Instagram APAC

Paul Webster.

“Instagram merupakan kanvas kreativitas bagi komunitas mobile-first

Indonesia yang muda dan antusias. Orang datang ke Instagram untuk

terinspirasi secara visual”

Dennis (Lim & Yazdanifard, 2014) mengatakan media sosial

menyediakan cara lebih mudah untuk pebisnis dapat memahami pelanggan

mereka dengan meninggalkan like dan komentar pada postingan foto di

Instagram bisa mendapatkan lebih banyak feedback dari pelanggan. Followers

sering tertarik untuk melihat interaksi antara pengguna, dan organisasi

sehingga akan membantu dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan.

Hasil dari pergeseran teknologi ini adalah transfomasi audience dari “passive

observer to active participant” di dunia maya (Lavingtone, 2003, h. 338).

Pada penelitian bagaimana peran community engagement antara program

My Trip My Adventure dan komunitas My Trip My Adventure pada postingan

Instagram dibawah ini memperlihatkan bagaimana community engagement

dari beberapa perwakilan komunitas My Trip My Adventure. Kegiatan yang

dilakukan bukan hanya kegiatan berpetualang saja, tetapi komunitas membantu

dalam proses produksi acara. Kepopuleran media sosial Instagram dinilai

sangat cocok untuk digunakan program ini yang mengandalkan foto dan video

sebagai produk utama, sesuai dengan tayangan My Trip My Adventure yang

Page 36: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

24

merupakan tayangan traveling dengan menampilkan visual video dan foto yang

baik dalam setiap tayangan di televisi maupun di media sosial. Tidak hanya

sebagai shared foto tetapi juga sebagai papan pengumuman bahwa audience

aktif sangat diperlukan pada tayangan My Trip My Adventure.

GAMBAR 3

Bentuk Audience Engagement yang dilakukan program My Trip My

Adventure

Sumber: Instagram My Trip My Adventure

2.3.1 Keberhasilan Program Televisi

Kata program berasal dari Bahasa Inggris yang berarti acara atau rencana.

Dalam pengertian luas, “program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun

penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiens” (Morissan, 2005, h. 97). Stasiun

televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat

banyak dan jenisnya sangat beragam. Perencanaan program menjadi tanggung

jawab manajemen puncak pada stasiun penyiaran termasuk televisi, manajer

program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan

juga manajer umum (Wulandari, 2015, hl.14).

Page 37: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

25

Hal ini disebabkan program merupakan unsur yang sangat penting untuk

menarik perhatian audiens, yang pada akhirnya menarik sebanyak-banyaknya

pemasang iklan. Memiliki kualitas tidak menjamin bahwa program tersebut

akan berhasil namun mengabaikan kualitas hampir pasti akan menjadi

kegagalan suatu program. Morissan (dalam Wulandari, 2015, h. 15)

menyebutkan bahwa semua program yang sukses memiliki elemen berikut:

a. Konflik

Salah satu elemen yang paling penting dalam keberhasilan program

adalah konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter

diantara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya konflik maka kecil

kemungkinan program itu akan mampu menahan perhatian audience. Vane-

Gross mengatakan, “Programmers should attempt, whenever possible to offer

opposing or alternatives attitudes. It is not only fair play; it is good

television” (pembuat program harus berusaha sebisa mungkin untuk

menawarkan pandangan yang bertentangan atau berbeda. Hal ini tidak hanya

membuat pertunjukkan di televisi menjadi adil tetapi juga bagus)

b. Durasi

Suatu program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama

mungkin. Banyak drama seri yang dapat bertahan selama bertahun - tahun di

televisi. Namun demikian banyak pula program yang tidak dapat bertahan

lama karena sulit menemukan ide cerita yang segar tanpa harus mengulang

dari yang sudah ada sebelumnya. Ditinjau dari durasi atau lamanya

penayangan, suatu program itu terdiri atas program yang dapat bertahan lama

Page 38: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

26

(durable program) dan program yang tidak dapat bertahan lama (nondurable

program).

c. Kesukaan

Menurut Vane-Gross, “Viewers tune to people they like and with whom

they feel comfortable” (penonton bertahan dengan orang yang mereka sukai

atau dengan mereka yang membuatnya merasa nyaman). Ada kalanya orang

menyukai suatu program bukan karena isinya namun lebih tertarik kepada

penampilan pembaca berita atau pembawa acaranya.

d. Konsistensi

Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang

dibawanya sejak awal. Tidak boleh terjadi pembelokan atau penyimpangan

tema atau karakter di tengah jalan yang akan membuat audience bingung dan

pada akhirnya meninggalkan program tersebut. Sebagaimana dikatakan Vane-

Gross, “All viewers bring a certain level of anticipation to every program”

(semua penonton televisi memiliki tingkat antisipasi tertentu terhadap setiap

program). Artinya, penonton sejak awal sudah mengharapkan sesuatu ketika

menonton suatu program televisi.

e. Energi

Vane-Gross mendefinisikan energi sebagai “the quality that infuses a

sense of pace and excitement into a show. It is the charging of the screen with

the pictures that won‟t let the viewer turn away” (kualitas yang menekankan

pada kecepatan dan semangat ke dalam cerita dengan menyajikan gambar-

gambar yang tidak bisa ditinggalkan oleh penonton). Berdasarkan definisi

Page 39: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

27

tersebut, maka suatu program yang memiliki energi harus memiliki tiga hal

yaitu kecepatan cerita, daya tarik, dan gambar yang kuat.

f. Timing

Vane-Gross menilai persoalan timing ini sangat penting, “for a program

to work it must be in harmony with the times. Too far behind and the

audience will dismiss it as outmoded; too far in front and viewers will rebel

against it” (agar suatu program dapat berhasil maka program itu haruslah

harmonis dengan waktu. Program yang terlalu ketinggalan zaman akan

ditinggalkan penonton; namun jika terlalu maju, penonton akan melawannya).

Dengan demikian setiap program harus dapat menjaga keharmonisannya

dengan waktu.

g. Tren

Program yang sejalan dengan tren yang berkembang akan lebih menjamin

keberhasilan, sebaliknya program yang tidak seirama dengan tren besar

kemungkinan akan gagal. Tetapi menurut Vane-Gross, mengikuti tren

bukanlah faktor yang sangat penting bagi sebuah program dalam menentukan

keberhasilan. Menurutnya tren bisa menjadi petunjuk terhadap selera audiens

secara umum sehingga sedikit banyak membantu meningkatkan rating acara.

Dengan demikian tren bukanlah hal yang terlalu pentinguntuk diikuti, namun

tren dapat menjadi jalan yang menunjukkan apa yang tengah disukai

masyarakat. Dalam hal ini, menurut Vane-Gross, tren program televisi

berkembang karena dua alasan, perkembangan ekonomi dan teknologi atau

mengikuti program yang sudah sukses sebelumnya. (Morissan, 2005, h. 135-

145 dalam Wulandari, 2015, h.15-16).

Page 40: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

28

Selain itu Pringle, Starr, dan McCavitt (1991) menguraikan

keberhasilan stasiun televisi dalam melaksanakan programnya akan sangat

bergantung pada tiga hal:

a. The ability to produce or buy programs with audience appeal

(kemampuan untuk memproduksi atau membeli program yang memiliki

daya tarik bagi audience).

b. Air them at times when they can be seen by the audience to which they

appeal (menayangkan pada waktu yang dapat dilihat oleh audience

sasaran).

c. Build individual programs into a schedule that encourages viewers to

tune to the station and remain with it from one program to another.

(membangun sejumlah program individu ke dalam suatu jadwal yang

dapat mendorong audience untuk menonton televisi dan tetap berada pada

salurannya dari satu program keprogram berikutnya).

2.4 Hasil Riset Terdahulu

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian

Terdahulu

Metode Penelitian Hasil Penelitian Relevansi

1 From arts

marketing to

audience

enrichment: How

digital engagement

can deepen and

democratize

artistic exchange

with audiences

Oleh Bem WalsLey

(2016)

Metode Kualitatif,

mixed-methods

(survei partisipan,

discussion groups,

depth interviews,

netnography and

content analysis of

a new responsive

online platform)

berdasarkan Proses

Tanggap Kritis Liz

Temuan utama

pada penelitian ini

mengungkapkan

bahwa Organisasi

Seni di London

menggunakan

platfrom media

web

(http://www.artsco

uncil.org.uka)

untuk

Relevansi

penelitian

penulis dengan

penelitian ini

adalah sama-

sama membahas

tentang

engagement era

new media,

dimana

penelitian

Page 41: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

29

University of

Leeds, UK

Lerman meningkatkan

interaksi dan

engagement antara

Organisasi,

seniman, dan

audience. Adanya

sistem keanggotaan

pada platfrom

tersebut mampu

memberi dampak

positif salah

satunya

bertambahnya

pengetahuan

tentang karya seni

yang lebih luas,

saling bertukar

informasi serta

untuk

meminimalisir

adanya barrier

communications

antara Organisasi,

seniman dan

audiencenya,

dilibatkannya

secara emosional

selama menjadi

anggota di forum

web juga dapat

meningkatkan

kepercayaan

anggota untuk

semakin aktif

telibat jika adanya

suatu event

tersebut

menggunakan

web sebagai

platfrom media

yang dipilih

untuk

mengetahui

respon positif

antara penonton,

seniman dan

organisasi seni.

Hasil penelitian

kemudian

penulis gunakan

sebagai bahan

referensi dan

juga membantu

penulis

memberikan

gambaran

penelitian

penulis

2 Roles of audience

participation in

multiplatform

television: From

fans and

Studi eksplorasi,

survei, FGD

Tujuan penelitian

untuk mendorong

partisipasi

penonton televisi di

Spayol. Survei

Penelitian ini

membantu

peneliti untuk

memahami

peran apa saja

Page 42: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

30

consumers, to

collaborators and

activists Oleh José Alberto &

García-Avilés

(2012)

Universidad

Miguel Hernández,

Spain

yang dilakukan

kepada 100

penonton di 20

saluran televisi

komersial yang

memanfaatkan

situs web dan

social media

menunjukkan

partisipasi

penonton karna

adanya

penggabungan

antara media

konvensional dan

new media.

Penelitian ini

menunjukkan

adanya berbagai

peran penonton

untuk

menunjukkan citra

penonton itu

sendiri.

yang bisa

dilakukan oleh

penonton yang

berpartisipasi

antara media

konvensioal dan

new media.

3 Audience

Empowerment in

Busimess

Newspapers in the

Digital Era Oleh

Mirjami Saarine

Study of

Journalism,

University of

Oxford

Kualitatif, Study

Kasus

Hasil penelitian

dari survei 9 dari

10 editor surat

kabar di US

mengidentifikasi

keterlibatan

khalayak sebagai

prioritas utama. Di

era digital pembaca

berpartisipasi &

mengungkapkan

pengetahuan dan

pendapat mereka

sendiri dan saling

membaca pendapat

Ada logika untuk

hal ini: menemukan

cara untuk

Relevansi

penelitian

penulis dengan

penelitian ini

adalah dimana

new media

memiliki

peranan yang

sangat penting

saat ini pada

media

konvensional.

Hal ini

membuktikan

bahwa media

tradisonal saat

ini bergantung

pada new media

Page 43: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

31

melibatkan

pembaca - agar

mereka terlibat

secara aktif dengan

konten berita, tidak

hanya membaca

dan pergi ke tempat

lain secara online,

dianggap kunci

keberlanjutan

ekonomi dari

model berita.

Sumber: diolah oleh peneliti

2.5 Kerangka Pemikiran

Bagan 2.1 Alur Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah dukungan dasar teoritis dalam rangka memberi

jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah (Ardianto, 2011, h. 20) dari

kerangka pemikiran dibawah ini, peneliti ingin mengemukakan rangkaian tahap

penelitian kualitatif community engagement pada tayangan My Trip My

Page 44: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

32

Adventure. Komunitas yang tumbuh pesat di seluruh Indonesia melalui new

media. Seperti apa interaksi dan keterlibatan komunitas dengan acara ini, serta

untuk mengetahui keberhasilan program acara dengan adanya peran komunitas

My Trip My Adventure.

Page 45: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

33

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan

paradigma interpretatif. Proses menginterpretasikan data berupa teks

berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan. Penelitian ini bermaksud untuk

mengungkapkan dan menggambarkan keadaan atau peristiwa sebagaimana

adanya, sehingga memberikan gambaran secara obyektif, tentang keadaan

sebenarnya dari engagement yang terjadi antara program My Trip My Adventure

dan komunitas My Trip My Adventure (Bogdan & Taylor dalam Moleong, 2007,

h. 4).

Penelitian ini termasuk pada paradigma interpretatif, dimana penelitian akan

mengembangkan pemahaman mengenai kehidupan sosial dan menemukan cara

antara program My Trip My Adventuren dan komunitas My Trip My Adventuren

untuk berinteraksi membentuk makna terhadap fenomena community

engagement. Nelson (dalam Denzin dan Lincoln 2011) menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif dilaksanakan pada kondisi alami atau sesuai dengan kondisi

sebenarnya :

“Qualitative research is many things at the same time. It is

multiparadigmatic in focus. Its practitioners are sensitive to the value of

the multimethod approach. They are commited to the naturalistic

prespective and to the interpretive understanding of human experience.”

(Nelson dalam Denzin & Lincoln, 2011, h. 6).

Penelitian jenis ini merupakan penelitian yang menekankan pada bentuk-

bentuk natural setting, yang secara umum melihat aktivitas manusia berdasarkan

Page 46: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

34

lingkungan alaminya (Mulyana, 2008, h. 159). Pada umumnya kegiatan

penelitian kualitatif deskriptif meliputi, pengumpulan data, analisis data,

interpretasi dan kesimpulan. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, dapat

menggunakan teknik wawancara individual, wawancara kelompok, penelitian

dokumen dan arsip, serta penelitian lapangan.

Penelitian kualitatif sebagai serangkaian kegiatan interpretatif, dan tidak ada

praktek metodologis tunggal dalam penerapannya. Penelitian kualitatif tidak

terpaku pada suatu teori tertentu, sehingga penelitian ini sulit digambarkan

secara teoritis namun dapat menggambarkan fenomena dengan lebih baik dan

sesuai dengan fenomena yang ada (Denzin dan Lincoln, 2011). Wawancara

terbuka digunakan untuk memahami sikap, pandangan, dan perilaku individu

atau sekelompok orang. Selain itu untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian, misalnya motivasi, tindakan, perilaku, dan lain-

lain. Data dideskriptifkan berupa kata-kata, bahasa dan dengan memanfatkan

berbagai metode yang alamiah (Moleong, 2014)

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan yang dikonsentrasikan terhadap tujuan

penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian digunakan untuk membatasi studi

bagi seorang peneliti dan menentukan sasaran penelitian sehingga dapat

mengklarifikasi data yang ingin dikumpulkan, diolah dan dianalisis (Moleong,

2014, h. 7). Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah disampaikan, maka fokus

dari penelitian ini adalah;

1. Peran Community engagement yang melibatkan komunitas dengan

program My Trip My Adventure

Page 47: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

35

2. Keberhasilan, prestasi community engagement My Trip My Adventure.

Untuk memahami dan menganalisi fokus penelitian tersebut diperlukan

kajian lebih mendalam dari berbagai sumber data dan wawancara mendalam

terhadap orang-orang yang terlibat langsung sesuai dengan kriteria narasumber.

3.3. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain

(Lofland dikutip dari Moleong, 2014). Neuman (2013) menyatakan bahwa data

kualitatif berbentuk teks, kata-kata tertulis, frase-frase, atau simbol yang

mendeskripsikan orang, tindakan, dan peristiwa dalam kehidupan sosial. Peneliti

menggunakan sumber berupa hasil wawancara mendalam tidak berstruktur

kepada beberapa ketua komunitas dan tim kreatif program My Trip My

Adventure sesuai dengan kualifikasi yang sudah ditentukan. Wawancara

mendalam dilakukan dengan media online chatting (Line, WhatsApp)

dikarenakan sebagaian dari narasumber / informan penelitian ini berada diluar

kota Malang. Data tersebut berbentuk chat log (transkip) mengenai topik

penelitian dan beberapa dokumentasi screenshots saat adanya kegiatan yang

melibatkan community engagement.

Selain itu sumber data juga didapatkan melalui kepustakaan dan berkaitan

dengan subjek penelitian serta informasi penelitian. Seperti buku-buku dan

jurnal mengenai new media, metode penelitian sosial, serta literatur berkaitan

dengan identitas audience, community, engagement dan media.

Page 48: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

36

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

berdasarkan penelitian kualitatif yakni dengan cara dokumentasi dan wawancara

mendalam dengan informan yaitu komunitas-komunitas My Trip My Adventure

dan crew.

a. Wawancara Mendalam

Menurut Fontana dan Frey (2005) dalam penelitian kualitatif, wawancara

adalah sumber utama memahami fenomena yang diteliti. Wawancara merupakan

upaya untuk memahami perilaku kompleks dari masyarakat. Oleh sebab itu,

terkait fokus penelitan dan sumber data yang sudah dijabarkan pada poin

sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam

untuk mendapatkan data melalui pemahaman berdasarkan hasil dari pernyataan

informan (Rubin dan Rubin, 2005). Sumber data dari penelitian ini adalah

pemaparan dari tim kreatif dan beberapa komunitas My Trip My Adventure.

Paparan tersebut kemudian menjadi data utama dan sebagai bahan acuan peneliti

untuk menganalisis. Sehingga diperlukan teknik khusus untuk dapat memperoleh

paparan yang akurat dan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi secara detail,

yaitu melalui wawancara mendalam.

b. Observasi

Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non

partisipan dimana peneliti tidak terlibat langsung di dalam kegiatan komunitas

My Trip My Adventure dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,

2011, h. 145). Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk

mengatur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang

Page 49: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

37

dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Peneliti melakukan observasi diharapkan dapat mengetahui proses engagement

yang terjadi antara program My Trip My Adventure dan komunitas My Trip My

Adventure

c. Studi Dokumen

Peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan

cara mencari dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian. Menurut

Hodder (1994), dokumen di sisi lain, disusun dari alasan pribadi yang tidak

resmi dan termasuk buku harian, memo, surat, catatan lapangan dan sebagainya.

Peneliti menggunakan studi dokumen yang berupa buku-buku dan jurnal

mengenai new media, metode penelitian sosial, serta literatur berkaitan dengan

identitas audience, community, engagement dan media. Penggunaan teknik studi

dokumen disini yaitu lebih kepada penggunaan dokumen sebagai bukti atau data

tertulis yang akan dianalisis peneliti sebagai data pendukung hasil wawancara.

3.5. Pemilihan Informan

Informan adalah orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk

memberika informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong,

2013, hal. 132). Untuk pemlihan informan digunakan teknik purposive sampling

atau sample pemilihan informan mencakup orang-orang yang diseleksi atas

dasar kriteria-kriteria yang telah penulis buat berdasarkan dengan tujuan riset

(Gerrish dan Lacey, 2010). Kriteria informan atau narasumber dari penelitian ini

diantaranya;

a. Komunitas My Trip My Adventure, komunitas yang sudah terdaftar

sebagai Member of Trans TV Community.

Page 50: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

38

b. Anggota komunitas yang aktif atau pernah ikut terlibat dalam proses

produksi program My Trip My Adventure, seperti ketua komunitas,

dan anggota komunitas yang mengetahui latar belakang komunitas

My Trip My Adventure

c. Crew program My Trip My Adventure

Berdasarkan dari pertimbangan yang dijelaskan diatas, pemilihan informan

utama yang sudah peneliti tentukan dalam penelitian ini di antaranya:

1. Lessie Setiawati crew / tim kreatif program My Trip My Adventure

2. Chris Philip. A ketua komunitas My Trip My Adventure Indonesia

3. Afrial sebagai Ketua komunitas My Trip My Adventure regional Kota

Malang

4. Yayan sebagai Ketua komunitas My Trip My Adventure regional Kota

Tasikmalaya

5. Armin sebagai Ketua komunitas My Trip My Adventure regional Kota

Gorontalo

6. Taufik Mail sebagai Humas komunitas My Trip My Adventure regional

Kota Bogor

7. Marco sebagai Wakil Ketua komunitas My Trip My Adventure regional

Kota Kualakapuas – Kalimantan Tengah

3.6. Teknik Analisi Data

Menurut Neuman (2013), Menganalisis data berarti secara sistematis,

menyusun, mengintegrasikan, dan menyelidiki. Menganalisis data

memungkinkan peneliti untuk meningkatkan pemahaman, mengembangkan

teori, dan memajukan pengetahuan. Menurut Miles dan Huberman (dalam

Page 51: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

39

Neuman, 2013, h. 91) aktivitas analisis data kualititatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus hingga tuntas, sehingga datanya

menemukan saturation atau titik jenuh.

Miles, Huberman dan Saldana (2014), mengemukakan bahwa analisis data

sebagai tiga aktivitas yang mengalir bersamaan, yaitu data condensation, data

display dan conclucion drawing/verification. Untuk lebih jelasnya, Miles,

Huberman dan Saldana menjabarkan tiga aktivitas tersebut sebagai berikut :

1. Data condensation, Data yang diperoleh dari lapangan berupa catatan

tulisan terlampir dari hasil observasi, transkrip wawancara dari informan,

dokumen dari website resmi perusahaan dan data empiris lainnya akan

dilakukan analisis dengan cara memilih, memfokuskan, menyederhanakan,

meringkaskan, mengubah data yang muncul. Kondensasi data ini membuat

data menjadi kuat karena tidak ada data yang terbuang dari hasil

penelitian. Kondensasi data ini akan terus dilakukan meskipun penelitian

lapangan telah selesai dilakukan dan akan benar-benar berakhir ketika

laporan yang disusun sudah lengkap.

2. Aktivitas kedua dari analisis data adalah menampilkan data (data display),

sama seperti data condensation, data display bukan proses terpisah dari

analisis data. Data display adalah cara yang digunakan peneliti untuk

menampilkan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Data display dapat

berupa data yang tertulis secara deskriptif, table, grafik atau bentuk

lainnya yang memudahkan data untuk dapat dianalisis. Secara umum data

display membantu untuk memahami apa yang terjadi dan untuk

Page 52: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

40

melakukan sesuatu serta untuk menganalisis langkah lebih lanjut dari apa

yang dipahami.

3. Conclucion drawing/verification adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan diverifikasi sebagai proses analisis dan tidak akan dapat

dilakukan sebelum pengumpulan data benar-benar berakhir.

Tiga aliran tersebut dapat juga digambarkan seperti berikut:

GAMBAR 4

Components of data Analysis : Interactive Model

Sumber: Miles dan Huberman (Dalam Miles, Huberman & Saldana, 2014, h.

14)

3.7. Keabsahan Data

Untuk menguji validitas hasil penelitian perlu dilakukan pengujian

keabsahan data. Keabsahan penelitian ini merujuk pada kriteria yang ditawarkan

Lincoln dan Guba (dalam Bryman, 2008) yaitu kepercayaan (trustworthiness)

dan keaslian (authenticity), berbagai kriteria ini kemudian disebut dengan

goodness criteria. Kepercayaan (trustworthiness) dibangun dengan empat

kriteria diantarnya (Bryman, 2008, h. 377-380) :

Page 53: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

41

a. Credibility

Kredibilitas (credibility) yakni terkait dengan temuan hasil penelitian yang

dapat diterima oleh masyarakat yang diteliti. Kredibilitas dalam penelitian

ini ditunjukkan melalui proses penentuan responden, yaitu dengan

mempertimbangkan jabatan atau posisi informan yang dijadikan narasumber

dalam proses penggalian data. Sehingga hasil dari penelitian dapat

dipercaya dan diakui kebenarannya. Teknik dalam menguji kredibilitas

disebut dengan respondent validation.

b. Transferbility

Transferbility disebut juga validitas eksternal adalah kemungkinan dari

hasil atau pola penelitian dapat diterapkan dalam konteks yang lain.

c. Dependability

Dependability sama dengan reliabilitas, yakni keterbukaan terhadap

keseluruhan tahap dan hasil penelitian untuk dinilai oleh kolega.

Keterbukaan tersebut memungkinkan adanya penilaian dari pihak-pihak

yang berhubungan dengan penelitian, dalam hal ini dapat diperankan oleh

pembimbing skripsi.

d. Confirmability

Confirmability sama dengan objektivitas, dimana peneliti meminimalisir

penilaian pribadi dalam penyajian data. Sekalipun dalam penelitian

kualitatif sulit untuk mendapatkan objektivitas, namun peneliti berusaha

untuk menafsirkan data yang telah didapat dari pembacaan teks dan

wawancara secara murni.

Page 54: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

42

Sedangkan keaslian (authenticity) yaitu kriteria keaslian dalam sebuah

penelitian yang meliputi;

a. Fairness

Fairness adalah kejujuran dalam menampilkan data mengenai subjek yang

diteliti secara apa adanya dan proporsional. Penelitian ini tidak hanya

menampilkan pendapat dari satu pihak saja, melainkan dari beberapa

informan yang berbeda-beda status.

b. Ontological authenticity

Data yang diteliti bisa membantu masyarakat untuk lebih terbuka

pemikirannya. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarluaskan data

penelitian ke masyarakat tertentu sehingga menjadikan mereka paham.

c. Educative authenticity

Data yang diteliti bisa menyadarkan masyarakat agar lebih menghargai

perbedaan pemikiran di dalam dunia sosial.

d. Catalytic authenticity

Data yang diteliti bisa mendorong orang-orang yang terlibat dalam

penelitian untuk melakukan perbaikan dan perubahan di lingkungan

masyarakat.

e. Tactical authenticity

Tactical authenticity adalah aspek pemberdayaan, maksudnya data yang

diteliti dapat menjadikan bertambahnya pengetahuan.

3.8. Etika Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tidak hanya dilihat bagaimana hasil akhirnya,

tetapi juga bagaimana sebuah proses penelitian itu berlangsung sehingga

Page 55: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

43

dibutuhkan etika dan kode etik penelitian untuk mengaturnya agar sebuah

penelitian tersebut juga syarat dengan manfaat dan menghargai etika yang ada.

Kode etik ini akan memberitahukan kepada subyek penelitian secara detail

tentang apa yang akan peneliti lakukan dengan informasi yang mereka berikan.

Selain itu peneliti harus memperlakukan para responden berikut informasi

dengan penuh rasa hormat dan kejujuran. Informed consent berarti bahwa

peserta diinformasikan sepenuhnya tentang proses dan resiko yang terlibat dalam

penelitian sehingga partisipasi mereka benar-benar sukarela (Hollifield &

Coffey, 2006)

Page 56: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Program Acara My Trip My Adventure

My Trip My Adventure adalah salah satu program acara televisi Trans

TV dengan konsep dokumenter wisata yang sudah tayang sejak bulan

September 2013. My Trip My Adventure menggambarkan petualangan dan

eksplorasi alam, khususnya keindahan alam Indonesia. Tidak hanya lokasi

yang terkenal saja, lokasi yang akan dituju adalah lokasi yang belum dikenal

sekalipun yang meliliki potensi untuk dibahas dan tentunya disertai suguhan

nuansa adventure disetiap perjalanannya.

My Trip My Adventure dipandu oleh beberapa selebriti mudah Tanah

Air yang suka berpetualang dengan semangat melestarikan budaya dan

kekayaan alam Indonesia yang indah, diantaranya ada Hamish Daud, Vicky

Nitinegoro, Nadine Chandrawinata, Dion Wiyoko, Denny Sumargo, Marshall

Sastra, David John Schaap, Rikas Harsa, Richard Kyle, Putri Marino. Dengan

kesederhaan tampilan yang mereka bawa akan lebih mudah untuk masuk

pada wisata dan kebudayaan yang akan dikunjungi. Konsep utama My Trip

My Adventure adalah menyambangi tempat-tempat wisata terindah di

Indonesia yang belum pernah tereksplorasi sebelumnya, bersosialisasi dengan

masyarakat sekitar, menghargai budaya dan belajar kearifan lokal setempat

akan menjadikan semuanya dalam satu perjalanan yang tidak akan pernah

terlupakan.

Page 57: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

45

Dengan proses pengambilan gambar yang menggunakan drone dan

teknik pengambilan gambar yang detail mampu menghadirkan tayangan yang

menarik dengan pemandangan yang memanjakan mata penonton. Tayangan

ini akan memberikan banyak petualangan – petualangan seru dari setiap

episodenya. Bahkan mampu memberikan kesan seolah kita sebagai audience

ikut berpetualang bersama mereka. My Trip My Adventure tayang setiap hari

Sabtu & Minggu pukul 08.30 WIB tidak hanya menampilkan kegiatan

berpetualang dan menikmati keindahan alam saja, tetapi audience di ajak

untuk selalu menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan sekitar.

GAMBAR 5

Logo My Trip My Adventure

Sumber : Google/logo My Trip My Adventure

4.1.2 Komunitas My Trip My Adventure

Komunitas My Trip My Adventure adalah komunitas yang dibentuk

oleh pentonton atau fans tayangan ini dimana mereka merasa terinspirasi

dengan membentuk suatu komunitas. Sejak tahun 2015 komunitas My Trip

My Adventure telah tumbuh dengan pesat di berbagai daerah di Indonesia.

Page 58: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

46

Trans TV sebagai pihak produksi dan stasiun televisi yang menayangkan

akhirnya membentuk sebuah komunitas My Trip My Adventure Indonesia

sebagai wadah untuk lebih mengorganisir komunitas - komunitas My Trip My

Adventure yang ada diberbagai daerah.

Komunitas My Trip My Adventure Indonesia dibentuk pada 29 Agustus

2015 dan kepengurusaan komunitas My Trip My Adventure Indonesia berada

di bawah naungan Divisi Marketing Public Relations Trans TV. Pada tahun

2017 sudah ada 80 komunitas Regional dari Kotamadya maupun Kabupaten

terdiri 26 Provinsi yang sudah berdiri dan sekitar 1122 anggota kini aktif

terdaftar di komunitas sebagai bagian community relations Trans TV.

Struktur Kepengurusan Komunitas My Trip My Adventure

Bagan 4.1 Alur Kepengurusan Komunitas My Trip My Adventure

CT. Crop

Trans TV

Trans TV Community

(Divisi Marketing

Public Relations)

Komunitas My Trip My

Adventure Indonesia

Komunitas My Trip My

Adventure Provinsi

Komunitas My Trip My

Adventure Regional

Page 59: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

47

GAMBAR 6

Logo Komunitas My Trip My Adventure Indonesia

Sumber : Data Penulis

Komunitas My Trip My Adventure adalah komunitas berbasis anak

mudah sesuai dengan target audience antara usia 17-30 tahun dari semua

gender dan kalangan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan

menyukai kegiatan traveling/berpetualang. Komunitas ini bertujuan untuk

mengajak anak mudah membantu melestarikan alam, budaya, wisata kuliner,

bahkan meningkatkan ekonomi suatu daerah dimana komunitas itu berdiri

dengan semakin mengembangkan potensi wisata suatu daerah seperti,

mengeksplore tempat-tempat wisata baru yang dilakukan oleh komunitas

MTMT_Malang, MTMA_Gorontalo, MTMA_Bogor dll.

Komunitas berperan aktif dalam menyukseskan program My Trip My

Adventure seperti kegiatan on-air dan off-air, salah satunya berperan secara

aktif membantu proses shooting keseluruh Indonesia. Komunitas My Trip My

Adventure dibentuk dengan memanfaatkan trend new media saat ini yaitu

penggabungan antara media sosial dan traveling yang marak di kalangan anak

mudah. Seperti penggunaan media sosial Instagram (@myTrip_myAdvntr)

Page 60: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

48

dan Twitter (@myTrip_myAdvntr) dengan penggunaan hastag

(#)mytripmyadventure (#)MTMA dimanfaatkan sebagai pendorong promosi

program My Trip My Adventure.

4.2 Sajian Data Wawancara Informan

Pencarian data pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan

tujuh informan yang terdiri dari senior kreatif, ketua komunitas My Trip My

Adventure Indonesia dan beberapa ketua dan wakil komunitas My Trip My

Adventure Regional di beberapa Daerah. Pemilihan informan berdasarkan atas

kriteria tujuan riset. Senior Kreatif sebagai sumber data utama karena memiliki

tanggung jawab sebagai pembuat konsep, ide, dan terlibat langsung dengan

seluruh kegiatan shooting, serta yang memiliki kewenangan komunitas mana

saja yang akan berpartisipasi untuk terlibat dalam pengambilan gambar.

Lessie bergabung sejak tahun 2013 sebagai kreatif, dan saat ini Lessie telah

menjadi senior kreatif di program My Trip My Adventure. Bergabung sejak

pertama kali program ini diproduksi tentu membuat Lessie sangat mengenal

seluk beluk tayangan dan juga komunitas My Trip My Adventure.. Tim kreatif

tidak hanya sebagai pembuat ide-ide atau konsep tayangan di setiap episodenya

tetapi meraka juga aktif berhubungan langsung dengan komunitas melalui media

sosial.

“... Kita menggunakan media sosial seperti Instagram dan Twitter

untuk membantu promisi, terutama kita pakai Instagram yang mudah

digunakan dan memang fungsinya untuk mengapload foto-foto cocok

banget digunakan tayangan MTMA yang menampilkan visualisasi

sebuah kegiatan perjalanan. Selain itu juga Instagram kita pakai untuk

memperluas media share melalui hastag #mytripmyadventure, #mtma,

dan juga komunikasi dengan audiens, komunitas My Trip My Adventure

di seluruh Indonsesia. Dan sejak akhir tahun lalu disetiap tayangan

kita menggunakan konsep-konsep baru yang juga nanti kita gunakan

Page 61: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

49

sebagai hastag di Instagram.” (Hasil wawancara bersama Senior

Kreatif, Lessie Setiawati, pada tanggal 6 Januari 2017).

Pada informan kedua adalah komunitas My Trip My Adventure

Indonesia dimana penulis ingin menggali data-data dari komunitas sebagai

penghubung antara komunitas Regional dan Trans TV. Saat ini My Trip My

Adventure Indonesia dengan akun instagram @mytrip_myadvntrindonesia

sudah memiliki followers sebanyak 151k. Komunitas My Trip My Adventure

Indonesia sebagai naungan komunitas – komunitas regional di seluruh

Indonesia, selain itu juga sebagai media pengumuman online untuk

mempermudah memperluas informasi seperti, kegiatan Gathering Nasional.

“... Komunitas My Trip My Adventure Indonesia yang menaungi semua

komunitas My Trip My Adventure di seluruh wilayah Indonesia mulai

bagian Timur sampai Barat Indonesia juga sebagai media utama untuk

menghubungkan Trans TV dengan komunitas Regional. 80 komunitas

yang terdaftar disini maksudnya komunitas yang resmi bergabung

dengan community Trans TV. Nanti kita dikasih kayak ID Card gitu

kalo sudah terdaftar jadi member resmi.” (Hasil wawancara bersama

Ketua Komunitas My Trip My Adventure Indonesia, Chris Philip

Alessandro, pada tanggal 10 Februari 2017).

Informan ketiga adalah beberapa ketua dan anggota komunitas My Trip My

Adventure Regional, dimana penulis ingin menemukan data sesuai dengan sudut

pandang dari anggota komunitas My Trip My Adventure. Pada penelitian ini

hanya menggunakan lima komunitas Regional untuk mengetahui tingkat

kejenuhan data wawancara, kelima komunitas dipilih karena tingkat keterlibatan

yang cukup sering dengan acara My Trip My Adventure.

Dari hasil wawancara dengan ke-tujuh narasumber atau informan yang

terdiri dari Senior Kreatif Program My Trip My Adventure, Ketua Komunitas My

Trip My Adventure Indonesia, dan beberapa hasil wawancara dari ketua dan

Page 62: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

50

perwakilan My Trip My Adventure Regional menunjukkan bahwa komunitas

punya peran dalam keberhasila program My Trip My Adventure diantaranya:

4.2.1 Penghargaan Majalah MIX Indonesia

Tahun 2016 Komunitas My Trip My Adventure (MTMA) berhasil

terpilih menjadi salah satu pemenang dari 10 Best Marketing PR Program pada

ajang penghargaan PR Program and People of the Year 2016 yang

diselenggarakan oleh MIX Marketing Communication Magazine. Penghargaan

ini merupakan penghargaan tahunan yang diikuti oleh lebih dari 100 entries

dan telah belangsung pada November tahun lalu.

Majalah Mix (MIX Marketing Communications) adalah majalah

komunikasi pemasaran di Indonesia yang berkantor di Jakarta. Majalah ini

pertama kali diterbitkan pada Februari 2004 oleh Kelompok media bisnis

terkemuka di Indonesia yaitu Media Swa. Majalah Mix terbit setiap bulan pada

hari Rabu pekan ke dua. Tampilan isi majalah yang informatif, aktual,

inspiratif, relevan, kejelian menangkap dinamika pasar dan mudah dipahami

menjadikan manjalah ini banyak dinanti setiap bulannya.

Sesuai dengan target majalah Mix adalah orang-orang yang tertarik

dengan kegiatan komunikasi pemasaran, selain itu ada juga para profesional di

bidang pemasaran, pengelola merek di berbagai industri (FMCG, retail,

otomatif, perbankan dll), agensi komunikasi pemasaran (periklanan, aktivasi

merek, promosi, konsultan merek, dijital dan kehumasan) untuk melihat

perkebangan pangsa pasar Indonesia, wirausahawan, serta mahasiswa ilmu

komunikasi dan manajemen.

Page 63: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

51

MIX Marketing Communication Magazine mempunyai lima kategori

penghargaan pada tahun ini diantaranya ada, Creative PR Program, Marketing

PR Program, Media Relations Program, Own Media, dan Social PR Program.

Penjurian dilakukan oleh lima Juri berpengalaman dari kalangan praktisi,

akademis dan media. Kelima Dewan Juri yakni, Bambang Sumaryanto (Dosen

Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia dan Praktisi PR), Indira Abidin (Pakar

Komunikasi dan Chief Happiness Officer Fortune Indonesia), Ana Mustamin

(Direktur Umum AJB Bumiputera 1912 dan Chairperson Dharma Bumiputera

Foundation), Dyah Hasto Palupi (Redaktur Senior Majalah MIX dan SWA),

dan Teguh Poeradisastra (Redaktur Senior Majalah SWA dan Dosen Ilmu

Komunikasi Universitas Indonesia).

GAMBAR 7

Artikel Majalah Mix Indonesias Kemenangan My Trip My

Adventure

Page 64: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

52

Sumber : Data Penulis

Ini membuktikan bahwa komunitas tidak hanya sekedar komunitas

dengan menggunakan nama My Trip My Adventure sebagai nama komunitas

untuk kegiatan bersenang-senang agar terlihat kekinian (hits), tetapi ada peran

yang dilakukan oleh komunitas sehingga dapat mencapai penghargaan tersebut.

Komunitas My Trip My Adventure dinilai sebagai cara cerdas tim Marketing

PR Trans TV untuk lebih memperluas jaringan komunitas di seluruh Indonesia

dengan bantuan media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Youtube.

Tayangan yang dikemas secara menarik dengan menampilkan visual gambar

High-Definition (Full HD) serta pengambilan gambar yang detail membuat My

Trip My Adventure sebagai tayangan yang banyak diminati.

Penghargaan yang diraih oleh My Trip My Adventure dan komunitas

adalah sebuah wujud apresiasi dan pembuktian bahwa keterlibatan

(engagement) penonton ataupun komunitas dapat berpengaruh besar terhadap

keberhasilan dan keberlangsungan tayangan. Engagement sekecil apapun jika

terus dan berulang dapat membawa dampak yang positif dan diarahkan dengan

tepat sasaran, seperti tepat sasaran pencapaian pesan tayangan, dan tepat

sasaran pemilihan media pendukung seperti Instagram, dan Youtube. Dimana

My Trip My Adventure sangat paham dengan keinginan audience seperti yang

diungkapkan Lionel Barber Pemimpin Redaksi Financial Times bahwa

engagement ialah untuk memenuhi permintaan audience kapan pun dan

bagaimanapun (Saarinen, 2014, h. 15). Media harus meningkatkan inovasi,

bukan hanya dari ide / konsep acara tetapi juga dengan kebaruan media-media

pendukung agar tidak tertinggal dengan pesaingnya.

Page 65: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

53

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Petersen dan Barger (2008

dalam Napoli, 2011) engagement saat ini menjadi suatu konsep yang banyak di

pakai oleh media untuk mengukur keterlibatan khalayak akan membawa

manfaat besar bagi industri media. Community engagement yang terjadi pada

program My Trip My Adventure merupakan engagement yang cukup

berpengaruh. Penonton dengan mudah ikut terlibat pada suatau program acara

dimana khalayak media bukan lagi sebagai “viewer” tetapi dapat berperan juga

sebagai “user”.

GAMBAR 8

Penyerahan Penghargaan dari Marketing PR Trans TV Kepada

Ketua Komunitas My Trip My Adventure Indonesia

Sumber : Data Penulis

4.2.2 Community Engagement untuk Meningkatkan Rating Acara

Pada bagian ke-dua pembahasan penelitian ini adalah untuk melihat

bagaimana community engagement dapat meningkatkan rating suatu acara. data

pada penelitian berdasarkan pada Survei Indeks Kualitas Program Siaran

Televisi yang dilakukan oleh KPI pada tahun 2015 – 2016. Pada survei ini

secara umum pengukuran indeks suatu tayangan di bagi menjadi 2 bagian

Page 66: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

54

kpi.go.id) Pertama; tujuan, fungsi, dan arah penyiaran. Seberapa berkualitas

televisi telah menjalankan tujuan dan fungsi tersebut. Fungsi adalah kualitas

dalam arti sosial-kegunaan atau fungsi dari suatu program siaran dalam

masyarakat. Kualitas dilihat dari sejauh mana program telah memenuhi fungsi

dan kegunaannya pada pemirsa, terlepas dari apakah program siaran tersebut

secara estitas berkualitas atau tidak. Kedua; Sejauh mana program tidak

melanggar kode etik dan aturan UUD yang ada (kpi.go.id).

GAMBAR 9

Daftar Program Acara Berkualitas bulan Maret – April 2015

Sumber : kpi.go.id

Survei diatas adalah Indeks Kualitas Program Siaran Televisi yang

dilakukan pada tahun 2015 periode 1 bulan Maret – April 2015 acara Wisata

Budaya hasil survei memperlihatkan indeks kualitas untuk program ini adalah

Page 67: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

55

4,09. Indeks ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI.

Berdasarkan data dibawah ini My Trip My Adventure berada di peringkat ke-

empat sebagai satu-satunya program Wisata Budaya yang masuk sebagai

program acara berkualitas KPI survei periode I.

Sedangkan pada survei periode II yang dilakukan KPI bulan Mei-Juni

menunjukkan bahwa program Wisata Budaya menunjukkan indeks hasil 4,06

dimana ada penurunan sebesar 02 dari survei bulan sebelumnya. Tetapi indeks

ini menunjukkan program acara Wisata Budaya masih konsisten di angka 4.

Selain itu pada survei periode II tidak tunjukkan daftar program apa saja yang

masuk kualitas terbaik, dan hanya ditunjukkan bagan hasil dari berdasarakan

kategori program.

Pada survei periode Juli - Agustus 2015, responden menilai program

siaran Wisata Budaya berkualitas. Ini ditandai dengan indeks kualitas untuk

program ini sebesar 4,06. Indeks sama dengan indeks pada periode III pada

bulan Mei-juni. Pada survei periode September-Oktober dan Novemver-

Desember, indeks kualitas untuk program wisata budaya sebesar 4,0. Indeks ini

masuk dalam kategori standar berkualitas yang ditetapkan oleh KPI.

Meskipun sepanjang tahun 2015 program Wisata Budaya mengalami

penurunan, tetapi perolehan indeks rata-rata untuk program ini adalah tetap

bisa mempertahankan di angka 4. Pada Survei Indeks Kualitas Program Siaran

Televisi pada periode I tahun 2016 menunjukkan program Wisata Budaya

mulai adanya peningkatan indeks. Dari sepuluh program Wisata Budaya yang

masuk daftar survei KPI menunjukkan ke-sepuluh program indeks kualitas

berada di angka 4 dan setiap program memperoleh indeks tidak jauh berbeda.

Page 68: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

56

My Trip My Adventure berhasil berada di urutan ke-dua sebagai program

Wisata Budaya yang paling banyak ditonton di awal tahun 2016.

GAMBAR 10

Pemeringkatan Menonton Program Wisata Budaya

Sumber : kpi.go.id

Pada survei periode II bulan Mei-Juni 2016, responden ahli menilai

program acara Wisata Budaya termasuk berkualitas. Hal ini ditandai dengan

indeks kualitas untuk program wisata budaya sebesar 4,09. Indeks ini sedikit di

atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. Pada survei periode

bulan Juli-Agustus 2016 panel ahli menilai program acara Wisata Budaya telah

Page 69: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

57

melampaui standar program berkualitas yang ditetapkan KPI, yaitu sebesar

4,31.

Pada survei periode III, indeks program wisata budaya mengalami

kenaikan yang cukup signifikan sebesar 0.22 poin. Survei periode bulan

September-Oktober 2016, panel ahli menilai program acara Wisata Budaya

telah melampaui standar program berkualitas yang ditetapkan KPI, yaitu

sebesar 4,15. Indeks program Wisata Budaya ini menurun sebanyak 15 poin

dari survei sebelumnya. Indeks hasil periode bulan November-Desember 2016,

indeks program acara Wisata Budaya melampaui standar program berkualitas

yang ditetapkan KPI, yaitu sebesar 4,22. Program Wisata Budaya berhasil naik

lagi dengan perolehan indeksnya sebesar 07 poin.

Berdasarkan Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi yang

dilakukan KPI menunjukkan bahwa perolehan indeks hasil program wisata

budaya tetap konsisten berada di angka 4 meskipun sempat mengalami

penurunan hasil tetapi tidak sampai pada angka di bawah 4. Selama

penayangan 2 tahun terakhir My Trip My Adventure mempunyai kualitas

program yang baik berdasarkan dari hasil survei KPI yaitu menjadi salah satu

program berkualitas dan menjadi salah satu program yang banyak ditonton.

Berikut adalah indeks indikator yang ditetapkan KPI untuk menilai kualitas

program Wisata Budaya:

Page 70: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

58

Tabel 2

Indikator Penilaian Wisata Budaya

Indikator

Informatif

Edukatif

Hiburan

Transfer nilai-nilai budaya bangsa

Kearifan Lokal

Menghormati nilai dan norma kesopanan

dan kesusilaan

Menghormati nilai-nilai kesukuan, agama,

ras, dan antar golongan

Menghargai keberagaman budaya

Sumber : kpi.go.id

Selama hampir empat tahun My Trip My Adventure tayang, program ini

selalu memantau perolehan rating disetiap episodenya. Untuk mengetahui hasil

survei pengukuran audience yang lebih akurat, tim menggunakan lembaga Ac

Nielson. Seperti yang diungkapkan Lessie selaku Senior Kreatif My Trip My

Adventure.

“... Untuk melihat rating share disetiap episode tayangan kita beli di

Ac Nielson sebagai lembaga survei rating yang sudah diakui di

Indonesia, selain itu kita juga aktif mengajak komunitas MTMA dan juga

komunitas-komunitas lain (yang berhubungan dengan konsep acara)

untuk shooting bareng kita. Alasannya agar lebih seru dan interaksi

dengan masyarakat sekitar lebih berasa. Dan itu bisa jadi strategi juga,

kalo kita banyak libatin warga lokal, biasanya hasil rating sharenya

besar.” (Hasil wawancara bersama Senior Kreatif, Lessie Setiawati, pada

tanggal 20 Mei 2017).

Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa peran lain yang bisa

dilakukan sebuah komunitas yaitu membantu untuk meningkatkan rating acara.

My Trip My Adventure sering mengajak komunitas-komunitas untuk terlibat

langsung seperti berpartisipasi dalam pengambilan gambar atau shooting

Page 71: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

59

bersama sesuai dengan konsep program acara yang telah direncanakan Tim

Kreatif.

4.2.3 Mempermudah Proses Produksi Acara

Selain contoh keberhasilan dari penghargaan yang di raih My Trip My

Adventure dan engagement membantu meningkatkan rating ada peran lain

yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan informan yaitu membantu

selama proses shooting berlangsung. Komunitas My Trip My Adventure

Regional dengan sukarela membantu memberikan referensi tempat-tempat

rekomendasi yang menarik dan belum banyak dieksplore untuk dikunjungi.

Tim My Trip My Adventure akan melakukan pengambilan gambar atau

shooting sesuai dengan rekomendasi komunitas Regional.

Dengan adanya bantuan dari komunitas ini dirasa akan sangat

menguntungkan bagi tim produksi My Trip My Adventure, dimana tim akan

lebih menghemat waktu misalnya, tim produksi tidak perlu mencari orang lain

untuk menjadi guide atau pemandu untuk memberikan rekomendasi tempat

yang akan dikunjungi. Tim hanya perlu menghubungi komunitas sesuai dengan

regional yang akan menjadi lokasi shooting, selain itu komunitas yang

bersangkutan juga membantu dalam proses survei langsung bersama dengan

tim kelokasi sekaligus menjadi pemandu tim produksi My Trip My Adventure.

Contohnya pada saat tim produksi akan melakukan shooting di Kota

Gorontalo, tim akan langsung menghubungi komunitas My Trip My Adventure

Regional Gorontalo untuk membantu mereka selama proses shooting disana,

kemudian di sinilah peran komunitas Regional akan dimulai.

Page 72: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

60

GAMBAR 11

My Trip My Adventure Gorontalo dan Host My Trip My Adventure

Sumber: Instagram/mtma_gorontalo

4.2.4 Menjaga Nama Baik Trans TV

Adanya komunitas My Trip My Adventure disadari dapat membantu

menjaga nama baik dan citra Trans TV. Salah satu bentuk untuk menjaga nama

baik ataupun citra adalah dengan komunitas aktif dalam kegiatan sosial.

Kegiatan sosial yang dilakukan seperti, pemberian bantuan sembako di daerah

terpencil yang bekerja sama dengan Provinsi setempat, pembagian tas sebagai

bentuk apresiasi terhadap siswa berprestasi di sekolah, menjadi relawan guru di

daerah - daerah pelosok , penggalangan bantuan dana terhadap korban bencana

alam seperti banjir pada Desember tahun lalu di kota Bima, membantu

pemberian masker kepada korban asap di Riau, adopsi orang hutan, berbagi

takjil pada bulan Ramadhan, dan komunitas berusaha menjaga kelestarian alam

Page 73: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

61

dan lingkungan seperti kegiatan bersih-bersih pantai dan gunung yang

dilakukan rutin komunitas My Trip My Adventure Malang setiap bulannya, dan

aksi penanaman 1000 pohon serentak oleh komunitas My Trip My Adventure

se-Indonesia.

GAMBAR 12

Kegiatan Sosial yang dilakuakan Komunitas My Trip My Adventure Palu

Sumber : Instagram/mytrip_myadvntrindonesi

GAMBAR 13

Komunitas My Trip My Adventure Makassar Sukarelawan menjadi Guru

di pelosok Sulawe

Page 74: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

62

Sumber : Instagram/mytrip_myadvntrindonesia

Peran dalam kegiatan sosial diatas adalah salah satu bentuk dampak

positif dimana didalam peran tersebut secara tidak langsung akan membantu

menjaga nama baik dan meningkatkan citra Trans TV di mata masyarakat.

Selain kegiatan sosial yang berdampak positif peran komunitas dalam menjaga

nama baik ini juga berkaitan dengan diberikannya kepercayaan oleh pihak

Trans TV selaku pemilik dari komunitas My Trip My Adventure. Dimana

semakin banyak komunitas yang berdiri di berbagai daerah di Indonesia

diharapkan akan tumbuh jiwa pemuda yang bertanggung jawab kepada alam

dan lingkungan sosial sekitar.

Semakin besarnya tanggung jawab yang dilakukan komunitas akan

menimbulkan rasa kepercayaan antara komunitas dan Trans TV. Komunitas

diberi kebebesan untuk melakukan berbagai kegiatan positif dibawah naungan

nama My Trip My Adventure dan Trans TV. Adanya tanggung jawab

komunitas sebagai generasi penerus untuk melakukan “campaign explore” ke

daerah – daerah di Indonesia sebagai bagian dari manfaat untuk mendukung,

meningkatkan, dan memperkenalkan pariwisata di daerah.

Tayangan My Trip My Adventure ini tidak hanya menonjolkan tayangan

dari aspek kearifan lokal, menghormati nilai dan norma kesopanan, informatif

mengenai meragamnya wisata yang ada di Indonesia, tetapi juga adanya

kepedulian terhadap kelestarian kebudayaan, dan adanya nilai edukatif yang di

angkat. Seringnya host acara menyuarakan slogan untuk meningkatkan

kepedulian terhadap lingkungan sekitar, seperti slogan “nyampah

sembarangan gak asik” dan “corat - coret sembarangan itu norak”.

Page 75: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

63

4.3 Hasil Diskusi

4.3.1 Elemen Keberhasilan Program My Trip My Adventure

Berdasarkan dari pemaparan diatas engagement atau keterlibatan yang

berdampak positif dilihat dari penghargaan yang diraih, rating acara,

mudahnya akses kesuatu daerah untuk proses shooting, dan juga komunitas

yang membantu menjaga nama baik adalah sebagai salah satu cara My Trip

My Adventure membangun hubungan dengan audiencenya baik melalui

tayangan yang disajikan atau dengan media sosial sebagai media pendukung

untuk promosi dan menjangkau atau memperluas penonton.

Adanya keberhasilan program My Trip My Adventure dapat ditinjau

dari beberapa elemen kesuksesan program televisi menurut Morissan (2005),

diantaranya :

A. Konflik

Pada tahun 2016 adanya aduan ke KPI mengenai beberapa host atau

pembawa acara pria dalam acara My Trip My Adventure yang bertelanjang

dada memamerkan badannya yang hampir penuh tattoo. Dengan target

audience diumur 17 - 30 tahun dikhawatirkan kondisi tersebut sangat tidak

baik dan berdampak terutama kepada perkembangan remaja yang menonton

sehingga bisa ditiru dan lama kelamaan bisa menjadi budaya di generasi

muda. Perlu adanya sensor untuk tidak memperlihatkan tattoo pada tayangan

My Trip My Adventure.

Di beberapa negara seperti Korea Selatan tayangan atau program acara

yang pengisi acara seperti host, bintang tamu yang memiliki tattoo akan

disensor contohnya, bagian tubuh yang terlihat tattoo dan terekam di kamera

akan disensor seperti diburamkan atau diharuskan menggunakan baju

Page 76: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

64

tertutup. Atas aduan kepada KPI ini perlu melakukan tinjauan lebih dalam

mengenai sensor tattoo pada program My Trip My Adventure.

B. Durasi

Ditinjau dari durasi atau lamanya penayangan, suatu program terdiri atas

program yang dapat bertahan lama (durable program) dan program yang

tidak dapat bertahan lama (nondurable program). Program My Trip My

Adventure termasuk program dapat bertahan lama (durable program) terbukti

masih diminati sejak tayang pertama kali pada September 2013 dimana

program My Trip My Adventure juga tayang dua kali dalam seminggu yaitu

tayang di hari sabtu dan Minggu pukul 08.30 WIB.

C. Kesukaan

Salah satu faktor banyaknya yang menyukai program ini karena

pembawa acara atau host yang memiliki wajah cantik dan tampan, seperti

Hamish Daud, Vicky Nitinegoro, Nadine Chandrawinata, Dion Wiyoko,

Denny Sumargo, Marshall Sastra, David John Schaap, Rikas Harsa, Richard

Kyle, Putri Marino. Tidak hanya berpenampilan menarik, pembawa acara

program My Trip My Adventure memiliki keunikan tersendiri. Setiap

pembawa acara memiliki gaya berpetualang yang berbeda. Artinya dengan

unik dan berbedanya setiap karakter pembawa acara akan semakin

menariknya tayangan untuk ditonton.

Tidak hanya keunikan dari pembawa acaranya program My Trip My

Adventure biasanya juga memberikan konsep khusus seperti #mtmanolimit

dimana pada episode tersebut akan di bahas kegiatan-kegiatan ekstrem yang

akan dilakukan oleh host My Trip My Adventure seperti skydiving, downhill

Page 77: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

65

di gurun pasir, hammocking diantara dua mobil yang melaju, lompat ke laut

dari flying fox yang melaju, surfing dengan dari paralayang dan masih banyak

keseruan dan keunikan yang akan dilakukan oleh pembawa acara My Trip My

Adventure.

GAMBAR 14

Downhill di Gurun Pasir

Sumber : Instagram/mytrip_myadvntr

D. Konsisten

Program My Trip My Adventure konsisten dengan konsep tayangannya,

yaitu dokumenter Wisata Budaya dengan nuansa adventure dimana adventure

disini ingin memperlihatkan petualang yang berbeda tidak hanya petualangan

tempat wisata dan mengenal kearifan masyarakat lokal saja, tetapi adanya

segmen-segmen acara yang didominasi dengan keterlibatan komunitas –

komunitas di seluruh Indonesia untuk semakin meningkatkan awareness

tayangan ini kepada masyarakat. Hal ini bisa ditandai dengan banyaknya

komunitas – komunitas My Trip My Adventure yang ada di seluruh Indonesia.

Sebanyak 80 komunitas sudah berdiri saat ini dengan 1122 anggota yang aktif

terlibat dan bergabung dengan community relations Trans TV.

Page 78: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

66

E. Energi

My Trip My Adventure memenuhi kriteria sebagai suatu program yang

memiliki energi yaitu kualitas yang menekankan pada kecepatan dan

semangat ke dalam cerita dengan menyajikan gambar-gambar yang tidak bisa

ditinggalkan oleh penonton. Program My Trip My Adventure termasuk

tayangan yang memiliki kedetailan dalam pengambilan gambar seperti

penggunaan drone untuk merekam susana dan keindahan suatu daerah dari

ketinggian. Karena memang acara ini diproduksi sekaligus mempromosikan

wisata-wisata daerah di Indonesia maka gambar yang diambil juga

merupakan kualitas Full HD (Hight- Definition). Sehingga penonton akan

dimanjakan dengan tayangan kualitas gambar yang sangat memuaskan.

Tidak hanya itu kualitas foto yang di upload di Instagram My Trip My

Adventure juga merupakan kualitas foto Hight-Definition. Keberhasilan

keterlibatan (engagement) juga karena adanya faktor sosial media

didalamnya. Apalagi dengan target audience anak mudah yang aktif, dengan

rasa penasaran yang tinggi, serta pribadi yang enerjik tentu menjadikan

pemilihan media pendukung media konvensial haruslah dengan tepat. Seperti

pemilihan media Instagram yang dipilih sebagai media pendukung dengan

fitur utama sebagai media aplikasi berbagi foto dan video baik untuk kegiatan

sehari-hari maupun traveling menjadikan Instagram sebagai media yang pas

pemilihannya.

Page 79: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

67

F. Timing

Agar suatu program dapat berhasil maka program itu haruslah

harmonis dengan waktu. Program Wisata Budaya My Trip My Adventure

tayang pada saat hari libur yaitu hari Sabtu dan Minggu pagi. Dimana pada

saat hari libur seperti hari Sabtu orang dewasa bisa menontonnya untuk

sekedar mendapat hiburan di pagi hari atau sebagai referensi mencari tempat

wisata baru yang akan dikunjungi. Bagi penonton remaja bisa menonton

program My Trip My Adventure di hari Minggu. Selain tayangan My Trip My

Adventure setiap episodenya setelah tayang di televisi akan di upload ulang

di youtube Official Trans TV. Hal ini memudahkan bagi penonton yang

ketinggalan episode terbaru My Trip My Adventure bisa secara langsung

melihat ke channel youtube.

G. Tren

Program Wisata Budaya My Trip My Adventure adalah salah satu

program yang banyak digemari oleh masyarakat saat ini terutama anak

mudah. Program acara ini dikemas dengan sangat menarik dengan konsep

utama traveling dan adventure, tren ini banyak dilakukan remaja ataupun

orang dewasa di Indonesia. Contoh Tren pada program ini adalah ide kreatif

yang dilakukan oleh tim My Trip My Adventure pada episode tayangan 7 Mei

2017 dengan menggunakan konsep #mtmafans dimana tim / crew melakukan

pencarian co-host untuk berpetualang bersama host My Trip My Adventure.

Tim melakukan casting secara langsung dengan fans yang berlangsung di

Pulau Toli Toli, Sulawesi Tengah. Dan pemenangnya akan mengikuti

kegiatan shooting dan akan ditayangkan. Salah satu ide yang dilakukan tim

Page 80: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

68

My Trip My Adventure ini dapat meningkatkan engagement / keterlibatan

fisik dan emosial secara langsung dapat dijadikan suatu pengalam baru bagi

penonton.

GAMBAR 15

Episode yang Melibatkan Fans sebagai Co-Host

Sumber : Youtube/TRANS TV Official

Pada episode Toraja Sabtu 27 Mei 2017 My Trip My Adventure

melibatkan komunitas Motor Trail dari Toraja untuk mengeksplore bukit

Ollon, Kab Bongkaradeng, Toraja, Sulawesi Selatan. Kegiatan melibatkan

komunitas untuk kegiatan shooting adalah sebagai wujud lebih mendekatkan

dengan masyarakat lokal dan juga untuk menunjukkan keunikan adventure

yang dimiliki program My Trip My Adventure. Program acara ini juga dinilai

semakin ramai dengan melibatkan banyak orang didalamnya. Komunitas –

komunitas ini juga bukan komunitas bayaran, mereka dengan senang hati

Page 81: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

69

membantu lebih menghidupkan program My Trip My Adventure sebagai

sebuah acara petualangan yang fun, informatif serta tidak lupa dengan pesan

edukasinya. Tren ini juga bisa dilihat aktifnya tim My Trip My Adventure di

dunia media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Youtube seperti yang

diungkap pada poin energi untuk saling berinteraksi dengan penonton.

GAMBAR 16

Episode yang Melibatkan Komunitas Motor Trail di Toraja

Sumber : Youtube/TRANS TV Official

Hasil diskusi diatas menunjukkan bahwa program My Trip My

Adventure memiliki ke-tujuh elemen berdasarkan kesuksesan program televisi

menurut Morissan (2005), Selain itu Pringle, Starr, dan McCavitt (1991)

menguraikan keberhasilan stasiun televisi dalam melaksanakan programnya

akan sangat bergantung pada tiga hal:

a. The ability to produce or buy programs with audience appeal

Page 82: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

70

Kemampuan untuk memproduksi atau membeli program yang memiliki

daya tarik bagi audience. Tidak diragukan lagi program tayangan My Trip My

Adventure adalah produk televisi dengan produksi yang tinggi. Terbukti

dengan acara ini tidak hanya melakukan proses shooting di seluruh wilayah

Indonesia tetapi beberapa kali tayangan My Trip My Adventure melakukan

shooting diluar negeri seperti di Hongkong pada Maret 2015, Jepang pada

Mei 2016, dan New Zealand Juli 2017. Dengan adanya episode yang

menayangkan keindahan wisata alam dan budaya di luar Indonesia ini juga

diharapkan dapat menarik audience lebih banyak.

Kegiatan petualangan yang dilakukan oleh program My Trip My

Adventure ini tidak jarang juga didukung oleh pihak Pemerintah dan Dinas

Kepariwisataan untuk semakin memperkenalkan tempat wisata. Dan daya

tarik program My Trip My Adventure tentu saja dengan adanya keterlibatan

engagement yang kuat antara komunitas dan program My Trip My Adventure

untuk membangun audience loyal yang diharapkan memilki dampak positif

dalam jangka panjang.

b. Air them at times when they can be seen by the audience to which they

appeal.

Menayangkan pada waktu yang dapat dilihat oleh audience sasaran. My

Trip My Adventure setiap minggunya tayang pada saat hari Sabtu dan Minggu

dimana pada hari tersebut merupakan hari libur bagi penonton yang bekerja

dan juga remaja yang masih bersekolah. Selain itu adanya kemudahan akses

channel youtube membantu penonton untuk dapat menonton tayangan ulang

My Trip My Adventure kapan saja dan dimana saja dengan.

Page 83: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

71

c. Build individual programs into a schedule that encourages viewers tune

to the station and remain with it from one program to another.

Membangun sejumlah program individu ke dalam suatu jadwal yang

dapat mendorong audience untuk menonton televisi dan tetap berada pada

salurannya dari satu program keprogram berikutnya. Tayang pada saat hari

libur membuat program My Trip My Adventure sangat di nanti setiap

episodenya. Pada program acara yang ditayangkan Trans TV pada saat hari

libur di pagi hari memang sejumlah tayangan yang memiliki konten informasi

tentang panduan berwisata, kuliner, dan games kemiripan konten yang

dimiliki sangat tepat My Trip My Adventure tayang di pagi hari. Selain itu

adanya My Trip My Adventure Kids yang merupakan turunan dari program

My Trip My Adventure di Trans TV juga dapat membantu memperkenalkan

dunia berpetualang kepada anak-anak tetapi tetap dengan pengawasan orang

dewasa.

GAMBAR 17

Official Instagram MTMA_Kids

Sumber : Instagram/mtma_kids

Page 84: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

72

4.3.2 Community Engagement Acara Televisi

Napoli (2011, h. 95) mengungkapkan bahwa konsep engagement

(keterlibatan) bukanlah hal baru. Dalam hal ini konsep keterlibatan

(engagement) baik dibidang jurnalistik maupun media secara luas telah beralih

dari pinggiran menjadi konsep utama bagaimana organisasi media dan

pengiklan melibatkan audience dengan semakin berkembangnya teknologi new

media. Engagement dinilai sebagai fasilitas informasi untuk new audience,

informasi penonton baru ini diharapkan bisa berkontribusi pada semakin

meningkatnya keterlibatan penonton di hampir semua media.

Pada 2005 American Association of Advertising Agencies” menyatakan

engagement akan menjadi matrik baru untuk akuntabilitas iklan (Sorce dan

Dewitz, 2006, h. 30). Salah satu industri telah mencatat bahwa "engagement”

telah menjadi suatu yang dominan digunakan untuk mengukur khalayak yang

berfokus untuk mendefinisikan keterlibatan yang dianggap membawa manfaat

bagi industri tersebut (Peterson dan Berger, 2008, h. 10 dalam Napoli, 2011, h.

96). Konsep keterlibatan (engagement) yang diusung dibidang jurnalistik

adalah konsep Citizen journalist dimana saat ini pembaca dapat memproduksi

berita sendiri.

Adanya keterlibatan pada sebuah acara televisi bukanlah hal yang baru

di Indonesia seperti pada program televisi yang belibatkan penonton dalam

kuis interaktif, program acara YKS (Yuk Keep Smile) Trans TV yang pada

masa tayang saat itu aktif terlibat dan adanya interaksi dengan penonton di

studio seperti bernyanyi bersama. Tetapi engagement yang ada pada program

Page 85: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

73

YKS ini dianggap kurang mendidik sehingga tayangannya dihentikan pada

tahun 2014 lalu.

Keterlibatan (engagement) yang terjadi pada program My Trip My

Adventure dianggap sebagai salah satu keterlibatan positif antara komunitas,

dan Trans TV. Dimana dengan konsep acara Wisata Budaya yang banyak

menampilkan edukasi kepada audience yang menonton berdampak positif

adanya kesadaran dari dalam diri audience untuk ikut membantu dalam

menjaga alam dan lingkungannya.

“... Awalnya suka banget sama acaranya My Trip My Adventure tiap

hari Sabtu dan Minggu pagi pasti nonton. Kebetulan karna suka juga

sama traveling, foto-foto dan di upload di IG akhirnya sama temen buat

komunitas mtma di IG @mtmamalang dan gak nyangka followers

sudah sekitar 45k. Sebenernya memalui komunitas ini bukan cuma

acara jalan-jalan aja tapi juga ada kegiatan sosial yang kita lakukan,

misal bersih-bersih pantai, tanam mangrove, ngebiasain tidak buang

sampah sembarang seperti hastag yang sering di pakai My Trip My

Adventure kayak “sampah sembarangan gak asik”.” (Hasil wawancara

bersama Ketua Komunitas My Trip My Adventure Malang, Afrizal,

pada tanggal 11 Februari 2017).

Dengan adanya konvergensi media atau penggabungan antara media

konvensional dan new media juga mempermudah My Trip My Adventure untuk

memperluas jangkauan audience. Berbagai platfrom new media dinilai sangat

menguntungkan untuk keberlangsungan suatu program acara televisi.

Instagram menjadi salah satu plastfrom yang sering digunakan tim My Trip My

Adventure, banyaknya pilihan fitur dan kemudahan akses Instagram, serta

adanya fitur hastag (#) ini menjadikan Instagram populer dikalangan anak

mudah terutama yang menyukai kegiatan fotografi dan traveling.

Konsep audience yang mulai berubah saat ini dikarenakan adanya

revolusi media. Napoli (dalam Ptak, 2014) menyatakan bahwa salah satu

Page 86: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

74

pendorong utama evolusi audience adalah perubahan teknologi yang mengubah

bagaimana khalayak mengkonsumsi media. Semakin banyaknya inovasi new

media akan semakin banyak pula perubahan audience pemilihan media yang

akan digunakan. Teknologi baru seperti perangkat genggam atau smartphone

mampu memberikan sarana yang terus berkembang dengan kemudahan dimana

konten dapat menjangkau audience kapanpun dan dimanapun. Pada saat

bersamaan, banyaknya platform seperti media sosial juga membuktikan lebih

banyak pilihan semakin berkembangnya new media dan memperluas suatu

konten berita, informasi dan peristiwa.

Di era evolusi media saat ini tidak lagi komunikasi satu arah, seperti

pada tayangan My Trip My Adventure komunitas dengan bebas berkomunikasi

dengan sesama komunitas di seluruh Indonesia dan juga kepada tim My Trip

My Adventure seperti yang dilakukan komunitas My Trip My Adventure yang

menggunakan media sosial sebagai pengumuman acara gathering nasional

yang dilakukan setiap tahunnya. Pengumuman di media sosial ini

mempermudah anggota komunitas untuk menyebarkan informasi dengan cepat.

GAMBAR 18

Pengumuman Gathering Nasional

Page 87: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

75

Sumber: Instagram/mytrip-advntrindonesia

Media massa dan media internet saat ini merupakan kolaborasi yang

yang seperna untuk membantu meningkatkan minat audience kembali

menonton sebuah acara televisi. Tetapi kebutuhan audience terhadap suatu

inovasi ini juga merupakan bagian dari peran industri media untuk bisa

memenuhi kebutuhan penonton. Dimana media massa membantu dalam proses

berkembanya suatu media baru atau teknologi baru yang berdampak pada

bagaimana cara audience akan mengkonsumsinya.

Dilihat dari perkembangan Instagram yang menjadi salah satu platform

media sosial yang populer saat ini, menjadikan Instagram sebagai new media

yang banyak mengalami perkembangan fitur di aplikasinya. Awalnya

Instagram hanya digunakan sebagai media untuk share foto saja, tetapi seiring

dengan pengguna Instagram saat ini membuat platform ini menambahkan fitur-

fitur baru didalamnya. Instagram saat ini tidak hanya sebagai media share foto,

like, dan komen tetapi ada fitur baru seperti video, instastory, banyaknya

pilihan filter edit foto, dan Instagram saat ini juga banyak digunakan sebagai

media promosi, bahkan online shopping.

Berhasilnya community engagement My Trip My Adventure dalam

meraih penghargaan Best Marketing PR Program pada ajang penghargaan PR

Program and People of the Year 2016 sebagai pembuktian bahwa komunitas

My Trip My Adventure adalah komunitas yang dapat membawa citra baik

kepada industri media. Adanya prestasi ini juga akan semakin mengangkat

nama baik komunitas dan Trans TV. Penghargaan yang melibatkan komunitas

Page 88: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

76

juga sebagai bentuk apresiasi terhapat pengaruh dan adanya peran komunitas

sebagai bagian dari proses produksi acara.

Adanya konsep kepercayaan antara komunitas dan program My Trip My

Adventure juga sebagai wujud untuk menciptakan hubungan jangka panjang

dengan audience dan meningkatnya awareness di mata masyarakat terhadap

program My Trip My Adventure yang berkontribusi tidak hanya pada semakin

tinggi tingkat kepedulian terhadap lingkungan dan alam tetapi juga membantu

dalam mempromosikan wisata-wisata di daerah melalui bantuan komunitas My

Trip My Adventure, hal tersebut merupakan bagian dari peran yang dijalankan

oleh komunitas My Trip My Adventure.

Page 89: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Banyaknya informasi dan edukasi yang ditayangankan, menjadikan My Trip

My Adventure sebagai salah satu pilihan program Wisata Budaya yang banyak

ditonton. Semakin berkembangnya komunitas My Trip My Adventure yang

muncul beberapa tahun terakhir menjadikan program ini semakin dikenal

masyarakat terutama anak mudah. Komunitas My Trip My Adventure adalah

komunitas yang dibentuk oleh pentonton atau penggemar setia tayangan My Trip

My Adventure. Sampai saat ini sudah ada 80 komunitas My Trip My Adventure

yang berdiri diberbagai regional kota di Indonesia. Banyaknya komunitas ini

memunculkan sebuah peran bahwa keterlibatan penonton pada sebuah tayangan

dapat berdampak positif. Berikut adalah peran keterlibatan (engagement)

komunitas My Trip My Adventure:

Pertama, peran community engagement pada program My Trip My

Adventure adalah keberhasilan komunitas My Trip My Adventure membawa

pulang penghargaan Best PR Marketing 2016 yang diselenggarakan MIX

Magazine pada tahun 2016. komunitas yang dibina oleh Devisi Marketing PR

Trans TV merupakan cara cerdas untuk mempromosikan program My Trip My

Adventure kepada masyarakat dengan membentuk komunitas-komunitas yang

berbasis anak mudah.

Kedua, semakin banyaknya program My Trip My Adventure belibatkan

komunitas (community engagement) dinilai dapat membantu menigkatkan

tingkat share acara.

Page 90: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

78

Ketiga, peran komunitas My Trip My Adventure adalah membantu proses

produksi acara seperti, berpartisipasi dalam memberikan referensi tempat –

tempat wisata baru, survei lokasi shooting atau pun sebagai guide selama proses

shooting berlangsung

Keempat, komunitas My Trip My Adventure secara tidak langsung

membantu menjaga nama baik atau citra Trans TV dengan cara seperti,

seringnya komunitas mengadakan kegiatan sosial, dan membantu meningkatkan

kepedulian terhadap alam.

Keberhasilan program My Trip My Adventure juga dapat dilihat dari elemen

yang kesuksesan program televisi menurut Morissan (2005), dimana My Trip My

Adventure memiliki semua elemen dari ketujuh elemen tersebut seperti, adanya

konflik, durasi, kesukaan, konsisten, energi, timing dan tren serta kuatnya

hubungan community engagement yang terjadi.

5.2 Saran

Terhadap refleksi yang telah penulis lakukan sepanjang waktu penelitian,

penulis akan memberikan saran terkait dengan para peneliti yang memiliki

kesamaan minat penelitian.

a. Saran Akademis

Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian serupa

dikarenakan masih sedkitnya penelitian mengenai community engagement yang

terlibat di media massa ataupun new media. Untuk penelitian selanjutnya dapat

menggunakan metode fenomenologi atau etnografi yang dapat mengkaji

community engagement lebih mendalam.

Page 91: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

79

b. Saran Praktis

Pada penelitian ini community engagement menunjukkan adanya kaitan

yang erat terhadap keberlangsungan suatu program acara. Pengumpulan data –

data penelitian dengan wawancarai beberapa komunitas My Trip My Adventure

yang aktif terlibat cukup mudah untuk didapat, tetapi sulit mendapatkan data-

data dari pihak Trans TV seperti tim produksi dan Devisi PR. Diharapkan pada

penelitian selanjutnya Trans TV selaku pemilik dan sumber informasi utama

untuk penelitian lebih mudah dihubungi untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan.

Page 92: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

80

DAFTAR PUSTAKA

Alberto, J., & Aviles, G. (2012). Roles of audience participation multiplatfrom

television: From fans and consumers, to collabolators and activists. Journal

of audience and reception studies, Volume 9, Issue 2. Diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/291112987_Roles_of_audience_p

articipation_in_multiplatform_television_From_fans_and_consumers_to_co

llaborators_and_activists

Albiniak, P. (2007). Measuring “engagement”: beyond ratings, advertisers, TV’s

hot new metric. Dalam Napoli. Audience evolution. (h. 95). New York:

Columbia University Pers.

Anderson, C. (2006). The long tail. Dalam Napoli. Audience Evolution. New

York: Columbia University Pers

Aronson, S.H. (1978) . Bell’s electrical toy: that’s the use? the sociology of early

telephone usage in I. de sola pool (ed.) The social impact of the telephone

(2nd edn.), pp.1539. Cambridge, MAand London: MIT Press. Dalam Ptak.

The tvolution of mass media and mass media audiences 2014.

Bevins, C. (2014). Get schooled: A visual social semiotic analysis of target’s

branding using Instagram. (Masters Theses. Paper 327). Dari

http://digitalcommons.liberty.edu/masters/327/.

Bryman, A. (2008). Social research method. Oxford: University Press.

Bogdan, & Steven (1992). Introduction to qualitative research methotds : A

phenomenological approach in the social sciences, alih bahasa Arief

Furchan, John Wiley dan Sons, Surabaya, Usaha Nasional.

Denzin & Lincoln. (Eds.). (2011). The sage handbook of qualitative research. 4th

edition. Thousand Oaks, California: Sage Publication, Inc

Effendy. (2009). Teori dan praktik ilmu komunikasi. Bandung: Resdakaya.

Fauzi. (2016). Indeks kualitas program siaran televisi meningkat. Diakses pada 5

Januari 2017 dari

http://kompas.com/read/2016/11/11/204620326/indeks.kualitas.program.siar

an.televisi.meningkat.

Fontana, A. & Frey, J.H. (2005). The interview: rom neutral stance to political

involvement. Dalam Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S. (Ed.). The sage

handbook of qualitative research (3rd edition). (h. 695-727). Thousand

Oaks, California: Sage Publications, Inc.

Gerrish, K. dan Lacey, A. (2010). the research process in nursing. United

Kingdom: Black Well Publishing Ltd.

Hermawan, C. W. (2009). Cara mudah membuat komunitas online dengan phpbb.

Yogyakarta: ANDI.

Hodder, I. (1994). The interpretation of documents and material culture. Dalam

Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S. (Ed.). Handbook of qualitative research. (h.

393-402). Thousand Oaks, California: Sage Publication Inc.

Hollifield, dan Coffey. (2006). Qualitative research in media management and

economics. Dalam Albarran, A.B. (Ed.). (Handbook of media management

And economics). New Jersey: Lawrence Elrbaum Associates, Inc. Publisher.

Page 93: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

81

International Council on Monuments and Sites (ICOMOS). (2013). Icomos

international cultural tourism. Diakses pada 6 Desember 2016 dari

http://www.icomos-ictc.org/.

Kadir, Aisyah. (2014). korelasi tayangan pariwisata di televisi dengan perilaku

wisata di komunitas samarinda backpackers. eJournal lmu Komunikasi,

2(3). 1-13.

Komisi Penyiaran Indonesia KPI. (2016). Survey pemeringkatan menonton

program wisata budaya. Diakses dari https://www.kpi.go.id/index.php/id/.

Kurniawan, Moch. Nunung. (2007). Jurnalis warga di Indonesia, Prospek dan

Tantangannya. Makara Sosial Humaniora, 11 (2), 71-18.

Kuswandi, Wawan. (2009). Komunikasi massa sebuah analisis media televisi.

Jakarta: Rhineka Cipta.

Livingstone, S. (2003). The changing nature of audiences: From the mass

audience to the interactive media user. In A. Valdivia (Ed.). Companion to

media study. (h. 337-359). Oxford, UK: Blackwell.

Lim, S. H., & Yazdanifard, R. (2014). How Instagram Can Be Used as a Tool in

Social Network Marketing. Malaysia: Southern New Hampshire University.

Misniastuti. (2016). Industri media di era digital “strategi media kompas dalam

mengkonter persaingan media. Diakses pada 18 Februari 2017, dari

https://misniastuti.com/2016/01/30/industri-media-di-era-digital-strategi-

media-kompas-dalam-mengkonter-persaingan-media/

Miles, M.B., Huberman, A.M., dan Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis:

A Method Sourcebook. 3rd

edition. Thousand Oaks, California: SAGE

Publication Inc.

Mix Magazine. (2004). Diakses pada tanggal 21 Juni 2017 dari

http://mix.co.id/digitalmagazine. Morissan. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.

Tangerang: Ramdina Prakasa. Mulyana, Deddy. (2011). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, dan Solatun. (2008). Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-contoh

Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

My Trip My Adventure. (2013). Diakses pada tanggal 4 Januari 2017 dari

http://www.transtv.co.id/program/35/my-trip-my-adventure.

My Trip My Adventure Memenangkan Best Marketing Pr Program. (2016). Di

Akses pada tanggal 20 Juni 2017 dari http://www.coveragemagz.com/my-

trip-my-adventure-memenangkan-best-marketing-pr-program/

Napoli, Philip. (2008). Toward a model of audience evolution: New technologies

and the transformation of media audiences. Dalam Ptak. The Evolution of

Mass Media and Mass Media Audiences 2014

Napoli, Philip M. (2010). "Revisiting 'mass communication' and the 'work' of the

audience in the new media environment." Media, Culture & Society .

32.505. Dalam Ptak. The Evolution of Mass Media and Mass Media

Audiences 2014.

Page 94: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

82

Napoli, Philip M. (2011). Audience Evolution: New Technologies and the

Transformation of Media Audiences. New York: Columbia University

Press.

Neuman, W. L. (2013). Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Edisi tujuh. Jakarta: Indeks.

Nurilmah, Utami. (2016). Citizen Journalism dan Diversity Of Content. Malang :

Univeritas Brawijaya.

Pringle, Peter, Michael F. Starr, dan William E. McCavitt. 1991. Electronic Media

Management (Second Edition). Boston-London: Focal Press.

Ptak, Ashley. (2014). The Evolution of Mass Media and Mass Media Audiences.

Com 385. Diakses dari https://ptak1ar.com/category/internship/.

Quinn, Stephen dan Lamble, Stephen. (2008) Online Newsgathering: Research

and Reporting for Journalism. Elsivier.Inc.

Respati, Wira. (2014). Transformasi Media Massa Menuju Era Masyarakat

Informasi di Indonesia. Humaniora, 5 (1), 39-51.

Rubin, H.J. dan Rubin, I.S. (2005). Qualitative interviewing: the art of hearing

data (2nd edition). Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc

Ruslan, Rosady. (2010). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.

Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Saarinen, M. (2014). Audience Empowerment in Business Newspapers in Digital

Era. (University Oxford, 2013-2014). Diakses dari

http://reutersinstitute.politics.ox.ac.uk/publication/lecture-conversation.

Saputro, Dwi Pillynado, (2016). Persepsi Backpacker Solo Terhadap Tayangan

Traveling. Jurnal Kommas. Diakses pada 5 Januari 2017 dari

http://www.jurnalkommas.com/docs/JURNAL%20PILLYNADO%20DWI

%20SAPUTRO%20D1211060.pdf.

Saraswati, R. (2016). Era Media Baru, Penonton Bukan Lagi ‘Viewer’ tapi ‘User’.

Diakses pada 20 Maret 2017, dari

http://www.kompasiana.com/ratihsaraswati/era-media-baru-penonton-

bukan-lagi-viewer-tapi-user_56cfd443c923bd7a0c32e606

Setyani & Amal. (2013). Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi

Bagi Komunitas. Jurnal Komunikasi.

Sholahuddin. (2013). Strategi Pengembangan Produk Di Industri Media Cetak Di

Indonesia. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis. Volume 17(1), 9-17.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

AKFABETA CV.

Survei Indeks Kualitas Siaran Televisi. (2015). Diakses pada 15 Juni 2017, dari

https://www.kpi.go.id/index.php/id/publikasi/survei-indeks-kualitas-siaran-

televisi

Sorce, P., and A, Dewitz. (2006). The case for print media advertising in the

Internet age. Research Monograph Printing Industry Center. Dalam Napoli.

Audience Evolution. (h. 95). New York: Columbia University Press.

Tepper, S. J. (2008). The next great transformation: leveraging policy and

research to advance cultural vitality. In S. J. Tepper, & B. Ivy (Eds.),

Engaging art: the next great transformation of America’s cultural life (h.

363–383). Dalam Walmsley. From Arts Marketing to Audience Enrichment:

Page 95: Peran Community Engagement sebagai Keberhasilan ...repository.ub.ac.id/4943/1/Ainun Fatmawati.pdf3. Anang Sujoko, S.Sos.,M.Si., D.COMM sebagai dosen pembimbing utama yang selalu menuntun

83

How Digital Engagement Can Deepen and Democratize Artistic Exchange

With Audiences. (h. 68). Tersedia dalam www.sciencedirect.com/.

Ulum, D., F., (2015). Menghadapi tantangan global: Peranan Media. Diakses

pada 18 Februari 2017, dari

http://www.kompasiana.com/derryfahrizal/menghadapi-tantangan-global-

peranan-media_5529e02d6ea8345657552d42

Walmsley, B. (2016). From Arts Marketing to Audience Enrichment: How Digital

Engagement Can Deepen and Democratize Artistic Exchange With

Audiences,. School of Performance and Cultural Industries , 58, 66–78.

Tersedia dalam www.sciencedirect.com/.

Wilzig, L., S., & Cohen. N., A. (2014). "The natural life cycle of new media

evolution: intermedia struggle for survival in the internet age ." New Media

& Society . 6.707. Dalam Ptak. The Evolution of Mass Media and Mass

Media Audiences 2014.

Wright, C.R. (1960). Functional Analysis and Mass Communication. Public

Opinion Quarterly 24: 606620. Dalam Ptak. The Evolution of Mass Media

and Mass Media Audiences 2014.

Wulandari. (2015). Mendongkrak keberhasilan televisi di indonesia melalui akun

pada situs jejaring sosial twitter. Bandung: Universitas Komputer

Indonesia.