menuntun langkah dengan kerja keras

26
Menuntun Jalan dengan Kerja Keras Sebuah Refleksi Singkat selama 21 Tahun menjelajahi Hidup By: Johanes Catur Wahyu Putranto

Upload: johanes-catur-wahyu-putranto

Post on 29-Nov-2014

1.367 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

Sebuah Refleksi Singkat Selama 21 tahun...

TRANSCRIPT

Page 1: Menuntun langkah dengan kerja keras

Menuntun Jalandengan Kerja Keras

Sebuah Refleksi Singkat selama 21 Tahun menjelajahi Hidup

By: Johanes Catur Wahyu Putranto

Page 2: Menuntun langkah dengan kerja keras

Pre-Face

Setiap manusia hidup dengan permasalahan yang berbeda.

Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda.

Setiap manusia memiliki potensi yang berbeda. Setiap manusia memiliki ciri khas.Manusia adalah makhluk yang unik.

Page 3: Menuntun langkah dengan kerja keras

Banyak orang telah mengetahui pernyataan di atas, namun sedikit orang yang meresapinya.

Lebih sedikit lagi orang yang berdamai dengan keunikannya.

Dan sangatlah langka manusia yang mampu mengoptimalkan semua potensi diri, hingga tanpa penyesalan dalam hidupnya.

Page 4: Menuntun langkah dengan kerja keras

Tulisan singkat ini berupaya untuk mengajak pembaca menjadi manusia yang kembali “UTUH”, dengan merekonstruksi setiap pikiran yang melemahkan diri dan menolak keberadaan yang “UNIK”

Page 5: Menuntun langkah dengan kerja keras

Pengelompokan Sejenis Hal yang Mungkin atau Mustahil?

Page 6: Menuntun langkah dengan kerja keras

Pengelompokan manusia yang sejenis adalah salah satu upaya menjaga kondisi tetap stabil,,,namun…:

Kondisi yang stabil adalah sebuah angan-angan yang tidak akan pernah terwujud.

Manusia dan seluruh hal yang ada di dunia selalu berkembang (menyusut/memuai/mati/hidup, dll).

Dan perlu dicermati, “Adakah manusia yang benar-benar “sejenis”?” Tidak.

Sekalipun memiliki beberapa kesamaan, manusia yang satu selalu berbeda dengan manusia yang lainnya.

Page 7: Menuntun langkah dengan kerja keras

Sama halnya dengan status dan atribut yang melekat pada satu manusia dengan manusia yang lain, tidak ada yang sejenis.

Orang yang pandai berkelompok dengan orang yang pandai, yang kaya berkelompok dengan yang kaya, yang miskin dengan yang miskin, dsb.

Sehebat itukah atribut manusia?

Pandai, miskin, kaya, apa sebenarnya itu? Adakah kesemuaannya adalah hal yang penting??

Page 8: Menuntun langkah dengan kerja keras

Manusia yang “UTUH” selalu menyadari arti penting kehadiran sosok yang lainnya.

Hal ini dikarenakan ia menyadari akan keterbatasan yang ia miliki, dan ia tidak akan mampu mengembangkan potensi diri yang dimilikinya tanpa kehadiran sosok yang lain.

Keragaman digunakan untuk saling melengkapi dan mengisi.

Penolakan atau penyangkalan atas keberadaan sosok yang lain hanya dapat menghambat proses menjadi manusia yang “UTUH”.

Page 9: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mengapa Hidup Berat?

Page 10: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mengapa perlu belajar lebih giat, bila hanya dengan mengikuti

pelajaran atau kuliah bisa menjadi murid terpandai di sekolah???

Page 11: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mengapa perlu bekerja lebih keras, bila hanya dengan kerja biasa telah menjadi pekerja yang superior di kantor???

Page 12: Menuntun langkah dengan kerja keras

Pertanyaan di atas hanya milik mereka yang tidak menyadari hidup memang

berat.

Page 13: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mengapa Berat?

Hidup berat karena sejak manusia hidup, ia disertai berbagai keterbatasan dan potensi yang sangat beragam untuk dikembangkan.

Fungsi utama dari hidup adalah mengembangkan semua potensi yang ada, dengan mensiasati keterbatasan yang menyertainya

Page 14: Menuntun langkah dengan kerja keras

Lalu...???

Page 15: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mengapa terdapat ketidak Keadilan?

Page 16: Menuntun langkah dengan kerja keras

Si A dengan segala fasilitasnya, mungkin dapat menjadi pembalap professional, hanya bila ia bekerja keras melatih potensinya.

Sebaliknya ia juga dapat menjadi seorang manusia yang hanya mampu menghabiskan simpanan orang tuanya, dan menjadi seorang psikopat karena kehabisan harta bendanya bila dalam hidupnya hanya bersantai tanpa kerja keras

Page 17: Menuntun langkah dengan kerja keras

Si B dengan segala keterbatasannya, mungkin dapat menjadi tokoh politik terkemuka yang akan memimpin daerahnya, hanya bila ia bekerja keras tentunya. Dan seandainya ia meninggal di saat ia sedang bekerja keras, ia akan meninggal dengan puas dan tanpa penyesalan, karena ia telah mengusahakan semua yang terbaik dalam hidupnya.

Sebaliknya, ia juga dapat menjadi seorang manusia yang hanya mampu mengeluh dan menggerutu di saat ajalnya, bila ia menyerah dengan keadaan dan enggan bekerja keras.

Page 18: Menuntun langkah dengan kerja keras

Lalu benarkah hidup itu tidak

adil??????

Page 19: Menuntun langkah dengan kerja keras

Semua Bergantung pada Kerja Keras!

Page 20: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mari Menatap Dunia yang Baru!!!

Page 21: Menuntun langkah dengan kerja keras

Apakah Terlambat?Terlalu tua; Mempunyai banyak beban; Waktu Tidak Mencukupi; dan seribu alasan lainnya

TIDAK!!!!!!

Manusia selalu dapat merubah kondisi hidupnya bila ia sungguh-sungguh menginginkan untuk berubah.

Page 22: Menuntun langkah dengan kerja keras

Rubah semua anggapan bahwa waktu adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan tidak akan dapat diulang kembali;

Waktu adalah sebuah alat permainan (layaknya raket, sepatu, dan sebagainya) yang dapat rusak dan diperbaiki atau diperbarui.

Page 23: Menuntun langkah dengan kerja keras

Mulailah Menatap Dunia yang Baru!!!

Page 24: Menuntun langkah dengan kerja keras

Bukan karena Kemampuan Belajar yang Tinggi

Melainkan lebih pada seberapa keras ia bekerja dan berusaha.

Page 25: Menuntun langkah dengan kerja keras

Manusia Hidup Tanpa Penyesalan Setelah Memaksa

Keluar Semua Potensi Diri

Menjadi “Sesuatu”

Page 26: Menuntun langkah dengan kerja keras

Catatan Penulis

Seorang pemuda yang energik; inspiratif; bebas; dan luar biasa kacau.

Ikuti jejak dan langkahnya:http://nescerita.wordpress.comhttp://www.twitter.com/nesceritahttp://www.facebook.com/nescerita