per masala han

2
PERMASALAHAN Eksistensi NKRI yang sangat luas secara geografis merupakan NegaraKepulauan terbesar di dunia, memerlukan sarana pertahanan (Ranahan) yangdisamping cukup jumlah atau kuantitasnya juga harus memadai secara kualitas. Kitaketahui bersama bahwa saat ini Ranahan yang dimiliki TNI di ketiga Angkatan jumlahnya sangat terbatas, berasal dari berbagai negara dan usianya rata-rata sudahtua. Di satu sisi pada program Pembangunan Nasional, pembangunan Pertahananbukan merupakan prioritas utama, di sisi lain juga adanya keterbatasan anggaran yangdialokasikan ke Departemen Pertahanan. Untuk memecahkan permasalahan iniKemandirian Sarana Pertahanan yang sudah jadi tekad Pemerintah perlu diwujudkansecara nyata. Masalah terbesar saat ini yang masih dihadapi TNI sebagai kekuatan utamakemampuan pertahanan adalah jumlah peralatan pertahanan terutama alat utamasistem persenjataan (alutsista) yang sangat terbatas dan kondisi peralatan pertahananyang secara rata-rata tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi. Alutsista TNIAD masih jauh dari kondisi ketercukupan. Saat ini kemampuan pertahanan TNI ADantara lain bertumpu pada kendaraan tempur (Ranpur) berbagai jenis dengan kondisisiap hanya sekitar 60 persen dan pesawat terbang dengan kondisi siap hanya sekitar50 persen. Kebutuhan alat komunikasi yang merupakan pendukung utamakemampuan pertahanan TNI AD juga belum dapat terpenuhi dan masihmempergunakan teknologi yang rawan penyadapan. Untuk mewujudkan kemandirian sarana pertahanan seperti tersebut di atas,perlu peran serta berbagai pihak dan diperlukan waktu dan pentahapan yang jelas danrinci. Berbagai pihak disini dimaksudkan adalah Bappenas, Departemen Keuanganyang membidangi Perencanaan dan penyediaan anggaran. Departemen Pertahananyang menjembatani kepentingan TNI, Departemen Perindustrian yang merupakanpembina teknis seluruh Industri dan terutama Industri- industri yang mampu atauberpotensi memproduksi Ranahan/Alutsista

Upload: gino-yunanda

Post on 13-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dfffffffffffffffffffffffffffffddddddddddddddddddbbbbbbbbbbbbbbbbbbbxcccccccccccccccccccxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxfffffffffffffffffffazzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzg

TRANSCRIPT

Page 1: Per Masala Han

PERMASALAHAN

Eksistensi NKRI yang sangat luas secara geografis merupakan NegaraKepulauan terbesar di dunia, memerlukan sarana pertahanan (Ranahan) yangdisamping cukup jumlah atau kuantitasnya juga harus memadai secara kualitas. Kitaketahui bersama bahwa saat ini Ranahan yang dimiliki TNI di ketiga Angkatan jumlahnya sangat terbatas, berasal dari berbagai negara dan usianya rata-rata sudahtua. Di satu sisi pada program Pembangunan Nasional, pembangunan Pertahananbukan merupakan prioritas utama, di sisi lain juga adanya keterbatasan anggaran yangdialokasikan ke Departemen Pertahanan. Untuk memecahkan permasalahan iniKemandirian Sarana Pertahanan yang sudah jadi tekad Pemerintah perlu diwujudkansecara nyata.

Masalah terbesar saat ini yang masih dihadapi TNI sebagai kekuatan utamakemampuan pertahanan adalah jumlah peralatan pertahanan terutama alat utamasistem persenjataan (alutsista) yang sangat terbatas dan kondisi peralatan pertahananyang secara rata-rata tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi. Alutsista TNIAD masih jauh dari kondisi ketercukupan. Saat ini kemampuan pertahanan TNI ADantara lain bertumpu pada kendaraan tempur (Ranpur) berbagai jenis dengan kondisisiap hanya sekitar 60 persen dan pesawat terbang dengan kondisi siap hanya sekitar50 persen. Kebutuhan alat komunikasi yang merupakan pendukung utamakemampuan pertahanan TNI AD juga belum dapat terpenuhi dan masihmempergunakan teknologi yang rawan penyadapan.

Untuk mewujudkan kemandirian sarana pertahanan seperti tersebut di atas,perlu peran serta berbagai pihak dan diperlukan waktu dan pentahapan yang jelas danrinci. Berbagai pihak disini dimaksudkan adalah Bappenas, Departemen Keuanganyang membidangi Perencanaan dan penyediaan anggaran. Departemen Pertahananyang menjembatani kepentingan TNI, Departemen Perindustrian yang merupakanpembina teknis seluruh Industri dan terutama Industri-industri yang mampu atauberpotensi memproduksi Ranahan/Alutsista yang selanjutnya disebut Indhan (industri pertahanan ) melalui kerja sama dengan Teknik mesin dalam hal penelitian.

Tidak dapat dipungkiri, ketahanan militer akan semakin baik seiring dengansemakin canggihnya sistem dan persenjataannya. Disinilah peran di bidang teknik mesin dibutuhkan, terutama mahasiswa teknik mesin. Seorang ahli teknik mesin(engineer) yang handal dalam pengembangan dan perawatan sistem pertahanannegara akan sangat dibutuhkan demi

Page 2: Per Masala Han

ketahanan militer yang baik. Diharapkan dapatberpartisipasi dalam menciptakan dan mengembangkan alat utama system senjataagar dapat membantu kinerja TNI menjadi lebih baik.

Di samping itu dibutuhkan kerja sama yang lebih baik lagi antara teknik mesindengan industri pertahanan. Tanpa adanya kerja sama yang baik maka penelitian yangdilakukan hanya sia-sia. Sesuai arti Pembinaan Industri pertahanan maka arahnya adalah agar dapat menghasilkan Alat utama system senjata dari hasil penelitianbidang teknik mesin yang dapat memenuhi kebutuhan pertahanan. Dalampengelolaan dan pemberdayaan secara terpadu, pihak-pihak yang terkait dalamPembinaan Indhan adalah Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi bidang teknik mesin,Dephan/TNI serta dukungan komitmen Pemerintah dalam penggunaannya.